Jurnal Sains Manajemen & Akuntansi Volume VI No. 2/November/2014 PENGARUH KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT TERHADAP PERPUTARAN PIUTANG DI UNIT TOKO PRIMKOPPOL RESTABES BANDUNG Christina Apriliyani Sukarti ABSTRAK Sebagai bagian dari perekonomian Indonesia maka koperasi mempunyai peran penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat. Sejalan dengan usahanya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat, maka koperasi berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi semua kebutuhan anggotanya dan memberikan kemudahan dalam hal pemenuhan kebutuhan. Kemudahan yang diberikan oleh koperasi yaitu penjualan secara kredit kepada anggotanya. Dengan adanya penjualan kredit maka harus ditetapkan kebijakan kredit yang baik agar pengelolaan piutang dapat dikelola dengan seefisien mungkin. Penelitian ini dilakukan pada Unit Toko Primkoppol Restabes Bandung yang mempunyai kegiatan penjualan secara kredit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi kebijakan penjualan kedit, tingkat perputaran piutang, dan pengaruh Kebijakan Penjualan Kredit terhadap Perputaran Piutang di Unit Toko Primkoppol Restabes Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan, untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengaruh kebijakan penjualan kredit (variabel X) terhadap perputaran piutang (variabel Y) digunakan Analisis Koefisien Korelasi. Hubungan besarnya pengaruh variabel X dan Y ditunjukkan melalui analisis Regresi Sederhana, dan untuk mengetahui seberapa besar konstribusi variabel digunakan rumus Koefisien Determinasi. Perolehan hasil analisa tersebut diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows. Berdasarkan analisis statistik, pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan positif antara variabel independen dan variabel dependen yaitu dengan nilai korelasi sebesar (0,681) selain itu besarnya pengaruh variabel X dan Y yaitu dimana setiap kenaikan satu kali dari (variabel X) maka akan diikuti kenaikan (variabel Y) sebesar (0,274) dan terdapat pengaruh yang signifikan atas Kebijakan Penjualan Kredit Terhadap Perputaran 72
23
Embed
jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014
PENGARUH KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT TERHADAP PERPUTARAN PIUTANG DI UNIT TOKO PRIMKOPPOL RESTABES BANDUNG
Christina Apriliyani Sukarti
ABSTRAK
Sebagai bagian dari perekonomian Indonesia maka koperasi mempunyai peran penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat. Sejalan dengan usahanya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat, maka koperasi berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi semua kebutuhan anggotanya dan memberikan kemudahan dalam hal pemenuhan kebutuhan. Kemudahan yang diberikan oleh koperasi yaitu penjualan secara kredit kepada anggotanya. Dengan adanya penjualan kredit maka harus ditetapkan kebijakan kredit yang baik agar pengelolaan piutang dapat dikelola dengan seefisien mungkin. Penelitian ini dilakukan pada Unit Toko Primkoppol Restabes Bandung yang mempunyai kegiatan penjualan secara kredit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi kebijakan penjualan kedit, tingkat perputaran piutang, dan pengaruh Kebijakan Penjualan Kredit terhadap Perputaran Piutang di Unit Toko Primkoppol Restabes Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan, untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengaruh kebijakan penjualan kredit (variabel X) terhadap perputaran piutang (variabel Y) digunakan Analisis Koefisien Korelasi. Hubungan besarnya pengaruh variabel X dan Y ditunjukkan melalui analisis Regresi Sederhana, dan untuk mengetahui seberapa besar konstribusi variabel digunakan rumus Koefisien Determinasi. Perolehan hasil analisa tersebut diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows.
Berdasarkan analisis statistik, pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan positif antara variabel independen dan variabel dependen yaitu dengan nilai korelasi sebesar (0,681) selain itu besarnya pengaruh variabel X dan Y yaitu dimana setiap kenaikan satu kali dari (variabel X) maka akan diikuti kenaikan (variabel Y) sebesar (0,274) dan terdapat pengaruh yang signifikan atas Kebijakan Penjualan Kredit Terhadap Perputaran Piutang yaitu sebesar 46,37%. Pada uji
hipotesis diperoleh dan ( > )
dimana Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh antara kebijakan penjualan kredit terhadap perputaran piutang, maka hipotesis yang diajukan penulis yaitu ”Kebijakan Penjualan Kredit berpengaruh terhadap Perputaran Piutang Di Unit Toko Primkoppol Restabes Bandung” dapat diterima.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul, “
Pengaruh Kebijakan Penjualan Kredit Terhadap Perputaran Piutang Di Unit Toko
Primkoppol Restabes Bandung “.
II. REVIEW LITERATUR
2.1 Kebijaksanaan Piutang
Kebijaksanaan piutang merupakan pedoman yang ditempuh oleh perusahaan dalam
menentukan apakah kepada seorang langganan akan diberikan kredit dan kalau diberikan berapa
banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan tersebut (Syamsuddin Lukman 2009 :
256).
Hal yang harus diperhatikan dalam kebijakan piutang adalah perbandingan manfaat
yang diperoleh dengan pengorbanan yang akan ditanggung oleh perusahaan. Sejauh manfaat
yang didapat lebih besar dibanding dengan pengorbanannya, maka kebijaksanaan pemberian
piutang dapat dibenarkan secara finansial (Sutrisno 2007 : 59).
Seringkali dengan kebijaksanaan piutang mengakibatkan adanya sejumlah piutang yang
tidak tetagih (bad debt). Piutang tak tertagih ini diperlakukan sebagai kerugian piutang yang
termasuk sebagi elemen biaya operasi dalam laporan rugi-laba. Sumber-sumber informasi dan
analisa-analisa kredit merupakan suatu hal yang penting bagi keberhasilan manajemen piutang
perusahaan. Penerapan yang tepat dari kebijaksanaan yang tepat ataupun penerapan yang tidak
tepat dari kebijaksanaan yang tidak tepat akan dapat memberikan hasil yang optimal bagi
perusahaan (Syamsudin Lukman 2009 : 256).
2.1.1 Unsur Kebijakan Piutang
Kebijakan kredit menyangkut “trade off” antara laba yang diperoleh dari penjualan
yang menimbulkan piutang disatu pihak, dan biaya yang harus ditanggung karena memiliki
piutang tersebut. Kebijakan kredit terdiri dari 4 unsur menurut Warsini (2003 : 188) yaitu :
1. Jangka waktu kredit, yaitu periode disaat barang diserahkan kepada pembeli sampai dengan
pembeli membayar piutang tersebut.
74
Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014
2. Standar kredit, yaitu minimum kemampuan keuangan langganan untuk mendapatkan
kredit.
3. Kebijakan pengumpulan piutang.
4. Discount, yaitu pengurangan pembayaran karena pembeli membayar lebih cepat.
2.1.2 Kebijakan Pengumpulan Piutang
Dalam pemberian piutang biasanya jauh lebih mudah dibandingkan penagihannya. Oleh
karena itu, setiap perusahaan harus menerapkan kebijakan dalam pengumpulan piutang.
Kebijakan pengumpulan piutang ada yang bersifat lunak dan ketat.
Menurut Warsini (2003 : 190) mengemukakan bahwa apabila perusahaan menetapkan
kebijakan yang lunak yaitu jangka waktu kredit yang panjang, standar kredit yang rendah,
pengumpulan piutang pasif ataupun discount yang diberikan besar maka tingkat penjualan akan
meningkat tajam sehingga laba juga meningkat, akan tetapi perusahaan menanggung biaya yang
besar peningkatan dana yang tertanam dalam piutang yang berarti menanggung resiko
meningkatnya piutang tak tertagih.
2.2 Keuntungan dan Kerugian yang Ditimbulkan oleh Kebijakan Kredit
Kebijakan kredit menimbulkan keuntungan dan kerugian menurut Harmono (2009 :
214), antara lain :
1. Cadangan kerugian piutang, jumlah piutang yang tak tertagih yang dibebankan pada
penjualan.
2. Biaya pengumpulan piutang, merupakan biaya administrasi untuk melaksanakan operasi
piutang.
3. Potongan tunai, persentase pengurangan penjualan sebagai insentif pembayaran lebih awal.
4. Biaya pendanaan, yaitu biaya kesempatan yang ditimbulkan oleh investasi piutang.
Kredit dapat dijadikan alat penjualan dalam menstimulasi perolehan pendapatan dan
meningkatkan arus kas dalam rangka menutup investasi aktiva tetap. Lebih dari itu, kebijakan
penjualan kredit dapat digunakan untuk mencegah terjadinya erosi segmen pasar. Jika para
pesaing menawarkan kredit dengan termin yang lebih menarik, maka kebijakan kredit tersebut
dapat mengerosi segmen pasar perusahaan pesaingnya.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Investasi pada Piutang
Piutang merupakan aktiva yang penting dalam perusahaan dan dapat menjadi bagian
yang besar dari likuiditas perusahaan. Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah seperti yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto
(2001 : 85-87) sebagai berikut :
1. Volume Penjualan Kredit
75
Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan memperbesar jumlah
investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya
bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang.
2. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan
menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa perusahaan lebih mengutamakan
keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas. Syarat yang ketat misalnya dalam
bentuk batas waktu pembayaran yang pendek, pembebanan bunga yang berat pada
pembayaran piutang yang terlambat.
3. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafond bagi
kredit yang diberikan kepada para langganannya. Makin tinggi plafond yang ditetapkan
bagi masing-masing langganan berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam
piutang. Sebaliknya, jika batas maksimal plafond lebih rendah, maka jumlah piutang pun
akan lebih kecil.
4. Kebijaksanaan Dalam Mengumpulkan Piutang
Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang secara aktif atau
pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif, maka perusahaan harus
mengeluarkan uang yang lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang,
tetapi dengan menggunakan cara ini, maka piutang yang ada akan lebih cepat tertagih,
sehingga akan lebih memperkecil jumlah piutang perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan
menggunakan kebijaksanaan secara pasif, maka pengumpulan piutang akan lebih lama,
sehingga jumlah piutang perusahaan akan lebih besar.
5. Kebiasaan Membayar Dari Para Langganan
Kebiasaan para langganan untuk membayar dalam periode cash discount akan
mengakibatkan jumlah piutang lebih kecil, sedangkan langganan membayar periode setelah
cash discount akan mengakibatkan jumlah piutang lebih besar karena jumlah dana yang
tertanam dalam piutang lebih lama untuk menjadi kas.
2.4 Prinsip Pemberian Piutang
Kredit yang diberikan akan memunculkan piutang dagang dan piutang dagang ini tidak
ada jaminan Undang-Undangnya, sehingga apabila terjadi piutang tidak terbayar (macet) maka
sulit diselesaikan di pengadilan. Resiko yang selalu dihadapi oleh perusahaan yang menjual
produknya secara kredit adalah tidak terbayarnya piutang. Oleh karena itu untuk mengantisipasi
sedini mungkin terjadinya resiko kredit, maka sebelum memberikan kredit perlu diadakan
evaluasi terhadap calon-calon pelanggan (Sartono Agus 2008 : 436).
76
Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014
Harmono (2009 : 211) mengemukakan pertimbangan yang lazim digunakan untuk
mengevaluasi calon pelanggan sering disebut dengan prinsip 5C atau the five C’s principles.
Prinsip-prinsip 5C tersebut adalah :
1. Character, kemampuan untuk membayar kredit.
2. Capacity, kemampuan pelanggan untuk menghasilkan arus kas.
3. Capital, sumber daya yang dimiliki pelanggan.
4. Collateral atau jaminan kredit.
5. Condition of economic atau kondisi bisnis.
2.5 Hubungan Antara Kebijakan Penjualan Kredit Terhadap Perputaran Piutang
Keberhasilan atau kegagalan kebijakan penjualan kredit yang ditetapkan perusahaan
terutama tergantung pada permintaan atas produk yang dijulanya. Semakin tinggi permintaan
atas produk yang ditawarkan, maka semakin menguntungkan penjualan produk yang
bersangkutan. Kebijakan penjualan secara kredit akan meningkatkan penjualan perusahaan,
tetapi juga menimbulkan resiko.
Beberapa resiko yang mungkin timbul dengan kebijakan kredit ini adalah periode
pengumpulan piutang yang tidak tepat, piutang yang tidak tertagih atau pembeli tidak
membayar hutangnya pada perusahaan (kredit macet) dan besarnya investasi yang tertanam
pada piutang tidak seimbang dengan manfaat yang diperoleh dari kebijakan kredit tersebut
(Harjito, 2011 : 106).
Ada pula pendapat Bambang Riyanto (2001 : 86) yaitu kebijakan yang ditetapkan oleh
perusahaan bisa secara lunak atau ketat. Perusahaan yang menjalankan kebijakan secara ketat
dimana apabila ada pelanggan yang belum melunasi piutang pada saat jatuh tempo tidak akan
diberi kredit sampai dilunasinya piutang tersebut. Tetapi jika perusahaan menjalankan kebijakan
secara longgar sehingga walaupun belum membayar saat jatuh tempo masih diberi kredit lagi.
Dengan demikian semkain ketat kebijakan yang ditetapkan maka semakin kecil investasi pada
piutang dan apabila longgar jumlah piutangnya pun akan semakin besar.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa apabila jumlah piutang yang semakin besar
berarti semakin lama dana terikat pada piutang, yang kemungkinan besar mengakibatkan
semakin rendah pula tingkat perputaran piutang. Ini menunjukkan bahwa pentingnya penetapan
kebijakan kredit yang tetap oleh perusahaan.
III. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
Objek penelitian adalah objek yang akan diteliti dan dianalisis. Objek penelitian dalam
penelitian ini yaitu mengenai kebijakan penjualan kredit terhadap perputaran piutang di Unit
Toko Primkoppol Restabes Bandung yang berlokasi di Jalan Merdeka Nomor 18-20 Bandung.
77
Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan secara langsung terjun ke lapangan dan
mengadakan kontak dengan responden guna mengumpulkan data yang berkaitan dengan
kebijakan penjualan kredit di Primer Koperasi Kepolisian Resor Kota Besar Bandung,
sedangkan pendekatan penelitiannya menggunakan pendekatan deskritif verifikatif.Yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah anggota koperasi yang berjumlah 1013
orang sampai dengan Bulan Desember 2011. Sedangkan ukuran sampel dalam
penelitian ini adalah 91 orang.
Secara lengkap jenis dan sumber data primer dan sekunder dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 2Jenis dan Sumber Data
Jenis Data Sumber Data
Sejarah Primkoppol Restabes Primkoppol RestabesNeraca Periode Tahun 2001-2010 Laporan RAT Primkoppol RestabesLaporan Rugi Laba Tahun 2001-2010 Laporan RAT Primkoppol RestabesKebijakan Penjualan Kredit Primkoppol Restabes
Anggota Primkoppol Restabes
Harapan anggota terhadap Kebijakan Penjualan Kredit Primkoppol Restabes
Anggota Primkoppol Restabes
Sumber : Laporan RAT
Penetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis
a. Penetapan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95 % (α = 0,05), karena dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diuji atau menunjukkan hubungan bahwa korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen cukup nyata. Sedangkan untuk menguji hipotesis digunakan uji t.
b. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan oleh penulis akan diuji melalui
hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah kebijakan penjualan kredit berpengaruh atau tidak terhadap perputaran
piutang. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:
78
Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014
Kebijakan Penjualan Kredit tidak berpengaruh terhadap
Perputaran Piutang Di Unit Toko Primkoppol Restabes Bandung.
Kebijakan Penjualan Kredit berpengaruh terhadap
Perputaran Piutang Di Unit Toko Primkoppol Restabes Bandung
IV.Temuan-temuan
4.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Berikut adalah tabel hasil pengujian validitas dengan menggunakan SPSS 16.00 for
windows .
Tabel 3Validitas Variabel X (Kebijakan Penjualan Kredit)
Variabel Sub Variabel Item Pertanyaan Keterangan
Kebijakan Penjualan Kredit (X)
Masa Kredit P1 0.408 0.208 ValidP2 0.407 0.208 Valid
Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Hidayat Syarifudin. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung : CV. Mandar Maju
Huston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi ke-10. Jakarta : SALEMBA
Irawati Susan. 2008. Manajemen Keuangan. Bandung : Pustaka
Limbong Benhard. 2010. Pengusaha Koperasi Memperkokoh Fondasi Ekonomi Rakyat. Jakarta : CV. Rafi Maju Mandiri
Moh, Nazir. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mulyani Sri. 2009. Ekonomi 1. Jakarta : Pusat Perbukuan
Narbuko Kholid. 2010. Metodologi Penelitian Cetakan ke-11. Jakarta : Bumi Aksara
Purbayu. 2005. Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel Dan Spss. Yogyakarta : Andi Offset
Riduwan. 2010. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika Cetakan ke-4. Bandung : ALFABETA
Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : Rajawali Pers.
Sartono Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi ke-4. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta
Sudjana. 2005. Metode Statistika, Edisi Revisi, Cetakan Keenam. Bandung: Tarsito
Sunyoto Danang. 2011. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi. Yogyakarta : CAPS
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : ALFABETA
Sutrisno. 2008. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : EKONISIA
Syamsuddin Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi dalam : Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta : Rajawali Pers
Umar Husein. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi ke-2. Jakarta : Rajawali Pers
Undang-undang ______. Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian
86
Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014