1 PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT KALIJODO PASCA PENERTIBAN LAHAN PEMERINTAH DKI JAKARTA (Studi Kasus : Masyarakat Kalijodo, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Dwiyana Pitdia Wati NIM : 11140150000057 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019
174
Embed
PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT KALIJODO PASCA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45413/1/Dwiyana... · Pemerintah DKI Jakarta (Studi Kasus : Masyarakat Kalijodo, Kota
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT KALIJODO
PASCA PENERTIBAN LAHAN PEMERINTAH DKI JAKARTA
(Studi Kasus : Masyarakat Kalijodo, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Dwiyana Pitdia Wati
NIM : 11140150000057
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
2
3
4
5
6
ABSTRAK
Dwiyana Pitdia Wati (11140150000057). Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi
(Perubahan Sosial Masyarakat Kalijodo Pasca Penertiban Lahan
Pemerintah DKI Jakarta (Studi Kasus : Masyarakat Kalijodo, Kota Jakarta
Utara, Provinsi DKI Jakarta).
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau
dalam hubungan interaksi yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi perubahan sosial masyarakat
Kalijodo pasca terjadinya relokasi wilayah. Apakah ada perubahan-perubahan
sosial yang terjadi terhadap masyarakat Kalijodo atau tidak. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi
lapangan. Sumber penelitian ini adalah diambil langsung dari lapangan melalui
wawancara dengan narasumber di Rumah Susun Marunda.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan
teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Temuan dari penelitian adalah adanya perubahan sosial dari
masyarakat Kalijodo pasca penertiban lahan pemerintah oleh Pemerintah DKI
Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perubahan sosial yang terjadi
pada masyarakat Kalijodo terutama perubahan sosial ekonomi. Dengan
menurunnya pendapatan yang dialami oleh masyarakat Kalijodo, terjadi akibat
perpindahan wilayah ke tempat tinggal sebelumnya ke tempat tinggal yang telah
disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Salah satu faktor yang
membuat mereka susah mencari pekerjaan adalah jenjang pndidikan yang rata-rata
hanya menempuh pendidikan tingkat Sekolah Dasar.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kalijodo
mengalami perubahan sosial yang mempengaruhi kelangsungan hidup mereka.
Kata Kunci: Perubahan Sosial, Ekonomi, Lingkungan dan Pendidikan
7
ABSTRACT
Dwiyana Pitdia Wati (11140150000057). Department of Social Science
Education. Faculty of Education Sciences. Thesis Title: The Social Change of
the Kalijodo Society after the Jakarta’s Government Land Conversion (A Case
Study: Kalijodo Society, North Jakarta, DKI Jakarta Province)
Social change is a change that occurs in society or in an interaction
relationship that covers various aspects of life. This study aims to determine how
the conditions of the Kalijodo’s society social change after the area relocation.
Are there any social changes that happened to the Kalijodo community or not.
The approach used in this study is a qualitative approach together with field study
method. The resource of this research is taken directly from the field through
interviews with speakers at the Marunda Flats.
This study used descriptive qualitative research method by using
observation, interviews, and documentation as the data collection technique. The
existence of social changes from the Kalijodo society after the government land
conversion by the Jakarta Government was the finding of the study.
The results of the study indicate that the social changes that occurred in
the Kalijodosociety were mainly socio-economic changes. With the decline of
incomes by the Kalijodopeople, it occurs due to the movements of the area to the
previous residences provided by the DKI Jakarta Provincial Government. One of
the factors that make it difficult for them to find work is the level of education
which is on the average of only elementary students graduate.
From the results of the study it can be concluded that the Kalijodosociety
experienced social changes that affected their viability.
Keywords : social change, economic, environmental and educational changes.
8
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT, karena segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikanskripsi
ini. Tidak lupa pula shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan
kepadaBaginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia
dari jalanjahiliyah menuju jalan yang terang benderang dengan Agama Islam
yangdibawanya menjadi penyelamat dan mengantarkan pemeluknya
menujukedamaian di dunia maupun di akhirat. Selama penyelesaian skripsi ini,
penulis dibantu oleh berbagai pihak yangtelah memberikan dorongan dan
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikanskripsi ini. Oleh karena itu
dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Sururin, M. Ag., selaku Dekan Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan
IlmuPengetahuan Sosial.
3. Bapak Drs. H. Syaripulloh M.Si selaku SekretarisJurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial sekaligus Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen
Pembimbing skripsi yang telah membantu menyelesesaikan penyusunan
skripsi dari awal sampai akhir.
4. Bapak Dr. Sodikin, S.Pd, M.Si., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk terus membantu dalam
membimbing sampai selesainya penulisan skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu selama penulis
menuntutilmu di bangku perkuliahan, Khususnya di Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
6. Siti Nurjanah Ibu tercinta yang selalu mendoakan dan bersedia mendengarkan
keluh kesah anaknya yang merantau berjuang menyelesaikan kuliah,
membantu memotivasi, dan selalu siap dikala penulis kesulitan.
7. Alm. Ayah tercinta yang di syurga, terima kasih atas fotonya yang selalu
melekat di dompet penulis untuk selalu memotivasi penulis menuju
kesuksesan dunia akhirat.
9
8. Om Sirmadi dan Tante Layang Sari yang telah membantu semasa SMA
sehingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan di bangku SMA dan bisa
meneruskan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Jeni Hendra Irawan kakak tersayang yang sudah membantu mendoakan dan
membantu materi serta non materi untuk adiknya lulus kuliah meskipun dia
harus merelakan pendidikannya dmei adiknya bisa kuliah.
10. Trendy pramuardani dan si bungsu cantikku yang sudah menjadi
penyemangat kakak dalam menyusun skripsi.
11. Keluarga besar Teh Lala yang sudah mampu membantu dan mendoakan
penulis selalu selama perkuliahan berlangsung sampai penyusunan skripsi
selesai.
12. Keluarga besar teh Ochi yang sudah membantu meringankan beban dalam
penyusunan skripsi
13. Kepala UPRS Marunda Jakarta Utara Bapak Drs. Ageng Darmintono, M. Si.
Selaku kepala UPRS yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian di Rumah Susun Marunda Jakarta Utara.
14. Semua staf dan karyawan UPRS Marunda Jakarta Utara yang telah membantu
saya selama penelitian berlangsung.
15. Masyarakat Kalijodo yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian terhadap kehidupan masyarakat Kalijodo.
16. Terima kasih sahabat-sahabatku dari Mecin Seki yaitu : Orin, Finkki, Oji,
Fitria, Yupi, Bahrani, dan Niken yang telah mendukung dan memberikan
supportnya dari awal perkuliahan sampai skripsi selesai.
17. Terima kasih kepada sahabat-sahabat ku dari Dwi OTW Mama muda yaitu :
Upeh, Mala, Nurma, Cindi, dan Nita yang sudah memberi support untuk
segera menyelesaikan skripsi
18. Kepada angkatan 2014 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial semuanya yang
sudah mendoakan dan memberi dukungan selama penyusunan skripsi.
19. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu untuk
membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, semoga Allah
SWTmembalas semua kebaikan.
10
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan karena apabila bukan karena Allah
SWT penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini masih
banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis memerlukan kritik dan saran
dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca
serta bagi masyarakat.
Jakarta, 28 Maret 2019
Penulis
Dwiyana Pitdia Wati
11
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah....................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 8
A. Perubahan Sosial......................................................................................... 8
1. Pengertian Perubahan Sosial................................................................ 8
2. Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial......................................... 13
B. Masyarakat................................................................................................ 15
atau mungkin karena terjadinya revolusi. Sebab-sebab ekstern dapat
mencakup sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik, pengaruh
kebudayaan masyarakat lain, peperangan, dan seterusnya7.
Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan
menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada di dalam
masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak
sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan8. Perubahan sosial
oleh para penganut pendekatan konflik tidak saja dipandang sebagai gejala
7Soerjono Soekanto. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. (Jakarta : Raja Grafindo Persada).
2005. Hlm 112 8Elly M. Setiadi,dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta : Prenada Media Group).
2007. Hlm 49.
25
yang melekat di dalam kehidupan setiap masyarakat, akan tetapi lebih
daripada itu malahan dianggap bersumber di dalam faktor-faktor yang ada
di dalam masyarakat itu sendiri, suatu hal yang kurang diperhatikan oleh
para penganut pendekatan fungsionalisme struktural. Perubahan sosial
yang demikian terutama timbul dari kenyataan akan adanya unsur-unsur
yang saling bertentangan di dalam setiap masyarakat9
Ogburn dalam Soekanto mengemukakan bahwa ruang lingkup
perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan yang materil maupun
immaterial dengan menekankan bahwa pengaruh yang besar dari unsur-
unsur immaterial.10
Davis dalam buku Setiadi dan kawan-kawan mengartikan perubahan
sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur
masyarakat.Perubahan sosial dikatakannya sebagai perubahan dalam
hubungan sosial social relationship atau sebagai perubahan terhadap
keseimbangan equilibrium hubungan sosial tersebut.11
Menurut Soemardjan di buku Setiadi menerangkan bahwa perubahan
sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan di
dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk di
dalam nilai-nlai, sikap-sikap dan pola perilaku di antara kelompok dalam
masyarakat. Menurutnya, antara perubahan sosial dan perubahan
kebudayaan memiliki suatu aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut
paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan cara
masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Perubahan sosial yaitu
perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi,
yang meliputi berbagai aspek kehidupan.Sebagai akibat adanya dinamika
anggota masyarakat, dan telah di dukung oleh sebagian besar anggota
9Dr. Nasikun. Sistem Sosial Indonesia. ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada). 2007. Hlm
20 10
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada). 2012. Hlm 262 11
Ibid. Hlm 262.
26
masyarakat, merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari
kestabilannya.12
Berbeda dengan Lauren yang mengutip dari Moore, terkait dengan
perubahan sosial, menyatakan bahwa change as the significant alteration
of social structures. Di sini yang dimaksud dengan social structure atau
struktur sosial adalah the patterns of social action and interction. Dengan
demikian, perubahan sosial menurutnya adalah perubahan penting dari
struktur sosial yang berupa pola-pola perilaku dan interaksi sosial.13
Ditinjau dari tuntutan stabilitas kehidupan perubahan sosial ekonomi
yang dialami oleh masyarakat kalijodo adalah perubahan yang pasti akan
terjadi apabila berpindah tempat untuk memulai kehidupan yang baru.
Karena hal yang paling utama dilakukan adalah menyesuaikan dengan
tempat baru. Kebalikannya masyarakat yang tidak berani untuk melakukan
perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika anggota-
anggota yang selalu berkembang pada kemajuan dan aspirasinya.
Kecenderungan terjadinya perubahan sosial merupakan gejala yang
wajar yang akan timbul dari pergaulan hidup manusia yang ada di dalam
masyarakat. Adapun perubahan sosial akan terus berlangsung sepanjang
masih terjadi interaksi antar manusia dan antar masyarakat. Perubahan
sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur yang mempertahankan
keseimbangan masyarakat, seperti perubahan dalam unsur geografis,
biologis, ekonomis. Perubahan sosial tersebut dilakukan untuk
menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang dinamis.Perubahan bisa
disebut sebagai sesuatu yang terjadi secara berbeda dari waktu ke waktu
atau dari sebelum dan sesudah adanya suatu aktivitas.
Setiap aktivitas dan kegiatan akan menyebabkan perubahan karena
suatu kegiatan atau aktivitas mempunyai tujuan untuk membuat suatu
perubahan. Perubahan itu dapat melibatkan semua faktor seperti: sosial,
ekonomi, politik dan budaya. Dan perubahan bisa juga disebut sebagai
12Elly M. Setiadi,dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta : Prenada Media Group).
2007. Hlm 50. 13
Hertati. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. ( Jakarta : Universitas Terbuka). 2010. Hlm 39
27
norma karena perubahan itu tidak menyebabkan trauma. Oleh karena itu,
pola perubahan yang beraneka ragam akan terbuka bagi semua
masyarakat.
Perubahan sosial itu bersifat umum meliputi perubahan berbagai aspek
dalam kehidupan masyarakat, sampai pada pergeseran persebaran umur,
tingkat pendidikan dan hubungan antar warga.Dari perubahan aspek-aspek
tersebut terjadi perubahan struktur masyarakat serta hubungan sosial.
Perubahan sosial dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari
sudut pengamatan: apakah dari sudut aspek, fragmen atau dimensi sistem
sosialnya. Ini disebabkan keadaan sistem sosial itu tidak sederhana, tidak
hanya berdimensi tunggal, tetapi muncul sebagai kombinasi atau gabungan
hasil keadaan berbagai komponen seperti berikut:
a. Unsur-unsur pokok misalnya jumlah dan jenis individu serta tindakan
mereka
b. Hubungan antarunsur misalnya ikatan sosial, loyalitas,
ketergantungan, hubungan antraindividu, intergrasi.
c. Berfungsinya unsur-unsur di dalam sistem misalnya peran pekerjaan
yang dimainkan oleh individu atau diperlukannya tindakan tertentu
untuk melestarikan ketertiban sosial.
d. Pemeliharaan batas misalnya kriteria untuk menentukan siapa saja
yang termasuk anggota sistem, syarat penerimaan individu dalam
kelompok, prinsip rekutmen dalam organisasi dan sebagainya.
e. Subsistem misalnya jumlah dan jenis seksi, segmen atau divisi khusus
yang dapat dibedakan.
f. Lingkungan misalnya keadaan alam.14
Adakalanya hanya terjadi sebagian, terbatas ruang lingkupnya,
tanpa menimbulkan akibat besar terhadap unsur lain dari
14
Mudjia Rahardjo. Sosiologi Pedesaan Studi Perubahan Sosial. (Malang : UIN Malang Pres). 2007. Hlm 25.
28
sistem.15
Perubahan sosial tidak lain adalah penyimpangan kolektif dari
pola-pola yang telah mapan. Oleh karena itu, perubahan sosial dapat
menimbulkan gangguan dalam keseimbangan sosial yang ada. Kehidupan
sosial bukan merupakan barang cetakan, melainkan suatu proses
berkesinambungan yang selalu membaharu, bertumbuh-kembang, dan
berubah. Setiap gejala niscaya berada dalam keadaan menjadi in a state of
continual becomeing.16
Perubahan sosial pada umumnya bisa berasal dari berbagai sumber
pertambahan jumlah penduduk pasti akan menimbulkan perubahan
ekologis. Perubahan ini akan merangsang terjadinya perubahan tata
hubungan antara kelompok-kelompok sosial. Apabila diterapkan dalam
skala yang cukup besar maka penemuan-penemuan dan inovasi teknologis
akan menimbulkan suatu tatanan baru dalam kehidupan ekonomi. Suatu
perubahan ideologi dasar satu masyarakat (misalnya dalam agama atau
konsep tentang negara) atau perubahan orientasi dari masa lampau ke
masa depan mudah menimbulkan kekuatan-kekuatan yang menyebabkan
timbulnya perubahan sosiologi. Singkatnya, sumber-sumber pokok dari
perubahan sosial terletak di dalam lingkup biologi, teknologi dan ideologi
masyarakat.17
Oleh karena itu, perubahan sosial hanya dapat di
ditemukenali setelah membandingkan antara pola budaya, struktur dan
perilaku sosial yang ada pada waktu sebelumnya dengan waktu yang ada
sekarang. Semakin besar perbedaan, mencerminkan semakin luas dan
mendalamnya suatu perubahan sosial.18
Sedangkan perubahan sosial
menunjuk pada perubahan aspek-aspek yang berhubungan dengan sosial,
pranata-pranata masyarakat, dan pola perilaku kelompok. Salah satu
15
Skripsi Dara Nur Zakiyah. Perubahan Sosial di Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya Pada Tahun 2006-2011. Prodi Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012. Hlm 17. 16
Mudjia Rahardjo. Sosiologi Pedesaan Studi Perubahan Sosial. (Malang : UIN Malang Pres). 2007. Hlm 25. 17
Selo Soemardjan. Perubahan Sosial di Yogyakarta. (Yogyakarta: Komunitas Bambu). 2009. Hlm 451 18
Mudjia Rahardjo. Sosiologi Pedesaan Studi Perubahan Sosial. (Malang : UIN Malang Pres). 2007. Hlm 26.
29
contoh perubahan sosial adalah semakin banyaknya pranata-pranata
masyarakat yang bersifat formal. Misalnya berbagai organisasi, mulai dari
organisasi pemerintahan, hingga organisasi arisan, sekarang sudah
semakin formal, dengan pola hubungan yang lebih rasional. Ini berbeda
dengan organisasi sosial pada masyarakat jaman dulu, yang lebih bersifat
informal dengan menggunakan hubungan pola hubungan emosional.19
2. Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial
Untuk mempelajari perubahan sosial masyarakat, perlu diketahui
sebab-sebab yang melatari terjadinya perubahan itu. Apabila diteliti lebih
mendalam sebab terjadinya suatu perubahan masyarakat, mungkin
dikarenakan adanya suatu yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan
masyarakat sebagai pengganti faktor yang lama itu. Mungkin juga
masyarakat mengadakan perubahan karena terpaksa demi untuk
menyesuaikan suatu faktor dengan faktor-faktor lain yang sudah
mengalami perubahan terlebih dahulu.20
Pada umunya dapat dikatakan bahwa sebab-sebab tersebut yang
terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang letaknya di luar.
Sebab-sebab yang bersumber dalam masarakat itu sendiri, antara lain
adalah:
a. Penemuan-penemuan baru
Adanya penemuan teknologi baru dalam bidang elektronik, seperti
radio, TV, dll. Penemuan ini akan mempengaruhi bidang media
massa. Informasi yang sebelumnya menggunakan koran, sekarang
bisa menggunakan radio, TV, dan internet. Penemuan baru kapal
terbang untuk perang, membawa pengaruh untuk metode perang.
b. Struktur sosial (perbedaan posisi dan fungsi dalam masyarakat)
Salah satu cara yang berguna untuk meninjau penyebab perubahan
sosial adalah dengan memperhatikan struktur-struktur masyarakat
19
Ibid. Hlm 27 20
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada). 2013. Hlm 275
30
dalam melaksanakan aktivitas sebagai keseluruhan satuan atau
sistem sosial.
c. Inovasi
Inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap
baru oleh seseorang. Kebaruan inovasi itu diukur secara subyektif
menurut pandangan individu yang menangkapnya. Jika suatu ide
dianggap baru oleh seseorang, maka itu adalah inovasi.
d. Perubahan lingkungan hidup
Tidak seorang pun yang tidak mengatakan bahwa manusia tidak
terpengaruh oleh lingkungan hidup. Terjadi perubahan lingkungan
hidup biasanya karena bencana alam, seperti angin tofan, banjir,
tsunami di Aceh, yang mana menyebabkan masyarakatnya berpindah
tempat dari tempat asal mereka tinggal ke tempat yang di tuju.
Sehingga mata pencaharian mereka pun berpindah, yang asalnya
nelayan menjadi petani atau buruh pabrik.
e. Ukuran penduduk dan komposisi penduduk
Berbicara mengenai penduduk, maka tidak bisa lepas dari
urbanisasi, dimana urbanisasi menimbulkan kekosongan tenaga kerja
di pedesaan, dan kepadatan tenaga kerja di perkotaan. Bila mana
suatu daerah telah dipadati penduduk, seperti halnya di Surabaya,
maka terdapat perubahan. Misalnya, kadar keramahtamahan
berkurang, struktur kelembagaan akan menjadi rumit, dll.21
Komposisi penduduk di dunia terutama di Indonesia semakin
meningkat karena tingkat kelahiran semakin meningkat dan kematian
rendah. Hal ini mengakibatkan di beberapa negara harus membuat
peraturan tentang mempunyai anak dua sudah cukup seperti halnya di
negara China dan Indonesia yang pemerintahannya menerapkan program
KB, guna mencegah agar penduduknya tidak mengalami pembludakan.
Digunakannya program tersebut merupakan perubahan.
B. MASYARAKAT
21
Ibid. Hlm 286.
31
1. Pengertian Masyarakat
Pada abad sekarang, sosiologi memusatkan pada analisis sistem-
sistem sosial dari sejumlah kecil masyarakat-masyarakat yang sangat
maju. Sosiologi terutama berkembang di Amerika Serikat dan Inggris,
Perancis dan Jerman. Di dalam negara-negara ini, sosiologi telah ada
dalam bentuk terlembaga yaitu bentuk suatu disiplin yang diajarkan di
universitas dan kolase, dan dalam bentuk riset yang dilaksanakan di
tempat-tempat tersebut dan lembaga-lembaga riset khusus. 22
Kita tentu
sudah mendengar dan tidak asing lagi dengan kata Masyarakat.
Penggunaan kata masyarakat sering kali tercampuradukkan dalam
kehidupan sehari-hari. Di satu waktu kita menggunakan kata masyarakat
sesuai dengan makna kata masyarakat itu sendiri. Tetapi, terkadang
menggunakan kata masyarakat untuk makna yang bukan sebenarnya,
seperti kata rakyat kita gunakan juga istilah masyarakat untuk
menggunakannya, atau juga sebaliknya kita menggunakan kata rakyat
untuk menggantikan kata masyarakat. Lebih jauh lagi, kita sering
mencampuradukkan istilah masyarakat dan komunitas. Istilah masyarakat
dalam bahasa Inggrisnya society , sedangkan istilah komunitas dalam
bahasa Inggrisnya community.
Dalam konteks keseharian, sering kali terjadi kesalahan
pemahaman antara society dan community. Dua istilah konsep tersebut
sering ditafsirkan secara sama, padahal sangat berbeda artinya. Society
atau masyarakat berbeda dengan komunitas community atau masyarakat
setempat.23
Horton dan Hunt dalam buku Setiadi : a society is a relatively
independents, self-perpetuating human group who occupy territory, share
a culture, and have most of their associations within this group.24
22
Peter Worsley. Pengantar Sosiologi Sebuah Pembanding. (Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya). 1991. Hlm 20. 23
Elly M. Setiadi dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta : Kencana Prenada Media Group). 2007. Hlm 79. 24
Ibid. Hlm 79.
32
Unsur atau ciri masyarakat menurut konsep Horton dan Hunt
adalah :
a. Kelompok manusia.
b. Sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal.
c. Menempati suatu kawasan.
d. Memilik kebudayaan.
e. Memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan.25
Dengan demikian, karakteristik dari masyarakat itu terutama
terletak pada kelompok manusia yang bebas dan bersifat kekal, menempati
kawasan tertentu, memiliki kebudayaan serta terjalin dalam suatu
hubungan di antara anggota-anggotanya.
Di antara istilah konsep masyarakat yang telah dikemukakan di
atas, tidak ada perbedaan ungkapan yang mendasar, justru yang ada yaitu
mengenai persamannya. Yang utama, masyarakat itu merupakan
kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan antarhubungan,
sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama,
serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang
relatif lama. Bagaimanapun kelompok melakukan jalinan sosial dalam
waktu yang relatif lama itu pasti menempati kawasan tertentu. Meskipun
pada dua konsep yang terdahulu tidak dinyatakan tentang kawasan itu,
secara eksplisit tersirat pada kontinuitas dan kekekalan. Hubungan antar
manusia itu tidak dapat berkesinambungan dan kekal. Jika tidak terjadi
dalam suatu wadah yang kita sebut kawasan atau daerah. Salah satu unsur
masyarakat lainnya yang melekat, yaitu adanya kebudayaan yang
dihasilkan oleh masyarakat tersebut. 26
Masyarakat adalah salah satu objek untuk pertumbuhan dan
perkembangan suatu wilayah. Ketika keadaan masyarakat bertambah
maju, pasti akan bertambah pula peradaban dan kebutuhan hidupnya.
Namun, pertumbuhan dan perkembangan tersebut akan selalu didukung
25
Ibid. Hlm 80. 26
Ibid. Hlm 80
33
oleh keadaan tempat tinggal yang selalu membuat nyaman dan
mendukung untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik dari yang
sebelumnya. Karena, masyarakat jangan selalu dibayangkan seperti
barang atau benda yang menetap dan tidak berubah, tetapi masyarakat
adalah sesuatu yang membutuhkan proses atau siklus. Semua itu pasti ada
yang dinamakan dengan realitas sosial yang senantiasa berubah dengan
derajat kecepatan, intensitas, irama dan tempo yang berbeda. Bukan
kebetulan jika orang berbicara mengenai kehidupan sosial .Karena
kehidupan adalah gerakan dan perubahan, maka bila berhenti berarti tak
ada lagi kehidupan melainkan suatu keadaan yang sama sekali berbeda
yang disebut ketiadaan atau kematian. 27
Namun berbeda dengan Levy dalam Kamanto Sunarto
dikemukakan bahwa ada empat kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu
kelompok dapat disebut amsyarakat, yaitu (1) kemampuan bertahan
melebihi masa hidup seorang individu; (2) rekrutmen seluruh atau
sebagian anggota melalui reproduksi; (3) kesetiaan pada suatu sistem
tindakan utama bersama; (4) adanya sistem tindakan utama bersifat
swasembada28
.
2. Sistem Sosial
Wawasan ini merupakan pengembangan dari wawasan masyarakat.
Walaupun kemiripan antara kedua hal itu akan muncul secara jelas dari
diskusi ini, namun ciri khusus dari wawasan sistem ini patut untuk dibahas
secara terpisah. Sebagai langkah awal, mungkin lebih baik kita
mengkaitkan wawasan sistem dengan wawasan kaum awam sehari-hari.
Sebagaimana dengan konsepsi wawasan masyarakat; wawasan sistem juga
mencerminkan sikap fatalisme dan ketidakberdayaan, dimana terkandung
ide bahwa individu berada di bawah kekuasaan dari kekuatan-kekuatan di
27
Piotr Sztompka. Sosiologi Perubahan Sosial. (Jakarta : Prenada Media Group). 2008. Hlm 9. 28
Kamanto Sunarto. Pengantar Sosiologi. (Jakarta : Fakultas Ekonomi Univeraitas Indonesia). 2004. Hlm 54
34
luar kendalinya. Suatu sistem bersifat anonim, artinya tidak dapat
diidentikkan dengan individu-individu tertentu. Sistem tersebut seperti
halnya suatu masyarakat yang merupakan semacam kesatuan gaib.
Menurut wawasan sistem sosial ini, kehidupan sosial diatur
sedemikian rupa sehingga setiap aspek dari kehidupan sosial secara rumit,
walaupun secara tidak langsung, berhubungan satu sama lain. Wawasan
sistem sosial adalah deterministik; perubahan pada unsur apa pun dalam
suatu sistem ditentukan oleh unsur-unsur lainnya dan demikian pula setiap
unsur adalah merupakan unsur determinan unsur lainnya.29
Dengan cara
lain, dapat dikatakan bahwa suatu sistem sosial, pada dasarnya, tidak lain
adalah suatu sistem daripada tindakan-tindakan. Ia terbentuk dari interaksi
sosial yang terjadi di antara berbagai individu, yang tumbuh dan
berkembang tidak secara kebetulan, melainkan tumbuh dan berkembang di
atas standar penilaian umum yang disepakati bersama oleh para anggota
masyarakat.
3. Status dan Peranan
Status adalah kedudukan seseorang yang dapat ditinjau terlepas
dari individunya. Jadi, status adalah kedudukan obyektif yang memberikan
hak dan kewajiban kepada orang yang menempati kedudukan. Role
ataupun peranan adalah dinamisasi dari status ataupun penggunaan dari
hak dan kewajiban ataupun bisa juga disebut status subyektif. Peranan dan
status kait mengait yaitu karena status adalah kedudukan yang
memberikan hak dan kewajiban sedangkan kedua unsur ini tidak akan ada
artinya kalau tidak dipergunakan. Dengan adanya banyak status dan
peranan, maka di masyarakat terdapat suatu hierarki status, yaitu status
hanya mempunyai arti dalam masyarakat apabila ditinjau dari status yang
lebih tinggi ataupun lebih rendah. Karena manusia adalah anggota dari
banyak kelompok, maka dalam setiap kelompok ia mempunyai status dan
peran tertentu. Karena banyaknya peranan yang harus dipenuhi, maka
29
Paulus Wirutomo. Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada). 2003. Hlm 14-15.
35
mudah terjadi pertentangan peranan atau roleconflic, yaitu apabila
seseorang dengan status tertentu di kelompok satu, mengambil peranan
lebih tinggi terhadap orang yang sama dalam kelompok yang lain. 30
C. HASIL PENELITIAN RELEVAN
Berdasarkan penelitian yang terdahulu, ada beberapa penelitian
yang memiliki relevansi dengan judul yang diteliti oleh penulis kali ini.
Seperti yang dijabarkan dalam bentuk naratif dan yang terlihat pada tabel
2.1 sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Riswan Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan judul skripsi Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa
(Studi Kasus Petani Singkong di Dusun Cimulia Desa Karangkamulyan
Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan Jawa Barat) bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar perubahan ekonomi serta untuk
mengetahui realitas perubahan sebelum dan sesudah adanya pabrik
ketemling.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data yang
digunakan dengan cara field research yaitu kegiatan penelitian langsung
dilapangan.
Hasil penelitian ini adalah di Desa Karangkamulyan mengalami perubahan
sosial sesduah adanya pabrik ketemling singkong. Perubahan sosial ini
terjadi karena dari dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Perubahan sosial yang terjadi di Desa Karangkamulyan meliputi
Globalisasi, Modernisasi, dan penemuan baru. Salah satu faktor yang
mendalam terjadinya perubahan sosial di Desa Karangkamulyan adalah
dengan adanya pabrik ketemling singkong.
30
Phil Astrid s. Susanto. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. (Bandung : Bina Cipta). 1979. Hlm 94
36
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sandi Irawan Jurusan Sosiologi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan judul Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi
Kasus: Budidaya Lele Desa Babakan Kecamatan Ciseeng Bogor)
bertujuan untuk mengetahui perubahan sosial ekonomi setelah adanya
budidaya ikan lele di Desa Babakan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan jenis penelitian deskriptif
yakni dengan menggambarkan permasalahan yang dikemukakan mengenai
proses perubahan sosial ekonomi sesudah adanya budidaya Ikan Lele.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sandi Irawan adalah tidak adanya
perubahan yang signifikan setelah adanya budidaya Ikan Lele dikarenakan
hasil yang dicapai para pembudidaya Ikan Lele adalah dari banyak
tidaknya empang yang mereka miliki. Selain itu bisa dilihat dari tidak
adanya perubahan gaya hidup dan tidak ada perubahan tingkat pendidikan
di masyarakat Desa Babakan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Dara Nur Zakiyah Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan judul Perubahan Sosial di Desa Linggajati
Kecamatan Sukasatu Kabupaten Tasikmalaya yang bertujuan untuk
menganalisa perubahan sosial di Desa Linggajati secara mendalam
terhadap kondisi sosial masyarakat serta mengetahui faktor perubahan
sosial di Desa Linggajati.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Hasil penelitain ini adalah perubahan sosial di Desa Linngajati mengalami
peningkatan dari tahun 2006-2011. Salah satu faktor yang membuat
perubahan sosial di Desa Linggajati adalah bertambahnya penduduk.
Pertambahan penduduk tersebut bisa mempengaruhi adanya masalah
sosial lainnya. Masyarakat Linggajati adalah masyarakat yang masih kuat
dengan adanya nila-nilai sosial, sehingga dalam aktifitasnya masih
37
mengikuti norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Pelaksanaan
pengajian yang masih rutin dilaksanakan di Desa Linggajati adalah salah
satu bukti jika norma sosial dan keagamaan di desa tersebut masih kuat
adanya.
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan
No Ringkasan & Hasil Penelitian Persamaan & Perbedaan
1. Nama Peneliti: Riswan (Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta)
Judul: Perubahan Sosial Ekonomi
Masyarakat Desa
Ringkasan: Adanya perubahan sosial
masyarakat Desa Karangkamulyan
Dusun Cimulia dari tradisional ke
industri. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perubahan sosial
ekonomi terhadap adanya pabrik
ketemling singkong dan sebelum
adanya pabrik ketemling singkong.
Hasil: Perubahan yang terjadi di
Desa Karangkamulyan meliputi
globalisasi, modernisasi, dan
penemuan baru. Salah satu penyebab
perubahan social di Desa
Karangkamulyan adalah keberadaan
pabrik ketemling singkong di Dusun
Cimulia. Pabrik ketemling singkong
sangat berperan besar bagi
perekonomian di Dusun Cimulia. Hal
itu dapat dilihat dari beberapa
indikator diantaranya penghasilan
masyarakat yang meningkat,
penyerapan tenga kerja,
berkurangnya angka pengangguran,
dan kegiatan sosial keagamaan.
Perubahan sosial di Desa
Karangkamulyan tidak hanya dengan
adanya pabrik ketemling singkong
saja tetapi dengan adanya peran dari
Kepala Desa Karangkamulyan, warga
Persamaan: Penelitian Riswan
dan penelitian saya sama-sama
meneliti tentang perubahan
sosial.
Perbedaaan: Penelitian Riswan
menelitin tentang perubahan
sosial ekonomi. Penelitian saya
terfokus dalam perubahan sosial
masyarakatnya.
38
masyarakat yang menyambut positif
keberadaan pabrik itu serta bantuan
dari pemerintah.31
2. Nama Peneliti: Sandi Irawan
(Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Judul: Perubahan Sosial Ekonomi
Masyarakat Desa
Ringkasan: Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perubahan sosial
ekonomi yang terdapat di Desa
Babakan Kecamatan Ciseeng Bogor
dalam membudidayakan kolam atau
empang lele.
Hasil Penelitian: Tidak adanya
perubahan sosial ekonomi yang
sangat signifikan di masyarakat Desa
Babakan. Hal itu terlihat tidak adanya
perubahan gaya hidup dan tingkatan
pendidikan pada masyarakatnya.
Perubahan sosial ekonomi bisa terjadi
tergantung dengan banyak tidaknya
kolam yang dimiliki oleh masyarakat
di Desa Babakan. Jika memiliki
kolam atau empang lele yang banyak
maka akan mempengaruhi perubahan
sosial ekonomi masyarakanya.
Adapun sebaliknya, jika
masyarakanya hanya mempunyai
empang atau kolam lele yang sangat
terbatas maka penghasilan mereka
tidak akan mengalami perubahan.
Dalam hasil penelitian Sandi Irawan
masyarakat di Desa Babakan rata-rata
tidak mempunyai empang atau kolam
lele yang cukup banyak. Jadi,
perubahan sosial ekonomi di
masyarakat Desa Babakan tidak
Persamaan: Penelitian Sandi
Irawan dan penelitian saya sama-
sama membahas tentang
perubahan sosial dalam
masyarakat.
Perbedaan: Penelitian Sandi
Irawan terfokus dalam
perubahan sosial ekonomi
masyarakat. Penelitian saya
terfokus dalam perubahan
sosialnya saja.
31
Skripsi Riswan Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Judul Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Petani Singkong di Dusun Cimulia Desa Karangkamulyan Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan). Tahun 2015.
39
terlalu signifikan dengan adanya
kolam atau empang lele.32
3. Nama Peneliti: Dara Nur Zakiyah
(Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Judul: Perubahan Sosial di Desa
Linggajati Kecamatan Sukaratu
Kabupaten Tasikmalaya
Ringkasan: Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apa yang menjadi
faktor perubahan sosial di Desa
Linggajati serta menganalisa
perubahan sosial di Desa Linggajati
secara mendalam terhdapa kondisi
sosial masyarakat.
Hasil Penelitian: Perubahan sosial di
Desa Linggajati mengalami
peningkatan dari tahun 2006-2011.
Perubahan sosial tersebut dipicu
dengan adanya pertambahan
penduduk yang ada di Desa
Linggajati. Pertambahan penduduk
adalah masalah yang mendasar
terhadap perubahan sosial lainnya.
Masyarakat di Desa Linggajati masih
kuat dengan nilai-nilai sosial yang
berlaku sehingga dalam aktivitas
mereka masih mengikuti dan
menerapkan norma-norma yang
berlaku. Salah satu kegiatan
keagaamaan di Desa Linggajati
adalah pengajian. Pengajian tersebut
masih sangat rutin dilakukan oleh
masyarakat di Desa Linggajati.
Perubahan norma juga terjadi di Desa
Linggajati di kalangan anak remaja.
Perubahan norma tersebut sangat
dikhawatirkan oleh masyarakat Desa
Linggajati karena bisa mempengaruhi
perubahan pola pikir dan pola
perilaku di kalangan remaja di Desa
Persamaan: Penelitian Dara
Nur Zakiyah dan penelitian saya
sama-sama meneliti tentang
perubahan sosial yang terjadi di
masyarakat
Perbedaan: Penelitian Dara Nur
Zakiyah meneliti tentang
masyarakat Desa sementara
penelitian saya meneliti tentang
perubahan sosial masyarakat
Perkotaan.
32
Skripsi Sandi Irawan Jurusan Sosiologi fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Judul Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus: Budidaya Ikan Lele Desa Babakan Kecamatan Ciseeng Bogor). Tahun 2017.
40
Linggajati. Perubahan norma tersebut
bisa saja terjadi dengan adanya taman
wisata Cipanas Galunggung di Desa
Linggajati. Turis atau wisatawan
yang datang berkunjung ke tempat
Wisata di Desa Linggajati membawa
pengaruh bagi gaya hidup di
kalangan remaja Desa Linggajati.33
D. KERANGKA BERFIKIR
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan dan diambil kerangka
pemikiran sebagai berikut. Pada umumnya, banyak yang berfikir bahwa
daerah Kalijodo adalah daerah yang sudah dikenal kurang baik yaitu
sebuah kawasan pusat prostitusi dan banyak pekerja seksual. Karena sudah
dari dahulu daerah Kalijodo telah di klaim menempati lahan pemerintah
untuk didirikan tempat tinggal dan mencari nafkah dengan cara yang
kurang baik. Gubernur DKI Jakarta yang kala itu sedang menjabat sebagai
Gubernur DKI Jakarta adalah Bapak Basuki Tjahja Purnama, menertibkan
lahan yang berada di salah satu daerah di Jakarta Utara tersebut, untuk
dibangun lahan yang bermanfaat bagi banyak orang. Namun setelah
penertiban itu usai, terjadi konflik antara masyarakat Kalijodo dengan
Pemerintah DKI Jakarta. Karena masyarakat menganggap mereka telah
lama mendiami tanah tersebut untuk dibangun tempat tinggal dan mencari
kehidupan yang layak menurut mereka.
Namun, pemerintah DKI Jakarta ingin menertibkan tempat tersebut
salah satunya adalah untuk memberantaskan perspektif masyarakat DKI
Jakarta yang merasa resah dengan adanya tempat di Kalijodo yang
disalahgunakan untuk mencari pundi-pundi uang dalam mencukupi
kebutuhan mereka sehari-hari. Maka dari itu, Gubernur yang kala itu
menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta ingin menghilangkan pemikiran
33
Skripsi Dara Nur Zakiyah Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Judul Perubahan Sosial di Desa Linggajati Kecamatan Sukasatu Kabupaten Tasikmalaya Pada Tahun 2006-2011. Tahun 2012.
41
masyarakat DKI Jakarta ataupun yang diluar DKI Jakarta yang
menganggap daerah Kalijodo adalah daerah yang banyak terdapat pekerja
seksual. Sehingga masyarakat di sekitarnya terkena imbas dalam
penggusuran atau penertiban lahan pemerintah DKI Jakarta tersebut.
Terdapat pengaruh yang mengakibatkan masyarakat Kalijodo mengalami
perubahan kondisi sosial setelah mereka dipindahkan ke tempat yang telah
disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta setelah lahan yang sudah
mereka gunakan bertahun-tahun tersebut di ambil alih oleh Pemerintah
DKI Jakarta. Bagan kerangka berfikir, seperti terlihat pada gambar 2.3
1. Perubahan
sosial
2. Nilai-nilai sosial
3. Interaksi sosial
4. Pola perilaku
Sosial
Penggusuran
Kalijodo
Masyarakat
Kalijodo
42
1. Teori Perubahan
Sosial
2. Faktor-faktor
perubahan sosial
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Kalijodo yang berada di
Penjaringan dan Rumah Susun Marunda yang berada di Kecamatan
Cilincing Jakarta Utara. Kalijodo adalah daerah lama yang telah menjadi
tempat tinggal masyarakat Kalijodo sebelum terjadinya relokasi lahan
pemerintah. Sementara Marunda adalah tempat baru yang telah disediakan
oleh pemerintah DKI Jakarta.
1. Tempat Penelitian
a. Kalijodo
Sumber :www.google.com
Gambar 3.1
Peta Lokasi Kalijodo
b. Rumah Susun Marunda
Rumah susun Marunda ini adalah salah satu rumah susun yang
disediakan oleh pemerintah DKI Jakarta untuk tempat tinggal
perubahan sosial yang mereka alami selama sebelum dan sesudah
direlokasi.
b. Wawancara
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi mengatakan wawancara adalah
proses tanya ajwab dalam penelitian yang berlangsung scara lisan
dalam mana dau orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara
langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.40
Menurut
Soehartono, wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh peneliti kepada pewawancara kepada
responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam
dengan alat perekam.41
Wawancara ini disusun dalam bentuk pertanyaan terbuka yang
dilakukan dengan cara wawancara secara mendalam agar
mendapatkan informasi secarabebas demi kelancaran dalam penelitian
ini. Pewawancara diharapkan menyampaikan pertanyaan kepada
responden, merangsang responden untuk menjawab, menggali
jawaban lebih jauh bila dikehendaki dan mencatatnya. Bila semua
tuga ini tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka hasil
wawancara menjadi kurang bermutu. Syarat menjadi pewawancara
yang baik ialah keterampilan mewawancarai, motivasi yang tinggi,
dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut menyampaikan
pertanyaan42
. Pertanyaan-pertanyaan dimulai dari yang bersifat umum,
kemudian masuk ke hal-hal yang berhubungan dengan tema
permasalahan. Informan dan narasumber diberikan penjelasan
mengenai maksud dan tujuan peneliti dalam penelitian kali ini.
Wawancara ditujukan kepada informan dan narasumber yang
40
Cholid Narbuka dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. (Jakarta : PT. Bumi Aksara). 2004. Hlm 83. 41
Irawan Soehartono. Metode Penelitian Social : Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya). 2011. Hlm 67. 42
Syamsir Salam dan Jaenal Aripin. Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta : UIN Jakarta Press). 2006. Hlm 80.
52
mengetahui perubahan dan keadaan masyarakat di Kalijodo dari
sebelum dan sesudah adanya penertiban lahan Pemerintah. Adapun
informannya adalah masyarakat Kalijodo yang irelokasi ke Rumah
Susun Marunda Cilincing Jakarta Utara. Wawancara ini bertujuan
untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perubahan sosial
masyarakat Kalijodo pasca direlokasi ke Rumah Susun. Peneliti juga
mewawancarai kepala pengurus unit pengelola rumah susun Marunda
untuk memperkuat jawaban mengenai keadaan di sekitar rumah susun
Marunda dan seluruh kegiatan masyarakat yang dilakukan setiap
harinya.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data ini adalah pengambilan data yang
diperoleh melalui dokumen-dokumen yang ada.Data-data yang
dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data
sekunder, sedangkan data-data yang dikumpulkan dengan teknik
observasi wawancara.43
Dalam dokumentasi peneliti dapat memberi bukti
bahwa peneliti benar-benar melakukan penelitian di lokasi tersebut.
F. Instrumen Penelitian
Salah satu kegiatan penelitian adalah melakukan pengukuran
terhadap fenomena sosial maupun alam. Karena itu, di dalam penelitian,
baik penelitian ekonomi maupun penelitian sosial, disamping terdapat
beberapa metode pengumpulan data, juga terdapat beberapa alat atau
instrumen (instrument)yang digunakan dalam mengumpulkan data.44
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
43
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta : Bumi Aksara). 2008. Hlm 69
44Agus Purwoto. Metode Penelitian. (Bogor: IN MEDIA. 2015). Hlm. 115
53
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.45
1. Instrumen Wawancara
Berikut kisi-kisi instrumen wawancara penelitian:
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara
No. Aspek Masalah Sub Aspek Masalah
1. Kondisi Lingkungan 1. Kondisi tempat
tinggal yang
lama
2. Kondisi tempat
tinggal yang baru
2. Kondisi Sosial 1. Cara beradaptasi
dengan
lingkungan baru
2. Cara berbaur
dengan
masyarakat
sekitar tempat
tinggal yang baru
3. Jenis kegiatan
masyarakat di
tempat tinggal
yang baru
3. Kondisi Ekonomi 1. Hasil pendapatan
bulanan
2. Jenis pekerjaan
45
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian,(Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 101
54
4. Kondisi Pendidikan 1. Biaya pendidikan
2. Sarana
pendidikan
5. Kondisi Aksesibilitas 1. Jarak dari tempat
tinggal menuju
sekolah
2. Waktu yang
dibutuhkan untuk
menuju sekolah
3. Sarana
transportasi
umum menuju
sekolah
4. Jarak tempuh
dari tempat
tinggal ke tempat
kerja
5. Sarana
transportasi
umum menuju
tempat kerja
2. Instrumen Observasi
Dalam memperoleh data observasi, peneliti membuat pedoman observasi
pada penelitiannya, yaitu:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi Penelitian
No. ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN
55
1. Keadaan lingkungan Rumah
Susun Marunda.
2. Aktivitas masyarakat Kalijodo di
Rumah Susun Marunda.
3. Hubungan sosial masyarakat
Kalijodo dengan masyarakat
baru di Rumah Susun Marunda.
4. Peran masyarakat Kalijodo
terhadap kesejahteraan
lingkungan yang baru di Rumah
Susun Marunda.
5. Keadaan ekonomi setelah di
relokasi ke Rumah Susun
Marunda.
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data
Moleong dalam bukunya mengatakan tentang pemeriksaan
keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan Metode
Penelitian Kualitatif yaitu Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk
keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lainnya.46
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu
dapat dicapai dengan jalan :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakannya secara pribadi
46
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.). 2009. Hlm 330.
56
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.47
Dapat disimpulkan bahwa triangulasi adalah cara terbaik untuk
bisa menghilangkan perbedan-perbedaan yang terjadi dalam konteks suatu
studi pada waktu pengumpulan data tentang kejadian dan hubungan dari
beberapa pandangan.
H. Teknik Analisis dan Pengolahan Data
Pada penelitian kualitatif ini teknik yang digunakan dalam
penelitian adalah model analisis. Langkah-langkah yang dipergunakan
dalam model ini antara lain pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan :
1. Pengumpulan Data
Peneliti membuat catatan terkait dengan data yang dikumpulkan
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang merupakan
catatan lapangan yang berkaitan dengan pertanyaan atau tujuan
penelitian.
2. Reduksi
Dalam proses analisis data dimulai dengan cara menelaah dan
memahami seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang telah
didapatkan yaitu pada saat observasi, wawancara dan dokumentasi.
Setelah dibaca, dipelajari dan dipahami, untuk langkah selanjutnya
47
Ibid. Hlm 331
57
adalah mengadakan reduksi data yang berkaitan erat dengan proses
menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, dan
mentransformasikan data asli yang diperoleh dari hasil penelitian
reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung. Langkah ini
dilakukan sebelum semua data sudah benar dikumpulkan.
3. Penyajian Data
Bentuk penyajian data yang mudah dilakukan dalam penelitian
kualitatif adalah dengan menggunakan teks naratif yang menceritakan
secara rinci dan lengkap terkait penelitian yang dilakukan. Penyajian
data atau kumpulan informasi memungkinkan peneliti melakukan
penarikan kesimpulan.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan langkah selanjutnya. Analisis
penelitian ini menggunakan analisis model interaktif. Artinya adalah
analisis ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen
utama tersebut. Data yang telah terkumpul dari kegiatan penelitian
yaitu dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi terkait dengan
penelitian direduksi untuk dipilih mana yang paling tepat untuk
disajikan di dalam laporan penelitian. Dalam proses pemilihan data
akan difokuskan pada data yang mengarah untuk memcahkan masalah
dan penemuan penemuan serta untuk menjawab pertanyaan penelitian.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Kelurahan Marunda Cilincing Jakarta Utara
a. Lokasi, Letak dan Luas Wilayah Penelitian
Kelurahan Marunda merupakan salah satu kelurahan di
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Luas Kelurahan Marunda ini
±413.8 ha. Di Kelurahan Marunda ini terdapat salah satu Sekolah Ilmu
Tinggi Pelayaran dan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Terdapat
cerita yang sangat menarik dari Kelurahan Marunda ini karena terdapat
salah satu situs betawi yang sangat terkenal yaitu Si Pitung. Menurut
konon ceritanya Kelurahan Marunda adalah tempat tinggal jagoan
Betawi tersebut tinggal.
Wilayah Kelurahan Marunda ini mempunyai batas administrasi
sebagai berikut:
1) Sebelah Utara berbatas denganLaut Jawa.
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bekasi.
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Rorotan.
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Cilincing.
59
b. Master Plant UPRS Marunda
Sumber : Data Monografi UPRS Marunda
Gambar 4.1
Master Plant UPRS Marunda
Pemenuhan kebutuhan perumahan di Jakarta telah dilakukan oleh
Pemerintah dan Swasta. Dalam rangka penyediaan perumahan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah di Jakarta, pengembangan rumah
susun sederhana menempati peran strategis dalam merespon
kebutuhan perumahan dan permukiman di kota metropolitan yang
mempunyai beban tekanan internal dan eksternal yang kuat.
Pada saat ini dan masa yang akan datang mengingat keterbatasan
lahan dan tuntutan mobilitas penduduk perkotaan yang semakin
dinamis maka pengembangan rumah susun berlantai
banyak diperlukan dalam menjaga keseimbangan kebutuhan
perumahan dan permukiman. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak
tahun 1991/1992 telah membangun rumah susun sederhana sekaligus
sebagai upaya menata permukiman kumuh serta penanggulangan
akibat kebakaran48
.
48
Data monografi Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Marunda.
60
2. Visi dan Misi UPRS (Unit Pengelola Rumah Susun) Marunda
Visi
Mewujudkan masyarakat rusun yang rukun,damai,bersatu dengan
dukungan sarana prasarana yang handal dan aman, berbudaya tertib
dan lingkungan yang indah serta empati antar sesama penghuni di
dalam kawasan yang asri dan sanitasi yang terpelihara
Misi
1) Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR) di Rumah susun
2) Memelihara sarana prasarana utilitas rumah susun
3) Menjaga keamanan dan ketertiban untuk kenyamanan warga
rusun
4) Memelihara kebersihan, keindahan rumah susun dan lingkungan
sekitarnya
5) Memberikan fasilitasi pemberdayaan bagi warga rumah susun
untuk kesejahteraan penghuni rumah susun
6) Menyusun desain besar SAPTA PESONA MARUNDA dan
menjadikan rumah susun sebagai inkubator ekonomi
3. Susunan Organisasi UPRS (Unit Pengelola Rumah Susun) Marunda
Adapun susunan organisasi UPRS Marunda terdiri dari :
1) Kepala UPRS Marunda
2) Kepala Subbag Tata Usaha
a) Kepala Satpel Pelayanan
b) Kepala Satpel Penertiban
c) Kepala Satpel Sarana dan Prasarana
3) Kepala Subbag Keuangan
a) Bendahara Penerimaan
b) Bendahara Pengeluaran
61
4) Pengurus Barang
4. Tarif Sewa Berdasarakan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta
No. 3 Tahun 2012 Tentang Retribusi Daerah
Tabel 4.1
Tarif Sewa Rumah Susun Marunda
No
Rumah
Susun
Sewa
Marunda
Tarif Sewa
Lt.1 Lt.2 Lt.3 Lt.4 Lt.5 Lantai
Dasar
1. Type 30
untuk
warga
terprogram
159.000 151.000 144.000 136.000 128.000 10.000/M2
2. Type 30
untuk
warga
umum
371.000 354.000 338.000 321.000 304.000 12.500/M2
3. Type 36
untuk
warga
terprogram
184.000 175.000 167.000 158.000 - -
4. Type 36
untuk
warga
umum
381.000 363.000 346.000 328.000 - -
Sumber : Data Monografi UPRS Marunda
62
5. Sarana dan Prasarana di Rusunawa Marunda
Tabel 4.2
Sarana dan Prasarana di Rumah Susun Marunda
No. Sarana dan Prsarana Jenis Fasilitas
1. Sarana Ibadah 1. Masjid
2. Gereja
2. Sarana Kesehatan Puskesmas
3. Sarana Transportasi 1. Bus Sekolah
2. Bus Transjakarta
4. Sarana Bermain RPTRA (Ruang
Publik Terpadu
Ramah Anak)
5. Sarana Olahraga 1. Futsal
2. Volly
3. Basket
4. Bulu Tangkis
5. Tenis Meja
6. Sarana Pendidikan 1. PAUD
2. TK
3. SD
4. SMP
5. Disabilitas
6. Paket A, B, C
7. Sarana Pertanian 1. Green House
2. Tanaman Obat
3. Kebun Sayuran
8. Sarana Kantor Bank DKI
9. Sarana Pemberdayaan Warga 1. Membatik
63
2. Menjahit
3. Tata Boga
4. Bank Sampah
5. Kerajinan
Tangan
6. Lenong
7. Sanggar Tari
Sumber : Data Monografi UPRS Marunda
6. Sejarah Singkat Kalijodo
Bercerita tentang nama Kalijodo yang berada di salah satu daerah
Jakarta ini, sudah menjadi pertanyaan apa dan bagaimana cerita tentang
asal mula nama Kalijodo?. Tidak semua orang mengetahui tentang dunia
hitam yang terjadi di daerah Kalijodo seperti sekarang ini. Dahulunya
Kalijodo bukanlah tempat dunia hitam layaknya sebutan sebelum
direlokasi menjadi ruang terbuka hijau bagi semua masyarakat. Namun
sekarang wilayah Kalijodo telah menjadi kawasan legal dan aman dari
jeratan dunia hitam. Kawasan tersebut telah di rubah menjadi Ruang
Publik Terbuka Hijau serta menjadi kawasan bermain anak-anak.
Dalam cerita pada masa Batavia, Kalijodo belum terkenal
daerahnya seperti sekarang ini. Karena jika dibandingkan zaman
dahulu dengan sekarang sangat jauh mengalami perubahan
terutama keadaan lokasi yang sekarang sudah menjadi taman
terbuka hijau. Berbagai model cerita yang menceritakan kenapa
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengadakan relokasi wilayah
Kalijodo. Dahulu, Kalijodo merupakan salah satu kawasan hiburan
malam yang terletak di salah satu kota di Jakarta.Para pekerja seks
komersial tinggal dan mencari nafkah di daerah prostitusi tersebut.
Mereka melayani pria hidung belang di kamar yang rata-rata 2x1
meter per segi.Pekerjan yang sangat tidak diizinkan oleh hukum
dan agama ini sangat merajalela di kawasan kalijodo yang sudah
terkenal sejak dulu dengan kawasan yang penuh dengan cerita
hitam dan kelam.Para pekerja seks komersial, dalam satu malam
mereka bisa melayani hingga 12 pria hidung belang yang rata-rata
mereka sudah berkeluarga dan para pejabat pemerintah. Layaknya
PSK di lokasi lain, mereka di bawah pengawasan ketat para
mucikari.Sulit bagi mereka untuk melepaskan diri jeratan dunia
64
hitam tersebut. Mereka seolah terkunci pada bangunan-bangunan
yang berkedok kafe remang-remang di Kalijodo tersebut.Di lain
pihak, para penguasa Kalijodo terus mengambil keuntungan dari
bisnis remang-remang tersebut. Sebagian besar penduduk yang
tinggal di kawasan tersebut segan terhadap para penguasa.49
Kalijodo berada di Kelurahan Pejagalan Kecamatan penjaringan,
Jakarta Utara.Terletak tidak jauh dari BW Hotel di Grogol dan berada di
sepanjang sungai Ciliwung.Akses menuju Kalijodo bisa ditempuh
dengan mengikuti Jalan Pesing.
Dulu disebut peh cun di Kali Angke, belum Kalijodo.Begitu
terkenal, maka dinamailah Kalijodo, karena orang dapat jodoh di
situ.Dalam tradisi China, Peh Cun (Peh Coen Hare) adalah tradisi
yang diselenggarakan setiap 100 hari penanggalan imlek.Salah satu
tradisi dalam perayaan Peh Cun adalah pesta air.Pesta air itu diikuti
oleh muda-mudi laki-laki dan perempuan yang sama-sama menaiki
perahu melintasi Kali Angke. Setiap perahu akan berisi tiga sampai
empat orang laki-laki atau perempuan. Di perahu tersebut, si laki-
laki akan melihat perahu yang berisi perempuan. Jika laki-laki
senang dengan perempuan yang ada di perahu lainnya ia akan
melempar kue yang bernama tiong cu pie.Kue terbuat dari
campuran terigu yang di dalamnya ada kacang hijau. Bagi
perempuan yang ditaksir jika ia senang, ia akan melemparkan kue
sejenis ke arah laki-laki yang menyukainya. Dari sinilah kemudian
kawasan berubah menjadi kalijodo karena menjadi kawasan untuk
mencari jodoh. Berbeda dengan saat ini, di masa itu Kali Angke
masih jernih. Itulah mengapa walau tradisi ini dilakukan oleh etnis
Tionghoa, tetapi masyarakat umum tetap memadati Kali Angke
untuk melihat perayaan tersebut.Tradisi Peh Cun dan Imlek sendiri
tidak lagi dirayakan setelah tahun 1958 setelah pemerintah
mengeluarkan aturan tentang penetralisiran tersebut. Aturan
tersebut dibuat oleh Wali Kota Jakarta Sudiro yang menjabat diera
1953-1960.Walikota masa itu, jabatannya setara dengan gubernur
masa kini50
.
7. Kondisi Lingkungan Kalijodo Sebelum di Relokasi
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik
49
Tetalogi. Asal Mula Kalijodo, dari Tempat mencari jodoh menjadi Lokasi Prostitusi. http://www.reonkpost.com/2016/02/asal-usul-kalijodo-sejak-tahun-1600.html?m=1 Diakses pada tanggal 5 Oktober 2018. Pada pukul 20.14 WIB. 50
Ibid. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2018. Pada pukul 20.14 WIB.
Berbicara mengenai perubahan dan masyarakat, nama Kalijodo
mungkin sudah tidak asing lagi untuk diperkenalkan ke masyarakat
luas. Kalijodo telah mengalami perubahan lokasi yang dahulunya
terkenal sebagai tempat lembah hitam sekarang sudah berubah menjadi
ruang terbuka hijau untuk semua kalangan masyarakat dan menyita
mata puluhan hingga ribuan masyarakat di sekitarnya untuk
mengunjungi tempat tersebut. Kawasan Kalijodo sangat ketat diawasi
oleh penguasa-penguasa tempat tersebut seperti preman dan mantan
mucikari. Terdapat beberapa yang disebut bos mafia besar yang telah
memegang dan menguasai wilayah hitam Kalijodo. Tidak sedikit
bangunan yang telah berdiri kokoh diatas tanah tersebut, kurang lebih
60 bangunan yang setiap bangunannya telah diisi oleh para pekerja seks
komersial yang siap melayani para lelaki. Serta guna untuk menjamin
keamanan wilayah tersebut, setiap bos mafia telah memperkerjakan
tenaga keamanan yang tidak sedikit jumlahnya. Tenaga kemanan
tersebut bisa disebut dengan istilah Preman. Tenaga keamanan tersebut
ditugaskan untuk menjaga keamanan wilayah Kalijodo agar aktifitas
perjudian dan yang lainnya tidak terganggu. Tidak hanya itu, para
preman yang telah ditugaskan untuk menjaga keamanan wilayah
Kalijodo, mereka tidak takut mati atau rela berkorban nyawa untuk
keamanan yang telah ditugaskna kepada mereka. Mereka terkenal
sangat sensitif karena memiliki insting yang sangat kuat apabila terjadi
hal-hal yang mencurigakan disekitar mereka.
Wilayah Kalijodo diapit oleh dua sungai yang mempunyai
daerah berbeda yaitu Sungai Angke dan Sungai Banjir Kanal Barat.
Daerah yang terdapat di dua Kota Administrasi ini antaranya Kota
Administrasi Jakarta Utara dan Kota Administrasi Jakarta Barat. Sangat
luas daerah yang mempunyai kawasan hitam dan ilegal ini. Tidak serta
merta Gubernur yang kala itu menjabat dengan sebutan nama Bapak
Ahok yaitu Basuki Tjahja Purnama, beliau telah memberi edaran bahwa
67
kawasan dunia hitam akan di hilangkan dan akan dijadikan tempat yang
lebih bermanfaat bagi semua masyarakat sekitar atau masyarakat luas.
Gambar 4.3 Kalijodo digusur pada tahun 2016
Hal ini sesuai dengan berita di Kaleidoskop 2016 yang bertema
Metamorfosis Kalijodo adalah sebagai berikut:
Pemprov DKI Jakarta bergerak cepat mengurus masalah Kalijodo.
Pada Jumat (12/2/2016), Pemkot Jakarta Utara mengeluarkan
surat edaran penertiban kawasan prostitusi tersebut.Isi surat
edaran juga menjelaskan latar belakang penertiban
kawasan Kalijodo, yaitu berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)
Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, Perda Nomor 7
Tahun 2010 tentang Bangunan dan Wilayah, Instruksi Gubernur
Nomor 68 Tahun 2014 tentang Penataan dan Penertiban di
Sepanjang Kali, Saluran, dan Jalan Inspeksi, serta Instruksi
Gubernur Nomor 8 Tahun 2015 tentang Kegiatan Penertiban
Umum. Poin penting yang ingin disampaikan dalam surat edaran
itu adalah pengembalian fungsi kawasan Kalijodo menjadi ruang
terbuka hijau, penutupan dan penertiban kegiatan prostitusi dan
peredaran minuman keras, tawaran dari Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta untuk warga Kalijodo alih profesi atau dipulangkan ke
daerah masing-masing, dan adanya posko pendaftaran di Kantor
Camat Penjaringan. 52
52
Kahfi Dirga Cahya. Kaleidoskop 2016: Metamorfosis Kalijodo. http://megapolitan.kompas.com/read/2016/12/20/06450051/kaleidoskop.2016.metamorfosis.kalijodo. Di akses pada tanggal 12 November 2017. Pukul 12.20 WIB.
berteduh.Bahkan ada juga ruang laktasi khusus tempat ibu
menyusui.53
Dari cerita di atas dapat disimpulkan bahwa tanah yang digunakan
oleh masyarakat Kalijodo adalah tanah milik pemerintah DKI Jakarta.
Gubernur Bapak Tjahja Purnama telah melakukan relokasi wilayah ke
salah satu Rumah susun di kawasan Cilincing Jakarta Utara. Tempat yang
dulunya menjadi kawasan pusat prostitusi kini telah menjadi kawasan
legal dan berubah menjadi ruang terbuka hijau serta taman yang bisa
dijadikan tempat wisata bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya.
Sumber :www.google.com
B. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini jumlah partisipan adalah sebanyak 14 orang
dengan berbagai usia dan pekerjaan. Partisipan yang diambil adalah yang
sudah bekerja dan sudah berumah tangga. Sehingga dipastikan mereka
53
Pebriansyah Ariefana. Menelusuri Cerita Kalijodo dan Sekarang. https://www.suara.com/news/2017/05/04/151427/menelusuri-cerita-kalijodo-dulu-dan-sekarang. Di akses pada tanggal 12 November 2017. Pukul 12.24 WIB
dengan senjata dengan cara mendirikan pos penggusuran
yang yang didirikan sejak tanggal 20 Februari dan
beroperasi selama 24 jam.
8) Pemerintah melakukan pelibatan TNI untuk melakukan
proses persiapan penggusuran, berdasarkan undang-
undang tugas fungsi pokok TNI adalah pertahanan negara
bukan melakukan penggusuran.
9) Terjadi tindakan intimidasi aparat yang mendatangi
rumah-rumah warga dan menanyakan kapan akan
melakukan pengosongan dan pembongkaran rumah.
10) Pemberian solusi sepihak dengan cara relokasi ke rumah
susun sewa adalah tindakan pengusiran tanpa mendengar
atau memperhatikan kepentingan warga, tindakan warga
untuk pindah kerumah susun dikarenakan atas dasar
keterpaksaan ditengah intimidasi yang dilakukan.
11) Kondisi rumah susun sewa yang tidak layak sebab tidak
tersedianya air bersih, rumah susun yang belum selesai
dibangun, jauh dari tranportasi publik, tempat berkerja.
12) Akibat dari proses penggusuran paksa yang dilakukan
warga kehilangan mata pencaharian, kehilangan hubungan
sosial.
Berdasarkan Konvenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi,
Sosial dan Budaya yang telah diratifikasi melalui UU Nomor 11 tahun
2005 dalam melakukan penggusuran ada berbagai hal penting yang
harus dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah wajib mengadakan
musyawarah yang tulus kepada warga terdampak, wajib mencari
semua kemungkinan alternatif penggusuran, wajib memberikan
pemberitahuan yang layak dan beralasan kepada warga terdampak,
wajib melakukan konsultasi publik, wajib menyediakan informasi
yang lengkap dan transparan tentang kegunaan lahan pasca
penggusuran, wajib melakukan penilaian terhadap dampak
penggusuran secara holistik dan komprehensif, wajib menunjukan
bahwa tindakan penggusuaran tidak dapat dihindari, wajib
memastikan tidak ada warga yang mengalami penurunan kualitas
kehidupan dari kehidupan sebelumnya digusur.LBH Jakarta menilai
Pemerintah DKI tidak melakukan tindakan-tindakan berdasar Undang-
undang Nomor 11 tahun 2005 tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya. Oleh karenanya tindakan Pemerintah DKI Jakarta adalah
bentuk pelanggaran hak asasi manusia.Untuk itu kami menuntut agar
pemerintah DKI Jakarta menghentikan proses penggusuran paksa
terhadap ratusan pemukiman warga di Kalijodo sebab telah secara
93
jelas bertentangan dengan hak-hak asasi manusia dan bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.83
C. ANALISIS HASIL PENELITIAN
Berdasarkan ungkapan narasumber setelah diwawancarai bahwa
perubahan sosial masyarakat Kalijodo mengalami perubahan. Perubahan
sosial tersebut terjadi akibat adanya perubahan ekonomi dan lingkungan.
Seperti teori dari Selo Sumardjan dalam buku Setiadi menerangkan
bahwa perubahan sosial terjadi pada lembaga kemasyarakatan di dalam
suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk di dalam
nilai-nilai, sikap-sikap dan pola perilaku di antara kelompok dalam
masyarakat.84
Dari perubahan ekonomi masyarakat Kalijodo memiliki jawaban
yang sama yaitu susahnya mencari pekerjaan setalah dipindahkan ke
Rumah Susun Marunda Jakarta Utara. Menurut beberapa informan
mereka mengeluhkan pekerjaan yang bisa menompang kebutuhan
mereka sehari-hari. Masyarakat Kalijodo menjelaskan bahwa ditempat
tinggal yang dulu sangat mudah untuk mencari pekerjaan dan mencukupi
kebutuhan mereka sehari-hari. Banyak yang merasa kehidupan mereka
jauh lebih sulit dibandingkan tinggal ditempat yang sebelumnya.
Beberapa informan mengatakan tinggal ditempat yang menjadi pusat
kawasan prostitusi sangat menguntungkan bagi kehidupan mereka
dibandingkan tinggal ditempat yang nyaman tetapi tidak bisa mencukupi
kebutuhan sehari-hari.
Dalam upaya menangani kehidupan mereka di tempat tinggal yang
baru, sebagian Ibu-Ibu mencari kerjaan serabutan disekitaran Rumah
Susun. Dari infromasi yang didapat oleh peneliti selama penelitian
dilakukan, banyak masyarakat Kalijodo yang menjadi pengangguran
83
https://www.bantuanhukum.or.id/web/penggusuran-kalijodo-pemerintah-dki-lakukan-pelanggaran-ham/. Di akses pada tanggal 14 November 2017. Pada pukul 22.05 WIB. 84
Elly M. Setiadi, dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. (Jakarta: Prnada Media Group). 2007. Hlm. 50.