Page 1
MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN FISIKA
ANAK SMP DITINJAU
DARI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
OLEH
NAMA : FRANSISKUS ASSISI BEYORA LIWUN
NIM : 14. 141. 500. 05
MATA KULIAH : PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
DOSEN PEMBIMBING : ROCE MARSAULINA, M.Pd
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Page 2
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas selesainya makalah yang berjudul "Minat Belajar Pelajaran
Fisika Anak SMP Ditinjau Dari Psikologi Perkembangan". Atas dukungan
moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing
matakuliah psikologi perkembangan, kepada teman-teman FKIP Fisika
yang ikut berpartisipasi atas terwujudnya makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui proses
perkembangan dan psikologi manusia yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penulis
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang Teori Psikologi Perkembangan
manusia dari usia 0 bulan hingga usia lanjut dangan perbandingan
sikap manusia yang terjadi dimasyarakat khususnya para pelajar dan
sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan
perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia
pendidikan yang semakin lama semakin banyak masalah dan menjadi
pekerjaan kita semua.
Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan kritiknya yang membangun
2
Page 3
agar dapat memperbaiki makalah ini menuju kesempurnaan penulisan dan
teori psikologi perkembangan. Terima kasih.
Penyusun
3
Page 4
DAFTAR ISIKata Pengantar........................................ 2
Daftar Isi............................................ 3
BAB I PENDAHULUAN..................................... 4
I.1. Latar Belakang................................... 4
I.2. Perumusan Masalah................................ 4
I.3. Tujuan Penulisan................................. 5
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN METODE PENULISAN........... 6
II. 1. Kajian Teoritis................................ 6
II.1.1. Perkembangan Psikologi Remaja................. 6
II.1.2. Siapa Remaja itu ?............................ 6
II.1.3. Ciri-ciri atau Karakteristik Psikologi Remaja. 6
II.1.3.1. Perkembangan Fisik Psikologi Remaja......... 6
II.1.3.1.a. Ciri-ciri Seks Primer..................... 6
II.1.3.1.b. Ciri-ciri Seks Sekunder.................. 7
II.1.3.2. Perkembangan Kognitif Psikologi Remaja...... 7
II.1.3.3. Perkembangan Emosi Psikologi Remaja......... 7
II.1.3.4. Pekembangan Moral Psikologi Remaja.......... 8
II.1.3.5. Perkembangan Sosial Psikologi Remaja........ 8
II.1.3.6. Perkembangan Kepribadian Psikologi Remaja... 8
II.1.3.7. Perkembangan Kesadaran Beragama............. 9
II.2. METODOLOGI PENULISAN............................ 9
BAB III PEMBAHASAN.................................... 10
III.1. Deskripsi Masalah.............................. 10
III.2. Analisis Masalah............................... 11
BAB IV KESIMPULAN..................................... 14
IV.1. Kesimpulan...................................... 14
IV.2. Saran........................................... `4
Daftar Pustaka........................................ 15
4
Page 6
BAB I
PENDAHULUAN
I.I. LATAR BELAKANG
Mata kuliah psikologi perkembangan adalah mata kuliah yang
mempelajari tentang psikologi manusia yang berkembang dari usia 0
bulan sampai dengan usia lanjut dalam bidang pendidikan.
Perkembangan psikologi seorang anak atau individu dimulai
sejak usia anak-anak karena pada saat usia anak-anak manusia
sepenuhnya menjalani proses belajar dari apa yang dilihat,
didapatkan dan didengarkan. Maka pada masa ini sering disebut proses
pematangan. Proses ini akan menghasilkan anak-anak atau individu
dewasa yang baik jika melalui proses yang baik dan benar.
Masa remaja atau usia SMP merupakan masa dimana perahlian dari
anak-anak menjadi individu dewasa. Pada usia ini manusia cenderung
memiliki rasa ingin tahu yang besar dari pada masa lain yang
dilewati. Keberhasilan atau kegagalan seorang manusia dapat
ditentukan pada saat masa remajanya.
Dengan melihat situasi remaja umumnya dan siswa SMP khususnya,
maka penulis akan mempelajari lebih jauh tentang Minat belajar
fisika remaja SMP ditinjau dari psikologi perkembangan. Kemajuan
teknologi dan perkembangan jaman mempunyai pengaruh besar dalam
perkembangan seseorang khususnya anak-anak yang masih dalam proses
belajar dan proses pematangan.
Rasa ingin tahu yang dimiliki anak-anak yang berusia remaja
perlu diisi dengan pengetahuan yang menjadi bekal diusia dewasa dan
menjadikan anak-anak tersebut pribadi yang bermutu dan berakhak
dalam psikologinya.
I.2. Perumusan Masalah
6
Page 7
Adapun perumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah psikologi mempengaruhi perkembangan seseorang ?
2. Apakah teknologi dan perkembangan jaman mempengaruhi psikologi
seseorang ?
3. Apakah remaja SMP saat ini mempunyai keingintahuan Fisika
dalam minat belajar yang sangat minim ?
4. Apa sajakah solusi yang ada untuk memperbaiki dan mengisi masa
remaja SMP dalam meningkatkan minat belajar dalam pelajaran
fisika ?
I.3. Tujuan Penulisan
Dari latar belakang permasalahan dan perumusan masalah yang
diteliti oleh penulis dan dianalisa oleh penulis maka adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh psikologi terhadap perkembangan minat
belajar remaja SMP.
2. Mengetahui pengaruh teknologi dan perkembangan jaman terhadap
perkembangan minat belajar remaja SMP.
3. Mengetahui alasan-alasan yang mempengaruhi minimnya minat
belajar remaja SMP di pelajaran Fisika.
4. Mengetahui solusi-solusi yang tepat dalam meningkatkan minat
belajar pelajaran fisika untuk remaja SMP.
7
Page 8
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN METODOLOGI PENULISAN
II.1. Kajian Teoritis
Perkembangan Psikologi Remaja. Bicara tentang psikologi remaja
tentu tak lepas dari perkembangan psikologis remaja, yang mana dapat
dikatakan suatu fase perkembangan yang dialami seseorang ketika
memasuki usia 12-22 tahun. Pada fase perkembangan psikologi remaja,
anak harus mampu meninggalkan sifat kekanak-kanakannya.
II.1.1. Perkembangan Psikologi Remaja
II.1.2. Siapa Remaja itu?
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja
adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Rentang
waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15
tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan,
dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.
II.1.3. Ciri-ciri atau Karakteristik Psikologi Remaja
II.1.3.1. Perkembangan Fisik Psikologi Remaja
Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat
strategis, penting dan berdampak luas bagi perkembangan berikutnya.
Pada remaja awal, pertumbuhan fisiknya sangat pesat tetapi tidak
proporsional, misalnya pada hidung, tangan, dan kaki. Pada remaja
akhir,proporsi tubuhmencapai ukuran tubuh orang dewasa dalam semua
bagiannya (Syamsu Yusuf :2005). Berkaitan dengan perkembangan fisik
ini, perkembangan terpenting adalah aspek seksualitas ini dapat
dipilah menjadi dua bagian, yakni :
II.1.3.1.a. Ciri-ciri Seks Primer
8
Page 9
Perkembangan psikologi remaja pria mengalami pertumbuhan pesat
pada organ testis, pembuluh yang memproduksi sperma dan kelenjar
prostat. Kematangan organ-organ seksualitas ini memungkinkan remaja
pria, sekitar usia 14 – 15 tahun, mengalami “mimpi basah”, keluar
sperma. Pada remaja wanita, terjadi pertumbuhan cepat pada organ
rahim dan ovarium yang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk
kehamilan. Akibatnya terjadilah siklus “menarche” (menstruasi
pertama). Siklus awal menstruasi sering diiringi dengan sakit
kepala, sakit pinggang, kelelahan, depresi, dan mudah tersinggung.
Psikologi remaja.
II.1.3.1.b. Ciri-ciri Seks Sekunder
Perkembangan psikologi remaja pada seksualitas sekunder adalah
pertumbuhan yang melengkapi kematangan individu sehingga tampak
sebagai lelaki atau perempuan. Remaja pria mengalami pertumbuhan
bulu-bulu pada kumis, jambang, janggut, tangan, kaki, ketiak, dan
kelaminnya. Pada pria telah tumbuh jakun dan suara remaja pria
berubah menjadi parau dan rendah. Kulit berubah menjadi kasar. Pada
remaja wanita juga mengalami pertumbuhan bulu-bulu secara lebih
terbatas, yakni pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi
pada kelenjar yang bakal memproduksi air susu di buah dada, serta
pertumbuhan pada pinggul sehingga menjadi wanita dewasa secara
proporsional.
II.1.3.2. Perkembangan Kognitif Psikologi Remaja
Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12–20 thn
secara fungsional, perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja
dapat digambarkan sebagai berikut
a. Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang
gagasan abstrak
9
Page 10
b. Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat
rencana, strategi, membuat keputusan-keputusan, serta
memecahkan masalah
c. Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang
konkrit dengan yang abstrak
d. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji
hipotesis
e. Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi
alternatif untuk mencapainya psikologi remaja
f. Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar
berinstropeksi
g. Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama,
keadilan, moralitas, dan identitas (jati diri)
II.1.3.3. Perkembangan Emosi Psikologi Remaja
Remaja mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan emosi
tingkat tinggi. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat
sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat negatif dan
temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih, dan murung).
Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya. Remaja
yangberkembang di lingkungan yang kurang kondusif, kematangan
emosionalnyaterhambat. Sehingga sering mengalami akibat negatif
berupa tingkah laku “salah suai”, misalnya : psikologi remaja
1) Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan
lain-lainnya
2) Lari dari kenyataan (regresif) : suka melamun, pendiam, senang
menyendiri, mengkonsumsi obat penenang, minuman keras, atau
obat terlarang
Sedangkan remaja yang tinggal di lingkungan yang kondusif dan
harmonis dapat membantu kematangan emosi remaja menjadi :
10
Page 11
1) Adekuasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati,
altruis (senang menolong), respek (sikap hormat dan
menghormati orang lain), ramah, dan lain-lainnya
2) Mengendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif,
wajar, optimistik, tidak meledak-ledak, menghadapi kegagalan
secara sehat dan bijak
II.1.3.4. Pekembangan Moral Psikologi Remaja
Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar
kepuasan fisik saja, tetapi meningkat pada tatanan psikologis (rasa
diterima, dihargai, dan penilaian positif dari orang lain).
II.1.3.5. Perkembangan Sosial Psikologi Remaja
Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk memahami
orang lain (social cognition) dan menjalin persahabatan. Remaja
memilih teman yang memiliki sifat dan kualitas psikologis yang
relatif sama dengan dirinya, misalnya sama hobi, minat, sikap,
nilai-nilai, dan kepribadiannya.
Perkembangan sikap yang cukup rawan pada remaja adalah sikap
comformity yaitu kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti
bagaimana teman sebayanya berbuat. Misalnya dalam hal pendapat,
pikiran, nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran, keinginan,
dan lain-lainnya.
II.1.3.6. Perkembangan Kepribadian Psikologi Remaja
Psikologi remaja. Isu sentral pada remaja adalah masa
berkembangnya identitas diri (jati diri) yang bakal menjadi dasar
bagi masa dewasa. Remaja mulai sibuk dan heboh dengan problem “siapa
saya?” (Who am I ?). Terkait dengan hal tersebut remaja juga risau
mencari idola-idola dalam hidupnya yang dijadikan tokoh panutan dan
11
Page 12
kebanggaan. Faktor-faktor penting dalam perkembangan integritas
pribadi remaja (psikologi remaja) adalah :
1) Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk
berperilaku dewasa pula
2) Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-
emosi baru
3) Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali
obsesi dan cita-citanya
4) Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman
sejenis dan lawan jenis
5) Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari
masa anak menuju dewasa. Remaja akhir sudah mulai dapat
memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan memelihara identitas
diri
Tindakan antisipasi remaja akhir adalah:
1) Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi
kelebihan dirinya
2) Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang
diidamkan
3) Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap
teman-temannya
4) Mengembangkan sikap-sikap pribadinya
II.1.3.7. Perkembangan Kesadaran Beragama
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang.
Bagaimana perkembangan spiritual ini terjadi pada psikologi remaja ?
Sesuai dengan perkembangannya kemampuan kritis psikologi remaja
hingga menyoroti nilai-nilai agama dengan cermat.
Mereka mulai membawa nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan
kehidupannya. Tetapi mereka juga mengamati secara kritis
12
Page 13
kepincangan-kepincangan di masyarakat yang gaya hidupnya kurang
memperdulikan nilai agama, bersifat munafik, tidak jujur, dan
perilaku amoral lainnya. Di sinilah idealisme keimanan dan spiritual
remaja mengalami benturan-benturan dan ujian.
II.2. METODOLOGI PENULISAN
Permasalahan yang akan dibahas dan dianalisis oleh penulis
dalam makalah ini adalah minat belajar pelajaran fisika anak SMP
yang ditinjau dari psikologi perkembangan. Untuk menyelesaikan dan
menganalisis kasus atau permasalahan ini, maka penulis menggunakan
metedologi penulisan studi kasus.
Studi kasus yang dimaksudkan adalah penulis tidak melakukan
riset ataupun penelitian atau observasi secara nyata dalam
mengumpulkan data yang dibutuhkan.
Tetapi dengan mengamati situasi dan menyimpulkan kasus atau
permasalahan, penulis menganalisis dengan berbagai teori yang ada
dan telah dikenal secara pengetahuan untuk mengetahui berbagai
factor penyebab adanya penurunan minat belajar anak SMP khususnya
pada mata pelajaran fisika dan menganalisis kemungkinan solusi yang
terbaik untuk mengatasi penurunan minat belajar ini.
13
Page 14
BAB III
PEMBAHASANIII.1. Deskripsi Masalah
Secara bahasa minat berarti kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu (Depdikbud, 1990:58). Minat merupakan sifat yang
relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya
terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan
sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak
mungkin melakukan sesuatu. Sedangkan pengertian minat secara istilah
telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya yang
dikemukakan oleh Hilgard yang dikutip oleh Slameto menyatakan
“Interest is persisting tendency to pay attention to end enjoy some activity and content
(1991:57).
Sardiman A. M. berpendapat bahwa minat diartikan sebagai suatu
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
kebutuhankebutuhannya sendiri (1988:6). Sedangkan menurut Pasaribu
dan Simanjuntak mengartikan minat sebagai “suatu motif yang
menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang
menariknya (1983:52). Selanjutnya menurut Zakiah Daradjat, dkk.,
mengartikan minat adalah “kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan
sesuatu hal yang berharga bagi orang (1995:133).
Secara umum “minat adalah kecenderungan seseorang terhadap obyek atau
sesuatu kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya
perhatian, dan keaktifan berbuat.”
Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah
melalui beberapa proses belajar untuk mengetahui sesuatu yang belum
diketahuinya, dan hanya dengan belajar maka ia akan dapat
mengetahui, mengerti, dan memahami sesuatu dengan baik.
14
Page 15
Prestasi belajar adalah hasil yang diberikan oleh guru kepada
siswa dalam jangka waktu tertentu sebagai hasil perbuatan belajar
(Wuryani, 2002:408).
Prestasi belajar sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu. Hal
ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya
menyebutkan hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan
kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak di dalam suatu
program pendidikan.
Tingkat prestasi siswa secara umum dapat dilihat pencapian
(penguasaan) siswa terhadap materi pembelajaran. Apabila bahan
pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% yang dikuasai oleh siswa
peserta didik maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran
tersebut tergolong rendah.
III.2. Analisis Masalah
Dari pengertian yang ada, dapat dikatakan bahwa pelajaran
fisika merupakan minat. Jika tidak ada minat atau pun keinginan
seseorang yang cukup mendukung, maka tidak akan menghasilkan
seseuatu yang berguna.
Karena minat, seseorang biasanya lebih memahami dan lebih
banyak menjadi factor utama yang mendukung keberhasilan seseorang
sekalipun dalam bidang akademik yang ada di sekolah.
Minat atau keinginan seseorang tidak dapat dipaksakan tetapi
dapat dibentuk dengan kebiasaan yang ada ataupun factor lingkungan
sangat mendukung.
Berikut adalah tabel hasil nilai UN SMP khususnya mata
pelajaran Fisika, se-Nasional yang di ambil dari salah satu sekolah
di Indonesia :
15
Page 16
NO TAHUN NILAI1 2010 6,02 2011 5,33 2012 5,54 2013 5,55 2014 4,0
Berdasarkan tabel dan nilai yang ada dapat di simpulkan bahwa :
1. Nilai rata-rata UN Fisika sangat mudah jatuh atau turun tiap
tahun sebagai contoh pada tahun 2010 – 2011
2. Nilai rata-rata Fisika sangat susah untuk ditingkatkan lagi
dari nilai sebelumnya sebagai contoh pada tahun 2012 – 2013
3. Rata-rata dari setiap tahun nya nilai fisika selalu turun
dengan tingkat signifikan yang hampir sama.
Berdasarkan analisis yang dibuat oleh penulis maka beberapa faktor
yang mempengaruhi nilai fisika pada Indonesia adalah :
a. Pendidik Mata Pelajaran Fisika
Pendidik yang mengajar mata pelajaran Fisika di Indonesia
adalah rata-rata guru Ilmu Pengetahuan Alam umum yang ada di
sekolah. Hal ini membuat minim nya pengetahuan fisika yang
dapat diberikan oleh pendidik kepada peserta didik.
b. Metode Pengajaran
Metode yang dimaksud adalah cara penyampaian dan cara
menganalisis suatu konsep fisika yang kurang tepat. Biasanya
digunakan metode ceramah dan pengerjaan soal yang sangat
memaksa peserta didik untuk menyelesaikan tanpa pengetahuan
dan pemahaman yang baik tentang teori yang ada.
c. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah tempat belajar mengajar yaitu
sekolah, rumah dan lingkungan tempat tingggal. Dari sisi
16
Page 17
sekolah, dapat dikatakan bahwa sedikit sekolah bahkan sedikit
Perguruan Tinggi yang mempunyai alat peragaan fisika yang
membantu pengajaran, dan laboratorium yang memadai. Fisika
yang sempurna adalah Fisika yang mampu mengenal lingkungan nya
berdasarkan teori yang disampaikan atau yang diterima oleh
peserta didik.
Dari ketiga faktor ini sudah sangat mempengaruhi nilai dan
pemahaman serta minat peserta didik untuk mempelajari dan memahami
fisika secara baik dan benar.
Maka Penulis mengajukan beberapa solusi yang dapat membantu
Peningkatan pemahaman dan minat belajar peserta didik tentang mata
pelajaran Fisika yaitu :
1. Menggantikan beberapa guru mata pelajaran Fisika di sekolah
yang hanya guru Ilmu Pengetahuan Alam umum dengan Guru
Fisika yang ada dan berkualitas.
2. Metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode
lapangan dan metode praktikum. Sebagai contoh adalah
pembuatan alat peraga sederhana yang dapat membantu
pemahaman peserta didik. selain itu dapat digunakan beberapa
sarana seperti internet dan beberapa pemograman seperti
Macromedia Flash dan Powerpoint.
3. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan artinya dengan
memperbanyak laboratorium dan ruang sumber seperti
perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah.
Dari hasil analisa faktor permasalahan dan beberapa solusi
yang diberikan, penulis menyimpulkan bahwa dasar keberhasilan yang
sangat berperan adalah Minat Belajar.
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan
17
Page 18
usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi
tantangan.
Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat
dapat mengerti dan mengingatnya. Elizabeth B. Hurlock menulis
tentang fungsi minat bagi kehidupan anak sebagaimana yang ditulis
oleh Abdul Wahid sebagai berikut :
a. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai
contoh anak yang berminat pada olah raga maka cita-
citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi,
sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya maka
cita-citanya menjadi dokter.
b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak
untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar
kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang
hujan.
c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas.
Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan
diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain
mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini
terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya
serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka.
d. Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering
terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan. Minat
menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil sebagai
misal akan terus terbawa sampai hal ini menjadi
kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka
menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas
dikerjakan dengan penuh sukarela. Dan apabila minat ini
tidak terwujud maka bisa menjadi obsesi yang akan dibawa
sampai mati.
18
Page 19
Beberapa Faktor lain adalah : Keluarga, teman, social media, wahana
atau media belajar, dan lainnnya.
19
Page 20
BAB IV
KESIMPULAN
IV.1. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan yang telah dibahas maka kesimpulan
yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Psikologi seseorang sangat berperan dalam perkembangan minat
seseorang termasuk minat belajar, karena minat belajar
berkaitan dengan kenyamanan seseorang dalam menyelesaikan
sebuah masalah.
2. Kemajuan IPTEK adalah dua pilihan yang mudah tetapi sangat
sukar dalam pelaksanaannya karena jika kita memilih untuk
mengikuti sebuah trend maka kita siap untuk menyiapkan
filter yang baik. Hal ini sangat memperngaruhi sebuah
psikologi dan perkembangan seseorang yang dunia pendidikan
tentunya.
3. Pengetahuan tentang Fisika dalam dunia remaja saat ini
sangat minim. Hal ini merupakan dampak atau efek samping
dari minimnya jumlah guru fisika yang ada, minimnya alat dan
laboraorium dan kurangnya kreatifitas dalam metode
pembahasan dan pengajaran dalam kelas.
IV.2. Saran
Melihat dampak dan efek yang negative yang ada maka saran yang
dapat penulis berikan adalah memperbaiki guru yang mengajar yaitu
dengan menempatkan guruny sesuai dengan profesi dan keahliannya,
memperbaiki cara atau metode yang digunakan yaitu memanfaatkan
kemajuan IPTEK saat ini dan menciptakan suasana dan situasi
kenyamanan yang membantu memahami konsep-konsep dasar fisika yang
sangat sensitive.
20
Page 22
DAFTAR PUSTAKA
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/12/minat-belajar-siswa
http://blogsiputri.blogspot.com/2013/02/motivasi-belajar-anak-
remaja-dan-cara_18.html
http://dhealarasati.blogspot.com/2010/03/kurangnya-minat-belajar-
bagi-kaum.html
https://www.academia.edu/8529626/psikologi_Perkembangan_Remaja
https://www.kemdikbud.com
22