Pikiran Rakyat ~~<' o Selasa o Rabu • Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 2 3 4 5 6 7 89 10 11 12 13 14 15 19 20 21 22 @ 24 25 26 27 28 29 30 31 OPeb o Mar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov • Des • erator AMPAH di Kota Ban- dung menjadi per- masalahan yang cukup pelik dalam satu buIan terakhir ini. Pola hidup masyarakat yang tidak ramah lingkungan dan keterbatasan sarana pengelolaan sampah dari pe- merintah menjadi penyebab diper- lukannya langkah nyata dalam menga- tasi sampah. Pengelolaan sampah di perkotaan terdiri atas berbagai teknik dan prosedur, tetapi pelaksanaannya di Kota Bandung saat ini mengundang perdebatan. Pemerintah Kota Bandung menye- but, pengelolaan sampah berteknologi tinggi yang akan digunakan adalah pembakaran sarnpah (insinerator). Pernkot Bandung menilai, penggunaan insinerator sesuai dengan kebijakan nasional dan provinsi. Narnun, langkah yang diambil Pernkot Bandung ini tarn- paknya tidak mendapat rekomendasi dari pemerintah pusat. Asisten Deputi Bidang Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup, Sudirrnan menegaskan, peratu- ran pemerintah tentang sampah rumah tangga dan sarnpah sejenis rumah tangga yang sedang dibahas di ling- kungan Kementerian LH tidak pemah merekomendasikan teknologi insinera- tor. "Kebijakan yang sedang dibahas bukannya melarang insinerator, tetapi tidak mengarah kepada insinerator. Apalagi merekomendasikan insinerator dalam teknologi pengelolaan sampah," ucap Sudirrnan ("PR", 21/12). Perdebatan kebijakan pengelolaan sampah di Kota Bandung ini patut di- , sayangkan. Di saat warga kota di ne- gara lain sudah menikrnati listrik yang bersumber dari sampah, Pernkot Ban- dung masih menimang-nirnang teknologi pengelolaan yang akan di- lakukan. Sarnpah merupakan konsekuensi 10- gis dari semua aktivitas yang dilakukan manusia. Sarnpah akan terus bertarn- bah, seiring dengan semakin banyak- nya kebutuhan dan aktivitas manusia. Efek negatif akan timbul jika sampah tersebut tidak dikelola dengan baik. Pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan merupakan ancaman serius yang ditimbulkan oleh sampah. Di samping menggunakan insinera- tor, Pernkot Bandung tampaknya harus melirik pengelolaan sarnpah dengan pengomposan. Pembuatan kompos (composting) dapat dijadikanjalan keluar dalam mengelola sampah. Korn- pos sangat berguna dalarn meman- faatkan sampah organik (berasal dari benda hidup) merijadi material yang dapatmenyuburkantanah(pupuk kompos). Selain itu, pembuatan kom- pos secara komersial dapat dijadikan sebuah peluang usaha yang meng- giurkan. Tentang kompos Christopher J. Starbuck, seorang ahli holtikultura dari University of Missouri menjelaskan, kompos merupakan ba- han organik yang telah membusuk be- berapa bagian (partially decomposed) sehingga berwama gelap, mudah han- cur (crumbled), dan memiliki aroma seperti tanah (earthy). Kompos dibuat melalui proses biologi, yaitu seperti penguraian padajaringan tumbuhan oleh organisme yang ada dalarn tanah (soil). Ketika proses pembusukan sele- sai, kompos akan berwama cokelat ke- hitarnan dan menjadi material bubuk bemarna humus. Dalarn kondisi alarni, hewan dan turnbuhan akan mati di atas tanah. Makhluk hidup yang telah mati terse- but akan diuraikan oleh bakteri pern- busuk, kemudian membentuk suatu material yang dapat menghidupkan dan menyuburkan tanarnan. Proses yang terjadi dalarn pembuatan kompos ini tidak jauh berbeda dengan proses pada penguraian tersebut. Oleh karena itu, pembuatan kompos sering diang- " Kliping Humas Unpad 2010 r