Page 1
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi
2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini
3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah
4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah
Selamat membaca !!!
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
UPT PERPUSTAKAAN UNISBA
Page 2
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DENGAN SELF ESTEEM
PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI BANDUNG CANCER
SOCIETY
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar sarjana pada
Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung
Disusun oleh:
Cynthia Ayuningthias Sudrajat
10050006020
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2012
Page 4
MOTTO
“Indeed, I have rewarded them this Day for their patience; they are indeed the
ones who are successful.”
(AL-Qur’an; Al-Mu'minoon 23:111)
Page 5
Kupersembahkan karya ini
Sebaai bukti baktiku pada
orang-orang yang menyayangiku :
Mama dan Papa, dan semua yang menyayangiku
Terimakasih atas semua yang telah diberikan
Page 6
i
ABSTRAK
Cynthia Ayuningthias Sudrajat. Hubungan antara Dukungan Suami dengan Self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Kanker Payudara adalah pertumbuhan sel-sel payudara yang menyimpang sehingga pertumbuhannya menjadi tak terkendali serta dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain yang dapat menimbulkan berbagai perubahan seperti perubahan fisik, perubahan psikologis, pola hidup bahkan hingga perubahan kehidupan keluarga. Perubahan yang terjadi akan menimbulkan perubahan pada self esteem yang dimiliki penderita kanker payudara, sehingga dibutuhkan dukungan dari orang terdekat seperti suami, namun tidak semua bentuk dukungan dapat dipersepsi secara positif oleh penderita, terdapat kondisi dimana dukungan yang diberikan justru dipersepsi negatif, sehingga menurunkan self esteem penderita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ”Seberapa erat hubungan antara dukungan suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society.” Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya dukungan suami bagi penderita kanker,sehingga dapat memberikan pengetahuan pada suami tentang pentingnya dukungan sosial guna membantu kesembuhan istrinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi. Subjek penelitian adalah penderita kanker di Bandung Cancer Society yang mengidap kanker payudara dan masih memiliki suami. Teknik sampling yang digunakan teknik purposive sampling, sampling yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 15 orang dari populasi 50 orang. Pengambilan data dilakukan menggunakan alat ukur angket yang berbentuk skala dengan skala Likert yang item-itemnya disusun berdasarkan penurunan aspek-aspek dukungan sosial dari Sarafino serta self esteem dari Coopersmith. Data yang diperoleh berupa data ordinal, oleh karena itu pengolahan data menggunakan rank Spearman. Hasil pengolahan data didapatkan rs = 0,716. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara dukungan suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Koefisien korelasi 0,716 termasuk kedalam derajat korelasi cukup tinggi yang artinya semakin tinggi dukungan suami semakin tinggi self esteem istri penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Dukungan suami aspek jaringan yang memiliki nilai korelasi yang paling tinggi yaitu 0,796 sedangkan dukungan yang memiliki korelasi paling rendah adalah dukungan suami aspek instrumental dengan nilai korelasi 0,532.
Keyword : Dukungan Suami, Self Esteem
Page 7
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.WbAssalamu’alaikum Wr.WbAssalamu’alaikum Wr.WbAssalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi rabbil’alamin. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala nikmat, barokah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, dengan judul : Hubungan antara Dukungan Suami
dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi tugas akhir sebagai
syarat kelulusan Sarjana Fakultas Psikologi di Universitas Islam Bandung. Penulis
menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna dan penuh dengan
kekurangan. Namun demikian diharapkan semoga penelitian ini dapat berguna
bagi siapa saja yang membaca dan membutuhkan.
Penulis menyadari bahwa semua keberhasilan ini tidak diperoleh dengan
mudah tanpa perjuangan yang sungguh-sungguh dan tentunya dengan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada:
1. Kedua Orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan baik moril
maupun materil dengan penuh kesabaran hingga penelitian ini dapat
terselesaikan. Serta melimpahkan kasih sayang yang melimpah ruah sehingga
menjadikan inspirasi dan kekuatan bagi penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini
Page 8
iii
2. Adikk-adikku tersayang yang telah menghadirkan suka cita di dalam
kehidupan penulis.
3. Bapak H.Agus Sofyandi Kahfi,Drs,M.Si selaku dosen pembimbing I yang
banyak meluangkan waktunya untuk motivasi, bimbingan, bantuan, arahan
dan petunjuk serta penuh kesabaran, dan perhatiannya dalam membimbing.
4. Ibu Indri Utami S.,MPsi selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktunya serta memberikan masukan-masukan, bimbingan,
bantuan, motivasi, dan arahan yang sangat berarti dalam proses penulisan.
5. Bapak Drs.Alfin Ruzhendi M.Si selaku Dosen Wali. Terima kasih atas segala
nasehat dan bimbingannya selama penulis menempuh studi di Universitas
Islam Bandung
6. Bapak. Dr. H. Umar Yusuf, M.Si,Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Islam Bandung
7. Seluruh Dosen, Staff, dan Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Islam
Bandung yang selama ini telah banyak membantu dan memberikan ilmu yang
berharga pada penulis
8. Ibu Yanti Setiawadi selaku ketua dari yayasan Bandung Cancer Society yang
telah memberikan ijin untuk penelitian juga untuk bantuan dan dukungan
yang tak terkira untuk penulis.
9. Ibu Yani, Ibu Teresa, Ibu Indri, Ibu Ferry, Ibu Vera dan anggota BCS lainnya
yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih atas dukungan dan
sambutan hangat selama peneliti melakukan penelitian di BCS
Page 9
iv
10. Seluruh anggota Bandung Cancer Society yang telah menjadi subjek
penelitian ini. Terimakasih banyak untuk kesediaanya menjadi bagian dari
penelitian ini. Terimakasi atas pelajaran hidup yang sangat luar biasa berarti.
11. Syahdi Pramadita. Terima kasih atas segala dukungan juga kasih sayangnya
selama ini.
12. Sahabat-sahabatku Riza, Annisa, Yuri, Yudith, Hilda, Shinta, Nadia, Indari,
Lisa, dan Ghea. Terima kasih atas suka cita, canda tawa, persahabatan,
dukungan, kasih sayang, serta nasihat yang berarti untuk penulis.
13. Untuk Desi Lina, teman baik serta parter satu tempat penelitian atas
dukungan serta bantuannya dalam melaksanakan penelitian ini.
14. Teman-teman Psikologi, 2006 yang tidak dapat disebutkan satu per satu
Akhir kata penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin ya Rabbal’alamin
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bandung, Juli 2012
Penulis
Page 10
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI v
DAFTAR BAGAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 7
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 10
1.4. Kegunaan Penelitian 10
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1. Dukungan Sosial 11
2.1.1. Definisi Dukungan Sosial 11
2.1.2. Bentuk Dukungan Sosial 12
2.1.3. Hal-hal yang menentukan penerimaan dukungan sosial
14
2.1.4. Pengaruh dukungan sosial terhadap kesehatan
15
Page 11
vi
2.2. Self esteem 17
2.2.1. Definisi Self esteem 17
2.2.2. Perkembangan Self esteem 19
2.2.3. Proses terbentuknya Self esteem 22
2.2.4. Aspek-aspek Self esteem 24
2.2.5. Aspek-aspek yang menghambat Self esteem 26
2.2.6. Tingkatan Self esteem 28
2.3. Kanker Payudara 31
2.3.1. Pengertian kanker payudara 31
2.3.2. Stadium kanker payudara 34
2.3.3. Pengobatan kanker payudara 36
2.4. Bandung Cancer Society 37
2.5. Kerangka berpikir 38
2.6. Hipotesis 43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian 44
3.2. Identifikasi Variabel 45
3.3. Variabel Penelitian 45
3.3.1. Dukungan suami 45
3.3.2. Self esteem 47
3.4. Populasi dan sampel penelitian 49
Page 12
vii
3.5. Alat ukur 49
3.5.1.Alat ukur dukungan suami 50
3.5.2.Alat ukur Self esteem 53
3.6. Pengujian alat ukur 57
3.6.1. Uji Validitas alat ukur 58
3.6.2. Uji Reliabilitasalat ukur 60
3.7. Tekik analisis 62
3.7.1.Koefisien korelasi rank Spearman 62
3.7.2.Uji signifikansi 64
3.7.3.Perhitungan Median 65
3.8. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 66
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengujian Statistik 69
4.1.1. Hipotesis statistic yang Diajukan 70
4.1.2. Kriteria Pengujian 70
4.2. Hasil pengolahan data 71
4.2.1. Hasil uji hubungan antara dukungan suami dengan
self esteem menggunakan korelasi rank spearman 71
4.2.2. Hasil uji hubungan antara dk suami (aspek emosi) dengan
self esteem menggunakan korelasi rank spearman 72
4.2.3. Hasil uji hubungan antara dk suami (aspek penghargaan)
dengan self esteem menggunakan korelasi rank spearman 74
Page 13
viii
4.2.4. Hasil uji hubungan antara dk suami (aspek instrumental)
dengan self esteem menggunakan korelasi rank spearman 75
4.2.5. Hasil uji hubungan antara dk suami (aspek informasi)
dengan self esteem menggunakan korelasi rank spearman 77
4.2.6. Hasil uji hubungan antara dk suami (aspek jaringan)
dengan self esteem menggunakan korelasi rank spearman 78
4.3. Data penelitian berdasatkan perhitungan median 81
4.4. Gambaran Self esteem penderita kanker payudara
di Bandung Cancer Society 84
4.5. Pembahasan 87
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan 93
5.2. Saran 94
DAFTAR PUSTAKA vi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Page 14
ix
DAFTAR BAGAN
Kerangka Pikir 42
Page 15
x
DAFTAR TABEL
Kisi-kisi Alat Ukur Dukungan suami 50
Kisi-kisi Alat Ukur Self Esteem 54
Tabel Reabilitas Guiltford 61
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Dukungan Suami dengan 71
Self esteem
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Dukungan Emosional 73
dengan Self esteem
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Dukungan Penghargaan 74
dengan Self esteem
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Dukungan Instrumental 76
dengan Self esteem
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Dukungan Informasi 77
dengan Self esteem
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Dukungan Jaringan 79
dengan Self esteem
Ringkasan Hasil perhitungan korelasi rank Spearman 80
Tabulasi Silang antara Dukungan suami dengan self esteem 86
Page 16
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Alat Ukur Dukungan suami dan self esteem
Lampiran 2 : Data Mentah Dukungan suami
Lampiran 3 : Data Mentah self esteem
Lampiran 4 : Validitas Alat Ukur Dukungan suami
Lampiran 5 : Validitas Alat Ukur self esteem
Lampiran 6 : Data Mentah Dukungan Istri Setelah Uji Validitas
Lampiran 7 : Hasil Uji Korelasi Rank Spearman antara
Dukungan suami dengan self esteem
Lampiran 8 : Hasil Uji Korelasi Rank Spearman antara
Dukungan suami per Aspek dengan self esteem
Page 17
Bab I Pendahuluan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan harta yang paling berharga. Karena tanpa kesehatan,
seseorang tidak dapat menjalani hidup ini dengan semestinya. Misalnya ketika
seseorang sakit, hal-hal sederhana seperti makan pun menjadi sulit. Oleh karena
itu, banyak orang yang menjaga kesehatanya misalnya dengan berolahraga dan
makan makanan yang bergizi. Semua itu hanya sebagai tindakan preventif karena
sebagai manusia kita wajib berusaha. Namun, ketika penyakit datang salah satu
cara yang dapat dilakukan seseorang adalah mengobatinya agar sehat kembali.
Dewasa ini berbagai hal dapat menjadi sumber penyakit. Penyakit pun
beraneka ragam, ada penyakit yang bisa disembuhkan dengan mudah seperti flu,
batuk, dan diare. Ada juga penyakit yang sulit disembuhkan bahkan sampai
menyebabkan kematian seperti AIDS dan kanker. Kanker adalah penyakit yang
sulit disembuhkan. Penyakit Kanker pun tidak mengenal status sosial dan dapat
menyerang siapa saja. Kanker muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-
sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya, sel-
sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat
menyebabkan kematian. (Family’s doctor, 2006). Kanker sering dikenal
masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor
Page 18
Bab I Pendahuluan 2
adalah segala benjolan abnormal yang bukan radang. Tumor dapat bersifat jinak
(benigna) dan dapat bersifat ganas (maligna). Tumor ganas disebut juga kanker.
Kematian yang disebabkan oleh kanker pada tahun 1989, hampir mencapai
angka 500.000. Angka itu, 2 % dari keseluruhan kematian. Jumlah ini merupakan
urutan kedua setelah kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung
(gizinet.com). Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
Departemen Kesehatan RI, kematian yang disebabkan kanker meningkat dari
tahun ke tahun ialah: 4,5% pada tahun 1989, 4,6% di tahun 1992, dan 4,9% di
tahun 1995 (gizinet.com). Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia bertambah sebanyak 6,25
juta orang. Dalam 10 tahun mendatang diperkirakan 9 juta orang akan meninggal
setiap tahun akibat kanker. Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terdapat 100
penderita kanker yang baru dari setiap 100.000 penduduk.
Di sisi lain, bila ditinjau dari aspek gender, maka jumlah kaum perempuan
yang menderita penyakit kanker menduduki proporsi yang lebih banyak
dibandingkan kaum laki-laki. Kenyataan ini paling tidak dapat dilihat dari hasil
pendataan yang dilakukan oleh Departement Kesehatan Republik Indonesia,
Yayasan Kanker Indonesia, dan Ikatan Ahli Patologi Indonesia bahwa 64,4%
penderita kanker adalah kaum perempuan dan sisanya sebanyak 36,6% adalah
pria. (Mangunkusuma, 1995). Di seluruh dunia, diperkirakan jumlah kasus baru
1.550.346 per tahun, dimana 580.000 di antaranya terjadi di negara maju. Maka
sisanya yang hampir mencapai satu juta orang itu terjadi di negara berkembang,
Page 19
Bab I Pendahuluan 3
salah satunya di Indonesia. Diprediksi, pada 2020 akan terjadi satu koma lima
belas juta kasus baru dan 70% nya terjadi di negara berkembang, akibatnya terjadi
411.000 kematian dan 55% nya terjadi di negara berkembang. Selain itu, data
sistem informasi rumah sakit (SIRS) tahun 2007 juga menyebutkan bahwa
kejadian kanker payudara di Indonesia mencapai 21,69 % lebih tinggi dari kanker
leher rahim yang angkanya hanya mencapai 17,5%. Menurut American Cancer
Society, Kanker payudara adalah pertumbuhan sel-sel payudara yang
menyimpang sehingga pertumbuhannya menjadi tak terkendali serta dapat
menyebar ke bagian tubuh yang lain. Gejala awalnya sebetulnya cukup mudah
dideteksi, yakni adanya benjolan di payudara. Pada kondisi yang lebih lanjut bisa
terjadi lekukan kulit payudara ke dalam dan timbul kerutan yang secara sepintas
mirip keriputnya kulit jeruk, karena itu diistilahkan dengan “Peau d’orange”.
Gejala lain adalah puting susu tertarik ke dalam, pembengkakan lengan atas, dan
keluarnya cairan dari puting susu, berupa cairan putih atau darah.
Menurut WHO (World Health Organization) kanker payudara merupakan
kanker nomor satu yang paling sering menyerang perempuan diseluruh dunia.
Tragisnya angka kematian penderita kanker payudara di Indonesia cukup tinggi.
Pasalnya, sebagian besar penderita kanker payudara di Indonesia baru datang
berobat setelah stadium lanjut. Jika sudah pada stadium lanjut ini, maka akan sulit
mencapai hasil pengobatan yang optimal (Setyawan, 2004).
Manusia mempunyai sifat yang holistik, dalam artian manusia adalah
makhluk fisik yang sekaligus psikologis yang mana kedua aspek ini saling
Page 20
Bab I Pendahuluan 4
berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Sehingga apa yang terjadi
dengan kondisi fisik manusia akan mempengaruhi pula kondisi psikologisnya,
dengan kata lain setiap penyakit fisik yang dialami seseorang, tidak hanya
menyerang manusia secara fisik saja tetapi juga membawa masalah bagi kondisi
psikologisnya. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh (Hadjam 2000)
terhadap pasien kanker menemukan bahwa pasien yang mengalami kanker
memperlihatkan adanya stres yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa,
pesimis, merasa diri gagal, tidak puas dalam hidup, merasa lebih buruk
dibandingkan dengan orang lain, penilaian rendah terhadap tubuhnya, dan merasa
tidak berdaya
Hal itu pula yang terjadi pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer
Society, selain merasakan rasa sakit pada tubuhnya,
Penderita kanker payudara juga merasakan dampak psikologis pada dirinya.
Menurut hasil wawancara yang dilakukan kepada delapan orang penderita kanker
payudara di Bandung Cancer Society, penderita menjadi lebih sensitive kepada
orang lain, merasa tidak berharga, sering menyalahkan Tuhan atas penyakit yang
diderita , dan merasa tidak kompeten lagi untuk melakukan pekerjaan apapun.
Penderita bahkan merasa tidak layak sebagai istri karena payudara sebagai simbol
feminitas sudah tak ada dan merasa tidak berharga karena penyakit ini.
Menghadapi penderitaan fisik dan mental akibat penyakit yang parah seperti
kanker, umumnya pasien memiliki penerimaan diri yang rendah, harga diri yang
rendah, merasa putus asa, bosan, cemas, frustasi, tertekan, dan takut kehilangan
Page 21
Bab I Pendahuluan 5
seseorang (Charmaz dalam Radley, 1994). Adanya permasalahan psikologis yang
dialami oleh para penderita mengindikasikan bahwa kanker payudara yang
dialaminya merupakan suatu kondisi yang sangat menekan dan hal ini
menyebabkan self esteem yang rendah. Dalam menentukan tinggi rendahnya self
esteem, dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek power, competence,
significance, dan virtue. Self esteem yang rendah dapat dibuktikan dengan hal-hal
yang dirasakan penderita seperti penderita merasa tidak memiliki kekuatan untuk
mengontrol tingkah laku suami,anak dan orang lain mengindikasikan rendahnya
salah satu aspek dalam self esteem yaitu power. Begitu juga penderita merasa
kehilangan simbol feminitasnya dan merasa tidak berguna lagi untuk suami yang
artinya rendahnya aspek significance. Penderita juga merasa malas dalam
menjalankan ibadah, mudah menyakiti hati orang lain, dan tidak dapat bertingkah
laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat yang mengindikasikan
rendahnya aspek virtue dalam dirinya. Penderita juga merasa sejak menderita
kanker payudara, penderita tidak mampu lagi melaksanakan tugas sebagai istri
dan ibu sebagaimana mestinya, karena terjadi penurunan kondisi fisik, hal ini
menyebabkan aspek competence dalam self esteem individu rendah.
Dalam keadaan psikologi yang kurang baik seperti yang terjadi pada penderita
kanker payudara dalam uraian di atas tentunya membutuhkan dukungan sosial
untuk membuatnya bangkit dari keadaan yang kurang baik, dukungan sosial yang
diharapkan tentunya dari orang-orang terdekat seperti keluarga, teman, dan orang-
orang yang ada di sekelilingnya terutama dari suami sebagai orang terdekat dalam
Page 22
Bab I Pendahuluan 6
relasi keluarga. Menurut sebuah studi di jurnal Psycho-Onkologi pada bulan Mei
di Tahun 2007, evaluasi peran teman, keluarga dan penyedia layanan kesehatan.
itu sangat penting untuk memahami reaksi yang tidak mendukung. Dukungan
sosial menjadi krusial bagi pemulihan fisik dan emosional penderita kanker
payudara. Selain itu menurut Journal of Clinical Oncology pada edisi Maret 2006,
Para peneliti meneliti hubungan dukungan sosial dan kelangsungan hidup setelah
diagnosis kanker payudara, dilaporkan bahwa lebih dari dua ribu delapan ratus
penderita kanker payudara yang tidak mendapatkan dukungan sosial memiliki dua
kali kemungkinan untuk meninggal akibat kanker payudara dibandingkan dengan
wanita yang mendapat dukungan sosial. Ini membuktikan dukungan social
memiliki salah satu aspek penting untuk kondisi kesehatan penderita kanker
payudara.
Menurut Sarafino dukungan sosial yang diberikan suami dapat berupa
emotional support yang meliputi meliputi ekspresi empati, dan perhatian pada
istri yang menderita kanker payudara. Kedua, esteem support yaitu suami
membuat istri memiliki perasaan berharga dan bernilai waupun menderita kanker
payudara, instrumental support yaitu dukungan suami meliputi bantuan secara
langsung yang diperoleh istri berupa menemani istri selama perawatan, dan
menyelesaikan tugas dirumah yang tak dapat dikerjakan istri sejak sakit ,
informational support yaitu pemberian nasehat, pengarahan, saran, dan umpan
balik kepada istri yang sedang menderita kanker payudara. Network support yaitu
dukungan yang diberikan suami berupa memberikan kesempatan istri untuk
Page 23
Bab I Pendahuluan 7
berinteraksi dengan orang-orang yang mengalami hal serupa dengan istri sehingga
dapat membentuk keyakinan istri bahwa tidak hanya dia yang mengami penyakit
kanker payudara dan membuat istri lebih percaya bahwa dirinya dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dukungan suami yang dihayati oleh istri
diharapkan memberikan peranan bagi perkembangan self esteem istri yang
menderita kanker payudara.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, dari delapan orang yang
diwawancara, enam orang menyatakan mendapatkan dukungan suami membuat
penderita memiliki perasaan berharga dan memiliki harapan untuk sembuh yang
besar mengingat tidak ingin meninggalkan orang yang dicintainya. Namun, dua
diantaranya menyatakan walaupun mendapatkan dukungan sosial suami penderita
masih merasa bahwa dirinya tidak memiliki harapan untuk sembuh, tidak
memiliki masa depan, dan menyerah dengan kondisi fisiknya. Hal tersebut
mengindikasikan penderita memiliki self esteem rendah walaupun penderita telah
mendapatkan dukungan suami.
Berdasarkan uraian diatas, maka topik penelitian yang akan diajukan adalah :
Hubungan antara dukungan sosial suami dengan self esteem pada penderita
kanker payudara di Bandung Cancer Society (BCS)
1.2 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan uraian diatas, Pada penelitian ini terdapat dua variable
penelitian yaitu dukungan suami dan self esteem. Mengacu pada teori, Dukungan
Page 24
Bab I Pendahuluan 8
sosial suami merupakan perasaan nyaman, perhatian, penghargaan, serta
pertolongan yang diterima oleh istri dari suami (Sarafino, 1994, 102). Menurut
Sarafino, dukungan sosial terbagi dalam lima aspek yaitu pertama, emotional
support meliputi ekspresi empati, dan perhatian pada istri yang menderita kanker
payudara. Kedua, esteem support yaitu suami membuat istri memiliki perasaan
berharga dan bernilai waupun menderita kanker payudara, instrumental support
yaitu dukungan suami meliputi bantuan secara langsung yang diperoleh istri
berupa menemani istri selama perawatan, dan menyelesaikan tugas dirumah yang
tak dapat dikerjakan istri sejak sakit , informational support yaitu pemberian
nasehat, pengarahan, saran, dan umpan balik kepada istri yang sedang menderita
kanker payudara. Network support yaitu dukungan yang diberikan suami berupa
memberikan kesempatan istri untuk berinteraksi dengan orang-orang yang
mengalami hal serupa dengan istri sehingga dapat membentuk keyakinan istri
bahwa tidak hanya dia yang mengalami penyakit kanker payudara dan membuat
istri lebih percaya bahwa dirinya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Dukungan suami yang dihayati oleh istri diharapkan memberikan peranan bagi
perkembangan self esteem istri yang menderita kanker payudara.
Menurut Coopersmith, self esteem merupakan evaluasi atau penilaian yang
dibuat mengenai kebiasaan memandang dirinya terutama mengenai sikap
menerima atau menolak dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap
kemampuan, keberartian, kesuksesan, dan keberhargaan dirinya sendiri. Self
esteem dalam penelitian ini adalah bagaimana penderita kanker payudara
Page 25
Bab I Pendahuluan 9
mengevaluasi dirinya, bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu, berarti, dapat
sukses dan merasa bahwa dirinya adalah orang yang berharga walaupun dengan
penyakit yang sedang dideritanya. Penderita memiliki perasaan mampu
mengontrol tingkah laku suami anak dan orang lain berkaitan dengan salah satu
aspek dalam self esteem yaitu power. Begitu juga penderita memiliki pandangan
positive terhadap dirinya dan merasa berharga walaupun penderita kehilangan
simbol feminitasnya, hal ini juga berkaitan dengan aspek significance. Selain itu
Penderita juga masih rajin dalam menjalankan ibadah, tidak menyakiti hati orang
lain, dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat ini juga
berkaitan dengan aspek virtue. Penderita juga masih dapat melakukan
aktivitasnya sebagai ibu dan istri walaupun dengan penyakit yang dideritanya. Hal
ini berkaitan dengan aspek competence
Menurut coopersmith Salah satu aspek yang mendukung self esteem yaitu
banyaknya jumlah penerimaan, penghargaan, dan perhatian yang diterima
seseorang dari orang yang signifikan dalam hidupnya dalam penelitian ini adalah
dukungan yang diberikan suami. Namun bagaimana dukungan ini membuat self
esteem penderita menjadi tinggi yaitu penderita merasa berharga,dan bernilai
sehingga memunculkan keinginan untuk mencapai kesembuhan yang besar atau
dapat juga membuat self esteem tetap rendah karena merasa dukungan itu tidak
berarti banyak untuk membuat penderita mencapai kesembuhan.
Dengan melihat uraian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar keeratan hubungan antara
Page 26
Bab I Pendahuluan 10
dukungan suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung
Cancer Society.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan data empirik tentang derajat
keeratan hubungan antara dukungan suami dengan self esteem pada penderita
kanker payudara di Bandung Cancer Society
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada Bandung
Cancer Society, sehingga dapat mengambil tindakan preventif maupun
kuratif melalui penyuluhan-penyuluhan mengenai kanker payudara yang
isinya tidak hanya membahas masalah fisiologis namun juga membahas
masalah psikologis yang terjadi pada penderita kanker payudara. Selain itu
penelitian ini juga dapat memberikan pengetahuan pada suami dari
penderita untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya dukungan
sosial darinya guna membantu kesembuhan istri.
Page 27
Bab II Tinjauan Teoritis
11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Variabel yang diangkat dalam penelitian ini adalah dukungan sosial suami
dengan Self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society.
Supaya terdapat pemahaman yang sama mengenai dukungan sosial suami dan Self
esteem juga mengenai informasi tentang kanker payudara
2.1 Dukungan Sosial
2.1.1 Definisi Dukungan Sosial
Menurut fitrahnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan menjadi bagian dari
suatu kelompok tertentu. Sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat berdiri sendiri.
Tentunya, manusia membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang-orang sekitarnya
terutama pada masa-masa sulit. Bantuan dan dukungan yang diberikan oleh orang-
orang di sekitarnya biasa disebut dengan dukungan sosial. Berikut adalah beberapa
definisi dukungan sosial dari beberapa sumber:
a. Dukungan sosial adalah keterikatan antara individu dengan keluarga, yang
membantu memperbaiki kemampuan adaptasi individu dalam mengatasi
tantangan, stres, dan penderitaan (Kaplan & Killilea dalam Kaplan, 1993).
Page 28
Bab II Tinjauan Teoritis 12
b. Dukungan sosial adalah adanya atau tersedianya orang-orang yang dapat
diandalkan, serta memperhatikan, mencintai, dan menganggap bahwa kita
adalah orang yang berarti (Sarason, Sarason, & Pierce, 1990).
c. Dukungan sosial adalah perasaan sebagai anggota dari suatu jaringan sosial
komunikasi dan kewajiban mutual. Orang-orang dalam jaringan sosial yang
dirasakan adalah mereka yang dapat dipercaya, yang kita tahu bahwa mereka
dapat dipercaya, serta menghargai, memperhatikan, dan mencintai kita (Cobb
dalam Kaplan, 1993).
d. Dukungan sosial adalah perasaan pada individu bahwa ia diberi kenyamanan,
diperhatikan, dihargai, dan dibantu oleh orang atau kelompok lain (Sarafino,
1994).
2.1.2 Bentuk Dukungan Sosial
Dukungan sosial yang diterima individu terbagi dalam lima bentuk (Cohen &
Mckay, 1984; Cutrona & Russel, 1990; House, 1984; Schafer, Coyne & Lazarus,
1981; Wills, 1984; dalam Sarafino, 1994:107-108) yaitu :
1. Dukungan Emosi (emotional support)
Dukungan ini berbentuk ekspresi empati, perhatian, dan kepedulian terhadap
orang yang bersangkutan, melibatkan perilaku yang menyebabkan orang lain
menjadi nyaman dan merasa aman dalam situasi penuh tekanan, meyakinkan
seseorang bahwa ia diperhatikan, didukung, menjadi bagian dan dicintai.
Page 29
Bab II Tinjauan Teoritis 13
2. Dukungan penghargaan (esteem support)
Dukungan ini mempresentasikan perilaku yang menunjang perasaan berharga
dan perasaan percaya diri dari seseorang, meliputi pengungkapan atas
penghargaan akan hal-hal positif dari diri seseorang, membesarkan hati atau
persetujuan atas ide-idenya atau perasaannya, perbandingan positif yang
dimilikinya dengan orang lain di sekelilingnya.
3. Dukungan instrument (instrumental support)
Dukungan ini berupa alat atau bahan pembantu yang nyata, memberikan
sumber-sumber yang tepat untuk menghadapi situasi penuh tekanan yang
dirasakan seseorang, memberi bantuan langsung atau menolong pada saat
seseorang sedang mengalami masalah.
4. Dukungan informasi (informational support)
Dukungan ini tampak dalam penyediaan saran atau petunjuk, nasihat,
bimbingan, keterangan atau informasi, arahan atau umpan balik mengenai
pemecahan yang memungkinkan tentang suatu masalah.
5. Dukungan jaringan (network support)
Dukungan ini menyediakan perasaan menjadi anggota dari suatu perkumpulan
orang-orang yang saling berbagi kepentingan dan aktivitas sosial.
Bentuk dukungan yang diterima dan dibutuhkan oleh seseorang akan berbeda-
beda, tergantung pada situasi dan kondisi yang dialami. Diperlukan adanya
kesesuaian antara kebutuhan dengan persepsinya mengenai bentuk dukungan yang
diterimanya. Jika terjadi kesesuaian, maka bentuk dukungan itulah yang paling
Page 30
Bab II Tinjauan Teoritis 14
efektif baginya. Sarafino (1994) menjelaskan bahwa dukungan sosial bukan berarti
pelaksanaan keseluruhan bentuk dukungan sosial. Pelaksanaan salah satu dari kelima
bentuk dukungan sosial, sudah dapat diartikan memberikan dukungan sosial.
2.1.3 Hal-hal yang menentukan penerimaan dukungan sosial
Tidak semua orang dapat memperoleh dukungan sosial yang mereka perlukan,
terdapat banyak factor yang dapat menentukan apakah seseorang menerima dukungan
sosial atau tidak (Broadhead et al, 1983, Conel & D’Augelli,1990,Wortman &
Dunkel-Schetter,1987 dalam Sarafino,1994)
Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Faktor yang berkaitan dengan potensi penerimaan dukungan, seperti:
a. Senang atau tidak senang menerima dukungan
b. Mampu atau tidak mampu membiarkan orang lain tau apa yang diperlukan
c. Assertiveness untuk meminta tolong
d. Perasaan nyaman atau tidak nyaman dalam menceritakan rahasia kepada
orang lain
e. Tahu atau ketidaktahuan mengenai siapa yang ditanyai
f. Menarik atau tidaknya atau mengundang atau tidaknya untuk dibantu
2. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pemberi dukungan, misalnya:
a. Ada atau tidaknya sumber yang diperlukan
b. Ada atau tidaknya sensifitas akan kebutuhan orang lain
3. Komposisi dan stukutur dari jaringan social
Page 31
Bab II Tinjauan Teoritis 15
Merupakan pertalian yang dimiliki dalam keluarga dan masyarakat
(Mitchell,1969,Schefer,Lyne & Lazarus,1981 dalam Sarafino,1994) Misalnya
setiap jaringan social berbeda-beda dalam ukuran (jumlah orang yang
memiliki kontak teratur) sehingga kontak, komposisi, dan intimasi (kedekatan
hubungan dengan individu) orang yang memiliki jaringan social dengan
pertalian kualitas dan kuantitasnya tinggi, biasanya lebih memiliki
kesempatan untuk menerima dukungan sosial.
Konsep operasional dari dukungan sosial adalah “perceived support”
(dukungan yang dirasakan) yang memiliki dua elemen dasar, yaitu:
a. Persepsi bahwa ada sejumlah orang lain dimana seseorang dapat
mengendalikannya pada saat dibutuhkan
b. Derajat kepuasan terhadap dukungan yang ada
2.1.4 Pengaruh dukungan sosial terhadap kesehatan
Untuk menjelaskan bagaimana dukungan sosial dapat mempengaruhi
kesehatan dan kondisi seseorang. Para peneliti telah mengajukan dua buah teori yaitu
“Buffering Hypotesis” dan “Direct Hypotesis” dan telah didapat bukti yang konsisten
dari penelitian-penelitian yang dilakukan Cohen & Wills,1985, Payne & Jones, 1987;
Tholts,1982,Worthman & Dunkel-Schetter,1987 dalam Sarafino 111-112)
“Buffering Hypotesis”, menurut teori ini dukungan sosial akan mempengaruhi
kesehatan dengan melindungi individu dari efek negatif yang disebabkan adanya stres
yang tinggi. Fungsi perlindungan tersebut hanya akan efektif bila individu
Page 32
Bab II Tinjauan Teoritis 16
dihadapkan stressor yang kuat. Bila stressor yang dialami tidak terlalu tinggi maka
kurang dapat melindungi individu.
Terdapat dua cara dimana “Buffering” ini bekerja (Cohen & Wills,1985),
yaitu sebagai berikut:
1. Meliputi proses penilaian kognitif, yaitu ketika individu menghadapi
stressor yang kuat, maka individu yang memiliki level dukungan sosial
yang tinggi akan menganggap situasi yang dihadapinya sebagai situasi
yang tidak menekan dibandingkan mereka yang kurang mendapatkan
dukungan sosial. Individu yang tingkat dukungan sosialnya tinggi dapat
mengharapkan dukungan dari seseorang yang dikenalnya akan dapat
menolong dirinya. Kesimpulannya mereka menilai bahwa mereka akan
dapat menghadapi masalah dan memutuskan bahwa situasi tersebut tidak
terlalu menimbulkan stress bagi dirinya.
2. Memodifikasi respon individu terhadap stress setelah mereka menilai
bahwa situasi yang mereka hadapi adalah situasi yang penuh stress.
Individu yang memiliki dukungan sosial akan memiliki seseorang yang
menyediakan waktu untuk membantu menyelesaikan masalah,
meyakinkan bahwa masalah yang dihadapinya bukanlah segalanya, atau
menyemangati mereka untuk melihat “sisi baik” dari keadaan yang sedang
mereka hadapi atau melihat “keuntungan yang dimiliki”. Individu yang
kurang mendapatkan dukungan sosial tidaklah mendapatkan keuntungan
seperti yang diatas. Maka efek negative dari stress akan lebih
Page 33
Bab II Tinjauan Teoritis 17
mempengaruhinya dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan
dukungan sosial.
Teori yang kedua adalah “The Direct Effect Hypotesis” yang menyatakan
bahwa dukungan sosial akan memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan dan
kondisi individu tanpa dipengaruhi oleh besarnya stress yang dialami. Jadi,
keuntungan dukungan akan sama baiknya di bawah stressor yang kuat ataupun yang
lemah
Terdapat beberapa cara dimana ”Direct Effect” dapat berperan sebagai
contoh, Individu mendapatkan dukungan yang besar dapat lebih besar merasakan
bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok dan memiliki ”Self esteem”
dibandingkan mereka yang kurang mendapatkan dukungan. Dukungan ini juga dapat
membuat individu menjalani cara hidup yang lebih sehat.
2.2 SELF ESTEEM
2.2.1 Definisi Self-esteem
Diri atau self merupakan abstraksi yang dikembangkan individu mengenai
atribut,kapasitas, dan aktifitas-aktifitas yang dimiliki. Abstraksi ini direpresentasikan
dengan symbol “aku” sebagai gagasan individu tentang dirinya, Konsep ini terbentuk
dari pengalaman-pengalaman berdasarkan proses interaksi antara individu dengan
lingkungan yang menghasilkan abstraksi mengenai diri, fisik,dan social
Page 34
Bab II Tinjauan Teoritis 18
Dalam psikologi sosial, istilah Self esteem digunakan sebagai bagian dari dimensi
afektif dalam self concept, sedangkan dimensi kognitif dalam self concept disebut self
image. Para ahli sering menggunakan Self esteem untuk menandakan bagaimana
seseorang mengevaluasi dirinya. Evaluasi ini akan memperlihatkan bagaimana
penilaian individu tentang penghargaan dirinya, percaya akan kemampuannya, dan
adanya pengakuan atau penerimaan dari orang lain. Kata Esteem berasal dari bahasa
latin aestimare, yang berarti ”to estimate or to appraise” (menilai). Berikut adalah
definisi self-esteem dari beberapa tokoh:
1. ”Self esteem refer to evaluation which the individual makes and customarily
maintains with regard to himself: it expresses an attitude of approval or
disapproval, and indicates the extent to which individual believes himself to
be capable, significant, succesful, and worthy. In short, Self esteem is a
personal judgement of worthiness that is expressed in attitudes the individual
holds toward himself” Self esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu
dan kebiasaan memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima,
menolak, juga indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap
kemampuannya, keberartian, kesuksesan, dan keberhargaan. (Coopersmith
1967:4-5)
2. Self-esteem secara singkat dapat didefinisikan sebagai komponen evaluatif
terhadap diri sendiri, yang melibatkan affect (perasaan), attitudes (sikap),
serta appraisal (penilaian) atau judgment (Rosenberg dalam
www.bsos.umd.edu/socy/grad/socypsy/_rosenberg.html).
Page 35
Bab II Tinjauan Teoritis 19
3. Self-esteem merupakan gambaran mengenai seberapa positif atau negatif
individu menilai dirinya (Steinberg, 2002).
4. Self esteem merupakan “hipotetical construct” yang di dalamnya terkandung
pengertian mengenai apakah seseorang menerima dirinya, menghormati,
memandang dirinya sebagai orang yang berarti (Burns, 1979).
5. Self esteem adalah “personal judgement” mengenai perasaan berharga atau
berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya (Jerald
G. Bachman, 1977)
6. Self esteem adalah keyakinan dalam diri, bahwa individu memiliki
kemampuan untuk berpikir dan menghadapi tantangan hidup; serta keyakinan
akan adanya hak untuk meraih kesuksesan, kebahagiaan, dan memperoleh
kebutuhan atau keinginan (Branden, 1994).
Secara singkat Self esteem adalah ”personal judgement” mengenai perasaan
berharga atau berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap
dirinya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Self esteem adalah sejauh
mana individu menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan,
berarti, berharga, dan kompeten.
2.2.2 Perkembangan Self esteem
Semua orang membangun suatu self image tentang diri mereka yang
menuntun dan mengatur penyesuaian diri mereka trhadap dunia luar, image ini
Page 36
Bab II Tinjauan Teoritis 20
membangun interaksi dengan lingkungan dengan merefleksikan penilaian, peferensi,
dan shortcoming setting keluarga dan setting sosial tertentu. (Rogers dalam
Coopersmith,1967)
Lebih lanjut, Coopersmith (1967:37) menerangkan empat factor utama yang
memberi peranan pada perkembangan Self esteem, yaitu:
a. Banyaknya jumlah penghargaan, penerimaan, dan perhatian yang diterima
seseorang dari significant others dalam kehidupannya.
Pada kenyataannnya seseorang menilai dirinya seperti apa yng dinilai oleh
orang lain. Setiap individu akan berbeda dalam memberikan makna terhadap
keberhasilan yang ingin dicapai dalam beberapa area pengalaman. Perbedaan
ini merupakan fungsi dari nilai-nilai yang diinternalisasi dari orang tua dan
figur signifikan lainnya dalam hidup
b. Sejarah dan kegagalan seseorang
Keberhasila memiliki makna yang berbeda-beda pada tiap orang. Pemaknaan
yang berbeda-beda terhadap keberhasilan ini disebabkan oleh faktor individu
dalam memandang kesuksesan dalam suatu seting sosial tertentu
kemungkinan lebih memaknakan keberhasilan dalam bentuk pekerjaan,
kekuasaan, penghormatan, independensi,dan kemandirian pada konteks social
lain, yang lebih dikembangkan makna keberhasilan dalam bentuk kemiskinan,
Page 37
Bab II Tinjauan Teoritis 21
ketidakberdayaan, penolakan, keterikatan kepada suatu bentuk ikatan social
dan ketergantungan. Hal ini tidak berarti bahwa masyarakat memiliki nilai-
nilai tertentu mengenai apa yang dianggap berhasil atau gagal dan dipengaruhi
oleh nilai-nilai yang dianut oleh individu
c. Nilai-nilai dan aspirasi
Setiap individu akan berbeda dalam menentukan cara bagaimana
mereka mencapai tujuan yang ingin diraihnya, individu bebas memilih nilai-
nilai. Tetapi karena individu menghabiskan waktu bertahun-tahun dirumah,
kelompok teman sebaya dan dilingkungan masyarakat. Hal ini yang akan
membawa individu untuk menerima standar nilai yang berbeda, namun, akan
tetap menggunakan standar tersebut sebagai prinsip dasar untuk menilai
keberartian dirinya.
Penilaian diri meliputi perbandingan antara performance dan kapasitas
actual dengan aspirasi dan standar personalnya. Jika standar tersebut tercapai,
khususnya dalam area tingkah laku yang bernilai, maka individu akan
mengumpulkan bahwa dirinya adalah orang yang berharga.
d. Sikap-sikap individual dalam merespon evaluasi terhadap dirinya
Banyak pengalaman yang merupakan sumber evaluasi diri yang
negatif dan sebaliknya banyak pula pengalaman yang menghasilkan penilaian
Page 38
Bab II Tinjauan Teoritis 22
diri yang positif. Individu yang memiliki defenses mampu mengatasi stimulus
yang mencemaskan, mampu menjaga ketenangan diri, dan Tingah lakunya
efektif
Individu dengan Self esteem tinggi memiliki suatu bentuk mekanisme
pertahanan diri tertentu yang memberikan individu tersebut kepercayaan diri
pada penilaian dan kemampuan dirinya, serta meningkatkan perasaan mampu
untuk menghadapi situasi yang menyulitkan
2.2.3 Proses terbentuknya Self esteem
Proses terbentuknya Self esteem diawali dengan penilaian individu terhadap
dirinya sendiri yang merupakan hasil interpretasi subjektif individu terhadap umpan
balik yang berarti dalam kehidupannya (guru, teman sebaya, atau terutama orang tua)
dan perbandingan dengan standar atau nilai kelompok atau budaya (Burns,1974:54)
dengan demikian perlakuan dan penilaian orang tua pada masa-masa sebelumnya
juga akan mempengaruhi Self esteem individu pada masa akhir (Coopersmith,1967:5)
Di dalam Self esteem terkandung pengertian “apa dan siapa diri saya” segala
sesuatu yang berhubungan dengan seseorang, selalu mendapat penilaian berdasarkan
kriteria dan standar tertentu. Atribut-atribut yang melekat dalam diri individu akan
mendapat feedback dari orang lain dalam proses interaksi yang merupakan proses
Page 39
Bab II Tinjauan Teoritis 23
dimana individu menguji performance, kapasitas, dan atribut-atribut dirinya yang
memperlihatkan standar dannilai diri yang terinternalisasi dari masyarakat dan orang-
orang signifikan. Hal ini yang kemudian membetuk gambaran diri.
Self esteem mencakup dua proses psikologi yang mendasar (Burns,1993:70-71):
1. Proses dari evaluasi diri (Self evaluation)
2. Proses dari penghargaan diri (Self Worth)
Masing-masing proses tersebut saling melengkapi satu sama lain. (Brisset, 1992
dalam Coopersmith,1967) menyatakan bahwa self worth lebih mendasar pada
manusia daripada self evaluation.
Self esteem dalam hubungannya dengan self evaluation mengacu kepada
pembuatan conscious judgement berkenaan dengan arti dan nilai pentingnya
seseorang atau segi-segi yang ada pada seseorang. Apapun yang berhubungan
dengan kondisi dalam diri seseorang menjadi dasar bagi proses evaluasi yang
melibatkan suatu atau kombinasi dari beberapa tujuan, misalnya prestise atau
prestasi.
Page 40
Bab II Tinjauan Teoritis 24
2.2.4 Aspek-aspek Self esteem
Ada beberapa pendapat tentang aspek Self esteem (Branden,1969,Brisset 1976
dan Frey,1984 dalam Coopersmith,1967:40) berpendapat bahwa Self esteem
mempunyai dua aspek yaitu:
1. Perasaan kompetensi (Perasaan seseorang bahwa ia kompeten untuk hidup)
2. Perasaan berarti (worthy) yaitu perasaan bahwa ia berarti, berharga umtuk
hidup
Kemudian (Felker,1974 Coopersmith,1967) mnambahkan satu aspek
lagi yaitu feeling of belonging, yaitu perasaan dimiliki atau diterima orang
lain. (Coopersmith 1967:38-41) memperkenalkan aspek Self esteem yang
dapat menimbulkan perasaan sukses yaitu kebajikan (ketaatan terhadap norma
dan moral) aspek ini merupakan tambahan dari ketiga aspek yang telah
diutarakan (Branden.Brisset,Frey,Felker).
Coopersmith (1967:40) mengemukakan aspek-aspek yang terkandung
dalam Self esteem menjad 4 komponen yaitu:
1. Power (kekuasaan)
Kekuasaan dalam arti kemampuan untuk bisa mengatur dan
mengontrol tingkah laku orang lain. Kemampuan ini ditandai
Page 41
Bab II Tinjauan Teoritis 25
dengan adanya pengakuan dan rasa hormat yang diterima individu
dari orang lain dan besarnya sumbangan dari pikiran atau pendapat
dan kebenarannya
2. Significance (Keberartian)
Keberartian yaitu adanya kepedulian, perhatian, dan afeksi yang
diterima individu dari orang lain. Hal tersebut merupakan
penghargaan dan menarik minat dari orang lain dan penerimaan
dan popularitasnya. Keadaan tersebut ditandai dengan kehangatan,
keikutsertaan,perhatian, kesukaan orang lain terhadapnya.
3. Virtue (kebajikan)
Kebajikan yaitu kemampuan mentaati standar moral dan etika.
Ditandai dengan ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang harus
dihindari dan melakukan tingkah laku yang diperbolehkan atau
diharuskan oleh moral,etika,dan agama.
4. Competence (Kemampuan)
Kemampuan dalam arti sukses menuruti tuntutan prestasi ditandai
dengan keberhasilan individu dalam mengerjakan bermacam-
macam tugas dengan baik dari level yang tinggi dan usia yang
berbeda
Page 42
Bab II Tinjauan Teoritis 26
2.2.5 Aspek yang menghambat Self esteem
Proses perkembangan Self esteem tidak selalu berjalan mulus tanpa
hambatan. Terdapat beberapa factor yang menghambat perkembangan
Self esteem menurut Nathaniel Branden (1969), aspek-aspek yang
menghambat perkembangan Self esteem adalah
1. Perasaan takut
Perasaan takut disini adalah perasaan takut yang berarti fear, dalam
kehidupannya sehari-hari individu harus menempatkan diri
ditengah-tengah realita. Cara individu menempatkan diri ini
berbeda bagi setiap individu. Ada yang menghadapi fakta-fakta
kehidupan dengan penuh keberanian, akan tetapi ada juga yang
menghadapi dengan perasaan tidak berdaya. Pangkal dari perasaan
tidak berdaya ini adalah tanggapan negative diri sendiri, sehingga
keluarnya merupakan seseuatu yang negative bagi dirinya.
Tanggapan ini menjadikan individu sebagai “his own prisoner” ,
maka ia akan selalu hidup dalam ketakutan.
Ketakutan ini akan mempengaruhi seluruh alam perasaannya
sehingga terjadilah guncangan dalam keseimbangan kepribadian.
Yaitu suatu keadaan emosi yang labil. Dalam keadaan begitu
makan individu tidak dapat berfikir secara wajar, jalan pikirannya
palsu dan segala sesuatu diluar diri dipersepsi secara salah. Dengan
Page 43
Bab II Tinjauan Teoritis 27
demikian tindakan-tindakannya menjadi tidak adekuat sebab
diarahkan untuk menutupi defisiensi dirinya. Keadaan ini lama-
kelamaan tidak dapat dipertahankan lagi, yang akhirnya akan
menimbulkan anxiety sehingga jelaslah bahwa keadaan ini kurang
menunjang perkembangan Self esteem
2. Perasaan bersalah
Ada dua macam perasaan bersalah yaitu pertama perasaan bersalah
yang dialami individu oleh karena melanggar nilai-nilai moralnya
sendiri dan kedua, individu menghayati kesalahannya sebagai
suatu pelanggaran terhadap nilai-nilai kehidupannya yang telah
ditanamkan dalam dirinya oleh orang yang menguasainya yaitu
orang yang individu anggap sebagai orang yang ia hargai maupun
sebagai yang ia takuti.
Perasaan salah pertama dimiliki oleh individu yang
mempunyai pegangan hidup berdasarkan kesadaran dan keyakinan
diri atau dengan kata lain individu sendiri telah menentukan
kriteria mengenai moral yang baik dan buruk bagi dirinya
Perasaan salah kedua adalah merasa salah terhadap suatu
kekuasaan seperti umpamanya orang tua. perasaan salah ini bila
diatasi dengan cara yang salah seperti dengan cara defensif, di
Page 44
Bab II Tinjauan Teoritis 28
coba untuk dilupakan dan dihilangkan dalam alam bawah sadar,
lama kelamaan secara komunikatif akan bertambah besar sehingga
suatu ketika egonya menjadi tidak berdaya untuk membendung
perasaan-perasaan salah yang ada dalam alam bawah sadarnya.
Perasaan ini kemudian menjelma dalam bentuk anxiety yang
merupakan unsur penghambat bagi perkembangan kepercayaan
akan diri sendiri akhirnya. Keadaan ini akan mengancam individu,
yang bila terus menerus dialami akan menjadi patologis. Jelas
bahwa dalam keadaan demikian Self esteem kurang bisa
berkembang.
2.2.6 Tingkatan Self esteem
Tingkat Self esteem antar individu dengan yang lainnya berbeda
selanjutnya (Coopersmith 1967:10) berdasarkan penelitiannya tentang Self
esteem terhadap 1748 remaja dan menggunakan tiga buah indeks Self
esteem yaitu self evaluation, pengamatan guru disekolah, dan projective
test, untuk mendapatkan data mengenai Self esteem ini ia mencarinya dari
test laboratorium (untuk mengukur tentang memori subjek, tingkat
aspirasi, respon terhadap strees) tes klinis dan wawancara yang muncul, ia
kemudia mengulas krakteristik umum yang tampak pada individu dengan
berbagai tingkat Self esteem, yaitu:
Page 45
Bab II Tinjauan Teoritis 29
1. Self esteem tinggi
Individu yang memiliki Self esteem tinggi yaitu individu yang puas
dengan karakter dan kemampuan diri. Adanya penerimaan dan
penghargaan diri yang positif, ini memberikan rasa aman dalam
menyesuaikan diri atau bereaksi terhadap stimulus dari lingkungan sosial
Individu mempercayai persepsi diri sendiri. Sehingga, tidak terpaku
pada kesukaran-kesukaran personal. Pendekatan mereka terhadap orang
lain menunjukan harapan-harapan yang secara positif dapat mereka
terima. Mereka tidak sensitif terhadap kritik dan lingkungannya. Tapi,
menerima dan mengharapkan masukan verbal dan non verbal dari orang
lain untuk menilai dirinya.
Mereka mempertimbangkan diri mereka sebagai individu yang
bernilai, penting, dan berharga. Mereka mempercayai pandangan serta
pengalaman diri sebagai nyata (real) dan benar (true), terdapat
kekonsistenan akan persepsi dan pandangan yang mereka miliki serta
mampu mengendalikan pengaruh dari orang lain.
2. Tingkat Self esteem rendah
Individu memiliki “lack of confidence” dalam menilai kemampuan dan
atribut-atribut dalam dirinya. Adanya penghargaan diri yang buruk ini,
membuat individu tidak mampu untuk mengekspresikan diri dalam
lingkungan sosialnya. Mereka tidak puas dengan karakteristik dan
Page 46
Bab II Tinjauan Teoritis 30
kemampuan-kemampuan dirinya sehingga ketidakpastian dan
ketidakyakinan diri ini menumbuhkan rasa tidak aman terhadap
keberadaan diri mereka dilingkungannya. Kondisi ini mempengaruhi
penyesuaian diri mereka di lingkungan sosialnya. Mereka merupakan
individu yang pesimis yang perasaannya dikendalikan oleh peristiwa-
peristiwa eksternal. Merasa tidak mampu dalam menghadapi sesuatu yang
menuntut kemampuannya. Sehingga, individu cenderung dependen,pasif,
dan tidak mau berpartisipasi serta bersikap konform terhadap
lingkungannya. Individu merasa terasing, tidak disayangi, tidak mampu
mengekspresikan atau mempertahankan diri mereka dan terlalu lemah
untuk mengatasi kekurangan mereka. Peka terhadap kritik, terbenam di
dalam masalah-masalahnya menyembunyikan diri dari interaksi social
yang mungkin akan konfromitas lebih lanjut tentang ketidak kompetenan
yang mereka bayangkan.
Perbedaan gaya berespon terhadap diri sendiri dan orang lain
menyatakan kondisi Self esteem yang tinggi-rendah. Mereka mungkin
mengalami peristiwa yang sama, namun dengan perbedaan tingkat Self
esteem ini akan signifikan berhubungan dengan pola-pola dan gaya
berespon seseorang dalam beradaptasi dengan tuntutan lingkungan.
Page 47
Bab II Tinjauan Teoritis 31
2.3. Kanker Payudara
2.3.1. Pengertian kanker payudara
Payudara atau mammae merupakan suatu bentuk unik dari
makhluk menyusui, sehingga makhluk menyusui disebut mamalia.
Payudara berisikan darah dan pembuluh-pembuluh getah bening.
Pembuluh getah bening ini, terkumpul menjadi satu, yaitu kelenjar getah
bening. Kumpulan kelenjar getah bening ini, ditemukan di bawah lengan,
diatas tulang selangka dan dada.
Payudara merupakan kelenjar tuboalveolar yang bercabang-cabang
dan terdiri dari 15-20 lobus. Payudara sendiri terdiri dari 3 unsur yaitu
1. Kelenjar yang merupakan penghasil air susu
2. Saluran kelenjar, yang menyalurkan air susu
3. Jaringan penunjang, yang merupakan anyaman yang mengikat
kelenjar-kelenjar menjadi satu kesatuan sehingga tidak
tercerai-berai
Hal tersebut menyebabkan sejak zaman dahulu sampai saat ini,
payudara dianggap sebagai symbol kewanitaan dan kesuburan
bagi seorang wanita, selain berfungsi sebagai penghasil air
susu, payudara juga mempunyai fungsi sebagai:
1. Simbol kewanitaan
2. Fungsi erotik atau seksual terhadap lawan jenis
Page 48
Bab II Tinjauan Teoritis 32
Oleh karena itu, adanya penyakit atau pembedahan pada
payudara menimbulkan ketakutan bagi setiap wanita, misalnya
saja pada penderita kanker payudara
Kanker payudara adalah pertumbuhan sel-sel payudara yang
menyimpang sehingga pertumbuhannya menjadi tak terkendali serta dapat
menyebar ke bagian tubuh yang lain. Gejala awalnya sebetulnya cukup
mudah dideteksi, yakni adanya benjolan di payudara. Pada kondisi yang
lebih lanjut bisa terjadi lekukan kulit payudara ke dalam dan timbul
kerutan yang secara sepintas mirip keriputnya kulit jeruk, karena itu
diistilahkan dengan “Peau d’orange”. Gejala lain adalah puting susu
tertarik ke dalam, pembengkakan lengan atas, dan keluarnya cairan dari
puting susu, berupa cairan putih atau darah.
Menurut WHO (World Health Organization) kanker payudara
merupakan kanker nomor satu yang paling sering menyerang perempuan
diseluruh dunia. Tragisnya angka kematian penderita kanker payudara di
Indonesia cukup tinggi. Pasalnya, sebagian besar penderita kanker
payudara di Indonesia baru datang berobat setelah stadium lanjut. Jika
sudah pada stadium lanjut ini, maka akan sulit mencapai hasil pengobatan
yang optimal (Setyawan, 2004).
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker
payudara diklasifikasikan sebagai berikut:
Page 49
Bab II Tinjauan Teoritis 33
1. Non-invasif karsinoma
o Non-invasif duktal karsinoma
o Lobular karsinoma in situ
2. Invasif karsinoma
o Invasif duktal karsinoma
� Papilobular karsinoma
� Solid-tubular karsinoma
� Scirrhous karsinoma
� Special types
� Mucinous karsinoma
� Medulare karsinoma
o Invasif lobular karsinoma
� Adenoid cystic karsinoma
� karsinoma sel squamos
� karsinoma sel spindel
� Apocrin karsinoma
� Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus
metaplasia
� Tubular karsinoma
� Sekretori karsinoma
� Lainnya
3. Paget's Disease
Page 50
Bab II Tinjauan Teoritis 34
2.3.2. Stadium Kanker Payudara
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh
manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar
maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau
kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus
dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang
lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan
dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium,
namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan
klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union
Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint
Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan
American College of Surgeons).
Pada sistem TNM
TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran
tumor , "N" yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu
metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara
klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan
Page 51
Bab II Tinjauan Teoritis 35
pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM
sebagai berikut:
• T (tumor size), ukuran tumor:
o T 0: tidak ditemukan tumor primer
o T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
o T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
o T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm
o T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit
atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema
atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di
kulit di luar tumor utama
• N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):
o N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla
o N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
o N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
o N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula)
atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum
• M (metastasis), penyebaran jauh:
o M x: metastasis jauh belum dapat dinilai
o M 0: tidak terdapat metastasis jauh
o M 1: terdapat metastasis jauh
Page 52
Bab II Tinjauan Teoritis 36
Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor
tersebut kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai
berikut:
• Stadium 0: T0 N0 M0
• Stadium 1: T1 N0 M0
• Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0
• Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
• Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0
• Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0
• Stadium III C: Tiap T N3 M0
• Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1
2.3.3. Pengobatan kanker payudara
Penanganan kanker payudara pada dasarnya terbagi atas pengobatan
yang bersifat kuratif, yaitu suatu cara pengobatan dengan mengambil
tumor atau jaringan yang rusak saja. Tindakan kuratif dilakukan untuk
mencegah metastasis ke daerah lain. Selain itu, ada juga pengobatan
yang bersifat paliatif. Merupakan tindak lanjut dari kuratif dengan
mengangkat tumor beserta selruh jaringan disekitarnya yang memiliki
potensi untuk tumbuh kanker kembali. Penggunaan dari kedua sifat
Page 53
Bab II Tinjauan Teoritis 37
pengobatan tersebut tergantung pada stadium klinis dari kanker yang
diderita seseorang.
2.4. Bandung Cancer Society (BCS)
Bandung Cancer Society (BCS) adalah lembaga sosial yang
mempunyai kepedulian terhadap masalah sosial yang berkembang di
masyarakat khususnya penyakit kanker. Sejak tahun 2007, BCS
melakukan pendampingan dan pemberdayaan terhadap sekelompok
penderita kanker. Visi dari Bandung Cancer Society ini adalah
menjadi pusat untuk berkumpul, berbagi pengalaman dan informasi
khususnya yang berkaitan dengan kanker, sedangkan misinya adalah
meningkatkan kepedulian terhadap penderita kanker khususnya di
Bandung dan sekitarnya dengan cara memberi bsntuan secara moril.
Kegiatan Bandung Cancer Society dalam pendampingan dan
pemberdayaan kelompok kanker, antara lain:
1. Mengunjungi penderita kanker yang akan atau sedang mengalami
pengobatan
2. Mengadakan pertemuan rutin dua bulan sekali
3. Mengadakan pertemuan untuk kelompok kanker tertentu
4. Mengadakan ceramah dengan mengundang pembicara khusus
5. Aksi sosial
6. Mengadakan penyuluhan tentang kanker
Page 54
Bab II Tinjauan Teoritis 38
7. Rekreasi dan olah raga bersama
2.5. Kerangka berpikir
Kanker payudara adalah pertumbuhan sel-sel payudara yang
menyimpang sehingga pertumbuhannya menjadi tak terkendali serta dapat
menyebar ke bagian tubuh yang lain. Kanker Payudara merupakan kanker
nomor satu yang paling sering menyerang perempuan diseluruh dunia. Kanker
payudara juga merupakan kanker pertama yang paling sering menyebabkan
kematian. Selain mendapatkan permasalahan pada fisiknya dikarenakan
kanker yang dideritanya, terdapat permasalahan psikologis. Permasalahan
Psikologis muncul pertama kali ketika pasien diberitahu bahwa dirinya
menderita penyakit kanker payudara. Dari hasil wawancara dengan penderita
kanker payudara di Bandung Cancer Society, didapat data bahwa setelah
mengalami sakit penderita menjadi lebih sensitif kepada orang lain, merasa
tidak berharga, sering menyalahkan Tuhan atas penyakit yang diderita , dan
merasa tidak kompeten lagi untuk melakukan pekerjaan apapun. Penderita
bahkan merasa tidak layak sebagai istri karena payudara sebagai simbol
feminitas sudah tak ada dan merasa tidak berharga karena penyakit ini.
Kondisi fisik dan psikologis yang buruk ini akan menyebabkan takut
berkepanjangan yang akan menyebabkan kecemasan ataupun ketidakpastian
hidup, kadang juga merasa putus asa. Kondisi ini dirasakan berat bagi
penderita kanker payudara dan penderita memerlukan dukungan. Hal ini
Page 55
Bab II Tinjauan Teoritis 39
sejalan dengan Teori ”Buffering Hypothesis” , Dukungan sosial akan
mempengaruhi kesehatan dengan melindungi individu dari efek negatif yang
disebabkan karena adanya stress yang tinggi. Meliputi proses penilaian
kognitif, yaitu ketika individu menghadapi stessor yang kuat, maka individu
yang memiliki level dukungan sosial yang tinggi akan menganggap situasi
yang dihadapinya sebagai situasi yang tidak menekan dibandingkan mereka
yang kurang mendapatkan dukungan sosial., (Cohen & Wills, 1985;
Worthman & Dunkel-Schetter,1987)
Salah satu dukungan yang paling mudah didapatkan adalah dukungan
suami sebagai orang terdekat dalam suatu relasi perkawinan. Dukungan suami
merupakan perasaan nyaman, perhatian, penghargaan, serta pertolongan yang
diterima oleh istri dari suami (Sarafino, 1994). Menurut Sarafino, dukungan
sosial terbagi dalam lima aspek yaitu pertama, emotional support dari suami
yang dimana dalam penelitian ini meliputi menghibur ketika istri yang
menderita kabker payudara merasa sedih. Kedua, esteem support yaitu suami
mendengarkan pendapat istri walaupun istri menderita kanker payudara.
instrumental support yaitu dukungan suami meliputi bantuan secara langsung
seperti mengantar istri ke dokter. informational support yaitu dukungan suami
meliputi suami meberikan info-info seputar kesehatan kepada istri. Network
support yaitu dukungan yang diberikan suami berupa memberikan
kesempatan istri untuk berinteraksi dengan orang-orang yang mengalami hal
serupa dengan istri sehingga dapat membentuk keyakinan istri bahwa tidak
Page 56
Bab II Tinjauan Teoritis 40
hanya dia yang mengalami penyakit kanker payudara dan membuat istri lebih
percaya bahwa dirinya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Adanya
dukungan suami diharapkan penderita menilai bahwa ada orang yang dapat
diandalkan bila penderita membutuhkan bantuan, ada yang memberi support
untuk sembuh, dan memberikan kekuatan dalam menghadapi penyakit yang
sedang di deritanya, hal ini berkaitan dengan proses self evaluation sehingga
membentuk suatu penilaian mengenain dirinya. Bagaimana penderita kanker
payudara percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan, dirinya diakui dan
diterima oleh orang lain atau hal ini biasa dikenal dengan sebutan Self esteem
Dukungan sosial suami diharapkan dapat memberi kontribusi bagi
perkembangan Self esteem istri.
Menurut Coopersmith, Self esteem merupakan evaluasi yang dibuat
individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama mengenai sikap
menerima dan menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu
kemampuannya, keberartiannya, kesuksesan, dan keberhargaan. Secara
singkat, Self esteem merupakan perasaan berharga atau berarti yang
diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya. Orang-orang
dengan Self esteem tinggi pada penderita kanker payudara adalah ketika
penderita mampu menahan diri agar tidak sensitif terhadap orang lain, merasa
berharga, dapat menyelesaikan pekerjaannya sendiri, lebih menderkatkan diri
kepada Tuhan. Sebaliknya penderita yang memiliki Self esteem rendah, ketika
penderita menjadi lebih sensitif terhadap orang lain, merasa tidak berharga,
Page 57
Bab II Tinjauan Teoritis 41
merasa tidak kompeten melakukan pekerjaan apapun, seringkali menyalahkan
Tuhan atas penyakit yang diderita
Self esteem yang tinggi akan membantu penderita kanker payudara
untuk memiliki pandangan positive untuk kesembuhannya dan membuat
hidup penderita kanker lebih produktif walau mengidap kanker payudara. Self
esteem yang sehat sangatlah penting karena bagaimana seseorang
mengevaluasi mengenai dirinya berpengaruh dalam setiap aspek kehidupan
seperti dalam pekerjaan, dealam hubungan dengan lawan jenis, dan hubungan
dengan orang lain. Self esteem juga merupakan pondasi membuat seseorang
dapat menikmati kehidupannya. (Nathaniel Branden, 1987;10)
Secara skematis, kerangka berpikir ini dapat digambarkan pada bagan
berikut:
Page 58
Bab II Tinjauan Teoritis 42
Wanita penderita kanker payudara: -lebih sensitif kepada orang lain -merasatidak berharga -menyalahkan tuhan atas penyakit yang dideritanya -merasa tidak kompeten untuk melakukan pekerjaan apapun
positf
Stressor: Didiagnosa mengidap kanker
Self esteem Tinggi: -mampu menahan diri agar tidak sensitif terhadap orang lain -merasa berharga -dapat menyelesaikan pekerjaannya sendiri -lebih menderkatkan diri kepada Tuhan
negatif
Self esteem Rendah: -menjadi lebih sensitif terhadap orang lain -merasa tidak berharga -merasa tidak kompeten melakukan pekerjaan apapun -seringkali menylahkan Tuhan atas penyakit yang diderita
Dukungan sosial Suami meliputi: -menghibur ketika penderita merasa sedih -mau mendengarkan pendapat istri -mengantar istri ke dokter -memberikan nfo seputar kesehatan -mengijinkan istri berkumpul dengan sesame penderita kanker
Page 59
Bab II Tinjauan Teoritis 43
2.6. Hipotesis
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka diajukan hipotesis
sebagai berikut ”semakin tinggi dukungan suami maka semakin tinggi Self
esteem Penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society.”
Page 60
Bab III Metodologi Penelitian
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana keeratan hubungan
antara dukungan suami dengan Self esteem pada penderita kanker payudara di
Bandung Cancer Society. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian
non eksperimental dengan menggunakan metode korelasional
Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variable. Dengan teknik
korelasi ini seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah
variabel dengan variabel lain. Besarnya atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan
dalam bentuk koefisien korelasi ( Arikunto, 2003 : 326). Tujuan Penelitian
korelasional adalah untuk menditeksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor
berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien
korelasi.
Ciri-ciri penelitian korelasional:
a. Penelitian ini cocok dilakukan dengan variabel-variabel yang diteliti rumit
atau tak dapat diteliti dengan metoda eksperimen.
b. Studi yang dilakukan memungkinkan untuk pengukuran beberapa variabel
dan saling hubungan secara serentak dalam keadaan realistik
Page 61
Bab III Metodologi Penelitian 45
c. Apa yang diperoleh adalah taraf tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan
ada tidaknya saling hubungan tersebut. Berbeda dengan penelitian eksperimen
yang dapat memperoleh ada tidaknya efek tertentu.
3.2. Identifikasi Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan
diteliti. Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah :
Variabel Pertama: Dukungan sosial suami
Variabel Kedua : Self-esteem
3.3 Varibel Penelitian
3.3.1. Dukungan suami
3.3.1.1 Definisi konseptual
Dukungan sosial adalah perasaan nyaman, perhatian, penghargaan, atau
bantuan yang diterima seseorang dari orang atau kelompok lain (Sarafino, 1994).
Lima aspek yang terkandung dalam dukungan sosial yaitu dukungan emosional
(emotional support), penghargaan (esteem support), bantuan langsung (instrumental
support), pemberian informasi (informational support), diterima menjadi bagian
komunitas (network support). Pada penelitian ini, dukungan sosial yang dimaksud
Page 62
Bab III Metodologi Penelitian 46
adalah dukungan yang berasal dari suami sebagai orang terdekat dalam relasi
keluarga dari penderita kanker payudara.
3.3.1.2 Definisi operasional
Dukungan sosial suami dalam penelitian ini adalah derajat penghayatan istri
tentang pemahaman dan pengertian yang diberikan suami terhadap apa yang
dirasakan istri. dan kesediaan suami untuk memberikan bantuan verbal maupun non
verbal dan bantuan yang berupa tindakan maupun materi sehingga timbul keyakinan
bahwa dirinya diperhatikan, dihargai, dan dicintai. Dukungan tersebut meliputi:
1. Emotional support derajat penghayatan istri tentang suami dapat memahami
dan mengerti apa yang dirasakan istri (empati), kepedulian serta kesediaan
untuk mendengarkan isi hati mereka (caring) dan memberikan semangat untuk
berjuang melawan penyakitnya.
2. Esteem support, derajat penghayatan istri meliputi ekspresi penghargaan yang
dihayati positif oleh istri yang menderita kanker payudara dari suaminya,
memberikan pujian dan menghargai pendapat yang istri ajukan.
3. Instrumental support, derajat penghayatan istri meliputi pemberian dukungan
yang terlihat langsung secara nyata, seperti bantuan finansial, menemani istri
selama perawatan, serta membantu istri menyelesaikan pekerjaan rumah
tangga.
Page 63
Bab III Metodologi Penelitian 47
4. Informational support yaitu, derajat penghayatan istri meliputi suami
memberikan informasi serta memberikan nasihat atau umpan balik atau saran
yang berkaitan dengan penyakit kanker.
5. Network support, derajat penghayatan istri meliputi suami membuat istri
merasa diterima menjadi bagian dari kelompok, membuat istri memiliki teman
berbagi pengalaman dan beraktifitas.
3.3.2. Self-esteem
3.3.2.1 Definisi konseptual
Self esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan
memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima, menolak, juga indikasi
besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuannya, keberartian, kesuksesan,
dan keberhargaan. (Coopersmith 1967:4-5)
3.3.2.2 Definisi operasional
Self esteem yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tinggi rendahnya
evaluasi atau penilaian yang dibuat istri yang menderita kanker payudara mengenai
kebiasaan memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima atau menolak dan
indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kekuasaan, keberartian, kebajikan,
serta kemampuan yang dimilikinya dalam menghadapi penyakit kanker yang
dideritanya. Adapun yang dapat diukur dari aspek-aspek self esteem yaitu:
Page 64
Bab III Metodologi Penelitian 48
1. Power (kekuasaan)
Yaitu tinggi rendahnya evaluasi penderita kanker payudara untuk dapat
mengontrol tingkah lakunya sendiri dan orang lain, serta adanya pengakuan
dan penghormatan yang diterima individu dari orang lain
2. Significance (Keberartian)
Yaitu tinggi rendahnya evaluasi penderita kanker payudara mengenai adanya
kepedulian,perhatian, dan cinta yang diterimanya dari orang lain ditandai
dengan kehangatan, keikutsertaan,perhatian dan kesukaan orang lain yang
dirasakannya
3. Virtue (Kebajikan)
Yaitu tinggi rendahnya evaluasi dari kebiasaan penderita kanker akan ketaatan
dalam menjalankan ibadah, tidak menyakiti hati orang lain, dan bertingkah
laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
4. Competence (kemampuan)
Yaitu tinggi rendahnya evaluasi penderita kanker mengenai keyakian dirinya
dapat mengerjakan berbagai macam tugas sesuai dengan peran dan usianya,
mampu mencapai prestasi tanpa dipengaruhi orang lain, juga masih aktif di
lingkungan sosial dan masih memiliki kepercayaan diri untuk bersaing dengan
lingkungannya.
Page 65
Bab III Metodologi Penelitian 49
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi Penelitian
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti
jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan
sampelnya. (Arikunto, 2003 : 128). Populasi dalam penelitian ini adalah 50 penderita
kanker payudara di Bandung Cancer Society. Dari jumlah populasi tersebut, untuk
memperkecil peluang kesalahan diambil jumlah sampel sebanyak 15 orang dengan
karakteristik sampel yang dijadikan subjek penelitian adalah sebagai berikut :
a. Anggota Bandung Cancer Society yang mengidap kanker payudara
b. usia 29-40 tahun, karena pada rentang usia tersebut merupakan periode
penyesuaian diri terhadap pola kehidupan dan harapan baru seperti tugas-
tugas perkembangan untuk mendapatkan pekerjaan atau menjalin suatu
hubungan untuk menikah.
3.5 Alat Ukur
3.5.1 Alat Ukur Dukungan Suami
Alat ukur dukungan suami yang digunakan dalam penelitian ini
dikembangkan oleh peneliti berdasarkan teori dukungan sosial yang dikemukakan
oleh Sarafino (1994). Alat ukur yang digunakan jenisnya Kuesioner (angket).
Page 66
Bab III Metodologi Penelitian 50
Menurut Suharsimi Arikunto Kuisioner adalah kumpulan dari pertanyaan yang
diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan
cara menjawab juga dilakukan tertulis (Arikunto,2003:135). Kuesioner ini terdiri dari
item-item yang mewakili dimensi-dimensi dukungan suami, yaitu: dukungan emosi
(emotional support), dukungan penghargaan (esteem support), dukungan instrumental
(instrumental support), dukungan informasi (informational support), dan dukungan
jaringan (network support). Kisi-kisi alat ukur dukungan suami dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.5.1
Kisi-Kisi Alat Ukur Dukungan Suami
Aspek Indikator + -
Dukungan Emosi Derajat penghayatan istri
tentang kesediaan suami
memahami apa yang dirasakan
istri
8, 20,27, 46,48 7, 15, 17
Derajat penghayatan istri
tentang kesediaan suami
mendengarkan isi hati istri
34, 39 25, 67,69
Page 67
Bab III Metodologi Penelitian 51
Derajat penghayatan istri
tentang kesediaan suami
memberikan semangat
44, 68 16, 47
Dukungan
Penghargaan
Derajat penghayatan istri
tentang kesediaan suami
memberikan Pujian
36,28 21,10
Derajat penghayatan istri
tentang kesediaan suami
menghargai pendapat istri
9, 38, 45 1,19, 41
Dukungan
instrumental
Derajat penghayatan istri
tentang kesediaan suami
memberikan bantuan materil
selama perawatan
3,5, 29,33,50
Derajat penghayatan istri
tentang kesediaan suami
memberikan bantuan moril
selama perawatan
13,18,52,56 51,55,57
Page 68
Bab III Metodologi Penelitian 52
Derajat penghayatan istri
tentang kesediaan suami
membantu tugas istri
30,66 53.54
Dukungan
informasi
Derajat penghayatan istri
tentang kesediaan suami
memberikan informasi
4, 6, 22 37, 59 ,62 ,64
Derajat penghayatan istri
tentang kesediaan suami
memberikan nasihat, umpan
balik atau saran
11, 12, 23, 42,
58
2,61,63
Dukungan
jaringan
Derajat penghayatan istri
tentang kesediaan suami
membuat istri merasa menjadi
bagian dari kelompok
14,24,40,60 31, 35,65
Derajat penghayatan istri
tentang kesediaan suami
membuat istri memiliki teman
berbagi pengalaman dan
beraktifitas
26, 32 43, 49
Page 69
Bab III Metodologi Penelitian 53
Sistem penilaian yang dipakai, sesuai dengan metode skala likert, dengan
empat pilihan jawaban yang telah disediakan untuk setiap item yaitu : SS (Sangat
Sesuai), S ( Sesuai ), KS ( Kurang Sesuai ), TS ( Tidak Sesuai ).
• Bobot nilai yang diberikan untuk item positif adalah sebagai berikut :
Nilai 4 untuk jawaban SS ( Sangat Sesuai )
Nilai 3 untuk jawaban S ( Sesuai )
Nilai 2 untuk jawaban KS ( Kurang Sesuai )
Nilai 1 untuk jawaban TS ( Tidak Sesuai )
• Bobot nilai yang diberikan untuk item negatif adalah sebagai berikut :
Nilai 1 untuk jawaban SS ( Sangat Sesuai )
Nilai 2 untuk jawaban S ( Sesuai )
Nilai 3 untuk jawaban KS ( Kurang Sesuai )
Nilai 4 untuk jawaban TS ( Tidak Sesuai )
3.5.2 Alat Ukur Self esteem
Variabel self-esteem diukur dengan menggunakan kuisioner yang
diadaptasi dari Self esteem inventory dari Coopersmith. Item-item pada skala tersebut
dimodifikasi sesuai dengan kondisi subjek Pengukuran variabel Self esteem
menggunakan teknik skala Likert. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang
umum digunakan dalam kuesioner dan merupakan skala yang paling banyak
digunakan dalam riset berupa survey. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala
Page 70
Bab III Metodologi Penelitian 54
Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan
dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Skala Likert merupakan metode
skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu
pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert
yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia.
Kisi-kisi alat ukur Self esteem penderita kanker payudara dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 3.5.2
Kisi-kisi Alat Ukur Self esteem kanker payudara
Aspek Indikator + -
Power Penderita merasa mampu
mengontrol tingkah lakunya
sendiri dan orang lain
1,9,11,21, 25 4,30,34
Penderita merasa adanya
pengakuan serta
penghormatan yang diterima
nya dari suami, anak, dan
orang lain
3,17,29 2,32
Page 71
Bab III Metodologi Penelitian 55
Significance Penderita kanker payudara
merasa adanya kepedulian
dan perhatian yang
diberikan oleh orang lain
serta merasa dirinya dicintai
oleh orang lain
5,13,19,31,35,39 10,22,26,36,40,46,4
8,50,52
Virtue
Penderita masih rajin dalam
menjalankan ibadah, tidak
menyakiti hati orang lain,
dan bertingkah laku sesuai
dengan nilai-nilai yang ada
di masyarakat.
15,23,41 12,14,36
Competence Penderita merasa mampu
mengerjakan berbagai
macam tugas sesuai dengan
peran yang dimilikinya dan
usianya
7,27,37,43 6,16,20,42
Penderita merasa mampu
mencapai suatu prestasi
tanpa dipengaruhi orang lain
49,51,53,54 18,28,44
Page 72
Bab III Metodologi Penelitian 56
Penderita masih aktif berada
di lingkungan sosial dan
masih memiliki kepercayaan
diri untuk bersaing dengan
lingkungannya
33,45,47
8,24
Sistem penilaian yang dipakai, sesuai dengan metode skala likert, dengan
empat pilihan jawaban yang telah disediakan untuk setiap item yaitu : SS ( Sangat
Sesuai ), S ( Sesuai ), KS ( Kurang Sesuai ), TS ( Tidak Sesuai ).
o Bobot nilai yang diberikan untuk item positif adalah sebagai berikut :
Nilai 4 untuk jawaban SS ( Sangat Sesuai )
Nilai 3 untuk jawaban S ( Sesuai )
Nilai 2 untuk jawaban KS ( Kurang Sesuai )
Nilai 1 untuk jawaban TS ( Tidak Sesuai )
o Bobot nilai yang diberikan untuk item negatif adalah sebagai berikut :
Nilai 1 untuk jawaban SS ( Sangat Sesuai )
Nilai 2 untuk jawaban S ( Sesuai )
Nilai 3 untuk jawaban KS ( Kurang Sesuai )
Nilai 4 untuk jawaban TS ( Tidak Sesuai )
Page 73
Bab III Metodologi Penelitian 57
3.6 Pengujian Alat Ukur
Setelah alat pengukur selesai disusun dan diulas, selanjutnya kita harus
melakukan uji coba di lapangan. Di dalam melaksanakan uji coba, kita menyajikan
pertanyaan atau pernyataan yang telah kita susun kepada sekelompok responden.
Hasil-hasil uji-coba ini kemudian akan digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat
pengukur yang telah kita susun memiliki validitas dan reliabilitas. Suatu alat
pengukur yang baik harus memiliki validitas dan reliabilitas. Pada umumnya tanda-
tanda yang dipergunakan untuk menyatakan validitas dan reliabilitas suatu alat ukur
adalah melalui perhitungan angka-angka koefisien korelasi dari 0 sampai 1,00.
Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi item berdasarkan norma Guilford (Subino,
1987:115), adalah:
Tabel 3.6
Derajat Korelasi Guilford (1965)
Koefisien Derajat Hubungan
0,00- 0,20 Korelasi lemah sekali
0,21-0,40 Korelasi rendah
0,41-0,70 Korelasi cukup berarti
0,71-0,90 Korelasi cukup tinggi
0,90-1,00 Korelasi sangat tinggi
Page 74
Bab III Metodologi Penelitian 58
3.6.1 Uji Validitas Alat Ukur
Validitas adalah pengujian yang bertujuan untuk menggambarkan tingkat
instrumen yang bersangkutan, mampu mengukur apa yang akan diukur.
(Arikunto,2003:219). Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila
tes tersebut memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud tes
tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran
merupakan tes yang memiliki validitas yang rendah. Hal lain yang penting dalam
konsep validitas adalah kecermatan dalam pengukuran. Tes yang validitasnya tinggi
tidak saja akan menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, tetapi juga dengan
kecermatan yang tinggi dalam mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada dalam
atribut yang akan diukur
Untuk melihat derajat validitas alat ukur, digunakan teknik korelasi dengan
metoda rank Spearman dimana dihitung nilai korelasi antara skor tiap item dengan
skor total.
Untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut memiliki validitas, ada beberapa
langkah yang harus dilakukan (Siegel,1994:263)
1. Membuat rangking pada kedua unit variabel yang
akan diuji korelasinya masing-masing dengan urutan
nilai skor terkecil sampai terbesar
Page 75
Bab III Metodologi Penelitian 59
2. Mencari nilai di dengan cara mengurangirangking
variabel satu dengan rangking variabel dua untuk
setiap variabel
3. Menghitung nilai di2 untuk setiap subjek dengan
menjumlahkan angka 2 tersebut untuk seluruh subjek
sehingga didapat di2
4. Mencari koefisien korelasi setiap item dengan
menggunakan rumus koefisien korelasi dari rank
Spearman (rs) sebagai berikut
∑ ∑
∑ ∑ ∑−+=
22
21
22
.2 YX
dYXrs
Dimana:
rs = koefisien korelasi rank Spearman
∑x = faktor korelasi variabel x
∑y = factor korelasi variable y
d1 = selisih variabel x dan y
Untuk melihat rs tabel digunakan tabel P, dengan demikian item yang memiliki
nilai korelasi lebih besar dari nilai korelasi rs tabel dikatakan sebagai item yang
valid.
Page 76
Bab III Metodologi Penelitian 60
3.6.2 Uji Reliabilitas Alat Ukur
Konsep reliabilitas berlandaskan pada konsistensi skor yang dicapai individu
yang sama dalam atribut psikologis yang sama, walaupun diukur pada waktu yang
berbeda ataukah menggunakan instrument yang berbeda. (Noor,2009:148)
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam menguji reliabilitas adalah
teknik belah dua (Split half ), dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menyajikan alat pengukur kepada sejumlah responden, kemudian
dihitung validitas itemnya. Item-item yang valid dikumpulkan menjadi satu, yang
tidak valid dibuang.
2. Membagi item-item yang valid tersebut menjadi dua belahan. Belahan
pertama berisi item yang bernomor ganjil sedangkan belahan kedua berisi item
yang bernomor genap.
3. Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan.
Langkah ini akan menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden
yaitu skor total belahan pertama dan skor belahan kedua.
4. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan
kedua dengan teknik korelasi rank spearman dengan menggunakan metode SPSS
18.0, maka didapatlah nilai rs tt.
5. Setelah didapat angka korelasinya (rs tt), lalu cari angka reliabilitas
untuk keseluruhan item yang disebut rstot dengan rumus :
Page 77
Bab III Metodologi Penelitian 61
( )tt
tttot rs
rsrs
+=
1
2
Keterangan :
rs tot = Angka reliabilitas keseluruhan item
rs tt = Angka korelasi belahan pertama dengan belahan kedua.
Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi item berdasarkan norma Guilford
(Subino,1987:115), adalah:
Tabel 3.6.2
Derajat Korelasi Guilford (1965)
Koefisien Derajat Hubungan
0,00-0,20 Derajat reliabilitas hampir tak ada
0,21-0,40 Derajat reliabilitas rendah
0,41-0,70 Derajat reliabilitas sedang
0,71-0,90 Derajat reliabilitas tinggi
0,91-1,00 Derajat reliabilitas tinggi sekali
Page 78
Bab III Metodologi Penelitian 62
3.7 Teknik Analisis
3.7.1 Koefisien Korelasi rank Spearman
Untuk menguji signifikansi hubungan antara kedua variabel dalam penelitian
ini, digunakan perhitungan statistik The Spearman rank-Order Correlation
Coefisien. Korelasi rank Spearman ini merupakan pengukuran dengan menggunakan
skala ordinal.
Alasan menggunakan teknik korelasi rank Spearman adalah :
- Data dalam penelitian ini berpasangan.
- Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data ordinal.
- Teknik statistik berbentuk non-parametrik.
Adapun langkah-langkah perhitungannya (Siegel,1994: 253-257 )adalah
sebagai berikut :
1. Beri ranking observasi-observasi pada variabel X (Dukungan Sosial)
mulai 1 sampai N, juga observasi-observasi pada variabel Y (Self Esteem)
mulai 1 sampai N.
2. Daftarlah N subjek, beri setiap subjek ranking pada variabel X (Dukungan
Sosial) dan variabel Y (Self Esteem).
Page 79
Bab III Metodologi Penelitian 63
3. Tentukan harga di untuk setiap subjek dengan mengurangkan ranking Y
(Self Esteem) pada ranking X (Dukungan Sosial), kemudian kuadratkan
harga itu untuk menentukan harga di2 masing-masing subjek.
4. Jumlahkan harga di2 untuk mendapatkan Σdi
2.
5. Menghitung rs dengan ketentuan :
Apabila tidak terdapat data yang berangka sama, maka rumus yang digunakan
adalah :
Keterangan :
rs = Koefisien korelasi rank Spearman
N = Total pengamatan
di2 = Beda antara dua pengamatan berpasangan
a. Apabila terdapat ranking yang berangka sama, maka perlu dilakukan
koreksi dengan menghitung faktor koreksi T, yaitu dengan rumus :
Keterangan :
t = Banyaknya observasi yang berangka sama pada suatu
ranking tertentu.
( )NN
dirs −
−= ∑
3
261
12Tdan T
3
yx
tt −=
Page 80
Bab III Metodologi Penelitian 64
b. Bila ranking yang berangka sama berjumlah banyak, maka rumus yang
digunakan dalam perhitungan adalah :
Dimana :
3.7.2 Uji Signifikansi (rs)
Uji signifikansi ini digunakan untuk menentukan apakah variabel-variabel
berkorelasi (berhubungan). Signifikansi diuji dari rank yang bersangkutan. Untuk
sampel berjumlah besar (N ≥ 10), uji signifikansi rs tersebut menggunakan rumus
sebagai berikut (Siegel, 1994 : 262-263) :
Kriteria penolakan Ho jika t hit > t tabel, dengan taraf signifikansi α = 0,05
dan dk = N-2. Untuk melihat t tabel dipergunakan tabel B (Tabel Harga-harga Kritis
t) untuk tes satu sisi. Untuk mengetahui berapa persentase variabel satu memberikan
kontribusi terhadap variabel dua maka digunakan Coeficient determination (kekuatan
koreksi) dengan rumus sebagai berikut :
∑ ∑
∑ ∑ ∑−+=
22
222
.2 YX
diYXrs
∑ ∑−−= xTNN
X12
32
∑ ∑−−= yTNN
Y12
32
( )21
2
s
sr
Nrt
−−=
%1002xrd s=
Page 81
Bab III Metodologi Penelitian 65
3.7.3 Perhitungan Median
Kriteria untuk menentukan penilaian tinggi rendahnya dukungan sosial dan
tinggi rendahnya self esteem digunakan perhitungan median karena data berskala
ordinal. Skor tinggi adalah bila skor berada diatas median dan skor rendah apabila
skor berada dibawah median atau sama dengan median.
Ketentuan untuk perhitungan median (Sudjana,2005:78) adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan median dari distribusi tak tergolong. Nilai median dan bilangan dari
data yang terletak di tengah-tengah setelah diurut dari nilai terkecil sampai nilai
terbesar.
2. Perhitungan median dari distribusi tergolong dilakukan dengan menggunakan
langkah-langkah berikut :
a. Tentukan kelas median
b. Menentukan limit median, yaitu dengan batas bawah kelas median dan dengan
batas atas kelas median yang ada dibawahnya kemudian dijumlah dan dibagi
dua.
c. Menentukan interval, caranya :
� Tentukan range, yaitu selisih antara data yang terbesar dengan data
yang terkecil.
� Tentukan kelas interval dengan menggunakan aturan struges :
P = 1 + 3,3 log (N).
� Bagi range dengan kelas interval.
Page 82
Bab III Metodologi Penelitian 66
� Menetukan F median.
� Menetukan f median.
� Masukkan semua nilai di atas ke dalam rumus berikut :
Me = f
FNpb )( 21 −+
Keterangan :
Me = Median
b = Batas bawah kelas median
p = Panjang kelas median
F = Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f = Frekuensi kelas median
N = Ukuran sampel atau banyaknya data.
3.8 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur Pelaksanaan Penelitian yang dilakukan terbagi dalam 4 tahap yaitu :
1. Tahap Persiapan
a) Melakukan observasi awal di Bandung Cancer Society untuk
membicarakan masalah perizinan dan menemukan masalah yang
dihadapi oleh penderita kanker.
b) Melakukan studi kepustakaan
c) Mempersiapkan surat izin yang diperlukan untuk melakukan
penelitian dari pihak Fakultas Psikologi UNISBA
Page 83
Bab III Metodologi Penelitian 67
d) Menyusun usulan rancangan penelitian sesuai dengan masalah yang
akan diteliti
e) Menetapkan populasi dan sampel penelitian
f) Membuat alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian
g) Melakukan uji coba alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan
dalam penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
a) Menemui pengurus Bandung Cancer Society untuk mendapatkan izin
mengambil data dari responden
b) Memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian yang
dilakukan dan memohon kesediaan subjek untuk dijadikan sebagai
responden dalam penelitian ini, kemudian mereka diberikan petunjuk
mengenai tata cara pengisian angket
c) Melaksanakan pengambilan data yaitu subjek diminta untuk mengisi
angket yang telah disediakan dan dilakukan secara individual
3. Tahap Pengolahan Data
a) Mengumpulkan angket yang telah diisi oleh responden
b) Melakukan skoring dengan menilai setiap hasil angket yang telah diisi
oleh responden dan merangking data yang diperoleh pada setiap alat
ukur tersebut
Page 84
Bab III Metodologi Penelitian 68
c) Menghitung dan mentabulasi data yang diperoleh
d) Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk
menguji hipotesis penelitian dan korelasi antara variabel penelitian
4. Tahap Pembahasan
a) Menginterpretasikan hasil analisis statistik yang dibahas berdasarkan
teori dan kerangka pikir yang digunakan
b) Merumuskan kesimpulan hasil penelitian dengan mengajukan saran-
saran yang ditujukan untuk perbaikan dan kesempurnaan penelitian
Page 85
Bab IV Hasil dan pembahasan
69
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini disajikan hasil penelitian mengenai hubungan antara
dukungan sosial suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di
Bandung Cancer Society. Jumlah total butir pernyataan yang diajukan pada variabel
dukungan suami ada sebanyak 69 item, namun yang valid hanya 59 item. Demikian
juga pada variabel self esteem, jumlah total butir pernyataan yang diajukan ada
sebanyak 54 item dan yang valid hanya 47 item.
4.1 Pengujian Statistik
Pada pengujian statistik akan diuji hubungan dukungan sosial suami dengan self
esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Jenis korelasi
yang digunakan untuk menguji dukungan sosial suami dengan self esteem adalah
koefisien korelasi rank Spearman. Koefisien korelasi rank Spearman digunakan
untuk mengetahui seberapa besar keeratan hubungan antara dua variable penelitian
dengan skala ordinal.
Page 86
70 Bab IV Hasil dan pembahasan
4.1.1 Hipotesis Statistik yang Diajukan
Ho : ρs = 0 Tidak terdapat hubungan yang positif antara dukungan suami
dengan self esteem pada penderita kanker payudara di
Bandung Cancer Society.
H1 : ρs ≠ 0 Terdapat hubungan positif antara dukungan suami dengan self
esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer
Society
4.1.2 Kriteria Pengujian
Kriteria uji berdasarkan metoda statistika yang digunakan untuk menghitung
hubungan antar variabel dukungan suami dengan Self esteem penderita kanker
didasarkan pada perbandingan thitung dengan ttabel. Tolak Ho yang menyatakan
terdapat hubungan antara dukungan sosial suami dengan self esteem pada penderita
kanker payudara di Bandung Cancer Society jika thitung > ttabel. Pada taraf signifikansi
@ = 0,05 dan dk = N-2 dengan melihat pada table B (table harga-harga kritis t) untuk
tes satu sisi.
Page 87
71 Bab IV Hasil dan pembahasan
4. 2 Hasil pengolahan data
4.2.1 Hasil Uji Hubungan Antara Dukungan Suami Dengan Self Esteem
Menggunakan Korelasi rank Spearman
Berikut hasil pengujian hubungan dukungan suami dengan self esteem pada
penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society, seperti terangkum dalam
tabel 4.2.1
Tabel 4.2.1
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Antara Dukungan Suami Dengan Self Esteem
Rs thitung ttabel D Keeratan
Hubungan
0,716 3,698 2,160 51,3% Cukup tinggi
Berdasarkan hasil pengolahan data pada table 4.2.1 diperoleh thitung > ttabel
sehingga ada alasan yang kuat untuk menolak Ho dan menerima H1 dengan rs =
0,716, yang menurut table Guilford (dalam, Subino,1987:115) termasuk ke dalam
kriteria derajat korelasi cukup tinggi.
Page 88
72 Bab IV Hasil dan pembahasan
Melalui hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif
antara dukungan suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di
Bandung Cancer Society. Nilai korelasi yang terjadi menunjukkan bahwa
peningkatan dukungan suami akan meningkatkan self esteem pada penderita
kanker payudara di Bandung Cancer Society atau semakin tinggi dukungan suami
diberikan maka semaking tinggi self esteem pada penderita kanker payudara di
Bandung Cancer Society. Nilai determinasi (d) sebesar 51,3% menunjukkan
bahwa dukungan suami memberikan kontribusi sebesar 51,3% terhadap self
esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society.
4.2.2 Hasil Uji Hubungan Antara Dukungan Suami (Aspek Emosional) Dengan
Self Esteem Menggunakan Korelasi Rank Spearman
Berikut hasil pengujian hubungan antara dukungan suami (aspek emosional)
dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society,
seperti terangkum dalam tabel 4.2.2
Page 89
73 Bab IV Hasil dan pembahasan
Tabel 4.2.2
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Antara Dukungan Suami (Aspek Emosional)
Dengan Self Estem
rs thitung ttabel D Keeratan
Hubungan
0,697 3,505 2,160 48,% Cukup
berarti
Berdasarkan hasil pengolahan data pada table 4.2.2 diperoleh thitung > ttabel
sehingga ada alasan yang kuat untuk menolak Ho ditolak dan menerima H1
dengan rs = 0,697, yang menurut table Guilford (dalam, Subino,1987:115)
termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi cukup berarti
Melalui hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif
antara dukungan suami (aspek emosional) dengan self esteem pada penderita
kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai korelasi yang terjadi
menunjukkan bahwa peningkatan dukungan suami (aspek emosional) akan
meningkatkan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer
Society atau semakin tinggi dukungan suami (aspek emosional) yang diberikan
Page 90
74 Bab IV Hasil dan pembahasan
maka semakin tinggi self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung
Cancer Society. Nilai determinasi (d) sebesar 48,6% menunjukkan bahwa
dukungan suami (aspek emosional) memberikan kontribusi sebesar 48,6%
terhadap self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society.
4.2.3 Hasil Uji Hubungan Antara Dukungan Suami (Aspek Penghargaan)
Dengan Self Esteem Menggunakan Korelasi Rank Spearman
Berikut hasil pengujian hubungan antara dukungan suami (aspek penghargaan)
dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society,
seperti terangkum dalam tabel 4.2.3
Tabel 4.2.3
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Antara Dukungan suami (Aspek Penghargaan)
Dengan Self Estem
rs thitung ttabel D Keeratan
Hubungan
0,751 4,101 2,160 56,4% Cukup tinggi
Berdasarkan hasil pengolahan data pada table 4.2.3 diperoleh thitung > ttabel
sehingga ada alasan yang kuat untuk menolak Ho dan menerima H1 dengan rs =
Page 91
75 Bab IV Hasil dan pembahasan
0,751, yang menurut table Guilford (dalam, Subino,1987:115) termasuk ke dalam
kriteria derajat korelasi cukup tinggi.
Melalui hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif
antara dukungan suami (aspek penghargaan) dengan self esteem pada penderita
kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai korelasi yang terjadi
menunjukkan bahwa peningkatan dukungan suami (aspek penghargaan) akan
meningkatkan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer
Society atau semakin tinggi dukungan sosial (aspek penghargaan) yang diberikan
maka semakin tinggi self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung
Cancer Society. Nilai determinasi (d) sebesar 56,4% menunjukkan bahwa
dukungan suami (aspek penghargaan) memberikan kontribusi sebesar 56,4%
terhadap self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society.
4.2.4 Hasil Uji Hubungan Antara Dukungan Suami (Aspek Instrumental)
Dengan Self Esteem Menggunakan Korelasi Rank Spearman
Berikut hasil pengujian hubungan antara dukungan suami (aspek instrumental)
dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society,
seperti terangkum dalam tabel 4.2.4
Page 92
76 Bab IV Hasil dan pembahasan
Tabel 4.2.4
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Antara Dukungan suami (Aspek Instrumental)
Dengan Self Estem
Rs thitung ttabel D Keeratan
Hubungan
0,532 2,265 2,160 28,3% Cukup
berarti
Berdasarkan hasil pengolahan data pada table 4.2.4 diperoleh thitung > ttabel
sehingga ada alasan yang kuat untuk menolak Ho dan menerima H1 dengan rs =
0,532, yang menurut table Guilford (dalam, Subino,1987) termasuk ke dalam
kriteria derajat korelasi cukup berarti.
Melalui hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif
antara dukungan suami (aspek instrumental) dengan self esteem pada penderita
kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai korelasi yang terjadi
menunjukkan bahwa peningkatan dukungan suami (aspek instrumental) akan
meningkatkan self esteem pada penderita kanker di Bandung Cancer Society atau
Page 93
77 Bab IV Hasil dan pembahasan
semakin tinggi dukungan sosial suami (aspek istrumental) yang diberikan maka
semakin tinggi self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer
Society. Nilai determinasi (d) sebesar 28,3% menunjukkan bahwa dukungan suami
(aspek instrumental) hanya memberikan kontribusi sebesar 28,3% terhadap self
esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society
4.2.5 Hasil Uji Hubungan Antara Dukungan Suami (Aspek Informasi) Dengan
Self Esteem Menggunakan Korelasi Rank Spearman
Berikut hasil pengujian hubungan antara dukungan suami (aspek informasi)
dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society,
seperti terangkum dalam tabel 4.2.5
Tabel 4.2.5
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Antara Dukungan suami (Aspek Informasi)
Dengan Self Estem
Rs thitung ttabel D Keeratan
Hubungan
0,738 3,943 2,160 54,5% Cukup tinggi
Berdasarkan hasil pengolahan data pada table 4.2.5 diperoleh thitung > ttabel
sehingga ada alasan yang kuat untuk menolak Ho ditolak dan menerima H1
Page 94
78 Bab IV Hasil dan pembahasan
dengan rs = 0,738, yang menurut table Guilford (dalam, Subino,1987:115)
termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi cukup tinggi.
Melalui hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif
antara dukungan suami (aspek informasi) dengan self esteem pada penderita
kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai korelasi yang terjadi
menunjukkan bahwa peningkatan dukungan suami (aspek informasi) akan
meningkatkan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer
Society atau semakin tinggi dukungan sosial (aspek informasi) diberikan maka
semakin tinggi self esteem penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society.
Nilai determinasi (d) sebesar 54,5% menunjukkan bahwa dukungan suami (aspek
instrumental) memberikan kontribusi sebesar 54,5% terhadap self esteem pada
penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society.
4.2.6. Hasil Uji Hubungan Antara Dukungan Suami (Aspek Jaringan) Dengan
Self Esteem Menggunakan Korelasi Rank Spearman
Berikut hasil pengujian hubungan antara dukungan suami (aspek jaringan)
dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society,
seperti terangkum dalam tabel 4.2.6.
Page 95
79 Bab IV Hasil dan pembahasan
Tabel 4.2.6
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Antara Dukungan Suami (Aspek Jaringan)
Dengan Self Estem
Rs thitung ttabel D Keeratan
Hubungan
0,796 4,742 2,160 63,4% Cukup tinggi
Berdasarkan hasil pengolahan data pada table 4.2.6 diperoleh thitung > ttabel
sehingga ada alasan yang kuat untuk menolak Ho ditolak dan menerima H1
dengan rs = 0,796, yang menurut table Guilford (dalam,Subino,1987:115)
termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi cukup tinggi.
Melalui hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif
antara dukungan suami (aspek jaringan) dengan self esteem pada penderita kanker
payudara di Bandung Cancer Society. Nilai korelasi yang terjadi menunjukkan
bahwa peningkatan dukungan suami (aspek jaringan) akan meningkatkan self
esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society atau semakin
tinggi dukungan suami (aspek jaringan) diberikan maka semakin tinggi self esteem
penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai determinasi (d)
Page 96
80 Bab IV Hasil dan pembahasan
sebesar 63,4% menunjukkan bahwa dukungan suami (aspek jaringan) memberikan
kontribusi sebesar 63,4% terhadap self esteem pada penderita kanker payudara di
Bandung Cancer Society.
Secara keseluruhan, tabel hasil perhitungan korelasi rank Spearman (rs)
antara dukungan suami beserta aspek-aspeknya dengan self esteem dirangkum
sebagai berikut:
Tabel 4.7
Ringkasan Hasil Perhitungan Korelasi rank Spearman antara
Dukungan sosial suami dengan Self Esteem beserta Aspek-aspeknya
Hubungan Rs
Dukungan sosial suami dengan self esteem 0,716
Dukungan sosial suami aspek emotional support dengan self esteem
0,697
Dukungan sosial suami aspek esteem support dengan self esteem
0,751
Dukungan sosial suami aspek instrumental support dengan self esteem
0,532
Dukungan sosial suami aspek informational support dengan self esteem
0,738
Dukungan sosial suami aspek network support dengan self esteem
0,796
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai korelasi (rs) antara aspek network
support pada dukungan suami lebih tinggi dibandingkan dengan nilai korelasi (rs)
Page 97
81 Bab IV Hasil dan pembahasan
aspek-aspek lainnya pada dukungan suami dengan self esteem. Dengan demikian,
hubungan antara dukungan suami pada aspek network support dengan self esteem
lebih tinggi dibandingkan hubungan antara dukungan suami pada aspek lainnya
dengan self esteem. Sedangkan aspek instrumental support pada dukungan suami
lebih rendah dibandingkan dengan nilai korelasi (rs) aspek-aspek lainnya pada
dukungan suami dengan self esteem. Dengan demikian, hubungan antara dukungan
suami pada aspek instrumental support dengan self esteem lebih rendah
dibandingkan hubungan antara dukungan suami pada aspek lainnya dengan self
esteem
4.3 Data Penelitian Berdasarkan Perhitungan Median
Melalui gambaran dukungan suami terhadap istri penderita kanker payudara di
Bandung Cancer Society dapat diketahui bagaimana para suami memberikan
dukungan terhadap istrinya yang penderita kanker payudara. Sebagaimana telah
diketahui sebelumnya bahwa terdapat hubungan yang tinggi dan positif antara
dukungan suami dengan self esteem, artinya dukungan suami sangat dibutuhkan
dalam membantu penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society.
Gambaran dukungan suami dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan
rendah yang mengacu pada nilai median.
Nilai median yang digunakan pada penelitian ini bukan berdasarkan norma
kelompok, tetapi didasarkan pada nilai ideal (rentang skor maksimum dan skor
minimum). Hal ini dilakukan agar penilaian lebih objektif, karena prinsip dari
Page 98
82 Bab IV Hasil dan pembahasan
median adalah membagi data menjadi 2 kelompok yang sama maka jika
menggunakan norma kelompok secara otomatis data akan mengelompok dengan
proporsi yang sama. Berikut ini disajikan hasil perhitungan nilai median untuk
variabel dukungan suami dan aspek-aspeknya:
Variabel Dukungan suami dengan jumlah item (valid) = 59
• Skor maksimum = 59 × 4 = 236
• Skor minimum = 59 × 1 = 59
• Median = 147,5
Aspek emosi dengan jumlah item (valid) = 16
• Skor maksimum = 16 × 4 = 64
• Skor minimum = 16 × 1 = 16
• Median = 40
Aspek penghargaan dengan jumlah item (valid) = 9
• Skor maksimum = 9 × 4 = 36
• Skor minimum = 9 × 1 = 9
• Median = 22,5
Aspek instrumental dengan jumlah item (valid) = 14
• Skor maksimum = 14 × 4 = 56
• Skor minimum = 14 × 1 = 14
• Median = 35
Page 99
83 Bab IV Hasil dan pembahasan
Aspek informasi dengan jumlah item (valid) = 12
• Skor maksimum = 12 × 4 = 48
• Skor minimum = 12 × 1 = 12
• Median = 30
Aspek jaringan dengan jumlah item (valid) = 8
• Skor maksimum = 8 × 4 = 32
• Skor minimum = 8 × 1 = 8
• Median = 20
Dukungan suami dikategorikan tinggi jika jumlah skor jawaban responden lebih
besar dari nilai median, sebaliknya dikategorikan rendah jika jumlah skor jawaban
responden lebih kecil atau sama dengan nilai median. Berikut gambaran persepsi
para istri penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society mengenai
dukungan suami.
Page 100
84 Bab IV Hasil dan pembahasan
11, (73.3%)
4, (26.7%)
Tinggi
Rendah
Gambar 4.3.1
Gambaran Persepsi Istri Mengenai Dukungan suami
Pada gambar 4.3.1 dapat dilihat mayoritas istri penderita kanker payudara di
Bandung Cancer Society merasa mendapatkan dukungan yang tinggi dari
suaminya. Hanya sebanyak 4 orang atau sebesar 26,7% responden yang merasa
kurang mendapatkan dukungan dari suaminya.
4.4 Gambaran Self Esteem Penderita kanker payudara di Bandung Cancer
Society
Sama halnya dengan dukungan suami, self esteem penderita kanker payudara di
Bandung Cancer Society juga dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu tinggi
dan rendah. Dikategorikan tinggi jika jumlah skor jawaban rerponden lebih besar
dari median, sebaliknya dikategorikan rendah jika jumlah skor jawaban responden
lebih kecil atau sama dengan nilai median. Berikut perhitungan nilai median untuk
variabel self esteem penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society.
Page 101
85 Bab IV Hasil dan pembahasan
Variabel Self esteem dengan jumlah item (valid) = 47
• Skor maksimum = 47 × 4 = 188
• Skor minimum = 47 × 1 = 47
• Median = 117,5
Melalui pembagian menggunakan nilai median tersebut diperoleh gambaran
self esteem penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society sebagai berikut:
12, (80.0%)
3, (20.0%)
Tinggi
Rendah
Gambar 4.4
Gambaran Self Esteem Istri penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society
Pada gambar 4.4 dapat dilihat sebagian besar penderita kanker payudara di
Bandung Cancer Society memiliki self esteem yang tinggi. hanya sebanyak 3
orang atau sebesar 20% responden memiliki self esteem yang rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan dukungan suami yang tinggi, penderita kanker
payudara di Bandung Cancer Society memiliki self esteem yang tinggi.
Page 102
86 Bab IV Hasil dan pembahasan
Tabel 4.8
Tabulasi silang antara dukungan suami dengan self esteem pada penderita kanker
payudara di Bandung Cancer Society.
Dukungan
Suami
Self Esteem Total
Rendah Tinggi
f % f % f %
Tinggi - - 11 73,3 11 73,3
Rendah 3 20,0 1 6,7 4 26,7
Total 3 20,0 12 80,0 15 100
Pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa seluruh penderita kanker payudara di
Bandung Cancer Society yang mendapatkam dukungan suami tinggi memiliki self
esteem yang tinggi. Sedangkan dari 4 orang yang mersakan dukungan suami
rendah terdapat 3 orang yang memiliki elfesteem rendah dan hanya 1 orang yang
memiliki self esteem yang tinggi.
Page 103
87 Bab IV Hasil dan pembahasan
4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan statistik yang telah dilakukan
dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman, menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara dukungan suami dengan self esteem pada penderita
kanker payudara di Bandung cancer Society. Hal ini dapat dibuktikan dengan
thitung > ttabel. Koefisien korelasi 0,716 termasuk kedalam derajat korelasi cukup
tinggi yang menunjukkan adanya hubungan yang cukup erat antara dukungan
sosial suami dengan self esteem, yang artinya semakin tinggi dukungan sosial
suami semakin tinggi pula self esteem istri penderita kanker payudara.
Selanjutnya, dari hasil pengolahan data juga didapat d=51,3 % yang menunjukkan
variabel dukungan sosial suami memberikan kontribusi dalam mengarahkan
terbentuknya korelasi dengan variabel self esteem sebesar 51,3% sedangkan
48,7% ditentukan oleh variabel lain. Bila dilihat dari pengolahan data median
dukungan sosial suami dari 15 orang penderita kanker payudara yang diteliti,
terdapat 11 penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society yang
menghayati positif terhadap dukungan yang diberikan dari suami, artinya
penderita kanker merasakan bahwa ada orang yang dapat diandalkan ketika
penderita kanker membutuhkan bantuan. Sedangkan 4 orang penderita kanker
payudara lainnya menghayati negatif terhadap dukungan sosial suami dan
merasakan dukungan tersebut kurang mendukung dirinya, artinya suami tidak
dapat diandalkan ketika penderita kanker membutuhkan bantuan.
Page 104
88 Bab IV Hasil dan pembahasan
Dilihat dari hasil tabulasi silang perhitungan median antara dukungan sosial
suami dengan self esteem terdapat 73% (11orang) yang menghayati dukungan
social tinggi dan memiliki self esteem yang tinggi pula, sedangkan yang
menghayati dukungan social suami rendah hanya ada 6,7% (1orang) yang
memiliki self esteem tinggi, selain itu ada juga yang menghayati dukungan sosial
rendah juga memiliki self esteem rendah sebanyak 20% (3orang) yang artinya
semakin tinggi dukungan suami maka semakin tinggi pula self esteem pada
penderita kanker payudara.
Penghayatan positif terhadap dukungan suami membuat penderita kanker
payudara merasa dicintai, diperhatikan, percaya bahwa dirinya dihargai dan
bernilai. Hal ini akan menentukan evaluasi atau penilaian penderita kanker
terhadap dirinya. Menurut Coopersmith (1967) dengan banyaknya jumlah
penghargaan seperti dukungan yang diberikan oleh suami dan perhatian yang
diterima seseorang dari significant other dalam kehidupannya dapat berperan
dalam perkembangan self esteem.
Hal diatas jika dikaitkan dengan fenomena pada penderita kanker yang
menghayati mendapatkan dukungan suami tinggi membuat penderita kanker
memiliki harapan untuk sembuh yang besar mengingat tidak ingin meninggalkan
orang-orang yang dicintainya. Kondisi di atas juga didukung dengan pendapat
(Sarafino,1994) yang menyatakan dengan adanya dukungan suami diharapkan
penderita kanker payudara menilai bahwa ada suami yang dapat diandalkan bila
Page 105
89 Bab IV Hasil dan pembahasan
penderita membutuhkan bantuan, ada yang memberi support untuk sembuh, dan
memberikan kekuatan dalam menghadapi penyakit yang sedang di deritanya.
Dukungan sosial merupakan perasaan pada individu bahwa ia diberi
kenyamanan, diperhatikan, dihargai, dan dibantu oleh orang atau kelompok lain
(Sarafino, 102). Dalam penelitian ini dukungan sosial yang dimaksud adalah
dukungan yang diberikan oleh suami. Terdapat lima jenis dukungan sosial suami
yaitu, dukungan emosional, dukunan penghargaan, dukungan instrumental,
dukungan informasi, dan dukungan jaringan.
Dukungan emosional dari suami meliputi ekspresi empati, dan perhatian pada
istri yang menderita kanker payudara. Dukungan penghargaan dari suami meliputi
suami membuat istri memiliki perasaan berharga dan bernilai walaupun menderita
kanker payudara, dukungan instrumental dari suami meliputi bantuan secara
langsung yang diperoleh istri berupa menemani istri selama perawatan, dan
menyelesaikan tugas dirumah yang tak dapat dikerjakan istri sejak sakit ,
dukungan informasi dari suami meliputi pemberian nasehat, pengarahan, saran,
dan umpan balik kepada istri yang sedang menderita kanker payudara. Dukungan
jaringan dari suami meliputi memberikan kesempatan istri untuk berinteraksi
dengan orang-orang yang mengalami hal serupa dengan istri sehingga dapat
membentuk keyakinan istri bahwa tidak hanya dia yang mengalami penyakit
kanker payudara dan membuat istri lebih percaya bahwa dirinya dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi
Page 106
90 Bab IV Hasil dan pembahasan
Untuk memperoleh data yang lebih rinci tentang hubungan dukungan sosial
suami dengan self esteem pada penderita kanker di Bandung Cancer Society,
maka berikut ini akan dibahas mengenai korelasi dari aspek-aspek yang ada pada
dukungan sosial dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung
Cancer Society.
Bila dilihat dari pengolahan data statistik, dukungan sosial aspek jaringan
memiliki korelasi paling tinggi dengan self esteem yaitu sebesar rs=0,796 yang
termasuk kedalam derajat korelasi cukup tinggi yang menunjukkan adanya
hubungan yang cukup erat antara dukungan sosial suami aspek jaringan dengan
self esteem, yang artinya semakin tinggi dukungan sosial suami aspek jaringan
semakin tinggi pula self esteem istri penderita kanker payudara.
Dengan adanya dukungan jaringan seperti membuat penderita kanker
payudara merasa diterima dalam suatu komunitas, mengajak mereka berbagi
pengalaman atau melakukan aktivitas bersama-sama, membuat penderita kanker
tidak merasa menjadi satu-satunya yang mengalami penderitaan di dunia ini.
Bila kita lihat pula dukungan suami aspek instrumental memiliki korelasi
yang paling rendah dengan self esteem dibandingkan dengan aspek yang lainnya
yaitu sebesar rs=0,532. Dukungan suami aspek instrumental memberikan
kontribusi sebesar 28,3% dalam kaitannya dengan pembentukan self esteem.
Dengan adanya dukungan instrumental seperti pemberian dukungan yang terlihat
langsung secara nyata, seperti bantuan finansial, menemani istri selama
Page 107
91 Bab IV Hasil dan pembahasan
perawatan, serta membantu istri menyelesaikan pekerjaan rumah tangga akan
mengurangi stress istri yang menderita kanker payudara.
Dari hasil pengolahan data dan uraian-uraian di atas, dapat dilihat bahwa
setiap aspek dukungan memberikan kontribusi untuk membantu individu dalam
menilai dirinya sendiri. Dukungan jaringan serta penghargaan yang tinggi
membuat penderita kanker merasa mampu, berharga dan dapat membantu
penderita kanker dalam mengambil keputusan suatu masalah. Namun tanpa
dukungan instrumental, penderita kanker merasa tidak mendapatkan bantuan yang
sifatnya nyata dan langsung dalam bentuk finansial, waktu, tenaga sehingga
bantuan dapat langsung menyelesaikan masalah atau mengurangi beban stress
penderita kanker. Begitu juga dengan dukungan emosional yang akan membuat
penderita kanker merasa tidak dicintai, dipedulikan dan diperhatikan.
Apabila aspek jaringan dalam dukungan suami yang paling tinggi korelasinya
karena bentuk dukungan yang diterima dan dibutuhkan oleh seseorang akan
berbeda-beda, tergantung pada situasi dan kondisi yang dialami. Diperlukan
adanya kesesuaian antara kebutuhan dengan persepsinya mengenai bentuk
dukungan yang diterimanya. Jika terjadi kesesuaian, maka bentuk dukungan
itulah yang paling efektif baginya menurut (Sarafino 1994) dalam penelitian ini
dukungan suami aspek jaringan sangat tinggi berkontribusi dalam perkembangan
self esteem karena dukungan suami aspek jaringan ini membuat penderita merasa
diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang-orang yang mengalami hal
serupa dengannya sehingga dapat membentuk keyakinan istri bahwa tidak hanya
Page 108
92 Bab IV Hasil dan pembahasan
dia yang mengalami penyakit kanker payudara dan membuat istri lebih percaya
bahwa dirinya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Adanya dukungan
suami diharapkan penderita menilai bahwa ada orang yang dapat diandalkan bila
penderita membutuhkan bantuan, ada yang memberi support untuk sembuh, dan
memberikan kekuatan dalam menghadapi penyakit yang sedang di deritanya, hal
ini berkaitan dengan proses self evaluation sehingga membentuk suatu penilaian
mengenai dirinya. Bagaimana penderita kanker payudara percaya bahwa dirinya
memiliki kemampuan, dirinya diakui dan diterima oleh orang lain atau hal ini
biasa dikenal dengan sebutan Self esteem
Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa pada penderita yang menghayati
positif dukungan sosial maupun penghayatan yang negatif terhadap dukungan
sosial dari suami, keduanya sama-sama berpotensi untuk membentuk self esteem
yang tinggi maupun yang rendah
Page 109
Bab V Simpulan dan Saran
93
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara dukungan suami
dengan self esteem penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Terdapat hubungan positif antara dukungan suami dengan self esteem pada
penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society dengan nilai
korelasi sebesar 0,716 dan termasuk dalam kriteria korelasi cukup tinggi.
Hubungan positif mencerminkan bahwa dukungan suami yang tinggi akan
membuat self esteem penderita kanker payudara di Bandung Cancer
Society juga tinggi atau dukungan suami memberikan kontribusi positif
terhadap self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer
Society.
2. Diantara kelima aspek dukungan suami, aspek jaringan memiliki
hubungan yang paling tinggi dengan self esteem pada penderita kanker
payudara di Bandung Cancer Society. Artinya suami membuat istri merasa
menjadi bagian dari kelompok serta membuat istri memiliki teman berbagi
pengalaman dan beraktifitas memberikan kontribusi yang paling besar
dalam meningkatkan self esteem pada penderita kanker payudara di
Bandung Cancer Society.
Page 110
Bab V Simpulan dan Saran 95
3. Aspek instrumental pada dukungan suami memiliki hubungan yang paling
rendah dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung
Cancer Society. Artinya bantuan yang diberikan suami berupa bantuan
finansial serta memberikan bantuan langsung selama perawatan
memberikan kontribusi yang paling kecil dalam meningkatkan self esteem
pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society.
5.2 Saran
Memperhatikan data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian bahwa,
dukungan sosial suami mempunyai hubungan dengan korelasi yang cukup berarti
dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society.
Berikut ini diajukan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi masukan:
1. Bagi pihak Bandung Cancer Society diharapkan menjadi data awal
untuk mengedukasi suami atau orang-orang yang mendampingi
penderita kanker payudara bahwa pengobatan kanker bias ditinjau
bukan hanya dari segi biomedik, tetapi juga harus dilihat sebagai satu
kesatuan dalam biopsikososial. Untuk aspek biologis, tentunya dokter
yang dapat menangani. Namun, untuk asppek psikologis dan social,
suami dan pihak terkait di Bandung Cancer Society dapat ikut
berperan. Sebagai contoh, dari hari hasil penlitian di dapat, bahwa
penderita kekurangan dukungan pada aspek instrumental. Oleh karena
itu, suami agar lebih memprioritaskan pemberian dukungan aspek
instrumental. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil pengolahan data
yang didapat, dukungan instrumentalah yang memiliki korelasi paling
Page 111
Bab V Simpulan dan Saran 95
rendah dengan aspek lainnya. Dengan meningkatkan dukungan
instrumental maka self esteem penderita akan meningkat pula
sehingga tumbuhlah semangat untuk sembuh dari penyakitnya.
2. Untuk penelitian selanjutnya, para peneliti disarankan untuk
mengembangkan variabel dukungan sosial tidak hanya terbatas dari
dukungan social suami, tetapi bisa juga dukungan dari anak atau dari
kelompok dimana penderita menjadi anggotanya.
Page 112
vi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi . 2003. Manajemen Penelitian. Cetakan keenam. Yogyakarta : PT. Rieneka
Cipta
Branden,Nathaniel.1988.How to Raise Your Self Esteem. United States of America: Bantam
Books
Barker, C., Nancy, P., and Robert, E . 2002. Research Method in Clinical Psychology 2nd
Edition. New York : John Willey and Son Inc.
Coopersmith, Stanley. 1967. The Anteceendents of Self Esteem. San Fransisco: Freeman Press.
Gould, Elizabeth. 2009. Cancer Survivors. Bandung: Mizan Media Utama
Noor, Hasanuddin. 2009. Psikometri Aplikasi dalam Penyusunan Instrumen Pengukuran
Perilaku. Bandung : Penerbit Fakultas Psikologi Unisba
Sarafino, Edward P. 1990. Health Psychology “Biopsychologycal Interaction”. New York:
Jhon Willey and Son Inc.
Siegal, Sidney. 1994. Statistik Non Parametrik : Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Cetakan ketujuh.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sudjana. 2005. Metoda Statistik. Edisi Keenam. Bandung. Tarsito
Page 113
vi
Sumber internet:
Arora, N.K., L.J. Finney Rutten, D.H. Gustafson, R. Moser, and R.P. Hawkins. "Perceived Helpfulness and
Impact of Social Support Provided by Family, Friends and Health Care Providers to Women Newly Diagnosed
with Breast Cancer." Psycho-Oncology. 16:5(2006): 474-86. (subscription).
Eggers, Karen. Telephone interview, 2 Jul. 2008.
Kroenke, C.H., L.D. Kubzansky, E.S. Schernhammer, M.D. Holmes, D. Michelle, and I. Kawachi. "Social
Networks, Social Support, and Survival after Breast Cancer Diagnosis." Journal of Clinical Oncology.
24:7(2006): 1105-11.
Massie, Mary Jane, M.D. Telephone interview, 14 Jul. 2008.
Saslow, Debbie, Ph.D. Telephone interview, 3 Jul. 2008.
"Talking to Other Relatives and Friends." breastcancer.org. 25 Jul. 2008. 29 Jul. 2008.
family’s doctor
gizinet.com
Page 115
Lampiran 1
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
FAKULTAS PSIKOLOGI
BANDUNG
Dengan Hormat,
Saya selaku mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung yang sedang
mengadakan penelitian, mengharapkan bantuan saudara meluangkan waktunya untuk mengisi
daftar pernyataan yang terlampir berikut ini..
Penelitian ini untuk melihat bagaimana hubungan antara dukungan sosial suami dengan
self esteem pada penderita kanker payudara. Oleh karena itu, saya mengharapkan saudara
bersedia memberikan jawaban yang benar dan jujur sesuai dengan keadaan yang saudara alami.
Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian yang saya
lakukan. Saya menjamin bahwa segala sesuatu yang disampaikan akan menjadi kerahasiaan
bagi saya.
Saya sangat menghargai kesediaan saudara untuk meluangkan waktunya. Atas
perhatian, bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. Semoga jerih payah serta
sumbangan pendapat anda dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan
mendatang
Peneliti,
Cynthia Ayuningthias
Page 116
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
FAKULTAS PSIKOLOGI
BANDUNG
BAGIAN I
PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini akan ada beberapa pernyataan mengenai bagaimana dukungan sosial yang
diberikan suami. Baca dan pahamilah setiap pernyataan baik-baik. Anda diminta untuk menilai,
apakah pernyataan tersebut sesuai dengan keaadaan diri anda atau tidak.
Pilihlah jawaban dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu kolom pilihan
jawaban yang tersedia di sebelah kanannya. Pilihan jawaban yang tersedia adalah:
SS Jika pertanyaan tersebut “ SANGAT SESUAI “ dengan keadaan diri anda.
S Jika pertanyaan tersebut “ SESUAI “ dengan keadaan diri anda.
KS Jika pertanyaan tersebut “ KURANG SESUAI “dengan keadaan diri anda.
TS Jika pertanyaan tersebut “ TIDAK SESUAI “dengan keadaan diri anda.
Sebagai Contoh :
No Pernyataan SS S R KS TS 1 Suami melarang saya menyampaikan pendapat ketika ada diskusi
keluarga X
Berarti bahwa jawaban anda untuk pernyataan tersebut adalah Sangat Sesuai karena anda
suami anda melarang anda menyampaikan pendapat dalam diskusi keluarga.
Perlu diketahui bahwa tidak ada jawaban yang salah. Jawaban yang diminta adalah
jawaban yang anda anggap paling menggambarkan keadaan diri anda saat ini. Jawablah
dengan teliti dan sungguh-sungguh untuk memudahkannya isilah secara berurutan dan
diharapkan tidak ada pernyataan yang terlewati.
=SELAMAT BEKERJA=
Page 117
Alat ukur dukungan suami Pernyataan SS S KS TS
1. Suami melarang saya menyampaikan pendapat ketika ada diskusi keluarga
2. Suami mengabaikan saya ketika saya membutuhkan saran yang berkaitan dengan kondisi kesehatan saya.
3. Suami menyediakan makanan yang baik bagi kesehatan saya.
4. Suami memberitahu tempat pelayanan kesehatan yang harus didatangi jika saya sakit.
5. Suami menyediakan anggaran khusus unuk biaya pengobatan saya
6. Suami memberikan informasi mengenai kelompok dampingan penderita penyakit kanker yang sebaiknya saya ikuti.
7. Suami mengabaikan kondisi kesehatan saya saat ini.
8. Suami menghibur saya ketika saya merasa sedih.
9. Suami mengikutsertakan saya dalam memutuskan jalan keluar suatu masalah
10. Suami tidak berkomentar apapun ketika berat badan saya naik
11. Suami memberi nasehat agar melupakan penyakit saya, sehingga saya lebih optimis dalam menjalani hidup.
12. Ketika saya lupa untuk periksa kesehatan secara rutin, Suami mengingatkan saya.
Page 118
Pernyataan SS S KS TS
13. Suami bersedia mengantarkan ke dokter ketika saya memintanya.
14. Suami mengikuti pertemuan antar penderita kanker yang saya ikuti agar lebih dapat memahami keadaan saya
15. Suami tidak pernah menanyakan kondisi kesehatan saya.
16. Suami menyalahkan saya karena menderita kanker, sehingga membuat perasaan saya sedih.
17. Suami tidak mengetahui jadwal kunjungan saya ke dokter untuk periksa kesehatan
18. Suami menyediakan obat ketika saya sakit
19. Suami hanya pura-pura mendengarkan pendapat saya.
20. Suami menemani saya, ketika saya merasa kesepian.
21. Suami jarang memberikan pujian, ketika saya melakukan kebaikan
22. Suami memberi tahu saya informasi terbaru mengenai kanker payudara yang dia peroleh
23. Suami memberi saran agar saya menghentikan kebiasaan yang kurang baik bagi kesehatan
24. Suami mengajak saya untuk bergabung dalam komunitas penderita kanker
25. Suami mengabaikan keluhan saya, ketika saya merasa cemas dengan kondisi badan saya.
26. Suami mengijinkan saya untuk mengikuti talkshow dengan para praktisi atau dokter yang menangani masalah kanker payudara.
Page 119
Pernyataan SS S KS TS
27. Ketika saya merasakan sakit, Suami mencoba untuk berusaha memperhatikan saya
28. Suami memuji saya ketika berat badan saya naik
29. Suami mengeluh ketika saya membutuhkan biaya pengobatan yang besar.
30. Suami menawarkan bantuannya, ketika melihat saya sedang kesulitan dengan pekerjaan saya.
31. Suami tidak pernah mengikutsertakan saya dalam acara keluarga karena kondisi kesehatan saya
32. Suami mendorong saya untuk terbuka pada semua orang tentang penyakit yang saya derita
33. Suami mengeluh bahwa pengeluaran ekonomi keluarga menjadi bertambah karena biaya pengobatan saya
34. Suami melihat hasil pemeriksaan kesehatan saya, setelah saya pulang dari dokter.
35. Suami memisahkan barang-barang yang biasa saya pakai, dengan barang-barang yang dia pakai.
36. Meskipun saya sedang sakit, suami memuji saya ketika berbuat kebaikan.
37. Saya mencari sendiri informasi tentang kanker paudara karena suami tidak berusaha mencarinya
38. Suami memberi kebebasan untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan pengobatan penyakit saya.
39. Sesibuk apapun suami saya, suami masih menyediakan waktu untuk menanyakan kondisi saya
Page 120
Pernyataan SS S KS TS
40. Suami mengijinkan saya berlibur dengan teman-teman saya.
41. Suami meremehkan pendapat yang saya utarakan
42. Suami menyarankan saya mengikuti terapi pengobatan agar lebih sehat
43. Suami melarang saya bercerita tentang penyakit kanker payudara saya kepada orang lain.
44. Ketika saya merasa hidup saya telah hancur akibat kanker payudara, suami akan menenangkan saya.
45. Suami mau mendengarkan pendapat saya dalam acara diskusi keluarga.
46. Ketika wajah saya tidak ceria, suami menanyakan keadaan saya.
47. Suami tidak mengatakan apa pun, ketika saya merasa bahwa masa depan menjadi suram karena menderita kanker payudara.
48. Suami menyarankan agar saya segera periksa ke dokter ketika melihat kesehatan saya menurun.
49. Suami menganggap bahwa mengikuti talkshow yang membahas tentang penyakit kanker hanya buang-buang waktu saja.
50. Suami mengeluh ketika saya membutuhkan biaya pengobatan yang besar.
51. Saya pergi berobat sendiri karena suami tidak mau menemani.
52. Suami mengingatkan saya jika sudah waktunya minum obat.
Page 121
Pernyataan SS S KS TS
53. Suami saya membiarkan saya membereskan sendiri pekerjaan rumah tangga meskipun saya capek
54. Suami berdiam diri metika melihat saya kerepotan dengan pekerjaan rumah tangga.
55. Suami tidak memperhatikan atau memperdulikan jadwal minum obat saya.
56, Suami bersedia menunggui saya jika saya diopname di Rumah Sakit.
57. Suami mengeluhkan waktu yang terpakai saat menunggui saya di Rumah Sakit.
58, Suami menasihati saya agar disiplin menjalani pengobatan.
59. Suami diam saja ketika saya bertanya mengenai rencana pengobatan yang baik bagi saya.
60. Suami membuat acara liburan untuk saya dan teman-teman.
61. Suami tidak memberikan saran untuk menghadapi masalah atau situasi yang membuat saya tertekan
62. Suami membiarkan saya pergi ke seminar tentang penyakit kanker sendirian.
63. Suami tidak menyadari perubahan fisik saya setelah sakit
64. Suami hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang kanker payudara
65. Suami menyuruh saya lebih banyak diam dirumah karena kondisi kesehatan saya.
66 Suami berinisiatif agar membagi tugas rumah tangga dengannya.
67 Suami acuh ketika istri bercerita
Page 122
Pernyataan SS S KS TS 68 Suami selalu ada ketika saya ingin ditemani
selama perawatan
69 Suami fokus pada hal lain ketika istri sedang bercerita tentang keluhannya akan penyakit yang diderita
Page 123
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA
FAKULTAS PSIKOLOGI
BANDUNG
BAGIAN I
PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini akan ada beberapa pernyataan mengenai bagaimana anda memandang diri
anda sendiri. Baca dan pahamilah setiap pernyataan baik-baik. Anda diminta untuk menilai,
apakah pernyataan tersebut sesuai dengan keaadaan diri anda atau tidak.
Pilihlah jawaban dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu kolom pilihan
jawaban yang tersedia di sebelah kanannya. Pilihan jawaban yang tersedia adalah:
SS Jika pertanyaan tersebut “ SANGAT SESUAI “ dengan keadaan diri anda.
S Jika pertanyaan tersebut “ SESUAI “ dengan keadaan diri anda.
KS Jika pertanyaan tersebut “ KURANG SESUAI “dengan keadaan diri anda.
TS Jika pertanyaan tersebut “ TIDAK SESUAI “dengan keadaan diri anda.
Sebagai Contoh :
No Pernyataan SS S R KS TS 1 Ketika rapat keluarga, saya menggunakan hak saya untuk
berpendapat X
Berarti bahwa jawaban anda untuk pernyataan tersebut adalah Sangat Sesuai karena anda
merasa puas dengan keadaan diri anda saat ini.
Perlu diketahui bahwa tidak ada jawaban yang salah. Jawaban yang diminta adalah
jawaban yang anda anggap paling menggambarkan keadaan diri anda saat ini. Jawablah
dengan teliti dan sungguh-sungguh untuk memudahkannya isilah secara berurutan dan
diharapkan tidak ada pernyataan yang terlewati.
=SELAMAT BEKERJA=
Page 124
Alat ukur self esteem
Pernyataan SS S KS TS
1. Ketika rapat keluarga, saya menggunakan hak saya untuk berpendapat
2. Orang lain tidak percaya saya dapat melakukan suatu pekerjaan karena saya sakit
3. Saya merasa orang lain menerima saya apa adanya
4. Anak-anak sering melawan kepada saya
5. Saya masih merasa menarik walaupun saya kehilangan salah satu simbol kewanitaan saya
6. Semenjak sakit, saya mengabaikan anak-anak saya
7. Walaupun saya sakit, saya masih mengatur urusan rumah tangga
8. Saya mengisolasi diri dari lingkungan sosial saya
9. Saya bisa menahan diri agar tidak menangis di depan orang lain ketika menceritakan tentang penyakit saya
10. Saya rendah diri di dalam lingkungan sosial saya
11. Suami masih meminta pendapat saya ketika suami mendapatkan masalah
12. Ketika kesal saya sering membentak-bentak orang tanpa alasan yang jelas
13. Saya populer diantara lingkungan sosial saya
14. Saya seringkali menyalahkan Tuhan atas penyakit saya
15. Saya selalu jujur kepada orang lain mengenai kondisi kesehatan saya.
16. Saya menolak ketika suami mengajak berhubungan suami istri karena saya merasa minder
17. Orang lain masih mengandalkan saya dalam menyelesaikan suatu tugas
Page 125
Pernyataan
SS
S
KS
TS
18. Ketika akan berobat saya harus disuruh orang lain
19. Saya merasa bahwa saya masih menjadi diri sendiri meskipun ada banyak perubahan fisik
20. Saya mudah menyerah ketika menjalani pengobatan
21. Anak-anak mengikuti aturan yang saya buat dirumah
22. Saya merasa tidak berharga
23. Ketika berhubungan dengan orang lain saya berlaku sopan
24. Saya lebih senang berteman dengan penderita kanker
25. Saya dapat mengendalikan diri saya sendiri untuk tidak bekerja terlalu lelah.
26. Saya memilih mengundurkan diri dari tempat saya bekerja
27. Saya membantu anak-anak saya ketika anak-anak saya membutuhkan bantuan
28. Saya mengandalkan orang lain untuk menyelesaikan masalah saya
29. Saya merasa orang lain selalu percaya terhadap apa yang saya lakukan
30. Anak saya mengabaikan nasihat-nasihat yang saya berikan
31. Ketika ada undangan suatu acara, kehadiran saya selalu ditunggu-tunggu
32. Suami dan anak sudah tidak mendengarkan pendapat saya lagi
33. Saya masih mengikuti berbagai macam kegiatan seperti ketika saya masih sehat
Page 126
Pernyataan SS S KS TS
34. Saya mudah tersinggung ketika orang lain menasihati saya
35. Saya masih merasa dicintai oleh suami
36. Saya melalaikan ibadah saya karena saya marah kepada Tuhan
37. Jika saya mengalami masalah, saya sudah memikirkan langkah-langkah apa untuk menyelesaikan masalah itu
38. Saya merasa tidak diterima di lingkungan sosial
39. Anak-anak saya tetap menyayangi saya ketika saya sakit
40. Saya sering memikirkan untuk mengakhiri hidup saya
41. Saya sering berdo’a untuk kesembuhan saya
42. Ketika saya mendapatkan masalah, saya bingung bagaimana menyelesaikannya
43. Saya mampu memenuhi kebutuhan biologis suami walaupun saya sakit
44. Saya menyerahkan semua urusan kepada orang lain
45. Saya tetap meluangkan waktu untuk bergaul dengan teman-teman saya
46. Saya merasa kurang mendapatkan perhatian di rumah
47. Walaupun saya sakit, saya tidak ingin diistimewakan
48. Saya merasa sering dikecewakan
49. Walaupun saya sakit, saya tetap mengurus suami dan anak sendirian
Page 127
Pernyataan SS S KS TS
50. Ada tidaknya saya dalam suatu acara tidak memiliki pengaruh yang besar bagi orang-orang sekitar
51. Saya dapat mengambil keputusan sendiri
52. Saya berharap tidak menderita kanker payudara
53. Saya dapat menahan diri atas rasa bosan dalam menjalani pengobatan.
54. Saya dapat menyelesaikan tugas rumah tangga tanpa dibantu suami
Page 128
Lampiran 2
Data Hasil Skoring Kuesioner Dukungan Suami
Nomor Item
Nomor Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 2 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 1 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 2 4 3 3 3 5 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 6 2 3 2 4 3 2 2 4 2 4 2 4 2 3 3 7 3 4 2 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 8 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 9 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 10 3 2 3 2 4 3 3 4 4 2 3 2 3 2 2 11 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 12 3 4 3 3 3 3 1 4 3 4 2 4 3 1 3 13 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 14 2 3 3 4 3 1 2 4 3 4 2 2 2 3 3 15 2 3 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 16 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 17 3 3 2 4 3 3 4 1 4 1 2 3 3 2 3 18 3 3 3 2 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 4 19 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 20 3 3 2 2 3 2 2 4 3 4 2 4 3 3 3 21 2 3 2 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 3 22 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 23 2 3 3 4 3 3 4 1 3 4 3 4 2 4 4 24 2 4 3 4 3 2 2 4 3 4 2 4 2 3 3 25 2 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 26 2 4 2 4 3 4 2 4 3 4 2 4 3 4 3 27 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 28 2 3 3 2 3 1 3 3 2 3 2 4 3 2 3 29 3 4 2 3 4 4 2 4 3 4 2 3 3 4 4 30 2 4 3 2 3 3 2 4 3 4 2 4 4 3 3 31 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 32 2 4 1 2 3 3 2 4 1 3 2 2 2 2 2 33 2 3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 34 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 35 2 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 36 3 4 2 2 3 3 2 4 3 4 2 4 4 3 3 37 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 3 2 3 38 2 4 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 4 3 39 3 3 3 2 3 3 2 4 3 4 2 4 4 4 3 40 2 4 3 2 1 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 41 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 42 2 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 2 4 3
Page 129
Nomor Item
Nomor Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
43 2 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 44 2 3 2 3 3 1 3 4 3 4 2 4 3 4 3 45 2 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 2 46 3 4 2 2 2 3 3 4 3 4 2 4 4 3 3 47 2 4 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 48 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 49 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 50 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 51 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 52 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 2 4 4 3 4 53 2 3 2 2 4 3 2 1 4 4 3 4 3 3 3 54 2 3 2 2 3 4 2 3 4 4 2 4 3 3 3 55 2 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 56 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4 57 3 4 2 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 58 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 59 2 3 2 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 60 2 4 3 2 3 3 2 4 3 3 2 4 2 3 3 61 2 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 62 2 3 2 3 4 2 2 3 2 4 2 4 3 2 3 63 2 2 2 2 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 64 3 2 2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 2 3 65 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 1 2 3 1 2 66 2 3 2 2 3 2 1 4 3 4 2 4 3 3 3 67 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3 3 68 2 3 3 4 3 4 2 4 3 4 2 4 3 4 4 69 2 4 3 4 3 4 1 3 4 4 3 4 3 1 3
Total* 142 203 147 180 197 186 138 221 194 229 146 221 195 187 191 Ganjil* 70 105 78 96 103 99 71 112 101 115 73 111 97 91 97 Genap* 72 98 69 84 94 87 67 109 93 114 73 110 98 96 94 Tidak Valid
*Dihitung dari item yang valid
Page 130
Lampiran 3
Data Hasil Skoring Kuesioner Self Esteem
Nomor Item
Nomor Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 2 3 3 4 4 2 3 4 3 2 4 3 3 2 2 3 1 3 2 1 3 2 3 3 4 2 4 2 2 1 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 3 2 4 2 3 3 4 2 4 3 3 3 5 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 6 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 7 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 8 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 9 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 10 2 3 3 4 3 4 2 4 4 3 2 4 3 3 3 11 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 12 2 2 3 2 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 2 13 2 2 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 14 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 15 2 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 16 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 18 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 19 3 2 3 3 3 4 2 3 4 4 2 4 3 3 3 20 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 21 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 22 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 23 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 24 2 1 3 3 3 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 25 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 26 3 3 3 3 4 4 2 4 3 3 2 4 3 3 3 27 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4 28 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 29 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 30 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 2 3 3 3 3 31 2 3 4 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 32 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3 3 4 33 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 34 1 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 35 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 36 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 37 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 3 3 3 3 4 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 39 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 40 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 41 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 42 2 2 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 2
Page 131
Nomor Item
Nomor Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
43 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 44 2 3 3 3 4 4 2 4 3 4 2 3 3 3 3 45 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 46 2 4 3 3 1 4 3 4 3 4 2 4 3 2 4 47 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 48 3 4 1 3 3 4 2 3 2 4 2 3 1 2 4 49 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 50 3 2 2 3 2 4 2 3 3 3 2 3 2 1 2 51 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 52 1 1 1 2 1 2 1 3 1 1 1 2 1 1 1 53 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 54 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 1 3 3 3 2
Total* 110 144 141 142 151 177 117 160 152 159 106 159 137 137 144 Ganjil* 56 69 70 72 75 92 58 82 76 80 52 79 70 70 70 Genap* 54 75 71 70 76 85 59 78 76 79 54 80 67 67 74
Tidak Valid
*Dihitung dari item yang valid
Page 132
Total Skor Kriteria Total Skor Kriteria Total Skor Kriteria Total Skor Kriteria Total Skor Kriteria Total Skor Kriteria Total Skor Kriteria1 110 Rendah 142 Rendah 42 Tinggi 23 Tinggi 34 Rendah 27 Rendah 16 Rendah2 144 Tinggi 203 Tinggi 56 Tinggi 29 Tinggi 49 Tinggi 39 Tinggi 30 Tinggi3 141 Tinggi 147 Rendah 39 Rendah 22 Rendah 36 Tinggi 30 Rendah 20 Rendah4 142 Tinggi 180 Tinggi 51 Tinggi 27 Tinggi 39 Tinggi 37 Tinggi 26 Tinggi5 151 Tinggi 197 Tinggi 51 Tinggi 31 Tinggi 47 Tinggi 41 Tinggi 27 Tinggi6 177 Tinggi 186 Tinggi 53 Tinggi 29 Tinggi 43 Tinggi 36 Tinggi 25 Tinggi7 117 Rendah 138 Rendah 39 Rendah 22 Rendah 30 Rendah 28 Rendah 19 Rendah8 160 Tinggi 221 Tinggi 61 Tinggi 35 Tinggi 49 Tinggi 45 Tinggi 31 Tinggi9 152 Tinggi 194 Tinggi 55 Tinggi 30 Tinggi 46 Tinggi 38 Tinggi 25 Tinggi10 159 Tinggi 229 Tinggi 63 Tinggi 34 Tinggi 55 Tinggi 47 Tinggi 30 Tinggi11 106 Rendah 146 Rendah 39 Rendah 23 Tinggi 36 Tinggi 31 Tinggi 17 Rendah
Self Esteem
HASIL KATEGORISASI VARIABEL & ASPEK DUKUNGAN SOSIAL
Dukungan SuamiResponden
Aspek Emosi Aspek Penghargaan Aspek Instrumental Aspek JaringanAspek Informasi
11 106 Rendah 146 Rendah 39 Rendah 23 Tinggi 36 Tinggi 31 Tinggi 17 Rendah12 159 Tinggi 221 Tinggi 63 Tinggi 34 Tinggi 53 Tinggi 46 Tinggi 25 Tinggi13 137 Tinggi 195 Tinggi 56 Tinggi 31 Tinggi 50 Tinggi 37 Tinggi 21 Tinggi14 137 Tinggi 187 Tinggi 52 Tinggi 27 Tinggi 49 Tinggi 36 Tinggi 23 Tinggi15 144 Tinggi 191 Tinggi 54 Tinggi 27 Tinggi 48 Tinggi 39 Tinggi 23 Tinggi
Median : 117.5 147.5 40 22.5 35 30 20
Page 133
Lampiran 4
Hasil Uji Validitas Kuesioner Dukungan Sosial
Correlations Total.DS Spearman's rho Total.DS Correlation Coefficient 1.000
Sig. (1-tailed) . N 15
Item.1 Correlation Coefficient .588 Sig. (1-tailed) .011 N 15
Item.2 Correlation Coefficient .747 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.3 Correlation Coefficient .678 Sig. (1-tailed) .003 N 15
Item.4 Correlation Coefficient .629 Sig. (1-tailed) .006 N 15
Item.5 Correlation Coefficient .312 Sig. (1-tailed) .129 N 15
Item.6 Correlation Coefficient .675 Sig. (1-tailed) .003 N 15
Item.7 Correlation Coefficient .595 Sig. (1-tailed) .010 N 15
Item.8 Correlation Coefficient .838 Sig. (1-tailed) .000 N 15
Item.9 Correlation Coefficient .686 Sig. (1-tailed) .002 N 15
Item.10 Correlation Coefficient -.124 Sig. (1-tailed) .330 N 15
Item.11 Correlation Coefficient .755 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.12 Correlation Coefficient .794
Page 134
Correlations Total.DS
Sig. (1-tailed) .000 N 15
Item.13 Correlation Coefficient .619 Sig. (1-tailed) .007 N 15
Item.14 Correlation Coefficient .444 Sig. (1-tailed) .049 N 15
Item.15 Correlation Coefficient .551 Sig. (1-tailed) .017 N 15
Item.16 Correlation Coefficient .748 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.17 Correlation Coefficient -.337 Sig. (1-tailed) .109 N 15
Item.18 Correlation Coefficient .544 Sig. (1-tailed) .018 N 15
Item.19 Correlation Coefficient .341 Sig. (1-tailed) .107 N 15
Item.20 Correlation Coefficient .834 Sig. (1-tailed) .000 N 15
Item.21 Correlation Coefficient .742 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.22 Correlation Coefficient .631 Sig. (1-tailed) .006 N 15
Item.23 Correlation Coefficient -.020 Sig. (1-tailed) .472 N 15
Item.24 Correlation Coefficient .700 Sig. (1-tailed) .002 N 15
Item.25 Correlation Coefficient .690 Sig. (1-tailed) .002 N 15
Page 135
Correlations Total.DS
Item.26 Correlation Coefficient .677 Sig. (1-tailed) .003 N 15
Item.27 Correlation Coefficient .732 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.28 Correlation Coefficient .534 Sig. (1-tailed) .020 N 15
Item.29 Correlation Coefficient .629 Sig. (1-tailed) .006 N 15
Item.30 Correlation Coefficient .901 Sig. (1-tailed) .000 N 15
Item.31 Correlation Coefficient -.155 Sig. (1-tailed) .291 N 15
Item.32 Correlation Coefficient .527 Sig. (1-tailed) .022 N 15
Item.33 Correlation Coefficient .574 Sig. (1-tailed) .013 N 15
Item.34 Correlation Coefficient .732 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.35 Correlation Coefficient .750 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.36 Correlation Coefficient .863 Sig. (1-tailed) .000 N 15
Item.37 Correlation Coefficient .098 Sig. (1-tailed) .364 N 15
Item.38 Correlation Coefficient .572 Sig. (1-tailed) .013 N 15
Item.39 Correlation Coefficient .730 Sig. (1-tailed) .001
Page 136
Correlations Total.DS
N 15 Item.40 Correlation Coefficient .030
Sig. (1-tailed) .458 N 15
Item.41 Correlation Coefficient .623 Sig. (1-tailed) .007 N 15
Item.42 Correlation Coefficient .640 Sig. (1-tailed) .005 N 15
Item.43 Correlation Coefficient .514 Sig. (1-tailed) .025 N 15
Item.44 Correlation Coefficient .697 Sig. (1-tailed) .002 N 15
Item.45 Correlation Coefficient .791 Sig. (1-tailed) .000 N 15
Item.46 Correlation Coefficient .673 Sig. (1-tailed) .003 N 15
Item.47 Correlation Coefficient .361 Sig. (1-tailed) .093 N 15
Item.48 Correlation Coefficient .755 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.49 Correlation Coefficient .124 Sig. (1-tailed) .330 N 15
Item.50 Correlation Coefficient .158 Sig. (1-tailed) .287 N 15
Item.51 Correlation Coefficient .204 Sig. (1-tailed) .233 N 15
Item.52 Correlation Coefficient .734 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.53 Correlation Coefficient .532
Page 137
Correlations Total.DS
Sig. (1-tailed) .021 N 15
Item.54 Correlation Coefficient .741 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.55 Correlation Coefficient .735 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.56 Correlation Coefficient .694 Sig. (1-tailed) .002 N 15
Item.57 Correlation Coefficient .719 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.58 Correlation Coefficient .615 Sig. (1-tailed) .007 N 15
Item.59 Correlation Coefficient .629 Sig. (1-tailed) .006 N 15
Item.60 Correlation Coefficient .730 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.61 Correlation Coefficient .456 Sig. (1-tailed) .044 N 15
Item.62 Correlation Coefficient .795 Sig. (1-tailed) .000 N 15
Item.63 Correlation Coefficient .648 Sig. (1-tailed) .004 N 15
Item.64 Correlation Coefficient -.128 Sig. (1-tailed) .325 N 15
Item.65 Correlation Coefficient .357 Sig. (1-tailed) .096 N 15
Item.66 Correlation Coefficient .947 Sig. (1-tailed) .000 N 15
Page 138
Correlations Total.DS
Item.67 Correlation Coefficient .573 Sig. (1-tailed) .013 N 15
Item.68 Correlation Coefficient .556 Sig. (1-tailed) .016 N 15
Item.69 Correlation Coefficient .520 Sig. (1-tailed) .023 N 15
Tidak Valid : rkritis 0,30 (Barker et al, 2002;70)
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Dukungan Sosial (Berdasarkan Item Yang Valid)
Correlations Ganjil.DS Genap.DS Spearman's rho Ganjil.DS Correlation Coefficient 1.000 .858
Sig. (1-tailed) . .000 N 15 15
Genap.DS Correlation Coefficient .858 1.000 Sig. (1-tailed) .000 . N 15 15
( )2 0.8580.924
1 0.858totr = =+
Page 139
Lampiran 5
Hasil Uji Validitas Kuesioner Self Esteem
Correlations Total.SE Spearman's rho Total.SE Correlation Coefficient 1.000
Sig. (1-tailed) . N 15
Item.1 Correlation Coefficient .670 Sig. (1-tailed) .003 N 15
Item.2 Correlation Coefficient .390 Sig. (1-tailed) .075 N 15
Item.3 Correlation Coefficient .614 Sig. (1-tailed) .007 N 15
Item.4 Correlation Coefficient .689 Sig. (1-tailed) .002 N 15
Item.5 Correlation Coefficient .529 Sig. (1-tailed) .021 N 15
Item.6 Correlation Coefficient .614 Sig. (1-tailed) .007 N 15
Item.7 Correlation Coefficient .421 Sig. (1-tailed) .059 N 15
Item.8 Correlation Coefficient .744 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.9 Correlation Coefficient -.138 Sig. (1-tailed) .311 N 15
Item.10 Correlation Coefficient .801 Sig. (1-tailed) .000 N 15
Item.11 Correlation Coefficient .524 Sig. (1-tailed) .022 N 15
Item.12 Correlation Coefficient .451
Page 140
Correlations Total.SE
Sig. (1-tailed) .046 N 15
Item.13 Correlation Coefficient .606 Sig. (1-tailed) .008 N 15
Item.14 Correlation Coefficient .551 Sig. (1-tailed) .017 N 15
Item.15 Correlation Coefficient .333 Sig. (1-tailed) .112 N 15
Item.16 Correlation Coefficient .525 Sig. (1-tailed) .022 N 15
Item.17 Correlation Coefficient -.279 Sig. (1-tailed) .157 N 15
Item.18 Correlation Coefficient .579 Sig. (1-tailed) .012 N 15
Item.19 Correlation Coefficient .699 Sig. (1-tailed) .002 N 15
Item.20 Correlation Coefficient .734 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.21 Correlation Coefficient .612 Sig. (1-tailed) .008 N 15
Item.22 Correlation Coefficient .744 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.23 Correlation Coefficient -.312 Sig. (1-tailed) .129 N 15
Item.24 Correlation Coefficient .583 Sig. (1-tailed) .011 N 15
Item.25 Correlation Coefficient .700 Sig. (1-tailed) .002 N 15
Page 141
Correlations Total.SE
Item.26 Correlation Coefficient .789 Sig. (1-tailed) .000 N 15
Item.27 Correlation Coefficient .595 Sig. (1-tailed) .010 N 15
Item.28 Correlation Coefficient .647 Sig. (1-tailed) .005 N 15
Item.29 Correlation Coefficient .638 Sig. (1-tailed) .005 N 15
Item.30 Correlation Coefficient .797 Sig. (1-tailed) .000 N 15
Item.31 Correlation Coefficient -.046 Sig. (1-tailed) .435 N 15
Item.32 Correlation Coefficient .840 Sig. (1-tailed) .000 N 15
Item.33 Correlation Coefficient .650 Sig. (1-tailed) .004 N 15
Item.34 Correlation Coefficient .705 Sig. (1-tailed) .002 N 15
Item.35 Correlation Coefficient .738 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.36 Correlation Coefficient .689 Sig. (1-tailed) .002 N 15
Item.37 Correlation Coefficient .372 Sig. (1-tailed) .086 N 15
Item.38 Correlation Coefficient .727 Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.39 Correlation Coefficient .616 Sig. (1-tailed) .007
Page 142
Correlations Total.SE
N 15 Item.40 Correlation Coefficient .736
Sig. (1-tailed) .001 N 15
Item.41 Correlation Coefficient -.175 Sig. (1-tailed) .266 N 15
Item.42 Correlation Coefficient .568 Sig. (1-tailed) .014 N 15
Item.43 Correlation Coefficient .424 Sig. (1-tailed) .058 N 15
Item.44 Correlation Coefficient .852 Sig. (1-tailed) .000 N 15
Item.45 Correlation Coefficient .446 Sig. (1-tailed) .048 N 15
Item.46 Correlation Coefficient .683 Sig. (1-tailed) .002 N 15
Item.47 Correlation Coefficient .638 Sig. (1-tailed) .005 N 15
Item.48 Correlation Coefficient .572 Sig. (1-tailed) .013 N 15
Item.49 Correlation Coefficient -.114 Sig. (1-tailed) .343 N 15
Item.50 Correlation Coefficient .608 Sig. (1-tailed) .008 N 15
Item.51 Correlation Coefficient -.114 Sig. (1-tailed) .343 N 15
Item.52 Correlation Coefficient .589 Sig. (1-tailed) .010 N 15
Item.53 Correlation Coefficient .600
Page 143
Correlations Total.SE
Sig. (1-tailed) .009 N 15
Item.54 Correlation Coefficient .666 Sig. (1-tailed) .003 N 15
Tidak Valid : rkritis 0,30 (Barker et al, 2002;70)
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Self Esteem (Berdasarkan Item Yang Valid)
Correlations Ganjil.SE Genap.SE Spearman's rho Ganjil.SE Correlation Coefficient 1.000 .903
Sig. (1-tailed) . .000 N 15 15
Genap.SE Correlation Coefficient .903 1.000 Sig. (1-tailed) .000 . N 15 15
( )2 0.9030.949
1 0.903totr = =+
Page 144
Lampiran 6 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman antara
Dukungan suami dengan self esteem
NONPAR CORR /VARIABLES=Self.Esteem Dukungan.Suami /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE .
Nonparametric Correlations [DataSet0]
Correlations
1.000 .716**
. .003
15 15
.716** 1.000
.003 .
15 15
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Self.Esteem
Dukungan.Suami
Spearman's rhoSelf.Esteem
Dukungan.Suami
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Page 145
Lampiran 7 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman antara
Dukungan suami per Aspek dengan self esteem
NONPAR CORR /VARIABLES=Self.Esteem Emosi /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE .
Nonparametric Correlations [DataSet0]
Correlations
1.000 .697**
. .004
15 15
.697** 1.000
.004 .
15 15
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Self.Esteem
Emosi
Spearman's rhoSelf.Esteem Emosi
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
NONPAR CORR /VARIABLES=Self.Esteem Penghargaan /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE .
Nonparametric Correlations [DataSet0]
Correlations
1.000 .751**
. .001
15 15
.751** 1.000
.001 .
15 15
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Self.Esteem
Penghargaan
Spearman's rhoSelf.Esteem Penghargaan
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Page 146
NONPAR CORR /VARIABLES=Self.Esteem Instrumental /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE .
Nonparametric Correlations [DataSet0]
Correlations
1.000 .532*
. .041
15 15
.532* 1.000
.041 .
15 15
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Self.Esteem
Instrumental
Spearman's rhoSelf.Esteem Instrumental
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
NONPAR CORR /VARIABLES=Self.Esteem Informasi /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE .
Nonparametric Correlations [DataSet0]
Correlations
1.000 .738**
. .002
15 15
.738** 1.000
.002 .
15 15
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Self.Esteem
Informasi
Spearman's rhoSelf.Esteem Informasi
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Page 147
NONPAR CORR /VARIABLES=Self.Esteem Jaringan /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE .
Nonparametric Correlations [DataSet0]
Correlations
1.000 .796**
. .000
15 15
.796** 1.000
.000 .
15 15
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Self.Esteem
Jaringan
Spearman's rhoSelf.Esteem Jaringan
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.