Top Banner
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS V SD NEGERI PAMULANG PERMAI TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: Nurfadilah NIM 1112018300045 JURUSAN/PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M
272

pengaruh penggunaan model pembelajaran

Mar 19, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: pengaruh penggunaan model pembelajaran

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE TERHADAP HASIL

BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA

KELAS V SD NEGERI PAMULANG PERMAI

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

Nurfadilah

NIM 1112018300045

JURUSAN/PROGAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: pengaruh penggunaan model pembelajaran
Page 3: pengaruh penggunaan model pembelajaran
Page 4: pengaruh penggunaan model pembelajaran
Page 5: pengaruh penggunaan model pembelajaran
Page 6: pengaruh penggunaan model pembelajaran

i

ABSTRAK

Nurfadilah (NIM: 1112018300045): Pengaruh Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square Terhadap Hasil Belajar

Pendidkan Kewarganegaraan Siswa Kelas V SD Negeri Pamulang Permai,

Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe word square terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan

siswa kelas V SD Negeri Pamulang Permai. Penelitian ini dilaksanakandi SD

Negeri Pamulang Permai pada bulan Agustus – Oktober 2017. Metode penelitian

yang digunakan adalah metode quasi eksperimen dengan rancangan penelitian

Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest –

posttest control group design, namun pada desain ini kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Pengambilan sampel

dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling sampel penelitian

kelas A (kelompok eksperimen) sejumlah 40 siswa dan kelas B (kelompok

kontrol) sejumlah 40 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan berupa pilihan

ganda dengan lembar observasi untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan uji normalitas

menggunakan uji Lilliefors dengan teknik Kolmogrov-Smirnov. Uji homogenitas

dengan menggunakan One Way Anova. Kemudian dilanjutkan dengan uji

hipotesis menggunakan Independent Sample T-test. Setelah semua pengujian

dilakukan dapat diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔sebesar 4,587 sedangkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,991.

Dengan kata lain 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe word square terhadap hasil belajar

pendidikan kewarganegaraan siswa kelas V SD Negeri Pamulang Permai.

Penelitian ini direkomendasikan pada guru bidang studi untuk menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe word square pada mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan materi hakikat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

agar hasil belajar siswa maksimal.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square, Hasil Belajar

Pendidikan Kewarganegaraan

Page 7: pengaruh penggunaan model pembelajaran

ii

ABSTRACT

Nurfadilah (NIM: 1112018300045): The Influence Model of Coopeartive

Learning Type Word Square toward Student’s Civic Education outcomes in V

Grade of SD (Elementary School) Pamulang Permai. Thesis, Departement of

Islamic Elementary School Teachers Education, The Faculty of Tarbiyah and

Teachers Training of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta,

2017.

This study was conducted to find out The Influence model of Cooperative

Learning Type Word Square towards student’s civic education outcomes in V

Grade of SD (Elementary School)Pamulang Permai. This study was conducted at

SD (Elementary School) Pamulang Permai in August-October 2017. Research

sample of Class A (Experimental Class) consisted of 40 Students and Class B

(Controlled Class) consisted also of 40 students. This study use Quasi

Expeeriment with Nonequivalent Control Group Design. This design is same with

pretest – posttest control group design. The instrument used in this study was

multiple-choice and observation sheets to abserve the activites of learning

process. Data analysis technique used in this study processed by using the

normality-test of Lilliefors with Kolmogrov-Smirnov technique. Than homogenity-

test using One Way ANOVA. And it was continued with testing the hypotesis using

Independents Sample T-test. After all test were conducted, it was result 𝑡𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 as

big as 4,587 while 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 as big as 1,991. In the other word 𝑡𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 is bigger than

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 (𝑡𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 ). And then it can be concluded that there are significant

usage the Cooperative Learning Type word square toward civic education

outcomes in V Grade of SD (Elementary School) Pamulang Permai. This study is

recommended in the field of study teachers to use cooperative learning model type

word square on the subject of civic education material the essence of the unity of

the Unitary State of the Republic of Indonesia for maximum student learning

outcomes.

Key Words: Model Cooperative Learning Type Word Square, Achievment of Civic

Education

Page 8: pengaruh penggunaan model pembelajaran

iii

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, karena atas rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam

semoga tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga

dan sahabat-sahabatnya.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Word SquareTerhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SDNegeri Pamulang Permai”ini

ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa selama pembuatan dan penulisan skripsi ini

kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas, maka dengan adanya

bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini

penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sangat tulus memberikan

dukungan dan motivasi dalam segi apapun kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini, terutama kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

2. Dr. Khalimi, MA, Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah.

3. Asep Ediana Latip, M. Pd, Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: pengaruh penggunaan model pembelajaran

iv

4. Dr. Zaenul Slam, M. Pd, Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan

waktu dan memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu yang

bermanfaat.

6. Ahmad Ghozali, S. Pd, MM, Kepala SD Negeri Pamulang Permai yang

sudah memberikan izin untuk melaksanakan peneltitian serta guru kelas 5 A

yaitu Siti Aisyah, S.Pd dan guru kelas 5 B yaitu Hj. Risyanti Wardah, MM

yang telah membantu dan memberikan waktu untuk melaksanakan

penelitian ini.

7. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, Bapak Ahnaf H. Muhammad

Shiddik dan Ibu Siti Rohmah yang tak henti-hentinya mendoakan,

melimpahkan kasih sayang, dan memberikan dukungan moril dan materil

kepada penulis. Terimakasih untuk selalu mendukung penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Adikku tersayang Ahmad Syarofi yang selalu memberikan motivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga besar H. Muhammad Shiddiq dan Sukri yang senantiasa

memberikan semangat, doa dan dukungan kepada penulis.

10. Keluarga Besar Aku Rindu (Fenita, Anita, Juju, Aida, Mesty, Anis, April,

Farida, Ayu, Fida) serta Arif Rahman, Darda, Nazar, Puput dan seluruh

teman-teman PGMI Angkatan 2012 UIN Jakarta khususnya PGMI B yang

telah banyak memberikan motivasi, bantuan, dan saran kepada penulis.

Sukses selalu untuk kita semua.

11. Keluarga Besar Marching Band UIN Jakarta yang selalu mendukung penulis

untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabatku Haiza, Riza, Aii dan Alfi yang selalu mendampingi dan tidak

pernah lelah mengingatkan penulis menyelesaikan skripsi. Serta untuk Ka

Qurani Tenry, Wita, Hana, Ayu dan Feby terimakasih atas doa dan

semangatnya kepada penulis.

Page 10: pengaruh penggunaan model pembelajaran

v

13. Semua pihak yang telah banyak memberikan doa, bimbingan, dukungan,

serta pendapat yang sangat bermanfaat kepada penulis.

Semoga Allah SWT dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik

yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini

masih banyak kekurangan-kekurangan karena terbatasnya kemampuan penulis.

Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-

mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umunya bagi

khasanah ilmu pengetahuan.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 2018

Penulis

Page 11: pengaruh penggunaan model pembelajaran

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ..........................................................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ...iii

DAFTAR ISI .....................................................................................................vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ...ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ...x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ..xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ............................................................ 5

D. Perumusan Masalah .............................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................. 5

F. Kegunaan Penelitian ............................................................. 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik ................................................................. 7

1. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan .................. 7

a. Pengertian Hasil Belajar........................................... 7

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......14

c. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan .................16

d. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ............17

e. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

................................................................................18

Page 12: pengaruh penggunaan model pembelajaran

vii

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square ........20

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Word Square .............................................................20

b. Teknis Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Word Square .....................................................23

c. Kelebihan dan Kekurangan Model ...........................24

Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square .............

B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................. 25

C. Kerangka Berpikir ................................................................ 28

D. Hipotesis Penelitian .............................................................. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 31

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian .............................. 31

1. Metode Penelitian .......................................................... 31

2. Desain Penelitian ........................................................... 31

C. Populasi dan Sampel ............................................................ 33

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 34

E. Kontrol Terhadap Validitas Internal ..................................... 35

F. Teknik Analisis Data ............................................................ 36

1. Instrumen Penelitian ...................................................... 36

2. Kalibrasi Instrumen/Uji Coba Instrumen ........................ 41

a. Uji Validitas.............................................................. 41

b. Uji Reliabilitas .......................................................... 42

c. Uji Taraf Kesukaran Soal .......................................... 43

d. Daya Pembeda .......................................................... 45

3. Teknik Analisis Data ..................................................... 46

G. Hipotesis Statistik ................................................................. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ...................................................................... 50

Page 13: pengaruh penggunaan model pembelajaran

viii

1. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .......................................................................... 50

2. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ................ 51

3. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ...................... 56

4. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan ................... 58

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengajuan Hipotesis ...... 77

1. Uji Normalitas ............................................................... 77

2. Uji Homogenitas............................................................ 78

3. Uji Hipotesis.................................................................. 80

C. Temuan Penelitian ................................................................ 81

D. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian ............................. 82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 85

B. Saran-saran........................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 87

LAMPIRAN ..................................................................................................... 89

Page 14: pengaruh penggunaan model pembelajaran

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ...............................................................................32

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal ....................................................................39

Tabel 3.3 Instrumen Non-Tes (Afektif) .............................................................39

Tabel 3.4 Rubrik Non-Tes (Afektif) ..................................................................39

Tabel 3.5 Instrumen Non-Tes (Psikomotorik)....................................................40

Tabel 3.6 Rubrik Non-Tes (Psikomotorik) ........................................................40

Tabel 3.7 Kriteria Besar Korelasi ......................................................................42

Tabel 3.8 Klasifkasi Indeks Kesukaran..............................................................44

Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda .................................................................45

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol ..............................................................................................59

Tabel 4.2 Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .............61

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Eksperimen .................61

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Kontrol .......................62

Tabel 4.5 Data Posttest Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ..64

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ................65

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Kontrol ......................66

Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol .......................................................................68

Tabel 4.9 Hasil Penilaian Pra-Treatment ..........................................................70

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Kerja ......................................................................72

Tabel 4.11 Rekapitulasi Penilaian Tes dan Non-Tes ..........................................74

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Pretest ...........................................................77

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Posttest ............................................................78

Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Pretest..........................................................79

Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Posttest ........................................................79

Tabel 4.16 Uji Hipotesis ....................................................................................80

Page 15: pengaruh penggunaan model pembelajaran

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square ........................25

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ..........................................................................29

Gambar 4.1 Histogram Pretest Kelompok Eksperimen.......................................63

Gambar 4.2 Histogram Pretest Kelompok Kontrol .............................................64

Gambar 4.3 Histogram Posttest Kelompok Eksperimen .....................................67

Gambar 4.4 Histogram Posttest Kelompok Eksperimen .....................................67

Page 16: pengaruh penggunaan model pembelajaran

xi

DAFTRAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Kelompok Eksperimen ............................................................ 1

Lampiran 2 RPP Kelompok Kontrol ............................................................... 33

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ..................................................................... 61

Lampiran 4 Kisi-kis Tes Hasil Belajar ............................................................. 73

Lampiran 5 Soal Instrumen Tes Uji Coba ........................................................ 88

Lampiran 6 Kunci Jawaban Tes Uji Coba ....................................................... 97

Lampiran 7 Rekap Anates ............................................................................... 98

Lampiran 8 Kisi-kisi Pretest ............................................................................ 99

Lampiran 9 Soal Pilihan Ganda (Pretest) ......................................................... 110

Lampiran 10 Soal Pilihan Ganda (Posttest) ..................................................... 117

Lampiran 11 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ................................................................... 123

Lampiran 12 Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelompok

Kontrol..................................................................................... 125

Lampiran 13 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ................................................................... 126

Lampiran 14 Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelompok

Kontrol..... ................................................................................ 127

Lampiran 15 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ................................................................... 128

Lampiran 16 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol ............................................................ 129

Lampiran 17 Hasil Penilaian Pra-Treatment .................................................... 130

Lampiran 18 Hasil Penilaian Kerja .................................................................. 132

Lampiran 19 Rekapitulasi Penilaian Tes dan Non-Tes ..................................... 134

Lampiran 20 Lembar Observasi Siswa ............................................................ 137

Lampiran 21 Lembar Observasi Guru ............................................................. 138

Lampiran 22 Normalitas Pretest Posttest Eksperimen dan Kontrol .................. 140

Lampiran 23 Homogenitas Pretest Posttest Eksperimen dan Kontrol .............. 141

Page 17: pengaruh penggunaan model pembelajaran

xii

Lampiran 24 Uji Hipotesis Posttest Eksperimen dan Kontrol .......................... 142

Lampiran 25 Daftar Wawancara Guru sebelum menggunakan Treatment ........ 143

Lampiran 26Daftar Wawancara Siswa sebelum menggunakan Treatment ....... 145

Lampiran 27 Daftar Wawancara Guru setelah menggunakan Treatment .......... 147

Lampiran 28 Daftar Wawancara Siswa setelah menggunakan Treatment......... 149

Lampiran 29 Foto-foto Kegiatan Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............ 151

Lampiran 30 Lembar Uji Referensi ................................................................. 153

Lampiran 31 Surat Bimbingan Skrispi ............................................................ 156

Lampiran 32 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................... 157

Lampiran 33 Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 158

Lampiran 34 Profil Penulis ............................................................................. 159

Page 18: pengaruh penggunaan model pembelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Salah satu cara untuk

meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan memperbaiki proses belajar

mengajar. Proses belajar mengajar merupakan bagian terpenting dari dunia

pendidikan. Memperbaiki proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan

meningkatkan hasil belajar.

Peran guru dalam menentukan keberhasilan belajar siswa adalah sebagai

fasilitator dan motivator bagi siswa. Guru sebagai fasilitator berperan dalam

memfasilitasi siswa dalam belajar, sehingga proses belajar tidak berpusat

pada guru melainkan berpusat pada siswa. Sedangkan guru sebagai motivator

berperan dalam memberi motivasi, sehingga siswa termotivasi untuk selalu

belajar dan mencapai hasil belajar yang maksimal. Selain sebagai fasilitator

dan motivator, tugas guru adalah membimbing dalam belajar dan membantu

siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Hal lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah penggunaan model

pembelajaran. Hal yang menyebabkan hasil belajar mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan kurang baik adalah karena beberapa faktor yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari masing-masing

siswa itu sendiri misalnya, kemampuan yang dimiliki siswa. Sedangkan

faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar misalnya, penggunaan

model pembelajaran, penggunaan strategi yang kurang sesuai dengan materi,

dan penggunaan media yang kurang tepat.

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah

Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan adalah mata

pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan

melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Indonesia. Nilai

Page 19: pengaruh penggunaan model pembelajaran

2

luhur dan moral ini diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku

kehidupan siswa sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota

masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan

usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar

berkenaan dengan hubungan antarwarga dengan warga serta pendidikan

pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan

oleh bangsa dan negara.1

Tujuan pendidikan kewarganegaraan diharapkan mampu membina dan

mengembangkan siswa agar menjadi warga negara yang baik (good citizen).

Menurut Mulyasa tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan untuk

menjadikan siswa agar mampu berpikir secara kritis, rasional dan kreatif,

menjadikan siswa berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan secara aktif

dan bertanggung jawab serta menjadikan siswa bisa berkembang secara

positif dan demokratis.2

Namun saat ini pembelajaran pendidikan kewarganegaraan masih

dianggap pembelajaran yang kurang menyenangkan dan menarik oleh

sebagian besar siswa sekolah dasar. Di kelas sering dijumpai hasil belajar

pendidikan kewarganegaraan siswa yang rendah serta kurangya minat belajar

terhadap pendidikan kewarganegaraan. Pada saat pembelajaran di kelas, guru

menerangkan materi juga kurang menarik keaktifan belajar siswa, karena

guru kurang memanfaatkan model pembelajaran dan media pembelajaran.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SD Negeri Pamulang

Permai, kenyataan di lapangan sampai saat ini proses pembelajaran masih

didominasi oleh guru, keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih terbatas

penerimaan materi yang disampaikan dengan ceramah. Guru masih sangat

terpaku dengan buku paket yang digunakan untuk mengajar. Dalam proses

pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas, guru menjelaskan materi

yang terdapat dalam buku, setelah selesai kemudian siswa diarahkan untuk

mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat dalam buku. Dan hal ini terjadi

1 Ahmad Susanto., Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group, 2015), Cet. II, h. 225 2 Ibid., h. 231-232

Page 20: pengaruh penggunaan model pembelajaran

3

selama proses pembelajaran. Hal itulah yang menyebabkan siswa merasa

bosan dengan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Tidak sedikit juga

siswa yang kurang konsentrasi karena saat pembelajaran masih ada siswa

yang suka bercanda. Akibatnya, penguasaan siswa terhadap materi masih

tergolong rendah sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa pada

mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan nilai yang diperoleh siswa

masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah

yaitu 75.

Berdasarkan masalah-masalah yang diungkapkan tersebut maka perlu

dicari cara penyelesaiannya untuk mencapai peningkatan hasil belajar,

khususnya hasil belajar pendidikan kewarganegaraan. Peningkatan hasil

belajar pendidikan kewarganegaraan siswa dapat dilakukan dengan

melakukan perbaikan, perubahan dan pembaharuan terhadap faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar, dalam hal ini salah satunya adalah model

pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena model

pembelajaran merupakan penciptaan suasana belajar. Model pembelajaran

menjadi motivasi bagi para siswa untuk belajar di kelas, suasana kelas yang

menyenangkan sehingga siswa tidak merasa terpaksa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar, namun dapat memberikan pemahaman materi.

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang mampu

meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Ada berbagai

macam model yang dapat dipilih dan diterapkan dalam proses belajar

mengajar. Pemilihan model menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena

model adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan

memanfaatkan model pembelajaran guru akan sangat terbantu dalam proses

pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu alternatif yang digunakan adalah

model pembelajaraan kooperatif tipe word square.

Model Word Square adalah model pengembangan dari model ceramah

yang diperkaya dan berorientasi kepada keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Model ini juga merupakan model yang memadukan kemampuan menjawab

Page 21: pengaruh penggunaan model pembelajaran

4

pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak

jawaban.3

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Rifa’athul Afiffah

dengan judul skripsi pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe word

square terhadap hasil belajar siswa kelas III SD Dharma Karya UT Pondok

Cabe didapat bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe word square dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai kelas eksperimen

82,40 dan rata-rata nilai kelas kontrol yang menggunakan metode

konvensional 74,93.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian tersebut maka penulis akan

melakukan penelitian terhadap pelajaran pendidikan kewarganegaraan materi

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mengetahui apakah

terdapat pengaruh hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe word square atau tidak.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pamulang Permai terutama kelas

V dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square.

Berpedoman pada uraian diatas perlu diadakan penelitian tentang “Pengaruh

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square

Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V SD

Negeri Pamulang Permai”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas terdapat masalah dalam penelitian ini,

adapun masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa yang rendah,

berdasarkan observasi yang dilakukan di SD Negeri Pamulang Permai

bahwa hasil belajar pendidikan kewarganegaraan rata-rata masih

dibawah nilai KKM yaitu 75.

3Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk

Peningkatan Profesionelitas Guru, (ttp: Kata Pena, 2015), Cet. II, h. 97

Page 22: pengaruh penggunaan model pembelajaran

5

2. Kurangnya minat dan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Hal

ini ditunjukkan dengan siswa yang masih suka bercanda, tidak

konsentrasi selama pembelajaran berlangsung.

3. Guru mengajar masih menggunakan model pembelajaran ceramah

yang mengakibatkan siswa merasa bosan.

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah ini dapat dikaji secara mendalam maka penelitian ini

dibatasi pada rendahnya hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa

dibawah nilai KKM yang ditetapkan sekolah sebesar 75. Dan solusi yang

ditawarkan adalah dengan menerepkan model pembelajaran kooperatif tipe

word square pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas V SD

Negeri Pamulang Permai.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah serta

pembatasan masalah yang sudah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut :

“Apakah terdapat pengaruh hasil belajar pendidikan kewarganegaraan

siswa kelas V SD Negeri Pamulang Permai yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Word Square”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengkaji ada atau tidak ada pengaruh hasil belajar pendidikan

kewarganegaraan siswa kelas V SD Negeri Pamulang Permai yang

menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe Word Square.

F. Kegunaan Penelitian

1. Keguanaan secara teoritis

Page 23: pengaruh penggunaan model pembelajaran

6

a. Keguanaan secara teoritis

1) Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelirian ini dapat diaharpkan

dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan

mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe word square

terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas V.

2) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan

penelitian berikutnya yang sejenis.

b. Keguanaan secara praktis

1) Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti tentang

pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Word

Square serta memperoleh pengalaman langsung cara memperoleh

metode pembelajaran yang efektif.

2) Bagi siswa

a) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b) Dapat meningkatkan kemampuan bekerja sama.

c) Dapat meningkatkan kegiatan belajar, sebagai pemicu motivasi

belajar sehingga siswa dapat belajar pendidikan kewarganegaraan

dengan giat.

d) Menambah pengalaman siswa dalam kegiatan pembelajaran.

3) Bagi guru

Bagi guru bidang studi pendidikan kewarganegaraan ataupun bidang

studi lain diharapkan dapat dijadikan referensi dalam penggunaan

model pembelajaran yang kondusif dan menarik.

4) Bagi sekolah

Sebagai pemikiran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan berharga bagi

sekolah dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan proses

pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang efektif.

Page 24: pengaruh penggunaan model pembelajaran

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pengertian Hasil Belajar

Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh sisiwa dalam mencapai

tujuan pengajaran. Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya.4

Menurut Horward Kingsley “Tiga macam hasil belajar, yakni

keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan

cita-cita”.5

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Hariani Siregar dan Gulmah

Sugiharti hasil belajar (learning outcomes) adalah:

Learning outcomes are the result of the assessment given

by the teacher to the students in learning about the progress of

students in schools regarding the mastrey of the subject matter.

Learning outcomes in general can be grouped into three levels:

low learning outcomes, intermediate learning outcomes and high

learning outcomes.6

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Harry Hubbal dan Helen Burt

hasil belajar (learning outcomes) adalah:

Program-level learning outcomes: inform students what

they can expectto achieve from a program of study, so they can

organize their time and efforts; communicate curriculum/program

goals in a meaningful way to a broader community; help to

determine the extent to which learning has been accomplished; and

4 Nana, Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2010), h. 22. 5Ibid., h. 22. 6 Hariani Siregar dan Gulmah Sugiharti, “differences Between Students Mark Taught

With Coopeartive Learning Model Type TGT With Guess the Words Media Compared With Students Mark Taught Wiith Cooperative Learning Model With Words Square Media in Hydrocarbon Subject” Journal on Advances in Social Science, Education and Humanities Research, Vol.104, h. 163.

Page 25: pengaruh penggunaan model pembelajaran

8

guide faculty members and administrators (within resource

constraints), in part, to determine program(s) of study, course

objectives, appropriate learning experiences, assessment, and

program evaluation strategies. In order to meet the needs and

circumstances of undergraduate curricula, program-level learning

outcomes should be developed by representative members of the

whole learning community in order to embrace a wide range of

interpretations and adaptations.7

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Michael K. Potter dan Erika

Kustra hasil belajar (learning outcomes) adalah:

Learning outcomes are statements that indicate what

students will know, value or be able to do by the end of the course.

They are the assessable ends of education, written from the

students perspective, focused on what students can expect to achive

if they have learned successfully. In order to be assessable, they

must specify things that can be observed, that are public, and not

activites or states that are internal to students minds.8

Menurut Gagne “Lima kategori hasil belajar, yakni informasi

verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan

keterampilan motoris”.9

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,

baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan

klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar

membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif,

dan ranah psikomotoris.10

Rincian tiga ranah Taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:11

1) Ranah Kognitif

a) Tipe hasil belajar: Pengetahuan

7 Harry Hubbal dan Helen Burt., “Learning Outcomes and Progrmam-Level Evaluation in

a Four-Year Undergraduate Pharmacy Curriculum ”, American Journal of Pharmaceutical Education 2007: 71 (5) Article 90. h. 1.

8 Michael K.Potter dan Erika Kustra, “A Primer on Learning Outcomes and the SOLO Taxonomy”, Journal of Centre for Teaching and Learning, University of Windsor, 2021., h. 1.

9Sudjana, op.cit., h. 22.

10.Ibid., h. 22. 11Ibid., h. 23-31.

Page 26: pengaruh penggunaan model pembelajaran

9

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan

dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun

demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam

istilah tersebut termasuk pula pengetahuan factual

disamping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti

rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-

undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota. Dilihat dari

segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu

dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar

bagi pengetahuan atau pemahaman konsep-konsep lainnya.

Ada beberapa cara untuk dapat mengingat dan

menyimpannya dalam ingatan seperti teknik memo,

jembatan keledai, mengurutkan kejadian, membuat

singkatan yang bermakna. Tipe hasil belajar pengetahuan

termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah.

Namun tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil

belajar berikutnya.

b) Tipe hasil belajar: Pemahaman

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada

pengetahuan adalah pemahaman. Dalam taksonomi Bloom,

kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada

pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan

tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami perlu

terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.

Pemahaman dapat dibedakan kedalam tiga kategori,

yaitu pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran,

pemahaman ekstrapolasi.

c) Tipe hasil belajar: Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi

konkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin

berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan

Page 27: pengaruh penggunaan model pembelajaran

10

abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.

Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan

beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan.

Suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila

tetap terjadi proses pemecahan masalah. Kecuali itu, ada

satu unsur lagi yang perlu masuk, yaitu abstraksi tersebut

perlu prinsip atau generalisasi, yakni sesuatu yang umum

sifatnya untuk diterapkan pada situasi khusus.

d) Tipe hasil belajar: Analisis

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi

unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya

dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang

kompleks yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe

sebelumnya (pengetahuan, pemahaman, aplikasi).

Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai

pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan

integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk

beberapa hal menerima prosesnya, untuk hal lain

memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami

sistematikanya.

e) Tipe hasil belajar: Sintesis

Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam

bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir berdasar

pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman, berpikir

aplikasi, dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai

berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada

berpikir divergen. Dalam berpikir konvergen, pemecahan

atau jawabannya akan sudah diketahui berdasarkan yang

sudah dikenalnya.

Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam

berpikir divergen pemecahan atau jawabannya belum dapat

Page 28: pengaruh penggunaan model pembelajaran

11

dipastikan. Mensistesis unit-unit tersebar tidak sama

dengan mengumpulkannya ke dalam suatu kelompok besar.

Mengartikan analisis sebagai memecah integritas menjadi

bagian-bagian dan sintesis sebagai meyatukan unsur-unsur

menjadi integritas perlu secara hati-hati dan penuh telaah.

Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk

menjadikan orang lebih kreatif. Berpikir kreatif merupakan

salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pendidikan.

Seseorang yang kreatif sering menemukan atau

menciptakan sesuatu. Kreativitas juga beroperasi dengan

cara berpikir divergen. Dengan kemampuan sintesis, orang

mungkin menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu,

atau menemukan abstraksinya atau operasionalnya.

f) Tipe hasil belajar: Evaluasi

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai

sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara

bekerja, pemecahan, metode, materi, dll. Dilihat dari segi

tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria

atau standar tertentu.

Mengembangkan kemampuan evaluasi penting bagi

kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Mampu

memberikan evaluasi tentang kebijakan mengenai

kesempatan belajar, kesempatan kerja, dapat

mengembangkan partisipasi serta tanggung jawabnya

sebagai warga Negara. Mengembangkan kemampuan

evalusi yang dilandasi pemahaman, aplikasi, analisis, dan

sintesis akan mempertinggi mutu evaluasinya.

2) Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa

ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan

Page 29: pengaruh penggunaan model pembelajaran

12

perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan

kognitif tingkat tinggi, penilaian hasil belajar afektif kurang

mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih banyak menilai

ranah kognitif semata-mata. Tipe hasil belajar afektif tampak

pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya

terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru

dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil

belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau

sederhana sampai tingkat yang kompleks.

a) Reciving/Attending, yakni semacam kepekaan dalam

menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang

kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.

Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk

menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau

rangsangan dari luar.

b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh

seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini

mencakup ketepaatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam

menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

c) Valuing atau penilaian berkenaan dengan nilai dan

kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam

evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima

nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai

dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu

sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan

nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah

dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah

konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dll.

Page 30: pengaruh penggunaan model pembelajaran

13

e) Karakteristik nilai atau internalisasi diri, yakni keterpaduan

semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang

mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Kedalamnya termasuk keseluruhan nilai dan

karakteristiknya.

3) Ranah Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk

keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.

Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:

a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak

sadar).

b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedaka

visual, memberdakan auditif, motoris, dan lain-lain.

d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan,

keharmonisan, dan ketepatan.

e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana

sampai pada keterampilan yang kompleks.

f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-

decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar di atas, dapat

dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan

yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif,

afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara

sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan

yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena

belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang

berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang

relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan

Page 31: pengaruh penggunaan model pembelajaran

14

instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang

berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran atau tujuan instruksional.

Pada penelitian ini hasil belajar yang digunakan pada ranah

kognitif adalah C1 (Pengetahuan), C2 (Pemahaman), C3

(Penerapan/Aplikasi). Pada ranah afektif adalah A1 (Menerima),

A2 (Menjawab), A3 (Menilai). Pada ranah psikomotorik adalah P1

(Meniru), P2 (Memanipulasi), P3 (Presisi).

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya

tetapi dapat digolongkan menjadi dua saja yaitu, faktor intern dan faktor

ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang

sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar

individu.12

Secara perinci, uraian mengenai faktor intern dan faktor ekstern

adalah sebagai berikut:13

1) Faktor Intern

Didalam membicarakan faktor intern, akan dibahas menjadi 3

faktor, yaitu: faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan.

a) Faktor Jasmaniah terbagi menjadi faktor kesehatan, cacat

tubuh. Dimana faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap

proses dan hasil belajar siswa. Begitu juga cacat tubuh yaitu

sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna

mengenai badan/tubuh. Siswa yang mengalami cacat tubuh

belajarnya akan terganggu.

b) Faktor Psikologis terbagi menjadi tujuh faktor yang

mempengaruhi belajar diantaranya adalah intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

12 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

1995) h. 54 13Ibid., h. 54-71

Page 32: pengaruh penggunaan model pembelajaran

15

c) Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan

tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan

jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat

dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, faktor

sekolah dan faktor masyarakat, yaitu:14

a) Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

yang berupa cara orang tua mendidik, relasi yang baik antara

anggota keluarga, suasana rumah yang mendukung, keadaan

ekonomi keluarga, pengertian dari orang tua dan latar belakang

kebudayaan.

b) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup

pemilihan metode mengajar, kurikulum yang digunakan oleh

sekolah, relasi yang dibangun antara guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, penerapan disiplin di sekolah, penggunaan

alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,

keadaan gedung, metode belajar siswa dan tugas rumah yang

diberikan oleh guru.

c) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena

keberadaannya siswa dalam masyarakat berupa kegiatan-

kegiatan siswa dalam bermasyarakat, mass media yang

termasuk bioskop, radio, televisi, surat kabar, majalah, buku-

buku, komik-komik yang beredar di masyarakat. Faktor

14 Ibid., h. 71

Page 33: pengaruh penggunaan model pembelajaran

16

masyarakat berikutnya adalah pengaruh teman bergaul dan

bentuk kehidupan masyarakat dimana siswa berada.

c. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang

digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan

nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Indonesia. Nilai luhur

dan moral ini diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku

kehidupan siswa sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota

masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan

kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antarwarga dengan

warga serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga

negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.15

Dengan pendidikan kewarganegaraan ini diharapkan mampu

membina dan mengembangkan siswa agar menjadi warga negara yang

baik (good citizen). Menurut Soemantri, warga negara yang baik adalah

warga yang tahu, mau, dan mampu berbuat baik. Adapun menurut

Winataputra, warga negara yang baik adalah yang mengetahui,

menyadari, dan melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga

negara.16

Menurut Azyumardi Azra, “Pendidikan kewarganegaraan adalah

pendidikan yang mengkaji dan membahas tentang pemerintah,

konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, Hak Asasi

Manusia, hak dan kewajiban warga negara serta proses demokrasi”.17

Adapun menurut tim ICCE UIN Jakarta, Pendidikan

kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga

pendidikan di mana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan

perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political

15Ahmad Susanto., Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group, 2015), Cet.II, h. 225. 16Ibid., h. 225-226. 17Ibid., h. 226.

Page 34: pengaruh penggunaan model pembelajaran

17

knowledge, awareness, attitude, political efficacy, dan political

participation, serta kemampuan mengambil keputusan politik

secara rasional.18

Dari beberapa definisi pendidikan kewarganegaraan yang telah

disebutkan dapat dikatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah

pendidikan yang memberikan pemahaman dasar tentang pemerintah,

tata cara demokrasi, tentang kepedulian, sikap pengetahuan politik yang

mampu mengambil keputusan politik secara rasional, sehingga dapat

mempersiapkan warga negara yang demokratis dan partisipatif melalui

suatu pendidikan yang berorientasi pada pengembangan berpikir kritis

dan bertindak demokratis.

Jadi, pendidikan kewarganegaraan adalah usaha sadar dan

terencana dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kecerdasan,

kecakapan, keterampilan serta kesadaran tentang hak dan kewajiban

sebagai warga negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

kemajemukan bangsa, pelsetarian lingkungan hidup, kesetraan gender,

demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, serta ikut

berperan dalam peraturan global.

d. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di Sekolah Dasar

dimaksudkan sebagai suatu proses belajar mengajar dalam rangka

membantu siswa agar dapat belajar dengan baik dan membentuk

manusia Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang

diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang

menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

yang berlandaskan pada Pancasila, UUD, dan norma-norma yang

berlaku di masyarakat yang diselenggarakan selama 6 tahun.19

18Ibid., h. 226. 19Ibid., h. 227.

Page 35: pengaruh penggunaan model pembelajaran

18

Namun sangat disayangkan bahwa dalam aplikasinya, pelajaran

pendidikan kewarganegaraan ini kurang banyak diminati dan dikaji

dalam dunia pendidikandan persekolahan, karena kebanyakan lembaga

pendidikan formal dominan pada penyajian materi yang bersifat

kognitif dan psikomotorik belaka, kurang menyentuh pada aspek

afektif. Hai ini bukan karena tidak disadari esensinya, melainkan karena

ketidakpahaman para pengajar. Padahal bagi guru profesional, dituntut

untuk memberikan pembinaan keutuhan diri peserta didik agar tidak

terjerumus pada erosi nilai moral, serta menjadi penyebab

dehumanisasi, yang pada akhirnya manusia menjadi arogan, egois, dan

individualistis, materialistis, sekuler, dan bahkan bersombong diri pada

penciptanya.

e. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar

adalah untuk membetuk watak atau karakteristik warga negara yang

baik. Menurut Mulyasa, tujuan mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan adalah untuk menjadikan siswa agar:20

1) Mampu berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi

persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya

2) Mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara

aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara

cerdas dalam semua kegiatan.

3) Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga

mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan

mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi dengan baik. Hal ini akan mudah

tercapai jika pendidikan nilai dan norma tetap ditanamkan pada

siswa sejak usia dini karena jika siswa sudah memiliki nilai

20Ibid., h. 231-232.

Page 36: pengaruh penggunaan model pembelajaran

19

norma yang baik, maka tujuan untuk mencapai warga negara

yang baik akan mudah terwujudkan.

Pentingnya pendidikan kewarganegaraan diajarkan di sekolah dasar

ialah sebagai pemberian pemahaman dan kesadaran jiwa setiap siswa

dalam mengisi kemerdekaan, di mana kemerdakaan bangsa Indonesia

yang diperoleh dengan perjuangan keras dan penuh pengorbanan harus

diisi dengan upaya membangun kemerdekaan, mempertahankan

kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara perlu memiliki apresiasi

yang memadai terhadap makna perjuangan yang dilakukan oleh para

pejuang kemerdekaan. Apresiasi itu menimbulkan rasa senang, sayang,

cinta, keinginan untuk memelihara, melindungi, membela negara untuk

itulah pendidikan kewarganegaraan penting diajarkan di sekolah

sebagai upaya sadar menyiapkan warga yang mempunyai kecintaan dan

kesetiaan dan keberanian bela bangsa dan negara. Mereka adalah para

penerus bangsa yang akan mengisi bangsa ini pada kehidupan yang

datang.

Bangsa yang kuat adalah bangsa yang bersatu, berilmu dan

berbudaya. Maka dari itu, diperlukan generasi muda yang tahu akan hak

dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia, baik

sebagai makhluk pribadi maupun sosial demi terjaminnya keutuhan

banga dan negara dalam payung Negara Kesatuan Republik Indonesia

dan terciptanya masyarakat Indonesia yang berbudaya dan bermartabat.

Pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar memberikan

pelajaran pada siswa untuk memahami dan membiasakan dirinya dalam

kehidupan di sekolah atau di luar sekolah, karena materi pendidikan

kewarganegaraan menekankan pada pengalaman dan pembiasaan dalam

kehidupan sehari-hari yang ditunjang oleh pengetahuan dan pengertian

sederhana sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan berikutnya.

Page 37: pengaruh penggunaan model pembelajaran

20

Selain itu, perlunya pendidikan kewarganegaraan diajarkan di

sekolah dasar ialah agar siswa sejak dini dapat memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara

Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh

Pancasila dan UUD 1945, dan memahami nilai-nilai kedispilan,

kejujuran, serta sikap yang baik terhadap sesamanya, lawan jenisnya,

maupun terhadap orang yang lebih tua.

Melaui materi pendidikan kewarganegaraan juga dapat mendidik

siswa agar dapat berpikir kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi

isu kewarganegaraan; dapat berpartisipasi secara aktif dan bertanggung

jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan masyarakat,

berbangsa, bernegara, serta antikorupsi; siswa dapat berkembang secara

positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-

karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square

Model pembelajaran kooperatif tipe Word Square adalah salah satu

model yang membutuhkan suatu kejelian dan ketelitin siswa yang dapat

merangsang siswa untuk berpikir efektif melalui permainan acak huruf

dalam pembelajaran.

Berdasarkan pendapat Winataputra “Model pembelajaran

kooperatif tipe Word Square merupakan salah satu model yang

digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa menjawab

pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokkan jawabn pada kotak-

kotak jawaban”.21

Pada model pembelajaran kooperatif tipe Word Square menurut

Widodo “Para siswa dipandang sebagai objek dan subjek pendidikan

21Kd. Tia Lestari, dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran Word Square Terhadap Hasil

Belajar IPS Kelas III SD”, Skripsi pada Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 2012, h. 4

Page 38: pengaruh penggunaan model pembelajaran

21

yang mempunyai potensi untuk berkembang sesuai dengan bakat dan

kemampuan yang telah dimiliki”.22

Melalui model pembelajaran ini, siswa tidak hanya diajak untuk

belajar, namun diselipkan dengan bermain yang membuat siswa tidak

mudah merasa bosan dalam belajar pendidikan kewarganegaraan.

Makna bermain ini adalah memberikan selingan kepada siswa saat

pelajaran berlangsung, namun tidak keluar dari pelajaran yang dibahas

untuk kepuasan dan kesengan peserta didik agar tidak cepat merasa

bosan dan lelah. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Word

Square siswa diharapkan meningkatkan ketelitian, kritis, dan berpikir

efektif karena pada model ini siswa hanya dituntut mencari jawaban

bukan untuk mengemabngkan pikiran siswa masing-masing sehingga

siswa dapat mengembangkan kreativitasnya.

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Chairany Rizka dan Binari

Manurung yang berjudul Comparison of students learning outcome and

activity in excretory system topic using make a match and word square

model for grade XI SMA swasta Al-Ulum academic year 3013-2014

dijelaskan bahwa:

Word square learning model is a development of enriched

lecture method. It can be identified through the clustering method

eriched lectur-oriented to student activy in learning as metioned by

Mujiman. Word square is a model of learning model that combines

the ability to answer questions with matching answer foresight in

the answer boxes. Teachers can program a number of selected

questions that can stimulate students to thing effectively.23

Model pembelajaran word square adalah model pengembangan

dari metode ceramah yang diperkaya dan berorientasi kepada keaktifan

22Ibid., h. 4 23

Chairany Rizka dan Binari Manurung, “Comparison Of Students Learning Outcome And Activity In Excretory System Topic Using Make A Match And Word Square Model For Grade XI SMA Swasta Al-Ulum Academic Year 3013-2014”, Jurnal Biologi, 2014, h. 509

Page 39: pengaruh penggunaan model pembelajaran

22

siswa dalam pembelajaran. Metode ini juga model yang memadukan

kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokkan

jawaban pada kotak-kotak jawaban.24

Model pembelajaran word square berdasarkan Hariani Siregar dan

Gulmah Sugiharti adalah:

“Learning media word square is learning medium thar uses

a box – the box in the form of a puzzle as a tool in delivering

teaching materials in teaching and learning process. The prepared

boxes will be filled in by students or shaded with the existing letters

which is the answer to the questions prepared by the teacher. Thus,

there are two things that are required in using this learning media

that is making boxes and questions or statements in order to fill the

box”.25

Model ini sedikit lebih mirip dengan mengisi teka-teki silang, akan

tetapi perbedaannya yang mendasar adalah model ini sudah memiliki

jawaban, namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan

dengan sembarang huruf atau angka penyamar atau pengecoh.

Istimewanya model pembelajaran ini adalah bisa dipraktekkan

untuk semua mata pelajaran. Hanya tinggal bagaimana guru dapat

memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang

siswa untuk berpikir efektif. Tujuan huruf atau angka pengecoh bukan

untuk mempersulit siswa namun untuk melatih sikap teliti dan kritis.

Model ini secara teknis adalah kegiatan belajar mengajar dengan

cara guru membagikan lembar kegiatan atau lembar kerja sebagai alat

untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran

yang telah diajarkan. Adapun instrument utama metode ini adalah

lembar kegiatan atau kerja berupa pertanyaan atau kalimat yang perlu

24

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionelitas Guru, (ttp: Kata Pena, 2015), Cet. II, h. 97 25 Hariani Siregar dan Gulmah Sugiharti, op.cit., h. 164.

Page 40: pengaruh penggunaan model pembelajaran

23

dicari jawabannya pada susunan huruf acak pada kolom yang telah

disediakan.26

Dari ketiga definisi yang telah dipaparkan dapat simpulkan bahwa

model pembelajarn word square adalah suatu model pembelajaran yang

didalamnya berisi permainan acak kata huruf menjadi kata yang

berserak dalam satu bingkai kotak, dimana siswa diminta untuk

menghubungkan huruf dengan cepat baik secara menurun atau

mendatar secara berkelompok dalam sebuah media kertas, strategi

pembelajaran ini melatih siswa untuk melatih kerjasama antar

kelompok dalam menemukan jawaban pertanyaan dan memadukan

kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan

jawaban pada kotak-kotak jawaban yang telah tersedia.

b. Teknis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square

Secara teknis, langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran

word square adalah sebagai berikut:27

1) Langkah pertama, guru menyampaikan materi sesuai dengan tujuan

pembelajaran materi tersebut.

2) Kemudian guru membagikan lembaran kegiatan sesuai arahan yang

ada.

3) Guru menjelaskan bagaimana cara mengerjakan lembar keja Word

Square.

4) Guru membagikan lembar kerja Word Square.

5) Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak

sesuai jawaban secara vertikal, horizontal maupun diagonal.

6) Guru membimbing siswa yang belum paham.

7) Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

8) Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa.

26 Kurniasih dan Sani, op.cit., h. 97 27Ibid., h. 98

Page 41: pengaruh penggunaan model pembelajaran

24

9) Guru bersama siswa mengadakan tanya jawab tentang kesulitan-

kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengerjakan lembar kerja

Word Square.

10) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

11) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Word Square

1) Kelebihan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square:28

a) Word Square cenderung menggali pengetahuan siswa dalam

pembelajaran, karena word square berupa permainan kotak

kata yang berisi kumpulan huruf.

b) Penggunaan Word Square lebih mudah dipahami dan diingat

oleh siswa yang akan menegaskan pemahaman materi siswa.

c) Membantu siswa membiasakan diri membaca buku pelajaran,

karena Word Square memerlukan pengetahuan dasar dari

siswa.

d) Siswa dapat berlatih kreatif dan terampil belajar mandiri dalam

membuat pertanyaan dan memanfaatkan buku sumber.

e) Dapat melatih sikap teliti dan kritis.

f) Merangsang siswa untuk berpikir efektif

2) Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Word Square:29

a) Model pembelajaran seperti ini biasanya menimbulkan suara

gaduh, hal tersebut jelas akan mengganggu kelas yang

berdekatan.

b) Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan

kemampuan atau potensi yang dimilikinya.

28 Hafid Angga Prasetyo, “Studi Perbandingan Antara Strategi Pembelajaran Scramble

dengan Word Square Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas III SD Negeri Ngadirejo 1 Tahun Ajaran 2013/2014”, Skripsi pada Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2014, h. 17”

29Ibid., h. 17-18.

Page 42: pengaruh penggunaan model pembelajaran

25

c) Dalam model pembelajaran ini siswa tidak dapat

mengembangkan kreativitas masing-masing, dan lebih banyak

berpusat pada guru. Karena siswa hanya menerima apa yang

disampaikan oleh guru, dan jawaban dari lembar kerja pun

tidak bersifat analisis, sehingga siswa tidak dapat menggali

lebih dalam materi yang ada dengan metode pembelajaran

Word Square ini.

Tabel 2.1 Gambar Model Kooperatif tipe Word Square

P A N C A S I L A

A G U A N D S E N

N B A R T I L T D

G B H N N R A U A

U U G T U T M R L

I D O L S A I U A

N A P A I P A N S

I Y S O L I O A U

S A I N H B C N U

Contoh Soal:

1. Dasar negara Republik Indonesia (Pancasila)

2. Agama terbesar penganutnya di Indonesia (Islam)

3. Garis Besar Haluan Negara disingkat dengan (GBHN)

4. Daya cipta, karya dan karsa manusia disebut juga dengan

(Budaya)

5. Nama lain dari pulau Sumatera (Andalas)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan Rifa’athul AfifahJurusan Pendidikan Guru

MI/SD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dengan judul

Page 43: pengaruh penggunaan model pembelajaran

26

skripsi “Pengaruh Metode Pembelajaran Word Square Terhadap Hasil

Belajar IPS Siswa Kelas III SD Darma Karya UT Pondok Cabe TP.

2014/2015”. Dari hasil penelitian itu menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh metode pembelajaran word square terhadap hasil belajar

siswa dengan nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas III-4 yang

menggunakan metode pembelajaran word square adalah 82,40

sedangkan nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas III-3 yang

menggunakan metode pembelajaran konvensional adalah 74,93. Hasil

ini diperkuat lagi dari pengolahan data menggunaka uji hipotesis

dengan uji-t yang dilakukan pada nilai postest kedua kelas yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan bantuan SPSS 22,0

yang menghasilkan nilai thitung ≥ ttabel(3,017 ≥ 2,000) dengan taraf

signifikansi 0,05 (0,004 < 0,005), dilihat dari kriteria uji-T jika

thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak. Sehingga didapat hasil akhir bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh metode pembelajaran word square terhadap hasil belajar IPS

siswa.30

2. Penelitian yang dilakukan Eka Julia Prastika Jurusan Pendidikan IPS

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012 dengan judul skripsi

“Perbandingan Hasil Belajar IPS dengan Menggunakan Metode

Pembelajaran Scramble dan Metode Pembelajaran Student Facilitator

and Explaining”. Dari hasil penelitian itu menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran kooperatif metode Scramble dan metode

pembelajaran Student Facilitator and Explaining. Selain itu rata-rata

30

Rifa’athul Afiffah, Pengaruh Metode Pembelajaran Word Square Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Darma Karya UT Pondok Cabe TP.2014/2015. Skripsi pada sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2015. h. 72.

Page 44: pengaruh penggunaan model pembelajaran

27

nilai N-Gain kedua kelompok tersebut termasuk ke dalam kategori

tinggi.31

3. Penelitian yang lainnya adalah Hafid Angga Prasetyo Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Surakarta

tahun 2014 dengan judul skripsinya “Studi Perbandingan Antara

Strategi Pembelajaran Scramble dan Word Square Terhadap Hasil

Belajar IPA Kelas III SD Negeri Ngadirejo 01 TahunAjaran

2013/2014”. Dari hasil penelitiannya itu menunjukkan bahwa hasil

belajar IPA yang diajar menggunakan strategi pembelajaran Scramble

lebih baik jika dibandingkan yang menggunakan strategi pembelajaran

Word Square pada siswa kelas III D SD Negeri Ngadirejo 01

Kartasura Sukoharjo tahun ajaran 2013/2014 dengan nilai rata-rata

kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok control (82 >

75,34).32

Dari ketiga penelitian tersebut, perbedaanya dengan penelitan yang saya

lakukan adalah terkait dengan sampel dan model pembelajaran yang

digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Rifa’athul Afifah menggunakan

sampel kelas 3 dengan mata pelajaran IPS, dan dari hasil penelitian

tersebut terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar siswa dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe word square.

Kemudian penelitian yang digunakan oleh Eka Julia Prastika

menggunakan sampel kelas 7 mata pelajaran IPS menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Scramble dan Student Facilitator and

Explaining dan Hafid Angga Prasetya menggunakan sampel kelas 3 mata

pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scramble

dan word square, namun saya dalam penelitian ini menggunakan sampel

31 Eka Julia Prastika, Perbandingan Hasil Belajar IPS dengan Menggunakan Metode

Pembelajaran Scramble dan Metode Pembelajaran Student Facilitator and Explaining.Skripsi pada sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012. h. 96.

32 Hafid Angga Prasetyo, Studi Perbandingan Antara Strategi Pembelajaran Scramble dan

Word Square Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas III SD Negeri Ngadirejo 01 TahunAjaran 2013/2014, Skripsi pada Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. h. 69.

Page 45: pengaruh penggunaan model pembelajaran

28

kelas V mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif dan word square

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teoritis sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya,

maka dalam penyusunan penelitian ini penulis mengajukan anggapan

dasar atau kerangka pemikiran sebagai berikut:

Proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang kurang menarik

membuat siswa jenuh dan bosan. Hal tersebut tentunya menjadi bahan

evaluasi bagi para guru atau pengajar untuk memberikan dan menyajikan

pembelajaran yang berbeda, menarik, dan lebih kreatif untuk

meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada pelajaran pendidikan

kewarganegaraan. Dalam hal ini yang memiliki peran sangat penting ialah

guru, bagaimana mengidentifikasi masalah menjadi lebih spesifik dan

menemukan solusi yang terbaik dalam penyelesaian masalah tersebut.

Untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan perlu

dicari jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan

model yang lebih tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Disinilah

model pembelajaran kooperatif tipe word square diperlukan dalam

mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa khususnya pada mata

pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dari pengertian inilah model

pembelajaran kooperatif tipe word square dapat diartikan sebagai salah

satu model pembelajaran yang membutuhkan ketelitian dan ketepatan

siswa.

Dengan demikian penyelenggaraan model pembelajaran kooperatif tipe

word square diduga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata

pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Adapun kerangka berpikir pada

penelitian dapat dilihat melaui bagan sebagai berikut:

Page 46: pengaruh penggunaan model pembelajaran

29

Gambar 2.2

Skema Kerangka Berpikir

Guru belum menggunakan

model pembelajaran word

square

Hasil belajar

rendah

Perlakuan/Tindakan Guru menggunakan model

pembelajaran word square

Kondisi Akhir

(Posttest)

Hasil belajar pendidikan

kewarganegaraan

meningkat

Siswa menjadi aktif

Menumbuhkan kerja

sama siswa

Tes

hasil belajar

Kondisi Awal

(Pretest)

Page 47: pengaruh penggunaan model pembelajaran

30

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, dapat diajukan

hipotesis penelitian sebagai beriku:

HO : Tidak ada pengaruh hasil belajar pendidikan kewarganegaraan

kelas V SD Negeri Pamulang Permai yang menggunakan model

pembelajaran word square.

Ha : Ada pengaruh hasil belajar pendidikan kewarganegaraan kelas

V SD Negeri Pamulang Permai yang menggunakan model

pembelajaran word square.

Page 48: pengaruh penggunaan model pembelajaran

31

BAB III

METODOLOGI PENELITAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Pamulang

Permai. Penelitian ini dilaksanakan pada smester ganjil tahun ajaran 2016-

2017. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus – Oktober 2017.

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode

kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment atau eksperimen

semu. Metode quasi experiment adalah desain yang mempuyai

kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan

eksperimen, quasi experiment digunakan karena pada kenyataannya

sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk

penelitian.33

2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini desain yang digunakan yaitu Nonequivalent

Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest –

posttest control group design, namun pada desain ini kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.34

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

desain pretest-postest. Desain ini menggunakan dua kelas, dimana

kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran word square dan

kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran word

square.

33

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2010), Cet. X, h. 114.

34Ibid.,h. 116.

Page 49: pengaruh penggunaan model pembelajaran

32

Untuk hasil kognitif, pada awal kegiatan penelitian siswa akan

dikenakan test awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan awal

siswa. Kemudian siswa kelas eksperimen akan diberikan perlakuan

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe word

square sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran

ceramah. Pada akhir penelitian setelah dilakukannya perlakuan maka

siswa akan diberikan test akhir (postest). Hasil kedua test tersebut

nantinya akan dipakai sebagai data penelitian untuk kemudian diolah

dan dibandingkan hasilnya dengan analisis statistik yang digunakan.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

Kelas Eksperimen O1 X1 O2

Kelas Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1 : Tes awal yang sama pada kedua kelompok (Pretest)

O2 : Tes akhir yang sama pada kedua kelompok (Postest)

X1 : Perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe word

square pada kelas eksperimen

X2 : Perlakuan dengan model pembelajaran ceramah pada kelas

kontrol

Dalam penelitian ini penerapannya adalah siswa di kelas V-A,

dalam proses pembelajaran guru menerapkan model pembelajaran

word square kemudian siswa tersebut di tes secara tertulis tentang

materi yang telah dipelajari. Sedangkan di kelas V-B guru

menerapkan model pembelajaran ceramah.

1. O1 :Memberikan test awal (pretest) pada kelas eksperimen

sebelum perlakuan.

Page 50: pengaruh penggunaan model pembelajaran

33

2. O1 : Memberikan test awal (pretest) pada kelas kontrol sebelum

perlakuan.

3. X1 : Perlakuan dengan model word square pada kelas

eksperimen.

4. X2 : Perlakuan dengan model pembelajaran ceramah pada kelas

kontrol.

5. O2 : Memberikan test akhir (postest) pada kelas eksperimen

setelah diberi perlakuan model word square.

6. O2 : Memberikan test akhir (postest) pada kelas kontrol setelah

diberi perlakuan model pembelajaran ceramah.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.35

Populasi sasaran pada penelitian ini adalah seluruh

siswa SD Negeri Pamulang Permai yang terdaftar pada smester ganjil

tahun ajaran 2016/2017. Populasi sampling pada penelitian ini adalah

siswa-siswi kelas V SDN Pamulang Permai tahun ajaran 2017/2018.

Kelas yang diambil adalah kelas V-A dan kelas V-B karena kedua

kelas itu kemampuannya homogen, bukan kelas unggulan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut.36

Sampel yang akan diambil dalam penelitian

ini adalah dua kelas, yaitu kelas V-A yang berjumlah 40 orang dan

kelas V-A yang berjumlah 40 orang serta mempunyai kemampuan

yang homogen. Teknik pengambilan sampelnya purposive sampling

35Ibid., h.117 36Ibid.,h. 118

Page 51: pengaruh penggunaan model pembelajaran

34

karena teknik pengambilan sampel non random berdasarkan tujuan.

Pengambilan sampel ini dilakukan oleh peneliti dan berdasarkan

pertimbangan guru bidang studi yang bersangkutan.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknis Tes

Data dalam penelitian ini adalah hasil penilaian di ranah afektif

dan psikomotorik sebagai proses belajar dan kognitif sebagai hasil

belajar. Penelitian ranah kognitif diperoleh melalui pretest dan

posttest. Pretest adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengetahuan awal siswa sebelum

penerapan model pembelajaran. Posttest adalah tes hasil belajar

sesudah penerapan model pembelajaran untuk melihat ketuntasan

hasil belajar terhadap perlakuan. Dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk

pilihan ganda.

2. Teknis Non Tes

Penelitian ranah afektif dan psikomotorik diperoleh melalui observasi

dan wawancara.

a. Observasi

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa , “Observasi merupakan

sutu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

pelbagai proses biologi dan psikhologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.37

Digunakan untuk mengetahui kualitas proses pelaksanaan

model pembelajaran berupa lembar observasi.

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

37Ibid., h. 203

Page 52: pengaruh penggunaan model pembelajaran

35

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.38

Sebelum melakukan pelaksanaan penerapan model

pembelajaran dilakukan wawancara kepada guru bidang studi

untuk mengetahui model yang dipakai guru bidang studi tersebut.

Untuk mengetahui tanggapan dan kendala yang dialami ketika

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Word Square yaitu dengan wawancara dilakukan

dengan siswa setelah pembelajaran berakhir.

E. Kontrol Terhadap Validitas Internal

Validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-

bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Dengan kata lain

sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas internal apabila setiap

bagian instrumen mendukung “missi” instrumen secara keseluruhan, yaitu

mengungkap data dari variabel yang dimaksud.39

Adapun yang dimaksud dengan bagian instrumen dapat berupa butir-

butir pertanyaan dari butir-butir soal tes, tetapi dapat pula berupa

kumpulan dari butir-butir tersebut yang mencerminkan suatu faktor.

Dari uraian mengenai validitas internal ini dapat disimpulkan bahwa

pengujian sebuah instrumen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu,

melakukan analisis faktor dan analisis butir.

Analasis Faktor dilakukan dengan dilalui oleh suatu asumsi bahwa

instrumen dapat dikatakan valid jika setiap faktor yang membentuk

instrumen tersebut sudah valid. Analisis faktor dapat dilakukan apabila

antara faktor yang satu dengan faktor yang lain terdapat kesamaan,

kesinambungan atau tumpang-tindih. Hal ini dapat diuji dengan

mengkorelasikan skor-skor yang ada dalam satu faktor dijumlah dulu

38Ibid., h. 194.

39Suharsimi, Arikunto., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), Cet. XV, h.214-219.

Page 53: pengaruh penggunaan model pembelajaran

36

dengan jumlahnya skor pada faktor lain. Apabila antara faktor-faktor

tersebut berkorelasi rendah, maka dapat dikatakan bahwa butir-butir

tersebut mengukur hal yang khusus, tidak mengukur hal yang sama atau

hampir sama dengan yang ada pada faktor lain. Analisis faktor dapat

dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor faktor dengan skor total,

sesudah terlebih dahulu mengetahui kekhususan tiap faktor.40

Analisis Butir prosedur untuk melaksanakan analisis butir

sebenarnya sama dengan prosedur melakukan analisis faktor. Untuk

menguji validitas setiap butir, maka skor-skor yang ada pada butir yang

dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai

nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Dengan diperolehnya

indeks validitas setiap butir dapat diketahui dengan pasti butir-butir

manakah yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya.

Berdasarkan informasi tersebut peneliti dapat mengganti ataupun merevisi

butir-butir yang dimaksud. Bagi peneliti yang menginginkan, pengujian

terhadap butir dapat dilanjutkan dengan mengkorelasi skor butir dengan

skor total pada faktor.41

F. Teknik Analisis Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupu sosial yang diamati.

a. Definisi Konseptual

Dari variabel yang telah ditentukan yakni model

pembelajaran dan hasil belajar. Model adalah cara kerja untuk

dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

bersangkutan. Pembelajaran adalah interaksi guru dan siswa di

dalam kelas. word square dalam arti bahasa terdiri atas dua

suku kata diantaranya word yang berarti kata dan square yang

40Ibid., h. 219 41Ibid., h.219-221

Page 54: pengaruh penggunaan model pembelajaran

37

berarti pencari. Jadi menurut bahasa arti dari word square

adalah pencari kata. word square adalah suatu model

pembelajaran yang didalamnya berisi permainan acak kata

huruf menjadi kata yang berserak dalam satu bingkai kotak,

dimana siswa diminta untuk menghubungkan huruf dengan

cepat baik secara menurun atau mendatar secara berkelompok

dalam sebuah media kertas, model pembelajaran ini melatih

siswa untuk melatih kerjasama antar kelompok dalam

menemukan jawaban pertanyaan dan memadukan kemampuan

menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan

jawaban pada kotak-kotak jawaban yang telah tersedia.

Sedangkan belajar adalah kegiatan atau proses perubahan

perilkau seseorang karena pengalaman.

b. Definisi Operasional

1) Variabel bebasnya (X) adalah model pembelajaraan

kooperatif tipe word square.

2) Variabel Teriakatnya (Y) adalah hasil belajar siswa yang

diperoleh dari skor tes setelah dilaksanakan proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe word square, yang bertujuan untuk

mengukur aspek kognitif tentang konsep pendidikan

kewarganegaraan yang dimiliki siswa setelah mempelajari

dengan model pembelajaran kooperatif tipe word square.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil

belajar pendidikan kewarganegaraan. Tes hasil belajar yaitu tes yang

digunakan untuk mengukur pemahaman materi siswa setelah

melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan. Tes hasil belajar pendidikan kewarganegaraan

diberikan setelah seluruh siswa mempelajari materi pendidikan

Page 55: pengaruh penggunaan model pembelajaran

38

kewarganegaraan dengan model word square. Instrumen yang

digunakan untuk mengetahui kualitas proses pelaksanaan model

adalah lembar observasi. Kemudian untuk mengetahui tanggapan dan

kendala yang dialami ketika pembelajaran dengan word square

menggunakan wawancara. Wawancara dilakukan baik dengan siswa

setelah pembelajaran berakhir. Wawancara pada guru dilakukan

sebelum perlakuan.

Instrumen tes hasil belajar. Tes ini merupakan tes objektif yang

berbentuk pilihan ganda berjumlah 40 soal, dengan 4 alternatif pilihan

pada setiap butir, yaitu a, b, c, dan d. Materi tes yang diberikan adalah

konsep Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tes tersebut

disusun berdasarkan ranah kognitif Taksonomi Bloom edisi revisi,

pada jenjang C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C3 (menerapkan).

Page 56: pengaruh penggunaan model pembelajaran

39

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Soal (Kognitif)

Tabel 3.3 Instrumen Penilaian Non Tes (Afektif)

No Aspek yang dinilai Skor

penilaian

1. Mengikuti proses pembelajan dengan aktif (A1) 1 2 3 4

2. Menjawab dan mengajukan pertanyaan selama proses

pembelajaran dengan berani (A2)

1 2 3 4

3. Meyakinkan dan menghargai pendapat orang lain saat

berdiskusi (A3)

1 2 3 4

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Non-Tes (Afektif)

No. Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Mengikuti proses pembelajan dengan

aktif (A1)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran

Aspek Kognitif Jumlah

Soal C1 C2 C3

1.1

Mendeskripsikan

Keutuhan NKRI

1.1.1

Mengetahui latar

belakang dan

wilayah NKRI

1, 2, 3

4, 5,

6, 7,

8, 9,

10

10

1.1.2

Memahami

persatuan dan

kesatuan Indonesia

11,

12, 13

14,

15,

16,

17,18, 19

9

1.1.3

Memahami cara

menjaga keutuhan

NKRI

20,

21, 22

23,

24,

25

26,27,

28,29, 30

11

Jumlah Soal 30

Page 57: pengaruh penggunaan model pembelajaran

40

Belum tampak 1

2. Menjawab dan mengajukan pertanyaan

selama proses pembelajaran dengan

berani (A2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Meyakinkan dan menghargai pendapat

orang lain saat berdiskusi (A3)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Tabel 3.5 Instrumen Penilaian Non Tes (Psikomotorik)

No Aspek yang dinilai Skor penilaian

1. Menyesuaikan diri didalam kelompok (P1) 1 2 3 4

2. Merancang pertanyaan yang akan diajukan (P2) 1 2 3 4

3. Mengoperasikan kelompok agar aktif dalam

pembelajaran (P3)

1 2 3 4

Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Non-Tes (Psikomotorik)

No. Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Menyesuaikan diri didalam kelompok

(P1)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Merancang pertanyaan yang akan

diajukan (P2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Mengoperasikan kelompok agar aktif

dalam pembelajaran (P3)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Page 58: pengaruh penggunaan model pembelajaran

41

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Kalibrasi Instrumen/Uji Coba Instrumen

a. Uji Validitas

Validitas (keshahihan) adalah kualitas yang menunjukkan

hubungan antara suatu pengukuran (diagnosis) dengan arti atau

tujuan kriteria belajar atau tingkah laku. Validitas merupakan

syarat yang terpenting dalam suatu alat evaluasi. Suatu teknik

evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (valid) jika

teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya

akan diukur. Validitas bukanlah suatu ciri atau sifat yang mutlak

dari suatu teknik evaluasi; ia merupakan suatu ciri yang relatif

terhadap tujuan yang hendak dicapai oleh pembuat tes. Teknik

yang sama dapat digunakan untuk beberapa tujuan yang berbeda,

dan validitasnya dapat berbeda-beda dari yang tinggi kepada yang

rendah, dan bergantung pada tujuan.42

Tes hasil belajar dapat dikatakan valid apablia tes hasil belajar

tersebut (sebagai alat pengukur keberhasilan siswa) dengan secara

tepat, benar, shahih atau absah telah dapat mengukur atau

megungkap hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa,

setelah mereka menempuh proes belajara mengajar dalam jangka

waktu tertentu.43

Untuk mengetahui validitas soal, peneliti

menggunakan software ANATES. Berdasarkan hasil perhitungan

uji validitas instrumen penelitian, dari 40 soal terdapat 30 soal yang

valid.

42

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 137-138 43Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 94

Page 59: pengaruh penggunaan model pembelajaran

42

b. Uji Reliabilitas

Ciri kedua dari tes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes

hasil belajar tersebut telah memiliki reliabilitas atau bersifat

reliabel. Kata reliabilitas sering diterjemahkan dengan keajegan (=

stability) atua kemantapan (= consistency). Apabila istilah tersebut

dikaitkan dengan fungsi tes sebagai alat pengukur mengenai

keberhasilan hasil belajar peserta didik, maka sebuah tes hasil

belajar dapat dinyatakan reliabel (= reliabe) apabla hasil

pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut

secara berulangkali terhadap subyek yang sama, senanitasa

menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil.44

Tes hasil belajar yang baik harus memiliki reliabilitas yang

harus dipercaya, artinya setelah tes hasil belajar itu dilaksanakan

terhadap subyek hasilnya sama. Uji reliabilitas ini dilakukan

dengan menggunakan software ANATES dengan kriteria kategori

reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 3.7 Kriteria Besar Korelasi

Nilai Korelasi Kriteria

R11 ≤ 0,20 Tidak ada korelasi

0,20 < r11 ≤ 0,40 Korelasi rendah

0,40 < r11 ≤ 0,70 Korelasi sedang

0,70 < r11 ≤ 0,90 Korelasi tinggi

0,90 < r11 ≤ 1,00 Korelasi sangat tinggi

r11 – 1,00 Korelasi sempurna

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen,

diperoleh a 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔sebesar 0,87. Dengan nilai reliabilitas demikian,

maka instrumen tersebut memiliki reliabilitas tinggi dan memenuhi

persyaratan instrumen yang baik.

Selain menggunakan software ANATES, penghitungan uji

reliabilitas juga dapat menggunakan rumus. Teknik yang digunakan

44Ibid., h. 95

Page 60: pengaruh penggunaan model pembelajaran

43

untuk mengukur realibilitas suatu tes dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson 20) karena

instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda, dengan rumus

sebagai berikut:45

r11=[

kk−1

][V1− ∑ pq

V1]

Dengan keterangan:

r11 = reabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

V1 = varians total

p = proporsi subjek yang menjawab butir dengan betul

(proporsi subjek yang mempunyai skor 1)

q = proporsi subjek yang mendapat skor 0 (q = 1 – p)

∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

c. Uji Taraf Kesukaran Soal

Berrmutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar

pertama-tama dapat diketahui dari derajatkesukaran atau taraf

kesulitas yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut.

Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir

item yang baik, apabila butir-butir item terebut tidak terlalu sukar

dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item

itu adalah sedang atau cukup.46

Tingkat kesukaran untuk setiap item soal menunjukkan akapah

butir soal itu tergolong sukar, sedang atau mudah. Tingkat kesukaran

merupakan salah satu analisis kuantitatif proporsi atau perbandingan

siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang

mengikuti tes.

45Purwanto, op.cit., h. 231 46Sudijono, op.cit., h. 370.

Page 61: pengaruh penggunaan model pembelajaran

44

Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 – 0,1. Semakin besar

indeks kesukaran menunjukkan semakin mudah butir soal dan

sebaliknya semakin rendah indeks kesukaran menunjukkan semakin

susah butir saoal. Tingkat kesukaran dapat diketahui dengan

menggunakan software ANATES. Tingkat kesukaran yang baik

adalah P = 0,5 atau 0,15

Dengan klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Nilai P Keterangan

IK = 0,00 Sangat Sukar

0,00 ≤ IK ≤ 0,30 Sukar

0,30 ≤ IK ≤ 0,70 Sedang

0,70 ≤ IK ≤ 1,00 Mudah

IK > 1,00 Sangat Mudah

Berdasarkan hasil perhitungan indeks kesukaran butir soal

instrumen penelitian, diperoleh 4 soal dengan tingkat kesukaran

“sukar”, 15 soal dengan tingkat kesukaran ”sedang”, 7 soal dengan

tingkat kesukaran “mudah” dan 4 soal dengan tingkat kesukaran

“sangat mudah”.

Selain menggunakan software ANATES, penghitungan taraf

kesukaran soal juga dapat menggunakan rumus. Taraf kesukaran tes

dinyatakan dalam indeks kesukaran (difficulty index). Taraf

kesukaran dinyatakan dengan P dan dicari dengan rumus:47

P =B

J

47Suharsimi Arikunto., Manajemen Penelitian. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), Cet. XII, h.176.

Page 62: pengaruh penggunaan model pembelajaran

45

Dengan keterangan:

B = subjek yang menjawab betul

J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes

d. Daya Pembeda

Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir ites tes

hasil belajar untuk dapat membedakan (= mendiskriminasi) antara

testee yang berkemampuan tinggi (= pandai), dengan testee yang

kemampuannya rendah (= bodoh). Dengan demikian rupa sehingga

sebagian besar testee yang memiliki kemampuan tinggi untuk

menjawab butir item tersebut lebih banyak menjawab betul,

sementara testee yang kemampuannya rendah untuk menjawab butir

item tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab item dengan

betul.48

Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk

membedakan antara siswa yang menjawab dengan benar dan dengan

siswa yang menjawab salah. Angka yang menunjukkan besarnya

daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Untuk

mengetahui daya pembeda dapat dilakukan dengan menggunakan

software ANATES.

Dengan pengklasifikasian daya pembeda yang digunakan

adalah:

Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pebeda

Nilai Daya Pembeda Keterangan

DP = 0,00 Sangat Jelek

0,00 ≤ DP ≤ 0,20 Jelek

48Sudijon, op.cit., h. 385-386

Page 63: pengaruh penggunaan model pembelajaran

46

0,20 ≤ DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 ≤ DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, reliabilitas, indeks

kesukaran soal dan daya pembeda dapat dilihat rekapitulasi analisis

butir soal.

Dari 40 soal yang telah diuji coba, diperoleh 30 soal yang valid

dengan reliabilitas 0,87

Selain menggunakan software ANATES, penghitungan daya

pembeda juga dapat menggunakan rumus. Rumus yang digunakan

untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes adalah:49

P =B𝐴

J𝐴 -

BB

JB

Dengan keterangan:

D = daya pembeda butir

BA = banyaknya subjek kelompok atas yang menjawab betul

JA = banyaknya subjek kelompok atas

BB = banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab betul

JB = banyaknya subjek kelompok bawah

3. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan

statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan, yaitu statistik

deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik

49Arikunto, op.cit., h. 177

Page 64: pengaruh penggunaan model pembelajaran

47

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik inferensial meliputi

statistik parametris dan statistik nonparametris.50

a. Uji Persyaratan Analisis Data

1) Uji Normalitas Pretest dan Postest kedua sampel.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang

dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Analisis data ini

menggunakan software SPSS 22 dengan menggunakan

teknik Kolomogrov-Smirnov. Syarat suatu data dapat

dikatakan berdistribusi normal adalah jika signifikansi atau

nilai probabilitas > 0,05.

2) Uji Homogenitas Hasil Pretest dan Postest kedua sampel.

Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi

normal, langkah selanjutnya adalah mencari nilai

homogenitasnnya. Dalam peneliitian ini menggunakan

software SPSS 22 yaitu One Way Anova.

Untuk menganalisa tabel anova, lakukan langkah-

langkah analisa seperti:

Ho = Rata-rata populasi dari ketiga varian adalah sama

Ho = Rata-rata populasi dari ketiga varian adalah tidak sama

Jika probabilitas > F tabel 0,05 Ho ditolak

Jika probabilitas < F tabel 0,05 Ho diterima

3) Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian normalitas dan

homogenitas, maka dilakukan pengujian hipotesis.

Pengujian hipotesis di dalam penelitian ini menggunakan

50Sugiyono, op.cit., h. 207.

Page 65: pengaruh penggunaan model pembelajaran

48

uji-t. Uji-t digunakan untuk mengetahui ada atau tidak

adanya pengaruh model word square terhadap hasil belajar

pendidikan kewarganegaraan siswa dibandingkan dengan

menggunakan model pembelajaran ceramah.

Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan program

SPSS 22 yaitu dengan teknik analisis Independent-Sample

t-test. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan rata-rata secara sinifikan antara hasil

posttest dua sampel penelitian.

Adapun kriteria pengujian hipotesisnya adalah:

Jika signifikan >0,05 maka Ho diterima

Jika signifikan <0,005 maka Ho ditolak

G. Hipotesis Statistik

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh hasil belajar pendidikan

kewarganegaraan melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word

Square, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho :µ1 = µ2

Ha : µ1 ≠ µ2

Kriteria pengujian:

Hoditolak, jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Hoditerima, jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Keterangan:

Ho : Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe word square terhadap hasil

belajar pendidikan kewarganegaraan kelas V SD Negeri

Pamulang Permai.

H1 : Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe word square terhadap hasil

Page 66: pengaruh penggunaan model pembelajaran

49

belajar pendidikan kewarganegaraan kelas V SD Negeri

Pamulang Permai.

µ1 : Rata-rata hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa

pada kelas eksperimen

µ2 : Rata-rata hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa

pada kelas kontrol.

Page 67: pengaruh penggunaan model pembelajaran

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Pamulang Permai. Penelitian

ini mengambil dua kelas untuk dijadikan kelompok penelitian. Sampel

yang digunakan sebanyak 80 siswa yang terdiri dari 40 siswa di kelas

eksperimen dan 40 siswa di kelas kontrol. Pada penelitian ini, kelas V-

A sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model

word square dan kelas V-B sebagai kelas kontrol yang menggunakan

model ceramah.

Pokok bahasan pendidikan kewarganegaraan yang diajarkan pada

penelitian ini adalah Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

dengan empat kali pertemuan. Untuk mengetahui pengetahuan awal

mereka tentang materi Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebelum tes diberikan kepada siswa, terlebih dahulu peneliti

berkonsultasi dengan dosen pembimbing berkenaan dengan uji

instrumen yang telah dibuat. Dosen pembimbing menyarankan agar

soal diperbaiki kembali, soal harus singkat dan jelas, serta

menggunakan kata-kata yang mudah difahami oleh siswa.

Setelah diperbaiki, uji soal instrumen berlanjut pada kelas tinggi,

yaitu pada kelas VI-A SD Negeri Pamulang Permai. Uji coba sebanyak

40 soal di uji coba kepada 40 siswa. Setelah dilakukan uji coba

instrumen, selanjutnya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf

kesukaran dan uji daya pembeda. Berdasarkan hasil perhitungan yang

dilakukan diperoleh 30 soal yang valid dan reliabilitas soal sebesar 0,87

maka penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria realibitas

yang tinggi, dan memenuhi persyaratan instrumen yang memiliki

Page 68: pengaruh penggunaan model pembelajaran

51

ketepatan jika digunakan. Perhitungan uji taraf kesukaran di

peroleh 4 soal dengan tingkat kesukaran “sukar”, 15 soal dengan tingkat

kesukaran ”sedang”, 7 soal dengan tingkat kesukaran “mudah” dan 4

soal dengan tingkat kesukaran “sangat mudah”. Selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran.

Sebelum diberikan posttest, selama empat kali pertemuan pada

kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan

model word square sedangkan pada kelas kontrol diberikan model

pembelajaran ceramah. Pada akhir pembelajaran kedua kelompok

belajar siswa tersebut diberikan posttest untuk mengetahui bagaimana

hasil belajar pendidikan kewarganegaraan pada materi Keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia antara siswa yang menggunakan

model pembelajaran word square dan siswa yang menggunakan model

pembelajaran konvensional, serta mencari tahu apakah terdapat

pengaruh pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran word

square terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan pada materi

Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 15

September 2017. Pada awal pembelajaran peneliti menyapa siswa

dengan menanyakan kabar. Guru meminta ketua kelas untuk

memimpin teman-temannya berdoa. Setelah berdoa guru meminta

siswa untuk mengerjakan pretest untuk mengetahui kemampuan

awal siswa sebelum pembelajaran dimulai. Setelah mengerjakan

pretest, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

disampaikan.

Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti. Guru membagi siswa

menjadi 5 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 8 siswa.

Kemudian guru mulai merangsang dengan pertanyaan-pertanyaan

Page 69: pengaruh penggunaan model pembelajaran

52

yang berhubungan dengan materi sejarah berdirinya Negara

Kesatuan Republik Indonesia, peristiwa-peristiwa yang terjadi

menjelang kemerdekaan RI dan menjelaskan Proklamasi

kemerdekaan RI. Kemudian dari beberapa siswa ada yang

menjawab namun banyak juga yang diam tidak menjawab. Setelah

itu guru mulai memberi penjelasan singkat mengenai materi

sejarah berdirinya bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pada inti pembelajaran selanjutnya guru membagikan lembar

kerja kelompok yang berupa susunan huruf yang mengandung

kata-kata yang terdapat dalam materi. Guru menginstruksikan

kepada siswa untuk memilih kata-kata yang sesuai dengan soal

yang diberikan, kemudia siswa menjawab soal tersebut dengan

mengarsisr huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal,

horizontal maupun diagonal. Setelah kelompok selesai

mengerjakan guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas secara

bergantian.

Pada tahap akhir penutup pembelajaran guru bersama siswa

menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari itu. Guru juga

memberikan penguatan berupa jawaban benar dan salah terhadap

hasil jawaban siswa. Siswa ditugaskan mempelajari materi yang

akan dibahas dipertemuan berikutnya di rumah. Kemudian guru

menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari berikutya yaitu hari

Senin, 18 September 2017. Di awal pembelajaran siswa diminta

untuk membuka pembelajaran dengan doa bersama. Setelah berdoa

siswa duduk secara berkelompok dan kemudian bersama-sama

mereview sedikit mengenai pembelajaran kemarin.

Page 70: pengaruh penggunaan model pembelajaran

53

Pada pertemuan kedua ini materi yang akan dibahas yaitu

mengenai mendeskripsikan wilayah dan kekayaan yang dimiliki

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Memasuki pembelajaran

masih sama dengan pertemuan pertama namun pada pertemuan

kedua ini peneliti mulai bisa mengelola kelas dengan baik karena

terllihat antusias dan rasa kesungguhan siswa dalam belajar.

Pada inti pembelajaran selanjutnya guru membagikan lembar

kerja kelompok yang berupa susunan huruf yang mengandung

kata-kata yang terdapat dalam materi. Guru menginstruksikan

kepada siswa untuk memilih kata-kata yang sesuai dengan soal

yang diberikan, kemudia siswa menjawab soal tersebut dengan

mengarsisr huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal,

horizontal maupun diagonal. Setelah kelompok selesai

mengerjakan guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas secara

bergantian.

Pada tahap akhir penutup pembelajaran guru bersama siswa

menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari itu. Guru juga

memberikan penguatan berupa jawaban benar dan salah terhadap

hasil jawaban siswa. Siswa ditugaskan mempelajari materi yang

akan dibahas dipertemuan berikutnya di rumah. Kemudian guru

menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa.

c. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga ini dilaksanakan di hari Jum’at tanggal 22

September 2017. Di tahap awal ini pembelajaran dibuka dengan

membaca doa, memeriksa kehadiran siswa dan guru menanyakan

kabar siswa. Sebagai pengantar pembelajaran hari ini, guru

membuka pelajaran dengan menanyakan materi dipertemuan yang

lalu sebagai stimulus bagi siswa sambil mereview bersama.

Page 71: pengaruh penggunaan model pembelajaran

54

Pada pertemuan ketiga ini materi yang akan dibahas yaitu

mengenai sejarah bersatunya bangsa Indonesia, menjelaskan

bentuk-bentuk ancaman terhadap keutuhan Indonesia dan

menjelaskan pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia . Memasuki pembelajaran masih sama dengan

pertemuan pertama dan kedua, dimulai dari memberi pertanyaan ke

siswa untuk mereview dan merangsang rasa ingin tahu siswa

kemudian guru memberi penjelasan singkat mngenai materi yang

akan dibahas.

Pada inti pembelajaran selanjutnya guru membagikan lembar

kerja kelompok yang berupa susunan huruf yang mengandung

kata-kata yang terdapat dalam materi. Guru menginstruksikan

kepada siswa untuk memilih kata-kata yang sesuai dengan soal

yang diberikan, kemudia siswa menjawab soal tersebut dengan

mengarsisr huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal,

horizontal maupun diagonal. Setelah kelompok selesai

mengerjakan guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas secara

bergantian.

Pada tahap akhir penutup pembelajaran guru bersama siswa

menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari itu. Guru juga

memberikan penguatan berupa jawaban benar dan salah terhadap

hasil jawaban siswa. Siswa ditugaskan mempelajari materi yang

akan dibahas dipertemuan berikutnya di rumah. Kemudian guru

menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa.

d. Pertemuan Keempat

Pada pertemuan keempat di kelas eksperimen pembelajaran

dilaksanakan pada hari Senin, 25 September 2017. Guru

mengucapkan salam kepada siswa kemudian mengajak siswa

Page 72: pengaruh penggunaan model pembelajaran

55

berdoa. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa dan

membacakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti. Guru membagi siswa

menjadi 5 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 8 siswa.

Kemudian guru mulai mereview materi yang sudah dibahas

dipertemuan sebelumnya dan guru merangsang dengan pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan dengan materi cara menjaga

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan manfaat dalam

menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada inti pembelajaran selanjutnya guru membagikan lembar

kerja kelompok yang berupa susunan huruf yang mengandung

kata-kata yang terdapat dalam materi. Guru menginstruksikan

kepada siswa untuk memilih kata-kata yang sesuai dengan soal

yang diberikan, kemudia siswa menjawab soal tersebut dengan

mengarsisr huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal,

horizontal maupun diagonal. Setelah kelompok selesai

mengerjakan guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas secara

bergantian. Pada tahap akhir penutup pembelajaran guru bersama

siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari itu. Guru juga

memberikan penguatan berupa jawaban benar dan salah terhadap

hasil jawaban siswa.

Guru memberikan tes akhir (posttest) kepada semua siswa untuk

mengatahui pendalaman materi keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Kemudian guru memberikan penguatan

berupa jawaban benar atau salah terhadap hasil jawaban siswa.

Guru menugaskan siswa untuk membaca materi berikutnya dan

memotivasi siswa agar giat belajar di rumah. Guru menutup

pembelajaran dengan mengajak semua siswa berdoa.

Page 73: pengaruh penggunaan model pembelajaran

56

3. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

a. Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama di kelas kontrol pembelajaran

dilaksanakan pada hari Senin, 18 September 2017. Guru

mempersiapkan siswa untuk dapat memulai pelajaran dengan

meminta perwakilan dari mereka memimpin doa. Sebelum guru

menyampaikan materi siswa diminta mengerjakan pretest untuk

mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah mengerjakan pretest,

guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai .

Tahap selanjutnya, guru meminta siswa membaca materi

pembelajaran mengenai sejarah berdirinya Negara Kesatuan

Republik Indonesia, peristiwa-peristiwa yang terjadi menjelang

kemerdekaan RI dan menjelaskan Proklamasi kemerdekaan RI.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai hal yang tidak dimengerti. Guru menjelaskan kepada

siswa mengenai sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik

Indonesia, peristiwa-peristiwa yang terjadi menjelang kemerdekaan

RI dan menjelaskan Proklamasi kemerdekaan RI.

Setelah guru memberikan penjelasan mengenai materi tersebut

lalu guru meminta siswa mengerjakanlembar kerja siswa. Guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membacakan hasil

kerjasama dengan teman sebangku. Guru memberikan waktu

kepada siswa yang ingin memberikan jawaban tambahan.

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran hari

ini. Kemudian memberikan penguatan berupa jawaban benar atau

salah dari hasil kerja siswa. Guru memotivasi siswa untuk giat

belajar dirumah. Guru menutup pembelajaran dengan membaca

doa.

Page 74: pengaruh penggunaan model pembelajaran

57

b. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua di kelas kontrol pembelajaran

dilaksanakanpada hari Senin, 25 September 2017. Guru

mempersiapkan siswa untuk dapat memulai pelajaran dengan

meminta perwakilan dari mereka memimpin doa. Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Tahap selanjutnya, guru menjelaskan materi mengenai

mendeskripsikan wilayah dan kekayaan yang dimiliki Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Guru melakukan tanya jawab dengan

siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal

yang tidak dipahami. Guru membagikan lembar kerja mengenai

materi hari ini. Siswa diberikan kesempatan untuk membacakan

jawaban dan guru memberikan penguatan mengenai jawaban yang

benar.Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran hari

ini. Kemudian memberikan penguatan berupa jawaban benar atau

salah dari hasil kerja siswa.

Guru memotivasi siswa untuk giat belajar di rumah. Guru

menutup pembelajaran dengan membaca doa.

c. Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga di kelas kontrol pembelajaran

dilaksanakan pada hari Senin, 2 Oktober 2017. Guru melakukan

komunikasi kehadiran siswa dan mengajak siswa berdoa terlebih

dahulu kemudia guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini.

Guru memulai pembelajaran dengan mereview materi yang telah

dipelajari dipertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru mulai

menjelaskan materi mengenai sejarah bersatunya bangsa Indonesia,

menjelaskan bentuk-bentuk ancaman terhadap keutuhan Indonesia

dan menjelaskan pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Page 75: pengaruh penggunaan model pembelajaran

58

Guru memberikan penguatan mengenai materi hari ini.Guru

menugasakan siswa untuk membaca materi yang akan dibahas

minggu depan. Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai

pembelajaran hari ini.guru memotivasi untuk giat belajar di rumah.

Guru menginstruksikan kepada ketua kelas memimpin doa.

d. Pertemuan Keempat

Pada pertemuan terakhir yaitu pertemuan keempat di kelas

kontrol pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin, 9 Oktober

2017. Guru melakukan komunikasi kehadiran siswa dan mengajak

siswa berdoa terlebih dahulu. Guru melakukan tanya jawab

mengenai materi pertemuan sebelumnya.

Tahap selanjutnya guru meminta siswa untuk membaca

matericara menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

dan manfaat dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Kemudian guru menjelaskan materi yang diajarkan.

Setelah itu guru membagikan lembar kerja yang harus dikerjakan

oleh siswa. Setelah selesai mengerjakan lembar kerja, beberapa

siswa diminta untuk menjelaskan hasil jawabannya didepan kelas.

Guru memberikan kesempatan siswa bertanya mengenai materi

hari ini.Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran

hari ini. Kemudian memberikan penguatan berupa jawaban benar

atau salah dari hasil kerja siswa. Guru memberikan tes akhir

(postest) kepada semua siswa untuk mengetahui pendalaman

materi selama 4x pertemuan.Guru memotivasi siswa untuk giat

belajar di rumah. Guru menutup pembelajaran dengan membaca

doa.

4. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Adapun deskripsi data hasil pretest dan posttest kelompok

eksperimen yakni kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan

Page 76: pengaruh penggunaan model pembelajaran

59

menggunakan modelpembelajaran word square dan kelompok kontrol

yakni kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan

metode pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:

TABEL 4.1 Data Hasil Pretest Dan Posttest Kelompok

Eksperimen Dan Kelompok Kontrol

No

Eksperimen

No

Kontrol

Nama Pretest Posttest Nama Pretest Posttest

1 A 64 85 1 A 76 76

2 B 67 88 2 B 76 76

3 C 70 88 3 C 76 79

4 D 52 91 4 D 73 79

5 E 79 73 5 E 73 82

6 F 70 88 6 F 70 82

7 G 67 94 7 G 52 85

8 H 70 88 8 H 64 85

9 I 49 91 9 I 61 88

10 J 79 85 10 J 61 88

11 K 73 85 11 K 61 91

12 L 73 73 12 L 67 76

13 M 70 82 13 M 70 76

14 N 67 73 14 N 61 73

15 O 76 76 15 O 64 70

16 P 76 88 16 P 58 52

17 Q 58 94 17 Q 64 64

18 R 76 79 18 R 70 61

19 S 49 70 19 S 49 61

20 T 64 76 20 T 58 61

21 U 64 73 21 U 64 67

22 V 52 79 22 V 58 70

23 W 58 79 23 W 67 64

24 X 76 82 24 X 55 70

25 Y 67 91 25 Y 67 58

26 Z 55 85 26 Z 73 64

27 A1 64 79 27 A1 55 70

28 B1 64 76 28 B1 58 64

29 C1 67 73 29 C1 52 67

Page 77: pengaruh penggunaan model pembelajaran

60

30 D1 67 85 30 D1 70 67

31 E1 70 76 31 E1 49 88

32 F1 73 82 32 F1 55 82

33 G1 76 76 33 G1 73 79

34 H1 76 82 34 H1 70 76

35 I1 76 79 35 I1 49 85

36 J1 76 76 36 J1 61 64

37 K1 79 82 37 K1 58 82

38 L1 64 91 38 L1 49 79

39 M1 58 85 39 M1 64 76

40 N1 70 82 40 N1 67 64

Jumlah 2701 3280 Jumlah 2518 2941

Rata-rata 67,52 82 Rata-rata 62,95 73,52

Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil pretest dan posttest

kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebesar 14,48 setelah

dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe word square. Dengan nilai rata-rata pretest sebesar

67,52 dan nilai posttest sebesar 82. Nilai terendah dalam pretest

adalah 49 dan nilai tertinggi adalah 79. Nilai terendah dalam posttest

adalah 70 dan nilai tertingginya adalah 94.

Sedangkan untuk kelompok kontrol juga mengalami peningkatan

sebesar 10.57. Dengan nilai rata-rata pretest sebesar 62,95 dan nilai

postest sebesar 73,52. Nilai terendah dalam pretest adalah 49 dan nilai

tertinggi adalah 76. Nilai terendah dalam posttest adalah 52 dan nilai

tertingginya adalah 91. Kelompok kontrol dilakukan seperti biasanya,

yaitu dengan menggunakan model pembelajaran ceramah.

a. Data Pretest Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan pretest kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol setelah dikelompokkan ke

dalam rentang nilai yang telah ditetapkan sebagai berikut:

Page 78: pengaruh penggunaan model pembelajaran

61

Tabel 4.2

Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistics

Pretest Eksperimen Pretest Kontrol

N Valid 40 40

Missing 0 0

Mean 67,53 62,95

Median 68,50 64,00

Mode 76 58a

Minimum 49 49

Maximum 79 76

Sum 2701 2518

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hasil pretest

untuk kelompok eksperimen diperoleh data sebanyak 40 dengan

jumlah data 2701. Nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen

yaitu 67,53 kemudian median 68,00 dan modusnya 76. Nilai

minimumnya yaitu 49 dan nilai maksimumnya yaitu 79.

Sedangkan hasil pretest untuk kelompok kontrol diperoleh

data sebanyak 40 dengan jumlah data 2518. Nilai rata-rata

pretest kelompok eksperimen yaitu 62,95 kemudian median

64,00 dan modusnya 58. Nilai minimumnya yaitu 49 dan nilai

maksimumnya yaitu 76.

Untuk lebih jelasnya data pretest kelompok eksperimen dan

kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai

berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Eksperimen

Pretest Eksperimen

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 49 2 5,0 5,0 5,0

Page 79: pengaruh penggunaan model pembelajaran

62

52 2 5,0 5,0 10,0

55 1 2,5 2,5 12,5

58 3 7,5 7,5 20,0

64 6 15,0 15,0 35,0

67 6 15,0 15,0 50,0

70 6 15,0 15,0 65,0

73 3 7,5 7,5 72,5

76 8 20,0 20,0 92,5

79 3 7,5 7,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, distribusi frekuensi perolehan

nilai pretest kelompok eksperimen dengan nilai terendah yang

diperoleh siswa yaitu 49 dengan frekuensi 2 (dua) orang.

Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 79 dengan

frekuensi 3 (tiga) orang.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol

Pretest Kontrol

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 49 4 10,0 10,0 10,0

52 2 5,0 5,0 15,0

55 3 7,5 7,5 22,5

58 5 12,5 12,5 35,0

61 5 12,5 12,5 47,5

64 5 12,5 12,5 60,0

67 4 10,0 10,0 70,0

70 5 12,5 12,5 82,5

73 4 10,0 10,0 92,5

76 3 7,5 7,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Adapun berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi perolehan

nilai pretest kelompok kontrol dengan nilai terendah yang

Page 80: pengaruh penggunaan model pembelajaran

63

diperoleh siswa yaitu 49 dengan frekuensi 4 (empat) orang.

Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 76 dengan

frekuensi 3 (tiga) orang.

Selanjutnya data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:

Gambar 4.1 Histogram Pretest Kelas Eksperimen

Berdasarkan gambar diagram batang 4.1 dapat diketahui

bahwa diagram batang pretest pada kelompok eksperimen

yaitu siswa yang memperoleh nilai 55 hanya 1 siswa, nilai 49,

52 hanya 2 siswa, nilai 58, 73, 79 ada 3 siswa, nilai 64, 67, 70

ada 6 siswa dan nilai 76 ada 8 siswa.

Page 81: pengaruh penggunaan model pembelajaran

64

Gambar 4.2 Histogram Pretest Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar diagram batang 4.2 dapat diketahui

bahwa diagram batang pretest pada kelompok kontrol yaitu

siswa yang memperoleh nilai 52 hanya 2 siswa, nilai 55, 76

hanya 3 siswa, nilai 49, 67, 73 ada 4 siswa, nilai 58, 61, 64, 70

ada 5 siswa.

b. Data Posttest Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan postest kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol setelah dikelompokkan ke dalam rentang nilai yang

telah ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 4.5

Data Posttest Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistics

Posttest

Eksperimen

Posttest Kontrol

N Valid 40 40

Missing 0 0

Mean 82,00 73,53

Median 82,00 76,00

Mode 76a 64

a

Minimum 70 52

Page 82: pengaruh penggunaan model pembelajaran

65

Maximum 94 91

Sum 3280 2941

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil posttest untuk

kelas eksperimen diperoleh data sebanyak 40 dengan jumlah data 3280.

Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu 82,00 kemudian median

82,00 dan modusnya 76. Nilai minimumnya yaitu 70 dan nilai

maksimumnya yaitu 94.

Sedangkan hasil posttest untuk kelas kontrol diperoleh data sebanyak

40 dengan jumlah data 2941. Nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen

yaitu 73,53 kemudian median 76,00 dan modusnya 64. Nilai

minimumnya yaitu 52 dan nilai maksimumnya yaitu 91.

Hasil postest kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut

ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Eksperimen

Posttest Eksperimen

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 70 1 2,5 2,5 2,5

73 5 12,5 12,5 15,0

76 6 15,0 15,0 30,0

79 5 12,5 12,5 42,5

82 6 15,0 15,0 57,5

85 6 15,0 15,0 72,5

88 5 12,5 12,5 85,0

91 4 10,0 10,0 95,0

94 2 5,0 5,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Page 83: pengaruh penggunaan model pembelajaran

66

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, distribusi frekuensi perolehan nilai

posttest kelas eksperimen dengan nilai terendah yang diperoleh siswa

yaitu 70 dengan frekuensi 1 (satu) orang. Sedangkan nilai tertinggi yang

diperoleh siswa yaitu 94 dengan frekuensi 2 (dua) orang.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Kontrol

Posttest Kontrol

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 52 1 2,5 2,5 2,5

58 1 2,5 2,5 5,0

61 3 7,5 7,5 12,5

64 6 15,0 15,0 27,5

67 3 7,5 7,5 35,0

70 4 10,0 10,0 45,0

73 1 2,5 2,5 47,5

76 6 15,0 15,0 62,5

79 4 10,0 10,0 72,5

82 4 10,0 10,0 82,5

85 3 7,5 7,5 90,0

88 3 7,5 7,5 97,5

91 1 2,5 2,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, distribusi frekuensi perolehan nilai

posttest kelas eksperimen dengan nilai terendah yang diperoleh siswa

yaitu 52 dengan frekuensi 1 (satu) orang. Sedangkan nilai tertinggi yang

diperoleh siswa yaitu 91 dengan frekuensi 1 (satu) orang.

Selanjutnya data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan

dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:

Page 84: pengaruh penggunaan model pembelajaran

67

Gambar 4.3

HistogramPosttest Kelas Eksperimen

Berdasarkan gambar diagram batang 4.3 dapat diketahui bahwa

diagram batang pretest pada kelompok eksperimen yaitu siswa yang

memperoleh nilai 70 hanya 1 siswa, nilai 94 hanya 2 siswa, nilai 91 ada 4

siswa, nilai 73,79,88 ada 5 siswa dan nilai 76, 82, 85 ada 6 siswa.

Gambar 4.4

Histogram Posttest Kelas Kontrol

Page 85: pengaruh penggunaan model pembelajaran

68

Berdasarkan gambar diagram batang 4.4 dapat diketahui bahwa

diagram batang posttest pada kelompok kontrol yaitu siswa yang

memperoleh nilai 52, 58, 73 hanya 1 siswa, nilai 61, 67, 85 hanya 3

siswa, nilai 70, 79, 82 ada 4 siswa, dan nilai 64, 76 ada 2 siswa.

c. Tabel Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Postest

Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol yang terdiri dari 40 siswa, maka diperoleh

rekapitulasi data sebagai berikut:

Tabel 4.8

Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan PostestKelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

Statistics

Pretest

Eksperimen

Pretest

Kontrol

Posttest

Eksperimen

Posttest

Kontrol

N Valid 40 40 40 40

Missing 0 0 0 0

Mean 67,53 62,95 82,00 73,53

Median 68,50 64,00 82,00 76,00

Mode 76 58a 76

a 64

a

Minimum 49 49 70 52

Maximum 79 76 94 91

Sum 2701 2518 3280 2941

Berdasarkan data tabel 4.8, menunjukkan hasil pretest kedua

kelompok. Terlihat bahwa banyak data sampel yang berjumlah 80 dengan

jumlah data kelas eksperimen sebesar 2701 dan kelompok kontrol sebesar

Page 86: pengaruh penggunaan model pembelajaran

69

2518. Nilai rata-rata (Mean) tidak berbeda jauh, kelas eksperimen 67.53

dan kelas kontrol 62,95. Nilai tengah (Median) kelas eksperimen 68,50

dan kelas kontrol 64,00. Sedangkan nilai modus kelas eksperimen 76 dan

kelas kontrol 58. Nilai tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen adalah 79

dan nilai terendah nya adalah 49. Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh

kelas kontrol adalah 76 dan nilai terendahnya adalah 49.

Tabel 4.8 menunjukkan hasil posttest kedua kelompok. Terlihat

bahwa banyak data sampel yang berjumlah 80 dengan jumlah data kelas

eksperimen sebesar 3280 dan kelompok kontrol sebesar 2941. Nilai rata-

rata (Mean) tidak berbeda jauh, kelas eksperimen 82,00 dan kelas kontrol

73,53. Nilai tengah (Median) kelas eksperimen 82,00 dan kelas kontrol

76,00. Sedangkan nilai modus kelas eksperimen 76 dan kelas kontrol 64.

Nilai tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen adalah 94 dan nilai

terendah nya adalah 70. Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh kelas

kontrol adalah 91 dan nilai terendahnya adalah 52.

Sesudah melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran word square dan kelas kontrol dengan

menggunakan model pembelajaran ceramah, data diatas memberikan

gambaran bahwa terjadi perubahan nilai, baik pada kelas eksperimen

maupun kelas kontrol. Perubahan yang terbesar terjadi pada kelas

eksperimen yaitu 67,52 menjadi 82. Sedangkan kelas kontrol 62,95

menjadi 73,52. Artinya rata-rata nilai siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan rata-rata nilai siswa pada kelas kontrol.

Page 87: pengaruh penggunaan model pembelajaran

70

Tabel 4.9 Hasil Penilaian Pra-Tretment Pembelajaran

(Non-Tes)

No

Nama

Siswa

Afektif

Psikomotorik

Jumlah

Skor

Nilai

Menerima

(A1)

Merespon

(A2)

Menilai

(A3)

Meniru

(P1)

Manipulasi

(P2)

Presisi

(P3)

1 A 3 4 4 3 3 4 21 70

2 B 3 2 2 4 3 4 18 60

3 C 3 4 2 5 3 3 20 66,7

4 D 3 3 3 4 3 2 18 60

5 E 3 4 3 4 3 2 19 63,3

6 F 3 4 3 2 3 2 17 56,7

7 G 3 4 3 3 3 2 18 60

8 H 4 4 3 3 3 3 20 66,7

9 I 5 3 3 4 3 3 21 70

10 J 5 3 4 5 3 4 24 80

11 K 2 4 4 4 3 4 21 70

12 L 2 4 4 4 3 3 20 66,7

13 M 5 4 4 4 3 4 24 80

14 N 3 3 3 4 3 3 19 63,3

15 O 4 3 3 3 3 3 19 63,3

16 P 2 3 3 3 5 4 20 66,7

17 Q 4 4 3 3 4 3 21 70

18 R 5 4 3 3 2 3 20 66,7

19 S 5 3 3 3 3 3 20 66,7

20 T 3 2 3 3 4 4 19 63,3

21 U 3 2 3 3 4 2 17 56,7

22 V 3 2 3 3 4 4 19 63,3

23 W 3 2 3 3 5 4 20 66,7

24 X 3 2 4 4 5 3 21 70

Page 88: pengaruh penggunaan model pembelajaran

71

25 Y 4 3 3 4 5 3 22 73,3

26 Z 5 3 4 4 5 3 24 80

27 A1 3 5 4 4 4 3 23 76,7

28 B1 3 3 4 3 3 3 19 63,3

29 C1 3 3 4 3 3 2 18 60

30 D1 3 3 3 4 3 4 20 66,7

31 E1 3 3 3 5 3 3 20 66,7

32 F1 3 3 2 5 3 3 19 63,3

33 G1 4 3 4 3 5 3 22 73,3

34 H1 2 5 3 4 5 3 22 73,3

35 I1 3 2 3 3 3 3 17 56,7

36 J1 3 2 3 3 3 3 17 56,7

37 K1 5 3 5 4 4 4 25 83,3

38 L1 3 3 4 5 3 4 22 73,3

39 M1 3 4 4 4 3 4 22 73,3

40 N1 5 5 2 4 3 4 23 76,7

Jumlah

2703,4

Pada tabel 4.9 terdapat hasil penilaian yang didapat sebelum

pemberian treatment (perlakuan) model pembelajaran kooperatif tipe word

square. Hasil penilaian didapat berdasarkan pengamatan peneliti terhadap

siswa. Penghitungan yang dilaukan menggunakan skala Thurston. Skala

Thurston merupakan skala yang disusun dengan memilih butir yang

berbentuk skala interval. Dengan pedoman penilaian sebagai berikut:

Nilai : Skor Perolehan x 100

Skor Maksimal

Page 89: pengaruh penggunaan model pembelajaran

72

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Kerja Pembelajaran

(Non-Tes)

No

Nama

Siswa

Afektif

Psikomotorik

Jumlah

Skor

Nilai

Menerima

(A1)

Merespon

(A2)

Menilai

(A3)

Meniru

(P1)

Manipulasi

(P2)

Presisi

(P3)

1 A 4 4 4 3 4 4 23 76,7

2 B 4 2 2 4 4 4 20 66,7

3 C 4 4 2 5 5 3 23 76,7

4 D 4 2 5 4 4 2 21 70

5 E 3 4 4 4 3 2 20 66,7

6 F 3 4 5 2 3 2 19 63,3

7 G 3 4 3 3 3 2 18 60

8 H 4 4 3 3 3 3 20 66,7

9 I 5 4 3 4 3 3 22 73,3

10 J 5 4 4 5 3 4 25 83,3

11 K 2 4 4 5 4 4 23 76,7

12 L 2 4 4 5 4 3 22 73,3

13 M 5 4 4 5 4 4 26 86,7

14 N 3 3 5 5 4 3 23 76,7

15 O 4 2 3 4 2 3 18 60

16 P 2 4 3 5 5 4 23 76,7

17 Q 4 4 3 3 4 3 21 70

18 R 5 4 3 3 2 3 20 66,7

19 S 5 4 3 3 4 3 22 73,3

20 T 2 2 3 3 4 4 18 60

21 U 2 4 3 3 4 2 18 60

22 V 4 4 3 3 4 4 22 73,3

23 W 5 2 3 3 5 4 22 73,3

24 X 4 4 4 4 5 3 24 80

Page 90: pengaruh penggunaan model pembelajaran

73

25 Y 4 3 5 4 5 3 24 80

26 Z 5 3 4 4 5 3 24 80

27 A1 5 5 4 4 4 3 25 83,3

28 B1 3 3 4 4 3 3 20 66,7

29 C1 3 3 4 4 4 2 20 66,7

30 D1 3 3 3 4 3 4 20 66,7

31 E1 3 3 3 5 3 3 20 66,7

32 F1 3 3 2 5 3 3 19 63,3

33 G1 4 5 4 3 5 3 24 80

34 H1 2 5 3 4 5 3 22 73,3

35 I1 3 2 3 3 3 3 17 56,7

36 J1 3 2 3 3 3 5 19 63,3

37 K1 5 3 5 4 4 4 25 83,3

38 L1 3 3 4 5 3 4 22 73,3

39 M1 3 4 4 4 3 4 22 73,3

40 N1 5 5 2 4 3 4 23 76,7

Jumlah

2863,4

Pada tabel 4.10 terdapat hasil penilaian yang didapat setelah

pemberian treatment (perlakuan) model pembelajaran kooperatif tipe word

square. Hasil penilaian didapat berdasarkan pengamatan peneliti terhadap

siswa. Penghitungan yang dilaukan menggunakan skala Thurston. Skala

Thurston merupakan skala yang disusun dengan memilih butir yang

berbentuk skala interval. Dengan pedoman penilaian sebagai berikut:

Nilai : Skor Perolehan x 100

Skor Maksimal

Page 91: pengaruh penggunaan model pembelajaran

74

Tabel 4.11 Rekapitulasi Penilaian Tes dan Non-tes

No

Nama

Siswa

Kognitif Afektif

Psikomotorik

Pretest Pertemuan

1

Pertemuan

2

Pertemuan

3

Pertemuan

4 Posttest

Pra

Treatment

Penilaian

Kinerja

Pra

Treatment

Penilaian

Kinerja

1 A 64 50 50 80 70 85 73,3 80 66,7 73,3

2 B 67 55 40 70 80 88 46,7 53,3 73,3 80

3 C 70 60 60 70 80 88 60 66,7 73,3 86,7

4 D 52 60 60 60 80 91 60 73,3 60 66,7

5 E 79 70 60 60 70 73 66,7 73,3 60 60

6 F 70 50 50 60 80 88 66,7 80 46,7 46,7

7 G 67 70 60 70 80 94 66,7 66,7 53,3 53,3

8 H 70 80 50 50 70 88 73,3 73,3 60 60

9 I 49 40 40 70 80 91 73,3 80 66,7 66,7

10 J 79 50 60 60 80 85 80 86,7 80 80

11 K 73 80 70 70 80 85 66,7 66,7 73,3 86,7

12 L 73 60 70 70 80 73 66,7 66,7 66,7 80

13 M 70 30 70 70 80 82 86,7 86,7 73,3 86,7

Page 92: pengaruh penggunaan model pembelajaran

75

14 N 67 40 70 70 80 73 60 73,3 66,7 80

15 O 76 50 70 70 70 76 66,7 60 60 60

16 P 76 60 60 60 70 88 53,3 60 73,3 93,3

17 Q 58 60 80 80 70 94 73,3 73,3 66,7 66,7

18 R 76 70 60 60 70 79 80 80 53,3 53,3

19 S 49 50 70 60 60 70 73,3 80 60 66,7

20 T 64 40 50 60 70 76 46,7 46,7 73,3 73,3

21 U 64 30 60 50 70 73 53,3 60 60 60

22 V 52 60 60 70 70 79 53,3 73,3 73,3 73,3

23 W 58 50 60 70 60 79 53,3 66,7 80 80

24 X 76 50 50 60 70 82 60 80 80 80

25 Y 67 50 70 60 70 91 66,7 80 80 80

26 Z 55 60 70 50 70 85 80 80 80 80

27 A1 64 40 60 60 80 79 80 93,3 73,3 73,3

28 B1 64 50 60 50 70 76 66,7 66,7 60 66,7

29 C1 67 60 50 60 70 73 66,7 66,7 53,3 66,7

30 D1 67 40 60 70 70 85 60 60 73,3 73,3

31 E1 70 60 50 70 70 76 60 60 73,3 73,3

32 F1 73 60 60 60 70 82 53,3 53,3 73,3 73,3

33 G1 76 50 70 60 70 76 73,3 86,7 73,3 73,3

Page 93: pengaruh penggunaan model pembelajaran

76

34 H1 76 40 70 60 70 82 66,7 66,7 80 80

35 I1 76 50 60 80 70 79 53,3 53,3 60 60

36 J1 76 60 60 80 80 76 53,3 53,3 60 73,3

37 K1 79 60 60 80 80 82 86,7 86,7 80 80

38 L1 64 50 50 70 80 91 66,7 66,7 80 80

39 M1 58 40 60 60 70 85 73,3 73,3 73,3 73,3

40 N1 70 40 70 70 80 82 80 80 73,3 73,3

Jumlah 2701 2125 2410 2610 2940 3280 2646,7 2833,4 2746,3 2893,2

Pedoman Penilaian:

Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100

Pada tabel 4.11 terdapat rekapitulasi hasil penilaian baik tes maupun non-tes. Dari penilaian tes dimulai nilai pretest-

treatment-posttest yang menunjukkan adanya peningkatan disetiap pertemuannya dan hasil posttest yang lebih besar dari hasil

pretest. Dari penilaian non-tes pada ranah afektif dan psikomotorik hasil nya meningkat dari sebelum pemberian treatment

(perlakuan) sampai saat penilaian kerja.model

Nilai : Skor Perolehan x 100

Skor Maksimal

Page 94: pengaruh penggunaan model pembelajaran

77

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengajuan Hipotesis

Setelah data hasil penelitian didapat, maka data akan dianalisis. Sebelum

dilakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data,

yaitu uji normalitas dan uji homogenitas guna mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak.

Adapun hasil yang didapat setelah dilakukan pengujian analisis prasyarat

analisis data adalah sebagai berikut.

1. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan mengguanakan uji

kolmogrov-smirnov pada program SPSS 22,0. Perhitungan lengkap pada uji

normalitas dapat dilihat pada lampiran. Hasil perhitungan uji normalitas

dengan taraf kepercayaan 95% untuk data pretest dan data posttest pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol ialah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Pretest

Tabel 4.12

Hasil Uji Normalitas Pretest

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Statistic Df Sig.

Eksperimen Pretest ,138 40 ,054

Kontrol Pretest ,107 40 ,200*

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan data pada tabel 4.9 hasil uji normalitas data di atas

diketahui bahwa hasil dari pretest kelompok eksperimen

signifikannya adalah 0,54. Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut

berdistribusi normal karena signifikansinya 0,054 > 0,05. Begitu

pula dengan hasil dari pretest kelompok kontrol signifikansinya

0,200, hal ini menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi

Page 95: pengaruh penggunaan model pembelajaran

78

normal karena signifikansinya 0,200 > 0,05. Maka dari itu dapat

disimpulkan bahwa keduanya berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Posttest

Tabel 4.13

Hasil Uji Normalitas Posttest

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Statistic Df Sig.

Eksperimen Posttest ,121 40 ,141

Kontrol Posttest ,126 40 ,112

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan data pada tabel 4.10 hasil uji normalitas data di

atas diketahui bahwa hasil dari posttest kelompok eksperimen

signifikannya adalah 1,41. Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut

berdistribusi normal karena signifikansinya 0,141 > 0,05. Begitu

pula dengan hasil dari pretest kelompok kontrol signifikansinya

0,112, hal ini menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal

karena signifikansinya 0,112 > 0,05. Maka dari itu dapat

disimpulkan bahwa keduanya berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi

normal, selanjutnya dicari nilai homogenitas. Dalam penelitian ini uji

homogenitas didapat dengan menggunakan One Way Anova pada SPSS

22,0. Perhitungan secara lengkap untuk uji homogenitas kedua kelompok

ada pada lampiran. Berikut adalah rekapitulasi hasil uji homogenitas pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 96: pengaruh penggunaan model pembelajaran

79

a. Uji Homogenitas Pretest

Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Pretest

Test of Homogeneity of Variances

Pretest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,272 11 66 ,260

Berdasarkan data 4.11 hasil uji homogenitas diketahui bahwa hasil

dari pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol signifikansinya

0,260. Maka dapat disimpulkan bahwa varian yang dimiliki kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol bersifat homogen karena 0,260 > 0,05.

b. Uji Homogenitas Posttest

Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Posttest

Test of Homogeneity of Variances

Posttest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,704 10 67 ,098

Berdasarkan data 4.12 hasil uji homogenitas diketahui bahwa hasil

dari pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol signifikansinya

0,098. Maka dapat disimpulkan bahwa varian yang dimiliki kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol bersifat homogen karean 0,098 > 0,05.

Page 97: pengaruh penggunaan model pembelajaran

80

3. Uji Hipotesis

Pengujian Hipotesis Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol. Pengujian uji prasyarat analisis statistik diperoleh bahwa data

pretest dan postest berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian

dilanjutkan dengan menggunakan Uji – t (t-test) yaitu Independent

Samples pada SPSS 22,0 yang bertujuan untuk mengetahui rata-rata hasil

belajar kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan metode

pembelajaran word square dengan kelompok kontrol yang menggunakan

metode pembelajaran konvensional. Adapun kriteria penguji hipotesis

adalah jika signifikan T-Test > 0,05 maka Ho diterima dan Hl ditolak.

Sedangkan jika signifikan T-Test < 0,05 maka Ho ditolak dan Hl diterima.

Output uji-t untuk data pretest dan posttest secara lengkap dapat

dilihat pada lampiran.

Tabel 4.16 Uji Hipotesis

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig

.

t Df Sig. (2-

tailed)

Mean

Differ

ence

Std.

Error

Differ

ence

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai

Post

test

Equal

variances

assumed

9,331 ,003 4,587 78 ,000 8,475 1,848 4,796 12,154

Equal

variances not

assumed

4,587 68,242 ,000 8,475 1,848 4,788 12,162

Berdasarkan tabel 4.13 hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji

independent sample t-test dilihat mean 8,475 dan standar deviasi 1,848

Page 98: pengaruh penggunaan model pembelajaran

81

dengan derajat kebebasan (df) 78 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 4,587 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙1,991 dan signifikansi

0,000. Melihat perbedaan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙menunjukkan perbedaan

yang mencolok yaitu 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 berada jauh lebih dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka dapat

dinyatakan H0 ditolak karena dilihat dari kriteria Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka

H1 diterima dan Ho ditolak dan dilihat dari signifikansinya jika signifikan <

0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, dalam penelitian ini terlihat bahwa

sig. 0,000 < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara hasil belajar posttest kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

C. Temuan Penelitian

Diilhat dari hasil tes yan dilakukan sebelum pembelajaran (pretest)

diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 67,52 dan kelompok

kontrol sebesar 62,95. Adapun hasil tes setelah pmbelajaran (posttest) didapat

nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 82 dan kelompok kontrol sebesar

73,52. Dari hasil analisis tampak pada pembelajaran hasl belajar siswa

dengan model pembelajaran word square dan model konvensional khusunya

pada konsep materi Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonsesia. Siswa

dengan kelompok kontrol atau kelompok yang mendapat pembelajaran

dengan model ceramah juga mengalami peningkatan hasil belajar pada

konsep materi Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Walaupun

demikian siswa dari kelompok kontrol ini mengalami peningkatan, namun

peningkatan hasil belajar siswa yang diperoleh tergolong rendah dibandingn

dengan kelompok eksperimen yang dalam pembelajaran menggunakan

modelword square. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ini

keduanya berada pada distribusi normal, baik hasil uji pretest maupun

postttestnya, hal tersebut terbukti pada hasil uji persyaratan analisis yang

menyatakan bahwa nilai sig. data pretest untuk kelas eksperimen sebesar 0,54

dan posttest pada kelas eksperimen sebesar 0,141 dengan taraf kepercayaan

95% dan untuk data pretest kelas kontrol sebesar 0,200 dan posttest kelas

control 0,112 dengan taraf kepercayaan 95%. Selain itu kedua kelompok ini

Page 99: pengaruh penggunaan model pembelajaran

82

bersifat homogen terbukti berdasarkan hasil uji pretest sebesar 0,260 dan

hasil uji posttest sebesar 0,014 dengan taraf signifikansi 95%.

Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis menggunakan uji-t pada taraf

signifikansi 95% hasil uji kesamaan rata-rata pretest diperoleh nilai rata-rata

kelompok eksperimen kelompok kontrol sebesar 8,475 sehingga didapat

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 4,587 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , sebsear 1,991 Karena nilai signifikan (2-

tailed) 0,000. Jika sig. 0,000 < 0,005 jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara hasil belajar posttest kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.

D. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan data hasil penelitian,

kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model

word square memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol

yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model konvensional. Hal

tersebut dapat dilihat perbedaan rata-rat skor siswa pda kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 82 dibandingkan

dengan rata-rata hasil belajar kelas kontrol yaitu 73,52. Dengan demikian ada

perbedaan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan yang signifikan antara

kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran word square

dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ceramah.

Berdasarkan pengujian hipotesis, diketahui nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 4,587 dan

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,991 dengan taraf signifikansi 95% Hasil perhitungan tersebut

menunjukkan bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙maka H1 diterima dan Ho ditolak

sehinggan hasil penelitian adalah signifikan. Hal ini berarti, terdapat

perbedaan hasil belajar PKn yang signifikan antara siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model word square dan siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ceramah.

Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perlakuan berbeda pada

langkah-langkah pembelajarannya. Model pembelajaran kooperatif tipe word

square memiliki langkah-langkah pembelajaran. Menurut Pramudiyanti

Page 100: pengaruh penggunaan model pembelajaran

83

adapun langkah-lagkah model pembelajaran kooperatif tipe word square

sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta kompetensi yang

harus dicapai oleh siswa.

2. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.

3. Guru menjelaskan bagaimana cara mengerjakan lembar kerja word

square.

4. Guru membagikan lembar kerja word square.

5. Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak

sesuai jawaban secara vertikal, horizontal maupun diagonal.

6. Guru membimbing siswa yang belum paham.

7. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

8. Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa.

9. Guru bersama siswa mengadakan tanya jawab tentang kesulitan-

kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengerjakan lembar kerja

word square.

10. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

Dari langkah-langkah yang dipaparkan diatas model pembelajaran

word square memiliki kelebiihan dan kekurangan. Kelebihan model

pembelajaran word square, yaitu:

1. Word square cenderung menggali pengetahuan siswa dalam

pembelajaran, karena word square berupa permainan kotak kata

yang berisi kumpulan huruf.

2. Penggunaan word square lebih mudah dipahami dan diingat oleh

siswa yang akan menegaskan pemahaman materi siswa.

3. Membantu siswa membiasakan diri membaca buku pelajaran,

karena word square memerlukan pengetahuan dasar dari siswa.

4. Siswa dapat berlatih kreatif dan terampil belajar mandiri dalam

membuat pertanyaan dan memanfaatkan buku sumber.

5. Dapat melatih sikap teliti dan kritis.

Page 101: pengaruh penggunaan model pembelajaran

84

6. Merangsang siswa untuk berpikir efektif

Sedangkan kekurangan model pembelajaran word square yaitu:

1. Model pembelajaran seperti ini biasanya menimbulkan suara

gaduh, hal tersebut jelas akan mengganggu kelas yang berdekatan.

2. Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan

kemampuan atau potensi yang dimilikinya.

3. Dalam model pembelajaran ini siswa tidak dapat mengembangkan

kreativitas masing-masing, dan lebih banyak berpusat pada guru.

Karena siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru,

dan jawaban dari lembar kerja pun tidak bersifat analisis, sehingga

siswa tidak dapat menggali lebih dalam materi yang ada dengan

model pembelajaran word square ini.

Berbeda halnya dengan kelas kontrol yang menggunakan model

pembelajaran ceramah, hampir seluruh proses pembelajaran didominasi

dengan ceramah dan guru tetap berperan sebagai sumber informasi bagi

siawa. pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran

dengan menggunakan metode yang biasa digunakan, yaitu memberi

ceramah, latihan soal, kemudian pemberian tugas.

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa perlakuan yang

berbeda menyebabkan hasil akhir yang berbeda antara siswa yang diberi

perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran word square

dengan siswa yang diberi perlakuan dengan mengguakna model

pembelajaran ceramah.

Dengan demikian, terbukti bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe word square terhadap hasil belajar siswa.

Page 102: pengaruh penggunaan model pembelajaran

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dalam

disimpulkan bahwa hasil belajar sebelum menggunakan model pembelajaran

word square tergolong rendah tetapi setelah menggunakan model

pembelajaran word square terdapat pengaruh sehingga terjadi peningkatan

pada hasil belajar pada materi Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

di SD Negeri Pamulang Permai.

Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisis data yang menunjukkan bahwa

nilai rata-rata hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas

eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran word

square adalah 82 lebih tinggi dari hasil belajar pendidikan kewarganegaraan

siswa kelas kontrol yang diberikan dengan menggunakan pembelajaran

ceramah adalah 73,52 Hasil ini diperkuat lagi dari perolehan data dengan

menggunakan uji hipotesis dengan Uji-t yang dilakukan pada nilai posttest

kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan menggunakan

bantuan SPSS 22,0 yang menghasilkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 4,587 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙1,991 dengan

taraf signifikansi 95% dilihat dari kriteria Uji-t jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho

ditolak dan H1 diterima. Sehingga didapat hasil bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau

4,587 > 1,991. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe word square terhadap hasil belajar

pendidikan kewarganegaraan siswa kelas V SD Negeri Pamulang

Permai.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memberikan

beberapa saran, yaitu:

Page 103: pengaruh penggunaan model pembelajaran

86

1. Disarankan agar siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan

terus mengembangkan pemahamannya dengan membangun sendiri

pengetahuan tersebut dalam pemahaman.

2. Disarankan kepada praktisi pendidikan khusunya guru mata pelajaran

pendidikan kewarganegaraan untuk menggunakan model

pembelajaran word square dalam melakukan pembelajaran di kelas

untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa

kelas V.

3. Disarankan agar peneliti lain hendaknya meneliti permasalahan ini

secara lebih mendalam dan dengan sampel yang lebih besar serta

materi yang berbeda, dikarenakan belum terlalu banyak yang

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe word square dalam

pembelajaran.

Page 104: pengaruh penggunaan model pembelajaran

87

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Muhammad, dkk, Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah.

Semarang: UNISSULA PRESS, 2013.

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2013.

Hafid Angga Prasetyo, “Studi Perbandingan Antara Strategi Pembelajaran

Scramble dengan Word Square Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas III SD

Negeri Ngadirejo 1 Tahun Ajaran 2013/2014”, Skripsi pada Universitas

Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2014.

Hariani Siregar dan Gulmah Sugiharti, “Differences Between Students Mark

Taught With Coopeartive Learning Model Type TGT With Guess the

Words Media Compared With Students Mark Taught Wiith Cooperative

Learning Model With Words Square Media in Hydrocarbon Subject”

Journal on Advances in Social Science, Education and Humanities

Research.

Hubbal, Harry dan Helen Burt., “Learning Outcomes and Progrmam-Level

Evaluation in a Four-Year Undergraduate Pharmacy Curriculum ”,

American Journal of Pharmaceutical Education 2007.

K. Potter, Michael dan Erika Kustra, “A Primer on Leaning Outcomes and the

SOLO Taxonomy”, Journal of Centre for Teaching and Learning,

University of Windsour, 2012.

Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran

untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. tt.p: Kata Pena. Cet. V, 2015.

Page 105: pengaruh penggunaan model pembelajaran

88

Rizka, Chairany dan Binari Manurung, “Comparison Of Students Learning

Outcome And Activity In Excretory System Topic Using Make A Match

And Word Square Model For Grade XI SMA Swasta Al-Ulum Academic

Year 3013-2014”, Jurnal Biologi, 2014.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta, 1995.

Solihatin, Etin. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya, 2010.

Sudjiono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo,

2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

R&D. Bandung: ALFABETA, 2010.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar & Pembelajaran di SD. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Cet. I, 2013.

Taniredja, Tukiran, dkk. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.

Bandung: ALFABETA, Cet. IV, 2013.

Tia Lestari, Kd, dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran Word Square Terhadap

Hasil Belajar IPS Kelas III SD”, Skripsi pada Universitas Pendidikan

Ganesha Singaraja, Indonesia. 2012

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional, 2003.

Wasitohadi, Hakikat Pendidikan Dan Perspektif John Dewey, Satya Widya, Vol.

30, 2014.

Page 106: pengaruh penggunaan model pembelajaran

89

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 107: pengaruh penggunaan model pembelajaran

1

Lampiran 1 RPP Kelompok Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Nama Sekolah : SD Negeri Pamulang Permai

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Pertemuan Ke - : Satu

Kelas/Smester : V/1

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi :

1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

B. Kompetensi Dasar :

1.1 Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

C. Indikator :

Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu:

1.1.1 Menjelaskan sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

1.1.2 Menjelaskan makna Negara Kesatuan Republik Indonesia

1.1.3 Menjelaskan Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia

Page 108: pengaruh penggunaan model pembelajaran

2

D. Tujuan Pembelajaran:

Setelah membaca materi, siswa dapat mengetahui sejarah berdirinya Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah melatih siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe word

square, siswa dapat menemukan cara yang menarik untuk belajar pendidikan

kewarganegaraan matei sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Setelah berdiskusi, siswa dapat menemukan jawaban dari soal-soal yang

diberikan guru dan siswa jadi dapat bekerja sama dengan baik.

E. Nilai Karakter yang Diharapkan :

1. Mandiri

2. Berani

3. Ketelitian

4. Rasa hormat

5. komunikatif

6. Semangat kebangsaan

F. Materi Pembelajaran : Sejarah berdirinya Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

G. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran:

1. Pendekatan : Berpusat pada Siswa

2. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab

3. Model : Kooperatif tipe Word Square

H. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber Belajar :

a. Widihastuti, Setiati dan Rahayuningsih, Fajar, Buku paket

Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas V, 2008. Jakarta: CV.

Pustaka Karya.

Page 109: pengaruh penggunaan model pembelajaran

3

b. Darmono, Sarjo, dan Yudhi, Modul Pengayaan Kewarganegaraan

untuk Siswa SD/MI Kelas V Smester 1, 2017. Depok: CV Arya

Duta.

2. Media Pembelajaran : Soal Word Square

I. Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Fase Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Nilai

Karakter

Pendahuluan Apersepsi 1. Guru membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan menanyakan

kabar siswa.

2. Guru mengajak semua siswa berdoa

untuk memulai kegiatan pembelajaran.

3. Guru melakukan komunikasi tentang

kehadiran siswa.

4. Guru meminta siswa untuk

mengerjakan tes awal (pretest) untuk

mengetahui kemampuan awal siswa

5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

6. Guru mengajak siswa bersama-sama

menyanyikan lagu “Satu Nusa Satu

Bangsa”.

5 Menit Komunikatif

Rasa

Hormat

Komunikatif

Ketelitian

Komunikatif

Semangat

Kebangsaan

Inti Eksplorasi

1. Siswa dibentuk dalam 5 kelompok,

yang tiap-tiap kelompok terdapat 8

orang.

2. Guru memberikan pertanyaan sebagai

rangsangan:

“Apa yang kalian ketahui tentang

NKRI?”.

15 Menit Komunikatif

Berani

Page 110: pengaruh penggunaan model pembelajaran

4

3. Guru memberikan penjelasan singkat

mengenai materi sejarah berdirinya

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Komunikatif

Elaborasi 1. Siswa bersama kelompoknya berdiskusi

materi Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

2. Guru membagikan lembar kerja

kelompok berupa susunan huruf yang

mengandung kata-kata yang terdapat

dalam materi

3. Guru menginstruksikan kepada siswa

untuk memilih kata yang sesuai dengan

soal yang diberikan, kemudian peserta

didik dapat menjawab soal tersebut

dengan mengarsir huruf dalam kotak

sesuai jawaban secara vertikal,

horizontal, maupun diagonal.

4. Setiap kelompok diminta mengerjakan

lembar kerja secara bersama-sama

dengan kelompoknya selama kurang

lebih 15 menit.

5. Setelah selesai, guru meminta siswa

untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompok di depan kelas secara

bergantian.

35 Menit Komunikatif

Komunikatif

Komunikatif

Ketelitian

Mandiri

Konfirmasi 1. Guru melakukan tanya jawab dengan

siswa mengenai materi yang belum

dipahami oleh peserta didik

5 Menit Komunikatif

Penutup 1. Siswa dan guru melakukan refleksi dan

penguatan simpulan dalam bentuk lisan

10 Menit komunikatif

Page 111: pengaruh penggunaan model pembelajaran

5

terhadap materi yang sudah dipelajari.

2. Guru menutup pelajaran dengan

memberikan motivasi dan

mengucapkan salam

J. Penilaian

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Teknik Bentuk Instrumen Instrumen Soal

1.1.1 Menjelaskan

sejarah

berdirinya

Negara

Kesatuan

Republik

Indonesia

(NKRI)

Tes Tertulis

Isian Singkat

1. Negara yang menjajah

Indonesia selama 3,5 abad

lamanya adalah ______

2. Nama berita siaran radion yang

menyiarkan Jepang menyerah

kepada sekutu adalah ______

3. Berita menyerahnya Jepang

kepda sekutu menjadi alasan

utama para golongan muda

ingin _______ Indonesia dari

penjajahan

1.1.2 Mendeskripsik

an peristiwa-

peristiwa yang

terjadi

menjelang

kemerdekaan

Indonesia

4. Nama tempat dibawanya Ir.

Soekarno dan Drs. Moh. Hatta

oleh golongan muda adalah

_____

5. Tokoh yang mewakili dari

golongan tua untuk berunding

dengan Ir. Soekarno dan Drs.

Moh. Hatta adalah ______

6. Tokoh yang mewakili dari

golongan muda untuk

Page 112: pengaruh penggunaan model pembelajaran

6

berunding dengan Ir. Soekarno

dan Drs. Moh. Hatta adalah

______

1.1.3 Menjelaskan

Proklamasi

kemerdekaan

Republik

Indonesia

7. Salah satu momen sejarah

berdirinya bangsa Indonesia

adalah ______

8. Tempat awalnya pembacaan

naskah proklamasi akan

dibacakan di _____

9. Pembacaan naskah proklamasi

tepat dibacakan pada tanggal

_____

10. Bapak proklamator

Indonesia adalah _____

K. Pedoman Penskoran

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Afektif Siswa Melalui Model Word Square

No. Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Mengikuti proses pembelajan dengan aktif (A1) Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Menjawab dan mengajukan pertanyaan selama proses

pembelajaran dengan berani (A2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Meyakinkan dan menghargai pendapat orang lain saat

berdiskusi (A3)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Page 113: pengaruh penggunaan model pembelajaran

7

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

Melalui Model Word Square

No. Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Menyesuaikan diri didalam kelompok (P1)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Merancang pertanyaan yang akan diajukan (P2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Mengoperasikan kelompok agar aktif dalam pembelajaran

(P3)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Lembar Penilaian

Keterangan:

Skor 4 = Jika terpenuhinya 4 indikator yang disebutkan)

Skor 3 = Jika hanya terpenuhi 3 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Skor 2 = Jika hanya terpenuhi 2 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Skor 1 = Jika hanya terpenuhi 1 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan

No Nama

Siswa

Kognitif Afektif Psikomotorik Jumlah

Skor Nilai Pertemuan

1

Menerima Menjawab Menilai Meniru Manipulasi Presisi

1.

Penilaian akhir yang diperoleh siswa untuk setiap aspek menggunakan rumus:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100

Page 114: pengaruh penggunaan model pembelajaran

8

Page 115: pengaruh penggunaan model pembelajaran

9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Sekolah : SD Negeri Pamulang Permai

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Pertemuan Ke- : Dua

Kelas/Smester : V/1

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi :

1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

B. Kompetensi Dasar :

1.2 Mendeskripsikan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

1.3 Mendeskripsikan kekayaan yang dimiliki Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

C. Indikator :

Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu:

1.1.2 Menjelaskan batas-batas wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

1.3.1 Mendeskripsikan kekayaan flora yang dimiliki Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

1.3.2 Menyebutkan kekayaan alam yang dimiliki Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

Page 116: pengaruh penggunaan model pembelajaran

10

1.3.3 Menyebutkan kekayaan kebudayan dan kesenian yang dimiliki

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

D. Tujuan Pembelajaran:

Setelah membaca materi, siswa dapat mengetahui wilayah dan kekayaan yang

dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah melatih siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe word

square, siswa dapat menemukan cara yang menarik untuk belajar pendidikan

kewarganegaraan materi wilayah dan kekayaan yang dimiliki Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah berdiskusi, siswa dapat menemukan jawaban dari soal-soal yang

diberikan guru dan siswa jadi dapat bekerja sama dengan baik.

E. Nilai Karakter yang Diharapkan :

1. Mandiri

2. Berani

3. Ketelitian

4. Rasa hormat

5. Komunikatif

6. Semangat kebangsaan

F. Materi Pembelajaran :

1. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

2. Kekayaan yang dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

G. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran:

1. Pendekatan : Berpusat pada Siswa

2. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab

3. Model : Kooperatif tipe Word Square

Page 117: pengaruh penggunaan model pembelajaran

11

H. Sumber, dan Media Pembelajaran

1. Sumber Belajar :

a. Widihastuti, Setiati dan Rahayuningsih, Fajar, Buku paket

Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas V, 2008. Jakarta: CV.

Pustaka Karya.

b. Darmono, Sarjo, dan Yudhi, Modul Pengayaan Kewarganegaraan

untuk Siswa SD/MI Kelas V Smester 1, 2017. Depok: CV Arya

Duta.

2. Media Pembelajaran : Soal Word Square

I. Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Fase Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Nilai

Karakter

Pendahuluan Apersepsi 1. Guru membuka pembelajaran

dengan mengucapkan salam dan

menanyakan kabar siswa.

2. Guru mengajak semua siswa berdoa

untuk memulai kegiatan

pembelajaran

3. Guru melakukan komunikasi tentang

kehadiran siswa.

4. Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran

5. Guru mengajak siswa bersama-sama

menyanyikan lagu “Dari Sabang

sampai Merauke”

5 Menit Komunikasi

Rasa Hormat

Komunikasi

Komunikasi

Semangat

Kebangsaan

Inti Eksplorasi

1. Siswa dibentuk dalam 5 kelompok,

yang tiap-tiap kelompok terdapat 8

orang

2. Guru memberikan pertanyaan

15 Menit komunikatif

Berani

Page 118: pengaruh penggunaan model pembelajaran

12

sebagai rangsangan:

3. “Apa yang kalian ketahui tentang

wilayah dan kekayaan yang dimiliki

oleh NKRI?”

Ketelitian

Elaborasi 1. Guru memberikan penjelasan

singkat mengenai materi wilayah

dan kekayaan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

2. Siswa bersama kelompoknya

berdiskusi materi wilayah dan

kekayaan Negara Kesatuan Republik

Indonesia

3. Guru membagikan lembar kerja

kelompok berupa susunan huruf

yang mengandung kata-kata yang

terdapat dalam materi

4. Guru menginstruksikan kepada

siswa untuk memilih kata yang

sesuai dengan soal yang diberikan,

kemudian siswa dapat menjawab

soal tersebut dengan mengarsir huruf

dalam kotak sesuai jawaban secara

vertikal, horizontal, maupun

diagonal

5. Setiap kelompok diminta

mengerjakan lembar kerja secara

bersama-sama dengan kelompoknya

selama kurang lebih 15 menit

6. Setelah selesai, guru meminta siswa

untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompok di depan kelas secara

35 Menit Komunikatif

Komunikatif

Komunikatif

Mandiri

Ketelitian

Berani

Page 119: pengaruh penggunaan model pembelajaran

13

bergantian.

Konfirmasi 1. Guru melakukan tanya jawab dengan

siswa mengenai materi yang belum

dipahami oleh siswa.

5 Menit Komunikatif

Penutup 1. Siswa dan guru melakukan refleksi

dan penguatan simpulan dalam

bentuk lisan terhadap materi yang

sudah dipelajari.

2. Guru menutup pelajaran dengan

memberikan motivasi dan

mengucapkan salam.

15 Menit Komunikatif

Komunikatif

J. Penilaian :

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Teknik Bentuk

Instrumen Instrumen Soal

1.2.1 Menjelaskan data-data

mengenai Negara Kesatuan

Republik Indonesia

Tes tertulis

Isian

singkat

1 Bentuk negara Indonesia __________

2 Seluruh wilayah kepulauan Indonesia

disebut __________

3 Yang tidak termasuk pulau besar yang

ada di Indonesia adalah __________

1.2.2 Menjelaskan batas-batas

wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia

4 Batasan wilayah utara dari Indonesia

adalah __________

5 Wilayah Indonesia secara geografis

terletak antara dua benua, diantaranya

adalah _______

1.3.1 Mendeskripsikan

kekayaan yang dimiliki flora

dan fauna yang dimiliki Negara

6 Karena hutannya yang lebat Indonesia

disebut sebagai __________

7 Hewan dilindungi yang ada di Papua

Page 120: pengaruh penggunaan model pembelajaran

14

Kesatuan Republik Indonesia

adalah __________

1.3.2 Menyebutkan kekayaan

alam yang dimiliki Negara

Kesatuan Republik Indonesia

8 Jenis kekayaan alam yang tidak dapat

diperbaharui adalah __________

1.3.3 Menyebutkan kekayaan

kebudayaan dan kesenian yang

dimiliki Negara Kesatuan

Republik Indonesia

9 Jenis tarian dari daerah Jawa Barat

adalah __________

10 Sikap kita terhadap perbedaan yang

ada di Indonesia adalah __________

K. Pedoman Penskoran

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Afektif Siswa Melalui Model Word Square

No. Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Mengikuti proses pembelajan dengan aktif (A1) Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Menjawab dan mengajukan pertanyaan selama proses

pembelajaran dengan berani (A2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Meyakinkan dan menghargai pendapat orang lain saat

berdiskusi (A3)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

Melalui Model Word Square

Page 121: pengaruh penggunaan model pembelajaran

15

No. Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Menyesuaikan diri didalam kelompok (P1)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Merancang pertanyaan yang akan diajukan (P2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Mengoperasikan kelompok agar aktif dalam pembelajaran

(P3)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Lembar Penilaian

Keterangan:

Skor 4 = Jika terpenuhinya 4 indikator yang disebutkan)

Skor 3 = Jika hanya terpenuhi 3 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Skor 2 = Jika hanya terpenuhi 2 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Skor 1 = Jika hanya terpenuhi 1 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

No Nama

Siswa

Kognitif Afektif Psikomotorik Jumlah

Skor Nilai Pertemuan

2

Menerima Menjawab Menilai Meniru Manipulasi Presisi

1.

2..

Penilaian akhir yang diperoleh siswa untuk setiap aspek menggunakan rumus:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100

Page 122: pengaruh penggunaan model pembelajaran

16

Page 123: pengaruh penggunaan model pembelajaran

17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Sekolah : SD Negeri Pamulang Permai

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Pertemuan Ke - : Tiga

Kelas/Smester : V/1

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi :

Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

B. Kompetensi Dasar :

2.1 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

C. Indikator :

Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu:

2.1.1 Menjelaskan sejarah bersatunya bangsa Indonesia

2.1.2 Menjelaskan bentuk-bentuk ancaman terhadap keutuhan negara

Indonesia

2.1.3 Menjelaskan pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

D. Tujuan Pembelajaran:

Setelah membaca materi, siswa dapat mengetahui sejarah bersatunya, bentuk-

betuk ancaman dan pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Page 124: pengaruh penggunaan model pembelajaran

18

Setelah melatih siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe word

square, siswa dapat menemukan cara yang menarik untuk belajar pendidikan

kewarganegaraan materi sejarah bersatunya, bentuk-betuk ancaman dan

pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah berdiskusi, siswa dapat menemukan jawaban dari soal-soal yang

diberikan guru dan siswa jadi dapat bekerja sama dengan baik.

E. Nilai Karakter Bangsa :

1. Jujur

2. Mandiri

3. Kerjasama

4. Cinta tanah air

5. Rasa ingin tahu

6. Semangat kebangsaan

F. Materi Pembelajaran :

1. Sejarah bersatunya bangsa Indonesia

2. Pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

G. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran :

1. Pendekatan : Berpusat pada Siswa

2. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab

3. Model : Kooperatif tipe Word Square

H. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber Belajar :

a. Widihastuti, Setiati dan Rahayuningsih, Fajar, Buku paket

Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas V, 2008. Jakarta: CV.

Pustaka Karya.

Page 125: pengaruh penggunaan model pembelajaran

19

b. Darmono, Sarjo, dan Yudhi, Modul Pengayaan Kewarganegaraan

untuk Siswa SD/MI Kelas V Smester 1, 2017. Depok: CV Arya

Duta.

2. Media Pembelajaran : Soal Word Square

I. Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Fase Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Nilai

Karakter

Pendahuluan Apersepsi 1. Guru membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan menanyakan kabar

siswa.

2. Guru mengajak semua siswa berdoa untuk

memulai kegiatan pembelajaran

3. Guru melakukan komunikasi tentang

kehadiran siswa.

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

5 Menit Komunikatif

Rasa Hormat

Komunikatif

Komunikatif

Inti Eksplorasi

1. Siswa dibentuk dalam 5 kelompok, yang

tiap-tiap kelompok terdapat 8 orang

2. Guru memberikan pertanyaan sebagai

rangsangan:

“Bagaimana cara menjaga keutuhan negara

Indonesia?”

“Mengapa keutuhan Indonesia itu sangat

penting untuk kita?”

15 Menit Komunikatif

Ketelitian

Elaborasi 1. Guru memberikan penjelasan singkat

mengenai materi sejarah bersatunya Negara

Kesatuan Republik Indonesia

2. Siswa bersama kelompoknya berdiskusi

materi sejarah bersatunya Negara Kesatuan

35 Menit Komunikatif

Mandiri

Page 126: pengaruh penggunaan model pembelajaran

20

Republik Indonesia

Guru membagikan lembar kerja kelompok

berupa susunan huruf yang mengandung

kata-kata yang terdapat dalam materi

3. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk

memilih kata yang sesuai dengan soal yang

diberikan, kemudian peserta didik dapat

menjawab soal tersebut dengan mengarsir

huruf dalam kotak sesuai jawaban secara

vertikal, horizontal, maupun diagonal

4. Setiap kelompok diminta mengerjakan

lembar kerja secara bersama-sama dengan

kelompoknya selama kurang lebih 15 menit

5. Setelah selesai, guru meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompok di

depan kelas secara bergantian

6. Setelah mempresentasikan hasil diskusi dari

tiap-tiap kelompok, guru meminta siswa

untuk kembali ke posisi awal pembelajaran

sebelum dibentuk kelompok

Komunikatif

Mandiri

Ketelitian

Berani

Konfirmasi 1. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa

mengenai materi yang belum dipahami oleh

peserta didik

5 Menit Komunikatif

Penutup 1. Peserta didik dan guru melakukan refleksi

dan penguatan simpulan dalam bentuk lisan

terhadap materi yang sudah dipelajari

2. Guru menutup pelajaran dengan

memberikan motivasi dan mengucapkan

salam

1 E

n

i

t

2 k

Page 127: pengaruh penggunaan model pembelajaran

21

J. Penilaian :

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Teknik Bentuk

Instrumen Instrumen Soal

2.1.1 Menjelaskan

sejarah bersatunya

bangsa Indonesia

Tes tertulis

Isian

singkat

1. Salah satu organinsai modern pada

zaman awal kemerdekaan Indonesia

adalah _______

2. Tokoh yang mengusulkan agar bahasa

Melayu ditetapkan sebagai bahasa

persatuan adalah _______

3. Kami putra dan putri Indonesia

mengaku berbangsa yang satu _______

Indonesia

2.1.2 Menjelaskan

bentuk-bentuk ancaman

terhadap keutuhan

Negara Kesatuan

Republik Indonesia

4. Yang merupakan ancaman dari luar

negeri adalah _______

5. Bentuk perlawanan Indonesia terhadap

ancaman dari luar negeri adalah

melalui pertempuran _______

6. Selain melakukan perlawanan fisik

yang dilakukan untuk mempertahankan

NKRI adalah dengan _______

7. Salah satu bentuk perjanjian yang

dihasilkan untuk memperahankan

NKRI adalah perjanjian _______

2.1.3 Menjelaskan

pentingnya menjaga

keutuhan Negara

Kesatuan Republik

Indonesia

8. Indonesia memiliki TNI-AD yang

bertugas menjaga wilayah _______

9. Keutuhan NKRI merupakan

kepentingan bagi _______

10. Menjaga keutuhan NKRI adalah tugas

_______

Page 128: pengaruh penggunaan model pembelajaran

22

K. Pedoman Penskoran

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Afektif Siswa Melalui Model Word Square

No. Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Mengikuti proses pembelajan dengan aktif (A1) Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Menjawab dan mengajukan pertanyaan selama proses

pembelajaran dengan berani (A2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Meyakinkan dan menghargai pendapat orang lain saat

berdiskusi (A3)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

Melalui Model Word Square

No. Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Menyesuaikan diri didalam kelompok (P1)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Merancang pertanyaan yang akan diajukan (P2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Mengoperasikan kelompok agar aktif dalam pembelajaran

(P3)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Page 129: pengaruh penggunaan model pembelajaran

23

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Lembar Penilaian

Keterangan:

Skor 4 = Jika terpenuhinya 4 indikator yang disebutkan)

Skor 3 = Jika hanya terpenuhi 3 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Skor 2 = Jika hanya terpenuhi 2 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Skor 1 = Jika hanya terpenuhi 1 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

No Nama

Siswa

Kognitif Afektif Psikomotorik Jumlah

Skor Nilai Pertemuan

3

Menerima Menjawab Menilai Meniru Manipulasi Presisi

1.

2.

3.

4.

5.

Penilaian akhir yang diperoleh siswa untuk setiap aspek menggunakan rumus:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100

Page 130: pengaruh penggunaan model pembelajaran

24

Page 131: pengaruh penggunaan model pembelajaran

25

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Sekolah : SD Negeri Pamulang Permai

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Pertemuan Ke - : Empat

Kelas/Smester : V/1

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi :

Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

B. Kompetensi Dasar :

2.2 Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

C. Indikator :

Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu:

2.2.1 Menjelaskan cara menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

2.2.2 Menjelaskan manfaat dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

D. Tujuan Pembelajaran:

Setelah membaca materi, siswa dapat mengetahui cara menjaga dan manfaat

menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 132: pengaruh penggunaan model pembelajaran

26

Setelah melatih siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe word

square, siswa dapat menemukan cara yang menarik untuk belajar pendidikan

kewarganegaraan materi cara menjaga dan manfaat menjaga keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah berdiskusi, siswa dapat menemukan jawaban dari soal-soal yang

diberikan guru dan siswa jadi dapat bekerja sama dengan baik.

E. Nilai Karakter Bangsa :

1. Jujur

2. Mandiri

3. Kerjasama

4. Cinta tanah air

5. Rasa ingin tahu

6. Semangat kebangsaan

F. Materi Pembelajaran :

1. Cara dan manfaat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

G. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran :

1. Pendekatan : Berpusat pada Siswa

2. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab

3. Model : Kooperatif tipe Word Square

H. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber Belajar :

a. Widihastuti, Setiati dan Rahayuningsih, Fajar, Buku paket

Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas V, 2008. Jakarta: CV.

Pustaka Karya.

Page 133: pengaruh penggunaan model pembelajaran

27

b. Darmono, Sarjo, dan Yudhi, Modul Pengayaan Kewarganegaraan

untuk Siswa SD/MI Kelas V Smester 1, 2017. Depok: CV Arya

Duta.

2. Media Pembelajaran : Soal Word Square

I. Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Fase Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Nilai

Karakter

Pendahuluan Apersepsi 1. Guru membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan menanyakan

kabar siswa.

2. Guru mengajak semua siswa berdoa untuk

memulai kegiatan pembelajaran

3. Guru melakukan komunikasi tentang

kehadiran siswa.

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

5 Menit Komunikatif

Rasa Hormat

Komunikatif

Inti Eksplorasi

1. Siswa dibentuk dalam 5 kelompok, yang

tiap-tiap kelompok terdapat 8 orang

2. Guru memberikan pertanyaan sebagai

rangsangan:

3. “Apa saja contoh dalam menjaga keutuhan

manfaat dalam menjaga keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)?”

15 Menit

Komunikatif

Berani

Ketelitian

Elaborasi 1. Guru memberikan penjelasan singkat

mengenai materi cara menjaga keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

2. Siswa bersama kelompoknya berdiskusi

35 Menit Komunikatif

Mandiri

Page 134: pengaruh penggunaan model pembelajaran

28

mengenai materi

3. Guru membagikan lembar kerja kelompok

berupa susunan huruf yang mengandung

kata-kata yang terdapat dalam materi

4. Guru menginstruksikan kepada siswa

untuk memilih kata yang sesuai dengan

soal yang diberikan, kemudian peserta

didik dapat menjawab soal tersebut dengan

mengarsir huruf dalam kotak sesuai

jawaban secara vertikal, horizontal,

maupun diagonal

5. Setiap kelompok diminta mengerjakan

lembar kerja secara bersama-sama dengan

kelompoknya selama kurang lebih 15

menit

6. Setelah selesai, guru meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompok di

depan kelas secara bergantian

7. Setelah mempresentasikan hasil diskusi

dari tiap-tiap kelompok, guru meminta

siswa untuk kembali ke posisi awal

pembelajaran sebelum dibentuk kelompok

8. Guru memberikan posttest sebagai

evaluasi hasil pembelajaran selama 4 x

pertemuan

Komunikatif

Mandiri

Ketelitian

Berani

Konfirmasi 1. Guru melakukan tanya jawab dengan

siswa mengenai materi yang belum

dipahami oleh siswa.

5 Menit Komunikatif

Penutup 1. Siswa dan guru melakukan refleksi dan

penguatan simpulan dalam bentuk lisan

15 menit Komunikatif

Page 135: pengaruh penggunaan model pembelajaran

29

terhadap materi yang sudah dipelajari

2. Guru menutup pelajaran dengan

memberikan motivasi dan mengucapkan

salam

Komunikatif

J. Penilaian :

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Teknik Bentuk

Instrumen Instrumen Soal

2.2.1 Menjelaskan cara menjaga

keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia

Tes

tertulis

Isian

singkat

1. Salah satu contoh menjaga keutuhan

NKRI di lingkungan rumah adalah

mengadakan _______

2. Bangsa yang besar adalah bangsa yang

menghargai jasa para _______

3. Sebagai seorang pelajar, dalam

menjaga keutuhan Indonesia dan

mencerdaskan bangsa langkah yang

dilakukan adalah _______

4. Keutuhan Indonesia harus dijaga untuk

diwariskan kepada _______

5. Cara menjaga keutuhan NKRI di

sekolah adalah _______

Page 136: pengaruh penggunaan model pembelajaran

30

2.2.2 Menjelaskan manfaat dalam

menjaga keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia

6. Manfat dari menjaga keutuhan NKRI

terciptanya suasana yang aman, tertib

dan _______

7. Wilayah Indonesia dihuni oleh

beragam suku yang menjadikan setiap

warga Indonesia harus menjaga

persatuan dan _______

8. Sikap kita jika ada teman yang

menghina suku bangsa lain adalah

_______

9. Manfaat yang didapat dari menjaga

keutuhan NKRI dalam bidang

pembangunan adalah _______

10. Keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia merupakan tanggung jawab

_______rakyat Indonesia

K. Pedoman Penskoran

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Afektif Siswa Melalui Model Word Square

No. Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Mengikuti proses pembelajan dengan aktif (A1) Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Menjawab dan mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran

dengan berani (A2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Meyakinkan dan menghargai pendapat orang lain saat berdiskusi (A3) Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Page 137: pengaruh penggunaan model pembelajaran

31

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

Melalui Model Word Square

No. Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Menyesuaikan diri didalam kelompok (P1)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Merancang pertanyaan yang akan diajukan (P2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Mengoperasikan kelompok agar aktif dalam pembelajaran (P3) Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Lembar Penilaian

Keterangan:

Skor 4 = Jika terpenuhinya 4 indikator yang disebutkan)

Skor 3 = Jika hanya terpenuhi 3 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Skor 2 = Jika hanya terpenuhi 2 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Skor 1 = Jika hanya terpenuhi 1 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Page 138: pengaruh penggunaan model pembelajaran

32

No Nama

Siswa

Kognitif Afektif Psikomotorik Jumlah

Skor Nilai Pertemuan

4

Menerima Menjawab Menilai Meniru Manipulasi Presisi

1.

2.

3.

4.

5.

Penilaian akhir yang diperoleh siswa untuk setiap aspek menggunakan rumus:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100

Page 139: pengaruh penggunaan model pembelajaran

33

Lampiran 2 RPP Kelompok Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

Nama Sekolah : SD Negeri Pamulang Permai

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Pertemuan Ke - : Satu

Kelas/Smester : V/1

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi :

2. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

B. Kompetensi Dasar :

1.4 Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

C. Indikator :

Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu:

1.4.1 Menjelaskan sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

1.4.2 Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa yang tejadi menjelang

kemerdekaan Republik Indonesia

1.4.3 Menjelaskan Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia

Page 140: pengaruh penggunaan model pembelajaran

34

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca materi, siswa dapat mengetahui sejarah berdirinya Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah melatih siswa dengan model pembelajaran ceramah, siswa dapat

mempelajari pendidikan kewarganegaraan matei sejarah berdirinya Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah berdiskusi, siswa dapat menemukan jawaban dari soal-soal yang

diberikan guru dan siswa jadi dapat bekerja sama dengan baik.

E. Nilai Karakter yang Diharapkan :

1. Mandiri

2. Berani

3. Ketelitian

4. Rasa hormat

5. komunikatif

6. Semangat kebangsaan

F. Materi Pembelajaran : Sejarah berdirinya Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

G. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran:

1. Pendekatan : Berpusat pada Siswa

2. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab

3. Model : Pembelajaran ceramah

H. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber Belajar :

a. Widihastuti, Setiati dan Rahayuningsih, Fajar, Buku paket

Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas V, 2008. Jakarta: CV.

Pustaka Karya.

Page 141: pengaruh penggunaan model pembelajaran

35

b. Darmono, Sarjo, dan Yudhi, Modul Pengayaan Kewarganegaraan

untuk Siswa SD/MI Kelas V Smester 1, 2017. Depok: CV Arya

Duta.

2. Alat Pembelajaran : Papan tulis

I. Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Nilai

Karakter

Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan menanyakan kabar

siswa.

2. Guru mengajak semua siswa berdoa untuk

memulai kegiatan pembelajaran

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa.

4. Guru meminta siswa untuk mengerjakan tes

awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan

awal siswa

5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

6. Guru mengajak siswa bersama-sama

menyanyikan lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”

5 Menit Komunikatif

Rasa Hormat

Komunikatif

Komunikatif

Komunikatif

Semangat

Kebangsaan

Inti 7. Siswa diajak untuk mendengarkan penjelasan

guru mengenai materi sejarah berdirinya bangsa

Indonesia

8. Siswa diajak untuk membaca buku PKn terkait

materi tersebut

9. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya

mengenai materi yang belum dipahami

10. Guru memberikan tugas kepada Siswa

50 Menit Komunikatif

Ketelitian

Berani

Page 142: pengaruh penggunaan model pembelajaran

36

Mandiri

Penutup 11. Siswa dan guru melakukan refleksi dan

penguatan simpulan

12. Guru menutup pelajaran dengan memberikan

motivasi dan mengucapkan salam

15 Menit Komunikatif

Komunikatif

J. Penilaian :

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Teknik Bentuk

Instrumen Instrumen Soal

1.1.1 Menjelaskan sejarah

berdirinya Negara Kesatuan

Republik Indonesia

Tes

tertulis

Isian

singkat

1. Yang menjajah Indonesia selama 3,5 abad

lamanya adalah ________

2. Nama berita siaran radio yang meyiarkan

Jepang menyerah kepada pihak sekutu

adalah ________

3. Berita menyerahnya Jepang kepada sekutu

menjadi alasan utama para golongan muda

ingin ________ Indonesia dari penjajahan

1.1.2 Mendeskripsikan peristiwa-

peritiwa yang terjadi menjelang

kemerdekaan Indonesia

4. Nama tempat dibawanya Ir. Soekarno dan

Drs. Moh. Hatta oleh golongan muda

adalah ________

5. Yang mewakili dari golongan tua untuk

berunding dengan Ir. Soekarno dan Drs.

Moh. Hatta adalah ________

6. Yang mewakili dari golongan muda untuk

berunding dengan Ir. Soekarno dan Drs.

Moh. Hatta adalah ________

Page 143: pengaruh penggunaan model pembelajaran

37

1.1.3 Menjelaskan Proklamasi

kemerdekaan Republik Indonesia

7. Momen sejarah berdirinya bangsa

Indonesia adalah ________

8. Mulanya pembacaan naskah proklamasi

akan di bacakan di ________

9. Pembacaan naskah proklamasi tepat

dibacakan pada tanggal ________

10. Bapak proklamator Indonesia adalah

________

K. Pedoman Penskoran

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Afektif Siswa Melalui Model Ceramah

No. Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Mengikuti proses pembelajan dengan aktif (A1) Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Menjawab dan mengajukan pertanyaan selama proses

pembelajaran dengan berani (A2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Meyakinkan dan menghargai pendapat orang lain saat berdiskusi

(A3)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

Melalui Model Ceramah

No. Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Menyesuaikan diri didalam kelompok (P1) Selalu tampak 4

Page 144: pengaruh penggunaan model pembelajaran

38

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Merancang pertanyaan yang akan diajukan (P2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Mengoperasikan kelompok agar aktif dalam pembelajaran (P3) Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Lembar Penilaian

Keterangan:

Skor 4 = Jika terpenuhinya 4 indikator yang disebutkan)

Skor 3 = Jika hanya terpenuhi 3 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Skor 2 = Jika hanya terpenuhi 2 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Skor 1 = Jika hanya terpenuhi 1 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

No Nama

Siswa

Kognitif Afektif Psikomotorik Jumlah

Skor Nilai Pertemuan

1

Menerima Menjawab Menilai Meniru Manipulasi Presisi

1.

2.

Penilaian akhir yang diperoleh siswa untuk setiap aspek menggunakan rumus:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100

Page 145: pengaruh penggunaan model pembelajaran

39

Page 146: pengaruh penggunaan model pembelajaran

40

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

Nama Sekolah : SD Negeri Pamulang Permai

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Pertemuan Ke - : Dua

Kelas/Smester : V/1

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi :

1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

B. Kompetensi Dasar :

2.1 Mendeskripsikan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

2.2 Mendeskripsikan kekayaan yang dimiliki Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

C. Indikator :

Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu:

2.1.1 Menjelaskan data-data mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

2.1.2 Menjelaskan batas-batas wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

2.1.3 Mendeskripsikan kekayaan flora yang dimiliki Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

2.1.4 Menyebutkan kekayaan alam yang dimiliki Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

Page 147: pengaruh penggunaan model pembelajaran

41

2.1.5 Menyebutkan kekayaan kebudayan dan kesenian yang dimiliki

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

D. Tujuan Pembelajaran:

Setelah membaca materi, siswa dapat mengetahui wilayah dan kekayaan yang

dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah melatih siswa dengan model pembelajaran ceramah, siswa dapat

menemukan mempelajari materi wilayah dan kekayaan yang dimiliki Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah berdiskusi, siswa dapat menemukan jawaban dari soal-soal yang

diberikan guru dan siswa jadi dapat bekerja sama dengan baik.

E. Nilai Karakter yang Diharapkan :

1. Mandiri

2. Berani

3. Ketelitian

4. Rasa hormat

5. komunikatif

6. Semangat kebangsaan

F. Materi Pembelajaran :

1. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

2. Kekayaan yang dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

G. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran:

1. Pendekatan : Berpusat pada Siswa

2. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab

3. Model : Pembelajaran ceramah

H. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber Belajar :

Page 148: pengaruh penggunaan model pembelajaran

42

a. Widihastuti, Setiati dan Rahayuningsih, Fajar, Buku paket

Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas V, 2008. Jakarta: CV.

Pustaka Karya.

b. Darmono, Sarjo, dan Yudhi, Modul Pengayaan Kewarganegaraan

untuk Siswa SD/MI Kelas V Smester 1, 2017. Depok: CV Arya

Duta.

2. Media Pembelajaran : Papan tulis

I. Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Nilai

Karakter

Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan

salam dan menanyakan kabar siswa.

2. Guru mengajak semua siswa berdoa untuk memulai

kegiatan pembelajaran.

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

5. Guru mengajak siswa bersama-sama menyanyikan

lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”.

5 Menit Komunikatif

Rasa Hormat

Komunikatif

Komunikatif

Semangat

Kebangsaan

Inti 1. Siswa diajak untuk mendengarkan penjelasan guru

mengenai materi sejarah berdirinya bangsa Indonesia.

2. Siswa diajak untuk membaca buku pendidikan

kewarganegaraan terkait materi.

3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai

materi yang belum dipahami.

4. Guru memberikan tugas kepada siswa.

50 Menit Komunikatif

Mandiri

Berani

Ketelitian

Penutup 1. Siswa dan guru melakukan refleksi dan penguatan

simpulan

15 Menit Komunikatif

Page 149: pengaruh penggunaan model pembelajaran

43

2. Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi

dan mengucapkan salam

Komunikatif

J. Penilaian :

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Teknik Bentuk

Instrumen Instrumen Soal

1.2.1 Menjelaskan data-data

mengenai Negara Kesatuan

Republik Indonesia

Tes

tertulis

Isian

singkat

1. Bentuk negara Indonesia __________

2. Seluruh wilayah kepulauan Indonesia

disebut __________

3. Yang tidak termasuk pulau besar yang

ada di Indonesia adalah __________

1.2.2 Menjelaskan batas-

batas wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia

4. Batasan wilayah utara dari Indonesia

adalah __________

5. Wilayah Indonesia secara geografis

terletak antara dua benua, diantaranya

adalah _______

1.3.1 Mendeskripsikan

kekayaan yang dimiliki flora

dan fauna yang dimiliki

Negara Kesatuan Republik

Indonesia

6. Karena hutannya yang lebat Indonesia

disebut sebagai __________

7. Hewan dilindungi yang ada di Papua

adalah __________

1.3.2 Menyebutkan kekayaan

alam yang dimiliki Negara

Kesatuan Republik Indonesia

8. Jenis kekayaan alam yang tidak dapat

diperbaharui adalah __________

1.3.3 Menyebutkan kekayaan 9. Jenis tarian dari daerah Jawa Barat

Page 150: pengaruh penggunaan model pembelajaran

44

kebudayaan dan kesenian

yang dimiliki Negara

Kesatuan Republik Indonesia

adalah __________

10. Sikap kita terhadap perbedaan yang ada

di Indonesia adalah _________

K. Pedoman Penskoran

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Afektif Siswa Melalui Model Ceramah

No. Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Mengikuti proses pembelajan dengan aktif (A1)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Menjawab dan mengajukan pertanyaan selama proses

pembelajaran dengan berani (A2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Meyakinkan dan menghargai pendapat orang lain saat

berdiskusi (A3)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

Melalui Model Ceramah

No. Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Menyesuaikan diri didalam kelompok (P1)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Merancang pertanyaan yang akan diajukan (P2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Page 151: pengaruh penggunaan model pembelajaran

45

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Mengoperasikan kelompok agar aktif dalam pembelajaran

(P3)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Lembar Penilaian

Keterangan:

Skor 4 = Jika terpenuhinya 4 indikator yang disebutkan)

Skor 3 = Jika hanya terpenuhi 3 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Skor 2 = Jika hanya terpenuhi 2 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Skor 1 = Jika hanya terpenuhi 1 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

No Nama

Siswa

Kognitif Afektif Psikomotorik Jumlah

Skor Nilai Pertemuan

2

Menerima Menjawab Menilai Meniru Manipulasi Presisi

1.

2.

3.

4.

5.

Penilaian akhir yang diperoleh siswa untuk setiap aspek menggunakan rumus:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100

Page 152: pengaruh penggunaan model pembelajaran

46

Page 153: pengaruh penggunaan model pembelajaran

47

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

Nama Sekolah : SD Negeri Pamulang Permai

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn)

Pertemuan Ke - : Tiga

Kelas/Smester : V/1

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi :

1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

B. Kompetensi Dasar :

2.1 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

C. Indikator :

Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu:

2.1.1 Menjelaskan sejarah bersatunya bangsa Indonesia

2.1.2 Menjelaskan bentuk-bentuk ancaman terhadap keutuhan negara

Indonesia

2.1.3 Menjelaskan pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

D. Tujuan Pembelajaran:

Page 154: pengaruh penggunaan model pembelajaran

48

Setelah membaca materi, siswa dapat mengetahui sejarah bersatunya, bentuk-

betuk ancaman dan pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Setelah melatih siswa dengan model pembelajaran ceramah, siswa dapat

menemukan cara yang menarik untuk belajar pendidikan kewarganegaraan

materi sejarah bersatunya, bentuk-betuk ancaman dan pentingnya menjaga

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah berdiskusi, siswa dapat menemukan jawaban dari soal-soal yang

diberikan guru dan siswa jadi dapat bekerja sama dengan baik.

E. Nilai Karakter yang Diharapkan :

1. Jujur

2. Mandiri

3. Kerjasama

4. Cinta tanah air

5. Rasa ingin tahu

6. Semangat kebangsaan

F. Materi Pembelajaran :

1. Sejarah bersatunya bangsa Indonesia

2. Pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

G. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran:

1. Pendekatan : Berpusat pada Siswa

2. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab

3. Model : Pembelajaran ceramah

H. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber Belajar :

Page 155: pengaruh penggunaan model pembelajaran

49

b. Widihastuti, Setiati dan Rahayuningsih, Fajar, Buku paket Pendidikan

Kewarganegaraan SD/MI Kelas V, 2008. Jakarta: CV. Pustaka Karya.

c. Darmono, Sarjo, dan Yudhi, Modul Pengayaan Kewarganegaraan

untuk Siswa SD/MI Kelas V Smester 1, 2017. Depok: CV Arya Duta.

2. Media Pembelajaran : Papan tulis

I. Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Nilai

Karakter

Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan menanyakan kabar

siswa.

2. Guru mengajak semua siswa berdoa untuk

memulai kegiatan pembelajaran

3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa.

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

5 Menit Komunikatif

Rasa Hormat

Komunikatif

Komunikatif

Inti 1. Siswa diajak untuk mendengarkan penjelasan

guru mengenai materi sejarah berdirinya

bangsa Indonesia.

2. Siswa diajak untuk membaca buku PKn terkait

materi.

3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya

mengenai materi yang belum dipahami.

4. Guru memberikan tugas kepada siswa.

50 Menit Ketelitian

Mandiri

Berani

Ketelitian

Penutup Guru menutup pelajaran dengan memberikan

motivasi dan mengucapkan salam

15 Menit Komunikatif

Page 156: pengaruh penggunaan model pembelajaran

50

J. Penilaian :

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Teknik Bentuk

Instrumen Instrumen Soal

2.1.1 Menjelaskan sejarah

bersatunya bangsa Indonesia

Tes

tertulis

Isian

singkat

1 Salah satu organinsai modern pada

zaman awal kemerdekaan

Indonesia adalah _______

2 Tokoh yang mengusulkan agar

bahasa Melayu ditetapkan sebagai

bahasa persatuan adalah _______

3 Kami putra dan putri Indonesia

mengaku berbangsa yang satu

_______ Indonesia

2.1.2 Menjelaskan bentuk-

bentuk ancaman terhadap

keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia

4 Yang merupakan ancaman dari

luar negeri adalah _______

5 Bentuk perlawanan Indonesia

terhadap ancaman dari luar negeri

adalah melalui pertempuran

_______

6 Selain melakukan perlawanan fisik

yang dilakukan untuk

mempertahankan NKRI adalah

dengan _______

7 Salah satu bentuk perjanjian yang

dihasilkan untuk memperahankan

NKRI adalah perjanjian _______

2.1.3 Menjelaskan pentingnya

menjaga keutuhan Negara

8 Indonesia memiliki TNI-AD yang

bertugas menjaga wilayah _______

Page 157: pengaruh penggunaan model pembelajaran

51

Kesatuan Republik Indonesia

9 Keutuhan NKRI merupakan

kepentingan bagi _______

10 Menjaga keutuhan NKRI adalah

tugas _______

K. Pedoman Penskoran

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Afektif Siswa Melalui Model Ceramah

No

.

Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Mengikuti proses pembelajan dengan aktif (A1) Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Menjawab dan mengajukan pertanyaan selama proses

pembelajaran dengan berani (A2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Meyakinkan dan menghargai pendapat orang lain saat

berdiskusi (A3)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

Melalui Model Ceramah

No. Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Menyesuaikan diri didalam kelompok (P1)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Page 158: pengaruh penggunaan model pembelajaran

52

2. Merancang pertanyaan yang akan diajukan (P2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Mengoperasikan kelompok agar aktif dalam pembelajaran

(P3)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Lembar Penilaian

Keterangan:

Skor 4 = Jika terpenuhinya 4 indikator yang disebutkan)

Skor 3 = Jika hanya terpenuhi 3 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Skor 2 = Jika hanya terpenuhi 2 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Skor 1 = Jika hanya terpenuhi 1 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

No Nama

Siswa

Kognitif Afektif Psikomotorik Jumlah

Skor Nilai Pertemuan

3

Menerima Menjawab Menilai Meniru Manipulasi Presisi

1.

2.

3.

4.

5.

Penilaian akhir yang diperoleh siswa untuk setiap aspek menggunakan rumus:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100

Page 159: pengaruh penggunaan model pembelajaran

53

Page 160: pengaruh penggunaan model pembelajaran

54

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

Nama Sekolah : SD Negeri Pamulang Permai

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn)

Pertemuan Ke - : Empat

Kelas/Smester : V/1

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi :

1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

B. Kompetensi Dasar :

2.2 Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

C. Indikator :

Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu:

2.2.1 Menjelaskan cara menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

2.2.2 Menjelaskan manfaat dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

D. Tujuan Pembelajaran:

Setelah membaca materi, siswa dapat mengetahui cara menjaga dan manfaat

menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 161: pengaruh penggunaan model pembelajaran

55

Setelah melatih siswa dengan model pembelajaran ceramah, siswa dapat

menemukan cara yang menarik untuk belajar pendidikan kewarganegaraan

materi cara menjaga dan manfaat menjaga keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Setelah berdiskusi, siswa dapat menemukan jawaban dari soal-soal yang

diberikan guru dan siswa jadi dapat bekerja sama dengan baik.

E. Nilai Karakter yang Diharapkan :

1. Jujur

2. Mandiri

3. Kerjasama

4. Cinta tanah air

5. Rasa ingin tahu

6. Semangat kebangsaan

F. Materi Pembelajaran :

1. Cara menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

G. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran:

1. Pendekatan : Berpusat pada Siswa

2. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab

3. Model : Pembelajaran konvensional

H. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber Belajar :

a. Widihastuti, Setiati dan Rahayuningsih, Fajar, Buku paket Pendidikan

Kewarganegaraan SD/MI Kelas V, 2008. Jakarta: CV. Pustaka Karya.

b. Darmono, Sarjo, dan Yudhi, Modul Pengayaan Kewarganegaraan untuk

Siswa SD/MI Kelas V Smester 1, 2017. Depok: CV Arya Duta.

2. Media Pembelajaran : Papan tulis

Page 162: pengaruh penggunaan model pembelajaran

56

I. Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Nilai

Karakter

Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan menanyakan kabar

siswa.

2. Guru mengajak semua siswa berdoa untuk

memulai kegiatan pembelajaran.

3. Guru melakukan komunikasi tentang

kehadiran siswa.

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

5 Menit Komunikatif

Rasa Hormat

Komunikatif

Komunikatif

Inti 1. Siswa diajak untuk mendengarkan

penjelasan guru mengenai materi cara

menjaga Negara Kesatuaan Republik

Indonesia (NKRI).

2. Siswa diajak untuk membaca buku

pendidikan kewarganegaraan terkait materi.

3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya

mengenai materi yang belum dipahami

4. Guru memberikan tugas kepada siswa.

50 Menit Ketelitian

Mandiri

Berani

Ketellitian

Penutup 1. Guru memberikan posttest sebagai evaluasi

hasil pembelajaran selama 4 x pertemuan

2. Guru menutup pelajaran dengan

memberikan motivasi dan mengucapkan

salam

15 Menit Ketelitian

Komunikatif

Page 163: pengaruh penggunaan model pembelajaran

57

J. Penilaian :

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Teknik Bentuk

Instrumen Instrumen Soal

2.2.1 Menjelaskan cara

menjaga keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia

Tes

tertulis

Isian

singkat

11 Salah satu contoh menjaga keutuhan

NKRI di lingkungan rumah adalah

mengadakan _______

12 Bangsa yang besar adalah bangsa

yang menghargai jasa para _______

13 Sebagai seorang pelajar, dalam

menjaga keutuhan Indonesia dan

mencerdaskan bangsa langkah yang

dilakukan adalah _______

14 Keutuhan Indonesia harus dijaga

untuk diwariskan kepada _______

15 Cara menjaga keutuhan NKRI di

sekolah adalah _______

Page 164: pengaruh penggunaan model pembelajaran

58

2.2.2 Menjelaskan manfaat

dalam menjaga keutuhan

Negara Kesatuan Republik

Indonesia

16 Manfat dari menjaga keutuhan

NKRI terciptanya suasana yang

aman, tertib dan _______

17 Wilayah Indonesia dihuni oleh

beragam suku yang menjadikan

setiap warga Indonesia harus

menjaga persatuan dan _______

18 Sikap kita jika ada teman yang

menghina suku bangsa lain adalah

_______

19 Manfaat yang didapat dari menjaga

keutuhan NKRI dalam bidang

pembangunan adalah _______

20 Keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia merupakan

tanggung jawab _______rakyat

Indonesia

K. Pedoman Penskoran

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Afektif Siswa Melalui Model Ceramah

No

.

Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Mengikuti proses pembelajan dengan aktif (A1) Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Menjawab dan mengajukan pertanyaan selama proses

pembelajaran dengan berani (A2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Page 165: pengaruh penggunaan model pembelajaran

59

Belum tampak 1

3.

Meyakinkan dan menghargai pendapat orang lain saat

berdiskusi (A3)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

Melalui Model Ceramah

No

.

Aspek yang di amati Kriteria Skor

1. Menyesuaikan diri didalam kelompok (P1)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

2. Merancang pertanyaan yang akan diajukan (P2)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

3.

Mengoperasikan kelompok agar aktif dalam pembelajaran

(P3)

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Lembar Penilaian

Keterangan:

Skor 4 = Jika terpenuhinya 4 indikator yang disebutkan)

Skor 3 = Jika hanya terpenuhi 3 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Skor 2 = Jika hanya terpenuhi 2 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Skor 1 = Jika hanya terpenuhi 1 indiktor dari 4 indikator yang disebutkan)

Page 166: pengaruh penggunaan model pembelajaran

60

No Nama

Siswa

Kognitif Afektif Psikomotorik Jumlah

Skor Nilai Pertemuan

4

Menerima Menjawab Menilai Meniru Manipulasi Presisi

1.

2.

Penilaian akhir yang diperoleh siswa untuk setiap aspek menggunakan rumus:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100

Page 167: pengaruh penggunaan model pembelajaran

61

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa

Soal Individu 1

Nama :

Hari/Tanggal :

Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Yang menjajah Indonesia selama 3,5 abad lamanya adalah .............

2. Nama berita siaran radio yang meyiarkan Jepang menyerah

kepada pihak sekutu adalah ..................

3. Berita menyerahnya Jepang kepada sekutu menjadi alasan utama

para golongan muda ingin ............. Indonesia dari penjajahan

4. Nama tempat dibawanya Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta oleh

golongan muda adalah .................

5. Yang mewakili dari golongan tua untuk berunding dengan Ir.

Soekarno dan Drs. Moh. Hatta adalah ...............

6. Yang mewakili dari golongan muda untuk berunding dengan Ir.

Soekarno dan Drs. Moh. Hatta adalah ................

7. Momen sejarah berdirinya bangsa Indonesia adalah .................

8. Mulanya pembacaan naskah proklamasi akan di bacakan di

.............

9. Pembacaan naskah proklamasi tepat dibacakan pada tanggal

.............

10. Bapak proklamator Indonesia adalah .............

Nilai

Page 168: pengaruh penggunaan model pembelajaran

62

Soal Individu 2

Nama :

Hari/Tanggal :

Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Bentuk negara Indonesia .............

2. Seluruh wilayah kepulauan Indonesia disebut .............

3. Yang tidak termasuk pulau besar yang ada di Indonesia adalah .............

4. Batasan wilayah utara dari Indonesia adalah .............

5. Wilayah Indonesia secara geografis terletak antara dua benua, diantaranya

adalah .............

6. Karena hutannya yang lebat Indonesia disebut sebagai .............

7. Hewan dilindungi yang ada di Papua adalah .............

8. Jenis kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui adalah .............

9. Jenis tarian dari daerah Jawa Barat adalah .............

10. Sikap kita terhadap perbedaan yang ada di Indonesia adalah .............

Nilai

Page 169: pengaruh penggunaan model pembelajaran

63

Soal Individu 3

Nama :

Hari/Tanggal :

Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Salah satu organinsai modern pada zaman awal kemerdekaan Indonesia

adalah .............

2. Tokoh yang mengusulkan agar bahasa Melayu ditetapkan sebagai bahasa

persatuan adalah .............

3. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu .............

Indonesia

4. Yang merupakan ancaman dari luar negeri adalah .............

5. Bentuk perlawanan Indonesia terhadap ancaman dari luar negeri adalah

melalui pertempuran .............

6. Selain melakukan perlawanan fisik yang dilakukan untuk

mempertahankan NKRI adalah dengan .............

7. Salah satu bentuk perjanjian yang dihasilkan untuk memperahankan

NKRI adalah perjanjian .............

8. Indonesia memiliki TNI-AD yang bertugas menjaga wilayah .............

9. Keutuhan NKRI merupakan kepentingan bagi .............

10. Menjaga keutuhan NKRI adalah tugas ..................................

Nilai

Page 170: pengaruh penggunaan model pembelajaran

64

Soal Individu 4

Nama :

Hari/Tanggal :

Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat!

21 Salah satu contoh menjaga keutuhan NKRI di lingkungan rumah

adalah mengadakan .............................................

22 Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para

.............................

23 Sebagai seorang pelajar, dalam menjaga keutuhan Indonesia dan

mencerdaskan bangsa langkah yang dilakukan adalah ...................

24 Keutuhan Indonesia harus dijaga untuk diwariskan kepada

.........................

25 Cara menjaga keutuhan NKRI di sekolah adalah .............................

26 Manfat dari menjaga keutuhan NKRI terciptanya suasana yang

aman, tertib dan ..........................

27 Wilayah Indonesia dihuni oleh beragam suku yang menjadikan

setiap warga Indonesia harus menjaga persatuan dan .....................

28 Sikap kita jika ada teman yang menghina suku bangsa lain

adalah ...........................

29 Manfaat yang didapat dari menjaga keutuhan NKRI dalam bidang

pembangunan adalah ..................................................

30 Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

tanggung jawab ................... rakyat Indonesia

Nilai

Page 171: pengaruh penggunaan model pembelajaran

65

LEMBAR KERJA KELOMPOK (Pertemuan ke-1)

Nama Kelompok:

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9

10.

B G L T O L E R A N S I J P

N U M E R D E K A W A R W R

D E R R U S U W I K A N A O

A T N Y A B E L A J A R U K

N T K B A F Y E I T U B C L

H F E B E L L B E K O E E A

R B S C E O K E V A K L N M

E E E M A L A Y S I A A D A

P W N I K E A R D S I J E S

U U I G E S K N O H I C R I

B D A N A E E N D A N A A N

L R P E R S A T U A N A W A

I H E E L O D B M N Y U A T

K J E S E E A E S E A S S I

Q A U T U B R S N A W T I S

A I C A N A I I T G I R H K

I P T R N R U I O K K A S W

P O N I S D G P O N G L I A

O N D D I J A U I V E I O F

L G D R T O T Y I K L A C K

S O E K A R N O D U N I A P

Page 172: pengaruh penggunaan model pembelajaran

66

Petunjuk pengerjaan

Carilah jawaban dari pertanyaan dibawah ini dengan menarik garis horizontal,

vertikal dan diagonal pada kata-kata yang terdapat dalam kotak bersama

teman kelompokmu!

1. Kemerdekaan bangsa Indonesia dicapai berkat adanya _________

2. Yang menjajah Indonesia selama 3,5 abad lamanya adalah _________

3. Nama berita siaran radio yang meyiarkan kekalahan Jepang kepada

pihak sekutu adalah _________

4. Nama tempat dibawanya Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta oleh

golongan muda adalah _________

5. Yang mewakili dari golongan tua untuk berunding dengan Ir. Soekarno

dan Drs. Moh. Hatta adalah _________

6. Yang mewakili dari golongan muda untuk berunding dengan Ir.

Soekarno dan Drs. Moh. Hatta adalah _________

7. Momen sejarah berdirinya bangsa Indonesia adalah _________

8. Bapak Proklamator Indonesia adalah _________

9. Bentuk negara Indonesia adalah _________

10. Sejak proklamasi 17 Agustus 1945 dimulailah sejarah bangsa

Indonesia sebagai negara yang _________

Page 173: pengaruh penggunaan model pembelajaran

67

LEMBAR KERJA KELOMPOK (Pertemuan ke-2)

Nama Kelompok:

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9

10.

B G L T O L E R A N S I J P

N U S A N T A R A W A R W R

D E R R U S U W I K A N A O

A T N Y A B E L A J A R U K

N T K B A F Y E I T U B C L

H F E B E L L B E K O E E A

R B S C E O K E V A K L N M

E E E M A R A Y S I A A D A

P W N I K E A R D S I J E S

U U I G E S K N O H I C R I

B D A N A E E N D A N A A N

L R N L E S N S M A T A W A

I H E E L O D B M N Y U A T

K J E S E E A E S E A S S I

Q A U T U B R S N A W T I S

A I C A N A I I T G I R H K

I P T R N R U I O K K A S W

P O N I S D G P O N G L I A

O N D D I J A U I V E I O F

L G D R T O T Y I K L A C K

P A R U P A R U D U N I A P

Page 174: pengaruh penggunaan model pembelajaran

68

Petunjuk pengerjaan

Carilah jawaban dari pertanyaan dibawah ini dengan menarik garis horizontal,

vertikal dan diagonal pada kata-kata yang terdapat dalam kotak bersama

teman kelompokmu!

1. Seluruh wilayah kepulauan Indonesia disebut ____________

2. Yang tidak termasuk pulau Jawa yang ada di Indonesia adalah ______

3. Deklarasi yang diadakan tanggal 13 Desember 1957 membahas tentang

perairan di Indonesia adalah ____________

4. Nama Ibu kota dari Sulawesi Tenggara adalah ____________

5. Karena hutannya yang lebat Indonesia disebut sebagai ___________

6. Hewan dilindungi yang ada di Papua adalah ____________

7. Jenis tarian dari daerah Jawa Barat adalah ____________

8. Di pulau Sumatera ada bunga terbesar di dunia yaitu ____________

9. Negara kita kaya akan kebudayaan dan ____________

10. Sikap kita terhadap perbedaan yang ada di Indonesia adalah

____________

Page 175: pengaruh penggunaan model pembelajaran

69

LEMBAR KERJA KELOMPOK (Pertemuan ke-3)

Nama Kelompok:

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9

10.

L Y E K E S E L U R U H D E

I L H A M U L A D Y U J C R

N M O H A M M A D Y A M I N

G E N G G P K T I M A H I W

G E G A K A I E P P R T V B

A Y I B T H D E L E T G S A

R R T E R P J S O U E G E N

J F K L S E P I M V A F L G

A G A A Y M F S A A C R U S

T Y Y J H U S K S T N E G A

I O L A N D L A I U I G U A

R P I R A A I M E J C E H P

I S A R P L H L A W A N O I

S A G A R U A I N J I E W E

A Z N Y A M A N Y I M R T I

N A M A N Y A G E T H A E N

M E N A S I H A T I Y S N O

R A S A N E R T C F T I T L

F A M B A R A W A E W C R P

K E M T Y U D S Q X I P A U

D N U S A N T A R A Y E M A

Page 176: pengaruh penggunaan model pembelajaran

70

Petunjuk pengerjaan

Carilah jawaban dari pertanyaan dibawah ini dengan menarik garis horizontal,

vertikal dan diagonal pada kata-kata yang terdapat dalam kotak bersama

teman kelompokmu!

1. Tokoh yang mengusulkan agar bahasa Melayu ditetapkan sebagai

bahasa persatuan adalah ________________________

2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu

_______ Indonesia

3. Peristiwa bersatunya bangsa Indonesia adalah

________________________

4. Selain melakukan perlawanan fisik yang dilakukan untuk

mempertahankan NKRI adalah dengan ________________

5. Yang merupakan ancaman dari luar negeri adalah _______

6. Salah satu bentuk perjanjian yang dihasilkan untuk mempertahankan

NKRI adalah perjanjian _____________________

7. Indonesia memiliki TNI-AD yang bertugas menjaga wilayah

_____________

8. Kita dapat menjaga keutuhan NKRI dimulai dari _____________

9. Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan tanggung

jawab __________ rakyat Indonesia

10. Jika keutuhan NKRI tetap terjaga maka rakyat Indonesia bisa hidup

dengan _____________

Page 177: pengaruh penggunaan model pembelajaran

71

LEMBAR KERJA KELOMPOK (Pertemuan ke-3)

Nama Kelompok:

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9

10.

L Y E E E S A T U A N A D E

I L H A K I L A D Y U J C P

N S O H A O M A D Y A M I E

B E L A G A N T I M A H I R

G K G A K L I O P P R T V S

A O I B T U D E M E T G S A

R L T E R G J S O I E G E T

J A K L S T P I M V T F L U

A H A A Y D F S A A C R U A

T Y Y J H O S K S T N E R N

I O L A N A L A I U I G U L

R P I R A F I M E J C E H P

I S A R P A H L A W A N O I

S A G A R U A I N J I E W E

A Z T U G F R N Y I M R T I

N A M A N Y A G E T H A E N

M E N A S I H A T I Y S N O

R A S A N E R T C F T I T L

F A M B A R A W A E W C R P

K E M I U T U H Q X I P A U

D I R G A N T A R A Y E M A

Page 178: pengaruh penggunaan model pembelajaran

72

Petunjuk pengerjaan

Carilah jawaban dari pertanyaan dibawah ini dengan menarik garis horizontal,

vertikal dan diagonal pada kata-kata yang terdapat dalam kotak bersama

teman kelompokmu!

1. Salah satu contoh menjaga keutuhan NKRI di lingkungan rumah adalah

mengadakan ______________

2. Sikap kita jika ada teman yang menghina suku bangsa lain adalah

__________________

3. Arti penting menjaga keutuhan Indonesia adalah untuk menghargai

jasa _____________

4. Sebagai seorang pelajar, dalam menjaga keutuhan Indonesia dan

mencerdaskan bangsa langkah yang dilakukan adalah _____________

5. Keutuhan Indonesia harus dijaga untuki diwariskan kepada

___________ penerus bangsa

6. Tujuan kegiatan gotong royong adalah untuk mempererat

___________ antar warga masyarakat

7. Semua warga negara Indonesia harus memandang NKRI sebagai suatu

wilayah yang _______

8. Saling menghormati dan bekerjasama merupakan bentuk menjaga

keutuhan NKRI di lingkungan _____________

9. Memakai produk lokal merupakan cara menjaga keutuhan NKRI dalam

bidang _____________

10. Sebagai warga negara cara menjaga keutuhan NKRI dengan

_________ negara

Page 179: pengaruh penggunaan model pembelajaran

73

Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Tes

No Kompetensi

Dasar

Konsep Indikator Isi soal No soal Instrumen Soal Jumlah

Soal

1. 1.1 Mendeskripsik

an NKRI

Keutuhan Negara

Indonesia

1.1.1 Menjelaskan

sejarah

berdirinya

Negara Kesatuan

Republik

Indonesia (NKRI)

1. Sejarah berdirinya

Negara

Kesatuan

Republik Indonesia

(NKRI)

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

1. * Alasan bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa asing adalah ….

a. Karena Indonesia merupakan negara yang kaya

akan sumber daya alamnya

b. Karena Indonesia merupakan negara yang strategis dalam jalur perjalanan

c. Karena Indonesia merupakan negara yang

mayoritas penduduknya perempuan d. Karena Indonesia merupakan negara yang memiliki

armada laut yang kuat

2. Dalam sejarah, alasan golongan muda membawa Ir.

Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok adalah ....

a. Agar terhindar dari serangan penjajah Jepang

b. Agar secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

c. Agar secepatnya membuat panitia persiapan

kemerdekaan Indonesia

d. Agar dapat merumuskan strategi untuk bisa melaawan penjajah Jepang

3. Sejarah bangsa Indonesia sebagai negara yang merdeka

7

Page 180: pengaruh penggunaan model pembelajaran

74

dan berdaulat dimulai sejak ....

a. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1828

b. Kesaktian Pancasila 1 Oktober 1965

c. Deklarasi Juanda 13 Desember 1957 d. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17

Agustus 1945

4. Isi dari Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat 1

adalah ....

a. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Serikat

b. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang

berbentuk Federal

c. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik

d. Negara Indonesia adalah negara yang berbentuk

Kerajaan

5. * Bapak proklamator Indonesia adalah ...

a. Ir. Soekarno

b. Mohammad Yamin c. Pangeran Diponegoro

d. Tuanku Imam Bonjol

6. Makna dari Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

... a. Negara yang memiliki rasa kekuasaan yang mutlak

b. Negara yang memegang teguh rasa cinta dan damai

c. Negara yang memegang teguh rasa memiliki dan kesatuan

d. Negara yang memegang teguh rasa persatuan dan

Page 181: pengaruh penggunaan model pembelajaran

75

kesatuan

7. Tindakan yang dilakukan agar gerenasi penerus bangsa

dapat merasakan jiwa nasional adalah ....

a. Membuat peraturan yang bersifat memaksa b. Merusak prasasti dan peniggalan bersejarah

c. Mengajarkan dan mecontohkan dengan perilaku

yang baik

d. Membiarkan sejarah hanya diketahui oleh orang-orang terdahulu

1.1.2

Menjelaskan wilayah

Negara

Kesatuan Republik

Indonesia

(NKRI)

1. Wilayah

Negara Kesatuan

Republik

Indonesia (NKRI)

8, 9, 10,

11, 12, 13, 14,

15, 16

8. Berdasarkan letak Astronomis, wilayah Indonesia

tertelak di antara garis …. a. 6

0 LS - 11

0 LU dan 95

0 BT – 141

0 BT

b. 60 LU - 11

0 LS dan 95

0 BT – 141

0 BT

c. 60 LU - 11

0 LS dan 95

0 BB – 141

0 BT

d. 60 LS - 11

0 LS dan 95

0 BT – 141

0 BB

9. * Pulau besar yang ada Indonesia adalah ….

a. Pulau Sulawesi, Sumatra, Kalimantan, Jawa, Papua

b. Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Flores c. Pulau Kalimantan, Papua, Sumatra, Sunda,

Halmahera

d. Pulau Jawa, Halmahera, Kalimantan, Komodo, Pulau Seribu

`10. Luas wilayah negara Indonesia adalah ….

a. 9,8 juta km2

b. 8,9 juta km2

c. 7,9 juta km2

d. 9,7 juta km2

9

Page 182: pengaruh penggunaan model pembelajaran

76

11. Wilayah Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang besar dan kecil, oleh karena itu negara Indonesia disebut

sebagai negara ….

a. Agraris b. Maritim

c. Perairan

d. Dirgantara

12. Batas wilayah Indonesia di sebelah Selatan adalah ....

a. Australia

b. Papua Nugini c. Samudera Pasifik

d. Brunei Darussalam

13. * Negara Indonesia adaah negara kestauan yang berbentuk ...

a. Kerajaan

b. Republik c. Serikat

d. Ferderal

14. Dengan ikut menjaga keamanan, ketertiban dan

ketentraman di lingkungan masyarakat, hal yang dapat terjadi adalah sebagai berikut, kecuali....

a. Terciptanya keamanan lingkungan

b. Terciptanya ketidakutuhan wilayah Indonesia c. Terciptanya ketenangan dan ketentraman hidup

d. Terciptanya suasana yang teratur sesuai dengan

peraturan yang berlaku

Page 183: pengaruh penggunaan model pembelajaran

77

15. Untuk mempertahankan keutuhan wilayah Indonesia,

yang dapat kita lakukan terhadap pulau-pulau kecil

adalah ....

a. Membiarkannya b. Menelantarkannya

c. Melestarikan dan menjaganya

d. Menjualnya kepada negara asing

16. * Arti dari Nusantara adalah ….

a. Nusa diantara beragam pulau b. Nusa diantara dua benua dan dua samudra

c. Negara penghasil rempah-rempah terbesar

d. Negara pemilik kekayaan sumber daya alam

1.1.3

Menyebutkan

kekayaan yang dimiliki

Negara

Kesatuan Republik

Indonesia

(NKRI)

1. Kekayaan

yang

dimiliki Negara

Kesatuan

Republik Indonesia

(NKRI)

17, 18,

19, 20,

21, 22, 23

17. * Dari gambar dibawah ini yang menunjukkan makna

persatuan dan kesatuan adalah ....

a.

6

Page 184: pengaruh penggunaan model pembelajaran

78

b.

c.

d.

18. * Perselisihan antar suku bangsa harus dihindari

karena dapat merusak ...

a. Kekuasaan

b. Keharmonisan c. Keberagaman

d. Perstuan dan kesatuan

Page 185: pengaruh penggunaan model pembelajaran

79

19. Sebagai negara yang kaya, Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam. Dibawah ini yang

merupakan tarian dari suku Bali adalah ....

a.

b.

c.

Page 186: pengaruh penggunaan model pembelajaran

80

d.

20. * Arti dari Negara Kesatuan Republik Indonesia

adalah .... a. Negara yang memegang teguh rasa cinta kasih

sayang

b. Negara yang memegang teguh rasa persatuan dan kesatuan

c. Negara yang memegang teguh rasa memiliki dan

solidaritas

d. Negara yang memegang teguh rasa kekuasaan yang mutlak

21. Indonesia memiliki kekayaan, kebudayaan dan

Page 187: pengaruh penggunaan model pembelajaran

81

kesenian yang sangat beragam. Berikut ini nama-

nama rumah adat beserta nama daerahnya, yaitu ....

a. Rumah Honai, Papua

b. Rumah Joglo, Irian Jaya c. Rumah Kebaya, Kalimantan Barat

d. Rumah Panggung, Sulawesi Selatan

22. Alasan Indonesia dijuluki sebagai paru-paru dunia

adalah .... a. Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati

b. Indonesia dikenal dengan hutannya yang lebat

c. Indonesia memiliki tanaman-tanaman yang unik d. Indonesia memiliki bunga terbesar di dunia

23. Sebagai warga Indonesia yang dapat dilakukan untuk

kelestarian kekayaan alam Indonesia adalah ....

a. Menebang pohon tanpa menanamnya kembali b. Menggunakan kekayaan alam dengan bijaksana

c. Menangkap ikan di lautan dengan menggunakan

bom

d. Membunuh dan menjual hewan-hewan yang dilindungi

2. 2.1 Menjelaskan

pentingnya

Negara Kesatuan

Republik

Indonesia

1. Sejarah berstaunya

bangsa

Indonesia

2.1.1 Menjelaskan

sejarah

bersatunya bangsa

Indonesia

Sejarah bersatunya

Negara

Kesatuan Republik

Indonesia

(NKRI)

24, 25, 26, 27,

28

24. Sejarah bersatunya bangsa Indonesia ditandai dengan peristiwa ....

a. Sumpah pemuda 28 Oktober 1928

b. Pertempuran Surabaya 10 November c. Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945

d. Lahirnya organisasi Budi Utomo 20 Mei 1908

5

Page 188: pengaruh penggunaan model pembelajaran

82

(NKRI) 25. Meskipun Indonesia telah memproklamasikan

kemerdekaannya, namun Indonesia masih saja

mendapat ancaman dari luar maupun dalam negeri.

Bentuk ancaman dari luar negeri adalah .... a. Tentara NICA

b. Agresi militer Belanda

c. Pertempuran Ambarawa d. Pemberontakan G-30-S/PKI

26. Ancaman terhadap sebagian wilayah Indonesia

merupakan ancaman terhadap ....

a. Seluruh kekayaan Indonesia b. Seluruh komponen Indonesia

c. Seluruh pemerintah Indonesia

d. Seluruh negara tetangga Indonesia

27. Negara Kesatuan Republik Indonesia bukanlah negara yang berdiri dengan sendirinya, tetapi melalui ....

a. Perjuangan sebagian pemuda saja

b. Perjuangan para pahlawan semata c. Pemberian pemerintah Belanda kepada Jepang

d. Pengorbanan jiwa, raga, dan harta rakyat Indonesia

28. Upaya pemerintah Indonesia untuk meredam berbagai

ancaman dari dalam negeri adalah ....

a. Dengan melakukan agresi militer

b. Dengan melakukan gencatan senjata c. Dengan perundingan dan melakukan serangan

militer

d. Dengan membiarkan sampai masalahnya berlarut-larut

Page 189: pengaruh penggunaan model pembelajaran

83

2. Pentingnya

menjaga

keutuhan Negara

Kesatuan

Republik Indonesia

(NKRI)

2.1.2

Menjelaskan

pentingnya menjaga

keutuhan

Negara Kesatuan

Republik

Indonesia (NKRI)

Pentingnya

menjaga

Negara Kesatuan

Republik

Indonesia (NKRI)

29, 30,

31, 32,

33, 34

29. Hal yang menyebabkan Pulau Sipadan dan Ligitan

jatuh ke negara Malaysia adalah ....

a. Keinginan dari pemerintah b. Kemajuan negara yang pesat

c. Kurangnya pertahanan negara

d. Lemahnya perekonomian negara

30. Manfaat yang dapat kita ambil untuk menjaga NKRI adalah ...

a. Terhambatnya pembangunan yang sedang berjalan

b. Terciptanya suasana yang aman, tertib, dan tentram

c. Terjadi diskriminasi terhadap daerah yang masih tertinggal

d. Terjadi pemberontakan karena tiap daerah

mengganggap daerahnya lebih unggul dari daerah lainnya

31. Keutuhan suatu bangsa dan negara merupakan

tanggung jawab ....

a. Pemerintah pusat b. Para pejabat negara

c. Seluruh aparat negara

d. Seluruh komponen bangsa

32. Kerukunan hidup bermasyarakat merupakan syarat untuk ....

a. Mencari keuntungan bagi negara

b. Memiliki rasa prihatin yang tinggi

6

Page 190: pengaruh penggunaan model pembelajaran

84

c. Mencari dukungan dari negara lain

d. Menjaga keutuhan bangsa dan negara

33. Hal yang terjadi apabila rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia hilang adalah ....

a. Terbentuknya kerukunan

b. Terjadi kerusuhan antar suku c. Terbinanya kehidupan bersama

d. Tercipta suasana yang aman dan nyaman

34. * Arti dari Bhinneka Tunggal Ika adalah ….

a. Satu kesatuan yang kokoh dan kuat b. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh

c. Walaupun berbeda-beda tetap satu jua

d. Kemerdekaan ialah hak segala bangsa

2.2

Menunjukkan contoh-contoh

perilaku dalam

menjaga Negara

Kesatuan

Republik Indonesia

(NKRI)

1. Cara

menjaga keutuhan

Negara

Kesatuan Republik

Indonesia

(NKRI)

2.2.1

Menjelaskan cara menjaga

keutuhan

Negara Kesatuan

Republik

Indonesia (NKRI)

Cara menjaga

Negara Kesatuan

Republik

Indonesia (NKRI)

35, 36,

37, 38, 39, 40

35. Cara menjaga keutuhan negara Indonesia adalah

dengan menjaga persamaan yang ada. Salah satu persamaan yang dimiliki bangsa Indonesia dan

diikrarkan dalam sumpah pemuda adalah ....

a. Agama

b. Keturunan c. Suku bangsa

d. Ragam budaya

36. Usaha bela negara untuk melindungi segenap bangsa

Indonesia tidak akan berarti tanpa adanya .... a. Dukungan aparatur negara yang jujur dan terbuka

6

Page 191: pengaruh penggunaan model pembelajaran

85

b. Dukungan dan partisipasi seluruh rakyat Indonesia

c. Dukungan yang cukup dari anggaran negara yang

ada

d. Dukungan dan motivasi dari diri sendiri dan lingkungan

37. Berikut ini adalah tindakan yang dapat

menghancurkan keutuhan Indonesia adalah ....

a. Menjaga wilayah dan kedaulatan negara Indonesia b. Mempermasalahkan perbedaan suku, ras dan

agama

c. Mempertahankan kesamaan dan persamaan

kesatuan d. Menaati dan menjalankan peraturan perundang-

undangan

38. Bentuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang dapat kita lakukan adalah .... a. Membentuk siskamling (sistem keamanan

lingkungan)

b. Membentuk organisasi yang mengancam keamanan Indonesia

c. Membentuk organisasi yang bertentangan dengan

pemerintah

d. Membentuk organisasi yang tujuannya untuk mengambil alih pemerintahan

39. Sebagai generasi penerus bangsa, yang dapat

dilakukan untuk menjaga keutuhan Indonesia adalah

....

Page 192: pengaruh penggunaan model pembelajaran

86

a. Bermain sampai lupa waktu

b. Belajar dengan sungguh-sungguh

c. Berbohong untuk menutupi kesalahan

d. Bersikap tidak peduli terhadap lingkungan

40. * Pengamalan yang dapat dilakukan untuk kelestarian wilayah Indonesia adalah ….

a. Menebang pohon secara liar dan tidak

menanaminya lagi b. Merusak keindahan sumber daya alam yang ada di

Indonesia

c. Menjual hewan langka yang dilindungi pemerintah

secara bebas d. Menjaga wilayah dengan tidak membuang sampah

sembarangan

Jumlah Soal 40

* : Soal yang tidak valid

Page 193: pengaruh penggunaan model pembelajaran

87

Kisi-kisi Instrumen Tes

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Aspek Kognitif Jumlah

Soal C1 C2 C3

1.1 Mendeskripsikan Negara

Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

1.1.1 Menjelaskan sejarah berdirinya Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

1, 2, 3,

4, 5

6 7 7

1.1.2 Menjelaskan wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

8, 9, 10

11, 12,

13

16 14, 15 9

1.1.3 Menyebutkan kekayaan yang dimiliki

Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

17, 18,

19

20, 21,

22

23 7

2.1 Menjelaskan pentingnya

keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

2.1.1 Menjelaskan sejarah bersatunya bangsa

Indonesia

24, 25 26, 27 28 5

2.1.2 Menjelaskan pentingnya menjaga keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

29 30, 31,

32, 33,

34

6

2.2 Menunjukkan contoh-contoh

perilaku dalam menjaga

keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

2.2.1 Menjelaskan cara menjaga keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

35 36 37, 38,

39, 40

6

Jumlah Soal 40

Page 194: pengaruh penggunaan model pembelajaran

88

LAMPIRAN 5 SOAL UJI COBA INSTRUMEN

Petunjuk!

1. Bacalah Basmallah sebelum mengerjakan soal

2. Tulis identitas siswa di kolom yang sudah disediakan

3. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang dianggap benar

4. Jawablah pertanyaan yang dianggap mudah terlebih dahulu

1. Alasan bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa asing adalah ….

a. Karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber

daya alamnya

b. Karena Indonesia merupakan negara yang strategis dalam

jalur perjalanan

c. Karena Indonesia merupakan negara yang mayoritas

penduduknya perempuan

d. Karena Indonesia merupakan negara yang memiliki armada

laut yang kuat

2. Dalam sejarah, alasan golongan muda membawa Ir. Soekarno dan

Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok adalah ....

a. Agar terhindar dari serangan penjajah Jepang

b. Agar secepatnya dapat memproklamasikan kemerdekaan

Indonesia

c. Agar secepatnya membuat panitia persiapan kemerdekaan

Indonesia

d. Agar dapat merumuskan strategi untuk bisa melawan

penjajah Jepang

Nama :

Kelas :

Page 195: pengaruh penggunaan model pembelajaran

89

3. Sejarah bangsa Indonesia sebagai negara yang merdeka dan

berdaulat dimulai sejak ....

a. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

b. Kesaktian Pancasila 1 Oktober 1965

c. Deklarasi Juanda 13 Desember 1957

d. Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945

4. Isi dari Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat 1 adalah ....

a. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk

Serikat

b. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk

Federal

c. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk

Republik

d. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk

Kerajaan

5. Bapak proklamator Indonesia adalah ....

a. Ir Soekarno

b. Mohammad Yamin

c. Pangeran Diponegoro

d. Tuanku Imam Bonjol

6. Makna dari Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ....

a. Negara yang memiliki rasa kekuasaan yang mutlak

b. Negara yang memegang teguh rasa cinta dan damai

c. Negara yang memegang teguh rasa memiliki dan kesatuan

d. Negara yang memegang teguh rasa persatuan dan kesatuan

7. Tindakan yang dilakukan agar generasi penerus bangsa dapat

merasakan jiwa nasional adalah ....

a. Membuat peraturan yang bersifat memaksa

b. Merusak prasasti dan peninggalan bersejarah

Page 196: pengaruh penggunaan model pembelajaran

90

c. Mengajarkan dan mencontohkan dengan perilaku yang baik

d. Membiarkan sejarah hanya diketahui oleh orang-orang

terdahulu

8. Berdasarkan letak Astronomis, wilayah Indonesia tertelak di

antara garis ….

e. 60 LS - 110 LU dan 950 BT – 1410 BT

f. 60 LU - 110 LS dan 950 BT – 1410 BT

g. 60 LU - 110 LS dan 950 BB – 1410 BT

h. 60 LS - 110 LS dan 950 BT – 1410 BB

9. Pulau besar yang ada Indonesia adalah ….

e. Pulau Sulawesi, Sumatra, Kalimantan, Jawa, Papua

f. Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Flores

g. Pulau Kalimantan, Papua, Sumatra, Sunda, Halmahera

h. Pulau Jawa, Halmahera, Kalimantan, Komodo, Pulau Seribu

10. Luas wilayah negara Indonesia adalah ….

e. 9,8 juta km2

f. 8,9 juta km2

g. 7,9 juta km2

h. 9,7 juta km2

11. Wilayah Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang besar dan kecil,

oleh karena itu negara Indonesia disebut sebagai negara ....

a. Agraris

b. Maritim

c. Perairan

d. Dirgantara

12. Batas wilayah Indonesia di sebelah Selatan adalah ....

a. Australia

b. Papua Nugini

c. Samudera Pasifik

d. Brunei Darussalam

13. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk ....

a. Kerajaan

b. Republik

c. Serikat

d. Federal

Page 197: pengaruh penggunaan model pembelajaran

91

14. Dengan ikut menjaga keamanan, ketertiban dan ketentraman di

lingkungan masyarakat, hal yang dapat terjadi adalah sebagai

berikut, kecuali ....

a. Terciptanya keamanan lingkungan

b. Terciptanya ketidakutuhan wilayah Indonesia

c. Terciptanya ketenangan dan ketentraman hidup

d. Terciptanya suasana yang teratur sesuai dengan peraturan

yang berlaku

15. Untuk mempertahankan keutuhan wilayah Indonesia, yang dapat

kita lakukan terhadap pulau-pulau kecil adalah ....

a. Membiarkannya

b. Menelantarkannya

c. Melestarikan dan menjaganya

d. Menjualnya kepada negara asing

16. Arti dari Nusantara adalah ….

e. Nusa diantara beragam pulau

f. Nusa diantara dua benua dan dua samudra

g. Negara penghasil rempah-rempah terbesar

h. Negara pemilik kekayaan sumber daya alam

17. Dari gambar dibawah ini yang menunjukkan makna persatuan dan

kesatuan adalah ....

a.

b.

Page 198: pengaruh penggunaan model pembelajaran

92

c.

d.

18. Perselisihan antar suku bangsa harus dihindari karena dapat

merusak ….

a. Kekuasaan

b. Keharmonisan

c. Keberagaman

d. Persatuan dan kesatuan

19. Sebagai negara yang kaya, Indonesia memiliki kebudayaan yang

beragam. Dibaawah ini yang menrupakan tarian dari suku Bali

adalah ....

a.

b.

c.

d.

Page 199: pengaruh penggunaan model pembelajaran

93

20. Arti dari Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ....

c. Negara yang memegang teguh rasa cinta kasih sayang

e. Negara yang memegang teguh rasa persatuan dan kesatuan

f. Negara yang memegang teguh rasa memiliki dan solidaritas

g. Negara yang memegang teguh rasa kekuasaan yang mutlak

21. Indonesia memiliki kekayaan, kebudayaan dan kesenian yang

sangat beragam. Berikut ini nama-nama rumah adat beserta

nama daerahnya, yaitu ....

a. Rumah Honai, Papua

b. Rumah Joglo, Irian Jaya

c. Rumah Kebaya, Kalimantan Barat

d. Rumah Panggung, Sulawesi Selatan

22. Alasan Indonesia dijuluki sebagai paru-paru dunia adalah ….

a. Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati

b. Indonesia dikenal dengan hutannya yang lebat

c. Indonesia memiliki tanaman-tanaman yang unik

d. Indonesia memiliki bunga yang terbesar di dunia

23. Sebagai warga Indonesia yang dapat dilakukan untuk kelestarian

kekayaan alam Indonesia adalah ....

a. Menebang pohon tanpa menanamnya kembali

b. Menggunakan kekayaan alam dengan bijaksana

c. Menangkap ikan di lautan dengan menggunakan bom

d. Membunuh dan menjual hewan-hewan yang dilindungi

24. Sejarah bersatunya bangsa Indonesia ditandai dengan peristiwa

....

a. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

b. Pertempuran Surabaya 10 November

c. Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945

d. Lahirnya organisasi Budi Utomo 20 Mei 1908

25. Meskipun Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya,

namun Indonesia masih saja mendapat ancaman dari luar maupun

dalam negeri. Bentuk ancaman dari luar negeri adalah ....

Page 200: pengaruh penggunaan model pembelajaran

94

a. Tentara NICA

b. Agresi militer Belanda

c. Pertempuran Ambarawa

d. Pemberontakan G-30-S/PKI

26. Ancaman terhadap sebagian wilayah Indonesia merupakan

ancaman terhadap ....

a. Seluruh kekayaan Indonesia

b. Seluruh komponen Indonesia

c. Seluruh pemerintahan Indonesia

d. Seluruh negara tetangga Indonesia

27. Negara Kesatuan Republik Indonesia bukanlah negara yang

berdiri dengan sendirinya, tetapi melalui ....

a. Perjuangan sebagian pemuda saja

b. Perjuangan para pahhlawan semata

c. Pemberian pemerintah Belanda kepada Jepang

d. Pengorbanan jiwa, raga, dan harta rakyat Indonesia

28. Upaya pemerintah Indonesia untuk meredam berbagai ancaman

dari dalam dan luar negeri adalah ....

a. Dengan melakukan agresi militer

b. Dengan melakukan gencatan senjata

c. Dengan perundingan dan melakukan agresi miiter

d. Dengan membiarkan sampai masalahnya berlarut-larut

29. Hal yang menyebabkan Pulau Sipadan dan Ligitan jatuh ke negara

Malaysia adalah ....

a. Keinginan dari pemerintah

b. Kemajuan negara yang pesat

c. Kurangnya pertahanan negara

d. Lemahnya perekonomian negara

30. Manfaat yang dapat kita ambil untuk menjaga NKRI adalah ....

a. Terhambatnya pembangunan yang sedang berjalan

b. Terciptanya suasana yang aman, tertib, dan tentram

c. Terjadi diskriminasi terhadap daerah yang masih tertinggal

Page 201: pengaruh penggunaan model pembelajaran

95

d. Terjadi pemberontakan karena tiap daerah menganggap

daerahnya lebih unggul dari daerah lainnya

31. Keutuhan suatu banga dan negara merupakan tanggung jawab ....

a. Pemrintah pusat

b. Para pejabat negara

c. Seluruh aparat negara

d. Seluruh komponen bangsa

32. Kerukunan hidup bermasyarakat merupakan syarat untuk ....

a. Mencari keuntungan bagi negara

b. Memiliki rasa prihatin yang tinggi

c. Mencari dukungan dari negara lain

d. Menjaga keutuhan bangsa dan negara

33. Hal yang terjadi apabila rasa persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia hilang adalah ....

a. Terbentuknya kerukunan

b. Terjadi kerusuhan antar suku

c. Terbinanya kehidupan bersama

d. Tercipta suasan yang ama dan nyaman

34. Arti dari Bhinneka Tunggal Ika adalah ….

e. Satu kesatuan yang kokoh dan kuat

f. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh

g. Walaupun berbeda-beda tetap satu jua

h. Kemerdekaan ialah hak segala bangsa

35. Cara menjaga keutuhan negara Indonesia adalah dengan

menjaga persamaan yang ada. Salah satu persamaan yang dimiliki

bangsa Indonesia dan diikrarkan dalam sumpah pemuda adalah ....

a. Agama

b. Keturunan

c. Suku bangsa

d. Ragam budaya

36. Usaha bela negara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia

tidak akan berarti tanpa adanya ....

a. Dukungan apartur negara yang jujur dan terbuka

Page 202: pengaruh penggunaan model pembelajaran

96

b. Dukungan dan partisipasi seluruh rakyat Indonesia

c. Dukungan yang cukup dari anggaran negara yang ada

d. Dukungan dan motivasi dari diri sendiri dan lingkungan

37. Berikut ini adalah tindakan yang dapat menghancurkan keutuhan

Indonesia adalah ....

a. Menjaga wilayah dan kedaulatan negara Indonesia

b. Mempermasalahkan perbedaan suku, ras dan agama

c. Mempertahankan kesamaan dan persamaan kesatuan

d. Menaati dan menjalankan peraturan perundang-undangan

38. Bentuk mejaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang dapat kita lakukan adalah ....

a. Membentuk Siskamling (sistem keamanan lingkungan)

b. Membentuk organisasi yang mengancam keamanan Indonesia

c. Membentuk organisasi yang bertentangan dengan pemerintah

d. Membentuk organisasi yang tujuannya untuk mengambil alih

pemerintahan

39. Sebagai generasi penerus bangsa, yang dapat dilakukan untuk

menjaga keutuhan Indonesia adalah ....

a. Bermain sampai lupa waktu

b. Belajar dengan sungguh-sungguh

c. Berbohong untuk menutupi kesalahan

d. Bersikap tidak peduli terhadap lingkungan

40. Pengamalan yang dapat dilakukan untuk kelestarian wilayah

Indonesia adalah ….

a. Menebang pohon secara liar dan tidak menanaminya lagi

b. Merusak keindahan sumber daya alam yang ada di Indonesia

c. Menjual hewan langka yang dilindungi pemerintah secara

bebas

d. Menjaga wilayah dengan tidak membuang sampah

sembarangan

Page 203: pengaruh penggunaan model pembelajaran

97

LAMPIRAN 6 KUNCI JAWABAN TES UJI COBA INSTRUMEN

KUNCI JAWABAN

1. A

2. B

3. D

4. C

5. A

6. D

7. C

8. B

9. A

10. A

11. B

12. A

13. B

14. B

15. C

16. B

17. A

18. D

19. C

20. C

21. A

22. B

23. B

24. A

25. A

26. B

27. D

28. C

29. C

30. B

31. D

32. D

33. B

34. B

35. C

36. B

37. B

38. B

39. B

40. D

Page 204: pengaruh penggunaan model pembelajaran

98

LAMPIRAN 7 KUNCI JAWABAN TES UJI COBA INSTRUMEN

Page 205: pengaruh penggunaan model pembelajaran

99

Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen Tes

Ranah Kognitif

No Kompetensi

Dasar

Konsep Indikator Isi soal No

soal

Instrumen Soal Jumlah

Soal

1. 1.1 Mendeskripsik

an NKRI

Keutuhan Negara

Indonesia

1.1.1 Menjelaskan

sejarah

berdirinya

Negara Kesatuan

Republik

Indonesia (NKRI)

2. Sejarah berdirinya

Negara

Kesatuan

Republik Indonesia

(NKRI)

1, 2, 3,

4,5

1. Dalam sejarah, alasan golongan muda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok

adalah ....

a. Agar terhindar dari serangan penjajah Jepang

b. Agar secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

c. Agar secepatnya membuat panitia persiapan

kemerdekaan Indonesia d. Agar dapat merumuskan strategi untuk bisa

melaawan penjajah Jepang

2. Sejarah bangsa Indonesia sebagai negara yang merdeka

dan berdaulat dimulai sejak ....

a. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1828

b. Kesaktian Pancasila 1 Oktober 1965 c. Deklarasi Juanda 13 Desember 1957

d. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17

Agustus 1945

3. Isi dari Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat 1 adalah

.... a. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang

berbentuk Serikat

b. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang

5

Page 206: pengaruh penggunaan model pembelajaran

100

berbentuk Federal

c. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang

berbentuk Republik

d. Negara Indonesia adalah negara yang berbentuk Kerajaan

4. Makna dari Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ....

a. Negara yang memiliki rasa kekuasaan yang mutlak

b. Negara yang memegang teguh rasa cinta dan damai c. Negara yang memegang teguh rasa memiliki dan

kesatuan

d. Negara yang memegang teguh rasa persatuan dan

kesatuan

5. Tindakan yang dilakukan agar gerenasi penerus bangsa

dapat merasakan jiwa nasional adalah .... a. Membuat peraturan yang bersifat memaksa

b. Merusak prasasti dan peniggalan bersejarah

c. Mengajarkan dan mecontohkan dengan perilaku

yang baik d. Membiarkan sejarah hanya diketahui oleh orang-

orang terdahulu

1.1.2

Menjelaskan

wilayah

Negara Kesatuan

Republik

Indonesia

2. Wilayah

Negara

Kesatuan

Republik Indonesia

(NKRI)

6, 7,

8, 9,

10,

11

6. Berdasarkan letak Astronomis, wilayah Indonesia tertelak

di antara garis ….

a. 60 LS - 11

0 LU dan 95

0 BT – 141

0 BT

b. 60 LU - 11

0 LS dan 95

0 BT – 141

0 BT

c. 60 LU - 11

0 LS dan 95

0 BB – 141

0 BT

d. 60 LS - 11

0 LS dan 95

0 BT – 141

0 BB

6

Page 207: pengaruh penggunaan model pembelajaran

101

(NKRI) 7. Luas wilayah negara Indonesia adalah ….

a. 9,8 juta km2

b. 8,9 juta km2

c. 7,9 juta km2

d. 9,7 juta km2

8. Wilayah Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang besar dan kecil, oleh karena itu negara Indonesia disebut sebagai

negara ….

a. Agraris b. Maritim

c. Perairan

d. Dirgantara

9. Batas wilayah Indonesia di sebelah Selatan adalah ....

a. Australia

b. Papua Nugini c. Samudera Pasifik

d. Brunei Darussalam

10. Dengan ikut menjaga keamanan, ketertiban dan ketentraman di lingkungan masyarakat, hal yang dapat

terjadi adalah sebagai berikut, kecuali....

a. Terciptanya keamanan lingkungan b. Terciptanya ketidakutuhan wilayah Indonesia

c. Terciptanya ketenangan dan ketentraman hidup

d. Terciptanya suasana yang teratur sesuai dengan peraturan yang berlaku

11. Untuk mempertahankan keutuhan wilayah Indonesia,

yang dapat kita lakukan terhadap pulau-pulau kecil

Page 208: pengaruh penggunaan model pembelajaran

102

adalah ....

a. Membiarkannya

b. Menelantarkannya

c. Melestarikan dan menjaganya d. Menjualnya kepada negara asing

1.1.3

Menyebutkan

kekayaan yang dimiliki

Negara

Kesatuan

Republik Indonesia

(NKRI)

2. Kekayaan

yang

dimiliki Negara

Kesatuan

Republik

Indonesia (NKRI)

12,

13,

14, 15

12. Sebagai negara yang kaya, Indonesia memiliki

kebudayaan yang beragam. Dibawah ini yang

merupakan tarian dari suku Bali adalah .... a.

b.

4

Page 209: pengaruh penggunaan model pembelajaran

103

c.

d.

13. Indonesia memiliki kekayaan, kebudayaan dan kesenian

yang sangat beragam. Berikut ini nama-nama rumah

adat beserta nama daerahnya, yaitu .... a. Rumah Honai, Papua

b. Rumah Joglo, Irian Jaya

c. Rumah Kebaya, Kalimantan Barat

d. Rumah Panggung, Sulawesi Selatan

14. Alasan Indonesia dijuluki sebagai paru-paru dunia

adalah .... a. Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati

b. Indonesia dikenal dengan hutannya yang lebat

Page 210: pengaruh penggunaan model pembelajaran

104

c. Indonesia memiliki tanaman-tanaman yang unik

d. Indonesia memiliki bunga terbesar di dunia

15. Sebagai warga Indonesia yang dapat dilakukan untuk kelestarian kekayaan alam Indonesia adalah ....

a. Menebang pohon tanpa menanamnya kembali

b. Menggunakan kekayaan alam dengan bijaksana c. Menangkap ikan di lautan dengan menggunakan

bom

d. Membunuh dan menjual hewan-hewan yang dilindungi

2. 2.1

Menjelaskan

pentingnya Negara

Kesatuan

Republik

Indonesia (NKRI)

1. Sejarah

berstaunya

bangsa Indonesia

2.1.1

Menjelaskan

sejarah bersatunya

bangsa

Indonesia

Sejarah

bersatunya

Negara Kesatuan

Republik

Indonesia

(NKRI)

16,

17,

18, 19,

20

16. Sejarah bersatunya bangsa Indonesia ditandai dengan

peristiwa ....

a. Sumpah pemuda 28 Oktober 1928 b. Pertempuran Surabaya 10 November

c. Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945

d. Lahirnya organisasi Budi Utomo 20 Mei 1908

17. Meskipun Indonesia telah memproklamasikan

kemerdekaannya, namun Indonesia masih saja mendapat

ancaman dari luar maupun dalam negeri. Bentuk ancaman dari luar negeri adalah ....

a. Tentara NICA

b. Agresi militer Belanda c. Pertempuran Ambarawa

d. Pemberontakan G-30-S/PKI

18. Ancaman terhadap sebagian wilayah Indonesia merupakan ancaman terhadap ....

5

Page 211: pengaruh penggunaan model pembelajaran

105

a. Seluruh kekayaan Indonesia

b. Seluruh komponen Indonesia

c. Seluruh pemerintah Indonesia

d. Seluruh negara tetangga Indonesia

19. Negara Kesatuan Republik Indonesia bukanlah negara

yang berdiri dengan sendirinya, tetapi melalui .... a. Perjuangan sebagian pemuda saja

b. Perjuangan para pahlawan semata

c. Pemberian pemerintah Belanda kepada Jepang d. Pengorbanan jiwa, raga, dan harta rakyat Indonesia

20. Upaya pemerintah Indonesia untuk meredam berbagai

ancaman dari dalam negeri adalah .... a. Dengan melakukan agresi militer

b. Dengan melakukan gencatan senjata

c. Dengan perundingan dan melakukan serangan militer

d. Dengan membiarkan sampai masalahnya berlarut-

larut

2. Pentingnya menjaga

keutuhan

Negara Kesatuan

Republik

Indonesia

(NKRI)

2.1.2 Menjelaskan

pentingnya

menjaga keutuhan

Negara

Kesatuan

Republik Indonesia

(NKRI)

Pentingnya menjaga

Negara

Kesatuan Republik

Indonesia

(NKRI)

20, 21,

22,

23, 24

21. Hal yang menyebabkan Pulau Sipadan dan Ligitan jatuh ke negara Malaysia adalah ....

a. Keinginan dari pemerintah

b. Kemajuan negara yang pesat c. Kurangnya pertahanan negara

d. Lemahnya perekonomian negara

22. Manfaat yang dapat kita ambil untuk menjaga NKRI adalah ...

a. Terhambatnya pembangunan yang sedang berjalan

b. Terciptanya suasana yang aman, tertib, dan tentram

5

Page 212: pengaruh penggunaan model pembelajaran

106

c. Terjadi diskriminasi terhadap daerah yang masih

tertinggal

d. Terjadi pemberontakan karena tiap daerah

mengganggap daerahnya lebih unggul dari daerah lainnya

23. Keutuhan suatu bangsa dan negara merupakan tanggung jawab ....

a. Pemerintah pusat

b. Para pejabat negara c. Seluruh aparat negara

d. Seluruh komponen bangsa

24. Kerukunan hidup bermasyarakat merupakan syarat untuk ....

a. Mencari keuntungan bagi negara

b. Memiliki rasa prihatin yang tinggi c. Mencari dukungan dari negara lain

d. Menjaga keutuhan bangsa dan negara

25. Hal yang terjadi apabila rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia hilang adalah ....

a. Terbentuknya kerukunan

b. Terjadi kerusuhan antar suku c. Terbinanya kehidupan bersama

d. Tercipta suasana yang aman dan nyaman

2.2 Menunjukkan

contoh-contoh

perilaku dalam

1. Cara menjaga

keutuhan

Negara

2.2.1 Menjelaskan

cara menjaga

keutuhan

Cara menjaga Negara

Kesatuan

Republik

26, 27,

28,

29,

26. Cara menjaga keutuhan negara Indonesia adalah dengan menjaga persamaan yang ada. Salah satu persamaan

yang dimiliki bangsa Indonesia dan diikrarkan dalam

sumpah pemuda adalah ....

5

Page 213: pengaruh penggunaan model pembelajaran

107

menjaga

Negara

Kesatuan

Republik Indonesia

(NKRI)

Kesatuan

Republik

Indonesia

(NKRI)

Negara

Kesatuan

Republik

Indonesia (NKRI)

Indonesia

(NKRI)

30 a. Agama

b. Keturunan

c. Suku bangsa

d. Ragam budaya

27. Usaha bela negara untuk melindungi segenap bangsa

Indonesia tidak akan berarti tanpa adanya .... a. Dukungan aparatur negara yang jujur dan terbuka

b. Dukungan dan partisipasi seluruh rakyat Indonesia

c. Dukungan yang cukup dari anggaran negara yang ada d. Dukungan dan motivasi dari diri sendiri dan

lingkungan

28. Berikut ini adalah tindakan yang dapat menghancurkan keutuhan Indonesia adalah ....

a. Menjaga wilayah dan kedaulatan negara Indonesia

b. Mempermasalahkan perbedaan suku, ras dan agama c. Mempertahankan kesamaan dan persamaan kesatuan

d. Menaati dan menjalankan peraturan perundang-

undangan

29. Bentuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang dapat kita lakukan adalah ....

a. Membentuk siskamling (sistem keamanan lingkungan)

b. Membentuk organisasi yang mengancam keamanan

Indonesia c. Membentuk organisasi yang bertentangan dengan

pemerintah

d. Membentuk organisasi yang tujuannya untuk

mengambil alih pemerintahan

Page 214: pengaruh penggunaan model pembelajaran

108

30. Sebagai generasi penerus bangsa, yang dapat dilakukan

untuk menjaga keutuhan Indonesia adalah ....

a. Bermain sampai lupa waktu b. Belajar dengan sungguh-sungguh

c. Berbohong untuk menutupi kesalahan

d. Bersikap tidak peduli terhadap lingkungan

Jumlah Soal 30

Page 215: pengaruh penggunaan model pembelajaran

109

Kisi-kisi Instrumen Tes

Ranah Kognitif

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Aspek Kognitif Jumlah

Soal C1 C2 C3

1.1 Mendeskripsikan Negara

Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

1.1.1 Menjelaskan sejarah berdirinya Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

1, 2, 3 4 5 5

1.1.2 Menjelaskan wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

6, 7,

8, 9

10 11 6

1.1.3 Menyebutkan kekayaan yang dimiliki

Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

12, 13 14 15 4

2.1 Menjelaskan pentingnya

keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

2.1.1 Menjelaskan sejarah bersatunya bangsa

Indonesia

16, 17 18, 19 20 5

2.1.2 Menjelaskan pentingnya menjaga keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

21 22, 23,

24, 25

5

2.2 Menunjukkan contoh-contoh

perilaku dalam menjaga

keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

2.2.1 Menjelaskan cara menjaga keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

26 27 28, 29,

30

5

Jumlah Soal 30

Page 216: pengaruh penggunaan model pembelajaran

110

Lampiran 9 Soal Pilihan Ganda (Pretest)

Petunjuk!

1. Bacalah Basmallah sebelum mengerjakan soal

2. Tulis identitas siswa di kolom yang sudah disediakan

3. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang dianggap benar

4. Jawablah pertanyaan yang dianggap mudah terlebih dahulu

1. Dalam sejarah, alasan golongan muda membawa Ir. Soekarno dan Drs.

Moh. Hatta ke Rengasdengklok adalah ....

a. Agar terhindar dari serangan penjajah Jepang

b. Agar secepatnya dapat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

c. Agar secepatnya membuat panitia persiapan kemerdekaan

Indonesia

d. Agar dapat merumuskan strategi untuk bisa melawan penjajah

Jepang

2. Sejarah bangsa Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat

dimulai sejak ....

a. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

b. Kesaktian Pancasila 1 Oktober 1965

c. Deklarasi Juanda 13 Desember 1957

d. Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945

3. Isi dari Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat 1 adalah ....

e. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Serikat

a. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Federal

b. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik

c. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk

Kerajaan

Nama :

Kelas :

Page 217: pengaruh penggunaan model pembelajaran

111

4. Makna dari Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ....

a. Negara yang memiliki rasa kekuasaan yang mutlak

b. Negara yang memegang teguh rasa cinta dan damai

c. Negara yang memegang teguh rasa memiliki dan kesatuan

d. Negara yang memegang teguh rasa persatuan dan kesatuan

5. Tindakan yang dilakukan agar generasi penerus bangsa dapat

merasakan jiwa nasional adalah ....

a. Membuat peraturan yang bersifat memaksa

b. Merusak prasasti dan peninggalan bersejarah

c. Mengajarkan dan mencontohkan dengan perilaku yang baik

d. Membiarkan sejarah hanya diketahui oleh orang-orang terdahulu

6. Berdasarkan letak Astronomis, wilayah Indonesia tertelak di antara

garis ….

a. 60 LS - 110 LU dan 950 BT – 1410 BT

b. 60 LU - 110 LS dan 950 BT – 1410 BT

c. 60 LU - 110 LS dan 950 BB – 1410 BT

d. 60 LS - 110 LS dan 950 BT – 1410 BB

7. Luas wilayah negara Indonesia adalah ….

a. 9,8 juta km2

b. 8,9 juta km2

c. 7,9 juta km2

d. 9,7 juta km2

8. Wilayah Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang besar dan kecil, oleh

karena itu negara Indonesia disebut sebagai negara ....

a. Agraris

b. Maritim

c. Perairan

d. Dirgantara

9. Batas wilayah Indonesia di sebelah Selatan adalah ....

a. Australia

b. Papua Nugini

c. Samudera Pasifik

d. Brunei Darussalam

10. Dengan ikut menjaga keamanan, ketertiban dan ketentraman di

lingkungan masyarakat, hal yang dapat terjadi adalah sebagai berikut,

kecuali ....

a. Terciptanya keamanan lingkungan

b. Terciptanya ketidakutuhan wilayah Indonesia

c. Terciptanya ketenangan dan ketentraman hidup

d. Terciptanya suasana yang teratur sesuai dengan peraturan yang

berlaku

Page 218: pengaruh penggunaan model pembelajaran

112

11. Untuk mempertahankan keutuhan wilayah Indonesia, yang dapat kita

lakukan terhadap pulau-pulau kecil adalah ....

a. Membiarkannya

b. Menelantarkannya

c. Melestarikan dan menjaganya

d. Menjualnya kepada negara asing

12. Sebagai negara yang kaya, Indonesia memiliki kebudayaan yang

beragam. Dibaawah ini yang menrupakan tarian dari suku Bali adalah ....

a.

b.

c.

d.

13. Indonesia memiliki kekayaan, kebudayaan dan kesenian yang sangat

beragam. Berikut ini nama-nama rumah adat beserta nama daerahnya,

yaitu ....

a. Rumah Honai, Papua

b. Rumah Joglo, Irian Jaya

c. Rumah Kebaya, Kalimantan Barat

d. Rumah Panggung, Sulawesi Selatan

14. Alasan Indonesia dijuluki sebagai paru-paru dunia adalah ….

a. Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati

b. Indonesia dikenal dengan hutannya yang lebat

c. Indonesia memiliki tanaman-tanaman yang unik’

d. Indonesia memiliki bunga yang terbesar di dunia

Page 219: pengaruh penggunaan model pembelajaran

113

15. Sebagai warga Indonesia yang dapat dilakukan untuk kelestarian

kekayaan alam Indonesia adalah ....

a. Menebang pohon tanpa menanamnya kembali

b. Menggunakan kekayaan alam dengan bijaksana

c. Menangkap ikan di lautan dengan menggunakan bom

d. Membunuh dan menjual hewan-hewan yang dilindungi

16. Sejarah bersatunya bangsa Indonesia ditandai dengan peristiwa ....

a. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

b. Pertempuran Surabaya 10 November

c. Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945

d. Lahirnya organisasi Budi Utomo 20 Mei 1908

17. Meskipun Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya, namun

Indonesia masih saja mendapat ancaman dari luar maupun dalam

negeri. Bentuk ancaman dari luar negeri adalah ....

a. Tentara NICA

b. Agresi militer Belanda

c. Pertempuran Ambarawa

d. Pemberontakan G-30-S/PKI

18. Ancaman terhadap sebagian wilayah Indonesia merupakan ancaman

terhadap ....

a. Seluruh kekayaan Indonesia

b. Seluruh komponen Indonesia

c. Seluruh pemerintahan Indonesia

d. Seluruh negara tetangga Indonesia

19. Negara Kesatuan Republik Indonesia bukanlah negara yang berdiri

dengan sendirinya, tetapi melalui ....

a. Perjuangan sebagian pemuda saja

b. Perjuangan para pahhlawan semata

c. Pemberian pemerintah Belanda kepada Jepang

d. Pengorbanan jiwa, raga, dan harta rakyat Indonesia

20. Upaya pemerintah Indonesia untuk meredam berbagai ancaman dari

dalam dan luar negeri adalah ....

a. Dengan melakukan agresi militer

b. Dengan melakukan gencatan senjata

c. Dengan perundingan dan melakukan agresi miiter

d. Dengan membiarkan sampai masalahnya berlarut-larut

Page 220: pengaruh penggunaan model pembelajaran

114

21. Hal yang menyebabkan Pulau Sipadan dan Ligitan jatuh ke negara

Malaysia adalah ....

a. Keinginan dari pemerintah

b. Kemajuan negara yang pesat

c. Kurangnya pertahanan negara

d. Lemahnya perekonomian negara

22. Manfaat yang dapat kita ambil untuk menjaga NKRI adalah ....

a. Terhambatnya pembangunan yang sedang berjalan

b. Terciptanya suasana yang aman, tertib, dan tentram

c. Terjadi diskriminasi terhadap daerah yang masih tertinggal

d. Terjadi pemberontakan karena tiap daerah menganggap daerahnya

lebih unggul dari daerah lainnya

23. Keutuhan suatu banga dan negara merupakan tanggung jawab ....

a. Pemrintah pusat

b. Para pejabat negara

c. Seluruh aparat negara

d. Seluruh komponen bangsa

24. Kerukunan hidup bermasyarakat merupakan syarat untuk ....

a. Mencari keuntungan bagi negara

b. Memiliki rasa prihatin yang tinggi

c. Mencari dukungan dari negara lain

d. Menjaga keutuhan bangsa dan negara

25. Hal yang terjadi apabila rasa persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia hilang adalah ....

a. Terbentuknya kerukunan

b. Terjadi kerusuhan antar suku

c. Terbinanya kehidupan bersama

d. Tercipta suasan yang ama dan nyaman

26. Cara menjaga keutuhan negara Indonesia adalah dengan menjaga

persamaan yang ada. Salah satu persamaan yang dimiliki bangsa

Indonesia dan diikrarkan dalam sumpah pemuda adalah ....

a. Agama

b. Keturunan

c. Suku bangsa

d. Ragam budaya

Page 221: pengaruh penggunaan model pembelajaran

115

27. Usaha bela negara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia tidak

akan berarti tanpa adanya ....

a. Dukungan apartur negara yang jujur dan terbuka

b. Dukungan dan partisipasi seluruh rakyat Indonesia

c. Dukungan yang cukup dari anggaran negara yang ada

d. Dukungan dan motivasi dari diri sendiri dan lingkungan

28. Berikut ini adalah tindakan yang dapat menghancurkan keutuhan

Indonesia adalah ....

a. Menjaga wilayah dan kedaulatan negara Indonesia

b. Mempermasalahkan perbedaan suku, ras dan agama

c. Mempertahankan kesamaan dan persamaan kesatuan

d. Menaati dan menjalankan peraturan perundang-undangan

29. Bentuk mejaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

dapat kita lakukan adalah ....

a. Membentuk Siskamling (sistem keamanan lingkungan)

b. Membentuk organisasi yang mengancam keamanan Indonesia

c. Membentuk organisasi yang bertentangan dengan pemerintah

d. Membentuk organisasi yang tujuannya untuk mengambil alih

pemerintahan

30. Sebagai generasi penerus bangsa, yang dapat dilakukan untuk menjaga

keutuhan Indonesia adalah ....

a. Bermain sampai lupa waktu

b. Belajar dengan sungguh-sungguh

c. Berbohong untuk menutupi kesalahan

d. Bersikap tidak peduli terhadap lingkungan

SELAMAT MENGERJAKAN

SEMOGA SUKSES

Page 222: pengaruh penggunaan model pembelajaran

116

KUNCI JAWABAN

1. B

2. D

3. C

4. D

5. C

6. B

7. A

8. B

9. A

10. B

11. C

12. C

13. B

14. B

15. B

16. A

17. A

18. B

19. D

20. C

21. C

22. B

23. D

24. D

25. B

26. C

27. B

28. B

29. A

30. B

Page 223: pengaruh penggunaan model pembelajaran

117

Lampiran 10 Soal Pilihan Ganda (Posttest)

Petunjuk!

1. Bacalah Basmallah sebelum mengerjakan soal

2. Tulis identitas siswa di kolom yang sudah disediakan

3. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang dianggap benar

4. Jawablah pertanyaan yang dianggap mudah terlebih dahulu

1. Sejarah bangsa Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat

dimulai sejak ....

a. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

b. Kesaktian Pancasila 1 Oktober 1965

c. Deklarasi Juanda 13 Desember 1957

d. Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945

2. Tindakan yang dilakukan agar generasi penerus bangsa dapat

merasakan jiwa nasional adalah ....

a. Membuat peraturan yang bersifat memaksa

b. Merusak prasasti dan peninggalan bersejarah

c. Mengajarkan dan mencontohkan dengan perilaku yang baik

d. Membiarkan sejarah hanya diketahui oleh orang-orang terdahulu

3. Wilayah Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang besar dan kecil, oleh

karena itu negara Indonesia disebut sebagai negara ....

a. Agraris

b. Maritim

c. Perairan

d. Dirgantara

4. Untuk mempertahankan keutuhan wilayah Indonesia, yang dapat kita

lakukan terhadap pulau-pulau kecil adalah ....

a. Membiarkannya

Nama :

Kelas :

Page 224: pengaruh penggunaan model pembelajaran

118

b. Menelantarkannya

c. Melestarikan dan menjaganya

d. Menjualnya kepada negara asing

5. Sebagai warga Indonesia yang dapat dilakukan untuk kelestarian

kekayaan alam Indonesia adalah ....

a. Menebang pohon tanpa menanamnya kembali

b. Menggunakan kekayaan alam dengan bijaksana

c. Menangkap ikan di lautan dengan menggunakan bom

d. Membunuh dan menjual hewan-hewan yang dilindungi

6. Dalam sejarah, alasan golongan muda membawa Ir. Soekarno dan Drs.

Moh. Hatta ke Rengasdengklok adalah ....

a. Agar terhindar dari serangan penjajah Jepang

b. Agar secepatnya dapat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

c. Agar secepatnya membuat panitia persiapan kemerdekaan

Indonesia

d. Agar dapat merumuskan strategi untuk bisa melawan penjajah

Jepang

7. Upaya pemerintah Indonesia untuk meredam berbagai ancaman dari

dalam dan luar negeri adalah ....

a. Dengan melakukan agresi militer

b. Dengan melakukan gencatan senjata

c. Dengan perundingan dan melakukan agresi miiter

d. Dengan membiarkan sampai masalahnya berlarut-larut

8. Negara Kesatuan Republik Indonesia bukanlah negara yang berdiri

dengan sendirinya, tetapi melalui ....

a. Perjuangan sebagian pemuda saja

b. Perjuangan para pahhlawan semata

c. Pemberian pemerintah Belanda kepada Jepang

d. Pengorbanan jiwa, raga, dan harta rakyat Indonesia

9. Berikut ini adalah tindakan yang dapat menghancurkan keutuhan

Indonesia adalah ....

a. Menjaga wilayah dan kedaulatan negara Indonesia

b. Mempermasalahkan perbedaan suku, ras dan agama

c. Mempertahankan kesamaan dan persamaan kesatuan

d. Menaati dan menjalankan peraturan perundang-undangan

Page 225: pengaruh penggunaan model pembelajaran

119

10. Berdasarkan letak Astronomis, wilayah Indonesia tertelak di antara

garis ….

a. 60 LS - 110 LU dan 950 BT – 1410 BT

b. 60 LU - 110 LS dan 950 BT – 1410 BT

c. 60 LU - 110 LS dan 950 BB – 1410 BT

d. 60 LS - 110 LS dan 950 BT – 1410 BB

11. Luas wilayah negara Indonesia adalah ….

a. 9,8 juta km2

b. 8,9 juta km2

c. 7,9 juta km2

d. 9,7 juta km2

12. Isi dari Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat 1 adalah ....

a. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Serikat

b. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Federal

c. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik

d. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk

Kerajaan

13. Sebagai negara yang kaya, Indonesia memiliki kebudayaan yang

beragam. Dibaawah ini yang menrupakan tarian dari suku Bali adalah ....

a.

b.

c.

d.

14. Alasan Indonesia dijuluki sebagai paru-paru dunia adalah ….

Page 226: pengaruh penggunaan model pembelajaran

120

a. Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati

b. Indonesia dikenal dengan hutannya yang lebat

c. Indonesia memiliki tanaman-tanaman yang unik’

d. Indonesia memiliki bunga yang terbesar di dunia

15. Meskipun Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya, namun

Indonesia masih saja mendapat ancaman dari luar maupun dalam

negeri. Bentuk ancaman dari luar negeri adalah ....

a. Tentara NICA

b. Agresi militer Belanda

c. Pertempuran Ambarawa

d. Pemberontakan G-30-S/PKI

16. Makna dari Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ....

a. Negara yang memiliki rasa kekuasaan yang mutlak

b. Negara yang memegang teguh rasa cinta dan damai

c. Negara yang memegang teguh rasa memiliki dan kesatuan

d. Negara yang memegang teguh rasa persatuan dan kesatuan

17. Ancaman terhadap sebagian wilayah Indonesia merupakan ancaman

terhadap ....

a. Seluruh kekayaan Indonesia

b. Seluruh komponen Indonesia

c. Seluruh pemerintahan Indonesia

d. Seluruh negara tetangga Indonesia

18. Usaha bela negara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia tidak

akan berarti tanpa adanya ....

a. Dukungan apartur negara yang jujur dan terbuka

b. Dukungan dan partisipasi seluruh rakyat Indonesia

c. Dukungan yang cukup dari anggaran negara yang ada

d. Dukungan dan motivasi dari diri sendiri dan lingkungan

19. Sebagai generasi penerus bangsa, yang dapat dilakukan untuk menjaga

keutuhan Indonesia adalah ....

a. Bermain sampai lupa waktu

b. Belajar dengan sungguh-sungguh

c. Berbohong untuk menutupi kesalahan

d. Bersikap tidak peduli terhadap lingkungan

20. Batas wilayah Indonesia di sebelah Selatan adalah ....

Page 227: pengaruh penggunaan model pembelajaran

121

a. Australia

b. Papua Nugini

c. Samudera Pasifik

d. Brunei Darussalam

21. Dengan ikut menjaga keamanan, ketertiban dan ketentraman di

lingkungan masyarakat, hal yang dapat terjadi adalah sebagai berikut,

kecuali ....

a. Terciptanya keamanan lingkungan

b. Terciptanya ketidakutuhan wilayah Indonesia

c. Terciptanya ketenangan dan ketentraman hidup

d. Terciptanya suasana yang teratur sesuai dengan peraturan yang

berlaku

22. Sejarah bersatunya bangsa Indonesia ditandai dengan peristiwa ....

a. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

b. Pertempuran Surabaya 10 November

c. Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945

d. Lahirnya organisasi Budi Utomo 20 Mei 1908

23. Hal yang menyebabkan Pulau Sipadan dan Ligitan jatuh ke negara

Malaysia adalah ....

a. Keinginan dari pemerintah

b. Kemajuan negara yang pesat

c. Kurangnya pertahanan negara

d. Lemahnya perekonomian negara

24. Keutuhan suatu banga dan negara merupakan tanggung jawab ....

a. Pemrintah pusat

b. Para pejabat negara

c. Seluruh aparat negara

d. Seluruh komponen bangsa

25. Bentuk mejaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

dapat kita lakukan adalah ....

a. Membentuk Siskamling (sistem keamanan lingkungan)

b. Membentuk organisasi yang mengancam keamanan Indonesia

c. Membentuk organisasi yang bertentangan dengan pemerintah

d. Membentuk organisasi yang tujuannya untuk mengambil alih

pemerintahan

Page 228: pengaruh penggunaan model pembelajaran

122

26. Cara menjaga keutuhan negara Indonesia adalah dengan menjaga

persamaan yang ada. Salah satu persamaan yang dimiliki bangsa

Indonesia dan diikrarkan dalam sumpah pemuda adalah ....

a. Agama

b. Keturunan

c. Suku bangsa

d. Ragam budaya

27. Hal yang terjadi apabila rasa persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia hilang adalah ....

a. Terbentuknya kerukunan

b. Terjadi kerusuhan antar suku

c. Terbinanya kehidupan bersama

d. Tercipta suasan yang ama dan nyaman

28. Indonesia memiliki kekayaan, kebudayaan dan kesenian yang sangat

beragam. Berikut ini nama-nama rumah adat beserta nama daerahnya,

yaitu ....

a. Rumah Honai, Papua

b. Rumah Joglo, Irian Jaya

c. Rumah Kebaya, Kalimantan Barat

d. Rumah Panggung, Sulawesi Selatan

29. Kerukunan hidup bermasyarakat merupakan syarat untuk ....

a. Mencari keuntungan bagi negara

b. Memiliki rasa prihatin yang tinggi

c. Mencari dukungan dari negara lain

d. Menjaga keutuhan bangsa dan negara

30. Manfaat yang dapat kita ambil untuk menjaga NKRI adalah ....

a. Terhambatnya pembangunan yang sedang berjalan

b. Terciptanya suasana yang aman, tertib, dan tentram

c. Terjadi diskriminasi terhadap daerah yang masih tertinggal

d. Terjadi pemberontakan karena tiap daerah menganggap daerahnya

lebih unggul dari daerah lainnya

SELAMAT MENGERJAKAN

SEMOGA SUKSES

Page 229: pengaruh penggunaan model pembelajaran

123

Lampiran 11 Daftar Hasil Pretest Dan Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol

Daftar Hasil Pretest Dan Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok

Kontrol

No

Eksperimen

No

Kontrol

Nama Pretest Posttest Nama Pretest Posttest

1 A 64 85 1 A 76 76

2 B 67 88 2 B 76 76

3 C 70 88 3 C 76 79

4 D 52 91 4 D 73 79

5 E 79 73 5 E 73 82

6 F 70 88 6 F 70 82

7 G 67 94 7 G 52 85

8 H 70 88 8 H 64 85

9 I 49 91 9 I 61 88

10 J 79 85 10 J 61 88

11 K 73 85 11 K 61 91

12 L 73 73 12 L 67 76

13 M 70 82 13 M 70 76

14 N 67 73 14 N 61 73

15 O 76 76 15 O 64 70

16 P 76 88 16 P 58 52

17 Q 58 94 17 Q 64 64

18 R 76 79 18 R 70 61

19 S 49 70 19 S 49 61

20 T 64 76 20 T 58 61

21 U 64 73 21 U 64 67

22 V 52 79 22 V 58 70

23 W 58 79 23 W 67 64

24 X 76 82 24 X 55 70

25 Y 67 91 25 Y 67 58

26 Z 55 85 26 Z 73 64

27 A1 64 79 27 A1 55 70

Page 230: pengaruh penggunaan model pembelajaran

124

28 B1 64 76 28 B1 58 64

29 C1 67 73 29 C1 52 67

30 D1 67 85 30 D1 70 67

31 E1 70 76 31 E1 49 88

32 F1 73 82 32 F1 55 82

33 G1 76 76 33 G1 73 79

34 H1 76 82 34 H1 70 76

35 I1 76 79 35 I1 49 85

36 J1 76 76 36 J1 61 64

37 K1 79 82 37 K1 58 82

38 L1 64 91 38 L1 49 79

39 M1 58 85 39 M1 64 76

40 N1 70 82 40 N1 67 64

Jumlah 2701 3280 Jumlah 2518 2941

Rata-rata 67,52 82 Rata-rata 62,95 73,52

Page 231: pengaruh penggunaan model pembelajaran

125

Lampiran 12 Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistics

Pretest Eksperimen Pretest Kontrol

N Valid 40 40

Missing 0 0

Mean 67,53 62,95

Median 68,50 64,00

Mode 76 58a

Minimum 49 49

Maximum 79 76

Sum 2701 2518

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Page 232: pengaruh penggunaan model pembelajaran

126

Lampiran 13 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Eksperimen

Pretest Eksperimen

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 49 2 5,0 5,0 5,0

52 2 5,0 5,0 10,0

55 1 2,5 2,5 12,5

58 3 7,5 7,5 20,0

64 6 15,0 15,0 35,0

67 6 15,0 15,0 50,0

70 6 15,0 15,0 65,0

73 3 7,5 7,5 72,5

76 8 20,0 20,0 92,5

79 3 7,5 7,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol

Pretest Kontrol

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 49 4 10,0 10,0 10,0

52 2 5,0 5,0 15,0

55 3 7,5 7,5 22,5

58 5 12,5 12,5 35,0

61 5 12,5 12,5 47,5

64 5 12,5 12,5 60,0

67 4 10,0 10,0 70,0

70 5 12,5 12,5 82,5

73 4 10,0 10,0 92,5

76 3 7,5 7,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Page 233: pengaruh penggunaan model pembelajaran

127

Lampiran 14 Deskripsi Data Posttest Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Data Posttest Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistics

Posttest

Eksperimen

Posttest Kontrol

N Valid 40 40

Missing 0 0

Mean 82,00 73,53

Median 82,00 76,00

Mode 76a 64

a

Minimum 70 52

Maximum 94 91

Sum 3280 2941

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Page 234: pengaruh penggunaan model pembelajaran

128

Lampiran 15 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen

Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Kontrol

Posttest Kontrol

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 52 1 2,5 2,5 2,5

58 1 2,5 2,5 5,0

61 3 7,5 7,5 12,5

64 6 15,0 15,0 27,5

67 3 7,5 7,5 35,0

70 4 10,0 10,0 45,0

73 1 2,5 2,5 47,5

76 6 15,0 15,0 62,5

79 4 10,0 10,0 72,5

82 4 10,0 10,0 82,5

85 3 7,5 7,5 90,0

88 3 7,5 7,5 97,5

91 1 2,5 2,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Posttest Eksperimen

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 70 1 2,5 2,5 2,5

73 5 12,5 12,5 15,0

76 6 15,0 15,0 30,0

79 5 12,5 12,5 42,5

82 6 15,0 15,0 57,5

85 6 15,0 15,0 72,5

88 5 12,5 12,5 85,0

91 4 10,0 10,0 95,0

94 2 5,0 5,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Page 235: pengaruh penggunaan model pembelajaran

129

Lampiran 16 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

Statistics

Pretest

Eksperimen

Pretest

Kontrol

Posttest

Eksperimen

Posttest

Kontrol

N Valid 40 40 40 40

Missing 0 0 0 0

Mean 67,53 62,95 82,00 73,53

Median 68,50 64,00 82,00 76,00

Mode 76 58a 76

a 64

a

Minimum 49 49 70 52

Maximum 79 76 94 91

Sum 2701 2518 3280 2941

Page 236: pengaruh penggunaan model pembelajaran

130

Lampiran 17 HASIL PENILAIAN PRA-TREATMENT PEMBELAJARAN

HASIL PENILAIAN PRA-TREATMENT PEMBELAJARAN

No

Nama

Siswa

Afektif

Psikomotorik

Jumlah

Skor

Nilai

Menerima

(A1)

Merespon

(A2)

Menilai

(A3)

Meniru

(P1)

Manipulasi

(P2)

Presisi

(P3)

1 A 3 4 4 3 3 4 21 70

2 B 3 2 2 4 3 4 18 60

3 C 3 4 2 5 3 3 20 66,7

4 D 3 3 3 4 3 2 18 60

5 E 3 4 3 4 3 2 19 63,3

6 F 3 4 3 2 3 2 17 56,7

7 G 3 4 3 3 3 2 18 60

8 H 4 4 3 3 3 3 20 66,7

9 I 5 3 3 4 3 3 21 70

10 J 5 3 4 5 3 4 24 80

11 K 2 4 4 4 3 4 21 70

12 L 2 4 4 4 3 3 20 66,7

13 M 5 4 4 4 3 4 24 80

14 N 3 3 3 4 3 3 19 63,3

15 O 4 3 3 3 3 3 19 63,3

16 P 2 3 3 3 5 4 20 66,7

17 Q 4 4 3 3 4 3 21 70

18 R 5 4 3 3 2 3 20 66,7

19 S 5 3 3 3 3 3 20 66,7

20 T 3 2 3 3 4 4 19 63,3

21 U 3 2 3 3 4 2 17 56,7

22 V 3 2 3 3 4 4 19 63,3

23 W 3 2 3 3 5 4 20 66,7

24 X 3 2 4 4 5 3 21 70

25 Y 4 3 3 4 5 3 22 73,3

26 Z 5 3 4 4 5 3 24 80

27 A1 3 5 4 4 4 3 23 76,7

28 B1 3 3 4 3 3 3 19 63,3

Page 237: pengaruh penggunaan model pembelajaran

131

Pedoman Penilaian:

Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100

29 C1 3 3 4 3 3 2 18 60

30 D1 3 3 3 4 3 4 20 66,7

31 E1 3 3 3 5 3 3 20 66,7

32 F1 3 3 2 5 3 3 19 63,3

33 G1 4 3 4 3 5 3 22 73,3

34 H1 2 5 3 4 5 3 22 73,3

35 I1 3 2 3 3 3 3 17 56,7

36 J1 3 2 3 3 3 3 17 56,7

37 K1 5 3 5 4 4 4 25 83,3

38 L1 3 3 4 5 3 4 22 73,3

39 M1 3 4 4 4 3 4 22 73,3

40 N1 5 5 2 4 3 4 23 76,7

Jumlah 2703,4

Page 238: pengaruh penggunaan model pembelajaran

132

Lampiran 18 HASIL PENILAIAN PENILAIAN KERJA PEMBELAJARAN

HASIL PENILAIAN PENILAIAN KERJA PEMBELAJARAN

No

Nama

Siswa

Afektif

Psikomotorik

Jumlah

Skor

Nilai

Menerima

(A1)

Merespon

(A2)

Menilai

(A3)

Meniru

(P1)

Manipulasi

(P2)

Presisi

(P3)

1 A 4 4 4 3 4 4 23 76,7

2 B 4 2 2 4 4 4 20 66,7

3 C 4 4 2 5 5 3 23 76,7

4 D 4 2 5 4 4 2 21 70

5 E 3 4 4 4 3 2 20 66,7

6 F 3 4 5 2 3 2 19 63,3

7 G 3 4 3 3 3 2 18 60

8 H 4 4 3 3 3 3 20 66,7

9 I 5 4 3 4 3 3 22 73,3

10 J 5 4 4 5 3 4 25 83,3

11 K 2 4 4 5 4 4 23 76,7

12 L 2 4 4 5 4 3 22 73,3

13 M 5 4 4 5 4 4 26 86,7

14 N 3 3 5 5 4 3 23 76,7

15 O 4 2 3 4 2 3 18 60

16 P 2 4 3 5 5 4 23 76,7

17 Q 4 4 3 3 4 3 21 70

18 R 5 4 3 3 2 3 20 66,7

19 S 5 4 3 3 4 3 22 73,3

20 T 2 2 3 3 4 4 18 60

21 U 2 4 3 3 4 2 18 60

22 V 4 4 3 3 4 4 22 73,3

23 W 5 2 3 3 5 4 22 73,3

24 X 4 4 4 4 5 3 24 80

25 Y 4 3 5 4 5 3 24 80

26 Z 5 3 4 4 5 3 24 80

27 A1 5 5 4 4 4 3 25 83,3

Page 239: pengaruh penggunaan model pembelajaran

133

28 B1 3 3 4 4 3 3 20 66,7

29 C1 3 3 4 4 4 2 20 66,7

30 D1 3 3 3 4 3 4 20 66,7

31 E1 3 3 3 5 3 3 20 66,7

32 F1 3 3 2 5 3 3 19 63,3

33 G1 4 5 4 3 5 3 24 80

34 H1 2 5 3 4 5 3 22 73,3

35 I1 3 2 3 3 3 3 17 56,7

36 J1 3 2 3 3 3 5 19 63,3

37 K1 5 3 5 4 4 4 25 83,3

38 L1 3 3 4 5 3 4 22 73,3

39 M1 3 4 4 4 3 4 22 73,3

40 N1 5 5 2 4 3 4 23 76,7

Jumlah 2863,4

Pedoman Penilaian:

Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100

Page 240: pengaruh penggunaan model pembelajaran

134

Lampiran 19 Rekapitulasi Penilaian Tes dan Non-tes

Tabel 4.11 Rekapitulasi Penilaian Tes dan Non-tes

No

Nama

Siswa

Kognitif Afektif

Psikomotorik

Pretest Pertemuan

1 Pertemuan 2

Pertemuan

3

Pertemuan

4 Posttest

Pra

Treatment

Penilaian

Kinerja

Pra

Treatment

Penilaian

Kinerja

1 A 64 50 50 80 70 85 73,3 80 66,7 73,3

2 B 67 55 40 70 80 88 46,7 53,3 73,3 80

3 C 70 60 60 70 80 88 60 66,7 73,3 86,7

4 D 52 60 60 60 80 91 60 73,3 60 66,7

5 E 79 70 60 60 70 73 66,7 73,3 60 60

6 F 70 50 50 60 80 88 66,7 80 46,7 46,7

7 G 67 70 60 70 80 94 66,7 66,7 53,3 53,3

8 H 70 80 50 50 70 88 73,3 73,3 60 60

9 I 49 40 40 70 80 91 73,3 80 66,7 66,7

10 J 79 50 60 60 80 85 80 86,7 80 80

11 K 73 80 70 70 80 85 66,7 66,7 73,3 86,7

12 L 73 60 70 70 80 73 66,7 66,7 66,7 80

13 M 70 30 70 70 80 82 86,7 86,7 73,3 86,7

14 N 67 40 70 70 80 73 60 73,3 66,7 80

15 O 76 50 70 70 70 76 66,7 60 60 60

16 P 76 60 60 60 70 88 53,3 60 73,3 93,3

17 Q 58 60 80 80 70 94 73,3 73,3 66,7 66,7

Page 241: pengaruh penggunaan model pembelajaran

135

18 R 76 70 60 60 70 79 80 80 53,3 53,3

19 S 49 50 70 60 60 70 73,3 80 60 66,7

20 T 64 40 50 60 70 76 46,7 46,7 73,3 73,3

21 U 64 30 60 50 70 73 53,3 60 60 60

22 V 52 60 60 70 70 79 53,3 73,3 73,3 73,3

23 W 58 50 60 70 60 79 53,3 66,7 80 80

24 X 76 50 50 60 70 82 60 80 80 80

25 Y 67 50 70 60 70 91 66,7 80 80 80

26 Z 55 60 70 50 70 85 80 80 80 80

27 A1 64 40 60 60 80 79 80 93,3 73,3 73,3

28 B1 64 50 60 50 70 76 66,7 66,7 60 66,7

29 C1 67 60 50 60 70 73 66,7 66,7 53,3 66,7

30 D1 67 40 60 70 70 85 60 60 73,3 73,3

31 E1 70 60 50 70 70 76 60 60 73,3 73,3

32 F1 73 60 60 60 70 82 53,3 53,3 73,3 73,3

33 G1 76 50 70 60 70 76 73,3 86,7 73,3 73,3

34 H1 76 40 70 60 70 82 66,7 66,7 80 80

35 I1 76 50 60 80 70 79 53,3 53,3 60 60

36 J1 76 60 60 80 80 76 53,3 53,3 60 73,3

37 K1 79 60 60 80 80 82 86,7 86,7 80 80

38 L1 64 50 50 70 80 91 66,7 66,7 80 80

39 M1 58 40 60 60 70 85 73,3 73,3 73,3 73,3

40 N1 70 40 70 70 80 82 80 80 73,3 73,3

Jumlah 2701 2125 2410 2610 2940 3280 2646,7 2833,4 2746,3 2893,2

Page 242: pengaruh penggunaan model pembelajaran

136

Pedoman Penilaian:

Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100

Pada tabel 4.11 terdapat rekapitulasi hasil penilaian baik tes maupun non-tes. Dari penilaian tes dimulai nilai pretest-

treatment-posttest yang menunjukkan adanya peningkatan disetiap pertemuannya dan hasil posttest yang lebih besar dari hasil

pretest. Dari penilaian non-tes pada ranah afektif dan psikomotorik hasil nya meningkat dari sebelum pemberian treatment

(perlakuan) sampai saat penilaian kerja.model

Nilai : Skor Perolehan x 100

Skor Maksimal

Page 243: pengaruh penggunaan model pembelajaran

137

Lampiran 20 Lembar Observasi Siswa

Page 244: pengaruh penggunaan model pembelajaran

137

Page 245: pengaruh penggunaan model pembelajaran

137

Page 246: pengaruh penggunaan model pembelajaran

137

Page 247: pengaruh penggunaan model pembelajaran

138

Lampiran 21 Lembar Observasi Guru

LEMBAR OBSERVASI GURU

Page 248: pengaruh penggunaan model pembelajaran

138

Page 249: pengaruh penggunaan model pembelajaran

138

Page 250: pengaruh penggunaan model pembelajaran

138

Page 251: pengaruh penggunaan model pembelajaran

139

Page 252: pengaruh penggunaan model pembelajaran

140

Lampiran 22 Uji Normalitas Pretest dan Posttest

Uji Normalitas Pretest

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Eksperimen Pretest ,138 40 ,054 ,922 40 ,009

Kontrol Pretest ,107 40 ,200* ,952 40 ,088

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Normalitas Posttest

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Eksperimen Posttest ,121 40 ,141 ,956 40 ,125

Kontrol Posttest ,126 40 ,112 ,965 40 ,251

a. Lilliefors Significance Correction

Page 253: pengaruh penggunaan model pembelajaran

141

Lampiran 23 Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

Uji Homogenitas Pretest

Uji Homogenitas Posttest

Test of Homogeneity of Variances

Posttest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,704 10 67 ,098

Test of Homogeneity of Variances

Pretest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,272 11 66 ,260

Page 254: pengaruh penggunaan model pembelajaran

142

Lampiran 24 Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Nilai Posttest A 40 82,00 6,516 1,030

B 40 73,53 9,701 1,534

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Nilai Posttest Equal

variances

assumed

9,331 ,003 4,587 78 ,000 8,475 1,848 4,796 12,154

Equal

variances

not

assumed

4,587 68,242 ,000 8,475 1,848 4,788 12,162

Page 255: pengaruh penggunaan model pembelajaran

143

Lampiran 25 Daftar Wawancara Dengan Guru Kelas V Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square

DAFTAR WAWANCARA DENGAN GURU KELAS V SEBELUM

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

WORD SQUARE

Pewawancara : Nurfadilah

Narasumber : Ibu Siti Aisyah, S.Pd

Jabatan : Guru PKn Kelas V

Tempat : SD Negeri Pamulang Permai

Hari/Tanggal : 13 September 2017

Waktu : 08.00 WIB

1. Bagaimana minat siswa terhadap pelajaran PKn?

Guru : ”Untuk siswa sendiri saya lihat kurang minat, karena dilihat saat

saya menjelaskan banyak yang tidak fokus, bercanda”.

2. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu selalu dikerjakan

dengan baik oleh siswa?

Guru: “Tidak, pasti masih ada beberapa anak jika diberi tugas tidak

mengerjakan”.

3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas V terhadap pembelajaran PKn?

Guru: “Sebenarnya siswa memahami materi yang diberikan, namun saat

diberikan tes masih banyak siswa yang lupa sehingga banyak dari mereka

yang hasil belajarnya dibawah nilai KKM yaitu 75”.

4. Bagaimana upaya yang dilakukan Bapak/Ibu agar pembelajaran PKn

menarik bagi siswa?

Page 256: pengaruh penggunaan model pembelajaran

144

Guru: “Saya membuat posisi duduk siswa menjadi berkelompok dan

kadang menjelaskan dengan membuat skema dan mengadakan kuis di

akhir pembelajaran”.

5. Pernahkah Bapak/Ibu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Word Square?

Guru: “Saya belum pernah menggunakan model pembelajaran tersebut

namun saya pernah melakukan pembelajaran dengan cara berkelompok

namun tidak kondusif”.

Page 257: pengaruh penggunaan model pembelajaran

145

Lampiran 26 Daftar Wawancara dengan Siswa Kelas V Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square

DAFTAR WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS V SEBELUM

MEBGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

WORD SQUARE

Pewawancara : Nurfadilah

Narasumber : Siswa Kelas VA

Jabatan : Siswa

Tempat : SD Negeri Pamulang Permai

Hari/Tanggal : 13 September 2017

Waktu : 11.00 WIB

Tujuan: Untuk mengetahui kendala yang terjadi saat pembelajaran dan

mengetahui hasil belajar Pkn siswa

1. Apakah kamu menyukai pelajaran PKn?

Siswa 1 : “Sangat suka”.

Siswa 2 : “Biasa saja”.

Siswa 3 : “Suka”.

Siswa 4 : “Tidak terlalu suka”.

Siswa 5 : “Suka”.

2. Apakah kamu kesulitan dalam memahami PKn?

Siswa 1 : “Tidak”.

Siswa 2 : “Biasa saja”.

Siswa 3 : “Sulit”.

Page 258: pengaruh penggunaan model pembelajaran

146

Siswa 4 : “Terkadang”.

Siswa 5 : “Sulit”.

3. Apakah kamu pernah diskusi kelompok dalam pembelajaran PKn?

Siswa 1 : “Pernah”.

Siswa 2 : “Pernah”.

Siswa 3 : :Pernah”.

Siswa 4 : “Pernah”.

Siswa 5 : “Pernah”.

4. Apakah dalam pembelajaran PKn gurumu pernah menggunakan metode

kuis?

Siswa 1 : “Pernah”.

Siswa 2 : “Pernah”.

Siswa 3 : “Pernah”.

Siswa 4 : “Pernah”.

Siswa 5 : “Pernah”.

5. Bagaimana hasil belajarmu dalam pembelajaran PKn?

Siswa 1 : Di bawah KKM

Siswa 2 : Di bawah KKM

Siswa 3 : Di bawah KKM

Siswa 4 : Di atas KKM

Siswa 5 : Di atas KKM

Page 259: pengaruh penggunaan model pembelajaran

147

Lampiran 27 Daftar Wawancara Dengan Guru Kelas V Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square

DAFTAR WAWANCARA DENGAN GURU KELAS V SETELAH

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

WORD SQUARE

Pewawancara : Nurfadilah

Narasumber : Ibu Siti Aisyah, S.Pd

Jabatan : Guru kelas V A

Tempat : SD Negeri Pamulang Permai

Hari/Tanggal : 25 September 2017

Waktu : 13.00 WIB

Tujuan: Untuk mengetahui pendapat atau pandangan terhadap pembelajaran

kooperatif tipe Word Square

1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai pembelajaran yang telah saya

lakukan?

Guru: “Pembelajaran yang anda lakukan cukup bagus, anak-anak jadi

semangat mengikuti pembelajaran di kelas”.

2. Apakah siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan arahan guru?

Guru: “Iya, mayoritas siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan

arahan guru”.

Page 260: pengaruh penggunaan model pembelajaran

148

3. Apakah peranan pembelajaran kooperatif tipe Word Square dapat

meningkatkan hasil belajar?

Guru: “Ya setelah anda mengajar dengan metode tersebut saya rasa hasil

belajar siswa dapat meningkat”.

4. Apakah menurut Bapak/Ibu guru pembelajaran kooperatif tipe Word

Square ini efektif dilakukan dalam pembelajaran PKn?

Guru : “Ya menurut saya cukup efektif namun memang jika siswa

belajar secara berkelompok guru harus lebih bisa menguasai kelas supaya

pembelajaran berjalan secara efektif”

5. Bagaimana aktivitas siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe

Word Square

Guru: “Siswa jadi lebih aktif untuk bertanya, mengemukakan pendapat,

dan dapat belajar secara berkelompok dengan baik”.

Page 261: pengaruh penggunaan model pembelajaran

149

Lampiran 28 Daftar Wawancara Dengan Siswa Kelas V Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square

DAFTAR WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS V SETELAH

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

WORD SQUARE

Pewawancara : Nurfadilah

Narasumber : Siswa kelas V A

Jabatan : Siswa

Tempat : SD Negeri Pamulang Permai

Hari/Tanggal : 25 September 2017

Waktu : 12.00 WIB

Tujuan: Untuk mengetahui pendapat atau pandangan terhadap pembelajaran

kooperatif tipe Word Square

1. Bagaimana pendapat anak-anak mengenai pembelajaran PKn dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Word Square yang telah berlangsung?

Siswa 1: “Seru”.

Siswa 2: “Menyenangkan”.

Siswa 3: “Seru, menarik”.

Siswa 4: “Seru”.

Siswa 5 : “Seru”.

2. Bagaimana pendapat anak-anak mengenai soal-soal yang diberikan?

Siswa 1: “Awalnya saya bingung namun akhirnya saya paham”.

Siswa 2: “Sulit bu”.

Siswa 3: “Biasa saja”.

Page 262: pengaruh penggunaan model pembelajaran

150

Siswa 4 : “Cukup sulit bu”.

Siswa 5 : “Ada yang sulit ada juga yang mudah”.

3. Apakah anak-anak mejadi lebih paham dengan pembelajaran PKn pada

materi keutuhan NKRI dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Word Square?

Siswa 1 : “Paham Bu”.

Siswa 2 : “Paham Bu”.

Siswa 3 : “Ya saya paham”

Siswa 4 : “Paham”.

Siswa 5 : “Saya jadi paham Bu”.

4. Apakah sekarang anak-anak masih merasa kesulitan dalam memahami

materi keutuhan NKRI?

Siswa 1 : “Tidak Bu”.

Siswa 2 : “Tidak Bu”.

Siswa 3 : “Tidak Bu”.

Siswa 4 : “Tidak Bu”.

Siswa 5 : “Tidak Bu”.

5. Apa perbedaan yang anak-anak rasakan sebelum dan sesudah mempelajari

PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Word

Square?

Siswa 1 : “Harus lebih teliti dalam menjawab soal”.

Siswa 2 : “Yakin dengan jawaban”.

Siswa 3 : “Menghargai pendapat teman dalam berdiskusi”.

Siswa 4 : “Teliti dan fokus”.

Siswa 5 : “Teliti dan bekerja sama ”.

Page 263: pengaruh penggunaan model pembelajaran

151

Lampiran 29 Foto-foto Kegiatan Penelitian

Dokumentasi Penelitian

Page 264: pengaruh penggunaan model pembelajaran

152

Page 265: pengaruh penggunaan model pembelajaran

153

Lampiran 30 Lembar Uji Referensi

Page 266: pengaruh penggunaan model pembelajaran

154

Page 267: pengaruh penggunaan model pembelajaran

155

Page 268: pengaruh penggunaan model pembelajaran

156

Page 269: pengaruh penggunaan model pembelajaran

157

Page 270: pengaruh penggunaan model pembelajaran

158

Page 271: pengaruh penggunaan model pembelajaran

159

Page 272: pengaruh penggunaan model pembelajaran

160

PROFIL PENULIS

Nurfadilah, penulis lahir di Jakarta pada tanggal

12 November 1993. Putri pertama dari pasangan

Ahnaf H. Muhammad Siddik dan Siti Rohmah,

memiliki satu adik laki-laki yang bernama

Ahmad Syarofi. Penulis sekarang bertempat

tinggal di Jl. H. Daud No. 35 Rt. 003 Rw. 03

Kelurahan Sukabumi Selatan Kebon Jeruk

Jakarta Barat 11560.

Pada tahun 2000-2006 penulis

mengenyam pendidikan pada Sekolah Dasar

Islam Al-Falah 1 Petang Jakarta Barat. Penulis

melanjutkan pendidikan pada tahun 2006-2009

di Madrasah Tsanawiyah Al-Falah. Kemudian

penulis melanjutkan pendidikan pada tahun 2009-2012 di Madrasah Aliyah Al-

Falah Jakarta Barat.

Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan memilih Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (MI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis cukup aktif

mengikuti kegiatan ekstra kampus dimana ilmu dan kehidupan bisa lebih

dirasakan. Dalam PGMI penulis mendapat banyak sekali bekal imu yang luar

biasa dari para dosen yang membuat penulis bisa menjadi pribadi yang lebih baik

lagi. Selain itu penulis juga mendapatkan teman-teman yang solid, kompak dan

selalu memotivasi ke arah yang lebih baik.