PRESENTASI KASUS
MANAJEMEN LAKTASI PRIMIPARA
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Program
Pendidikan Profesi Dokter Bagian Obstetri Dan GinekologiBadan Rumah
Sakit Daerah Wonosobo
Diajukan Kepada :dr. Muhammad. Nuradintyo Rahman, Sp.OGDisusun
Oleh :Reni Herlinawati20100310018
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN
PROFESI DOKTER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA BAGIAN ILMU
KESEHATAN ANAKBADAN RUMAH SAKIT DAERAH WONOSOBO2014HALAMAN
PENGESAHAN
Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi kasus dengan
judul :
MANAJEMEN LAKTASI PRIMIPARA
tanggal : 13 April 2015tempat : RSUD Setjonegoro Wonosobo
oleh :Reni Herlinawati20100310018
disahkan oleh :dokter pembimbing
dr. Handayani, MSc, Sp. A.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wbAlhamdullilah dengan memanjatkan puji
syukur kehadirat allah swt atas segala limpahan rahmat yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dalam
presentasi kasus yang memenuhi sebagian syarat mengikuti ujian
akhir program pendidikan profesi di bagian Ilmu Kesehatan Anakn
dengan judul :MANAJEMEN LAKTASI PRIMIPARAPenulisan presentasi kasus
ini dapat terwujud atas bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :1. dr. Handayani, MSc, Sp. A. selaku dokter pembimbing dan
dokter spesialis anak RSUD Wonosobo.2. dr. H. Heru W., Sp. A selaku
dokter spesialis anak RSUD Wonosobo3. Seluruh perawat bangsal
Dahlia, edelweiss, kamar bayi (perinatal), dan Poli Anak di RSUD
Wonosobo4. Teman-teman coass atas dukungan dan kerjasamanya.Dalam
penyusunan presentasi kasus ini penulis menyadari bahwa masih
memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik
demi kesempurnaan penyusunan presentasi kasus di masa yang akan
dating. Semoga dapat menambah pengetahuan bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.Wassalamualaikum wr.wb
Wonosobo, April 2015
Reni Herlinawati
DAFTAR HALAMAN
PRESENTASI KASUS1HALAMAN PENGESAHAN2KATA PENGANTAR3DAFTAR
HALAMAN4BAB I5A.IDENTITAS5B.ANAMNESIS5C.PEMERIKSAAN FISIK6D.HASIL
PEMERIKSAAN PENUNJANG7E.DIAGNOSIS KERJA7F.PENATALAKSANAAN8 G.
FOLLOW-UP
.........................................................................................................................9BAB
II10TINJAUAN PUSTAKA10A.Anatomi dan Fisiologi10B.Definisi
Perdarahan Post Partum12C.Etiologi dan Patofisiologi Perdarahan
Post Partum14D.Gejala Klinik Perdarahan postpartum25E.Faktor resiko
perdarahan post partum25F.Diagnosis perdarahan post
partum26G.Komplikasi28H.Tatalaksana28I.Prognosis35BAB
III36PENUTUP36Kesimpulan36DAFTAR PUSTAKA38
BAB I
A. IDENTITASIBUNama: Ny TUmur: 28 ThRiwayat Obstetri: P1A2Jenis
Kelamin: PerempuanAlamat: WonosoboAgama: IslamPekerjaan: Ibu Rumah
TanggaBAYINama: By NY TUsia: 0 hariBBL: 3100 gramPB: 49 cmAS:
7/9Persalinan: spontan
B. ANAMNESISAnamnesis dilakukan secara alloanamnesisPasien post
partus spontan P1A2 dengan bayi 3100 gram merasa Air Susu Ibu belum
keluar dan merasa kebingungan serta khawatir bayi tidak merasa
kenyang dan kekurangan asupan makanan.Pasien juga tidak begitu
paham mengenai manfaat ASI, waktu pemberian ASI, dan hal-hal lain
yang berkenaan dengan ASI. Menurut pasien ASI merupakan makanan
utama bagi bayi dan diberikan selama 1 tahun, pada umur 0-6 bulan
menurut pasien bayi hanya boleh makan ASI. Pemberian ASI pertama
kali dilakukan pada 2 jam setelah lahiran dan diberikan di ruang
rawat gabung. Makanan yang dapat membuat ASI lancar adalah sayur
bayam dan sayur katuk. Bayi harus selalu diberi ASI setiap 2 jam
atau setiap kali nangis, sementara susu formula diberikan jika ASI
sedikit. Pasien tidak mengetahui tentang inisiasi menyusu dini. C.
PEMERIKSAAN FISIKIBU1. Keadaan umumCompos mentis2. Vital signTD :
120/80 mmhgHR :72 kali/menit, tegangan isi kuat, reguler.RR :24
kali/menitT : afebris3. Status Generalisa. Kepala:CA -/- SI -/-b.
Leher :Pembesaran nll Jvp tidak meningkatc. Thorax :Pulmo : SDV +/+
ST-/- simetris retraksi -Cor : BJ 1> BJ2, bising Payudara :
puting menonjol, konsistensi kenyal, terisid. AbdomenInspeksi :
stria gravidarum +, distended +minimalAuskultasi : Bising usus +
normalPalpasi : TFU teraba 2 jari dibawah pusatPerkusi : timpanie.
EkstremitasAkral dingin (-), edema (-)BAYI1. Keadaan umumAktif 2.
Vital signHR :128 kali/menit, regulerRR : 44 kali/menitT : 36,7oC3.
Status Generalisa. Kepala:Mesocephal, CA -/- SI -/- caput
laserasi-b. Leher :Pembesaran nll c. Thorax :Pulmo : SDV +/+ ST-/-
simetris, retraksi - Cor : BJ 1> BJ2, bising -d. AbdomenBising
usus + normal supele. EkstremitasAkral dingin (-), edema (-), gerak
aktif (+)f. Pemeriksaan refleks Refleks hisap : + baik, kuat,
Refleks menggenggam (Palmar graps) : + Refleks moro : + baik
Refleks rooting : + baikD. DIAGNOSIS KERJAPost Partus Spontan P1A1
dengan BBLC SMK L Spontan CB dengan permasalahan ASI belum keluarE.
PENATALAKSANAAN EDUKASI Makna ASI dan Manfaatnya Proses Pengeluaran
ASI dan yang mempengaruhinya Cara Menyusui yang baik dan benar dan
waktu pemberian ASI Keberhasilan menyusui
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAA. Anatomi dan FisiologiAnatomi PayudaraPayudara
(mamae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas
otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk
nutrisi bayi. Manusia memiliki sepasang kelenjar payudara yang
beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram, dan saat
menyusui 800 gram.1Struktur Makroskopis : Aerola : daerah lingkaran
yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami pigmentasi.
Masing-masing payudara memiliki aerola + 2,5 cm. Aerola berwarna
merah muda pada orang berkulit cerah dan lebih gelap pada pada
wanita berkulit coklat, dan lebih gelap ketika hamil. Didaerah ini
terdapat kelenjar sebacea (mantogmary) Papilla mamae : terletak di
pusat aerola, terletak setinggi costa IV. Papila mamae tersusun
atas jaringan erektil berpigmen. Permukaan papila mamae
berlubang-lubang yang merupakan ostium papillare kecil-kecil yang
merupakan ductus lactiferus dan dilapisi oleh epitel.1
Gambar 1. Anatomi Payudara1Struktur mikroskopis Alveoli :
mengandung sel-sel yang mensekresi air susu. Setiap alveoli
dilapisi oleh sel-sel yang mensekresi air susu, disebut acini yang
mengekstraksi faktor-faktor dari darah yang penting untuk
pembentukan air susu. Disekeliling alveoli terdapat sel-sel
mioepitel yang kadang disebut sel-sel keranjang atau sel laba-laba.
Apabila sel ini dirangsang oleh oleh oksitosin akan berkontraksi
sehingga mengalirkan air susu. Bagian dari alveolus adalah sel
aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos, dan pembuluh
darah.Lobus merupakan kumpulan dari alveolus. Lobus, merupakan
kumpulan lobulus. ASI disalurkan daari alveolus ke dalam saluran
kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk
saluran yang lebih besar (duktus laktiferus). Tubulus lactiferus :
saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli. Ductus lactiferus :
saluran sentral yang merupakan muara beberapa lobulus lactifer.
Meluas dari ampula sampai papila mamae. Ampula : terletak dibawah
aerola Jaringan ikat dan lemak1Fisiologi PayudaraFungsi utama
payudara adlah menghasilkan air susu ibu (ASI) yang dipengaruhi
oleh hormon oksitosin dan prolaktin. Proses pembentukan ASI melalui
dua fase, yaitu fase sekresi dan fase pengaliran. Pada fase
sekresi, susu disekresikan oleh sel acini alveoli dan dekeuarkan ke
dalam lumen alveoli.2 Pada fase sekresi, hormon prolaktin yang
memegang peranan untuk meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini
disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasi dalam
darah meningkat hingga hingga sangat tinggi, sekitar sepuluh kali
konsentrasi normal dalam keadaan tidak hamil. Plasenta juga
mensekresi sejumlah besar somatotropin korion manusia yang
mempunyai sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong prolaktin dan
hipofisis ibu. Walaupun begitu efek supresi estrogen dan
progesteron membuat hanya beberapa mililiter air susu yang
dihasilkan, dan cairan tersebut disekresikan terus hingga bayi
lahir yang disebut kolostrum. Dimana kolostrum mengandung protein
dan laktosa dalam konsentrasi yang sama seperti air susu tapi
hampir tidak mengandung lemak, dan kecepatan maksimal
pembentukannya sekitar 1/100 kecepatan pembentukan air susu
selanjutnya.3Pada fase pengaliran, ASI yang dihasilkan oleh
kelenjar dialirkan ke puting susu, setelah sebelumnya terkumpul
dalam sius. Ada dua macam reflek saat laktasi, yaitu the milk
production reflex dan the let down reflex.2 Saat bayi menghisap
puting susu, impuls sensorik ditransmisikan melalui saraf somatik
dari puting ke medula spinalis lalu ke hipotalamus, sehingga memicu
sekresi oksitosin pada saat bersamaan mensekresi prolaktin. Di
dalam darah oksitosin dibawa ke kelenjar payudara dan menyebabkan
sel sel mioepitel yang mengelilingi dinding luar alveoli
berkontraksi, sehingga mengalirkan air susu dari alveoli ke dalam
duktus. Jadi dalam waktu 30 detik sampai satu menit setelah bayi
menghisap payudara, air susu mulai mengalir. Proses ini disebut
ejeksi air susu atau pengeluaran air susu.3Fisiologi Bayi Baru
LahirPada bayi baru lahir terjadi adaptasi pada seluruh sistem
organ yang dimilikinya, salah satunya pada sistem gastrointestinal.
Kapasitas bayi baru lahir bervariasi tergantung berat dan kondisi
bayi, rata rata sekitar 30 90 ml. Pengosongan dimulai dalam
beberapa menit pada saat pemberian makanan dan selesai antara 2 4
jam setelah pemberian makanan. Pengosongan ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain waktu dan volume makanan, jenis dan
suhu makanan serta stres fisik.4
Gambar 3. Ukuran Lambung bayi17B. Air Susu Ibu (ASI)Sebelum abad
ke 18, ASI adalah satu-satunya sumber nutrisi yang tersedia bagi
bayi baru lahir.5 Secara sejarah, saat ASI tidak dimungkinkan
diberikan pada bayi baru lahir, maka susu dari hewan mamalia
menjadi penggantinya. Akan tetapi, penggunaannya kemudian menjadi
kontroversi, dimana tingkat morbiditas dan mortalitas yang
dihasilkan tinggi. Pada saat itulah, mulai didapatkan susu formula
yang memiliki tingkat keamanan yang lebih baik.6ASI memiliki
komposisi yang lengkap, dimana memiliki kandungan air, energi, dan
nutrisi dalam jumlah yang sangat tepat bila dihadapkan dengan
kebutuhan seorang bayi.6 Komposisinya berubah sesuai kebutuhan bayi
pada setiap saat, yaitu kolostrum pada hari pertama hingga 4-7
hari, dilanjutkan dengan ASI peralihan 3-4 minggu, selanjutnya ASI
matur. ASI yang keluar pada permulaan menyusui (foremilk = susu
awal) berbeda dengan ASI yang keluar pada akhir penyusuan (hindmilk
= susu akhir).7Karbohidrat dalam ASI berupa laktosa yang bermanfaat
untuk saluran pencernaan bayi. Manfaat ini berupa pembentukan flora
yang bersifat asam di usus besar sehingga penyerapan kalsium
meningkat dan penyerapan fenol dapat dikurangi.2Lemak pada ASI
mengandung polyunsaturated fatty acid (asam lemak tak jenuh ganda),
yang biasanya dalam bentuk asam linoleat. Dari ASI, bayi menyerap
sekitar 85-90% lemak. Enzim lipase didalam mulut mencerna zat lemak
sebanyak 50-70%.2Protein dalam ASI mencapai kadar yang lebih dari
cukup untuk pertumbuhan optimal, sementara ASI juga mengandung
muatan yang mudah larut sehingga sesuai untuk ginjal bayi yang
belum matang.8 Protein utamanya lactalbumin yang mudah dicerna.
Besar pasokan protein dihitung berdasarkan untuk tumbuh kembang
dari jumlah nitrogen yang hilang lewat air seni, tinja, dan kulit.
Mutu protein tergantung pada kemudahannya untuk dicerna dan diserap
serta komposisi asam amino didalamnya. Jika asupan asam amino
kurang, pertumbuhan jaringan dan organ, berat dan tinggi badan,
sertalingkar kepala akan terpengaruh.2ASI memberikan vitamin yang
cukup bagi bayi dengan kadar yang bervariasi sesuai dengan diet
maternal. Pemaparan sinar matahari selama 30 menit setiap minggu ke
kepala dan tangan menghasilkan vitamin D yang cukup.9 Zat besi
didalam ASI diberikan dengan protein yang tidak terkait jika
terdapat kadar seng dan tembaga yang sesuai dan pH didalam usus
tepat. Zat besi diabsorpsi dengan sangat efisien dan tidak tersedia
zat besi bebas untuk memberi makan patogen. Zink dihubungkan dengan
imunitas sel yang muncul dalam bentuk yang bersahabat dengan usus
bayi dalam ASI sehingga dapat diabsorbsi dengan sempurna.10Tabel 1.
Komposisi nutrisi pada ASI, Susu sapi, dan Susu formula11,12
Berikut Faktor yang mempengaruhi produksi ASI :12 Frekuensi
menyusuiBerdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan frekuensi
menyusu paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah
melahirkan. Berat lahirBayi berat lahir rendah (BBLR) memiliki
kemampuan menghisap lebih rendah dibanding bayi berat lahir cukup.
Umur kehamilan saat melahirkanPada umur kehamilan preterm produksi
ASI lebih sedikit. Stres dan penyakit akut Konsumsi rokokMerokok
akan menghambat pelepasan oksitosin dan prolaktin melalui mekanisme
perangsangan produksi adrenalin. Konsumsi alkohol Pil
kontrasepsiASI sangat bermanfaat dikarenakan memiliki sifat :13
Makanan alami (natural), ideal, dan fisiologis Mengandung nutrien
yang lengkap dengan komposisi yang sesuai untuk keperluan
pertumbuhan bayi yang sangat cepat. Nutrien yang diberikan selalu
dalam keadaan segar dengan suhu yang optimal dan bebas dari patogen
Mengandung zat anti dan zat kekebalan lain yang dapat mencegah
berbagai penyakit infeksi terutama pada usus.Manfaat pemberian ASI
bagi bayi :12 ASI sebagai nutrisi ASI menghasilkan daya tahan tubuh
ASI menghasilkan kecerdasan Menyusui meningkatkan jalinan kasih
sayangKeuntungan menyususi bagi ibu :12 Mengurangi perdarahan pasca
melahirkan Mengurangi terjadinya anemia Menjarangkan kehamilan
Mengecilkan rahim Lebih cepat langsing Mengurangi kemungkinan
menderita kanker Lebih ekonomis/murah Tidak merepotkan dan hemat
waktu Portabel dan praktis Memberi kepuasan bagi ibuManfaat ASI
bagi negara :12 Penghemat devisa untuk membeli susu formula dan
perlengkapan menyusui Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit
mual muntah, mencret, dan saluran nafas Penghematan obat-obatan,
tenaga, dan sarana kesehatan Menciptakan generasi penerus bangsa
yang tangguh dan berkualitasC. Manajemen Laktasi DefinisiManajemen
laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu
ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini
dilakukan dalam 3 tahap : pada masa kehamilan, sewaktu ibu dalam
persalinan, dan pada masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur
2 tahun (postnatal).14Periode Manajemen Laktasia. Masa
antenatalPada masa antenatal ibu dipersiapkan secara fisik dan
psikologis. Untuk persiapan fisik, ibu diberi penyuluhan tentang
kesehatan dan gizi ibu selama hamil. Untuk persiapan psikologis,
ibu diberi penyuluhan agar termotivasi untuk memberikan ASI. Adapun
penyuluhan yang dianjurkan :141). Penyuluhan tentang fisiologi
laktasi2). Penyuluhan mengenai pemberian ASI secara eksklusif3).
Penyuluhan mengenai manfaat ASI dan kerugian susu formula4).
Penyuluhan mengenai manfaat rawat gabung5). Penyuluhan mengenai
gizi ibu hamil dan menyusui6). Penyuluhan mengenai cara
memposisikan dan meletakan bayi pada peyudara dengan cara
demonstrasi menggunakan boneka7). Menjelaskan mitos seputar
menyusui.b. Masa persalinanPada masa persalinan yang pertama perlu
dilakukan adalah berusaha menolong persalinan tanpa trauma lahir.
Setelah itu, segera setelah bayi stabil (dalam waktu < 30 menit)
lakukan inisiasi menyusui dini, yaitu bayi diletakan dalam keadaan
telanjang di atas perut ibu (apabila lahir pervaginam) atau diatas
dada ibunya (apabila lahir sectio caesaria) untuk mencari puting
susu dan menghisapnya diperlukan waktu 45-75 menit. 14Inisiasi
menyusui dini dapat mencegah kematian neonatal melalui :141).
Penghisapan oleh bayi segera setelah lahir dapat membantu
mempercepat pengeluaran ASI dan memastikan kelangsungan pengeluaran
ASI2). Menyusu sedini mungkin dapat mencegah paparan terhadap
substansi/zat dari makanan/minuman yang mengganggu fungsi normal
saluran pencernaan.3). Komponen dari ASI awal (kolostrum) dapat
memicu pematangan dari saluran cerna dan memberi perlindungan
terhadap infeksi karena kaya akan zat kekebalan4). Kehangatan tubuh
ibu saat prosesmenyusui dapat mencegah kematian bayi akibat
kedinginan.c. Masa pasca peralinan1). Merawat ibu bersama bayinya
(rawat gabung)Rawat gabung adalah cara perawatan dimana ibu dan
bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan melainkan ditempatkan
bersama daqlam sebuah ruang selama 24 jam penuh. Bahkan bila
mungkin bayi bisa tidur bersama ibu dalam satu tempat tidur. Suatu
penelitian membuktikan bahwa jika bayi tidur bersama ibunya ibu
akan memberikan ASI nya 3 kali lebih lama pada waktu malam, 2 kali
lebih sering, dan 39% menyusui lebih lama dibanding apabila bayi
dipisahkan.152). Mengajarkan ibu cara menyususiLangkah menyususi
yang benar : 16a). Cuci tangan denga air bersih yang mengalirb).
Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan aerola sekitarnya.
Manfaatnya adalah sebagai disinfektan dan menjaga kelembaban puting
susu.c). Ibu duduk dengan santai, kaki tidak boleh menggantungd).
Posisikan bayi dengan benar :- bayi dipegang dengan satu lengan,
kepala bayi diletakan dengan lengkungan siku, bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan ibu.- perut bayi menempel ke tubuh ibu-
lengan bayi yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada
diantara tubuh ibu dan bayi. Tangan yang atas boleh dipegang ibu
atau diletakan diatas dada ibu- telinga dan lengan yang diatas
berada dalam satu garis luruse). Bibir bayi dirangsang dengan
puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian dengan cepat kepala
bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta aerola dimasukan
ke dalam mulut bayi.f). Cek apakah perlekatan sudah benar :- dagu
menempel ke payudara ibu- mulut terbuka lebar- sebagian besar
aerola terutama yang berada di bawah masuk ke dalam mulut bayi-
bibir bayi terlipat keluar- pipi bayi tidak boleh kempot- tidak
boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunyi menelan-
ibu tidak kesakitan- bayi tenang3). Pemberian ASI adlibitum4).
Mengosongkan payudaraPengosongan payudara dilakukan apabila ASI
sudah banyak produksi dan dikosongkan setelah bayi puas
mengyusu.5). Tidak memberikan makanan lain sebelum ASI keluarBayi
mempunyai cadanganmakanan hingga 72 jam setelah melahirkan. Pada
bayi yang diberi makanan lain selain ASI akan membuat bayi malas
menghisap.6). Mengajarkan ibu cara memerah ASI7). Mengajarkan ibu
cara menyimpan ASI perah8). Mengajarkan ibu cara memberikan ASI
perah9). Membrikan susu formula hanya bila ada indikasi
medisDiberikan pada ibu HIV atau pada bayi prematur setelah usia
4-5 minggu dikarenakan ASI yang dibutuhkan masih ASI prematur
sementara ASI ibu sudah ASI matur.
BAB IIIPENUTUP
KesimpulanPada kasus ini ditemukan seorang ibu P1A2 yang merasa
Asi belum keluar sementara bayi sudah lahir dan berusia hampir 12
jam, bayi diakui mampu menghisap dengan kuat, namun produksi ASI
yang belum banyak membuat ibu khawatir dan kebingungan apakah harus
diberikan susu formula atau tidak.Hal yang dapat dilakukan pada
pasien ini adalah mengecek sejauh mana pengetahuan ibu tentang ASI
lalu memberikan umpan balik dengan cara memberikan edukasi yang
tepat tentang ASI dan bagaimana cara menysui serta proses menyusui
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA1. Behman, et all, 2000. Ilmu Kesehatan Anak
Nelson. Edisi 15 jilid I. Jakarta: EGC2. Arisman, 2004. Gizi dalam
Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC3. Guyton A.C.
dan Hall J.E., 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC4.
Narendra, M.B, dkk. 2008. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.
Edisi 1. Jakarta : Sagung Seto5. Lwrence RA., Larence R.M., 2005.
Breasfeeding, A Guide for the Medical Profession. Edisi ke-6.
Philadelpia: Elsevier Mosby6. Duggan C Wartkins J.B. dan Walker
W.A., 2008. Nutrition in Pediatrics. Hamilton : BC Deker Inc.7.
Suyatno, 2009. Gizi Daur Hidup : ASI.8. Alpers Ann et al, 2006.
Buku Ajar Pediatri Rudolph. Edisi 20 Volume 1. Jakarta : EGC9.
Schwartz M.W., 2005. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarata: EGC10.
Handerson C dan Jones K., 2006. Buku Ajara Konsep Kebidanan.
Jakarta : EGC11. Meadow S.R. dan Newell SJ., 2005., Lecture Notes :
Pediatrika. Edisi 7. Jakarta : Erlangga12. Siregar A.M., 2004.
Pemberian ASI eksklusif dan faktor-faktor yang mempengaryhinya.13.
Alatas, et al, 2007. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :
Bagian Ilmu Kesehatan Anak. FKUI14. Kosim, et al, 2008. Buku Ajar
Neonatologi. Jakarta : Bagian penerbit IDAI15. MCKenna JJ, 1997.
Bedsharing Promotes Breastfeding. Pediatrics 1997.16. Perkumpulan
Perinatologi Indonesia, 2007. Modul Pelatihan Manajemen Laktasi.
jakarta23