Top Banner
Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2 Posted by : Gina Gusti 3 Apr 2014 BAB II ISI A. Pengertian Remaja, Pertumbuhan dan Perkembangan, Ciri-Ciri Remaja, dan Perkembangan Masa Remaja dalam Berbagai Aspek. 1. Pengertian Remaja Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Fase remaja adalah masa transisi atau peralihan dari akhir masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Dengan demikian, pola pikir dan tingkah lakunya merupakan peralihan dari anak-anak menjadi orang dewasa (Damaiyanti, 2008). Menurut Dorland (2011), “remaja atau adolescence adalah periode di antara pubertas dan selesainya pertumbuhan fisik, secara kasar mulai dari usia 11 sampai 19 tahun”. Menurut Sigmund Freud (1856-1939), dalam Sunaryo (2004:44) mengatakan bahwa fase remaja yang berlangsung dari usia 12-13 tahun hingga 20 tahun. Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri seseorang dalam rentang masa kanak-kanak sampai masa dewasa. Pada masa ini, pola pikir dan tingkah laku remaja sangat berbeda pada saat masih kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok (teman sebaya) lebih erat dibandingkan hubungan dengan orang tua.
64

Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Apr 07, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2 Posted by : Gina Gusti 3 Apr 2014

BAB IIISI

A.    Pengertian Remaja, Pertumbuhan dan Perkembangan, Ciri-Ciri Remaja, dan Perkembangan Masa Remaja dalam Berbagai Aspek.

1.    Pengertian RemajaRemaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuhatau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai artiyang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992).Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja(adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antaramasa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,kognitif, dan sosial-emosional.Fase remaja adalah masa transisi atau peralihan dari akhirmasa kanak-kanak menuju masa dewasa. Dengan demikian, polapikir dan tingkah lakunya merupakan peralihan dari anak-anakmenjadi orang dewasa (Damaiyanti, 2008).Menurut Dorland (2011), “remaja atau adolescence adalahperiode di antara pubertas dan selesainya pertumbuhan fisik,secara kasar mulai dari usia 11 sampai 19 tahun”.Menurut Sigmund Freud (1856-1939), dalam Sunaryo (2004:44)mengatakan bahwa fase remaja yang berlangsung dari usia 12-13tahun hingga 20 tahun.Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri seseorang dalamrentang masa kanak-kanak sampai masa dewasa. Pada masa ini,pola pikir dan tingkah laku remaja sangat berbeda pada saatmasih kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok (teman sebaya)lebih erat dibandingkan hubungan dengan orang tua.

Page 2: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awalpubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dariusia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Batasan remajadalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun menurutklasifikasi World Health Organization (WHO)..“Remaja”. Kataitu menurut remaja sendiri adalah kelompok minoritas yangpunya warna tersendiri, yang punya “dunia” tersendiri yangsukar dijamah oleh orang tua. Kata remaja berasal dari bahasalatin yaitu adolescere (kata bendanya, adolescentia yangberarti remaja) yang berarti “tumbuh atau tumbuh menjadidewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang cukup luas:mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.( Piaget ). Dengan mengatakan poin-poin sebagai berikut secarapsikologis masa remaja :

1.    Usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa.2.    Usia dimana anak tidak merasa dibawah tingkat orang –orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang –kurangnya masalah hak.

3.    Integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai banyalah aspek afektif.

4.    Kurang lebih berhubungan dengan masa puber.5.    Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remajaini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.

Fase remaja merupakan perkembangan individu yang sangatpenting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik(seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konpka(Pikunas, 1976) masa remaja ini meliputi

(a)  remaja awal: 12-15 tahun; (b) remaja madya: 15-18 tahun;(c)  remaja akhir: 19-22 tahun. Sementara Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa

perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tuake arah kemandirian (independence), minat-minat seksual,perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetikadan isu-isu moral.

Page 3: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Dalam budaya Amerika, periode remaja ini dipandang sebagai“Strom dan Stress”, frustasi dan penderitaan, konflik dankrisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, danperasaan teralineasi (tersisihkan) dari kehidupan sosialbudaya orang dewasa (Lustin Pikunas, 1976).

2. Pengertian Pertumbuhan dan PerkembanganPertumbuhan dapat didefinisikan sebagai proses perubahan

fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu sertaberlangsung dalam periode tertentu. Oleh karena itu dari hasilpertumbuhan adalah bertambahnya berat, panjang atau tinggibadan, tulang dan otot-otot menjadi lebih kuat, lingkar tubuhmenjadi lebih besar, dan organ tubuh menjadi lebih sempurna.Pada akhirnya pertumbuhan ini mencapai titik akhir, yangberarti bahwa pertumbuhan selesai. Bahkan pada usia tertentu,misalnya usia lanjut, justru ada bagian-bagian fisik tertentuyang mengalami penurunan dan pengurangan.

Sedangkan perkembangan lebih mengacu kepada perubahankarakteristik yang khas dari gejala-gejala psikologis ke arahyang lebih maju. Para ahli psikologi pada umumnya merujuk padapengertian perkembangan sebagai suatu proses perubahan yangbersifat progresif dan menyebabkan tercapainya kemampuan dankarakteristik psikis yang baru. Perubahan seperti itu tidaklepas dari perubahan yang terjadi pada struktur biologis,meskipun tidak semua perubahan kemampuan dan sifat psikisdipengaruhi oleh perubahan struktur biologis.

3.    Ciri-ciri Masa RemajaMenurut Hurlock, remaja memiliki ciri-ciri khusus yang

spesifik dalam diri seorang remaja, yaitu :

       Masa Remaja sebagai Periode yang PentingMeskipun semua periode adalah penting, tetapi kadar

kepentingan usia remaja cukup tinggi mengingat dalam periode ini begitu besar pengaruh fisik dan psikis membentuk kepribadian manusia. Periode ini membentuk pengaruh paling

Page 4: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

besar terhadap fisik dan psikis manusia sepanjang hayatnya kelak.

       Masa Remaja sebagai Periode PeralihanPeralihan bukan berari terputusnya suatu rangkaian

sebelumnya dengan rangkaian berikutnya. Peralihan lebih menujupada arti sebuah jembatan pergantian atau tahapan antara dua titik. Titik ini juga bisa disebut titik rawan periode manusia, di mana dalam titik ini terbuka peluang untuk selamatatau tidaknya pola pikir dan pola sikap manusia sebagai pelakuperalihan itu sendiri. Peralihan ini dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Tidak dikatakan masa kanak-kanak yang penuh masa-masa bermain-main, tetapi juga tidak masa dewasa, yang penuh kematangan dalam pemikiran dan tingkah laku.

       Masa remaja sebagai periode perubahanTingkat perubahan tingkah laku remaja sama dengan perubahan

fisiknya. Ada lima perubahan yang bersifat universal :a.     Meningginya emosib.    Perubahan tubuhc.     Perubahan minat dan peran dalam pergaulan sosiald.    Perubahan pola nilai-nilai yang dianutnya

e.    Perubahan yang ambivalen, di mana masa remaja biasanya menginginkan perubahan, tetapi secara mental belum ada kesadaran tanggungjawab atas keinginannya sendiri.

       Masa remaja sebagai usia bermasalahMasa remaja memiliki masalah yang sulit di atasi,

disebabkan adanya kebiasaan penyelesaian masalah dalam masa sebelumnya yaitu masa kanak-kanak oleh orang tua dan guru sehingga remaja kurang memiliki pengalaman dalam menyelesaikansetiap masalahnya. Oleh karena dalam penyelesaian masalahnya remaja kurang siap, maka kadangkala tidak mencapai keberhasilan yang memuaskan, sehingga kegagalan tersebut bisa berakibat tragis.

       Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Page 5: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Salah satu cara untuk menampilkan identitas diri agar diakui oleh teman sebayanya atau lingkungan pergaulannya, biasanya menggunakan simbol status dalam bentuk kemewahan ataukebanggan lainnya yang bisa mendapatkan dirinya diperhatikan atau tampil berbeda dan individualis di depan umum.

       Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutanSebagaimana disampaikan oleh Majeres yang dikutip oleh

Hurlock dalam Psikologi Perkembangan (2009:208), disebutkan bahwa “banyak anggapan popular tentang remaja yang mempunyai arti yang bernilai, dan sayangnya, banyak yang bersifat negatif”. Ini gambaran bahwa usia remaja merupakan usia yang membawa kekhawatiran dan ketakutan para orang tua. Stereotip ini  memberikan dampak pada pendalaman pribadi dan sikap remaja terahadap dirinya sendiri.

       Masa remaja sebagai masa yang tidak realistikBerbagai harapan dan imajinasi yang tidak masuk di akal

seringkali menghias pemikiran dan cita-cita kaum remaja. Ambisi melintasi logika tersebut tidak dapat dikendalikan dan selalu ada dalam pengalaman hidup perkembangan psikologi remaja. Ia melihat dirinya dan orang lain sebagaimana yang dicita-citakan dan diinginkan, bukan sebagaimana adanya di alam nyata.

       Masa remaja sebagai ambang masa dewasaKebiasaanya di masa kanak-kanak, ternyata masih juga kadang

terbawa di usia remaja ini, dan teramat sukar untuk menghapusnya. Sementara usianya yang menjelang dewasa menuntutuntuk meninggalkan kebiasaan yang melekat di usia kanak-kanak tersebut. Menyikapi kondisi ini, kadangkala untuk menunjukkan bahwa dirinya sudah dewasa dan sudah siap menjadi dewasa, mereka bertingkahlaku yang meniru-niru sebagaimana orang dewasa di sekitarnya bertingkahlaku, bisa tingkahlaku positif dan bisa negatif.

4.    Perkembangan Fisik Masa Remaja

Page 6: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Perkembangan fisik masa remaja sebenarnya berkaitan eratdengan pubertas. Jadi, dapat dibilang masa perkembangamn fisikremaja adalah masa pubertas. Menurut Hurlock (1981) remajaadalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk(2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. MenurutStanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada padarentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yangdiberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remajarelatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangatbervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remajayang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.

Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa.Bukan hanya dalam artian psikologis, tetapi juga fisik.Bahkan, perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yangmerupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja.Pertumbuhanfisik masih jauh dari sempurna pada saat masa pubertasberakhir, dan juga belum sepenuhnya sempurna pada akhir masaawal remaja. Terdapat penurunan dalam laju pertumbuhan danperkembangan internal lebih menonjol daripada perkembanganeksternal. Hal ini tidak mudah diamati dan diketahui.

Pubertas sendiri berasal dari bahasa latin, yaitupuberatum yang mempunyai arti usia kematangan atau kedewasaan.Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai saatberumur delapan hingga sepuluh tahun dan berakhir lebih kurangdi usia 15 hingga 16 tahun. Pada masa ini memang pertumbuhandan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada wanitapubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche),sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah.

Beberapa pengertian pubertas menurut para ahli, yaitu:•     Menurut Prawirohardjo (1999: 127) pubertas merupakan masaperalihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.

•     Menurut Soetjiningsih (2004: 134) pubertas adalah suatuperiode perubahan dari tidak matang menjadi matang.

•     Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari katapuber yaitu pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambutkemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkanperkembangan seksual.

Page 7: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

•     Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatutahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat–alatseksual dan tercapai kemampuan reproduksi.

Dari beberapa pengertian tersebut, pengertian pubertassecara umum adalah pubertas adalah masa ketika seorang anakmengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsiseksual.Ciri-Ciri Pubertas

       Sebagai periode tumpang tindih (overlapping period)Karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan

tahun-tahun awal masa remaja.Sampai anak matang secara seksual, anak dikenal sebagai “anak puber”. Setelah matang secara seksual, anak dikenal sebagai remaja.

       Sebagai periode yang singkat Dikatakan periode yang singkat karena berlangsung sekitar

2 sampai 4 tahun.Anak yang mengalami masa puber selama dua tahun atau kurang, dianggap anak yang “cepat matang”, sedangkan yang membutuhkan waktu 3-4 tahun, dianggap anak yang“lambat matang”.Anak perempuan lebih cepat matang dari pada anak laki-laki.

       Sebagai periode masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat

Periode yang lain adalah pada masa prenatal. Perubahan-perubahan yang pesat terjadi selama masa puber menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman, dan kebanyakan memperlihatkan perilaku yang kurang baik.

       Sebagai masa negatif Karena individu mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan

atau kelihatannya kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang.

Batasan-Batasan Masa PubertasMenurut Hurlock, batasan usia pubertas adalah :Laki-laki : 12 – 16 Tahun

Page 8: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Perempuan : 11 – 15/16 TahunBatasan masa pubertas berdasarkan periode:

a)    Pre pubertas Awal pubertas, tumpang tindih dengan akhir masa anak-anak. Ciri: Adanya perubahan fisik yang mulai berkembang, tetapi alat reproduksi belum matang.

b)   Usia anak Pubertas Terdapat pada batas usia anak sampai remaja Ciri: Alat reproduksi sudah mulai matang, tetapi perkembangan badan belum sempurna.Biasanya ditandai dengan:

- Pada Wanita : Haid pertama - Pada laki-laki : Wet dream

Biasanya dikatakan sebagai kriteria pubertas

c)    Pasca Pubertas Akhir pubertas : biasanya organ-organ seksual mulai matang danberfungsi ciri-ciri kelamin sekunder (perubahan badan sudah berkembang).

1.    Variasi dalam perubahan fisikPerubahan fisik belum sempurna pada masa remaja hingga masa

remaja akhir.Terdapat penurunan dalam laju pertumbuhan danperkembangan internal lebih menonjol daripada perkembanganeksternal.

Seperti pada semua usia, dalam perubahan fisik jugaterdapat perbedaan individual. Perbedaan seks sangatjelas.Meskipun anak laki-laki memulai pertumbuhan pesatnyalebih lambat daripada anak perempuan, pertumbuhan laki-lakiberlangsung lebih lama, sehingga pada saat matang biasanyalaki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Perbedaanindividual juga dipengaruhu oleh usia kematangan. Anak yangmatangnya terlambat memiliki bahu lebih lebar, tungkai kakilebih ramping. Secara singkat, Muss membuat urutan perubahan-perubahan fisik pada remaja sebagai berikut:

Page 9: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Perempuan Laki-laki1. Pertumbuhan tulang-tulang

2. Pertumbuhan payudara3. Tumbuh bulu yanghalus dan lurus berwarnagelap dikemaluan

4. Mencapai pertumbuhanketinggian badan yagmaksimal setiap tahunnya

5. Haid6. Tumbuh bulu-buluketiak

1. Pertumbuhan tulang-tulang

2. Testis membesar3. Awal perubahan suara4. Ejakulasi5. Pertumbuhan tinggibadan

6. Tumbuh jenggot, dankumis

7. Tumbuh bulu ketiak8. Akhir perubahan suara9. Tumbuh bulu didada

a.    Perubahan Eksternal :a)    TinggiRata-rata anak perempuan mencapai tinggi yang matang antara

usia 17 dan 18 tahun, dan rata-rata anak laki-laki 18 dan 19 tahun. Anak yang pada masa bayi diberi imunisasi biasanya lebih tinggi.

b)   BeratPertumbuhan berat badan bertambah seiring dengan tinggi

badan. Tetapi berat badan sekarang mengarah ke bagian-bagian badan yang kurang atau bahkan tidak ada lemak sama sekali.

c)    Poporsi TubuhBerbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan

tubuh yang baik, seperti badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu panjang.

d)   Organ Seks (karakteristik seks primer)Adalah organ yang berkaitan langsung dengan reproduksi,

yang membesar dan matang sepanjang masa remaja.Pada wanita, organ reproduksi adalah indung telur, tuba falopi, uterus, danvagina; pada pria, terdapat testis, penis, skrotum, seminal vesicle, dan kelenjar prostat.Baik organ seks pria maupun wanita mencapai ukuran yang matang pada akhir masa remaja akhir, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun

Page 10: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

kemudian.Pada anak laki-laki, sinyal pertama pubertas adalah pertumbuhan testis dan skrotum.Pada anak perempuan, terjadinyamenstruasi.

e)    Ciri-ciri Seks Primer dan SekunderYaitu sinyal fisiologis kematangan seksual yang tidak

berkaitan dengan organ seks.Misalnya, payudara wanita, dan lebar bahu pada pria. Karakteristik seks sekunder lainnya adalah perubahan suara dan tekstur kulit, perkembangan muscular, dan pertumbuhan pubic, rambut wajah, ketiak, dan tubuh.

b.    Perubahan Internal :a)   Sistem PencernaanPerut menjadi lebih panjang dan tidak lagi berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot di perutdan dinding usus menjadi lebih tebal dan lebih kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.

b)   Sistem Peredaran DarahJantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17 atau 18,beratnya 12 kali lipat berat waktu lahir, panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.

c)    Sistem Pernapasan Kapasitas paru-paru anak permpuan hampir matang pada usia 17 thun;

d)   Sistem EndrokinKegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara dari seluruh sistem endokrin padamasa awal masa puber.Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa.

e)    Jaringan TubuhPerkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18. Jaringan selain tulang terus berkembang sampai tulang mencapaiukuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan otot.

Page 11: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

5.      Perkembangan Kognitif Masa Remaja1.      Aspek dari Kematangan Kognitif

Walaupun masa remaja memiliki banyak resiko, kebanyakan remaja dapat melewati masa ini dengan matang. Perkembangan kognitif mereka juga terus berlanjut. Remaja tidak hanya berpenampilan berbeda dengan anak-anak tetapi cara berpikir juga berbeda. Walaupun mungkin cara berpikir belum matang, banyak yang mampu untuk berpikir secara abstrak dan memiliki penilaian moral yang canggih serta dapat merencanakan masa depan dengan lebih realistis.

A. Tahap Operasional Formal dari PiagetTahap operasional formal merupakan tahap keempat dan

terakhir dari teori perkembangan kognitif oleh Piaget, yang dicirikan oleh kemampuan mereka untuk berpikir secara abstrak.Tahap ini dimulai dari usia 11 sampai 15 tahun. Pada tahap ini, remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman nyata dan konkret sebagai landasan berfikirnya.

Namun, remaja sudah mampu untuk membayangkan suatu situasi yang dapat ia jalani atau berupa kemungkinan yang dapat terjadi nantinya pada mereka. Kualitas abstrak dari pemikiran remaja pada tahap ini dapat di buktikan lewat pemecahan masalah mereka secara verbal. Selain pemikiran yang abstrak, remaja pada tahap ini muncul juga pemikiran yang penuh dengan idealism dan kemungkinan-kemungkinan.Hypothetical-Deductive Reasoning.Hypothetical-deductive reasoning membuat remaja dapatmengembangkan hipotesis dan mendesain eksperimen untukmembuktikannya, serta memberikan perangkat untuk memecahkanmasalah.

Yang membuat perubahan dari tahap operasional konkret jadi operasi formal adalah adanya kombinasi kematangan otak dan perluasan peluang lingkungan. Walaupun perkembangan neurologisremaja telah cukup untuk melakukan penalaran formal, mereka hanya dapat mencapainya dengan stimulus yang tepat. Salah satucontohnya adalah melalui usaha kooperatif.

Page 12: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

2.      Tahap awal operasional formalTahap ini dimulai dari usia 11 sampai 15 tahun, dimana

terjadi peningkatan kemampuan remaja untuk berfikir dengan menggunakan hipotesis membuat mereka mampu berfikir bebas dengan kemungkinan tak terbatas. Selain itu, cara berfikir operasional formal mereka juga dapat mengalahkan realitas, danterlalu banyak terjadi asimilasi sehingga dunia dipersepsi secara subjektif dan idealistis. Tahap operasional formal ini terdiri dari empat aspek utama dari pemikiran manusia itu sendiri, yaitu pemikiran abstrak, logika, metakognisi, dan penalaran hipotesis.

• Pemikiran AbstrakPemikiran yang memungkinkan suatu realitas untuk diwakili

oleh symbol-simbol yang dapat dimanipulasi secara mental. Demokrasi merupakan salah satu bentuk dari tindakan yang abstrak. Pemikiran abstrak ini dapat juga dilakukan pada proses pembelajaran, yakni dengan memungkinkan realitas tersebut diwakilkan oleh suatu symbol-simbol.

• LogikaBerfikir berdasarkan logika dapat membuat remaja hidup

lebih secara teratur dan sistematis.• Metakognisi Metakognisi ini memiliki konsep “berfikir tentang

pemikiran”, yakni konsep untuk mampu menganalisis pemikiran dan hal yang mereka lakukan sendiri untuk dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta dapat menjadi motivasi bagi diri mereka sendiri.

• Penalaran hipotesisKemampuan untuk menarik kesimpulan sendiri terhadap suatu

kejadian yang terjadi berdasarkan hipotesis yang pernah dibuatnya. Dengan penalaran hipotesis ini juga dapat memungkinkan remaja berfikir lebih focus terhadap masalah yangdialaminya bahkan dengan kenyataan yang sekedarnya.

2.      Tahap akhir Operasional FormalTahap ini dimulai dari usia 15 sampai 19 tahun yang

merupakan pase kedua operasional formal, dan merupakan

Page 13: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

pengembangan dari logika proporsional, pola pemikiranindividu,dan kemampuan untuk memahami sistem simbol sehingga dapat menyeimbangkan initelektualnya.

• Pemikiran AbstrakPada tahapan ini, remaja semakin memungkinkan untuk

menangani masalah system symbol terhadap realitas kehidupan, bahkan mereka juga mampu untuk menemukan masalah yang ada. Banyak pemuda sekarang, menjadi mampu memahami kartun politik dan simbolisme agama.

• LogikaRemaja jauh lebih mengetahui tujuan dari disiplin dan mampu

menguasai kondisi disiplin tersebut, sehingga tahap ini disebut juga sebagai logika proporsional.

• MetakognisiPada tahap ini mereka menjadi lebih baik untuk menganalisis

proses berpikir mereka saat bekerja melalui masalah. Remaja mulai melihat tren atau pola dalam pemikiran merekadan belajaruntuk melakukan kompensasi bagi dirinya.

• Penalaran HipotesisPada tahap ini, banyak remaja mampu berpikir seperti

seorang ilmuwan. Mereka mampu membuat rencana untuk memecahkanmasalah, cenderung untuk menyelidiki lebih dari satu sumber data, dan dapat memikirkan beberapa kemungkinan penyebab. Mereka jugamampu melakukan studi dengan sedikit atau tanpa prasangka terhadap hasilnya dan mampumenerapkan aturan logika,sehingga lebih baik dalam mencari solusi pada masalah mereka.

2. Karakteristik ketidakmatangan pemikiran remajaDalam beberapa hal pemikiran remaja tampaknya belum matang.

Mereka tampak kasar terhadap orang dewasa, memiliki masalah dalam mengambil keputusan, dan sering berperilaku seakan-akan dunia milik mereka. Menurut psikolog David Elkind (1984, 1998), ketidakmatangan pemikiran remaja tersebut berasal dari kurangnya pengalaman remaja dalam usaha untuk berpikir formal.Cara berpikir ini kemudian mengubah cara mereka memandang dirinya sendiri dan dunia mereka, mereka tidak terbiasa denganperubahan tubuh mereka, dan terkadang merasa canggung dalam

Page 14: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

mengguanakannya. ketika mereka mencoba kekuatan baru mereka, mereka kadang-kadang tersandung, seperti bayi belajar berjalan.

Ketidakmatangan berpikir ini dapat dilihat dari enam karakteristik, yaitu:

1.      Idealisme dan mudah mengkritik, saat remaja memimpikan dunia yang ideal,mereka menyadari seberapa berbedanya dunia nyata dengan yang mereka mimpikan dimana mereka menganggap orang dewasa yang bertanggung jawabatas keberadaannya, tidak sesuai dengan yang mereka pikirkan. Mereka yakin bahwamereka tahu lebih baik daripada orang dewasa bagaimana menjalankan dunia, pada masa ini mereka sering mencari-cari kesalahan orang tua mereka.

2.      Sifat argumentatif, remaja terus-menerus mencari peluang untuk mencoba dan menunjukkan kemampuan penalaran mereka. mereka sering menjadi argumentatifkarena mereka menyusun faktadan logika untuk membangun kasus untuk, misalnya, tidur lebih laryt dibandingkan dengan pendapat orang tua mereka.

3.      Sulit untuk memutuskan sesuatu, Remaja dapat memikirkan banyak alternatif di pikirannya dalam waktu yang sama, tetapi kurang memiliki strategi yang efektif untuk memilih. Mereka mungkin bermasalah untuk mengambil keputusan, bahkan tentang hal-hal ynag sederhana, misalnya pergi ke mall dengan teman atau mengerjakan tugas sekolah.

4.      Kemunafikan yang tampak nyata, remaja muda sering tidak mengenali perbedaan antara mengekspresikan ideal, seperti konservasi energi, dan membuat pengorbanan yang diperlukan untuk hidup sampai itu, seperti mengurangi mengendarai mobil.

5.      Kesadaran diri, remaja yang berada pada tahap operasional formal dapat berpikir tentang berpikir-baik mengenai mereka sendiri maupun orang lain.Namun, dalam keasyikan mereka dengankondisi mental mereka sendiri, remajasering menganggap orang lain berpikiran sama dengan meraka: diri mereka

Page 15: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

sendiri.seorang gadis remajamungkin malu jika dia memakai "gaun yang salah" ke pesta, mereka berpikir bahwa semua orang pasti melihat kearahnya dengan pandangan ragu. Elkind menyebutkesadaran diri ini sebagai imaginery audience,konseptualisasi "pengamat" yang peduli dengan pikiran dan perilaku remaja tersebut seperti dirinya sendiri. fantasi imajiney audience sangat kuat pada remaja awal tetapi berlanjut ke tingkat yang lebih rendah ke dalam kehidupan dewasa.

6.      Keistimewaan dan kekuatan, Elkind menggunakan istilah dari personal fableuntuk menunjukkan kepercayaan oleh remaja bahwa mereka istimewa, itupengalaman mereka adalah unik, dan bahwa mereka tidak tunduk pada aturan-aturan yang mengatur seluruh dunia (belum ada yang seperti sangat cinta sebagaisaya). menurut Elkind, bentuk khusus egosentrisme mendasari banyak perilakuberisiko yang merusak diri. seperti imaginary audience, personal fable berlanjut samapi dewasa.

3.      Perubahan pemrosesan informasi pada remajaTerdapat dua kategori perubahan pada kognisi remaja, yaitu:

1. Perubahan strukturalPerubahaan struktural pada remaja meliputi (1) perubahan

kapasitas pemrosesan informasi dan (2) peningkatan jumlah pengetahuan yang disimpan di long term memori.

Informasi yang disimpan di long term memori terdiri dari: deklarative, procedural, atau conceptual. Pengetahuan deklarative berisi tentang semua pengetahuan faktual yang diperoleh seseorang, misalnya mengetahui bahwa Jakarta adalah ibukota Indonesia. Pengetahuan procedural berisi semua skill atau keahlian yang diperoleh seseorang, misalnya pengetahuan tentang bagaimana cara mengendarai sepeda motor. Pengetahuan conceptual berisi tentang pemahaman mengapa suatu kejadian terjadi, misalanya mengapa persamaan aljabar tetap benar jika jumlah yang sama yang ditambahkan atau disubtitusikan dari kedua belah pihak.

2. Perubahan fungsional

Page 16: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Proses memperoleh, menangani dan menyimpan informasi merupakan aspek fungsional dari kognisi. Diantaranya termasuk belajar, mengingat, menalar dan pembuatan keputusan. Penalaranmatematika, spasial, dan sains merupakan beberapa proses fungsional yang cenderung berubah saat remaja.

Remaja secara bertahap menjadi lebih mahir dalam mengambil keputusan, menjelaskan alasannya, dan menguji hipotesis, terutama jika hal tersebut dikenal dan benar.

Perubahan pengamatan dalam situasi laboratorium tidak selalu membawa kekehidupan nyata, di mana perilaku sebagian tergantung pada motivasi dan regulasi emosi. Banyak remaja ynag lebih tua membuat keputusan yang miris mengenai dunia nyata dibandingkan dengan remaja yang lebih muda.

4.      Perkembangan bahasaPada usia 16-18 tahun, orang-orang pada umumnya menguasai

sekitar 80,000 kata (Owens, 1996). Dengan munculnya pemikiranformal, remaja dapat mendefinisikan beberapa kata abstrakseperti cinta, keadilan, dan kebijaksanaan. Mereka lebihsering menggunakan kata-kata seperti bagaimanapun, oleh karenaitu, sebalinya dan kemungkinan untuk menyatakan relasi logisantara dua kalimat. Mereka menjadi lebih peka terhadap katasebagai simbol yang bisa memiliki makna yang lebih dari satu.Mereka juga menggunakan ironi,permainan kata, metafora (Owens,1996).

Remaja juga menjadi lebih ahli dalam pengambilanperspektif social, yaitu kemampuan untuk memahamii sudutpandang dan level pengetahuan orang lain serta berbicaradengan sesuai. Kemampuan ini adalah esensial untuk ikut sertadalam suatu percakapan. Sadar akan audience mereka, remajaberbicara dalam bahasa ynag berbeda antara teman sebaya danyang lebih tua (Owens, 1996). Bahasa pergaulan remajamerupakan bagian dari proses perkembangan identitas pribadiyang terpisah dari orang tua dan dunia orang dewasa. 6. Perkembangan Moral Masa Remaja

Salah satu pandangan yang cukup propokatif mengenaiperkembangan moral dikemukakan oleh Lawrence Kholberg.Kohlbergmelihat remaja sebagai suatu masa yang sangat penting dalam

Page 17: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

perkembangan penalaran moral dikarenakan perubahan kognisiseperti yang dikemukakan oleh Piaget. Kholberg mempelajaripenalaran moral dengan meminta para remaja untuk memecahkanmasalah dilema moral. Dilema moralmerupakan cerita yangdibuat Kholberg untuk mencari tahu sifat dasar panalaranmoral. Berikut adalah masalah dilemma moral yang sangatpopuler yaitu ‘Heinz Dilemma’ :

Seorang wanita yang tengah mendekati kematiannya karenapenyakit kanker. Seorang apoteker menemukan suatu obat yangmenurut dokter dapat menyelamatkan dirinya. Untuk membuat obattersebut dibutuhkan biaya yang sangat tinggi, oleh karena itusi apoteker meminta bayaran 10 kali lipat dari harga yangsebenarnya. Apoteker itu memerlukan $2,00 untuk membuat obattersebut lalu ia meminta bayaran $2,000 untuk dosis yangkecil. Suami wanita yang sakit itu, Heinz, mendatangi semuaorang yang ia kenal untuk meminjam uang, tetapi Heinz hanyamemperolah $1,000. Heinz mengatakan kepada apoteker tersebutbahwa istrinya sedang sekarat dan memintanya agar bersediamenjual obat tersebut dengan harga yang lebih murah ataumemperbolehkan dirinya membayar belakangan. Sang apotekermenolak, dan mengatakan “ saya telah menemukan obat tersebutdan saya akan menghasilkan uang dari obat tersebut ”. Heinzjadi putus asa dan masuk ke toko obat tersebut dan mencuriobat yang dibutuhkan istrinya.

Dilemma yang dialami Heinz adalah contoh pendekatanmengenai perkembangan moral yang paling popular. Dari ceritatersebut para interviewee dengan usia yang berbeda-bedadiberikan pertanyaan mengenai dilemma moral yang dialamiHeinz. Dari jawaban-jawaban yang diperolah, Kholbergmenyimpulkan bahwa cara seseorang melihat persoalan tentangmoral mencerminkan perkembangan kognitifnya.

Kholberg Levels and StagesPerkembangan moral menurut teori Kholberg terbagi dalam

tiga tingkatan, yang setiap tingkatan terdiri dari duatahapan.

A. Level I : Preconventional Morality

Page 18: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Pada level ini, individu cenderung bertindak dibawahkendali/control eksternal. Dimana anak mematuhi peraturanuntuk menjauhi hukuman atau untuk mendapatkan hadiah ataukepuasan. Level ini merupakan ciri umum pada anak usia 4hingga 10 tahun.

o Tahap 1 : Punishment and obedience orientationContoh : Jhony mematuhi gurunya untuk tidak ribut agar ia

tidak dihukumo Tahap 2 : instrumental purpose and exchangePada tahapan ini pemikiran moral didasarkan pada hadiah

atau tujuan peribadi. Anak akan lebih mematuhi suatu aturanjika hal tersebut menguntungkan mereka.

Contoh : Jhony menggaruk punggung Dodi, Dodi juga melakukanhal yang sama terhadap Jhony.

B. Level II : Conventional MoralityPada tingkatan ini, individu ingin mematuhi atau memenuhi

ekspektasi yang berlaku di masyarakat dan bersikap adilterhadap semua orang. Mereka juga cenderung untuk bersikapbaik, menyenangkan orang lain dan memenuhi aturan dimasyarakat.

o Tahap 3 :Maintaining mutual relationAdalah tahapan dimana anak ingin menyenangkan dan membantu

orang lain, bisa menilai maksud orang lain, dan bisamengembangkan ide mereka sendiri mengenai ‘good boy dan nicegirl morality’.

o Tahap 4 :Social morality systemAdalah tahap dimana seseorang lebih memerhatikan penilaian

moral berdasarkan pemahaman terhadap aturan dan tugas socialmereka, menunjukkan kepatuhan mereka terhadap otoritas yanglebih tinggi, dan mempertahankan aturan social.

C. Level III : Postconventional MoralityAdalah tingkatan tertinggi dalam teori perkembangan moral

Kholberg, dimana moralitas diinternalisasi sepenuhnya dantidak lagi didasarkan pada standar moral orang lain, tetapimereka membuat keputusan atau penilaian sendiri terhadap dasarkebenaran, keadilan, dan hukum. Umumnya, individu belum

Page 19: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

mencapai tingkat penalaran moral ini sampai nanti ia mencapaiusia dewasa awal atau dewasa.

o Tahap 5 :Morality contract atau social contractIndividu membuat perjanjian atau kontrak dan mencoba untuk

menepatinya. Cenderung menjaga agar tidak menggangu keinginandan hak orang lain.

o Tahap 6 :Universal principles atau morality ofuniversal ethical

Pada tahapan ini, individu sudah membentuk standar moralyang didasarkan pada hukum dan hak manusia secara universal.Maka ketika dihadapkan pada hukum dan kata hati, mereka akanmengikuti kata hatinya, walaupun keadaan ini dapat memunculkanresiko pada dirinya.

Kholberg percaya bahwa seluruh level dan stage diatasterjadi secara berurutan sesuai dengan usia. Sebelum mencapaiusia 9 tahun, kebanyakan anak akan mengalami prakonvensionaldalam menghadapi dilema moral. Pada awal remaja, penalaranakan dilakukan dengan cara yang lebih konvensional, dankebanyakan penalaran pada masa remaja berada pada tahap 3,dengan menunjukkan adanya ciri-ciri pada tahap 2 dan 4.Kemudian pada masa awal dewasa, sejumlah kecil individuberpikir dengan cara postkonvensional

Selain itu, Mitchell telah meringkaskan lima perubahandasar dalam moral yang harus dilakukan oleh remaja yaitu:

1)      Pandangan moral individu semakin lama semakin abstrak dankurang konkret

2)      Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dankurang pada apa yang salah.

3)      Penilaian moral menjadi semakin kognitif dan beranimengambil keputusan terhadap berbagai masalah moral yangdihadapinya.

4)      Penilaian moral menjadi kurang egosentris.5)      Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal

Remaja dapat memandang masalahnya dari berbagai sisi danmenyelesaikannya dengan mengambil banyak faktor sebagai dasarpertimbangan. Remaja mampu mempertimbangkan semua kemungkinanuntuk menyelesaikan suatu masalah dan

Page 20: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

mempertanggungjawabkannya berdasarkan suatu hipotesis atauproporsi Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas remajadewasa, yaitu:

1)   Mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum 2)   Merumuskan konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kodemoral sebagai kode prilaku

3)   Melakukan pengendalian terhadap perilaku sendiri. Dampak dari perkembangan moral yang dialami oleh remaja

sebagai berikut :

1. Mempunyai standar moral yang diakui dan diyakini dirinyadan kelompoknya

2. Merasa bersalah bila menyadari perilakunya tidak sesuaidengan standar moral yang diyakininya

3. Merasa malu bila sadar terhadap penilaian burukkelompoknya

7.      Perkembangan Emosi Masa Remaja1.    Perkembangan Emosi Remaja Menurut Ali, M dan Asrori, M

(2004, h.67-69)Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak

ke masa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami perkembanganmencapai kematangan fisik, mental, social, dan emosional.Umumnya, masa ini berlangsung sekitar umur tiga belas tahunsampai umur delapan belas tahun, yaitu masa anak dudukdibangku sekolah menengah. Masa ini biasanya dirasakan sebagaimasa sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga ataulingkungannya. Remaja memiliki energy yang besar, emosiberkobar-kobar, sedangkan pengendalian diri belum sempurna.Remaja juga sering mengalami perasaan tidak aman, tidaktenang, dan khawatir kesepian.

2.      Bentuk-bentuk EmosiSelama masa remaja, kondisi-kondisi yang membangkitkan

emosi sangat berbeda-beda. Emosi terlibat dalam segala hal, dimana si remaja terlibat di dalamnya. Diantara lingkungan-

Page 21: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

lingkungan yang penting dalam membangkitkan emosi para remajaadalah semua hal yang bertentangan dengan atau yangmenyinggung perasaan bangga akan dirinya, atau harapan-harapanyang ia tempatkan pada dirinya, atau hal-hal yangmembangkitkan perasaan was-was mengenai dirinya.

a)      Cinta kasih sayang

Satu hal penting dari kehidupan emosional para remajaadalah kemampuan untuk memberi kasih sayangnya kepada oranglain. Kemampuan untuk memberi ini sama pentingnya dengankemampuan untuk menerima.

Cinta remaja terjadi apabila mereka jatuh cinta terhadaplawan jenisnya dan mereka yakin bahwa cintanya itu adalahcinta sejati. Kadang-kadang remaja mengalihkan rasa cinta dankasih sayangnya terhadap orang tua, rumah, binatang piaraan.Perasaan untuk mencintai dan dicintai itu sangat penting bagipara remaja, nampak dalam hal kesetiaannya dan pembaktiannyaterhadap gang nya. Keinginan untuk mengerjakan hal-hal yangidealistis juga merupakan usaha untuk mencari dan memberikanrasa cintanya.

Tidak ada remaja yang dapat hidup bahagia dan sehat tanpamendapatkan cinta dari orang lain. Kebutuhan untuk memberi danmenerima cinta menjadi sangat penting, walaupun kebutuhan-kebutuhan akan perasaan itu disembunyikan secara rapi. Pararemaja yang berontak secara terang-terangan, nakal, danmempunyai sikap permusuhan besar kemungkinan disebabkan olehkurangnya rasa cinta dan dicintai yang tidak disadari.(Sunarto, 2002:152).

Kebutuhan akan kasih sayang dapat diekspresikan jikaseseorang mencari pengakuan dan kasih sayang dari orang lain,baik orang tua, teman dan orang dewasa lainnya. Kasih sayangakan sulit untuk dipuaskan pada suasana yang mobilitas tinggi.Kebutuhan akan kasih sayang dapat dipuaskan melalui hubunganyang akrab dengan yang lain. Kasih sayang merupakan keadaanyang dimengerti secara mendalam dan diterima dengan sepenuh

Page 22: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

hati, kegagalan dalam mencapai kepuasan kebutuhan kasih sayangmerupakan penyebab utama dari gangguan emosional (Yusuf ,2005:206)

Simpati dan merasakan perasaan orang lain telah mulaiberkembang dalam usia remaja awal. Remaja berusaha bersikapsesuai dengan norma-norma kelompoknya. Sikap penyesuaian diri(conform) dengan teman-teman sebaya selalu dipertahankan.Strang menyimpulkan konformitas adolescence seperti dalamberpakaian menunjukkan keinginan mereka untuk diterima masuksebagai anggota (to belong) dan rasa takut mereka dariketaksamaan atau terkucil

b)      Gembira dan bahagia

Rasa gembira akan dialami apabila segala sesuatunyaberlangsung dengan baik dan para remaja akan mengalamikegembiraan jika ia diterima sebagai seorang sahabat atau bilaia jatuh cinta dan cintanya itu mandapat sambutan oleh yangdicintai. Bahagia muncul karena remaja mampu menyesuaikan diridengan baik pada suatu situasi, sukses dan memperolehkeberhasilan yang lebih baik dari orang lain atau berasal dariterlepasnya energi emosional dari situasi yang menimbulkankegelisahan dirinya.

c)      Kemarahan dan Permusuhan

Sejak masa kanak-kanak, rasa marah telah dikaitkan denganusaha remaja untuk mencapai dan memiliki kebebasan sebagaisoerang pribadi yang mandiri. Perasaan marah pada remajadigunakan juga untuk menyatakan tuntutan dan minat-minatnya.Tapi kemudian melalui berbagai pengalamanlah yang menentukanpula rasa marah itu dinyatakan atau ditekan. Di dalam memahamirasa marah pada para remaja, adalah lebih mengidentifikasi apayang menyebabkan kemarahannya daripada mengatakan mengapasesuatu hal menjadi ia marah.

Penelitian Block (1937) menemukan bahwa banyak kondisi-kondisi di rumah yang menimbulkan marah para remaja yaituantara lain peraturan tentang cara berpakaian, pengawasan yang

Page 23: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

ketat, perbedaan pendapat antara para remaj dan orang tuamengenai hal-hal yang benar (misalnya memakai lipstik).Pembatasan-pembatasan dalam berbagai hal juga disebut-sebutsebagai hal yang membangkitkan rasa marah.

Hal-hal lain yang menimbulkan marah para remaja adalahperlakuan-perlakuan dari orang tua, sifat-sifat dan kebiasaanorang tua (Scott,1940). Di tingkatan akademik, kritik yangtidak bijaksana dari orang tua, diperlakukan seperti anakkecil, pertentangan pendapat dengan orang tua, bentrok dengansaudara-saudara sebagai hal yang menimbulkan marah pada mereka(Williams,1950)

Mereka merasa canggung akan pertambahan tinggi badan yangdirasa aneh dan mengganggu sehingga mudah tersinggung kesalhati, dan tertekan, ingin marah. Dalam keadaan emosi yangbelum stabil ini celaan atau kritikan dari lingkunganseringkali ditanggapi secara sungguh-sungguh dan seringditafsirkan sebagai ejekan atau meremehkannya. Akibatnyamereka sering bersikap antipati dan melawan. Bila lingkungankeluarga, orang tua dan sekolah mengabaikan keadaan emosiremaja, misalnya anak-anak yang tidak disukai karenatampangnya kurang menguntungkan, kurang cerdas, sehinggamelihat dengan sebelah mata dan sinis, biasanya remajatersebut menjurus pada perilaku yang maldjusment dan seringpada tindakan delinkuency.

d)     Frustasi dan Dukacita

Frustasi merupakan keadaan saat individu mengalamihambatan-hambatan dalam pemenuhan kebutuhannya, terutama bilahambatan tersebut muncul dari dirinya sendiri. Konsekuensifrustasi dapat menimbulkan perasaan rendah diri.

Rasa sedih merupakan sebagian emosi yang sangat menonjoldalam masa remaja awal. Remaja sangat peka terhadap ejekan-ejakan yang dilontarkan kepada diri mereka. Kesedihan yangsangat akan muncul, jika ejekan-ejekan itu datang dari teman-teman sebaya, terutama pujian terhadap diri atau hasil

Page 24: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

usahanya. Penampakan rasa gembira ini memang berbeda di antarapara remaja yang barangkali dipengaruhi oleh tipe kepribadianmereka masing-masing. Bagi remaja yang ekstrovert, rasagembira akan lebih nampak dibandingkan dengan remaja yangintrovert. Perasaan-perasaan gembira yang didapat si remajaakibat penghargaan terhadap dirinya dan hasil usahanya(prestasinya) memegang peranan penting dalam menumbuhkan rasapercaya diri mereka.

Perasaan yang sangat ditakuti atau frustasi oleh remaja diantaranya tercermin pula bahwa mereka sangat takut terkucilatau terisolir dari kelompoknya. Hal demikian itu menyebabkanremaja sangat intim dan bersikap-perasaan terikat dengan temansepergaulannya. Perasaan konformitas erat hubungannya dengansumbangan yang diterima remaja dari sepergaulannya, sehinggaia merasa dibutuhkan, merasa berharga dalam situasi pergaulan.Perasaan dibutuhkan dan berharga menimbulkan kesukarelaannyauntuk menyumbangkan sesuatu kepada teman sepergaulannya.

Perasaan yang sangat ditakuti oleh remaja di antaranyatercermin pula bahwa mereka sangat takut terkucil atauterisolir dari kelompoknya. Hal demikian itu menyebabkanremaja sangat intim dan bersikap-perasaan terikat dengan temansepergaulannya. Perasaan konformitas erat hubungannya dengansumbangan yang diterima remaja dari sepergaulannya, sehinggaia merasa dibutuhkan, merasa berharga dalam situasi pergaulan.Perasaan dibutuhkan dan berharga menimbulkan kesukarelaannyauntuk menyumbangkan sesuatu kepada teman sepergaulannya.

Dalam hal emosi yang negatif umumnya remaja belum dapatmengontrolnya dengan baik. Sebagian remaja dalam bertingkahlaku sangat dikuasai oleh emosinya. Kebiasaan remaja (denganlatihan) menguasai emosi-emosi yang negatif dapat membuatmereka sanggup mengontrol emosi dalam banyak situasi.Kesempurnaan dalam kontrol emosi umumnya dicapai oleh remajadalam tahapan remaja akhir. Penguasaan emosi yang terlatih,remaja dapat mengendalikan emosinya dapat mendatangkankebahagiaan bagi remaja.

Page 25: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Hurlock berpendapat bahwa pemuda-pemuda dapat menghilangkanunek-unek atau kekuatan-kekuatan yang ditimbulkan oleh emosiyang ada dengan cara mengungkapkan hal-hal yang menimbulkanemosi-emosi itu dengan seseorang yang dipercayainya.Menghilangkan kekuatan-kekuatan emosi yang terpendam tersebutdisebut emotional catharsis. Cara-cara yang ditempuh dalamusaha menemukan atau membongkar kekuatan emosi yang terpendamitu dapat dilakukan dengan cara bermain, bekerja dan lebihbaik lagi adalah dengan mengatakannya kepada seseorang yangdapat menunjukkan gambaran masalah-masalah yang dihadapiremaja yang bersangkutan

Ada berbagai macam emosi yang dapat kita temukan dalamkehidupan sehari-hari, juga dengan variasinya. Sejumlahteoritikus mengelompokkan emosi dalam golongan-golongan besaryaitu(Ali, M & Ansori, M2004, h.63):

       AmarahMeliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel,

kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung,permusuhan, tindakan kekerasan, dan kebencian patologis.

       KesedihanMeliputi pedih,sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani

diri, ditolsk, putus asa, dan depresi.

       TakutMeliputi cemas, takut, gugup, khawatir,was-was, perasaan

takut sekali, sedih, tidak tenang, ngeri, phobia, dan waspada.

       KenikmatanMeliputi gembira, bahagia, riang, senang sekali, dan mania.

       CintaMeliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kasih

sayang, kebaikan hati, hormat, dan kasmaran.

       TerkejutMeliputi terkesiap, takjub, dan terpana

Page 26: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

       JengkelMeliputi jijik, tidak suka, mual, muak, benci, hina, dan

tidak suka.

       MaluMeliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal,

aib, dan hati hancur lebur.

Faktor-faktor yang mempengaruhi EmosiEmosi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1.    PematanganPerkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk

memahami makna yang belum kita mengerti, memperhatikan suaturangsangan, yang lebih lama, memutuskan ketegangan emosi padasuatu objek. Dengan demikian kita menjadi lebih reaktifterhadap rangsanganyang tadinya tidak mempengaruhi kita padausia yang lebih muda.

2.    BelajarPengalaman belajar menentukan reaksi potensial mana yang

akan digunakan untuk menyatakan kemarahan. Belajar merupakanfaktor yang lebih dapat dikendalikan

Perkembangan Emosional Pada Remaja

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas perkembanganemosi yang tinggi akibat perubhan fisik dan kelenjar di masapuber. Sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan emosisebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada polaperilku dan harapan social yang baru terhadap diriny. Meskipunemosi remaja serinkali sangat kuat, tidak terkendali dantampaknya irasional, tetapi pada umumnya dari tahun ke tahunterjadi perbaikan perilaku emosional (Hurlock, 1980, h.213).pada usia remajaawal, perkembangan emosinya menunjukkan sifatyang sensitive dan reaktif, yang sangat kuat terhadap berbagaiperistiwa atau situasi social, dan cenderung temperamenl.Sedangkan remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosinya.

Page 27: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Hurlock menyatakan (1980, h.213) pola emosi pada remajasama dengan pola emosi ada masa kanak-kanak. Perbedaaanyaterletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dankhususnya pada pengendalian latihan indivdu terhadap ungkapanemosi mereka , misalnya perlakuan “anak kecil” membuat remajasangat marah, dbandingakan dengan hal-hal lain. Remaja tidaklai mengungkapkan rasa amarahnya dengan cara yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu atau tidak mau berbicara.Ia tidak mengeluh atau menyesali diri seperti yang dilakukananak-anak,. Namun terkadang dalam beberapa kasus seorangremaja juga dapat mengalami regresi yaitu bertingkah lakuseperti anak kecil, minta perhatian dengan merajk atau marah-marah. Karena dengan tingahlakunya diharapkan orang lai akanmenghiburnya atau lebih memperhatikannya.

Seringkali orang beranggapan bahwa emosi remaja cenderungmenimbulkan hal-hal negative, namun jika ditinjau lebih lanjutternyata memiliki beberapa fungsi penting. Empat fungsi emosi  (Coleman dan Hammen, 1974, h.462)

1.    Pembangkit energiEmosi dapat membangkitkan dan memobilisasi energy kita.

Tanpa emosi kita tidak akan dapat merasa, mengalami, bereaksi,dan bertindak terhadap berbagai situasi yang kita hadapi.

2.      Pembawa informasiKita dapat mengetahui bagaimana keadaan diri kita melalui

emosi kita. Ketika marah, kita tahu kita dihambat ataudiganggu; sedih berarti kehilangan sesuatu yang kita senangi;bahagia berarti kita memperoleh apa yang kita senangi atauberhasil menghindari hal yang tidak kita senangi

3.      Pembawa pesan dalam komunikasiKomunikasi dengan orang lain dapat berlangsung dengan baik

jika masing-masing pihak mampu mempelajari dan memahami bahasatubuh lawan bicara sebagai ekspresi emosi.

4.      Sumber informasi tentang keberhasilan kita

Page 28: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Keberhasilan kita dalam mencapai sesuatu dapat kitaekspresikan dengan rasa senang atau gembira. Sedang kegagalandapat kita ungkapkan dengan kesedihan.

Mencapai kematangan emosi merupakan yugas-tugasperkembangan yang cukup sulit bagi remaja. Prosespencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosionallingkungannya, terutamma lingkungan keluarga dan kelompokteman sebaya. Apalagi lingkungan tersebut cukup kondusif dalamarti kondisinya diwarnai oleh hubungan yang harmonis, salingmempercayai, saling menghargai, dan penuh tanggung jawab, makaremaja cenderung dapat mencapai kematangan emosi. Sebaliknya,apabila kurang dipersiapkan untuk memahami pesan-pesannya danmendapatkan perhatian yang tidak sesuai dari orang tua adandukungan teman sebaya, mereka cenderung aan mengalamikecemasan, perasaan tertekan atau ketidaknyamanan emosional

Kematangan emosi pada remaja dapat dilihat dari :

1.    Tidak meledakkan emosinya dihadapan orang lain, tetapimenunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengngkapkanemosinya dengan cara-cara yang lebih diterima.

2.    Remaja mampu menilai situasi secara kritis terlebih dahulusebelum bereaksi secara emosional

3.    Memberikan emosi yang stabil, tidak berubah dari satuemosi/suasana hati ke suasana hati yang lain.

Untuk mencapai kematangan emosi remaja harus belajarmemperoleh gambaran tentang  situasi-situasi yang dapatmenimbulkan reaksi emosional dengan cara terbuka terhadapperasaan dan masalahnya pada orang lain. Selain itu remajajuga harus belajar menggunakan katarsis emosi untukmenyalurkan emosinya. Adapun cara yang dapat dilakukan adalahlatihan fisik yang berat, bermain atau bekerja, tertawa ataumenangis.

Perkembangan emosi seseorang pada umumnya tampak jelas padaperubahan tingkah lau. Perkembangan emosi remaja juga demikianhalnya. Kualitas atau fluktuasi gejala yang tampak dalamtingkah laku itu sangat tergantung pada tingkat fluktuasi

Page 29: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

emosi yang ada pada individu tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari dsering kita lihat beberapa tingkah laku emosional,misalnya agresi, rasa takut berlebihan, sikap apatis, dantingkah laku menyakiti diri, seperti melukai diri sendiri.Sejumlah factor yang mempengaruhi perkembangan emosi remajaadalah sebagai berikut :

1.    Perubahan jasmaniPerubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya pertumbhan

yang sangat cepat dari anggota tubuh. Pada taraf permulaanpertumbuhan ini hanya terbatas pada bagian-bagian tertentusaja yang mengakibatkan postur tubuh menjadi seimbang.Ketidakseimbangan tubuh ini sering mempunyai akibat yang tidakterduga pada perkembangan emosi remaja. Tidak setiap remajadapat menerima perbahan kondisi tubuh seperti itu, lebih-lebihjika perbahan tersebut menyangkut perubahan kulit yang menjadikasar dan penuh jerawat.

2.      Perubahan pola interaksi dengan orang tuaPola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat

bervariasi. Ada yang pola asuhnya menurut apa yang dianggapterbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifatotoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada pula yangdengan penuh cinta kasih. Perbedaan pola asuh orang tuaseperti ini dapat berpengarh terhadap perbedaan perkembanganemosi remaja.

Pemberontakan terhadap orang tua menunjukkan bahwa merekaberada dalam konflik dan ingin melepaskan diri dari pengawasanorang tua. Mereka tidak merasa puas kalau tidak pernah samasekali menunjukkan perlawanan terhadap orang tua karena inginmenunjukkan seberapa jauh dirinya telah berhasil menjadi orangyang lebih dewasa. Jika mereka berhasil dalam perlawananterhadap orang tua sehingga menjadi marah, mereka pun belummerasa puas karena orang tua tidak menunjukkan pengertian yangmerekainginkan. Keadaan semacam ini sangat berpengaruhterhadap perkembangan emosi remaja.

3.      Perubahan interaksi dengan teman sebaya

Page 30: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Remaja seringkali membangun interaksi sesama temansebayanya secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukanaktivits bersama dengan embentuk semacam geng. Interaksi antaranggota dalam suatu kelompok geng biasanya sangat intens sertamemiliki kohesivitas dan solidaritas yang sangat tinggi.Pembentukan kelompok dalam bentuk geng seperti ini sebaiknyadiusahakan terjadi pada masa remaja awal saja karena biasanyabertujuan positif, yakni untuk memenuhi minat mereka bersama.Usahakan dapat menghindarkan pembentukan kelompok geng ituketika sudah memasuki masa remaja tengah dan remaja akhir.Pada masa ini para anggotanya biasanya membutuhkan teman-temanuntuk melawan otoritas atau melakukan perbuatan yang tidakbaik atau bahkan kejahatan bersama.

Factor yang sering menimbulkan masalah emosi pada masa iniadalah hubungan cinta dengan teman lawan jenis. Pada masaremaja tengah, biasanya remaja benr-benar mulai jatuh cintadengan lawan jenisnya. Gejala ini sebenarnya sehat bagiremaja, tetapi tidak jarang juga menimbulkan konflik ataugengguan emosi pada remaja jika tidak diikuti bimbingan dariorang tua atau orang yang lebih dewasa. Oleh sebab itu, tidakjarang orang tua justru merasa tidak gembira atau bahkan cemasketika anak remajanya jatuh cinta. Gangguan emosional yangmendalam dapat terjadi ketika cinta remaja tidak terjawab ataukarena pemutusan hubungan cinta dari satu pihak sehingga dapatmenimbulkan kecemasan bagi orang tua dan bagi remaja itusendiri.

4.      Perubahan pandangan luarFaktor penting yang dapat memperngaruhi perembangan emosi

remaja selain perubahan-perubahan yang terjadi dalam diriremaja itu sendiri adalah pandangan dunia luar dirinya. Adasejumlah perubahan pandangan dunia luar yang dapat menyebabkankonflik-konflik emosional dalam diri remaja, yaitu sebagaiberikut :

1.    Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidakkonsisten. Kadang-kadang mereka dianggap sudah dewasa, tetapi

Page 31: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

mereka tidak mendapat kebebasan penuh atau peran yang wajarsebagaimana orang dewasa. Seringkali mereka masih dianggapanak kecil sehingga menimbulkan kejengkelan dalam diri remaja.Kejengkelan yang mendalam dapat berubah menjadi tingkah lakuemosional.

2.    Dunia luar atau masyarakat masih menetapkan nilai-nilaiyang berbeda untuk remaja laki-laki dan remaja perempuan.Kalau remaja laki-laki memiliki banyak teman perempuan, merekamendapat predikat popular dan mendatangkan kebanggaan.Sebaliknya, apabila remaja putrid memiliki banyak teman laki-laki sering dianggap tidak baik atau bahkan mendapat predikatyang kurang baik. Penerapan nilai yang berbeda semacam inijika tidak disertai dengan pemberian pengertian secarabijaksana dapat menyebabkan remaja beringkahlaku emosional.

3.    Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihakluar yang tidak beranggung jawab, yaitu denagn cara melibatkanremaja tersebut kedalam kegiatan-kegiatan yang merusak dirinyadan melanggar niali-nilai moral. Misalnya, penyalahgunaan obatterlarang, minum minuman keras, serta tindak criminal dnkekerasan. Perlakuan dunia luar semacam ini akan sangatmerugikan perkembangan emosional remaja.

4.    Perubahan interaksi dengan sekolahpada masa kanak-kanak, sebelum menginjak masa remaja,

sekolah merupakan tempat pendidikan yang diidealkan olehmereka. Para guru merupakan tokoh yang sangat penting dalamkehidupan mereka, karena selain tokoh intelektual, guru jugameruakan tokoh otoritas bagi para peserta didiknya. Olehkarena itu, tidak jarang anak-anak lebih percaya, lebih patuh,bahkan lebih takut kepada guru daripada kepada orangtuanya.Posisi guru semacam ini sangat strategisbila digunakan untukpengembangan emosi anak melaui penyampaian materi-materi yangpositif dan konstruktif.

Namun demikian, tidak jarang terjadi bahwa mereka figuresebagai tokoh tersebut, guru memberikan ancaman-ancamantertentu kepada para peserta didiknya. Peristiwa semacam inisering tidak disadari oleh para guru bahwa dengan ancaman-

Page 32: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

ancaman itu sebenrnya dapat menambah permusuhan saja darianak-anak setelah mereka menginjak masa remaja. Cara-caraseperti ini akan memberikan stimulusnnegatif bagi perkembanganemosi anak.

Dalam pembaran, para remaja sering terbentur pada nilai-nilai yang tidak dapat mereka terima atau yang sama sekalibertentangan dengan nilai-nilai yang menarik bagi mereka. Padasaat itu, timbullah idealisme untuk mengubah lingkungannya.Idealisme seperti ini tentunya tidak boleh diremehkan dengananggapan bahwa semuanya akan muncul jka mereka sudah dewasa.Sebab, idealism yang dikecewakan dapat berkembang menjaditingkah laku emosional yang destruktif. Sebaliknya, kalauremaja berhasil diberikan penyaluran yang positif untukmengembangkan idealismenya akan sangat bermanfaat bagiperkembangan mereka sampai memasuki masa dewasa.

8. Perkembangan Sosial Masa Remaja 1. Pengertian Perkembangan SosialPada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam

artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi denganorang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagaikesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orangdilingkungannya.

Pada dasarnya pribadi manusia tak sanggup taksanggup hidupseorang diri tanpa lingkungan psikis dan rohaniahnya walaupunsecara biologis-fisiologis ia dapat mempertahankan dirinyasendiri.

Hubungan sosial merupakan hubungan antarmanusia yang salingmembutuhkan. Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remajabukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi kebutuhanpribadinya, tetapi juga melakukan tahap perkembangansosial.Pengertian perkembangan sosial adalah berkembangnyatingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnyakebutuhan hidup manusia.

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalamhubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikansebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-

Page 33: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

norma kelompok, moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satukesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial

Remaja yang dalam masa mencari dan ingin menentukan jatidirinya memiliki sikap yang terlalu tinggi menilai dirinyaatau sebaliknya. Mereka belum memahami benar tentang norma-norma sosial yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat.Keduanya dapat menimbulkan hubungan social yang kuarangserasi, karena mereka sukar untuk menerima norma sesuai dengankondisi dalam kelompok atau masyarakat. Sikap menentang dansikap canggung dalam pergaulan akan merugikan kedua belahpihak. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya pengembanganhubungan social remaja yang diawali dari lingkungan keluarga,sekolah serta lingkungan masyarakat.

Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapafaktor yaitu: keluarga, kematangan anak, status ekonomikeluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutamaemosi dan inteligensi.

a.    KeluargaKeluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruhterhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan anak.Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan danbagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.[11]

b.    Kematangan AnakBersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasaikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik

Page 34: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

c.    Status Sosial EkonomiKehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapatberakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.

d.        PendidikanPendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di dalammasyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan(sekolah). Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

e.    Kapasitas Mental, Emosi, dan IntelegensiKemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak

Page 35: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak.

Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lainmerupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akandengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektualtinggi.

3.      Proses SosialisasiAda tiga proses sosialisasi yaitu:

1.      Belajar berprilaku yang dapat diterima secara sosialSetiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang prilaku yang dapat diterima.Untuk dapat bermasyarakat anak tidak hanya harus mengetahui prilaku yang dapat diterima,tetapi mereka juga harus menyesuaikan prilaku dengan patokan yang dapat diterima.

2.      Memainkan peran yang dapat diterimaSetiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya dan dituntut untuk dipatuhi.Sebagai contoh, ada yang telah disetujui bersama bagi orang tua dan anak serta bagi guru dan murid.

3.      Perkembangan sikap socialUntuk bermasyarakat/bergaul dengan baik anak-anak harusmenyukai orang dan aktivitas sosial.Jika mereka dapat melakukannya mereka akan berhasil dalam penyesuaian sosial yang baik dan diterima sebagai anggota kelompoksosial tempat mereka menggabungkan diri.

4.    Perkembangan Sosial Remaja Dalam hidup bermasyarakat remaja dituntut bersosialisasi.

Dalam masa Remaja cakrawala interaksi sosial telah meluas dankompleks.Selain berkomunikasi dengan keluarga juga dengansekolah dan masyarakat umum yang terdiri atas anak-anak maupunorang dewasa dan teman sebaya pada khususnya.Bersamaan denganitu remaja mulai memperhatikan mengenai norma-norma yangberlaku serta melakukan penyesuaian diri kedalam lingkungansosial.

Page 36: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Pada mulanya saat melakukan interaksi sosial remajameninggalkan rumah dan bergaul secara lebih luas dalamlingkungan sosialnya.Pergaulan meluas mulai dari terbentuknyakelompok-kelompok teman sebaya (peer group) sebagai suatuwadah penyesuaian.Didalamnya timbul persahabatan yangmerupakan ciri khas pertama dan sifat interaksinya dalampergaulan.

Sangat penting dalam pergaulan remaja ini adalah didalamnya remaja mendapat pengaruh yang kuat dari temansebaya.Ini dapat dilihat dari remaja yangmengalami perubahantingkah laku sebagai salah satu usaha penyesuaian.

Dan dibawah ini merupakan kelompok-kelompok sosial padaremaja:

1. Kelompok ChumsYaitu sekelompok individu dengan ikatan persahabatan yang

kuat. Jumlah anggota biasanya terdiri atas 2-3 orang denganjenis kelamin sama, mempunyai minat, kemampuan serta kemauan-kemauan yang hampir sama. Karena beberapa hal yang mirip itumereka sangat akrab meskipun dapat terjadi perselisihan, namunsecara mudah dapat dilupakan dan akrab lagi.

2. Kelompok CliquesYaitu sekelompok remaja yang biasanya terdiri atas 4-5

orang yang mempunyai minat, kemampuan, dan kemauan yangrelatif sama.

Baik Kelompok Chums maupun Kelompok Cliques ini padamulanya terdiri atas anak-anak remaja awal. Namun padaKelompok Cliques mulai beralih terdiri atas campuran dan makinkuat bagi remaja akhir. Aktivitas mereka berupa: rekreasibersama, pesta, nonton film, nonton pameran, saling menelpondan jenisnya yang menyita waktu dan kadang-kadang merupakanpenyebab terjadinya pertentangan dengan orang tua atau oranglain disekitarnya.

3. Kelompok CrowdsTerdiri atas banyak anggota, berarti terdiri atas

sekelompok remaja yang lebih besar dari kelompok cliques.Terdiri atas jenis kelamin campuran baik laki-laki maupunperempuan. Demikian pula kemampuan, minat, dan kemauannya

Page 37: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

berbeda. Para anggotanya sangat ingin diterima dan mendapatpengakuan crowds itu.

4. Kelompok yang diorganisirUmumnya yang mengorganisir kelompok ini adalah orang

dewasa. Misalnya organisasi sekolah,yayasan agama dansebagainya. Orang dewasa membentk organisasi kelompok remajaini biasanya dengan kesadaran bahwa remaja membutuhkanpenyesuaian pribadi dan sosial dalam stu wadah. Keanggotaanyabebas maksudnya mungkin sudah menjadi kelompok persahabatanyang tak terorganisir.

5. Kelompok GangsKeanggotan gangs biasanya berasal dari kelompok-kelompok

yang menolaknya. Berarti mereka gagal ke dalam kelompok karenaditolak, tak puas atau tak dapat menyesuaikan diri. Sesuaidengan keinginan dan kadang-kadang mengganggu atau balasdendam kepada kelompok lain atau terdahulu. Meskipun demikiangangs itu mempunyai corak yang cenderung kalem dan agresif.

Pada usia remaja ini anak mulai memiliki kesanggupanmenyesuaikan diri sendiri (egosentris) kepada sikap yangkooperatif (bekerja sama) atau sosiosentris (mau memperhatikankepentingan orang lain).

Berkat perkembangan sosial anak dapat menyesuaikan dirinyadengan kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkunganmasyarakat sekitarnya. Dalam proses belajar di sekolah,kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan ataudimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yangmembutuhkan tenaga fisik maupun tugas yang membutuhkanpikiran. Hal ini dilakukan agar remaja mempunyai sikap dankebiasaan dalam bekerja sama, saling menghormati danbetanggung jawab.

Pada masa remaja berkembang ”social cognition”, yaitukemampuan untuk memahami orang lain. Ramaja memahami oranglain sebagi individu yang unik, baik menyangkut sifat pribadi,minat,nilai-nilai, maupun perasaannya.

Pada masa ini juga berkembang sikap ”conformity”, yaitukcenderungan untuk menyerah atau megikuti opini, pendapat,

Page 38: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (temansebaya).

Perasaan bersahabat merupakan ciri khas dan sifat interaksiremaja dan kelompoknya. Apabila kelompok teman sebaya yangdiikuti menampilkan sikap dan perilaku yang secara moral danagama dapat dipertanggung jawabkan maka kemungkinan besarremaja tersebut akan menampilkan pribadinya yang baik.Sebaliknya, apabila kelompoknya itu menampilkan sikap danperilaku yang melecehkan nilai-nilai moral maka sangatdimungkinkan remaja akan melakukan perilaku sepertikelompoknya tersebut.

8.      Perkembangan Kepribadian Masa RemajaDi dalam kepribadian Remaja,ada dua faktor tetap yang

mempengaruhi.Yaitu faktor luar (external) dan faktor dalam(internal).Tetapi karena isi faktor luar selalu berubahkeadaanya dan penerimaan pengaruh external oleh faktorinternal itu juga berubah sebagai akibat perkembanganya.

1.      FAKTOR AJAR, FAKTOR LUAR (EXTERNAL)Ada dua golongan besar yang termasuk faktor luar yang

mempengaruhi manusia. Dua golongan itu ialah golonganorganis,yaitu manusia binatang dan tumbuh-tumbuhan dangolongan anorganis,termasuk di dalamnya adalah keadaan alam,dan benda-benda. Termasuk di dalam keadaan alam adalah iklim,perkehidupan petabi, pelaut, pegungungan, perdagangan, dansebagainya) dan termasuk keadaan benda yaitu benda-benda alamyang bukan hasil budaya dan yang merupakan hasilbudaya,misalnya keadaan perumahan bangunan-bangunan,dansebagainya.

Ini semua member warna dalam perkembangan seseorang.Olehkarena itu sikap dan sifat seseornag anak kota berlainandengan anak dari desa.Bukan perbedaanya kualitas dan yanglainya,melainkan hanya berbeda dalam bentuk ataugambarnya.Perbedaan itu disebabkan oleh faktor dalamnya.Faktordalam yang mankah yang menerima pengaruh itu,sampai di manaketajaman penerimaanya,untuk apakah pengaruh itu diterima dansebagainya,menetukan warna seorang remaja,disamping faktorluarnya.

Page 39: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

2.      FAKTOR DALAM, FAKTOR DASAR (INTERN)Terdapat beberapa faktor intern dala perkembangan kepribadianremaja,yaitu:1.      Perkembangan Seksualitas

Merupakan perkembangan yang terbawa oleh perkembanganjasmani yang mendekati kesempurnaan dalam masa remaja,matangpulalah kalenjar-kalenjar kelamin dalam dirinya,bagi remajaputra maupun remaja putrid.Hal ini menumbuhkan adanya desakan-desakan baru di dalam jiwa si anak ,yaitu desakan yangmenghendaki layanan kebutuhan seksualitas.2.      Perkembangan FantasiPerkembangan ini bermula pada fase masih kanak-kanak.Tetapiarah perkembanganya berubah pada waktu remaja,setelahmenyaksikan tumbuhnya tubuh yang lain dari biasanya pada lawanjenisnya. Remaja putra bangga dengan kumisnya,tetapi ia tidakmengerti untuk apakah fungsi kumis itu sebenarnya. Remajaputrid bangga dengan kukunya,dsb. Kedunya salingberfantasi,walaupun merek tidak tahu faedahnya.hal inimempengaruhi terhadap faktor kepribadian remaja.3.      Perkembangan Emosi

Perkembangan ini mulai nampak pada masa pemuda fasenegatif.Pada saat itu emosi remaja serba tidak menentu.Merasasangat gelisah,rasa gundah,tetapi ia tidak mengerti.mengapa iademikian resah,gelisah,sedih.Ia bersikap menolak perintahharapan,tetapi ia tidak mengerti apa yang akan diperbuatsetelah menolak semuanya itu.

Pada akhir fase ini, para remaja berusah untuk menjadipusat perhatian dari lingkunganya.Ia bersikap egois,bahkan iamerasa serba super,sehingga mau tidak mau lawan jenisnyatertarik,mengagumi dan akhirnya berserah diri padanya. Inisemuanya hanya berlangsung dalam waktu yang singkat,kemudiania berkembang menjadi harmonis sedikit demi sedikit.

Sikap introvertnya mulai kembali ekstovet.Ia mulai memujasesuatu yang baik,apakah keadaan alam,sesuatu hasil seniataukah lawan jenisnya.Ia bersikap memuja,baik kepada gurunyayang menghargai karyanya ataukah itu orang tuanya yang memuji

Page 40: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

kepandainya,apakh itu seorang gadis yang mengaguminya entahkarena apapun.Di sinilah ia mulai menemukan akunya kembali.Iamulai percaya kepada kepribadianyanya lagi.4.      Perkembangan Kemauan/keinginan

Perkembangan kemauan/keinginan ini sedikit demi sedikitberbelok ke arah yang dibutuhkan oleh desakan jasmani danrohaninya waktu itu.Kadang-kadang keinginan itu demikianmendesak menuntut pemenuhan.Untuk itu di dalam perkembangankemauan dan keinginan harus perlu pengawasan dari orang tua.5.      Perkembangan Fikiran

Pada tahap perkembangan ini Remaja cenderung akanberkembang sendiri.Anak hanya mampu menerima pengaruh yangbersifat materiil dan kurang dapat menerima pengaruh yangbersifat spiritual,lebih-lebih yang bertingkat tinggi.6.      Perkembangan Aestetika

Jika pada masa negative,aspek aestetika seakan-akanmengalami kemunduran,maka pada masa-masa berikutnya,sedikitdemi sedikit mulai bangun kembali.Seakan-akan jiwa pemudamenjelang dewasa ini telah mampu menghayati dunia luar lebihmendalam,sehingga mampu merasakan apa yang dilihat,apa yangdidengar dan apa yang dirasakanya,sehingga mampu menggerakanjiwanya,di dalam perkembangan kepribadianya.7.      Perkembangan Religi

Perkembangan di dalam Pribadi Remaja tidak dapat menerimasegala sesuatu yang berada di luar pikiranya.Ia selalu memintabukti konkret untuk mendapatkan kebenaran. Dan kebenaran harusdapat dilihatnya dengan alat indera,dengan mata, telinga,peraba. Setahap demi setahap keadaan atau sikap semacam ituberkembang pula mengikuti perkembangan jiwanya. Sehingga perluadanya pendekatan terhadap Agama dan kepercayaan masing-masingsetiap individu.Isu sentral pada remaja adalah masa berkembangnya identitasdiri (jati diri) yang bakal menjadi dasar bagi masa dewasa.Remaja mulai sibuk dan heboh dengan problem “siapa saya?” (Whoam I ?). Terkait dengan hal tersebut remaja juga risau mencariidola-idola dalam hidupnya yang dijadikan tokoh panutan dan

Page 41: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

kebanggaan. Faktor-faktor penting dalam perkembanganintegritas pribadi remaja (psikologi remaja) adalah :

    1.     Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku dewasa pula

    2.     Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru

    3.     Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan cita-citanya

    4.     Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan lawan jenis

    5.     Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak menuju dewasa.

Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan,mengembangkan, dan memelihara identitas diri.Tindakanantisipasi remaja akhir adalah:

                  1.            Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilakudan menyikapi kelebihan dirinya

                  2.            Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang diidamkan

                  3.            Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap teman-temannya

                  4.            Mengembangkan sikap-sikap pribadinya

10. Perkembangan Kesadaran Beragama Masa RemajaIman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan

seseorang. Bagaimana perkembangan spiritual ini terjadi padapsikologi remaja? Sesuai dengan perkembangannya kemampuankritis psikologi remaja hingga menyoroti nilai-nilai agamadengan cermat. Mereka mulai membawa nilai-nilai agama ke dalamkalbu dan kehidupannya. Tetapi mereka juga mengamati secarakritis kepincangan-kepincangan di masyarakat yang gayahidupnya kurang memedulikan nilai agama, bersifat munafik,tidak jujur, dan perilaku amoral lainnya. Di sinilah idealismekeimanan dan spiritual remaja mengalami benturan-benturan danujian.

Page 42: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Perasaan remaja dalam beragama memang dapat dipengaruhioleh perasaan beagama yang didapat dari masa sebelumnya danlingkungan dimana ia tinggal. Bagi remaja yang tidak beruntungmempunyai orang tua bijaksana yang mampu memberikan bimbinganagama pada waktu kecil, maka usia remaja akan dilaluinyadengan berat dan sulit.

Gambaran remaja tentang Tuhan dengan sifat-sifatnyamerupakan bagian dari gambarannya terhadap alam danlingkungannya serta dipengaruhi oleh perasaan dan sifat dariremaja itu sendiri. Perasaan beragama pada remaja khususnyaterhadap Tuhan tidaklah tetap. Kadang-kadang sangat cinta danpercaya kepada-Nya, tetapi sering pula berubah menjadi acuhtak acuh bahkan menentang. 

1.    Percaya Turut-turutanKebanyakan remaja percaya kepada Tuhan dan menjalankan

ajaran agama, karena mereka terdidik dalam lingkungannya yangberagama, karena ibu bapaknya orang beragama, teman-temannyadan masyarakat sekelilingnya rajin ibadah. Maka mereka ikutpercaya dan melaksanakan ibadah serta ajaran-ajaran agama,sekedar mengikuti suasana lingkungan di mana ia hidup.

Kepercayaan turut-turutan itu biasanya terjadi, apabilaorang tuanya memberikan didikan agama dengan cara yangmenyenangkan jauh dari pengalaman-pengalaman pahit di waktukecil sehinga cara kekanak-kanakan dalam Bergama it uterusberjalan.

Percaya turut-turutan ini biasanya tidak lama dan banyakterjadi hanya pada masa-masa remaja pertama ( umur 13 tahun ).Sesudah itu bisanya berkembang kepada cara ynang lebih kritisdan lebih sadar.

2.    Percaya Dengan KesadaranSetelah kegoncangan remaja pertama ini agak reda, yaitu

umur 16 tahun di mana pertumbuhan jasmani hamper selesai dankecerdasan juga sudah dapat berpikir lebih matang danpengetahuan telah bertambah pula. Semuanya itu mendorongremaja kepada lebih tenggelam lagi dalam memikirkan dirinyasendiri. Perhatian kepada ilmu apengetahuan dan agama serta

Page 43: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

soal-soal social masyarakat bertambah besar dan semakinmembangun.

Kesadaran agama atau semangat agama pada maa remaja itumulai dengan kecenderungannya remaja kepada meninjau danmeneliti kembali caranya beragama di masa kecil dulu.

3.    Kebimbangan BeragamaKebimbangan terhadap ajaran agama yang pernah diterimanya

tanpa kritikawaktu kecilnya merupakan pertanda bahwa kesadaranberagama telah terasa oleh remaja. Kebimbangan remaja terhadapagama itu tidaklah sama berbeda antara yang satu dengan yanglainnya. Sesuai dengan kepribadiannya.

Rasa keragu-raguan kepada Tuhan pun dapat berakhir dengankeingkaran, apabila ia merasa bahwa Tuhan tidak melindungiatau tidak menolong bangsa atau golongannya namun tidak semuaremaja yang bimbang akan berakhir dengan keingkaran.

4.    Tidak Percaya Kepada Tuhan Salah satu perkembangan yang mungkin terjadi pada akhir

masa remaja adalah mengingkari wujud Tuhan dan menggantikannyadengan kepercayaan lain. Mungkin sekali remaja itu merasatidak percaya kepada Tuhan, mengaku bahwa dirinya ateis. Mungkin karena terlalu kecewa atau menderita bathin atau jugamerasa sakit hati yang telah bertumpuk-tumpuk, sehingga iaputus asa terhadap keadilan dan kekuasaan Tuhan.

Biasanya para remaja itu apabila telah mengetahui sedikittentang bermacam-macam ilmu pengetahuan, disangkanya bahwa iatelah hebat dan mendalami ilmu tersebut. Berbeda halnya denganremaja yang beriman, mereka akan cemas melihat pengetahuanakan merongrong keyakinannya. Karena itulah maka semangatberagamanya semakin menyala dan berusaha mebela agama darisegala keumngkinan serang-serangan yang ditunjukkan kepadaagama.

E.    Perkembangan Rasa Agama Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohani para

remaja, maka agama para remaja ini menyangkut adanyaperkembangan, yang mana penghayatan para remaja terhadapaajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak pada para remajabenyak berkaitan dengan perkembangan itu. Perkembangan agama

Page 44: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

pada para remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembanganjasmani dan rohani, yaitu :

1.    Pertumbuhan Pikiran dan MentalIde dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja

dari masa kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagimereka. Sifat kritis terhadap ajaran agama mulai timbul. Agamayang ajarannya bersifat lebih konsrvatif lebih banyakberpengaruh bagi para remaja untuk tetap taat pada ajaranagamanya.

2.    Perkembangan PerasaanBerbagai perasaan telah berkembang pada masa remaja.

Perasaan Sosial, ethis dan setetis mendorong remaja untukmenghayati prikehidupan yang terbiasa dalam lingkungankehidupan agamis akan cenderung mendorong dirinya untuk lebihdekat ke arah hidup agamis.

3.    Pertimbangan SosialDalam kehidupan keagamaan mereka timbul konflik antara

pertimbangan moral dan material, remaja sangat bingungmenentukan pilihan itu. Karena kehidupan duniawi lebihdipengaruhi kepentingan materi maka pandangan remaja lebihcenderung jiwanya untuk bersikap materialis.

4.    Perkembangan MoralPerkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa

berdosa dan usaha mencari  proteksi.5.    Sikap dan MinatSikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh

dikatakan sangat kecil dan hal itu tergantung dari kebiasaanmasa kecil serta lingkungan agama yang mempengaruhi mereka.Lum selesai

F.    Pendidikan Agama Pada RemajaPada hakikatnya masa remaja yang utama ialah masa

menemukan diri, meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru untuk jadi pribadi yang dewasa.  Para ahlipsikologi dan pendidikan belum sepakat mengenai rentang usiaremaja, namun beberapa ahli mengatakan bahwa usia remajaberkisar antara usia 13-19 tahun.

Page 45: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Dalam bidang agama, para ahli psikologi agama menganggapbahwa kemantapan beragama biasanya tidak terjadi sebelum usia24 tahun, rentangan remaja mungkin diperpanjang hingga 24tahun. 

Para ahli telah setuju bahwa masa remaja adalah masatransisi antara masa kanak-kanak yang akan ditinggalkannyamenjelang masa dewasa yang penuh tanggung jawab.  Dalam petapsiokologi remaja terdapat tiga bagian, yaitu :

a.    Fase PueralPada masa ini remaja tidak mau dikatakan anak-anak,

tetapi juga tidak bersedia dikatakan dewasab.    Fase NegatifFase ini hanya berlangsung beberapa bulan saja yang

ditandai oleh sikap ragu-ragu, murung, suka melamun dansebagainya

c.    Fase PubertasSecara umum, masa remaja merupakan masa pancaroba yang

penuh dengan kegelisahan dan kebingungan. Hal ini lebihdisebabkan oleh perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesatberlangsungnya, terutama dalam hal fisik, perubahan dalampergaulan sosial, perkembangan intelektual, adanya perhatiandan dorongan pada lawan jenis.

    Mengenai problema yang disebut terakhir, agama padadasarnya remaja telah membawa potensi beragama sejakdilahirkan dan itu merupakan fitrahnya. Yang menjadi masalahsaat ini ialah bagaimana remaja mengembangkan potensitersebut???

    Ide-ide agama, dasar-dasar dan pokok-pokok agama padaumumnya diterima seseorang pada masa kecilnya. Apa yangditerima sejak kecilnya, akan berkembang dan tumbuh subur,apabila anak remaja dalam menganut kepercayaan tersebut tidakmendapat kritikan. Dan apa yang tumbuh dari kecil itulah yangmenjadi keyakinan yang dipeganginya melalui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya.

Mengenai perkembangan kognitif pada usia remaja sangatmemberi kemungkinan terjadi perpindahan atau transisi dariagama lahiriah menuju agama yang bathiniah. Dengan demikian,

Page 46: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

perkembangan kognitif memberi kemungkinan remaja untukmeninggalkan agama anak-anak yang diperoleh dari lingkungannyadan mulai memikirkan konsep serta bergerak menuju iman yangsifatnya sungguh-sungguh personal.

B.     Tugas-Tugas Perkembangan Remaja1.      Pengertian Tugas Perkembangan Remaja

Secara umum tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya mengurangi atau bila mungkin menghilangkan sama sekali sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk menepati kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Hurlock dalam Mappiare (1992) adalah berusaha agar:

1. Mampu menerima keadaan fisiknya.

Pada periode pra-remaja, anak tumbuh demikian cepat yang mengarah pada bentuk orang dewasa, diiringi perkembangan sikapdan citra diri. Remaja diharapkan dapat menerima keadaan diri sebagaimana adanya keadaan diri mereka sendiri, bukan khayalandan impian.

2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa

Dalam masa remaja diharapkan mereka menerima keadaan diri sebagai pria atau wanita dengan sifat dan tanggung jawab kaumnya masing-masing. Sering kali terjadi ada remaja yang menyesali diri sebagai pria atau wanita, terutama jika bentuk tubuh mereka tidak memuaskan.

3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.

Akibat adanya kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja, para remaja mengadakan hubungan sosial terutama hubungan dengan lawan jenis merupakan suatu kewajaran. Dalam hal ini, seorang remaja haruslah mendapat penerimaan dari

Page 47: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

kelompok teman sebaya lawan jenis atau sesama jenis agar memperoleh rasa dibutuhkan dan rasa berharga.

4. Mencapai kemandirian emosional.Tugas perkembangan yang harus dihadapi remaja adalah bebas dari ketergantungan emosional seperti dalam masa kanak-kanak mereka. Dalam masa remaja, seseorang dituntut untuk tidak lagimengalami perasaan bergantung semacam itu.

5. Mencapai kemandirian ekonomi.Kesanggupan berdiri sendiri dalam hal yang berhubungan dengan ekonomi merupakan tugas perkembangan remaja yang penting, karena mereka akan hidup sebagai orang dewasa kelak.

6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangatdiperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.Sebagai hasil dari perpaduan unsur-unsur pertumbuhan biologis dan keragaman pengalaman dengan lingkungan, remaja dapat mengembangkan kemampuan mentalnya. Remaja sudah memiliki kemampuan untuk berfikir atau nalar tentang sesuatu yang berada di luar pengalamannya atau sistem nilai yang dimilikinya. Dengan kata lain , remaja sudah dapat memikirkan kemungkinan sesuatu yang abstrak secara sistematis untuk memecahkan suatu persoalan atau masalah.

7. Memahami dan menginternalisasi nilai-nilai orang dewasa dan orang tua

8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa

Proses pengikatan individu kepada kelompok sosialnya telah berkembang sejak lahir. Proses ini diperluas selama masa anak dan remaja. Remaja yang mengikuti kegiatan keagamaan akan dapat mengembangkan sikap batin atau sikap keterikatan sosialnya terhadap orang lain.

9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

Page 48: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Sikap remaja terhadap pernikahan ternyata beragam, sebagian remaja bersifat antagonistik (menentang dan merasa takut) dan sebagian lainnya menerimanya dengan sikap positif.

10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupankeluarga.Tugas-tugas fase perkembangan remaja ini amat berkaitan denganperkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja yang diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.

2. Klasifikasi Tugas Perkembangan RemajaTugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari 3 bagian

yaitu, tugas perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai individu, pendidikan dan karier, serta dalam kehidupan berkeluarga kelak. Berikut ini merupakan uraian darimasing-masing bagian tersebut beserta karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1. Kehidupan pribadi sebagai individuKehidupan pribadi sangat rumit dan kompleks sehingga sulit

untuk dirumuskan. Sebagai makhluk individu, seseorang menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang diperuntukkan bagi kepentingan diri secara pribadi, baik fisikmaupun nonfisik. Dalam pertumbuhan fisiknya, manusia memerlukan kekuatan dan daya tahan tubuh serta perlindungan keamanan fisiknya. Kondisi;i fisik amat penting dalam perkembangan dan pembentukan pribadi seoseorang.

Kehidupan pribadi seorang individu merupakan kehidupan yangutuh dan lengkap dan memiliki ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspekemosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan aspektersebut adalah kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya, yang meliputi:

Page 49: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

v Status sosial ekonomi,v Filsafat hidup keluarga,v Pola hidup keluarga.

Selain itu faktor lain yang berpengaruh yaitu faktor keturunan dan lingkungan yang sesuai dengan aliran nativisme, empirisme, dan konvergensi.

         Aliran nativisme menyatakan bahwa perkembangan seorang individu ditentukan oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejakdilahirkan

         Aliran empirisme menyatakan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh lingkungan tempat ia berkembang, jadi bisa dikatakan seorang individu akan berkembang sesuai dengan kehendak lingkungan.

         Aliran konvergensi menyatakan bahwa perkembangan seorang individu dipengaruhi oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejak lahir dan lingkungan tempat ia dibesarkan, dengan kata lain aliran ini merupakan penggabungan antara aliran nativismedan aliran empirisme.

2. Kehidupan Pendidikan dan KarierPada hakikatnya manusia selalu ingin tahu, maka atas dasar

hakikat tersebut manusia senantiasa belajar untuk mencari tahuhal-hal yang ada di sekitarnya. Banyak bangsa yang mengikuti prinsip pendidikan seumur hidup, yang artinya adalah manusia itu senantiasa belajar sepanjang hayatnya.

Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya, baik melalui badan pendidikan formal maupun nonformal. Berkaitan dengan perkembangan peserta didik, kehidupan pendidikan yang dimaksudadalah sesuatu yang dialami oleh remaja sebagai peserta didik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan kehidupan masyarakat. Sedangkan kehidupan karier merupakan pengalaman seseorang dalam dunia kerja. Seperti dikatakan oleh Garrison (1956), bahwa setiap tahun terdapat jutaan pemuda dan pemudi memasuki dunia kerja di seluruh dunia. Peristiwa seseorang rernaja masuk ke dunia kerja itu merupakan awal pengalaman dalam

Page 50: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

kehidupan berkarya (berkarier). Pada hakikatnya kehidupan remaja dalam pendidikan merupakan awal kehidupan kariemya.

Cita-cita tentang jenis pekerjaan di masa yang akan datang merupakan faktor penting dan merupakan langkah awal dalam kehidupan pendidikan dan kariernya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan dan karier adalah:

1. Faktor sosial-ekonomi, kondisi sosial yang menggambarkan status orang tua dan kemampuan orang tua dalam membiayai pendidikan anaknya2. Faktor lingkungan, terdiri atas 3 hal:

         Lingkungan kehidupan masyarakat, hal ini akan membentuk sikap anak dalam menentukan pola kehidupan dan mempengaruhi pola pikirnya tentang pendidikan dan kariernya

         Lingkungan kehidupan sekolah, kondisi sekolah merupakan lingkungan yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan pendidikan dan karier remaja

         Lingkungan teman sebaya, pergaulan teman sebaya akan berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan pendidikan masing-masing remaja3. Faktor pandangan hidup, merupakan bagian yang terbentukkarena lingkungan.3. Kehidupan Keluarga

Tugas perkembangan remaja dalam hubungannya dengan persiapan mereka untuk memasuki kehidupan baru, yaitu kehidupan berkeluarga. Pada pembahasan sebelumnya telah diuraikan bahwa secara biologis pertumbuhan remaja telah mencapai kematangan seksual dan telah siap melakukan fungsi produksi. Kematangan fungsi seksual tersebut berpengaruh terhadap dorongan seksual remaja dan mulai tertarik kepada lawan jenis. Garrison (1956) menyatakan bahwa dorongan seksualpada masa remaja cukup kuat, sehingga perlu dipersiapkan secara mantap tentang hal-hal yang berhubungan dengan perkawinan, karena masalah tersebut mendasari pemikiran merekauntuk mulai menetapkan pasangan hidupnya.

Berkenaan dengan upaya untuk menetapkan pilihan pasangan hidup, perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis dengan berbagai cara yang

Page 51: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

ditunjukkan dalam bentuk perilaku. Dalam situasi pergaulan yang khusus atau berkencan, seorang gadis hendaknya bersikap pasif dan perjaka yang lebih bersikap aktif. Pada umumnya remaja, khususnya wanita, tidak mengalami kesulitan untuk menerima tugas tersebut. Hanya sebagian kecil dari mereka mengalami sedikit kesulitan.

Hampir setiap remaja mempunyai dua tujuan utama, pertama menemukan jenis pekerjaan yang sesuai, kedua menikah dan membangun sebuah rumah tangga (keluarga). Hal ini tidak selaluharus muncul dalam aturan tertentu, tetapi perlu diketahui bahwa seorang remaja akan mengalami “jatuh cinta” di dalam kehidupannya setelah mencapai usia belasan tahun (Garrison, 1956: 48)

Page 52: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

BAB IIIANALISIS KASUS

1.      Kasus Bipolar Disorder : Sheyna dan DunianyaGambaran KasusSheyna, 13 tahun, memiliki orangtua yang overprotective dan sangatmenuntut supaya Sheyna mengikuti apa saja perintah yangdiberikan kepadanya.Sheyna merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara, dan hanya iayang perempuan. Sheyna menganggap dirinya sangat bergantungpada orangtua, ditambah lagi orangtua memperlakukan Sheynaseperti anak kecil yang berusia di bawah usia dirinya.Kedua kakak Sheyna sangat pembangkang bahkan kakak pertamaSheyna (18 tahun) pernah blak-blakan mengaku kepada orangtuamereka bahwa ia telah melakukan aktivitas seksual dengan temandi sekolah. Tentu saja, orangtua menjadi sangat marah, apalagiorangtua sangat strict terhadap isu-isu seksual. Bahkan, orangtuaselalu membahas kepada Sheyna dan kedua kakak bahwa virginity ituharus dijaga hingga kelak menikah. Kondisi kakaknya iniberbanding terbalik dengan Sheyna yang sangat pasif danpenurut, serta menjadi satu-satunya anak yang dianggap “baik”oleh orangtuanya sehingga Sheyna dijuluki “Little Miss Perfect”.Ada riwayat sakit mental di dalam keluarga Sheyna. Nenekkandung Sheyna dari pihak Ibu serta Bibi Sheyna dari pihakAyah sama-sama menderita depresi.Sheyna mengalami insomnia sejak ia berusia 10 tahun. Setiapmalam ia mengalami kesulitan untuk tidur dan akhirnyamengganggu kegiatan belajar di sekolah. Nilai Sheyna sampaimengalami penurunan yang cukup parah, sehingga orangtuamemutuskan supaya Sheyna menjalani home-schooling saja supayaSheyna dapat mengatur waktu kapan untuk belajar.Perilaku insomnia ini dialami Sheyna pasca pertengkaran hebat didalam keluarga, di mana kakak pertama Sheyna ternyata sampaimenghamili temannya di sekolah. Pada saat itu, kondisi rumahsangat “panas”, Ayah dan Ibu selalu bertengkar setiap adakesempatan di pagi-siang-sore-malam. Keadaan semakin memanas

Page 53: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

karena kakak pertama Sheyna sempat kabur dari rumah bersamateman yang ia hamili, sehingga memicu pertengkaran antarakeluarga Sheyna dengan keluarga yang anaknya dihamili olehkakak Sheyna tersebut. Kondisi tersebut berlangsung hinggakurang-lebih dua bulan dan sejak itu, Sheyna sulit sekalimemejamkan mata seberapa pun dirinya mengantuk karena bayanganpertengkaran dan suasana memanas itu selalu menghantui Sheyna.Untuk pertama kalinya, di masa sebulan itu, Sheyna mengalamiledakan emosi yang tinggi.Sejak saat itu, Sheyna juga semakin sering menyendiri di dalamkamar untuk menghindari pertengkaran. Bagi Sheyna, dia menjadilebih rileks dengan berada di dalam kamar. Dia juga semakinbisa berpikir, mencari tahu, dan menganalisa segala hal yangia senangi. Sheyna tertarik dengan politik dan memilikipemikiran tersendiri tentang politik, misalnya ia percayabahwa dirinya merupakan reinkarnasi dari seorang politikusRomawi di masa lalu.Keluarga dan teman-teman Sheyna melihat Sheyna sebagai orangyang sangat rapi dan teroganisir. Sheyna senang menuliskanapapun ide-ide yang ia miliki dan menuliskan di buku diary,komputer, bahkan dinding kamarnya penuh dengan papernote yangditempelkan secara berantakan dan berisi ide-idenya tersebut.Kebanyakan ide yang Sheyna tuliskan berisi tentang hal-halyang selama ini dianggap tabu untuk dibicarakan di dalamkeluarganya, seperti tentang dorongan seksual dan tingkatspiritualitas. Aktivitas ini semakin menjadi-jadi saat iamerasakan gairah luar biasa untuk melakukan sesuatu.Selama proses pertengkaran di dalam keluarganya, Sheyna sempatmengalami depresi dan depresi yang ia miliki semakin menjadi-jadi karena hingga saat ini Sheyna masih menderita insomnia.Sheyna juga menderita kesulitan untuk makan dan konsentrasi.Di puncak depresinya, Sheyna akhirnya beberapa kali melakukanpercobaan bunuh diri. Beruntung, Ibu selalu menemukan Sheynatepat waktu sehingga Sheyna masih bisa diselamatkan.Analisa Kasus SheynaIstilah Bipolar Disorder (BD) dimunculkan karena pada kasus-kasusganggguan jenis ini, anak tidak hanya akan mengalami periode

Page 54: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

episode mania (manic episodes) serta juga akan mengalami depresi(depression episodes) seumur hidupmereka. Manic dan depression sendiri merupakan dua hal yangsaling berlawanan dan berbeda kutub.Ada empat jenis mood episodes di dalam BD yaitu mania, hypomania,depresi, dan episode campuran. Ketika sedang berada dalamepisode mania, maka anak akan  mengalami peningkatan aktivitasfisik maupun mental. Misalnya, menjadi sangat bersemangatketika melakukan banyak  kegiatan, serta memiliki banyak ide-ide baru yang ingin diwujudkan. Sebaliknya, ketika ia sedangberada dalam episode depresi, maka ia akan mengalami penurunanaktivitas. Misalnya, anak menjadi tidak tertarik melakukankegiatan sehari-hari, mengurung diri dalam suatu ruangan dantertutup. Episode mania biasanya dimulai dengan tiba-tiba danberlangsung antara dua minggu hingga lima bulan, sedangkanepisode depresi cenderung berlangsung lebih lama.Sheyna menunjukkan simptom perilaku yang mengarah ke Bipolar IDisorder. Sheyna meyakini bahwa dirinya merupakan reinkarnasidari politisi Romawi di masa lalu, yang menunjukkan simptoppsikotis ada pada dirinya. Simptom psikotis sendiri hanyamuncul pada Bipolar I Disorder. Sheyna juga menunjukkanperilaku mania dengan cara menuliskan semua ide-ide yang iamiliki di buku diary, komputer, bahkan papernote yang ditempelberantakan di dinding kamarnya. Ide-ide tersebut termasuk pulaide-ide yang sebenarnya selalu tabu untuk dibicarakan di dalamkeluarga (tentang seksualitas dan spiritualitas). Perilaku inijelas berbeda dengan kebiasaan Sheyna yang selalu rapi danterorganisir. Kemunculan perilaku mania ini dibarengi puladengan kemunculan perilaku depresi yang membuat Sheyna sampaibeberapa kali melakukan percobaan bunuh diri.Masalah genetis adalah faktor umum yang menjadi penyebab BD.Anak yang memiliki salah satu orangtua dengan BD memilikiresiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15-30%. Apabilakedua orangtuanya mengidap BD, maka anak-anaknya beresikomengalami BD sebesar 50-75%. Kembar identik dari seorangpengidap BD juga memiliki resiko tertinggi akan juga mengalamiBD dibandingkan anak yang bukan kembar identik.

Page 55: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Orangtua dengan anak yang mengalami depresi biasanya jugamemiliki saudara dekat  (first-degree relatives) yang mengalami mooddisorder. Ibu yang mengalami depresi juga besar kemungkinan akanmemiliki anak yang juga mengalami depresi.Pada kasus Sheyna, ditemukan bahwa ada riwayat genetis didalam keluarga dekatnya yang memiliki gangguan depresi, yaituNenek kandung Sheyna dari pihak Ibu serta Bibi Sheyna daripihak Ayah. Perlu ada pemeriksaan mendalam tentang apakahkasus Sheyna terkait dengan riwayat genetis di dalamkeluarganya. Tetapi, kemungkinan itu tetap ada.Secara fisiologis, salah satu faktor utama penyebab seseorangmengidap BD adalah karena terganggunya keseimbangan cairankimia utama di dalam otak seperti hormon norepinephrin, dopamine,dan serotonine. Sebagai contoh, ketika seseorang yang mengalamiBD dan kadar dopamine dalam otaknya sedang tinggi, maka saatitu ia akan merasa sangat bersemangat, antusias, dan agresif.Ada pula Central Nervous System (CNS) yangmempengaruhi mood seseorang. Pentingnya pengaruh CNSpada mood seseorang sudah diketahui sejak lama, diawali denganadanya penelitian terhadap orang dewasa yang diberiobat reserpine untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Hasilnya,20% dari orang tersebut menjadi mengalami depresi parah. Sejaksaat itu, diketahui bahwa reserpine memang menurunkan pergerakandari monoamine neurotransmitters (norepinephrin, dopamine,dan serotonine) dalam CNS. Penemuan ini mengarahkan padamunculnya monoamine hypothesis, yaitu penurunan monoamineneurotransmitters menyebabkan depresi. Hipotesis ini rpadaperkembangan pengobatan trycyclic antidepressant, seperti imipramine,yang menyebabkan peningkatan monoamine neurotransmitters danmengurangi perasaan depresi.Penelitian selanjutnya menemukan bahwa monoaminehypothesis terlalu sederhana karena ditemukanjuga neurotransmitters lainnya yang banyak berpean dalam depresi.Ada pula peranan hypothalamus-pituitary-adrenal (HPA) yang meresponstress.Sementara itu, secara psikologis, seseorang yang mengalamibanyak tekanan dari dalam maupun luar dirinya akan dapat

Page 56: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

mengalami disstres berkepanjangan. Apabila tidak ditambah denganstrategi pemecahan masalah (coping) yang memadai, maka ia pundapat menderita BD.Pola asuh orangtua yang neglectful dan abusive juga mempengaruhiperkembangan anak, di mana anak berkemungkinan untuk mengalamidepresi yang disebabkan oleh stress. Bayi atau anak yang masihkecil yang belum mampu melakukan regulasi emosiatau mood negatif akan mengalami mood negatif lebih sering danmemakan waktu lebih lama, di mana hal ini meningkatkankemungkinan mereka untuk mengembangkan perilaku BD pada masaanak-anak dan remaja. Regulasi emosi ini mengacu pada prosespengaturan pengendalian, dan modifikasi dari emotionalarousal untuk menghasilkan perilaku yang adaptif. Tujuan utamadari regulasi emosi pada bayi adalah supaya mereka mempelajaricara untuk meregulasi dorongan emosi yang disebabkan stressfisiologis, seperti kebutuhan untuk mendapatkan makanan.Meskipun bayi memiliki kemampuan untuk menenangkan dirisendiri di masa-masa stressful, namun pengaturan terhadapdorongan tersebut harus dibantu oleh orang lain seperti dengandigendong, diberi makan, dan diberi kehangatan emosional.Menurut Meilissa Miguez dkk dalam jurnalnya, Screening forbipolar disorder in adolescents with the Mood DisorderQuestionnaire–Adolescent version (MDQ-A) and the Child, bahwaBipolar Questionnaire (CBQ)Kemungkinan terjadinya gangguanbipolar (BD) pada usia muda sekarang telah diakui, denganonset antara usia 15 dan 19 seperti yang telah ditunjukkandalam ulasan pada awal prodrome dan pengakuan dari BD. 5,6antara 15% dan 28% dan 50% dan 66% dari orang dewasa dengan BDdilaporkan usia onset sebelum 13 dan 19 tahun, berturut-turut.model kognitif kerentanan stres dapat menjelaskan mengapa saatremaja adalah (umur yang berisiko) untuk terjadinya BD danmeskipun kesadaran penyakit ini dalam komunitas medis, remajadengan BD masih rentan terhadap alasan yang tidak dapatditerima berturut-turut 6-10 tahun durasi perlakuan penyakityang tidak diobati.Presentasi klinis penyakit pada anak-anak, gejala yang tumpangtindih dari BD dan gangguan perhatian defisit/hiperaktif

Page 57: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

(ADHD) dan co-morbiditas yang tinggi antara dua kondisi medisadalah tiga faktor yang menyebabkan kesulitan untukmendiagnosa Pediatri BD. pertanyaan tentang fenomenologiyang berbeda dari Pediatri versus BD dewasa telah diuji.presentasi variabel gejala sebagian besar tergantung padaperkembangan umur. BD pada anak-anak telah terputus, kronisdan tidak teratur. studi tentang BD dan ADHD melaporkansering terjadi dari kedua diagnosa dan kemungkinan terjadipeningkatan diagnosis yang tidak wajar dari ADHD pada remaja.Gejala yang tidak konsisten telah dilaporkan oleh orang tua,guru dan anak berkontribusi pada kontroversi tentangsignifikansi klinis pada gejala gangguan subthreshold moodyang umum. Untuk meningkatkan diagnosis anak dan remaja BDdalam komunitas praktek, kehandalan dan keabsahan menggunakanbeberapa strategi informan harus diteliti. Hipotesisdiagnostik yang dilakukan secara seksama membantu untuk lebihpercaya diri mengenali BD, dan rekomendasi dalam penilaianPediatri Bd harus dilaporkan. ketika penilaian mutu berbasispenelitian dilaksanakan, hampir satu setengah dari remajasebelumnya didiagnosa mengalami bipolar yang diklasifikasikansebagai depresi atau gangguan perilaku. meskipun instrumensemistructured ada untuk diagnosis BD pada remaja, merekasangat memakan waktu, membutuhkan pelatihan khusus dan tidakdapat digunakan secara rutin dalam praktek klinis. Oleh karenaitu, pemeriksaan instrumen pediatrik BD telah dikembangkan, diantaranya kuesioner Bipolar anak (CBQ) dan kuesioner kekacauansuasana hati- versi remaja (MDQ-A). CBQ dikembangkan sebagaipengaturan diri laporan orang tua untuk menetapkan kriteriainklusi pada anak-anak-penelitian onset BD dan mendeteksikehadiran dari penyakit ADHD. MDQ-A diadaptasi dari MDQ,instrumen yang sah dan handal untuk skrining BD pada orangdewasa. Menurut studi validasi asli, versi orangtuamengungguli laporan kejiwaan remaja dalam populasi kejiwaanpasien rawat jalan.Dalam kasus Sheyna, BD yang diderita Sheyna merupakan masalahyang perlu penanganan hingga seumur hidup karena tidak dapatdengan mudah ditentukan bahwa gejala mania dan depresi yang

Page 58: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

diderita Sheyna tidak akan lagi muncul di masa depan. Caraterbaik untuk memberikan treatment kepada Sheyna adalah denganmemberikan  pengobatan medis yang tepat serta menjalanipsikoterapi. Misalnya, mengkombinasikan pemberianobat antipsychotic (seperti: Seroquel) dan mood-stabilizer (seperti: Lithium), ditambah psikoterapi (seperti:terapi regulasi emosi, anger management untuk membantu Sheynadalam mengatasi mania dan depresi yang muncul di dirinya).

1.      Kasus Psychasthenia : Aku Tanpa emosiGambaran Kasus

CD adalah laki-laki berumur 15 tahun yang dirawat di unit psikiatri remaja dengan onset baru psikosis. Sebelum istirahat pertama untuk psikotik, ia adalah mahasiswa yang sangat brilian. Dia bermain sepak bola dan bola basket dengan teman-temannya. memiliki rasa realitas yang masih utuh. Setelah istirahat psikotik, ia tidak bisa membaca buku atau berkonsentrasi pada belajar Ketika ia berusia 14 tahun dan sekolah SMP, ia merasa perasaan tidak nyaman di otaknya untuk pertama kalinya dan dia mulai mengalami kesulitan mengatur pikirannya. Saat berusia 6 tahun ia menderita dari gangguan tic (mata berkedip, batuk kering). Informasi dari ibunya mengungkapkan bahwa CD keras kepala di masa kecilnya . Dia memiliki obsesif kepentingan dalam hal-hal seperti mengumpulkan mainan dan bermain sepak bola. Dia berkonsentrasiintens ketika ia belajar. Ibunya memiliki sejarah yang sama dengan gejala yang memerlukan pemeriksaan medis. CD mengeluh mengalami kesulitan mengingat suatu kesan yang sesuai situasi umum. Misalnya , ketika ia melihat bayi, sulit baginya untuk mengingat perasaan 'cute'. Ketika ia mencoba untuk makan makanan ringan, sulit untuk merasakan suka cita makan. Dia merasa kehilangan emosi sederhana seperti kebahagiaan atau kesenangan.

Analisis Kasus Psychasthenia adalah gangguan psikologis yang ditandai

dengan fobia, obsesi, kompulsi, atau kecemasan berlebihan.

Page 59: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

Pasien dengan psychasthenia tidak dapat menolak tindakan tertentu atau pikiran, terlepas dari sifat maladaptif mereka dan memiliki cukup kontrol atas kesadaran mereka berpikir dan memori yang ada, kadang-kadang berkeliaran tanpa tujuan dan melupakan apa yang mereka lakukan. Pikiran mereka dapat terbagi dan membutuhkan usaha yang signifikan untuk mengaturnya, sering mengeluarkan kalimat yang tidak sebagaimana dimaksud, membuat sedikit perasaan kepada kepada orang lain. Mental yang konstan berusaha menginduksi kelelahanfisiologis yang mampu memperburuk kondisi tersebut. Meskipun demikian, psychasthenia telah menjadi gangguan yang terlupakan. Dalam International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems (Edisi 10), Psychasthenia diklasifikasikan sebagai " gangguan neurotik " (diagnostik kode F48.8), tetapi tidak ada penjelasan tambahan tentang gangguan ini. Istilah Psychasthenia ini pertama kali digunakan oleh Pierre Janet. Pada saat itu, hanya sedikit perhatian yang diberikan untuk konsep ini. Istilah ini tidak ada lagi dalam kejiwaan. Penggunaan diagnostik, meskipun masih membuat satu dari sepuluh sub-skala klinis populer Minnesota Multiphasic Personality Inventory ( MMPI ). Psychasthenia mirip dengan gangguan obsesif-kompulsif namun bukan konsep asli dari pengurangan tonus psikologis.

Kondisi CD lebih mirip dengan obsesif kompulsif, meskipun ia memiliki karakteristik selain neurosis umum. objekberpikir kompulsif bervariasi, dan tidak ada dicatat perilaku atau tindakan mental untuk menetralisir nya pemikiran kompulsif. Psychasthenia tidak memiliki kriteria lain untuk bertemu gangguan mental. Mereka mengatakan bahwa itu sulit untuk mempertahankan fungsi psikologisnya. mereka harus mengambil perhatian kompulsif mereka. perbedaan yang paling karakteristik dengan skizofrenia adalah bahwa mereka memilikirasa kenyataan, setidaknya secara lahiriah. Secara historis, istilah psychasthenia telah dikaitkan terutama dengan karya Pierre Janet, yang dibagi ke dalam neurosis psychasthenias dan Histeria, membuang istilah neurasthenia, karena tersirat teori neurologis di mana tidak ada kemampuan3) .Pasien dengan

Page 60: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

psikastenia menunjukkan hiper atau hipoiritabilitas , khususnya dalam bidang psikis, semacam kelemahan dalam kemampuan untuk mengurus, mengatur, dan mensintesis perubahan pengalaman. Seorang pasien dengan psychasthenia lebih suka untuk menarik diri dari teman-temannya dan tidak terkena situasi di mana kompleks abnormal kuat yang mampu merampas pikiran, memori, dan ketenangan . Pasien dengan psychasthenia kurang percaya diri dan rentan terhadap pikiran obsesif, tidakberdasar ketakutan, pengawasan diri, dan kebingungan.

Pada pasien kami, psychasthenia jelas berbeda darigangguan obsesif-kompulsif dan skizofrenia. Pasienpsychasthenia dengan perjuangan terus-menerus untukmempertahankan realitas, dan mereka mengeluh kelelahanpsikologis. Sebaliknya, pasien dengan neurasthenia mengeluhkelelahan fisik dengan pengertian utuh tentang realitas.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien denganpsychasthenias mengeluh penurunan karena penurunan keteganganpsikologis atau upaya untuk memulihkan penguranganketegangan.

Ketika ia mengunjungi rumah sakit, ia mengatakan bahwa iamerasa bahwa otaknya lelah dan diperketat. Ketika ia merasakanini , ia tidak dapat bertindak secara alami . Kondisi ini menjadi buruk ketika CD melihat wanita, ketika ia melihat musisi perempuan di televisi, ia merasa bahwa otaknya telah menjadi lumpuh. Dia memiliki pemikiran kompulsif dalam berbagai situasi. Dia terobsesi dengan pernapasan, makan, berjalan secara alami, dan berbicara lancar. Dia mendorong dirinya untuk bertindak secara alami, tetapi hal itu tidak bekerja. Dia melakukan apa yang ingin ia katakan lebih dan lebih dari berpura-pura menjadi alami . Dia disajikan dengan suasana hati yang depresif ( CDI 27 ) dan pikiran obsesif ( Y - BOCS 27 ) . laboratorium skrining hitung darah lengkap ( CBC) temuan yang tidak signifikan . Gejala psikotik mereda ( CDI 14 ) dalam waktu 20 hari setelah ia memulai kembali terapi obat antidepresan .Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien dengan

psychasthenia mengeluh mengenai penurunan yang terjadi karena

Page 61: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

pengurangan ketegangan psikologis atau upaya untuk memulihkan pengurangan ketegangan.

Page 62: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

BAB IVPENUTUP

1.      KesimpulanDari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masa remajamerupakan masa di mana anak akan mencari jati dirinya.Keluarga mempunyai andil besar dalam mendidik sang anak agardapat tumbuh dengan baik dan dapat dengan mudah melewati faseremaja yang akan di lewati oleh anak tersebut. Maka kasihsayang dan perhatian dari orangtua, guru, keluarga danlingkungan sekitarnya sangat dibutuhkan remaja dalam menjalanimasa di mana para remaja mencoba untuk mencari jati dirinya.Perkembangan remaja dapat dilihat dari sudut pandang psikologidalam berbagai aspek, yaitu perkembangan fisik, kognitif,sosial, emosi, moral, kepribadian, dan kesadaran akanberagama. Tugas-tugas perkembangan remaja yang meliputi tugas kehidupanpribadi sebagai individu, kehidupan pendidikan dan karier,serta kehidupan keluarga merupakan langkah awal seorang remajadalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat agar diterimasebagai individu yang mandiri dan mampu beradaptasi denganberbagai kondisi masyarakat yang sangat kompleks.Penyimpangan/kenakalan remaja juga tidak lain karena adanyaaspek perkembagan masa remaja yang terganggu.

2.      Sarana.         Saran untuk remaja

Hendaknya para remaja mampu mamahami makna dan karakteristik perkembangan masa remaja dari berbagai aspek, faktor-faktor yang mempengaruhi dan pengaruh terhadap tingkah laku, serta mengupayakan pengembangan hubungan sosial remaja serta mengimplikasikannya. Remaja juga seharusnya bisa memenuhi tugas-tigas perkembangan dengan baik, dan memiliki kesadqaran diri untuk melewati masa remaja yang terbilang serba rentan ini dengan sebaik-baiknya. Karena, segala sesuatubaik atau buruk itu tergantung pada diri remaja sendiri.

b.        Saran untuk orang tua dan lingkungan sosialMasa remaja adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang

diawali dengan masa perubahan yang sering disebut dengan masa

Page 63: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2

pubertas. Di Masa inilah peserta didik itu mulai gencar mencari tahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam kehidupan mereka. Di masa ini pula sebaiknya pengekangan-pengekangan yang diterapkan di masa kanak-kanak hendaknya dikurangi. Karena biasanya anak-anak pada masa ini mulai mengerti mengapa di waktu kecil mereka dilarang untuk melakukan sesuatu yang bisa disebut tidak pantas, mereka akan mulai mengetehui masalah-masalah yang ada dalam kehidupan. Disini orang tua berperan sebagai penasihat sekaligus pengawastingkah laku anak agar anak itu bisa mawas diri dan juga tidakceroboh dalam mengambil suatu keputusan.

Page 64: Perkembangan Remaja : Psikologi Perkembangan 2