VALIDASI METO DENGAN AG SPE Dia Me ODE PENETAPAN KADAR ASAM TRAN GEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID S EKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET SKRIPSI iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat emperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Natalia Windari Rahardjo NIM : 088114052 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 NEKSAMAT SECARA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/17682/2/088114052_Full.pdf · PT. Ifars -Solo yang telah bersedia memberikan baku asam traneksamat ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM TRANEKSAMATDENGAN AGEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Natalia Windari Rahardjo
NIM : 088114052
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2012
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM TRANEKSAMATDENGAN AGEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Natalia Windari Rahardjo
NIM : 088114052
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2012
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM TRANEKSAMATDENGAN AGEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Natalia Windari Rahardjo
NIM : 088114052
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM TRANEKSAMATDENGAN AGEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Natalia Windari Rahardjo
NIM : 088114052
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2012
i
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM TRANEKSAMATDENGAN AGEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Natalia Windari Rahardjo
NIM : 088114052
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2012
i
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM TRANEKSAMATDENGAN AGEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Natalia Windari Rahardjo
NIM : 088114052
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM TRANEKSAMATDENGAN AGEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
Skripsi yang diajukan oleh:
Natalia Windari Rahardjo
NIM : 088114052
telah disetujui oleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Trust in the LORD; and do good; so shalt thou dwell in theland, and verily thou shalt be fed. (Psalm 37:3)
We learn wisdom from failure much more than success. We often
discover what we will do, by finding out what we will not do.
Samuel Smiles
Karya ini kupersembahkan untuk:
Papa, Mama, Adikku atas doa, perhatian dan semangat yang
diberikan padaku.
Om Kiong Bing dan keluarganya yang telah banyak membantuku
dalam penyelesaian studi ini.
Penolong dan penyemangatku Franky
Almamaterku Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, Februari 2012
Penulis
Natalia Windari Rahardjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas SanataDharma:
Nama : Natalia Windari Rahardjo
Nomor mahasiswa : 088114052
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM TRANEKSAMATDENGAN AGEN PENDERIVAT O-FTALALDEHID SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalandata, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasiknnya di Internet ataumedia lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari sayamaupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama sayasebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 3 April 2012
Yang menyatakan
(Natalia Windari Rahardjo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala anugerah dan penyertaan-Nya kepada penulis selama menyelesaikan
penelitian dan penyusunan naskah skripsi ini.
Skripsi berjudul “Validasi Metode Penetapan Kadar Asam Traneksamat
dengan Agen Penderivat O-Ftaladehid secara Spektrofotometri Ultraviolet” ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Keberhasilan dalam penulisan skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan berbagai pihak yang telah memberikan saran, kritik, dan dukungan
kepada penulis, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada:
1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.S., Apt. selaku dosen pembimbing yang
dengan penuh kesabaran memberikan pengarahan, masukan, dukungan,
kritik dan saran baik selama penelitian maupun penyusunan skripsi ini.
3. Jeffry Julianus, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan, kritik dan saran yang bermanfaat untuk skripsi ini.
4. Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt. selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan, kritik dan saran yang bermanfaat untuk skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Lucia Wiwid Wijayanti M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan semangat, masukan dan dukungan yang bermanfaat
kepada penulis dalam menjalankan studi di Fakultas Farmasi USD.
6. Christine Patramurti, M.Si., Apt. selaku dosen yang telah banyak
memberikan kritik, saran dan dukungan yang bermanfaat dalam
penyusunan skripsi ini.
7. PT. Ifars-Solo yang telah bersedia memberikan baku asam traneksamat
yang berguna dalam skripsi.
8. Anggun Aji Mukti, Fitriana Susanti dan Agnes Anania yang telah banyak
memberikan bantuan baik reagen o-ftalaldehid, diskusi, maupun
semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Segenap dosen dan karyawan atas ilmu dan pengalaman yang berharga
sehingga berguna dalam proses penyusunanan skripsi ini.
10. Pak Parlan dan Mas Bimo selaku laboran Laboratorium Kimia Organik
dan Laboratorium Kimia Analisis Instrumental, Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas bantuan dan kerjasamanya
selama penelitian.
11. Pak Bambang dan Mas Devi selaku laboran Laboratorium Analisis
Makanan, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang
telah banyak membantu selama proses penelitian di laboratorium.
12. Papa, Mama dan Novi, yang tak pernah bosan memberikan semangat,
doa, dan dukungan sampai akhirnya skripsi ini selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
13. Om Kiong Bing dan keluarganya. Terimakasih atas segala bantuan yang
telah diberikan kepada penulis sehingga studi ini dapat selesai.
14. Teman seperjuanganku, Franky Limawan. Terima kasih atas
kebersamaan, kekompakan, semangat, pengalaman baik maupun buruk
selama melakukan penelitian ini. Semoga pengalaman berharga yang
telah kita lewati dapat berguna bagi masa depan kita kelak.
H. Landasan Teori .............................................................................................................................25
I. Hipotesis ........................................................................................................................................27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................................................29
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................................................................29
B. Variabel Penelitian .......................................................................................................................29
C. Definisi Operasional .....................................................................................................................30
D. Bahan............................................................................................................................................30
E. Alat ...............................................................................................................................................31
F. Tata Cara Penelitian......................................................................................................................31
D. Penetapan Kadar Asam Traneksamat dalam Kapsul....................................................................59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................................64
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................64
B. Saran .............................................................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................65
BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................................................132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Kategori pengujian parameter validasi ..................................................Error! Bookmark not defined.22
Tabel II. Kriteria penerimaan recovery berdasarkan kadar analit ......................Error! Bookmark not defined.24
Tabel III. Kriteria penerimaan RSD dari ketentuan Horwitz dan dari
ketentuan AOAC Peer Verified Methods (PVM) berdasarkan
kadar analit.................................................................................................Error! Bookmark not defined.25
Tabel IV. Data replikasi kurva baku asam traneksamat ........................................Error! Bookmark not defined.46
Tabel V. Hasil penetapan kadar asam traneksamat dalam sampel batch 1 .......Error! Bookmark not defined.61
Tabel VI. Hasil penetapan kadar asam traneksamat dalam sampel batch 2...... Error! Bookmark not defined.62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur asam traneksamat .................................................................Error! Bookmark not defined.7
Gambar 2. Struktur o-ftalaldehid .........................................................................Error! Bookmark not defined.8
Gambar 3. Reaksi o-ftalaldehid dengan amina primer ........................................Error! Bookmark not defined.9
Gambar 4. Diagram Tingkat Energi Elektronik...................................................Error! Bookmark not defined.14
Gambar 5. Spektrofotometer Single-beam...........................................................Error! Bookmark not defined.17
Gambar 6. Spektrofotometer Double-beam .........................................................Error! Bookmark not defined.17
Gambar 7. Reaksi Cannizzaro pada OPA ............................................................Error! Bookmark not defined.40
Gambar 8. Usulan reaksi fotodegradasi OPA ......................................................Error! Bookmark not defined.41
Gambar 9. Spektra absorbansi OPA dalam dapar borat pH 8..............................Error! Bookmark not defined.42
Gambar 10. Penurunan absorbansi hasil derivatisasi asam traneksamat
dengan OPA .......................................................................................Error! Bookmark not defined.43
Gambar 11. Reaksi antara asam traneksamat dengan OPA dengan adanya
merkaptoetanol menghasilkan senyawa hasil
derivatisasi............... ..........................................................................Error! Bookmark not defined.44
Gambar 12. Gugus kromofor dan auksokrom dari senyawa hasil
derivatisasi .........................................................................................Error! Bookmark not defined.44
Gambar 13. Hubungan antara kadar asam traneksamat dengan absorbansi
hasil derivatnya replikasi I .................................................................Error! Bookmark not defined.47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 14. Spektra hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
setelah 4 menit reaksi .........................................................................Error! Bookmark not defined.48
Gambar 15. Spektra hasil degradasi produk derivatisasi asam
traneksamat dengan OPA setelah 35 menit reaksi .............................Error! Bookmark not defined.49
Gambar 16. Reaksi degradasi produk derivatisasi asam traneksamat
dengan OPA ......................................................................................Error! Bookmark not defined.49
Gambar 17. Spektra hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
setelah 4 menit reaksi dan tingkat overlapping yang terjadi..............Error! Bookmark not defined.50
Gambar 18. Spektra larutan asam traneksamat dalam sampel kapsul
tanpa derivatisasi menggunakan OPA ...............................................Error! Bookmark not defined.51
Gambar 19. Spektra larutan asam traneksamat 30 µg/mL (dari sampel
kapsul) dengan OPA setelah 4 menit reaksi.......................................Error! Bookmark not defined.51
Gambar 20. Kurva baku untuk menghitung LOD dan LOQ replikasi I ................Error! Bookmark not defined.53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Sertifikat analisis asam traneksamat.................................................. Error! Bookmark not defined.70
Lampiran 2. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam
dapar borat pH 8 segera setelah dibuat .............................................. Error! Bookmark not defined.71
Lampiran 3. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam
dapar borat pH 8 setelah 1 jam dibuat ............................................... Error! Bookmark not defined.72
Lampiran 4. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam
dapar borat pH 8 setelah 2 jam dibuat ............................................... Error! Bookmark not defined.73
Lampiran 5. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam
dapar borat pH 8 setelah 3 jam dibuat ..............................................sError! Bookmark not defined.74
Lampiran 6. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam
dapar borat pH 8 setelah 4,5 jam dibuat ............................................ Error! Bookmark not defined.75
Lampiran 7. Hasil scanning panjang gelombang hasil derivatisasi asam
traneksamat dan OPA setelah 4 menit reaksi .................................... Error! Bookmark not defined.76
Lampiran 8. Hasil scanning panjang gelombang hasil degradasi dari
hasil derivatisasi antara asam traneksamat dan OPA setelah
35 menit reaksi................................................................................... Error! Bookmark not defined.77
Lampiran 9. Spektra penurunan absorbansi hasil derivatisasi asam
traneksamat dengan OPA selama 1 jam ............................................ Error! Bookmark not defined.78
Lampiran 10. Contoh perhitungan kadar larutan baku asam traneksamat ............... Error! Bookmark not defined.80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Lampiran 11. Perhitungan persamaan kurva baku asam traneksamat ..................... Error! Bookmark not defined.81
Lampiran 12. Range linieritas kurva baku asam traneksamat.................................. Error! Bookmark not defined.83
Lampiran 13. Pembuatan kurva baku asam traneksamat untuk
menghitung LOD dan LOQ............................................................... Error! Bookmark not defined.87
Lampiran 14. Perhitungan LOD dan LOQ teoritis................................................... Error! Bookmark not defined.90
Lampiran 15. Perhitungan LOD dan LOQ praktis ................................................... Error! Bookmark not defined.92
Lampiran 16. Perhitungan akurasi dan presisi larutan baku asam
traneksamat ........................................................................................ Error! Bookmark not defined.94
Lampiran 17. Spektra larutan asam traneksamat dalam serbuk kapsul
tanpa derivatisasi menggunakan OPA............................................... Error! Bookmark not defined.97
Lampiran 18. Spektra hasil derivatisasi asam traneksamat dari sampel
kapsul................................................................................................. Error! Bookmark not defined.98
Lampiran 19. Penetapan kadar asam traneksamat dalam kapsul batch 1 ................ Error! Bookmark not defined.99
Lampiran 20. Perhitungan akurasi dan presisi larutan baku asam
traneksamat dalam sampel serbuk kapsul batch 1............................. Error! Bookmark not defined.104
Lampiran 21. Penetapan kadar asam traneksamat dalam kapsul batch 2 ................ Error! Bookmark not defined.109
Lampiran 22. Perhitungan akurasi dan presisi larutan baku asam
traneksamat dalam sampel serbuk kapsul batch 2............................. Error! Bookmark not defined.113
Lampiran 23. Penetapan kadar asam traneksamat dalam sampel serbuk
kapsul batch 1.................................................................................... Error! Bookmark not defined.118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Lampiran 24. Penetapan kadar asam traneksamat dalam sampel serbuk
kapsul batch 2.................................................................................... Error! Bookmark not defined.119
Lampiran 25. Perhitungan standar deviasi slope dan intersep dari kurva
baku untuk LOQ dan standar deviasi slope dan intersep
dari kurva adisi pada batch 1............................................................. Error! Bookmark not defined.120
Lampiran 26. Perhitungan standar deviasi slope dan intersep dari kurva
baku untuk LOQ dan standar deviasi slope dan intersep
dari kurva adisi pada batch 2............................................................. Error! Bookmark not defined.124
Lampiran 27. Uji signifikansi slope pada kurva LOQ dengan slope pada
kurva adisi batch 1 dan batch 2 ......................................................... Error! Bookmark not defined.128
Lampiran 28. Uji signifikansi intersep pada kurva LOQ dengan intersep
pada kurva adisi batch 1 dan batch 2 ................................................ Error! Bookmark not defined.130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
INTISARI
Asam traneksamat merupakan senyawa dengan amina primer yang hanyamemiliki gugus kromofor pendek dan tidak memiliki auksokrom, sehingga tidakdapat ditetapkan kadarnya secara langsung menggunakan spektrofotometerultraviolet (UV) ataupun visible (Vis). Untuk dapat menetapkan kadarnya, perludilakukan derivatisasi menggunakan agen penderivat tertentu dan menghasilkansenyawa turunan asam traneksamat yang memiliki kromofor dan auksokrom yangcukup untuk dapat ditetapkan kadarnya menggunakan spektrofotometer UV. Olehkarena itu, dalam penelitian ini dilakukan pengembangan metode spektrofotometriUV dengan derivatisasi menggunakan agen penderivat o-ftalaldehid (OPA) untukmenetapkan kadar asam traneksamat dalam kapsul asam traneksamat®.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancanganpenelitian deskriptif. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan kurva bakumenggunakan regresi linier antara kadar asam traneksamat dengan absorbansihasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA. Untuk menentukan validitasmetode, digunakan parameter spesifisitas, linearitas, batas deteksi, bataskuantitasi, ketepatan, dan ketelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) darikurva baku hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA sebesar 0,9998,rentang nilai recovery-nya sebesar 98,44-101,63%, rentang nilai CV sebesar0,190-1,261%, batas deteksinya 0,227 µg/mL dan batas kuantitasinya 0,758µg/mL pada pengukuran di panjang gelombang 334 nm. Maka dapat disimpulkanbahwa metode ini memiliki validitas yang baik untuk spesifisitas, linearitas, batasdeteksi, batas kuantitasi, ketepatan, dan ketelitiannya.
Kata kunci : asam traneksamat, o-ftalaldehid (OPA), spektrofotometri UV,
validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
ABSTRACT
Tranexamic acid is a compound with primary amine which have shortchromophore and have not auxochrome, so can not be directly determined byultraviolet (UV) spectrophotometry method nor visible (Vis) spectrophotometry.To determine that compound, it needs derivatization with a specific derivatizingagent to produce the derivate of tranexamic acid which have enough chromophoreand auxochrome to determined by ultraviolet (UV) spectrophotometry method.This research is to develop spectrophotometry method with derivatization by o-phthalaldehyde (OPA) to determine the level of tranexamic acid concentration inpharmaceutical product (asam traneksamat® capsule).
This research is a descriptive non experimental research. In this study,done by making a standard curve of derivate of tranexamic acid by using a linearregression between concentration of tranexamic acid against the derivate oftranexamic acid absorbance. To determine the validity of the method, parameterssuch as selectivity, linearity, limit of detection, limit of quantitation, accuracy, andprecision were determined.
The result of correlation coefficient (r) of standard curve of derivate oftranexamic acid was 0.9998, range of recovery values were 98.44-101.63%, rangeof CV values were 0.190-1.261%, limit of detection was 0.227 µg/mL and limit ofquantitation was 0.758 µg/mL, which measured in 334 nm. Therefore, it can beconcluded that the method has good validity for specificity, linearity, limit ofdetection, limit of quantitation, accuracy, and precision.
TNBS bereaksi dengan gugus amina primer dan peptida pada larutan
dengan pH 8 dan suhu ruang tanpa menghasilkan reaksi samping yang tidak
diinginkan. Produk derivatnya (N-trinitrophenyl) memiliki absoptivitas molar
yang tinggi pada panjang gelombang 340 nm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Agen penderivat yang dapat digunakan untuk menderivatisasi gugus
karboksil menurut Toyo’oka (1999) yaitu:
1. Reagen alkil halida
Contoh reagen alkil halida yaitu phenacyl bromide (PHB), p-
bromophenacyl bromide (BPB), α-bromo-2’-acetonaphtone (BAN) dan
panacyl bromide (PB). Reagen alkil halida bereaksi dengan asam karboksilat
dalam asetonitril di bawah kondisi sejuk dan reaksinya dikatalisis oleh crown
ether dan ion potasium atau basa organik seperti trietilamin dan etilamin.
2. Amina aromatis
Contoh reagen amina aromatis yaitu p-methoxyaniline, p-chloroaniline
dan 1-naphthylamine yang dapat langsung bereaksi dengan asam klorida pada
gugus karboksil. Derivat amida dapat dibentuk dengan amina aromatis dengan
mengkonversikan asam karboksilat menjadi asam klorida. Senyawa yang biasa
digunakan untuk membentuk asam klorida yaitu triethylphosphin atau oxalyl
chloride dan thionyl chloride.
3. Hidrazin
2-Nitrophenylhydrazides (NPH) bereaksi dengan rantai asam amino
pendek dan panjang dan juga rantai asam karboksilat lurus dan bercabang
dengan adanya 1-ethyl-3-(3-dimethylaminopropyl)carbodiimide hydrochloride
(EDC).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
4. Hidroksil amina
Hidroksil amina dapat digunakan untuk derivatisasi sederhana dan cepat
pada ester asam lemak hingga asam hidroksamik, yang menyerap dengan kuat
pada panjang gelombang rendah daerah UV (206 atau 213 nm).
D. Spektrofotometri UV
Spektrofotometri UV adalah salah satu teknik analisis spektroskopik
yang menggunakan radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat (190-380 nm)
dengan menggunakan alat spektrofotometer. Pada analisis menggunakan
spektrofotometri UV, dilakukan pembacaan absorbansi (penyerapan) atau
transmitansi (penerusan) radiasi elektromagnetik oleh suatu molekul. Hasil
pembacaan absorbansi disebut sebagai absorban (A) dan tidak memiliki satuan,
sedangkan hasil pembacaan transmitansi disebut transmitan dan memiliki satuan
%T (Mulja dan Suharman, 1995).
Absorbansi cahaya oleh molekul dalam daerah spektra ultraviolet dan
visible tergantung dari struktur elektronik molekul (Sastrohamidjojo, 2001).
Apabila suatu molekul dikenai radiasi elektromagnetik (REM) maka akan terjadi
eksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi yang dikenal sebagai orbital elektron
antiikatan kalau ada kesesuaian dengan energi untuk eksitasi. Ada empat tipe
transisi elektronik yang mungkin terjadi yaitu σ → σ* , π → π*, n → π*, n → σ*.
Eksitasi elektron (σ → σ*) membutuhkan energi yang terbesar dan terjadi pada
daerah ultraviolet jauh yang diberikan oleh ikatan tunggal, misalnya alkana.
Eksitasi elektron π → π* diberikan oleh ikatan rangkap dua dan rangkap tiga, juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
terjadi pada daerah ultraviolet jauh. Eksitasi elektron (n → σ*) terjadi pada gugus
karbonil yang terjadi pada ultraviolet jauh (Mulja dan Suharman, 1995). Diagram
tingkat energi elektronik dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Diagram tingkat energi elektronik (Pavia, Lampman, and Kriz, 2001)
Bouguer, Lambert dan Beer membuat suatu persamaan matematik yang
menghubungkan antara absorban atau transmitan terhadap intensitas radiasi atau
konsentrasi zat yang dianalisis dan tebal larutan yang mengabsorbsi:
A= = ε. b. c (1)
dimana: T = % transmitan
A = absorban
ε = koefisien ekstingsi molar (L.mol-1 cm-1)
c = konsentrasi (mol.L-1)
b = tebal larutan (cm)
Hubungan antara nilai % dengan absorptivitas molar (ε) adalah
sebagai berikut:
ε = % x M-1. cm-1. (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Nilai ε didefinisikan sebagai daya serap molar atau koefisien ekstingsi
molar. Nilai ε adalah karakteristik untuk molekul atau ion penyerap dalam pelarut
tertentu, pada panjang gelombang tertentu dan tidak bergantung pada konsentrasi
dan panjang gelombang lintasan radiasi (Sastrohamidjojo, 2001). Secara umum,
dapat dikatakan bahwa nilai ε sangat mempengaruhi puncak spektra yang
dihasilkan oleh suatu zat. Rincian nilai ε terhadap puncak spektra adalah: 1-10:
sangat lemah; 10-102: lemah; 102-103: sedang; 103-104: kuat; 104-105: sangat kuat
(Mulja dan Suharman, 1995).
Radiasi dari spektrofotometer, diserap oleh molekul melalui adanya
eksitasi elektron pada ikatan antar atom penyusun senyawa, sehingga awan
elektron mengalami redistribusi. Radiasi yang digunakan biasanya berada pada
daerah panjang gelombang >200 nm untuk menghindari gangguan dari
pembacaan absorban pelarut. Semakin lemah ikatan antar atom maka dibutuhkan
lebih sedikit energi radiasi untuk mengeksitasi elektronnya. Pada daerah panjang
gelombang >200 nm, energi yang dibutuhkan tidak cukup untuk mengeksitasi
elektron σ ke σ*, sehingga diperlukan ikatan antar atom dengan ikatan yang lebih
lemah, yaitu ikatan dengan elektron π yang dengan mudah tereksitasi menjadi π*
pada panjang gelombang >200 nm. Adanya ikatan rangkap terkonjugasi (ikatan
rangkap yang diselingi ikatan tunggal), dapat meningkatkan intensitas absorpsi
yang terjadi dan juga meningkatkan panjang gelombang pengukuran (Watson,
2003).
Pemilihan pelarut yang digunakan dalam spektroskopi UV merupakan
hal yang cukup penting. Kriteria pelarut yang baik adalah yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mengabsorbsi radiasi UV pada daerah yang sama dengan analitnya. Biasanya,
pelarut yang dipilih adalah yang tidak memiliki sistem terkonjugasi. Air, etanol
95% dan n-heksan merupakan pelarut yang banyak digunakan. Zat-zat tersebut
tidak terlihat dalam daerah spektra ultraviolet dimana puncak absorbsi analit
biasanya muncul (Pavia et al., 2001).
Analisis kuantitatif zat tunggal pada spektrofotometri menggunakan
pengukuran absorbansi senyawa pada panjang gelombang maksimum, yaitu
panjang gelombang dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan
absorbansi yang maksimum (Mulja dan Suharman, 1995). Beberapa alasan
digunakannya panjang gelombang maksimum dalam suatu analisis kuantitatif
adalah sebagai berikut:
- Pada panjang gelombang maksimum diperoleh kepekaan analisis yang
maksimal, karena pada panjang gelombang tersebut perubahan absorbansi
untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar.
- Di sekitar panjang gelombang maksimum, bentuk kurva absorbansi datar dan
pada kondisi tersebut hukum Lambert-Beer akan terpenuhi.
- Jika dilakukan pengukuran ulang akan memberikan kesalahan yang kecil
ketika digunakan panjang gelombang maksimum (Gandjar dan Rohman, 2007).
Pada umumnya konfigurasi dasar spektrofotometer UV berupa susunan
peralatan optik yang terkonstruksi sebagai berikut (Gambar 5 dan 6):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 5. Spektrofotometer Single-beam
Gambar 6. Spektrofotometer Double-beam
Spektrofotometer single beam, memiliki kelebihan antara lain sistemnya lebih
sederhana dan murah dibandingkan spektrofotometer double beam, tetapi
keterbatasannya adalah tidak dapat mengkoreksi perubahan respon serapan akibat
turbiditas sampel atau perbedaan intensitas cahaya baik dari sumber radiasi
maupun dari pengaruh luar. Keterbatasan ini merupakan alasan dikembangkannya
spektrofotometer double beam. Kelebihan spektrofotometer double beam adalah
mampu mengkoreksi perubahan respon serapan akibat perbedaan intensitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
cahaya, fluktuasi pada kelistrikan instrumen, dan serapan blangko.
Keterbatasannya adalah sistem double beam lebih rumit dan harganya lebih mahal
daripada spektrofotometer single beam (Haven, Tetrault, and Schenken, 1994).
E. Teknik Perhitungan Kuantitatif
Pada banyak industri farmasi, produk obat dapat diproduksi dengan
berbagai variasi konsentrasi. Untuk mengembangakan dan melakukan validasi
suatu metode, dapat digunakan 3 macam teknik perhitungan kuantitatif:
1. Single-Point Calibration
Suatu metode analisis dapat dikembangkan dan divalidasi dengan
menggunakan satu konsentrasi standar yang digunakan untuk menguji semua
level konsentrasi analit. Metode ini dipilih karena sederhana dan mudah
dilakukan untuk menguji kadar analit. Walaupun demikian, metode ini
membutuhkan cara ekstraksi dan pengenceran yang berbeda untuk tiap
konsentrasi analit agar dapat dihasilkan final solution dengan konsentrasi
yang mendekati konsentrasi standar.
2. Multiple-Point Calibration
Metode lain yang dapat digunakan untuk kuantifikasi kadar analit adalah
dengan membuat berbagai konsentrasi standar yang mencakup seluruh
konsentrasi analit. Plot standar yang dihasilkan, selanjutnya digunakan untuk
menghitung konsentrasi analit dalam sampel. Namun, metode ini hanya valid
apabila semua konsentrasi analit tercakup dalam plot standar yang dibuat.
Keuntungan metode ini adalah tidak diperlukan proses preparasi sampel yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
berbeda-beda untuk tiap konsentrasi analit. Keterbatasannya adalah
pembuatan konsentrasi standar yang bervariasi, dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya kesalahan penimbangan atau pengenceran dalam
pembuatan larutan standar.
3. One Standard Calibration for Each Strength
Metode yang menjadi alternatif terakhir untuk mengembangkan dan
memvalidasi metode adalah dengan membuat satu konsentrasi standar untuk
tiap konsentrasi analit. Metode ini ditempuh apabila tidak diperoleh respon
analit yang linier pada rentang konsentrasi standar yang dibuat (Chan, Lam,
Lee, and Zang, 2004).
F. Kesalahan dalam Analisis
Istilah kesalahan didasarkan pada perbedaan antara hasil pengukuran
(nilai perhitungan) dengan nilai sebenarnya. Nilai sebenarnya dari suatu kuantitas
yang diukur merupakan sesuatu yang tidak pernah kita ketahui secara pasti,
namun nilai sebenarnya (true value) diterima jika nilai tersebut mempunyai
ketidakpastian yang paling kecil diantara nilai-nilai lain dari suatu pengukuran
kuantitas (Gandjar dan Rohman, 2007). Menurut Gandjar dan Rohman (2007),
ada tiga macam kesalahan dalam analisis kimia yaitu: 1). Kesalahan gamblang
(gross error), 2). Kesalahan acak (random error), dan 3). Kesalahan sistematik
(systematic error).
Kesalahan gamblang merupakan kesalahan yang sudah jelas karena
melibatkan kesalahan yang besar, akibatnya kita harus memutuskan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
mengabaikan percobaan yang telah kita lakukan dan memulainya dari awal lagi
secara menyeluruh. Contoh kesalahan gamblang adalah sampel tumpah; pereaksi
yang akan digunakan tercemar; larutan yang dipersiapkan salah; dan alat yang
akan digunakan rusak.
Kesalahan acak merupakan kesalahan yang nilainya tidak dapat
diramalkan dan tidak ada aturan yang mengaturnya serta nilainya berfluktuasi.
Kesalahan acak merupakan jenis kesalahan yang selalu terjadi dalam analisis
sebagai akibat adanya sedikit variasi yang tidak dapat ditentukan (dikontrol)
dalam pelaksanaan prosedur analisis.
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang mempunyai nilai
definitif (nilai tertentu). Hasil analisis yang mengandung kesalahan ini dapat
mengarah ke arah yang lebih kecil atau ke arah yang lebih besar dari rata-rata.
Kesalahan sistematik bersifat ajeg (konstan) dan berhubungan dengan ketelitian
(akurasi) hasil analisis. Kesalahan jenis ini mengakibatkan penyimpangan tertentu
dari rata-rata (mean). Beberapa faktor yang mempengaruhi kesalahan sistematik
antara lain:
a. Kesalahan personil dan operasi
Kesalahan ini disebabkan oleh cara pelaksanaan analisis dari analis (personil)
dan bukan karena metode.
b. Kesalahan alat dan pereaksi
Kesalahan ini dapat disebabkan oleh pereaksi yang kurang murni, alat yang
kurang valid atau pemakaian alat yang kurang tepat walaupun alatnya sendiri
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
c. Kesalahan metode
Kesalahan metode dapat disebabkan kesalahan pengambilan sampel dan
kesalahan akibat reaksi kimia yang tidak sempurna (Gandjar dan Rohman,
2007).
Untuk memperkecil kesalahan sistematik dapat dilakukan beberapa cara,
antara lain:
1. Kalibrasi (peneraan) alat yang dipakai
Cara ini dimaksudkan untuk memperkecil kesalahan alat.
2. Dilakukan penetapan blanko
Di sini dilakukan pekerjaan seperti pada percobaan sebenarnya, tetapi dengan
tidak menggunakan sampel yang diselidiki (Gandjar dan Rohman, 2007).
G. Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap
parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan
bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita,
2004). Parameter-parameter yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode
analisis antara lain spesifisitas, linearitas, akurasi, presisi, LOD dan LOQ.
Perbedaan prosedur pengujian suatu analit membutuhkan parameter
validasi yang berbeda. Kategori pengujian yang paling umum yang data
validasinya sangat dibutuhkan menurut USP-NF (United States Pharmacopeial
Convention, 2007) tabel I yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
a. Kategori I : prosedur analitik untuk penetapan kadar komponen utama dalam
bahan baku atau bahan aktif (termasuk pengawet) dalam produk akhir
farmasetik.
b. Kategori II : prosedur analitik untuk penetapan ketidakmurnian dalam bahan
baku atau senyawa degradasi pada produk akhir farmasetik.
c. Kategori III : prosedur analitik untuk penetapan karakteristik dayaguna obat
(misalnya disolusi, pelepasan obat).
d. Kategori IV : prosedur analitik untuk uji identifikasi.
Tabel I. Kategori pengujian parameter validasi
KarakteristikAnalisis
Kategori IKategori II
Kategori III Kategori IVKuantitatif Limit Test
Akurasi Ya Ya * * TidakPresisi Ya Ya Tidak Ya TidakSpesifisitas Ya Ya Ya * YaBatas deteksi Tidak Tidak Ya * TidakBatas Kuantitasi Tidak Ya Tidak * TidakLinieritas Ya Ya Tidak * TidakRentang Ya Ya * * Tidak
Keterangan : * tergantung dari masing-masing uji
1. Spesifisitas
Spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur
zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang
mungkin ada dalam matriks sampel. Spesifisitas metode ditentukan dengan
membandingkan hasil analisis sampel yang mengandung cemaran, hasil urai,
senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, atau pembawa plasebo dengan hasil
analisis sampel tanpa penambahan bahan-bahan tersebut (Harmita, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Linieritas
Linearitas adalah kemampuan metode analisis (pada rentang tertentu)
untuk menghasilkan respon yang proporsional terhadap konsentrasi analit di
dalam sampel. Syarat suatu metode dikatakan memiliki linearitas yang baik
adalah apabila nilai koefisien korelasi (r)-nya ≥ 0,999, terutama untuk penetapan
kadar senyawa utama (Snyder, Kirkland, and Glajch, 1997).
3. Batas Deteksi (limit of detection / LOD) dan Batas Kuantitasi (limit of
quantitation / LOQ)
Batas deteksi adalah konsentrasi terkecil analit dalam sampel yang dapat
dideteksi dan masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan respon
blanko. Batas deteksi dinyatakan sebagai perbandingan signal-to-noise (S/N)
antara hasil uji sampel dengan analit yang diketahui konsentrasinya dan blangko.
Rasio signal-to-noise untuk batas deteksi sekurang-kurangnya 3:1 (Snyder et al.,
1997). Penentuan batas deteksi juga dapat didasarkan pada perhitungan tiga kali
nilai standar deviasi blangko dibagi dengan nilai slope kurva baku (Anonim,
2005c).
Batas kuantitasi merupakan konsentrasi terkecil analit dalam sampel
yang masih dapat memenuhi kriteria akurasi dan presisi (Harmita, 2004). Batas
kuantitasi dapat dihitung berdasarkan perhitungan sepuluh kali nilai standar
deviasi blangko dibagi dengan nilai slope kurva baku (Anonim, 2005c).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
4. Ketepatan (accuracy)
Ketepatan (accuracy) adalah ukuran yang menunjukkan kedekatan hasil
analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen
perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Ada tiga cara dalam
menentukan akurasi yaitu: 1). Dengan membandingkan dengan reference
standard; 2). Menghitung recovery analit yang ditambahkan ke dalam blangko
matriks dan 3). Standar adisi analit (Snyder et al., 1997). Kriteria rentang recovery
yang dapat diterima ditentukan berdasarkan kadar analit, seperti yang tertera pada
tabel II.
Tabel II. Kriteria penerimaan recovery berdasarkan kadar analit
Kadar Analit (%) Unit Recovery range (%)100 100% 98-10210 10% 98-1021 1% 97-103
Absorbansinya diukur pada λ 334 nm setelah didiamkan di tempat dingin dan
gelap selama 4 menit. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap kadar
(rendah, sedang dan tinggi) sehingga didapatkan 9 data untuk setiap batch.
8. Analisis Hasil
Validasi metode analisis yang digunakan dalam penetapan kadar asam
traneksamat pada penelitian ini dapat ditentukan berdasarkan parameter berikut:
a. Spesifisitas
Pada metode ini, spektra panjang gelombang maksimum yang dihasilkan
oleh campuran larutan OPA dengan pelarut dibandingkan dengan spektra panjang
gelombang maksimum yang dihasilkan oleh campuran larutan OPA dengan asam
traneksamat. Jika panjang gelombang maksimum (selective UV-wavelength) dari
pola spektra berbeda, dapat dikatakan bahwa metode tersebut spesifik (Ermer and
Miller, 2005). Spesifisitas metode ini juga dapat dilihat dari besarnya overlapping
yang terjadi antara produk derivatisasi dengan larutan OPA.
b. Linearitas kurva baku
Linearitas dilihat dari nilai koefisien korelasi (r) dari hasil pengukuran
seri larutan baku asam traneksamat. Suatu metode dikatakan memiliki linearitas
yang baik jika nilai r ≥ 0,999 (Snyder et al., 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
c. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ)
Absorbansi larutan baku konsentrasi terkecil setelah diderivatisasi
dengan OPA diukur minimal 3 kali. Nilai LOD diperoleh pada 3 x SD blangko
dibagi slope kurva baku dan nilai LOQ diperoleh pada 10 x SD blangko dibagi
slope kurva baku (Anonim, 2005c).
d. Ketelitian (precision)
Ketelitian metode analisis dinyatakan dengan koefisien variasi (CV) yang
dihitung dengan cara berikut:
CV = . x 100%
Kriteria presisi yang diterima untuk kadar zat analit 100% adalah CV ≤
1,3% (AOAC cit., Gonzales and Herrador, 2007).
e. Ketepatan (accuracy)
Akurasi metode analisis dinyatakan dengan % perolehan kembali
(recovery) yang dihitung dengan cara berikut:
% recovery = x 100%
Kriteria akurasi yang diterima untuk kadar zat analit 100% adalah 98-
102% (AOAC cit., Gonzales and Herrador, 2007).
9. Penetapan kadar asam traneksamat dalam sampel kapsul
Uji keseragaman bobot dilakukan dengan cara: ditimbang 20 kapsul.
Ditimbang lagi kapsul satu persatu. Isi semua kapsul dikeluarkan, ditimbang
seluruh bagian cangkang kapsul, dihitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata
tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari ± 7,5% untuk kapsul yang memiliki bobot
rata-rata lebih dari 120 mg (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI,
1995).
Dua puluh kapsul asam traneksamat® yang telah dilakukan uji
keseragaman bobot kapsul dihomogenkan dalam mortir. Kemudian ditimbang
saksama serbuk kapsul 119,5 mg untuk batch 1 dan 121,1 mg untuk batch 2 yang
setara dengan 100 mg asam traneksamat (sesuai leaflet yang tertulis). Serbuk
kapsul dilarutkan dalam aquades hingga volume tepat 100,0 mL dan digojog
hingga homogen. Penyarian dilakukan 3 kali menggunakan kapas dan kertas
saring sehingga didapatkan filtrat yang jernih. Filtrat dipipet 300 µL, kemudian
dimasukkan dalam labu ukur 10 mL. Larutan OPA pH 8 ditambahkan hingga
volume tepat 10,0 mL. Diamkan ditempat gelap dan dingin selama 4 menit
(setelah 45 detik penambahan larutan OPA). Absorbansinya diukur menggunakan
spektrofotometer UV. Replikasi dilakukan sebanyak 5 kali untuk setiap batch
sehingga didapatkan 5 data absorbansi untuk setiap batch. Kadar terukur asam
traneksamat dihitung dengan cara memasukkan absorbansi yang didapat ke dalam
persamaan regresi linier kurva baku dan ditentukan kadar rata-rata asam
traneksamat untuk setiap batch. Menurut Supplement II Japanese Pharmacopeia
kapsul asam traneksamat mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih
dari 105,0% dari yang tertera pada label kemasan asam traneksamat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan Larutan
1. Larutan Asam Traneksamat
Asam traneksamat baku yang digunakan merupakan senyawa
berbentuk serbuk yang sangat mudah larut dalam air dan memiliki tingkat
kemurnian 99,8% secara titrasi (CoA pada Lampiran 1.). Pada pembuatan
larutan asam traneksamat digunakan pelarut aquades, yaitu air yang
mengalami penyulingan untuk menjamin kemurniannya dan tidak
mengandung bahan-bahan lain yang mungkin dapat mengganggu analisis.
Aquades juga dipilih karena memenuhi kriteria yang baik untuk analisis
secara spektrofotometri ini, diantaranya tidak memberikan serapan pada
daerah yang sama dengan analit, tidak berinteraksi dengan analit, tidak
berwarna dan memiliki kemurnian yang cukup tinggi jika digunakan untuk
keperluan analisis.
2. Larutan Dapar Borat
Larutan dapar borat terdiri dari campuran asam borat (H3BO3) dan
kalium klorida (KCl) serta larutan natrium hidroksida (NaOH) untuk
mengatur agar larutan berada pada kondisi pH tertentu, dalam penelitian
ini dibuat larutan dapar borat dengan pH 8 yang merupakan hasil optimasi
(Limawan, 2012). Dapar borat ini berfungsi untuk memberikan suasana
basa dan mempertahankan pH pada waktu reaksi derivatisasi terjadi. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
ini dilakukan karena reaksi derivatisasi antara amin primer dengan agen
penderivat OPA hanya berlangsung dalam suasana basa.
3. Larutan OPA
Pembuatan larutan OPA mengikuti cara pembuatan reagen yang
terdapat dalam deskripsi produk “OPA, Amine Detection Reagent” dari
Uptima. OPA dilarutkan dalam metanol karena OPA larut dalam metanol
(Anonim, 2005b). Metanol merupakan pelarut organik yang memiliki
indeks polaritas 5,1 (Snyder, Kirkland, and Dolan, 2010) dan memiliki
kelarutan dalam air 100% (Stauffer, Dolan, and Newman, 2008). Metanol
digunakan juga karena pada panjang gelombang di atas 210 nm tidak
memberikan serapan yang berarti, sehingga tidak mengganggu pengukuran
absorbansi analit.
Setelah OPA dilarutkan dalam metanol, kemudian ditambahkan
merkaptoetanol, yaitu senyawa pengkopling untuk menambah gugus
auksokrom pada derivat yang terbentuk antara asam traneksamat dengan
OPA. Gugus auksokrom yang terbentuk akan memperpanjang konjugasi
gugus kromofor dan menaikkan intensitas absorpsi senyawa hasil
derivatisasi sehingga nilai absorptivitas molar derivat meningkat. Hal ini
menyebabkan peningkatan nilai absorbansi pada konsentrasi yang sama.
Merkaptoetanol merupakan senyawa organik sehingga lebih mudah
bercampur dalam pelarut metanol.
Dapar borat yang ditambahkan ke dalam larutan OPA adalah dapar
borat pH 8 yang merupakan hasil optimasi Limawan (2012). Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dilakukan karena pada suasana basa, amin primer berada dalam bentuk
molekul seluruhnya sehingga reaksi derivatisasi amin primer dengan agen
penderivat OPA dapat berlangsung optimal. Gugus NH2 dalam suasana
basa memiliki sifat nukleofilik yang kuat. Namun pH dari dapar borat juga
harus diatur sedemikian sehingga tidak lebih dari 10, karena pada pH lebih
tinggi dari 10 memungkinkan terjadinya reaksi Cannizzaro (self reaction)
pada gugus aldehid dari OPA menghasilkan ion o-hidroksimetil benzoat
(Gambar 9). Senyawa tersebut sukar bereaksi dengan amin primer pada
asam traneksamat karena gugus C karbonilnya menjadi kurang elektrofilik
dibandingkan C karbonil OPA. Hal ini disebabkan karena adanya
stabilisasi resonansi antara elektron bebas dari gugus O karbonil kepada
gugus C karbonilnya. Menurut McDonald and Sibley (1981), pada pH 10-
14 terjadi penurunan absorptivitas molar atau koefisien ekstingsi molar (ε)
dari OPA karena berkurangnya gugus kromofor dari OPA, dimana ikatan
rangkap pada gugus aldehid OPA akan hilang sehingga ε menjadi lebih
kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
O
O
H 2 O
O H
O H
O
O
O H
O
-O H
O
O
O H
-O H
O
O
OO
O
O
-O H -O H
Gambar 7. Reaksi Cannizzaro pada OPA (McDonald and Sibley, 1981)
Menurut Blackburn (1989), jika reaksi derivatisasi dilakukan pada
pH di bawah 6 maka reaksi derivatisasi amin primer menggunakan agen
penderivat OPA tidak dapat berlangsung karena pada pH di bawah 6 gugus
amina dari asam traneksamat akan terprotonasi, sehingga kehilangan sifat
nukleofilisitasnya dan tidak dapat bereaksi dengan gugus aldehid dari
OPA.
Larutan OPA ini hanya tahan selama 2 jam maka kemudian
disimpan dalam lemari pendingin untuk mencegah degradasi OPA oleh
cahaya. OPA bersifat fotodegradatif dan mudah teroksidasi oleh udara
sehingga OPA disimpan dalam ruangan yang gelap dan dingin. OPA yang
telah mengalami oksidasi berubah menjadi bentuk karboksilatnya (Gambar
8). Gambar 8 merupakan usulan reaksi karena belum ada referensi yang
menunjukkan reaksi fotodegradasi OPA yang sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 8. Usulan reaksi fotodegradasi OPA(Anania, 2011)
Dalam suasana basa, asam 2-formilbenzoat dan asam ftalat berada
dalam bentuk terion, sehingga reaksi adisi amina nukleofilik oleh gugus
amina pada asam traneksamat sukar terjadi. Stabilisasi resonansi antara
gugus O dengan C karbonil akan menyebabkan atom C karbonil semakin
stabil dan kurang elektrofilik. Jika OPA telah mengalami fotodegradasi,
maka reaksi derivatisasi dengan asam traneksamat tidak akan terjadi.
Untuk mencegah fotodegradasi dari OPA, maka digunakan aluminium foil
untuk melapisi permukaan labu ukur yang digunakan untuk menyimpan
OPA dan untuk reaksi, karena diharapkan aluminium dapat melindungi
larutan dari cahaya.
Menurut Limawan (2012), hasil derivatisasi asam traneksamat
dengan OPA memiliki nilai ekstingsi molar sebesar 9413,09 L M-1.cm-1.
Senyawa dengan nilai ԑ tersebut memiliki absorptivitas molar berada pada
tingkat kuat untuk diukur menggunakan spektrofotometer UV (Mulja dan
Suharman, 1995).
4. Larutan Baku Asam Traneksamat
Larutan baku asam traneksamat terdiri dari larutan asam
traneksamat yang direaksikan dengan larutan OPA. Secara teoritis, reaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
antara asam traneksamat dengan OPA membutuhkan perbandingan
molekul yang sama yaitu 1 : 1. Tetapi, sebagai jaminan bahwa semua
molekul asam traneksamat telah terderivatisasi, maka penambahan OPA
dibuat berlebih. Pada pembuatan larutan baku ini perbandingan mol antara
asam traneksamat dengan OPA sekitar 1 : 11. Pada gambar 9, larutan
OPA memberikan absorbansi pada panjang gelombang 220 nm sampai
320 nm dan memiliki panjang gelombang maksimum pada 260,5 nm
sehingga sisa OPA yang tidak bereaksi dengan asam traneksamat tidak
akan mengganggu nilai absorbansi hasil derivatisasi yang terbentuk.
Gambar 9. Spektra absorbansi OPA (0,5 mg/mL) dalam dapar borat pH 8
Setelah larutan OPA di tambahkan ke dalam asam traneksamat,
campuran tersebut didiamkan di tempat gelap pada suhu lemari pendingin
sekitar 2-8º C selama 4 menit (terhitung setelah 45 detik penambahan
larutan OPA). Reaksi dilakukan pada suhu 2-8º C untuk menghindari
terjadinya reaksi Cannizaro. Menurut Coppex (2000), reaksi yang terjadi
antara asam traneksamat berlangsung sangat cepat sekitar 2 menit dan
produk derivatnya sangat tidak stabil pada suhu ruang maka reaksinya
dilakukan pada suhu lemari pendingin, untuk memperlambat proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
degradasi produk derivatnya (Gambar 10). Menurut Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan RI (1995), suhu lemari pendingin adalah
suhu dengan rentang 2-8º C. Waktu reaksi yang digunakan yaitu selama 4
menit terhitung setelah 45 detik penambahan larutan OPA. Prosedur ini
merupakan hasil optimasi Limawan (2012) karena pada waktu reaksi 4
menit tersebut reprodusibilitas pengukuran absorbansi hasil derivatisasi
paling bagus.
Gambar 10. Penurunan absorbansi hasil derivatisasi asam traneksamat denganOPA
Dengan adanya merkaptoetanol, OPA bereaksi dengan asam
traneksamat menghasilkan senyawa yang memiliki gugus kromofor dan
auksokrom (Gambar 11). Gambar 12 menunjukkan gugus kromofor dan
auksokrom pada senyawa hasil derivatisasi. Senyawa hasil derivatisasi ini
yang absorbansinya diukur menggunakan spektrofotometer UV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
COHO
NH2
H
H
O
O
o-f talaldehidasam traneksamat
OH
N
S
OH
COHO
asam 4-((1-(2-hidroksietiltio)-2H -isoindol-2-il)metil)sikloheksankarboksilat
Gambar 11. Reaksi antara asam traneksamat dengan OPA dengan adanya merkaptoetanolmenghasilkan senyawa hasil derivatisasi
Gambar 12. Gugus kromofor dan auksokrom dari senyawa hasil derivatisasi (Guguskromofor ditunjukkan oleh garis merah, sedangkan gugus auksokrom ditunjukkan oleh
garis biru)
Konsentrasi seri larutan baku asam traneksamat yang dibuat yaitu
10; 20; 30; 40; dan 50 µg/mL. Kemudian dibuat kurva regresi linier untuk
asam traneksamat.
B. Pembuatan Kurva Baku Asam Traneksamat
Setelah masing-masing seri larutan baku asam traneksamat direaksikan
dengan larutan OPA dan diukur absorbansinya, dibuat kurva baku dan persamaan
regresi liniernya. Kurva baku ini menunjukkan hubungan antara absorbansi hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
derivatisasi dengan kadar asam traneksamat. Absorbansi yang terbaca merupakan
absorbansi produk derivatisasi asam traneksamat dengan OPA, yang merupakan
representasi absorbansi asam traneksamat karena asam traneksamat akan bereaksi
seluruhnya dengan OPA membentuk produk derivatnya (A derivat ≈ A asam
traneksamat). Kadar asam traneksamat dalam sampel dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan regresi linier kurva baku yang dibuat.
Kurva baku asam traneksamat dibuat menggunakan lima seri kadar asam
traneksamat, yaitu 10; 20; 30; 40 dan 50 µg/mL, dan untuk masing-masing kadar
dilakukan replikasi 3 kali. Seri kadar kurva baku ini dipilih berdasarkan rentang
dimana konsentrasi asam traneksamat yang digunakan masih memberikan nilai
absorbansi yang proporsional atau menunjukkan linieritas yang baik dengan
konsentrasinya. Pada lampiran 12 ditunjukkan bahwa absorbansi dari 13 seri
kadar asam traneksamat masih memberikan nilai linieritas yang baik, yang
dinyatakan dengan nilai koefisien korelasi (r). Menurut Snyder et al. (1997),
syarat suatu metode dikatakan memiliki linearitas yang baik adalah apabila nilai
koefisien korelasi (r)-nya ≥ 0,999, terutama untuk penetapan kadar senyawa
utama. Pada lampiran 12 dicantumkan data yang didapat pada penelitian ini yaitu
pada replikasi I nilai r = 0,9977, pada replikasi II nilai r = 0,9992 sedangkan pada
replikasi III nilai r = 0,9993. Hal ini membuktikan bahwa pada rentang kadar
asam traneksamat 1 µg/mL hingga 100 µg/mL masih memberikan linieritas yang
baik, sehingga untuk pembuatan kurva baku asam traneksamat dapat dipilih
rentang kadar yang masih linier. Pada penelitian ini dipilih seri kadar asam
traneksamat dari 10; 20; 30; 40 dan 50 µg/mL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Pengukuran absorbansi dilakukan pada panjang gelombang maksimum
derivat yang terbentuk, yaitu pada panjang gelombang 334 nm dengan waktu
* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Pada penetapan kadar ini dapat diketahui ketelitian (precision) yang
berupa repeatability, yaitu derajat kedekatan hasil yang diperoleh pada kondisi
kerja yang sama dalam waktu pengukuran yang dekat (Snyder et al., 1997).
Penentuan precision pada sampel dilakukan sebanyak 5 replikasi dengan kondisi
kerja dan analis yang sama. Ketelitian dinyatakan dengan koefisien variasi (CV).
Pada penelitian ini CV yang diperoleh pada penetapan kadar asam traneksamat
dalam kapsul asam traneksamat® batch 1 setelah dilakukan 5 replikasi yaitu
sebesar 0,586%, sedangkan pada batch 2 yaitu sebesar 0,331%. Nilai kedua CV
tersebut masuk dalam persyaratan yang ditentukan untuk kadar analit 100% yaitu
CV ≤ 1,3% (AOAC cit., Gonzales dan Herrador, 2007), sehingga dapat dikatakan
bahwa metode spektrofotometri UV pada penetapan kadar asam traneksamat
dalam kapsul asam traneksamat® memiliki ketelitian yang baik.
Tabel V menunjukkan bahwa kadar rata-rata asam traneksamat dalam
kapsul asam traneksamat® batch 1 setelah dilakukan 5 replikasi yaitu sebesar
101,60 ± 0,595% (b/b). Tabel VI menunjukkan bahwa kadar rata-rata asam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
traneksamat dalam kapsul asam traneksamat® batch 2 setelah dilakukan 5
replikasi yaitu sebesar 99,484 ± 0,329% (b/b). Hal ini sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan pada Supplement II Japanese Pharmacopeia yang menyatakan
bahwa kapsul asam traneksamat mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak
lebih dari 105,0% dari yang tertera pada label kemasan kapsul asam traneksamat.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode derivatiasai dengan OPA
dan pengukuran hasil derivat menggunakan spektrofotometri UV dapat
diaplikasikan pada penetapan kadar asam traneksamat dalam kapsul asam
traneksamat® dan kadar asam traneksamat dalam kapsul asam traneksamat® sesuai
dengan yang tertera pada label kemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Metode spektrofotometri UV untuk penetapan kadar asam traneksamat dalam
kapsul dengan agen penderivat OPA memiliki validitas yang baik untuk
parameter spesifisitas, linieritas, batas deteksi, batas kuantitasi, akurasi, dan
presisi.
2. Metode yang telah tervalidasi tersebut dapat diaplikasikan untuk menetapkan
kadar asam traneksamat dalam sediaan kapsul asam traneksamat®.
B. Saran
Perlu dilakukan optimasi dan validasi mengenai pengaruh suhu terhadap
stabilitas hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, H., 2004, Principles and Reactions of Protein Extraction, Purification,and Characterization, CRC Press, USA, pp. 64-66.
Anania, A., 2011, Validasi Metode Penetapan Kadar Heptaminol HCl denganAgen Penderivat O-ftalaldehid secara Spektrofotometri Ultraviolet,Skripsi, p. 27.
Anonim, 2001, The Merck Index: An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, andBiological, 13th ed., Merck & Co., Inc., USA, p. 9648.
Anonim, 2005a, European Pharmacopoeia, 5th edition, European Directorate forthe Quality of Medicine, Strasbourg, p. 2610.
Anonim, 2005b, Material Safety Data Sheet for O-Phtalaldehyde,http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9926544, diakses tanggal24 November 2011.
Anonim, 2005c, Validation Of Analytical Procedures: Text And MethodologyQ2(R1), International Conference On Harmonization Of TechnicalRequirements For Registration Of Pharmaceuticals For Human Use, 7,11-12.
Anonim, 2011, Tranexamic Oral – Cyclokapron,http://www.medicinenet.com/tranexamic_acid-oral/article.htm, diaksestanggal 3 November 2011.
Blackburn, S., 1989, Handbook of Chromatography, CRC Press, USA, p. 268.
Chan, C. C., Lam, H., Lee, Y. C., and Zang, X. M., 2004, Analytical MethodValidation and Instrument Performance Verification, John Wiley &Sons, New Jersey, pp. 14, 109.
Chang, Q., Yin, O. Q. P., and Chow, M. S. S., 2004, Liquid Chromatography-Tandem Mass Spectrometry Method for the Determination ofTranexamic Acid in Human Plasma, J. Chromatogr. B, pp. 275-280.
Coppex, L., 2000, Derivatives for HPLC Analysis, Diploma Thesis, University ofGenf., pp. 8-9, 20-21, 16-17, 60.
Danielson, N.D., Gallagher, P.A., and Bao, J.J., 2000, Chemical Reagents andDerivatization Procedures in Drug Analysis, Encyclopedia of AnalyticalChemistry, John Wiley & Sons Ltd, Chichester, pp. 7042–7076, 10-11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Delyle, S. G., Abe, E., Batisse, A., Tremey, B., Fischler, M., Devillier, P., et al.,2010, A Validated Assay for the Quantitative Analysisof TranexamicAcid in Human Serum by Liquid Chromatography Coupled withElectrospray Ionization Mass Spectrometry, Clin. Chim. Acta, 411, pp.438-443.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, FarmakopeIndonesia, jilid IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,p. li.
Duangrat, C., Wongsri, K., and Pongpaibul, Y., 2007, Spectrofluorimetricdetermination of tranexamic acid in hydrogel patch formulations byderivatization with naphthalene-2,3-dicarboxaldehyde/cyanide, J CosmetSci., 58 (3), pp. 215-27.
Dunn, C.J. and Goa, K.L., 1999, Tranexamic Acid: A Review of Its Use inSurgery and Other Indications, Adis International Ltd., New Zealand, 57(6), pp. 1005-32.
Ermer, J. and Miller, J. H., 2005, Method Validation in Pharmaceutical Analysis,Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim, pp. 53, 101, 110.
Gandjar, I.G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,Yogyakarta, pp. 11-15, 220-265.
Gonzales, A. G. and Herrador, M. A., 2007, A Practical Guide to AnalyticalMethod Validation, Including Measurement Uncertainty and AccuracyProfiles, Trends Anal. Chem., 26 (3), pp. 232-234.
Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya,Majalah Ilmu Kefarmasian, 1 (3), pp. 117-134.
Haven, M. C., Tetrault, G.A., and Schenken, J. R., 1994, LaboratoryInstrumentation, John Wiley & Sons, Inc., New York, pp. 88-90.
Issarani, R., Vankar, K. K., and Nayak, D. K., 2010, Spectrophotometric Methodsfor Simultaneous Estimation of Ethamsylate and Tranexamic Acid fromCombined Tablet Dosage Form, Int J. Chem Tech Res., 2 (1), pp. 74-78.
Limawan, F., 2012, Optimasi Metode Penetapan Kadar Asam Traneksamatdengan Agen Penderivat OPA secara Spektrofotometri UV, Skripsi,Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pp. 30-49.
Lindroth, P., Hamberger, A., and Sandberg, M., 1985, Neuromethods; 3, AminoAcids, The Humana Press, Inc., USA, pp. 98-100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Matsubayashi, K., Kojima, C., and Tachizawa, H., 1988, Determination oftranexamic acid in human serum by high-performance liquidchromatography using selective pre-column derivatization with phenylisothiocyanate, J Chromatogr., 433, pp. 225-34.
McDonald, R. S. and Sibley, C. E., 1981, The intramolecular Cannizzaro reactionof phthalaldehyde, Can J. Chem., 59, pp. 1061-1067.
Mulja, M. dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, Universitas Airlangga,Surabaya, pp. 26-34, 267.
Otsuji, H., 2004, Ultraviolet-visible Reference Spectra in the Supplement II to theJapanese Pharmacopeia, 14th ed., The Minister of Health, Labour andWelfare, Japan, pp.1745-1746.
Patil, K.R., Rane, V. P., Sangshetti, J. N. and Shinde D. B., 2010, AssayDetermination of Tranexamic acid in Pharmaceutical Dosage Form(Tablet) Using HPLC and ELS Detector, Eurasian J. Anal. Chem., 5 (3),pp. 204-211.
Pavia, D.L., Lampman, G.M., and Kriz, G.S., 2001, Introduction to Spectroscopy,3th ed, Thomson Learnin, Inc., USA, pp. 187, 353-359.
Perrin, D.D. and Dempsey, B., 1974, Buffers for pH and Metal Ion Control,Chapman and Hall, London, p. 147.
Nasution, R., 2003, Teknik Sampling, Digitized by USU digital library, pp. 2-3.
Sastrohamidjojo, H., 2001, Spektroskopi, Liberty, Yogyakarta, pp. 1-43.
Snyder, L.R., Kirkland, J.J., and Glajch, J.L., 1997, Practical HPLC MethodDevelopment, 2nd ed., John Wiley & Sons, Inc., New York, pp. 67-68,161, 687-691.
Snyder, L. R., Kirkland, J. J., and Dolan, J. W., 2010, Introduction to ModernLiquid Chromatography, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey, p. 33.
Stauffer, E., Dolan, J.A., and Newman, R., 2008, Fire Debris Analysis, Elsevier,Inc., USA, p. 389.
Toyo’oka, T., 1999, Modern Derivatization Methods for Separation Sciences,John Wiley and Sons, England, pp. 43, 65-67, 74, 78-83.
United States Pharmacopeial Convention, 2007, USP30 – NF 25, United StatesPharmacopeial Convention Inc., Rockville, p. 225.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Watson, D.G., 2003, Pharmacutical Analysis: A Textbook for Pharmacy Studentsand Pharmaceutical Chemists, Churchill Livingstone, USA, p. 77.
Willard, H.H., Merritt, L.L., Dean, J.A., and Settle, F.A., 1988, InstrumentalMethods of Analysis, 7th ed., A Division of Wadsworth, Inc. California, p.185.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 1. Sertifikat analisis asam traneksamat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 2. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam dapar borat pH 8
segera setelah dibuat
Spektra larutan OPA (0,5 mg/mL) dalam dapar borat pH 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 3. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam dapar borat pH 8
setelah 1 jam dibuat
Spektra larutan OPA (0,5 mg/mL) dalam dapar borat pH 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 4. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam dapar borat pH 8
setelah 2 jam dibuat
Spektra larutan OPA (0,5 mg/mL) dalam dapar borat pH 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 5. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam dapar borat pH 8
setelah 3 jam dibuat
Spektra larutan OPA (0,5 mg/mL) dalam dapar borat pH 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 6. Hasil scanning panjang gelombang larutan OPA dalam dapar borat pH 8
setelah 4,5 jam dibuat
Spektra larutan OPA (0,5 mg/mL) dalam dapar borat pH 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 7. Hasil scanning panjang gelombang hasil derivatisasi antara asam traneksamat
(30µg/mL) dan OPA setelah 4 menit reaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 8. Hasil scanning panjang gelombang hasil degradasi dari hasil derivatisasi antara
asam traneksamat (30µg/mL) dan OPA setelah 35 menit reaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 9. Spektra penurunan absorbansi hasil derivatisasi asam traneksamat dengan
OPA selama 1 jam
ABS = absorbansi hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA pada suhu dingin
........... lanjutan (19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lanjutan (18)...........
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 10. Contoh perhitungan kadar larutan baku asam traneksamat
a. Skema pembuatan
Kurang lebih 100,2 mg serbuk baku asam traneksamat ditimbang saksama
↓
Larutkan dalam 50 mL aquades (Li)
↓
Pipet 5 mL larutan stok asam traneksamat (Li) masukan dalam labu ukur 10
mL kemudian tambahkan aquades hingga volume tepat 10 mL (Larutan
intermediet).
Pipet 50; 100; 150; 200 dan 250 µL larutan intermediet, masukkan ke dalam
labu ukur 5 mL
↓
Tambahkan larutan OPA pH 8 hingga volume tepat 5,0 mL.
b. Perhitungan seri kadar asam traneksamat
Bobot baku asam traneksamat hasil penimbangan = 100,2 mg
Kadar asam traneksamat dalam 50 mL aquades =, , %= 2 mg/mL
= 2000 µg/mL (Li)
Kadar asam traneksamat dalam larutan intermediet = 1000 µg/mL
Dengan perhitungan : V1 x C1 = V2 x C2
5 mL x 2000 µg/mL = 10 mL x C2
C2 = 1000 µg/mL
Seri Kadar Perhitungan Kadar Asam Traneksamat
150 µL x 1000 µg/mL5 mL = 10 µg/mL
2100 µL x 1000 µg/mL5 mL = 20 µg/mL
3150 µL x 1000 µg/mL5 mL = 30 µg/mL
4200 μL x 1000 μg/mL5 mL = 40 μg/mL
5250 µL x 1000 µg/mL5 mL = 50 µg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 11. Perhitungan persamaan kurva baku asam traneksamat
a. Pengukuran absorbansi seri larutan baku asam traneksamat
Rata-rata 85,05* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Contoh perhitungan % kadar (b/b)
Persamaan kurva baku asam traneksamat yaitu y = 0,02717x + 0,0243
x = kadar terukur; y = absorbansi
y = 0,02717x + 0,0243
0,854 = 0,02717x + 0,0243
x = 30,537 µg/mL
Bobot terukur = (30,537 µg/mL x 10 mL) x (100000 µL / 300 µL)
= 101791,2 µg
= 101,791 mg
Kadar asam traneksamat dalam serbuk kapsul =, , 100%
= 85,25% (b/b)
Demikian pula untuk perhitungan % kadar (b/b) yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 20. Perhitungan akurasi dan presisi larutan baku asam traneksamat dalam
sampel serbuk kapsul batch 1
a. Perhitungan serbuk kapsul batch 1 untuk penimbangan
Kadar rata-rata asam traneksamat dalam serbuk kapsul batch 1 = 85,05% (b/b),
artinya setiap 100 mg serbuk kapsul mengandung 85,05 mg asam traneksamat.
Untuk mendapatkan 100 mg asam traneksamat dalam serbuk kapsul batch 1,
maka serbuk kapsul yang harus ditimbang yaitu sebesar:100 mg x 100 mg85,05 mg = 117,58 mg ≈ 117,6 mgb. Data penimbangan serbuk kapsul batch 1 untuk akurasi dan presisi
Rendah Sedang Tinggi
Bobot (g) Rep I Rep II Rep III Rep I Rep II Rep III Rep I Rep II Rep III
Rata-rata 82,15* = absorbansi senyawa hasil derivatisasi asam traneksamat dengan OPA
Contoh perhitungan % kadar (b/b)
Persamaan kurva baku asam traneksamat yaitu y = 0,02717x + 0,0243
x = kadar terukur; y = absorbansi
y = 0,02717x + 0,0243
0,838 = 0,02717x + 0,0243
x = 29,948 µg/mL
Bobot terukur = (29,948 µg/mL x 10 mL) x (100000 µL / 300 µL)
= 99828,242 µg
= 99,83 mg
Kadar asam traneksamat dalam serbuk kapsul =, , 100%
= 82,43% (b/b)
Demikian pula untuk perhitungan % kadar (b/b) yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 22. Perhitungan akurasi dan presisi larutan baku asam traneksamat dalam
sampel serbuk kapsul batch 2
a. Perhitungan serbuk kapsul batch 1 untuk penimbangan
Kadar rata-rata asam traneksamat dalam serbuk kapsul batch 2 = 82,15% (b/b),
artinya setiap 100 mg serbuk kapsul mengandung 82,15 mg asam traneksamat.
Untuk mendapatkan 100 mg asam traneksamat dalam serbuk kapsul batch 2,
maka serbuk kapsul yang harus ditimbang yaitu sebesar:100 mg x 100 mg82,15 mg = 121,73 mg ≈ 121,7 mgb. Data penimbangan serbuk kapsul batch 2 untuk akurasi dan presisi
Rendah Sedang Tinggi
Bobot (g) Rep I Rep II Rep III Rep I Rep II Rep III Rep I Rep II Rep III