UJI STABILITAS SEDIAAN RACIKAN KAPSUL KOMBINASI PARASETAMOL DAN TRAMADOL PADA RESEP DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA “DR. CIPTO” SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Shirley Candra Kurniawan NIM : 158114074 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · 2020. 1. 27. · Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmunyaselamamasastudi ... (BUD)atauwaktubolehdigunakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UJI STABILITAS SEDIAAN RACIKAN KAPSUL KOMBINASI
PARASETAMOL DAN TRAMADOL PADA RESEP
DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA “DR. CIPTO” SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Shirley Candra Kurniawan
NIM : 158114074
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UJI STABILITAS SEDIAAN RACIKAN KAPSUL KOMBINASI
PARASETAMOL DAN TRAMADOL PADA RESEP
DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA “DR. CIPTO” SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Shirley Candra Kurniawan
NIM : 158114074
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“She does not show herself, and therefore is apparent.
She does not affirm herself, and therefore is acknowledged.
She does not boast and therefore has merit.
She does not strive and therefore is successful.
It is exactly because she does not contend,
that nobody can contend with her.”
- Lao Tzu
Karya ini kupersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya
selalu menyertai, membantu, memberikan kemudahan dan hal terbaik untukku.
Kepada keluarga dan sahabat yang selalu mendukung dan memberikan semangat.
Kepada almamater Universitas Sanata Dharma yang selalu kubanggakan.
Kepada diriku atas kerja keras, air mata, dan keringat yang tercurahkan.
Naskah ini akan menandakan sebuah permulaan baru
“The snow goose need not bathe to make itself white,
Neither need you do anything but be yourself”
- Lao Tzu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana layaknya
karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini,
maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Yogyakarta, 6 November 2019
Penulis
Shirley Candra Kurniawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Shirley Candra Kurniawan
Nomor Mahasiswa : 158114074
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
UJI STABILITAS SEDIAAN RACIKAN KAPSUL KOMBINASI
PARASETAMOL DAN TRAMADOL PADA RESEP
DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA “DR. CIPTO” SEMARANG
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharmahak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalambentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya diInternet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin darisaya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan namasaya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 6 November 2019
Yang menyatakan
Shirley Candra Kurniawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Syukur dan pujian penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Stabilitas Sediaan Racikan Kapsul
Kombinasi Parasetamol dan Tramadol pada Resep di Rumah Sakit Panti Wilasa “Dr.
Cipto” Semarang” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu pada Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama proses penelitian hingga terselesainya skripsi ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Sehingga penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing utama yang
telah bersedia membimbing, memberikan pengarahan dan pengalaman baru
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
2. Bapak Michael Raharja Gani, M.Farm., Apt. selaku dosen pembimbing
pendamping yang telah bersedia membimbing dan memberikan pengarahan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
3. Ibu Dina Christin Ayuning Putri, M.Sc., Apt. ; Ibu Beti Pudyastuti, M.Sc.,
Apt. ; serta Ibu Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan, kritik, dan saran agar skripsi ini tersusun dengan
lebih baik.
4. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. (alm) selaku Dosen Pembimbing Akademik
atas bimbingan dan arahan selama masa studi penulis.
5. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si. M.Sc. selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin penggunaan
laboratorium untuk kepentingan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Pak Agung, Pak Musrifin, dan Mas Bimo selaku laboran yang telah
membantu dan mendukung penulis selama proses penelitian berlangsung.
7. Ibu Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A. karena telah meluangkan waktu
untuk mendengarkan segala permasalahan, memberikan bimbingan, nasihat,
dan jalan keluar. Beliau dengan sabar memberikan penguatan dan membantu
mengubah sikap dan pandangan penulis terhadap permasalahan yang muncul.
8. Keluarga dan sahabat (Agustina Chandra, Agitha Pramesti, Megan Ayucedar,
Stella Felina, Joshua Yogarino, Patricia Nathania Widyastuti) yang selalu
memberikan doa, dukungan, semangat dan ikut menemani selama suka duka
dari awal penelitian hingga akhir.
9. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmunya selama masa studi
10. Kepada angkatan 2015 dan seluruh teman FSM B 2015 selama masa studi
11.Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu
persatu
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan ilmu
Lampiran 8. Kromatogram Larutan Seri Baku Parasetamol ………… 33
Lampiran 9. Kromatogram Sampel Sediaan Racikan Kapsul Kombinasi
Parasetamol dan Tramadol ………………..……………37
Lampiran 10. Kromatogram Sampel Sediaan Racikan Kapsul Tramadol 39
Lampiran 11. Data Pengukuran Replikasi Sampel Parasetamol dan
Tramadol ………………………………………………41
Lampiran 12. Data Perhitungan Penetapan Kadar Uji Stabilitas Kimia 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
INTISARI
Kombinasi Parasetamol dan Tramadol digunakan dalam manajemen nyeriringan-berat. Sediaan ini termasuk dalam fast moving drugs di RS Panti Wilasa “Dr.Cipto” Semarang sehingga sering diracik dan dipersiapkan terlebih dahulu. Penelitianini bertujuan untuk menentukan Beyond Use Date (BUD) atau waktu boleh digunakanpada sediaan racikan kapsul kombinasi Parasetamol dan Tramadol. Waktu bolehdigunakan (BUD) adalah batasan waktu dimana setelah tanggal tersebut sediaanracikan tidak boleh lagi digunakan serta ditetapkan berdasarkan hasil pengujianstabilitas.
Penelitian dilakukan dengan pengujian stabilitas fisika dan kimia. Pengujianstabilitas fisika dilakukan menggunakan pengujian organoleptis dengan mengamatiperubahan langsung dari warna serbuk dalam kapsul, bentuk kapsul, dan bau padasampel. Pengujian stabilitas kimia dengan menetapkan kandungan zat aktif padasampel menggunakan metode HPLC fase terbalik dengan kolom C18, fase gerakmetanol : akuabides (40:60), panjang gelombang 271 nm, dan kecepatan alir 0,6mL/menit dan volume injeksi 10 μL.
Beyond Use Date berdasarkan pengujian organoleptis dan stabilitas kimiapada sediaan racikan kapsul kombinasi Parasetamol dan Tramadol yang disimpandalam wadah tertutup rapat jauh dari sinar matahari langsung selama 14 hari tidakdapat ditetapkan karena metode pengujian stabilitas kimia tidak dapat memisahkandan mengukur kadar Parasetamol, Tramadol, dan produk degradasi yang terbentuk.Kata kunci: Parasetamol, Tramadol, Beyond Use Date, HPLC fase terbalik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
Combination of Paracetamol and Tramadol is being use in mild to severe painmanagement. In Panti Wilasa “Dr. Cipto” Hospital Semarang this combination isincluded in fast moving drugs so oftentimes being compounded and prepared inadvance. This study aims to determine Beyond Use Date (BUD) in compoundingcapsules combination Paracetamol and Tramadol samples. Beyond Use Date (BUD)is a time limit indicate the days after the preparation and beyond must not be used isdetermined based on the results of stability testing.
This research was done by physical and chemical stability testing. Physicalstability testing was done using organoleptic testing by observing direct changes fromthe powder color in capsules, capsules form, and scent on the samples. Chemicalstability testing was done by determining the concentration of active ingredient fromthe samples using reversed phase HPLC method by using C18 as the stationary phase,methanol and redistilled water as the mobile phase (40:60), wavelength 271 nm, flowrate 0,6 mL/min and injection volume 10 μL.
Beyond Use Date based on organoleptic and chemical stability testing ofcompounding capsules combination Paracetamol and Tramadol were stored in tightlyclosed container far from direct sunlight for 14 days can not be determined becausethe chemical stability testing method can not separate and quantify the concentrationof Parasetamol, Tramadol, and formed degradation product.Keywords : Paracetamol, Tramadol, Beyond Use Date, Reversed Phase HPLC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Parasetamol adalah obat lini pertama yang digunakan untuk mengatasi rasa
nyeri ringan-berat saat dikombinasi dengan golongan opioid (Kockler et al., 2013).
Tramadol digunakan untuk mengurangi nyeri, depresi dan kecemasan (Shukla et al.,
2010). Kombinasi Parasetamol dan Tramadol digunakan sebagai obat lini kedua yang
bekerja dengan mekanisme berbeda namun secara sinergis mampu menangani nyeri
sedang-berat (Dewi dan Nugroho, 2016). Kombinasi obat ini termasuk dalam fast
moving drugs di rumah sakit namun memiliki harga cukup tinggi di pasaran.
Sehingga dilakukan peracikan sediaan kombinasi Parasetamol dan Tramadol agar
harga lebih terjangkau dan dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam
mengkonsumsi sediaan tersebut.
Peracikan atau compounding merupakan proses penggabungan, pencampuran,
pengenceran, rekonstitusi selain daripada yang telah tertulis dalam label manufaktur,
atau mengubah senyawa obat untuk membuat obat nonsteril (USP <795>, 2019).
Praktik peracikan dilakukan oleh tenaga kesehatan serta sesuai dengan standar
peracikan obat agar reprodusibilitas dan keamanan obat terjamin (Widyastiwi dkk.,
2017). Sering kali praktik peracikan obat tidak dapat dihindari karena formula obat
tidak tersedia di pasaran, terbatasnya kondisi pasien dalam mengkonsumsi bentuk
sediaan tertentu, terbatasnya pengadaan sediaan obat, kepatuhan pasien dalam
penggunaan obat jika obat yang dikonsumsi terlalu banyak, dan harga obat kombinasi
di pasaran lebih mahal (Widyaswari dan Wiedyaningsih, 2012). Formula peracikan
obat kebanyakan berdasar dari pengalaman bukan dari hasil pengujian terhadap
peracikan sediaan obat seperti pengujian stabilitas, bioavaibilitas, farmakokinetik,
farmakodinamik, efikasi serta tolerabilitas (Nahata and Allen, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Semakin banyak zat aktif yang diracik potensi inkompatibilitas, interaksi obat,
dan stabilitas dari sediaan racikan akan meningkat (Widyaswari dan Wiedyaningsih,
2012). Perubahan pada formula obat dapat merubah stabilitas dan berpotensi
menimbulkan efek merugikan karena ketidakstabilan yang terjadi. Stabilitas sediaan
racikan merupakan keadaan dimana setelah preparasi produk dapat menjaga
karakteristik fisika dan kimia sepanjang batasan waktu BUD yang telah ditetapkan
(USP <795>, 2019). Stabilitas mengandung informasi sifat fisika, kimia,
mikrobiologi dan toksikologi produk farmasi selama disimpan dalam wadah tertutup
(Bajaj et al., 2012).
Pengujian stabilitas dilakukan untuk menentukan Beyond Use Date (BUD)
dari sediaan racikan (Nahata and Allen, 2008). Waktu boleh digunakan (BUD) adalah
batasan waktu dimana setelah tanggal tersebut sediaan racikan tidak boleh digunakan
lagi. Penentuan waktu boleh digunakan dari monografi atau data stabilitas harus tidak
melewati waktu kadaluarsa (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).
Obat dengan waktu boleh digunakan yang panjang akan menguntungkan
untuk dapat dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat mempersingkat waktu layanan.
Terlebih pada sediaan obat racikan yang kebutuhannya banyak. Sehingga penting
bagi seorang apoteker untuk dapat menentukan BUD dari produk obat agar dapat
memberikan obat yang stabilitas dan sifat terapetik yang tidak berubah selama
kondisi penyimpanan sudah disesuaikan dengan stabilitas sediaan (Christina, 2012).
Oleh karena itu dilakukan pengujian real time stability testing sediaan racikan
kapsul kombinasi Parasetamol dan Tramadol selama 14 hari. Data stabilitas tersebut
digunakan untuk menentukan Beyond Use Date (BUD) atau waktu boleh digunakan.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi dalam menyimpan dan menjaga
stabilitas sediaan racikan Parasetamol dan Tramadol selama masa waktu boleh
digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
METODE PENELITIAN
Penelitian yang berjudul “Uji Stabilitas Sediaan Racikan Kapsul Kombinasi
Parasetamol dan Tramadol pada Resep di Rumah Sakit Panti Wilasa “Dr. Cipto”
Semarang” termasuk dalam jenis penelitian eksperimental murni karena terdapat
perlakuan pada subjek uji. Subjek penelitian ini adalah sediaan racikan kapsul
kombinasi Parasetamol dan Tramadol dan sediaan racikan kapsul Tramadol.
Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Formulasi dan Teknologi Sediaan Padat,
Laboratorium Kimia Fisika, dan Laboratorium Kimia Analisis Instrumen Universitas
Sanata Dharma.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah seperangkat alat HPLC Shimadzu® LC-2010HT
detektor UV, kolom Phenomenex C18 (250 x 4,6mm) ukuran pori 5µm, seperangkat
komputer HP 3CR3160M7C, ultrasonikator Retsch® T460, neraca analitik Ohaus®
PAJ1003 (max 120g, min 0,001g), Water Purification System Easy Pure II RF,
mikropipet Socorex®(ukuran 0,1-2μL; 10-100μL; dan 100-1000μL), penyaring
Terdapat 2 macam sampel pengujian yaitu sampel sediaan racikan kapsul
kombinasi Parasetamol dan Tramadol dan sampel sediaan racikan kapsul Tramadol.
Sampel pengujian terdiri atas 3 kondisi penyimpanan yang berbeda dengan masing –
masing 3 kali replikasi. Pengujian organoleptis dan pengujian stabilitas kimia
dilakukan secara berkala pada hari ke – 0, 1, 3, 7, 10, dan 14.
Hasil pengujian organoleptis dan stabilitas kimia sampel pada hari ke – 0
(fresh sample) akan digunakan sebagai kontrol untuk dibandingkan dengan hasil
pengujian pada sampel hari ke – 1, 3, 7, 10, dan 14. Pengujian organoleptis dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dengan mengamati perubahan warna serbuk dalam kapsul, bentuk kapsul, dan bau
pada sampel. Pengujian stabilitas kimia dilakukan dengan melihat penurunan kadar
sampel menggunakan seperangkat alat HPLC (High Performance liquid
Chromatography) dengan kondisi yang telah divalidasi berdasarkan hasil penelitian
Chandra et al., (2012).
Pengujian stabilitas kimia dilakukan dengan 4 langkah. Langkah pertama
adalah pembuatan fase gerak metanol : akuabides (40:60) sebanyak 500 mL. Metanol
gradient grade for liquid chromatography dan akuabides diambil sebanyak 200 mL
dan 300 mL. Akuabides akan disaring menggunakan solvent membrane filter
Whatman® ukuran pori 0,45 μm. Penyaringan akuabides dilakukan sebanyak 2 kali
pada corong Buchner dengan bantuan pompa vakum. Botol fase gerak 500 mL yang
telah bersih dan kering disiapkan untuk menampung metanol dan akuabides yang
telah disaring. Fase gerak akan di awaudarakan selama 10 menit pada ultrasonikator.
Langkah kedua adalah pembuatan larutan baku Parasetamol dan Tramadol.
Baku Parasetamol dan Tramadol ditimbang sebanyak 25 mg dan 10 mg. Labu takar
10 mL yang telah bersih dan kering disiapkan untuk melarutkan serbuk baku
Parasetamol dan Tramadol yang telah ditimbang menggunakan metanol gradient
grade for liquid chromatography hingga batas kalibrasi miniskus. Dibuat larutan seri
Parasetamol dengan konsentrasi 0,05 ; 0,45 ; 0,85 ; 1,25 ; 1,65 ; 2,05 ; dan 2,45
μg/mL. Dibuat larutan Tramadol dengan konsentrasi 1 μg/mL. Mikrotube 1 mL yang
telah bersih dan kering disiapkan. Sebanyak 0,02 ; 0,18 ; 0,34 ; 0,50 ; 0,66 ; 0,82 ;
0,98 μL larutan stok Parasetamol dan 1 μL larutan stok Tramadol diambil. Pada
mikrotube kemudian ditambahkan metanol gradient grade for liquid chromatography
sebanyak 999,98 ; 999,82 ; 999,66 ; 999,50 ; 999,34 ; 999,18 ; 999,02 ; dan 999 μL.
Larutan seri Parasetamol dan larutan baku Tramadol disaring menggunakan milipore
(0,45 μm) lalu dipindah kedalam vial HPLC untuk di awaudarakan selama 10 menit
pada ultrasonikator sebelum diinjeksi kedalam sistem HPLC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Langkah ketiga adalah preparasi sampel sediaan racikan kapsul kombinasi
Parasetamol dan Tramadol. Sampel yang telah diambil dari tempat penyimpanan akan
dilarutkan dengan fase gerak metanol : akuabides (40:60) yang telah dibuat lebih dulu.
Labu takar 10 mL yang telah bersih dan kering disiapkan untuk menampung sampel
yang telah dilarutkan fase gerak hingga batas kalibrasi miniskus. Larutan tersebut
akan diencerkan pada mikrotube 1 mL dengan cara mengambil sebanyak 0,286 μL
larutan dan ditambahkan sebanyak 999,714 μL fase gerak. Larutan sampel akan
disaring menggunakan milipore (0,45 μm) lalu dipindah kedalam vial HPLC untuk di
awaudarakan selama 10 menit pada ultrasonikator sebelum diinjeksi kedalam sistem
HPLC.
Langkah keempat adalah preparasi sampel sediaan racikan kapsul Tramadol.
Sampel yang telah diambil dari tempat penyimpanan akan dilarutkan dengan fase
gerak metanol : akuabides (40:60) yang telah dibuat lebih dulu. Labu takar 10 mL
yang telah bersih dan kering disiapkan untuk menampung sampel yang telah
dilarutkan fase gerak hingga batas kalibrasi miniskus. Larutan tersebut akan
diencerkan pada mikrotube 1 mL dengan cara mengambil sebanyak 1 μL larutan dan
ditambahkan sebanyak 999 μL fase gerak. Larutan sampel akan disaring
menggunakan milipore (0,45 μm) lalu dipindah kedalam vial HPLC untuk di
awaudarakan selama 10 menit pada ultrasonikator sebelum diinjeksi kedalam sistem
HPLC.
Langkah terakhir adalah melakukan injeksi sebanyak 10 μL dari setiap larutan
seri konsentrasi Parasetamol 0,05 ; 0,45 ; 0,85 ; 1,25 ; 1,65 ; 2,05 ; dan 2,45 μg/mL,
larutan baku Tramadol dan larutan sampel dari setiap kondisi penyimpanan kedalam
sistem HPLC. Sistem HPLC menggunakan metode Reversed Phase (RP) HPLC
dengan kolom Phenomenex C18 (5 µm), fase gerak metanol : akuabides (40:60),
detektor UV dengan panjang gelombang (λ = 271 nm), kecepatan alir 0,6 mL/menit,
dan volume injeksi 10 μL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Analisis Data
Data pengujian organoleptis diperoleh dengan mengamati sampel secara
langsung pada hari ke – 0, 1, 3, 7, 10, dan 14. Pengamatan terdiri atas warna serbuk
dalam kapsul, bentuk kapsul, dan bau pada sampel. Data yang terkumpul akan
dianalisis secara deskriptif. Data pengujian stabilitas kimia diperoleh dengan
pengukuran kadar menggunakan HPLC. Hasil pengukuran kadar dari sampel akan
dianalisis dengan membandingkan kandungan zat aktif yang tersisa pada sampel
selama 14 hari penyimpanan pada kondisi yang berbeda – beda.
Analisis kadar secara kuantitatif dilakukan dengan metode regresi linear
pengukuran AUC (Area Under Curve) kurva baku. Sehingga konsentrasi (µgram/mL)
terhadap AUC dapat diplotkan dalam seri larutan baku menghasilkan persamaan
regresi y= bx + a dengan nilai koefisien korelasi (r) ≥ 0,99. Dimana nilai AUC (y),
konsentrasi (x), intersep (a), slope (b). Kadar (x) sampel sediaan racikan didapat
setelah nilai AUC sampel terukur (y) di substitusikan ke dalam persamaan regresi
(AOAC, 2013). Presisi merupakan kedekatan antar hasil pengukuran pada kondisi
yang telah ditentukan (Snyder et al., 2010) dinyatakan dengan nilai koefisien variasi
(KV). Koefisien variasi dihitung dengan rumus: .
Suatu metode dapat dinyatakan memiliki kriteria presisi pada konsentrasi 1 ppm yang
baik bila memiliki %RSD sebesar 8% (AOAC, 2013).
Penentuan Beyond Use Date (BUD) pada sampel sediaan racikan kapsul
kombinasi Parasetamol dan Tramadol dilakukan dengan melihat hasil pengujian
stabilitas kimia dan stabilitas fisika yaitu perubahan kadar sampel ± 10% dari kadar
awal sebelum penyimpanan (USP <795>, 2019) maupun perbedaan yang sangat
signifikan pada warna serbuk dalam kapsul, bentuk kapsul, dan bau dari sampel. Pada
penelitian ini pengujian stabilitas fisika dilakukan menggunakan pengujian
organoleptis dan pengujian stabilitas kimia dilakukan dengan mengukur kadar sampel
menggunakan seperangkat alat HPLC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dilakukan pengujian organoleptis dan pengujian stabilitas
kimia untuk menentukan Beyond Use Date (BUD) atau waktu boleh digunakan pada
sampel sediaan racikan kapsul Parasetamol dan Tramadol. Pengujian organoleptis
digunakan untuk melihat stabilitas fisika dengan mengamati tanda awal dari
ketidakstabilan sediaan racikan secara visual. Metode ini mudah, cepat, tidak
membutuhkan alat khusus serta dapat diaplikasikan pada sarana pelayanan
kefarmasian. Pengujian stabilitas kimia dilakukan untuk memastikan ketidakstabilan
yang terjadi pada sediaan racikan dengan melihat kandungan zat aktif dari sampel
sediaan racikan.
Parasetamol dan Tramadol digerus terlebih dahulu menjadi ukuran partikel
yang lebih kecil. Sehingga selama penimbangan jumlah kandungan zat aktif dalam
serbuk akan sama karena zat aktif telah bercampur dengan zat eksipien lainnya.
Penimbangan dilakukan sebagai bentuk pengendalian variabel pengacau dalam
variasi berat setiap sampel. Sehingga jika pada hasil pengujian terdapat penurunan
kadar zat aktif dapat diasumsikan terjadi selama penyimpanan.
Sampel akan disimpan dalam wadah tertutup rapat dalam lemari penyimpanan
sehingga jauh dari sinar matahari langsung selama 14 hari. Wadah tertutup rapat
digunakan sesuai persyaratan tertulis pada Farmakope Indonesia edisi V bagian
wadah dan penyimpanan Parasetamol dan Tramadol. Wadah tertutup rapat harus
melindungi isi terhadap masuknya bahan cair, bahan padat atau uap dan mencegah
kehilangan, merekat, mencair atau menguapnya bahan selama penyimpanan dan
dapat ditutup rapat kembali (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).
Penyimpanan dalam lemari dilakukan agar dapat menghindari pancaran sinar
matahari langsung dan mengurangi variabel pengacau selama pengujian karena
kemungkinan terjadinya degradasi fotolisis. Penelitian menurut Aguilar et al (2011),
Parasetamol dapat mengalami degradasi fotokimia sebesar <10% oleh reaksi fotolisis
dengan keberadaan paparan sinar UV, oksigen, dan tanpa katalis (TiO2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Sampel disimpan pada beberapa kondisi penyimpanan. Kondisi pertama yaitu
pada suhu ruang tanpa AC (280C) tanpa silica gel, kondisi kedua yaitu pada ruang
dengan AC (250C) tanpa silica gel, dan kondisi ketiga yaitu pada ruang dengan AC
(250C) dengan silica gel. Kondisi penyimpanan ketiga dilakukan sesuai dengan
kondisi penyimpanan sediaan racikan di RS Panti Wilasa “Dr. Cipto” Semarang.
Perbedaan pada kondisi penyimpanan dilakukan untuk mengetahui pengaruh
penyimpanan pada suhu ruang dengan AC dan tanpa AC. Suhu ruang adalah suhu
pada ruang kerja tidak lebih dari 300C dan suhu ruang terkendali antara 200C dan
250C (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Air Conditioning (AC)
digunakan untuk mengatur suhu udara dalam ruangan serta mengontrol kelembapan
dengan absorbsi udara lembab dalam ruangan (Damanhuri et al., 2016). Penyimpanan
sampel dilakukan pada suhu ruang tanpa AC pada suhu 280C dan pada suhu ruang
dengan AC yang dijaga pada 250C. Penyimpanan pada ruangan tanpa AC akan
memberikan gambaran pada saat sediaan racikan disimpan oleh pasien.
Penambahan silica gel diharapkan dapat mengadsorbsi kelembapan yang
tertinggal dalam wadah penyimpanan setelah wadah tertutup. Selain itu, silica gel
memiliki sifat higroskopis, inert, tidak mudah terbakar, tidak berubah bentuk setelah
tersaturasi oleh kelembapan, efektif, murah dan dapat digunakan kembali dengan
pemanasan untuk menghilangkan kelembapan yang telah diadsorbsi. Silica gel
mempunyai bentuk granul kering transparan. Terdapat dua tipe silica gel yaitu
indicating dan non-indicating silica gel. Indicating silica gel mengandung logam
berat Co (kobalt) sebagai indikator warna. Warna dari silica gel akan berubah setelah
tersaturasi. Non-indicating silica gel tidak mengandung indikator warna (Amarakoon
and Navaratne, 2015). Silica gel yang digunakan pada penelitian ini tidak berwarna
atau termasuk dalam non- indicating silica gel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Uji Organoleptis
Pengujian Organoleptis dapat digunakan untuk melihat stabilitas fisika
sediaan racikan dan sebagai pertimbangan dalam menentukan Beyond Use Date
(BUD). Pengujian ini dilakukan dengan mengamati secara langsung warna serbuk
dalam kapsul, bentuk kapsul, dan bau pada sampel. Parameter uji organoleptis yang
digunakan adalah hasil pengamatan pada hari ke – 0 yaitu warna serbuk pada sampel
berwarna putih, bentuk kapsul keras, dan tidak terdapat bau pada sampel. Sampel hari
ke-0 dipilih karena sampel baru saja diracik sehingga kestabilannya lebih tinggi
dibandingkan yang lebih lama disimpan.Tabel I. Data Uji Organoleptis Sampel Sediaan Racikan
LamaPenyimpanan
Sampel
Suhu Ruangtanpa AC (280C)tanpa Silica Gel
Suhu Ruangdengan AC (250C)tanpa Silica Gel
Suhu Ruangdengan AC (250C)dengan Silica Gel
Hari ke - 0WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
Hari ke - 1WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
Hari ke - 3WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
Hari ke - 7WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
Hari ke - 10WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
Hari ke - 14WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
WS : putihBK: kerasBau : tidak berbau
Keterangan: Warna serbuk dalam kapsul (WS), dan bentuk kapsul (BK).
Tabel I menunjukkan hasil pengujian organoleptis sampel sediaan racikan
selama penyimpanan 14 hari. Sampel sediaan racikan terdiri atas sampel kombinasi
Parasetamol dan Tramadol serta sampel racikan Tramadol pada tiga kondisi
penyimpanan. Hasil pengamatan menunjukkan bentuk kapsul keras dan masih terjaga
dengan baik, serbuk dalam kapsul menunjukkan warna putih dan tidak terdapat bau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pada semua sampel. Hal ini menandakan sediaan racikan stabil secara fisika karena
dapat mempertahankan karakteristik fisika seperti bentuk penampilan luar (Bokser
and O’Donnell, 2013). Namun, pengujian ini memiliki subjektifitas yang tinggi
sehingga diperlukan pengujian stabilitas kimia untuk menentukan stabilitas sediaan
racikan.
Sehingga sampel sediaan racikan kapsul kombinasi Parasetamol dan
Tramadol dan sampel sediaan racikan kapsul Tramadol dapat dikatakan stabil secara
fisika dalam wadah tertutup rapat jauh dari sinar matahari langsung selama 14 hari
pada suhu ruang tanpa AC (280C) tanpa silica gel, pada ruang dengan AC (250C)
tanpa silica gel, dan pada ruang dengan AC (250C) dengan silica gel.
Uji Stabilitas Kimia
Stabilitas kimia adalah kemampuan zat aktif untuk mempertahankan integritas
kimia dan potensi sesuai yang tertulis pada label dalam batas yang ditentukan
(Bokser and O’Donnell, 2013). Menurut Zulkarnain (2014), Stabilitas obat jika
dipandang dari segi kimia adalah derajat degradasi obat dilihat dari perubahan kadar
selama penyimpanan. Penelitian dilakukan dengan mengamati dan menetapkan
kandungan zat aktif yang tersisa dari sampel pada hari ke-0,1,3,7,10,14. Hasil
penelitian digunakan untuk melihat stabilitas kimia sediaan racikan dan digunakan
sebagai pertimbangan menentukan BUD.
Penetapan kadar Parasetamol dan Tramadol dilakukan menggunakan metode
Reversed Phase (RP) HPLC yang telah memenuhi parameter validasi seperti
selektivitas, spesifitas, ketahanan, linearitas, akurasi, presisi, LOD, dan LOQ
berdasarkan penelitian oleh Chandra et al (2012). HPLC (High Performance liquid
Chromatography) merupakan salah satu metode pemisahan pada kolom berisi fase
diam yang akan dialiri fase gerak (Raeni dkk., 2018). Reversed Phase atau fase
terbalik akan mengelusi sampel yang sifat kepolaran lebih besar diawal karena sifat
fase gerak lebih polar dibanding fase diam (Aulia dkk., 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Metode HPLC digunakan karena dapat memisahkan senyawa campuran
sehingga dapat mengidentifikasi, mengukur dan memurnikan setiap komponen
campuran (Boligon and Linde, 2014) hasil pemisahan senyawa lebih baik, cepat, dan
efisien (Raeni dkk., 2018). Menurut Siddiqui (2017), metode Reversed Phase (RP)
HPLC dengan detektor UV memiliki sensitivitas yang tinggi sehingga dapat
membaca senyawa lain pada panjang gelombang tersebut. Hal ini menguntungkan
karena membutuhkan volume lebih sedikit untuk melakukan analisis.
Kurva baku merupakan kurva yang menunjukkan hubungan konsentrasi seri
baku dengan respon hasil pengukuran berupa AUC (Area Under Curve). Konsentrasi
larutan seri baku Parasetamol yang digunakan adalah 0,05 ; 0,45 ; 0,85 ; 1,25 ; 1,65 ;
2,05 ; dan 2,45 μg/mL. Pembuatan kurva baku digunakan untuk memperoleh
persamaan regresi linier yang akan digunakan untuk menghitung kadar Parasetamol
dalam sampel sediaan racikan. Persamaan regresi linier menyatakan hubungan linier
antara konsentrasi analit pada seri baku dengan respon AUC.
Gambar 1. Kurva Baku Parasetamol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Gambar 1 menunjukkan nilai persamaan kurva baku Parasetamol y = 22746x
+ 9210,3 dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,9927. Nilai koefisien korelasi
yang baik adalah r ≥ 0,99 menandakan hubungan peningkatan konsentrasi dan respon
instrumen yang linear (AOAC, 2013). Sehingga nilai koefisien korelasi (r) yang
didapatkan sudah memenuhi standar linearitas untuk menghitung kadar dalam sampel
karena konsentrasi analit dalam sampel sebanding dengan respon AUC. Selain itu,
hasil AUC sampel berada dalam rentang AUC kurva baku.
(a)
(b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
(c)
(d)
Gambar 2. Kromatogram Baku dan Sampel Sediaan RacikanKromatogram Baku Parasetamol 0,45 μg/mL (a),
Baku Tramadol 1 μg/mL (b),Sampel Sediaan Racikan Kombinasi Parasetamol dan Tramadol 1 μg/mL (c),
Sampel Sediaan Racikan Tramadol 1 μg/mL (d)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Berdasarkan Gambar 2 diketahui waktu retensi baku Parasetamol, baku
Tramadol, sampel sediaan racikan kombinasi Parasetamol dan Tramadol, dan sampel
sediaan racikan Tramadol secara berturut-urut adalah 6,504; 6,502; 6,541; dan 0
menit. Waktu retensi merupakan waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk
bergerak melalui kolom menuju detektor. Pada penelitian ini digunakan kromatografi
fase terbalik dengan fase gerak lebih polar dibanding fase diam, sehingga senyawa
yang lebih polar waktu retensi nya akan lebih awal. Syarat variasi waktu retensi
adalah ≤0,05 menit (Snyder et al., 2010). Selisih yang didapatkan dari waktu retensi
baku Parasetamol dengan sampel sediaan racikan kombinasi Parasetamol dan
Tramadol adalah 0,037 menit, sehingga kandungan Parasetamol terdapat pada sampel
sediaan racikan. Pada kromatogram sampel sediaan racikan waktu retensi dan AUC
senyawa Tramadol tidak muncul karena pada konsentrasi 1 μg/mL, sampel Tramadol
juga mengandung bahan tambahan selain zat aktif sehingga konsentrasi yang diukur
bisa lebih rendah dari 1 μg/mL.
(a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
(b)
(c)
Gambar 3. Grafik Hubungan Kadar Parasetamol dengan Lama PenyimpananKondisi Penyimpanan pada Suhu Ruang dengan AC (250C) dengan Silica Gel (a),Kondisi Penyimpanan pada Suhu Ruang dengan AC (250C) tanpa Silica Gel (b),Kondisi Penyimpanan pada Suhu Ruang tanpa AC (280C) tanpa Silica Gel (c)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Grafik pada (Gambar 3) menggambarkan hasil penetapan kadar Parasetamol
pada kondisi penyimpanan pada suhu ruang dengan AC (250C) dengan silica gel (3a),
suhu ruang dengan AC (250C) tanpa silica gel (3b), dan suhu ruang tanpa AC (280C)
tanpa silica gel (3c). Grafik (3a) lebih stabil dibandingkan dengan grafik (3b) dan (3c)
karena menunjukkan penurunan yang konstan jika dibandingkan dengan grafik (3b)
dan (3c) yang disebabkan munculnya peningkatan kadar Parasetamol pada hari ke-7
hingga ke-14. Hasil % RSD yang didapatkan telah memenuhi kriteria presisi yang
baik. Berdasarkan kriteria presisi pada konsentrasi 1 ppm yaitu 8% (AOAC, 2013).
Kenaikan dan penurunan pada grafik kemungkinan terjadi karena variasi
kondisi penyimpanan pada ruang dengan dan tanpa AC. Penurunan kadar
Parasetamol dapat terjadi karena karakteristik fisika dan kimia dari sediaan racikan
dapat berubah dimulai saat awal preparasi hingga seiring waktu penyimpanan (USP
<795>, 2019). Kelembapan akan lebih terkontrol pada ruang dengan AC karena AC
akan mengabsorbsi udara lembab dari ruangan. Pada suhu ruang tanpa AC
kelembapan ruangan akan mengikuti kelembapan lingkungan sekitar yang dapat
berubah sewaktu – waktu. Selain itu silica gel dapat memperlambat penurunan kadar
karena sifat molekul yang higroskopis dengan permukaan berpori mikro
memungkinkan terjadinya proses adsorbsi kelembapan pada silica gel tanpa reaksi
kimia. Rongga mikro tersebut akan mengadsorbsi uap air karena perbedaan gradien
tekanan uap air antara lingkungan sekitar dan rongga mikro pada silica gel.
Normalnya tekanan uap air dalam rongga silica gel lebih rendah dari lingkungan
sekitar. Proses ini terjadi hingga silica gel telah tersaturasi/ jenuh atau hingga tekanan
uap air dalam lingkungan sekitar dan rongga mikro telah mencapai kesetimbangan
biasanya sekitar 12 minggu (Amarakoon and Navaratne, 2015). Sehingga berdasarkan
grafik kondisi penyimpanan yang paling baik adalah pada wadah tertutup rapat jauh
dari sinar matahari langsung pada suhu ruang dengan AC (250C) dengan silica gel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Terdapat peningkatan kadar Parasetamol selama penyimpanan kemungkinan
karena sifat kapsul yang dapat menyerap atau melepas kelembapan (Srividya and
Reddy, 2014). Kelembapan akan meningkatkan mobilitas molekular dan reaktivitas
kimia (Golonka et al., 2015). Sehingga terdapat produk degradasi yang ikut terukur
karena tidak dilakukannya optimasi kondisi sistem HPLC untuk produk degradasi.
Selain itu selisih waktu retensi baku Parasetamol (6,504) dan Tramadol (6,502)
adalah 0,002 menit. Sehingga terdapat kemungkinan Tramadol ikut terukur pada area
Parasetamol karena selisih waktu retensi ≤0,05 menit (Snyder et al., 2010). Reaksi
hidrolisis berlangsung pada gugus fungsional karbonil (C=O) seperti amida, ester, aril
amina, imida, imina, dan alkohol (Naveed et al., 2016). Parasetamol memiliki gugus
amida yang sensitif terhadap degradasi hidrolisis (Golonka et al., 2015). Selama
penyimpanan Parasetamol dapat terdegradasi secara hidrolisis menghasilkan p-
aminophenol yang toksik dan teratogenik serta dapat menyebabkan nefrotoksisitas
dan methemoglobinemia (Abdelwahab et al., 2019).
Gambar 4. Jalur Reaksi Oksidasi Parasetamol (Villota et al., 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Produk degradasi dari Parasetamol terukur dalam sistem HPLC karena
memiliki struktur yang tidak jauh berbeda dari struktur Parasetamol. Villota et al.,
(2016), membuat jalur reaksi oksidasi Parasetamol (Gambar 4). Reaksi oksidasi pada
Parasetamol terjadi dengan memecah ikatan pada cincin benzena dengan gugus amida.
Substitusi gugus amida oleh nitrogen menghasilkan produk degradasi 4-aminophenol
dan nitrophenol. Substitusi gugus amida oleh hidroksi pada posisi orto, meta dan para
menghasilkan produk catechol, resorcinol dan hydroquinone. Sedangkan reaksi
hidroksilasi pada cincin benzena membentuk senyawa 3-hydroxyacetaminophen.
Penentuan waktu boleh digunakan dapat dilihat dari monografi atau data
stabilitas serta harus tidak melewati waktu kadaluarsa (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2014). Menurut Tabel II, BUD untuk bentuk sediaan racikan
padat non steril adalah tidak lebih lama dari 180 hari (6 bulan). Menurut Allen (2012),
jika obat paten merupakan sumber zat aktif untuk bentuk sediaan padat nonaqueous
dan nonsterile maka BUD tidak boleh lebih dari 25 % dari waktu yang tersisa hingga
waktu ED obat tersebut ataupun paling lama 6 bulan sehingga dipilih mana yang
lebih cepat. BUD ditetapkan untuk mengurangi kemungkinan terjadi inkompatibilitas
fisika dan kimia dan mengurangi resiko kontaminasi/degradasi. Degradasi dapat
mengurangi potensi senyawa zat aktif ataupun membentuk senyawa pengotor yang
berbahaya (USP <795>, 2019).
Tabel II. Beyond Use Date menurut Guideline USP 2019
Tipe Preparasi BUD (hari) Suhu Penyimpanan
Bentuk sediaan cair tanpa pengawet a 14 Lemari pendingin
Bentuk sediaan cair dengan pengawet a 35 Suhu ruang terkendali atau lemari pendingin
Bentuk sediaan nonaqueous b 90 Suhu ruang terkendali atau lemari pendingin
Bentuk sediaan padat c 180 Suhu ruang terkendali atau lemari pendingin
Keterangan : a nilai Aw > 0,6 (emulsi, gel, krim, larutan, suspensi, spray), b nilai Aw ≤ 0,6 ( supositoria, salep),c kapsul, tablet, granul, serbuk. Penyimpanan dilakukan pada suhu ruang terkendali, wadah tertutup rapat,
terlindungi dari cahaya matahari. Wadah tertutup rapat : dapat melindungi isi dari kontaminasi cairan, padatan,atau uap asing, melindungi dari kehilangan bahan dibawah kondisi penyimpanan dan distribusi serta dapat ditutup
dengan rapat kembali. Suhu ruang terkendali : suhu dalam ruangan dijaga pada 20°–25° C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Penelitian ini tidak dapat menentukan Beyond Use Date (BUD) sampel
sediaan racikan kapsul kombinasi Parasetamol dan Tramadol. Karena hasil pengujian
organoleptis saja tidak dapat membuktikan bahwa sampel stabil disimpan selama 14
hari. Serta hasil pengujian stabilitas kimia tidak dapat menentukan stabilitas sampel
karena metode pengujian tidak dapat memisahkan dan mengukur kadar Parasetamol,
Tramadol, dan produk degradasi yang terbentuk. Namun, berdasarkan pengujian
stabilitas fisika dan kimia selama 14 hari kondisi penyimpanan yang paling baik
adalah pada wadah tertutup rapat jauh dari sinar matahari langsung pada suhu ruang
dengan AC (250C) dengan silica gel.
Metode pengujian stabilitas kimia dengan sistem Reversed Phase (RP) HPLC
dengan kolom Phenomenex C18 (5 µm), fase gerak metanol : akuabides (40:60),
detektor UV dengan panjang gelombang (λ = 271 nm), kecepatan alir 0,6 mL/menit,
dan volume injeksi 10 μL tidak dapat memisahkan Parasetamol, Tramadol, dan
produk degradasi yang terbentuk dengan baik. Sehingga penurunan dan kenaikan
kadar dalam pengukuran tidak dapat diukur secara valid.
Penelitian terbaru oleh Hemant et al (2019), telah memvalidasi pengukuran
kuantitatif untuk determinasi Parasetamol dan Tramadol menggunakan sistem
Reversed Phase (RP) HPLC dengan kolom C18 (5 µm), fase gerak isokratik asam
astetat glasial 1% : asetonitril (50:50), detektor UV dengan panjang gelombang (λ =
272 nm), kecepatan alir 1 mL/menit, dan volume injeksi 20 μL dengan waktu analisis
10 menit.
Penelitian oleh Calinescu et al (2012), dapat memisahkan dan mendeterminasi
Parasetamol dan produk degradasi 4-nitrophenol, 4’-chloroacetanilide, 4-
aminophenol, p-benzoquinone, dan hydroquinone dengan sistem gradien Reversed
Phase (RP) HPLC dengan kolom C18, fase gerak gradien phosphate buffer (pH = 4.88)
dan metanol, detektor UV dengan panjang gelombang (λ = 230 nm), suhu kolom
250C, kecepatan alir 0,8 mL/menit selama 12 menit lalu dinaikkan hingga 1,2
mL/menit pada menit ke 12-15, dan volume injeksi 5 μL dengan waktu analisis 15
menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
KESIMPULAN
Beyond Use Date berdasarkan pengujian organoleptis dan stabilitas kimia
pada sediaan racikan kapsul kombinasi Parasetamol dan Tramadol tidak dapat
ditetapkan karena metode pengujian stabilitas kimia tidak dapat memisahkan dan
mengukur kadar Parasetamol, Tramadol, dan produk degradasi yang terbentuk.
SARAN
Sebaiknya perlu dilakukan optimasi dan validasi terhadap metode analisis
pengujian stabilitas kimia yang dapat memisahkan Parasetamol, Tramadol, dan
produk degradasi yang terbentuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
DAFTAR PUSTAKA
Abdelwahab, N.S., Abdelrahman, M.M., Boshra, J.M., and Taha, A.A., 2019.
Different Stability ‐ Indicating Chromatographic Methods for Specific
Determination of Paracetamol, Dantrolene Sodium, Their Toxic Impurities
and Degradation Products. Wiley Biomedical Chromatography., e4598, 1-9.
Aguilar, C.A., Montalvo, C., Ceron, J.G., and Moctezuma, E., 2011. Photocatalytic
Degradation of Acetaminophen. Int. J. Environ. Res., 5 (4), 1071 – 1078.
Allen, L., 2012. Guidelines for Compounding Practices. In: The Art, Science, and
Technology of Pharmaceutical Compounding, eds. 4. Washington, DC:
American Pharmacists Association, 1-17.
Amarakoon, A.M.S.H., and Navaratne, S., 2015. Evaluation of the Effectiveness of
Silica Gel Desiccant in Improving the Keeping Quality of Rice Crackers.
International Journal of Science and Research., 6 (1), 2163 – 2168.
AOAC., 2013. Guideline for Dietary Supplements and Botanicals. Association of
Official Analytical Chemist., 3-9.
Aulia, S.S., Sopyan, I., dan Muchtaridi., 2017. Penetapan Kadar Simvastatin
Menggunakan Kromatorafi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Farmaka., 14 (4),
70 – 78.
Bajaj, S., Singla, D., and Sakhuja, N., 2012. Stability Testing of Pharmaceutical
Penulis skripsi berjudul “Uji Stabilitas Sediaan RacikanKapsul Kombinasi Parasetamol dan Tramadol pada Resepdi Rumah Sakit Panti Wilasa “Dr. Cipto” Semarang”memiliki nama lengkap Shirley Candra Kurniawan. Penulislahir di Sleman pada tanggal 2 Desember 1997 sebagai anaksulung dari 2 bersaudara. Pendidikan formal yang pernahditempuh yaitu TK Krista Citra Parakan (1999-2003), SDBudya Wacana Yogyakarta (2003-2009), SMP Budyawacana Yogyakarta (2009-2012), SMA Bopkri SatuYogyakarta (2012-2015). Pendidikan dilanjutkan padatahun 2015 ke perguruan tinggi Fakultas FarmasiUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama masa studi,penulis terlibat aktif dalam berbagai kegiatan
kemahasiswaan seperti menjadi peserta Latihan Kepemimpinan I 2015, peserta Week-endMoral 2016, peserta Upgrading I “Vaksin Dengue yang Hadir di Indonesia” 2017,peserta International Conference on Pharmacy Practice 2017. Penulis pernahmengikuti berbagai organisasi dan kegiatan kepanitiaan seperti menjadi anggota UKFBadminton 2015/2016, anggota divisi Dana dan Usaha PPRTOS 2016, anggota divisiHumas dan Sponsorship Aksi Kangker Tulang 2017, anggota divisi AkomodasiStudent Exchange Programme 2017, koordinator divisi Pendaftaran MalamKeakraban KMBK-DV 2017. Penulis juga sering aktif dalam kegiatan sosial sepertimenjadi volunteer Anti-Microbial Resistance Campaign 2016, volunteer WorldDiabetes Day 2017, volunteer Kampanye Informasi Obat 2017, menjadi RelawanMahasiswa Kesehatan dalam acara Bakti Sosial Pengobatan Gratis Pos Kesehatan St.Antonius Kotabaru 2016, dan menjadi Relawan P3K dalam acara Misa Tri Hari SuciGereja St. Antonius Kotabaru selama tiga periode (2016, 2017, 2018). Penulis pernahberperan sebagai asisten praktikum Peracikan Obat 2018, asisten praktikumPeracikan Obat 2019, asisten praktikum Pelayanan Informasi Obat 2019, dan asistenpraktikum Pharmaceutical Care II 2019. Pada tahun 2018, penulis pernahmengetuai penelitian “Obat Anti Obesitas dari Ekstrak Capcaisin” yang lolos seleksidan mendapat Hibah dana oleh DIKTI melalui Program Kreativitas Mahasiswa.