DESKRIPSI TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA-SISWI KELAS VIII SMP NEGERI I TEPUS GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun Oleh: Ida Widyaningsih 031114029 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DESKRIPSI …repository.usd.ac.id/2092/2/031114029_Full.pdf · jurusan ilmu pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sanata
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DESKRIPSI TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA-SISWI KELAS VIII
SMP NEGERI I TEPUS GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2007/2008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh: Ida Widyaningsih
031114029
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Aku percaya pada diriku dan
kemampuanku untuk mencapai tujuanku
karena dalam diriku ada kekuatan yang
lebih besar dari diriku yang menjadikan
segala yang kuangankan dengan penuh
keyakinan dapat menjadi kenyataan.
(Carmen Pernia)
kupersembahkan karya ini untuk:
Tuhan Yesus yang selalu setia mendampingiku,
Bunda Maria tercinta, bapak ibuku,kakakku,
serta sahabat-sahabatku yang selalu
memberikan dukungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA-SISWI KELAS VIII SMP NEGERI I TEPUS GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2007/2008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Ida Widyaningsih
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri I Tepus Tahun Ajaran 2007/2008 dan memberikan masukan kepada sekolah melalui usulan topik-topik bimbingan klasikal yang akan diberikan kepada guru Bimbingan dan Konseling.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian ini adalah siswa/i kelas VIII SMP Negeri I Tepus Tahun Ajaran 2007/2008 yang berjumlah 144 siswa. Peneliti memakai sampel sebanyak 60 siswa. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tingkat kepercayaan diri, yang terdiri dari 82 item yang disusun oleh peneliti. Teknik analisis data yang digunakan adalah Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe I.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri siswa/i SMP Negeri I Tepus Tahun Ajaran 2007/2008 : 1 siswa (1,67%) memiliki tingkat kepercayaan diri “sangat tinggi”; 9 siswa (15%) memiliki tingkat kepercayaan diri “tinggi”; 48 siswa (80,00%) memiliki tingkat kepercayaan diri “cukup”; 2 siswa (3,33%) memiliki tingkat kepercayaan diri “rendah”; dan tidak ada siswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri “sangat rendah”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kepercayaan diri siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri I Tepus Tahun Ajaran 2007/2008 termasuk dalam kategori “cukup”. Dari hasil penelitian disusun usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial dalam bentuk bimbingan klasikal untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa/i kelas VIII SMP Negeri I Tepus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
DESCRIPTION OF THE SELF-CONFIDENCE LEVEL OF THE VIII GRADE STUDENTS OF STATE JUNIOR HIGH SCHOOL I TEPUS GUNUNG KIDUL
YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR OF 2007/2008 AND ITS IMPLICATIOAN TOWARD THE PROPOSALS OF CLASICAL GUIDANCE
TOPICS
Ida Widyaningsih Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aimed to know the self-confidence level of VIII grade students in
State Junior High School I Tepus in Academic year of 2007/2008 and to give the inputs toward the school through the proposal of classical guidance topics which will be given by the guiding and counseling teachers.
This research included descriptive research by using survey method. The subjects in this research were the VIII grade students in State Junior High School I Tepus in Academic year of 2007/2008 by the amount of 144 students. The researcher used samples of 60 students. The instrument used was question of self-confidence level, comprised of 82 items which has been arranged by the researcher. The technique of data analysis used was Standard Reference Evaluation type one (PAP I).
The result of this research revealed that the self-confidence level of students in State Junior High School I Tepus in Academic year of 2007/2008: 1 student (1,67%) had the ‘very high’ self-confidence level; 9 students (15,00%) had ‘high’ self-confidence level; 48 students (80,00%) had ‘appropriate’ self-confidence level; 2 students (3,33%) had ‘low’ self-confidence level; and there are no students that have ‘very low’ self-confidence level.
By such condition, it could be concluded that the self-confidence level of the VIII grade students in State Junior High School I Tepus in Academic Year of 2007/2008 included in the ‘appropriate’ category. From the result of this research, it was arranged the proposal concerning on the guiding topics of private-social in the shape of classical guidance to increase the self-confidence level of the VIII grade students in State Junior High School I Tepus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha kasih atas
penyertaan-Nya selama kegiatan perkuliahan terutama pada saat penulisan skripsi ini.
Karena kasih-Nyalah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberikan bantuan selama
penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
diri adalah penilaian yang relatif tetap tentang diri sendiri, mengenai
kemampuan, bakat, kepemimpinan, inisiatif dan sifat-sifat lain, serta kondisi-
kondisi yang mewarnai perasaan manusia.
Maslow (dalam Iswidharmanjaya, 2004: 13) mengatakan bahwa:
Percaya diri merupakan modal dasar untuk pengembangan dalam aktualisasi diri (eksplorasi segala kemampuan dalam diri). Dengan percaya diri, seseorang akan mampu mengenal dan memahami diri sendiri. Sementara itu, kurang percaya diri dapat menghambat pengembangan potensi diri. Jadi, orang yang kurang percaya diri akan menjadi seseorang yang pesimis dalam menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu untuk menyampaikan gagasan, bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan
diri adalah kemampuan setiap orang untuk menilai dirinya secara positif
sehingga ia akan selalu optimis, tidak takut, tidak ragu-ragu, tidak bimbang
dalam menentukan pilihan, tidak membanding-bandingkan dirinya dengan
orang lain. Dengan begitu, ia dapat menyelesaikan suatu pekerjaan ataupun
masalah, kapan dan bagaimana ia ingin melakukannya sehingga ia pun
mampu melaksanakan apa yang mereka inginkan, rencanakan, dan harapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Ciri- Ciri Orang Yang Percaya Diri
Ciri-ciri orang yang percaya diri menurut Lie (2004: 4) adalah:
a. Tidak bergantung pada orang lain,
b.Tidak ragu-ragu dalam melakukan sesuatu,
c. Merasa diri berharga,
d.Memiliki keberanian untuk bertindak.
Ciri-ciri orang yang percaya diri menurut Taylor (2003: 20) adalah:
a. Merasa aman dan nyaman,
b.Yakin pada diri sendiri,
c. Melakukan pekerjaan sebaik mungkin sehingga pintu terbuka di
kemudian hari,
d. Menetapkan tujuan yang tidak terlalu tinggi sehingga mampu
meraihnya sesuai dengan kemampuan,
e. Memiliki kemampuan untuk bertindak dengan percaya diri,
f. Memiliki kesadaran adanya kegagalan dan melakukan kesalahan
dalam berusaha,
g. Merasa nyaman dengan diri sendiri dan tidak khawatir dengan apa
yang dipikirkan oleh orang lain,
h.Memiliki keberanian untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
Ciri-ciri orang yang percaya diri menurut Iswidharmanjaya (2004: 31)
adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
a. Bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat sendiri,
b. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
c. Memiliki pegangan hidup yang kuat dan mampu mengembangkan
motivasi,
d. Mau bekerja keras untuk mencapai kemajuan,
e. Memiliki keyakinan atas tindakan yang dihadapinya,
f. Berani bertindak dan mengambil setiap kesempatan yang dihadapinya,
g. Menerima diri secara realistis,
h. Menghargai diri secara positif,
i. Memiliki keyakinan atas kemampuan sendiri dan tidak terpengaruh
oleh orang lain,
j. Optimis, tenang, dan tidak mudah cemas,
k. Menyadari bahwa orang lain juga memiliki kekurangan.
Ada juga orang yang mempunyai kepercayaan diri yang rendah dan hal
itu dapat dilihat dari ciri-ciri orang tersebut. Iswidharmanjaya (2004: 31)
mengatakan ciri-ciri orang yang mempunyai kepercayaan diri rendah. Ciri-ciri
tersebut antara lain:
a. Tidak bisa menunjukkan kemampuan yang ia miliki,
b. Kurang berprestasi dalam studi,
c. Malu-malu dan canggung,
d. Tidak berani mengungkapkan ide-ide yang ia miliki,
e. Cenderung hanya melihat dan menunggu kesempatan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
f. Membuang-buang waktu dalam membuat keputusan karena ia masih
ragu-ragu dalam mengambil keputusan,
g. Rendah diri, takut, dan merasa tidak aman,
h. Apabila mengalami kegagalan, cenderung akan menyalahkan orang
lain,
i. Suka mencari pengakuan dari orang lain.
3. Aspek-Aspek Kepercayaan Diri
Berdasarkan ciri-ciri di atas, peneliti menyimpulkan bahwa aspek-
aspek dari kepercayaan diri adalah sebagai berikut:
a. Memiliki Konsep Diri Yang Positif
Iswidharmanjaya (2004: 68) mengatakan bahwa konsep diri adalah
gambaran yang dipegang seseorang menyangkut dirinya sendiri. Untuk
menjadi pribadi yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi diperlukan
konsep diri yang positif.
Konsep diri adalah penilaian menyeluruh tentang kepribadian
seseorang. Konsep diri berasal dari evaluasi subjektif kita sendiri tentang
perilaku kita sendiri. Kita cenderung menilai secara subjektif perilaku kita
sendiri. Oleh sebab itu, konsep diri dapat bersifat positif dan negatif
(Bruno,1989: 270).
Jika seseorang memiliki konsep diri yang negatif maka ia akan
dikuasai perasaan yang berpengaruh terhadap harga dirinya, ia akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
merasa terbuang, pesimis, merasa tidak dibutuhkan oleh orang lain, dan
merasa kesepian. Selain itu, ia akan menjadi kuper (kurang pergaulan),
sulit menerima diri apa adanya, pemalu, dan curiga sama orang lain
(Iswidharmanjaya,2004: 68).
Keadaan seperti itu sangat mempengaruhi penerimaan dirinya. Sikap
menerima diri adalah kemampuan orang untuk mengakui kenyataan diri
secara apa adanya (Riyanto,2006: 52). Kemampuan untuk menerima diri
ini didasarkan pada sikap penghargaan diri. Orang yang belum mampu
menghargai dan menghormati kenyataan diri dan hidupnya, ia belum
dapat menerima diri apa adanya. Usaha untuk menerima diri sendiri
adalah belajar untuk menghargai apa pun yang ada dalam diri kita.
Apabila anak diterima, dihargai, dan dicintai oleh orang tua, guru,
teman sebaya, dan orang lain yang berpengaruh maka akan terbentuk
konsep diri yang positif pada diri anak (Sinurat,1993: 2). Dalam hal ini,
anak akan merasa dirinya berharga dan bernilai di mata orang tuanya
apabila orang tua menunjukkan kasih sayang, perhatian, penerimaan,
cinta, dan kelekatan emosional yang tulus dengan anak sehingga rasa
percaya diri pada anak akan berkembang.
Maka dari itu, konsep diri yang positif sangat diperlukan dalam
membangun kepercayaan diri seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Yakin pada diri sendiri
Yakin pada diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk tidak
membandingkan dirinya dengan orang lain dan tidak mudah terpengaruh
oleh orang lain (Lauster,1990: 4). Orang akan menerima dirinya secara tulus
tanpa membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain apabila ia telah
meyakini kemampuan yang ia miliki dan sanggup untuk
mengembangkannya (Iswidharmanjaya,2004: 36). Dalam hal ini, seseorang
mampu menyadari kelebihan dan kekurangan yang ia miliki. Untuk
menyadari kekurangan dan kelebihan itu diperlukan pemahaman diri.
Memahami diri dengan mengakui kekurangan dan kelebihan dalam diri
akan mendukung terciptanya kepercayaan diri. Kekurangan yang ada pada
dirinya akan diperbaiki dan kelebihan-kelebihan yang ia miliki akan
dikembangkan sebagai modal untuk menjalani kehidupan selanjutnya.
Riyanto (2006: 54) mengatakan bahwa seseorang yang mengalami dirinya
sebagai pribadi yang penuh kekurangan, kelemahan, dan kegagalan akan
mengalami kesulitan untuk memiliki rasa percaya diri yang kuat.
Ada keyakinan bahwa dalam setiap usaha, pasti ada suatu kegagalan dan
kesalahan. Dengan adanya kegagalan, orang yang percaya diri tidak akan
putus asa tetapi tetap berusaha dengan sungguh-sungguh sesuai dengan
kemampuan yang ia miliki agar apa yang ia harapkan dapat tercapai dengan
baik. Iswidharmanjaya (2004: 33) mengartikan kemampuan adalah potensi
yang dimiliki seseorang untuk meraih sesuatu. Kemampuan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
disamaartikan dengan bakat, kreativitas, kepandaian, prestasi,
kepemimpinan, dan lain sebagainya yang dipakai untuk mengejar sesuatu.
Pemahaman diri secara fisik dan penilaian dari orang lain juga
mempengaruhi kepercayaan diri setiap orang. Hampir semua orang
(khususnya remaja) menjadi kurang percaya diri, karena secara fisik ia
berbeda dengan orang lain dan ada ketakutan dinilai oleh orang lain.
c. Optimis
Optimis adalah pengharapan (pandangan) yang baik dari seseorang
dalam menghadapi segala hal (Poerwodarminto,1982: 687). Pandangan
yang baik tersebut tentu saja dipengaruhi pengalaman masa lalu. Jika
pengalaman masa lalunya baik maka ia pun akan memiliki pandangan yang
baik. Begitu pula sebaliknya jika pengalaman masa lalunya kurang baik
maka ia pun akan memiliki pandangan yang kurang baik. Seperti yang
dikatakan oleh Lauster (1990: 5) bahwa optimisme merupakan sikap jiwa
yang pokok berurat berakar pada pengalaman dan kejadian masa lalu. Orang
yang optimis akan selalu berusaha untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya sedangkan orang yang pesimis akan memaknai pendekatan
pasif dalam memecahkan masalah yang ia hadapi. Orang yang optimis
biasanya mempunyai kepribadian yang terbuka dan harapan-harapan baru
tentang masa depan sehingga hari depan akan cemerlang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Cara mengembangkan optimisme yaitu merubah seluruh kepribadian
khususnya kejadian masa lalu yang kurang menyenangkan sehingga
memunculkan suatu kesadaran baru atas diri sendiri.
d. Mandiri
Iswidharmanjaya (2004: 41) mengatakan bahwa mandiri adalah berdiri
sendiri tanpa tergantung orang lain sepenuhnya. Mandiri merupakan sikap
ketidaktergantungan individu pada orang lain. Ia tidak selalu memerlukan
dukungan dari orang lain dalam melakukan setiap tindakan. Widarso (2005:
6) mengatakan bahwa orang yang mandiri harus lebih mengandalkan diri
sendiri dan menggali kemampuan diri sendiri daripada menggantungkan diri
pada orang lain. Kemandirian dalam pribadi seseorang terbentuk karena
yakin pada kemampuannya serta telah mengenal kekurangan dan kelebihan
yang ada dalam dirinya.
e. Memiliki Perasaan Aman
Perasaan aman merupakan suasana yang terbebas dari rasa takut, tidak
ragu-ragu, dan tidak mudah cemas terhadap situasi di sekitarnya ataupun
orang lain. Centi (1993: 50) mengatakan bahwa rasa tidak aman diri ini
bersumber pada harga, gambaran, dan konsep diri yang rendah. Gejalanya
adalah rasa malu yang keterlaluan dan pada umumnya tidak ada alasan yang
tepat dan pada kesempatan yang tidak tepat pula. Oleh karena itu, orang
yang pemalu selalu dihantui rasa takut ditertawakan ataupun takut ditolak
oleh orang lain. Orang pemalu biasanya merasa terancam (merasa tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
aman) oleh lebih banyak situasi dan orang-orang dari pada orang biasa yang
bukan pemalu. Dalam situasi seperti itu, orang tidak mampu menghadapi
segala permasalahan secara tenang.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Kepercayaan Diri
Hakim (2005: 12-22) memaparkan bahwa kepercayaan diri dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang dapat mempengaruhi
rendahnya percaya diri seseorang antara lain :
a. Cacat Atau Kelainan Fisik
Cacat anggota tubuh atau rusaknya salah satu indera merupakan
kekurangan yang jelas terlihat oleh orang lain. Orang yang memiliki
kelainan fisik akan merasakan ada yang kurang pada dirinya. Ia akan
merasa rendah diri di hadapan orang lain dan kepercayaan diri yang ia
miliki pun rendah. Apalagi cacat yang ia derita itu diperberat oleh adanya
ejekan dari orang lain. Apabila orang tidak mampu bereaksi secara positif
terhadap keadaan fisiknya, maka akan timbul rasa rendah diri yang akan
berkembang menjadi rasa tidak percaya diri.
b. Keadaan Ekonomi Yang lemah
Keadaan ekonomi yang lemah membuat orang tidak percaya diri
karena ia akan merasa dirinya “diremehkan” dan merasa “rendah” dari
yang lainnya. Gejala tidak percaya diri ini dialami oleh orang yang berasal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dari keluarga ekonomi lemah ketika harus bergaul dengan orang yang
berasal dari golongan ekonomi menengah ke atas.
c. Sering Gagal
Kegagalan yang sering dialami oleh setiap orang dalam bidang
tertentu, misalnya dalam ujian mata pelajaran matematika atau fisika,
dalam berbicara di muka umum dan sebagainya akan menimbulkan
kecemasan pada orang tersebut ketika mencoba untuk memperoleh sukses
di bidang yang sama.
Kecemasan tersebut akan menimbulkan rasa tidak percaya diri dalam
bentuk keraguan dalam mengatasi kegagalan. Dalam hati ia mempunyai
keyakinan, “apakah saya masih mempunyai harapan untuk mengatasi
kegagalan atau tidak?”
d. Kurang Cerdas
Kecerdasan orang akan tampak setiap kali ia menyesuaikan diri
dengan lingkungan tempat ia berada, terutama pada saat ia mengadakan
interaksi sosial dengan orang lain melalui komunikasi lisan. Orang akan
merasa kesulitan berkomunikasi apabila ia memiliki kecerdasan yang
kurang. Kesulitan dalam berkomunikasi tersebut dapat menjadi salah satu
sumber yang menyebabkan orang merasa tidak percaya diri untuk
bergabung di dalam suatu kelompok tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
e. Perbedaan Lingkungan
Apabila orang yang biasa tinggal di lingkungan yang kumuh dan
memiliki berbagai norma yang sangat berbeda dengan lingkungan
perkotaan, maka ia akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri. Ia
merasa diri “wong ndeso” dan merasa tidak berada pada satu level yang
sama. Hal inilah yang membuat orang merasa tidak percaya diri untuk
dapat berperan dan mencapai tujuan dalam lingkungan tertentu.
f. Sulit Menyesuaikan Diri
Di dalam setiap kegiatan, khususnya yang menyangkut kegiatan
pokok, orang akan terikat di dalam lingkungan tertentu dan terkait dengan
orang-orang di sekitarnya. Dalam kegiatan ini, orang dituntut
menyesuaikan diri. Apabila orang kesulitan menyesuaikan diri maka dapat
menimbulkan rasa tidak percaya diri. Orang tersebut akan diliputi pikiran
apakah orang lain dapat dan mau menerima dirinya?
g. Mudah Cemas dan Takut
Penyebab utama perasaan cemas dan takut adalah pola pendidikan
keluarga di masa kecil yang terlalu keras, terlalu melindungi, dan sering
ditakuti oleh orang di sekitarnya.
h. Pendidikan Keluarga
Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dalam
membentuk perkembangan pribadi setiap orang. Baik dan buruknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kepribadian seseorang ditentukan oleh pendidikan keluarga sejak ia masih
kecil.
Jika orang menilai dirinya sebagai makhluk sosial yang berdiri sama
tinggi dan duduk sama rendah dengan orang lain, maka ia akan memiliki
rasa percaya diri yang normal. Jika ia memahami dirinya secara negatif
dan melihat diri sebagai makhluk sosial yang banyak kekurangan, maka ia
akan menjadi pribadi yang rendah diri.
Orang tua mempunyai peranan penting dalam menumbuhkan
kepercayaan diri pada anak. Apabila orang tua berhasil mendidik anaknya
dengan tepat, maka anak pun akan berkembang menjadi pribadi yang
sehat. Menurut Lie (2003: 5) kehidupan keluarga yang hangat dan
hubungan antara keluarga yang erat akan memberikan rasa aman. Rasa
aman ini memungkinkan anak memperoleh “modal dasar” percaya diri
dan mengembangkan “modal dasar” ini. Dengan percaya diri, anak dapat
berkembang menjadi pribadi yang sehat dan utuh.
Orang tua yang terlalu memperhatikan, cemas, yang merasa harus
dekat dengan anak terus-menerus akan mudah menghasilkan anak yang
takut dan tidak aman (Centi,1993: 17). Jika anak terus-menerus
diperlakukan sebagai bayi, maka secara pribadi, ia akan melihat dirinya
sebagai bayi. Orang tua yang terlalu menuntut atau tidak pernah puas
dengan apa pun yang dilakukan anak misalnya berkata dengan awal kata:”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
seharusnya kamu….” maka orang tua akan gagal dalam menumbuhkan
rasa percaya diri atau pandangan yang positif dalam diri anak.
Peran orang tua untuk membantu anak dalam menumbuhkan
kepercayaan diri sangatlah besar. Lie (2003: 103) mengatakan bahwa
orang tua perlu memberikan ruang kepada anak untuk menjelajahi banyak
peran dan cara yang berbeda. Orang tua yang selalu memaksakan identitas
tertentu pada anak, dengan kata lain jika anak tidak mempunyai
kesempatan untuk menjelajahi berbagai peran dan cara, maka ia akan
mengalami kekacauan identitas.
5. Cara Untuk Mengembangkan Kepercayaan Diri
Menurut Savitri (2006: 129-136) ada lima cara untuk mengembangkan
percaya diri anak. Cara itu adalah :
a. Menanamkan keyakinan pada anak bahwa ia mampu melakukan
sesuatu.
Orang tua perlu menanamkan pemahaman pada diri anak
bahwa dirinya memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Hal
tersebut dilakukan dengan cara mengatakan pada anak bahwa dia
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Orang tua
perlu menanamkan keyakinan pada anak dan selalu mengatakan
“ayo kamu bisa”. Kata-kata itu dapat membuat anak menjadi
bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Menanamkan pada anak bahwa anak mampu mengatasi setiap
kendala yang dihadapinya.
Hidup yang akan dihadapi anak di masa depan lebih berat dan
penuh dengan tantangan. Agar anak mampu menghadapi tantangan
itu, maka anak membutuhkan kepercayaan diri yang kuat. Dalam
mengembangkan kepercayaan diri pada anak, perlu ditanamkan
keyakinan bahwa anak mampu menghadapi setiap tantangan. Hal
ini sangat mungkin dilakukan dan sekaligus merupakan proses
belajar bertahap bagi anak.
c. Menanamkan keyakinan bahwa setiap orang memiliki kelebihan
dan kekurangan
Anak perlu dibimbing untuk memahami bahwa setiap orang
memiliki kekurangan dan kelebihan. Hal ini bertujuan agar anak
tidak hanya berfokus pada kekurangannya semata. Kekurangan itu
misalnya wajah yang berjerawat sehingga membuat anak menjadi
minder atau juga badan yang terlalu gemuk dan terlalu pendek.
Dalam hal ini, anak perlu dididik untuk mampu menerima
kekurangan yang ia miliki. Selain itu, mendorong anak untuk
memahami kelebihannya dan mampu mengembangkan kelebihan
itu. Anak hendaknya diarahkan pada kelebihan dan tidak terlalu
terfokus pada kekurangan yang ada dalam diri anak. Cara yang
dapat ditempuh misalnya dengan melihat keberhasilan/kesuksesan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
orang lain. Dengan memberikan contoh dari orang yang tidak
sempurna secara fisik tetapi dapat meraih kesuksesan, misalnya
orang yang tidak punya tangan tetapi mampu melukis dengan
kakinya, orang yang lumpuh dapat membuat patung dengan
tangannya, orang buta dapat memainkan gitar dengan baik, dan
sebagainya. Contoh tersebut dapat membuat anak menjadi lebih
bersemangat dalam mencapai cita-citanya di masa depan.
d. Menanamkan keyakinan pada anak bahwa untuk mewujudkan
sesuatu dia membutuhkan bantuan dari orang lain
Untuk mencapai kesuksesan, anak juga membutuhkan bantuan
dari orang lain. Sebagai contoh, untuk menjadi Dokter, anak harus
sekolah, dan di sekolah dia dibimbing oleh Guru, setelah
menyelesaikan sekolah menengah atas, kemudian masuk ke
fakultas kedokteran.
Hal di atas perlu ditegaskan agar anak tidak menjadi pribadi
yang sombong sehingga membuatnya enggan meminta
pertolongan orang lain karena merasa mampu menyelesaikannya
sendiri. Untuk itu, yang perlu dikembangkan adalah sikap
kerjasama dan kesediaan untuk membantu orang lain. Dengan
berkembangnya sikap ini, maka anak akan mampu menyesuaikan
diri dalam tim kerja. Anak akan bersikap tidak menang sendiri atau
berfikir egois.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
e. Menanamkan keyakinan pada anak bahwa Tuhan selalu
memberikan kekuatan dan jalan yang mudah untuk
mewujudkannya
Anak perlu memahami bahwa banyak hal di luar kendali
manusia, sehingga membutuhkan pertolongan Tuhan. Orang tua
perlu menanamkan benih iman dan keyakinan dalam diri anak
bahwa Tuhan akan selalu membantu hambanya yang sabar dan
taat. Untuk mencapai kesuksesan, anak membutuhkan kecerdasan
spiritual agar mampu bertahan dalam kehidupan yang penuh
dengan tekanan, stress, dan kompetisi keras. Jiwa anak
membutuhkan sumber kekuatan yang akan membuatnya tidak
mudah putus asa dan bimbang. Dalam jiwa anak perlu ditanamkan
keimanan dan ketakwaan yang kokoh agar mampu menghadapi
godaan hidup yang semakin keras.
f. Menumbuhkan sikap sabar dan ulet dalam memulai sesuatu
Sikap mudah menyerah dalam menghadapi masalah
merupakan awal rasa percaya diri rendah. Ia akan dihantui oleh
rasa tidak percaya diri terhadap kemampuan yang ia miliki dalam
mencapai tujuan hidupnya. Langkah yang dapat ditempuh untuk
mengatasi masalah ini adalah dengan cara menumbuhkan sikap
sabar dan ulet untuk memulai suatu usaha disertai dengan
keyakinan bahwa Tuhan telah berjanji kepada umatnya akan selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
bersama dengan orang yang sabar. Setiap orang harus selalu
berusaha tetap percaya diri bahwa ia akan selalu mendapat jalan
keluar dari segala masalah yang dialami dalam kehidupannya.
1Korintus (10:13) mengatakan bahwa “Allah setia dan karena itu
Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampui kekuatanmu.
Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan
keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya”.
Riyanto (2006: 55-56) mengatakan bahwa hal-hal yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan rasa percaya diri antara lain:
a. Mengumpulkan keberhasilan-keberhasilan atau menambah hal-hal
positif dalam diri. Keberhasilan-keberhasilan tidak menunjuk pada
sesuatu yang besar akan tetapi keberhasilan yang sederhana jika
disyukuri dan diusahakan terus-menerus maka keberhasilan
tersebut dapat menambah rasa percaya diri.
b. Menumbuhkan kemampuan untuk memaafkan kesalahan dan
keterbatasan diri sendiri. Kemampuan memaafkan diri ini dapat
memelihara rasa percaya diri bahkan dapat meningkatkannya
karena kita lama-kelamaan akan mencintai diri kita sendiri.
c. Menanamkan keberanian untuk mengungkapkan diri atau
menyatakan diri di hadapan orang lain. sikap ini tentu saja
menyangkut relasi dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
d. Belajar tampil di muka umum tanpa rasa takut. Hal ini dipengaruhi
oleh konsep diri kita dan bagaimana kita menilai orang lain.
Konsep diri yang positif akan mempermudah relasi dan pergaulan
kita di tengah banyak orang dan menambah rasa percaya diri.
Sikap seseorang menilai diri lebih rendah daripada orang lain, akan
membuat kita menjadi minder atau memiliki rasa percaya diri yang
rendah.
e. Tampil apa adanya tanpa menutupi kekurangan yang ada.
Percaya diri tumbuh karena seseorang mampu menerima dan
menghargai diri apa adanya. orang yang membangun rasa percaya
diri dengan memoles dirinya dengan berbagai macam topeng untuk
menutupi kekurangannya akan mengalami kehancuran. Percaya
diri yang kokoh dapat muncul apabila dibangun atas diri yang
senyatanya.
B. Remaja
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju
ke masa dewasa. Banyak perubahan terjadi pada diri remaja yang
membuat remaja menjadi cemas dan gelisah. Masa ini biasa disebut
dengan masa pubertas. Hurlock (1990: 184) mengatakan bahwa masa
puber adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
perubahan perkembangan tertentu yang tidak terjadi dalam tahap-tahap
lain dalam rentang kehidupan.
Perubahan-perubahan yang terjadi selama masa puber menimbulkan
keraguan, perasaan tidak mampu, tidak aman, dan dalam banyak kasus
mengakibatkan perilaku yang kurang baik. Masa pubertas ini dialami oleh
anak yang berusia kurang lebih 13-15 tahun atau siswa SMP. Dalam hal
ini, banyak bahaya psikologis yang dapat terjadi pada remaja yang sedang
mengalami masa pubertas. Hurlock (1990: 197) menyebutkan bahaya-
bahaya masa puber antara lain: konsep diri yang rendah dan prestasi yang
rendah. Konsep diri yang rendah ditunjukkan dalam perilaku misalnya:
menarik diri, tidak banyak terlibat dalam kegiatan atau pembicaraan
kelompok, menjadi agresif, dan bersikap bertahan, balas dendam atas
perlakuan yang dianggap kurang adil. Sebagian anak yang sedang
mengalami masa puber mempunyai konsep diri yang tidak realistik
mengenai penampilan dan kemampuannya kelak bila sudah dewasa.
Konsep itu muncul dari masa kanak-kanak pada saat konsep diri ideal
terbentuk. Dalam hal ini, ada sedikit anak yang dapat melampaui masa
puber tanpa mengembangkan konsep diri yang kurang menyenangkan.
Hal itu terjadi pada anak yang sudah memiliki pandangan positif tentang
diri sendiri dan memiliki kepercayaan yang kuat untuk melaksanakan
peran pemimpin dalam kelompok/ teman-temannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Perubahan fisik yang terjadi pada diri remaja akan mengakibatkan
keseganan untuk bekerja dan bosan pada tiap kegiatan yang melibatkan
usaha individu. Oleh karena itu, tidak ada usaha untuk mencapai prestasi
belajar yang tinggi dan akhirnya prestasinya pun menurun. Dalam keadaan
seperti itu, remaja sulit menerima diri apa adanya dan konsep diri pun
tidak terbentuk secara positif. Akibatnya kepercayaan diri remaja menurun
dan bahkan menghilang.
Menurut Lie (2003: 105) yang harus dilakukan dalam mendampingi
remaja antara lain sebagai berikut:
1. Mendampingi remaja dalam proses perubahan fisik pada
dirinya.
Dalam masa remaja, banyak terjadi perubahan yang
membuat remaja bingung, misalnya tubuh yang makin
jangkung bagi seorang laki-laki, jerawat mulai tumbuh, suara
membesar pada laki-laki, menstruasi pada wanita dan
sebagainya. Dalam hal ini, perlu pendampingan yang tepat
dari orang tua. Ada 3 cara yang dapat dilakukan oleh orang
tua dalam memberikan pendampingan yaitu:
a. Menjelaskan kepada anak bahwa perubahan
tersebut adalah alamiah dan semua orang pasti
mengalaminya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b. Memberi kesempatan untuk bereksperimen dengan
penampilan-penampilan dalam batas yang wajar.
c. Membantu menemukan kelebihan-kelebihan yang
ada pada fisiknya dan memberikan pujian.
2. Mendampingi anak untuk belajar membedakan yang baik dan
buruk.
3. Mendampingi anak dalam proses pencarian identitas.
4. Mengajari anak untuk membuat pilihan yang bertanggung
jawab.
5. Memberi ruang untuk perbedaan pendapat dan keinginan.
6. Mendengarkan keluhan-keluhan anak dan berusaha untuk
menjelaskan jika ada suatu pandangan yang keliru dalam diri
anak.
7. Menjadi teman atau sahabat yang selalu menemani dan
memberikan rasa aman .
8. Memahami kebutuhan dalam pergaulan dengan teman sebaya
dan memberikan bimbingan agar masuk dalam lingkungan
yang baik.
9. Berbicara dengannya mengenai pergaulan dengan lawan jenis.
10. Memberikan pendidikan seksualitas.
11. Merbicarakan mengenai cita-cita hidupnya dan membantu
bagaimana caranya agar bisa mencapai cita-cita tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
12. Membantu menghentikan perlakuannya sebagai anak kecil
13. Memberi tanggung jawab untuk melakukan tugas yang lebih
kompleks dan menantang.
14. Mendorong anak untuk melanjutkan peningkatan hobi dan
bakatnya.
15. Membina kehidupan rohaninya.
C. Bimbingan Klasikal
1. Pengertian
Bimbingan adalah proses membantu orang-perorangan untuk memahami
dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya (Winkel dan Hastuti,2004: 1).
Bimbingan diartikan sebagai bantuan yang diberikan kepada peserta didik
dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan
merencanakan masa depan (Depdikbud,1994: 1).
Pelayanan bimbingan secara profesional di Indonesia sampai saat ini
difokuskan pada generasi muda yang masih duduk di bangku sekolah dan hanya
terealisasi pada tahap pendidikan sekolah lanjutan dan Perguruan Tinggi
(Winkel dan Hastuti,2004: 1). Pelayanan bimbingan di sekolah, salah satunya
dilaksanakan dengan cara bimbingan klasikal. Winkel (1997: 520) mengatakan
bahwa bimbingan klasikal adalah suatu bimbingan yang diberikan kepada
kelompok siswa yang tergabung dalam satu satuan kelas di tingkat tertentu pada
suatu jenjang pendidikan, pada waktu yang ditetapkan dalam jadwal bimbingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Menurut Winkel (1997: 519) bimbingan klasikal merupakan sarana untuk
menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan
dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri.
Pelayanan bimbingan klasikal dilaksanakan dengan mengadakan sejumlah
kegiatan bimbingan. Kegiatan-kegiatan dilaksanakan sejalan dengan program
yang telah direncanakan dan disepakati bersama oleh pihak-pihak terkait.
Gadza (Prayitno dan Amti,2004: 309) menyebutkan bahwa bimbingan
klasikal diselenggarakan oleh guru pembimbing untuk memberikan informasi
yang bersifat karier, belajar, dan personal-sosial. Ketiga sifat informasi tersebut
menunjuk pada bidang kehidupan siswa sebagai ragam bimbingan klasikal yaitu
bidang personal-sosial, belajar, dan bidang karier. Winkel dan Hastuti (2004:
114) mengatakan bahwa bimbingan belajar merupakan bimbingan klasikal yang
menyangkut tentang hal-hal tentang studi akademik, bimbingan karier
menyangkut tentang perencanaan jabatan.
2. Tujuan Pelayanan Bimbingan
Tujuan pelayanan bimbingan yaitu supaya siswa yang dilayani mampu
mengatur kehidupan sendiri, memiliki pandangannya sendiri, dan tidak sekadar
mengikuti pendapat orang lain, mengambil sikap sendiri, dan berani
menanggung sendiri akibat atau konsekuensi dari segala tindakannya
(Winkel,1997: 519).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Manfaat Bimbingan Klasikal
Winkel dan Hastuti (2004: 565-566) mengatakan bahwa bimbingan klasikal
bermanfaat bagi tenaga bimbingan dan juga bagi para siswa. Manfaat bagi
tenaga bimbingan antara lain :
a. Mendapat kesempatan untuk berkontak dengan banyak siswa
sekaligus dapat mengenal siswa.
b. Menghemat waktu dan tenaga dalam kegiatan yang dapat dilakukan
dalam suatu kelompok, misalnya memberikan informasi yang memang
dibutuhkan oleh semua siswa.
c. Memperluas ruang geraknya, lebih-lebih bila jumlah tenaga aternatif
di sekolah hanya satu atau dua orang saja.
Manfaat bagi para siswa antara lain :
a. Menjadi lebih sadar akan tantangan yang dihadapi sehingga mereka
memutuskan untuk berwawancara secara pribadi dengan konselor.
b. Lebih rela menerima dirinya sendiri, setelah menyadari bahwa teman-
temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan, dan tantangan yang
kerap kali sama.
c. Lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam
kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
d. Diberi kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu bersama dan dengan
demikian mendapat latihan untuk bergerak dalam suatu kelompok,
yang akan dibutuhkan selama hidupnya.
e. Lebih bersedia menerima suatu pandangan atau pendapat bila
dikemukakan oleh seorang teman, daripada pendapat hanya
diketengahkan oleh konselor sekolah saja.
f. Tertolong untuk mengatasi suatu masalah yang dirasa sulit untuk
dibicarakan secara langsung dengan konselor karena malu atau bersifat
tertutup.
Ada kelemahan yang terjadi pada bimbingan klasikal ini. Kelemahan utama
adalah bahwa dalam bimbingan kelompok, kontak pribadi antara konselor
sekolah dan masing-masing siswa terbatas dan kurang mendalam, sehingga
konselor sulit mengetahui apakah pelajarannya mencapai sasaran yang dituju
dan siswa kurang dapat diajak untuk berefleksi lebih mendalam.
4. Bimbingan Pribadi-Sosial
Menurut Winkel dan Hastuti (2004: 114-119) ragam bimbingan dibagi
menjadi tiga macam yaitu : bimbingan karier, bimbingan akademik, dan
bimbingan pribadi-sosial. Bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan dalam
menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan
dalam batinnya sendiri; dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian,
perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sebagainya; serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan
alternatif di berbagai lingkungan (pergaulan). Contoh topik layanan
bimbingan klasikal yang termasuk dalam bimbingan pribadi-sosial, antara lain
;
1) Ciri-ciri dan kemampuan diri sendiri,
2) Cara-cara mengembangkan sikap yang positif,
3) Rasa tanggung jawab,
4) Cara mengatasi konflik
5) Menghargai perbedaan budaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat
kepercayaan diri siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Tepus Tahun Ajaran
2007/2008. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei.
Menurut Furchan (2004: 457) metode survei dapat digunakan bukan saja untuk
melukiskan kondisi yang ada, melainkan juga membandingkan kondisi-kondisi
tersebut dengan alternatif atau menilai keefektifan suatu program.
B. Subjek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 1
Tepus Tahun Ajaran 2007/2008. Menurut Arikunto (2006: 130) populasi diartikan
sebagai keseluruhan subjek penelitian. Peneliti memakai sampel karena lebih
efisien dan efektif dalam melakukan penelitian.
Arikunto (2006: 131) mengartikan sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sampel tersebut dapat mengangkat kesimpulan penelitian
sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Cara pengambilan sampel yaitu dengan random sampling. Menurut Hadi
(2004: 83) random sampling adalah pengambilan sampel secara random atau acak
tanpa pandang bulu. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara undian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Peneliti mengacak anggota populasi sehingga setiap anggota populasi mempunyai
peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Apabila jumlah subjeknya
besar (lebih dari 100) maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Semakin banyak sampel atau semakin besar prosentase sampel dari populasi,
hasil penelitian akan semakin baik (Arikunto,2006: 134). Jumlah populasi
penelitian adalah 144 siswa. Dari jumlah tersebut diambil sampel 40% atau 60
siswa.
Tabel 1
Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tepus Tahun Ajaran 2007/2008 dan
Jumlah Sampel Penelitian.
Kelas Jumlah siswa Jumlah sampel II A 36 15 II B 36 17 II C 36 12 II D 36 16
Jumlah 144 60
C. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner tentang kepercayaan diri siswa-siswi SMP Negeri I Tepus
Menurut Furchan (1982: 248) kuesioner merupakan daftar pertanyaan
tertulis yang diberikan kepada subjek penelitian. Keuesioner ini lebih praktis
dan efisien. Arikunto (2006: 151) mengartikan kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Kuesioner yang digunakan untuk penelitian bersifat tertutup dan langsung.
Tertutup artinya dalam kuesioner sudah disediakan alternatif jawaban
sehingga responden tinggal memilihnya. Sedangkan bersifat langsung karena
daftar pernyataan dikirimkan langsung kepada orang yang ingin dimintai
pendapat dan keyakinannya atau diminta menceriterakan keadaan dirinya
sendiri (Hadi, 2004: 178).
Kuesioner terdiri dari dua bagian, yaitu: bagian pertama memuat tujuan
kuesioner, petunjuk pengisian kuesioner, identitas subyek dan hari/tanggal
pengisian. Sedangkan bagian kedua memuat pernyataan tentang kepercayaan
diri. Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner disajikan dalam bentuk kalimat
positif (favorabel) dan kalimat negatif (unfavorabel). Pernyataan-pernyataan
untuk kuesioner tersebut terdiri dari 82 item. Kuesioner penelitian disajikan
dalam lampiran 1.
Item-item kuesioner memuat aspek-aspek kepercayaan diri yaitu memiliki
konsep diri yang positif yang berjumlah 30 item, yakin pada diri sendiri
berjumlah 21 item, optimis berjumlah 16, mandiri berjumlah 6, dan memiliki
perasaan aman berjumlah 9. Kisi-kisi kuesioner kepercayaan diri disajikan
dalam tabel 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 2.
Kisi-Kisi Kuesioner Kepercayaan Diri
No Aspek- Aspek
Kepercayaan diri
Indikator Favorabel Unfavorabel
Jumlah
1. Konsep diri yang positif
a. Penghargaan diri 36,56 57 3 b. Penyesuaian diri 5 39 2 c. Penerimaan diri 33,34,35,37,38,4
3 32,44
8
d. Penerimaan dari orang lain
7,8,9,11,15,16,17,18, 21,29
6,22,58 13
e. Penerimaan lingkungan
4,10,19 79 4
2. Yakin pada diri sendiri
a. Tidak membandingkan diri dengan orang lain.
67,23
66 3
b. Tidak terpengaruh oleh orang lain.
76 59 2
c. Memahami fisik 14,41,42 40 4 d. Memahami
kekurangan 1,2 80 3
e. Memahami kelebihan
3 65 2
f. Menyadari adanya kegagalan
60,61 81 3
g. Tidak putus asa 71 62 2 h. Berusaha sungguh-
sungguh sesuai dengan kemampuannya
63 77 2
3. Optimis a. Berusaha memecahkan masalah
13 45 2
b. Pribadi yang terbuka
12,48,49 27,30,31 6
c. Berani menghadapi tantangan
20,46 24,28 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
No Aspek-Aspek
Kepercayaan diri
Indikator Favorabel Unfavora bel
Jumlah
d. Harapan dan pandangan yang positif mengenai masa depan
47,50,51 82 4
4. Mandiri a. Tidak tergantung pada orang lain
68 69 2
b. Mampu menyelesaikan tugas tanpa bantuan dari orang lain
73,74 55,75 4
5. Perasaan Aman
a. Tidak dikuasai rasa takut
72 70 2
b. Tidak dikuasai rasa cemas
26 25,53 3
c. Tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan
78 64 2
d. Menghadapi masalah dengan tenang.
52 54 2
Jumlah 82
2. Pemberian Skor
Pemberian skor dikategorikan menurut pernyataan positif dan negatif. Ada
empat alternatif jawaban yaitu sangat sering, sering, cukup sering, dan
jarang/tidak pernah. Pada pernyataan positif diberi skor 4 untuk alternatif
jawaban sangat sering, 3 untuk sering, 2 cukup sering, dan 1 untuk alternatif
jawaban jarang/tidak pernah. Sedangkan untuk pernyataan negatif, diberi skor
1 untuk alternatif jawaban sangat sering, 2 untuk sering, 3 untuk cukup sering,
dan 4 untuk alternatif jawaban jarang/tidak pernah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Menurut Hadi(1990: 19-20) modifikasi Skala Likert menjadi empat
kategori jawaban yaitu sangat sering (SS), sering (S), cukup sering (CS), dan
jarang/tidak pernah (J/TP). Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan
kelemahan yang dikandung oleh skala lima tingkat, yaitu pada alternatif
jawaban netral. Alternatif jawaban netral ini mempunyai arti ganda
maksudnya dapat diartikan belum dapat memutuskan dan dapat juga diartikan
netral atau ragu-ragu. Tersedianya jawaban di tengah menimbulkan
kecenderungan menjawab netral (central tendency effect), terutama mereka
yang masih ragu-ragu atas kecenderungan jawabannya. Selain itu, maksud
kategori sangat sering, sering, cukup sering, dan jarang/tidak pernah,
bertujuan untuk melihat kecenderungan pendapat responden ke arah setuju
atau ke arah tidak setuju.
3. Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur (Furchan,2004: 293). Jadi alat ukur
dikatakan valid apabila alat itu mampu mengukur apa yang seharusnya diukur
dengan memperhatikan kecermatan dan ketepatan. Validitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah validitas konstruk. Validitas konstruk adalah
validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat pengukur
sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat
pengukur tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
alat pengukur tersebut (Masidjo,1995: 244). Item yang dibuat oleh peneliti
didasarkan pada konsep teoretik yang ada dalam kajian teori. Item yang dibuat
kemudian dianalisis untuk mengetahui dan menghasilkan instrumen yang
sesuai dengan konsep teorinya. Metode yang digunakan untuk mencari dan
menganalisis validitas dengan teknik product moment yang dikembangkan
oleh Pearson. Menurut Masidjo (1995: 246) teknik product moment dengan
rumus:
rxy= { }{ }∑ ∑∑∑ ∑ ∑
−∑−
−2222
)((
))((
) YYNXN
YXXYN
X
keterangan rumus :
rxy : koefisien validitas
X : skor item tertentu yang akan diuji validitasnya
Y : skor total per aspek yang memuat no item yang diuji validitasnya
N : Jumlah subyek
∑XY : Jumlah hasil perkalian nilai X dan nilai Y
Penentuan kesahihan item kuesioner menggunakan kriteria Cronbach
(Azwar,1992) yang mengatakan bahwa apabila koefisien validitas kurang dari
0,30 dianggap tidak memuaskan. Cronbach (Azwar,1992: 158) mengatakan
bahwa koefisien yang berkisar antara 0,30 sampai dengan 0,50 telah dapat
memberikan kontribusi yang memuaskan. Dengan demikian item yang
koefisien korelasinya < 0,30 dinyatakan gugur,sedangkan item yang koefisien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
korelasinya ≥ 0,30 dinyatakan valid. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
dari 135 item diperoleh 64 item koefisien korelaisnya ≥ 0,30.
Tabel 3
Rekapitulasi uji coba validitas instrumen
No Aspek- Aspek Kepercayaan
diri
Indikator Jumlah item
Valid Gugur
1. Konsep diri yang positif
a. Penghargaan diri 3 3 0 b. Penyesuaian diri 4 2 2 c. Penerimaan diri 16 8 8 d. Penerimaan dari
orang lain
25 13 12
e. Penerimaan lingkungan
11 3 8
2. Yakin pada diri sendiri
a. Tidak membandingkan diri dengan orang lain.
3 1 2
b. Tidak terpengaruh oleh orang lain.
3 1 2
c. Memahami fisik 7 4 3 d. Memahami
kekurangan 6 2 4
e. Memahami kelebihan
3 1 2
f. Menyadari adanya kegagalan
4 2 2
g. Tidak putus asa 2 1 1 h. Berusaha sungguh-
sungguh sesuai dengan kemampuannya
2 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
No Aspek-Aspek Kepercayaan
diri
Indikator Jumlah Item
Valid Gugur
3. Optimis a. Berusaha memecahkan masalah
2 2 0
b. Pribadi yang terbuka
10 6 4
c. Berani menghadapi tantangan
6 4 2
d. Harapan dan pandangan yang positif mengenai masa depan
5 3 2
4. Mandiri a. Tidak tergantung pada orang lain
3 0 3
b. Mampu menyelesaikan tugas tanpa bantuan dari orang lain
9 1 8
5. Perasaan Aman a. Tidak dikuasai rasa takut
4 0 4
b. Tidak dikuasai rasa cemas
3 3 0
c. Tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan
2 1 1
d. Menghadapi masalah dengan tenang.
2 2 0
Jumlah 135 64 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
b. Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur adalah derajat keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan,2004: 310). Reliabilitas
menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu alat ukur dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Arikunto,2002: 154).
Untuk menguji taraf reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini, maka
dilakukan pembagian item yang bernomor ganjil dan genap dengan
menggunakan metode belah dua (split-half method) (Masidjo,1995: 218).
Metode belah dua ini lebih efisien dengan satu tes untuk satu kali
pengukuran. Metode ini sering disebut metode gasal-genap. Hasil dari
suatu tes dibelah menjadi dua bagian, dengan bagian pertama merupakan
skor dari item yang bernomor gasal (X) dan bagian kedua adalah skor
yang berasal dari item yang bernomor genap (Y). Skor dari masing-
masing item dijumlahkan untuk memperoleh skor total belahan pertama
dan belahan kedua. Skor total belahan pertama dikorelasikan dengan skor
total belahan kedua. Taraf reliabilitas dinyatakan dalam suatu koefisien
yaitu koefisien reliabilitas. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah
0,6003. Menurut Azwar (1992: 68) koefisien korelasi tersebut dikoreksi
dengan menggunakan formula korelasi dari Spearman Brown dengan
rumus sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
rtt =rgg
xrgg+1
2
keterangan rumus:
rtt : Koefisien reliabilitas
rgg : Koefisien korelasi item-item belahan ganjil dan genap.
Perhitungan taraf reliabilitas kuesioner dengan metode belah dua
(Split-half method) menggunakan teknik Product Moment dari Pearson
dan formula korelasi dari Spearman Brown sebagai berikut :
7. 15,16 ( belum mampu menganggap orang tua sebagai teman sendiri/sahabat)
Siswa semakin mampu menyadari bahwa orang tua dapat dianggap seperti teman sendiri/sahabat
Sahabat - Arti sahabat - Orang tua
sebagai sahabat kita
1 x 45 menit
Pribadi-sosial
Cerita Refleksi, Diskusi
• Walters, J. Donald. 2000 Rahasia Kecil Persahabatan. Yogyakarta: Kanisus.
8. 56 (belum merasa diri berharga)
Siswa semakin mampu menghargai diri sendiri
Penghargaan diri
- Arti harga diri
- Ciri-ciri orang yang menghargai diri
- Keuntungan
1 x 45 menit
Pribadi Refleksi, Diskusi
• Centi, J. Paul. 1993. Mengapa Rendah Diri? Yogyakarta: Kanisius
• Richardson, Edward. 2002. Love Yourself. Yogyakarta: Kanisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
jika orang mampu menghargai diri
9. 76 (mudah terpengaruh orang lain)
Siswa semakin yakin pada diri sendiri
Percaya diri
- Arti percaya diri
- Ciri orang yang percaya diri
- Keuntungan orang yang percaya diri
1 x 45 menit
Pribadi-Sosial
Refleksi, Diskusi
• Davies, Philippa. 2004. Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Yogyakarta: Torrent Books
• Hakim,Thursan. 2002. Mengatasi Rasa tidak Percaya Diri. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
10 46 (belum berani menghadapi tantangan)
Siswa semakin mampu menghadapi tantangan
Optimis - Arti Optimis - Ciri orang
yang optimis - Keuntungan
optimis
1 x 45 menit
Pribadi Refleksi, Diskusi,
• Lauster, Peter. 1990. Tes Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
B. Contoh Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB)
Satuan Pelayanan Bimbingan
Sekolah : SMP Negeri I Tepus, gunung Kidul
Kelas : VIII
Tahun : 2007/2008
A. Topik : Pemahaman Diri
B. Bidang Bimbingan : Pribadi-sosial
C. Jenis Layanan : Pemberian Informasi, Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Layanan : Pemahaman, Pengembangan dan Pemeliharaan
E. Kompetensi yang
ingin dicapai : Sesudah mengikuti kegiatan ini diharapkan siswa
semakin mampu memahami dirinya.
F. Indikator : Sesudah mengikuti kegiatan ini diharapkan siswa
mampu:
1. Menyebutkan potensi yang paling menonjol pada
dirinya.
2. Menyebutkan motto hidup dan cita-citanya.
3. Menjelaskan pengalaman yang paling
menyenangkan dan menyedihkan.
4. Menjelaskan peranan Tuhan dalam hidupnya.
G. Materi Pelayanan :
1. Potensi yang menonjol dalam dirinya.
2. Motto hidup dan cita-citanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3. Pengalaman yang menyenangkan dan
menyedihkan.
4. Peran Tuhan dalam hidupnya.
H. Strategi Penyajian :
1.Metode : Diskusi, Tanya jawab.
2.Langkah-langkah :
Kokurikuler Intrakurikuler
1. Fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan secara singkat.
2. Fasilitator mengajak peserta untuk menjadi peramal tetapi bukan untuk meramal orang lain, melainkan untuk diri sendiri dengan cara menjadi peramal lewat tangan mereka sendiri.
3. Fasilitator meminta peserta untuk menggambar tangan kiri menggunakan tangan kanan.
4. Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan simbol pada :
• Ibu jari : bakat/potensi yang dimiliki • Telunjuk : motto/semangat hidup • Jari tengah : cita-cita • Jari manis : pengalaman yang
menyenangkan • Jari kelingking : pengalaman yang
menyedihkan • Telapak tangan : campur tangan
Tuhan dalam pengalaman hidupnya. 5. Fasilitator meminta peserta untuk
mengungkapkan/sharing tentang hasil kerjanya.
6. Perwakilan dari siswa untuk mensharingkan dalam kelompok besar.
7. Fasilitator memberi kesimpulan dan menutup pertemuan.
Binimbing diminta untuk menuliskan manfaat dan kesannya tentang kegiatan ini dan mencatat dalam buku pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
I. Tempat Pelaksanaan : Ruang kelas VIII .
J. Waktu
Semester : I
Tanggal : ….. 2008,
Waktu : 90 menit
K. Pihak-pihak yang disertakan dalam penyelenggaraan pelayanan dan peranannya
masing-masing :-
N. Alat : -
O. Evaluasi :
1. Sebutkanlah potensi yang menonjol pada dirimu!
2. Jelaskan motto dan cita-citamu!
3. Jelaskan pengalaman yang menyenangkan dan menyedihkan dalam
hidupmu!
4. Jelaskan peran Tuhan dalam hidupmu!
P. Rencana Tindak Lanjut : konseling individual bagi siswa yang membutuhkan
• Sinurat,R.H.Dj. (1999). Konsep Diri dan Pengembangannya (Diktat Mata
Kuliah Dinamika Kelompok), Yogyakarta: FKIP Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta, 5 Desember 2007
Mengetahui,
Koordinator BK Guru Pembimbing
(………………) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Handout Pemahaman Diri
Gambaran diri pribadi sangatlah unik dan berkembang terus. Theo Riyanto
(2006: 15) mengatakan bahwa kita masing-masing adalah pribadi yang unik,
betatapun kita memiliki kesamaan-kesamaan yang cukup banyak. Keberadaan kita
juga memiliki tugas dan fungsi tertentu, yang tidak dimilki oleh orang lain.
Kita mampu memahami diri lewat media telapak tangan dan jari-jari kita.
Pemahaman diri dapat dilakukan secara terus-menerus. Dengan demikian, kita dapat
menemukan pemahaman diri yang utuh dan penuh. Pemahaman diri lewat jari
dimulai dari potensi diri, semangat/motto hidup, cita-cita, pengalaman yang paling
menyenangkan, pengalaman yang paling menyedihkan dan mengecewakan, dan
peranan Tuhan dalam sejarah sepanjang hidup kita. Pemahaman diri tidak akan
pernah habis untuk digali dan dibahas secara tuntas.
Pemahaman diri kita tidak bisa hanya satu demi satu, tetapi harus menyeluruh
seperti kita lihat dari kelima jari kita yang dapat mewakili pribadi kita. Jari-jari yang
ujungnya terpisah, ternyata tetap satu di dalam telapak tangan. Potensi, motto hidup,
cita-cita, pengalaman positif, dan pengalaman negatif tidak akan lepas sendiri-sendiri.
Semua ini harus kita lihat secara utuh bahwa dibalik semua ini yang mempersatukan
dan berperan adalah Tuhan sendiri. Kelima jari yang terpisah itu bersatu dalam
telapak tangan. Dalam telapak tangan, semua yang ada bersatu dan yang menjadi
sumber adalah Tuhan. Tuhan sendiri yang mempersatukan segala-galanya. Hanya,
sekarang ini sejauh mana kita menyadari peran Tuhan dalam hidup kita? Apakah kita
menyadari adanya campur tangan Tuhan dalam: potensi, moto hidup, cita-cita,
pengalaman positif, dan pengalaman negatif? Apakah kita mampu untuk
merenungkan campur tangan Tuhan dalam perjalanan sejarah hidup kita sampai saat
ini?.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB VI
PENUTUP
A. Ringkasan
Topik penelitian ini adalah deskripsi tingkat kepercayaan diri siswa-
siswi SMP Negeri I Tepus Tahun Ajaran 2007/2008 dan implikasinya
terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal. Topik ini dipilih dengan
pertimbangan bahwa kepercayaan diri sangat penting dimiliki oleh setiap
orang. Orang yang percaya diri dapat menyelesaikan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik. Ia juga mempunyai keberanian dan kemampuan
untuk meningkatkan prestasinya sendiri. Selanjutnya orang yang percaya
diri akan lebih mudah dipercaya oleh orang lain, karena penampilan dan
keberaniannya untuk bertindak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri
siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri I Tepus Tahun Ajaran 2007/2008 dan
memberikan usulan kepada sekolah melalui usulan topik-topik bimbingan
klasikal yang akan diberikan kepada guru Bimbingan dan Konseling.
Pertanyaan yang dijawab dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
tingkat kepercayaan diri siswa/i kelas VIII SMP Negeri I Tepus Tahun
Ajaran 2007/2008? Dan topik-topik bimbingan klasikal apa saja yang sesuai
untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa/i kelas VIII SMP Negeri I
Tepus Tahun Ajaran 2007/2008?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab III bahwa jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi
penelitian ini adalah siswa/i kelas VIII SMP Negeri I Tepus Tahun Ajaran
2007/2008 sebanyak 144 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
sampel yang berjumlah 60 siswa. Sisa dari sampel, berjumlah 36 siswa
dipakai untuk uji coba. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 1
Oktober 2007.
Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang disusun oleh peneliti
sendiri. Instrumen tersebut memuat lima aspek yaitu: (1) Konsep diri yang
positif; (2) Yakin pada diri sendiri; (3) Optimis; (4) Mandiri; (5) Perasaan
Aman. Kuesioner final yang digunakan dalam penelitian memuat 82 butir
pertanyaan.
Teknik analisis data yang digunakan meliputi tabulasi data tentang
tingkat kepercayaan diri siswa/i kelas VIII SMP Negeri I Tepus Tahun
Ajaran 2007/2008, distribusi frekuensi, dan penentuan kualifikasi tingkat
kepercayaan diri siswa/i kelas VIII SMP Negeri I Tepus berdasarkan
Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe I. Penggolongan kualifikasi tingkat
kepercayaan diri siswa/i kelas VIII SMP Negeri I Tepus Tahun Ajaran
2007/2008 meliputi: sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tingkat kepercayaan diri
siswa/i kelas VIII SMP Negeri I Tepus Tahun Ajaran 2007/2008 sangat
bervariasi: 1 siswa (1,67%) mempunyai tingkat kepercayaan diri yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
“sangat tinggi”, 9 siswa (15%) mempunyai tingkat kepercayaan diri
“tinggi”, 48 siswa (80,00%) mempunyai tingkat kepercayaan diri “cukup”,
dan 2 siswa (3,33%) mempunyai tingkat kepercayaan diri “rendah, dan tidak
ada siswa yang mempunyai tingkat kepercayaan diri “sangat rendah”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri siswa/i kelas
VIII SMP Negeri I Tepus termasuk “cukup”.
B. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagian besar siswa/i kelas
VIII SMP Negeri I Tepus Tahun Ajaran 2007/2008 mempunyai tingkat
kepercayaan diri “cukup”.
C. Saran-Saran
1. Bagi SMP Negeri I Tepus
a. Pihak SMP Negeri I Tepus
SMP Negeri I Tepus disarankan mengadakan bimbingan klasikal
bagi setiap kelas. Hendaknya setiap minggu, kegiatan bimbingan
juga dilaksanakan walaupun hanya satu jam pelajaran. Dalam hal ini
kegiatan bimbingan klasikal bagi para siswa/i sangat perlu dilakukan
untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa/i.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
b. Konselor Sekolah
Konselor sekolah hendaknya mempersiapkan program
bimbingan yang dapat digunakan untuk bimbingan klasikal. Program
tersebut kemudian disusun satuan pelayanan bimbingan (SPB).
Selain itu, konselor sekolah juga harus peka terhadap anak yang
kepercayaan dirinya kurang. Apabila konselor sekolah melihat
tanda-tanda bahwa kepercayaan diri anak rendah, maka konselor
berhak memanggil anak tersebut untuk diajak konseling.
c. Siswa
Siswa diharapkan mampu memahami topik-topik bimbingan
percaya diri yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling.
Dengan memahami topik tersebut diharapkan siswa dapat
meningkatkan kepercayaan diri mereka. Apabila siswa mengalami
kesulitan dalam meningkatkan kepercayaan diri maka diharapkan
siswa bersedia melakukan wawancara pribadi/konseling.
2. Bagi Peneliti lain
a. Mengingat pentingnya kepercayaan diri bagi kehidupan seseorang,
alangkah baiknya apabila peneliti-peneliti lain mau mengembangkan
penelitian ini di mana sampel penelitian tidak hanya terbatas pada
siswa sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Mengingat pentingnya rasa percaya diri, peneliti lain diharapkan mengadakan
penelitian tentang pokok yang sama agar setiap hasil penelitian dapat saling
melengkapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Daftar Pustaka
Angelis, De B. 2003. Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka
Cipta Azwar, S. 2004. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset -----------.1992. Reliabilitas dan Validitas. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bruno, F. J. 1989. Kamus Istilah Kunci Psikologi. Yogyakarta: Kanisius
Centi, P.J. 1993. Mengapa Rendah diri? Yogyakarta: Kanisius
Davies, P. 2004. Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Yogyakarta: Torrent Books Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka Furchan, A. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional -----------------. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional Hadi, S. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset
-----------------. 1990. Analisis Butir Instrumen, Angket, Tes, dan Skala nilai dnegan BASICA. Yogyakarta: Andi Offset
Hakim,T. 2002. Mengatasi Rasa tidak Percaya Diri. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia Hurlock. 1989. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Iswidharmanjaya, Deri. Gregorius Agung. Psycholastic. 2004. Satu Hari Menjadi Lebih Percaya Diri. Jakarta: Gramedia
Lauster, Peter. 1990. Tes Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara
Lie, Anita. 2004. 101 Cara Menumbuhkan Percaya Diri Anak. Jakarta: Gramedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Masidjo.1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius
Monsanto, Carmen Pernia. 1992. Dalam Keheningan Memupuk Kepercayaan dan
Harga Diri. Yogyakarta: Kanisius Poerwodarminto. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai pustaka Prayitno dan Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta Ramadhani, S. 2006. Positive Communication. Yogyakarta: Diglossia Media
Riyanto, T. 2006. Jadikan Dirimu Bahagia. Yogyakarta: Kanisius
Sinurat. 1991. Konsep Diri dan Pengembangannya. Yogyakarta: USD
Sujanto, Agus. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Aksara Baru
Suparno, Paul. 2000. Statistika. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma
Taylor, Ros. 2003. Confidence In Just 7 Days. Yogyakarta: Divapress
The Gideons International. 1997. Perjanjian Baru, Mazmur dan Amsal. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia
Widarso, Wishnubroto. 2005. Sukses Membangun Percaya diri. Jakarta: Gramedia.
Winkel.1997.Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.
Winkel dan Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:
Grasindo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 1
KUESIONER TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI
SISWA/SISWI SMP NEGERI I TEPUS, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2007/2008
Kuesioner ini bertujuan untuk mengungkap tingkat kepercayaan diri siswa/siswi
SMP Negeri I Tepus berdasarkan pengalaman masing-masing siswa. Untuk itu, saya
mengharapkan kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti,jujur, dan
sesuai dengan keadaan Anda. Data Anda bersifat rahasia dan jawaban Anda tidak
mempengaruhi nilai raport. Atas kesediaan Anda mengisi kuesioner ini saya ucapkan
banyak terima kasih.
Petunjuk Pengisian Kuesioner :
1. Bacalah kuesioner ini dengan teliti!
2. Isilah kuesioner di bawah ini dengan memberi tanda centang (√) pada kolom
alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan dirimu!
Alternatif jawaban :
• Ss : Sangat Sering
• Sr : Sering
• Cs : Cukup Sering
• J/TP : Jarang/Tidak Pernah
Identitas :
No absen :………………………………...
Jenis Kelamin : ………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Kelas :…………………………………
Hari /Tanggal Pengisian :………………………………..
No Item Ss Sr Cs J/Tp
1. Saya mampu memahami kekurangan yang saya
miliki.
2. Saya mengetahui bahwa kekurangan yang saya
miliki harus saya perbaiki.
3. Saya menyadari kelebihan yang saya miliki.
4. Saya bangga karena sekolah saya bagus.
5. Saya mampu bekerjasama dengan orang lain.
6. Saya tidak mendapat kebebasan berbicara di
keluarga saya.
7. Saya senang membantu orang tua saya.
8. Saya berani memberikan nasehat kepada anggota
keluarga lain yang melakukan kesalahan.
9. Perlakuan orang tua saya cukup adil terhadap anak-
anaknya.
10. Saya bahagia dengan keadaan keluarga saya
sekarang.
11. Saya diberi kebebasan untuk memilih cita-cita saya.
12. Saya berani meminta maaf apabila saya melakukan
kesalahan.
13. Saya dilatih menyelesaikan setiap masalah yang
saya hadapi dengan baik.
14. Saya mendapat pengalaman dan pengetahuan dari
orang tua saya mengenai perubahan fisik yang
terjadi pada diri saya.
15. Saya dianggap dewasa oleh orang tua saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
16. Saya merasa bahwa orang tua saya seperti teman
saya sendiri sehingga saya bebas mengungkapkan
apa yang terjadi pada diri saya.
17. Saya diterima dengan baik oleh orang tua saya.
18. Saya merasa disayangi oleh keluarga saya.
19. Saya menghormati guru yang sedang mengajar di
kelas.
20. Saya berani mengungkapkan pendapat saya
terhadap guru.
21. Saya diterima oleh guru saya.
22. Saya diremehkan oleh guru saya.
23. Saya senang bergaul dengan banyak teman.
24. Saya malu ketika saya harus menyapa lebih dulu
kepada teman saya.
25. Saya merasa cemas dengan penilaian orang lain
terhadap saya.
26. Saya mampu berbicara lancar ketika berhadapan
dengan teman lain.
27. Saya hanya bergaul dengan teman sekelas saja.
28. Saya tidak berani mengungkapkan pendapat saya.
29. Saya merasa senang karena saya diterima oleh
teman lain.
30. Saya kesulitan bergaul dengan teman yang baru
saya kenal.
31. Saya menganggap teman baru itu sebagai musuh
saya.
32. Saya malu ketika bergaul dengan teman yang lebih
kaya dari pada saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
33. Kebutuhan saya tercukupi.
34. Saya mampu hidup secara sederhana.
35. Saya mau mengakui keadaan diri saya kepada orang
lain.
36. Saya mampu menghargai diri saya sendiri.
37. Saya menerima keadaan diri saya apa adanya.
38. Saya menerima kenyataan hidup saya.
39. Saya tidak mampu menyesuaikan diri saya dengan
orang lain.
40. Saya mengeluh dengan keadaan tubuh saya
41. Saya merawat tubuh saya dengan baik
42. Saya senang dengan bentuk rambut saya
43. Saya puas dengan keadaan diri saya
44. Saya tidak bangga dengan kemampuan yang saya
miliki.
45. Saya tidak mau berusaha memecahkan setiap
masalah yang saya hadapi.
46. Saya berani menghadapi tantangan dengan tegar.
47. Saya mempunyai cita-cita untuk masa depan saya.
48. Saya terbuka kepada orang lain tentang keadaan diri
saya
49. Saya mampu menceritakan apa yang terjadi pada
diri saya kepada orang lain.
50. Saya berharap hari depan saya lebih baik dari pada
sekarang.
51. Saya berfikir bahwa hari depan saya harus lebih
baik dari pada sekarang
52. Saya mampu bersikap tenang dalam menghadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
ujian
53. Saya mudah cemas dalam situasi yang
menegangkan.
54. Saya mampu menyelesaikan masalah dengan
tenang
55. Setiap tindakan yang saya lakukan tidak mendapat
dukungan dari orang lain.
56. Saya merasa diri saya berharga
57. Saya tidak mampu menghormati diri saya
58. Saya tidak diterima oleh keluarga saya
59. Saya tidak berani jika berbeda pendapat dengan
orang lain
60 Saya sadar bahwa kegagalan itu awal dari
keberhasilan
61. Saya merasa bahwa kegagalan adalah suatu
pengalaman yang berharga buat saya
62. Saya putus asa dalam mencari jalan keluar dari
setiap masalah
63. Saya berusaha sungguh-sungguh dalam melakukan
sesuatu sesuai dengan kemampuan saya
64. Saya ragu-ragu dalam mengambil setiap tindakan
65. Saya menyadari bahwa bakat yang saya miliki
harus saya kembangkan.
66. Saya ingin menjadi seperti orang lain.
67. Saya sadar bahwa diri saya berbeda dengan orang
lain.
68. Saya diberi kesempatan oleh orang tua saya dalam
menyelesaikan masalah saya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
69. Saya meminta pertimbangan orang lain sebelum
saya mengambil keputusan.
70. Saya merasa malu apabila saya tidak diterima oleh
teman saya
71. Saya tidak putus asa dalam menghadapi setiap
masalah.
72. Saya tidak takut ketika saya berbicara di depan
kelas
73. Saya mampu menyelesaikan masalah saya sendiri.
74. Saya mampu menyelesaikan pekerjaan saya sendiri
tanpa bantuan orang lain.
75. Saya tidak berani melakukan aktivitas sendiri.
76. Saya tidak terpengaruh oleh ajakan teman saya
untuk meninggalkan jam pelajaran di kelas.
77. Saya tidak yakin dengan kemampuan saya
78. Saya yakin dengan apa yang telah saya putuskan
79. Saya malu karena letak rumah saya jauh dari
keramaian.
80. Saya kurang puas dengan keadaan diri saya
81. Saya mudah menyerah jika saya mengalami
kegagalan
82. Saya tidak mau berusaha meraih masa depan yang
lebih baik
Periksalah kembali jawaban Anda dan pastikan tidak ada nomor yang terlewati!
32 310 328 Sangat tinggi 90%<X<100%47 277 328 Tinggi 80%<X<89% 39 270 328 Tinggi 80%<X<89%40 268 328 Tinggi 80%<X<89%48 267 328 Tinggi 80%<X<89%49 265 328 Tinggi 80%<X<89%18 263 328 Tinggi 80%<X<89%29 263 328 Tinggi 80%<X<89%27 262 328 Tinggi 80%<X<89%23 262 328 Tinggi 80%<X<89%53 260 328 Cukup tinggi 65%<X<79% 21 259 328 Cukup tinggi 65%<X<79%11 256 328 Cukup tinggi 65%<X<79%44 256 328 Cukup tinggi 65%<X<79%57 256 328 Cukup tinggi 65%<X<79%13 255 328 Cukup tinggi 65%<X<79%31 255 328 Cukup tinggi 65%<X<79%38 255 328 Cukup tinggi 65%<X<79%52 253 328 Cukup tinggi 65%<X<79%60 253 328 Cukup tinggi 65%<X<79%22 252 328 Cukup tinggi 65%<X<79%35 250 328 Cukup tinggi 65%<X<79%20 249 328 Cukup tinggi 65%<X<79%5 246 328 Cukup tinggi 65%<X<79%
30 246 328 Cukup tinggi 65%<X<79%42 244 328 Cukup tinggi 65%<X<79%50 244 328 Cukup tinggi 65%<X<79%37 244 328 Cukup tinggi 65%<X<79%56 242 328 Cukup tinggi 65%<X<79%43 242 328 Cukup tinggi 65%<X<79%15 242 328 Cukup tinggi 65%<X<79%8 240 328 Cukup tinggi 65%<X<79%
12 239 328 Cukup tinggi 65%<X<79%28 239 328 Cukup tinggi 65%<X<79%34 237 328 Cukup tinggi 65%<X<79%45 236 328 Cukup tinggi 65%<X<79%24 236 328 Cukup tinggi 65%<X<79%14 236 328 Cukup tinggi 65%<X<79%46 235 328 Cukup tinggi 65%<X<79%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36 234 328 Cukup tinggi 65%<X<79%3 234 328 Cukup tinggi 65%<X<79%1 234 328 Cukup tinggi 65%<X<79%2 233 328 Cukup tinggi 65%<X<79%
26 232 328 Cukup tinggi 65%<X<79%16 232 328 Cukup tinggi 65%<X<79%10 231 328 Cukup tinggi 65%<X<79%7 231 328 Cukup tinggi 65%<X<79%
55 230 328 Cukup tinggi 65%<X<79%6 229 328 Cukup tinggi 65%<X<79%
51 226 328 Cukup tinggi 65%<X<79%41 226 328 Cukup tinggi 65%<X<79%33 225 328 Cukup tinggi 65%<X<79%9 225 328 Cukup tinggi 65%<X<79%
25 224 328 Cukup tinggi 65%<X<79%19 224 328 Cukup tinggi 65%<X<79%4 224 328 Cukup tinggi 65%<X<79%
58 221 328 Cukup tinggi 65%<X<79%54 218 328 Cukup tinggi 65%<X<79%59 212 328 Rendah 55%<X<64% 17 210 328 Rendah 55%<X<64%