Top Banner
PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN BIDANG ILMU PADA MAHASISWA Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan Oleh : Imam Bagus Setiawan F100110036 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
19

PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

Apr 25, 2019

Download

Documents

tranhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI JENIS

KELAMIN DAN BIDANG ILMU PADA MAHASISWA

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :

Imam Bagus Setiawan

F100110036

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

i

PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI JENIS

KELAMIN DAN BIDANG ILMU PADA MAHASISWA

PUBLIKASI ILMIAH

Yang Diajukan Oleh :

Imam Bagus Setiawan

F100110036

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Sri Lestari, S.Psi, M.SI

Page 3: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan
Page 4: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan
Page 5: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

1

PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI JENIS

KELAMIN DAN BIDANG ILMU PADA MAHASISWA

Abstrak

Kecurangan (cheating) merupakan salah satu fenomena pendidikan yang sering

muncul menyertai aktivitas proses pembelajaran dan dalam proses penilaian

bahkan sampai pada penulisan tugas akhir. Tujuan dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui perbedaan kecurangan akademik berdasarkan jenis kelamin dan

bidang ilmu pada mahasiswa. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik

angkatan tahun 2013-2015. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan two

stage cluster random, yang pertama dilakukan merandom fakultas yang telah

dibagi menjadi fakultas eksak dan fakultas non-eksak, kemudian setelah

didapatkan fakultas eksak dan non-eksak merandom lagi program studi yang ada

didalam kedua fakultas tersebut, dan dari hasil random didapatkan fakultas eksak

yaitu Fakultas Teknik program studi teknik arsitektur dan fakultas non eksak yaitu

Fakultas Ekonomi program studi ekonomi bisnis, dengan cara merandom fakultas

dan merandom jurusan peneliti mendapat partisipan dengan jumlah sebanyak 156

orang, dengan subjek dari fakultas teknik berjumlah 75 dan subjek dari fakultas

ekonomi berjumlah 81 dengan total subjek laki-laki berjumlah 79 dan subjek

perempuan berjumlah 77. Alat ukur yang digunakan merupakan hasil modifikasi

dari skala kecurangan akademik yang disusun oleh Kurniawan (2011) berdasarkan

aspek-aspek kecurangan akademik yang dikemukakan oleh Anderman (2006).

Skala kecurangan akademik terdiri atas 40 aitem, 24 aitem favorable dan 16 aitem

unfavorable. Teknik analisis data yang digunakan ialah komparasi independent

sample t-test.

Analisis data diperoleh hasil dari jenis kelamin, bahwa laki-laki lebih

memiliki kecenderungan melakukan kecurangan akademik dibandingkan dengan

perempuan. Dari bidang ilmu, mahasiswa bidang ilmu eksakta lebih memiliki

kecenderungan melakukan kecurangan akademik dari pada mahasiswa bidang

ilmu non eksakta.

Kata Kunci : kecurangan akademik, jenis kelamin, bidang ilmu.

Abstract

Cheating (cheating) is one of the educational phenomena that often emerge

accompany the activity of the learning process and in the assessment process even

to the writing of research. The purpose of this research was to determine

differences in academic cheating by gender and field of science in students. The

study population is students Surakarta Muhammadiyah University Faculty of

Economics and Faculty of Engineering class of 2013-2015. The sampling

technique is done with two-stage random cluster, which was first held random

faculty which has been divided into the faculty of exact and faculty non-exact,

Page 6: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

2

then having obtained the faculty of exact and non-exact random longer courses

that exist in both the faculty and the results random obtained faculty inexact: the

Faculty of Engineering courses in architectural engineering faculty and non

inexact: the Faculty of Economics courses business economics, by way random

faculty and random majors researchers got the participants with a total of 156

people, with the subject of the engineering faculty numbered 75 and the subject of

faculty economy amounted to 81 with total male subjects amounted to 79 and

female subjects amounted to 77. Measuring instruments used is a modification of

the scale of academic cheating compiled by Kurniawan (2011) based on aspects of

academic cheating proposed by Anderman (2006). The scale consists of 40

academic cheating item, item 24 favorable and 16 unfavorable item. Data analysis

technique used is comparative independent sample t-test.

Based on the result of the gender, that men are more predisposed academic

cheating than women. From the fields of science, the field of exact sciences

student has a tendency to commit fraud on a student's academic from non-exact

science.

Keywords: academic cheating, gender, field of the studies.

1. PENDAHULUAN

Kecurangan akademik bukanlah masalah baru dalam dunia pendidikan.

Teixeira dan Rocha (2006) menyatakan bahwa kecurangan akademik adalah

fenomena global yang secara frekuensi semakin meningkat. Banyaknya tindakan

kecurangan akademik yang dilakukan di berbagai ranah akademik yang ada di

Indonesia menunjukkan sedikit atau bahkan belum adanya pendidikan di

Indonesia yang mampu mencetak sumber daya manusia yang berkualitas,

khususnya dari sisi pembentukan karakter individu mahasiswa. Pendidikan tinggi

juga tidak terhindar dari adanya tindakan kecurangan akademik. Beberapa bentuk

kecurangan akademik yang dilakukan mahasiswa antara lain adalah mencontek

saat ujian, menyalin jawaban teman, copy paste dari internet tanpa menyebutkan

sumbernya, tidak hadir kuliah tetapi meminta tolong kepada temannya untuk

tanda tangan absen, membuat contekan saat ujian, meminta bantuan teman saat

ujian, bekerjasama dengan teman saat ujian.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan Survei Litbang Media Group

pada 19 April 2007 terhadap 480 responden dewasa di enam kota besar di

Indonesia, yaitu Makassar, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Medan

dalam penelitian (Nursalam, Bani, & Munirah, 2013). Menunjukkan mayoritas

Page 7: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

3

anak didik, baik di bangku sekolah dan perguruan tinggi melakukan kecurangan

akademik dalam bentuk menyontek. Hampir 70 persen responden yang ditanya

apakah pernah menyontek ketika masih sekolah atau kuliah, menjawab pernah.

Bahkan hasil penelusuran yang dilakukan (Nursalam, Bani, & Munirah, 2013)

ditemukan adanya tugas akhir (skripsi) mahasiswa yang mengindikasikan adanya

praktik copy paste atau plagiarism dari satu skripsi dengan skripsi yang lainnya.

Kecurangan akademik muncul sebagai interaksi berbagai faktor, baik yang

bersifat internal (ada di dalam diri pelaku) maupun yang bersifat eksternal (berasal

dari lingkungan). Faktor internal mencakup kemalasan, kurangnya kesadaran

pekerjaan sesama siswa, kualitas rendah, pengalaman kegagalan sebelumnya dan

harapan sukses yang pasti. Faktor eksternal meliputi urutan tempat duduk, ujian

yang penting, tingkat kesulitan tes, tes yang tidak adil, penjadwalan dan

pengawasan (Purnamasari, 2013). Ketidakjujuran akademik menurut Hendricks

(2004) terjadi di dalam pembelajaran disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal

dari diri individu (internal) maupun dari luar diri individu (eksternal). Faktor

internal individu mencakup usia, jenis kelamin, prestasi akademik. Faktor

eksternal meliputi perilaku teman sebaya, lingkungan ujian, dan belajar terlalu

banyak. Hendricks,2004. Dari kedua pernyataan kecurangan akademik dan

ketidakjujuran akademik keduanya saling memiliki keterkaitan dari faktor yang

dimiliki oleh keduanya, sehingga kecurangan akademik dan ketidakjujuran

akademik memiliki arti yang sama dan juga makna yang sama karena dapat dilihat

dari faktor-faktor perilaku keduanya yang serupa.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk

melakukan replikasi penelitian Wibowo, Herlina, dan Kristyassari (2011) dengan

rumusan masalah yang muncul yaitu “ adakah perbedaan kecurangan

akademik ditinjau dari jenis kelamin dan bidang ilmu pada mahasiswa?”.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan

kecurangan akademik berdasarkan jenis kelamin dan bidang ilmu pada

mahasiswa.

Manfaat penelitian ini agar memberikan kontribusi gender terhadap

perilaku kecurangan akademik, sebagai masukan, sehingga perguruan tinggi dapat

Page 8: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

4

mengambil tindakan untuk meminimalisir perilaku kecurangan akademik tersebut

dan dapat digunakan sebagai dasar ataupun referensi bagi peneliti selanjutnya

yang akan melakukan penelitian di bidang yang sama di masa datang

Kecurangan berasal dari kata “curang” yang memiliki arti berlaku tidak

jujur. Kecurangan adalah perbuatan yang curang, (Depdiknas, 2008), Kushartanti

(2009) mendefinisikan cheating adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara

yang tidak sah untuk tujuan yang sah atau terhormat yaitu mendapatkan

keberhasilan akademik untuk menghindari kegagalan akademik.

Kecurangan akademik adalah perilaku yang dilakukan oleh pelajar secara

sengaja, seperti pelanggaran terhadap aturan dalam mengerjakan tugas dan ujian,

memberikan keuntungan kepada pelajar lain dalam mengerjakan tugas atau ujian

dengan cara yang tidak jujur, dan pengurangan keakuratan yang diharapkan pada

performansi pelajar (Cizek, 2006).

Perilaku kecurangan akademik terjadi dengan berbagai cara dalam beragam

situasi yang terjadi pada kegiatan akademik. Anderman (2006) menyatakan bahwa

kecurangan akademik terjadi paling banyak pada tugas kelas, ujian akhir dan pada

ulangan harian. Menurut Anderman (2006) setidaknya perilaku kecurangan

akademik terjadi dalam berbagai bentuk antara lain : penggunaan materi yang

dilarang digunakan, melakukan kolaborasi yang dilarang dilakukan saat

pelaksanaan ujian, plagiasi yaitu ketika seseorang secara sengaja mengakui ide,

kata maupunkalimat orang lain sebagai hasil karyanya, pemalsuan merupakan

secara sengaja melakukan perubahan, sebagian maupun secara keseluruhan

laporan karya tulis maupun laporan praktik, misrepresentation yaitu dengan

menyajikan informasi yang keliru pada pengajar dengan harapan mendapat

keuntungan pada penyelesaian tugas maupun pelaksanaan ujian, tidak

berkontribusi secara layak pada penyelesaian tugas yang dikerjakan secara

berkelompok dan sabotase penyelesaian tugas akademik rekan lainnya.

Karakteristik individu meupakan variabel yang mempengaruhi kecurangan

akademik (Fiqueroa, 2010). Gerdeman (2000) mengemukakan faktor karakteristik

individu meliputi kecerdasan, IPK, gender, usia, aktivitas ekstrakurikuler, status

Page 9: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

5

pernikahan dan manajemen waktu. Pada penelitian ini variabel karakteristik yang

diuji meliputi gender dan program studi.

Muthmainah (2006) mendefinisikan jenis kelamin adalah suatu konsep

analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan

perempuan dilihat dari sudut non-biologis, yaitu dari aspek sosial, budaya,

maupun psikologis. McCabe dan Trevino (Fa’iezah, 2010) melaporkan bahwa

tingkat kecurangan akademik pada perempuan telah meningkat selama 30 tahun

terakhir di tingkat relatif sama dengan tingkat pada laki-laki. Meskipun tingkat

kecurangannya relatif sama, sikap mereka atas kecurangan berbeda. Perempuan

melakukan plagiarisme karena mencoba untuk membantu teman-teman dalam

membuat tugas-tugas seperti memperbolehkan teman-teman untuk menyalin

tugas-tugas mereka, tapi pada laki-laki cenderung melakukan hal itu untuk diri

mereka sendiri.

Siswa pada jurusan IPA lebih banyak mempergunakan pola pikir logis dan

rasional karena materi pelajaran berupa soal-soal hitungan sehingga harus lebih

teliti dalam mengerjakan soal serta mengasah untuk berfikir secara akurat dengan

jawaban yang pasti. Jurusan IPS mempunyai aktifitas dengan mempergunakan

pola pikir analitis karena mahasiswa tersebut dituntut untuk menghafalkan materi

pelajaran yang berhubungan dengan bahasa maupun sejarah budaya dan ekonomi.

Sumaatmadja (2008). Wfy (2010) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan bentuk plagiat antara mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi

dengan mahasiswa FISIP, di mana mahasiswa eksak yaitu Fakultas Sains dan

Teknologi (FST) lebih tinggi melakukan plagiat dari pada mahasiswa non eksak

yaitu FISIP, sedangkan Carpenter (2006) menemukan bahwa lebih dari 96%

mahasiswa teknik terbukti bahwa mereka terlibat paling sedikit satu perilaku yang

didefinisikan sebagai kecurangan akademik atau perilaku tak etis selama proses

perkuliahan.

Hipotesis dari penelitian ini adalah, ada perbedaan perilaku kecurangan

akademik ditinjau dari jenis kelamin, dimana laki-laki lebih memiliki

kecenderungan melakukan kecurangan akademik dibandingkan dengan

perempuan. Kemudian hipotesis berikutnya ada perbedaan perilaku kecurangan

Page 10: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

6

akademik ditinjau dari bidang ilmu, dimana bidang ilmu eksakta lebih memiliki

kecenderungan melakukan kecurangan akademik dibandingkan dengan bidang

ilmu non eksak.

2. METODE PENELITIAN

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

Variabel terikat kecurangan akademik dan sebagai Variabel Bebasnya adalah

jenis kelamin dan bidang ilmu. Definisi operasional dari Kecurangan akademik

adalah tindakan individu melakukan cara yang tidak sah dengan cara sengaja

untuk kepentingan diri sendiri dengan tujuan agar hal yang dikerjakan tidak

mengalami kesalahan. Kecurangan akademik diukur dengan menggunakan

kuesioner yang disusun oleh Kurniawan (2011) berdasarkan aspek-aspek

kecurangan akademik yang dikemukakan oleh Anderman (2006) yaitu

penggunaan materi yang dilarang digunakan, melakukan kolaborasi yang dilarang

dilakukan saat pelaksanaan ujian, plagiasi, pemalsuan, misspresentation, absen

berkontribusi dalam tugas kelompok dan sabotase.

Jenis kelamin adalah pembagian jenis seksual yang ditentukan secara

biologis dan anatomis yang dinyatakan dalam jenis kelamin laki-laki dan jenis

kelamin perempuan. Muthmainah (2006).

Bidang ilmu adalah pembagian ilmu ke dalam dua bidang yaitu IPA dan

IPS atau ilmu eksak dan ilmu non eksak. Sumaatmadja (2008).

Sebagai populasi penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Surakarta dengan jumlah 13 Fakultas, Dari 13 Fakultas tersebut

terdapat 4 Fakultas yang mengacu pada Ilmu Eksakta dan Fakultas yang mengacu

pada Ilmu noneksakta. Dengan jumlah keseluruhan mahasiswa yang masih aktif

adalah 27.918 dengan jumlah mahasiswa laki-laki 12.556 dan mahasiswa

perempuan 15.362.

Dari jumlah 13 Fakultas yang ada di Universitas Muhammadiah Surakarta

kemudian dilakuka two stage cluster random sampling menjadi dua Fakultas

Eksakta dan Fakultas Non Eksakta, dengan cara mengundi dari dua kelompok

tersebut didapatkan Fakultas Eksakta Yaitu Fakultas Teknik (Arsitektur) dan

Fakultas Non-Eksakta yaitu Fakultas Ekonomi (Ekonomi Bisnis).

Page 11: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

7

Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling yaitu

teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit-unit yang kecil, atau

cluster (Nazir, 2005). Cluster random dilakukan dua kali yang disebut juga

dengan two stage cluster random karena merandom fakultas dan merandom

jurusan.

Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan alat ukur skala

kecurangan akademik. Skala kecurangan akademik ini merupakan hasil

modifikasi dari skala kecurangan akademik yang disusun oleh Kurniawan (2011)

berdasarkan aspek-aspek kecurangan akademik yang dikemukakan oleh

Anderman (2006). Skala kecurangan akademik terdiri atas 40 aitem, 24 aitem

favorable dan 16 aitem unfavorable. Aspek-aspek tersebut antara lain:

penggunaan materi yang dilarang digunakan, melakukan kolaborasi yang dilarang

dilakukan saat pelaksanaan ujian, plagiasi yaitu ketika seseorang secara sengaja

mengakui ide, kata maupunkalimat orang lain sebagai hasil karyanya, pemalsuan

merupakan secara sengaja melakukan perubahan, sebagian maupun secara

keseluruhan laporan karya tulis maupun laporan praktik, misrepresentation yaitu

dengan menyajikan informasi yang keliru pada pengajar dengan harapan

mendapat keuntungan pada penyelesaian tugas maupun pelaksanaan ujian, tidak

berkontribusi secara layak pada penyelesaian tugas yang dikerjakan secara

berkelompok dan sabotase penyelesaian tugas akademik rekan lainnya. Skala

vignette ini menyajikan pertanyaan non-direktif dalam survei yang

memungkinkan responden menentukan makna suatu situasi bagi dirinya (Finch,

1987). Melalui situasi proyektif yang bersifat hipotesis dan meminta pertisipan

untuk mempisiskan dirinya dalam jejak pelaku utama, maka data sensitif dapat

diperoleh secara tak langsung, tanpa melalui konfrontasi. Vignette yang disusun

berupa deskripsi singkat perilaku tokoh “dia” dalam berbagai situasi yang

mencerminkan perilaku yang sejalan maupun tidak sejalan dengan nilai-nilai yang

diukur. Kata “dia” sengaja dipilih karena bersifat netral untuk untuk semua jenis

kelamin, dalam arti dapat mewakili tokoh berjenis kelamin perempuan atau laki-

laki. Dengan demikian instrumen dapat digunakan untuk partisipan laki-laki dan

perempuan. Melalui vignette tersebut responden diharapkan melakukan proyeksi

Page 12: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

8

mengenai dirinya terhadap situasi yang ada dalam vignette, dengan cara tersebut

pernyataan yang disajikan tidak menimbulkan ancaman bagi responden sehingga

meminimalkan kecenderungan untuk memberikan jawaban yang baik menurut

ungkapan sosial (social desirability) Finch, (1987).

Skala kecurangan akademik ini menggunakan skala dari 6 alternatif

jawaban terhadap bentuk pernyatan yaitu: Sangat Serupa (SS), Serupa (S), Sedikit

Serupa (SDS), Hampir Serupa (HS), Tidak Serupa (TS), Sangat Tidak Serupa

(STS). Aitem tersebut terdiri atas dua macam aitem favorable dan aitem

unfavorable. Pemberian skor untuk aitem favorable bergerak dari skor 6 sampai

skor 1, dan sebaliknya untuk aitem unfavorable arah pemberian skornya bergerak

dari skor 1 sampai skor 6.

Alat ukur dalam penelitian ini dikatakan valid karena memiliki corrected

item-total correlation > 0,2 dengan jumlah aitem yang memiliki jumlah corrected

item-total correlation > 0,2 ada 32 aitem dari total aitem skala ada 40 aitem.

Sehingga dari hasil tersebut alat ukur yang telah dimodifikasi ini dapat dikatakan

valid dan layang untuk digunakan utnuk memperoleh data. Reliabilitas alat ukur

ini diperoleh Cronbach’s Alpha 0,916 yang menunjukan hasil tersebut sudah >

0,60 sehingga dapat dikatakan reliabel.

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program SPSS 15.0 for windows. Penelitian ini

menggunakan metode stastistik sebagai metode analisis data. Analisis

independent sample t-test digunakan karena digunakan untuk mengetahui

perbedaan rata-rata dua sampel yaitu mengetahui perbedaan kecurangan akademik

yang dilakukan mahasiswa berdasarkan jenis kelamin dan bidang ilmu. Data

diolah menggunakan analisis t-test (independent sample t-test) yang diolah

dengan program aplikasi komputer bernama SPSS (Statistical Package for Social

Sciences) 15.0 for windows. Subjek yang layak dijadikan sample adalah:

mahasiswa angkatan 2013, 2014, dan 2015, serta masih aktif kuliah berjumlah

156 orang. Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan alat ukur skala

kecurangan akademik.

Page 13: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

9

Adapun persiapan sebelum melakukan penelitian, peneliti meminta surat

izin dari Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dapat

melaksanakan penelitian di tempat yang telah ditentukan, yaitu Fakultas Ekonomi

dan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sebelum dilakukannya pengambilan data penelitian, peneliti melakukan

Try out untuk menguji reliabilitas dari skala yang digunakan di Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan melibatkan 100 subjek yang telah

memenuhi syarat mahasiswa aktif angkatan 2013-2015 Fakultas Farmasi UMS,

baik laki-laki maupun perempuan dengan masing-masing subjek laki-laki

berjumlah 50 mahasiswa dan subjek perempuan berjumlah 50 mahasiswa. Pada

uji coba alat ukur ini hanya menggunakan subjek dari Fakultas Farmasi karena

peniliti ingin mendapatkan validitas dari instrumen alat ukur yang telah

dimodifikasi yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga alat ukur dapat

digunakan untuk melakukan pengambilan data penelitian. Hasil perhitungan uji

coba alat ukur menunjukan bahwa skala Kecurangan Akademik memiliki

koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar 0,874. Hasil try out dan uji

reliabilitas skala tersebut, dari 40 aitem terdapat 7 aitem yang memiliki

Cronbach’s Alpha apabila aitem tersebut dihapus maka memiliki koefisien >

0,874, sehingga aitem tersebut dianggap gugur (Uyanto,2009).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Surakarta Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik angkatan tahun

2013-2015 dengan masing-masing jumlah dari Fakultas Ekonomi (Ekonomi

Bisnis)mahasiswa laki-laki tahun 2013 berjumlah 79, mahasiswa perempuan

tahun 2013 berjumlah 115, mahasiswa laki-laki tahun 2014 berjumlah 98,

mahasiswa perempuan tahun 2014 berjumlah 157, mahasiswa laki-laki tahun 2015

berjumlah 111, mahasiswa perempuan tahun 2015 berjumlah 152, dengan jumlah

total mahasiswa laki-laki dan perempuan Fakultas Ekonomi tahun angkatan 2013-

2015 adalah 677 mahasiswa; dan masing-masing jumlah dari Fakultas Teknik

(Arsitektur) mahasiswa laki-laki tahun 2013 berjumlah 58, mahasiswa perempuan

tahun 2013 berjumlah 41, mahasiswa laki-laki tahun 2014 berjumlah 92,

mahasiswa perempuan tahun 2014 berjumlah 55, mahasiswa laki-laki tahun 2015

Page 14: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

10

berjumlah 88, mahasiswa perempuan tahun 2015 berjumlah 47, dengan jumlah

total mahasiswa laki-laki dan perempuan Fakultas Teknik tahun angkatan 2013-

2015 adalah 381 mahasiswa. Hal tersebut disebabkan karena mahasiswa ditahun

angkatan ini sudah memiliki beban tugas yang sama dengan mahasiswa tingkat

atas. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling yaitu

teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok, atau cluster (Nazir,

2005). Cluster random dilakukan dua kali yang disebut juga dengan two stage

cluster random karena merandom fakultas dan jurusan (kelas). Berdasarkan ciri-

ciri tersebut peneliti mendapatkan 156 subjek yang layak diteliti dengan 81

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan 75 mahasiswa Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20

Agustus 2016 Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Surakarta dengan cara membagikan skala secara langsung

beserta bolpoin untuk mengisi skala serta meminta subjek untuk mengisi skala

sesuai dengan petunjuk yang diberikan dan dipersilahkan mengisi angket sesuai

dengan keadaan dalam diri subjek yang sebenarnya dan dikumpulkan kembali

oleh subjek kepada peneliti saat itu juga.

Setelah semua skala terisi dan terkumpul, maka langkah selanjutnya ialah

memberikan nilai pada skala yang telah diisi oleh subjek. Skor aitem berkisar dari

1 sampai 6. Pemberian skor dilakukan berdasarkan jawaban subjek dan

memperhatikan sifat aitem favorable dan unfavorable. Skor tertinggi dari masing–

masing aitem adalah 6 dan terendah bernilai 1.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Uji normalitas digunakan sebagai indikator apakah sebaran data penelitian

yang telah dilakukan terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas ini

menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov SmirnovTest. Hasilnya, untuk uji

normalitas variabel kecurangan akademik diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov Z

Page 15: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

11

= 0,769; sig. (2-tailed) = 0,595; (p >0,05). Hasil tersebut menunjukkan sebaran

data variabel kecurangan akademik terdistribusi normal.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kecurangan akademik mahasiswa

laki-laki (96,61) sedangkan rata-rata kecurangan akademik mahasiswa perempuan

(88,71). Hasil tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki lebih memiliki

kecenderungan berperilaku kecurangan akademik yang lebih tinggi dibandingkan

dengan perempuan.

Hasil uji statistik dengan independent sample t-test diperoleh nilai t

(2,157) dengan p value 0,003 (p < 0,05) sehingga ada perbedaan perilaku

kecurangan akademik ditinjau dari jenis kelamin, dimana mahasiswa laki-laki

lebih memiliki kecenderungan berperilaku kecurangan akademik yang lebih tinggi

dibandingkan dengan mahasiswa perempuan.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kecurangan akademik mahasiswa

Fakultas Ekonomi (88,41) sedangkan rata-rata kecurangan akademik mahasiswa

Fakultas Teknik (97,36). Hasil tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas

Teknik lebih memiliki kecenderungan berperilaku kecurangan akademik yang

lebih tinggi dibandingkan mahasiswa Fakultas Ekonomi.

Hasil uji statistik dengan independent sample t-test diperoleh nilai t (-

2,456) dengan p value 0,015 (p < 0,05) sehingga ada perbedaan perilaku

kecurangan akademik ditinjau dari bidang ilmu, dimana bidang ilmu eksakta

lebih memiliki kecenderungan berperilaku kecurangan akademik dibandingkan

bidang ilmu non eksakta.

Kategorisasi kecurangan akademik berdasarkan jenis kelamin dibagi ke

dalam lima kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi dan sangat

tinggi. Menurut Arikunto (2010) cara pengukuran kecurangan akademik dengan

menggunakan nilai tertinggi hingga nilai terendah dibagi batas kelas yang

ditetapkan oleh peneliti yaitu sebanyak 5 kelas (sangat rendah, rendah, sedang dan

tinggi dan sangat tinggi). Diketahui bahwa kecurangan akademik yang dilakukan

oleh mahasiswa perempuan terdapat 5 orang (6,5%) mempunyai kecurangan

akademik sangat rendah dengan rentan skor 36-63,8; 28 orang (36,4%) rendah

dengan rentan skro 63,9-91,6; 31 orang (40,3%) sedang dengan rentan skor 91,7-

Page 16: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

12

119,4; 13 orang (16,9%) tinggi dengan rentan skor 119,5-147,2; dan tidak ada

yang mempunyai kecurangan akademik sangat tinggi. Sedangkan kecurangan

akademik yang dilakukan oleh mahasiswa laki-laki terdapat 11 orang (13,9%)

mempunyai kecurangan akademik sangat rendah dengan rentan skor 36-63,8; 38

orang (48,1%) rendah dengan rentan skro 63,9-91,6; 21 orang (26,6%) sedang

dengan rentan skor 91,7-119,4; 7 orang (8,9%) tinggi dengan rentan skor 119,5-

147,2; dan 2 orang (2,6%) sangat tinggi dengan rentan skor 147,3-175.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasiswa laki-laki lebih

tinggi mempunyai kecenderungan akademik karena terdapat 2 mahasiswa yang

mempunyai kecenderungan akademik sangat tinggi.

Kategorisasi kecurangan akademik berdasarkan bidang ilmu dibagi ke

dalam lima kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi dan sangat

tinggi. Menurut Arikunto (2010) cara pengukuran kecurangan akademik dengan

menggunakan nilai tertinggi hingga nilai terendah dibagi batas kelas yang

ditetapkan oleh peneliti yaitu sebanyak 5 kelas (sangat rendah, rendah, sedang dan

tinggi dan sangat tinggi). Diketahui bahwa kecurangan akademik yang dilakukan

oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi terdapat 11 orang (13,6%) mempunyai

kecurangan akademik sangat rendah, 36 orang (44,4%) rendah, 37 orang (33,3%)

sedang, 7 orang (8,6%) tinggi dan tidak ada yang mempunyai kecurangan

akademik sangat tinggi. Sedangkan kecurangan akademik yang dilakukan oleh

mahasiswa Fakultas Teknik terdapat 5 orang (6,7%) mempunyai kecurangan

akademik sangat rendah, 30 orang (40,0%) rendah, 25 orang (33,3%) sedang, 13

orang (17,3%) tinggi dan 2 orang (2,7%) sangat tinggi. Berdasarkan hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dari Fakultas Teknik cenderung lebih tinggi

mempunyai kecenderungan akademik karena terdapat 2 mahasiswa yang

mempunyai kecenderungan akademik sangat tinggi.

3.2 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan perilaku kecurangan

akademik ditinjau dari jenis kelamin, dimana laki-laki lebih memiliki

kecenderungan berperilaku kecurangan akademik dibandingkan dengan

perempuan dengan nilai t (2,157) dan p value 0,003 (p < 0,05). Hasil tersebut juga

Page 17: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

13

menunjukkan bahwa rata-rata kecurangan akademik mahasiswa laki-laki (96,61)

sedangkan rata-rata kecurangan akademik mahasiswa perempuan (88,71). Hasil

tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki lebih memiliki kecenderungan

berperilaku kecurangan akademik dibandingkan dengan perempuan.

Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti, yaitu ada

perbedaan perilaku kecurangan akademik ditinjau dari jenis kelamin, dimana laki-

laki lebih berperilaku kecurangan akademik dibandingkan dengan perempuan.

Hendricks (2004) menyatakan bahwa kecurangan akademik terjadi di dalam

pembelajaran disebabkan oleh factor yang berasal baik dari dalam diri mahasiswa

yaitu jenis kelamin. Mahasiswa lebih banyak melakukan kecurangan akademik

daripada mahasiswi. Penjelasan utama dari pernyataan ini dapat dijelaskan oleh

teori sosialisasi peran gender yakni wanita dalam bersosialisasi lebih mematuhi

peraturan dari pada pria.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan perilaku kecurangan

akademik ditinjau dari bidang ilmu, dimana bidang ilmu eksakta lebih memiliki

kecenderungan berperilaku kecurangan akademik dibandingkan bidang ilmu non

eksakta dengan nilai t (-2,456) dengan p value 0,015 (p < 0,05) dan rata-rata

kecurangan akademik mahasiswa Fakultas Ekonomi (88,41) sedangkan rata-rata

kecurangan akademik mahasiswa Fakultas Teknik (97,36). Hasil tersebut

menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Teknik lebih memiliki kecenderungan

berperilaku kecurangan akademik dibandingkan mahasiswa Fakultas Ekonomi.

Hasil penelitian tersebut mendukung dengan penelitian Carpenter(2006)

menemukan bahwa lebih dari 96% mahasiswa teknik terbukti bahwa mereka

terlibat paling sedikit satu perilaku yang didefinisikan sebagai kecurangan

akademik atau perilaku tak etis selama proses perkuliahan, sedangkan Wibowo

dkk. (2011) dalam penelitiannya di Jepara, dengan responden 96 mahasiswa

program studi manajemen dan akuntansi menunjukkan bahwa sikap dan norma

berpengaruh terhadap perilaku mencontek.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan kecurangan akademik

dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin dan bidang ilmu. Namun penelitian ini

terbatas pada generalisasi populasi dimana penelitian ini dilakukan. Sehingga

Page 18: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

14

penerapan pada ruang lingkup yang lebih luas dan karakteristik yang berbeda

maka perlu dilakukan penelitian ulang dengan menggunakan atau menambah

variabel–variabel penelitian yang belum terdapat pada penelitian ini.

Penelitian ini juga memiliki kelemahan yaitu yang pertama, pada

pengungkapan aspek–aspek yang digunakan dalam penelitian ini tidak secara

mendalam, mengingat bahwa alat pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan skala, sehingga peneliti selanjutnya perlu melengkapinya dengan

teknik pengumpulan seperti wawancara maupun observasi. Kemudian yang

kedua, saat pengambilan data subjek tidak ditempatkan dalam satu ruangan

khusus yang sama, sehingga kondisi disekitar subjek yang berbeda-beda satu

dengan yang lain menjadikan keadaan psikologis subjek juga berbeda - beda,

seperti ada yang mengerjakan dengan santai dan ada pula yang mengerjakan

secara terburu - buru.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan, dapat

diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan perilaku kecurangan akademik ditinjau

dari jenis kelamin, dimana laki-laki lebih memiliki kecenderungan melakukan

kecurangan akademik dibandingkan dengan perempuan. Kemudian juga ada

perbedaan perilaku kecurangan akademik ditinjau dari bidang ilmu, dimana

bidang ilmu eksakta lebih memiliki kecenderungan melakukan kecurangan

akademik dibandingkan bidang ilmu non eksakta.

Dari kesimpulan yang ada maka dapat disarankan bagi pihak Fakultas

Teknik maka dalam upaya untuk mengurangi perilaku kecurangan akademik

mahasiswa hendaknya melakukan pengawasan yang lebih ketat saat ujian sedang

berlangsung serta mencatat nama atau nomor ujian mahasiswa yang terlibat dalam

perilaku curang agar memberi efek jera, sedang kan bagi pihak Fakultas Ekonomi

maka perlu membuat kebijakan dengan pemberian tugas bagi mahasiswa untuk

melakukan presentasi didepan kelas sehingga meminimalisir terjadinya perilaku

kecurangan akademik dan melatih mahasiswa untuk lebih berani mengemukakan

pendapat.

Page 19: PERBEDAAN KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI …eprints.ums.ac.id/49586/2/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

15

DAFTAR PUSTAKA

Anderman EM, Murdock TB. (2006). Psychology of Academic Cheating. London:

Elsevier

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Depdiknas.(2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Gramedia Pustaka.

Indonesia.

Fiqueroa, T. (2010). The Relationship between Personality Types A and B and

Academic Dishonesty of Undergraduate and Graduate Students.

Dissertation, Walden University.

Gerdeman, R. D. (2000). Academic dishonesty and the community college. ERIC

Digest, 1-7.

Hendriks, B. (2004). Academic Dishonesty: A Study In The Magnitude Of

AndJustifications For Academic Dishonesty Among College Undergraduate

AndGraduate Students. New Jersey: Rowan University

Muthmainah, S. (2006). “Studi Tentang Perbedaan Evaluasi Etis, Intensi Etis, dan

Orientasi Etis Dilihat dari Gender dan Disiplin Ilmu: Potensi Rekruitment

Staf Profesional pada Kantor Akuntan Publik”. Simposium

NasionalAkuntansi IX. Padang.1-12.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Purnamasari, D. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecurangan

Akademik Pada Mahasiswa. Educational Psychology Journal. 2 (1), 13 –

21.

Sumaatmadja. 2008. Konsep Pembelajaran IPA dan Non IPA. Jakarta:Kanisius

Uyanto, S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Wibowo, P. A., Herlina, D., & Kristyasari,B. (2011). Perilaku Kecurangan

Akademik Berdasarkan Faktor Demografi dan Tipe Kepribadian A dan B.

Prosiding Seminar Nasional Psikologi Universitas Sultan Agung, hal: 42-

52.