Top Banner

of 26

Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

May 29, 2018

Download

Documents

Rochman Hadi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    1/27

    PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    APLIKASI LIMBAH CAIR TAPIOKASEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF BERUPA BIOGAS

    BIDANG KEGIATAN

    PKMP

    Diusulkan oleh :

    TITO NUR AFANDI 904342473344/2004MAGDALENA PUTRI N. 304342473338/2004GRIENY NURADI ATMIDA 904342474612/2004ADZIMATUR MUSLIHASARI 305342481439/2005

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    MALANG

    2008

    LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    REVISI PKMP 2008

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    2/27

    1. Judul Kegiatan :Limbah Cair Tapioka Sebagai Sumber Energi Alternatif

    Biogas

    2. Bidang kegiatan : () PKMP ( ) PKMK( ) PKMT ( ) PKMM

    3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian

    () MIPA ( ) Teknologi dan rekayasa( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora

    ( ) Pendidikan

    4. Ketua Pelaksana Kegiatan

    a. Nama Lemgkap : Tito Nur Afandi

    b. NIM : 304342473344

    c. Jurusan : Biologi

    d. Universitas : Universitas Negeri Malang

    e. Alamat rumah dan No.telp : Jl. Simp.Bogor 28 Mlg

    (085230134143)

    f. Alamat Email : [email protected]

    5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang

    6. Dosen Pendamping

    a. Nama : Balqis, S.Pd, MSi

    b. NIP : 132207676

    c. Alamat Rumah : Jl.Asahan No.3 Malang (08123319683)

    7. Biaya Kegiatan Total :a. Dikti : Rp. 6.000.000,00

    b. Sumber lain : -

    8. Jangka waktu pelaksanaan : 4 bulan

    Malang, 13 Maret 2008

    Menyetujui:

    Ketua Jurusan Biologi Ketua Kelompok

    Dr. Abdul Gofur, M.Si Tito Nur Afandi NIP. 131475810 NIM.904342473344

    a.n. Rektor

    Pembantu Rektor

    Bidang Kemahasiswaan Dosen Pembimbing

    Drs. Kadim Masjkur, M.Pd Balqis, S.Pd, M.Si

    NIP. 130899262 NIP. 132207676

    A. JUDUL PROGRAM

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    3/27

    Aplikasi Limbah Cair Tapioka Sebagai Sumber Energi Alternatif Berupa Biogas

    B. LATAR BELAKANG MASALAH

    Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan hasil

    bumi. Salah satu sumber daya alam yang akhir-akhir ini menjadi masalah adalah

    produksi bahan bakar minyak di Indonesia yang semakin menurun. Di sisi lain,

    permintaan bahan bakar minyak dalam negeri terus meningkat karena usaha

    perbaikan ekonomi dan pertambahan penduduk. Kondisi tersebut menjadikan

    Indonesia yang dulu dikenal sebagai salah satu negara pengekspor minyak bumi

    berbalik menjadi salah satu negara pengimpor minyak bumi.

    Dibalik ancaman serius di atas ada peluang bagi energi-energi alternatif,

    khususnya energi yang dapat diperbaharui (renewable energy) untuk

    dimanfaatkan secara optimal. Hal ini memberikan peluang bagi pengembangan

    industri yang menghasilkan sumber energi non minyak bumi. Sumber energi

    alternatif yang dapat diperbaharui di Indonesia relatif lebih banyak, diantaranya

    adalah tenaga angin, panas matahari, air, geotermal, biomassa, bahan-bahan

    limbah organik, dan biogas. Peluang pengembangan energi alternatif yang dapat

    diperbaharui saat ini cukup besar, sebagai contoh pemanfaatan minyak jarak dan

    minyak sawit sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak. Selain bahan

    bakar yang berbentuk minyak, saat ini juga mulai dikembangkan bahan bakar

    dalam bentuk gas.

    Salah satu contoh pemanfaatan hasil bumi adalah pengolahan singkong.

    Singkong banyak ditanam di berbagai daerah Indonesia karena perawatan yang

    mudah dan tidak memerlukan banyak air dan pupuk, sehingga produksinya sangat

    melimpah. Singkong mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh antara lain38,05 gr karbohidrat, 0,28 gr lemak, 1,8 gr serat, dan 1,36 gr protein dalam 100 gr

    bahan (Riana, 2000). Dalam setiap 100 gram, terkandung 567 kalori, sehingga

    singkong dapat digunakan sebagai pengganti bahan makanan utama di Indonesia

    yaitu beras (BPPT, 2007). Umumnya, singkong diolah menjadi tepung tapioka

    agar tahan lama dan meningkatkan nilai jualnya. Perkembangan industri tapioka

    di Indonesia semakin meningkat, baik industri besar maupun skala rumah tangga.

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    4/27

    Keberadaan industri tapioka secara tidak langsung dapat meningkatkan tingkat

    perekonomian masyarakat yang ada disekitarnya.

    Proses pembuatan tepung tapioka dari singkong menghasilkan limbah,

    yaitu limbah padat yang berupa onggok dan limbah cair. Limbah cair seringkali

    merisaukan masyarakat karena limbah tersebut menghasilkan bau yang tidak

    sedap dan jumlahnya dapat mencapai 8000 liter untuk satu ton pengolahan

    singkong. Seringkali limbah cair ini hanya dibuang ke sungai sehingga mencemari

    perairan sungai.

    Limbah agroindustri merupakan bahan yang seringkali kurang atau tidak

    bernilai ekonomis, sehingga harganya menjadi murah dan bahkan pada taraf

    tertentu merupakan sumber pencemaran bagi lingkungan. Dengan demikian

    pemanfaatan limbah agroindustri akan berdampak positif bagi bisnis maupun bagi

    lingkungan secara keseluruhan. Kandungan bahan organik yang cukup tinggi pada

    limbah agroindustri seperti industri kepala sawit, peternakan, tahu, gula, dan sagu

    dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan energi alternatif. Bahan bakar

    yang dapat dijadikan alternatif adalah aseton, butanol, dan etanol. Ketiga bahan

    tersebut, selama ini diproduksi dari senyawa petrokimia. Di lain pihak, limbah

    agroindustri yang berpotensi untuk dikonversi menjadi aseton, butanol, dan etanol

    adalah tetes tebu, limbah tapioka dan limbah industri sagu, serta hidrolisat

    lignoselulosa misalnya dari limbah padat industri kelapa sawit (Febriyanti, 2004).

    Beberapa contoh energi alternatif yang telah dikembangkan dari limbah

    agroindustri di Indonesia adalah briket arang, biodiesel serta biogas. Biogas

    adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-

    bahan organik termasuk diantaranya kotoran manusia dan hewan, limbah

    domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yangbiodegradable dalam kondisi anaerobik. Bahan yang sudah umum digunakan

    sebagai bahan baku bahan baku biogas adalah kotoran ternak hewan memamah

    biak seperti sapi. Dapat dipastikan bahwa kototan hewan memamah biak banyak

    mengandung senyawa penghasil biogas. Kandungan utama dalam biogas adalah

    metana dan karbon dioksida (Wikipedia, 2006). Berdasarkan penelitian, rasio C/N

    dari kotoran sapi perah cukup rendah dapat menghasilkan biogas dalam jumlah

    yang banyak.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aktifitas_anaerobik&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Organik&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aktifitas_anaerobik&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Organik&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida
  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    5/27

    Biogas akan mudah terbakar apabila banyak mengandung metana. Metana

    mudah dihasilkan oleh bahan yang mengandung rasio C/N kurang dari 30 dengan

    syarat bahan baku tersebut mengandung bakteri pengurai sehingga terjadi

    fermentasi. Semakin rendah rasio C/N, maka akan semakin besar metana yang

    dihasilkan. Limbah cair tapioka berasal dari industri yang bahan bakunya banyak

    mengandung karbohidrat, sehingga jumlah rasio C/N dapat diperkirakan

    jumlahnya lebih dari 30. Keadaan tersebut tidak menghambat limbah cair tapioka

    untuk menghasilkan biogas karena dalam limbah cair tersebut banyak

    mengandung bakteri pengurai. Hanya saja gas metana yang dihasilkan jumlahnya

    sedikit.

    Pengembangan bahan bakar dalam bentuk gas dapat diperoleh dari limbah

    industri tapioka, terutama limbah cairnya. Hal ini dimungkinkan karena limbah

    cair industri tapioka merupakan limbah organik yang dapat mengalami

    biodegradasi dalam kondisi anaerobik. Berdasarkan hal di atas maka dapat

    diasumsikan bahwa limbah cair industri tapioka dapat dijadikan sebagai sumber

    energi alternatif berupa biogas dengan cara fermentasi apabila ditambahkan

    dengan kotoran sapi perah.

    Pemanfaatan biogas oleh masyarakat masih sangat kurang. Biogas dari

    limbah cair tapioka sangat berpotensi untuk dikembangkan pada skala rumah

    tangga. Kecukupan energi pada masyarakat, terutama yang berada di sekitar

    Industri tapioka dan daerah terpencil (misalnya daerah transmigrasi) dapat diatasi

    dengan menggunakan biogas dari limbah cair industri tapioka yang murah, ramah

    lingkungan, mudah diperoleh dan dapat diperbaharui.

    C. PERUMUSAN MASALAH PROGRAM1. Masalah Penelitian

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

    masalah sebagai berikut.

    a. Bagaimanakah pengaruh penambahan kotoran ternak sapi perah ke dalam

    limbah cair tapioka terhadap penghasilan biogas?

    b. Bagaimana efisiensi biogas yang dihasilkan dari limbah cair tapioka dengan

    penambahan kotoran ternak sapi perah?

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    6/27

    2. Definisi Istilah

    Untuk menghindari kesalahpahaman persepsi terhadap beberapa istilah

    penting yang ada pada penulisan karya ini, maka diberikan beberapa definisi

    istilah sebagai berikut.

    a. Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobikatau fermentasi dari

    bahan-bahan organik.

    b. Limbah cair tapioka adalah limbah yang berupa cairan dari industri tepung

    tapioka yang merupakan air sisa pencucian hingga pengendapan singkong.

    c. Slurry merupakan Limbah, baik limbah cair tapioka maupun limbah kotoran

    sapi yang akan dimasukkan ke dalam digester untuk menghasilkan biogas.

    3. Batasan Masalah

    Masalah yang berkenaan dengan penelitian ini sangat banyak dan

    kompleks, begitu juga dengan komponen yang terlibat didalamnya. Namun karena

    adanya faktor keterbatasan penulis, maka penulis membatasi masalah penelitian

    sebagai berikut.

    a. Setiap digester berisi 6 liter limbah cair tapioka yang ditambah dengan kotoran

    sapi perah dengan perlakuan 0 kg, 2kg, 3kg, dan 6kg.

    b. Limbah cair industri tapioka yang dipakai untuk penelitian ini adalah limbah

    yang sudah ditampung pada bak penampungan limbah selama 3 hari yang

    diperoleh dari industri tapioka di Pagak, Kabupaten Malang.

    c. Limbah kotoran sapi perah adalah limbah segar yang sudah satu hari keluar dari

    tubuh sapi yang diperoleh dari peternakan sapi perah di Batu Malang.

    d. Masalah yang dikaji adalah pengaruh penambahan kotoran ternak sapi perah ke

    dalam limbah cair tapioka terhadap penghasilan biogas .

    D.TUJUAN PROGRAM

    Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

    1. Mengidentifikasi pengaruh penambahan kotoran ternak sapi perah ke

    dalam limbah cair tapioka terhadap penghasilan biogas.

    2. Mengidentifikasi efisiensi biogas yang dihasilkan dari limbah cair tapioka

    dengan penambahan kotoran ternak sapi perah.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aktifitas_anaerobik&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Organik&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aktifitas_anaerobik&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Organik&action=edit
  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    7/27

    E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

    Setelah terlaksananya penelitian pengembangan ini diharapkan dapat

    tercipta produk berupa biogas yang berasal dari limbah cair industri tapioka yang

    nantinya dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti gas elpiji.

    F. KEGUNAAN PROGRAM

    Kegunaan dari penelitian pengembangan biogas limbah cair tapioka ini,

    antara lain:

    1. Memberikan inspirasi serta solusi hemat kepada

    masyarakat tentang manfaat limbah industri tapioka sebagai bahan alternatif

    pembuatan biogas pengganti elpiji.

    2. Memberikan inspirasi kepada industri tapioka untuk

    memanfaatkan limbah industri tapioka sebagai bahan alternatif pembuatan

    biogas pengganti elpiji.

    3. Mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan

    oleh limbah cair industri tapioka serta limbah peternakan sapi perah.

    G. TINJAUAN PUSTAKA1. Industri Tapioka

    Tapioka adalah tepung dengan bahan baku singkong dan merupakan salah

    satu bahan untuk keperluan industri makanan, farmasi, tekstil, perekat, dan lain-

    lain (Joomla, 2005). Menurut Wahyuadi (1996), teknologi pembuatan tepung

    tapioka pada industri rumah tangga seperti tertera pada Gambar 2.1.

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    8/27

    Limbah cair

    Limbah cair

    Gambar 2.1.Alur Proses Pembuatan Tepung Tapioka

    Singkong dikupas, dicuci, kemudian diparut dengan mesin diesel hingga

    dihasilkan bubur singkong. Penambahan air perlu dilakukan agar proses

    pemarutan lebih lancar. Selanjutnya, bubur singkong disaring menggunakan kain

    kasa dengan mesh 100 - 120. Penyaringan dilakukan dengan menyemprotkan airsedikit demi sedikit melalui pipa-pipa. Hasil saringan diendapkan dalam bak-bak

    pengendapan sekitar empat jam. Setelah pengendapan dianggap cukup, air yang

    terdapat di bagian atas dibuang sebagai limbah cair dan tepung tapioka basah yang

    telah mengendap, yaitu berkisar antara 19% - 25% diambil dan dikeringkan

    dibawah sinar matahari. Pati yang sudah kering, digiling untuk menghasilkan

    tepung tapioka yang berkualits baik.

    Singkong Dikupas Dicuci

    Diparut

    Disaring 100 120 mesh

    Diendapkan

    DikeringkanDigilingProduk

    tapioka

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    9/27

    2. Limbah Industri Tapioka

    Melalui teknologi sederhana, potensi limbah organik yang ditimbulkan

    oleh industri kecil, khususnya di Pulau Jawa dapat dimanfaatkan sebagai produk

    pangan, pakan, pupuk, sumber energi, bahan bangunan, pulp, bahan kimia, dan

    lain-lain (Retnaningtyas, 2004).

    Secara umum, pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan cara

    pengurangan sumber ( source reduction), penggunaan kembali, pemanfaatan

    (recycling), pengolahan (treatment), dan pembuangan. Banyak jenis limbah dapat

    dimanfaatkan kembali melalui daur ulang atau dikonversikan ke produk lain yang

    berguna. Limbah yang dapat dikonversikan ke produk lain, misalnya limbah dari

    industri pangan. Limbah tersebut biasanya masih mengandung serat, karbohidrat,

    protein, lemak, asam organik, dan mineral (Retnaningtyas, 2004). Pada dasarnya

    limbah dapat mengalami perubahan secara biologis sehingga dapat dikonversikan

    ke produk lain seperti: energi, pangan, pakan, pupuk organik, dan lain-lain.

    Proses pengolahan singkong menjadi tepung tapioka akan menghasilkan

    limbah 2/3 sampai 3/4 dari bahan mentahnya (Amri, 1998). Limbah tepung

    tapioka terdiri atas limbah padat yang biasa disebut onggok dan limbah cair.

    Limbah padat berupa kulit dan ampas. Kulit diperoleh dari proses pengupasan,

    sedangkan ampas yang berupa serat dan pati diperoleh dari proses penyaringan.

    Limbah cair industri tapioka dihasilkan selama proses pembuatan, mulai dari

    pencucian sampai proses pengendapan. Apabila limbah industri tapioka tidak

    diolah dengan baik dan benar dapat menimbulkan berbagai masalah, diantaranya

    penyakit gatal-gatal, batuk dan sesak nafas; timbul bau yang tidak sedap;

    mencemari perairan tambak sehingga ikan mati; perubahan kondisi sungai

    (pencemaran) (Wahyuadi, 1996).

    3. Biogas

    Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan

    organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Sumber

    energi biogas adalah bahan organik, seperti karbohidrat, lemak, dan protein.

    Biogas yang selama ini telah dikembangkan terutama berasal dari kotoran ternak

    seperti sapi, kerbau, babi, kuda, dan limbah industri tahu. Menurut Musanif

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    10/27

    (2003), komponen yang terdapat dalam biogas yang berasal dari kotoran ternak

    berkisar 60 % CH4 (metana), 38 % CO2, 2 % N2 , O2 , H2 , dan H2S. Sedangkan

    menurut Pindo (2007), biogas yang berasal dari limbah cair industri tahu

    mengandung CH4 54%-70%, CO2 27%-45%, O2 1%-4%, N2 0,5%-3%, CO 1%,

    dan sisanya adalah H2S.

    Secara ekonomis biogas dari kotoran ternak lebih menguntungkan

    daripada hanya dimanfaatkan menjadi pupuk. Contoh daerah yang telah

    mengembangkan biogas dari kotoran ternak adalah Kota Batu, Jawa Timur.

    Masyarakat Kota Batu yang berternak seperti sapi mulai membuat instalasi untuk

    menghasilkan biogas. Instalasi yang digunakan untuk pembuatan biogas dari

    kotoran ternak sangat mudah dan sederhana. Bahan yang digunakan hanya plastik

    untuk reaktor biogas dan penampungan gas, selang, dan rangkaian kompor

    (Musanif dkk, 2003).

    Pembuatan biogas dari limbah cair industri tahu mirip dengan pembuatan

    biogas dari kotoran ternak. Limbah cair tahu yang dihasilkan dari proses

    pembuatan tahu dimasukkan ke dalam digester permanen dan dibiarkan selama 30

    hari sampai dihasilkan gas berupa metana. Gas dengan tekanan tinggi yang ada di

    ruang penyimpanan gas dapat digunakan untuk pembakaran karena mempunyai

    kandungan CH4 (metana) melebihi 50%. Untuk produksi tahu dengan kapasitas

    kedelai 700 kg/hari dihasilkan tidak kurang dari 10,5 liter biogas. Sebanyak 1,2-

    2,0 liter biogas per hari dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan 1 rumah

    tangga dengan 4-5 orang anggota (Pindo, 2007).

    Biogas dapat digunakan sebagai elpiji dan pembangkit listrik sehingga

    dapat dijadikan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Manfaat energi

    biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah yangdipergunakan untuk memasak (Musanif, 2003). Menurut Febriyanti (2004),

    produksi biogas sebagai energi alternatif mempunyai keunggulan, yaitu: (1)

    biogas termasuk gas yang mudah terbakar dan bersifat hampir sama seperti gas

    alam, (2) biogas termasuk produksi gas yang tidak berbahaya, sehingga

    menguntungkan bagi teknologi lingkungan dalam hal penanganan limbah organik,

    (3) memiliki titik nyala yang tinggi dan tidak menghasilkan senyawaan menguap

    yang dapat meledak, (4) mudah didegradasi oleh mikroorganisme pengurai, (5)

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    11/27

    daya racun emisi biogas bersifat lemah, (6) bersifat aman bagi lingkungan.

    Menurut Simamora, dkk (2006), proses pembuatan biogas dipengaruhi

    beberapa faktor antara lain:

    1. Kondisi anaerob

    Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik oleh mikroorganisme

    anaerob

    2. Bahan baku isian

    Bahan baku isian berupa bahan organik seperti limbah industri peternakan,

    tahu, kelapa sawit, sagu, tebu, dan sebagainya.

    3. Imbangan C/N

    Imbangan karbon (C) dan nitrogen (N) yang terkandung dalam bahan organik

    sangat menentukan kehidupan dan aktivitas mikroorganisme. Imbangan C/N

    yang optimum bagi mikroorganisme pengurai adalah 25-30.

    4. Derajad keasaman (pH)

    Derajad keasaman yang optimum bagi kehidupan mikroorganisme adalah 6,5

    7,7.

    5. Suhu

    Produksi biogas akan menurun secara cepat akibat perubahan suhu yang

    mendadak di dalam instalasi pengolah biogas. Upaya praktis untuk

    menstabilkan suhu adalah dengan menempatkan instalasi biogas di dalam

    tanah.

    6. Starter

    Starter merupakan mikroorganisme yang digunakan untuk mempercepat

    proses penguraian bahan organik hingga menjadi biogas.

    H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM

    1. Jenis Penelitian

    Penelitian yang akan dilakukan merupakan salah satu jenis penelitian

    eksperimental dengan menggunakan variabel bebas, yaitu jumlah kotoran sapi

    perah 0%, 20%, 30% dan 50% masing-masing sebanyak 5 ulangan, dan dengan

    variabel terikat yaitu, volume gas (ml) dan waktu menyala gas (menit) yang diuji

    dengan dengan menggunakan rancangan percobaan acak lengkap (RAL).

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    12/27

    Sedangkan variabel kontrol dalam penelitian ini adalah suhu digester 320C-350C

    dan waktu pengambilan limbah cair tapioka dan kotoran sapi perah. Penelitian

    tersebut akan dilaksanakan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Malang.

    2. Populasi dan Sampel Penelitian

    Keseluruhan subyek penelitian (populasi) dalam penelitian ini adalah

    limbah cair tapioka. Sampel pada penelitian ini adalah limbah cair tapioka yang

    berasal dari industri tapioka di Pagak, Kabupaten Malang.

    3. Instrumen Penelitian

    Pada penelitian ini digunakan beberapa instrumen, antara lain:

    a.Alat:

    Tabung digester, tabung penampung gas, termometer, barometer, bak, gelas

    ukur, klep/kran, korek api, perangkat listrik (lampu dan jerigen).

    b. Bahan:

    Limbah cair tapioka dan kotoran sapi perah.

    4. Prosedur KerjaUntuk melaksanakan penelitian pengembangan biogas limbah cair

    tapioka, perlu dilakukan beberapa tahapan, yakni pembuatan digester,

    pencampuran limbah cair tapioka dengan kotoran ternak sapi perah, pengukuran

    rasio C/N, proses penghasilan biogas, pengujian biogas dengan nyala api hingga

    analisis data.

    a. Pembuatan Digester

    Digester merupakan alat penghasil biogas yang dibuat dari bahan seng,dengan spesifikasi ukuran masing-masing tabung sebagai berikut:

    1). Digester / Tabung pencerna

    a). diameter (d) = 20 cm

    b). tinggi (t) = 21 cm

    c). luas permukaan (L) = r2= 314 cm2

    d). volume (V) = L x t = 6594 cm2 = 6,6 liter

    e). diameter pipa penyalur = 6 mm

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    13/27

    2). Tabung penampung gas

    a) diameter (d) = 10 cm

    b) tinggi (t) = 21 cm

    c) luas permukaan (L) = r2 = 78,5 cm2

    d) volume (V) = L x t = 1648,5 cm2 = 1,6 liter

    e) diameter pipa penyalur = 6 mm

    Secara lengkap gambar alat penghasil biogas yang akan digunakan dalam

    penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1

    Keterangan

    (A). Digester /tangki pencerna

    (B). Tangki penampung gas

    (C). Gelas ukur (untuk mengukur volume air yang tuumpah dari tabung B, karena

    tekanan dari biogas)

    (1). Slurry (campuran limbah cair industri tapioka dengan kotoran ternak sapi

    perah)

    (2). Pengaduk slurry yang berfungsi sebagai pemecah kerak yang terbentuk di

    permukaan slurry.

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    14/27

    (3). Termometer

    (4). Lubang tempat pemasangan slurry

    (5). Pipa penyalur biogas

    (6). Kran /klep

    (7). Lubang untuk memasukkan air ke dalam tangki penampung biogas

    (8). Pipa untuk saluran air yang tumpah dari tabung B ke gelas ukur C

    (9). Barometer (alat pengukur tekanan gas)

    Setelah perangkat digester siap, maka akan dilanjutkan perlakuan berupa:

    b. Pencampuran Limbah Cair Tapioka dengan Kotoran Sapi Perah

    1) 6 kg limbah cair tapioka tanpa kotoran sapi perah (Perlakuan I 0%)

    2) Mencampurkan 4,8 kg limbah cair tapioka dengan 1,2 kg kotoran sapi

    perah (Perlakuan II 20%)

    3) Mencampurkan 4,2 kg limbah cair tapioka dengan 1,8 kg kotoran sapi

    perah (Perlakuan III 30%)

    4) Mencampurkan 3 kg limbah cair tapioka dengan 3 kg kotoran sapi perah

    (Perlakuan IV 50%)

    c. Pengujian Rasio C/N

    Menguji rasio C/N masing-masing perlakuan di Laboratorium Peternakan

    Universitas Brawijaya Malang.

    d. Penghasilan Biogas

    1) Memasukkan slurry masing-masing perlakuan ke dalam digester dan

    menutup dengan rapat sampai kedap udara.

    2) Menutup klep penghubung tangki A dan tangki B.

    3) Mengisi tangki penampung gas (tangki B) dengan air sampai penuh.

    4) Menjaga suhu pada kisaran 320C-350C dengan cara memberi lampu di

    bawah tabung digester.

    5) Membiarkan sampai 1 bulan (diaduk setiap 2 hari sekali).

    6) Membuka klep setelah 1 bulan dan mengukur volume air yang keluar dari

    tangki penampung gas dengan menggunakan gelas ukur.

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    15/27

    e. Pengujian Biogas

    Biogas yang dihasilkan diuji mengetahui waktu menyala gas. Caranya

    adalah dengan membuka klep pipa penyalur gas yang telah disumbat dengan

    saringan dari tembaga sehingga gas dapat keluar sedikit demi sedikit, yang

    selanjutnya menyulutkan api pada ujung pipa penyalur.

    f. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui pengukuran

    volume biogas yang diukur dari volume air yang keluar dari tangki penampung

    gas, serta menghitung waktu menyala gas yang telah dihasilkan. Data hasil

    pengamatan tersebut dimasukkan ke dalam tabel sebagai berikut.

    Tabel 3.1 Model tabel rekaman data volume dan waktu menyala gas.

    Perlakuan Ulangan Volume gas yang

    dihasilkan (ml)

    Waktu menyala gas

    (menit)

    0 % 1

    2

    3

    4

    5

    20 % 1

    2

    34

    5

    30 % 1

    2

    3

    4

    5

    50 % 1

    2

    34

    5

    7. Analisis Data

    Data berupa volume biogas (ml) dan waktu api dapat terus menyala

    (menit) diuji dengan menggunakan Uji BNT agar kedua data tersebut dapat

    dikombinasikan secara efektif dan efisien.

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    16/27

    I. Jadwal Kegiatan Program

    No Jenis Kegiatan Bulan ke1 2 3 4

    1. Pembuatanproposal

    2. Observasi

    Lapangan 3. Pembelian alat-alat

    penelitian 4. Pembuatan

    digester dan tangki

    penampung gaas

    5. Pengambilan

    limbah cair tapioka

    dan kotoran sapi

    perah

    6. Uji lab rasio C/N

    7. Pembuatan biogas

    8. Mengukur volume

    biogas

    9. Menguji biogas

    dengan nyala api 10. Analisis data 11. Laporan akhir

    J. Nama dan Biodata Pelaksana

    Ketua Pelaksanaa. Nama : Tito Nur Afandi

    b. NIM : 304342473344

    c. Fakultas/Program Studi : MIPA / S1 Biologi

    d. Perguruan tinggi : Universitas Negeri Malang

    e. Waktu Untuk PKM : 7jam/ minggu

    f. Pengalaman terakhir : LKTM IPA Wil. C Thn 2007

    Anggota 1

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    17/27

    Nama : Magdalena Putri Nugrahani

    NIM : 304342473338

    Fakultas/Program Studi : FMIPA/ S1 Biologi

    Perguruan tinggi : Universitas Negeri Malang

    Waktu Untuk PKM : 7jam/ minggu

    Pengalaman terakhir : PIMNAS XX 2007, Lampung

    Anggota 2

    a. Nama : Grieny Nuradi Atmida

    b. NIM : 404342474612

    c. Fakultas/Program Studi : MIPA / S1 Biologi

    d. Perguruan tinggi : Universitas Negeri Malang

    e. Waktu Untuk PKM : 7jam/ minggu

    f. Pengalaman : Presiden Mahasiswa Universitas Negeri

    Malang 2007/2008

    Anggota 3

    a. Nama : Adzimatnur Muslihasari

    b. NIM : 305342481439

    c. Fakultas/Program Studi : FMIPA/ S1 Biologi

    d. Perguruan tinggi : Universitas Negeri Malang

    e. Waktu Untuk PKM : 7jam/ minggu

    f. Pengalaman : Himpunan Mahasiswa Biologi 2006/2007

    K. Nama dan Biodata Dosen Pembimbing

    1. Nama : Balqis, S.Pd, M.Si.

    2. Golongan pangkat /NIP : Penata Muda/IIIb, 1322076763. Jabatan Fungsional : Lektor

    4. Jabatan Struktural : -

    5. Fakultas/ program studi : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    6. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Malang

    7. Bidang Keahlian : Biologi

    8. Waktu Untuk PKM : 5 jam/ minggu

    9. Pengalaman : Pembimbing LKTM IPA Wil. C Thn 2006

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    18/27

    Pembimbing LKTM IPA Wil. C Thn 2007

    Pembimbing LKTM Maba Thn 2007

    Pembimbing PKMP Bid.IPA Thn 2007

    L. Biaya

    No. Keterangan Perkiraan

    Biaya (Rp)

    1.

    2.

    3.

    Tahap Persiapan Kegiatan

    a. Observasi lokasi perusahaan tapioka

    b. Observasi lokasi peternakan sapi

    perah

    c. Pembelian alat-alat penelitian

    1. Seng 4 lembar @ Rp.

    70.000,00

    2. Besi 2 lonjor @ Rp. 30.000,00

    3. Termometer 20 buah @ Rp.

    15.000,004. Barometer 20 buah @ Rp.

    40.000,00

    5. Pipa kecil 10 meter @ Rp.

    8.000,00

    6. Gelas ukur 1 liter 20 buah @

    Rp. 25.000,00

    7. Perangkat listrik(lampu) 20set

    @ Rp. 20.000,00

    8. Bak 2 buah @ Rp. 15.000,00

    9. Jerigen 20 liter 10 buah @

    Rp.20.000,00

    Jumlah

    Tahap Pelaksanaan

    100.000

    100.000

    280.000

    60.000

    300.000

    800.000

    80.000

    500.000400.000

    30.000

    200.000

    2.850.000

    500.000

    500.000

    400.000

    1.440.000

    2.840.000

    150.000

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    19/27

    a. Pembuatan digester 20 set @ Rp. 25.000,00

    b. Biaya pengambilan limbah cair tapioka

    c. Biaya pengambilan kotoran sapi perah

    d. Uji lab rasio C/N 12 sampel @ Rp. 120.000,00

    Jumlah

    Tahap Pelaporan

    a. Penyusunan laporan

    b. Penggandaan laporan

    Jumlah

    Total Biaya

    160.000

    310.000

    6.000.000

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    20/27

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    21/27

    M. Daftar Pustaka

    Amri, Khoirul. 1998.Biokonservasi Penangkal Bau. (Online),(http://www.indomedia.com/intisari/1998/desember/halhi.htm, diakses 15 Maret

    2007)

    BPPT. 2007. Mengembangkan Energi Biogas. (Online),

    (http://lc.bppt.go.id/iptek/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=90,

    diakses 15 Maret 2007)

    Febriyanti, dkk. 2004.Energi Alternatif di Indonesia. (online), (http://alumni-

    ipb.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=188&Itemid=35,

    diakses 15 Maret 2007)

    Joomla. 2005. Tepung Tapioka-Pati. (online), (http://lc.bppt.go.id/iptek, diakses

    23 Maret 2007)

    Musanif, dkk. 2003.Biogas Skala Rumah Tangga. (Online),(http://agribisnis.deptan.go.id/Pustaka/bk%20ok.pdf, diakses 15 Maret 2007)

    Pindo, Agus. 2007. Tanpa Judul. (online),

    (http://www.lamongan.go.id/index.cfm?

    fuseaction=suratwarga.lihat_jawaban&Surat_ID=167, diakses 15 Maret 2007)

    Retnaningtyas, Estu. 2004. Mengelola Lingkungan lewat UKM Berbasis Limbah.(Online), (http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/usaha/ukm2.html, diakses 15

    Maret 2007)

    Simamora, Suhut. 2006. Membuat Biogas Pengganti Bahan Bakar Minyak danGas dari Kotoran Ternak. Depok: PT. AgroMedia Pustaka.

    Wahyuadi, Johny. 1996.Pemanfaatan Limbah. (Online),

    (http://www.menlh.go.id, diakses 15 Maret 2007)

    Wikipedia. 2006.Biogas. (online), (http://www.wikipedia.org/wiki/Biogas,

    diakses 15 Maret 2007)

    http://www.bi.go.id/sipuk/id/lm/tapioka/pendahuluan.asphttp://www.bi.go.id/sipuk/id/lm/tapioka/pendahuluan.asphttp://www.lamongan.go.id/index.cfm?fuseaction=suratwarga.lihat_jawaban&Surat_ID=167http://www.lamongan.go.id/index.cfm?fuseaction=suratwarga.lihat_jawaban&Surat_ID=167http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/usaha/ukm2.html,%20http://www.menlh.go.id/http://id.wikipedia.org/wiki/Biogashttp://www.bi.go.id/sipuk/id/lm/tapioka/pendahuluan.asphttp://www.bi.go.id/sipuk/id/lm/tapioka/pendahuluan.asphttp://www.lamongan.go.id/index.cfm?fuseaction=suratwarga.lihat_jawaban&Surat_ID=167http://www.lamongan.go.id/index.cfm?fuseaction=suratwarga.lihat_jawaban&Surat_ID=167http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/usaha/ukm2.html,%20http://www.menlh.go.id/http://id.wikipedia.org/wiki/Biogas
  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    22/27

    LAMPIRAN 1

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Dosen Pendamping

    1. Nama Lengkap :

    Balqis, S.Pd, M.Si

    2. Golongan/pangkat :

    Asisten Ahli/IIIb

    3. NIP : 132207676

    4. Jabatan :

    Lektor

    5. Tempat dan Tanggal Lahir : Malang, 21

    April 1971

    6. Jenis Kelamin : Perempuan

    7. Alamat rumah : Jl. Asahan 3

    Malang

    8. Telp : (0341)

    491579/ 08123319683

    9. Fakultas/jurusan/Fakultas :

    MIPA/Biologi/Universitas Negeri Malang

    10. Pendidikan Terakhir : Magister

    Biologi ITB Bandung

    11. Bidang keahlian :

    Fisiologi Tumbuhan

    12. Pengalaman dalam bidang yang mendukung:a. Pembimbing LKTM bidang IPA tingkat wilayah C Tahun 2006

    b. Pembimbing LKTM bidang IPA tingkat wilayah C Tahun 2007

    c. Pembimbing PKMP bidang MIPA Biologi tahun pendanaan 2007.

    Malang, 13 Maret 2008

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    23/27

    Balqis, M.Pd, S.Si

    NIP 132 207 676

    LAMPIRAN 2

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Ketua Kelompok

    1. Nama Lengkap : Tito Nur Afandi

    2. NIM : 904342473344

    3. Tempat dan Tanggal Lahir : Nganjuk, 13 Juni 1986

    4. Jenis Kelamin : Laki-laki

    5. Alamat rumah : Jl. Simpang Bogor No.28 Malang

    6. Telp : 085230134143

    7. Fakultas/jurusan/Fakultas : MIPA/Biologi/Universitas Negeri Malang

    8. Pendidikan Terakhir : SMA

    9. Pengalaman terakhir : Himpunan Mahasiswa Biologi UM

    LKTM IPA Wil. C Thn 2007

    Malang, 13 Maret 2008

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    24/27

    Tito Nur Afandi

    NIM.904342473344

    LAMPIRAN 3

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Anggota Kelompok

    1. Nama Lengkap :

    Grieny Nuradi Atmida

    2. NIM :

    904342474612

    3. Tempat dan Tanggal Lahir : Trenggalek,

    24 April 1986

    4. Jenis Kelamin : Laki-laki

    5. Alamat rumah : Jl Simpang

    Bogor No.28 Malang

    6. Telp :

    0813349590917. Fakultas/jurusan/Fakultas :

    MIPA/Biologi/Universitas Negeri Malang

    8. Pendidikan Terakhir : SMA

    9. Pengalaman Terakhir : Ketua

    Himpunan Mahasiswa Biologi UM

    Presiden Mahasiswa Universitas Negeri

    Malang 2007/2008

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    25/27

    Malang, 13 Maret 2008

    Grieny Nuradi Atmida

    NIM 904342474612

    LAMPIRAN 4

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Anggota Kelompok

    1. Nama Lengkap : Magdalena Putri Nugrahani

    2. NIM : 304342473338

    3. Tempat dan Tanggal Lahir : Malang, 12 Februari 1986

    4. Jenis Kelamin : Perempuan5. Alamat rumah : Jl Simpang Bogor No.28 Malang

    6. Telp : 085649705338

    7. Fakultas/jurusan/Fakultas : MIPA/Biologi/Universitas Negeri Malang

    8. Pendidikan Terakhir : SMA

    9. Pengalaman Terakhir : Himpunan Mahasiswa Biologi UM

    LSM Rhizopora Malang

    PIMNAS XX 2007, Lampung

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    26/27

    Malang, 13 Maret 2008

    Magdalena Putri Nugrahani

    NIM 304342473338

    LAMPIRAN 5

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Anggota Kelompok

    1. Nama Lengkap : Adzimatnur Muslihasari

    2. NIM : 305342481439

    3. Tempat dan Tanggal Lahir : Blitar, 4 Juni 1987

    4. Jenis Kelamin : Perempuan

    5. Alamat rumah : Jl Simpang Bogor No.28 Malang

    6. Telp : 08133303850

    7. Fakultas/jurusan/Fakultas : MIPA/Biologi/Universitas Negeri Malang

    8. Pendidikan Terakhir : SMA

    9. Pengalaman Terakhir : Himpunan Mahasiswa Biologi UM

  • 8/8/2019 Pkmp Aplikasi Limbah Cair Tapoika

    27/27

    Malang, 13 Maret 2008

    Adzimatur Muslihasari

    NIM 305342481439