TUGAS #1 PETROLOGI BATUAN BEKU EKSTRUSIF dan INTRUSIF Nama :Wildan Aulia Rakhman No : 410012251 STTNAS Jurusan Teknik Geologi
Feb 09, 2016
TUGAS #1
PETROLOGI
BATUAN BEKU EKSTRUSIF dan INTRUSIF
Nama :Wildan Aulia Rakhman
No : 410012251
STTNAS
Jurusan Teknik Geologi
Yogyakarta
2013
PENDAHULUAN
Magma yang merupakan asal batuan beku bersifat panas dan secara kimiawi
mengandung campuran unsur yang kompleks. Ketika magma membeku, mineral-
mineral yang berbeda-beda akan terbentuk. Bahkan, dua magma yang memiliki
komposisi yang sama dapat membentuk kumpulan mineral yang berbeda,
tergantung pada kondisi kristalisasinya.
Ketika magma membeku, mineral pertama yang terbentuk adalah mineral-mineral
yang stabil pada kondisi temperatur tinggi (umumnya olivin dan anortit, salah satu
tipe mineral felspar). Komposisi dari mineral pertama ini akan berbeda dengan
komposisi asal magma. Konsekuensinya, mineral ini akan mengambil sebagian
unsur dari magma dalam proporsi tertentu, hasilnya komposisi sisa pada magma
juga berubah. Proses ini dikenal dengan nama diferensiasi magma. Terkadang,
mineral-mineral yang terbentuk pertama kali ini terpisah dari magma asal, baik
terendapkan pada dapur magma, atau melalui kompresi yang memisahkan magma
dari mineral tersebut.
Ketika temperatur magma semakin menurun, mineral lainnya akan terbentuk
dengan baik (seperti piroksen dan bitownit, salah satu tipe mineral felspar).
Bagaimanapun juga, mineral yang pertama terbentuk tidak dapat berada di dalam
magma bersama dengan mineral yang terbentuk kemudian. Apabila mineral
pertama yang terbentuk tidak terpisah dari magma, mineral tersebut akan bereaksi
atau terlarut kembali ke dalam magma. Proses ini berulang beberapa kali
sepanjang temperatur magma yang semakin menurun hingga pada kondisi dimana
mineral terakhir dapat terbentuk. Kumpulan akhir mineral yang terbentuk dari
proses pendinginan magma ini dipengaruhi oleh tiga faktor: komposisi asal dari
magma, derajat pendinginan dari mineral yang telah terbentuk saat terpisah dari
magma asal, dan kecepatan pendinginan magma.
Genesa batuan beku: Batuan beku meliputi sekitar 95 % bagian teratas kerak bumi
(15km) tetapi jumlahnya yang besar tersebut sering tidak tampak karena tertutupi
lapisan yang relatif tipis dari batuan sedimen dan metamorf. Batuan beku
merupakan hasil kristalisasi magma, cairan silika yang mengkristal atau membeku
di dalam daan di permukaan bumi. Temperatur yang tinggi dari magma (900°C –
1000°C) memberikan suatu perkiraan bahwa magma berasal dari bagian yang
dalam dari bumi. Semua material gunung berapi yang dikeluarkan ke permukaan
bumi akan mendingin dengan cepat, sedang proses pembantukan batuan beku
yang terjadi di bawah permukaan bumi berlangsung lama. Dalam suatu magma
yang mengandung unsur O, Si, Mg, dan Fe maka mineral dengan titik beku
tertinggi Mg-olivin (forsterite), akan mengkristal pertama kemudian diikutioleh
Fe-olivin (fayelite). Pada magma yang kaya akan komponen plagioklas, maka
anortit akan megkristal dahulu kemudian didikuti yang lainnnya sampai albit.
Kristalisasi semacam ini terjadi akibat reaksi menerus yang terjadi pada
kesetimbangan antara cairan dan endapan kristal sebagai fungsi turunan
temperatur (Subroto, 1984).
Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Genesanya
klasifikasi batuan beku secara genetika didasarkan pada tempat terbentuknya.
Batuan beku berdasarkan genesa dapat dibedakan menjadi:
1. Batuan Beku Intrusif (membeku dibawah permukaan).
2. Batuan Beku Ekstrusif (memebeku di permukaaan).
1. Batuan Beku Intrusif
Proses batuan beku intrusif sangat berbeda dengan dengan kegiatan batuan
vulkanik, karena perbedaan dari tempat terbentuknya dari kedua jenis ini. Intrusif
merupakan suatu proses yang terjadi akibat suatu adanya aktivitas magma
(plutonisme) yang berada dibawah permukaan bumi yang berusaha keluar namun
tidak muncul kepermukaan yang di akibat adanya tekanan dan temperature yang
sangat tinggi dari dalam bumi, yaitu dengan cara menerobos batuan yang
sebelumnnya sudah terbentuk atau ada, sehingga menghasilkan beberapa bentuk
tubuh dari batuan beku.
Batuan ini secara genesa terjadi dan terbentuk disuatu tempat yang berada
dibawah permukaan bumi yang membeku dengan lambat, sehingga menghasilkan
perbedaan dari komposisi mineral, susunan kimia, struktur, tekstur yang tidak
beraturan, ebrbentuk tabular, bentuk pipas sehingga menhasilkan tubuh batuan
beku dengan jenis yang berbeda- beda. Kenampakannya dicirikan oleh kristal-
kristalnya yang berukuran besar karena pembekuan yang berlangsung sangat
lambat (bisa mencapai jutaan tahun lamanya), mengakibatkan permukaan batuan
menjadi kasar. Intrusi terjadi ketika magma yang mempunyai sifat volatil
(sehingga massa jenis kecil) terdorong ke atas sehingga menerobos batuan
disekitarnya karena menemukan ruang berupa retakan ataupun bidang lemah
lainnya pada batuan. Pada intrusi sering dijumpai fragmen batuan yang masuk ke
dalam batuan lain. Kenampakan itu disebut Xenolit. Jika fragmen tersebut berupa
Kristal, maka disebut Xenokris.
Dimana kontak batuan intrusi dengan batuan yang diintrusi atau daerah
batuan, bila sejajar dengan lapisan batuan maka tubuh intrusi ini disebut
konkordan. Bila batuan yang mengintrusi memotong dari lapisan massa batuan
yang diintrusi maka disebut dengan diskordan.
Menurut Graha (1987) tiga prinsip dari tipe bentuk intrusi batuan beku, bentuk
dasar dari geometri adalah:
a. Bentuk Tidak Beraturan
Pada umumnya berbentuk diskordan (memotong dari lapisan massa
batuan) dan biasanya memiliki bentuk yang jelas dipermukaan bumi.
Penampang melintang dari tubuh pluton (intrusi dengan bentuk tidak
beraturan) memperlihatkan bentuknya yang besar dan kedalamnaya tidak
diketahui batasnya. Contoh batuan yang berbentuk seperti ini adalah
batolit, singkapan dipermukaan memiliki luas sampai 100 km persegi.
Sedangkan contoh lainya adalah stok, hampir sama sifatnya tetapi berbeda
ukurannya
Batholit
Batholit berasal dari bahasa Yunani (greek); dari kata Bathos (ukuran) dan
lithos (batuan) yang artinya merupakan suatu tempat, rongga atau ruang
dengan ukuran besar sebagai tempat sekaligus hasil dari intrusi batuan
beku (plutonic) yang terbentuk akibat dari pembekuan magma didalam
kulit bumi. Batholit sering juga diartikan sebagai batuan beku yang
terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan suhu yang
sangat lambat.
Batholit umumnya berbentuk ruang besar yang tidak beraturan dan
biasanya memiliki bentuk yang jelas dipermukaan bumi dengan
penampang melintang dari tubuh pluton (intrusi dengan tubuh tidak
beraturan) memperlihatkan yang sangat besar dan kedalaman yang tidak
diketahui batasnya. Luas area batholit baik yang ada didalam kulit bumi
maupun suatu Singkapan batholit yang muncul kepermukaan memiliki
luas sampai 100 km2. Batholit biasanya selalu tersusun atas senyawa-
senyawa felsik (asam) sampai intermediet (menengah), itu artinya batholit
sebagian besar terdiri dari batuan beku asam sampai batuan beku
intermediet, misalnya granite, diorite, dan quartz monzonite.Meskipun
terlihat tak beraturan, batholit merupakan suatu ruang yang memiliki
komposisi mineral yang komplek.
Singkapan batholit akan muncul kepermukaan setelah banyak mengalami
proses pengangkatan (up lift) dan proses erosi selama jutaan tahun.
Batolith hampir selalu memiliki komposisi jenis batuan asam dan
intermediet, seperti granit, monzonit kuarsa, atau diorite. Meskipun
tampak seragam, batolith sebenarnya mempunyai struktur dengan sejarah
yang komplek dan komposisi yang beragam. Batolith dapat dibedakan
dengan batuan beku yang ada di sekitarnya dengan beberapa kriteria
seperti umurnya, komposisi, tekstur maupun strukturnya. Batolith dapat
tersingkap ke permukaan bumi dari kedalaman yang sangat besar dengan
dua proses yaitu jika lapisan di atasnya terkena gaya eksogen berupa erosi
yang lama kelamaan akan menyingkapkan batolith tersebut, juga karena
gaya endogen yaitu berapa pengangkatan. Contoh batolith yang terkenal
adalah batolith yang tersingkap di Sierra Nevada (USA) yang
berkomposisi batuan granit. Contoh singkapan baholit yang ada di
Indonesia misalnya singkpan felsik batholit di kepulauan sumatra, Riau,
dan Kalimantan, sedangkan yang terkenal adalah intrusi granit yang
terdapat dipulau karimun (Riau).
Gambar 1. Batholit
Stock
Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih
kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock
merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit Jenjang
Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan
magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di
sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih
silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya. Bentuk-bentuk yang
sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya
adalah sill, lakolit dan lopolit. Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit
hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas. Batuan beku dalam
selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga terdapat jenis batuan
berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral pembentuknya. Batuan-
batuan beku luar secara tekstur digolongkan ke dalam kelompok batuan
beku fanerik.
b. Bentuk Tabular
Intrusif berbentuk tabular mempunyai dua bentuk yang berbeda, yaitu dike
(retas) mempunyai bentuk diskordan (tubuh intrusi memotong dari lapisan
masa batuan) dan Sill mempunyai bentuk konkordan (tubuh intrusi sejajar
dengan lapisan batuan). Dike adalah intrusi yang memotong batuan induk,
kadang kontak hampir sejajar. Kenampakan di lapangan dike dapat
berukuran sangat kecil dan dapat pula berukuran sangat besar. Sedangkan
sill adalah batuan beku yang diintrusikan diantara dan sepanjang lapisan
batuan sedimen, dengan ketebalan dari beberapa mm sampai beberapa km.
Contoh lainya adalah lakolit dan lapolit.
Dike atau Dyke
Dalam ilmu geologi Dyke adalah suatu jenis intrusi batuan beku berbentuk
lembar yang mengenai lapisan tanah dan memotong secara bersebrangan
Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular,
sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur
(perlapisan) batuan yang diterobosnya. Kadang-kadang kontak hampir
sejajar tapi perbandingan antara panjang dan lebar tidak sebanding.
Kenampakan di lapangan dyke dapat berukuran sangat kecil dan dapat
pula berukuran sangat besar. Tekstur dan komposisi dike dapat bervariasi
dari diabas atau basaltik sampai granitik atau riolitik, tapi yang paling
banyak dijumpai adalah berkomposisi basaltik. Dike bisa disebut pegmatit
apabila kristal yang ada di batuan tersebut berukuran sangat kasar, dengan
ukuran beberapa cm sampai 10 meter
Gambar 2. Dike
Sill
Sill atau Intrusi datar (lempeng intrusi), yaitu magma menyusup diantara
dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan tersebut.
Sill adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya dengan ketebalan dari beberapa mm
sampai bebebrapa kilometer. Penyebaran ke arah lateral sangat luas
sedangkan penyebaran ke arah vertical sangat kecil. Berbentuk tabular dan
sisi-sisinya sejajar.
Gambar 3. Sill
Dalam ilmu geologi, sill merupakan suatu batuan beku plutonik yang
berbentuk tabel serta mengintrusi suatu lapisan batuan sediment yang lebih
tua atau mengintrusi lapisan batuan sediment yang sudah terlebih dahulu
terbentuk, alas lahar volkanik atau tuff, atau bahkan sepanjang arah foliasi
di dalam batuan metamorf. Istilah sill berarti lembar intrusi. Maksudnya
adalah sill tidak memotong ke seberang batuan atau lapisan sedimen yang
telah ada sebelumnya, akan tetapi berlawanan dengan dike, dimana intrusi
magma memotong ke seberang batuan yang lebih tua.
Sills selalu paralel ke daerah tuff. Pada umumnya intrusi yang dibentuk
oleh sill adalah didalam suatu orientasi horisontal, walaupun proses
tektonis dapat menyebabkan perputaran sill ke dalam dekat orientasi
vertikal. sill dapat dikacaukan dengan arus lahar. Ambang yang
dipengaruhi oleh arus lahar akan menunjukkan peleburan yang parsial dan
menyatu. Salisbury Sebuah batuan curam di Edinburgh, Scotlandia,
merupakan suatu sill yang secara parsial yang ultramafic mengarahkan
intrusi batuan beku sepanjang es agesCertain. layered mafic adalah
berbagai sill yang sering berisi deposit bijih penting. Contoh Precambrian
meliputi Bushveld, Insizwa, dan Dyke Yang mengintrusi kompleks selatan
Afrika, Duluth yang mengintrusi kompleks dari Atasan Daerah, dan
Stillwater kompleks gunung berapi di Amerika Serikat. Contoh
Phanerozoic pada umumnya lebih kecil dan meliputi Rùm peridotite yang
kompleks Scotland dan Skaergaard yang berapi-api untuk kompleks timur
Greenland. Intrusi batuan beku ini sering berisi konsentrasi emas, platina,
unsur logam pelapis kran, dan unsur-unsur jarang lain.
Lacolith
Lacolith, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian
atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas,
membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill.
Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya
eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan.
Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang
menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai
lensa cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata. Lakolit pada
umumnya merupakan suatu variasi khusus dari sill, yang artinya bentuk
batuan beku yang menyerupai sill akan tetapi perbandingan ketebalan jauh
lebih besar dibandingkan dengan lebarnya dan bagian atasnya
melengkung, membentuk seperti kubah atau magma yang menerobos di
antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue
serabi.
Selain lakolit ada juga lapolit yang bentuknya merupakan kebalikan dari
lakolit, yang artinya bentuk batuan beku yang luas, dengan bentuk seperti
lensa dimana bagian tengahnya melengkung karena batuan dibawahnya
bersifat lentur. Pada dasarnya, sebagian besar batuan beku ini memiliki
kandungan silica lebih besar dari 66%, yang artinya batuan beku ini adalah
batuan asam (felsik), misalnya granit, diorite, synit, tonalit, dan lain-lain
Gambar 4. Lakolit
c. Bentuk Pipa
Tipe ketiga dari tubuh intrusi, relative memilki tubuh yang kecil, hanya
pluton-pluton diskordan. Bentuk yang khas dari grup ini adalah intrusi-
intrusi silinder atau pipa. Sebagian besar merupakan sisa dari korok suatu
gunungapi tua, biasa disebut vulkanik nek (teras gunungapi).
Kenampakanya dilapangan berbentuk silinder, berukuran besar tetapi
kedalamannya tidak diketahui.
BATUAN BEKU EKSTRUSIF
Gambar 1: lava yang membentuk batuan ekstrusif.
Sumber : Geologic Explorations On Disk: Earth Science
Mineral-mineral ini mengalami proses pendinginan yang sangat cepat akibat dari
perbedaan suhu yang cukup tinggi antara suhu awal dan suhu permukaan bumi.
Mineral-mineral ini dapat berupa debu atau cairan kental dan panas yang disebut
lava.
Tipe lava yang biasanya membentuk batuan ekstrusi adalah :
1. Lava basaltik, atau lava yang bersifat basa dengan ciri kandungan silika
yang rendah dan viskositasnya juga relatif rendah. Lava basaltik ini
muncul di permukaan bumi melalui celah yang berhubungan langsung
dengan bagian dalam bumi dan setelah mencapai permukaan, lava ini akan
mengalir, menyebar ke segala arah karena sifatnya yang sangat
cair.contoh: pada Mauna Loa, gunung api di Iceland yang bertipe basaltic
magma
2. Lava asam. Lava jenis ini memiliki viskositas dan kandungan silika yang
tinggi dan apabila mencapai permukaan akan menjadi suatu aliran
sepanjang lembah
Batuan ekstrusif terdiri atas semua material yang dikeluarkan ke permukaan bumi
baik di daratan ataupun di bawah permukaan laut. Material ini mendingin dengan
cepat,ada yang berbentuk padat, debu atau suatu larutan yang kental dan panas,
cairan ini biasa disebut dengan lava (Graha, 1987).
Lava merupakan magma yang telah keluar dari kerak bumi. Ada 2 tipe magma
yaitu magma asam dan magma basa. Magma basa mengandung silika yang
rendah dan viskositas relatif rendah. Magma basa yang telah keluar ke permukaan
bumi sebagai lava basaltis. Sedangkan magma asam memilki kandungan silika
yang tinggi dan viskositas relatif tinggi (Graha, 1987).
Sedangkan campuran antara batuan dengan butiran halus yang sering berasosiasi
dengan batuan vulkanik disebut batuan piroklastik. Percampuran dari fragmen
batuan yang besar dengan lava dan debu vulkanik, sehingga membentuk
agglomerate. Dan dari butiran halus seperti debu dan fragmen batuan maka akan
membentuk tuff (Graha, 1987).
Selain pembagian di atas, batuan beku berdasarkan genesa juga dapat dibagi
menjadi 3 kelompok (Subroto1984), yaitu :
a. Batuan Beku Volkanik yang merupakan hasil proses vulkanisme,
produknya biasanya mempunyai ukuran kristal yang relative halus karena
membeku dipermukaan atau di dekat permukaan bumi. Batuan beku
volkanik dibagi menjadi batauan beku volkanik intrusif, batuan beku
volkanik ekstrusif yang sering disebut dengan batuan beku fragmental dan
batuan beku volkanik efusif.
b. Batuan beku Plutonik terbentuk dari proses pembekuan magma yang jauh
didalam bumi, mempunyai kristal yang berukuran kasar.
c. Batuan beku hipabisal yang merupakan produk intrusi minor, mempunyai
kristal berukuran sedang atau campuran antara halus dan kasar.
Macam Bentuk Tubuh Batuan Beku Ekstrusi
Kelompok batuan ini terdiri dari semua material yang dikeluarkan
kepermukaan bumi baik didaratan maupun dilautan. Material ini mendingin dan
membeku dengan cepat ada yang berbentuk padat, cair, debu, suatu larutan.
1. Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau
patahan memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi.
Misalnya Gunung Api Laki di Eslandia, dan deretan gunung api di Jawa
Tengah dan Jawa Timur.
2. Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan
bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu
areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat
yang luasnya mencapai 10.000 km2.
3. Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran
magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya
Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.
Tekstur Batuan Ekstrusif
Tekstur dalam batuan beku ekstrusif merupakan suatu kenampakan yang lebih
memperlihatkan hubungan antara massa mineral dan massa gelas yang
membentuk batuan ekstrusif ini. Karena proses pendinginan yang cepat, mineral-
mineral yang terdapat dalam batuan ekstrusif ini tidak sempat mengalami
pengkristalan sempurna, sehingga mineral yang terbentuk berukuran sangat kecil
atau bahkan tidak sempat mengkristal dan hanya membentuk gelas-gelas
vulkanik.
Afanitik
Semua butir mineral sangat halus, tidak dapat dikenali dengan mata telanjang.
Gambar 2: Tipe lava andesitic, Sumber : Geologic Explorations On Disk: Earth
Science
Glassy
Batuan tersusun seluruhnya oleh gelas vulkanik (holohyalin) dikarenakan tidak
sempatnya mineral mengkristal yang disebabkan penurunan suhu yang cepat.
Setruktur Batuan Ekstrusif
Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang
memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava
tersebut. Struktur ini diantaranya:
Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang
terlihat seragam.
Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pensil.
Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-
gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan
air.
Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan
beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral
lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran
mineral pada arah tertentu akibat aliran.
REFRENSI
http://yudi81.wordpress.com/2011/06/18/batuan-beku/#more-307
http://ptbudie.wordpress.com/2012/03/29/batuan-beku-dan-klasifikasi-
berdasarkan-genesanya/
http://bumi-myearth.blogspot.com/2012/01/bentuk-tubuh-batuan-beku-dalam-
intrusif.html
http://medlinkup.wordpress.com/2010/11/18/batuan-beku/
http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/batuan-beku-intrusif.html
http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/batuan-ekstrusif.html