PERAN KELOMPOK TANI DALAM KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA PETANI (Desa Banjarsari dan Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat) MOCHAMAD JANUAR I34052229 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
76
Embed
PERAN KELOMPOK TANI DALAM KETAHANAN PANGAN … · Anggary Pasha Dewani, Annisa Rizkina Rossa, Wulan Tri Eka Sasmita, Lalu Nofa Setiawan Putra, Egi Massardy, ... Kang Husni Mubarok,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERAN KELOMPOK TANI DALAM KETAHANAN PANGANRUMAHTANGGA PETANI
(Desa Banjarsari dan Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik,Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat)
MOCHAMAD JANUARI34052229
DEPARTEMEN SAINSKOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
ABSTRACT
The purpose of this study was to identify the level of household foodsecurity of farmers who have been realized, analyze factors that affect householdfood security of farmers and formulate farmer groups roles in farmers householdsto achieve food security. Research approach design by survai, the reasearchrespondents were 60 head of household the members of farmer farmer group fromBanjarsari and Tanjungsari villages, Sukaresik District, Tasikmalaya District,West Java Province. The research uses quantitative and qualitative statisticalmethod with Rank Spearman Correlation to examine variables. Results from thestudy showed that farmers' household food availability is adequate but is notstable when the season facing famine, drought or shortly before harvest. Need toincrease the role of farmer groups to achieve household food security of farmers.
MOCHAMAD JANUAR. I34052229. Skripsi (KPM 499) “PERANKELOMPOK TANI DALAM KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGAPETANI”. Di bawah bimbingan SUMARDJO.
Saat ini isu-isu ketahanan pangan telah menjadi perhatian banyak pihakmulai dari pelaku usaha, kalangan LSM sampai masyarakat yang masih awamtentang persoalan ketahanan pangan. Pangan merupakan komoditas penting danstrategis bagi bangsa Indonesia mengingat pangan adalah kebutuhan dasarmanusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama seperti diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentangPangan. Di Indonesia aspek ketahanan pangan (food security) telah menjadi isusentral dalam pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Berbagaiprogram telah dilaksanakan oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi beras,salah satunya adalah pengembangan metode System of Rice Intensification (SRI).Kelompok tani memiliki peran yang sangat penting dalam penerapan metode SRIkarena metode ini berbasis pada pengelolaan tanah, tanaman dan air. Selain itu,kelompok tani juga sangat terkait dengan akses pangan rumahtangga petanikarena anggota kelompok tani merupakan bagian dari rumahtangga petani.Dengan demikian, kelompok tani memiliki peran yang sangat sentral dalammewujudkan ketahanan pangan rumahtangga petani.
Tujuan Penelitian ini sebagai berikut : (1) mengidentifikasi tingkatketahanan pangan rumahtangga petani yang telah diwujudkan; (2) menganalisisfaktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumahtangga petani. (3)merumuskan peran kelompok tani dalam ketahanan pangan rumahtangga petani.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dan merupakanpenelitian explanatory dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yangdidukung oleh data kualitatif. Penelitian ini dilakukan di daerah pedesaan,tepatnya di Desa Banjarsari dan Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik,Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama satubulan, dimulai dari akhir bulan Mei-Juni 2009. Teknik pengumpulan data yangditerapkan adalah teknik wawancara dan menggunakan alat kuesioner. Kuesionerdigunakan untuk memperoleh data kuantitatif. Unit analisis data adalahrumahtangga petani pada kelompok tani padi SRI Desa Banjarsari dan DesaTanjungsari sebanyak 60 responden yang non-proporsional terdiri dari 30responden berasal dari Kelompok Tani Desa Tanjungsari yang menerapkanmetode SRI yang terdapat sistem penyimpanan hasil produksi pangan dan 30responden dari Kelompok Tani Desa Banjarsari yang menerapkan metode SRItetapi tidak ada sistem penyimpanan hasil produksi pangan. Pemilihan respondendilakukan dengan teknik stratified random sampling yang dilakukan dengan stratakepengurusan kelompok tani. Wawancara yang digunakan adalah wawancaraterstruktur untuk memperoleh data kualitatif yang digunakan untuk mendukungdata kuantitatif. Data kuantitatif yang dikumpulkan diolah dengan SPSS 15 untukmenguji hubungan antar variabel yang kemudian dianalisis dan diinterpretasikanmenggunakan analisis deskriptif dan uji korelasi Rank Spearman.
Ketersediaan pangan rumahtangga petani di Desa Banjarsari dan DesaTanjungsari cukup terpenuhi. Tingkat kestabilan pangan rumahtangga petani
dilihat dari tingkat kesulitan pangan rumahtangga pada musim paceklik, musimkemarau dan sesaat sebelum musim panen serta kemampuan menabung padamusim panen. Sebagian besar rumahtangga petani di Desa Banjarsari dan DesaTanjungsari pernah mengalami kesulitan pangan di musim paceklik, musimkemarau dan sesaat sebelum panen. Di Desa Banjarsari dan Desa Tanjungsari jauhlebih banyak yang tidak bisa menabung dibandingkan yang bisa menabung.
Pangan yang diperoleh rumahtangga petani di Desa Banjarsari dan DesaTanjungsari sebagian besar berasal dari hasil produksi sendiri, khususnya beras.Pemanfaatan pangan rumahtangga petani dilihat dari frekuensi makan daging sapiatau ayam, minum susu, makan telur dan makan sayur dalam seminggu.Rumahtangga petani di Desa Banjarsari dan Tanjungsari frekuensi makan dagingsapi atau ayam masih rendah. Di Desa Banjarsari dan Desa Tanjungsari frekuensiminum susu rumahtangga petani masih rendah. Frekuensi makan telur di DesaBanjarsari dan Desa Tanjungsari cukup tinggi. Frekuensi makan sayur di DesaBanjarsari dan Desa Tanjungsari cukup tinggi.
Di Desa Banjarsari terdapat hubungan nyata antara tingkat pendapatandengan pemanfaatan pangan dan hubungan nyata negatif antara jumlah anggotarumahtangga dengan tingkat stabilitas pangan. Terdapat juga hubungan negatifantara luas lahan yang dikuasai dengan akses pangan, tingkat pendapatan denganstabilitas pangan dan akses pangan, jumlah produksi permusim tanam dengantingkat stabilitas pangan, dan akses pangan, jumlah, serta jumlah anggotarumahtangga dengan akses pangan. Di Desa Tanjungsari terdapat hubungan nyataantara tingkat pendapatan dengan pemanfaatan pangan, tingkat partisipasi sosialdengan tingkat stabilitas pangan, dan hubungan nyata negatif antara tingkatpartisipasi sosial dengan pemanfaatan pangan. Terdapat hubungan negatif antaratingkat dukungan terhadap produksi pangan dengan akses pangan, tingkatdukungan terhadap distribusi pangan dengan akses pangan, Frekuensipenyelenggaraan kegiatan untuk sarana pembelajaran dengan tingkat stabilitaspangan di Desa Banjarsari. Terdapat hubungan nyata negatif antara tingkatdukungan produksi pangan dengan tingkat ketersediaan pangan di DesaTanjungsari.
Kelompok Tani “Mukti tani 3” Desa Banjarsari berusaha untukmeningkatkan kemampuan anggotanya dalam berusaha tani khususnya denganmetode SRI untuk mencapai ketahanan pangan rumahtangga petani yang menjadianggotanya. Cukup berbeda dengan Kelompok Tani “Mukti Tani 3”, KelompokTani “Sukarakatiga 3” Desa Tanjungsari berusaha mencapai ketahanan panganrumahtangga petani anggota kelompoknya dengan meningkatkan kesejahteraananggotanya.
Penulis merekomendasikan adanya penelitian yang bertujuan untukmengkaji bagaimana peran penyuluh dan faktor-faktor lain yang berpengaruhdalam ketahanan rumahtangga petani. Hal ini guna memperkuat kajian mengenaiketahanan pangan rumahtangga petani.
PERAN KELOMPOK TANI DALAM KETAHANAN PANGANRUMAHTANGGA PETANI
(Desa Banjarsari dan Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik,Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat)
OlehMOCHAMAD JANUAR
I34052229
SKRIPSISebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
PadaFakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SAINSKOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
DEPARTEMEN SAINSKOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian yang ditulis oleh:Nama : Mochamad JanuarNRP : I34052229Major : Sains Komunikasi dan Pengembangan MasyarakatJudul : Peran Kelompok Tani dalam Ketahanan Pangan Rumahtangga Petani
(Desa Banjarsari dan Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik,Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat)
dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar SarjanaKomunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasidan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut PertanianBogor.
Menyetujui,Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Sumardjo, MSNIP. 19580225 198503 1 001
Mengetahui,Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Ketua
Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MSNIP. 19550630 198103 1 003
Tanggal Pengesahan:
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA PENELITIAN YANGBERJUDUL “PERAN KELOMPOK TANI DALAM KETAHANANPANGAN RUMAHTANGGA PETANI” INI BENAR-BENAR MERUPAKANHASIL KARYA YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYAILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGAMANAPUN DAN JUGA BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRITIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAUDITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHANRUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. DEMIKIANPERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA DAN SAYABERSEDIA MEMPERTANGGUNGJAWABKAN PERNYATAAN INI.
Bogor, Juli 2010
Mochamad JanuarI34052229
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 14 Agustus 1987, dari pasangan
H. Aan Brawijaya dan Hj. Pipih Napisah. Jenjang Pendidikan formal yang telah
dilalui oleh penulis adalah:
TK Pertiwi (1992-1993), di Bogor
SDN Harjasari 1 (1993-1999), di Bogor
SMPN 1 Ciawi (1999-2002), di Bogor
SMAN 1 Ciawi (2002-2005), di Bogor
Pada tahun 2005, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor
melalui jalur SPMB (Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru) dan pada tahun 2006
diterima di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat,
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Selama menjalani masa perkuliahan penulis aktif dalam kelembagaan
dan kegiatan kemahasiswaan di lingkungan Fakultas Ekologi Manusia yakni
HIMASIERA (Himpunan Mahasiswa Pencinta Ilmu-ilmu Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat) sebagai Manager Divisi Riset Pengembangan
Masyarakat tahun 2007-2008 dan DPM FEMA (Dewan Perwakilan Mahasiswa
Fakultas Ekologi Manusia) Dewan Pelopor sebagai anggota Divisi Eksternal
(2007-2008). Penulis juga merupakan salah satu dari tujuh orang Tim Formatur
HIMASIERA yang didirikan pada tahun 2006. Penulis pernah mengikuti PKMM
(Pemikiran Kritis Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat) tahun 2007-2008
dengan mengambil tema “Selamatkan Bumi Kita dari Kantong Plastik”. Penulis
juga pernah tercatat sebagai penerima beasiswa BRI tahun 2007. Saat ini penulis
aktif sebagai Ketua Umum Purna Korps Paskara Indra Jaya tahun 2009-2012
yakni suatu perkumpulan alumni paskibra sekolah SMA Negeri 1 Ciawi dan
merupakan salah satu pendirinya.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karenaatas rahmat, petunjuk, dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yangberjudul ”Peran Kelompok Tani dalam Ketahanan Pangan Rumahtangga Petani”dengan baik. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan pada junjunganNabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan suri tauladan bagi umatmanusia.
Penulisan skripsi ini merupakan prasyarat kelulusan untuk memperolehgelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen SainsKomunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, InstitutPertanian Bogor. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasihkepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsiini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat diterima oleh pihak yang terkait danmemberikan manfaat bagi semua pihak.
Bogor, Juli 2010
Mochamad Januar
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukunganberbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkanterima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu,baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam penyelesaian Skripsi ini,antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sumardjo, MS selaku Dosen Pembimbing yang telahmemberikan arahan, saran dan dukungan untuk kelancaran prosespenulisan skripsi.
2. Ibu Dr. Ir. Titik Sumarti MC, MS selaku Dosen Penguji Utama dan BapakIr. Hadiyanto, MS selaku Dosen Penguji Perwakilan Departemen SainsKomunikasi dan Pengembangan Masyarakat yang telah memberikan sarandan masukan berharga dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Ir. Dwi Sadono, MS sebagai dosen pembimbing akademik yangselalu mendukung mahasiswa bimbingannya.
4. Keluargaku, Bapak H. Aan Brawijaya, Ibu Hj. Pipih Napisah dan adik-adikku (M. Fachrirozi dan Dudu Abdulatip) yang telah memberikan doadan cinta kasihnya selama ini, memberikan semangat dan dukungan baiksecara moral dan materi tanpa mengenal lelah. Penulis mengucapkanterima kasih banyak.
5. Wina Rosyidah Azhari yang selalu mendampingi, memberi dukungansemangat, motivasi dan inspirasi.
6. Gilang Kartiwa Nugraha, Whennie Sasfira Adly, Metri Novarinda Asmardan Muhhamad Istain. Sahabat-sahabat luar biasa yang selalu memotivasipenulis.
7. Ika Meylasari, M. Reza Maulana, Andi Al Furqon, Tri Cahyo Baskara,Anggary Pasha Dewani, Annisa Rizkina Rossa, Wulan Tri Eka Sasmita,Lalu Nofa Setiawan Putra, Egi Massardy, Liza Fairuza, dan Lussi Susanti.Teman-teman terbaik yang selalu memberi dorongan semangat.
8. Temen satu perjuangan menyusun skripsi, Cahyo Budi Utomo.9. Rekan-rekan KPM 42, terima kasih untuk semuanya.10. Teman-teman DPM Dewan Pelopor 2007-2008 khususnya Divisi
Eksternal (Akber Maulad, Utut Septi Asriani dan Arlita Puji Widiamega)dan HIMASIERA khususnya Divisi Riset dan Pengembangan Masyarakatyang telah memberikan banyak dukungan.
11. Kang Husni Mubarok, Saepul Mustakim, R. Pebriandini Widjaja sertaKeluarga Besar Korps Paskara Indra Jaya dan Purna Korps Paskara IndraJaya, keluarga keduaku.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
xi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xiDAFTAR TABEL ....................................................................................................... xiiiDAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xvBAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Masalah Penelitian................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 3
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 51
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1 Tabel Kebutuhan Informasi Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruhterhadap Ketahanan Pangan Rumahtangga Petani ...................................... 22
2 Jumlah Petani Menurut Karakteristik Sumberdaya RumahtanggaPetani di Desa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009 ....................................... 27
3 Sebaran Petani Menurut Ketersediaan Pangan Rumahtangga Petani diDesa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009....................................................... 31
4 Sebaran Petani Menurut Kesulitan Pangan Rumahtangga Petani padaMusim Paceklik di Desa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009 ....................... 32
5 Sebaran Petani Menurut Kemampuan Menabung Rumahtangga Petanipada Musim Panen di Desa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009................... 33
6 Sebaran Petani Menurut Kesulitan Pangan Rumahtangga Petani padaMusim Kemarau di Desa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009 ...................... 34
7 Sebaran Petani Menurut Kesulitan Pangan Rumahtangga Petani SesaatSebelum Musim Panen di Desa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009 ............ 34
8 Sebaran Petani Menurut Asal Pangan Rumahtangga Petani di DesaBanjarsari dan Tanjungsari, 2009................................................................ 35
9 Sebaran Petani Menurut Intensitas Makan Daging Sapi/AyamRumahtangga Petani di Desa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009 ................ 36
10 Sebaran Petani Menurut Intensitas Minum Susu Rumahtangga Petanidi Desa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009 .................................................. 37
11 Sebaran Petani Menurut Intensitas Makan Telur Rumahtangga Petanidi Desa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009 .................................................. 38
12 Sebaran Petani Menurut Intensitas Makan Sayur Rumahtangga Petanidi Desa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009 .................................................. 38
13 Koefisien Korelasi Rank Spearman antara Karakteristik SumberdayaRumahtangga Petani dengan Ketahanan Pangan di Desa Banjarsari,2009............................................................................................................. 40
14 Koefisien Korelasi Rank Spearman antara Karakteristik SumberdayaRumahtangga Petani dengan Ketahanan Pangan di Desa Tanjungsari,2009............................................................................................................. 41
15 Koefisien Korelasi Rank Spearman antara Peran Kelompok Tanidengan Ketahanan Pangan di Desa Banjarsari, 2009.................................. 42
16 Koefisien Korelasi Rank Spearman antara Peran Kelompok Tanidengan Ketahanan Pangan di Tanjungsari, 2009 ........................................ 43
17 Sebaran Petani Menurut Peran Kelompok Tani dalam PenyediaanBenih di Desa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009........................................ 43
18 Sebaran Petani Menurut Peran Kelompok Tani dalam PemberantasanHama di Desa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009........................................ 44
19 Sebaran Petani Menurut Peran Kelompok Tani dalam Pengadaan danPerawatan Pengairan di Desa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009................ 44
xiv
20 Sebaran Petani Menurut Peran Kelompok Tani dalam PengadaanSprayer di Desa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009 ..................................... 45
21 Sebaran Petani Menurut Peran Kelompok Tani dalam MemasarkanHasil Produksi Pertanian di Desa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009.......... 45
22 Sebaran Petani Menurut Partisipasi Anggota Kelompok dalamMemasarkan Hasil Produksi Pertanian di Desa Banjarsari danTanjungsari, 2009........................................................................................ 46
23 Sebaran Petani Menurut Peran Kelompok Tani dalam MengadakanPelatihan di Desa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009................................... 46
24 Sebaran Petani Menurut Intensitas Pertemuan Rutin Kelompok Tani diDesa Banjarsari dan Tanjungsari, 2009....................................................... 47
Saat ini isu-isu ketahanan pangan telah menjadi perhatian banyak pihak
mulai dari pelaku usaha, kalangan LSM sampai masyarakat yang masih awam
tentang persoalan ketahanan pangan. Pada KTT Pangan FAO di Roma tahun
1996, para pemimpin dunia bertekad mengurangi kelaparan dari 840 juta orang
menjadi 400 juta orang pada tahun 2015. Kemudian dalam Millennium
Development Goals (MDGs) tahun 2000 dipertegas kembali dengan komitmen
melawan kemiskinan dan kelaparan (Nainggolan, 2008).
Pangan merupakan komoditas penting dan strategis bagi bangsa
Indonesia mengingat pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi
oleh pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama seperti diamanatkan oleh
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan (Bappeda Jabar, 2004). Di
Indonesia aspek ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu sentral dalam
pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Masalah pangan dan
ketahanan pangan tidak dapat dilepaskan dari konteks komoditas beras. Hal ini
mengingat beras merupakan bahan pangan pokok (Staple food) yang dikonsumsi
oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Dengan demikian ketersediaan beras
menjadi faktor penting dalam memantapkan ketahanan pangan nasional. (Supadi,
2004). Di Kecamatan Sukaresik produksi padi sawah mencapai 62,46 kuintal/ha
dari 63,51 kuintal/ha rata-rata untuk wilayah Kabupaten Tasikmalaya (Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya, 2009). Selain itu, akses pangan merupakan determinan
penting ketahanan pangan. Akses pangan merefleksikan kemampuan memperoleh,
memproduksi dan atau membeli pangan. Pada konteks ini, rumahtangga pertanian
2
menjadi berbeda dari rumahtangga lain karena rumahtangga pertanian memiliki
akses langsung terhadap produksi pangan (Hardono, 2005).
Berbagai program telah dilaksanakan oleh pemerintah untuk
meningkatkan produksi beras, salah satunya adalah pengembangan metode System
of Rice Intensification (SRI). SRI adalah sistem budidaya padi dengan pendekatan
manajemen perakaran, yang berbasis pada pengelolaan tanah, tanaman dan air
dengan mengutamakan berjalannya aliran energi dan siklus nutrisi untuk
memperkuat suatu kesatuan agroekosistem.1 Kelompok tani memiliki peran yang
sangat penting dalam penerapan metode SRI karena metode ini berbasis pada
pengelolaan tanah, tanaman dan air. Selain itu, kelompok tani juga sangat terkait
dengan akses pangan dalam rumahtangga petani karena anggota kelompok tani
merupakan bagian dari rumahtangga petani. Dengan demikian, kelompok tani
memiliki peran yang sangat sentral dalam mewujudkan ketahanan pangan
rumahtangga petani.
1.2 Masalah Penelitian
Pangan merupakan kebutuhan yang penting bagi manusia. Sejalan
dengan itu, ketahanan pangan menjadi isu yang hangat dari waktu ke waktu.
Berbagai program telah dilakukan untuk mewujudkan ketahanan pangan. Salah
satunya adalah metode SRI yang melibatkan peran aktif kelompok tani yang juga
bagian dari rumahtangga petani.
Berdasarkan gambaran permasalahan di atas, beberapa rumusan
pertanyaan layak digali dalam penelitian ini yaitu:
1 Lembaga Pertanian Sehat. 2008. Mengenai System Rice of Intensificationhttp://www.pertaniansehat.or.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=68 diakses pada23 maret 2009
5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Rumahtangga Petani
5.2.1 Hubungan antara Karakteristik Sumberdaya Rumahtangga Petanidengan Ketahanan Pangan Rumahtangga Petani
Tabel 13 mengungkapkan hubungan nyata antara tingkat pendapatan
dengan pemanfaatan pangan dan hubungan nyata negatif antara jumlah anggota
rumahtangga dengan tingkat stabilitas pangan di Desa Banjarsari. Hal ini
disebabkan semakin besar pendapatan maka semakin banyak juga pangan yang
bisa dimanfaatkan. Begitupula dengan semakin sedikit anggota rumahtangga
39
maka stabilitas pangan akan semakin kuat juga karena sedikit anggota
rumahtangga yang mengonsumsi pangan sehingga ketahanan pangan pun menjadi
stabil. Dalam Tabel 13 juga mengungkapkan hubungan negatif antara luas lahan
yang dikuasai dengan akses pangan, tingkat pendapatan dengan stabilitas pangan
dan akses pangan, jumlah produksi permusim tanam dengan tingkat stabilitas
pangan, dan akses pangan, jumlah, serta jumlah anggota rumahtangga dengan
akses pangan.
Luas lahan lebih luas membuat akses pangan menjadi lebih sulit, hal ini
disebabkan kecenderungan untuk menyewakan atau memproduksi tapi tidak untuk
konsumsi sendiri. Tingkat pendapatan tinggi menyebabkan stabilitas pangan
rendah karena dengan pendapatan yang lebih tinggi lebih berarti hasil pangan
produksi sendiri itu mesti dijual dan pangan yang tersedia untuk konsumsi sendiri
berkurang. Tingkat pendapatan lebih tinggi membuat akses pangan menjadi sulit,
hal ini disebabkan pangan hasil produksi cenderung untuk dijual dan menjadi sulit
diperoleh. Jumlah produksi permusim tanam lebih tinggi membuat tingkat
stabilitas pangan menjadi rendah karena lebih cenderung menjualnya sehingga
tidak mempersiapkan kestabilan ketersediaan pangan. Jumlah produksi permusim
tanam semakin banyak membuat akses pangan menjadi sulit karena hasil produksi
dijual sehingga membuat sulit memperoleh pangan. Semakin banyak jumlah
anggota rumahtangga, semakin sulit akses pangan karena makin banyak yang
membutuhkan pangan.
40
Tabel 13. Koefisien korelasi Rank Spearman antara Karakteristik Sumberdaya Rumahtanggadengan Ketahanan Pangan Rumahtangga Petani di Desa Banjarsari, 2009
Karakteristik sumberdayarumahtangga
Ketahanan pangan rumahtangga petaniKetersediaan
panganTingkat stabilitas
panganAksespangan
Pemanfaatanpangan
Luas lahan yang dikuasai -,049 -,157 -,326 ,074
Tingkat pendidikan formalkepala rumahtangga
,236 -,197 ,089 -,089
Tingkat pendidikan non-formal kepala rumahtangga
-,131 ,188 -,192 ,050
Tingkat pendapatan ,189 -,270 -,338 1,000(**)
Jumlah Produksi permusimtanam
,177 -,337 -,326 ,134
Jumlah anggotarumahtangga
,237 -,465(**) -,302 ,045
Tingkat partisipasi sosial ,094 ,101 -,123 ,071
Tingkat pengalamanberusahatani
-,056 ,159 -,118 ,147
Keterangan : * berhubungan pada taraf nyata 0,05** berhubungan pada taraf nyata 0,01
Tabel 14 mengungkapkan hubungan nyata antara tingkat pendapatan
dengan pemanfaatan pangan, tingkat partisipasi sosial dengan tingkat stabilitas
pangan, dan hubungan nyata negatif antara tingkat partisipasi sosial dengan
pemanfaatan pangan. Tingkat pendapatan yang tinggi membuat pangan yang ada
lebih bisa dimanfaatkan karena adanya modal untuk melakukannya. Tingkat
partisipasi sosial yang tinggi membuat stabilitas pangan lebih tinggi karena
pengetahuan untuk menjaga stabilitas pangan lebih tinggi pula. Namun, tingkat
partisipasi sosial yang tinggi membuat pemanfaatan pangan tidak maksimal
karena pangan yang diperoleh dalam pelatihan tersebut lebih banyak metode
tentang berusahatani, bukan bagaimana memanfaatkan hasil usahatani tersebut.
41
Tabel 14. Koefisien korelasi Rank Spearman antara Karakteristik Sumberdaya Rumahtanggadengan Ketahanan Pangan Rumahtangga Petani di Desa Tanjungsari, 2009
Karakteristik sumberdayarumahtangga
Ketahanan pangan rumahtangga petaniKetersediaan
panganTingkat stabilitas
panganAksespangan
Pemanfaatanpangan
Luas lahan yang dikuasai ,321 -,095 ,191 ,137
Tingkat pendidikan formalkepala rumahtangga
,083 ,034 ,034 -,050
Tingkat pendidikan non-formal kepala rumahtangga
-,030 -,087 ,287 -,144
Tingkat pendapatan -,239 ,050 ,050 ,464(**)
Jumlah Produksi permusimtanam
,270 -,112 ,168 ,161
Jumlah anggotarumahtangga
,083 ,034 ,034 -,050
Tingkat partisipasi sosial -,047 ,571(**) -,020 -,397(*)
Tingkat pengalamanberusahatani
,089 -,186 -,186 ,000
Keterangan : * berhubungan pada taraf nyata 0,05** berhubungan pada taraf nyata 0,01
5.2.2 Hubungan antara Peran Kelompok Tani dengan Ketahanan PanganRumahtangga Petani
Tabel 15 memperlihatkan tidak adanya hubungan yang nyata antara peran
kelompok tani dengan ketahanan pangan di Desa Banjarsari. Namun demikian,
terdapat hubungan negatif antara tingkat dukungan terhadap produksi pangan
terhadap produksi pangan dengan akses pangan, tingkat dukungan terhadap
distribusi pangan dengan akses pangan, Frekuensi penyelenggaraan kegiatan
untuk sarana pembelajaran dengan tingkat stabilitas pangan.
Tingkat dukungan terhadap produksi pangan yang tinggi membuat akses
pangan menjadi sulit, hal ini disebabkan hasil panen yang besar dijual seluruhnya
sehingga sulit untuk mendapatkan pangan. Tingkat dukungan terhadap distribusi
pangan yang tinggi membuat akses pangan menjadi sulit, hal ini disebabkan oleh
panen yang yang ada dijual sehingga sulit mendapatkan pangan. Frekuensi
penyelenggaraan kegiatan untuk sarana pembelajaran yang semakin sering
membuat tingkat stabilitas pangan semakin rendah, hal ini disebabkan pelatihan-
pelatihan yang dilakukan lebih banyak membahas tentang teknik-teknik
42
berusahatani yang bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi dan tidak
membahas tentang pasca-produksi.
Tabel 15. Koefisien korelasi Rank Spearman antara Peran Kelompok Tani dengan KetahananPangan Rumahtangga Petani di Desa Banjarsari, 2009
Aspek Peran Kelompok TaniKetahanan pangan rumahtangga petani
Ketersediaanpangan
Tingkat stabilitaspangan
Aksespangan
Pemanfaatanpangan
Tingkat dukungan terhadapproduksi pangan
,131 -,188 -,235 -,050
Tingkat dukungan terhadapdistribusi pangan
,000 -,073 -,327 -,116
Frekuensi penyelenggaraankegiatan untuk saranapembelajaran
,139 -,223 -,068 ,105
Keterangan : * berhubungan pada taraf nyata 0,05** berhubungan pada taraf nyata 0,01
Tabel 16 menunjukkan adanya hubungan nyata negatif antara tingkat
dukungan produksi pangan dengan tingkat ketersediaan pangan di Desa
Tanjungsari. Hal ini disebabkan semakin rendah dukungan terhadap produksi
pangan maka pangan akan tetap tersedia karena sistem penyimpanan hasil
produksi pangan akan membantu untuk menjaga ketersediaan pangan
rumahtangga petani. Sistem penyimpanan hasil produksi pangan adalah
penyimpanan hasil produksi yang telah ditentukan sebelumnya oleh tiap
rumahtangga petani yang berfungsi untuk menjaga ketersediaan pangan
rumahtangga petani anggota kelompok tani.
43
Tabel 16. Koefisien korelasi Rank Spearman antara Peran Kelompok Tani dengan KetahananPangan Rumahtangga Petani di Desa Tanjungsari, 2009
Aspek Peran Kelompok TaniKetahanan pangan rumahtangga petani
Ketersediaanpangan
Tingkat stabilitaspangan
Aksespangan
Pemanfaatanpangan
Tingkat dukungan terhadapproduksi pangan
-,415(*) ,034 ,034 -,050
Tingkat dukungan terhadapdistribusi pangan
-,088 ,073 ,073 -,105
Frekuensi penyelenggaraankegiatan untuk saranapembelajaran
-,083 -,034 -,034 ,050
Keterangan : * berhubungan pada taraf nyata 0,05** berhubungan pada taraf nyata 0,01
5.3 Peran Kelompok Tani dalam Ketahanan PanganRumah Tangga Petani
Kelompok tani “Mukti Tani 3” di Desa Banjarsari dan Kelompok Tani
“Surakatiga 3” di Desa Tanjungsari sama-sama berperan dalam penyediaan benih
untuk produksi padi. Namun demikian, Kelompok Tani “Mukti Tani 3” di Desa
Banjarsari lebih berperan daripada di Desa Tanjungsari. Hal ini dapat dilihat di
Tabel 17, dimana presentasenya mencapai 80 persen untuk Desa Banjarsari dan
43,3 persen untuk Desa Tanjungsari. Hal ini disebabkan oleh keuletan Kelompok
Tani “Mukti Tani 3”, khususnya kontak tani beserta jajarannya.
Tabel 17. Sebaran Petani Menurut Peran Kelompok dalam Penyediaan Benih di Desa Banjarsaridan Desa Tanjungsari, 2009
Peran Kelompokdalam penyediaan
Benih
Desa Banjarsari Desa TanjungsariTotal(%)
RumahtanggaPersentase
(%)Rumahtangga
Persentase(%)
Berperan 24 80,0 13 43,3 61,7
Kurang berperan 6 20,0 17 56,7 38,3
Tidak berperan 0 0,0 0 0,0 0,0
Total 30 100,0 30 100,0 100,0
Tabel 18 memperlihatkan Kelompok tani di Desa Banjarsari dan
Kelompok Tani di Desa Tanjungsari yang cukup berperan dalam pemberantas
hama. Hal ini dilakukan dengan memproduksi cairan pemberantas hama organik
yang mereka sebut cairan “mol”. Namun demikian ada bebrapa rumahrangga yang
44
menganggap kelompok tani tidak berperan karena mereka memproduksi sendiri
cairan “mol” tersebut dan tidak memperoleh dari kelompok tani.
Tabel 18. Sebaran Petani Peran Kelompok dalam Pemberantasan Hama di Desa Banjarsari danDesa Tanjungsari, 2009
Peran Kelompokdalam pemberantasan
hama
Desa Banjarsari Desa TanjungsariTotal(%)
RumahtanggaPersentase
(%)Rumahtangga
Persentase(%)
Berperan 15 50,0 19 63,4 56,2
Kurang berperan 13 43,3 10 33,3 38,3
Tidak berperan 2 6,7 1 3,3 4,5
Total 30 100,0 30 100,0 100,0
Pengadaan dan perawatan pengairan di Desa Tanjungsari jauh lebih
berperan yaitu 66,7 persen dibandingkan Desa Banjarsari yang hanya 13,3 persen.
Hal ini dikarenakan pengelola pengairan atau yang disebut dewan air di Desa
Tanjungsari lebih terkelola dengan baik dibanding Desa Tanjungsari. Selain itu,
keadaan Desa Tanjungsari yang lebih sulit dalam hal pengairan juga membuat
pengelolaan pengairan menjadi jauh lebih penting dibanding di Desa Banjarsari
yang cenderung pengairannya lebih mudah karena mengalir begitu saja.
Tabel 19. Sebaran Petani Menurut Peran Kelompok dalam Pengadaan dan Perawatan Pengairandi Desa Banjarsari dan Desa Tanjungsari, 2009
Peran Kelompokdalam pengadaan danperawatan pengairan
Desa Banjarsari Desa TanjungsariTotal(%)
RumahtanggaPersentase
(%)Rumahtangga
Persentase(%)
Berperan 4 13,3 20 66,7 40,0
Kurang berperan 0 0,0 3 10,0 5,0
Tidak berperan 26 86,7 7 23,3 55,0
Total 30 100,0 30 100,0 100,0
Pengadaan sprayer di Desa Banjarsari dan Desa Tanjungsari dilakukan
oleh kelompok taninya masing-masing. Hal ini disebabkan jarang sekali
rumahtangga yang memilikinya masing-masing. Namun begitu, terdapat yang
memiliki sendiri sehingga menganggap kelompok tani tidak berperan dalam
pengadaan sprayer. Lebih rinci dapat dilihat di Tabel 20.
45
Tabel 20. Sebaran Petani Menurut Peran Kelompok dalam Pengadaan Sprayer di Desa Banjarsaridan Desa Tanjungsari, 2009
Peran Kelompokdalam pengadaan
sprayer
Desa Banjarsari Desa TanjungsariTotal(%)
RumahtanggaPersentase
(%)Rumahtangga
Persentase(%)
Berperan 20 66,7 21 70,0 68,4
Kurang berperan 3 10,0 6 20,0 15,0
Tidak berperan 7 23,3 3 10,0 16,7
Total 30 100,0 30 100,0 100,0
Pemasaran hasil produksi pangan di Desa Banjarsari dan Desa Tanjungsari
dilakukan oleh rumahtangganya masing-masing, hal ini dapat dilihat pada Tabel
21 dimana presentase yang menyebut kelompok tani tidak berperan mencapai 80
persen dan 70 persen. Namun demikian terdapat masing-masing 16,7 persen di
Desa Banjarsari dan 16,7 persen di Desa Tanjungsari yang menyebutkan
kelompok tani berperan dalam memasarkan hasil produksi pangan. Hal ini
dikarenakan kedekatan dan saling membantu antara beberapa anggota kelompok
tani.
Tabel 21. Sebaran Petani Menurut Peran Kelompok dalam Memasarkan Hasil Produksi di DesaBanjarsari dan Desa Tanjungsari, 2009
Peran Kelompokdalam memasarkan
hasil produksi pangan
Desa Banjarsari Desa TanjungsariTotal(%)
RumahtanggaPersentase
(%)Rumahtangga
Persentase(%)
Berperan 5 16,7 5 16,7 16,7
Kurang berperan 1 3,3 4 13,3 8,3
Tidak berperan 24 80,0 21 70,0 75,0
Total 30 100,0 30 100,0 100,0
Selaras dengan yang diperlihatkan pada Tabel 21, pada Tabel 22 juga
diperlihatkan bahwa partisipasi anggota kelompok dalam memasarkan hasil
produksi pangan masih tidak berperan dengan persentase 80 persen di Desa
Banjarsari dan 70 persen di Desa Tanjungsari. Hal ini disebabkan karena anggota
kelompok lebih suka memasarkan hasil pertaniannya sendiri sehingga anggota
46
kelompok lain tidak terlibat. Selain itu tidak adanya kebijakan kelompok tani
dalam hal pemasaran hasil produksi anggotanya.
Tabel 22. Sebaran Petani Menurut Partisipasi Anggota Kelompok Memasarkan Hasil Produksi diDesa Banjarsari dan Desa Tanjungsari, 2009
Partisipasi AnggotaKelompok
Memasarkan HasilProduksi
Desa Banjarsari Desa TanjungsariTotal(%)
RumahtanggaPersentase
(%)Rumahtangga
Persentase(%)
Berperan 0 0,0 1 3,3 1,7
Kurang berperan 6 20,0 8 26,7 23,4
Tidak berperan 24 80,0 21 70,0 75,0
Total 30 100,0 30 100,0 100,0
Kelompok tani di Desa Banjarsari dan Desa Tanjungsari berperan dalam
mengadakan pelatihan, hal ini dilihat dari presentasenya di Tabel 23 yang
mencapai 86,7 persen dan 93,3 persen. Namun demikian, terdapat 13,3 persen dan
6,7 persen rumahtangga petani di Desa Banjarsari dan Desa Tanjungsari yang
menyebutnya kurang berperan. Hal ini dikarenakan kurang informasi yang mereka
dapat dan kurang aktifnya mereka dalam kelompok tani sehingga mereka jarang
mengikuti pelatihan.
Tabel 23. Sebaran Petani Menurut Peran Kelompok dalam Mengadakan Pelatihan di DesaBanjarsari dan Desa Tanjungsari, 2009
Peran Kelompokdalam Mengadakan
Pelatihan
Desa Banjarsari Desa TanjungsariTotal(%)
RumahtanggaPersentase
(%)Rumahtangga
Persentase(%)
Berperan 26 86,7 28 93,3 90,0
Kurang berperan 4 13,3 2 6,7 10,0
Tidak berperan 0 0,0 0 0,0 0,0
Total 30 100,0 30 100,0 100,0
Frekuensi pertemuan kelompok tani di Desa Banjarsari dan Desa
Tanjungsari rutin dilakukan, hal ini dilihat dari presentasenya di Tabel 24 yang
mencapai 80 persen untuk Desa Banjarsari dan 93,3 persen untuk Desa
Tanjungsari. Namun demikian, terdapat 20 persen dan 6,7 persen rumahtangga
petani di Desa Banjarsari dan Desa Tanjungsari yang menyebutnya tidak rutin.
47
Hal ini dikarenakan kurang informasi yang mereka dapat dan kurang aktifnya
mereka dalam kelompok tani.
Tabel 24. Sebaran Petani Menurut Frekuensi Pertemuan Rutin Kelompok Tani di Desa Banjarsaridan Desa Tanjungsari, 2009
Frekuensi PertemuanRutin
Desa Banjarsari Desa TanjungsariTotal(%)
RumahtanggaPersentase
(%)Rumahtangga
Persentase(%)
Rutin 24 80,0 28 93,3 86,7
Tidak Rutin 6 20,0 2 6,7 13,3
Tidak ada 0 0,0 0 0,0 0,0
Total 30 100,0 30 100,0 100
Kelompok Tani “Mukti tani 3” Desa Banjarsari berusaha untuk
meningkatkan kemampuan anggotanya dalam berusaha tani khususnya dengan
metode SRI untuk mencapai ketahanan pangan rumahtangga petani yang menjadi
anggotanya. Hal ini dilakukan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan kegiatan
yang dilakukan untuk mendukung program tersebut seperti penyediaan pestisida
dan pupuk organik (cairan mol), penyediaan bibit dan pengadaan sprayer. Dalam
hal ini, pengurus kelompok tani lebih berperan dibandingkan dengan anggotanya.
Alangkah lebih baik anggota kelompok tani ini bisa lebih berperan dalam
pelatihan-pelatihan & kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani
tersebut. Selain itu, penyuluh diharapkan dapat membina kelompok tani “mukti
tani 3” ini agar dapat meningkatkan kemampuan organisasinya sehingga lebih
terorganisir dalam melakukan kegiatan-kegiatannya. Selain itu, perlu
dikembangkannya sistem penyimpanan hasil produksi pangan sehingga
memudahkan rumahtangga menjaga ketersediaan pangannya di waktu-waktu yang
sulit.
48
Cukup berbeda dengan Kelompok Tani “Mukti Tani 3”, Kelompok Tani
“Sukarakatiga 3” Desa Tanjungsari berusaha mencapai ketahanan pangan
rumahtangga petani anggota kelompoknya dengan meningkatkan kesejahteraan
anggotanya. Kelompok tani ini mulai menerapkan sistem penyimpanan hasil
produksi pangan walaupun belum berjalan dengan baik, namun dapat sedikit
membantu anggota kelompok yang mengalami kesulitan. Rumahtangga petani
anggota kelompok ini cukup berperan aktif, hal ini dapat dilihat tingkat kehadiran
dalam pertemuan rutin yang mereka adakan. Selain itu kelompok tani
memfasilitasi dalam memasarkan hasil produksi anggotanya sehingga cukup
membantu meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Agar lebih berkembang lagi
diharapkan peran pemerintah, khususnya dalam penyediaan modal dan
infrastruktur untuk kegiatan usahataninya. Penyuluh diharapkan dapat
mengarahkan kelompok tani ini khususnya tentang pentingnya perbaikan sistem
penyimpanan hasil produksi pangan sehingga dapat berjalan lebih baik lagi.
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Ketahanan Pangan rumahtangga petani di Desa Banjarsari dan Desa
Tanjungsari cukup terpenuhi. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan pangan,
tingkat stabilitas pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan yang
terdapat di Desa Banjarsari dan Desa Tanjungsari. Ketersediaan pangan di
Desa Banjarsari dan Tanjungsari “cukup” memadai dilihat dari persentase
terpenuhinya pangan yang mencapai 73,3 persen. Tingkat stabilitas pangan
termasuk “cukup” stabil dilihat dari jarangnya ada rumahtangga petani yang
mengalami kesulitan pangan pada musim paceklik, kemarau dan sesaat
sebelum panen serta jarangnya rumahtangga petani yang dapat menabung
setelah panen. Akses pangan cukup mudah karena sebagian besar pangan
merupakan hasil produksi sendiri, selain itu jarak menuju pasar yang cukup
dekat berkisar 2 km untuk Desa Banjarsari dan 5 km untuk Desa
Tanjungsari. Pemanfaatan pangan di kedua desa tersebut cukup baik, hal ini
dilihat dari frekuensi makan daging sapi/ayam, minum susu, makan telur
dan sayur dalam satu minggu yang cukup tinggi.
2. Faktor-faktor yang berpengaruh positif terhadap ketahanan pangan berkaitan
dengan karakteristik sumberdaya rumahtangga petani di Desa Banjarsari
adalah tingginya tingkat pendapatan, sedangkan yang berpengaruh negatif
adalah sedikitnya jumlah anggota rumahtangga dan rendahnya luas lahan,
serta rendahnya jumlah produksi permusim tanam. Faktor-faktor yang
berpengaruh positif terhadap ketahanan pangan berkaitan dengan
karakteristik sumberdaya rumahtangga petani di Desa Tanjungsari adalah
50
tingkat pendapatan yang tinggi, sedangkan tingkat partisipasi sosial yang
tinggi berpengaruh positif terhadap tingkat stabilitas pangan dan
berpengaruh negatif terhadap pemanfaatan pangan di Desa Tanjungsari.
Faktor-faktor yang berpengaruh negatif terhadap ketahanan pangan
berkaitan dengan peran kelompok tani di Desa Banjarsari adalah rendahnya
tingkat dukungan terhadap produksi pangan, rendahnya tingkat dukungan
terhadap distribusi pangan, dan rendahnya frekuensi penyelenggaraan
kegiatan untuk sarana pembelajaran. Faktor-faktor yang berpengaruh negatif
terhadap ketahanan pangan berkaitan dengan peran kelompok tani di Desa
Tanjungsari adalah rendahnya tingkat dukungan terhadap produksi pangan.
3. Peran kelompok tani dalam ketahanan pangan rumahtangga petani di Desa
Banjarsari adalah meningkatkan kemampuan anggotanya melalui penerapan
metode SRI melalui pelatihan-pelatihan, sedangkan untuk peran kelompok
tani dalam ketahanan pangan rumahtangga petani di Desa Tanjungsari
adalah meningkatkan kesejahteraan anggotanya melalui penerapan sistem
penyimpanan hasil produksi pertanian.
6.1 Saran
Penulis merekomendasikan adanya penelitian yang bertujuan untuk
mengkaji bagaimana peran penyuluh dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam
ketahanan rumahtangga petani. Hal ini guna memperkuat kajian mengenai
ketahanan pangan rumahtangga petani.
LAMPIRAN
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Jenis kelamin : (1) Pria (2) Wanita
Alamat :
Pendidikan : (1) Tidak Tamat SD (4) Tamat SMA/Sederajat
(2) Tamat SD/Sederajat (5) Diploma (D1, D2, D3)
(3) Tamat SMP/Sederajat (6) Sarjana/Pascasarjana
Pekerjaan dari curahan waktu : (1) Petani
yang dipergunakan (2) Buruh tani
(boleh lebih dari satu jawaban), (3) Pedagang
(4) Karyawan
(5) PNS
(6) TNI/Polri
(7) Supir/Tukang ojek
(8) Lainnya, sebutkan ……………Kelompok Tani :
Jabatan : (1) Ketua (4) Bendahara
(2) Wakil Ketua , (5) Anggota
(3) Sekretaris (6) Lainnya, sebutkan ………Jumlah anggota : …… Laki-laki …… Perempuan
Rumat Tangga
No:
Responden Yang Terhormat,Saya adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Fakultas Ekologi Manusia, Departemen Sains Komunikasidan Pengembangan Masyarakat, angkatan 2005/2006. Saya sedang melakukan penelitian mengenai “AnalisisPeran Kelompok Tani dalam Mewujudkan Ketahanan Pengan Rumahtangga”. Penelitian ini dilakukandalam rangka menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1).
Saya berharap anda bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan apa adanya.Perlu diperhatikan, bahwa dalam mengisi kuesioner ini, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Apapunjawaban anda, akan menjadi data berharga bagi kelancaran penelitian ini. Identitas dan jawaban anda akan sayajamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Atas ketersediaan dan waktu anda mengisi kuesioner ini, saya ucapkan banyak terima kasih.
Tasikmalaya,
Hormat saya,
Mochamad Januar
I34052229
Akses petani terhadap sumberdaya rumahtangga1. Berapa luasan lahan pertanian yang Anda kuasai?
............ ha
2. Apa jenis lahan pertanian yang Anda kuasai?(1). Sawah(2). Tegalan(3). Pekarangan(4). Lainnya, sebutkan …………..
3. Apakah status lahan pertanian yang Anda kuasai (miliki atau manfaatkan)?(1). Milik sendiri(2). Sakap/disakapkan(3). Sewa/disewakan
4. Berapakah rata-rata jumlah produksi padi dalam satu kali panen?
.................. kg
5. Dalam satu tahun, berapa kali Anda panen?
............. Kali, I ............. Kg II. ..................Kg III. ....................Kg
6. Berapa pendapatan dari kegiatan pertanian yang Anda peroleh dalam satu musimtanam?
Rp...................................... / musim
7. Berapa pendapatan yang Anda peroleh kegiatan non-pertanian?
Rp. ................................/tahun
8. Apakah Anda mengikuti pernah mengikuti kegiatan sosial dilingkungan Anda?
(1) Ya (2) Tidak
Jika Ya, apa saja posisi anda dalam kegiatan sosial tersebut?
(1) Pengurus (2) Anggota aktif (3) Anggota pasif
9. Berapa lama Anda berusahatani?
.......... tahun
10. Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian dalam satu tahunterakhir?(1) Sering (2) Kadang-kadang (3) tidak pernah
11. Apa materi penyuluhan yang pernah Anda dapat?1. .................................. 4. .................................. 7. ..............................2. .................................. 5. .................................. 8. ..............................3. .................................. 6. .................................. 9. ..............................
Peran Kelompok Tani dalam Ketahanan Pangan12. Apakah kelompok tani berperan dalam penyediaan benih?
(1) Berperan (2) Kurang berperan (3) Tidak berperan
13. Apakah kegiatan penanaman serempak dibahas dalam kelompok tani?
(1) Selalu (2) kadang-kadang (3) Tidak pernah
14. Apakah kelompok tani berperan dalam penyediaan pupuk
(1) Berperan (2) Kurang berperan (3) Tidak berperan
15. Apakah kelompok tani berperan dalam upaya pemberantasan hama/penyakit?
(1) Berperan (2) Kurang berperan (3) Tidak berperan
16. Apakah kelompok tani berperan dalam pengadaan dan perawatan pengairan/irigasi?
(1) Berperan (2) Kurang berperan (3) Tidak berperan
17. Apakah kelompok tani berperan dalam pengadaan spayer?
(1) Berperan (2) Kurang berperan (3) Tidak berperan
18. Apakah kelompok tani berperan dalam memasarkan hasil produksi pertanian?
(1) Berperan (2) Kurang berperan (3) Tidak berperan (lanjut ke no22)
19. Apa semua anggota kelompok berperan dalam memasarkan hasil produksi tersebut?
(1) Berperan (2) Kurang berperan (3) Tidak berperan
20. Apakah kelompok tani melakukan kegiatan pelatihan/sejenisnya mengenai teknikberusahatani?
(1) Sering (2) kadang-kadang (3) Tidak pernah
21. Apakah kelompok tani melakukan pertemuan-pertemuan rutin bulanan?
(1) memenuhi (2) kurang memenuhi (3) Tidak memenuhi
23. Dari manakah Anda memperoleh pangan tersebut?(1) Hasil produksi sendiri(2) Membeli dari kelompok tani(3) Membeli dari pasar(4) Lainnya, sebutkan ...............
24. Berapa jarak yang Anda tempuh untuk memperoleh pangan tersebut?
.............. km
25. Pada musim paceklik apakah Anda mengalami kesulitan pangan?(1) sering (2) jarang (3) tidak pernah
26. Pada musim panen apakah Anda bisa menabung?(1) sering (2) jarang (3) tidak pernah
27. Apakah Anda kesulitan mendapatkan pangan saat musim kemarau?(1) Sulit (2) sedang (3) mudah
28. Apakah Anda kesulitan mendapatkan pangan sesaat sebelum musim panen?(1) Sulit (2) sedang (3) mudah
29. Dalam satu minggu, berapa kali Anda makan daging sapi/ayam?
................. /minggu
30. Dalam satu minggu, berapa kali Anda makan Susu?
................. /minggu
31. Dalam satu minggu, berapa kali Anda makan Telur ?
................. /minggu
32. Dalam satu minggu, berapa kali Anda makan sayuran ?
................. /minggu
-Terima Kasih-
Lampiran 2Olahan Data Korelasi Rank Spearman SPSS 15
Hubungan Antara Karakteristik Sumberdaya Rumahtangga dengan Ketahanan Pangan diDesa Banjarsari