LAPORAN AKHIR TAHUN 2014 PENGKAJIAN SISTEM USAHA AGRIBISNIS SAPI PERAH PADA SENTRA PENGEMBANGAN DI PROVINSI BENGKULU Zul Efendi, S.Pt KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014 Kode: 26/1801.013/014/RPTP/2014
74
Embed
PENGKAJIAN SISTEM USAHA AGRIBISNIS SAPI PERAH …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkir2014/... · Nama : Zul Efendi, S.Pt b ... sebagai bahan makanan yang aman
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR TAHUN 2014
PENGKAJIAN SISTEM USAHA AGRIBISNIS SAPI PERAH PADA SENTRA PENGEMBANGAN
DI PROVINSI BENGKULU
Zul Efendi, S.Pt
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014
Kode: 26/1801.013/014/RPTP/2014
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan
Akhir Tahun 2014 Kegiatan Pengkajian Sistem Usaha Agribisnis Sapi Perah Pada
Sentra Pengembangan di Provinsi Bengkulu dapat tersusun. Laporan ini dibuat
sebagai salah satu pertanggung jawaban terhadap hasil pelaksanaan kegiatan mulai
bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2014. Kegiatan fisik yang
dilaksanakan meliputi: 1) Koordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi dan
kabupaten; 2) FGD dan Survei usahatani sapi perah dan usaha lain yang
mendukung pada dua kabupaten, 3) Sosialisasi pembuatan pakan tambahan di
Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong. Sampai bulan Desember 2014 realisasi
keuangan sebesar 91,54% (Rp. 59.506.300,-) dari target anggaran sebesar Rp.
65.000.000,-
Kami menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ini
tentu ada kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat
diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu
pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan pertanian kedepannya.
.
Bengkulu, Desember 2014
Penyusun,
iii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RPTP/RDHP/RKTM : Pengkajian Sistem Usaha Agribisnis Sapi
Perah pada Sentra Pengembangan di Provinsi Bengkulu.
2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu
3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 38119
4. Sumber dana : DIPA Tahun 2014
5. Status Penelitian (L/B) : Lanjutan
6. Penanggung Jawab a. Nama : Zul Efendi, S.Pt
b. Pangkat/Golongan : Penata Muda TK I /IIIb c. Jabatan : Peneliti Pertama 7. Lokasi : Kabupaten Rejang Lebong dan
Kepahiang. 8. Agroekosistem : Lahan Kering
9. Tahun mulai : 2012
10. Tahun Selesai : 2014
11. Output Tahunan : 1. Didapatkan potensi dan peluang pengembangan usaha ternak sapi perah di Provinsi Bengkulu.
2. Kelayakan finasial ternak sapi perah di Provinsi Bengkulu.
3. Dampak ekonomi usaha ternak sapi perah terhadap pendapatan peternak sapi perah.
4. Rekomendasi pengembangan usaha ternak sapi perah di Provinsi Bengkulu
12 Output Akhir : Diperolehnya data dan informasi
mengenai potensi serta rekomendasi pengembangan usaha agribisnis sapi perah di Provinsi Bengkulu
13. Biaya : Rp. 65.000.000,- (Enam Puluh Lima Juta
Rupiah) 14. Biaya setelah revisi : Rp. 65.000.000,- (Enam Puluh Lima Juta
Mengetahui : Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Dr. Ir. Abdul Basit, MS NIP. 19610929 198603 1 003
Kepala BPTP Bengkulu,
Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19590206 198603 1 002
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ iii DAFTAR ISI ....................................................................................... v DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix RINGKASAN ....................................................................................... x SUMMARY ....................................................................................... xii I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan ....................................................................................... 3
4.5. Strategi Pengembangan Sistem Agribisnis sapi Perah di Provinsi Bengkulu ................................................................................... 17
4.6. Kelayakan Finansial Usaha Ternak sapi Perah di Prov. Bengkulu ..... 19
4.7. Analisis Dampak Ekonomi Usaha Sapi Perah ................................. 21
4.8. Sosialisasi Inovasi Teknologi Dalam Meningkatkan Produktivitas Ternak Sapi Perah di Kabupaten Rejang Lebong ............................ 22
4.9. Sosialisasi Pembuatan Pakan Tambahan Untuk Ternak Sapi Perah ....................................................................................... 23
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 26
KENIRJA HASIL KEGIATAN ...................................................................... 28 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 29 ANALISIS RESIKO .................................................................................. 31 JADUAL KERJA ...................................................................................... 32 RENCANA ANGGARAN BELANJA .............................................................. 33 REALISASI ANGGARAN ........................................................................... 34 PERSONALIA ................................................................................... 35 LAMPIRAN ................................................................................... 36
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Karakteristik Peternak Sapi Perah di Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang sebagai Daerah Sentra Pengembangan Sapi Perah di Bengkulu ........................................................................................... 9 2. Kekuatan dan Kelemahan Pengembangan Sistem Usaha Agribisnis Sapi Perah di Provinsi Bengkulu .................................................................. 10 3. Peluang dan Ancaman Pengembangan Sistem Usaha Asaha Agrbisnis Sapi Perah di Provinsi Bengkulu ........................................................... 11 4. Matrik Faktor internal dan Eksternal Strategi Pengembangan Usaha Ternak sapi Perah di Bengkulu ............................................................. 12 5. Analisis QSPM Untuk Pemilihan Alternatif Strategi Peluang Pengembang an Sapi Perah di Bengkulu ................................................................... 13 6. Kepemilikan Sapi Laktasi dan Non Laktasi di Kabupaten Rejang Lebong Dan Kepahiang ................................................................................... 20 7. Analisis Usaha Tani Sapi Perah ............................................................ 21 8. Dampak Ekonomi Usaha sapi Perah Terhadap Pendapatan Peternak ....... 22 9. Daftar Resiko Dalam Pelaksanaan Pengkajian Sistem Usaha Agribisnis Sapi Perah Pada Sentra Pengembangan di Provinsi Bengkulu ................. 31 10.Daftar Resiko dan Penanganannya dalam Pelaksanaan Pengkajian Sistem Usaha Agribisnis sapi Perah Pada Sentra Pengembangan di Provinsi Bengkulu…………………………………………………………………………… 31
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuisioner Sistem Usaha Agribisnis Sapi Perah pada Sentra Pengembang an di Provinsi Bengkulu ....................................................................... 36 2. Kuisioner Survei Pakar Penilaian Faktor Internal dan Faktor Ekternal ....... 42 3. Kuisioner Analisis Dampak Ekonomi Usaha Ternak Sapi Perah Terhadap Pendapatan Petani Peternak di Provinsi Bengkulu .................................. 45 4. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan ...................................................... 56
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Pelaksanaan FGD dengan Pemangku Kebijakan .................................... 56 2. Pelaksanaan FGD dengan Peternak Sapi Perah ..................................... 56 3. Kondisi Kandang Sapi Perah Milik Kelompok Karya bakti di Kabupaten Rejang Lebong .................................................................................. 57 4. Kondisi Kandang Sapi Perah Milik Gapoktan Sumber Mulya di Kabupaten Kepahiang ........................................................................ 57 5. Alat Pengolah Susu Segar Milik Gapoktan Sumber Mulya Kabupaten Kepahiang ......................................................................................... 58 6. Alat Penyimpan Susu MIlik Gapoktan Sumber Mulya Kabupaten Kepahiang ......................................................................................... 58 7. Pelaksanaan Survei di kelompok Tani “tani mulya” Kabupaten Rejang Lebong .................................................................................. 59 8. Hijauan Pakan Ternak Untuk Sapi Perah .............................................. 59 9. Pembuatan Pakan Tambahan untuk Sapi Perah di Kabupaten Kepahiang ......................................................................................... 60 10. Penyerahan Pakan tambahan Untuk Kelompok Tani ............................. 60 11. Pembuatan Pakan Tambahan di kelompok Tani Sepakat II di Kabupaten Rejang Lebong .................................................................. 61 12. Tempat Pemasaran Hasil Olahan Susu di Kabupaten Rejang Lebong ............................................................................................ 61
x
RINGKASAN
1 Judul : Pengkajian Sistem Usaha Agribisnis Sapi Perah pada Sentra Pengembangan di Provinsi Bengkulu.
2 Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
3 Tujuan : 1. Mengkaji potensi dan peluang pengembangan usaha ternak sapi perah di Provinsi Bengkulu
2. Menganalisis kelayakan finansial usaha ternak sapi perah di Provinsi Bengkulu.
3. Menganalisis dampak ekonomi usaha ternak sapi perah terhadap pendapatan petani/peternak sapi perah
4. Membuat rekomendasi pengembangan usaha ternak sapi perah di Provinsi Bengkulu.
4 Keluaran : 1. Didapatkannya potensi dan peluang pengembangan usaha ternak sapi perah di Provinsi Bengkulu.
2. Kelayakan finasial usaha ternak sapi perah di Provinsi Bengkulu.
3. Dampak ekonomi usaha ternak sapi perah terhadap pendapatan petani/peternak sapi perah.
4. Rekomendasi pengembangan usaha ternak sapi perah di Provinsi Bengkulu.
5 Prosedur : 1. Desk study 2. Pembuatan Kuisioner 3. Koordinasi dengan instansi terkait 4. Prasurvei 5. Survei 6. Tabulasi dan analisis data 7. Pelaporan
6 Capaian : 1. Fokus Group Diskusi untuk mengetahui potensi dan peluang pengembangan usaha ternak sapi perah di Provinsi Bengkulu.
2. Survei pada peternak sapi perah yang meliputi Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang.
7 Manfaat : 1. Informasi yang diperoleh dapat sebagai masukan
bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan ternak sapi perah di Provinsi Bengkulu.
2. Informasi yang diperoleh dapat sebagai masukan bagi peternak dalam pengembangan usaha sapi perahnya.
xi
8 Dampak : 1. Kegiatan Agribisnis sapi perah di Provinsi Bengkulu menjadi lebih berkembang.
2. Pendapatan peternak sapi perah akan semakin meningkat.
9 Jangka waktu : Januari – Desember 2014
10 Biaya : Rp. 65.000.000,- (Enam Puluh Lima Juta Rupiah)
11 Biaya setelah revisi: Rp. 65.000.000,- (Enam Puluh Lima Juta Rupiah)
xii
SUMMARY
1 Title : Agribusiness System Assessment on Dairy Cattle Development Center in Bengkulu Province
2 Work Unit : Assessment Institute for Agricultural Technology (BPTP) Bengkulu.
3 Destination : 1. Assessing potential business development opportunities and dairy cattle in the province of Bengkulu
2. Analyze the financial feasibility of the dairy cattle business in the province of Bengkulu.
3. Analyze the economic impact of the dairy cattle business income of farmers / dairy farmers
4. Makes recommendations dairy cattle business development in the province of Bengkulu.
4 Output : 1. Obtainment of potential business development
opportunities and dairy cattle in the province of Bengkulu.
2. Eligibility financially dairy cattle business in the province of Bengkulu.
3. Economic impact of the dairy cattle business income of farmers / dairy farmers.
4. Recommendations business development dairy cattle in the province of Bengkulu.
5 Procedure : 1. Desk study
2. Creation Questionnaire 3. Coordination with relevant agencies 4. Prasurvei 5. Survey 6. Tabulation and analysis of data 7. Reporting
6 Achievement
: 1. Focus Group discussions to identify potential business development opportunities and dairy cattle in the province of Bengkulu.
2. Survey on dairy farmers covering Rejang Lebong and Kepahiang.
7 Benefit : 1. Information can be obtained as an input for policy
makers in the development of dairy cattle in the province of Bengkulu.
2. Information can be obtained as an input for the farmers in the cattle business development perahnya.
xiii
8 Impact : 1. Activity Agribusiness dairy cows in the province of Bengkulu becomes more developed.
2. Revenue dairy farmers will increase.
9 Period : January-December 2014
10 Cost : Rp. 65.000.000 (Sixty-Five Million ).
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sapi perah merupakan salah satu komoditas unggulan peternakan untuk
memenuhi kebutuhan protein hewani berupa susu. Menurut Direktorat Jenderal
Peternakan (2006) susu adalah hasil pemerahan sapi atau hewan menyusui
lainnya yang dapat dimakan atau dapat digunakan sebagai bahan makanan yang
aman dan sehat serta tidak dikurangi komponen-komponen atau ditambah
bahan-bahan lain. Dalam peringatan Hari Susu Nasional tahun 2010 di Lembang,
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Zaenal Bachrudin
mengatakan bahwa produksi susu dalam negeri baru memenuhi 26% konsumsi
nasional. Sebanyak 74% masih dipenuhi oleh susu impor. Karena itu untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut maka produksi dalam negeri harus
ditingkatkan baik secara kuantitas maupun kualitasnya.
Erwidodo (1998); Swastika dkk (2005) menyatakan bahwa peternakan sapi
perah di Indonesia umumnya merupakan usaha keluarga di pedesaan dalam
skala kecil, sedangkan usaha skala besar masih sangat terbatas dan umumnya
merupakan usaha sapi perah yang baru tumbuh. Komposisi peternak sapi perah
diperkirakan terdiri dari 80 persen peternak kecil dengan kepemilikan sapi perah
kurang dari empat ekor, 17 persen peternak dengan kepemilikan sapi perah
empat sampai tujuh ekor, dan tiga persen kepemilikan sapi perah lebih dari tujuh
ekor.
Provinsi Bengkulu merupakan salah satu provinsi yang berpotensi
menghasilkan susu di Indonesia selain Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan
Jawa Timur yang merupakan daerah konsentrasi penghasil susu (Direktorat
Jenderal Industri Agro dan Kimia, 2009). Jumlah populasi sapi perah di Provinsi
Bengkulu sebanyak 783 ekor yang tersebar di tiga Kabupaten yaitu Kabupaten
Lebong sebanyak 9 ekor, Kabupaten Kepahiang 291 ekor serta Kabupaten
Rejang Lebong sebanyak 483 ekor (BPS Bengkulu, 2011).
Produksi susu di Provinsi Bengkulu pada tahun 2010 mencapai 1.127,93
ton, lebih rendah dibandingkan produksi susu Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah
dan Jawa Timur yang masing-masing mencapai 262.176,94 ton, 100.149,74 ton
dan 528.099,96 dengan jumlah total produksi susu di Indonesia pada tahun
tersebut sebanyak 909.532,82 ton (Direktorat Jenderal Peternakan dan
2
Kesehatan Hewan, 2010). Rendahnya produksi ini disebabkan karena peternak
sapi perah di daerah sentra pengembangan kebanyakan banyak memelihara sapi
perah non produktif dan tidak sebanding dengan jumlah pemeliharaan sapi perah
laktasi. Sapi perah non produktif ini terdiri dari pedet, dara muda ataupun dara
dewasa. Kemampuan sapi perah dalam menghasilkan susu ditentukan oleh faktor
genetik, lingkungan, dan pemberian pakan. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi produksi susu antara lain umur, musim beranak, masa kering,
masa kosong, besar sapi, manajemen pemeliharaan dan pakan. Sapi perah umur
dua tahun akan menghasilkan susu sekitar 70 sampai 75 persen dari produksi
susu tertinggi sapi yang bersangkutan. Pada umur tiga tahun akan
menghasilkan susu 80 sampai 85 persen, sedangkan umur empat sampai lima
tahun menghasilkan susu 92 sampai 98 persen (Schmidt dan Hutjuers, 1998
dalam Pradana 2010).
Pemasaran produksi peternak sapi perah di daerah sentra pengembangan
di Provinsi Bengkulu baru meliputi wilayah setempat. Peternak menjual hasil
produksi mereka langsung ke industri rumah tangga dengan harga Rp 5.000,-
per liter kemudian industri rumah tangga tersebut mengolah susu segar dari
peternak menjadi susu pasteurisasi, kemudian hasil susu pasteurisasi tersebut
langsung dijual kepada konsmen lokal dengan kemasan yang sangat sederhana
dengan harga jual Rp 8.000,- per liternya. Kondisi inilah yang mengakibatkan
pendapatan peternak menjadi rendah. Pendapatan yang mereka peroleh selama
ini hanya cukup dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan keluarga padahal biaya
produksi yang mereka keluarkan cukup tinggi dikarenakan peternak juga
memelihara sap perah yang sudah tidak produktif. Sapi perah non produktif
dipelihara untuk menggantikan sapi perah induk yang sudah tidak ekonomis lagi
kalau dipelihara. Dalam pengelolaan, biaya pemeliharaan sapi perah non
produktif tersebut menjadi beban dari sapi perah yang sedang produktif. Dengan
demikian dalam perhitungan agribisnis, sapi perah laktasi disamping harus
membiayai dirinya sendiri, harus pula menanggung biaya sapi-sapi perah non
produktif.
Peternak di sentra pengembangan dalam usahanya memiliki kelembagaan
berupa kelompoktani sapi perah yang beranggotakan beberapa orang peternak
sapi perah. Kelembagaan ini dibetuk dengan harapan dapat menjadi sarana bagi
peternak untuk mengambangkan usahanya. Namun pada pelaksanaannya,
3
kelembagaan ini belum bisa memberikan banyak kontribusi kepada peternak.
Karena itu peningkatan produksi, pemasaran yang menguntungkan dan efisien
serta perbaikan manajemen serta pembinaan kelembagaan peternak secara
berkelanjutan menjadi suatu hal yang penting sehingga perlu dilakukan
pengkajian untuk mendapatkan suatu sistem yang dapat diaplikasikan oleh
peternak sapi perah untuk pengembangan agribisnis sapi perah mereka daerah
sentra pengembangan baru di Provinsi Bengkulu.
1.2. Tujuan
1. Mengkaji potensi dan peluang pengembangan usaha ternak sapi perah di
Provinsi Bengkulu.
2. Menganalisis kelayakan finansial usaha ternak sapi Perah di Provinsi
Bengkulu.
3. Menganalisis dampak ekonomi usaha ternak sapi perah terhadap
pendapatan petani/peternak sapi perah.
4. Membuat rekomendasi pengembangan usaha ternak sapi perah di Provinsi
Bengkulu.
1.3. Keluaran yang diharapkan
1. Didapatkannya potensi dan peluang pengembangan usaha ternak sapi
perah di Provinsi Bengkulu.
2. Kelayakan finansial usaha ternak sapi Perah di Provinsi Bengkulu.
3. Dampak ekonomi usaha ternak sapi perah terhadap pendapatan
petani/peternak sapi perah.
4. Rekomendasi pengembangan usaha ternak sapi perah di Provinsi Bengkulu.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
Agribisnis sapi perah dengan susu sebagai produk utama adalah salah
satu usahatani di bidang peternakan, karena susu dikenal sebagai bahan pangan
bergizi tinggi yang sangat dibutuhkan oleh manusia terutama untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan. Namun produksi susu saat ini masih
jauh dibawah kebutuhan dan hanya mampu memenuhi kebutuhan susu nasional
berkisar pada angka 30% (Ditjennak, 2005). Persentase terbesar kapasitas
produksi susu sapi perah dalam negeri hanya menghasilkan susu sekitar 10
liter/ekor/hr dan umumnya pada peternakan rakyat masih jauh dibawahnya
(Talib dkk, 2001).
Produksi susu secara umum sampai saat ini belum dapat mencukupi
permintaan konsumen, hal ini disebabkan jumlah dan populasi ternak sapi perah
masih kurang, daya produksi susu/ekor belum mencapai titik optimum serta
kualitas susu yang dihasilkan masih rendah dan penyebab utamanya adalah
pengelolaan pakan (kualitas dan kuantitas) yang belum optimum (Sudarwanto,
1999). Usaha peternakan sapi perah saat ini sebagian diarahkan untuk dikelola
dalam bentuk usaha skala kecil berupa peternakan rakyat dengan struktur
populasi masih tidak beraturan dan belum mempunyai sistem perbibitan yang
terarah (Deptan, 2006). Bila produktivitas sapi perah dalam negeri dapat
ditingkatkan hingga mapu berproduksi mencapai lebih dari 15 liter/ekor/hari
tentu akan dapat memenuhi kebutuhan susu secara nasional sampai 70%.
Sesuai dengan arahan Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan
untuk melakukan pengembangan usaha sapi perah di luar Pulau Jawa serta
untuk memenuhi kebutuhan susu di Provinsi Bengkulu, maka pada tahun 2002
usaha peternakan sapi perah telah dikembangkan di Kabupaten Rejang Lebong
dan tahun 2007 di Kabupaten Kepahiang dengan total populasi sapi perah
mencapai 688 ekor (Disnak Prov. Bengkulu, 2010).
Prospek pengembangan usaha sapi perah saat ini cukup besar mengingat
permintaan susu yang terus meningkat seirama dengan pertumbuhan ekonomi
(Yusdia, 2005). Salah satu faktor penting yang menentukan keberlanjutan
pengembangan usaha peternakan sapi perah termasuk di Provinsi Bengkulu
dilakukan melalui pendekatan pengembangan agribisnis dan agroindustri, dimana
sektor peternakan merupakan salah satu prioritas kebijakan dalam peningkatan
5
produksi dan swasembada pangan termasuk susu sapi. Aviliani (2008)
menyampaikan bahwa usaha sapi perah merupakan kegiatan agribisnis yang
mempunyai peranan cukup strategis dalam penyerapan tenaga kerja dan
penyediaan pangan nasional serta pemerataan pembangunan dan hasil
pembangunan dibidang pertanian. Kondisi ini juga menuntut adanya
pengembangan inovasi teknologi secara terpadu dan terencana, guna
mendapatkan nilai tambah setiap produk/komoditi pertanian yang belum
termanfaatkan.
Di Indonesia sebagian besar susu dihasilkan oleh peternakan rakyat yang
tersebar di beberapa sentra produksi. Sebagian besar susu disetor ke industri
pengolahan susu yang akan mengolah menjadi susu bubuk, susu kental manis,
susu pasteurisasi, keju, mentega dan lain-lain. Hubungan kerjasama antara
peternak dengan industri pengolahan susu umumnya melalui koperasi.
Departemen Perindustrian (2009) menyatakan bahwa konsumsi produk susu
dominan dalam bentuk susu bubuk (43,3%) yang diikuti oleh susu kental manis
(20,4%). Penggunaan produk susu dalam produk lain seperti biskuit, ice cream,
permen, coklat dan lain-lain juga cukup tinggi mencapai 27,5 persen.
Peningkatan permintaan susu yang semakin terus bertambah dan
meningkatnya harga susu saat ini, merupakan peluang yang sangat baik untuk
memberdayakan usaha agribisnis sapi perah berbabasis sumberdaya bahan
pakan lokal, disamping itu juga diharapkan peranan peternak untuk dapat
mengaplikasikan manajemen yang baik terkait dalam pemberian pakan yang
dapat meningkatkan produksi susu secara optimal. Peluang meningkatkan
produksi dan konsumsi susu segar perlu diimbangi dengan kondisi harga susu
segar dalam negeri (SSDN) di tingkat peternak. Harga susu segar yang rendah
berpotensi menghancurkan agribisnis sapi perah. Peternak tidak lagi termotivasi
untuk mengusahakan sapi perah dan dapat mengalihkan usaha tersebut ke
usaha lain seperti usaha sapi potong yang dipandang lebih menguntungkan.
6
III. METODA
3.1. Lokasi dan waktu
Pengkajian sistem usaha agribisnis sapi perah di sentra pengembangan di
Provinsi Bengkulu dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Desember
2014 di daerah sentra pengembangan di Provinsi Bengkulu. Lokasi pengkajian
direncanakan di Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong Provinsi Bengkulu
yang merupakan daerah sentra pengembangan sapi perah di Povinsi Bengkulu.
3.2. Metode Pengkajian
Metode pengkajian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu
tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada waktu sekarang dengan jalan
mengumpulkan data, menyusun, menganalisa dan kemudian menarik
kesimpulan. Untuk pengumpulan data digunakan metode survei yang dipandu
dengan kuisioner yang terstruktur dan Focus Group Discusion (FGD).
3.3. Jenis dan Teknik Pengumpulan data
Data yang digunakan dalam kajian ini terdiri dari data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan dan wawancara langsung
dengan responden terkait informasi yang berhubungan dengan karakteristik
lokasi pengkajian, identitas peternak, jenis dan jumlah dan komposisi ternak sapi
perah, macam dan jumlah harga masukan yang digunakan serta macam, jumlah
dan harga produk yang dihasilkan. Teknik wawancara dilakukan dengan panduan
daftar pertanyaan/kuesioner yang telah disiapkan. Responden yang
diwawancarai meliputi peternak sapi perah, pedagang pengumpul dan
dinas/instansi terkait. Data sekunder diperoleh dari dinas/instansi terkait
pengkajian ini berupa dokumen-dokumen kebijakan dan publikasi-publikasi hasil
penelitian sebagai referensi.
3.4. Metode analisis data
1. Untuk mendapatkan potensi dan peluang pengembangan usaha ternak sapi
perah di Provinsi Bengkulu dilakukan uji deskriptif.
2. Untuk menganalisis kelayakan finansial usaha ternak sapi Perah di Provinsi
Bengkulu dilakukan analisis B/C ratio.
7
3. Dampak ekonomi usaha ternak sapi perah terhadap pendapatan peternak
sapi perah didapatkan dari : nilai pendapatan usaha sapi perah
total pendapatan.
4. Untuk membuat rekomendasi pengembangan usaha ternak sapi perah di
Provinsi Bengkulu dilakukan analisis SWOT.
8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Wilayah
Provinsi Bengkulu secara geografis terletak antara 20 16’ LU dan 30 31’
Lintang Selatan dan antara 1010 01’ - 030 41’ Bujur Timur dengan batas wilayah
sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Sumatera Barat, sebelah timur
berbatasan dengan Jambi dan Sumetera Selatan, sebelah barat berbatasan
dengan Samudera Indonesia dan sebelah selatan berbatasan dengan Samudera
Indonesia dan Lampung.
Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu sebanyak 1,7 juta jiwa, yang terdiri
dari etnis Rejang (60,4%), Jawa (22,3%), Serawai (17,9%), Lembak (4,9%),
Pasemah (4,4%), Minang Kabau (4,3%), Melayu (3,6%), Sunda ( 3%) dan Batak
(2%). Penduduk Provinsi Bengkulu mayoritas beragama Islam dan bahasa yang
digunakan adalah bahasa Rejang, Bengkulu dan Indonesia.
Luas areal di Provinsi Bengkulu terbagi atas areal sawah, areal bukan
sawah dan areal non pertanian. Areal bukan sawah adalah lahan kering yang
difungsikan sebagai areal perkebunan, tanaman pangan, sayuran dan rumput
pakan terkan dan lain-lain. Sedangkan areal non pertanian adalah areal kawasan
hutan, pertambangan, perumahan dan lain-lain. Komoditi yang dihasilkan di
Provinsi Bengkulu antara lain kelapa sawit, karet, kopi, padi, jagung dan kedelai,
selain itu Provinsi juga menghasilkan berbagai jenis sayuran seperti bawang
Bahan yang paling banyak yaitu kulit kopi dihamparkan diatas terpal dan
didatarkan setinggi + 20 cm, selanjutnya diatasnya ditaburkan bahan
selanjutnya yaitu dedak padi.
Selanjutnya biodecomposer (starbio/urea) dilarutkan bersama gula
merah/mollases serta garam dapur dengan air yang bersih.
Larutan Starbio, gula merah dan garam dapur disiramkan pada tumpukan
bahan tersebut dengan menggunakan gembor. Selanjutnya aduk hingga rata
dan mencapai kelembaban sekitar 60%.
Setelah selesai pengadukan, maka selanjutnya campuran tersebut dimasukkan
kedalam plastik. Sebelum ditutup, bagian atasnya ditutup dengan koran
bekas.
Selanjutnya karung plastik yang sudah diisi disimpan ditempat yang aman
dan terhindar dari cahaya matahari langsung.
Simpan campuran ini hingga 4 – 5 hari. Setelah itu campuran siap diberikan
pada ternak sapi, tapi sebelum diberikan pada ternak kulit kopi fermentasi ini
harus diangin-anginkan terlebih dahulu.
Pemberian untuk sapi perah yang sedang laktasi, sebaiknya dicampur dengan
ampas tahu atau ubi kayu dengan perbandingan 2 : 1 atau 1: 1.
Setelah selesai pemaparan materi tentang pembuatan pakan tambahan
untuk sapi perah, dilakukan diskusi dengan peserta.
1. Bapak Syofyan (Kelompok tani Tani Mulya)
Apakah kulit kopi yang sudah difermentasi ini dapat disimpan lama ?
Jawab : Hasil fermentasi ini dapat disimpna dalam waktu yang lama apabila
disimpan ditempat yang kering dan sejuk, sehingga dapat berfungsi sebagai
cadangan makanan bagi ternak sapi.
25
2. Bapak Mursalim (kelompok tani Sepakat II)
Berapa banyak pakan ini diberikan pada ternak sapi dan kapan
pemberiannya.
26
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Kabupaten Rejang Lebong merupakan wilayah utama pengembangan usaha
agibisnis pengembangan ternak sapi perah di Provinsi Bengkulu dan
Kebupetan kepahiang merupakan daerah pengembangan kedua dilihat dari
potensi alam, jumlah kelompok tani sapi perah dan penguasaan lahan
pertanian serta dukungan pemerintah daerah.
2. Dari analisis B/C yang dilakukan peternak sapi perah memperoleh B/C kurang
dari satu, yang artinya usaha tersebut belum menguntungkan karena kurang
dari 1. Hal ini disebabkan rata-rata jumlah produksi 9,37 liter/ekor/hari
dimana jenis pakan dan masa laktasi dari responden berbeda-beda dan
manajemen pemeliharaan sapi perah yang diiterapkan peternak dari hasil
pengamatan masih belum begitu baik.
3. Dampak usaha sapi perah memberikan kontribusi sebesar 30,89% terhadap
total pendapatan peternak, selebihnya pendapatan peternak berasal dari
penjualan pedet, penjualan dari olahan susu segar dan memiliki berbagai
macam usaha tani. Kecilnya kontribusi pendapatan usaha ternak sapi perah
terhadap total pendapatan dikarenakan hanya 30,77% yang menjadikan
usaha sapi perah merupakan usaha utama.
4. Strategi yang sesuai untuk pengembangan agribisnis peternakan sapi perah
disentra pengembangan (Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang) Provinsi
Bengkulu adalah: 1). meningkatkan populasi sapi perah melalui pola
kemitraan dengan pihak lain, 2). optimalisasi pemanfaatan kebun rumput dan
penanaman rumput unggul untuk menambah populasi sapi perah yang
dipelihara dan 3). memperluas pasar.
5.2. Saran
Untuk meningkatkan efektifitas strategi yang telah dirumuskan diperlukan
intervensi dari pemerintah daerah terhadap stategi yang diprioritaskan.
Disamping itu kelembagaan pengolahan untuk pengembangan sistem agribisnis
peternakan sapi perah perlu diidentifikasi dan direkayasa dengan seksama agar
strategi yang diterapkan dapat mendorong pencapaian tujuan pengembangan
agribisnis sapi perah.
27
Pemberian pakan tambahan (konsentrat) sangat diperlukan dilakukan
untuk sapi perah yang sedang laktasi untuk meningkatkan produksi susu,
mempertahankan kondisi tubuh dan menjaga kesehatan induk sapi tersebut.
28
KINERJA HASIL PENGKAJIAN
1. Koordinasi dilakukan dengan Dinas peternakan dan perikanan Kabupaten
Kepahiang, BP4K Kabupaten Kepahiang, Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Rejang Lebong, BP4K kabupaten Rejang Lebong untuk
mengetahui kondisi sapi perah di kedua kabupaten tersebut.
2. Fokus Group Diskusi dilakukan dengan mengundang Dinas Peternakan dan
Perikanan, BP4K, BP3K, Inseminator, Penyuluh, Kepala Desa dan Ketua
Gapoktan dan kelompok tani.
3. Survei dan wawancara langsung dilakukan pada anggota kelompok tani yang
memelihara sapi perah meliputi Kabupaten Kepahiang sebanyak satu
kelompok dan Kabupaten Rejang Lebong sebanyak tiga kelompok.
4. Dari analisis B/C yang dilakukan peternak sapi perah memperoleh B/C kurang
dari satu, yang artinya usaha tersebut belum menguntungkan karena kurang
dari 1. Hal ini disebabkan rata-rata jumlah produksi 9,37 liter/ekor/hari
dimana jenis pakan dan masa laktasi dari responden berbeda-beda dan
manajemen pemeliharaan sapi perah yang diiterapkan peternak dari hasil
pengamatan masih belum begitu baik.
5. Dampak usaha sapi perah memberikan kontribusi sebesar 30,89%
terhadap total pendapatan peternak, selebihnya pendapatan peternak
berasal dari penjualan pedet, penjualan dari olahan susu segar dan memiliki
berbagai macam usaha tani. Kecilnya kontribusi pendapatan usaha ternak
sapi perah terhadap total pendapatan dikarenakan hanya 30,77% yang
menjadikan usaha sapi perah merupakan usaha utama.
6. Strategi yang sesuai untuk pengembangan agribisnis peternakan sapi perah
disentra pengembangan (Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang) Provinsi
Bengkulu adalah: 1). meningkatkan populasi sapi perah melalui pola
kemitraan dengan pihak lain, 2). optimalisasi pemanfaatan kebun rumput
dan penanaman rumput unggul untuk menambah populasi sapi perah yang
dipelihara dan 3). memperluas pasar produk susu.
29
DAFTAR PUSTAKA
Antara, M. 2004. Pendekatan Agribisnis dalam Pengembangan Pertanian Lahan Kering. Makalah Seminar pengembangan pertanian di wilayah lahan kering. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Buleleng. Buleleng.
Aviliani. 2008. Dukungan Perbankan Terhadap Agribisnis Sapi Perah
Menyongsong Perdagangan Bebas 2020. Bank Rakyat Indonesia. Prosiding Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas 2020. Puslitbang Peternakan bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Perbankan Indonesia. Jakarta.
BPS Bengkulu. 2010. Bengkulu Dalam Angka 2010. Kerjasama Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu. Bengkulu.
Deptan. 2006. Pedoman Pembibitan SapiPerah yang Baik. Permentan Nomor 55
Tahun 2006. Departemen Pertanian. Jakarta. Disnak Provinsi Bengkulu. 2010. Laporan Tahunan Dinas Peternakan Provinsi
Bengkulu. Pemerintah Provinsi Bengkulu. Bengkulu. Dirjen Industri Agro dan Kimia. 2009. Roadmap Industri Susu. Departemen
Perindustrian. Jakarta Dirjennak. 2005. Buku Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan.
Departemen Pertanian. Jakarta. Dirjennak.2011. Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan. Departemen Pertanian.Jakarta Direktorat Jenderal P2HP. 2007. Program Aksi Bantuan Peralatan Gapoknak.
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.
Haloho, R.D., S.I. Santoso., S.Marzuki. 2013. Analisis Profitabilitas Pada Usaha
Peternakan Sapi Perah di Kabupaten Semarang. Jurnal Pengembangan Humaniora Vol.13 No.1, April 2013
Harpini, B. 2008. Upaya Mendorong Industri Pengolahan dan Pemasaran susu
Pada Peternakan Rakyat. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.
Iskandarini. 2004. Analisis Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan.
Perpustakaan Digital Universitas Sumatera Utara. Medan. Kadariah, L. K., dan Clive, G. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Revisi.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
30
Pradana,M.N. 2010. Agribisnis Sapi Perah di Indonesia (Tinjauan Umum).http/www.iasa-pusat.org. Diakses 20 Juni 2012.
Prasetyo, E.,T.E dan Mukson. 2005. Kondisi dan Potensi Pengembangan
Usahatani Sapi Perah di Kabupaten Semarang. J. Indonesia Trop. Anim. Agric. Vol 30, No 2. 110-117
Rangkuti, F. 1999. Analisis SWOT Teknis Membedah Kasus Bisnis. PT SUN.
Jakarta. Riyanto. B, 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta. BPFE. Sudarwanto, M. 1999. Usaha Peningkatan Produksi Susu Melalui Program
Pengendalian Mastitis Subklinis. Orasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Hewan. IPB. Bogor.
Sundari dan Katamso. 2010. Analisis Pendapatan Peternak Sapi Perah Lokal dan
Eks-Impor Anggota Koperasi Warga Mulya Di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Caraka Tani XXV No.1 Maret 2010
Talib, C., A. Anggraeni, K. Diwyanto dan E. Kurniatin. 2001. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Produktivitas Sapi Perah dibawah manajemen Perusahaan Komersial. Jurnal Ilmiah Pertanian Volume IV(2). Jakarta.
Yusdja, Y. 2005. Kebijakan Ekonomi Agribisnis Sapi Perah di Indonesia. Analisis
Kebijakan Pertanian. Vol. 3, Nomor 3. Departemen Pertanian. Jakarta. Yusdja, Y dan N. Ilham. 2006. Arah Kebijakan Pembangunan Peternakan Rakyat.
Analisis Kebijakan Pertanian. Vol. 4, Nomor 1. Departemen Pertanian. Jakarta
31
ANALISIS RESIKO
Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang
mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian. Dengan mengenal
resiko, penyebab dan dampaknya, maka akan dapat disusun strategi ataupun
cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun rensponsif. Daftar
Resiko dan Penanganan resiko dapat dilihat pada tabel 9 dan 10.
Tabel 9. Daftar resiko dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian sistem usaha agribisnis sapi perah pada sentra pengembangan di Provinsi Bengkulu.
No Resiko Penyebab Dampak
1 Tidak tersedia data yang valid pada tingkat peternak
Peternak tidak mempunyai catatan produksi sapi perah dengan baik
Kurangnya data pengkajian
2 Data primer yang diperoleh kurang valid
Usahatani yang beragam
Hasil analisis memiliki bias yang tinggi
Tabel 10. Daftar resiko dan penanganannya dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian sistem usaha agribisnis sapi perah pada sentra pengembangan di Provinsi Bengkulu.
No Resiko Penyebab Penanganan
1 Tidak tersedia data yang valid pada tingkat peternak
Peternak tidak mempunyai catatan produksi sapi perah dengan baik
Menggunakan data skunder atau data yang ada pada petugas
2 Data primer yang diperoleh kurang valid
Usahatani yang beragam
Studi literatur dengan kasus yang mirip.
32
JADWAL KERJA
No Uraian Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan dan Penyempurnaan proposal dan ROPP
2 Desk Study
3 Penyusunan Kuisioner
4 Coaching Kuisioner
5 Koordinasi
6 Persiapan dan pelaksanaan survey
7 Tabulasi dan analisis data
8 Penyusunan laporan tengah dan akhir tahun
9 Seminar hasil
33
PEMBIAYAAN
A. RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
No Uraian Valume Harga Satuan (000)
Jumlah Rp
(000)
1 Belanja Bahan 17.150
Bahan pengkajian dan pendukung lainnya 1 Tahun 8.532 8.532
Penggandaan, penjilidan, laminasi, cetak, bahan informasi
1 Tahun 900 900
ATK dan Komputer suplies 1 Paket 3.968 3.968
Konsumsi dalam rangka persiapan, pertemuan
75 OH 50 3.750
2 Honor Output Kegiatan 4.970
UHL 142 OH 35 4.970
3 Belanja Jasa Profesi 6.000
Narasumber, fasilitator, evaluator 4 OJ 500 2.000
Entry data 160 OH 25 4.000
4 Belanja Perjalanan Biasa 20.000
Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp. 365.000 s/d Rp. 5.000.000)
4 OP 5.000 5.000
5 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
16.880
Akomodasi dalam rangka pertemuan dan FGD
66 OH 180 11.880
Perjalanan keluar Provinsi/pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan
1 OH 5.000 5.000
Total 65.000
34
B. REALISASI ANGGARAN
No Jenis Pengeluaran Realisasi Anggaran
(Rp)
Persentase Keuangan
(%)
Persentese Fisik (%)
1 Belanja Bahan
Bahan pengkajian dan pendukung lainnya
8.530.000 99,97 100,00
Penggandaan, penjilidan, laminasi, cetak, bahan informasi
895.000 99,44 100,00
ATK dan komputer supplies
3.962.600 99,86 100,00
Konsumsi dalam rangka persiapan, pertemuan
3.750.000 100,00 100,00
2 Honor Output Kegiatan
UHL 1.050.000 21,12 25,00
3 Belanja Jasa Profesi
Narasumber, fasilitator, evaluator
2.000.000 100,00 100,00
Entry data 4.000.000 100,00 100,00
4 Belanja Perjalanan Biasa
Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp. 365.000 s/d Rp. 5.000.000)
19.652.400 98,26 100,00
5 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
Akomodasi dalam rangka pertemuan dan FGD
11.865.000 99,98 100,00
Perjalanan ke Luar Provinsi/pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan.
3.801.300 76,02 100,00
TOTAL 59.506.300 91,54 100,00
35
PERSONALIA
No Nama/NIP Jabatan
Fungsional/ Bidang keahlian
Jabatan dalam
Kegiatan
Uraian Tugas Alokasi Waktu (Jam
/minggu)
1 Zul Efendi, S.Pt
Peneliti Pertama
Penanggung jawab
- Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan penelitian
- Menyusun dan merencanakan operasional kegiatan Mengkoordinir anggota Tim
- Menyusun Laporan - Melaksanakan
koordinasi dan pelaksanaan kegiatan.
20
2. Wahyuni AW, M.Si
Peneliti Muda
Anggota - Membantu Analisis dan interpretasi data konsumsi pakan ternak sapi.
- Membantu pelaksanaan kegiatan.
10
3 Linda Harta, S.Pt
Penyuluh Pertama
Anggota - Membantu Analisis dan interpretasi data
- Membantu pelaksanaan kegiatan.
10
4 Sudarmansyah Adm Anggota - Membantu Pelaksanaan Kegiatan
- Membantu Adminsitrasi Kegiatan
10
36
Lampiran 1. Kuisioner sistem usaha agribisnis sapi perah pada sentra pengembangan di provinsi Bengkulu.
PENGKAJIAN SISTEM USAHA AGRIBISNIS SAPI PERAH PADA SENTRA
PENGEMBANGAN PROVINSI BENGKULU.
I. IDENTIFIKASI RESPONDEN 1. Nama : ………………….………………………………………… 2. Alamat : …………………….……………………………………… 3. Desa : ………………….………………………………………… 4. Kecamatan : ……………….…………………………………………… 5. Kabupaten : ………….………………………………………………… 6. Provinsi : …………………………………………………………… Untuk mengidentifikasi faktor-faktor (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) mohon diberikan tanda (X) pada kolom A, B, C, D dan E pada masing-masing pernyataan sesuai dengan pendapat Bapak/Ibuk. Dan apabila Bapak/Ibuk memiliki pendapat yang belum tertulis pada format ini, maka Bapak /Ibuk dapat menulis pada format yang telah tersedia dan sekaligus memberikan tanda (X) pada kolom A, B, C, D dan E, dimana : A : Sangat setuju B : Setuju C : Cukup setuju D : Kurang setuju E : Tidak setuju 1. FAKTOR INTERNAL (kekuatan dan kelemahan)
KUESIONER SURVEI PAKAR Penilaian Faktor Internal dan Eksternal
Nama Nara Sumber
Jabatan dan Instansi
No. Telepon
Penilaian Kondisi Faktor Dan Eksternal Untuk Menentukan Strategi
Pengembangan Sistem Usaha Agrabisnis Sapi Perah Di Sentra Pengembangan Di Provinsi Bengkulu
Pengantar
Bapak/ibu dimohon untuk memberikan penilaian kondisi Faktor dalam konteks
Pengembangan Sistem Usaha Agribisnis sapi perah di sentra pengembangan di
Provinsi Bengkulu dengan skor penilaian antara SANGAT LEMAH sampai SANGAT
KUAT.
Berikan Tanda (√) pada kolom yang paling sesuai berdasarkan penilaian kondisi
masing-masing faktor.
Tabel 1. Matrik isian kondisi Faktor pada faktor-faktor Internal.
Faktor Sangat lemah
Lemah Kuat Sangat kuat
1 Ketersediaan pakan konsentrat
2 Ketersediaan obat-obatan
3 Ketersediaan bibit
4 Ketersediaan tenaga kerja
5 Ketersediaan lahan untuk peternakan
6 Ketersediaan air (kuantitas dan kualitas)
7 Pengalaman dan penguasaan teknis
8 Tingkat produktivitas ternak sapi perah
9 Pengolahan produk susu
10 Kuantitas produk susu
11 Potensi nilai tambah dari pengolahan susu
43
12 Cakupan pemasaran produk susu
13 Tingkat insentif tata niaga usaha susu
14 Tingkat penjualan produk susu
15 Tingkat resiko dan biaya pemasaran susu
16 Distribusi produk susu
17 Tingkat kualitas produk susu
18 Posisi tawar produk susu oleh peternak sapi perah
19 Tingkat promosi penjualan produk susu
20 Ketersediaan/keutuhan/dinamika/ wadah kelompok tani
21 Ketersediaan dukungan program dari pemerintah
22 Ketersediaan dukungan teknis dari pemerintah
23 Ketersediaan dukungan teknis dari penyuluh
24 Ketersediaan akses informasi pasar
25 Ketersediaan koperasi
26 Ketersediaan pelatihan teknis dan manajemen
Tabel 2. Matrik isian kondisi Faktor pada faktor-faktor Eksternal.
No Faktor Sangat lemah
Lemah Kuat Sangat kuat
1 Tingkat daya beli masyarakat terhadap produk susu
2 Keterbukaan pasar produk susu
3 Prospek pasar dan harga produk susu
4 Tingkat permintaan produk susu
5 Keterbukaan investor terhadap pengembangan sapi perah
6 Stabilitas harga susu
7 Dukungan pemberlakuan era pasar bebas
8 Perhatian pihak perbankan
9 Dukungan otonomi daerah terhadap pengembangan sapi perah
Insfrastruktur penunjang pengembangan produk peternakan
Kondisi politi, keamanan dan konflik internal
Wilayah basis sapi perah
Iklim dan kondisi alam untuk sapi
44
perah Animo masyarakat pada usaha sapi perah
Kesadaran akan nilai gizi susu
Perkembangan IPTEK
Inovasi produk olahan susu
Perkembangan teknologi informasi
Persaingan peternak sapi perah
Persaingan antar daerah dalam menghasilkan susu sapi
2 Daya tarik sektor lain diluar sektor peternakan
45
Lampiran 3. Kuesioner analisis dampak ekonomi usaha ternak sapi perah terhadap pendapatan petani peternak di Provinsi Bengkulu
KUESIONER ANALISIS DAMPAK EKONOMI USAHA TERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENDAPATAN PETANI PETERNAK
DI PROVINSI BENGKULU
Nama Petani : _____________________________ Alamat : _____________________________ Desa : _____________________________ Kecamatan : _____________________________ Kabupaten : _____________________________ Provinsi : _____________________________
Nama Enumerator : _________________
Tanggal Wawancara : _________________
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2014
46
Identitas Responden
1 Umur : tahun
2 Pendidikan Formal : tahun
3 Tanggungan Keluarga < 15 th = Org
>15 th = Org
4 Anggota keluarga yg ikut dalam usahatani = Org
5 Pengalaman usahatani / ternak = Tahun
6 Status dalam Kelompok tani / ternak:
a. Ketua kelompok, sejak tahun ______
b. Pengurus, sejak tahun ______
c. Anggota, sejak tahun _______
7. Pendidikan in formal
a. Berapa kali mengikuti pertemuan kelompok setiap bulan= kali
b. Pelatihan apa saja yang pernak diikuti
(1) ………………………………………………………………………………………..
(2) ………………………………………………………………………………………..
(3) ………………………………………………………………………………………..
(4) …………………………………………………………………………………………
I. Kondisi Ekonomi Responden
1. Mata Pencaharian Utama =
Sampingan =
2. Jarak lokasi usahatani ke : Tempat Tinggal = Km
Jalan Raya terdekat = Km
Toko Saprodi = Km
Penggilingan = Km
Sumber Modal = Km
BPP/BP3K = Km
POSLUHDES = Km
Sumber limbah = Km
II. Kepemilikan Ternak
1. Berapa ekor sapi perah yang saudara pelihara……………………….ekor
a. Induk bunting =…………….ekor, umur =……………………tahun
b. Pejantan =…………….ekor, umur =……………………tahun
47
c. Sapi laktasi =…………….ekor, umur =……………………tahun
d. Pedet = …………….ekor, umur =……………………tahun
2. Dari mana saudara mendapatkan ternak sapi perah a. Bantuan langsung
b. Bagi hasil
c. Milik sendiri, yaitu dengan cara mendapat pinjaman modal
3. Kalao dari Dinas, system pengembaliannya seperti apa, tolong
jelaskan………………………
4. Bakalan sapi perah yang saudara miliki diperoleh dari daerah
mana………………………….
5. Berapa umur bakalan ternak sapi perah pada saat diterima
6. Pada umur berapa ternak sapi perah yang saudara pelihara
menghasilkan susu pertama kali………………………
III. Budidaya
Kendala pengelolahan usaha tani
1. Jenis penyakit apa yang biasa menyerang ternak sapi perah
saudara…………………………..
2. Bagaimana cara mengatasinya…………………………………………………………
3. Cara apa yang dilakukan untuk mengembangkan sapi perah
a. Kawin alami
b. Kawin suntik (IB)
4. Apa yang menjadi kendala perkawinan secara
alami…………………………………….........
5. Berapa persen tingkat keberhasilan perkawinan secara
alami…………………………..
6. Kalau dengan cara IB, dari mana memperoleh semen
?......................................
7. Berapa persen tingkat keberhasilan perkawinan secara IB
?...............................
48
Sanitasi kandang dan ternak
1. Apa model kandang yang saudara miliki……..
a. Terbuka dan sebagian tertutup
b. Tertutup
2. Apakah kandang yang saudara miliki selalu dibersihkan
a. Ya b. tidak
3. Jika ya, berapa frekuensi pembersihan kandang dalam
sehari………………..
4. Apakah ternak sapi perah yang saudara miliki dimandikan ………….
a. Ya b. Tidak
5. Jika ya berapa kali dalam sehari dimandikan………………………….
IV. Sistem pemerahan
1. Apakah ternak sapi perah yang saudara miliki sebelum dilakukan
pemerahan dibersihkan terlebih dahulu………………
2. Berapa kali dalam sehari saudara melakukan pemerahan susu
……………………………
3. Pada jam berapa saudara melakukan pemerahan susu………….
4. Berapa produksi susu yang dihasilkan setiap kali melakukan
pemerahan susu…………………../ekor/hari
6. Sebelum melakukan pemerahan susu apakah wadah penampungan
dan wadah penyimpanan dibersihkan terlebih dahulu
a. Ya b. Tidak
5. Apakah susu yang diperoleh langsung dijual atau di
simpan………………………….
6. Jika disimpan wadah yang digunakan untuk menyimpan susu tersebut
menggunakan apa…………………..
7. Apa kah susu yang disimpan tersebut diberi perlakuan
a. Ya b. tidak
8. Jika diberi perlakuan, jenis perlakuan yang seperti
apa………………………….
49
V. Biaya dan penerimaan sapi perah
Susu
1. Berapa harga susu segar setiap kali saudara menjual……………………………../liter
2. Menurut saudara harga susu tersebut sudah layak atau belum a. Ya b. Tidak 3. Jika belum layak, menurut saudara harga yang layak berapa