Page 1
UPAYA PENDEKATAN TERHADAP KELUARGA Ny. S
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA
HIPERTENSI
Disusun untuk memenuhi sebagian syarat kelulusan kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran
Keluarga di Puskemas Mijen Semarang
Disusun oleh:
Rani Dinarti
NIM : H2A008031
KEPANITERAAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2012
Page 2
HIPERTENSI
TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama kepala keluarga : Tn. D (54 tahun)
Alamat : Ds Wonolopo RT 01/ RW 06 Mijen, Semarang
Bentuk keluarga : nuclear family
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No. Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Keterangan
1. Tn. D Kepala
keluarga
L 54 th SD Buruh
bangunan
- -
2. Ny. S Istri P 54 th SD Pedagang pasien Hipertensi
3. Sdr. H Anak L 25 th SMK Cleaning
service
- -
4. Sdr. Sn Anak L 20 th SMK Belum
bekerja
- -
Kesimpulan tahap I :
Keluarga Tn. D merupakan keluarga nuclear family dimana didapatkan pasien Ny. S 54 tahun
tamat SD, seorang pedagang pecel, dengan penyakit hipertensi.
.
2
Page 3
TAHAP II. STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. S
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : pedagang pecel
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Desa Wonolopo RT 01/ RW 06 Mijen, Semarang
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 18 Oktober 2012
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Tengkuk terasa kencang
2. Riwayat Penyakit Sekarang
1 hari sebelum datang ke puskesmas pasien mengaku sulit tidur karena merasa leher dan
kepala terasa kencang dan tegang. Disertai dengan pegal-pegal diseluruh badan, serta
pasien mengeluh pandangan sedikit kabur. Menurut pasien gejala ini selalu dirasakan jika
pasien tidak minum obat. Pasien mengaku selama ±4 tahun ini sejak tahun 2008 sampai
sekarang rutin memeriksakan diri ke Puskesmas Mijen karena didiagnosis oleh dokter
menderita hipertensi (darah tinggi).
Saat datang ke puskesmas pasien mengeluh tengkuknya terasa kencang, dan sakit kepala.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa : (+)
Riwayat hipertensi : (+) sejak tahun 2008
Riwayat sakit gula : disangkal
3
Page 4
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi : (+) bapak,ibu, dan 3 adik pasien
Riwayat sakit gula : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olahraga teratur : disangkal
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang pedagang pecel dengan penghasilan yang tidak menentu ±Rp.
100.000,- / bln, tinggal bersama suami dan 2 anaknya. Suami bekerja sebagai buruh
bangunan dengan penghasilan sebesar ± Rp. 560.000,-/bln.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan 2-3 kali sehari dengan nasi, lauk pauk tahu tempe, terkadang telur, dan
daging ayam. Pasien jarang mengkonsumsi buah-buahan.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
Tekanan darah : 160/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit
Suhu : 36,5o C
Status Gizi
BB = 50 kg
TB = 155 cm
4
Page 5
IMT = 22,22 kg/m2
2. Mata : dalam batas normal
3. Leher : dalam batas normal
4. Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus cordis tidak teraba dantidak kuat angkat
Perkusi : Batas atas : SIC II linea parasternal kiri
Batas kanan bawah : SIC V linea sternalis kanan
Batas kiri bawah : SIC V 1-2 cm linea midclavikula kiri
Pinggang jantung : SIC III linea parasternal kiri
Kesan : konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : Regular, Suara jantung murni : BJ Mitral 1 > BJ Mitral 2
BJ Aorta 1 < BJ Aorta 2
BJ Pulmonal 1 < BJ Pulmonal 2
BJ Trikuspidal 1 > BJ Tricuspidal 2
Suara jantung tambahan : bising (-), Gallop (-)
5. Pulmo : dalam batas normal
Dextra Sinistra
Depan
Inspeksi:
- Bentuk dada- Hemitorak statis dinamisPalpasi :
- Stem fremitus- Nyeri tekan
Dbn
Simetris
Dex=sin
Dbn
Simetris
Dex=sin
5
Page 6
Perkusi :
Auskultasi :
- Suara dasar- Suara tambahan :
WheezingRBHStridor
(-)
Sonor seluruh lapang paru
Vesikuler
(-)
(-)
(-)
(-)
Sonor seluruh lapang paru
Vesikuler
(-)
(-)
(-)
Belakang
Inspeksi:
- Bentuk dada- Hemitorak statis dinamisPalpasi :
- Stem fremitus- Nyeri tekanPerkusi :
Auskultasi :
- Suara dasar- Suara tambahan :
WheezingRBHStridor
Dbn
Simetris
Dex=sin
(-)
Sonor seluruh lapang paru
Vesikuler
(-)
(-)
(-)
Dbn
Simetris
Dex=sin
(-)
Sonor seluruh lapang paru
Vesikuler
(-)
(-)
(-)
6
Page 7
6. Abdomen
Inspeksi : dalam batas normal
Auskultasi : peristaltic (+) normal
Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen, pekak sisi (+), pekak alih (-)
Palpasi : supel, teraba massa (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
7. Ekstremitas : dalam batas normal
8. Status neurologis : dalam batas normal
D. RESUME
1 hari sebelum datang ke puskesmas pasien mengaku sulit tidur karena merasa leher dan
kepala terasa kencang dan tegang. Disertai dengan pegal-pegal diseluruh badan, serta pasien
mengeluh pandangan sedikit kabur. Menurut pasien gejala ini selalu dirasakan jika pasien
tidak minum obat. Pasien mengaku selama ±4 tahun ini sejak tahun 2008 sampai sekarang
rutin memeriksakan diri ke Puskesmas Mijen karena didiagnosis oleh dokter menderita
hipertensi (darah tinggi).
Saat datang ke puskesmas pasien mengeluh tengkuknya terasa kencang, dan sakit kepala.
Riwayat penyakit hipertensi keluarga (+) yaitu bapak dan ibu pasien serta 3 adik pasien.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien; baik, compos mentis, tekanan
darah 160/80 mmHg, nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,5o C,IMT 22,22 kg/m2. Status
internus dan status neurologis dalam batas normal.
PATIENT CENTERED DIAGNOSIS
1. Diagnosis Holistik
Ny. S 54 tahun, nuclear family, hipertensi. Hubungan keluarga kurang harmonis dan
hubungan dengan masyarakat sekitar terjalin baik. Status ekonomi kurang.
2. Diagnosis Biologis
Hipertensi.
3. Diagnosis Psikologis
Pasien tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya. Tetapi pasien mengalami
beban pikiran mengenai keluarga, dan ekonomi. Pasien merasa khawatir terhadap anak
7
Page 8
pertamanya yang belum menikah dan anak keduanya yang belum bekerja, dan sering
tidak patuh terhadap orang tua. Pasien juga mengkhawatirkan masalah perekonomian
keluarga. Hubungan pasien dengan anggota keluarga lain baik.
4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya
Pasien merupakan anggota masyarakat biasa, cukup berperan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan, hubungan dengan masyarakat baik, status ekonomi kurang.
PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
Edukasi kepada pasien untuk menjaga pola makan.
Mengurangi konsumsi garam, dimana pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan,
maksimal 2 gram garam dapur setiap hari.
Menghindari kegemukan (obesitas), batasan kegemukan yaitu apabila berat badan
lebih dari 10 % dari berat badan normal dengan kriteria berat badan ideal: (Tinggi
Badan - 100) - 10% (Tinggi Badan - 100).
Membatasi komsumsi lemak karena diketahui bahwa kadar kolesterol normal dalam
darah dibatasi maksimal 200 mg – 250 mg per cc serum darah.
Mengkonsumsi buah yang banyak mengandung mineral kalium dapat membantu
turunnya tekanan darah. Misalnya pisang.
Olahraga teratur yaitu latihan menggerakkan seluruh sendi dan otot tubuh , contohnya
gerak jalan, berenang, naik sepeda.
Latihan relaksasi atau meditasi, relaksasi dan meditasi mempunyai fungsi untuk
mengurangi stress atau ketegangan jiwa.
Berusaha membina hidup yang positif, mengeluarkan isi hati dan memecahkan
masalah, membuat jadwal kerja, menyediakan waktu istirahat atau waktu untuk
kegiatan santai, menyelesaikan tugas pada satu saat saja, biarkan orang lain
menyelesaikan bagiannya, sekali-kali mengalah, belajar bedamai, cobalah menolong
orang lain dan menghilangkan perasaan iri dan dengki.
2. Medikamentosa
8
Page 9
- Captopril 2x1
- Vit B1 2x1
- Vit B6 2x1
- Kontrol ke puskesmas secara teratur.
FOLLOW UP
Tanggal 20 Oktober 2012
o Subyektif : kencang di leher berkurang
o Obyektif
Tanda Vital : T = 150/80 mmHg, HR = 80 x/menit, RR = 20 x/menit, t = 36,7°C
o Assesment : Hipertensi
o Planning : Terapi medikamentosa hipertensi : captopril 25 mg 2x1
Vit B1 dan B6 2x1
FLOW SHEET
Nama : Ny. S (54 tahun)
Diagnosis : Hipertensi
Tabel 2. Flowsheet penderita
Tanggal Tanda Vital Keluhan Rencana Terapi Target
20/10/12 Tensi : 150/80
mmHg
Nadi :
80x/menit
RR :
20x/menit
Suhu : 36,7°C
Leher masih
terasa
kencang
ketika
malam hari,
tetapi
berkurang
Medikamentosa :
- Captopril 2x1
- Vit B1 dan B6 2x1
Non medikamentosa :
Edukasi kepada pasien
untuk menjaga pola
makan.
Menstabilkan
tekanan darah.
9
Page 10
dibanding
sebelumnya
Mengurangi konsumsi garam,
dimana pembatasan
konsumsi garam sangat
dianjurkan, maksimal 2
gram garam dapur setiap
hari.
Menghindari kegemukan
(obesitas), batasan
kegemukan yaitu apabila
berat badan lebih dari 10 %
dari berat badan normal
dengan kriteria berat badan
ideal: (Tinggi Badan - 100)
- 10% (Tinggi Badan -
100).
Membatasi komsumsi lemak
karena diketahui bahwa
kadar kolesterol normal
dalam darah dibatasi
maksimal 200 mg – 250
mg per cc serum darah.
Mengkonsumsi buah yang
banyak mengandung
mineral kalium dapat
membantu turunnya
tekanan darah. Misalnya
pisang.
Olahraga teratur yaitu latihan
menggerakkan seluruh
sendi dan otot tubuh ,
10
Page 11
contohnya gerak jalan,
berenang, naik sepeda.
Latihan relaksasi atau
meditasi, relaksasi dan
meditasi mempunyai fungsi
untuk mengurangi stress
atau ketegangan jiwa.
- Berusaha membina hidup
yang positif,
mengeluarkan isi hati dan
memecahkan masalah,
membuat jadwal kerja,
menyediakan waktu
istirahat atau waktu untuk
kegiatan santai,
menyelesaikan tugas pada
satu saat saja, biarkan
orang lain menyelesaikan
bagiannya, sekali-kali
mengalah, belajar
bedamai, cobalah
menolong orang lain dan
menghilangkan perasaan
iri dan dengki.
TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. FUNGSI HOLISTIK
a. Fungsi Biologis
11
Page 12
Keluarga terdiri atas penderita (Ny.S 54 tahun), suami (Tn. D, 54 tahun), dua orang
anaknya (Sdr. H 25 tahun, Sdri. Sn 20 tahun), tinggal bersama dalam satu rumah.
b. Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga kurang harmonis, kurang saling mendukung, dan kurang perhatian
satu sama lain.
c. Fungsi Sosial
Penderita dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Hubungan dengan
masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penderita bekerja sebagai pedagang pecel dirumah. Suami bekerja sebagai buruh
bangunan dan penghasilan tidak mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari,
status ekonomi kurang.
e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi anggota keluarga kurang baik, penyelesaian masalah dilakukan dengan cara
musyawarah namun tidak berjalan dengan baik karena adanya komunikasi yang kurang
baik, pasien juga merasa peran sebagai kepala keluarga justru ada pada dirinya karena
perekonomian keluarga sebagian besar ditanggung oleh pasien selaku istri.
2. FUNGSI FISIOLOGIS
Tabel 3. APGAR score keluarga Ny. S
Kode APGAR Tn.Y Ny.S Sdr.
L
Sdr.
N
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya mendapat masalah.
2 2 2 1
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya.
1 1 1 1
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
1 2 2 1
12
Page 13
hidup yang baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll.
1 2 1 2
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama.
1 2 2 1
Total (kontribusi) 6 9 8 6
Rata-rata APGAR score keluarga Ny. S = 6 + 9 +8 + 6 = 5,8
5
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Ny. S kurang baik.
3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Ny.S
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial cukup, hubungan dengan warga sekita terjalin baik, aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan.
-
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang
masih diikuti.
-
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah
pasien cukup baik namun untuk anggota keluarga yang lain masih kurang.
-
Economic Penghasilan keluarga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan (di bawah
UMR)
+
Education Tingkat pendidikan keluarga kurang, Tn.D dan Ny. S hanya tamat SD (tidak
menempuh wajib belajar 9 tahun).
+
Medical Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera
berobat ke dokter, puskesmas.
-
Kesimpulan : Terdapat fungsi patologis pada keluarga Ny. S yaitu fungsi ekonomi dan
edukasi.
4. GENOGRAM13
Page 14
Diagram 1. Genogram keluarga Ny. S
Keterangan :
Kesimpulan : penyakit yang diderita pasien ditemukan pada anggota keluarganya yaitu bapak
dan ibu pasien serta 3 orang adiknya.
5. POLA INTERAKSI KELUARGA
Diagram 2. Pola interaksi keluarga Ny. S
Kesimpulan : Pola interaksi dua arah antar anggota keluarga kurang berjalan baik sehingga
hubungan dalam keluarga kurang harmonis akibat kurang baiknya pola interaksi dalam
keluarga.
6. FAKTOR PERILAKU
14
: laki-laki
: perempuan
Keterangan :
: Hubungan baik
: Hubungan tidak baik
: hipertensi
: laki-laki, perempuan meninggal
: pasien
: tinggal serumah
Tn.Y
Tn.Y
Sdri.N Sdr.L
Ny. S
Sdri.T
Ny.S
Sdr. H
Sdr. Sn
Page 15
a. Pengetahuan
Tingkat pendidikan keluaraga ini masih kurang, ada anggota keluarga yang hanya
tamat SD. Pengetahuan penderita tentang kesehatan dan pola hidup sehat masih kurang.
b. Sikap
Penderita dan keluarganya sudah memiliki kesadaran tentang pentingnya kesehatan
namun belum dapat menerapkan pola hidup sehat.
Penderita dan keluarga segera datang berobat ke puskesmas saat sakit.
7. FAKTOR NON PERILAKU
a. Lingkungan
Rumah tidak tertata rapi, kebersihan kurang, ventilasi dan pencahayaan juga kurang.
Saluran pembuangan limbah tidak lancar, sampah keluarga dibuang di depan rumah.
Lingkungan sekitar kurang bersih.
b. Keturunan
Terdapat faktor keturunan yang mempengaruhi penyakit penderita. Yang diturunkan
dari kedua orangtua penderita.
c. Pelayanan Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah puskesmas.
Pasien memiliki kartu jamkesmas.
8. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 6 x 7 m2, rumah menghadap ke selatan.
Rumah tidak memiliki pagar pembatas. Terdiri dari ruang tamu, dua kamar tidur, satu kamar
mandi, satu wc, dan ruang makan yang menjadi satu dengan ruang tamu. Pintu masuk dan
keluar ada dua, di bagian depan dan di bagian belakang rumah. Dinding terbuat batu bata
yang sudah di cat, lantai rumah. Ventilasi dan pencahayaan rumah kurang. Atap rumah
tersusun dari genteng dan tidak ditutup langit-langit. Masing-masing kamar tidur dilengkapi
dengan sebuah ranjang dan kasur. Perabotan rumah tangga sederhana. Sumber air untuk
kebutuhan sehari-harinya keluarga ini menggunakan air sumur. Sehari-hari keluarga
memasak menggunakan kompor minyak tanah.
15
Page 16
Denah rumah Ny.S
9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Lingkungan sekitar rumah merupakan suatu perkampungan yang cukup ramai dengan
kondisi masyarakat baik dan memiliki rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Rumah satu
dengan yang lainnya berdekatan tetapi tidak berdempetan. Sampah berjualan dibuang di
pekarangan depan, dan banyak lalatnya. Rumah tidak memiliki pagar dan langsung
berhadapan dengan jalan gang yang cukup besar, tetapi tidak ramai dan sudah beraspal.
RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : baik
2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : kurang baik
3. Fungsi Patologis (SCREEM) : ada fungsi patologis yaitu ekonomi dan edukasi
4. Fungsi Genogram Keluarga : ada penyakit yang diturunkan
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : baik
6. Fungsi Perilaku Keluarga : kurang
7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : cukup
8. Fungsi Lingkungan Indoor : kurang
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : cukup16
Page 17
DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis
Hipertensi
2. Masalah Nonmedis
a. Manajemen stress yang tidak baik oleh pasien.
b. Pengetahuan keluarga tentang mengenai penyakit pasien masih kurang sehingga tidak
adanya rasa toleransi keluarga mengenai penyakit pasien.
c. Ketidakpatuhan pasien dalam minum obat dikarenakan efek samping dari obat.
PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No Daftar Masalah I T R JumlahIxTxRP S SB Mn Mo Ma
1. Manajemen stress yang tidak baik oleh pasien. 5 5 5 3 4 4 4 24.000 (I)
2. Ketidakpatuhan pasien dalam minum obat dikarenakan efek samping dari obat.
4 4 4 3 4 3 4 9.216 (III)
3. Pengetahuan keluarga tentang mengenai penyakit pasien masih kurang sehingga tidak adanya rasa toleransi keluarga mengenai penyakit pasien.
5 4 3 5 3 4 3 10.800 (II)
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (tehnologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
17
Page 18
Dari indikator di atas, terdapat beberapa kriteria, antara lain :
1 = tidak penting
2 = agak penting
3 = cukup penting
4 = penting
5 = sangat penting
DIAGRAM PERMASALAH PASIEN
Diagram 3. Diagram permasalahan pasien.
TAHAP IV. HUBUNGAN ANTARA STRESS DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI
Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan
tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg.
Manifestasi klinis seseorang yang mengalami hipertensi setelah bertahun-tahun akan
mengalami gejala klinis: sakit kepala saat terjaga, kadang disertai mual dan muntah, akibat
18
I. Manajemen stress yang tidak baik oleh pasien.
II. Ketidakpatuhan pasien dalam minum obat dikarenakan efek samping dari obat.
III. Pengetahuan keluarga tentang mengenai penyakit pasien masih kurang sehingga tidak adanya rasa toleransi keluarga mengenai penyakit pasien.
Ny. S 44 th, diare akut
Page 19
adanya peningkatan tekanan darah intrakranimum; penglihatan kabur akibat kerusakan retina
secara hipertensif; terjadinya kerusakan susunan saraf pusat yang mengakibatkan cara berjalan
yang tidak mantap; peningkatan aliran darah ke ginjal yang mengakibatkan nokturia.;
peningkatan tekanan kapiler yang mengakibatkan edema perifer dan pembengkakan. Sebagian
gejala yang disebutkan dialami oleh pasien yaitu sakit kepala saat terjaga, dan kadang pasien
mengeluh penglihatannya kabur.
Jenis hipertensi secara umum dibagi dalam hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu
hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Jenis kedua yaitu hipertensi sekunder adalah
hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi berdasarkan JNC 7
Kategori Sistolik (mm Hg) Diastolik (mm Hg)
Normal < 120 Dan < 80
Pra-Hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 atau 90-99
Hipertensi derajat 2 > 160 atau >= 110
Hipertensi jenis lain yaitu hipertensi pada usia lanjut yang diklasifikasikan berdasarkan
hipertensi sistolik, dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140mmHg dan atau tekanan
diastolik sama atau lebih besar dari 90mmHg, yang kedua hipertensi sistolik terisolasi yaitu
keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih besar dari 160mmHg dan tekanan diastolic lebih
rendah dari 90mmHg. Pada usia lanjut hipertensi sistolik ini disebabkan oleh karena adanya
kekakuan dari aorta dan pembuluh arteri besar akibat proses menua. Kekakuan aorta dapat
mengakibatkan meningkatnya tekanan darah sistolik dan pengurangan volume aorta yang
nantinya akan menurunkan tekanan darah diatolik. Semakin besar perbedaan tekanan darah
sistolik dengan diastolic atau tekanan nadi, semakin besar risiko komplikasi kardiovaskuler.
Hipertensi dapat disebabkan yang pertama yaitu faktor keturunan; yang kedua ciri
perseorangan, dimana dalam ciri perseorang ini yang mempengaruhi adalah umur yaitu semakin
bertambahnya umur risiko hipertensi meningkat seperti pada pasien ini mulai menderita
hipertensi ketika pasien berusia 50 tahun, pada pria cenderung memiliki tekanan darah tinggi 19
Page 20
daripada wanita dan prevalensi hipertensi tinggi pada orang kulit hitam daripada orang kulit
putih.
Yang ketiga yaitu kebiasaan hidup; pada pasien ini sebenarnya pengetahuan mengenai
penyakit hipertensi sudah cukup baik karena pasien sudah mendapatkan konseling dari dokter
puskesmas selama pengobatan, hanya saja pasien tidak dapat menerapkannya dikarenakan
kurangnya dukungan dari keluarga. Kurangnya dukungan keluarga ini sendiri disebabkan karena
kurangnya pengetahuan anggota keluarga mengenai penyakit hipertensi yang diderita pasien
sehingga tidak tercipta rasa toleransi dan kebiasaan hidup pasien pun menjadi kurang baik dan ini
sangat mempengaruhi perkembangan penyakit pasien, dimana pasien menjadi sulit mngontrol
tekanan darahya.
Yang keempat komsumsi garam yang tinggi dapat merupakan faktor yang menyebabkan
hipertensi dimana terdapat riset bahwa pada Negara dengan konsumsi yang rendah jarang
ditemukan penderita hipertensi dan di dunia kedokteran juga membuktikan bahwa diet rendah
garam dapat menurunkan tekanan darah dan pengeluaran garam dengan diuretic akan
menurunkan tekanan darah lebih lanjut; faktor kelima yang dapat menyebabkan hipertensi yaitu
kegemukan atau makan makanan berlebihan.
Faktor selanjutnya yaitu stress atau ketegangan jiwa, dimana stress dan ketegangan jiwa
(rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah). Hal ini juga ditemukan
pada pasien dan justru menjadi faktor utama yang mepengaruhi perkembangan penyakit pasien.
Stress dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormone adrenalin dan memicu jantung
agar berdenyut lebih kuat dan lebih cepat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stress
berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul
kelainan organis atau perubahan patologis.
TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN
V-A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Hipertensi
20
Page 21
2. Diagnosis Psikologis
Penderita tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya, tetapi penderita merasa
terbebani dengan keadaan perekonomian keluarga dan kekhawatiran terhadap anak-
anknya. Hubungan penderita dengan anggota keluarga lain kurang baik dan kurang
saling mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar baik dan penderita masih aktif mengikuti
kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan rumahnya tersebut, kondisi lingkungan dan
rumah kurang sehat, pendidikan penderita dan keluarganya kurang, status ekonomi
kurang.
V-B. SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah sebagai berikut:
1. Promotif
Edukasi penderita dan keluarga mengenai penyakit hipertensi, pentingnya melakukan
pola hidup sehat meliputi makanan, olahraga dan manajemen stress yang baik.
2. Preventif
Diet rendah garam, konsumsi obat yang teratur serta peran keluarga dala pengobatan
penyakit penderita.
3. Kuratif
Captopril 2x1
Vit B1, B6 dan B12 1x1
4. Rehabilitatif
Berolahraga teratur untuk menjaga kebugaran tubuh, istirahat cukup dan mengikuti
kegiatan-kegiatan positif sebagai salah satu alternative relaksasi pikiran.
21
Page 22
DAFTAR PUSTAKA
Aronow, W.S. 2007. Cardiovascular System. Elsevier Inc., USA (ed. J.E, Birren, 2007)
Brookes, L. 2003. New european guidelines for management of arterial hypertension [online]. [cited 2007 June 26]. Available from: URL: http://www.medscape.comviewarticle457830
22
Page 23
Ganong, W. F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 20. Alih bahasa: Widjajakusumah MD. EGC, Jakarta.
Guccione, A.A. 2007. Physical Therapy and Rehabilitation. Elsevier Inc., USA (ed. J.E, Birren, 2007)
Guyton, A.C. and J.E. Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi. Ed. 9. Alih Bahasa: Setiawan I, Santoso A. Jakarta, EGC
23