Top Banner
PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III DITINJAU DARI JENIS KELAMIN OLEH IRIANE GUAVANY 802012066 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016
25

PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

Mar 15, 2019

Download

Documents

tranhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI

SIPIL GOLONGAN III DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

OLEH

IRIANE GUAVANY

802012066

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi
Page 3: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi
Page 4: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi
Page 5: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi
Page 6: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi
Page 7: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI

SIPIL GOLONGAN III DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

Iriane Guavany

Ratriana Y.E. Kusumiati

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 8: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi perbedaan Kesiapan Pensiun

Pegawai Negeri Sipil Pada Golongan III Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Partisipan pada

penelitian ini adalah berjumlah 64 orang dan teknik sampling yang digunakan adalah

sampel purposive sampling. Metode penelitian yang dipakai dalam pengumpulan data

yakni dengan metode skala likert, yaitu Skala Kesiapan Pensiun yang dibuat

berdasarkan aspek – aspek kesiapan pensiun yang dikembangkan berdasarkan

pandangan teori dari Sutarto dan Ismulcokro.. Teknik analisa data yang dipakai adalah

dengan formula uji-t. Dari hasil analisa data diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,225 (p

< 0,05), yang berarti tidak ada perbedaan Kesiapan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pada

Golongan III Ditinjau Dari Jenis Kelamin.

Kata Kunci : Kesiapan Pensiun, Jenis Kelamin

Page 9: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

ii

Abstract

This study aims to determine the significance of differences in the preparation of the

Civil Service Retirement diversified III Seen From Gender. Participants in this study is

numbered 64 and the sampling technique used was purposive sampling. The research

method used in the data collection with the Likert method, namely the preparation Scale

pension is based on aspects retirement readiness developed by Sutarto and Ismulcokro.

Data analysis technique used is the t-test formula. From the analysis of data obtained

significance value of 0.225 (p <0.05), which means there is no difference in the Civil

Service Retirement Preparation diversified III Seen From Gender.

Keywords: Retirement Preparation, Gender

Page 10: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

1

PENDAHULUAN

Masa pensiun adalah masa yang akan dihadapi semua karyawan perusahaan atau

pegawai pemerintah. Datangnya sudah pasti berdasarkan pada batas tertentu. Pensiun

terbagi menjadi 2 yaitu pensiun yang secara secara sukarela dan yang berdasarkan pada

peraturan (Eliana, 2003). Berdasarkan artikel pada Prasetya Online (2010) menyebutkan

bahwa masa pensiun merupakan fase baru dalam kehidupan seseorang. Pada fase ini,

masa pensiun datang diiringi dengan beberapa permasalahan seperti meningkatnya

beban ekonomi keluarga, menurunnya kesehatan, hingga kualitas hidup produktif yang

menurun.

Dari beberapa permasalahan yang mungkin muncul pada masa pensiun maka

perlu adanya persiapan untuk dapat menyesuaikan diri dalam memasuki masa pensiun

tersebut. Menurut Sasmito (2011) pada kenyataannya, tidak mudah bagi mantan

karyawan untuk bisa menyesuaikan diri dengan status pensiunan. Hidup dengan status

pensiunan menuntut banyak penyesuaian. Bagi yang sudah siap menyesuaikan diri

maka mentalnya akan siap menghadapi. Bagi yang tidak siap maka akan dilanda

kebingungan dan kerisauan.

Menurut Phillips dkk (Setyarini & Atamimi, 2011) Pensiun merupakan sebuah

transisi atau proses yang disertai dengan perubahan status atau aktivitas. Schwartz

(dalam Hurlock, 1991) mengatakan bahwa masa pensiun dapat dirasakan sebagai masa

transisi ke pola hidup yang baru. Pensiun selalu menyangkut tentang perubahan peran,

perubahan keinginan dan nilai, perubahan secara keseluruhan terhadap pola hidup setiap

individu. Menurut Agustina (dalam Yunianti dkk, 2014) mengatakan bahwa masa

pensiun bisa mempengaruhi konsep diri, karena pensiun menyebabkan seseorang

kehilangan peran (role) dan identitas dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi

Page 11: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

2

harga diri mereka. Pensiun akan menyebabkan seseorang kehilangan perannya dalam

masyarakat yang selanjutnya mempengaruhi statusnya dan pada akhirnya bisa

mempengaruhi konsep diri menjadi negatif.

Seseorang yang akan memasuki masa pensiun harus melakukan persiapan agar

dapat menghadapi berbagai perubahan yang akan muncul pada masa pensiun seperti

faktor sosial, ekonomi, faktor psikologis dan faktor kesehatan. Dari perubahan –

perubahan yang akan muncul pada masa pensiun yang sudah dijelaskan sebelumnya,

Dari faktor sosial, Individu akan kehilangan sumber penghargaan dari lingkungan dan

masyarakat berkaitan dengan hilangnnya status pekerjaan itu. Fletcher & Hanson (1991)

menyatakan bahwa dengan memasuki masa pensiun, orang akan kehilangan status

pekerjaannya. Karena itu akan sering muncul kekhawatiran dalam diri individu saat

memasuki masa pensiun.

Faktor ekonomi juga merupakan masalah yang mungkin muncul ketika masa

pensiun. Karena saat memasuki masa pensiun, sedikit demi sedikit individu akan

merasakan bahwa pendapatannya makin berkurang. Menurut Glick (dalam Schell &

Hall, 1984) perubahan penting dalam kehidupan sosial seseorang terjadi pada waktu

mereka pensiun. Masa pensiun umumnya mengurangi pendapatan sebesar 50 %

sehingga mereka harus memperhitungkan kembali pengeluaran makan, perumahan, dan

biaya lain-lain.

Kemudian adapun masalah dari faktor psikologis yang mungkin muncul pada

saat masa pensiun seperti perasaan depresi. Eliana (2003) mejelaskan bahwa penelitian

yang dilakukan oleh Holmes dan Rahe, mengungkapkan bahwa masa pensiun

menempati rangking 10 besar sebagai penyebab depresi. Didalam penelitian Mahmoudi

dan Hasani (2007) yang dilakukan terhadap lansia dengan menggunakan Geriatric

Page 12: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

3

Scoring System (GSS), didapatkan 14% lansia mengalami depresi akibat pensiun.

Permasalahan psikologis yang mungkin muncul ketika masa pensiun juga dijelaskan

Turner & Helms (dalam Hidayati, 2009) yang mengungkapkan bahwa masa pensiun

menyebabkan terjadinya post power syndrome karena kasus kehilangan pekerjaan

yakni, kehilangan harga diri, hilangnya jabatan menyebabkan hilangnya perasaan atas

pengakuan diri, kehilangan fungsi eksekutif yaitu fungsi yang memberikan kebanggaan

diri, kehilangan perasaan sebagai orang yang memiliki arti dalam kelompok tertentu,

kehilangan orientasi kerja, kehilangan sumber penghasilan terkait dengan jabatan

terdahulu.

Pensiun sudah pasti tiba pada batas tertentu. Di Indonesia pensiun tiba pada

batas usia tertentu seperti dalam Pasal 87 ayat (1) huruf c dan Pasal 90 Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negar, ditentukan bahwa Pegawai negeri

Sipil diberhetikan dengan hormat karena mencapai batas usia pensiun yaitu 58 Tahun.

Pada usia tersebut termasuk dalam kategori usia dewasa madya. Pada masa dewasa

madya tersebut terdapat tugas perkembangan yang baru yaitu belajar untuk

menyesuaikan dirinya kembali terhadap perubahan-perubahan yang terjadi misalnya

perubahan fisiologis, fisik, perubahan seksual, perubahan minat dan tugas yang

berhubungan dengan kehidupan keluarga menurut Hurlock (dalam Yunianti dkk, 2014).

Menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan sesuatu hal yang

sangat membanggakan. Banyaknya keuntungan yang akan diperoleh PNS seperti

fasilitas dan tunjangan – tunjangan. Dari banyaknya keuntungan tersebut membuat

pekerjaan ini sangat di minati oleh banyak orang khususnya di Indonesia. Terbukti

dengan banyak nya orang yang mengikuti pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil

(CPNS) setiap tahunnya. Menurut Dinsi (2006) pihak yang paling takut menghadapi

Page 13: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

4

masa pensiun adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Para Pegawai Negeri Sipil yang telah

pensiun, mengalami mental shock (faktor kejiwaan). Menjelang akhir masa kerjanya,

mereka tampak kurang beraktivitas dan sering sakit-sakitan. Mental shock ini terjadi,

karena adanya ketakutan tentang apa yang harus dihadapi kelak, ketika masa pensiun

tiba. Rakhmawanto (2014) Problem yang menimbulkan shock tersebut sering terjadi

pada seseorang yang sebelumnya telah memiliki kedudukan atau jabatan

strategis/penting. Ketika pensiun tiba jabatan tersebut ditinggalkan, hal ini secara

otomatis akan berdampak pada hilangnya penghasilan dari tunjangan jabatannya

tersebut yang tentunya juga terjadi penurunan pendapatan secara drastis. Selain itu,

Pegawai Negeri Sipil yang memasuki masa pensiun, baik sukarela maupun terpaksa,

menyebabkan hilangnya identitas peran. Tuntutan hidup yang terus mendesak dan

dirinya adalah satu-satunya penopang hidup keluarga, menyebabkan risiko terjadinya

depresi semakin besar.

Dengan demikian, seseorang yang akan memasuki masa pensiun khususnya

Pegawai Negeri Sipil tentunya membutuhkan persiapan untuk dapat menyesuaikan

dirinya terhadap perubahan – perubahan yang akan terjadi pada masa pensiun.

Rakhmawan (2014) adanya persiapan menjelang masa pensiun baik secara fisik maupun

mental sangat diperlukan. Persiapan pensiun ini sebaiknya dilakukan pada saat seorang

masih aktif dalam bekerja atau intens dipersiapkan pasca saat masa transisi (paling tidak

5-10 tahun menjelang masa pensiun). Persiapan pensiun ini perlu dilakukan untuk

mengantisipasi pengaruh negatif, yang diharapkan tidak menimbulkan efek negatif pada

saat orang telah memasuki masa pensiun.

Menurut Sutarto dan Ismulcokro (2008), kesiapan pensiun adalah keadaan siap

untuk mereaksi dan menghadapi datangnya masa berhenti bekerja dari suatu pekerjaan

Page 14: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

5

yang ditekuninya yang dipengaruhi dari dalam diri individu dan pengaruh dari luar

individu. Menurut Wardana (2013),semakin baik kesiapan diri seseorang saat akan

memasuki masa pensiun maka kemungkinan besar akan semakin sukses dan nyaman

saat menikmati hari-hari tuanya.

Menurut Sutarto dan Ismulcokro (2008) terdapat empat aspek kesiapan dalam

menghadapi masa pensiun yaitu:

a. Kesiapan materi finansial : Ketersediaan sejumlah bekal pendukung berupa

tabungan, asuransi, simpanan asset dan kegiatan usaha selain penghasilan

bulanan pensiun.

b. Kesiapan fisik : Kesehatan fisik yang senantiasa terpelihara dengan menjalankan

pola hidup yang benar. Kesehatan yang dimiliki pada masa lansia adalah berkat

pemeliharaan kesehatan yang sudah dilakukan secara terus menerus semenjak

masih muda.

c. Kesiapan mental dan emosi : Kekuatan dan kemampuan beradaptasi dengan

perubahan yang terjadi.

d. Kesiapan Seluruh Keluarga : Mempersiapkan dan menyiapkan seluruh anggota

keluarga untuk menyesuaikan gaya hidup baru yang jauh berbeda.

Muratore & Earl, 2010 menjelaskan bahwa salah satu faktor mempengaruhi

persiapan pensiun pada individu, yaitu jenis kelamin. Petkoska & Earl, 2009

membuktikan bahwa terdapat perbedaan usaha yang dilakukan oleh laki-laki dan

perempuan dalam usaha persipan pensiun. Laki-laki lebih banyak melakukan persiapan

financial sedangkan perempuan lebih banyak menghabiskan usaha untuk peningkatan

kesehatan dan bersenang-senang.

Page 15: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

6

Terkait dengan persiapan pensiun, Putri (2015) dalam penelitiannya tentang

Pravalensi Depresi pada Pensiunan PNS terdapat perbedaan Pravalensi Depresi antara

laki – laki dan perempuan dimana tingkat depresi laki – laki pada masa pensiun lebih

tinggi dibanding wanita. Terdapat pula pendapat lain yang menyatakan bahwa

perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi kepuasan pada masa pensiun. Mein et

al(2003) dalam penelitiannya mengenai perbedaan jenis kelamin dalam merasakan

kepuasan hidup masa pensiun menyatakan bahwa pada umumnya pria mengalami

penurunan kesehatan secara fisik dan psikis dibandingkan wanita. Namun, Eddington

dan Shuman (2005) mengenai gender dan kebahagiaan masa tua mengatakan bahwa

wanita lebih memiliki afek negatif yang lebih tinggi dan tingkat depresi yang lebih

tinggi dibanding pria.

Saat memasuki masa pensiun pada umumnya golongan terakhir yang dipegang

oleh seorang Pegawai Negeri Sipil adalah golongan III dan IV. Dalam penelitian ini,

penulis terfokus pada Pegawai Negeri Sipil Golongan III dikarenakan merujuk pada

penelitian Putri (2015) yang menunjukkan bahwa prevalensi depresi terbanyak pada

pensiunan Pegawai Negeri Sipil adalah pada PNS golongan III.

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas dan masih adanya

perbedaan hasil penelitian mengenai perbedaan laki – laki dan perempuan terkait

dengan kesiapan pensiun. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan

penelitian mengenai “Perbedaan Kesiapan Pensiun Pada Pegawai Negeri Sipil

Golongan III Ditinjau Dari Jenis Kelamin”. Disamping itu penulis juga mengajukan

hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada perbedaan signifikan Kesiapan Pensiun Pada

Pegawai Negeri Sipil Golongan III Ditinjau Dari Jenis Kelamin.

Page 16: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

7

METODE PENELITIAN

Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kantor

pemerintahan kota Banjarmasin yang menjelang pensiun. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan adalah purposive sampling dengan melihat karakteristik tertentu, yaitu :

1. Pegawai Negeri Sipil Golongan III

2. Berusia antara 50 – 58 Tahun

3. Memiliki masa kerja ± 25 – 35Tahun

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pertama – tama memohon surat

persetujuan dari dosen pembimbing untuk mengambil data yang ditujukan kepada

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Selatan,

Kesbangpol Kota Banjarmasin, dan Badan Kepegawaian Daerah Kota Banjarmasin.

Kemudian dengan surat persetujuan tersebut, penulis mengajukan permohonan izin

kepada Kesbangpol Provinsi Kalimantan Selatan dan Kesbangpol Kota Banjarmasin

sebagai syarat untuk dapat melakukan penelitian di kantor pemerintahan kota

Banjarmasin dan dapat memperoleh data kepegawaian dari Badan Kepegawaian Daerah

Kota Banjarmasin terkait dengan partisipan yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu

30 data pegawai Perempuan dan 30 data pegawai Laki – Laki yang sesuai dengan

rancangan penelitian. Selanjutnya dengan surat izin dari Kesbangpol Provinsi

Kalimantan Selatan dan Kesbangpol Kota Banjarmasin serta adanya data kepegawaian

yang diperoleh dari Badan Kepegawaian Daerah Kota Banjarmasin, peneliti mulai

menyiapkan 70 skala psikologi dengan rincian 60 skala yang akan digunakan dan 10

skala yang digunakan sebagai cadangan dalam penelitian. Selanjutnya penyebaran

Page 17: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

8

angket mulai dengan mendatangi pegawai – pegawai yang tercantum didalam data

kepegawaian yang diberikan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kota Banjarmasin

tersebut. Namun demikian, dari data kepegawaian tersebut tidak semua pegawai yang

dapat ditemui. Penulis juga melakukan penyebaran angket kepada pegawai – pegawai

yang tidak tercantum didalam data kepegawaian tersebut. penyebaran angket dilakukan

sejak tanggal 4 April 2016 sampai dengan 11 April 2016. setelah semua angket terisi

dan terkumpul kepada penulis, penulis mengelompokkan angket – angket tersebut

berdasarkan jenis kelamin dan mulai membuat penilaian dan melakukan olah data

dengan menggunakan program komputer SPSS statistics 21.0 for windows.

Alat Ukur Penelitian

Teknik Pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket yang akan diisi

oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di kantor pemerintahan kota

Banjarmasin. Angket yang akan diberikan berupa skala yaitu Skala Kesiapan Pensiun

yang dibuat berdasarkan aspek – aspek kesiapan pensiun yang dikembangkan oleh

Rahmi (2012) berdasarkan pandangan teori dari Sutarto dan Ismulcokro. Adapun aspek

– aspek tersebut adalah : a) Kesiapan Materi Finansial b) Kesiapan Fisik c) Kesiapan

Mental dan Emosi d) Kesiapan Seluruh Keluarga. Jumlah item yang diuji untuk skala

makna hidup ada 37 item dan item tersebut dikatakan valid apabila kofisien korelasinya

≥ 0,03. Hasil uji seleksi item dan reliabilitas untuk skala kesiapan pensiun ini terdapat

dalam empat kali pengujian. pada pengujian pertama dari skala kesiapan pensiun

dengan 37 item didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,906 yang berarti alat ukur

tersebut tergolong reliabel. Item yang gugur berjumlah 2 item, yaitu item nomor 6 dan

18. Daya diskriminasi item menggunakan ketentuan dari Azwar (2012) yang

menyatakan bahwa item pada skala pengukuran dapat dikatakan berdiskriminasi baik

Page 18: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

9

apabila ≥ 0,03. Nilai korelasi item total bergerak antara 0,304 – 0,585. Pada pengujian

kedua didapatkan perubahan koefisien reliabilitas yaitu menjadi sebesar 0,905 dengan

jumlah 2 item gugur yaitu item nomor 3 dan 24. Nilai korelasi item bergerak antara

0,313 – 0,547. Kemudian pada pengujian ketiga didapatkan perubahan koefisien

reliabilitas yaitu menjadi sebesar 0,901 dengan jumlah 1 item gugur yaitu item nomor

11. Nilai korelasi item dalam pengujian ketiga ini bergerak antara 0,311 – 0,558. Dan

pada pengujian terakhir, koefisien reliabilitasnya yaitu sebesar 0,901 dengan minimal

indeks daya diskriminan item sebesar 0,305. Jadi, jumlah item dari daya diskriminasi

untuk skala kesiapan pensiun adalah sebanyak 31 item.

HASIL PENELITIAN

Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan Alfa Cronbach menunjukkan hasil

yang memuaskan dengan hasil perhitungan reliabilitas sebesar 0,901. Berdasarkan hasil

uji yang diperoleh maka alat ukur dalam penelitian dapat dikatakan alat ukur yang

reliabel.

Tabel 1: Reliability Statistic

Uji Validitas

Berdasarkan validitas isi, skala pengukuran ini sudah termasuk valid karena

antara bahan acaun dengan variabel serta item sudah sesuai.

Page 19: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

10

Analisis Item

Hasil yang diperoleh dari empat kali perhitungan atau pengujian menggunakan

program komputer SPSS Statistics 21.0. menunjukkan bahwa terdapat 6 item yang

gugur, karena mempunyai nilai corrected item total < 0,30. Dari hasil tersebut maka

item yang tersisa adalah 31 item yang dianggap valid dan memiliki reliabilitas yang

dihitung dengan Alfa Cronbach sebesar 0,901. Standar yang digunakan adalah sebesar

0,30 (Azwar, 2012), maka bila item tidak memiliki corrected item-total correlation

0,30 maka item dianggap tidak valid.

Uji Asumsi

Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov untuk

sampel laki – laki sebesar 0,800 hal ini berarti untuk signifikansi laki - laki >0,05

sehingga sampel laki - laki berdistribusi normal. Sedangkan nilai Kolmogorov Smirnov

untuk sampel perempuan sebesar 0,303 hal ini berarti untuk signifikansi rumah >0,05

sehingga sampel perempuan berdistribusi normal. Melihat hasil nilai Kolmogorov

Smirnov untuk laki - laki dan perempuan bersignifikansi >0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa kedua jenis sampel sebaran datanya berdistribusi normal. Hasil uji

normalitas dapat dilihat dalam tabel berikut :

Hasil Uji Normalitas

Tabel 2: One –Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Page 20: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

11

Kemudian Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji homogenitas dengan

metode Levene's Test. Nilai Levene ditunjukkan pada baris Nilai based on Mean, yaitu

dengan p value (sig) sebesar 0,026 di mana < 0,05 yang berarti tidak terdapat kesamaan

varians antar kelompok atau yang berarti tidak homogen.

Selanjutnya melalui pendekatan Independent Sample t-test yang digunakan

untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel

yang tidak berhubungan, hasil perhitungan Uji-t dapat diketahui nilai signifikansinya

adalah sebesar 0,225 (p>0,05). Yang artinya tidak terdapat perbedaan kesiapan pensiun

pada pegawai negeri sipil golongan III ditinjau dari jenis kelamin.

Hasil Uji Homogenitas dan Uji T

Tabel 3: Independent Sample Test

Bedasarkan hasil perhitungan variabel, berikut adalah kategorisasi deskriptifnya.

Kategorisasi tersebut digunakan untuk menggolongkan kategorisasi kesiapan pensiun

pada laki – laki dan perempuan. Berdasarkan penggolongan tersebut, didapatkan hasil

bahwa kesiapan pensiun PNS golongan III yang berjenis kelamin Laki – Laki dan

Perempuan berada dalam kategori Sangat Tinggi. Berikut tabel kategorisasi :

Page 21: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

12

Tabel 4: Kategorisasi Kesiapan Pensiun PNS Golongan III

Berjenis Kelamin Laki - Laki

NO Interval Kategorisasi Mean F %

1. 31 ≤ x < 54,25 Sangat Buruk 0 0%

2. 54,25 ≤ x < 77,5 Buruk 0 0%

3. 77,5 ≤ x < 100,75 Baik 0 0%

4. 100,75 ≤ x < 124 Sangat Baik 119,3 34 100%

Jumlah 34 100%

x = skor kesiapan pensiun

Tabel 5: Kategorisasi Kesiapan Pensiun PNS Golongan III

Berjenis Kelamin Perempuan

NO Interval Kategorisasi Mean F %

1. 31 ≤ x < 54,25 Sangat Buruk 0 0%

2. 54,25 ≤ x < 77,5 Buruk 0 0%

3. 77,5 ≤ x < 100,75 Baik 1 3,13 %

4. 100,75 ≤ x < 124 Sangat Baik 115,6 31 96,87

Jumlah 32 100%

x = skor kesiapan pensiun

PEMBAHASAN

Dari uraian hasil penelitian menunjukkan bahwa signifikansi yang diperoleh

sebesar 0,225 (p>0,05). Yang berarti tidak ada perbedaan kesiapan pensiun pada

pegawai negeri sipil golongan III ditinjau dari jenis kelamin. Dari hasil penelitian dapat

dilihat bahwa kesiapan pensiun subjek laki – laki dan perempuan sama – sama

tergolong sangat baik yang terlihat dari persiapan seluruh aspek kesiapan pensiun yang

Page 22: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

13

menunjukkan skor yang tinggi. Hasil penelitian ini juga serupa dengan hasil penelitian

dari Hasyani (2006) bahwa tidak adanya perbedaan antara laki-laki dan subjek

perempuan terkait kecemasan menghadapi pensiun.

Secara umum, peran gender secara tradisional terkait dengan persiapan pensiun

memang lebih cenderung dominan pada laki-laki. Namun demikian, sesuai dengan

perkembangan jaman dimana meningkatnya kehadiran perempuan didalam dunia kerja

sehingga menimbulkan terjadinya pergeseran peran gender yang tentunya

mempengaruhi sikap tersahdap persiapan pensiun. Dan dapat dibuktikan dengan adanya

hasil survei dari Wolcott dalam Stepens dan Alpass (1998), yang menyatakan bahwa

sikap perempuan terhadap pensiun telah terjadi perubahan. Oleh karena itu, peran

gender tradisional dianggap menjadi kurang tepat dari waktu ke waktu terkait dengan

persiapan pensiun. sehingga diperlukan penelitian untuk menentukan apakah

konseptualisai tradisional gender masih sesuai untuk persiapan pensiun kontemporer.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, terkait dengan kesiapan pensiun ada

beberapa faktor yang dapat memepengaruhi kesiapan pensiun , jika dilihat dari sudut

pandang psikologis ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan pensiun yaitu

Menurut Yunianti dkk (2014) bahwa self-esteem mempengaruhi kesiapan pensiun

karena ketika seseorang memilliki self-esteem yang tinggi maka akan mempengaruhi

kesiapan pensiun individu. Adapun faktor psikologis lain yaitu konsep diri karena

Individu dengan konsep diri positif, rasa percaya diri kuat, maka individu tersebut akan

lebih dapat menyesuaikan diri dengan kondisi pensiun tersebut. Sikap terhadap pensiun

juga mempengaruhi terhadap kesiapan pensiun, seperti yang dijelaskan Hurlock bahwa

sikap para pekerja terhadap pensiun pasti mempunyai pengaruh yang besar terhadap

penyesuaiannya.

Page 23: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

14

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari hasil perhitungan Uji-t dapat diketahui nilai

signifikansinya adalah sebesar 0,225 (p>0,05). Artinya tidak terdapat perbedaan

kesiapan pensiun pada pegawai negeri sipil golongan III ditinjau dari jenis kelamin.

Saran

1. Bagi pegawai yang menjelang pensiun:

Bagi para pegawai yang menjelang pensiun baik yang berjenis kelamin laki – laki

dan perempuan sama – sama mempertahankan kesiapan pensiun yang dimiliki agar

dapat menyesuaikan diri dengan baik pada saat masa pensiun tiba.

2. Bagi peneliti selanjutnya:

a) Memperhatikan kondisi maupun psikis subjek sebelum melakukan tes, sehingga

kesalahan dalam menjawab tes dapat diminimalisir sehingga dapat

menghasilkan hasil yang maksimal.

b) Peneliti selanjutnya yang tertarik dengan penelitian ini diharapkan untuk

menggunakan metode penelitian kualitatif agar mendapatkan hasil yang akurat

dan menghindari adanya kemungkinan faking good.

Page 24: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

15

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (1999). Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Dagun, S. M. (1992) Maskulin Dan Feminin Perbedaan Pria-Wanita Dalam Fisiologi,

Psikologi, Seksual, Karier Dan Masa Depan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dinsi, V,. Setiati, E., & Yuliasari, E. (2006). Ketika Pensiun Tiba. Jakarta : Wijayata

Media Utama.

Earl, J.K & Muratore, A. (2010). Predicting retirement preparation through thedesign

of a new measure. Australian Psychologist, June 2010; 45(2): 98–111.

Eddington, N. & Shuman, R. (2005). Subjective Well Being (Happiness). Contiuing

psychology education: 6 continuing education hours. Diunduh dari:

http://www.texcpe.com/html/pdf/ca/ca-happiness.pdf pada tanggal 18 Januari

2016

Eliana, R (2003). Konsep Diri Pensiunan. Jurnal. Di unduh dari :

http://library.usu.ac.id/download/fk/psikologi-rika%20eliana.pdf pada tanggal

17 November 2015

Feist&Feist. (2008). Theories of Personality Edisi Keenam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Fletcher, W. L. & Hansson, O.R. (1991). Assesing the social component retirement of

anxiety scale. Psychology and Aging

Hurlock, E. B. (1991). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Edisi Kelima Terjemahan Soedjarwo & Istiwidayanti.

Jakarta: Erlangga

Mahmoudi G, Vahedi M, Hasani S. Studi of depression in nurses at the University of

Medical Science Affiliated Hospitals in 2007. World Applied Sciences Journal

6. 2009;(9):1200-4.

Mein, G., et al. (2003). Is retirement good or bad mental and physical health

functioning? Whitehall Iilongitudinal study of civil servant. Journal Department

of Epidemiology and Public Health, Royal Free and UniversityCollege

Medical. London, 57(2), 46 – 49.

Muslimah, A. I. & N. Wahdah. (2013). Hubungan Antara Attachment dan Self Esteem

dengan Need for Achievement Pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri 8 Cakung

Jakarta Timur. Volume 6, No. 1. Jurnal. Diunduh dari : http://ejournal-

unisma.net/ojs/index.php/soul/article/view/736 pada tanggal 10 September 2015

Noone, J. H., Stephens, C. V. & Alpass, F.M. (2009). Do men and women still differ in

their retirement planning? Testing a theoretical model of gendered pathways to

retirement preparation.

Page 25: PERBEDAAN KESIAPAN PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10165/2/T1_802012066_Full...i Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi

16

Rakhmawanto, A. (2014). Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil: Analisis Perspektif

Perbaikan Sistem Pensiun PNS dari Pay as you go ke Fully Funded. Civil

Service Vol.8. No.2. Jurnal. Diunduh dari : http://www.bkn.go.id/wp-

content/uploads/2014/12/Jurnal-Gabungan-Nov-2014.pdf pada tanggal 3

Februari 2016

Santrock, John W. (1995). Life-Span Development; Perkembangan Masa Hidup (Edisi

kelima). Alih bahasa oleh Achmad Chusairi dan Juda Damanik. Jakarta:

Erlangga

Sasmito, E. (2011). Hidup Makmur Di Masa Pensiun. Jakarta: Raih Asa Sukses

Setyarini, R & Atamimi, N. (2011). Self-Esteem dan Makna Hidup pada Pensiunan

Pegawai Negeri Sipil (PNS). Volume 38, No. 2. Jurnal. Diunduh dari :

http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/12 pada tanggal 25

September 2015

Sutarto, J. T. & Ismulcokro, C. (2008). Pensiun Bukan Akhir Segalanya. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Theresia Kresensia Haryani (2006). "Kecemasan Menjalani Masa Pensiun Ditinjau

Dari Jenis Kelamin dan Status Ekonomi". Skripsi Sarjana Strata 1. Fakultas

Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2015. Penyelenggaraan

Program jaminan Pensiun. Diunduh dari :

http://peraturan.bkpm.go.id/jdih/lampiran/PP%2045%202015%20Penyelenggara

an%20Program%20Jaminan%20Pensiun.pdf pada tanggal 25 September 2015

Prasetya Online (2010). Pensiun, Fase Baru Kehidupan. Artikel. Diunduh dari :

http://prasetya.ub.ac.id/berita/pensiun-fase-baru-kehidupan-400-id.html pada

tanggal 9 September 2015

Putri, F. D. (2015). Prevalensi Depresi pada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang

Mengambil Dana Pensiun di Bank BTPN Cabang M. Yamin Padang. Jurnal.

Diunduh dari: http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/258 pada

tanggal 5 Februari 2016

Yunianti, M., Dkk. (2014). Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Kesiapan Pensiuan

Pada Perwira Menengah TNI AL. Diunduh dari : http://psikologi.ub.ac.id/wp-

content/uploads/2014/09/JURNAL-MANGESTI-YUNIANTI-0911231007.pdf

pada tanggal 7 September 2015

Widyowati, A & Hadjam, N.R. (2013). Peran Core Self Evaluation dalam

Memprediksi Persiapan Pensiun. Di unduh dari :

http://journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/view/2332 pada tanggal

17 November 2015