~ 45 ~ MAJELIS DIKTI DAN LITBANG PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ENREKANG SK Mendikbud RI Nomor: 300/M/2020, 19 Februari 2020 Volume 2 Nomor 2 (2020) ISSN Online : 2716-4446 Pengembangan Pendekatan Creative Problem Solving Pratiwi: Haslinda; Khalik; Tri Wijaya; M. Yasdar; Syaparuddin; Elihami; Ilham: Tasri: Husni: Haerullah; Hasnidar; Abstrak Kemampuan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa yang merupakan kompetensi yang harus dikembangkan untuk menghadapi masa depan di era revolusi industry 4.0. Pelaksanaan penelitian pada mahasiswa mahasiswa semester tiga Pendidikan Nonformal Universitas MUhammadiyah Enrekang. Tujuan dari aktivitas mahasiswa dan dosen selama proses perkulihaan dengan pendekatan saintifik, mendeskripsikan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa melalui pendekatan saintifik. Penelitian ini menggunakan critical review melalui field research. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan aktivitas mahasiswa dan dosen selama pembelajaran dan lembar tes berpikir kreatif mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa dengan presentase 70 % pada tahap awal menjadi 76 % pada tahap kedua, aktivitas dosen juga mengalami peningkatan dari 79% pada tahap pertama menjadi 81% pada tahap kedua. Sedangkan aktivitas mahasiwa meningkat dari 75% pada tahap pertama menjadi 78 pada tahap kedua. Berdasarkan hasil penelitian ini dosen disarankan dapat menerapkan pendekatan saintifik untuk mengembangkan kompetensi lain yang dibutuhkan di era masyarakat 5.0. Kata Kunci: Mahasiswa; Pendekatan Saintifik, Berpikir kreatif Abstract Students' creative thinking skills are competencies that must be developed to face the future in the era of the industrial revolution 4.0. The research was carried out on the third semester students of Nonformal Education at the University of MUhammadiyah Enrekang. The purpose of student and lecturer activities during the lecture process with a scientific approach is to describe students' creative thinking skills through a scientific approach. This study uses a critical review through field research. The instruments used in this study were student and lecturer activity observation sheets during learning and student creative thinking test sheets. The results showed that there was an increase in students' creative thinking skills with a percentage of 70% in the initial stage to 76% in the second stage, lecturer activity also increased from 79% in the first stage to 81% in the second stage. Meanwhile, student activity increased from 75% in the first stage to 78 in the second stage. Based on the results of this study, lecturers are advised to apply a scientific approach to develop other competencies needed in the era of society 5.0. Keywords: Students; Scientific approach, creative thinking
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
~ 45 ~
MAJELIS DIKTI DAN LITBANG PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ENREKANG SK Mendikbud RI Nomor: 300/M/2020, 19 Februari 2020
Volume 2 Nomor 2 (2020) ISSN Online : 2716-4446
Pengembangan Pendekatan Creative Problem Solving
Pratiwi: Haslinda; Khalik; Tri Wijaya; M. Yasdar; Syaparuddin; Elihami;
Ilham: Tasri: Husni: Haerullah; Hasnidar;
Abstrak Kemampuan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa yang merupakan kompetensi yang harus dikembangkan untuk menghadapi masa depan di era revolusi industry 4.0. Pelaksanaan penelitian pada mahasiswa mahasiswa semester tiga Pendidikan Nonformal Universitas MUhammadiyah Enrekang. Tujuan dari aktivitas mahasiswa dan dosen selama proses perkulihaan dengan pendekatan saintifik, mendeskripsikan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa melalui pendekatan saintifik. Penelitian ini menggunakan critical review melalui field research. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan aktivitas mahasiswa dan dosen selama pembelajaran dan lembar tes berpikir kreatif mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa dengan presentase 70 % pada tahap awal menjadi 76 % pada tahap kedua, aktivitas dosen juga mengalami peningkatan dari 79% pada tahap pertama menjadi 81% pada tahap kedua. Sedangkan aktivitas mahasiwa meningkat dari 75% pada tahap pertama menjadi 78 pada tahap kedua. Berdasarkan hasil penelitian ini dosen disarankan dapat menerapkan pendekatan saintifik untuk mengembangkan kompetensi lain yang dibutuhkan di era masyarakat 5.0.
Kata Kunci: Mahasiswa; Pendekatan Saintifik, Berpikir kreatif
Abstract Students' creative thinking skills are competencies that must be developed to face the future in the era of the industrial revolution 4.0. The research was carried out on the third semester students of Nonformal Education at the University of MUhammadiyah Enrekang. The purpose of student and lecturer activities during the lecture process with a scientific approach is to describe students' creative thinking skills through a scientific approach. This study uses a critical review through field research. The instruments used in this study were student and lecturer activity observation sheets during learning and student creative thinking test sheets. The results showed that there was an increase in students' creative thinking skills with a percentage of 70% in the initial stage to 76% in the second stage, lecturer activity also increased from 79% in the first stage to 81% in the second stage. Meanwhile, student activity increased from 75% in the first stage to 78 in the second stage. Based on the results of this study, lecturers are advised to apply a scientific approach to develop other competencies needed in the era of society 5.0. Keywords: Students; Scientific approach, creative thinking
~ 1 ~
Latar Belakang Pendidikan merupakan
cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang bermartabat dan
berdimensi spiritual dalam pembangunan negara secara
universalitas, (Elihami, E., & Syahid, A, 2018). Oleh karena
itu, pendidikan harus mendapatkan prioritas utama dari pemerintah dan masyarakat
yang mengacu pada kurikulum 2013, (Hami, E., & Idris, M,
2015). Ironisnya, pendidikan di Indonesia pada umumnya masih
menggunakan proses pembelajaran konvensional yang menyebabkan rendahnya
kemampuan berpikir peserta didik (Nikmah, Wildan &
Munatri, 2015). Padahal menurut Abidin (2013), pada abad 21 minimal ada empat kompetensi
yang harus dikuasai yakni kemampuan berpikir kreatif,
kemampuan pemahaman yang tinggi, berkomunikasi serta
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berkolaborasi. Kemampuan berpikir kreatif
merupakan salah satu kompetensi yang sangat
diperlukan untuk menghadapi masa persaingan global.
Kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu proses berpikir yang menghasilkan suatu ide,
gagasan yang baru secara luas dan bermacam-macam. Proses
berpikir tersebut melibatkan unsur–unsur kelancaran
(fluency), kelenturan (flexibility), orisinalitas (originality), dan kerincian (elaboration).
Kemampuan berpikir kreatif sangat dipengaruhi
keyakinan diri pada peserta didik itu sendiri. Menurut hasil
penelitian Kisti dan Aini (2012) terdapat hubungan yang
signifikan antara kretivitas dan self efficacy. Keyakinan diri yang dimaksud adalah self
efficacy. Self efficacy merupakan suatu keyakinan
dari seseorang untuk menampilkan tindakan baru yang digunakan untuk
mengatasi suatu masalah dalam rangka mencapai tujuan.
Menurut Bandura self efficacy terbagi menjadi tiga dimensi,
yakni dimensi level, strenght, dan generality (Masraroh, 2012).
Minimnya peserta didik
yang menyampaikan pendapat disebabkan karena kurangnya
ragam pendapat yang disebabkan sedikitnya ide-ide
yang muncul. Ide-ide yang muncul sangat erat kaitannya dengan kemampuan berpikir
kreatif, (Yasdar, 2020). Seperti yang dinyatakan Munandar
(2012) salah satu ciri tingginya kemampuan berpikir kreatif di
antaranya adalah kemampuan menyampaikan pendapat/gagasan. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa ketidakmampuan
peserta didik dalam memberikan gagasan pemecahan masalah menunjukkan masih rendahnya
kemampuan berpikir kreatif peserta didik dikelas tersebut.
Berdasarkan dokumentasi data yang penulis
kumpulkan selama mengajarkan
~ 2 ~
materi Analisis Vektor diperoleh nilai tes tertulis selama 3 (tiga)
tahun terakhir tentang menganalisis gerak parabola,
dan gerak melingkar dengan menggunakan vektor, materi
ajar kinematika dengan analisis vektor, diketahui bahwa hasil jawaban peserta didik ketika
mengerjakan soal berupa uraian, kemampuan
menjabarkan jawaban secara kreatif, detail, dan tepat kurang dari standar nilai yang
ditetapkan setelah proses pembelajaran. tahun pelajaran
2018/2019 jumlah peserta didik yang tuntas belajar Ilmu
Pendidikannya mencapai 57,35% dengan nilai rata-rata kelas 54,25. Pada tahun
akademik 2018/2019 jumlah peserta didik yang tuntas belajar
Ilmu Pendidikannya mencapai 64,72% dengan nilai rata-rata
kelas 60,57. Pada tahun pelajaran 2016/2017 jumlah peserta didik yang tuntas
belajar Ilmu Pendidikannya mencapai 62,85% dengan nilai
ratarata kelas 63,43. Nilai-nilai yang
diperoleh rata-rata, yaitu C. Mencermati permasalahan di atas, menunjukkan bahwa
dalam melaksanakan proses pembelajaran Ilmu Pendidikan
masih dibutuhkan suatu perencanaan yang dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif dan hasil belajar peserta didik dalam
memahami materi yang diajarkan baik secara individu
maupun kelompok. Untuk
meningkatkan kondisi tersebut, salah satu upaya nyata yang
dapat dilakukan guru adalah melakukan suatu tindakan
berupa pendekatan problem solving di kelas. Tindakan itu
diperbuat oleh seorang guru dan dapat berjalan dengan baik jika dalam proses pembelajaran
diikuti dengan penggunaan model pembelajaran yang saling
berkaitan. Penggunaan model pembelajaran itu adalah model Creative Problem Solving (CPS).
Metode Penelitian
Berpedoman dari perumusan masalah dan tujuan
penelitian, maka jenis penelitian yang dilakukan yakni qualitative research. Waktu pelaksanaan
penelitian pada semester gasal Tahun Pelajaran 2018/2019.
Subjek penelitian adalah mahasiswa pendidikan
Nonformal melalui ilmu pendidikan Tahun akademik2018/2019 yang
berjumlah 44 orang, terdiri dari 24 orang siswa laki-laki dan 20
orang siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah
pendekatan CPS yang diterapkan dalam proses pembelajaran Ilmu Pendidikan
Tahun Pelajaran 2018/2019. Dalam penelitian ini data diolah
menggunakan analisis statistik deskriptif
~ 3 ~
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penggunaan model
pembelajaran CPS yang sesuai akan berdampak terhadap pendekatan problem solving
dalam proses pembelajaran sehingga materi Ilmu Pendidikan
yang akan diajarkan dan dibelajarkan oleh guru melalui
penyampaian dan komunikasi yang baik diharapkan dapat memberikan kesempatan lebih
banyak kepada peserta didik, membuka wawasan berpikir
kreatif untuk memahami dan memecahkan masalah yang
dihadapi. Peserta didik tidak lagi bosan belajar Ilmu Pendidikan, bahkan peserta
didik yang tadinya membenci pelajaran ini menjadi
bersemangat dan mulai menyukai Ilmu Pendidikan
sedikit demi sedikit. (Hikmah dan Natsir, 2009). Myrmel (2003) mengatakan Teachers should
spend time discussing the thinking process. This would
help students to begin to “think about thinking.” Students learn
about facts and figures from a young age and need to be
exposed to creative problem solving styles of thinking.
Pernyataan itu menggambarkan bahwa pada pembelajarantertentu,
penggunaan creative problem solving memberikan suatu
solusi bagi dosen dan mahasiswa untuk membantu para peserta didik kreatif dalam belajar
memahami suatu fakta dan gambar gambar dalam
menyelesaikan masalah yang semakin hari semakin komplek,
(Husni, dkk., 2020). Berdasarkan beberapa
pernyataan di atas, dapat
memberikan suatu gambaran bahwa salah satu upaya untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar
Ilmu Pendidikan terletak pada tindakan yang diperbuat oleh guru, yakni melalui pendekatan
CPS di kelas, (Wijaya, dkk., 2020). Jadi yang diperlukan
adalah kesempatan peserta didik untuk dilatih melalui
pembelajaran Ilmu Pendidikan, (Tahir, dkk., 2020). Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti
harus melakukan tindakan melalui penelitian tindakan kelas
dengan judul Peningkatan Berpikir Kreatif Dan Hasil Belajar Ilmu Pendidikan Melalui
Pendekatan Creative Problem Solving (CPS), (Syaripuddin,
dkk., 2020). Pendidikan nasional diarahkan dengan tujuan untuk
mengembangkan keterampilan
~ 4 ~
peserta didik dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam
UU No 20 pasal 03 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa salah
satu tujuan Pendidikan nasional adalah terciptanya peserta didik
yang kreatif. Pada era globalisasi, keterampilan berpikir kreatif
menjadi bekal Dalam menyongsong revolusi industri 4.0.
Mata kuliah Ilmu Pendidikan terapan sebagai bagian dari sains
dalam menghadapi revolusi industri di era globalisasi
membekali peserta didik dengan kompetensi teori dan konsep Ilmu Pendidikan agar menunjang
terciptanya keterampilan berpikir kreatif. Ilmu Pendidikan terapan
pada hakikatnya tidak hanya mengajarkan pengetahuan
(kognitif) saja, tetapi juga melatihkan sikap dan keterampilan yang dibutuhkan
peserta didik dalam mengatasi berbagai masalah yang ada dan
belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Jika selama ini Ilmu Pendidikan dianggap
sebagai ilmu tentang rumus dan soal-soal, maka sudah saatnya
bagi peserta didik untuk menjadi lebih akrab dengan Ilmu
Pendidikan. Untuk
menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta
didik maka proses pembelajaran di dalam kelas harus
diselenggarakan dengan baik dan bermutu
Realita di lapangan, beberapa permasalahan yang terjadi adalah peserta didik
masih kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan
Ilmu Pendidikan yang menuntut cara berpikir luwes dalam menghubungkan formulasi dan
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan analisis dari
hasil wawancara, bahwa permasalahan yang terjadi
disebabkan karena rendahnya kemampuan peserta didik dalam mengeksplorasi pengetahuan dan
keterbatasan daya nalar yang berdampak pada rendahnya
keterampilan berpikir kreatif peserta didik dalam
menyelesaikan permasalahan Ilmu Pendidikan. Selain itu, dalam proses pembelajaran
peserta didik kurang dilatih menggunakan keterampilan
berpikir dengan bahasa sendiri dan mereka terbiasa dengan
sistem pembelajaran seperti mendengarkan penjelasan dosen dan mengerjakan latihan soal
yang berbasis tingkat pemahaman saja. Pembelajaran
masih berpusat pada dosen dan Peserta didik tidak memiliki kesempatan untuk
mengembangkan cara berpikir dan memvariasikan tingkat
pemahamannya dalam menelaah materi yang diperoleh selama
proses pembelajaran di dalam
~ 5 ~
kelas. secara tidak langsung hal ini membatasi ruang lingkup
peserta didik dalam mengembangkan keterampilan
berpikir kreatif yang dimiliki
Menumbuhkan
keterampilan berpikir kreatif sangat penting dalam dunia
pendidikan, karena dengan adanya keterampilan berpikir
kreatif peserta didik akan mampu mengambil keputusan yang tepat dalam suatu
permasalahan. lima indikator berpikir kreatif, yaitu: 1.
Kepekaan (problem sensitivity), adalah keterampilan mendeteksi, mengenali, dan memahami serta
menanggapi suatu pernyataan, situasi, atau masalah; 2.
Kelancaran (fluency), adalah keterampilan untuk
menghasilkan banyak gagasan; 3. Keluwesan (flexibility), adalah keterampilan untuk
mengemukakan bermacam-
macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah; 4.
keaslian (originality), adalah keterampilan untuk mencetuskan
gagsan dengan cara-cara yang asli, tidak klise, dan jarang
diberikan kebanyakan orang; 5. Elaborasi (elaboration), adalah keterampilan menambah suatu
situasi atau masalah sehingga menjadi lengkap, dan merincinya
secara detail, yang didalamnya terdapat berupa tabel, grafik, gambar, model dan kata-kata.
Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan
pendekatan sintifik adalah proses pembelajaran yang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, (Rustiani, dkk., 2020), hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati(untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah)
merumuskan masalah, (Rahman, dkk., 2020), mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis
data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang ditemukan, (Ismail, dkk. , 2020).
Proses pembelajaran dapat
dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum
2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan
saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik (Husni, dkk., 2020).
~ 6 ~
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria
ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan
induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran
deduktif (deductivereasoning). Pembelajaran dengan
metode saintifik memiliki
karakteristik berpusat pada peserta didik, melibatkan
keterampilan proses Sains, melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam
merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan
berpikir tingkat tinggi dan dapat mengembangkan karakter
peserta didik, sedangkan beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut: Pembelajaran berpusat
pada peserta didik, pembelajaran membentuk student self concept,
pembelajaran terhindar dari verbalisme, pembelajaran memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk mengasimilasi dan
mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip, pembelajaran
mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir peserta didik,
pembelajaran mendorong motivasi peserta didik dan
motivasi mengajar guru, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih
kemampuan dalam komunikasi, adanya proses validasi terhadap
konsep, hukum dan prinsip yang dikonstruksi peserta didik dalam
struktur kognitifnya.
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa
tujuan pembelajaran dengan saintifik adalah Untuk
meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi, untuk
membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistemik, terciptanya kondisi pembelajaran di mana peserta didik merasa
bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, diperolehnya
hasil belajar yang tinggi, untuk melatih peserta didik dalam
mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, untuk mengembangkan
karakter peserta didik. Berikut ini Penjabaran
langkah-langkah Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
tematik terpadu. Kegiatan pertama adalah mengamati (Observing), kegiatan belajar yang
dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca,
mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).
Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
(Kemdikbud, 2013). Observing adalah kegiatan studi yang
disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan
dan pencatatan. Selanjutnya yaitu menanya (Questioning), Langkah
kedua dalam pendekatan saintifik adalah menanya
(Questioning). Kegiatan belajar
~ 7 ~
menanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat.
Kegiatan ketiga yaitu mengumpulkan informasi/Eksperimen
(Mencoba), kegiatan “mengumpulkan informasi”
merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui
berbagai cara. Dalam Kemdikbud (2014:72), "mengumpulkan
informasi/eksperimen kegiatan pembelajarannya antara lain melakukan eksperimen;membaca
sumber lain selain buku teks; mengamati
objek/kejadian/aktivitas; dan wawancara dengan narasumber.”
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/ eksperimen adalah
mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai
pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara
yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat (Hosnan,
2014:57).
Langkah berikutnya dalam pendekatan saintifik adalah
menalar/mengolah informasi. Menurut Hosnan (2014:67)
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas
fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Hal ini menggambarkan bahwa guru dan peserta didik
merupakan perilaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal
dan situasi peserta didik harus
lebih aktif daripada guru.
Kegiatan terakhir adalah mengkomunikasaikan, kegiatan
belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Kompetesi yang dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Ruggiero (1998) mengartikan berpikir sebagai suatu aktivitas
mental untuk membantu memformulasikan atau
memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan
(fulfill a desire to understand).
~ 8 ~
Pendapat ini menunjukkan bahwa ketika seseorang
merumuskan suatu masalah, memecahkan masalah, ataupun
ingin memahami sesuatu, maka ia melakukan suatu aktivitas
berpikir.
Berpikir kreatif adalah proses mengetahui masalah-masalah atau gap-gap dalam informasi,
membentuk ide-ide atau hipotesa-hipotesa, menguji dan
mengidentifikasi hipotesa-hipotesa tersebut, dan
mengkomunikasikan hasil-hasilnya. Berpikir kreatif melibatkan kemampuan untuk
Prediksi. Kata-kata tersebut apabila dibuat sebagai kata kerja
merupakan ketrampilan yang dibutuhkan untuk menjadi kreatif, dan tindakan membuat
analogi dianggap sebagai ketrampilan yang pada akhirnya
menciptakan kemampuan SHEMAP. Yang lebih penting
setiap ketrampilan dapat menghasilkan pemikiran baru. Berpikir spasial, sesorang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dengan
melakukan aktitivitas berpikir spasial yaitu berpikir dengan cara
mengubah ide yang ditulis dalam bentuk prosa ke nonprosa.
Kesimpulan Model pembelajaran yang
dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kreatif
peserta didik. Solusi yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas proses pembelajaran mata kuliah Ilmu Pendidikan terapan adalah memperbaiki
~ 11 ~
proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran yang sesuai yang dapat menumbuhkan aspek
afektif, kognitif dan psikomotoris peserta didik. Model
pembelajaran yang sesuai untuk menumbuhkan kemamapuan berpikir kreatif peserta didik
pada mata kuliah Ilmu Pendidikan terapan adalah model
Project Based Learning (PjBL). PjBL merupakan sebuah model yang mengatur pembelajaran melalui
proyek-proyek tertentu. Proyek adalah tugas yang diberikan
berdasarkan pertanyaan atau masalah yang menantang,
melibatkan peserta didik dalam perancangan, pemecahan masalah, memberikan keputusan,
atau menyelidiki aktivitas, memberikan hak secara otonomi
selama periode waktu untuk mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dalam beraktifitas secara nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, M. A. A., Sari, N., Nasra, N., &
Elihami, E. (2020). PERANAN LAPANGAN PERLEMBAGAAN DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN DIAN AYU DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1), 122-138.
Alif, S., Irwan, A., & Elihami, E. (2020). FORMING CHARACTERS OF EARLY CHILDREN IN NON-FORMAL EDUCATION UNITS. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1), 88-94.
Asbar, A., Kasdir, K., & Elihami, E. (2020). Blended of Learning Styles through creative and
Assidiq, I., Sulaiman, F., & Elihami, E. (2020). Improving Learning Outcomes in Chemistry through Authentic Assessments of Students. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 4(2), 13-18.
BAHARUDDIN, B., ELIHAMI, E., ARIFIN, I., & WIYONO, B. B. (2017). Kepemimpinan Moral Spiritual Kepala Paud Dalam Meningkatkan Pembelajaran Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Islam, 8(2), 103-122.
Baharuddin, E. Reading Approach Use, Effectiveness And EFL Reading Comprehension In University Muhammadiyah Of Parepare.
Busa, Y., Agusriandi, A., Elihami, E., & Mutmainnah, M. (2020). FACING COVID-19 IN INDONESIA: VARIATIONS OF LEARNING MEDIA AND ONLINE TEACHING LEARNING THROUGH YOU TUBE AND ZOOM APPLICATION. Journal of Critical Reviews, 7(19), 7427-7432.
Djafar, S., Nadar, N., Arwan, A., & Elihami, E. (2019, October). Increasing the Mathematics Learning through the Development of Vocational Mathematics Modules of STKIP Muhammadiyah Enrekang. In International Conference on Natural and Social Sciences (ICONSS) Proceeding Series (pp. 246-251).
Elihami, E. (2016). Meningkatkan Hasil Belajar Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Melalui Kuis Dengan Umpan Balik Pada Mahasiswa Kelas. SAFINA: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(2), 27-37.
Elihami, E. (2019). Implementasi Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Higher of Think Mahasiswa Berbasis Kampus Merdeka. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 1(1), 79-86.
Elihami, E. (2020). DEVELOPING THE NONFORMAL EDUCATION OF LEARNING IN MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF ENREKANG. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(2), 32-40.
~ 12 ~
Elihami, E. (2020). MANHAJ IJTIHAD AND CHARACTERS OF NONFORMAL EDUCATION STUDENTS IN DEALING WITH INDUSTRIAL ERA CHALLENGES 4.0. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(2), 51-60.
Elihami, E. Initiative of Thoughts from Indonesia to the world of the covid era. Novateur Publication.
Elihami, E., & Ekawati, E. (2020). PERSEPSI REVOLUSI MENTAL ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(2), 16-31.
Elihami, E., & Firawati, F. (2017). Transformasi Sosial dalam Nilai-Nilai Pendidikan Islam di Kabupaten Sidenreng Rappang. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 1(2), 51-60.
Elihami, E., & Ibrahim, I. (2020). TEACHING TO VARIATION IN LEARNING FOR NON FORMAL EDUCATION DEPARTMENT. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1), 29-40.
Elihami, E., & Ismail, I. (2017). INCREASING STUDENTS’READING COMPREHENSION THROUGH COGNITIVE STRATEGIES OF SENIOR HIGH SCHOOL OF SIDENRENG RAPPANG REGENCY. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 1(2), 61-70.
Elihami, E., & Saharuddin, A. (2017). Peran Teknologi Pembelajaran Islam Dalam Organisasi Belajar. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 1(1), 1-8.
Elihami, E., & Suparman, S. (2020). IMPROVING THE SKILLS OF CHILDREN MOZAIK THROUGH MERONCE IN MEDINA. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1), 29-32.
Elihami, E., & Syahid, A. (2018). Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter Pribadi yang Islami. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 2(1), 79-96.
Elihami, E., & Syarif, I. (2017, November). Leadership Management And Education
Planning: Developing The Entrepreneurship Training Of Islamic Education. In International Conference On Education (Vol. 1, No. 1).
Elihami, E., Ismail, I., Suparman, S., & Patintingan, A. (2018). EFFECTS OF PUBLICATION ON SINTA RISTEKDIKTI IN INDONESIA HIGHER EDUCATION INSTITUTIONS. EFFECTS OF PUBLICATION ON SINTA RISTEKDIKTI IN INDONESIA HIGHER EDUCATION INSTITUTIONS, 15(1), 22-22.
Elihami, E., Mulyadi, M., & Busa, Y. CHILDREN'S TALKING BY USING FLANNEL PAPER MEDIA IN PLAY GROUPS.
Elihami, E., Nurdin, N., Syam, N. I., Saidang, S., & Mustakim, M. (2020). THE USEFULNESS OF EDUCATIONAL MEDIA FOR TEACHING EVALUATION. Journal of Critical Reviews, 7(9), 657-661.
Elihami, E., Rahamma, T., Dangnga, M. S., & Gunawan, N. A. (2019, October). Increasing Learning Outcomes of the Islamic Education through the Buginese Falsafah in Ajatappareng Region. In International Conference on Natural and Social Sciences (ICONSS) Proceeding Series (pp. 429-435).
Elihami, E., Suparman, S., Busa, Y., & Saharuddin, A. (2019). Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share Dalam Dunia Iptek. Prosiding, 4(1).
Elihami, S. P. (2019). Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini Melalui Pendidikan Karakter. Rasibook.
Eskarya, H., & Elihami, E. (2020). THE INSTITUTIONAL ROLE OF FARMER GROUPS TO DEVELOP THE PRODUCTION OF COCOA. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1), 81-87.
Faisal, F., & Elihami, E. (2020). DEVELOPING THE CAPACITY OF SOCIAL SCIENCES TEAHAERS IN BRINGING LIFE TO THE CLASS THROUGH INTESIVE CLINICAL. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1), 115-121.
~ 13 ~
Faisal, F., Risal, A., Hardianto, H., & Elihami, E. (2020). NONFORMAL EDUCATION AND REDUCTION OF POVERTY IN RURAL AREAS. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1), 106-114.
Firawati, F. (2017). Transformasi Sosial dalam Nilai-Nilai Pendidikan Islam di Kabupaten Sidenreng Rappang. Edumaspul-Jurnal Pendidikan, 1(1), 25-35.
Hami, E. (2016). Korelasi Antara Kemampuan Berpikir Ilmiah Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Jurusan Bimbingan Dan Konseling. Istiqra: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam, 3(2).
Hami, E., & Idris, M. (2015). Pengaruh Implementasi Kurikulum 2013 Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Dalam Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Di Sman 1 Panca Lautang Sidrap. Istiqra: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam, 2(2).
Haslinda, H., & Elihami, E. (2020). DEVELOPING OF CHILDRENS PARK PROGRAM ‘SITTI KHADIJAH’IN ENREKANG DISTRICT. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1), 41-47.
Hasnidar, H., & Elihami, E. (2019). The management Model of National Character Education for Early Childhood Education through based on Democracy. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 3(1), 15-19.
Hasnidar, H., & Elihami, E. (2020). PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn MURID SEKOLAH DASAR. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(1), 42-47.
Hasnidar, H., Sulihin, S., & Elihami, E. (2020). Developing of Multiple Intelligences in students with the Two Stay Two Strays Type. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 4(2), 7-12.
Husni, H., & Elihami, E. (2020). THE MULTI-FUNCTIONAL APPLICATION OF TEACHERS. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1), 148-153.
Ismail, I., & Elihami, E. (2019). Pelatihan Penyusunan Artikel Publikasi Ilmiah bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi STKIP Muhammadiyah Enrekang. MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT, 1(1), 12-20.
Ismail, I., Elihami, E., & Mustakim, M. (2019). Students’ Perceptions of the Benefits of Mobile Polling Technology in Teaching and Learning in College: Implications of Students’ Participation and academic Performance. Jurnal Pendidikan Progresif, 9(1), 89-104.
Jabri, U., Elihami, E., & Ibrahim, I. (2020). THE EFFECTS OF APPROACH INSTRUCTION ON STUDENT’S READING PERFORMANCE. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1), 72-80.
Khalik, M. F., Asbar, A., & Elihami, E. (2020). THE QUALITY OF HUMAN RESOURCE IN ENREKANG DISTRICT. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1), 63-71.
Meutia, F. S., Sulaiman, F., Elihami, E., & Syarif, S. (2020). Leadership Education and Economic Planning: Motivation the Entrepreneurship Learning. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 4(2), 90-95.
Mustakim, M., & Elihami, E. (2020). UNDERSTANDING INDONESIA LANGUAGE AND CULTURE AT LONGQI ELEMENTARY SCHOOL TAINAN–TAIWAN ROC. MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT, 1(1), 54-61
Mustakim, M., Musdalifah, M., & Elihami, E. (2020). TEACHING INDONESIA LANGUAGE FOR KUN SHAN UNIVERSITY STUDENTS AND VOLUNTEERING FOR CAMPUS GUESTS FROM INDONESIAN UNIVERSITIES TAINAN–TAIWAN ROC. MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT, 1(1), 42-53.
Patintingan, A., Elihami, E., Mustakim, M., & Lateh, N. (2020). INFORMAL LEARNING AND NONFORMAL EDUCATION IN
Rahman, M. I., Assidiq, I., Ismail, I., & Elihami, E. (2020). THE IMPLEMENTATION OF ENGLISH LANGUAGE TUTORING" ENGLISH IS EASY" AND CHEAP": Activity as a Method to Improved English Language Skill of Children and Adolescents at Makassar City. MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT, 1(1), 62-69.
Rahman, M. I., Mustakim, M., & Elihami, E. (2020). THE CAPABILITY ENHANCEMENT TRAINING READING COMPREHENSION: First and Second Grade in Enrekang Regency through Pictorial Story Media and SQ3R Method. MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT, 1(1), 70-79.
Rustiani, R., Djafar, S., Rusnim, R., Nadar, N., Arwan, A., & Elihami, E. (2019, October). Measuring Usable Knowledge: Teacher’s Analyses of Mathematics for Teaching Quality and Student Learning. In International Conference on Natural and Social Sciences (ICONSS) Proceeding Series (pp. 239-245).
Saharuddin, A., Wijaya, T., Elihami, E., & Ibrahim, I. (2020). LITERATION OF EDUCATION AND INNOVATION BUSINESS ENGINEERING TECHNOLOGY. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1), 48-55.
Sulaiman, F., & Elihami, E. (2020). Teaching Variation Development through tutoring in optimizing student achievement. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 4(2), 102-107.
Syahrir, S. (2020). STORY METHOD IN ISLAMIC EDUCATION IN EARLY CHILDREN'S EDUCATION. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1), 100-105.
Syaparuddin, S., & Elihami, E. (2020). IMPROVING STUDENT LEARNING MOTIVATION THROUGH THE UTILIZATION OF VIDEO MEDIA IN
Syaparuddin, S., & Elihami, E. (2020). PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) SISWA SEKOLAH DASAR SD NEGERI 4 BILOKKA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DIRI DALAM PROSES PEMBELAJARAN PKn. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(1), 11-29.
SYAPARUDDIN, S., MELDIANUS, M., & Elihami, E. (2020). Strategi Pembelajaran Aktif dalam Meningkatkan Motivasi Belajar PKn Peserta Didik. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(1), 30-41.
Syarif, I., & Elihami, E. (2020). Pengadaan Taman Baca dan Perpustakaan Keliling sebagai Solusi Cerdas dalam Meningkatkan Minat Baca Peserta Didik SDN 30 Parombean Kecamatan Curio. MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT, 1(1), 109-117
Tahir, M., & Elihami, E. (2020). PENINGKATAN VARIASI MENGAJAR PADA PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA SEMESTER TIGA DI PRODI PENDIDIKAN NONFORMAL STKIP MUHAMMADIYAH ENREKANG. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1), 201-209.
Tasrim, T., & Elihami, E. (2020). MOTIVASI KERJA PENDIDIK DALAM MENINGKATKAN MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN DASAR. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(1), 48-53.
Wijaya, T., Elihami, E., & Ibrahim, I. (2020). STUDENT AND FACULTY OF ENGAGEMENT IN NONFORMAL EDUCATION. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 1(1), 139-147.
Yasdar, M., Djafar, S., Elihami, E., & Faisal, F. (2020). Teaching Methods Used by Teachers in Primary Schools Inclusive. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 4(2), 108-114.