UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW Studi kasus: Siswa kelas VIII SMP Karitas Ngaglik SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh: Margareta Uduk Seran 051334001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/10420/2/051334001_Full.pdf · upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar ips melalui penerapan model pembelajaran cooperative
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
Studi kasus: Siswa kelas VIII SMP Karitas Ngaglik
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Margareta Uduk Seran
051334001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
Studi kasus: Siswa kelas VIII SMP Karitas Ngaglik
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Margareta Uduk Seran
051334001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya kecilku ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus, keluarga besarku,
para sahabatku yang telah menerima dan mencintai aku apa adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Kalau kita sendiri pernah lemah dan mengalami kekacauan batin, kita dapat merasakan apa yang dialami
oleh orang lain. (Butir-Butir Emas St.Vinsensius a Paulo, 24 Mei)
Manusia melihat hasil yang kita kerjakan, tetapi Allah melihat alasan kita mengerjakannya
(Bdk kolose 1:10)
Orang yang mencoba melakukan sesuatu tapi gagal jauh lebih baik ketimbang mereka yang tidak melakukan apa-
apa tapi sukses ( Ron Heron)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan atas semua rahmat dan
kasih-Nya yang senantiasa penulis rasakan lewat perhatian, dukungan, cinta dan
kebaikan banyak orang terlebih mereka yang telah meluangkan waktu, pikiran,
tenaga, materi untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini dari lubuk hati yang terdalam penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada mereka yang secara langsung maupun
tidak langsung dan dengan caranya masing-masing telah membantu penulis:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Laurentius, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi yang mengerti situasi penulis sekaligus mendukung, memacu
semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih Pak, saya yakin
ada tangan-tangan tidak kelihatan yang akan selalu merahmati, menuntun,
setiap gerak langkah dalam menyelesaikan tugas setiap hari.
4. Bapak S. Widanarto, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang memahami
situasi penulis dan telah berkenan mendampingi, meluangkan waktu, tenaga,
pulsa, dan dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam penyusunan
skripsi ini. Terimakasih pak semoga Tuhan senantiasa memberkati usaha dan
karya bapak.
5. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan
waktu untuk menguji, membimbing, memberi kritik dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd.,M.Pd. Selaku dosen penguji yang telah
meluangkan waktu untuk menguji, membimbing, memberi kritik dan saran
demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.Si. yang juga mencoba mengerti situasi
penulis dan telah merelakan waktu untuk bersharing dengan penulis.
8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Akuntansi yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang tentunya telah banyak membantu dan membimbing
penulis selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
9. Bapak Wawik dan Ibu Aris selaku staf sekretariat PAK yang siap sedia
melayani dan membantu urusan administrasi selama penulis kuliah hingga
penyusunan skripsi ini.
10. Bapak Aluysius Riwi Widakdo S.Pd. selaku kepala Sekolah SMP Karitas
Ngaglik yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan
penelitian di SMP Karitas Ngaglik.
11. Bapak Drs. Yacobus Agus Budiyanto selaku guru mata pelajaran IPS yang telah
bersedia membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.
12. Para siswa-siswi SMP Karitas Ngaglik yang telah bersedia bekerja sama dalam
penelitian skripsi ini.
13. Para suster KYM yang telah berjasa menyumbangkan tenaga, pikiran, waktu,
materi dan banyak hal yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Terimakasih dan maaf atas keputusan yang mungkin mengecewakan.
14. Bapa, Ibu dan nenekku yang tercinta, saudara-saudariku (Ka‘ Vin & Ka’Hila,
Ka’Merry&Ka’Felix, Ka‘ Mais & ka’Vinsen, Ka‘Mesak & Ka, Manu) yang
mengerti, menerima, mencintaiku apa adanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
15. Keponakan-keponakanku tercinta yang menjadi spirit bagi kuku untuk
meyelesaikan skripsi ini. Khusus untuk Jefry, makasih ya sayang sudah bersedia
Martha, Evin, Ela, Deci. Terimakasih banyak atas dukungan dan persahabatan
yang terjalin. Kalian semua adalah sahabat, teman, adik yang telah mengajariku
untuk mengerti situasi orang muda yang sesungguhnya tanpa ada yang harus di
tafsir. Khusus untuk Lorita, Ita dan Indri...terimakasih adikku, ayo...tetap
semangat.
20. Teman-teman PAK 05 yang dengan caranya masing-masing telah membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini.
Yogyakarta, Maret 2010
Penulis
Margareta Uduk Seran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
Studi kasus pada siswa-siswi kelas VIII SMP Karitas Ngaglik
MARGARETA UDUK SERAN Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada peningkatan motivasi dan hasil belajar IPS siswa. Penerapan model pembelajaran ini dilakukan pada mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan pelaku ekonomi di masyarakat serta pranata dan penyimpangan sosial. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP Karitas Ngaglik dengan jumlah siswa 18 orang.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif dalam beberapa siklus. Masing-masing variabel diukur dengan instrumen yang berbeda dan dilakukan dalam dua siklus. Motivasi diukur dengan lembar penilaian diri, sedangkan hasil belajar diukur dengan membandingkan nilai ulangan sebelum implementasi tindakan dan sesudah implementasi tindakan. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar penilaian diri tentang motivasi dan dokumentasi. Lembar observasi terdiri dari dua jenis yakni lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Lembar penilaian diri memuat lima indikator motivasi yakni minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, semangat melaksanakan tugas, tangggung jawab melaksanakan tugas, rasa senang dan puas terhadap pelajaran, reaksi yang terhadap stimulus. Sedangkan dokumentasi disimpan dalam bentuk rekaman video yang berfungsi sebagai alat bantu untuk mendeskripsikan suasana kelas selama penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode pembelajaran koopertif tipe jigsaw meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Kesimpulan itu didasarkan pada adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dari kondisi awal serta target yang ditetapkan sebelum implementasi tindakan dengan hasil yang dicapai pada saat implementasi tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
THE EFFORTS IN UPGRADING THE MOTIVATION AND THE LEARNING RESULT OF SOCIAL SCIENCES STUDENTS
BY THE APPLICATION OF JIGSAW TYPE THE COOPERATIVE LEARNING METHOD
A Case Study on the 8th grade students of Karitas Junior High School
MARGARETA UDUK SERAN
Sanata Dharma University Yogyakarta
2010 The aim of this research is to find out the effect of applying Jigsaw Type, the
cooperative teaching model in upgrading the motivation and the learning result of social sciences students. This teaching model is applied on the subject study of social sciences with the economic agent in the society as the main discussion, and the institution and the social disorder. The subjects of this research are 18 students of the 8th grade students of Karitas Junior High School.
This research is a class action research, the research that combines the research procedures with a substantive action in several cycles. Each variable is measured by a different kind of instrument, and it is done in two cycles. The motivation is measured by the self-evaluation sheet, while the learning result is measured by comparing the test scores before and after the implementation. Instruments employed in this research are the observation sheet and the self-evaluation sheet of motivation and documentation. The observation sheet consists of two types: the observation sheet of teachers’ activities and observation sheet of students’ activities. The self-evaluation sheet contains of five motivation indicators: the students’ interest and attention toward the school subjects, students’ enthusiasm in doing the task, students’ responsibility in finishing the task, the pleasure and the satisfaction toward the school subjects, and the reaction toward the stimulus given. The documentation is recorded in the form of video recording which functions as the instrument to depict the class situation during the application of Jigsaw type the cooperative teaching method.
The result of this research shows that the application of the cooperative teaching method increases the students’ motivation and their learning result. This conclusion is derived from the fact that describes the increase of students’ motivation and their learning result from the beginning of the application, and from the determined target before the action implemented the goal when implementing at the time of the action.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
MOTTO ............................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... x
ABSTRAC ......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Batasan Masalah .............................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Model Pembelajaran Kooperatif Learning.................................... 7
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw............................... 17
C. Motivasi Belajar ............................................................................ 20
D. Hasil Belajar.................................................................................. 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
E. Penelitian Tindakan Kelas ........................................................... 22
F. Kerangka Berpikir......................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian .............................................................................. 29
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................ 29
C. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 29
D. Variabel Penelitian ........................................................................ 30
E. Indikator dan Pengukuran ............................................................. 30
F. Prosedur Penelitian ....................................................................... 32
G. Instrumen Penelitian ..................................................................... 37
H. Pembagian Peran Guru dan Peneliti.............................................. 38
I. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ....................................... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Sejarah Berdirinya SMP Karitas Ngaglik ..................................... 41
B. Visi dan Misi SMP Karitas Ngaglik ............................................. 41
C. Sistem Pendidikan dan Satuan SMP Karitas Ngaglik................... 42
D. Kurikulum Satuan Pendidikan SMP Karitas Ngaglik................... 43
E. Struktur Organisasi SMP Karitas Ngaglik .................................... 45
F. Sumber Daya Manusia SMP Karitas Ngaglik............................... 57
G. Siswa SMP Karitas Ngaglik.......................................................... 52
H. Kondisi Fisik dan Lingsungan SMP Karitas Ngaglik ................... 52
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi .............................................................................. 54
1. Sebelum Implementasi Tindakan.............................................. 54
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran kooperatif .................................... 13
Tabel 3.1 Kisi-kisi Motivasi Belajar Siswa................................................. 31
Tabel 3.2 Penggolongan Skor Motivasi Belajar ......................................... 32
Tabel 3.3 Pembagian Peran Guru dan Peneliti............................................ 39
Tabel 4.1 Muatan Mata Pelajaran SMP Karitas Ngaglik............................ 44
Tabel 4.2 Jumlah Guru dan Jabatan di SMP Karitas Ngaglik..................... 51
Tabel 4.3 Jumlah Siswa SMP Karitas Ngaglik ........................................... 53
Tabel 5.1 Hasil belajar Sebelum Implementasi Tindakan .......................... 55
Tabel 5.2 Hasil Observasi Guru Setelah Implementasi
Tindakan Siklus I ........................................................................ 65
Tabel 5.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Setelah Implementasi
Tindakan Siklus I ........................................................................ 65
Tabel 5.4 Hasil Observasi Guru Siklus II ................................................... 74
Tabel 5.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .................................. 74
Tabel 5.6 Hasil Analisis Motivasi Siklus I.................................................. 76
Tabel 5.7 Rekap Hasil Analisis Motivasi Siklus I ...................................... 77
Tabel 5.8 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus I ................................. 78
Tabel 5.9 Hasil Analisis Motivasi belajar Siklus II .................................... 79
Tabel 5.10 Rekap Hasil Analisis Motivasr Siklus II.................................... 80
Tabel 5.11 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus II................................ 82
Tabel 5.12 Rangkuman Hasil Analisis Siklus I dan Siklus II ....................... 84
Tabel 5.13 Kondisi Awal, Indikator Keberhasilan dan Realisasi
Tindakan Siklus II dan Siklus II................................................. 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Spiral Kemis dan Taggart ............................................ 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………………………. 97 Lampiran 2 Lembar Pembagian Kelompok…………………………… 111 Lampiran 3 Lembar Kerja Kuis................................................................ 113 Lampiran 4 Lembar Penilaian Diri tentang Motivasi…………………. 117 Lampiran 5 Analisis Tingkat Kesulitan Soal…………………………. 119 Lampiran 6 Surat-surat………………………………………………… 121 Lampiran 7 Foto Aktivitas Siswa dan Media ......................................... 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting bagi
kehidupan dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia, baik secara
individu maupun sosial. Karena itu, kegiatan belajar harus dapat membekali
peserta didik dengan kecakapan hidup yang sesuai dengan lingkungan hidup dan
kebutuhan peserta didik yang akan mereka hadapi selama mereka hidup.
Upaya pembekalan ini hanya akan efektif jika melibatkan secara aktif
kedua pihak pelaku pendidikan yakni guru dan peserta didik. Namun mengingat
para guru sebagai penanggungjawab pertama dan utama sebuah proses
pembelajaran di kelas maka keterlibatan peserta didik tergantung pula dari
ketepatan pemilihan dan penggunaan model serta metode pembelajaran oleh guru.
Al Muchtar (1991) dalam penelitiannya menemukan bahwa proses belajar
mengajar yang berlangsung dewasa ini tidak merangsang siswa untuk terlibat
secara aktif dan belum menumbuhkan budaya belajar di kalangan siswa. Masih
banyak guru yang belum memiliki kemampuan dan keterampilan memadai dalam
memilih serta menggunakan berbagai metode pembelajaran yang dapat
mengembangkan iklim pembelajaran yang kondusif bagi siswa. Bahkan, banyak
dari antara guru yang tidak memiliki kurikulum tertulis yang menjadi pedoman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dasar pemilihan metode pembelajaran.
Ketidaktepatan pemilihan metode pembelajaran oleh guru akan
berdampak pada tidak sedikitnya jumlah siswa yang mengalami kesulitan untuk
ikut berpartisipasi dalam pelajaran di kelas. Proses belajar mengajar pun
berlangsung secara kaku, sehingga kurang mendukung proses pembekalan dan
pengembangan pengetahuan, prestasi belajar, sikap moral serta ketrampilan siswa.
Kesulitan pelibatan dan keterlibatan siswa tersebut terlihat pula di kelas
VIII SMP Karitas Ngaglik Yogyakarta sebagai subyek penelitian penulis.
Berdasarkan hasil observasi penulis pada tanggal 23 Juli 2009 pada umumnya
siswa kurang aktif. Mereka hanya menjawab pertanyaan kalau diajukan oleh guru
terhadap mereka secara pribadi. Selain itu, ada siswa yang sibuk dengan diri
sendiri, berbicara dengan teman semeja, bahkan ribut dan bernyanyi-nyanyi kecil
ketika guru sedang mengajar. Tampaknya siswa tidak berminat mengikuti proses
pembelajaran. Tidak terlihat adanya inisiatif dari para siswa untuk bertanya
kepada guru bahkan kalau pun mereka tidak mendengar dengan jelas apa yang
baru saja disampaikan oleh guru. Menurut guru mata pelajaran IPS motivasi
belajar siswa juga sangat kurang.
Kesulitan keterlibatan serta kurangnya motivasi belajar ini berpengaruh
juga pada prestasi belajar para siswa. Hal ini terlihat dari nilai ulangan, nilai ujian
mid, serta ujian akhir para siswa pada semester sebelumnya yang rata-rata di
bawah nilai 85. Untuk nilai ulangan satu orang siswa mendapat nilai 35, dua
orang siswa mendapat nilai 40, lima orang siswa mendapat nilai 60, 4 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
siswa mendapat nilai 70, dan satu orang siswa mendapat nilai 90. Nilai ujian mid
semester hanya 1 orang siswa yang mendapat nilai 85, selebihnya di bawah 71,
bahkan ada yang mendapat nilai 30. Nilai ujian akhir hanya 1 orang mendapat
nilai 80 selebihnya di bawah 71. Berdasarkan hasil ujian para siswa pada semester
sebelumnya menurut penulis masih belum maksimal.
Penulis menduga bahwa motivasi belajar dan keberhasilan pembelajaran
sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan
menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang kurang tepat dan
tidak variatif itulah yang ditemukan penulis dalam pengamatan di Kelas VIII
SMP Karitas Ngaglik. Guru cenderung memakai metode ceramah dalam
mengajar sehingga para siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran di kelas.
Dengan demikian, permasalahan pokoknya adalah bagaimana guru
memilih dan mengemas metode pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa
dalam proses pembelajaran di kelas. Mungkin guru sudah merasa mengajar
dengan baik, namun siswanya tidak belajar sehingga terjadi salah konsep antara
pemahaman guru yang mengajar berdasarkan target dengan misi pendidikan yang
mengacu pada pembekalan pengetahuan serta keterampilan kepada siswa sebagai
bekal dalam menjalani kehidupan bermasyarakat (Somantri, 2000).
Berdasarkan permasalahan tersebut maka upaya peningkatan motivasi
belajar serta kualitas belajar mengajar merupakan suatu kebutuhan yang sangat
mendesak untuk dilakukan. Ada berbagai metode pembelajaran yang bisa
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, namun penulis memilih strategi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
karena akan memberdayakan para siswa untuk bermotivasi belajar dan terlibat
aktif dalam proses belajar di kelas.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan strategi alternatif yang
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa bekerja sama dengan orang
lain, bertanggungjawab, meningkatkan motivasi belajar serta kualitas proses dan
pada saat yang sama meningkatkan prestasi akademik siswa. Selain itu, tipe
pembelajaran ini menunjukkan adanya keseimbangan peran antara guru sebagai
salah satu sumber belajar dan peran aktif siswa dalam mengkonstruksikan
pengetahuan secara individual dan sosial (Michaelis&Rushdoony, 1987:68).
Berdasarkan aneka uraian di atas maka penulis mengambil judul ”Upaya
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw”.
B. Rumusan Masalah:
1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Batasan Masalah
1. Motivasi belajar dibatasi pada minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran,
semangat melaksanakan tugas, tanggungjawab dalam melaksnakan tugas, rasa
senang dan puas dalam melaksanakan tugas, reaksi siswa terhadap stimulus.
2. Hasil pembelajaran dibatasi pada kemampuan siswa dalam mengerjakan kuis
3. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Karitas Ngaglik
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1. Mengetahui apakah ada peningkatkan motivasi belajar siswa melalui
penerapan pembelajaraan kooperatif tipe Jigsaw
2. Mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi para guru SMP Karitas Ngaglik
dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang mampu
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
2. Bagi Siswa
Peningkatan kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw akan berpengaruh pada
motivasi belajar serta kualitas dalam aspek pengetahuan, keterampilan dan
sikapnya. Selain itu mereka juga lebih berkembang dalam sikap kepedulian
dan tanggung jawab sosialnya.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi
penelitian sejenis.
4. Bagi Penulis
Semakin mengetahui berbagai metode pembelajaran yang mampu
meningkatkan motivasi dan hasil belajar, dengan demikian diharapkan
mampu memilih metode pembelajaran yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Cooperatif Learning.
1. Pengertian Cooperative Learning.
Pembelajaran cooperative learning mengandung pengertian sebagai
suatu sikap atau strategi pembelajaran di mana siswa belajar bersama dengan
kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut
Solihitin (2005:4-5):
Cooperatif learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja karena belajar dalam model cooperative learning harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka yang bisa menimbulkan persepsi yang positif tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk mencapai keberhasilan berdasarkan kemampuan dirinya secara individual dan sumbangsih dari anggota lainnya selama mereka belajar secara bersama-sama dalam kelompok.
Definisi lain:
Cooperatif learning is a succeful teaching strategy in wich small team, each with students of different levels of ability, use a variety of learning activitiesto improve the understanding of the subject. Each members of a team is responsible not only for learning what is taught but also for helping team mates learn, an atmosphere of achievement. (http://www.ed.gov).
Pada definisi tersebut terkandung pengertian bahwa belajar kooperatif
merupakan strategi belajar dengan kelompok-kelompok kecil di mana para
siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda, menggunakan beragam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu pelajaran.
Setiap anggota kelompok tidak hanya bertanggung jawab pada diri sendiri
melainkan membantu teman satu team yang lain dalam belajar, sehingga
tercipta keberhasilan bersama.
Definisi lain dikemukakan oleh Roger T. Johnson dan David W.
Johnson (http://www.co_operation.org), bahwa:
Cooperative learning is a relationship in a group of students that requires positive interdependence (a sense of sink or swim together), individual accountability (each of us has to contribute and learn), interpersonal skills (communication, fruit, leadership, decision making, and conflict resolution), face to face promotive interaction and processing (reflection on how well the team is functioning and how to function even better).
Pada definsi ini terkandung pemahaman bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan relasi-kerjasama dalam satu kelompok siswa yang menuntut suatu
kesalingtergantungan yang positif (rasa kebersamaan) antar anggota. Masing-
masing anggota merasa bertanggung jawab terhadap kelompok sehingga harus
belajar dan menyumbangkan gagasan. Selain itu diperlukan keterampilan
hubungan antar pribadi (komunikasi, keberhasilan, kepemimpinan, pembuatan
keputusan, dan penyelesaian konflik) dan tatap muka langsung dalam
berinteraksi serta kesediaan untuk terus mengupayakan agar interaksi dan
aktivitas kelompok menjadi lebih baik lagi.
2. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Menurut Muslimin Ibrahim (dalam Widanarto, 2006:17) unsur-unsur
pembelajaran kooperatif yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a. Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka ”sehidup-
sepenanggungan bersama”.
b. Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya seperti
milik mereka sendiri.
c. Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelomponya memiliki
tujuan yang sama.
d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggungjawab yang sama di antara
anggota kelompoknya.
e. Siswa belajar sebagai pemimpin dan mereka membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
f. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi
yang ditangani dalam kelompok kooperatif
3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Wina Sanjaya (2006:242-244) mengungkapkan ciri-ciri pembelajaran yang
menggunakan model kooperatif;
a. Pembelajaran secara team
Pembelajaran secara team diharapkan agar semua anggota kelompok
mampu bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Kelompok harus terdiri atas anggota yang memiliki
kemampuan akademis, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang
berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota dapat bertukar
pengalaman, dapat saling membantu dan menerima, sehingga setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
anggota dapat memberikan kontribusi untuk keberhasilan kelompok.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Empat fungsi pokok manajemen kooperatif:
1) Fungsi perencanaan
Pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang baik, agar
proses belajar dapat berjalan secara efektif.
2) Fungsi pelaksanaan
Dalam fungsi ini, pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan.
3) Fungsi organisasi
Pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama, oleh sebab itu perlu
adanya pembagian tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok.
4) Fungsi kontrol
Dalam fungsi ini, pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria
keberhasilannya.
c. Kemauan untuk bekerja sama
Pembelajaran kooperatif memerlukan adanya kemauan untuk bekerja sama,
bukan saja dalam pembagian tugas dan tanggung jawab setiap anggota
kelompok, tetapi juga diperlukan adanya sikap saling membantu. Misalnya:
anggota kelompok yang pintar membantu yang kurang pintar.
d. Keterampilan bekerja sama
Setelah memiliki kemampuan untuk bekerja sama, siswa perlu didorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
untuk mau dan mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota
kelompoknya. Sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide
mengemukakan pendapat dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan
kelompok
4. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Menurut Stahl (1994), ada beberapa prinsip dasar yang harus dikembangakan
dalam pembelajaran kooperatif :
a. Ketergantungan yang Bersifat Positif
Untuk mengondisikan terjadinya interdependensi di antara siswa dalam
kelompok belajar, maka guru harus mengorganisasikan materi dan tugas-
tugas pelajaran sehingga siswa memahami dan mungkin untuk melakukan
hal itu dalam kelompoknya. Guru harus merancang struktur kelompok dan
tugas-tugas kelompok yang yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar
dan mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan dan
kemampuan memahami materi pelajaran. Kondisi belajar ini
memungkinkan siswa untuk merasa tergantung secara positif pada anggota
kelompok lainnya.
b. Interaksi yang Bersifat terbuka
Interaksi yang terjadi bersifat langsung dan terbuka dalam mendiskusikan
materi dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Suasana belajar seperti ini
akan membantu menumbuhkan sikap ketergantungan yang positif di
kalangan siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c. Tanggung Jawab Individu
Salah satu dasar penggunaan koopeartif dalam pembelajaran adalah bahwa
keberhasilan belajar akan lebih mungkin dicapai secara lebih baik apabila
dilakukan secara bersama-sama. Keberhasilan dalam belajar ini
dipengaruhi oleh kemampuan individu siswa dalam menerima dan
memberi apa yang telah dipelajari kepada siswa lainnya.
d. Kelompok Bersifat Heterogen
Keanggotaan dalam kelompok harus bersifat heterogen sehingga interaksi
kerjasama yang terjadi merupakan akumulasi dari berbagai karakter siswa
yang berbeda. Dalam suasana belajar seperti itu akan tumbuh dan
berkembang nilai, sikap, moral, bagi siswa untuk mengembangkan
kemampuan dan melatih keterampilan dirinya dalam suasana belajar yang
terbuka dan demokratis.
e. Interaksi Sikap dan Perilaku Sosial yang Positif
Dalam interaksi dengan siswa lainnya dalam kelompok tidak begitu saja
menerapkan dan memaksakan sikap dan pendiriannya kepada anggota
lainnya. Dalam kelompok siswa harus belajar bagaimana meningkatkan
kemampuan interaksinya dengan memimpin, berdiskusi, bernegosiasi, dan
mengklarifikasi berbagai masalah dalam menyelesaikan tugas-tugas
kelompok.
f. Tindak Lanjut
Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan tugas dan pekerjaannya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
selanjutnya perlu dianalisis bagaimana penampilan dan hasil kerja siswa
dalam kelompok belajarnya. Setiap siswa dalam kelompok harus
memperoleh waktu yang cukup untuk belajar dalam mengembangkan
pengetahuan, kemampuan dan keterampilannya.
5. Sintaks Pembelajaran Model Kooperatif (http://www.ed.gov).
Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam kegiatan
pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai
dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan motivasi siswa belajar. Fase
ini diikuti oleh penyajian informasi, selanjutnya siswa dikelompokkan dalam
tim-tim belajar. Pada tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja
bersama untuk menyelesaikan tugas bersama meraka. Fase terakhir dari
pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau
mengevaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi
penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.
Ada enam tahapan pada pembelajaran kooperatif. Namun ada sedikit
perbedaan pada langkah-langkahnya tergantung dari pendekatan yang
dipergunakan dalam proses kegiatan pembelajarannya.
Tabel II.1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
Fase-Fase Tingkah Laku Guru Fase 1
Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Menyajikan Informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Fase 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil berjanya
Fase 6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
1) Kriteria keberhasilan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
terhadap motivasi dan hasil belajar siswa berdasarkan pelaksanaan
tindakan. Kriteria keberhasilan PTK dapat ditetapkan antara lain
dengan menggunakan prinsip belajar tuntas, misalnya 65%. Apabila
peningkatan yang diharapkan dalam hal ini motivasi dan hasil belajar
tercapai minimal 65%, maka pencapaian tersebut dikatakan memenuhi
kriteria.
2) Instrumen penilaian diri tentang motivasi belajar siswa yang memuat
ke lima indikator: minat dan perhatian siswa mengikuti pelajaran,
tidak mudah putus asa/semangat dalam melaksanakan tugas, tanggung
jawab siswa dalam mengerjakan tugas, rasa senang dan puas dalam
melaksanakan tugas, reaksi siswa terhadap stimulus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3) Lembar penilaian kemampuan siswa mengerjakan kuis individu yang
dilakukan pada setiap akhir siklus untuk melihat seberapa besar
peningkatan yang dialami setiap siswa selama pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
4) Lembar observasi guru dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw
5) Lembar observasi aktivitas siswa di kelas selama penerapan proses
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
b. Tindakan
Pada tahap ini dilaksanakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw sesuai rencana tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis
besar materi yang akan dipelajari dengan melibatkan siswa dalam
diskusi kelas.
2) Peneliti dan guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen
beranggotakan empat orang dan membagikan sub bab secara berbeda
dalam bentuk kartu kerja (KK) kepada setiap anggota kelompok.
Setiap kelompok mendapat empat kartu kerja sesuai dengan jumlah
siswa dalam kelompok.
3) Siswa yang memegang kartu kerja (KK)-1, dikumpulkan menjadi
kelompok baru. Demikian juga dengan siswa yang memegang KK-2,
KK-3, KK-4. Siswa-siswa dalam kelompok baru disebut kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
ahli.
4) Siswa dalam kelompok ahli kembali ke kelompok awal dan
membagikan hasil diskusi dalam kelompok ahli kepada anggota
kelompok awal.
5) Guru dan siswa mendiskusikan dan mengoreksi hasil diskusi kelompok
secara bersama.
6) Guru memberi soal kuis secara tertulis, dan siswa mengerjakannya
secara individual.
c. Observasi
Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Pada tahap ini,
peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan
tindakan, yaitu meliputi: penerapan metode pembelajaran, aktivitas siswa
dalam kelas dan kelompok, aktivitas guru dalam menerapkan metode
pembelajaran tipe jigsaw, serta aktivitas siswa dalam kaitannya dengan
indikator motivasi. Pengamatan dilakukan dengan bantuan instrumen
observasi dan dilengkapi perekaman dengan video camcorder.
d. Refleksi:
Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil
observasi terhadap motivasi dan hasil pembelajaran. Ada dua macam
refleksi yang dilakukan, yaitu:
1) Refleksi segera pada saat pertemuan berakhir, digunakan untuk
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya
(penyesuaian rencana pembelajaran dan/atau instrumen yang perlu
disempurnakan).
2) Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui
apakah target yang ditetapkan sesuai indikator keberhasilan tindakan
telah tercapai. Secara teknis peneliti melakukan self-reflection dahulu
terkait dengan keterampilan kooperatif siswa dalam kegiatan pada
masing-masing fase, hasil kegiatan kelompok, hasil kuis dan kaitannya
dengan kegiatan kelompok dan kemudian dilakukan refleksi dan
diskusi bersama guru untuk penyempurnaan tindakan dalam siklus
kedua.
2. Siklus kedua
Kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus
pertama, hanya tindakannya yang berbeda. Tindakan pada siklus kedua ini
ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama dan dilaksanakan dalam
dua kali pertemuan/tatap muka.
G. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan yaitu untuk
melakukan kegiatan belajar mengajar dan pengumpulan data
1. Instrumen untuk melakukan kegiatan belajar mengajar
a. Rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pembelajaran tipe jigsaw. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini memuat
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka implementasi
tindakan. (Lampiran 1)
b. Lembar pembagian kelompok
Lembar pembagian kelompok berisi nama-nama anggota kelompok. Dalam
melaksanakan PTK siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Dalam
penelitian ini siswa dibagi dalam empat kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa. (Lampiran 2)
2. Instrumen untuk mengumpulkan data
a. Format daftar nilai siswa kelas VIII
b. Lembar observasi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw
c. Lembar penilaian diri tentang motivasi belajar siswa (lampiran 3)
d. Lembar observasi aktivitas siswa dalam kelompok
e. Lembar kerja siswa secara individu untuk kuis (Lampiran 4).
H. Pembagian Peran Peneliti dan Guru
Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran IPS untuk
menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dengan tujuan
meningkatkan motivasi dan pada akhirnya dapat pula meningkatkan hasil belajar
siswa. Oleh karena itu ada pembagian peran antara guru dengan peneliti.
Pembagian peranan peneliti dan guru tampak pada tabel III.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel III. 3 Pembagian Peran Peneliti dan Guru
No Kegiatan Output Petugas 1 Penyusunan perangkat
pembelajaran Rencana pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Peneliti & guru
2 Pemetaan kemampuan siswa
Kelompok heterogen beranggota 4-5 siswa
Peneliti & guru
3 Penyusunan instrumen pengumpulan data
Instrumen observasi dan lembar kerja Peneliti
4 Pelajaran IPS dengan model kooperatif tipe Jigsaw
Kegiatan diskusi, membagikan hasil diskusi kepada kelompok asal, kuis
Peneliti & guru
5 Observasi kegiatan belajar mengajar
Aktivitas siswa dalam kelas, Aktivitas guru dalam menerapkan metode pembelajaran
Peneliti
6 Analisis data Motivasi dan hasil belajar siswa Peneliti 7 Refleksi Dampak tindakan pada motivasi dan hasil
belajar siswa Peneliti
8 Implementasi siklus Tindakan perbaikan dan dampaknya pada peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa
Guru & peneliti
I. Pengumpulan Dan Analisis Data
1. Pengumpulan data
a. Observasi
Observasi digunakan untuk merekam kualitas proses dan hasil belajar
siswa berdasarkan instrumen observasi dan penggunaan alat perekam
video camcorder.
b. Wawancara digunakan untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas
dilihat dari sudut pandang yang lain. Dalam penelitian ini wawancara
dilakukan secara lisan dengan guru maupun siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
yaitu dengan pemaparan data/informasi tentang suatu gejala yang
diamati selama proses pembelajaran berlangsung dalam bentuk paparan
naratif maupun tabel.
b. Analisis Tingkat Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui motivasi dan
hasil belajar siswa. Peningkatan motivasi dan hasil belajar dilakukan
dengan membandingkan motivasi dan hasil belajar siswa sebelum
implementasi tindakan dengan motivasi dan hasil belajar sesudah
implementasi tindakan siklus pertama dan kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya SMP Karitas Ngaglik
SMP Karitas Ngaglik berdiri pada tanggal 1 Januari 1968 dengan SK.
No. 02 a/B.6/JKB/68 yang ditetapkan di purworedjo oleh F.S Wirjotaruna
sebagai Ketua Yayasan Karya Bakti No. 051/KB/59/III/1968 pada tanggal 25
Maret 1968. Sekolah Karitas dikelola oleh para Bruder Karitas dibawah
naungan Yayasan Karya Bakti Yogyakarta. Oleh karena dikelola para Bruder
Karitas maka penyelenggaraan pendidikan sejalan dengan pandangan hidup
para Bruder Karitas yaitu cinta kasih kepada Tuhan dan sesama.
B. Visi dan Misi Sekolah
1. Visi
Visi SMP Karitas adalah membentuk peserta didik dalam proses
pendewasaan diri untuk mampu mengolah dan mengembangakn potensi
diri yang lebih berkualitas dalam menanggapi perkembangan zaman
berdasarkan cinta kasih kepada Tuhan dan sesama.
2. Misi
Misi SMP Karitas adalah mendampingi proses pembentukan diri peserta
didik dalam mengoptimalkan aspek intelektualitas, humanitas, religiositas
dan sosialitas melalui penyelarasan kurikulum sekolah dengan tingkat
perkembangan peserta didik dan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Perkembangan SMP Karitas tak lepas dari kepedulian dan kerja keras para
pendahulu dan generasi penerusnya. Berikut nama-nama kepala sekolah
yang pernah memimpin SMP Karitas :
Tahun 1968-1973 Br. Hugon, FC
Tahun 1973-1978 Br. Paulus FC
Tahun 1978-1979 Theresia Gunarti B. A
Tahun 1979-1988 Br. Paulus, FC
Tahun 1988-1992 Supandiyono B.A
Tahun 1992-1996 Ig Ngadiman B.A
Tahun 1996-2000 Br. Ferdinandus, FC
Tahun 2000-2003 Theresia Gunarti S. P.d
Tahun 2003-2005 Br. Eduardus S. Utomo, FC
Tahun 2005-2009 Dra. Ch. Tuti Rahayu
Tahun 2009-Sekarang Aluysius Riwi Widakdo S.Pd
C. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan SMP Karitas Ngaglik Sleman
Sistem pendidikan di SMP Karitas mengacu pada undang-undang No.
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:
1. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar
2. Pendidikan menegah berbentuk sekolah menengah pertama (SMP),
Mandrasah, Tsanawiyah (MTS), atau bentuk lain yang sederajat.
SMP Karitas merupakan pendidikan menengah berbentuk Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Menegah Pertama (SMP).
Selain itu sistem pendidikan di SMP Karitas juga mangacu pada
delapan Standardisasi pendidikan dalam UU tersebut yaitu:
a. Standar Kompetensi Lulusan
b. Standar Isi
c. Standar Proses
d. Standar Pendididk dan Kependidikan
e. Standar Sarana dan Prasarana
f. Standar Pengelolaan
g. Standar Pembiayaan
h. Standar Penilaian
D. Kurikulum Satuan Pendidikan SMP Karitas Ngaglik Sleman
Struktur Kurikulum SMP Karitas Ngaglik adalah sebagai berikut :
1. Mata Pelajaran
Muatan mata pelajaran yang diberikan di SMP Karitas Ngaglik Sleman
Yogyakarta sesuai dengan struktur kurikulum yang terdapat dalam Standar
Isi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Komponen Alokasi Waktu Kelas
Mata Pelajaran VII VIII IX 1. Pendidikan Agama/Religiusitas 2 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 6 6 6 4. Bahasa Inggris 5 5 5 5. Matematika 6 6 6 6. IPA 6 6 6 7. IPS 5 5 5 8. Jasa pembukuan 2 2 2 9. Seni Rupa 1 1 1 10. Seni Suara 1 1 1 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan 2 2 2
12. Bahasa Jawa 2 2 2 13. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2
2. Kegiatan Pengembangan Diri/Layanan BK/Ekstrakurikuler
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi SMP Karitas Ngaglik Sleman
Jenis pengembangan diri :
a. Musik/Orkestra
b. Volley
c. Bimbingan dan Konseling
d. Pramuka
e. Bahasa Inggris
f. Tari/Modern Dance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Segala aktivitas peserta didik berkenaan dengan kegiatan
Pengembangan diri dibawah pembinaan dan pengawasan guru pembina
yang telah ditugasi oleh Kepala Sekolah.
E. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMP Karitas Ngaglik Yogyakarta
1. Struktur Organisasi Sekolah
SMP Karitas Ngaglik Yogyakarta bernaung di bawah Yayasan Karya
Bakti yang dikelola oleh para Bruder Karitas. Sekolah ini memiliki
personil yang cukup mendukung, seperti karyawan dan guru yang
profesional dalam bidangnya. SMP Karitas Ngaglik Yogyakarta dari segi
organisatorik yang bernaung di bawah Yayasan Karya Bakti secara
struktur tampak dari satu orang kepala sekolah, kepala tata usaha, dan
empat orang wakil kepala sekolah. Selain itu, guru-guru wali kelas turut
berperan aktif sehingga semua aturan sekolah dapat terwujud dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT
PERTAMA SMP KARITAS NGAGLIK
KOMITE SEKOLAH
KEPALA SEKOLAH
URUSAN TATA USAHA
WAKASEK SARANA
PRASARANA
WAKASEK
KESISWAAN
WAKASEK KURIKULUM
GURU MATA PELAJARAN
WALI KELAS
VIII
WALI KELAS
VII
WALI KELAS
IX
GURU PEMBIMBING
WAKASEK HUMAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Wewenang dan Tanggung jawab Masing-masing Unsur
a. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah : Aluysius Riwi Widakdo, S.Pd
Kepala sekolah mengemban tugas menyusun perencanaan,
mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi, mengawasi dan
mengevaluasi seluruh kegiatan pendidikan di sekolah dengan
perincian sebagai berikut:
1). Mengatur Proses Belajar Mengajar
a). Program tahunan, semester, berdasarkan kalender pendidikan
b). Jadwal pelajaran per tahunan, per semesteran, termasuk
penetapan jenis mata pelajaran/bidang studi
pengembangan/pengajaran/keterampilam dan pembagian
tugas
c). Program satuan pelajaran satuan dan praktek berdasarkan
buku kurikulum.
d). Pelaksanaan jadwal satuan pelajaran menurut alokasi waktu
yang telah ditentukan berdasarkan kalender pendidikan
e). Pelaksanaan ulangan/tes/hasil kenaikan kelas dan ujian
kelulusan.
f). Penyusunan norma penilaian
g). Penetapan kenaikan kelas
2). Laporan kemajuan hasil belajar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3). Penetapan dalam peningkatan proses belajar mengajar
a). Mengatur administrasi kantor
b). Mengatur administrasi siswa
c). Mengatur administrasi pegawai
d). Mengatur administrasi perlengkapan
e). Mengatur administrasi keuangan
f). Mengatur administrasi perpustakaan
g). Mengatur hubungan dengan masyarakat
b. Wakil Kepala Sekolah
1) Urusan Kesiswaan
Kesiswaan merupakan salah satu bidang pelayanan akademis, yang
bertugas menangani atau mengatur semua hal yang berkaitan
dengan siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah dengan
tujuan terciptanya situasi pembelajaran yang tertib, teratur dan
aman. Disamping mengatur siswa dalam kegiatan belajarnya,
urusan kesiswaan juga bertugas membangun sikap mental yang
baik pada diri anak didik, melalui pembinaan kedisiplinan.
Tugas Wakasek Kesiswaan juga berkaitan erat dengan urusan lain
seperti urusan Ekstrakurikuler, Bimbingan Konseling, urusan
Kurikulum, Wali kelas, dan lain sebagainya sehingga diharapkan
semuanya berjalan secara sinergi demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2) Urusan Kurikulum
Tugas-tugasnya adalah sebagai berikut:
a). Menyusun program pembelajaran, pembagian tugas guru,
guru dalam menerapkan model pembelajaran jigsaw, membuat tanda
pengenal untuk siswa, mempersiapkan alat perekam.
Kemudian peneliti bersama guru melakukan pemetaan
berdasarkan jenis kelamin dan hasil belajar siswa sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
implementasi tindakan. Pemetaan bertujuan untuk membagi siswa
dalam kelompok yang heterogen berdasarkan jenis kelamin dan hasil
belajar sehingga setiap anggota kelompok saling membantu dan
melengkapi satu sama lain.
Jumlah siswa pada kelas VIII SMP karitas Ngaglik sebanyak
18 orang, maka peneliti membagi kelas menjadi empat kelompok
yang beranggotakan 4-5 orang. Kelompok satu dan empat
beranggotakan lima orang sedangkan kelompok dua dan tiga
beranggotakan empat orang. Pembagian kelompok tersebut
didasarkan tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung di kelas dan hasil belajar sebelum implementasi
tindakan. Masing-masing kelompok beranggotakan siswa yang
heterogen, baik dari prestasi (tinggi, sedang dan rendah) dan dari
jenis kelamin.
2). Tindakan
a). Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 16
Januari 2010 dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Jumlah siswa
yang hadir 18 orang. Kegiatan yang dilaksanakan selama
pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
(1). Perkenalan dan pembagian kelompok
Sebelum tindakan dimulai peneliti memperkenalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
diri, menjelaskan secara singkat tentang model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Guru memulai pelajaran dengan
menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan rencana
kegiatan selama proses belajar mengajar berlangsung. Guru
juga menjelaskan lagi tentang model pembelajaran bahwa
siswa akan dibagi dalam 4 kelompok.
Untuk membedakan kelompok awal dengan kelompok
ahli, maka kelompok awal diberi nama bunga. Kelompok
satu diberi nama mawar, kelompok dua melati, kelompok
tiga rose, kelompok empat aster. Sedangkan kelompok ahli
sesuai dengan nomor kartu kerja yakni 1, 2, 3, dan 4. Setiap
kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Tiap anak dalam
kelompok mendapat kartu kerja (KK) yang berbeda
sehingga setiap kelompok mendapat empat KK. Siswa yang
mendapat KK sama berkumpul menjadi satu kelompok yang
dinamakan kelompok ahli.
(2). Diskusi dalam kelompok ahli
Siswa yang mendapat kartu kerja sama berkumpul dan
mulai belajar dalam kelompok. Selama di kelompok suasana
kelas tenang. Masing-masing siswa membaca kartu kerja,
membahas soal yang ada dalam kartu kerja dan secara
bergilir menjelaskan kepada temannya tentang materi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
ada dalam kartu kerja. Khususnya di kelompok 1, 2 dan 3
setelah berkumpul dalam kelompok langsung memulai
diskusi.
Di kelompok satu dan tiga, ada siswa yang berani
mengemukakan pendapatnya, meskipun bukan murni
gagasannya sendiri. Mereka yang berani mengemukakan
pendapat di kelompok pada umumnya adalah yang tergolong
berprestasi tinggi. Guru dan peneliti menekankan agar setiap
siswa benar-benar memahami KK yang menjadi
tanggungjawabnya agar bisa membagikan kepada anggota
kelompok awal karena materi yang ada dalam KK yang
menjadi tanggung jawabnya tidak ada dalam KK anggota
yang lain. Diskusi kelompok ahli menghabiskan waktu 15
menit.
(3). Laporan tiap anggota kelompok
Setelah berdiskusi dalam kelompok ahli, siswa kembali
ke kelompok awal untuk melaporkan hasil pembelajaran
mereka kepada anggota kelompok awal. Di kelompok awal
setiap siswa bergilir untuk membagikan hasil diskusinya di
kelompok ahli. Guru menekankan bahwa ada empat KK yang
harus dikuasai oleh anggota kelompok. Materi yang ada
dalam masing-masing KK berbeda-beda, sehingga setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
siswa dituntut untuk membagikan hasil belajar di kelompok
ahli supaya siswa yang lain juga memahaminya. Karena
diawal pertemuan guru memberitahukan bahwa akan ada
kuis, maka pada umumnya siswa serius dan semangat
membagikan hasil diskusi kelompok ahli kepada anggota
kelompok.
Di kelompok satu ada siswa dengan tingkat prestasi
yang rendah tidak berani membagikan hasil diskusinya
kepada anggota kelompoknya. Hal ini mengundang emosi
anggota kelompok. Peneliti menyarankan agar membacakan
saja sesuai dengan apa yang tertulis dalam KK. Di kelompok
empat ada dua siswa yang kelihatan sibuk dengan diri sendiri
ketika temannya melaporkan hasil diskusi kelompok ahli.
(4). Tanya jawab
Setelah laporan tiap anggota dilanjutkan dengan tanya
jawab antara kelompok. Awalnya tidak ada siswa yang
berinisiatif untuk bertanya. Maka guru menekankan agar
setiap kelompok bertanya dan menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh kelompok lain, supaya mereka bisa menjawab
soal kuis pada saat saat diadakan kuis. Maka satu orang siswa
dari kelompok satu memulai dengan mengajukan pertanyaan
kepada kelompok tiga, diikuti oleh kelompok lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Setelah selesai tanya jawab antar kelompok, guru
mengadakan tanya jawab lagi secara acak kepada siswa
secara individu, untuk mengetahui apakah siswa benar-benar
sudah paham materi yang didiskusikan dalam kelompok.
Setelah tanya jawab guru merangkum materi yang di pelajari
pada hari itu.
(5). Refleksi Segera
Karena guru tidak melakukan refleksi sebagaimana
dalam rencana pembelajaran, maka peneliti meminta waktu
lima menit untuk mengajukan dua pertanyaan kepada siswa
secara umum, yakni tentang perasaan siswa selama
pembelajaran dengan metode jigsaw dan hal-hal apa saja yang
masih harus diperbaiki untuk pertemuan selanjutnya. Siswa
menjawab dengan serentak bahwa mereka senang dengan
metode pembelajaran jigsaw, namun ada beberapa hal yang
harus diperbaiki yakni waktu untuk laporan tiap anggota
kelompok sangat kurang, ada siswa yang ribut ketika
temannya membagikan hasil diskusi di kelompok awal dan
ahli, ada siswa yang tidak berani untuk membagikan hasil
diskusi kepada anggota kelompok lain.
b). Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis tangggal 22 Januari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dengan alokasi waktu 2x45 menit. Jumlah siswa yang hadir 18
orang. Kegiatan yang dilakukan selama pertemuan kedua adalah
sebagai berikut:
(1). Pembagian Kelompok dan kegiatan awal
Siswa diminta untuk masuk kedalam kelompok yang
sudah dibagikan dipertemuan pertama. Guru memulai
pelajaran dengan bertanya kepada siswa tentang materi
pelajaran yang lalu, memberitahukan rencana kegiatan selama
proses belajar mengajar berlangsung.
(2). Diskusi Kelompok Ahli
Perpindahan dari kelompok awal ke kelompok ahli
membuat suasana kelas agak ramai. Karena setiap anggota
dalam kelompok ahli memegang KK yang sama, maka
peneliti dan guru menekankan agar setiap anggota
bertanggangung jawab untuk menjelaskan satu point materi
yang ada dalam KK.
(3). Laporan tiap anggota kelompok
Suasana kelas menjadi ribut karena ada beberapa siswa
yang protes bahwa materi ajar terlalu banyak, sehingga
mereka tidak bisa menguasainya. Ada yang bingung
bagaimana cara menjelaskan kepada anggota kelompok awal.
Apakah membaca secara keseluruhan atau hanya bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
tertentu saja. Peneliti dan guru menyarankan agar
menjelaskan bagian-bagian yang penting saja.
(4). Presentasi tiap kelompok
Setelah laporan tiap anggota kelompok guru meminta
utusan kelompok untuk melaporkan hasil diskusi. Namun
bukan hanya utusan tetapi juga semua anggota kelompok
maju ke depan dengan alasan mereka akan membantu
menjawab pertanyaan teman-teman kelompok lain. Suasana
kelas saat maju untuk presentasi menjadi ramai. Presentasi
berjalan lancar walau ada beberapa siswa yang kurang
memperhatikan presentasi teman kelompok yang presentasi.
(5). Tanya jawab
Sebelum memulai kuis guru mengadakan tanya jawab
secara acak kepada siswa secara individu untuk mengetahui
pemahaman materi ajar. Tanya jawab membutuhkan waktu
lima menit. Ketika sesi tanya jawab suasana kelas menjadi
ribut. Ada beberapa siswa yang kelihatan gelisah, ada yang
menunjukan wajah tidak senang. Ketika guru bertanya
apakah mereka sudah siap untuk kuis atau belum, serentak
menjawab bahwa belum siap karena materi ajar terlalu
banyak dan mereka tidak menguasainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
(6). Kuis
Setelah kembali ke bangku masing-masing suasana kelas
menjadi tenang, guru dan peneliti membagikan lembar kerja
kuis untuk dikerjakan secara individu.
(7). Refleksi
Refleksi segera tidak dilakukan oleh guru sehingga
peneliti meminta waktu siswa untuk bertanya tentang kesan
terhadap pembelajaran. Pada umumnya siswa mengatakan
materi terlalu banyak, materi ajar tidak menyenangkan.
Metode menarik karena masing-masing bertanggung jawab
untuk memahami kartu kerja masing-masing, sehingga tidak
melimpahkan tanggung jawab kepada satu orang. Selesai kuis
peneliti membagikan lembar penilaian diri motivasi belajar
menggunakan metode jigsaw kepada siswa untuk diisi guna
mengetahui tercapai tidaknya indikator keberhasilan tindakan
yang ditargetkan.
3). Observasi
Observasi yang dilakukan meliputi observasi terhadap kegiatan guru
saat menerapkan proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
kegiatan siswa di kelas selama proses pembelajaran berlangsung.
Tabel V.2 dan V.3 menunjukkan hasil observasi kegiatan guru dan
siswa di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel V. 2 Hasil observasi kegiatan guru dikelas
Siklus I No Elemen yang dinilai Ya Tidak 1 Memeriksa kesiapan siswa √ 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran dengan metode jigsaw √ 3 Menyampaikan kompetensi yang akan di capai dan
memberi petunjuk tentang rencana kegiatannya √
4 Membangkitkan perhatian dan minat siswa melalui gaya mengajar yang antusias dengan menggunakan metode jigsaw
√
5 Menimbulkan motivasi dengan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dan memanfaatkan hal yang menjadi perhatian siswa
√
6 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok awal, kelompok jigsaw dan membantu siswa agar melakukan transisi secara efisien
√
7 Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok awal dan kelompok jigsaw
√
9. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
√
10 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa √ 11. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang sudah di tentukan √
(Sumber: dikembangkan dari http/www.ed.gov) Tabel V.3
Lembar observasi kegiatan siswa dikelas Siklus I
No Elemen yang dinilai Ya Tidak 1 Siap mengikuti pelajaran √ 2 Terbuka mengemukakan ide √ 3 Perhatian di arahkan pada materi diskusi √ 4. Siswa membagikan materi yang di pelajari kepada
kelompok awal √
5 Mendengarkan penjelasan teman √ 6 Mencatat hal-hal yang penting √ 7 Antusias √ 8 Mengajukan pertanyaan kepada guru/teman √ 9 Menjawab pertanyaan √ (Sumber: Pedoman Pelaksanaan Lapangan, hal;36)
Selain pengamatan pengumpulan data juga dilakukan dengan
wawancara dan perekaman data. Wawancara dilakukan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
empat siswa dengan kemampuan intelektual yang beragam dengan
mengajukan satu pertanyaan yaitu mengenai kesan mereka terhadap
pembelajaran dengan metode jigsaw. Dari hasil wawancara tersebut ke
empat siswa mengatakan senang dengan metode pembelajaran jigsaw
karena mereka dituntut untuk menguasai materi yang ada dalam kartu
kerja dan bertanggungjawab untuk membagikan kepada anggota
kelompok awal. Namun ke empat siswa juga mengatakan waktu untuk
diskusi kelompok ahli dan laporan tiap anggota kepada kelompok awal
dan waktu untuk kuis sangat kurang, ada siswa yang ribut dan tidak
serius membagikan kertas kerja yang dipelajari kepada anggota
kelompok awal.
4). Refleksi
Pada umumnya siswa menaruh perhatian terhadap pelajaran,
semangat dan bertanggung jawab melaksanakan tugas walaupun
tidak semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan
hasil refleksi segera, pengamatan pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua, peneliti bersama guru partner melakukan evaluasi.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ada peningkatan motivasi belajar
dan hasil belajar (lihat tabel V.7 dan V.8). Indikator keberhasilan
tindakan yang ditargetkan sudah tercapai. Namun siswa yang
menjawab dan mengajukan pertanyaan dalam kelompok adalah siswa
yang sama. Ketika diskusi kelompok ada siswa yang ribut dan sibuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dengan diri sendiri, tidak memperhatikan penjelasan teman. Peneliti
dan guru merencanakan siklus kedua.
b. Siklus Kedua
Tujuan dari siklus kedua ini adalah untuk memantapkan kesimpulan pada
siklus pertama, sekaligus sebagai pembanding hasil yang dicapai pada
siklus pertama.
1). Perencanaan
Pertemuan pertama dan kedua untuk siklus kedua
direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 28-29 Januari 2010,
namun karena ada kegiatan lain di sekolah yang harus diikuti oleh 11
siswa kelas VIII maka pertemuan kedua ditunda tanggal 4 Februari
2010. Materi yang dipelajari pada siklus kedua adalah pranata dan
penyimpangan sosial. Mengingat materi yang dipelajari sedikit dan
dirasa mudah, maka penyampaian materi akan dilakukan satu kali
pertemuan (2 x 45 menit).
Berdasarkan hasil refleksi, bahwa ada anak yang ribut dengan
diri sendiri, hanya terpaku pada teks KK dan tidak ada inisiatif untuk
mencari informasi dari sumber lain/dari buku, maka ada perubahan
yang dilakukan. Pada siklus pertama, materi dan pertanyaan diskusi
langsung disajikan, siswa hanya mendalami. Namun pada siklus
kedua setiap KK hanya diisi dengan pertanyaan yang berbeda dan
siswa diminta untuk mencari, mengisi dan mendalami KK masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
masing.
Peneliti menyediakan perangkat yang diperlukan berhubungan
dengan proses pembelajaran pada siklus kedua ini yakni satu lembar
instrumen observasi guru, satu lembar instrumen observasi aktivitas
siswa, RPP, 18 lembar kartu kerja, 18 lembar Lembar kerja untuk
kuis dan soal kuis.
2). Tindakan
a). Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tangggal 28 Januari 2010,
dengan alokasi waktu 2x 45 menit. Jumlah siswa yang hadir 18
orang. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah
sebagai berikut:
(1). Pembagian kelompok.
Guru meminta siswa masuk ke dalam kelompok yang
sudah ditentukan sebelumnya. Suasana kelas selama
pembagian kelompok ribut karena ada siswa yang tidak mau
bergabung dengan kelompok yang sudah dibagikan pada
pertemuan sebelumnya dengan alasan yang aktif orang yang
sama, ada yang mengatakan sakit dan enggan untuk masuk
kelompok, ada yang mengatakan bosan. Namun guru
memberi pengertian bahwa waktu tidak mencukupi untuk
pembagian kelompok baru. Maka siswa akhirnya berkumpul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
bersama kelompok awal.
Sebelum membagikan KK guru menjelaskan kepada
siswa bahwa KK untuk pertemuan kali ini berbeda dengan
pertemuan sebelumnya. KK hanya berisi pertanyaan dan
siswa diminta untuk mengisi KK sesuai dengan instruksi.
Guru juga menjelaskan alasan kenapa KK hanya berisi
pertanyaan bahwa agar setiap siswa terlibat dan bertanggung
jawab untuk mencari, memahami kartu kerjanya. Sehingga
mereka bisa menjelaskan kepada kelompok awal. Setiap
siswa diberi kesempatan untuk mencari, mengisi dan
mendalami KK.
Masing-masing anggota kelompok nampak
bertanggung jawab mengerjakan KK. Pada awalnya ada siswa
yang bingung bagaimana cara mengisi sehingga mereka
bertanya kepada peneliti dan guru. Peneliti dan guru
menyarankan agar menjawab sesuai dengan instruksi. Di
kelompok satu ada lima orang siswa, dua siswa laki-laki dan
perempuan mendapat KK dengan pertanyaan yang sama maka
yang laki-laki tidak aktif hanya menunggu jawaban yang
dikerjakan oleh temannya. Di kelompok tiga, mereka tidak
duduk sebagaimana lazimnya kelompok, masing-masing
duduk di bangkunya sendiri sambil mengisi KK. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
menyarankan agar duduk melingkar sebagaimana suatu
kelompok namun kelompok mengatakan setelah mengisi KK
masing-masing baru membahasnya dalam kelompok.
(2). Diskusi kelompok ahli.
Setelah semua selesai mengerjakan KK siswa masuk ke
dalam kelompok ahli. Di kelompok ahli setiap siswa
mencocokkan KK yang dikerjakan satu sama lain, memilih
KK yang jawabannya sesuai dengan instruksi. Peneliti dan
guru menekankan supaya memilih jawaban yang memang
singkat tetapi sesuai dengan jawaban yang diminta dalam
instruksi. Di kelompok dua ada siswa yang berusaha
mempertahankan jawabannya, sementara di kelompok satu
ada siswa yang tulisannya tidak bisa dibaca oleh teman yang
lain. Hal ini mengundang emosi teman yang lain sehingga
mereka mencocokan lagi jawaban masing-masing dengan
buku paket yang ada. Ada juga beberapa yang bertanya
kepada peneliti dan guru.
Diskusi kelompok ahli berjalan dengan baik walau
pada awalnya masih ada siswa yang sibuk mengerjakan KK,
karena di kelompok awal belum menyelesaikan. Siswa
nampak memiliki tangggung jawab untuk mengerjakan dan
memahami materi yang ada dalam KK masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Selama diskusi siswa nampak bercanda dengan temannya,
walau masih saja ada siswa yang ribut/sibuk dengan diri
sendiri.
(3). Diskusi kelompok Awal.
Setelah saling mencocokan, memilih yang jelas, singkat
serta mendalami materi yang ada dalam KK masing-masing,
guru meminta mereka untuk kembali ke kelompok awal.
Suasana cukup ramai saat berpindah kelompok. Di kelompok
awal setiap siswa bergilir untuk membagikan hasil belajarnya
di kelompok ahli. Ketika guru berkeliling dan menemukan
beberapa siswa dalam kelompok satu dan empat yang dalam
menjelaskan kepada temannya suara kurang jelas, bicara
terlalu cepat, berusaha segera menyelesaikan tanpa peduli
temannya tersebut paham atau tidak.
Guru dan peneliti menekankan supaya menjelaskan
dengan baik karena apa yang tertulis dalam KK yang menjadi
tangggung jawabnya tidak terdapat dalam KK temannya,
sehingga setiap anggota memahami juga materi yang tertulis
dalam kartu kerja setiap anggota.
(4). Presentasi dan Tanya jawab
Setelah masing-masing siswa membagikan hasil belajar
mereka kepada anggota kelompok awal, guru meminta setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
utusan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok. Berbeda dengan presentasi pada pertemuan
sebelumnya dimana semua anggota kelompok maju ke depan,
kali ini hanya satu orang siswa.
Ketika presentasi ada siswa yang serius mendengarkan
ada juga yang sibuk dengan diri sendiri/ribut. Ada siswa dari
kelompok lain yang bertanya kepada presenter. Ketika
presenter tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
kelompok lain, maka kelompoknya membantu menjawabnya.
Jika dibandingkan dengan presentasi pada siklus pertama,
jumlah siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan lebih
banyak.
Pertemuan pertama ditutup dengan refleksi segera
dengan bertanya kepada siswa mengenai kesan mereka
terhadap proses pembelajaran. Kesan siswa terhadap proses
pembelajaran pada pertemuan pertama siklus kedua beragam.
Ada yang mengatakan senang karena pada umumnya terlibat,
masing-masing siswa bertanggung jawab untuk mengisi kartu
kerja. Ada juga yang mengatakan tidak senang, pusing, bosan.
b). Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tangggal 4 Februari 2010.
Jumlah siswa yang hadir 18 orang. Pertemuan kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dipergunakan untuk kuis. Namun sebelum kuis guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk membaca kemudian tanya jawab
secara acak dengan siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah
siap untuk kuis atau belum.
Suasana kelas saat kuis tenang. Masing-masing
mengerjakan lembar kerjanya. Sementara siswa mengerjakan
lembar kerja, guru dan peneliti berkeliling memantau, mengamati
bahwa siswa benar-benar bekerja dengan jujur. Setelah selesai
mengerjakan kuis, peneliti meminta waktu lima menit untuk
mengisi lembar refleksi penilaian diri tentang motivasi belajar
dengan menggunakan metode jigsaw. Proses pembelajaran
ditutup doa penutup oleh seorang siswa.
3). Observasi
Observasi yang dilakukan meliputi observasi terhadap kegiatan guru
saat menerapkan proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
kegiatan siswa di kelas selama proses pembelajaran berlangsung.
Tabel V.4 dan Tabel V.5 menunjukkan hasil observasi kegiatan guru
dan siswa di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel V.4 Hasil observasi kegiatan guru di kelas
Siklus II No Komponen yang dinilai Ya Tidak 1 Memeriksa kesiapan siswa √ 2 Menyampaikan kompetensi yang akan di capai dan memberi
petunjuk tentang rencana kegiatannya √
3 Membangkitkan perhatian dan minat siswa melalui gaya mengajar yang antusias dengan menggunakan metode jigsaw
√
4 Menimbulkan motivasi dengan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dan memanfaatkan hal yang menjadi perhatian siswa
√
5 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok awal, kelompok ahli dan membantu siswa agar melakukan transisi secara efisien
√
6 Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok awal dan kelompok ahli
√
7 Guru mencari cara-cara untuk meghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
√
8 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa √ 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dgn alokasi waktu yang
sudah di tentukan √
(Sumber: dikembangkan dari http/www.ed.gov)
Tabel V.5 Lembar observasi kegiatan siswa di kelas
Siklus II No Elemen yang dinilai Ya Tidak 1 Siswa siap mengikuti pelajaran √ 2 Terbuka mengemukakan ide √ 3 Perhatian di arahkan pada materi diskusi √ 4. Siswa membagikan materi yang di baca kepada kelompok awal √ 5 Mendengarkan penjelasan teman √ 6 Mencatat hal-hal penting selama proses pembelajaran √ 7 Antusias √ 8 Mengajukan pertanyaan kepada guru/teman √ 9 Menjawab pertanyaan √
(Sumber: Pedoman Pelaksanaan Lapangan, hal;36)
Selain pengamatan pengumpulan data juga dilakukan dengan
wawancara dan perekaman data. Wawancara dilakukan terhadap dua
siswa dengan kemampuan intelektual yang berbeda dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
mengajukan satu pertanyaan yaitu mengenai kesan mereka terhadap
pembelajaran dengan metode jigsaw. Dari hasil wawancara tersebut
satu orang siswa mengatakan senang karena masing-masing siswa
dituntut untuk mencari, mengisi serta menguasai materi yang ada
dalam kartu kerja dan bertanggung jawab untuk membagikan kepada
anggota kelompok awal. Namun pada saat itu siswa itu sendiri kurang
aktif karena sakit kepala. Siswa yang satu mengatakan senang tapi
tidak tahu dan tidak berani mengungkapkan pendapat maupun
membagikan hasil diskusi kepada kelompoknya.
Wawancara juga dilakukan dengan guru partner. Guru
mengatakan metode jigsaw memang bagus dan bisa meningkatkan
minat, perhatian, serta tanggung jawab masing-masing siswa untuk
memahami kartu kerja. Namun untuk memotivasi agar siswa terlibat
sepenuhnya agak sulit. Guru juga mengatakan bahwa waktu banyak
terbuang untuk pembagian kelompok dan perpindahan kelompok dari
awal ke ahli dan dari ahli ke awal. Apalagi saat pembagian kelompok
ada siswa yang enggan untuk berkumpul bersama kelompok
sehinggga waktu untuk pembagian kelompok menjadi lebih lama
dibandingkan waktu untuk diskusi.
4). Refleksi
Refleksi dibagi menjadi dua bagian yaitu refleksi yang
dilaksanakan segera setelah setiap pertemuan selesai dan refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
secara keseluruhan untuk satu siklus. Refleksi segera dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan secara umum kepada siswa tentang
kesan terhadap pembelajaran dan hal-hal yang dirasa masih kurang
dan perlu perbaikan. Beberapa orang siswa mengatakan senang,
beberapa yang lain mengatakan bosan, pusing. Meskipun demikian di
siklus kedua ini pada umumnya siswa bertanggung jawab dan serius
mencari, mengisi serta menguasai materi yang telah mereka cari dan
isi dalam kartu kerja, terlibat dalam kelompok, mencatat hal-hal yang
penting. Jumlah siswa yang bertanya menjadi lebih banyak.
B. Analisis dan Pembahasan Tingkat Motivasi dan Hasil Belajar Sebagai
Dampak Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
terhadap Tembelajaran IPS
1. Siklus Pertama
a. Motivasi Belajar
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Berikut
disajikan hasil analisis penilaian diri tentang motivasi belajar siswa
terhadap model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Tabel V.6 Hasil Analisis Motivasi Belajar
Siklus I No Skor Golongan 1 7 Tidak Termotivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2 9 Termotivasi 3 12 Sangat Termotivasi 4 14 Sangat Termotivasi Sekali 5 12 Sangat Termotivasi 6 10 Sangat Termotivasi 7 11 Sangat Termotivasi 8 11 Sangat Termotivasi 9 8 Tidak Termotivasi
10 11 Sangat Termotivasi 11 12 Sangat Termotivasi 12 12 Sangat Termotivasi 13 11 Sangat Termotivasi 14 13 Sangat Termotivasi Sekali 15 13 Sangat Termotivasi Sekali 16 8 Tidak Termotivasi 17 13 Sangat Tidak Sekali 18 6 Sangat Tidak Termotivasi
77,77% Siswa Termotivasi 22,22% Siswa Tidak termotivasi
Berkisar antar 1-3 siswa yang tampak memperhatikan, aktif dll.
1
Minimal 6 siswa siswa mendapat skor 8 ke atas/siswa dikatakan termotivasi jika mendapat skor 8 ke atas
14 siswa mendapat skor 8 ke atas dan 4 siswa mendapat skor di bawah 8
Siklus pertama merupakan tahap awal perkenalan metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pada umumnya siswa tampak
antusias dalam diskusi kelompok, bertanggung jawab terhadap kartu
kerja masing-masing. Berdasarkan hasil penelitian yang tertera dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
tabel V.6 dan V.7 di atas tampak bahwa pada siklus pertama jumlah
siswa yang tergolong sangat termotivasi sekali adalah 4 siswa
(22,22%), sangat termotivasi 9 siswa (50%), termotivasi 1 siswa
(5,55%), tidak termotivasi 3 siswa (16,66%). Dengan demikian,
jumlah siswa yang mendapat skor 8 ke atas/yang termotivasi untuk
belajar sebanyak 14 siswa (77,77%). Karena pencapaian tersebut
melebihi target yang ditentukan, maka dapat dikatakan bahwa
penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meningkatkan
motivasi belajar siswa.
b. Hasil Belajar
Yang dimaksud dengan hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah
nilai yang diperoleh siswa dalam mengerjakan kuis. Berikut ini
disajikan tabel tentang analisis hasil ketuntasan belajar siswa siklus
pertama
Tabel V.8 Hasil Analisis ketuntasan belajar siswa
Siklus I Ketuntasan belajar
No Nama Nilai Tuntas Belum Standar 1 Antonius Fajar Dwi Nugroho 7 √ ³6,5 2 Bonifasius Bryan Ofens 8 √ ³6,5 3 Chatarina Linggit W. P 6 √ ³6,5 4 Christian Santoso 9 √ ³6,5 5 Dessyana Yohana S.M 9 √ ³6,5 6 Erik Mahardika Putra. K 7 √ ³6,5 7 Gabriela Janet Justisia 7 √ ³6,5 8 Gabriella Dorida Isti Wardini 3 √ ³6,5 9 Jaler Panuntun 6 √ ³6,5 10 Karen Debora Natalia 7 √ ³6,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
11 Kevin geovani Resa 6 √ ³6,5 12 Kukuh Seno Prasetyo 8 √ ³6,5 13 Laurant Christian 8 √ ³6,5 14 Maria Rika Karolina 10 √ ³6,5 15 Vagusdhammajati 7 √ ³6,5 16 Yohanes Anang Nugroho 6 √ ³6,5 17 Aprilia Prastiwi 7 √ ³6,5 18 Daniel Armando 8, √ ³6,5 Jumlah Siswa 18 Jumlah siswa yang tuntas 13 Persentase 72.22% Kriteria ketuntasan Tuntas
Tabel V.8 menunjukan hasil belajar siswa yang dilaksanakan dalam
bentuk kuis. Dari tabel di atas tampak bahwa ada 13 siswa (72,22%)
yang memperoleh nilai ³ 6,5 dan ada 5 siswa (27,77%) yang
memperoleh nilai ≤ 6,5. Jumlah siswa yang hasil belajarnya mencapai
KKM melebihi target (65%) yang ditentukan, maka dapat dikatakan
bahwa hasil belajar siswa siklus pertama sudah
tuntas.
2. Siklus Kedua
a. Motivasi belajar
Tabel V.9 Analisis Motivasi belajar
SIKLUS II No Skor Golongan 1 4 Sangat Tidak Termotivasi 2 1 Sangat Tidak Termotivasi 3 10 Sangat Termoivasi 4 15 Sangat Termotivasi Sekali 5 13 Sangat Termotivasi Sekali 6 6 Sangat Tidak Termotivasi 7 13 Sangat Termotivasi Sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
8 9 Termotivasi 9 4 Sangat Tidak Termotivasi
10 9 Termotivasi 11 9 Termotivasi 12 13 Sangat Termotivasi Sekali 13 10 Sangat Termotivasi 14 15 Sangat Termotivasi Sekali 15 11 Sangat Termotivasi 16 11 Sangat Termotivasi 17 14 Sangat Termotivasi Sekali 18 5 Sangat Tidak Termotivasi
72,22% Siswa Termotivasi 27,77% Siswa Tidak termotivasi
Tabel V.10
Rekap Analisis data motivasi belajar siklus II
Frekuensi Keterangan Golongan Motivasi Belajar
Skor Kondisi awal
Siklus II
Target Siklus II
STS 12,5-15 6
ST 10 - 12,4 4 T 8 - 9,9 3 TT 6 - 7,9 - STT 0 - 5,9
Berkisar antar 1-3 siswa yang tampak memperhatikan, aktif dll.
5
Minimal 6 siswa mendapat skor 8 ke atas/Siswa dikatakan termotivasi jika mendapat skor 8 ke atas
13 siswa mendapat skor 8 ke atas dan 5 siswa mendapat skor di bawah 8
Pada tabel V.9 dan V.10 tampak bahwa pada siklus kedua
jumlah siswa yang tergolong sangat termotivasi sekali sebanyak 6
siswa (33,33%), sangat termotivasi 4 siswa (22,22%), termotivasi 3
siswa (16,66%), tidak termotivasi 0 ( 0%), sangat tidak termotivasi 5
siswa (27,77%). Pada siklus kedua jumlah siswa yang mendapat skor 8
ke atas/yang termotivasi untuk belajar sebanyak 13 siswa (72,22%).
Jika dibandingkan dengan siklus pertama jumlah siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
termotivasi pada siklus kedua menurun 5,55% (77,77%-72,22%/14
siswa-13 siswa).
Metode pembelajaran jigsaw terbilang metode yang serius.
Jika proses penerapannya terpaku pada teori jigsaw tanpa melihat
kondisi subjek atau tanpa ada inovasi dan kreativitas dari guru maupun
peneliti dalam merancang dan mengemas proses pembelajaran, maka
kemungkinan mengurangi minat siswa terhadap pembelajaran yang
menggunakan metode jigsaw. Dalam penelitian ini peneliti
menerapkan pada siswa SMP yang pada umumnya masih menyukai
metode yang santai atau ada permainan. Sementara dalam
penerapannya peneliti kurang memperhatikan kondisi subjek.
Peneliti menduga bahwa penurunan ini disebabkan oleh
pembagian kelompok yang kurang variatif/sama seperti siklus
pertama, tidak ada permainan yang membangkitkan semangat siswa,
ada siswa yang sakit serta kurangnya kreativitas peneliti dalam
mengemas proses pembelajaran. Namun indikator keberhasilan yang
dicapai pada siklus kedua ini melebihi target (33%) yang ditetapkan
sebelum implementasi tindakan. Maka dapat dikatakan bahwa
penerapan metode pembelajaran jigsaw memotivasi siswa untuk
belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
b. Hasil Belajar
Tabel V.11 Hasil Analisis ketuntasan belajar siswa
Siklus II Ketuntasan Belajar No Nama Siswa Nilai Tuntas Belum Standar 1 Antonius Fajar Dwi Nugroho 7 √ ³6,5 2 Bonifasius Bryan Ofens 4 √ ³6,5 3 Chatarina Linggit W. P 6 √ ³6,5 4 Christian Santoso 10 √ ³6,5 5 Dessyana Yohana S.M 10 √ ³6,5 6 Erik Mahardika Putra K. 8 √ ³6,5 7 Gabriela Janet Justisia 8 √ ³6,5 8 Gabriella Dorida Isti W. 4 √ ³6,5 9 Jaler Panuntun 7 √ ³6,5 10 Karen Debora Natalia 5 √ ³6,5 11 Kevin geovani Resa 2 √ ³6,5 12 Kukuh Seno Prasetyo 8 √ ³6,5 13 Laurant Christian 8 √ ³6,5 14 Maria Rika Karolina 10 √ ³6,5 15 Vagusdhammajati 7 √ ³6,5 16 Yohanes Anang Nugroho 7 √ ³6,5 17 Aprilia Prastiwi 7 √ ³6,5 18 Daniel Armando 5 √ ³6,5 Jumlah Siswa 18 Jumlah siswa yang tuntas 12 Persentase 66,66% Kriteria ketuntasan Tuntas
Tabel V.11 menunjukan hasil belajar siswa dalam bentuk kuis
setelah implementasi tindakan siklus kedua. Tampak pada tabel bahwa
sebesar 66,66% siswa tuntas dalam pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Siswa yang memperoleh nilai 6,5 sebanyak 12 siswa (66,66%),
sedangkan yang memperoleh nilai ≤ 6,5 sebanyak 6 siswa (33,33%).
Skor yang diperoleh pada siklus kedua ini lebih rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
dibandingkan dengan siklus pertama. Jika dilihat dari skor yang
diperoleh pada siklus pertama terdapat penurunan sebesar 5,56%.
Penurunan ini disebabkan pada siklus kedua sebanyak 4 siswa
(22,22%), mengalami penurunan hasil belajar dari kuis yang dilakukan
pada siklus pertama (tidak mencapai KKM yang ditetapkan), 8 siswa
(38,88%) mengalami kenaikan (satu dari kedelapan siswa tersebut
hasil belajarnya naik tetapi masih di bawah KKM), 6 siswa mendapat
nilai sama dengan siklus pertama (satu dari enam siswa yang hasil
belajarnya tetap di bawah KKM).
Berdasarkan analisis tingkat kesukaran soal diperoleh hasil =
0,67. Hal ini menunjukan bahwa soal yang disajikan termasuk dalam
kategori sedang dan tingkat kesukaran lebih tinggi dibandingkan
dengan soal pada siklus pertama. Peneliti menduga bahwa penurunan
hasil belajar tersebut selain karena soal sulit juga ada kemungkinan
ketidakseriusan siswa dalam membaca materi sebelum kuis serta
kekurangtelitian dalam mencerna dan mengisi sehingga menyebabkan
enam orang mendapat skor di bawah standar.
Berdasarkan hasil analisis pada masing-masing siklus di atas maka secara
ringkas analisis tingkat motivasi dan hasil belajar siswa disajikan dalam
tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel V. 12 Hasil analisis Motivasi dan hasil belajar siswa
pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Hasil Analisis Komponen Siklus I Siklus II
Keterangan
Motivasi
77,77%
72,22%
Jumlah siswa yang termotivasi
Hasil Belajar
72,22% 66,66% Persentase ketuntasan belajar
Tabel V. 12 menunjukan hasil analisis motivasi dan hasil
belajar siswa pada masing-masing siklus. Tingkat motivasi berada pada
golongan termotivasi. Hal ini dibuktikan berdasarkan capaian skor pada
siklus pertama sebesar 77,77%, siklus kedua 72,22%. Meskipun
mengalami penurunan pada siklus kedua, namun tingkat motivasi
tersebut masih berada dalam golongan termotivasi. Capaian skor pada
tingkat hasil belajar siklus pertama 72,22%, sedangkan siklus kedua
66,66%. Skor yang dicapai pada siklus kedua mengalami penurunan
sebesar 5,55% dari siklus pertama. Siklus pertama merupakan awal
perkenalan metode pembelajaran dengan model jigsaw. Pada umumnya
siswa tampak antusias berdiskusi dalam kelompok ahli maupun
kelompok awal. Materi yang disajikan pada siklus pertama juga cukup
mudah sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan
kuis. Pada siklus kedua soal dalam kategori sedang. Peneliti menduga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
bahwa ada tiga kemungkinan yang menyebabkan menurunnya hasil
belajar di siklus kedua. Pertama; soal yang diberikan lebih sulit
dibandingkan dengan soal pada siklus pertama. Kedua; ketidakseriusan
serta kekurangtelitian siswa dalam membaca, mencerna dan
mengerjakan kuis. Ketiga; motivasi belajar siswa pada siklus kedua
menurun. Peneliti menduga bahwa menurunnya motivasi belajar siswa
pada siklus kedua juga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Adapun
kondisi awal, tingkat keberhasilan yang ditargetkan serta realisasi
tindakan tentang motivasi dan hasil belajar siswa disajikan dalam tabel
berikut:
V.13 Kondisi Awal, Indikator Keberhasilan Tindakan
dan Realisasi Tindakan Komponen Kond
Awal Indikator
Keberhasilan (Target)
Indikator Keberhasilan
Tindakan
Deskriptor Instrumen Ket
Siklus I Siklus II Motivasi
5,55%- 16,66%
33,33%
77,77%
72,22%
Jumlah siswa termotivasi di bagi jumlah seluruh siswa
Lembar penilaian diri
Tercapai
Hasil Belajar
33,33%
65%
72,22%
66,66%
Jumlah siswa yang memperoleh nilai 6,5 ke atas di bagi jumlah seluruh siswa
Lembar kerja siswa
Tercapai
Tabel V.13 menunjukan kondisi awal, indikator keberhasilan
serta realisasi tindakan motivasi dan hasil belajar siklus pertama dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
siklus kedua melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Kriteria keberhasilan PTK dapat diterapkan antara lain dengan
menggunakan prinsip belajar tuntas yakni 65%. Apabila tingkat
perbaikan yang diharapkan dalam hal ini motivasi mencapai skor
minimal 8 dan hasil belajar mencapai minimal 65 % maka pencapaian
tersebut dapat dikatakan memenuhi kriteria.
Berdasarkan tabel V.14 di atas tampak bahwa pada kondisi
awal siswa yang termotivasi hanya berkisar antara 5,55%-16,66%,
indikator keberhasilan yang ditargetkan 33,33%, sedangkan hasil yang
dicapai pada siklus pertama 77,77%. Ada peningkatan sebesar 44,44%
dari target yang ditetapkan dan 61,11% dari kondisi awal. Hasil yang
dicapai pada siklus kedua sebesar 72,22%. Ada peningkatan sebesar
38,89% dari target yang ditetapkan dan 55,56% dari kondisi awal.
Namun jika dibandingkan dengan siklus pertama ada penurunan
sebesar 5,56%(77.77%-72,22%),
Hasil belajar siswa sebelum tindakan (kondisi awal) berkisar
antara 3,5-9. Siswa yang memperoleh nilai 6,5 ke atas atau hasil
belajarnya sudah tuntas sebanyak 6 siswa (33,33%). Indikator
keberhasilan yang ditargetkan dengan menggunakan prinsip belajar
tuntas yakni 65%. Pada siklus pertama indikator keberhasilan yang
dicapai sebesar 72,22%. Ada peningkatan sebesar 7,22% dari target
yang ditetapkan sebelum tindakan dan 38,89% dari kondisi awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Sedangkan pada siklus kedua indikator keberhasilan yang dicapai
66,66%. Ada peningkatan sebesar 1,66% dari target yang ditetapkan
dan 33,33% dari kondisi awal. Jika dibandingkan dengan siklus
pertama, indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus kedua lebih
kecil dan mengalami penurunan sebesar 5,56%(72,22%-66,66%).
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa
menjadi terlatih untuk mendengarkan orang lain dalam kelompok,
bertanggung jawab dengan kartu kerja yang menjadi bagiannya,
terlatih mengemukakan pendapat, saling bertanya satu sama lain,
saling membantu memecahkan persoalan terkait dengan materi yang
dipelajari.
Perilaku siswa sebelum tindakan menunjukkan adanya
motivasi belajar yang rendah, yakni tidak memperhatikan penjelasan
guru, tiduran-tiduran, sibuk mengipas dengan buku, berbicara dengan
teman sebangku maupun teman yang duduk di belakangnya,
bernyanyi-nyanyi kecil di kelas ketika guru sedang menjelaskan dan
tidak ada inisiatif untuk bertanya. Sedangkan setelah implementasi
tindakan terdapat perubahan perilaku yakni siswa mau berdiskusi
dengan teman kelompok, membagikan pemahamannya kepada teman,
mendengarkan penjelasan teman dan guru, berani maju ke depan untuk
mempresentasikan hasil diskusi, bertanggung jawab mencari, mengisi
dan memahami kartu kerja masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Untuk hasil belajar, sebelum implementasi tindakan jumlah
siswa yang hasil belajarnya sudah mencapai kriteria ketuntasan
minimum lebih sedikit dibandingkan dengan sesudah implemetasi
tindakan.
Berdasarkan uraian tentang motivasi dan hasil belajar di atas,
secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa penerapan metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa. Hal ini bisa dilihat dari adanya peningkatan dari kondisi
awal serta target yang ditetapkan sebelum tindakan dengan hasil yang
dicapai pada saat tindakan. Artinya dengan belajar bersama dalam
kelompok kooperatif siswa berusaha untuk saling membantu
memecahkan persoalan yang mereka hadapi terkait dengan materi
pembelajaran yang dibahas bersama dalam kelompok kooperatif dan
siswa tampak lebih mudah belajar dari teman sebayanya. Namun ada
perbedaan hasil yang dicapai pada siklus pertama dan siklus kedua.
Pada umumnya hasil tindakan yang dicapai pada siklus kedua lebih
kecil dibandingkan dengan siklus pertama.
Ada beberapa hal yang menjadi pemicu adanya penurunan
hasil yang dicapai pada siklus kedua antara lain, dinamika
pembelajaran di siklus pertama dan siklus kedua sama, pembagian
kelompok yang kurang variatif (sama dengan siklus pertama), dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tidak ada permainan yang menarik perhatian siswa. Proses
pembelajaran akan menjadi menarik dan tidak membosankan jika
dikemas dengan menarik pula serta memperhatikan kondisi subjek.
Misalnya pembagian kelompok yang variatif, media pembelajaran
menarik, ada permainan-permainan, humor dll. Maka dapat dikatakan
bahwa termotivasi tidaknya siswa untuk belajar juga tergantung dari
cara guru mengemas proses pembelajaran sedemikian rupa tanpa
mengesampingkan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Sedangkan
Aspek yang diamati untuk mengukur hasil belajar adalah kemampuan
siswa mengerjakan kuis. Indeks kesukaran soal pada siklus kedua
sebenarnya berada dalam kategori sedang. Peneliti menduga bahwa
penurunan hasil yang dicapai pada siklus kedua lebih dikarenakan
pertama; soal yang diberikan lebih sulit dibandingkan dengan soal
pada siklus pertama. Kedua; siswa kurang serius membaca kembali
materi sebelum kuis. Ketiga; diduga siswa kurang teliti dalam
mencerna dan mengisi soal kuis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tujuan penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 16,22,28 Januari dan
4 Februari 2010 adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS siswa
kelas VIII SMP Karitas Ngaglik. Penelitian dilaksanakan sebanyak dua siklus,
dan setiap siklus dua kali pertemuan. Materi yang dipelajari pada siklus pertama
adalah kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat, sedangkan siklus kedua adalah
pranata dan penyimpangan sosial.
Dalam pelaksanaan tindakan siswa dibagi menjadi 4 kelompok. Setiap
kelompok beranggotakan 4 sampai 5 orang. Setiap kelompok mendapatkan 4
kartu kerja yang berbeda untuk dipelajari dan didiskusikan di kelompok ahli yang
kemudian hasil diskusi tersebut dilaporkan kembali kepada anggota kelompok
awal. Setiap akhir siklus diadakan kuis untuk menilai tingkat hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw. Siswa juga diminta untuk
mengisi lembar penilaian diri tentang motivasi untuk melihat tingkat motivasi
belajar siswa dengan menggunakan metode jigsaw.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa:
1. Motivasi. Indikator keberhasilan yang ditargetkan sebelum tindakan 33,33%.
Hasil yang dicapai pada siklus pertama 77,77%, ada peningkatan sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
44,44% dari target yang ditetapkan. Sedangkan hasil yang dicapai pada siklus
kedua 72,22%. Ada peningkatan sebesar 38,89% dari target yang ditetapkan.
Namun jika dibandingkan dengan hasil yang dicapai pada siklus pertama
terdapat penurunan sebesar 5,55%. Meskipun mengalami penurunan pada
siklus kedua, namun tingkat motivasi tersebut masih berada dalam golongan
termotivasi. Maka dapat dikatakan bahwa penerapan metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat memotivasi siswa untuk belajar.
2. Hasil Belajar. Dalam penelitian ini terlihat adanya perbedaan hasil belajar
sebelum implementasi tindakan dan sesudah implementasi tindakan siklus
pertama dan siklus kedua. Sebelum implementasi tindakan jumlah siswa yang
mendapat nilai 6,5 ke atas sebanyak 6 orang (33,33%). Sedangkan setelah
tindakan siklus pertama, jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5 ke atas
sebanyak 13 orang ( 72,22%). Ada peningkatan sebesar 7,22% dari target
yang ditetapkan sebelum tindakan dan 38,88% dari kondisi awal. Sedangkan
pada siklus kedua jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5 ke atas sebanyak 12
orang ( 66,66%). Ada peningkatan sebesar 1,66% dari target yang ditetapkan
dan 33,33% dari kondisi awal. Jika dibandingkan dengan siklus pertama,
terdapat penurunan hasil belajar sebesar 5,55%. Hal ini disebabkan soal pada
siklus kedua lebih sulit dibandingkan soal pada siklus pertama. Juga ada
kemungkinan, siswa kurang teliti dalam mencerna dan mengisi soal kuis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih jauh dari sempurna. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan
peneliti antara lain:
1. Peneliti terpaku pada teori tentang sistematika penerapan metode jigsaw, tidak
diselingi dengan permainan sehingga suasana kelas siklus kedua kurang
kondusif dan hal ini berpengaruh pada motivasi dan hasil belajar siswa.
2. Pengukuran kondisi awal motivasi belajar hanya didasarkan pada observasi
langsung, pengamatan dengan video dan wawancara dengan guru tanpa
instrumen tertulis yang diisi oleh responden. Hal ini mengakibatkan
peningkatan motivasi dari kondisi awal ke siklus pertama sangat besar. Bisa
saja kondisi motivasi awal siswa tidak terukur dengan baik.
3. Dalam pemgamatan aktivitas siswa di kelas tampak bahwa di siklus kedua
siswa lebih aktif dibandingkan dengan siklus pertama. Namun hasil
pengolahan data dari kuesioner yang diisi responden menunjukan bahwa
motivasi siswa di siklus kedua lebih kecil dari siklus pertama. Hal ini
kemungkinan disebabkan karena kuesioner motivasi tidak uji validitas
sehingga kuesioner tersebut tidak mengukur data yang sebenarnya/bias.
C. Saran
1. Peneliti menyadari bahwa peneliti sangat kurang dalam membaca referensi
sehingga ada begitu banyak kekurangan dalam penelitian ini maka peneliti
menganjurkan agar peneliti selanjutnya dapat membaca referensi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
berbagai sumber. Bila perlu mengamati langsung proses penelitian yang
diadakan oleh teman yang mengadakan penelitian sejenis.
2. Pada siklus kedua motivasi belajar siswa menurun karena pembagian
kelompok sama dengan kelompok sebelumnya, suasana kelas sama seperti
pertemuan pada siklus pertama, tidak ada humor, permainan dll. Proses
pembelajaran akan menjadi menarik dan tidak membosankan jika dikemas
dengan menarik, kreatif, serta memperhatikan kondisi subjek. Misalnya
pembagian kelompok variatif, ada permainan-permainan, media pembelajaran
menarik, ada humor, dll. Maka dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa
juga tergantung dari bagaimana guru mengemas pelajaran sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan kebosanan, suasana kelas tercipta dengan baik.
Hal ini bisa menjadi pertimbangan guru dan peneliti selanjutnya dalam
merancang dan mengemas proses pembelajaran.
3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa SMP pada mata pelajaran IPS. Siswa
mengalami bahwa lebih bertanggung jawab. Hal ini bisa menjadi
pertimbangan peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian sejenis pada
subjek yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
DAFTAR PUSTAKA
Al-Muchtar, S. (1991). Pengembangan Kemampuan Berpikir Dan Nilai dalam
Pendidikan IPS. Disertasi Bandung: PPS IKIP Bandung Arikunto, Suharsini, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Bumi Aksara Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. (1996). Qualitative Research for Education. An
Introduction to theory and Methods. Boston Allyn and Bacon. Michaelis & Rushdoony, (1987). Cooperatif Learning. Boston: Allyn and Bacon Muslimin Ibrahim (Widanarto,2006:17); Pendekatan pembelajaran. Modul Kegiatan
Penataran Guru-guru Kabupaten Belu Slavin, H.S. (1995). Cooperatif Learning: Theory, reaserch, and practice. Boston:
Allyn and Bacon Sthal, R.J (1994). Cooperatif Learning in Social Student: Handbook for teacher.
USA: Kane PublishingService, inc Solihitin, Etin.(2005). Cooperatif Learning. Jakarta: Bumi Aksara Somantri. H.M.N. (2000). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung:
Rosda Karya-PPS UPI BAndung. Sudjana, N.(2009). Penilaian Proses hasil Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya Sunaryanto. (1998). Persepsi Guru tentang Pembelajaran Kooperatif dalam
Pendidikan IPS. Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 5, Nomor 4,253-256. Susilo, Herawati, dkk. (2006). Prosedur penelitian Tindakan kelas. Bahan Pelatihan
Dosen LPTK. Jakarta, Depdikbud, DirjenDikti, DIknas Widanarto, (2006). Pendekatan Pembelajaran. Makalah Kegiatan Penataran Guru-
guru Kabupaten Belu Yusnita,Anastasia (2007). “Peningkatan Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
Matematika di Kelas Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Koopetarif Tipe Jigsaw”. Skripsi. Yogyakarta: FKIP Universitas Sanata Dharma.
Lampiran 1a. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus I
Nama sekolah : SMP Karitas Ngaglik
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII / Genap
Tahun Pelajaran : 2009/2010
Kompetensi Dasar : Kegiatatan pelaku ekonomi di masyarakat
Indikator : 1. Mendeskripsikan hubungan antara
kelangkaan sumber dengan kebutuhan
manusia yang tidak terbatas
2. Mendeskripsikan pelaku ekonomi:
rumahtangga, masyarakat, perusahaan,
koperasi, dan Negara
3. Mengidentifikasi bentuk pasar dalam
kegiatan ekonomi masyarakat
Alokasi Waktu : 2x45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
1. Pengetahuan
a). Siswa dapat menjelaskan pengertian kebutuhan, macam-macam
kebutuhan dan kelangkaan sumber daya
b). Siswa dapat menyebutkan pelaku-pelaku ekonomi : rumah tangga,
masyarakat, perusahaan, koperasi, dan negara
c). Siswa dapat menjelaskan pengertian pasar, syarat-syarat terjadinya
pasar, fungsi pasar, dan jenis-jenis pasar.
2. Afeksi
a). Perhatian dan sikap siswa dalam mendalami materi kartu kerja dan
mengkonstruksi pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
b). Keaktifan siswa dalam kerja kelompok
3. Keterampilan
a). Kecepatan menangkap dan mendalami materi kartu kerja
b). Keterampilan menjelaskan
c). Kemampuan mendengarkan orang lain
d). Keterampilan menyampaikan pendapat/ide-ide
B. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran disajikan dalam kartu kerja
Kartu Kerja 1
1. Pengertian kebutuhan manusia
Kebutuhan manusia adalah hasrat atau keinginan manusia untuk
memiliki dan menikmati kegunaan barang atau jasa yang dapat
memberikan kepuasan bagi jasmani dan rohani demi kelangsungan
hidupnya.
2. Macam-macam kebutuhan manusia
a. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok atau kebutuhan hidup
yang mutlak harus di penuhi
b. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang masih dapat
ditangguhkan pemenuhannya atau kebutuhan yang tidak mendesak
pemenuhannya
c. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan terhadap benda-benda mewah
yang bersifat hiburan atau kesenangan belaka.
3. Pengertian kelangkaan sumber daya
Kelangkaan sumber daya adalah suatu keadaan yang menunjukan
bahwa barang atau jasa yang dibutuhkan tidak tersedia, atau
jumlahnya sedikit dari yang dibutuhkan atau cukup sukar untuk
mendapatkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PERTANYAAN PANDUAN UNTUK DISKUSI KELOMPOK
1). Sebutkan pengertian kebutuhan manusia !
2) Sebutkan 3 macam kebutuhan manusia !
3) Sebutkan pengertian kelangkaan sumber daya!
Kartu Kerja 2
1. Pengertian pelaku ekonomi
Pelaku ekonomi adalah orang atau badan yang melakukan dan
membutuhkan kegiatan ekonomi
2. Macam-macam pelaku ekonomi
a. Rumah tangga
Rumaha tangga dalam kehidupan sehari-sehari hari lebih dikenal
sebagi keluarga. Pada intinya keluarga terdiri atas ayah, ibu dan anak-
anak.
b. Masyarakat
Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan
terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Masyarakat
terdiri dari kumpulan rumah tangga (keluarga).
c. Perusahaan
Perusahaan adalah unit usaha yang bertujuan mengahsilakn barang dan
jasa
d. Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai penggerak ekonomi rakyat yang
berlandaskan asas kekeluargaan.
e. Negara
Negara merupakan organisasi penting dan utama dalam suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
masyarakat
PERTANYAAN PANDUAN DISKUSI KELOMPOK
1) Sebutkan pengertian pelaku ekonomi
2) Sebut dan jelaskan 5 macam pelaku ekonomi!
Kartu Kerja 3
1. Pengertian Pasar
Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk melakukan transaksi jual beli.
2. Syarat-syarat terjadinya pasar
- Adanya penjual
- Adanya pembeli
- Tersedianya barang yang diperlukan
- Terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli
PERTANYAAN PANDUAN DISKUSI KELOMPOK
1) Sebutkan pengertian pasar !
2) Sebutkan syarat-syarat terjadinya pasar !
Kartu Kerja 4
1. Fungsi pasar
a. Distribusi
Pasar sebagai alat distribusi berfungsi mendekatkan jarak antara
konsumen dan pembeli.
b. Pembentukan harga
Sebelum suatu transaksi jual beli terjadi, ada proses tawar menawar.
Dalam proses tawar menawar keinginan kedua belah pihak di
gabungkan untuk menentukan harga harga kesepakatan/harga pasar.
c. Promosi
Ada berbagai cara yang harus dilakukan jika suatu produk ingin laku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
di pasaran. Salah satu cara yang sering dilakukan adalah promosi.
2. Jenis-jenis pasar
a. Pasar kongkrit
Pasar kongkrit adalah tempat bertemunya panjual dan pembeli untuk
melakukan jual beli barang dan jasa.
b. Pasar abstrak
Pasar Abstrak adalah media interaksi secara tidak langsung antara
penjual dan pembeli dalam mencapai kesepakatan antara barang
PERTANYAAN PANDUAN DISKUSI KELOMPOK
1) Sebut dan jelaskan 4 macam fungsi pasar !
2) Sebut dan jelaskan jenis-jenis pasar !
C. Strategi Pembelajaran
1) Model pembelajaran yang diterapkan: Pembelajaran Kooperatif tipe
Jigsaw
2) Metode : Tanya jawab, diskusi dalam kelompok ahli dan kelompok
awal.
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu
I
KEGIATAN PENDAHULUAN
1. Salam Pembuka 2. Membagikan tanda pengenal kepada siswa 3. Menjelaskan tujuan pembelajaran dengan metode
Jigsaw 4. Apersepsi : menjelaskan hubungan antara
penyimpangan sosial dengan kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat
5. Menyampaikan Kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya
2 Menit 3 Menit 3 Menit 5 Menit 2 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
II III
KEGIATAN INTI 1. Guru membagi siswa dalam 4 kelompok setiap
kelompok terdiri dari 4-5 orang 2. Tiap kelompok di beri satu set kartu kerja (KK)
yang terdiri dari 4 KK yang sama yaitu KK-1, KK-2, KK-3, dan KK-4. KK tersebut dibagikan kepada tiap anggota kelompok
3. Setiap siswa diberi kesempatan untuk membaca KK tersebut
4. Siswa yang memegang KK-1 pada masing-masing kelompok dikumpulkan menjadi kelompok baru. Demikian juga untuk siswa yang memegang KK-2, KK-3, dan KK-4. Siswa-siswa dalam kelompok baru ini disebut kelompok ahli
5. Setiap anggota kelompok ahli mendalami materi yang diberikan, berdiskusi tentang jawaban materi tersebut. Setelah setiap anggota kelompok sudah cukup ahli/ paham materi yang diberikan, mereka memutuskan bagaimana menjelaskan materi yang telah didalami dalam kelompok ahli kepada kelompok semula
6. Selama siswa bekerja dalam kelompok ahli, guru berkeliling memantau jalannya diskusi pada masing-masing kelompok ahli.
7. Siswa kembali ke kelompok asal. Masing-masing bertugas untuk menjelaskan jawab soal pada KK kepada teman sekelompoknya. Dengan demikian setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk menjelaskan hasil diskusi di kelompok ahli.
8. Guru memberikan latihan soal /kuis untuk mengetahui sejauhmana siswa memahami materi yang diberikan.
KEGIATAN PENUTUP
1. Rangkuman Materi pelajaran hari ini 2. Refleksi atas proses pembelajaran/ bertanya
kepada siswa tentang proses pembelajaran (Senang, Bosan, dll)
Kompetensi; Kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat Kamis, 22 Januari 2010
Waktu : 30 Menit
1. Sebutkan pengertian kebutuhan manusia (skor 1) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Sebutkan 3 macam kebutuhan manusia (skor 1) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Sebutkan pengertian kelangkaan sumber daya (skor 1) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Sebutkan dan jelaskan 5 pelaku ekonomi (skor 2) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Sebutkan pengertian pasar (skor 1) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Sebutkan syarat-syarat terjadinya pasar (skor 1) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
7. Sebutkan 3 macam fungsi pasar (skor 1) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
8. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis pasar (skor 2) --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SELAMAT MENGERJAKAN
Kerjakanlah dengan jujur kebiasaan yang baik akan menjadikan anda orang yang lebih berpribadi.
GOD BLESS YOU.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 3b. Nama Lengkap : Kelas/No. Absen :
EVALUASI SIKLUS II
Kompetensi; Penyimpangan dan Pranata sosial Kamis, 4 Februari 2010
2. Sebutkan dan jelaskan 3 dari 7 bentuk hubungan sosial ( skor 2)
a. ---------------------------------------------------------------------------------------------------
b. ---------------------------------------------------------------------------------------------------
c. ---------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Sebutkan dan jelaskan 4 faktor penghambat hubungan sosial!(skor 2)
a. --------------------------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------ b. -----------------------------------------------------------------------------------------
c. -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
d. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
a. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
b. -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
c. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis pranata sosial! (skor2)
a. --------------------------------------------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------------------------------------
b. .-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
c. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
d. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SELAMAT MENGERJAKAN
“Kita mungkin tidak dapat melakukan hal yang besar, namun kita dapat melakukan hal yang kecil dengan cinta yang besar, dengan ketulusan
dan kejujuran” Lakukanlah sekarang dan jadikanlah itu milikmu….
.karena kebiasaan yang baik akan menjadikan anda orang yang lebih berpribadi.
GOD BLESS YOU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 4
INSTRUMEN PENILAIAN DIRI MOTIVASI SISWA TERHADAP PELAJARAN
Nama : Hari/tanggal : Mata Pelajaran : Kelas/Semester :
Petunjuk Pengisisan: 1. Pada lembar penilaian diri tentang motivasi belajar ini terdapat 15
pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dan tentukan kebenarannya sesuai dengan situasi yang anda alami.
2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban YA atau TIDAK yang anda anggap benar-benar sesuai dengan yang anda alami.
3. Tambahkan unsur-unsur yang yang belum tercantum dalam lembaran ini dan tuliskan kesan anda.
4. Setelah selesai mengerjakan periksalah kembali dan pastikan bahwa semua pernyataan ini telah terjawab.
No Pernyataan Pilihan jawaban YA TIDAK 1 Saya senang mengikuti proses pembelajaran ini 2 Pembelajaran dengan menggunakan metode
jigsaw sangat menarik dan tidak membosankan
3 Selama diskusi kelompok berlangsung saya terbuka mengemukakan ide-ide saya
4 Saya rajin mengerjakan tugas di kelompok supaya memahami materi dan mendapat nilai bagus
5 Selama diskusi saya selalu memperhatikan penjelasan dari teman-teman
6 Pembelajaran dengan metode jigsaw menuntut saya lebih serius untuk memahami dan membagikan pemahaman saya kepada kelompok
7 Pembelajaran dengan metode jigsaw memudahkan saya untuk bertanya kepada teman jika ada kesulitan
8 Pembelajaran dengan model jigsaw membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
saya memanfaatkan waktu belajar dengan baik 9 Proses pembelajaran dengan menggunakan
metode jigsaw merangsang rasa ingin tahu
10 Selama pembelajaran berlangsung saya perlu mencatat hal-hal penting yang dibicarakan dalam kelompok
11 Pembelajaran dengan metode jigsaw memotivasi saya untuk meningkatkan prestasi
12 Saya merasa puas karena pembelajaran dengan metode jigsaw membantu saya memahami materi pelajaran
13 Saya berusaha untuk memahami dan membagikan hasil pemahaman supaya dihargai oleh teman dan guru
14 Pembelajaran dengan metode jigsaw membuat saya bertanggung jawab untuk mengerjakan tugas dengan baik
15 Saya sangat antusias mengikuti proses pembelajaran dengan metode jigsaw