BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit hipertensi di negara-negara industri merupakan salah satu masalah kesehatan utama, di Indonesia hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer karena angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkanya.hipertensi. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang. Hipertensi primer meliputi kurang lebih 90% dari seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Penyakit hipertensi di negara-negara industri merupakan salah satu
masalah kesehatan utama, di Indonesia hipertensi juga merupakan masalah
kesehatan yang perlu diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan
kesehatan primer karena angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka
panjang yang ditimbulkanya.hipertensi. Hipertensi merupakan peningkatan
tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ,
seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah
jantung dan otot jantung.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu
hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder
yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Di Indonesia banyaknya
penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang. Hipertensi primer meliputi
kurang lebih 90% dari seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya disebabkan
oleh hipertensi sekunder. Sekitar 50% dari golongan hipertensi sekunder dapat
diketahui penyebabnya dan dari golongan ini hanya beberapa persen yang dapat
diperbaiki kelainannya. Sekitar 50% dari golongan hipertensi primer tidak
menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga cenderung untuk menjadi
hipertansi berat karena ketidaktahuan akan faktor resiko dari hipertensi.
Prevalensi hipertensi terkontrol hanya 4% padahal biaya pengobatan
hipertensi yang tidak terkontrol jauh lebih besar daripada biaya yang dibutuhkan
untuk pencegahannya, karena itu selain memberikan terapi farmakologis dokter
juga mempunyai kewajiban untuk mengedukasi pasien untuk berubah prilaku,
pola makan dan gaya hidup sehat untuk mrnunjang pengobatannya.
1
Praktek dokter keluarga ialah praktek kedokteran dalam pelayanan primer
atau kontak pertama yang dijalankan secara paripurna atau komprehensif.
Pelayanan yang diberikan harus meliputi pelayanan promosi kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif).
B. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS WIROBRAJAN
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional,
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas
pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
Sesuai keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/MENKES/II/2004, puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak
pengembangan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, serta
pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat wilayah kerjanya.
Puskesmas Wirobrajan merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan dan memiliki satu puskesmas pembantu
yaitu puskesmas Tegalmulyo.
Puskesmas Wirobrajan terletak di kota Yogyakarta dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Kecamatan Tegalrejo
Sebelah timur : Kecamatan Ngampilan dan Mantrijeron
Sebelah selatan : Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul
Sebelah Barat : Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul
2
Luas wilayah Kecamatan Wirobrajan adalah 1,78 km2dengan pembagian
kelurahan menjadi 3 kelurahan terdiri dari :
1. Kelurahan Pakuncen : 56 RT, 12 RW
2. Kelurahan Wirobrajan : 58 RT, 12 RW
3. Kelurahan Patangpuluhan : 51 RT, 10 RW
Jumlah penduduk kecamatan Wirobrajan 30.519 jiwa dengan perincian
penduduk laki-laki sebanyak 15.179 jiwa dan penduduk wanita 15.333 jiwa.
Sasaran kesehatan wilayah kerja puskesmas Wirobrajan (mengacu pada indikator
Indonesia sehat 2010 dan SPM) diantaranya yitu :
1. Derajat kesehatan
2. Keadaan lingkungan
3. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
4. Pelayanan kesehatan
5. Perbaikan gizi masyarakat
Puskesmas Wirobrajan dilengkapi dengan UGD (Unit Gawat Darurat)
dan ambulans yang setiap saat dapat digunakan pada jam kerja. Puskesmas
Wirobrajan belum melayani pasien rawat inap. Kegiatan pelayanan secara umum
meliputi: Balai pengobatan umum (BPU), Balai pengobatan gigi (BPG),
BKIA/KB (Balai Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga Berencana), Unit farmasi,
Unit puskesmas keliling, UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Konseling gizi,
Kesehatan lingkungan, Promosi kesehatan, Poli lansia dan konseling berhenti
merokok. Pelayanan khusus kepada balita dan usila dilaksanakan pada kegiatan
luar gedung yaitu kegiatan posyandu.
3
Pelayanan dokter keluarga yang melibatkan dokter keluarga sebagai
penapis (gate keeper) di tingkat pelayanan primer, dokter spesialis di tingkat
pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan dan sistem jaminan pemeliharaan
kesehatan yang bekerja secara bersama-sama, menempatkan dokter keluarga
pada posisi yang sangat strategis dalam pembangunan kesehatan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pelayanan kedokteran keluarga adalah
memberikan pelayanan kesehatan bagi individu dan keluarga serta masyarakat
yang bermutu namun terkendali biayanya, yang tercermin dalam tata laksana
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter keluarga.
REKAPITULASI 10 BESAR PENYAKIT PADA KUNJUNGAN PASIEN
PUSKESMAS TAHUN 2009
No Kode Diagnosis Jumlah Kunjungan
1 J06 Infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas
6707
2 110 Hipertensi primer 20233 K04 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 19234 R51 Nyeri kepala 16665 E11 Diabetes mellitus Tipe II 16046 L30 Dermatitis lainnya 11447 R50 Demam yang tidak diketahui sebabnya 12598 Commn cold 10719 K29 Gastritis 50310 115 Hipertensi sekunder 935(Sumber Puskesmas Wirobrajan)
4
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Laporan ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat ujian Kepaniteraan
Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
2. Tujuan Khusus
Sebagai sarana pembelajaran dan penerapan prinsip-prinsip pelayanan
kedokteran keluarga dalam mengatasi masalah penyakit dalam keluarga
dan faktor masalah dalam keluarga serta fungsi keluarga.
D. Manfaat
1. Manfaat bagi Puskesmas
Sebagai sarana bagi perencanaan peningkatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dan mengoptimalkan peranan Puskesmas.
2. Manfaat bagi Penulis
Sebagai sarana pembelajaran dan pengalaman dalam upaya peningkatan
pelayanan kesehatan dengan menerapkan ilmu-ilmu kedokteran keluarga.
3. Manfaat bagi Pembaca
Sebagai sarana ilmu pengetahuan dan pembelajaran serta informasi
tentang pelayanan kesehatan masyarakat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HIPERTENSI
A. Definisi
Menurut Joint National Committee 7 (2003), hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 90
mmHg atau lebih, sedangkan menurut WHO tahun 1999, hipertensi adalah
tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mm Hg sistolik dan atau sama atau
melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak menggunakan anti
hipertensi.
B. Etiologi
Menurut Yogiantoro et al (2006), berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat
dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Disebabkan oleh berbagai faktor
seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-
angiotensin, dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti obesitas,
alkohol, merokok serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder. Adalah hipertensi yang penyebabnya diketahui.
Penyebabnya banyak disebabkan oleh penyakit ginjal, penggunaan estrogen,
hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, sindrom Cushing,
feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan dan lain-lain.
6
C. Epidemiologi
Distribusi epidemiologi penyakit hipertensi terdiri dari :
1. Person (orang)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit hipertensi dilihat
dari segi orang :
a. Umur Penyakit hipertensi pada kelompok umur paling dominant
berumur (31-55tahun). Hal ini dikarenakan seiring bertambahnya usia, tekanan
darah cenderung meningkat. Yang mana penyakit hipertensi umumnya
berkembang pada saat umur seseorang mencapau paruh baya yakni cenderung
meningkat khususnya yang berusia lebih dari 40 tahun bahkan pada usia lebih
dari 60 tahun keatas.
b. Jenis kelamin Penyakit hipertensi cenderung lebih tinggi pada jenis
kelamin perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan pada
perempuan meningkat seiring dengan bertambahnya usia yang mana pada
perempuan masa premenopause cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi
daripada laki-laki penyebabnya sebelum menopause, wanita relatife terlindungi
dari penyakit kardiovaskuler oleh hormone estrogen yang dimana kadar estrogen
menurun setelah menopause.
c. Status gizi Keadaan Zat gizi seperti karbohidrat, protein dan lemak
Kekurangan atau kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan
kelainan atau penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan
yang seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
masing-masing individu agar tercapai kondisi kesehatan yang prima.Dimana ini
merupakan faktor penting sebagai zat pembangun atau protein ini penting untuk
pertumbuhan dan mengganti sel-sel rusak yang didapatkan dari bahan makanan
hewani atau tumbuh-tumbuhan (nabati).Sehingga ini sebagai penunjang untuk
7
membantu menyiapkan makanan khusus serta mengingatkan kepada penderita,
makanan yang harus dihindari/dibatasi.
d. Faktor psikokultural Penyakit Hipertensi ada banyak hubungan
antara psiko-kultural, tetapi belum dapat diambil kesimpulan.Namun pada
dasarnya dapat berpengaruh apabaila terjadi stres, psikososial akut menaikkan
tekanan darah secara tiba-tiba yang mana ini merupakan penyebab utama
terjadinya penyakit hipertensi dan merupakan masalah kesehatan yang layak
untuk perlu diperhatikan.
2. Place (tempat)
Tempat yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kasus
hipertensi adalah merupakan wilayah yang berdominan dipesisir dari pada
dipegunungan. Yang dimana penduduk yang berdomisil didaerah pesisir
lebih rentan terhadap penyakit hipertensi karena tingkat mengkonsumsi
garam lebih tinggi atau berlebihan dibanding daerah pegunungan yang
kemungkinan lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
3. Determinan
Determinan atau faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit
Hipertensi adalah :
a). Faktor herediter didapat pada keluarga yang umumnya hidup dalam
lingkungan dan kebiasaan makan yang sama.
b) Konsumsi garam : telah jelas ada hubungan, tetapi data pe-nelitian pada
daerah-daerah dimana konsumsi garam tinggi tidak selalu mempunyai prevalensi
tinggi
c) Obesitas : telah diketahui adanya korelasi timbal balik antara obesitas dan
hipertensi
8
D. Klasifikasi dan Manifestasi klinis
Klasifikasi pengukuran tekanan darah berdasarkan kriteria Joint National
Comitte (JNC) 7 tahun 2003 adalah sebagai berikut:
Klasifikasi Tekanan Darah
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 dan <80Prehipertensi 120-139 atau 80-89Hipertensi Stadium I 140-159 atau 90-99Hipertensi Stadium II ≥160 atau ≥ 100
Manifestasi klinis hipertensi : Peninggian tekanan darah kadang-kadang
merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian, gejala baru muncul setelah terjadi
komplikasi pada mata, ginjal, otak atau jantung. Gejala lain yang sering
ditimbulkan adalah sakit kepala, epistaksis, sering marah, telinga mendengung,
rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing.
E. Faktor Resiko
Faktor risiko hipertensi, beberapa di antaranya dapat dikendalikan atau
dikontrol dan tidak dapat dikontrol diantaranya :
1. Faktor risiko yang dapat dikendalikan atau dikontrol yaitu obesitas,
kurang olahraga, merokok, menderita diabetes mellitus, menkonsumsi garam
- Program aktifitas fisik, contohnya jalan-jalan santai minimal 10 menit 3 kali
dalam seminggu
2. Farmakologis
Amlodipin 5 mg 1x 1 tab
HCT ½-0-0
B1 2 x 1 tab
25
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis Kasus
Diagnosis kerja pada pasien ini adalah Hipertensi primer grade II tidak
terkontrol. Diagnosis ini diperoleh berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Dari anamnesis didapatkan keluhan pasien yaitu: kepala pusing, tengkuk pegal..
Dari pemeriksaan fisik saat di puskesmas didapatkan tekanan darah pasien
mencapai 200/100 mmHg sementara saat kunjungan rumah tekanan darah sudah
menurun dan keluhan yang dirasakan sudah berkurang.
B. Hasil Kunjungan Rumah
a. Kondisi pasien
Saat kunjungan rumah pertama, keluhan yang dirasakan pasien sudah
berkurang dan dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan
b. Pekerjaan
Pasien berumur 70 tahun dan bekeraja sebagai ibu rumah tangga. Kegiatan
pasien sehari-hari adalah mengurus cucu, memasak dan beerkebun.
c. Lokasi
Rumah terletak Jl. Sugeng Jeroni no.72 RT 33 RW 06 Kelurahan
Patangpuluhan Kecamatan Wirobrajan Yogyakarta, dengan kepadatan
penduduk padat,tidak terdapat pekarangan yang membatasi rumah pasien
dengan tetangga, dekat dengan sumber pencemaran polusi udara karena
terletak di tepi jalan protocol, rumah tersebut milik pasien.
26
d. Kondisi rumah
Dibangun kokoh dan tidak bertingkat. Lantai rumah terbuat dari ubin dan
sebagian semen, dinding rumah terbuat dari tembok dan atap rumah terbuat
dari genteng dengan luas bangunan ± 50 m2. Kebersihan di dalam rumah
terkesan cukup bersih dan rapi.
Kepemilikan barang di rumah adalah 1 sepeda motor, 2 meja dan kursi tamu
sederhana, 1 buah sofa, 1 rak televisi, 3 kasur, 1 set meja makan sederhana,
dan peralatan dapur. Alat elektronik yang ada di rumah adalah sebuah kipas
angin listrik, sebuah televisi berwarna ukuran 21 inchi, sebuah setrika, sebuah
rice cooker.
e. Pembagian ruangan
Rumah terdiri dari beberapa ruangan, yaitu 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1
kamar mandi, 1 dapur dan 1 gudang.
Ventilasi
RuangUkuran Ukuran
RuanganPerbandin
ganKet.
Jendela VentilasiRuang tamu I 2x1 m 0,5x0,1m 4x3 m >25%Kamar I - - 2x2 m <25%Kamar II 1x1,5 m - 2x2 m <25%Dapur - 0,1x1 m 2x2 m <25%Kamar mandi - 0,1x2 m 2x3 m <25% WC (+)
jongkok
f. Pencahayaan
Pencahayaan dirasakan cukup, sinar matahari dapat masuk rumah. Penerangan
dirasa cukup karena untuk membaca tulisan tidak membutuhkan cahaya lampu
27
listrik pada siang hari. Daya listrik yang dipakai pada rumah adalah 900 watt,
cukup untuk keperluan sehari-hari.
g. Sanitasi Dasar
1. Sumber air bersih
Sumber air yang digunakan untuk minum, mandi dan mencuci berasal dari
sumur pompa. Jarak antara sumur dan septic tank sekitar 7 m.
2. Jamban keluarga
Pasien memiliki jamban keluarga dirumahnya (WC jongkok). Kondisi
jamban mudah dibersihkan, lokasinya menjadi satu dengan rumah, terkesan
kurang bersih dan tidak berlumut.
3. Saluran pembuangan air limbah (SPAL)
Limbah rumah tangga semua disalurkan ke selokan dekat rumah.
4. Tempat sampah
Sampah dikumpulkan dikeranjang sampah, bila sudah penuh akan dibuang
di bak sampah yang lebih besar yang terletak di dekat gang masuk, dan
akan diambil petugas sampah setiap harinya, pembayaran ditanggung
bersama dengan warga sekitar
h. Halaman
28
Tidak punya. Untuk menjemur pakaian biasanya pasien menjemur di muka
rumah atau tepi gang di depan rumah pasien.
i. Kandang
Tidak mempunyai kandang
C. Identifikasi Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis dan reproduksi
Pasien merupakan anak pertama dari pasangan suami – istri yang telah
menikah selama 3 tahun. Pasien belum memasuki usia reproduksi. Ibu pasien
belum mengikuti KB.
2. Fungsi afektif
Pasien hidup dengan ibu, ayah, nenek dan paman pasien. Tidak ada konflik
antar keluarga. Pasien sering bermain bersama seluruh anggota keluarganya.
Permasalahan antar keluarga dapat diselesaikan dengan cara musyawarah.
3. Fungsi sosial
Keluarga pasien sering menyapa tetangga dan sering bekerjasama dengan
mereka. Pasien akrab dengan seluruh anggota keluarganya dan beberapa
tetangganya. Pasien sering diasuh neneknya saat ayahnya pergi bekerja dan
ibunya membeli barang – barang dagangan di pasar.
4. Fungsi ekonomi
Pemenuhan kebutuhan keluaraga bergantung pada ayah yang bekerja sebagai
pedagang baju di kaki lima kawasan Malioboro. Ayah pasien juga bekerja
sampingan sebagai sopir sebuah rental mobil di dekat rumah, jika dibutuhkan.
5. Fungsi religius
Semua anggota keluarga menjalankan ibadahnya dengan baik.
29
6. Fungsi pendidikan
Pasien belum pernah mendapat pendidikan formal. Di rumah pasien sering
mendapat bimbingan dan pengetahuan dari anggota keluarganya.
Fungsi keluarga tidak terganggu.
D. Pola Makan Keluarga
Frekuensi makan rata-rata tiap harinya sebanyak 2-3 kali, Menu
makanan terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur, buah dan susu walaupun setiap hari
tidak selalu lengkap tergantung selera makan pasien dan suasana hati pasien.
Pasien suka minum susu di dalam botol. Satu kardus susu 400 gr sering
dihabiskan dalam waktu 2 hari.
Di keluarga nenek pasien menderita Diabetes Mellitus. Untuk pola
makan nenek pasien diatur oleh ibu pasien dengan memberikan porsi yang lebih
kecil dari porsi anggota keluarga yang lain dan mengurangi konsumsi gula.
E. Perilaku Kesehatan Keluarga
Bila ada anggota keluarga yang sakit yang pertama kali dilakukan adalah
langsung dibawa berobat ke dokter/Puskesmas. Penimbangan berat badan pasien
rutin dilakukan di posyandu. Untuk kepentingan pengobatan pasien menggunakan
kartu Jamkesta. Pasien tidak mendapatkan ASI eksklusif. Pasien sudah
mendapatkan Lima Imunisasi dasar Lengkap sesuai jadwal.Ayah pasien
mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah.
F. Perangkat Penilaian Keluarga
1. DAFTAR ANGGOTA KELUARGA YANG TINGGAL DALAM SATU
RUMAH
Anggota keluarga yang berada di satu rumah yaitu:
Nama Kedudukan dalam L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan
30
keluarga (th)
T Kepala rumah
tangga (ayah pasien)
L 36 SLTA pedagang
A Ibu pasien P 31 SLTA Ibu rumah tangga
L pasien L 1,5 - -
D Nenek pasien P 55 SD -
A Paman pasien L 25 SLTA mahasiswa
2. GENOGRAM
Genogram keluarga An.L, tanggal 22 September 2010
Keterangan:
: laki-laki : laki-laki meninggal : tinggal serumah
: perempuan : Pasien BW : Breadwinner
(pencari nafkah)
31
N,33 S, 36
L, 1,5
S,55 S, 60T, 60 R, 60
A, 25
BW
DM
: perempuan meninggal DM: Diabetes Mellitus
3. NILAI APGAR KELUARGA
Kuisioner APGAR keluarga
PenilaianHampir
tidak pernah
KadangHampir selalu
Saya puas dengan keluarga saya karena masing-masing anggota keluarga sudah menjalankan kewajiban sesuai dengan seharusnya.
V
Saya puas dengan keluarga saya karena dapat membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang saya hadapi.
V
Saya puas dengan kebebasan yang diberikan keluarga saya untuk mengembangkan kemampuan yang saya miliki.
V
Saya puas dengan kehangatan / kasih saying yang diberikan keluarga saya.
V
Saya puas dengan waktu yang disediakan keluarga untuk menjalin kebersamaan
V
TOTAL 8
32
Skoring: hampir selalu: 2, kadang:1, hampir tidak pernah:0
Total skor: 8-10: fungsi keluarga sehat (high functional family)
4-7 : kurang sehat (moderate dissfunctional family)
0-3 : sakit (severe dissfunctional family)
Pasien masuk ke dalam kategori fungsi keluarga sehat
1. FAMILY SCREEM
Aspek Sumber Daya Patologi
Sosial Interaksi antar anggota keluarga yang baik
Kultural Keluarga pasien serta masyarakat sekitar memiliki budaya saling mengenali tetangga dan memiliki kultur tolong-menolong yang tinggi.
-
Religi Anggota keluarga menjalankan ibadahnya dengan baik.
-
Ekonomi Kebutuhan ekonomi dirasa cukup -
Pendidikan - Pengetahuan ayah tentang bahaya merokok di dalam rumah kurang
Kesehatan Kesadaran untuk berobat baik, akses ke puskesmas dekat. Pasien mempunyai jamkesta sehingga dapat dipergunakan untuk periksa ke puskesmas dan ke Rumah Sakit
-
33
Keluarga pasien memiliki kondisi patologi dalam hal pengetahuan tentang bahaya
merokok bagi kesehatan.
G. Identifikasi Pengetahuan, Sikap, Perilaku (PSP)
1. FUNGSI BIOLOGIS DAN REPRODUKSI
Pasien belum memasuki usia reproduksi. Orangtua pasien belum mengikuti
KB dan berencana untuk menambah anak.
2. PENCEGAHAN PENYAKIT
Pasien belum cukup usia untuk pergi ke puskesmas/RS sendiri. Ibu pasien
selalu membawa pasien ke puskesmas terdekat jika pasien terlihat tidak enak
badan. Penimbangan berat badan pasien rutin dilakukan di posyandu. Untuk
kepentingan pengobatan pasien menggunakan kartu Jamkesta. Pasien sudah
mendapatkan Lima Imunisasi dasar Lengkap sesuai jadwal.
3. GIZI KELUARGA
Frekuensi makan rata-rata tiap harinya sebanyak 2-3 kali, Menu makanan
terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur, buah dan susu walaupun setiap hari tidak
selalu lengkap tergantung selera makan pasien dan suasana hati pasien. Pasien
tidak mendapatkan ASI eksklusif. Pasien suka minum susu di dalam botol.
Satu kardus susu 400 gr sering dihabiskan dalam waktu 2 hari.
4. HIGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN
Keadaan rumah pasien terasa nyaman, rapi dan tidak kotor, pencahayaan
cukup. Udara yang masuk cukup dan ventilasinya cukup. Jarak antara rumah
pasien dengan tetangga sangat berdekatan, hal tersebut membuat pasien dan
tetangga menjadi sangat dekat dan berhubungan baik. Namun pasien tidak
memiliki halaman sendiri sehingga harus menjemur pakaian di tepi gang
depan rumahnya dan muka rumahnya. Sumur sumber air berada di dalam
rumah pasien dan berjarak <10 meter dari septic tank, semua limbah cair
34
dialirkan ke selokan Sanitasi lingkungan pada pasien ini bisa dikatakan cukup
baik.
H. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Tatanan Rumah Tangga.
No. Indikator Jawaban1 Seluruh anggota keluarga tidak merokok Tidak2 Persalinan tenaga kesehatan Ya3 ASI eksklusif Tidak4 Imunisasi Ya5 Balita ditimbang Ya6 Sarapan pagi Ya7 Makan buah dan sayur Ya8 Ada kartu kepesertaan asuransi kesehatan (JPKM) Ya9 Keluarga melakukan kebiasaan cuci tangan dengan air
bersih dan sabun, sebelum makan dan sesudah BABYa
10 Keluarga melakukan kebiasaan gosok gigi sebelum tidur Ya11 Olah raga min. 3x seminggu Tidak 12 Jamban keluarga Ya13 Air bersih dan bebas jentik Ya14 Tersedia tempat sampah di dalam/di luar rumah Ya15 SPAL Ya 16 Ventilasi Ya17 Kepadatan Ya
35
18 Seluruh lantai rumah di semen atau ubin atau kayu Ya
Klasifikasi:
Sehat I : dari 18 pertanyaan, jawaban ”Ya” antara 1-5 pertanyaan.
Sehat II : dari 18 pertanyaan, jawaban ”Ya” antara 6-10 pertanyaan.
Sehat III : dari 18 pertanyaan, jawaban ”Ya” antara 11-15 pertanyaan.
Sehat IV : dari 18 pertanyaan, jawaban ”Ya” antara 16-18 pertanyaan.
Berdasarkan jumlah nilai identifikasi PHBS pada pasien ini masuk dalam klasifikasi
Sehat III. Keluarga masih memiliki perilaku kurang sehat yaitu kebiasaan merokok,
tidak memberikan ASI eksklusif dan tidak melakukan olahraga secara rutin.
I. Pedoman Umum Gizi Seimbang
No Pedoman Umum Gizi Seimbang Ya Tidak1 Makanlah makanan yang fungsinya untuk memenuhi
kecukupan stok energy dalm tubuh√
2 Makanlah semua ragam aneka makanan (yang pasti halal dan mengandung hewani)
√
3 Makan sumber karbohidrat, contohnya beras, jagung,kentang, umbi-umbian, tebu, gandum dll, setengah dari kebutuhan energi
√
4 Batasi konsumsi lemak atau minyak yang berlebih √5 Gunakan garam yang beryodium √6 Makanlah makanan sumber zat besi, contohnya di
sayuran yang hijau dan buah-buahan.√
7 Berikan ASI saja sampai bayi umur 6 bulan √8 Biasakan untuk makan di pagi hari √9 Minumlah air putih yang bersih, aman, dan cukup
jumlahnya√
10 Olahraga secara teratur dan berjemurlah paling tidak 10 menit setiap hari
√
11 Say no to alcohol, rokok dan obat-obatan terlarang √12 Makanlah sesuai dengan kebutuhan dan pastikan
makanan tersebut aman dipencernaan√
36
13 Bacalah label pada kemasan makanan, pasikan komposisinya aman dan teliti kadaluarsanya.
√
Jumlah 7 6
Pasien baru melaksanakan PUGS sebesar 53,8 %.
Berdasarkan hasil analisis di atas, harus ada perbaikan tentang pola makan semua
ragam makanan, kebiasaan olahraga teratur, merokok, pengecekan tanggal
kadaluarsa makanan dan memastikan makanan aman untuk dicerna.
J. Pelaksanaan Program
Tanggal Kegiatan yang dilakukan
Hasil kegiatan Catatan untuk pembinaan berikutnya
22 September
2010
Anamnesis perjalanan penyakit
dan pemeriksaan fisik, kelengkapan data dan menilai kondisi rumah
Mengetahui proses perjalanan penyakit (RPD) dan mengetahui
kondisi lingkungan
rumah
Mengeksplorasi fungsi keluarga
24 September
2010
Anamnesis penyakit kembali, mengeksplorasi fungsi-fungsi