PRESENTASI KASUS TB MILIER DENGAN DRUG INDUCED HEPATITIS (DIH) e.c OBAT ANTITUBERKULOSIS (OAT) SENSITIF OFLOXACIN Diajukan kepada : dr. Indah Rahmawati, Sp.P Disusun oleh : Rifka Fathnina (G1A212032) Shella S. Jamilah (G1A212035) Galih Rakasiwi (G1A212038) SMF ILMU PENYAKIT DALAM 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PRESENTASI KASUS
TB MILIER DENGAN DRUG INDUCED HEPATITIS (DIH) e.c OBAT
ANTITUBERKULOSIS (OAT)
SENSITIF OFLOXACIN
Diajukan kepada :
dr. Indah Rahmawati, Sp.P
Disusun oleh :
Rifka Fathnina (G1A212032)
Shella S. Jamilah (G1A212035)
Galih Rakasiwi (G1A212038)
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
2014
1
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
TB MILIER DENGAN DRUG INDUCED HEPATITIS (DIH) e.c OBAT
ANTITUBERKULOSIS (OAT)
SENSITIF OFLOXACIN
Disusun oleh :
Rifka Fathnina (G1A212032)
Shella S. Jamilah (G1A212035)
Galih Rakasiwi (G1A212038)
Telah dipresentasikan pada
Tanggal, Juni 2014
Pembimbing,
dr. Indah Rahmawati, Sp.P
2
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. Andria
Usia : 26 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Perawat
Alamat : Kroya RT 08/RW 05, Kroya, Cilacap
Tanggal masuk : 09 Juni 2014
Tanggal periksa : 10 Juni 2014
No. CM : 011732
II. SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Muntah
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Ny. A usia 26 tahun datang ke IGD RSMS pada hari Senin,
9 Juni 2014 pukul 15.10 WIB. Keluhan utama muntah yang dirasakan
sejak 5 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Muntah disertai mual, berisi
makanan, tanpa disetai darah . Muntah sebanyak sekitar 3 sendok
makan setiap kali muntah dan muntah mencapai 10 kali dalam sehari.
Muntah mulai dirasakan dan semakin memberat dirasakan pasien
setelah mengonsumsi obat Rifampicin dari dokter. Muntah dirasakan
berkurang ketika pasien menghentikan konsumsi obat tersebut. Selain
muntah, pasien juga mengeluh lemas, nyeri kepala, dan mengaku
penurunan berat badan sejak 1 bulan yang lalu.
Tanggal 7 Mei 2014, pasien mengaku berobat ke dokter di RS
Cilacap dengan keluhan nyeri kepala hebat dan demam selama 7 hari.
Pasien dirawat di RS Cilacap kemudian dilakukan pemeriksaan foto
3
dada, namun pasien menyangkal dilakukan pemeriksaan dahak. Pasien
mengaku oleh dokter dinyatakan menderita Tuberkulosis (TB) dan
sejak saat itu pasien memulai pengobatan TB dengan mengonsumsi
obat antituberkulosis (OAT) 1 kali dalam sehari sejumlah 3 tablet.
Pasien dirawat selama 7 hari di RS Cilacap, kemudian pasien
diperbolehkan pulang oleh dokter.
Selama di rumah, pasien teratur minum OAT, namun pada hari ke-
7 di rumah, pasien mengaku mengeluh muntah-muntah dan mual.
Muntah-muntah hebat sehingga pasien langsung ke IGD RSMS dan
dirawat di Ruang Supardjo Roestam (RSR). Selama dirawat di RSR,
pasien didiagnosis dengan gastritis dan didapatkan hasil pemeriksaan
enzim hati yang meningkat, sehingga pasien didiagnosis dengan Drug
Induced Hepatitis (DIH) oleh dokter spesialis penyakit dalam saat itu.
Setelah 7 hari dirawat di RSR, pasien diperbolehkan pulang dan
diberikan OAT untuk diminum di rumah. OAT yang diberikan adalah
yang diminum 1 kali sehari sejumlah 2 tablet. Selama 5 hari di rumah,
pasien mengaku keluhan muntah-muntah, mual, serta gatal-gatal.
Tanggal 3 Juni 2014 pasien berobat ke dokter spesialis paru di klinik
Omnia dan diberikan 4 jenis obat. Pasien mengonsumsi obat-obat
tesebut selama 1 hari, namun mengaku muntah-muntah dan mual lagi,
sehingga keluarga pasien konsultasi dengan dokter spesialis paru di
klinik Omnia dan diinstruksikan agar salah satu obat diganti dengan
obat yang baru. Keesokan harinya keluhan muntah-muntah pasien
justru bertambah berat sehingga pasien kembali ke IGD RSMS dan
dirawat di bangsal Dahlia.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat keluhan serupa : disangkal
b. Riwayat mondok : diakui, Mei 2014 di RS Cilacap dan
RSMS (bangsal RSR)
c. Riwayat OAT : diakui pada Mei 2014 dari RS
Cilacap selama 2 minggu, namun sempat berhenti minum OAT
4
selama 1 minggu, dan dilanjutkan kembali pengobatan hingga
sekarang.
d. Riwayat hipertensi : disangkal
e. Riwayat kencing manis : disangkal
f. Riwayat asma : disangkal
g. Riwayat alergi : diakui, alergi ranitidin
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat keluhan serupa : disangkal
b. Riwayat mondok : disangkal
c. Riwayat hipertensi : diakui, ibu pasien
d. Riwayat kencing manis : disangkal
e. Riwayat asma : disangkal
f. Riwayat alergi : diakui, ibu pasien (alergi debu)
5. Riwayat Sosial Ekonomi
a. Community
Pasien tinggal di Jakarta bersama suami di lingkungan padat
penduduk. Rumah satu dengan yang lain berdekatan. Hubungan
antara pasien dengan tetangga dan keluarga dekat baik. Di
lingkungan rumah pasien tidak ada yang memiliki keluhan batuk
lama atau keluhan yang sama dengan pasien.
b. Home
Pasien tinggal di rumah di Jakarta bersama suami selama 2 tahun.
Pasien tinggal di rumah dengan ukuran 20 x 15 m2 dan dihuni 3
orang, yaitu pasien, suami, dan anak yang berusia 20 bulan. Lantai
rumah beralaskan keramik, dan ada beberapa buah jendela serta
ventilasi yang kadang-kadang dibuka. Rumah pasien terdiri dari 2
kamar tidur, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu dapur, dan
dua kamar mandi dalam, yang masing-masing memiliki jendela dan
ventilasi. Pasien mengaku memasak menggunakan kompor gas.
Lantai kamar mandi beralaskan keramik dan sumber air berasal dari
PAM. Pencahayaan rumah pasien berasal dari lampu dan sinar
matahari yang cukup. Pasien menyangkal suami pasien menderita
5
batuk-batuk. Semenjak sakit, pasien tinggal di rumah bersama orang
tuanya di Cilacap, namun suami dan anaknya tetap tinggal di
Jakarta.
c. Occupational
Pasien adalah seorang perawat dengan penghasilan yang
berkecukupan. Sebelum menikah, pasien sempat bekeja di RS
Ananda Purwokerto selama 2 tahun. Setelah menikah, pasien ikut
suami ke Jakarta dan tinggal di Jakarta. Setelah melahirkan, pasien
bekerja sebagai perawat di RS Rawamangun, Jakarta, departemen
Interna, selama 1 tahun. Pasien mengaku selama bekerja di
departemen Interna, pasien sering kontak dengan penderita TB.
Namun pasien menyangkal adanya riwayat batuk-batuk pada
dirinya dan teman-teman kerjanya. Pembiayaan rumah sakit
ditanggung olah BPJS Non PBI. Pembiayaan kebutuhan sehari-hari
dibiayai oleh pasien sendiri dan suami.
d. Personal habit
Pasien mengaku makan sehari 1-2 kali sehari, dengan nasi sebagai
sumber karbohidrat utama, dan lauk daging atau ikan. Pasien
mengaku jarang mengonsumsi sayur-sayuran dan lebih memilih
lauk daging atau goreng-gorengan. Pasien mengaku pola makannya
tidak teratur sehingga pasien sering mengeluh nyeri ulu hati. Pasien
mengaku tidak pernah merokok.
III. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : tampak sakit sedang
b. Kesadaran : composmentis, GCS E4M6V5 (15)
c. BB : 39 kg
d. TB : 155 cm
e. IMT : 16.23 (underweight)
f. Vital sign
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 92x/menit
6
- RR : 24x/menit
- Suhu : 36,0 oC
d. Status Generalis
1) Kepala
- Bentuk : mesochepal, simetris, venektasi temporal (-)
- Rambut : warna hitam, tidak mudah dicabut, distribusi
merata, tidak rontok
2) Mata
- Palpebra : edema (-/-) ptosis (-/-)
- Konjungtiva : anemis (+/+)
- Sclera : ikterik (+/+)
- Pupil : reflek cahaya (+/+) normal, isokor
Ø 3 mm
3) Telinga
- otore (-/-)
- deformitas (-/-)
- nyeri tekan (-/-)
- discharge (-/-)
4) Hidung
- nafas cuping hidung (-/-)
- deformitas (-/-)
- discharge (-/-)
- rinorhea (-/-)
5) Mulut
- bibir sianosis (-)
- bibir kering (-)
- lidah kotor (-)
6) Leher
- Trakhea : deviasi trakhea (-/-)
- Kelenjar lymphoid : tidak membesar, nyeri (-)
- Kelenjar thyroid : tidak membesar
- JVP : nampak, tidak kuat angkat
7
7) Dada
a) Paru
- Inspeksi : bentuk dada simetris, ketinggalan gerak (-),
Jejas (-)
Retraksi suprasternalis (-)
Retraksi intercostalis (-)
Retraksi epigastrik (-)
- Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
ketinggalan gerak (-)
- Perkusi : sonor pada lapang paru kiri dan kanan
Batas paru – hepar di SIC V LMCD
- Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-/-)
Ronki basah kasar (-/-), ronki basah halus
(-/-)
b) Jantung
- Inspeksi : ictus cordis nampak pada SIC V 2 jari medial
LMCS
- Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V 2 jari medial
LMCS,
tidak kuat angkat
- Perkusi : batas jantung kanan atas : SIC II LPSD