PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MANFAAT TABLET FE DI SMK TUNAS HUSADA KENDARI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH SURIA MULIANI P00312017092 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN KENDARI 2018
88
Embed
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MANFAAT TABLET FE …repository.poltekkes-kdi.ac.id/628/1/pdf.pdf · Ibu hamil merupakan salah ... Kata kunci : pengetahuan konsumsi tablet Fe ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MANFAAT TABLET
FE DI SMK TUNAS HUSADA KENDARI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH
SURIA MULIANI P00312017092
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN KENDARI
2018
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan denga sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MANFAAT TABLET
FE DI SMK TUNAS HUSADA KENDARI
Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi Sarjan Terapan
Kebidanan pada program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari, sejauh yang saya ketahui skripsi ini bukan merupakan
tiruan atau Duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau
pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari maupun di perguruan tinggi atau
instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan
sebagaimana mestinya.
Kendari, Agustus 2018
Suria Muliani
Nim.P00312017092
iv
v
RIWAYAT hIDUP
A. Identitas diri
1. Nama : Suria Muliani
2. Nim : P00312017092
3. Tempat / Tanggal Lahir : Wakadawu, 16 Juni 1996
8. Seluruh teman-teman D-IV Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kendari, yang senantiasa memberikan bimbingan, dorongan,
pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas
selama penulis menempuh pendidikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dalam penyempurnaan skripsi ini serta sebagai bahan
pembelajaran dalam penyusunan skripsi selanjutnya.
Kendari, Agustus 2018
Penulis
vii
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................... iv
RIWAYAT HIDUP ............................................................................ v
KATA PENGANTAR......................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................... x
ABSTRACT....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian.................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 8
A. Telaah Pustaka.......................................................................... 8
B. Landasan Teori.......................................................................... 43
C. Kerangka Teori.......................................................................... 46
D. Kerangka Konsep...................................................................... 47
E. Hipotesis Penelitian.................................................................. 47
BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 48
A. Jenis Penelitian......................................................................... 48
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 49
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 49
D. Variabel Penelitian..................................................................... 49
E. Definisi Operasional.................................................................. 49
viii
ix
F. Jenis dan Sumber Data Penelitian............................................ 50
G. Instrumen Penelitian.................................................................. 50
H. Pengolahan dan Analisis Data.................................................. 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 53
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 53
B. Hasil Penelitian ........................................................................ 54
C. Pembahasan ............................................................................ 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 62
A. Kesimpulan .............................................................................. 62
B. Saran ....................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 63
LAMPIRAN
ix
x
ABSTRAK
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MANFAAT TABLET FE SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENYULUHAN
DI SMK TUNAS HUSADA KENDARI
Suria Muliani1 Sitti Aisa
2 Wahida
2
Latar belakang: Anemia merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang masih
sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui hubungan pola makan dan
kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia dalam kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Adoolo Utama. Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan ialah cross sectional. Sampel penelitian adalah ibu hamil trimester 3 di Wilayah Kerja Puskesmas Adoolo Utama yang berjumlah 36 ibu hamil. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner tentang anemia dalam kehamilan, pola makan, kepatuhan konsumsi tablet Fe. Analisis data mengunakan uji chi square. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan Kejadian anemia dalam kehamilan di
Wilayah Kerja Puskesmas Adoolo Utama sebanyak 20 ibu hamil (55,6%). Pola makan ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Adoolo Utama lebih banyak dalam kategori pola makan kurang sebanyak 21 orang (58,3%). Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Adoolo Utama lebih banyak dalam kategori tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 20 orang (55,6%). Ada hubungan pola makan dengan kejadian anemia dalam kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Adoolo Utama (X
2=32,188; pvalue=0,019). Ada hubungan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dengan
kejadian anemia dalam kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Adoolo Utama (X
2=11,416; pvalue=0,001).
Kata kunci : pengetahuan konsumsi tablet Fe 1 Mahasiswa Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kendari
2 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari
x
xi
ABSTRACT
DAUGHTERS OF DAUGHTERS ABOUT FE TABLET BENEFITS BEFORE AND AFTER GIVEN EDUCATION
IN THE VOCATIONAL SCHOOL OF HUSADA, KENDARI
Suria Muliani1 Sitti Aisa2 Wahida2
Background: Anemia is one of the most common nutritional disorders and is a major nutritional problem in Indonesia. Pregnant women are one of the groups prone to malnutrition, because there is an increase in nutritional needs to meet the needs of mothers and fetuses. Objective: This study aimed to determine the relationship of diet and adherence to consuming Fe tablets with the incidence of anemia in pregnancy in the Main Adoolo Primary Health Center Work Area. Research Method: The research design used was cross sectional. The sample of the study was the third trimester pregnant women in the Working Area of Adoolo Utama Community Health Center, amounting to 36 pregnant women. Data collection instruments in the form of questionnaires about anemia in pregnancy, diet, compliance with consumption of Fe tablets. Data analysis using chi square test. Results of the study: The results showed anemia in pregnancy in the Adoolo Utama Health Center Work Area as many as 20 pregnant women (55.6%). The diet of pregnant women in the Adoolo Utama Health Center Work Area is more in the category of poor diet as many as 21 people (58.3%). Compliance with consuming Fe tablets in the Working Area of Adoolo Utama Health Center was more in the non-compliant category in consuming Fe tablets as many as 20 people (55.6%). There is a relationship between dietary patterns and the incidence of anemia in pregnancy in the Main Adoolo Primary Health Center Work Area (X2 = 32,188; p value = 0.019). There was a relationship between adherence to consuming Fe tablets with the incidence of anemia in pregnancy in the Main Adoolo Primary Health Center Work Area (X2 = 11.416; p value = 0.001). Keywords: knowledge of consumption of Fe tablets 1 Student of D-IV Midwifery Study Program, Poltekkes Kendari 2 Lecturers of the Department of Midwifery, Poltekkes Kendari
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan individu baik pria atau wanita yang berada
pada masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Batasan usia remaja
menurut World Health Organization (WHO) adalah usia 10–19 tahun,
yang ditandai dengan perubahan fisik dan mental. Perubahan fisik pada
masa remaja akan mempengaruhi status kesehatan dan gizi remaja
tersebut (Sulistyoningsih, 2012). Remaja dikategorikan rentan terhadap
masalah gizi sehingga berisiko terhadap kesehatan. Pada usia remaja
percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi
lebih banyak selain itu, pada remaja terjadi perubahan gaya hidup dan
kebiasaan yang suka mencoba-coba makanan sehingga terjadi
ketidaksesuaian asupan energi dan zat gizi lainnya (Marmi, 2013).
Remaja putri juga memerlukan perhatian khusus dalam hal
kebutuhan zat besi karena pertumbuhan dan datangnya menstruasi,
sehingga pada remaja putri sangat rentan sekali terjadi anemia
(Sediaoetama, 2015). Anemia akibat kekurangan zat besi (Fe) merupakan
salah satu masalah gizi utama di Asia termasuk di Indonesia. Anemia
defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan
menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Prevalensi anemia secara global
adalah sekitar 51%. Prevalensi untuk balita sekitar 43%, anak usia
1
2
sekolah 37%, pria dewasa hanya 18%, dan wanita tidak hamil 35%
(Arisman, 2014). Anemia gizi masih merupakan salah satu masalah gizi
yang utama di Indonesia, di samping tiga masalah gizi lainnya, yaitu
kurang kalori protein, defisiensi vitamin A, dan gondok endemik
(Arisman, 2014).
Sesuai dengan standar WHO, apabila prevalensi anemia pada
suatu populasi lebih besar dari 20%, maka merupakan masalah
kesehatan masyarakat. Anemia defisiensi zat besi di Indonesia
merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan prevalensi pada
remaja putri 13-18 tahun dan wanita usia subur 15-49 tahun masing-
masing sebesar 22,7% dan ibu hamil 37,1% (BKKBN, 2013). Jumlah
kejadian anemia pada remaja putri di Kota Kendari sebesar 13% (Dinkes
Kota Kendari, 2017). Tetapi sebagian dari masyarakat mengabaikan
dan menganggap ini bukan masalah kesehatan masyarakat, padahal
jika berkelanjutan sampai remaja putri tersebut menikah, bisa berdampak
pada keselamatan jiwanya. Dampak buruknya, dapat mengakibatkan
kematian ibu dan bayi, bahkan menghasilkan bayi dengan berat
badan rendah (Dubey dkk, 2013).
Anemia kekurangan zat besi dapat menimbulkan berbagai dampak
pada remaja putri antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga
mudah terkena penyakit, menurunnya aktivitas dan prestasi belajar.
Remaja putri yang menderita anemia kebugarannya juga akan menurun,
sehingga menghambat prestasi olahraga dan produktivitasnya. Masa
3
remaja merupakan masa pertumbuhan yang sangat cepat, kekurangan
zat besi pada masa ini akan mengakibatkan tidak tercapainya tinggi
badan optimal (Arisman, 2014).
Pada remaja putri, anemia disebabkan karena kurangnya asupan
zat besi melalui makanan, kehilangan zat besi basal, banyaknya zat besi
yang hilang pada saat menstruasi, penyakit malaria, dan infeksi-infeksi
lain serta pengetahuan yang kurang tentang anemia gizi besi. Rata-rata
darah yang keluar saat menstruasi 16-33,2 cc. Pada wanita yang lebih
tua maupun wanita dengan anemia defisiensi zat besi jumlah darah haid
yang dikeluarkan lebih banyak (Saifuddin, 2012). Beberapa faktor lain
penyebab anemia di kalangan remaja adalah konsumsi gizi yang tidak
memadai dan peningkatan kebutuhan akan zat besi serta kehilangan
darah secara kronis saat menstruasi.
Kehilangan darah saat menstruasi berarti mengeluarkan zat besi
yang ada dalam darah dan dapat menyebabkan terjadinya anemia. Pada
remaja putri yang sedang menstruasi, volume darah yang hilang selama
menstruasi berkisar antara 25-30 cc per bulan. Tingginya angka kejadian
anemia pada remaja putri dikarenakan masih banyaknya remaja putri
yang tidak terbiasa mengkonsumsi tablet Fe saat menstruasi. Hal ini
menunjukkan bahwa kesadaran dalam mengkonsumsi tablet Fe saat
menstruasi masih rendah (Gibney, 2014). Kesadaran konsumsi tablet Fe
saat menstruasi tidak lepas dari informasi dan pengetahuan, hal ini
4
dikarenakan pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumsi tablet Fe saat menstruasi (Suharto dkk, 2012).
Tingkat pengetahuan pada remaja akan berpengaruh terhadap
sikap dan perilaku dalam memilih makanan disekolah maupun dirumah
yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat
manfaat tablet Fe. Pengetahuan tentang manfaat manfaat tablet Fe yang
baik dapat mempengaruhi konsumsi makanan yang baik sehingga
mencapai status gizi yang baik. Penyuluhan tentang manfaat manfaat
tablet Fe sangat penting untuk menambah pengetahuan remaja sehingga
perlu diberikan penyuluhan agar dapat merubah perilakunya dalam
mengkonsumsi tablet Fe (Sediaoetama, 2014).
Penyuluhan tentang manfaat tablet Fe masih belum dikenal di
kalangan masyarakat luas khususnya remaja maka dari itu perlu adanya
sosialisasi dan penyampaian tentang manfaat tablet Fe. Metode
penyuluhan kesehatan merupakan salah satu pendekatan yang sering
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi sehingga informasi
yang diberikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh audien.
Hasil penelitian Hanifah (2015) menyatakan ada perbedaan
pengetahuan gizi seimbang pada remaja sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan dengan media video. Demikian pula hasil penelitian Lestrina
(2015) menyatakan promosi kesehatan melalui penyuluhan dapat
meningkatkan pengetahuan tentang anemia, peningkatan pengetahuan
5
dibarengi dengan pemberian makanan dapat meningkatkan kadar Hb
WUS.
Hasil studi awal di SMK Tunas Husada Kendari diperoleh data
jumlah siswi siswi berjumlah 103 siswi. Hasil wawancara dengan pada 10
siswi, diperoleh hasil bahwa dari 10 remaja, 8 remaja tidak tahu tentang
manfaat tablet Fe untuk menstruasi. Kesimpulan dari hasil survei awal
bahwa sebagian besar remaja tidak mengetahui manfaat mengkonsumsi
tablet Fe untuk menstruasi. Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis
tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui pengetahuan remaja
tentang manfaat tablet Fe di SMK Tunas Husada Kendari.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian
adalah bagaimana pengetahuan remaja putri tentang manfaat tablet
Fe di SMK Tunas Husada Kendari ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang manfaat
tablet Fe di SMK Tunas Husada Kendari.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan remaja putri tentang manfaat
tablet Fe di SMK Tunas Husada Kendari.
b. Menganalisis perbedaan pengetahuan remaja putri tentang
manfaat tablet Fe di SMK Tunas Husada Kendari
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Remaja
Untuk menambah wawasan remaja tentang manfaat tablet Fe
sehingga faktor risiko kejadian anemia dapat dihindari.
2. Manfaat Bagi Sekolah
Dapat dijadikan sebagai masukan bagi sekolah untuk lebih
meningkatkan program pelayanan kesehatan reproduksi pada
remaja.
3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk dokumentasi agar dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian Ahmady dkk (2016) yang berjudul Penyuluhan Gizi Dan
Pemberian Tablet Besi Terhadap Pengetahuan Dan Kadar
Hemoglobin Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri di Mamuju.
Perbedaan penelitian adalah variabel penelitian. Variabel
penelitian ini adalah perbedaan pengetahuan tentang tablet FE
sebelum dan sesudah diberi penyuluhan, sedangkan Ahmady
adalah Penyuluhan Gizi Dan Pemberian Tablet Besi Terhadap
Pengetahuan Dan Kadar Hemoglobin.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Warsiti (2013) yang berjudul
Tingkat Pengetahuan Siswa XI Tentang Pentingnya
Mengkonsumsi Tablet Fe Saat Menstruasi di SMA
7
Muhammadiyah 1 Sragen. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian Warsita adalah variabel penelitian. Pada penelitian ini
variabelnya adalah perbedaan pengetahuan sebelum dan
sesudah penyuluhan, sedangkan pada penelitian Warsita
variabelnya tentang tingkat pengetahuan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
F. Telaah Pustaka
1. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan bidan tentang partograf adalah hasil dari tahu
tentang partograf dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia
yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
(Notoatmojo, 2012). Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di
dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu :
1) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
(objek).
2) Internst (merasa tertarik) terhadap stimulus/objek tertentu di
sini sikap subjek sudah mulai timbul.
3) Evalution (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya
terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap
responden sudah tidak baik lagi.
4) Trial, dimana subjek sudah mulai melakukan sesuatu dengan
apa yang dikehendaki.
8
9
5) Adopsi, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai denagn
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2012), pengetahuan yang dicakup dalam
daerah kognitif mempunyai 6 tingkatan.
1) Tahu (know) adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Untuk mengukur orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain dengan menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan.
2) Memahami (comprehension) adalah kemampuan untuk memehami
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (application) adalah kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
4) Analisis (analysis) adalah kemampuan untuk menjabarkan materi
atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lainnya.
5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
6) Evaluasi (evaluation) adalah kemempuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi objek.
10
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Wawan & Dewi (2015), beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan, yaitu
1. Faktor internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita
tertentu yang menetukan manusia untuk berbuat dan mengisi
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagian.
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga
perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotifasi
untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi.
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi,
misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga
meningkatkan kualitas hidup khususnya bagi remaja dalam
memperoleh informasi tentang menstruasi. Oleh sebab itu,
makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah
menerima informasi dalam memperoleh informasi mengenai
menstruasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki
dan semakin mudah remaja menerima informasi.
11
b). Pekerjaan
Pekerjaan dalam arti luas aktifitas utama yang dilakukan
manusia dalam arti sempit istilah pekerjaan digunakan untuk
suatu kerja menghasilkan uang bagi seseorang dalam
pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim
dengan profesi.jadi dapat diartikan sebagai sesuatu yang
dikelurkan oleh seseorang sebagai profesi sengaja dilakukan
untuk mendapatkan penghasilan. Bekerja umumnya
merupakan kegiatan yang menyita waktu. Seorang remaja yang
dalam masa pendidikannya juga harus bekerja untuk dapat
membiayai studinya sehingga para remaja mempunyai
kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkan informasi
yang bermanfaat bagi derajat kesehatannya khususnya tentang
menstruasi. Hal ini dikarenakan waktu luang yang ada
dimanfaatkan untuk bekerja dan beristirahat.
c). Umur
Menurut Elizabeth yang dikutip Nursalam (2013), usia
adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai berulang tahun. Menurut Hucklock (2015) semakin
cukup umur, tingkat kemantangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja jadi semakin
matangnya umur ibu. Semakin matang pula pemikirannya soal
kesehatan reproduksinya khususnya tentang bendungan ASI.
12
2. Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada
disekitar, manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan
bisa membuat pola pikir remaja tentang menstruasi menjadi
sesuatu yang menakutkan, tergantung bagaimana lingkungan
memperlakukan remaja tersebut.
b) Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima kelompok. Begitu
pula tentang menstruasi masih banyak masyarakat yang
menganggap bawah menstruasi itu sesuatu yang tabuh untuk
di bicarakan khususnya pada masyarakat yang adat istiadatnya
masih kental sehingga banyak mitos-mitos yang bermunculan
sehingga merasa cemas ketika menghadapi menstruasi.
c. Perkembangan Pengetahuan
Ilmu pengetahuan manusia mengalami beberapa periode
perkembangan dari waktu ke waktu sepanjang kehidupan manusia di
permukaan bumi ini. Proses yang terjadi mengikuti kemajuan
peradaban manusia dari zaman batu sampai zaman modern dan
sering disebut sebagai “The Ways Of Thinking”. Proses tahapan yaitu
13
1. Periode trial and error. Manusia melihat dan mendengar sesuatu,
lalu mulai berfikir dan timbul keinginan untuk mencoba, tetapi gagal,
kemudian mencoba lagi berkali-kali dan akhirnya berhasil.
2. Periode authority and tradition. Semua pemikiran dan pendapat
dijadikan norma-norma dan tradisi yang harus dilaksanakan oleh
setiap orang. Bila seseorang melanggarnya, akan dikenakan sanksi
hukuman, baik moral maupun fisik.
3. Periode speculation and argumentation. Setiap pemikiran dan
pendapat mulai dibahas kebenarannya melalui spekulasi dan adu
argumentasi.
4. Periode hyphothesis and experimentation. Semua pemikiran dan
pendapat harus dianalisis, diteliti, serta diuji kebenarannya secara
ilmiah (Chandra, 2012).
d. Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Nursalam, 2013) :
Tingkat pengetahuan baik bila skor >75%-100%
Tingkat pengetahuan cukup bila skor 56%-75%
Tingkat pengetahuan kurang bila skor <56%
14
2. Manfaat Tablet Fe
a. Pengertian Tablet Fe
Tablet Fe adalah suplemen yang mengandung zat besi. Zat besi
adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah
merah (Hemoglobin) (Soebroto, 2014).
b. Fungsi zat besi
Menurut Almatsier (2014)
a) Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
b) Sebagai alat angkut eletron pada metabolisme energi
c) Sebagai enzim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai
pelarut obat-obatan.
c. Kebutuhan Tablet Fe Bagi Remaja Putri
Kebutuhan atau dosis zat besi dari setiap tingkat umur
dan jenis kelamin berbeda-beda. Wanita membutuhkan zat besi
lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi menstruasi dengan
perdarahan sebanyak 50–80 cc setiap bulan dan kehilangan zat
besis sebanyak 30–40 mgr. Dosis yang dianjurkan untuk diminum
adalah 1 x 1 tablet perhari sesuai dosis yang dianjurkan. Tetapi
apabila terjadi anemia berat dosis bisa dinaikkan menjadi 2 x 1
tablet yang di minum. Angka kecukupan zat besi yang dianjurkan
untuk Indonesi untuk remaja putri sebesar 14-25 mg.
Waktu yang tepat untuk minum tablet zat besi adalah
pada malam hari menjelang tidur, hal ini untuk mengurangi rasa
15
mual yang timbul setelah ibu meminumnya. Jika ibu meminum
tablet besi pada pagi hari maka ibu akan mual muntah karena
salah satu efenya menimbulkan rasa eneg (rasa tidak enak pada
perut). Tablet besi sebaiknya diminum dengan menggunakan air
jeruk atau air putih, karena membentu proses penyerapan zat
besi. Dan hindari minum tablet zat besi dengan menggunakan air
teh, susu dan kopi, karena akan menghambat proses penyerapan
absorpsi zat besi (Soebroto, 2014).
d. Sumber makanan yang mengandung zat besi
1) Zat besi yang berasal dari hewani yaitu; daging, ayam, ikan,
telur.
2) Zat besi yang berasal dari nabati yaitu;kacang-kacangan,
sayuran hijau, dan pisang ambon.
Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam
membantu meningkatkan penyerapan Fe didalam tubuh.
Kehadiran protein hewani, vitmin C, Vitamin A, Asam folat, zat
gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam
tubuh. Manfaat lain dari mengkonsumsi makanan sumber
zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena
makanan sumber zat besi biasanya juga merupakan sumber
vitamin A (Almatsier, 2014).
16
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi besi
Menurut Almatsier (2014), absorpsi terjadi dibagian atas
usus halus (duodenum) dengan bantuan alat angkut protein
khusus. Ada dua jenis alat angkut protein didalam sel mukosa
usus halus yang membantu penyerapan besi, yaitu transferin dan
feritin. Transferin yaitu protein yang disintetis didalam hati.
Banyak faktor berpengaruh terhadap absorpsi besi antara lain :
1) Bentuk besi
Bentuk besi didalam makanan berpengaruh terhadap
penyerapanya. Besi hem yang merupakan bagian dari
hemoglobin dan mioglobin yang terdapat didalam daging
hewan yang dapat diserap dua kali lipat daripada besi
non hem. Besi non hem terdapat didalam telur, sereal,
kacang-kacangan, sayuran hijau dan buah- buahan.
2) Asam organik
Vitamin C sangat membantu penyerapan besi non hem
dengan merubah bentuk feri menjadi fero.
3) Tanin
Tanin terdapat didalam teh, kopi dan beberapa jenis sayuran
dan buah yang menghambat absorbsi besi dengan cara
mengikatnya.
17
4) Tingkat keasaman lambung meningkat daya larut besi.
Penggunaan obat-obatan yang bersifat basa seperti antasid
menghalangi absorbsi besi.
5) Kebutuhan tubuh
Kebutuhan tubuh akan besi sangat berpengaruh besar
terhadap absorbsi besi. Bila tubuh kekurangan besi atau
kebutuhan meningkat pada masa pertumbuhan, absorpsi
besi non hem dapat meningkat sampai sepuluh kali,
sedangkan besi hem dua kali.
e. Akibat kekurangan Zat Besi
Defisiensi besi berpengaruh luas terhadap kualitas sumber
daya manusia, yaitu terhadap kemampuan dan produktifitas kerja.
Kekurangan besi dapat terjadi karena konsumsi makanan yang
kurang seimbang atau gangguan absorpsi besi. Kekurangan besi
pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing,
kurang nafsu makan, menurunya kebugaran tubuh, menurunya
kemampuan kerja, menurunya kekebalan tubuh dan gangguan
penyembuhan luka. Disamping itu kemampuan mengatur suhu
tubuh menurun. Pada anak-anak menimbulkan apatis, mudah
tersinggung, menurunya kemampuan untuk berkonsentrasi dan
belajar (Almatsier, 2014).
18
3. Remaja
a. Pengertian Remaja
Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang
kehidupan manusia, menghubungkan masa kanak-kanak dan
masa dewasa (Santrock, 2013). Masa remaja disebut pula
sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa
kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini
terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai
kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama
fungsi seksual (Kartono, 2015). Remaja, yang dalam bahasa
aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin
adolescare yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan”.
Bangsa primitif dan orang-orang purbakala memandang
masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode
lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa
apabila sudah mampu mengadakan reproduksi (Ali & Asrori,
2016). Menurut Rice (dalam Gunarsa, 2014), masa remaja adalah
masa peralihan, ketika individu tumbuh dari masa anak-anak
menjadi individu yang memiliki kematangan. Pada masa tersebut,
ada dua hal penting menyebabkan remaja melakukan
pengendalian diri. Dua hal tersebut adalah, pertama, hal yang
bersifat eksternal, yaitu adanya perubahan lingkungan, dan kedua
19
adalah hal yang bersifat internal, yaitu karakteristik di dalam diri
remaja yang membuat remaja relative lebih bergejolak
dibandingkan dengan masa perkembangan lainnya (storm and
stress period).
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh
adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni
antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan
organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas.
Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa
menghubungkan penyuluh dengan petani/peternak sebagai alat
untuk melaksanakan komunikasi, sehingga dengan
menggunakan dapat menghasilkan keefektifan metode dan
mempercepat diterimanya bahan informasi. Alat bantu atau alat
peraga dalam penyuluhan dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
a) Alat ilustratif, (illustrative device and visual device) contoh,
film, gambar dari pameran.
42
b) Alat yang sifatnya untuk memperluas (extension device)
contoh : radio dan pengeras suara
c) Alat yang sifatnya lingkungan (enviromental device),
contoh: tumbuhan sekitar ruangan yang dapat digunakan
sebagi alat peraga.
d) Alat manipulasi (manipulative device), alat yang sifatnya
dapat diatur seperti alat untuk praktek (Samsudin, 2017).
5) Sasaran penyuluhan
Sasaran penyuluhan pertanian adalah siapa sebenarnya
yang disuluh atau ditujukan kepada siapa penyuluhan pertanian
tersebut (Samsudin, 2017). Jadi sasaran dalam penyuluhan
adalah masyarakat yang membutuhkan sesuatu informasi/
pesan yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan tersebut
(Samsudin, 2017).
6) Waktu dan tempat penyuluhan
Waktu dan tempat penyuluhan pertanian merupakan
faktor yang penting karena menyangkut pelaksanaan kegiatan
penyuluhan yang dibatasi oleh lokasi dan waktu pelaksanaan,
sehingga materi penyuluhan dapat diterima oleh sasaran dengan
baik (Samsudin, 2017). Maka diperhitungkan waktu dan lamanya
serta lokasi yang akan dilaksanakan, agar informasi/ pesan yang
disampaikan dapat diterima oleh sasaran.
43
G. Landasan Teori
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke
masa dewasa. Batasan usia remaja menurut World Health Organization
(WHO) adalah usia 10–19 tahun, yang ditandai dengan perubahan fisik
dan mental. Remaja putri memerlukan perhatian khusus dalam hal
kesehatan dikarenakan kebutuhan zat besi pada remaja putri meningkat
karena pertumbuhan dan datangnya menstruasi, sehingga pada remaja
putri sangat rentan sekali terjadi anemia (Sediaoetama, 2015).
Anemia kekurangan zat besi dapat menimbulkan berbagai dampak
pada remaja putri antara lain menurunkan daya tahan tubuh
sehingga mudah terkena penyakit, menurunnya aktivitas dan prestasi
belajar. Remaja putri yang menderita anemia kebugarannya juga akan
menurun, sehingga menghambat prestasi olahraga dan produktivitasnya.
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang sangat cepat,
kekurangan zat besi pada masa ini akan mengakibatkan tidak
tercapainya tinggi badan optimal (Arisman, 2014).
Pada remaja putri, anemia disebabkan karena kurangnya asupan
zat besi melalui makanan, kehilangan zat besi basal, banyaknya zat besi
yang hilang pada saat menstruasi, penyakit malaria, dan infeksi-infeksi
lain serta pengetahuan yang kurang tentang anemia gizi besi. Rata-rata
darah yang keluar saat menstruasi 16-33,2 cc. Pada wanita yang lebih
tua maupun wanita dengan anemia defisiensi zat besi jumlah darah haid
yang dikeluarkan lebih banyak (Saifuddin, 2012). Beberapa faktor lain
44
penyebab anemia di kalangan remaja adalah konsumsi gizi yang tidak
memadai dan peningkatan kebutuhan akan zat besi serta kehilangan
darah secara kronis saat menstruasi.
Kehilangan darah saat menstruasi berarti mengeluarkan zat besi
yang ada dalam darah dan dapat menyebabkan terjadinya anemia. Pada
remaja putri yang sedang menstruasi, volume darah yang hilang selama
menstruasi berkisar antara 25-30 cc per bulan. Tingginya angka kejadian
anemia pada remaja putri dikarenakan masih banyaknya remaja putri
yang tidak terbiasa mengkonsumsi tablet Fe saat menstruasi. Hal ini
menunjukkan bahwa kesadaran dalam mengkonsumsi tablet Fe saat
menstruasi masih rendah (Gibney, 2014). Kesadaran konsumsi tablet Fe
saat menstruasi tidak lepas dari informasi dan pengetahuan, hal ini
dikarenakan pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumsi tablet Fe saat menstruasi (Suharto dkk, 2012).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba (Notoatmojo, 2012). Menurut Wawan & Dewi
(2014), beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja, yaitu
faktor Internal terdiri dari umur, pendidikan, pengalaman. Faktor eksternal
terdiri dari lingkungan, sosial budaya, sumber informasi, ekonomi.
Tingkat pengetahuan pada remaja akan berpengaruh terhadap
sikap dan perilaku dalam memilih makanan disekolah maupun dirumah
45
yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat
manfaat tablet Fe. Pengetahuan tentang manfaat manfaat tablet Fe yang
baik dapat mempengaruhi konsumsi makanan yang baik sehingga
mencapai status gizi yang baik. Penyuluhan tentang manfaat manfaat
tablet Fe sangat penting untuk menambah pengetahuan remaja sehingga
perlu diberikan penyuluhan agar dapat merubah perilakunya dalam
mengkonsumsi tablet Fe (Sediaoetama, 2014).
Penyuluhan tentang manfaat tablet Fe masih belum dikenal di
kalangan masyarakat luas khususnya remaja maka dari itu perlu adanya
sosialisasi dan penyampaian tentang manfaat tablet Fe. Metode
penyuluhan kesehatan merupakan salah satu pendekatan yang sering
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi sehingga informasi
yang diberikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh audien.
46
H. Kerangka Teori
Faktor Internal a. Umur b. Pendidikan c. Pengalaman d. Pengetahuan
Faktor Eksternal
a. Lingkungan b. Sosial Budaya c. Sumber Informasi
(penyuluhan) d. Ekonomi
Manfaat Tablet Fe
Gambar 1.Kerangka Teori dimodifikasi dari Arisman (2014); Saifuddin (2012); Gibney (2014); Suharto dkk (2012); Sediaoetama (2014); Notoadmojo (2012); Wawan dan Dewi (2014)
47
I. Kerangka konsep
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan
Variabel bebas : penyuluhan
Variable terikat : Pengetahuan Tentang Manfaat Table Fe
J. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada perbedaan pengetahuan remaja tentang manfaat tablet Fe
di SMK Tunas Husada Kendari.
Ho : Tidak ada perbedaan pengetahuan remaja tentang manfaat
tablet Fe di SMK Tunas Husada Kendari.
Pengetahuan
Manfaat Tablet Fe
48
BAB III
METODE PENELITIAN
K. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah kuasi eksperimen dengan memakai
rancangan one group pre and post test design, yaitu suatu pengukuran
yang dilakukan pada saat sebelum dan sesudah penelitian (Hidayat,
2012). Dalam rancangan ini, responden diberikan intervensi. Kemudian
diukur pengetahuan. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Keterangan :
O1: Observasi sebelum perlakuan
X : Perlakuan
O2: Observasi setelah perlakuan
Gambar 3. Skema Rancangan Kuasi Eksperimen
L. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMK Tunas Husada
Kendari pada bulan Juli tahun 2018.
M. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi kelas X dan XI di
SMK Tunas Husada Kendari yang berjumlah 44 siswi.
O1 X O2
48
49
2. Sampel dalam penelitian adalah siswi kelas X dan XI di SMK
Tunas Husada Kendari yang berjumlah 44 siswi. Teknik
pengambilan sampel adalah total sampling, yaitu semua siswi
dijadikan sebagai sampel penelitian. Semua siswi akan diberikan
penyuluhan tentang manfaat tablet Fe dan akan diukur
pengetahuannya sebelum dan sesudah penyuluhan.
N. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat (dependent) yaitu pengetahuan tentang manfaat
tablet fe.
2. Variabel bebas (independent) yaitu penyuluhan tentang manfaat
tablet Fe.
O. Definisi Operasional
Variabel Definisi Skala ukur
Kriteria
Pengetahuan tentang manfaat tablet fe
kemampuan responden untuk mengetahui dan memahami sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan manfaat tablet fe
ordinal
a. Pengetahuan baik : jika jawaban benar pada 76–100 %
b. Pengetahuan cukup : jika jawaban benar pada 56-75 %
c. Pengetahuan kurang : jika jawaban benar pada ≤55 %
Perbedaan pengetahuan dinilai dengan menggunakan
50
intervensi berupa penyuluhan tentang manfaat tablet fe
Penyuluhan tentang manfaat tablet Fe
suatu usaha memberikan keterangan, penjelasan, petunjuk, bimbingan, tuntunan, jalan dan arah tentang manfaat tablet Fe sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapi responden
nominal
P. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data adalah data primer. Data diperoleh dari wawancara
pada semua siswi kelas X dan XI di SMK Tunas Husada Kendari
mengenai pengetahuan tentang manfaat tablet Fe.
Q. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner mengenai pengetahuan tentang manfaat tablet Fe yang
berjumlah 15 pertanyaan yang terdiri dari 8 pertanyaan favorable dan
7 pertanyaan unfavorable dengan pilihan jawaban benar dan salah.
Setiap jawaban benar pada pertanyaan favorable diberi skor 1 dan
jawaban salah pada pertanyaan unfavorable diberi skor 1. Skor
tertinggi adalah 15.
51
R. Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpul, diolah dengan cara manual dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing
Dilakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan data yang
telah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam
pengumpulan data tersebut diperiksa kembali.
2. Coding
Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai
dengan petunjuk.
3. Tabulating
Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta
pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk
tabel distribusi.
b. Analisis data
Untuk mendeskripsikan hubungan antara independent
variable dan dependent variable. Uji statistik yang digunakan
adalah uji t (independent sample t-test) dengan p=0,05.
a. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Manfaat Tablet Fe Sebelum
Diberikan Penyuluhan Di SMK Tunas Husada Kendari
Pengetahuan tentang Manfaat Tablet Fe sebelum diberikan
penyuluhan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh remaja tentang
HIV/AIDS sebelum diberikan penyuluhan. Pengetahuan dalam penelitian
ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pengetahuan baik (skor 76–100%),
pengetahuan cukup (skor 56-75%), pengetahuan kurang (skor <56%).
Hasil penelitian mengenai pengetahuan tentang manfaat tablet Fe dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Distribusi Pengetahuan Remaja Tentang Manfaat Tablet Fe Sebelum
Diberikan Penyuluhan di SMK Tunas Husada Kendari
Pengetahuan Jumlah
n %
Baik 3 6,8 Cukup 15 34,1 Kurang 26 59,1
Total 44 100 Sumber: Data Primer
Kesimpulan yang diperoleh pada tabel 3 yaitu remaja putri di SMK
Tunas Husada Kendari memiliki pengetahuan yang kurang tentang
manfaat tablet Fe sebanyak 26 orang (59,1%).
b. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Manfaat Tablet Fe Setelah
Diberikan Penyuluhan Di SMK Tunas Husada Kendari
Pengetahuan tentang manfaat tablet Fe setelah diberikan
penyuluhan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh remaja tentang
manfaat tablet Fe setelah diberikan penyuluhan. Pengetahuan dalam
55
penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pengetahuan baik (skor
76–100%), pengetahuan cukup (skor 56-75%), pengetahuan kurang (skor
<56%). Hasil penelitian mengenai pengetahuan tentang manfaat tablet Fe
dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Distribusi Pengetahuan Remaja Tentang Manfaat Tablet Fe Setelah
Diberikan Penyuluhan di SMK Tunas Husada Kendari
Pengetahuan Jumlah
n %
Baik 44 100 Cukup 0 0 Kurang 0 0
Total 44 100 Sumber: Data Primer
Kesimpulan yang diperoleh pada tabel 4 yaitu semua remaja di
SMK Tunas Husada memiliki pengetahuan yang baik tentang manfaat
tablet Fe sebanyak 44 orang (100%).
2. Analisis Bivariabel
Analisis bivariabel adalah analisis yang dilakukan untuk
menganalisis hubungan dua variabel. Analisis bivariabel bertujuan untuk
mengetahui perbedaan pengetahuan remaja tentang manfaat tablet Fe
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang manfaat tablet Fe di
SMK Tunas Husada. Uji yang digunakan adalah Uji Paired t tes. Hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel 5.
56
Tabel 5 Perbedaan Pengetahuan Remaja Tentang Manfaat Tablet Fe
di SMK Tunas Husada
Variabel N Mean p t
Pengetahuan Remaja Tentang manfaat tablet Fe Sebelum Diberikan Penyuluhan Tentang manfaat tablet Fe
44 8,00±1,89 0,000 -19,251
Pengetahuan Remaja Tentang manfaat tablet Fe Sesudah Diberikan Penyuluhan Tentang manfaat tablet Fe
44 13,29±1,19
Sumber: Data Primer p<0,05
Kesimpulan yang diperoleh dari tabel 5 adalah ada perbedaan
pengetahuan remaja tentang manfaat tablet Fe sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan tentang manfaat tablet Fe di SMK Tunas Husada
(p=0,000).
C. Pembahasan
Hasil penelitian menyatakan ada perbedaan pengetahuan remaja
tentang manfaat tablet Fe sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
tentang manfaat tablet Fe di SMK Tunas Husada (p=0,000). Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ahmady dkk (2016) yang
menyatakan ada perbedaan pengetahuan siswi setelah diberikan
penyuluhan gizi dan pemberian tablet besi terhadap pengetahuan dan
kadar hemoglobin Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri di Mamuju.
Demikian pula hasil penelitian Lestrina (2015) menyatakan ada perbedaan
pengetahuan siswi tentang anemia setelah diberikan penyuluhan,
57
peningkatan pengetahuan dibarengi dengan pemberian makanan dapat
meningkatkan kadar Hb WUS.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke
masa dewasa. Batasan usia remaja menurut World Health Organization
(WHO) adalah usia 10–19 tahun, yang ditandai dengan perubahan fisik
dan mental. Remaja putri memerlukan perhatian khusus dalam hal
kesehatan dikarenakan kebutuhan zat besi pada remaja putri meningkat
karena pertumbuhan dan datangnya menstruasi, sehingga pada remaja
putri sangat rentan sekali terjadi anemia (Sediaoetama, 2015).
Anemia kekurangan zat besi dapat menimbulkan berbagai dampak
pada remaja putri antara lain menurunkan daya tahan tubuh
sehingga mudah terkena penyakit, menurunnya aktivitas dan prestasi
belajar. Remaja putri yang menderita anemia kebugarannya juga akan
menurun, sehingga menghambat prestasi olahraga dan produktivitasnya.
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang sangat cepat,
kekurangan zat besi pada masa ini akan mengakibatkan tidak
tercapainya tinggi badan optimal (Arisman, 2014).
Pada remaja putri, anemia disebabkan karena kurangnya asupan
zat besi melalui makanan, kehilangan zat besi basal, banyaknya zat besi
yang hilang pada saat menstruasi, penyakit malaria, dan infeksi-infeksi
lain serta pengetahuan yang kurang tentang anemia gizi besi. Rata-rata
darah yang keluar saat menstruasi 16-33,2 cc. Pada wanita yang lebih
tua maupun wanita dengan anemia defisiensi zat besi jumlah darah haid
58
yang dikeluarkan lebih banyak (Saifuddin, 2012). Beberapa faktor lain
penyebab anemia di kalangan remaja adalah konsumsi gizi yang tidak
memadai dan peningkatan kebutuhan akan zat besi serta kehilangan
darah secara kronis saat menstruasi.
Kehilangan darah saat menstruasi berarti mengeluarkan zat besi
yang ada dalam darah dan dapat menyebabkan terjadinya anemia. Pada
remaja putri yang sedang menstruasi, volume darah yang hilang selama
menstruasi berkisar antara 25-30 cc per bulan. Tingginya angka kejadian
anemia pada remaja putri dikarenakan masih banyaknya remaja putri
yang tidak terbiasa mengkonsumsi tablet Fe saat menstruasi. Hal ini
menunjukkan bahwa kesadaran dalam mengkonsumsi tablet Fe saat
menstruasi masih rendah (Gibney, 2014). Kesadaran konsumsi tablet Fe
saat menstruasi tidak lepas dari informasi dan pengetahuan, hal ini
dikarenakan pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumsi tablet Fe saat menstruasi (Suharto dkk, 2012).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba (Notoatmojo, 2012). Menurut Wawan & Dewi
(2014), beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja, yaitu
faktor Internal terdiri dari umur, pendidikan, pengalaman. Faktor eksternal
terdiri dari lingkungan, sosial budaya, sumber informasi, ekonomi. Tingkat
pengetahuan pada remaja akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
59
dalam memilih makanan disekolah maupun dirumah yang menentukan
mudah tidaknya seseorang memahami manfaat manfaat tablet Fe.
Pengetahuan tentang manfaat manfaat tablet Fe yang baik dapat
mempengaruhi konsumsi makanan yang baik sehingga mencapai status
gizi yang baik. Penyuluhan tentang manfaat tablet Fe sangat penting
untuk menambah pengetahuan remaja sehingga perlu diberikan
penyuluhan agar dapat merubah perilakunya dalam mengkonsumsi tablet
Fe (Sediaoetama, 2014).
Remaja yang memiliki pengetahuan yang kurang cenderung akan
mengabaikan kesehatan dan pada akhirnya akan memiliki tindakan yang
akan membahayakan bagi dirinya sendiri. Remaja yang memiliki
pengetahuan kurang tentang manfaat tablet Fe akan memilikiperilaku
yang kurang tepat dalam pencegahan manfaat tablet Fe. Remaja yang
sudah mendapatkan pengetahuan tentang manfaat tablet Fe akan
memiliki kepercayaan diri yang tinggi serta pandangan hidup yang positif
dan lebih optimis untuk melakukan tindakan pencegahan tentang manfaat
tablet Fe. Namun bagi remaja yang tidak memiliki pengetahuan yang
memadai bahkan kurang tentang manfaat tablet Fe akan mengalami
kesulitan dalam melakukan tindakan pencegahan manfaat tablet Fe.
Penyuluhan tentang manfaat tablet Fe masih belum dikenal di
kalangan masyarakat luas khususnya remaja maka dari itu perlu adanya
sosialisasi dan penyampaian tentang manfaat tablet Fe. Metode
penyuluhan kesehatan merupakan salah satu pendekatan yang sering
60
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi sehingga informasi
yang diberikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh audien.
Pemberian penyuluhan yang telah diberikan berarti sangat bermanfaat
meningkatkan pengetahuan seseorang, hendaknya seluruh siswa di
sekolah-sekolah diberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan
mereka. Pengetahuan dapat diperoleh melalui bangku sekolah,
pengalaman-pengalaman. Pengetahuan berpengaruh terhadap sosialisasi
dimana seseorang bereaksi sesuai rancangan dan pengetahuan yang
didapatkan akan membantu seseorang dalam menerima sebuah inovasi.
Melihat adanya perbedaan yang signifikan pada hasil penelitian
bahwa pemberian perlakuan berupa penyuluhan dapat meningkatkan
pengetahuan siswa, sehingga dengan demikian diharapkan upaya
tersebut dapat mengurangi angka keladian manfaat tablet Fe khususnya
di Indonesia.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengetahuan remaja tentang manfaat tablet Fe sebelum diberikan
penyuluhan di SMK Tunas Husada Kendari sebagian besar dalam
kategori pengetahuan kurang sebanyak 26 orang (59,1%).
2. Pengetahuan remaja tentang manfaat tablet Fe setelah diberikan
penyuluhan di SMK Tunas Husada Kendari sebagian besar dalam
kategori pengetahuan baik sebanyak 44 orang (100%).
3. Ada perbedaan pengetahuan remaja tentang manfaat tablet Fe
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan di SMK Tunas
Husada Kendari (p=0,000).
B. Saran
1. Remaja diharapkan dapat lebih mencari informasi tentang manfaat
tablet Fe khususnya kepada petugas kesehatan agar diperoleh
informasi yang benar tentang manfaat tablet Fe.
2. Pihak sekolah sebaiknya bekerja sama dengan petugas kesehatan
untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi khususnya
hal-hal yang berhubungan dengan manfaat tablet Fe.
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2014). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan II. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Arisman, ( 2014). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC. Badan Pusat Statistik, Kantor Menteri Negara Kependudukan/Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Departemen Kesehatan, & Macro International Inc. (2013) Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta.
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D., (2015) Buku ajar
keperawatan maternitas. (Maria A. Wijayarini, Penerjemah) (Edisi 4). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Buku asli diterbitkan tahun 1995.
Chapman, L., & Durham, R., (2015) Maternal-newborn nursing: The critical
components of nursing care. Philadelphia: F.A. Davis Company. Dewi, Wawan, A., ( 2013) Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap
dan Perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Dinkes Sultra, (2013) Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara. Kendari. Dinkes Kota Kendari, (2013) Profil Kesehatan Kota Kendari. Kendari. Dubey, A.P., Parakh, A., and Dublish, S., (2013) Current trends in the
management of beta thalassemia. Indian J Pediatr; 75 (7): 739-43. Hailu, M., Gebremariam, A., & Alemseged, F., (2014) Knowledge about
obstetric danger sign among pregnant women in aleta wondo district, Sidama Zone, Southern Ethiophia. Ethiophia Journal Health Science, 20(1), 25–32.
Hanifa, D.L. (2015) Perbedaan Pengetahuan Remaja Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Penyuluhan Tentang Gizi Seimbang Dengan Menggunakan Media Video Di Smp Negeri 2 Kartasura. Naskah Publikasi.
Dan Perilaku Perawatan Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 16 No.1, Maret 2013, hal 18-24 pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203
63
Kabakyenga, J.K., Ostergren, P.O., Turyakira, E., & Petterson, K.O. (2011) Knowledge of obstetric danger signs and birth preparedness practices among women in rural Uganda. Reproductive Health, 8 (33). doi:10.1186/1742-4755-8-33.
Kemenkes RI., (2015) Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI. Lestrina, D. Nurhayati, I., Martony, O. (2015) Pengaruh Promosi
Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Kadar Hemoglobin Pada Wanita Usia Subur Di Desa Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam. Wahana Inovasi. Volume 4 No.1.
Marmi. (2013) Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Notoatmodjo, S., (2012) Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: