BAB II PROSES KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Metode dan sumber pengumpulan data Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah analisa data sekunder dan sumber data dari data sensus, hasil penelitian, catatan kesakitan, dll. 2. Kegiatan yang dilakukan dalam masyarakat a. Data umum 1) Lokasi daerah binaan Kelurahan kesenden terdiri dari 11 RW dan 48 RT, letak UPTD puskesmas kejaksan berada di wilayah RW 02 krucuk, sebelah utara pusat kota Cirebon dengan jarak ± 1Km dengan waktu tempuh ± 5 menit menggunakan kendaraan roda 4. 2) Keadaan geografi Batas wilayah kelurahan kesenden yang merupakan wilayah kerja puskesma Kejaksan adalah sebagai berikut: Sebelah utara : sungai kedung pane Sebelah selatan : kelurahan kejaksan Sebelah timur : laut jawa Sebelah barat : kelurahan sukapura b. Data khusus 1) Data kesehatan a) Kesehatan ibu dan anak No Nama kegiatan Target (%) Hasil cakupan Kesenjangan (%) 1 K1 95 105,4 +10.4
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Metode dan sumber pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah analisa data sekunder dan sumber
data dari data sensus, hasil penelitian, catatan kesakitan, dll.
2. Kegiatan yang dilakukan dalam masyarakat
a. Data umum
1) Lokasi daerah binaan
Kelurahan kesenden terdiri dari 11 RW dan 48 RT, letak UPTD puskesmas
kejaksan berada di wilayah RW 02 krucuk, sebelah utara pusat kota Cirebon
dengan jarak ± 1Km dengan waktu tempuh ± 5 menit menggunakan kendaraan
roda 4.
2) Keadaan geografi
Batas wilayah kelurahan kesenden yang merupakan wilayah kerja puskesma
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara
lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan ditandai dengan :
a. Klinik sanitasi hanya 7,40 % dari sasaran 900
b. Pengawasan TPS hanya 66,7 % dari 3 sasaran
c. Penyakit DBD sebanyak 4 orang
d. Penemuan kasus diare sebanyak 651 orang
e. Penemuan kasus campak sebanyak 14 orang
f. Penemuan kasus cikungunya sebanyak 1 orang
g. Penemuan kasus ISPA pneumonia 125 orang
h. Penderita TB paru sebanyak 23
i. Adanya penderita HIV sebanyak 2 orang
j. Penderita rabies sebanyak 1 orang
(2) Risiko terjadinya angka kesakitan pada ibu dan anak berhubungan dengan jumlah
kunjungan ke puskesmas rendah ditandai dengan :
a. KN1 terdapat kesenjangan 6% dari target 90%
b. N2 terdapat kesenjangan 6% dari target 90%
c. N3 terdapat kesenjangan 4% dari target 90%
d. B2 terdapat kesenjangan 8,6% dari target 90%
e. B3 terdapat kesenjangan 10,2% dari target 90%
f. B4 terdapat kesenjangan 7,4% dari target 90%
g. B6 terdapat kesenjangan 8% dari target 90%
h. B8 terdapat kesenjangan 4,7% dari target 90%
i. B9 terdapat kesenjangan 2,2% dari target 90%
j. .B12 terdapat kesenjangan1,1% dari target 90%
(3) Risiko terjadinya peningkatan angka kejadian kekurangan gizi berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang nutrisi yang baik ditandai dengan:
a. GBR terdapat kesenjangan 0,67% dari target 1%
b. BGM terdapat kesenjangan 1,72 % dari target 5%
c. KEP Tot terdapat kesenjangan 9,17% dari target 25%
B. Perencanaan
No. Diagnose keperawatan komunitas
Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Hari, tanggal
Tempat EvaluasiKriteria standar
1. Risiko timbulnya penyakit menular (Diare, DHF, ISPA, TB paru, HIV, dll) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
Setelah dilakukan tindakan keperawataan selama 1 kali pertemuan, diharapkan masyarakat wilayah kerja puskesmas kejaksan mampu :a. Mengidentifikas
i jenis sampahb. Memisahkan
sampah kering dan basah
c. Membuang sampah sesuai dengan jenis dan tempat yang sehat
d. Memelihara lingkungan yang sehat
Masyarakat wilayah kerja puskesmas kejaksan
K.I.E 1. Bina hubungan saling percaya dengan masyarakat
2. Berikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai :a. Pengertian ISPA b. Tanda dan gejala ISPAc. Tindakan yang dapat
dilakukan bila ada anggota keluarga yang sakit
3. Berikan reinforcement terhadap keberhasilan masyarakat dalam menjelaskan kembali materi yang diberikan
Minggu 06/10/13
GOR kelurahan kesunean
Verbal 1. Pengertian ISPAInfeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin, 2008).
2. Tanda gejala ISPAa. Gejala dari ISPA
Ringan 1) Batuk 2) Serak, yaitu anak
bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal pada waktu berbicara atau menangis).
3) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.
4) Panas atau demam,
suhu badan lebih dari 37 diraba.
b. Gejala dari ISPA Sedang
1) Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu tahun atau lebih. Cara menghitung pernafasan ialah dengan menghitung jumlah tarikan nafas dalam satu menit. Untuk menghitung dapat digunakan arloji.
2) suhu lebih dari 390C (diukur dengan termometer).
3) Tenggorokan berwarna merah.
4) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.
5) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
6) Pernafasan berbunyi seperti mengorok
(mendengkur). 7) Pernafasan berbunyi
menciut-ciut. c. Gejala dari ISPA Berat
1) Gejala-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:
2) Bibir atau kulit membiru.
3) Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernafas.
4) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.
5) Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan tampak gelisah.
6) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.
7) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
8) Tenggorokan berwarna merah.
3. Tindakan yg dapat dilakukan bila ada anggota keluarga yang sakita. Mengatasi
Panas(demam)b. Mengatasi batukc. Pemberian makanand. Berikan makanan yang
cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.
e. Pemberian minumanUsahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.
f. Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam.
g. Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah.
h. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang
Masyarakat wilayah kerja puskesmas kejaksan
K.I.E 1. Berikan penyuluhan tentang jenis sampah, dampak pembuangan sampah yang tidak sehat, dan pengelolaan sampah yang benar
2. Diskusikan bersama masyrarakat tentang dampak pembuangan sampah yang tidak sehat.
Minggu 06/10/13
GOR kelurahan kesunean
verbal
berventilasi cukup dan tidak berasap.
i. Apabila selama perawatan dirumah keadaan memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan.
j. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali ke petugas kesehatan untuk pemeriksaan pulang.
1. Jenis sampaha. Sampah organik -
dapat diurai (degradable)Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun
3. Diskusikan bersama masyrarakat tentang pengelolaan sampah yang benar.
kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
b. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas
koran, HVS, maupun karton;
2. Dampak pembuangan sampah yang kurang sehat
1) Dampak terhadap kesehatan Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah: penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum, penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai; (b) penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit); (c) penyakit yang dapat menyebar melalui rantai
makanan, salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia), cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan atau sampah; (d) sampah beracun.
2) Dampak terhadap keadaan sosial dan ekonomi Potensi bahaya sampah terhadap keadaan sosial dan ekonomi yang dapat ditimbulkan adalah: (a) membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana; (b)
memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan; (c) menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas); (d) pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain; (e) infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya
biaya yang diperlukan untuk pengolahan air.
3) Dampak terhadap kualitas udara dan air Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu gas-gas beracun.
3. Pengelolaan sampah yg benar
1) Pengolahan sampah organik
a) Sampah organik untuk pakan ternak
b) Kompos2) Pengolahan sampah
anorganika) Reduce (mengurangi
penggunaan)b) Reuse
(menggunakan ulang)
c) Recycle (daur ulang)
2. Risiko terjadinya angka kesakitan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali
Ibu yang mempunyai bayi dan balita
K.I.E 1. Bina hubungan saling percaya dengan ibu-ibu
2. Berikan penyuluhan tentang :
Minggu 13/10/13
Balai RW 10
verbal a. Tumbuh kembang bayi dan balita1) 6 bulan : Mengangkat
kepala dengan tegak
pada ibu dan anak berhubungan dengan jumlah kunjungan ke puskesmas rendah
pertemuan, ibu-ibu warga kesunean dapat :Mengetahui pentingnya memeriksakan bayi dan balita ke puskesmas secara berkara
a. Tumbuh kembang bayi dan balita
b. Kriteria bayi dan balita sehat
c. Pemahaman KMS3. Berikan reinforcement
terhadap keberhasilan ibu dalam menjelaskan kembali materi yang diberikan
pada posisi telungkup 2) 9 – 12 bulan : Berjalan
dengan berpegangan 3) 12 – 18 bulan : Minum
sendiri dari gelas tanpa tumpah
4) 18 – 24 bulan : Mencoret – coret dengan alat tulis
5) 2 – 3 tahun : Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan dan melepas pakaian sendiri
6) 3 – 4 tahun : Mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna
7) 4 – 5 tahun : Mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan
b. Kriteria bayi dan balita sehat1) Lincah dan aktif2) Bahagia dan responsif3) Rambut tidak mudah
kusam dan rontok4) Gigi cemerlang5) Gusi merah muda6) Kulit bersih dan jika
luka mudah sembuh7) Kuku merah muda
(tidak pucat) dan
tidak rapuh8) Suhu tubuh antara
36,50C dan 37,50C9) Makan lahap10) Tidur lelap dalam
waktu cukup11) BAB lancar12) Cocok dengan
KMS13) Antusias bermain14) Bentuk kaki
normal15) Harum baunya
c. Pemahaman KMS1) Dibawah Garis Merah
: Anak kurang gizi tingkat sedang atau berat badan atau
disebut kurang energi dan protein nyata ( KEP nyata ).
2) Pada daerah dua pita warna kuning( di atas garis merah ) : Harus hati – hari dan waspada karena keadaan gizi anak sudah kurang meskipun tingkat ringan atau disebut KEP tingkat ringan .
3) Dua pita warna hijau muda dan pita warna hijau tua ( diatas pita
kuning ) : Anak mempunyai beraat badan cukup attau disebut gizi baik.
4) Dua pita warna hijau muda, duapita warna kuning ( paling atas ).Dsb. : Anak telah mempunyai berat badan yang lebih, semakin ke atas kelebihan berat badannya semakin banyak.
3 Risiko terjadinya peningkatan angka kejadian kekurangan gizi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang nutrisi yang baik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali pertemuan, ibu-ibu warga kesunean dapat :Mengetahui pentingnya nutrisi yang baik untuk anak-anaknya.
Ibu yang mempunyai bayi dan balita
K.I.E 1. Bina hubungan saling percaya dengan ibu-ibu
2. Berikan penyuluhan tentang :a. Kebutuhan nutrisi bayi
dan balitab. Kriteria nutrisi yang
baikc. Contoh jenis makanan
yang baik3. Berikan reinforcement
terhadap keberhasilan ibu dalam menjelaskan kembali materi yang diberikan
Minggu 13/10/13
Balai RW 10
verbal a. Kebutuhan nutrisi bayi dan balita1) 0-6bln : energi