Page 1
PENGARUH PEMBELAJARAN MICROTEACHING TERHADAP
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA JURUSAN
PENDIDIKAN IPS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ANGKATAN 2014
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
HANIPAH
NIM 1113015000058
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
Page 7
v
ABSTRAK
Hanipah (NIM. 1113015000058). Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Judul Skripsi, “Pengaruh
Pembelajaran Microteaching Terhadap Keterampilan Dasar Mengajar
Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2014” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh
Pembelajaran Microteaching Terhadap Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2014 yang telah mengikuti program PPKT
dengan jumlah sampel sebanyak 78 orang. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah angket, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan untuk menjawab hipotesis adalah analisis regresi linier sederhana.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara pembelajaran
microteaching terhadap keterampilan dasar mengajar mahasiswa sebesar 0,945.
Kata Kunci : Pembelajaran Microteaching, Keterampilan Dasar Mengajar
Page 8
vi
ABSTRACT
Hanipah (NIM. 1113015000058). Department of Social Sciences
Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Title of Skripsi ”The
Influence of Microteaching Course To The Student Basic Teaching Skills
Majoring of Social Science Education UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in
Academic Year 2014” This study aims to determine the Influence of
Microteaching Course To The Student Basic Teaching Skills. This research is a
descriptive quantitative approach. The population on this research is all student
Majoring of Social Science Education UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in
Academic Year 2014 who has followed the PPKT program with total sample of 78
people. The data collection technique used in this research using questionnaire,
interview and documentation. Data analysis used in this research to answer the
hypothesis is a simple linear regression. The outcome of this research shows that
there is an influence between microteaching course to the student basic teaching
skills which is equal to 0,945.
Keywords : Microteaching Course, Basic Teaching Skills.
Page 9
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
mendapatkan kekuatan, kesabaran, kemudahan serta pemahaman hingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabatnya serta seluruh muslimin
dan muslimat.
Skripsi ini penulis ajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata satu Sarjana
Pendidikan (S.Pd).
Skripsi ini dapat penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan skripsi ini.
Berkaitan dengan rampungnya skripsi ini, penulis sangat menyadari berbagai
pihak yang telah membantu dan mendukung kegiatan ini. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
4. Bapak Syaripulloh, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
5. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan waktu dan ilmunya yang berharga untuk membimbing penulis
selama penyusunan skripsi ini.
Page 10
viii
6. Ibu Tri Harjawati, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
waktu dan ilmunya yang berharga untuk membimbing penulis selama
penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk
memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah bapak dan ibu berikan
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
8. Seluruh Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Staff Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan kemudahan
dalam pembuatan surat-surat dan sertifikat.
9. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis menyediakan serta pinjaman literatur yang dibutuhkan.
10. Kedua orang tua penulis Bapak H. Sadeli (Alm) dan Ibu Hj. Umiyanah yang
telah memberikan semangat, motivasi, do’a yang tiada henti-hentinya dan
juga mengorbankan seluruh jiwa dan raga baik secara fisik maupun materi.
Semoga Allah SWT memberikan sebaik-baiknya balasan bagi mereka berdua.
11. Kakak-kakak penulis yang telah memberikan semangatnya dalam membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman seperjuangan selama PPKT yaitu Syarifah Alawiyah, Umi Farhani
dan Rian Ardiansyah. Terimakasih atas kerjasama dan bantuannya selama
menyelesaikan tugas PPKT.
13. Sahabat penulis khususnya Maisya Zaqiyah, Syarifah Alawiyah, Vivi
Lutfiyah, Rina Arnisyah, Amira Indira Sari, Dita, Chanda Anry, Galenna
Putri Yani, Farhan, serta teman-teman konsentrasi Ekonomi angkatan 2013.
Terimakasih atas pengalaman dan bantuannya selama kuliah ini. Semoga
Allah SWT selalu memudahkan segala urusan kita. Amin
14. Seluruh teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2013
yang tidak bisa disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa persahabatan
kita, tetap kompak selalu dan terus menjalin tali silaturrahmi.
Page 11
ix
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang secara
langsung dan tidak langsung telah memberikan dukungan dan bantuan dalam
penyusunan skripsi ini.
Mudah-mudahan bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis
mendapat ridho dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun guna memperbaiki di masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat, terutama bagi penulis
sendiri serta bagi kemajuan dunia pendidikan.
Jakarta, 6 Juni 2018
Penulis
Hanipah
Page 12
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI .......................................... iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................ iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
a. Manfaat Teoritis ................................................................... 6
b. Manfaat Praktis .................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik ....................................................................... 8
1. Microteaching ........................................................................ 8
a. Pengertian Microteaching .............................................. 8
b. Karakteristik Microteaching ......................................... 9
c. Tujuan Microteaching .................................................... 10
d. Manfaat Microteaching .................................................. 11
e. Pelaksanaan Microteaching ........................................... 12
Page 13
xi
2. Keterampilan Dasar Mengajar ........................................... 14
a. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar ................. 14
b. Macam-macam Keterampilan Dasar Mengajar ......... 15
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 25
C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 32
D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 35
B. Metode Penelitian ....................................................................... 36
C. Populasi dan Sampel .................................................................. 36
D. Variabel Penelitian ..................................................................... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 38
1. Angket.................................................................................... 38
2. Wawancara ........................................................................... 39
3. Dokumentasi ......................................................................... 39
F. Instrumen Penelitian .................................................................. 40
G. Teknik Analisis Data .................................................................. 47
1. Tahap Menyiapkan Data ..................................................... 48
2. Tahap Mengolah dan Menganalisis Data ........................... 48
3. Uji Instrumen Penelitian ..................................................... 49
4. Uji Prasyarat Data................................................................ 50
5. Uji Analisis Regresi .............................................................. 51
6. Uji Hipotesis .......................................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ........................................................................................ 55
1. Gambaran Umum Jurusan Pendidikan IPS FITK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ....................................... 55
2. Visi dan Misi Jurusan Pendidikan IPS FITK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ....................................... 56
Page 14
xii
B. Deskripsi Data ............................................................................ 57
1. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................ 57
2. Statistik Deskriptif ............................................................... 59
3. Deskripsi Hasil Kuesioner Variabel
Pembelajaran Microteaching............................................... 60
4. Deskripsi Hasil Kuesioner Variabel Keterampilan
Dasar Mengajar Mahasiswa ............................................... 60
C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ..... 61
1. Uji Coba Instrumen ............................................................. 61
2. Uji Prasyarat Analisis .......................................................... 64
3. Uji Regresi Linier Sederhana .............................................. 66
4. Uji Hipotesis .......................................................................... 67
5. Deskripsi Hasil Wawancara ................................................ 70
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 75
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 79
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 80
B. Implikasi ..................................................................................... 80
C. Saran ........................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 83
Page 15
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Relevan ............................................................ 30
Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Penelitian ................................................. 35
Tabel 3.2 Tabel Alternatif Jawaban Menurut Skala Likert .................... 40
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket ........................................................................... 41
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara ................................................................. 43
Tabel 3.7 Kisi-kisi Dokumentasi ................................................................. 47
Tabel. 3.8 Pedoman Tingkat Koefisien Korelasi ....................................... 54
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........... 57
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Konsentrasi ............... 58
Tabel 4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif .............................................. 59
Tabel 4.4 Data Variabel Pembelajaran Microteaching ............................. 60
Tabel 4.5 Data Variabel Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa ..... 60
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Pembelajaran Microteaching ..... 62
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Keterampilan Dasar Mengajar . 62
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 63
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 64
Tabel 4.10 Hasil Uji Linieritas .................................................................... 65
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ......................................... 66
Tabel 4.12 Hasil Uji T (Variabel X terhadap Y) ....................................... 67
Tabel 4.13 Hasil Uji F (Variabel X terhadap Y) ....................................... 68
Tabel 4.14 Tingkat Korelasi atau Kekuatan Suatu Hubungan ............... 69
Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Korelasi ..................................................... 69
Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (X terhadap Y) .................... 70
Page 16
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ...................................................... 33
Page 17
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Penelitian
Lampiran 2 Data Uji Coba Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 4 Data Hasil Penelitian
Lampiran 5 Tabel Data dan Analisis Data
Lampiran 6 Pedoman Wawancara
Lampiran 7 Transkrip Wawancara
Lampiran 8 Dokumentasi
Page 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia
karena pendidikan akan menaikkan taraf kehidupan manusia baik dari segi
sosial, ekonomi maupun lingkungan. Dengan adanya pendidikan yang baik
pada setiap kalangan masyarakat maka akan tercipta sumber daya manusia
yang baik pula dan berdampak pada kemajuan suatu negara.
Usaha meningkatkan sumber daya manusia ini dapat dilihat dari
keinginan pemerintah memperbaiki dan memenuhi perangkat dalam
komponen yang berkaitan dengan lembaga pendidikan, salah satunya
adalah guru. Suatu pendidikan dapat dikatakan berhasil atau tinggi
mutunya apabila pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh
para guru berguna bagi perkembangan pendidikan selanjutnya.1
Permasalahan pendidikan di Indonesia masih sangat kompleks dan
perlu untuk diperbaiki. Salah satu penanggulangan masalah pendidikan di
Indonesia adalah dengan memperbaiki kualitas pendidik atau guru. Karena
guru adalah salah satu tenaga kependidikan, bertanggung jawab dalam
pelaksanaan dan keberhasilan proses pembelajaran. Berhasil tidaknya proses
tersebut sangat tergantung pada fasilitas dan kualitas guru. Untuk itu
pemerintah telah memberikan pengarahan dan penataran kepada sejumlah
tenaga pendidik supaya lebih professional dalam memberdayakan anak
didiknya.2
Guru adalah jabatan professional yang memerlukan berbagai keahlian
khusus. Professional guru mengandung pengertian yang meliputi unsur-unsur
kepribadian, keilmuan, dan keterampilan. Dengan demikian dapat diartikan,
bahwa kompetensi professional guru tentu saja akan meliputi ketiga unsur itu
1 Hasmiana Hasan, ”Kendala yang Dihadapi Guru dalam Proses Belajar Mengajar
Matematika di SD Negeri Gani Kabupaten Aceh Besar”, Jurnal Pesona Dasar, Vol. 1, 2015, h.
40-41 2 Ibid., h. 42
Page 19
2
walaupun tekanan yang akan lebih besar terletak pada unsur keterampilan
sesuai dengan peranan yang dikerjakannya.3
Pada setiap Universitas di Indonesia yang menyiapkan mahasiswa
fakultas keguruan sebagai calon-calon guru harus memperdalam wawasan
dan melatih keterampilan dalam hal mengajar salah satu caranya dengan
mengikuti pembelajaran microteaching atau pengajaran mikro agar dapat
lebih siap dan tangguh dalam memecahkan berbagai permasalahan
kependidikan.
Microteaching menjadi salah satu program pembelajaran yang wajib
diikuti oleh seluruh mahasiswa fakultas keguruan di setiap Universitas di
Indonesia termasuk di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
dengan adanya pembelajaran tersebut diharapkan mahasiswa yang
berkeinginan menjadi calon pendidik akan mendapatkan ilmu baik dari segi
teori maupun praktik dalam hal keterampilan mengajar.
Pembelajaran microteaching menjadi salah satu syarat untuk
kelulusan mahasiswa S1 fakultas keguruan dan biasanya terdapat pada
semester VII untuk mempersiapkan calon-calon guru yang cakap dari segi
wawasan dan keterampilan mengajar sebelum terjun langsung ke dunia
pendidikan di sekolah dan menjadi tenaga pendidik yang professional.
Tujuan mengikuti pembelajaran microteaching ini adalah membantu
calon guru atau guru menguasai keterampilan-keterampilan khusus agar
dalam latihan pembelajaran sesungguhnya tidak mengalami kesulitan,
meningkatkan taraf kompetensi pembelajaran bagi calon guru secara
bertahap, dengan penguasaan keterampilan-keterampilan khusus yang
akhirnya dapat diintegrasikan dalam pembelajaran yang sesungguhnya4
karena keterampilan mengajar merupakan faktor dasar yang harus dimiliki
oleh seorang guru untuk meningkatkan mutu pengajaran, salah satu di
3 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2002), h. 36-42 4 Winda Widyasturi Permatasari, ”Hubungan Pengalaman dan Pembelajaran
Microteaching dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Angkatan 2010”, (Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014), h. 5
Page 20
3
antaranya adalah keterampilan pengelolaan kelas, hal tersebut merupakan
modal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam
menghadapi peserta didiknya.5
Microteaching erat kaitannya dengan metode-metode pembelajaran,
maka microteaching dapat berfungsi sebagai penelitian metode/strategi
mengajar tertentu, dan mengembangkan metode dan strategi pembelajaran.
Microteaching pada dasarnya pelatihan keterampilan mengajar dalam rangka
mempersiapkan diri mahasiswa untuk mengikuti program selanjutnya yang
dimiliki oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yaitu PPKT (Praktik Profesi Keguruan Terpadu) dimana para
mahasiswa akan terjun langsung ke sekolah sebagai praktikan.
Pembelajaran microteaching menjadi sangat penting karena menjadi
bekal pengetahuan dan peningkatan skill mengajar mahasiswa sebagai calon
guru yang nantinya akan menjadi guru praktikan di sekolah yang terlibat
secara langsung dalam setiap proses belajar mengajar bahkan segala jenis
kegiatan yang ada di sekolah.
Menurut Dr. Moerdiyanto, M.Pd dalam artikel jurnal microteaching
penelitiannya tentang pengembangan pengajaran mikro di Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, ”Pelaksanaan pembelajaran mikro
selama ini memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pembelajaran mikro
antara lain: (a) penggunaan teman sejawat sebagai murid, akan dirasakan
sebagai ”sandiwara” saja sehingga tidak terwujud situasi pembelajaran yang
wajar; (b) latihan yang berulang-ulang dengan menggunakan murid dan
bahan materi yang sama dapat mengakibatkan kejenuhan; (c) supervisor oleh
seorang dosen pembimbing tanpa melibatkan guru sekolah dirasa kurang
sesuai dengan realita di sekolah; dan (d) pembekalan yang hanya dilakukan
satu kali dirasakan materinya masih sangat kurang. Kelemahan-kelemahan
tersebut memerlukan upaya pemecahan serius agar mutu pembelajaran mikro
5 Wi Indah Subkhiyatin Najjah, ”Pengaruh Nilai Microteaching Terhadap Kemampuan
Mengajar Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa S1 Program Studi Tadris Biologi
Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang”, (Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang, 2014), h. 2
Page 21
4
lebih mendekati realita di sekolah sehingga pengalaman mengajar mahasiswa
calon guru meningkat.” Dan dari hasil penelitian program microteaching by
real student salah satunya adalah sikap dan perilaku praktikan kurang percaya
diri sehingga grogi menghadapi siswa dan menyebabkan praktikan kurang
fokus dalam berkomunikasi timbal balik dengan siswa sehingga suasana
pembelajaran terkesan kaku.6
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hasmiana Hasan seorang
Dosen program studi PGSD FKIP Universitas Syiah Kuala tentang Kendala
yang Dihadapi Guru dalam Proses Belajar Mengajar Matematika di SD
Negeri Gani Kabupaten Aceh Besar, yang menjadi salah satu kendala yang
dihadapi guru di SD tersebut yaitu kemampuan dalam hal mengelola kelas
yang berkaitan dengan besarnya jumlah peserta didik dalam satu kelas dan
berakibat pada kesulitan guru dalam menjalankan tugasnya.7
Dalam hal mengajar di satu kelas yang berisi ± 40 peserta didik dan
alokasi waktu hanya 40 menit untuk 1 jam mata pelajaran merupakan hal
yang tidak mudah dan kompleks bagi seorang guru untuk mengondisikan
kelas dan mengarahkan murid-murid karena hal itu membutuhkan kecakapan
dalam hal mengatur waktu untuk seluruh kegiatan pembelajaran yang
tercakup di dalamnya kegiatan pendahuluan, inti dan penutup, agar materi
dapat tersampaikan dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh
karena itu, setiap calon guru perlu mendapatkan latihan khusus tentang
keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh setiap guru dan
pembelajaran microteaching merupakan ilmu bantu yang wajib dipelajari
oleh setiap calon guru untuk untuk menghadapi situasi tersebut.
Berdasarkan observasi awal yang saya lakukan pada tanggal 17
Oktober 2017 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan
mewawancarai salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
6 Moerdiyanto, ”Pengembangan Pembelajaran Mikro di Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Yogyakarta”, Artikel Jurnal Mikro Teaching, 2005, h. 2 7 Hasmiana Hasan, ”Kendala yang Dihadapi Guru dalam Proses Belajar Mengajar
Matematika di SD Negeri Gani Kabupaten Aceh Besar”, Jurnal Pesona Dasar, Vol. 1, 2015, h.
47
Page 22
5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan IPS semester VII yang
sedang mengikuti pembelajaran microteaching menyebutkan kendala yang
mereka hadapi adalah pada saat mengikuti pembelajaran microteaching
adalah kurangnya penguasaan dalam membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sehingga berdampak pada saat melakukan praktik
mengajar microteaching. Kendala kedua yaitu waktu yang disediakan untuk 1
kali praktik mengajar microteaching terbatas, tidak sesuai dengan real 1 jam
mata pelajaran di sekolah sehingga mahasiswa kurang mengeksplor kegiatan
pembelajaran hingga tuntas. Kendala ketiga yaitu pada satu semester
pembelajaran microteaching setiap mahasiswa hanya mendapat kesempatan
praktik mengajar di kelas hanya sekitar 2 – 4 kali, sehingga dirasa kurang
untuk mempelajari keterampilan dasar mengajar dan strategi pembelajaran
yang tepat untuk siswa.
Dengan adanya permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk
mengangkat suatu penelitian yang berjudul ”Pengaruh Pembelajaran
Microteaching Terhadap Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa
Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2014”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mencoba mengidentifikasi
permasalahan untuk memfokuskan masalah yang diteliti dan dianalisis
sebagai berikut:
1. Penggunaan teman sejawat sebagai murid kurang real dan efektif.
2. Latihan mengajar yang hanya beberapa kali menyebabkan mahasiswa
belum siap dari segi keterampilan dasar mengajar.
3. Alokasi waktu yang sangat sedikit saat praktik mengajar microteaching
membuat mahasiswa kurang mengeksplor kegiatan pembelajaran hingga
tuntas.
4. Kurangnya pemahaman mahasiswa tentang strategi pembelajaran yang
tepat.
Page 23
6
5. Tidak adanya silabus yang seragam, efektif dan berstandar dari Jurusan.
6. Kurangnya penguasaan dalam membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Masalah penelitian dibatasi pada pembahasan apakah terdapat
pengaruh pembelajaran microteaching terhadap keterampilan dasar mengajar
mahasiswa Jurusan pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2014.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran microteaching terhadap
keterampilan dasar mengajar mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2014?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh pembelajaran microteaching terhadap keterampilan dasar
mengajar mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta angkatan 2014.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu
pengetahuan baru dan dapat berguna untuk memperkaya koleksi dalam
lingkup karya penelitian di bidang keterampilan dasar mengajar untuk
mahasiswa calon guru.
Page 24
7
2. Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan
manfaat terutama bagi:
a. Fakultas, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk
fakultas membuat modul pembelajaran microteaching yang efektif
dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dalam peningkatan
keterampilan mengajar.
b. Jurusan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk
jurusan mengetahui apa saja kelemahan dari pembelajaran
microteaching dan menetapkan sistem pembelajaran yang cocok
untuk menghasilkan mahasiswa calon guru yang berkompeten dan
professional.
c. Dosen, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk
dosen membimbing mahasiswa dalam upaya meningkatkan
keterampilan dasar mengajar mahasiswa agar siap menghadapi siswa-
siswi pada saat terjun langsung mengajar ke sekolah.
d. Mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan
untuk mahasiswa mengoptimalkan keterampilan dasar mengajar yang
diperlukan untuk menjadi calon guru yang professional.
Page 25
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Microteaching
a. Pengertian Microteaching
Istilah Microteaching merupakan dua kata terpisah yang
memiliki masing-masing arti, yaitu micro dan teaching. Micro
berarti kecil, terbatas, sempit, sedangkan teaching berarti mengajar.
Oemar Hamalik mengatakan bahwa ”Pengajaran mikro
(Microteaching) adalah suatu situasi pengajaran yang dilaksanakan
dalam waktu dan jumlah siswa yang terbatas, yakni selama 4 sampai
20 menit dengan jumlah siswa sebanyak 3 sampai 10 orang”.1
J. Cooper & D.W. Allen dalam buku Helmiati mengatakan,
Pembelajaran mikro adalah studi tentang suatu situasi
pembelajaran yang dilaksanakan dalam waktu dan jumlah
tertentu, yakni selama empat atau sampai dua puluh menit dengan
jumlah siswa sebanyak tiga sampai sepuluh orang, bentuk
pembelajaran di sederhanakan, guru memfokuskan diri hanya
pada beberapa aspek. Pembelajaran berlangsung dalam bentuk
sesungguhnya, hanya saja diselenggarakan dalam bentuk mikro.2
Microteaching merupakan bentuk pengajaran yang
disederhanakan, dimana calon guru atau peserta didik berada dalam
suatu lingkungan yang terbatas dan terkontrol dan guru mengajarkan
hanya satu konsep dengan menggunakan satu atau dua keterampilan
mengajar.3
Menurut Ni Nyoman, dkk, Microteaching merupakan sebuah
metode pembelajaran yang berdasarkan kepada performa
mahasiswa calon guru, yang tekniknya dilakukan dengan cara
melatih komponen-komponen keterampilan dasar mengajar dalam
proses belajar dan mengajar (PBM), sehingga mahasiswa calon
1 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), h. 167 2 Helmiati, Microteaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar, (Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2013), h. 23 3 Oemar Hamalik, loc.cit.
Page 26
9
guru mampu menguasai setiap komponen tersebut (satu per satu
atau beberapa komponen sekaligus secara terpadu) dalam situasi
pembelajaran yang disederhanakan.4
Menurut Moerdiyanto, Pembelajaran mikro merupakan metode
pembelajaran atas dasar performa yang tekniknya dilakukan
dengan cara melatihkan komponen-komponen kompetensi dasar
mengajar (teaching skill) dalam proses pembelajaran yang
disederhanakan ditinjau dari aspek kompetensi mengajar,
penguasaan materi, pengelolaan peserta didik, maupun mengelola
waktu.5
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa microteaching
adalah suatu proses pembelajaran dengan skala yang sempit dimana
segala unsur atau aspek di dalamnya disederhanakan seperti jumlah
siswa, waktu, fokus bahan ajar dan membatasi beberapa
keterampilan dasar mengajar tertentu sebagai metode latihan
mengajar dengan tujuan untuk melatih dan meningkatkan
keterampilan mengajar calon guru agar dapat diketahui kelemahan
dan kelebihan yang dimiliki oleh calon guru secara akurat dengan
harapan dari penampilan mengajar tersebut dapat dipantau segala
kemajuannya dalam beberapa kali latihan.
b. Karakteristik Microteaching
Menurut Helmiati, pembelajaran mikro berlangsung dalam
bentuk sesungguhnya, hanya saja diselenggarakan dalam bentuk
mikro (kecil) dengan karakteristik sebagai berikut:6
1. Jumlah siswa berkisar antara 5 – 10 orang.
2. Waktu mengajar terbatas sekitar 10-15 menit.
3. Latihan terpusat pada keterampilan dasar mengajar.
4. Menampilkan hanya 1 atau 2 keterampilan dasar mengajar,
yang merupakan bagian dari keterampilan mengajar yang
kompleks.
4 Ni Nyoman Padmadewi, Luh Putu Artini, dan Dewa Ayu Eka Agustini, Pengantar Micro
Teaching, (Depok: Rajawali Pers, 2017), Cet. 1, h. 192 5 Moerdiyanto, ”Pengembangan Pembelajaran Mikro di Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Yogyakarta”, Artikel Jurnal Mikro Teaching, 2005, h. 1 6 Helmiati, Microteaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar, (Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2013), h. 26
Page 27
10
5. Membatasi fokus atau ruang lingkup materi pelajaran sesuai
dengan ketersediaan waktu.
6. Ditinjau dari praktikan, calon guru/pendidik akan belajar
bagaimana melakukan pembelajaran, sedangkan teman yang
jadi siswa akan dapat mengamati bagaimana gaya mengajar
temannya serta dapat menilai tepat dan tidaknya keterampilan
dasar pembelajaran yang dilakukan, seperti penggunaan
metode dan strategi pembelajaran, penggunaan media
pembelajaran, penilaian, dst.
7. Pembelajaran mikro adalah pembelajaran yang sebenarnya.
Praktikan harus membuat rencana pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat, mengelola kelas dan
menyiapkan perangkat pembelajaran lainnya yang dapat
mendukung proses pembelajaran.
c. Tujuan Microteaching
Secara umum tujuan microteaching adalah memberikan
kesempatan bagi para mahasiswa calon guru untuk melatih
keterampilan mengajar di depan teman-temannya dengan tujuan
untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi berbagai kemungkinan
situasi kelas yang akan terjadi serta memiliki kesiapan mental
sebagai bekal untuk mengajar di kelas yang sesungguhnya.
Menurut Dwight Allen, tujuan microteaching adalah 7
:
1. Bagi mahasiswa calon guru
a. Memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan
sejumlah keterampilan dasar mengajar secara terpisah.
b. Calon guru dapat mengembangkan keterampilan
mengajarnya sebelum mereka terjun ke kelas yang
sebenarnya.
c. Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk
mendapatkan bermacam-macam kondisi peserta didik.
2. Bagi guru :
a. Memberikan penyegaran dalam program pendidikan.
b. Guru mendapatkan pengalaman mengajar yang bersifat
individual demi perkembangan profesinya.
c. Mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap
pembaharuan yang berlangsung di pranata pendidikan.
7 J.J. Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), h. 45-56
Page 28
11
Sedangkan menurut Moerdiyanto, secara khusus tujuan
pembelajaran mikro sebagai berikut:8
1. Membentuk dan meningkatkan kompetensi dasar mengajar
terbatas.
2. Membentuk dan meningkatkan kompetensi dasar mengajar
terpadu dan utuh.
3. Membentuk kompetensi kepribadian.
4. Membentuk kompetensi sosial.
Dari kedua teori tentang tujuan microteaching di atas dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran mikro baik secara
umum maupun khusus adalah untuk membekali calon guru
keterampilan dasar mengajar, mendesain pembelajaran serta
membentuk kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru baik
kompetensi kepribadian, sosial, profesional maupun pedagogik
sehingga diharapkan bahwa calon guru akan siap dan memiliki rasa
percaya diri saat menghadapi berbagai macam karakteristik siswa
dan mampu mengajar dengan baik.
d. Manfaat Microteaching
Menurut Ni Nyoman, dkk, pentingnya microteaching bagi
calon guru karena ada beberapa manfaat yang diperoleh setelah
mengikuti pembelajaran microteaching, yaitu mahasiswa dapat:
1. Belajar dan mengasimilasi keterampilan mengajar baru di
bawah kondisi yang terkendali.
2. Menguasai sejumlah keterampilan mengajar.
3. Memperoleh kepercayaan diri dalam mengajar dengan
mengembangkan dan menguasai keterampilan mengajar yang
penting.
4. Mencapai kompetensi guru tertentu.
5. Menampilkan situasi pengajaran nyata untuk mengembangkan
keterampilan.
6. Mendapatkan pengetahuan yang lebih tentang seni mengajar.
7. Belajar memerhatikan perbedaan kebutuhan individu
pembelajaran.9
8 Moerdiyanto, ”Pengembangan Pembelajaran Mikro di Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Yogyakarta”, Artikel Jurnal Mikro Teaching, 2005, h. 5
Page 29
12
Menurut J.J Hasibuan dan Moedjiono, Dengan membekali
mahasiswa melalui pengajaran mikro, ada beberapa manfaat yang
diperoleh, yakni:10
1. Menimbulkan, mengembangkan, dan membina keterampilan-
keterampilan tertentu calon guru atau guru dalam mengajar.
2. Keterampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat
dilatihkan.
3. Balikan (feed-back) yang cepat dan tepat dapat segera
diperoleh.
4. Latihan memungkinkan penguasaan komponen keterampilan
mengajar secara lebih baik.
5. Dalam situasi latihan, calon guru atau guru dapat memusatkan
perhatian secara khusus kepada komponen keterampilan yang
objektif.
6. Menuntut dikembangkannya pola observasi yang sistematis
dan objektif.
7. Mempertinggi efisiensi dan efektivitas penggunaan sekolah
praktek dalam waktu praktek mengajar yang relatif singkat.
Dari kedua teori tentang manfaat dari microteaching yang
dikemukakan di atas, menurut hemat saya jika mahasiswa calon guru
mengikuti pembelajaran microteaching manfaat yang akan
didapatkan adalah mampu menguasai keterampilan mengajar,
memiliki kepercayaan diri dan menguasai beberapa komponen dari
kompetensi seorang guru. Dari microteaching juga mahasiswa akan
mendapatkan gambaran tentang situasi pengajaran yang sebenarnya
sehingga pengetahuan serta persiapan untuk mengajar akan lebih
matang.
e. Pelaksanaan Microteaching
Pelaksanaan pembelajaran microteaching pada umumnya
terdapat di semester 6 atau 7. Setiap mahasiswa fakultas keguruan
harus mengikuti pembelajaran ini sebagai salah satu syarat kelulusan
untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Sebelum mengikuti
9 Ni Nyoman Padmadewi, Luh Putu Artini, dan Dewa Ayu Eka Agustini, Pengantar Micro
Teaching, (Depok: Rajawali Pers, 2017), Cet. 1, h. 202 10
J.J. Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 51-52
Page 30
13
pembelajaran ini, ada syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa
serta terdapat juga tahapan-tahapan atau prosedur pada saat
pelaksanaan pembelajaran microteaching.
1) Syarat untuk Mengikuti Pembelajaran Microteaching
Mahasiswa harus menyelesaikan mata kuliah
kependidikan di semester sebelumnya dengan nilai minimal 70
atau B. Mata kuliah kependidikan yang dimaksud seperti
Statistik Pendidikan, Landasan Pendidikan, Administrasi
Pendidikan, Psikologi Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran,
Strategi Pembelajaran, Pengantar Kurikulum, Media
Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran, Perencanaan
Pembelajaran, Metode Penelitian Pendidikan, Telaah Kurikulum,
dan Pengembangan Profesi Keguruan.
2) Tahap-Tahap atau Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran
Microteaching11
a) Merencanakan (Planning). Tahap ini merupakan tahap
persiapan yang biasanya dilakukan di luar jam pelajaran.
Pada tahap ini mahasiswa harus membuat perencanaan
dalam bentuk RPP/scenario pembelajaran untuk setiap
keterampilan dasar yang mau dipraktikkan. Pada sesi ini,
mahasiswa calon guru bisa mendiskusikan persiapannya
atau RPP yang dibuat dengan dosen pembimbing dan
mahasiswa lainnya.
b) Praktik Mengajar (Teaching Practice). Tahap ini adalah
tahap di mana mahasiswa calon guru mulai untuk
mempraktikkan keterampilan dasar mengajarnya dalam
kelas yang sudah terbagi menjadi 5 kelompok. Tiap-tiap
kelompok melakukan tugas sesuai dengan perannya baik
sebagai guru, supervisor, pengamat, siswa maupun
sebagai pelaksana teknis. Setiap mahasiswa menjalankan
tugasnya agar pelaksanaan praktik keterampilan dasar
menjadi efektif.
c) Feedback. Feedback atau umpan balik sangat penting
dalam praktik pembelajaran mikro agar mahasiswa calon
guru tahu kelemahan-kelemahan yang harus diperbaiki
dan mengetahui apa kekuatannya yang harus
11
Ni Nyoman Padmadewi, Luh Putu Artini, dan Dewa Ayu Eka Agustini, Pengantar Micro
Teaching, (Depok: Rajawali Pers, 2017), Cet. 1, h. 184-186
Page 31
14
dipertahankan. Pada sesi ini, masukan diberikan oleh
kelompok sesuai dengan perannya. Masukan dari masing-
masing kelompok didiskusikan dan setiap anggota
kelompok memberikan pendapat tentang masukan yang
diberikan.
d) Merencanakan ulang (Re-planning). Setelah diskusi
tentang masukan yang diberikan, maka mahasiswa
melakukan perencanaan ulang dengan mempertimbangkan
masukan yang diperoleh saat diskusi. Oleh sebab itu,
mahasiswa calon guru harus melakukan perbaikan agar
RPP yang dibuat menjadi lebih baik pula.
e) Praktik mengajar ulang (Re-teaching). Tahap ini bersifat
tentatif, maksudnya adalah tidak harus ada. Jika
mahasiswa calon guru memerlukan perbaikan mendasar,
maka mereka harus praktik mengajar ulang untuk melihat
apakah mereka mampu meningkatkan kualitasnya setelah
masukan-masukan diberikan. Tetapi jika pada saat praktik
sebelumnya, kualitas mengajar mereka sudah bagus, maka
tahap ini tidak perlu dilakukan kembali.
f) Pemberian feedback kembali (Re-feedback). Sesi ini
adalah keberlanjutan dari sesi praktik mengajar ulang.
Tetapi jika sesi praktik mengajar ulang tidak dilakukan
maka sesi inipun tidak akan terjadi. Seperti halnya pada
setiap sesi praktik keterampilan dasar mengajar dilakukan,
maka sesi mengajar akan selalu diikuti dengan pemberian
masukan untuk mengetahui apakah praktik mengajar yang
dilakukan sudah bagus atau tidak.
2. Keterampilan Dasar Mengajar
a. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
”Proses pembelajaran merupakan hal yang kompleks dan
sistemik. Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
berbagai komponen atau sub sistem yang menjadi satu kesatuan,
saling berinteraksi dan berkaitan satu sama lain untuk mencapai
suatu hasil secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan”.12
Menurut J.J Hasibuan dan Moerdiono, Mengajar merupakan
upaya penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses belajar. Sedangkan kemampuan mengajar
12
Helmiati, Microteaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar, (Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2013), h. 5
Page 32
15
adalah kesanggupan atau kecakapan pendidik dalam menciptakan
suasana komunikasi yang edukatif antara pendidik dan peserta
didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotor,
sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan
sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai
tujuan pengajaran.13
Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan dasar mengajar
adalah suatu keterampilan atau kemampuan yang dimiliki oleh
seorang guru yang dapat membantu berjalannya proses belajar
mengajar baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor peserta
didik dengan harapan agar tujuan pembelajaran dapat berjalan
dengan baik.
b. Macam-macam Keterampilan Dasar Mengajar
Di dalam ilmu pengajaran mikro (microteaching) ada 8
keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh setiap
mahasiswa calon guru, baik dalam hal kemampuan menangani diri
sendiri, peserta didik maupun kondisi kelas. Semua keterampilan
tersebut akan saling berkaitan satu sama lain dan saling menguatkan
untuk menciptakan kondisi kelas yang efektif dan kondusif selama
proses pembelajaran. Delapan keterampilan dasar mengajar yang
dimaksud yaitu:
1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Membuka pelajaran merupakan kegiatan guru/pendidik
dalam mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran yang meliputi; kondisi menciptakan suasana
siap mental peserta didik, menciptakan suasana komunikatif
antara guru/pendidik dengan peserta didik, menimbulkan
perhatian peserta didik kepada apa yang akan dipelajari
13
Wi Indah, ”Pengaruh Nilai Microteaching Terhadap Kemampuan Mengajar Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa S1 Program Studi Tadris Biologi Angkatan 2010
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang”, Skripsi pada IAIN Walisongo
Semarang, Semarang, 2010, h. 11-12
Page 33
16
dalam hal ini dapat diawali dari situasi keseharian peserta
didik sampai pada materi yang akan dipelajari.14
Contoh kegiatan membuka pelajaran yang bisa dilakukan
oleh guru adalah apersepsi yaitu menyampaikan tujuan
pembelajaran untuk memotivasi peserta didik dan memberikan
penjelasan tentang pentingnya materi yang akan dipelajari.
Selain itu juga bisa diadakan ice breaking sebelum memasuki
pelajaran dengan tujuan menarik perhatian siswa ke guru dan
membuat suasana kelas menjadi menyenangkan.
Menutup pelajaran merupakan kegiatan guru dalam
mengakhiri kegiatan inti pembelajaran. Dalam mengakhiri
pembelajaran, kegiatan yang dilakukan adalah memberikan
gambaran menyeluruh tentang semua materi yang telah
dipelajari, mengetahui tingkat penyerapan siswa terhadap materi
dan mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar
mengajar.15
Jadi, dapat disimpulkan bahwa guru harus
menguasai keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
karena kegiatan tersebut berkaitan dengan kegiatan inti
pembelajaran sehingga mempengaruhi keberhasilan pencapaian
tujuan belajar.
Menurut Sungkowo Soetopo dan Yulie Sudartati, tujuan
keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah:16
1. Menimbulkan perhatian dan motivasi siswa untuk
menghadapi tugas-tugas yang akan dikerjakan.
2. Siswa mengetahui batas-batas yang akan dikerjakan.
3. Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang
pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari
bagian-bagian dari suatu mata pelajaran.
14
Helmiati, Microteaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar, (Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2013), h. 28 15
Ibid., h. 29 16
Sungkowo Soetopo, Yulie Sudartati, Bekal Menjadi Guru Profesional, (Palembang:
Simetri, 2010), h. 45
Page 34
17
Komponen-komponen membuka pelajaran menurut Uzer
Usman, yaitu:17
1. Menarik perhatian siswa dengan cara; gaya mengajar guru,
penggunaan alat bantu pengajaran, pola interaksi yang
bervariasi.
2. Menimbulkan motivasi dengan cara; disertai kehangatan
dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu,
memperhatikan minat siswa.
3. Memberi acuan melalui berbagai usaha seperti;
mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas,
menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan,
mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas.
Komponen-komponen menutup pelajaran menurut Uzer
Usman, yaitu:18
1. Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan
merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.
2. Mengevaluasi. Bentuk evaluasi yang dapat dilakukan guru
antara lain ialah; mendemonstrasikan keterampilan,
mengeskplorasi pendapat siswa sendiri, memberikan soal-
soal tertulis.
2. Keterampilan menjelaskan
”Menjelaskan merupakan suatu kegiatan verbal yang
memberikan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain, satu
peristiwa dengan peristiwa lain, memberikan hubungan secara
induktif dan deduktif agar anak dapat mengerti”.19
”Menjelaskan pelajaran adalah keterampilan guru dalam
menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa secara lisan yang
diorganisasikan secara terencana dan sistematis sehingga bahan
pelajaran yang disampaikan guru tersebut dengan mudah
dipahami siswa”.20
17
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 93 18
Ibid. 19
Ibid., h. 58 20
Helmiati, Microteaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar, (Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2013), h. 51
Page 35
18
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan
yang harus dimiliki oleh guru sebagai bagian dari kegiatan
mentransfer materi pelajaran dari guru kepada siswa agar siswa
dapat memahami intisari, manfaat dan tujuan dari materi yang
sedang dipelajari.
Tujuan dari keterampilan mengajar adalah membimbing
siswa memahami dengan jelas jawaban pertanyaan dari yang
mereka ajukan kepada guru. Selain itu juga dapat membimbing
siswa untuk mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta,
definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar. Serta
melibatkan siswa untuk berpikir dengan memecahkan masalah-
masalah atau pertanyaan.
Komponen keterampilan menjelaskan menurut Uzer Usman
yaitu:21
1. Merencanakan. Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu
direncanakan dengan baik, terutama yang berkenaan
dengan isi pesan dan penerimaan pesan.
2. Penyajian suatu penjelasan. Penyajian suatu penjelasan
dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Kejelasan; penjelasan hendaknya diberikan dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
siswa.
b. Pemberian tekanan; dalam memberikan penjelasan,
guru harus memusatkan perhatian siswa pada masalah
pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu
penting.
3. Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya adalah keterampilan yang
dimiliki oleh setiap manusia karena bertanya berkaitan dengan
segala aktifitas verbal yang kita lakukan sehari-hari sebagai
makhluk sosial. Terutama bagi seorang guru, tentunya
21
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.
90-91
Page 36
19
keterampilan bertanya yang baik harus dikuasai dalam proses
belajar mengajar.
Menurut Helmiati, Keterampilan bertanya adalah ucapan
guru/pendidik secara verbal yang meminta respon dari
peserta didik. Respon yang diberikan dapat berupa
pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil
pertimbangan. Dengan demikian bertanya merupakan
stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir
peserta didik.22
Dengan cara bertanya yang baik, efek positif yang
diharapkan adalah peserta didik mampu menjawab pertanyaan
dari guru dengan baik dan memberikan tanda bahwa peserta
didik telah memahami apa yang telah dijelaskan guru melalui
jawaban yang ia lontarkan.
Menurut Wi Indah tujuan keterampilan bertanya adalah:23
1. Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir
peserta didik.
2. Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi.
3. Melatih peserta didik berfikir devergen.
4. Melatih kemampuan mengutarakan pendapat.
5. Mencapai tujuan belajar.
Komponen-komponen keterampilan bertanya menurut Uzer
Usman, yaitu:24
1. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat;
pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan
singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat
dipahami oleh siswa.
2. Pemindahan giliran; adakalanya suatu pertanyaan perlu
dijawab oleh lebih dari seorang siswa karena jawaban
siswa kurang benar atau belum memadai.
3. Pemberian waktu berpikir; setelah mengajukan pertanyaan
kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu beberapa
detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang
siswa untuk menjawabnya.
22
Helmiati, Microteaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar, (Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2013), h. 29 23
Wi Indah, ”Pengaruh Nilai Microteaching Terhadap Kemampuan Mengajar Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa S1 Program Studi Tadris Biologi Angkatan 2010
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang”, Skripsi pada IAIN Walisongo
Semarang, Semarang, 2010, h. 18 24
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.
77-78
Page 37
20
4. Keterampilan mengelola kelas
Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Pengelolaan kelas
merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru
menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat
mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan
memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian
pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran
yang efektif.25
Jadi dapat dikatakan juga bahwa keterampilan mengelola
kelas adalah keterampilan guru dalam rangka menciptakan dan
menjaga keadaan atau situasi kelas agar selalu bersifat kondusif
pada saat pelajaran berlangsung serta mengembalikannya bila
terjadi gangguan pada saat proses belajar mengajar. Pengelolaan
kelas juga merupakan upaya yang dilakukan agar peserta didik
dapat terus kooperatif dengan guru dan lingkungan belajar
dengan harapan tujuan pembelajaran yang ditargetkan oleh guru
dapat tercapai dengan baik.
Menurut Helmiati, tujuan keterampilan mengelola kelas
adalah:26
1. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab
individu terhadap tingkah lakunya, serta sadar untuk
mengendalikan dirinya.
2. Membantu siswa agar mengerti akan arah tingkah laku
yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan melihat atau
merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan
bukan kemarahan.
3. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam
tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan
aktivitas kelas.
25
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2013), Cet. V, h. 173 26
Helmiati, Microteaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar, (Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2013), h. 79
Page 38
21
Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas menurut
Uzer Usman, yaitu:27
1. Menunjukkan sikap tanggap; Tanggap terhadap perhatian,
keterlibatan, ketidakacuhan, dan ketidakterlibatan siswa
dalam tugas-tugas di sekolah.
2. Memberi perhatian; Pengelolaan kelas yang efektif terjadi
bila guru mampu memberi perhatian kepada beberapa
kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama.
3. Menegur; Apabila ada tingkah laku siswa yang
mengganggu kelas atau kelompok dalam kelas, hendaklah
guru menegurnya secara verbal.
4. Memusatkan perhatian kelompok; kegiatan siswa dalam
belajar dapat dipertahankan apabila dari waktu ke waktu
guru mampu memusatkan perhatian kelompok terhadap
tugas-tugas yang dilakukan.
5. Keterampilan memberikan penguatan
Menurut Uzer Usman, Penguatan (reinforcement) adalah
segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun
nonverbal yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah
laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si
penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindak
dorongan ataupun koreksi. Atau, penguatan adalah respons
terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.28
Jadi dapat dikatakan, tindakan memberikan penguatan
dilakukan untuk memberikan nilai positif terhadap suatu
perbuatan siswa agar mereka giat berpartisipasi dalam interaksi
belajar mengajar.
Penguatan yang dilakukan oleh guru mempunyai
pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar
siswa dan bertujuan sebagai berikut:29
1. Dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.
2. Dapat meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah
laku siswa yang produktif.
27
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.
99-100 28
Ibid., h. 81 29
Ibid.
Page 39
22
3. Dapat merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
Prinsip penggunaan keterampilan memberikan penguatan
menurut Uzer Usman:30
1. Kehangatan dan keantusiasan; Sikap dan gaya guru,
termasuk suara, mimik, dan gerak badan, akan
menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam
memberikan penguatan.
2. Kebermaknaan; Penguatan hendaknya diberikan sesuai
dengan tingkah laku dan penampilan siswa sehingga ia
mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan.
3. Menghindari penggunaan respons yang negatif; Teguran
dan hukuman masih bisa digunakan, respons negatif yang
diberikan guru berupa komentar, bercanda menghina, dan
ejekan yang kasar perlu dihindari.
6. Keterampilan mengadakan variasi
”Keterampilan menggunakan variasi diartikan sebagai
perbuatan guru/pendidik dalam konteks proses belajar mengajar
yang bertujuan mengatasi kebosanan peserta didik sehingga
dalam proses belajar mengajar, peserta didik senantiasa
menunjukkan ketekunan, antusiasme serta berperan serta secara
aktif”.31
Jadi, guru dapat mengadakan variasi seperti
menggunakan berbagai macam metode yang berbeda pada setiap
materi pelajaran dengan mencocokkan antara metode belajar
dengan materi tersebut. Serta guru juga dapat melakukan variasi
dengan mengadakan games sebagai langkah untuk mereview
kembali materi yang telah dipelajari agar siswa memperhatikan
tiap materi yang dijelaskan dan meminimalisir rasa kejenuhan
pada saat kegiatan belajar.
30
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.
82 31
Helmiati, Microteaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar, (Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2013), h. 29
Page 40
23
Tujuan keterampilan mengadakan variasi menurut Uzer
Usman yaitu:32
1. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa
kepada aspek-aspek mengajar yang relevan.
2. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru
dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih
hidup dan lingkungan yang lebih baik.
3. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk
memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi
menurut Uzer Usman:33
1. Variasi cara mengajar guru, seperti; Penggunaan variasi
suara, variasi gerak badan dan pergantian posisi guru di
dalam kelas dan gerak guru.
2. Variasi dalam pengajaran media dan alat pengajaran;
Pergantian penggunaan jenis media yang satu ke jenis
media yang lain mengharuskan anak menyesuaikan alat
indranya sehingga dapat mempertinggi perhatiannya
karena setiap anak mempunyai perbedaan kemampuan
dalam motorik.
7. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Menurut Helmiati, ”Keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan
melibatkan sekelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka
kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagi informasi atau
pengalaman mengambil keputusan atau memecahkan suatu
masalah”.34
”Membimbing kegiatan diskusi kelompok kecil dalam
pembelajaran merupakan salah satu jenis keterampilan yang
harus dikuasai guru, karena melalui diskusi siswa didorong
32
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.
84 33
Ibid., h. 86 34
Helmiati, Microteaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar, (Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2013), h. 30
Page 41
24
untuk belajar secara aktif, belajar mengemukakan pendapat,
berinteraksi, saling menghargai dan berlatih bersikap positif”.35
Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil adalah keterampilan guru
dalam memfasilitasi kegiatan diskusi dari suatu kelompok kecil
dalam kelas dengan tujuan saling berinteraksi dengan siswa
untuk berbagi pengetahuan dan mendiskusikan materi pelajaran
serta memecahkan permasalahan dari materi tersebut agar tujuan
dari pembelajaran dapat tercapai.
Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi
menurut Uzer Usman:36
1. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
dengan cara; Merumuskan tujuan dan topik yang akan
dibahas pada awal diskusi, kemukakan masalah-masalah
khusus.
2. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi; Mencoba
memancing pola berpikir siswa yang enggan
berpartisipasi, mencegah secara bijaksana siswa yang suka
memonopoli pembicaraan.
3. Meningkatkan pola berpikir siswa dengan cara;
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang
siswa untuk berpikir.
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
Menurut Helmiati, Secara fisik bentuk pengajaran ini
berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 (tiga) dan 8
(delapan) orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk
perseorangan. Dalam pengajaran kelompok kecil dan
perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian
terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih
akrab antara guru dan siswa dengan siswa. Ada empat
komponen keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk
pengajaran kelompok kecil dan perorangan. Keempat
keterampilan tersebut adalah mengadakan pendekatan secara
pribadi, mengorganisasikan, membimbing dan memudahkan
35
Wi Indah, ”Pengaruh Nilai Microteaching Terhadap Kemampuan Mengajar Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa S1 Program Studi Tadris Biologi Angkatan 2010
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang”, Skripsi pada IAIN Walisongo
Semarang, Semarang, 2010, h. 25 36
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.
95-96
Page 42
25
belajar, serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan
belajar-mengajar.37
Dengan demikian tujuan dari keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perseorangan ini adalah agar terjalin
hubungan keakraban antara guru dan siswa karena pada saat
menjelaskan guru dapat lebih memperhatikan mana siswa yang
belum paham sehingga akan memudahkan tercapainya tujuan
pembelajaran dari guru yang harus diterima oleh siswa.
Komponen-komponen keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perseorangan menurut Uzer Usman:38
1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi;
Menjalin hubungan yang akrab dan sehat antara guru dan
siswa serta siswa dengan siswa.
2. Keterampilan mengorganisasi, seperti: memberikan
orientasi umum tentang tujuan dan tugas yang akan
dilakukan, membentuk kelompok yang tepat,
mengoordinasikan kegiatan, membagi perhatian pada
berbagai tugas dan kebutuhan siswa.
3. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar;
Mengadakan supervisi proses lanjut yang memusatkan
perhatian kepada penekanan dan pemberian bantuan ketika
kegiatan berlangsung.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Di bawah ini merupakan beberapa hasil penelitian relevan yang telah
dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Wi Indah Subkhiyatin Najjah pada tahun
2014, jenis penelitian skripsi di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Walisongo dengan judul ”Pengaruh Nilai Micro Teaching Terhadap
Kemampuan Mengajar Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa
S1 Program Studi Tadris Biologi Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang”.
37
Helmiati, Microteaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar, (Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2013), h. 82 38
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.
106-107
Page 43
26
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan
Analisis Data Statistik yang sifatnya adalah Regresi yaitu mencari
pengaruh antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat. Dalam hal ini
adalah mencari pengaruh antara Nilai Micro Teaching (X) Terhadap
Kemampuan Mengajar Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) (Y)
Mahasiswa S1 Program Studi Tadris Biologi Angkatan 2010 Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang. Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa S1 Program Studi Tadris Biologi angkatan
2010 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang
yang berjumlah 31 orang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan yang
positif antara nilai micro teaching terhadap kemampuan mengajar Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa S1 Program Studi Tadris Biologi
Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo
Semarang.
Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan peneliti adalah mencari
tahu pengaruh mata kuliah microteaching terhadap kemampuan mengajar
mahasiswa. Sedangkan perbedaannya adalah variabel Y yaitu pengaruh
microteaching terhadap mahasiswa Praktek Pengalaman Lapangan (PPL).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Layin Natunnisa pada tahun 2017, jenis
penelitian skripsi di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dengan judul ”Persepsi Mahasiswa Tentang
Efektivitas Mata Kuliah Micro Teaching Terhadap Kompetensi Pedagogik
Mahasiswa Peserta Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) Jurusan
Pendidikan IPS Tahun Akademik 2016/2017”.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan pendidikan IPS UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah mengikuti program PPKT pada Tahun
Akademik 2016/2017 dengan jumlah sampel sebanyak 80 orang.
Page 44
27
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Persepsi Mahasiswa Tentang
Efektivitas Mata Kuliah Micro Teaching Terhadap Kompetensi Pedagogik
Mahasiswa Peserta Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT)
dikategorikan efektif.
Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan peneliti adalah membahas
pengaruh dari mata kuliah microteaching terhadap kemampuan mahasiswa
pada saat melaksanakan kegiatan PPKT (Praktik Profesi Keguruan
Terpadu). Sedangkan perbedaannya adalah variabel yang diteliti di sini
adalah pengaruh microteaching terhadap kemampuan pedagogik
mahasiswa.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Moerdiyanto pada tahun 2006, jenis
penelitian ini adalah jurnal di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta.
Metode penelitian ini adalah survei yang dimaksudkan untuk mengambil
suatu generalisasi yang terbatas pada sampel, menjadi kesimpulan yang
berlaku umum bagi populasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE)
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang melaksanakan praktik
Program Pengalaman Lapangan I (PPL-1) pada semester genap tahun
akademik 2005/2006 sejumlah 463 orang mahasiswa enam jurusan
kependidikan yang terbagi menjadi 45 kelompok. Sampel terdiri dari 12
orang dari jurusan Pendidikan Administrasi perkantoran, 12 orang
mahasiswa pendidikan akuntansi, dan jurusan pendidikan ekonomi
koperasi, geografi, kewarganegaraan, dan sejarah masing-masing 8 orang.
Hasil penelitian ini adalah sesuai tujuan yang ingin dicapai pada penelitian
pengembangan ini yaitu mencari pembuktian akademik apakah model
praktik pembelajaran mikro dengan real student memberikan kinerja yang
lebih baik dibandingkan model konvensional. Berdasarkan hasil analisis
dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yaitu peningkatan pencapaian
hasil praktik yang sangat signifikan bahwa kinerja total kompetensi
Page 45
28
mengajar dengan model micro teaching by real student lebih tinggi
dibandingkan dengan skor rata-rata model praktik micro teaching by peer
student.
Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh peneliti adalah
membahas pengaruh dari mata kuliah microteaching terhadap peningkatan
kompetensi mengajar mahasiswa. Sedangkan perbedaannya adalah
penelitian ini hanya sebatas mencari pembuktian yang signifikan antara
microteaching by real student dengan microteaching by peer student mana
metode yang lebih baik digunakan oleh mahasiswa.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Dea Natalia Saputri, Siswandari dan
Ngadiman pada tahun 2013, jenis penelitian ini adalah jurnal penelitian di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, dengan judul ”Pengaruh Micro Teaching dan Bimbingan Guru
Pamong Terhadap Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPL FKIP UNS
Surakarta”.
Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan melakukan uji
hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi Ekonomi
angkatan 2009 yang telah lulus mata kuliah micro teaching dan telah
melaksanakan PPL yang berjumlah 183 mahasiswa. Sampel yang diambil
sebanyak 37 mahasiswa dengan teknik proportional random sampling.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) terdapat pengaruh yang positif
persepsi mahasiswa tentang micro teaching terhadap kemampuan
mengajar mahasiswa PPL, 2) terdapat pengaruh yang positif persepsi
mahasiswa tentang bimbingan guru pamong terhadap kemampuan
mengajar mahasiswa PPL dan 3) terdapat pengaruh yang positif persepsi
mahasiswa tentang micro teachingdan bimbingan guru pamong terhadap
kemampuan mengajar mahasiswa PPL Program Studi Pendidikan
Ekonomi Angkatan 2009 FKIP UNS Tahun 2013.
Persamaan penelitian ini dengan yang peneliti lakukan adalah membahas
pengaruh dari mata kuliah microteaching terhadap keterampilan mengajar
Page 46
29
mahasiswa. Sedangkan perbedaannya adalah variabel yang diteliti di sini
adalah selain dari pengaruh mata kuliah microteaching, pengaruh dari guru
pamong juga diteliti.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Winda Widyastuti Permatasari pada tahun
2014, jenis penelitian adalah skripsi di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, dengan judul
”Hubungan Pengalaman Pembelajaran Microteaching dengan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Angkatan 2010”.
Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental
dengan menggunakan populasi seluruh mahasiswa Program Studi
Pendidikan Akuntansi yang telah mengikuti Program Pengalaman
Lapangan angkatan 2010 yang berjumlah 174 orang.
Hasil dari penelitian ini adalah ada hubungan (korelasi) yang positif antara
Program Pengalaman Lapangan dengan Microteaching meskipun nilai
korelasi hubungan variabel tersebut termasuk dalam kategori rendah.
Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan peneliti adalah membahas
tentang mata kuliah microteaching terhadap kemampuan mengajar
mahasiswa. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini mencari tahu
hubungan dari microteaching terhadap Program Pengalaman Lapangan
(PPL).
Page 47
30
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Relevan
No Nama
Peneliti/Tahun Judul Persamaan dan Perbedaan
1
Wi Indah
Subkhiyatin
Najjah (2014)
Pengaruh Nilai
Micro Teaching
Terhadap
Kemampuan
Mengajar Praktek
Pengalaman
Lapangan (PPL)
Mahasiswa S1
Program Studi
Tadris Biologi
Angkatan 2010
Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan
Keguruan IAIN
Walisongo
Semarang
Persamaan: Pengaruh mata
kuliah microteaching terhadap
kemampuan mengajar
mahasiswa.
Perbedaan: Variabel Y yaitu
pengaruh microteaching
terhadap mahasiswa Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL)
2 Layin Natunnisa
(2017)
Persepsi
Mahasiswa
Tentang
Efektivitas Mata
Kuliah Micro
Teaching
Terhadap
Kompetensi
Pedagogik
Mahasiswa
Peserta Praktik
Profesi Keguruan
Terpadu (PPKT)
Jurusan
Pendidikan IPS
Tahun Akademik
2016/2017
Persamaan: Pengaruh dari
mata kuliah microteaching
terhadap kemampuan
mahasiswa pada saat
melaksanakan kegiatan PPKT
(Praktik Profesi Keguruan
Terpadu).
Perbedaan: Variabel Y yaitu
pengaruh microteaching
terhadap kemampuan
pedagogik mahasiswa.
Page 48
31
3 Moerdiyanto
(2006)
Artikel Jurnal
Mikro Teaching
Persamaan: Pengaruh dari
mata kuliah microteaching
terhadap peningkatan
kompetensi mengajar
mahasiswa.
Perbedaannya: Penelitian ini
hanya sebatas mencari
pembuktian yang signifikan
antara microteaching by real
student dengan microteaching
by peer student mana metode
yang lebih baik digunakan
oleh mahasiswa.
4
Dea Natalia
Saputri,
Siswandari dan
Ngadiman
(2013)
Pengaruh Micro
Teaching dan
Bimbingan Guru
Pamong Terhadap
Kemampuan
Mengajar
Mahasiswa PPL
FKIP UNS
Surakarta
Persamaan: Pengaruh dari
mata kuliah microteaching
terhadap keterampilan
mengajar mahasiswa
Perbedaan: Variabel X2 yaitu
pengaruh dari guru pamong
5
Winda Widyastuti
Permatasari
(2014)
Hubungan
Pengalaman
Pembelajaran
Microteaching
dengan Program
Pengalaman
Lapangan (PPL)
Mahasiswa
Pendidikan
Akuntansi
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta (UMS)
Angkatan 2010
Persamaan: Membahas
tentang mata kuliah
microteaching terhadap
kemampuan mengajar
mahasiswa
Perbedaan: Hubungan dari
microteaching terhadap
Program Pengalaman
Lapangan (PPL)
Page 49
32
C. Kerangka Berpikir
Microteaching merupakan salah satu pembelajaran yang terdapat di
fakultas kependidikan di setiap Universitas yang ada di Indonesia, termasuk
di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pembelajaran ini biasanya terdapat di semester 7 atau semester 8 yang wajib
diikuti oleh semua mahasiswa calon guru sebagai bekal untuk mengajar saat
mengikuti program Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) yang terdapat
di semester berikutnya. Kegiatan PPKT dilakukan di setiap sekolah yang
telah bekerja sama dengan universitas yang mengirim mahasiswa-mahasiswa
tersebut sebagai praktikan. Kegiatan PPKT ini berlangsung selama kurang
lebih 4 bulan. Mahasiswa calon guru harus mengajar sebagai guru di sekolah
tersebut dengan menjalankan berbagai tugas guru yang sebenarnya.
Mengajar merupakan kegiatan yang kompleks karena guru harus
mampu mentransfer ilmu yang dimilikinya kepada peserta didik yang
memiliki bermacam-macam karakter dan kepribadian dalam satu kelas. Selain
menguasai materi yang akan dipelajari dan menguasai berbagai metode serta
strategi pembelajaran, untuk menjadi guru yang professional juga harus
ditopang dengan keterampilan mengajar yang baik agar materi yang ingin
disampaikan dapat diserap oleh siswa dan kegiatan belajar menjadi kondusif
dan efektif. Di dalam pembelajaran microteaching, terdapat 8 keterampilan
dasar mengajar yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa calon guru.
Keterampilan dasar mengajar tersebut yaitu keterampilan membuka dan
menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan menjelaskan,
keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan. Jika guru
dapat menguasai semua keterampilan tersebut, maka kegiatan belajar
mengajar akan berjalan dengan baik sesuai Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru serta tujuan pembelajaran
akan tercapai dengan baik.
Page 50
33
Bagan 2.1
Bagan Kerangka Berpikir
Microteaching
Tujuan Manfaat
1. Memberi pengalaman
mengajar yang nyata dan
latihan sejumlah
keterampilan dasar.
2. Mengembangkan
keterampilan mengajarnya
sebelum terjun ke kelas
yang sebenarnya.
3. Memberikan kemungkinan
bagi calon guru untuk
mendapatkan bermacam-
macam kondisi peserta
didik
1. Menguasai sejumlah
keterampilan mengajar.
2. Memperoleh
kepercayaan diri dalam
mengajar dengan
mengembangkan dan
menguasai
keterampilan mengajar
yang penting.
3. Menampilkan situasi
pengajaran nyata untuk
mengembangkan
keterampilan
Pengaruh pembelajaran microteaching
terhadap keterampilan dasar mengajar
mahasiswa
Keterampilan dasar
mengajar
1. Keterampilan membuka dan
menutup pelajaran
2. Keterampilan menjelaskan
3. Keterampilan bertanya
4. Keterampilan memberikan
penguatan
5. Keterampilan mengadakan
variasi
6. Keterampilan mengelola kelas
7. Keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil
8. Keterampilan mengajar
kelompok kecil dan
perseorangan
1. Merencanakan (Planning)
2. Praktik mengajar
(Teaching practice)
3. Feedback
4. Merencanakan ulang (Re-
planning)
5. Praktik mengajar ulang
(Re-teaching)
6. Pemberian feedback
kembali (Re-feedback)
Pelaksanaan
Page 51
34
D. Hipotesis Penelitian
Menurut A. Muri Yusuf, Hipotesis adalah jawaban sementara atas
pertanyaan atau masalah yang diajukan dalam penelitian juga merupakan
suatu pendapat yang belum final karena masih harus dibuktikan
kebenarannya.39
Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka hipotesis penelitian ini
dapat diajukan diantaranya :
Ha : Terdapat pengaruh antara pembelajaran microteaching terhadap
keterampilan dasar mengajar mahasiswa.
H0 : Tidak terdapat pengaruh antara pembelajaran microteaching terhadap
keterampilan dasar mengajar mahasiswa.
39
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, (Jakarta: PT
Fajar Interpratama Mandiri, 2014), h. 130
Page 52
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta yang beralamat di Jl. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412, Jakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncanakan untuk melakukan penelitian ini adalah
dari bulan Oktober 2017 hingga Juni 2018. Adapun rincian kegiatan
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Rancangan Kegiatan Penelitian
No Nama Kegiatan Bulan
Okt Feb Mar Apr Mei Jun
1 Revisi Proposal
Skripsi
2
Penyusunan
Instrumen
Penelitian
3 Pengujian
Instrumen
4 Pengambilan
Data Penelitian
5 Pengolahan Data
Penelitian
6 Penyusunan Bab
IV dan V
7 Kelengkapan
Lampiran
8 Sidang
Munaqosah
9 Revisi
Skripsi
Page 53
36
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, ”Penelitian
deskriptif kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan
sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara
detail”.1
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
”Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti
dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Jadi, populasi
berhubungan dengan data, bukan faktor manusianya. Kalau setiap
manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi
akan sama dengan banyaknya manusia”.2
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan
Pendidikan IPS angkatan 2014 yang telah mengikuti pembelajaran
microteaching dan sedang melaksanakan Praktik Profesi Keguruan
Terpadu (PPKT) yang berjumlah 98 orang.
2. Sampel
Sampel adalah subjek penelitian yang diambil dari sebagian
populasi yang ada. Biasanya karena berbagai keterbatasan yang dimiliki
peneliti, maka peneliti cenderung untuk menggunakan sampel sebagai
subjek yang mewakili keseluruhan populasi.
Menurut Sugiyono, ”Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar,
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
1 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, (Jakarta: PT
Fajar Interpratama Mandiri, 2014), h. 62 2 Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta; Bumi Aksara, 2009), h.
116
Page 54
37
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.”3
Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah mahasiswa
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan Pendidikan IPS
angkatan 2014 yang telah mengikuti pembelajaran microteaching dan
sedang melaksanakan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT). Dalam
menentukan banyaknya sampel yang akan diambil, peneliti
menggunakan rumus yang dikembangkan dari Isaac dan Michael dengan
tingkat kesalahan 5% dengan perhitungan sebagai berikut:4
s =
( )
Keterangan:
s = Jumlah sampel
= Chi Kuadrat yang harganya tergantung derajat kebebasan dan
tingkat kesalahan. Untuk derajat kebebasan 1 dan kesalahan 5%
harga Chi Kuadrat= 3,841. Harga Chi Kuadrat untuk kesalahan 1%
= 6,634 dan 10% = 2,706
N = Jumlah populasi
P = Peluang benar (0,5)
Q = Peluang salah (0,5)
d = Perbedaan antara rata-rata sampel dengan rata-rata populasi.
Perbedaan bisa 0,01 ; 0,05 ; 0,10
Berdasarkan rumus di atas, dapat diperoleh jumlah sampel
sebagai berikut:
s =
( )
s =
s =
= 78,241 dibulatkan menjadi 78
3 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2004), h. 73
4 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2015), Cet Ke-6, h. 69
Page 55
38
Maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 78 orang untuk
mengisi kuesioner sedangkan untuk wawancara sampel ditentukan
menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu dengan melibatkan 2
sekolah MTs yang masing-masing sekolah mewakili 1 mahasiswa PPKT
dan 1 guru pamong sehingga yang akan diwawancarai sebanyak kurang
lebih 4 orang. Alasan mengambil sampel tersebut karena kerterbatasan
waktu maka peneliti tidak mengambil semua data melainkan sebagian
sampel saja dari total keseluruhan populasi.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah paradigma sederhana dengan satu
variabel independen dan satu variabel dependen untuk mencari besarnya
pengaruh antara X dengan Y5
. Variabel bebas (independent variabel) yaitu
Pengaruh Pembelajaran Microteaching disimbolkan dengan huruf X.
sedangkan variabel terikat (dependent variabel) adalah Keterampilan Dasar
Mengajar Mahasiswa (Y).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada
tiga, yaitu menyebarkan angket (kuesioner), wawancara dan dokumentasi.
1. Angket (Kuesioner)
”Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada
orang lain dengan maksud agar orang yang diberi angket tersebut
bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan”.6 Adapun
angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket Skala Likert
dan berjenis tertutup yaitu angket yang disajikan dengan berbagai
5 Ibid., h. 12
6 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 100
Variabel X Variabel Y
Page 56
39
alternatif pilihan dan responden hanya cukup memberi tanda silang,
melingkar atau centang (sesuai permintaan) pada jawaban yang
dianggapnya sesuai dengan keadaan dirinya. Angket disebarkan secara
random kepada sampel yang terpilih.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung, yaitu peneliti berhadapan langsung dengan
responden.
Menurut Nana Syaodih, ”Wawancara atau interviu (interview)
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sering digunakan
dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.
Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka
secara individual.7
Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara terstruktur yaitu wawancara yang dilaksanakan secara
terencana dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Pihak yang akan diwawancarai adalah
perwakilan dari mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2014 yang
telah mengikuti pembelajaran microteaching dan saat ini sedang
melaksanakan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) beserta guru
pamong di 2 sekolah yang sama tempat mahasiswa tersebut
melaksanakan PPKT.
3. Dokumentasi
”Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui
peninggalan tertulis, seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori,
pendapat, dalil atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian”.8 Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi juga
digunakan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan
7 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2016), h. 216 8 Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta; Bumi Aksara, 2009), h.
191
Page 57
40
keterampilan dasar mengajar mahasiswa yang sedang melaksanakan
PPKT dimana sebelumnya telah mengikuti pembelajaran microteaching.
Data ini digunakan sebagai pelengkap dalam penyusunan penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono, ”Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.9
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
teknik pengukuran Skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian,
fenomena sosial ini telah ditetapkan oleh peneliti, yang selanjutnya disebut
sebagai variabel penelitian. Skala Likert, menggunakan jawaban alternatif
yang telah disediakan oleh peneliti, sehingga responden hanya menjawab
dengan cara checklist pada jawaban. Untuk keperluan analisis kuantitatif,
maka jawaban itu dapat diberi skor, sebagai berikut:
Tabel 3.2
Tabel Alternatif Jawaban Menurut Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor Pertanyaan
Positif Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
Instrumen yang akan disusun dalam penelitian ini mengenai
”Pengaruh Pembelajaran Microteaching Terhadap Keterampilan Dasar
Mengajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2014”.
9 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2004), h. 97
Page 58
41
Berikut ini merupakan rancangan kisi-kisi instrumen penelitian pada
angket pengaruh pembelajaran microteaching terhadap keterampilan dasar
mengajar mahasiswa:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket
Pengaruh Pembelajaran Microteaching Terhadap Keterampilan Dasar
Mengajar Mahasiswa
Variabel Indikator Sub Indikator No.
Item Jumlah
Mata Kuliah
Microteaching
Tujuan
Microteaching
(Dwight Allen)
1. Memberi pengalaman
mengajar yang nyata 1
3
2. Mengembangkan
keterampilan mengajar
sebelum terjun ke kelas
yang sebenarnya
2
3. Memberikan
kemungkinan bagi
calon guru untuk
mendapatkan
bermacam-macam
kondisi peserta didik
3
Manfaat
Microteaching
(Ni Nyoman,
dkk dan J.J
Hasibuan dan
Moedjiono)
1. Menguasai sejumlah
keterampilan mengajar 4
6
2. Memperoleh
kepercayaan diri dalam
mengajar dengan
mengembangkan dan
menguasai
keterampilan mengajar
5
3. Mendapatkan
pengetahuan yang lebih
tentang seni (cara)
mengajar
6
4. Balikan (feed-back)
yang cepat dan tepat
dapat segera diperoleh
7
5. Mempertinggi efisiensi
dan efektivitas
penggunaan sekolah
praktek dalam waktu
praktek mengajar yang
relatif singkat
8
Page 59
42
6. Keterampilan mengajar
yang esensial secara
terkontrol dapat
dilatihkan
9
Pelaksanaan
Microteaching
(Ni Nyoman,
dkk)
1. Merencanakan
(Planning).
2. Praktik Mengajar
(Teaching Practice).
3. Feedback.
4. Merencanakan ulang
(Re-planning)
5. Praktik mengajar ulang
(Re-teaching).
6. Pemberian feedback
kembali (Re-feedback).
10 1
Tabel 3.4
Variabel Indikator Sub Indikator No.
Item Jumlah
Keterampilan
Dasar
Mengajar
Mahasiswa
(Uzer Usman)
Keterampilan
membuka
dan menutup
pelajaran
1. Menarik perhatian siswa 1
4
2. Menimbulkan motivasi 2
3. Meninjau kembali
penguasaan inti pelajaran
dengan merangkum inti
pelajaran dan membuat
ringkasan.
3
4. Mengevaluasi 4
Keterampilan
menjelaskan
1. Kejelasan 5 2
2. Pemberian tekanan 6
Keterampilan
bertanya
1. Penggunaan pertanyaan
secara jelas dan singkat 7
3 2. Pemindahan giliran 8
3. Pemberian waktu berpikir 9
Keterampilan
mengelola
kelas
1. Menunjukkan sikap
tanggap (tanggap terhadap
keterlibatan siswa)
10
3 2. Menunjukkan sikap
tanggap (tanggap terhadap
ketidakacuhan siswa)
11
3. Menegur 12
Keterampilan
memberikan
1. Kehangatan 13 3
2. Kebermaknaan 14
Page 60
43
penguatan 3. Menghindari penggunaan
respons yang negative 15
Keterampilan
mengadakan
variasi
1. Variasi cara mengajar
guru (variasi suara) 16
3
2. Variasi cara mengajar
guru (variasi pergantian
posisi)
17
3. Variasi dalam pengajaran
media dan alat
pengajaran)
18
Keterampilan
membimbing
diskusi
kelompok
kecil
1. Menyebarkan kesempatan
berpartisipasi
(memancing siswa yang
enggan berpartisipasi saat
diskusi)
19
3 2. Menyebarkan kesempatan
berpartisipasi (mencegah
siswa yang memonopoli
pembicaraan saat diskusi)
20
3. Meningkatkan pola
berpikir siswa 21
Keterampilan
mengajar
kelompok
kecil dan
perseorangan
1. Keterampilan
mengadakan pendekatan
secara pribadi
22
2 2. Keterampilan
membimbing dan
memudahkan belajar
23
Tabel 3.5
Pedoman Wawancara
Sumber data: Mahasiswa PPKT
Variabel Indikator Pertanyaan No.
Item Jumlah
Mata Kuliah
Microteaching
Tujuan
Microteaching
(Dwight Allen)
1. Bagaimana menurut
anda, apakah tujuan
dari mata kuliah
microteaching yang
mencakup:
Memberi
pengalaman
mengajar yang nyata
Mengembangkan
keterampilan
mengajar sebelum
1 1
Page 61
44
terjun ke kelas yang
sebenarnya
Memberikan
kemungkinan bagi
calon guru untuk
mendapatkan
bermacam-macam
kondisi peserta didik
Telah tercapai dengan
baik?
Manfaat
Microteaching
(Ni Nyoman,
dkk dan J.J
Hasibuan dan
Moedjiono)
1. Bagaimana pendapat
anda, apakah manfaat
dari mata kuliah
microteaching yang
mencakup:
Menguasai sejumlah
keterampilan
mengajar
Memperoleh
kepercayaan diri
dalam mengajar
dengan
mengembangkan
dan menguasai
keterampilan
mengajar
Mendapatkan
pengetahuan yang
lebih tentang seni
(cara) mengajar
Balikan (feed-back)
yang cepat dan tepat
dapat segera
diperoleh
Mempertinggi dan
efektivitas
penggunaan sekolah
praktek dalam waktu
praktek mengajar
yang relatif singkat
Keterampilan
mengajar yang
esensial secara
terkontrol dapat
dilatihkan
Telah anda dapatkan
2 1
Page 62
45
manfaat tersebut?
Pelaksanaan
Microteaching
(Ni Nyoman,
dkk)
1. Bagaimana menurut
anda, apakah
pelaksanaan
microteaching yang
mencakup:
Merencanakan
(Planning)
Praktik Mengajar
(Teaching Practice)
Feedback
Merencanakan ulang
(Re-planning)
Praktik mengajar
ulang (Re-teaching)
Pemberian feedback
kembali (Re-
feedback).
Sudah efektif untuk
menjadi bekal
mahasiswa sebelum
melaksanakan PPKT?
3 1
Keterampilan
Dasar
Mengajar
Mahasiswa
(Uze Usman)
1. Keterampilan
membuka
dan menutup
pelajaran
2. Keterampilan
menjelaskan
3. Keterampilan
bertanya
4. Keterampilan
mengelola
kelas
5. Keterampilan
memberikan
penguatan
6. Keterampilan
mengadakan
variasi
7. Keterampilan
membimbing
diskusi
kelompok
kecil
8. Keterampilan
1. Bagaimana menurut
anda, apakah
microteaching
memberikan
pengetahuan dan
pengajaran yang baik
tentang keterampilan
dasar mengajar yang
harus dimiliki oleh
seorang guru?
4
2 2. Pada saat mengajar
apakah anda sudah
menerapkan 8
keterampilan dasar
mengajar yang
mencakup:
Keterampilan
membuka dan
menutup pelajaran
Keterampilan
menjelaskan
Keterampilan
5
Page 63
46
mengajar
kelompok
kecil dan
perseorangan
bertanya
Keterampilan
memberikan
penguatan
Keterampilan
mengadakan variasi
Keterampilan
mengelola kelas
Keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil
Keterampilan
mengajar kelompok
kecil dan
perseorangan
Tabel 3.6
Pedoman Wawancara
Sumber data: Guru Pamong
Variabel Indikator Pertanyaan No.
Item Jumlah
Keterampilan
Dasar
Mengajar
Mahasiswa
(Uzer Usman)
1. Keterampilan
membuka dan
menutup
pelajaran
2. Keterampilan
menjelaskan
3. Keterampilan
bertanya
4. Keterampilan
mengelola
kelas
5. Keterampilan
memberikan
penguatan
6. Keterampilan
mengadakan
variasi
7. Keterampilan
membimbing
diskusi
kelompok
kecil
8. Keterampilan
mengajar
1. Bagaimana menurut
Bapak/Ibu, apakah
mahasiswa PPKT
sudah mempunyai
kompetensi
hubungan sosial yang
baik dengan guru dan
siswa?
1
2
2. Bagaimana menurut
Bapak/Ibu, apakah
mahasiswa sudah
menerapkan 8
keterampilan dasar
mengajar yang
mencakup:
Keterampilan
membuka dan
menutup pelajaran
Keterampilan
menjelaskan
Keterampilan
bertanya
Keterampilan
2
Page 64
47
kelompok
kecil dan
perseorangan
memberikan
penguatan
Keterampilan
mengadakan
variasi
Keterampilan
mengelola kelas
Keterampilan
membimbing
diskusi kelompok
kecil
Keterampilan
mengajar
kelompok kecil
dan perseorangan
Yang harus dimiliki
oleh guru saat
mengajar?
Tabel 3.7
Kisi-kisi Dokumentasi
No Dokumen yang Dibutuhkan Sumber Data
1 Profil Jurusan Pendidikan IPS (Terlampir)
Jurusan
Pendidikan
IPS
2 Daftar nama mahasiswa PPKT Jurusan Pendidikan IPS
di sekolah PPKT (Terlampir)
Lab. FITK
lantai 3
G. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono, dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan
kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain
terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.10
Kegiatan pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut:
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2015), Cet. Ke-22, h. 147
Page 65
48
1. Tahap Menyiapkan Data
”Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan
data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara
umum dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses
pemberian identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulating)”.11
a. Editing
Menurut Burhan Bungin, Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan
setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini
menjadi penting karena kenyataannya bahwa data yang terhimpun
kadang kala belum memenuhi harapan peneliti, ada di antaranya
kurang atau terlewatkan, tumpang tindih, berlebihan bahkan
terlupakan. Oleh karena itu, keadaan tersebut harus diperbaiki melalui
editing ini.12
b. Pengkodean
Pengkodeaan adalah kegiatan setelah tahap editing selesai
dilakukan dan dengan cara mengklasifikasikan data-data tersebut
melalui tahapan koding. Tujuannya untuk memberikan identitas pada
data yang telah diedit, sehingga data tersebut memiliki arti tertentu
saat dianalisis.13
c. Tabulasi
”Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud
tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya.”14
2. Tahap Mengolah dan Menganalisis Data
”Pengolahan data statistik pada dasarnya adalah proses pemberian
kode (identitas) terhadap data penelitian melalui angka-angka.”15
Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan statistik inferensial berjenis
11
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), Cet. Ke-
14, h. 174 12
Ibid., h. 175 13
Ibid., h. 176 14
Ibid., h. 178 15
Ibid., h. 181
Page 66
49
parametrik yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data
interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang berdistribusi
normal.16
Kegiatan analisis data ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh pembelajaran microteaching terhadap keterampilan
dasar mengajar mahasiswa, jadi rumus yang digunakan adalah Analisis
Regresi Sederhana dengan tujuan untuk meramalkan atau memprediksi
besaran nilai variabel tak bebas (dependent) yang dipengaruhi oleh
variabel bebas (independent).17
3. Uji Instrumen Penelitian
a. Validitas
Menurut Muhammad Idrus, ”Istilah valid memberikan artian
bahwa alat ukur yang digunakan mampu memberikan nilai yang
sesungguhnya dari apa yang diinginkan. Konsep valid ini secara
sederhana mencakup pengertian bahwa skala atau instrumen yang
digunakan dapat mengukur atau mengungkapkan hal-hal yang
seharusnya diukur atau diungkapkan.”18
Item instrumen dinyatakan valid umumnya bila bernilai 0,3
atau lebih. Uji Validitas instrumen yang biasa digunakan untuk
mengetahui apakah masing-masing butir soal pertanyaan valid atau
tidak valid adalah Pearson Product Moment dengan rumus:
rhitung = ( ) ( )( )
√*( ( ) +* ( ) +
Keterangan:
rhitung = Koefisien korelasi
ΣX = Jumlah skor item
ΣY = Jumlah skor total
n = Jumlah responden
16
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 23 17
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 284 18
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 124
Page 67
50
b. Uji Reliabilitas
Menurut Muhammad Idrus, ”Reliabilitas merupakan ketepatan
atau consistency atau dapat dipercaya. Artinya instrumen yang akan
digunakan dalam penelitian tersebut akan memberikan hasil yang
sama meskipun diulang-ulang dan dilakukan oleh siapa dan kapan
saja”.19
Uji Reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah
instrumen tersebut dianggap reliabel atau tidak. Adapun kriteria
pengujian dari Uji Reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach
ini jika (r11) > 0,6 maka instrumen dianggap reliabel.20
Rumus:
r11 = (
) (
)
Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas instrumen
ΣSi = Jumlah Varians skor tiap-tiap item
ΣSt = Varians total
k = Jumlah butir pertanyaan
4. Uji Prasyarat Data
Setelah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap
kuisioner penelitian dan kemudian mendapatkan data tersebut maka
selanjutnya dilakukan uji prasyarat data, dengan tujuan menguji data
yang sudah didapatkan sesuai atau tidak sesuai dengan analisis data yang
dibutuhkan. Uji prasyarat data yang dilakukan adalah:
a. Uji Normalitas
Pada penggunaan statistik parametris mengharuskan data
setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.21
Uji
normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
19
Ibid., h. 130 20
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 57 21
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2015), Cet. Ke-22, h. 172
Page 68
51
yang digunakan adalah Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Persyaratan
data normal adalah jika tingkat kesalahannya 5% atau 0,05.
b. Uji Linieritas
Secara umum, Uji Linieritas bertujuan untuk mengetahui
apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier secara
signifikan atau tidak. Dasar pengambilan keputusan dalam Uji
Linieritas dapat dilakukan dengan dua cara: Pertama: adalah dengan
melihat Fhitung dan Ftabel, jika nilai Fhitung < Ftabel maka
kesimpulannya adalah terdapat hubungan linier secara signifikan
antara variabel X dengan variabel Y. Cara kedua: adalah dengan
melihat nilai signifikansi, jika nilai signifikansi > 0,05 maka
kesimpulannya adalah terdapat hubungan linier secara signifikansi
antara variabel X dengan variabel Y.22
5. Uji Analisis Regresi
Analisis regresi yang digunakan pada penelitian ini adalah
analisis regresi linear sederhana. Regresi linier sederhana digunakan
hanya untuk satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y), Tujuan
dari penerapan analisis regresi linier sederhana ini adalah untuk
meramalkan atau memprediksi besaran nilai variabel terikat (Y) yang
dipengaruhi oleh variabel bebas (X). Adapun rumus regresi linier
sederhana adalah sebagai berikut :23
Y =
Dimana:
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada perubahan variabel independen.
22
(https://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-linearitas-dengan-program-spss.html?m=1)
diakses pada 01/03/2018 pukul 20.35 WIB 23
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 261-262
Page 69
52
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu
Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus berikut:
( )(
) ( )( )
( )
( )( )
( )
6. Uji Hipotesis
”Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian.”24
Jenis pengujian hipotesis yang
dilakukan pada penelitian ini adalah hipotesis asosiatif yang merupakan
dugaan tentang adanya hubungan interaktif (saling mempengaruhi) antar
variabel dalam populasi yang akan diuji melalui hubungan antar variabel
dalam sampel yang diambil dari populasi tersebut.25
Teknik statistik yang digunakan adalah korelasi Product Moment
untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua
variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan
sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama.
a. Uji T
Uji T digunakan untuk membuktikan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel
dependen, dengan rumus sebagai berikut:26
Keterangan:
t = uji signifikan korelasi
r = nilai koefisien korelasi
n = jumlah Responden
24
Ibid., h. 84 25
Ibid., h. 224 26
Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate dengan Program IBM SPSS 21, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), Cet. 8, h. 98
Page 70
53
H0 = korelasi tidak signifikan
Ha = korelasi signifikan
Dengan kriteria pengujian:
Terima H0 jika th < tt
Tolak Ha jika th > tt
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel dependen.27
Statistik uji ini
menggunakan rumus sebagai berikut:
F = SSR/K
SSE/n-(k+1)
Dengan:
SSE = jumlah kuadrat simpangan jika y ditaksir dengan y
regresi
SST = jumlah kuadrat simpangan jika Y ditaksir dengan Y
rata-rata
SSR = SST – SSE
K = banyaknya variabel penjelas
K+1 = banyaknya parameter regresi yang akan ditaksir
c. Uji Koefisien Korelasi
Rumus Korelasi Product Moment:28
rxy =
√
Dimana:
rxy = Korelasi antara variabel x dengan y
x = (xi – x)
y = (yi – y)
rxy = ( ) ( )( )
√*( ( ) +* ( ) +
27
Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan, 2010), h. 22 28
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 228
Page 71
54
Tabel 3.8
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi
Menurut Sugiyono
No Interval Nilai Tingkat Hubungan
1 0,00 – 0,199 Sangat rendah
2 0,20 – 0,399 Rendah
3 0,40 – 0,599 Sedang/Cukup
4 0,60 – 0,799 Kuat
5 0,80 – 1,000 Sangat kuat
d. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (KD) adalah angka atau indeks yang
digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan sebuah variabel
atau lebih (variabel bebas, X) terhadap variasi (naik/turunnya)
variabel yang lain (variabel terikat, Y).29
KP = (KK2) x 100%
Keterangan:
KK = Koefisien Korelasi
29
Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate dengan Program IBM SPSS 21, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2016), Cet. 8, h. 97
Page 72
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
1. Gambaran Umum Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) sebagai salah satu
fakultas di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak awal
pendirian hingga kini telah membuka berbagai jurusan/program studi
(Pendidikan Agama Islam, Bahasa Arab dan Tadris) yang memberikan
bekal pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa untuk menjadi
pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional baik pada tingkat
pendidikan dasar maupun menengah bahkan beberapa di antaranya
mampu menjadi asisten dan/atau dosen pada beberapa perguruan tinggi.
Salah satu jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial yang secara historis didirikan pada tahun 1980.
Pada saat itu, Jurusan Pendidikan IPS masuk dalam kelompok Jurusan
Tadris, yang secara keseluruhan terdiri dari bidang Ilmu Pengetahuan
Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa
Indonesia. Jurusan Tadris Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial ini pernah
mengalami stagnasi penerimaan mahasiswa, sampai kemudian diaktifkan
kembali pada tahun 2001 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Departemen Agama RI. Nomor
E/47A/2001 tentang Penyelenggaraan Program Studi Pada Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan nama
Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial.
Pada tanggal 12 sampai 14 Maret 2008 Program Studi Pendidikan
IPS Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Page 73
56
diakreditasi. Hasil akreditasi Program Studi Pendidikan IPS Jurusan
Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sesuai Keputusan Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor: 001/BAN-PT/Ak-
XI/SI/IV/2008 tentang status, peringkat dan hasil Akreditasi Program
Sarjana di Perguruan Tinggi memperoleh Hasil Nilai 336 (Peringkat B),
dan tepat pada tanggal 19 Juli 2014 sesuai dengan surat keputusan Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor: 211/SK/BAN-
PT/Akred/S/VII/2014 Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memperoleh Hasil Nilai
367 (Peringkat A).
2. Visi dan Misi Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
a. Visi
Visi yang dikembangkan oleh Jurusan Pendidikan IPS adalah
“Menjadi Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang
Unggul, Kompetitif Professional dan Berwawasan ke-Islaman,
Kemanusiaan dan ke-Indonesiaan”.
b. Misi
Misi Jurusan Pendidikan IPS pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut:
a) Menyelenggarakan pendidikan jenjang S1 Program Studi
pendidikan IPS untuk mewujudkan guru IPS yang memiliki
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial yang berwawasan ke-Islaman,
kemanusiaan dan ke-Indonesiaan.
b) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan untuk kemajuan
ilmu-ilmu sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial.
c) Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dengan
menyebarluaskan hasil kajian keilmuan dan inovasi bidang ilmu
Page 74
57
sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial melalui program
seminar, workshop dan berbagai program pelatihan sebagai wujud
tanggung jawab sosial akademik perguruan tinggi.
B. Deskripsi Data
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan
Pendidikan IPS yang telah mengikuti pembelajaran microteaching dan
telah mengikuti program Praktik Profesi Keguruan (PPKT) Tahun
Akademik 2017/2018 yang masing-masing konsentrasi terdiri dari 36
orang mahasiswa konsentrasi Ekonomi, 38 orang konsentrasi Sosiologi,
dan 24 orang konsentrasi Geografi. Jadi, jumlah sampel keseluruhan
sebanyak 78 mahasiswa.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
1. Laki-laki 15 19%
2. Perempuan 63 81%
Jumlah 78 100%
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian
19% Laki-laki
81% Perempuan
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Page 75
58
Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat dilihat dari 78
responden terdapat 15 responden (19%) berjenis kelamin laki-laki,
sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 63
responden (81%). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar
responden didominasi oleh responden perempuan.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Konsentrasi
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Konsentrasi
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
1. Ekonomi (A) 24 31%
2. Sosiologi (B) 26 33%
3. Geografi (C) 28 36%
Jumlah 78 100%
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian
Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat dilihat dari 78
responden terdapat 24 responden (31%) dari konsentrasi ekonomi, 26
responden (33%) dari konsentrasi sosiologi, dan konsentrasi geografi
sebanyak 28 responden (36%). Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan rumus Isaac dan Michael.
31% Ekonomi
33% Sosiologi
36% Geografi
Karakteristik Responden Berdasarkan Konsentrasi
Ekonomi
Sosiologi
Geografi
Page 76
59
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan gambaran suatu data secara
statistik. Berikut adalah hasil analisis statistik deskriptif :
Tabel 4.3
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std.
Deviation
Microteaching 78 29 50 3163 40,55 4,383
Keterampilan Dasar
Mengajar 78 80 115 7377 94,58 7,875
Valid N (listwise) 78
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa n atau jumlah
data pada setiap variabel yang berasal dari sampel Mahasiswa Jurusan
Pendidikan IPS yaitu 78 orang. Masing-masing variabel akan dijabarkan
sebagai berikut:
a. Pembelajaran Microteaching (X)
Pada tabel 4.3 diperoleh nilai minimum sebesar 29 dan nilai
maksimum 50. Kemudian untuk nilai rata-rata (mean) sebesar 40,55
dan nilai standar deviasi yang lebih kecil yaitu 4,383 hal tersebut
mengidentifikasikan bahwa hasil sebaran data baik.
b. Keterampilan Dasar Mengajar (Y)
Pada tabel 4.3 diperoleh nilai minimum sebesar 80 dan nilai
maksimum 115. Kemudian untuk nilai rata-rata (mean) sebesar 94,58
dan nilai standar deviasi yang lebih kecil yaitu 7,875 hal tersebut
mengidentifikasikan bahwa hasil sebaran data baik.
Page 77
60
3. Deskripsi Hasil Kuesioner Variabel Pembelajaran Microteaching
Deskripsi hasil penelitian untuk variabel Pembelajaran
Microteaching dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4
Data Variabel Pembelajaran Microteaching
No Indikator Skala Likert
STS TS RR S SS
1 Tujuan microteaching 0% 3,4% 10,2% 60,7% 25,7%
2 Manfaat microteaching 0,6% 1,9% 12,4% 62,8% 22,3%
3 Pelaksanaan microteaching 0% 2,6% 14,1% 59% 24,3%
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa hasil kuesioner pada indikator
Tujuan Microteaching, responden paling banyak menjawab setuju yaitu
dengan nilai 60,7%. Begitu juga pada indikator Manfaat Microteaching
dan Pelaksanaan Microteaching responden juga paling banyak menjawab
setuju dengan nilai masing-masing 62,8% dan 59%. Dengan kata lain,
responden menilai dan mereka setuju bahwa indikator tujuan
pembelajaran microteaching, manfaat pembelajaran microteaching, dan
pelaksanaan pembelajaran microteaching telah tercapai dengan baik.
4. Deskripsi Hasil Kuesioner Variabel Keterampilan Dasar Mengajar
Mahasiswa
Deskripsi hasil penelitian untuk variabel Keterampilan Dasar
Mengajar Mahasiswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.5
Data Variabel Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa
No Indikator Skala Likert
STS TS RR S SS
1 Keterampilan membuka dan
menutup pelajaran 1% 0,6% 10,6% 65,1% 22,7%
2 Keterampilan menjelaskan 0% 1,3% 5,1% 67,3% 26,3%
3 Keterampilan bertanya 0% 2,6% 7,7% 68,8% 20,9%
4 Keterampilan mengelola kelas 0% 0,9% 9% 64,5% 25,6%
5 Keterampilan memberikan 0% 0,9% 9,4% 67,9% 21,8%
Page 78
61
penguatan
6 Keterampilan mengadakan
variasi 0% 3,4% 15,4% 58,6% 22,6%
7 Keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil 0% 1,3% 10,7% 65,4% 22,6%
8
Keterampilan mengajar
kelompok kecil dan
perseorangan
0% 0% 2,6% 66% 31,4%
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa hasil kuesioner pada 8 indikator di
atas yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan
menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan mengelola kelas,
keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, dan keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perseorangan responden paling banyak
menjawab setuju yaitu dengan nilai masing-masing sebesar 65,1%,
67,3%, 68,8%, 64,5%, 67,9%, 58,6%, 65,4%, dan 66%. Jadi dapat
disimpulkan bahwa responden menilai dan mereka setuju bahwa
keterampilan dasar mengajar mahasiswa sudah cukup baik.
C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Uji Coba Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu
instrumen penelitian yang digunakan mampu memberikan nilai dan
mengungkapkan hal-hal yang seharusnya diukur atau diungkapkan.
Kriteria kelayakan dapat dilihat dengan membandingkan antara rtabel
dan rhitung sesuai dengan rumus product moment yaitu butir
pertanyaan akan dinyatakan valid apabila rhitung ≥ rtabel , apabila rhitung
≤ rtabel maka butir soal dinyatakan tidak valid. Uji ini dilakukan
kepada 22 responden pertama dari 78 responden secara keseluruhan.
Page 79
62
Maka rtabel dari penelitian ini adalah 0,423. Berikut ini tabel hasil uji
validitas:
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas
Variabel Pembelajaran Microteaching
Item
No. r hitung r tabel Kesimpulan
1 0,705 0,423 Valid
2 0,801 0,423 Valid
3 0,454 0,423 Valid
4 0,492 0,423 Valid
5 0,757 0,423 Valid
6 0,675 0,423 Valid
7 0,899 0,423 Valid
8 0,760 0,423 Valid
9 0,684 0,423 Valid
10 0,711 0,423 Valid Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.6 uji validitas pada variabel Pembelajaran
Microteaching di atas dapat diketahui bahwa dari 10 pernyataan yang
diujicobakan semua item pernyataan tersebut dapat dikatakan valid
karena rhitung < rtabel untuk taraf signifikan 5%.
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas
Variabel Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa
Item
No. r hitung r tabel Kesimpulan
1 0,825 0,423 Valid
2 0,536 0,423 Valid
3 0,703 0,423 Valid
4 0,774 0,423 Valid
5 0,883 0,423 Valid
6 0,717 0,423 Valid
7 0,701 0,423 Valid
8 0,487 0,423 Valid
9 0,517 0,423 Valid
10 0,740 0,423 Valid
11 0,768 0,423 Valid
12 0,784 0,423 Valid
Page 80
63
13 0,741 0,423 Valid
14 0,637 0,423 Valid
15 0,810 0,423 Valid
16 0,486 0,423 Valid
17 0,637 0,423 Valid
18 0,659 0,423 Valid
19 0,491 0,423 Valid
20 0,707 0,423 Valid
21 0,490 0,423 Valid
22 0,552 0,423 Valid
23 0,815 0,423 Valid Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.7 uji validitas pada variabel Keterampilan
Dasar Mengajar Mahasiswa di atas dapat diketahui bahwa dari 23
pernyataan yang diujicobakan semua item pernyataan tersebut dapat
dikatakan valid karena rhitung < rtabel untuk taraf signifikan 5%.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah instrumen tersebut dianggap reliabel atau tidak. Penelitian ini
menggunakan teknik Alpha Cronbach dimana instrumen penelitian
dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,6.
Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas:
Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha N of Item
Mata Kuliah
Microteaching 0,864 10
Keterampilan Dasar
Mengajar 0,940 23
Sumber: Data Primer Diolah
Sementara itu untuk hasil uji reliabilitas berdasarkan tabel 4.8
di atas menunjukan bahwa dari 33 butir soal kuesioner semuanya
menunjukkan reliabel, hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan Alpha
Cronbach's terhadap ketiga variabel di atas melebihi angka standar
Page 81
64
yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,6 maka dapat disimpulkan
bahwa semua pernyataan yang telah diujicobakan adalah reliabel.
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Pada penggunaan statistik parametris mengharuskan data
setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Pada
penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan dua cara, yaitu
menggunakan uji statistik Kolmograv-Smirnov. Uji statistik
Kolmogrov-Smirnov memiliki asumsi bahwa data berdistribusi normal
jika tinggat kesalahannya 5% atau 0,05. Adapun hasil uji normalitas
data adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Microteaching
Keterampilan Dasar
Mengajar
N 78 78
Normal Parametersa,b
Mean 40,55 94,58
Std. Deviation 4,383 7,875
Most Extreme Differences
Absolute ,113 ,141
Positive ,113 ,141
Negative -,104 -,068
Kolmogorov-Smirnov Z ,999 1,246
Asymp. Sig. (2-tailed) ,271 ,090
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan pada tabel 4.9 hasil analisis tersebut menunjukkan
bahwa harga koefisien Signifikansi dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov untuk semua variabel lebih besar dari alpha
0,05. Dimana hasil uji normalitas ketiga variabel pada tabel
Signifikansi Kolmogorov-Smirnov masing-masing adalah untuk
Page 82
65
pembelajaran microteaching sebesar 0,271 dan untuk keterampilan
dasar mengajar sebesar 0,090. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data yang diperoleh dalam penelitian ini berdistibusi normal.
b. Uji Linieritas
Uji Linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linier secara signifikan atau tidak. Adapun
hasil uji linieritas yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Keterampilan
Dasar Mengajar *
Microteaching
Between
Groups
(Combined) 2117,638 19 111,455 2,433 ,005
Linearity 1321,536 1 1321,536 28,844 ,000
Deviation from
Linearity 796,102 18 44,228 ,965 ,510
Within Groups 2657,400 58 45,817
Total 4775,038 77
Berdasarkan analisis uji linearitas pada tabel 4.10, hasil
pengujian untuk variabel pembelajaran microteaching terhadap
keterampilan dasar mengajar yaitu nilai koefisien Fhitung sebesar
0,965 dan Ftabel dengan dk pembilang 18 dan dk penyebut 58 pada
taraf kesalahan 5%. Karena Fhitung < Ftabel yaitu 0,965 < 1,78 maka
dapat dinyatakan bahwa kecenderungan antara variabel independen
dan variabel dependen berbentuk garis lurus (linear). Dan bila dilihat
dari koefisien signifikansi (Sig) sebesar 0,510 pada taraf kesalahan
0,05 (5%). Karena Signifikansi lebih besar dari tingkat kesalahan
yaitu 0,510 > 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen cenderung berbentuk garis
lurus.
Page 83
66
3. Uji Regresi Linier Sederhana
Setelah melakukan serangkaian uji persyaratan data dengan hasil
lolos uji, maka selanjutnya dilakukan uji analisis regresi. Analisis regresi
yang peneliti lakukan adalah regresi linear sederhana yaitu analisis
regresi yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
antara variabel-variabel yang diteliti. Berikut ini hasil dari tabel regresi
linear sederhana penelitian ini:
Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 56,249 7,148 7,869 ,000
Microteaching ,945 ,175 ,526 5,393 ,000
a. Dependent Variable: Keterampilan Dasar Mengajar
Pengujian:
Variabel pembelajaran microteaching berpengaruh signifikan terhadap
keterampilan dasar mengajar mahasiswa.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pada tabel 4.11
antara pembelajaran microteaching (X) terhadap keterampilan dasar
mengajar (Y) diketahui bahwa nilai koefisien regresi adalah sebesar
0,945 dan nilai konstanta sebesar 56,249. Dengan demikian, persamaan
regresi yang diperoleh adalah Y= 56,249 + 0,945X. Dimana Y adalah
Keterampilan Dasar Mengajar, sedangkan X adalah Pembelajaran
Microteaching. Dari persamaan tersebut dapat dianalisis beberapa hal,
antara lain:
a) Nilai konstanta sebesar 56,249 menunjukan bahwa jika tidak ada
variabel pembelajaran microteaching (X), maka keterampilan dasar
mengajar bernilai 56,249.
Page 84
67
b) Nilai koefisien sebesar 0,945 menunjukan bahwa jika nilai variabel
pengaruh pembelajaran microteaching (X) sebesar 1, maka
keterampilan dasar mengajar mahasiswa akan bertambah 0,945.
Berdasarkan nilai signifikansi, pada tabel 4.11 diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari tingkat alpha
(0,000 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Pembelajaran
Microteaching (X) berpengaruh terhadap variabel Keterampilan Dasar
Mengajar (Y).
4. Uji Hipotesis
a. Uji T
Uji T dilakukan untuk membuktikan pengaruh setiap variabel
independen terhadap variabel dependen secara individu. Kriteria
pengujian jika nilai signifikansi > 0,05 dan Thitung < Ttabel maka H0
diterima dan jika nilai signifikansi < 0,05 dan Thitung > Ttabel maka
H0 ditolak. Adapun hasil pengujian sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji T (Variabel X terhadap Y)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 56,249 7,148 7,869 ,000
Microteaching ,945 ,175 ,526 5,393 ,000
a. Dependent Variable: Keterampilan Dasar Mengajar
Berdasarkan tabel 4.12 pada kolom Thitung dapat dilihat
pengaruh dari variabel pembelajaran microteaching terhadap
keterampilan dasar mengajar dari arah tanda dan tingkat
signifikansinya. Diketahui nilai Thitung sebesar 5,393 dan nilai Ttabel
diketahui sebesar 1,665, yang berarti nilai Thitung > Ttabel (5,393 >
1,665), dan nilai signifikansi < 0,05 maka keputusan dalam penelitian
Page 85
68
ini Ha diterima H0 ditolak. Maka dapat diinterpretasikan atau dapat
diartikan bahwa pembelajaran microteaching berpengaruh terhadap
keterampilan dasar mengajar mahasiswa.
b. Uji F
Uji hipotesis F dilakukan untuk mengetahui pengaruh setiap
variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun data hasil uji F
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji F (Variabel X terhadap Y)
ANOVAa
Model Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 1321,536 1 1321,536 29,083 ,000b
Residual 3453,502 76 45,441
Total 4775,038 77
a. Dependent Variable: Keterampilan Dasar Mengajar ( Y2)
b. Predictors: (Constant), Mata Kuliah Microteaching (X)
Berdasarkan tabel 4.13 nilai Fhitung adalah 29,083, kemudian
dibandingkan dengan Ftabel yaitu 3,97 dengan nilai signifikansinya
0,000 < 0,05. Diperoleh bahwa nilai Fhitung > Ftabel. Hal ini berarti
bahwa variabel bebas yaitu pembelajaran microteaching dalam
penelitian ini secara simultan memiliki pengaruh terhadap
keterampilan dasar mengajar mahasiswa.
c. Uji Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi dilakukan untuk mengetahui besar
kecilnya atau kuat lemahnya hubungan antara variabel X dengan
variabel Y. Perhitungan koefisien korelasi ini menggunakan rumus
product moment dari pearson. Kriteria pengambilan keputusan pada
koefisien korelasi jika nilai signifikansi < 0,05 maka berkorelasi.
Namun apabila nilai signifikansi > 0,05 maka tidak berkorelasi.
Page 86
69
Sedangkan dari tingkat korelasi dan kekuatan hubungan dapat dilihat
pada tabel 4.14, yaitu tabel tingkat korelasi dan kekuatan hubungan di
bawah ini:
Tabel 4.14
Tingkat Korelasi atau Kekuatan Suatu Hubungan
No Interval Nilai Tingkat Hubungan
1 0,00 – 0,199 Sangat rendah
2 0,20 – 0,399 Rendah
3 0,40 – 0,599 Sedang/Cukup
4 0,60 – 0,799 Kuat
5 0,80 – 1,000 Sangat kuat
Adapun hasil dari perhitungan koefisien korelasi dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.15 di bawah ini:
Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Correlations
Microteaching Keterampilan
Dasar Mengajar
Microteaching
Pearson Correlation 1 ,526**
Sig. (2-tailed) ,000
N 78 78
Keterampilan Dasar
Mengajar
Pearson Correlation ,526**
1
Sig. (2-tailed) ,000
N 78 78
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil dari tabel 4.15 menunjukkan bahwa hasil uji
koefisien korelasi sebesar 0,526, dimana tingkat hubungan (korelasi)
antara pembelajaran microteaching terhadap keterampilan dasar
mengajar mahasiswa adalah korelasi yang cukup.
Dari hasil signifikansi pada tabel 4.15, pada variabel X (mata
kuliah microteaching) dengan Y (keterampilan dasar mengajar
mahasiswa) memiliki hasil signifikansi yang sama, yaitu 0,000.
Artinya karena hasil signifikansi < dari tingkat alpha, yaitu 0,000 <
0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara
Page 87
70
pembelajaran microteaching dengan keterampilan dasar mengajar
mahasiswa.
d. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui
besarnya kontribusi atau persentase variabel bebas terhadap variabel
terikat. Adapun hasil koefisien determinasi pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Determinasi (X terhadap Y) Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,526a ,277 ,267 6,741
a. Predictors: (Constant), Pembelajaran Microteaching (X)
b. Dependent Variable: Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa
Berdasarkan tabel 4.16, hasil perhitungan diperoleh nilai
koefisien determinasi yang dilihat dari tabel R Square sebesar 0,277
atau sama dengan 0,277. Angka tersebut mengandung arti bahwa
pengaruh pembelajaran microteaching terhadap keterampilan dasar
mengajar mahasiswa adalah sebesar 0,277 atau 27,7% sedangkan
0,723 atau 72,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model regresi
ini. Angka 0,277 atau 27,7% tersebut diperoleh dari Rumus Koefisien
Determinasi (KD) yaitu KD= (r)2 x 100% dimana 0,526
2 x 100% =
0,277 atau 27,7%.
5. Deskripsi Hasil Wawancara
Dalam kegiatan ini peneliti melakukan wawancara terstruktur
yang dilakukan kepada 4 orang narasumber dengan tujuan untuk
menunjang data yang diperoleh dari kuesioner/angket yang ada.
Wawancara dilaksanakan di 2 sekolah yaitu MTs Annajah dan MTs. Al-
Falah. Narasumber yang berhasil diwawancarai secara intensif dengan
Page 88
71
nama menggunakan inisial, yaitu BR, NN, AS, dan SM. Semua data hasil
penelitian ini diuraikan berdasarkan indikator yang ditanyakan kepada 2
macam narasumber. Narasumber pertama adalah 2 mahasiswa
Pendidikan IPS yang berinisial NN dan SM. Berikut ini adalah indikator
pertanyaan beserta jawaban dari narasumber (Mahasiswa):
1. Tujuan Pembelajaran Microteaching
Pada indikator ini peneliti ingin mengetahui pendapat
narasumber (mahasiswa) tentang tujuan dari pembelajaran
microteaching yang telah mereka ikuti apakah telah tercapai dengan
baik atau belum. Berikut ini adalah jawaban dari NN:
”Menurut saya tujuan dari pembelajaran microteaching sudah
lumayan saya rasakan. Saya dapet pengalaman mengajar dari
microteaching nah tinggal diterapin aja di sekolah. Cuma bedanya
pengalaman mengajar yang bener-bener nyata engga terlalu karena
pas microteaching itu kan temen sendiri jadi masih enak diaturnya,
pas di kelas realnya ternyata beda banget sama di kelas, ternyata
susah ngatur anak-anaknya”
Narasumber SM juga mengatakan hal sama dengan
narasumber sebelumnya. Narasumber SM mengatakan:
”Kalau selama microteaching kemaren yang udah dijalanin sih
udah tercapai dengan baik. Karena memang microteaching bener-
bener memberi pengalaman mengajar yang nyata, terus dapat
mengembangkan keterampilan kita yang intinya kita bisa jadi tau
kondisi macam-macam peserta didik tuh kaya gimana”
Dari paparan hasil wawancara di atas, kedua narasumber
mengatakan bahwa mereka merasakan ketercapaian tujuan dari
pembelajaran microteaching yaitu mendapatkan pengalaman mengajar
yang nyata. Walaupun narasumber yang pertama tidak sepenuhnya
mengatakan pengalaman mengajar tersebut benar-benar nyata dari
microteaching dikarenakan berbeda peserta didik. Saat microteaching
bukan real student sehingga situasi pembelajaran antara
microteaching tidak sepenuhnya nyata seperti halnya pada saat PPKT.
Page 89
72
2. Manfaat Pembelajaran Microteaching
Pada indikator ini peneliti ingin mengetahui pendapat
narasumber (mahasiswa) tentang manfaat dari pembelajaran
microteaching yang telah mereka ikuti apakah mereka telah
mendapatkannya atau tidak. Berikut ini adalah jawaban dari NN:
”Udah didapetin sih manfaat-manfaat itu kaya menguasai sejumlah
keterampilan mengajar, tadinya gatau terus pas udah dijelasin jadi
tau dan jadi bekal buat PPKT. Alhamdulillah sih dari
microteaching udah banyak banget ilmu yang didapet”
Narasumber SM juga mengatakan hal serupa dengan
narasumber sebelumnya. Narasumber SM mengatakan:
”Iya, selama microteaching semua didapet sih dari manfaat-
manfaat yang tadi udah disebutin ya kaya keterampilannya,
kepercayaan diri, awal-awal microteaching kan emang ga bisa
menguasai kelas tapi setelah microteaching sekali dua kali jadi
memperoleh kepercayaan diri, cara mengajar yang baik dan benar
juga. Terus juga tau cara membuat RPP gimana”
Dari paparan hasil wawancara di atas, kedua narasumber
mengatakan bahwa mereka mendapatkan manfaat dari pembelajaran
microteaching seperti dapat menguasai sejumlah keterampilan
mengajar, mereka juga jadi merasa percaya diri saat mengajar dan
mendapat pengetahuan juga tentang cara membuat RPP yang baik dan
benar.
3. Pelaksanaan Microteaching
Pada indikator ini peneliti ingin mengetahui pendapat
narasumber (mahasiswa) tentang pelaksanaan dari pembelajaran
microteaching apakah menurut mereka microteaching sudah efektif
untuk jadi bekal PPKT. Berikut ini adalah jawaban dari NN:
”Menurut microteaching itu pembelajaran yang penting banget sih,
karena kadang orang kurang paham dengan mata kuliah
kependidikan yang teori gitu terus pas belajar microteaching karena
praktik jadinya paham gitu, bagus banget sih diadain microteaching
jadi biar nanti pada kenyataannya microteaching 11 12 lah sama
realnya.”
Page 90
73
Narasumber SM juga menyatakan hal yang sama dengan
narasumber sebelumnya. SM mengatakan:
”Iya microteaching udah efektif, cuma kalau untuk bagian
merencanakan (pembagian materi) lebih baik dosen saja yang
memilihkan materi apa yang harus kita gunakan jadi kita punya
persiapan lebih, dari pada rebutan sama temen jadi kurang efektif”
Dari paparan hasil wawancara di atas, kedua narasumber
mengatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran microteaching sudah
cukup efektif mereka rasakan. Meskipun narasumber yang kedua
merasakan tahap persiapan microteaching yaitu pada saat pembagian
materi untuk praktik mengajar, sistem pembagian yang secara rebutan
dengan teman tersebut tidak efektif menurutnya, jadi akan lebih baik
bila pembagian materi tersebut dilakukan oleh dosen.
4. Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa
Pada indikator ini peneliti ingin mengetahui apakah setelah
mengikuti pembelajaran microteaching narasumber (mahasiswa)
memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar mengajar. Berikut ini
adalah jawaban dari NN:
”Pasti sih kita dapet karena kalo kita ga dapet microteaching
gimana kita bisa ikut PPKT dengan baik. Kalo untuk menerapkan
keterampilan dasar mengajar dalam satu pertemuan itu ga langsung
menerapkan delapan-delapannya karena faktor waktu, kadang juga
suka ada yang lupa juga. Kadang dalam satu pertemuan
menerapkan sebagian.”
Narasumber SM juga mengatakan hal serupa dengan
narasumber sebelumnya. Narasumber SM mengatakan:
”Iya memberikan pengetahuan dan pengajaran yang baik tentang
keterampilan dasar mengajar, karena dosennya ngasih tau cara-cara
yang baiknya gimana pas ngajar, bikin RPPnya gimana, langkah-
langkahnya dikasih tau. Kalau saya sendiri selama mengajar sih
kaya gitu, dari awal nerapin sih kaya dari salam apersepsi sampe
evaluasi kaya gitu”
Page 91
74
Dari paparan hasil wawancara di atas, kedua narasumber
mengatakan bahwa mereka mendapatkan pengetahuan tentang
keterampilan dasar mengajar dari pembelajaran microteaching, namun
narasumber pertama mengatakan bahwa dia belum sepenuhnya
menerapkan keterampilan tersebut dikarenakan faktor waktu. Namun
selebihnhya kedua narasumber merasakan dan mendapatkan ilmu
tentang keterampilan dasar mengajar dari microteaching.
Narasumber bagian kedua adalah 2 guru pamong PPKT dari
mahasiswa Pendidikan IPS, yaitu berinisial BR dan AS. Berikut ini
adalah indikator pertanyaan beserta jawaban dari narasumber (Guru
Pamong PPKT):
1. Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa
Pada indikator ini peneliti ingin mengetahui hasil pengamatan
dan pendapat narasumber (guru pamong) tentang keterampilan dasar
mengajar mahasiswa selama mengajar di PPKT. Berikut ini adalah
jawaban dari BR:
”Sudah semua mereka terapkan, cuma ya itu yang belum mereka
kuasai mengelola kelasnya, kurang. Kalau yang lain mereka sudah,
mereka absen, ada pretest, udah sesuailah, ya namanya baru sih ya.
Mereka juga pake berbagai media, kaya PPT. mereka sudah
memanfaatkan fasilitas yang ada sih.”
Narasumber AS juga mengatakan hal serupa dengan
narasumber sebelumnya. Narasumber AS mengatakan:
”Secara keseluruhan diterapin, tapi ada beberapa yang mungkin
kadang-kadang terlewat ya itu hal yang wajar karena mungkin
tergantung situasinya juga, waktu juga, tapi secara umum sudah
menerapkan itu semua mulai dari pembukaan sampe akhir
walaupun tidak 100% . mereka juga pake media-media sih kaya
PPT, kadang diskusi dan games juga jadi secara keseluruhan sudah
bagus.”
Dari paparan hasil wawancara di atas, kedua narasumber
mengatakan bahwa mahasiswa telah menerapkan keterampilan dasar
mengajar selama PPKT, meskipun hal tersebut belum dilakukan 100%
Page 92
75
dikarenakan berbagai faktor seperti waktu dan situasi kelas saat
mengajar. Tetapi selebihnya menurut pengamatan kedua narasumber,
mahasiswa sudah cukup baik dalam hal keterampilan dasar mengajar.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari pembelajaran
microteaching terhadap keterampilan dasar mengajar mahasiswa Jurusan
Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2014.
Berdasarkan data penelitian yang telah dianalisis maka dilakukan
pembahasan tentang hasil penelitian sebagai berikut:
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil kuesioner dengan
jawaban terbanyak untuk indikator pertama yaitu tujuan pembelajaran
microteaching adalah responden menjawab setuju dengan persentase sebesar
60,7%. Hasil wawancara terhadap kedua narasumber juga mereka setuju dan
merasakan bahwa tujuan pembelajaran microteaching telah tercapai, yaitu
mereka mendapatkan pengalaman mengajar yang nyata dan dapat
mengembangkan keterampilan mengajar sebelum terjun ke kelas yang
sebenarnya, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Dwight Allen
yang mengatakan bahwa tujuan microteaching bagi mahasiswa calon guru
adalah untuk memberi pengalaman mengajar yang nyata, calon guru juga
dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum terjun ke kelas
yang sebenarnya sehingga akan memungkinan calon guru untuk mengetahui
berbagai macam kondisi peserta didik.1
Hasil kuesioner untuk indikator kedua yaitu manfaat microteaching
menunjukkan jawaban terbanyak yang dipilih oleh responden adalah setuju
dengan presentase sebesar 62,8%. Hasil wawancara terhadap kedua
narasumber juga mereka merasakan manfaat dari pembelajaran
microteaching, yaitu setelah beberapa kali melakukan praktik microteaching
mereka dapat menguasai sejumlah keterampilan mengajar serta memperoleh
1 J.J. Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), h. 45-56
Page 93
76
kepercayaan diri, dimana hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Ni Nyoman bahwa manfaat dari microteaching adalah mahasiswa dapat
menguasai sejumlah keterampilan mengajar, memperoleh kepercayaan diri
dalam mengajar serta mendapatkan pengetahuan yang lebih tentang seni
mengajar.2
Hasil kuesioner untuk indikator ketiga yaitu pelaksanaan
microteaching menunjukkan jawaban terbanyak yang dipilih oleh responden
adalah setuju dengan presentase sebesar 59%. Hasil wawancara terhadap
kedua narasumber juga mengatakan pelaksanaan microteaching sudah cukup
efektif mulai dari tahap pelaksanaan hingga pemberian feedback kembali di
akhir sehingga menurut mereka pelaksanaan microteaching itu menjadi
sangat penting bagi mahasiswa calon guru. Hal ini juga sesuai menurut Ni
Nyoman dkk, yaitu prosedur pelaksanaan microteaching melalui tahap-tahap
perencanaan, praktik mengajar, feedback, perencanaan ulang, praktik
mengajar ulang dan yang terakhir feedback ulang.3
Hasil kuesioner untuk indikator keempat yaitu keterampilan dasar
mengajar mahasiswa menunjukkan jawaban terbanyak yang dipilih oleh
responden adalah setuju dengan delapan keterampilan dasar mengajar dengan
presentase masing-masing sebesar 65,1%, 67,3%, 68,8%, 64,5%, 67,9%,
58,6%, 65,4% dan 66%. Hasil wawancara terhadap kedua narasumber sebagai
mahasiswa calon guru juga mengatakan bahwa mereka mendapatkan delapan
keterampilan dasar mengajar dari microteaching dan telah mereka terapkan
saat mengajar di PPKT mulai dari absen, apersepsi hingga terakhir evaluasi.
Kemudian berdasarkan pengamatan dari dua narasumber lain sebagai guru
pamong PPKT juga mereka menilai bahwa mahasiswa telah menerapkan
keterampilan dasar saat mengajar meskipun tidak diterapkan sekaligus dalam
satu pertemuan dikarenakan berbagai faktor seperti waktu dan situasi kelas,
akan tetapi dengan keterampilan dasar mengajar yang sebagian telah mereka
terapkan dapat membantu dalam mengorganisir kegiatan belajar mengajar
2 Ni Nyoman Padmadewi, Luh Putu Artini, dan Dewa Ayu Eka Agustini, Pengantar Micro
Teaching, (Depok: Rajawali Pers, 2017), Cet. 1, h. 202 3 Ibid., h. 184-186
Page 94
77
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini juga
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh J.J Hasibuan dan Moerdiono
bahwa kemampuan mengajar adalah kesanggupan pendidik untuk
menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara pendidik dan peserta
didik sebagai upaya untuk mencapai tujuan pengajaran.4
Berdasarkan hasil penelitian untuk mengetahui pengaruh dari variabel
pembelajaran microteaching terhadap keterampilan dasar mengajar
mahasiswa memiliki hasil yang positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran microteaching memiliki pengaruh terhadap keterampilan dasar
mengajar mahasiswa. Hasil tersebut telah dibuktikan melalui beberapa
pengujian hipotesis yang sama dengan variabel sebelumnya yaitu Uji T, Uji
F, Uji Koefisien Korelasi dan Uji Koefisien Determinasi. Secara koefisien
determinasi menunjukkan hasil sebesar 27,7% untuk pengaruh dari variabel
mata kuliah microteaching terhadap variabel keterampilan dasar mengajar
mahasiswa, kemudian secara koefisien korelasi yang telah diuji kedua
variabel tersebut memiliki tingkat korelasi yang cukup yaitu di angka 0,562.
Uji Regresi Linier Sederhana juga menunjukkan pengaruh yang positif
dengan hasil nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 5,393 >
1,665 t tabel. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber
juga mereka setuju bahwa terdapat pengaruh dari pembelajaran
microteaching yang telah mahasiswa ikuti selama satu semester terhadap
keterampilan dasar mengajar. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang
keterampilan dasar mengajar secara teori kemudian setelah itu mereka
aplikasikan secara praktik saat mengikuti mata kuliah tersebut. Mereka
merasa terbantu dengan keterampilan dasar mengajar tersebut pada saat
mengajar di PPKT, mereka menjadi tahu bagaimana cara membuka dan
menutup pelajaran, menjelaskan, bertanya, mengelola kelas, memberikan
penguatan untuk siswa, menggunakan berbagai variasi mengajar,
4 Wi Indah, ”Pengaruh Nilai Microteaching Terhadap Kemampuan Mengajar Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa S1 Program Studi Tadris Biologi Angkatan 2010
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang”, Skripsi pada IAIN Walisongo
Semarang, Semarang, 2010, h. 11-12
Page 95
78
membimbing diskusi kelompok kecil dan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan. Walaupun delapan keterampilan dasar mengajar tersebut tidak
100% dapat mereka terapkan setiap mengajar dikarenakan keterbatasan waktu
yang mereka miliki di sekolah praktik saat PPKT.
Hasil penelitian ini yang menunjukan adanya pengaruh dari
pembelajaran microteaching terhadap keterampilan dasar mengajar
mahasiswa diperkuat juga dengan teori yang dikemukakan oleh J.J Hasibuan
dan Moedjiono tentang pentingnya membekali mahasiswa melalui
pembelajaran mikro karena ada beberapa manfaat yang diperoleh yaitu
menimbulkan, mengembangkan dan membina keterampilan-keterampilan
tertentu calon guru dalam mengajar. Keterampilan mengajar yang esensial
juga dapat dilatihkan secara terkontrol.5
Hasil penelitian ini juga terdapat kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dea Natalia Saputri dengan judul ”Pengaruh Micro Teaching
dan Bimbingan Guru Pamong terhadap Kemampuan Mengajar Mahasiswa
PPL FKIP UNS Surakarta” dengan hasil pengujian thitung > ttabel yaitu X₁Y =
0,606 > dari rtabel = 0,329 yang berarti terdapat pengaruh yang positif persepsi
mahasiswa tentang micro teaching terhadap kemampuan mengajar mahasiswa
PPL atau dapat dikatakan Ha diterima dan Ho.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian ini yang telah
dilakukan untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh antara pembelajaran
microteaching terhadap keterampilan dasar mengajar mahasiswa dapat
dikatakan memiliki pengaruh yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
5 J.J. Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), h. 51-52
Page 96
79
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa terdapat keterbatasan
atau hambatan yang dihadapi, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk
dilakukan penelitian lanjutan. Adapun keterbatasan yang ada dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner yang disebar melalui
google form menyebabkan waktu untuk pengumpulan kuesioner tersebut
menjadi lama.
2. Sampel penelitian yang diambil sebanyak 78 dari keseluruhan populasi 98
mahasiswa menyebabkan peneliti harus menyebar angket di google form
secara terus menerus dan harus beberapa kali mengirim informasi kepada
responden untuk mengisi, dikarenakan cukup banyak mahasiswa yang
diteliti kurang memiliki kesadaran untuk membantu peneliti dalam
mengisi angket tersebut.
Page 97
80
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan diolah, dengan
menggunakan uji regresi linier sederhana maka dapat disimpulkan hasil dari
penelitian ini sebagai berikut:
Terdapat pengaruh antara variabel Pembelajaran Microteaching (X)
terhadap variabel Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa (Y) yang berarti
Ha diterima dan Ho ditolak. Hal tersebut berdasarkan data yang telah diolah
yaitu nilai signifikasi untuk X (Pembelajaran Microteaching) terhadap Y
(Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa) sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai t
hitung 5,393 > 1,665 t tabel. Hal ini diperkuat juga dengan hasil wawancara
terhadap beberapa narasumber yang mengatakan bahwa setelah mahasiswa
mengikuti pembelajaran microteaching mereka dapat menguasai beberapa
keterampilan dasar mengajar yang menjadi penunjang mahasiswa dalam
mengajar di PPKT.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka
implikasi yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian adalah pembelajaran
microteaching merupakan salah satu pembelajaran kependidikan yang wajib
diikuti oleh setiap mahasiswa jurusan pendidikan selama satu semester.
Pembelajaran ini penting bukan hanya sebagai standar kelayakan mahasiswa
untuk mengikuti program PPKT melainkan untuk menjadikan mahasiswa
calon-calon guru layak sebagai pengajar dikemudian hari. Keterbatasan waktu
saat praktik di pembelajaran microteaching menyebabkan mahasiswa menjadi
kurang memantapkan diri untuk latihan mengajar baik dari segi teori maupun
praktik yang berakibat juga terhadap keterampilan dasar mengajarnya sebagai
guru yang mengorganisir setiap kegiatan belajar mengajar di kelas. Oleh
karena itu, salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas calon guru perlu
Page 98
18
diperbanyak kuantitas latihan mengajar pada saat pembelajaran
microteaching sehingga diharapkan mahasiswa tercukupi pengetahuan serta
keterampilan mengajarnya baik dari segi teori maupun praktik.
C. SARAN
1. Bagi Dosen
a. Pada saat proses pengajaran microteaching lebih dioptimalkan dan
diperkuat kembali penguasaan mahasiswa untuk delapan keterampilan
dasar mengajar, karena berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan
kemampuan mahasiswa dalam hal delapan keterampilan dasar mengajar
masih kurang.
b. Lebih ada pemberian feedback untuk mahasiswa pada saat praktik
mengajar microteaching dan diberikan evaluasi yang berkaitan dengan
keterampilan dasar mengajar agar ada progress yang berkelanjutan
untuk keterampilan dasar mengajar.
2. Bagi Mahasiswa
Saat mengikuti pembelajaran microteaching sebaiknya lebih mengeksplor
kemampuan diri dalam mengajar, jangan takut salah, harus berani
memunculkan berbagai variasi metode mengajar, menampilkan delapan
keterampilan dasar mengajar saat praktik, dan harus berani meminta
evaluasi dari dosen untuk peningkatan kemampuan mengajar.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Jika peneliti lain ingin meneliti kaitannya dengan microteaching
alangkah lebih baiknya meneliti pengaruhnya terhadap aspek lain.
Tetapi jika ingin meneliti pengaruhnya terhadap keterampilan dasar
mengajar mahasiswa perlu pengkajian lebih dalam faktor apa yang
menyebabkan keterampilan dasar mengajar mahasiswa masih belum
optimal.
Page 99
18
b. Sebaiknya untuk pengambilan data kuesioner disebarkan secara
langsung kepada responden, karena hal itu akan membantu
terkumpulnya data dengan cepat jika dibandingkan dengan
menyebarkannya via google form.
Page 100
83
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Bahri, Syaiful., dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2013.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenadamedia
Group, Cet. Ke-14, 2014.
Ghozali, Imam. Aplikasi Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Cet. Ke-8, 2016.
Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta:
Bumi Aksara, 2002.
Hasibuan, J.J, dan Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010.
Helmiati. Microteaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar. Yogyakarta:
Aswaja Pressindo, 2013.
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga, 2009.
Padmadewi, Ni Nyoman, dkk. Pengantar Micro Teaching. Depok: Rajawali Pers,
Cet. Ke-1, 2017.
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana
Pranadamedia Group, 2013.
Soetopo, Sungkowo, dan Sudartati, Yulie. Bekal Menjadi Guru Profesional.
Palembang: Simetri, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2004.
-----. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2015.
-----. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, Cet. Ke-6, 2015.
Syaodih Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2016.
Usman, Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Page 101
18
Widarjono, Agus. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan, 2010.
Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan.
Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2014.
Zuriah, Nurul. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
B. Skripsi dan Jurnal
Andayani, Budi, dan Afiatin, Tina. Konsep Diri, Harga Diri, dan Kepercayaan
Diri Remaja. Jurnal Psikologi, 1996.
Hasan, Hasmiana. Kendala yang Dihadapi Guru dalam Proses Belajar Mengajar
Matematika di SD Negeri Gani Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Pesona
Dasar. Vol. 1, 2015.
Moerdiyanto. Pengembangan Pembelajaran Mikro di Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yogyakarta. Artikel Jurnal Micro Teaching, 2015.
Mustika, Ika. ”Pengaruh Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri Terhadap
Stres Akademik pada Siswa”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2012.
Rahayuningdyah, Endah. Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Melalui
Layanan Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas VIII D di SMP Negeri 3
Ngambe, 2016.
Rosyida, Imami. Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri (Self Confident) Ditinjau
dari Posisi Urutan Kelahiran (Birthorder) Mahasiswa Fakultas Psikologi
UIN Maliki Malang, Electronic Theses UIN Maliki Malang, Jurnal
Psikologi, 2013.
Wi Indah. ”Pengaruh Nilai Microteaching Terhadap Kemampuan Mengajar
Praktik Pengalaman Mengajar (PPL) Mahasiswa S1 Program Studi Tadris
Biologi Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Walisongo Semarang”, Skripsi pada IAIN Walisongo Semarang, 2014.
Widyasturi Permatasari, Winda. ”Hubungan Pengalaman dan Pembelajaran
Microteaching dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa
Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)
Angkatan 2010”, Skripsi pada Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.
Page 102
18
C. Internet
SPSS Indonesia, ”Uji Linieritas dengan Program SPSS”
(https://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-linearitas-dengan-program-
spss.html?m=1) diakses pada 01/03/2018 pukul 20.35 WIB
Page 103
Lampiran 1
ANGKET PENELITIAN
Responden Yth,
Saya Hanipah mahasiswi Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang sedang mengadakan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi
yang berjudul ”Pengaruh Pembelajaran Microteaching Terhadap Keterampilan
Dasar Mengajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2014” untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh karena
itu, saya mengharapkan bantuan Saudara/i untuk mengisi angket penelitian ini.
Atas kerjasama dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Ciputat, 21 Maret 2018
Peneliti
Hanipah
Page 104
ANGKET PENELITIAN
No. Angket : ………………. (diisi oleh peneliti)
I. Identitas Responden
1. Nama Responden : ……………………………….
2. Jenis Kelamin : ……………………………….
3. Kelas/Konsentrasi : ……………………………….
II. Petunjuk Pengisian Angket
1. Isilah identitas terlebih dahulu
2. Berilah tanda checklist (√) pada salah satu bobot nilai alternatif jawaban
sesuai dengan keadaan yang Saudara/i alami
3. Keterangan pilihan jawaban
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
RR = Ragu-ragu
Pembelajaran Microteaching
No Pernyataan Skala Likert
SS S RR TS STS
1 Microteaching memberi saya pengalaman mengajar
yang nyata
2
Microteaching mengembangkan keterampilan
mengajar mahasiswa sebelum terjun ke kelas yang
sebenarnya
3
Saya mendapatkan gambaran bermacam-macam
kondisi peserta didik yang akan datang pada saat
praktik mengajar microteaching
4
Saya dapat menguasai sejumlah keterampilan
mengajar setelah mengikuti mata kuliah
microteaching
5
Saya memperoleh kepercayaan diri dalam mengajar
dengan mengembangkan dan menguasai
keterampilan mengajar setelah mengikuti mata
kuliah microteaching
6 Saya mendapatkan pengetahuan yang lebih tentang
cara mengajar dari microteaching
7
Saya mendapatkan balikan (feed-back) yang cepat
dan tepat setelah melakukan praktik mengajar
microteaching
8
Microteaching dapat mempertinggi efektivitas
penggunaan sekolah praktek dalam waktu praktek
mengajar yang relatif singkat
9 Keterampilan mengajar yang penting dapat
dilatihkan secara terkontrol saat mengikuti mata
Page 105
kuliah microteaching
10
Menurut saya pelaksanaan mata kuliah
microteaching sudah efektif untuk menjadi bekal
mengajar mahasiswa
Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa
No Pernyataan Skala Likert
SS S RR TS STS
1 Saya berusaha menarik perhatian siswa pada awal
pembelajaran
2 Saya menimbulkan motivasi untuk siswa pada awal
pembelajaran
3
Sebelum pembelajaran berakhir saya meninjau
kembali dengan merangkum inti pembelajaran dan
membuat ringkasan di akhir pembelajaran
4 Sebelum pembelajaran berakhir saya melakukan
evaluasi
5 Saya menjelaskan materi pelajaran menggunakan
bahasa yang mudah dipahami oleh siswa
6 Saya mengurangi informasi yang tidak penting pada
saat menjelaskan materi
7 Saya mengemukakan pertanyaan secara jelas saat
bertanya pada siswa
8 Saya bertanya kepada siswa secara bergiliran
9 Saya memberikan waktu sejenak untuk siswa
berpikir sebelum menjawab pertanyaan
10 Saya tanggap terhadap keterlibatan siswa dalam
pembelajaran
11 Saya tanggap terhadap ketidakacuhan siswa dalam
pembelajaran
12 Saya menegur secara verbal siswa yang
mengganggu kelas atau siswa lain
13 Saya menggunakan sikap dan gerak badan yang
menunjukkan kehangatan
14
Saya memberikan penghargaan atau hukuman pada
siswa sesuai dengan perbuatan yang mereka
lakukan
15 Saya menghindari hal yang negatif saat menegur
atau menghukum siswa
16 Saya menggunakan variasi suara saat mengajar
17 Saya melakukan variasi pergantian posisi saat
mengajar
18 Saya menggunakan berbagai jenis media saat
Page 106
pembelajaran
19 Saya memancing siswa yang enggan berpartisipasi
saat diskusi kelompok
20 Saya mencegah siswa yang memonopoli
pembicaraan saat diskusi kelompok
21 Saya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
menantang siswa untuk berpikir
22 Saya menjalin hubungan yang baik dengan guru
dan siswa
23
Pada saat kegiatan belajar berlangsung saya
membimbing setiap siswa agar siswa mendapatkan
kemudahan belajar
Page 107
Lampiran 2
DATA UJI COBA VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Tabel Jawaban Responden Variabel Pembelajaran Microteaching (X)
No.
Resp
No. Butir Pernyataan Total X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 44
2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49
3 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 47
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
5 5 4 3 5 5 5 4 4 5 4 44
6 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 35
7 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 45
8 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 40
9 3 4 3 3 4 5 3 2 4 4 35
10 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 46
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
13 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 34
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
15 4 5 4 5 5 5 4 3 4 4 43
16 3 4 4 3 1 4 3 4 5 4 35
17 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37
18 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49
19 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 43
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
21 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 40
22 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 43
Page 108
DATA UJI COBA VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Tabel Jawaban Responden Variabel Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa (Y)
No.
Resp
No. Butir Pernyataan Total
Y2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 92
2 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 108
3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 109
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 109
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 90
7 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 95
8 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 103
9 5 5 5 5 5 5 4 3 3 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 107
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 115
11 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 89
13 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 5 5 5 5 4 86
14 5 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 4 4 105
15 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 96
16 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 90
17 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 85
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 111
19 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 5 4 90
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
21 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 3 4 5 4 4 98
22 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 103
Page 109
Lampiran 3
HASIL UJI VALIDITAS
Variabel Pembelajaran Microteaching (X)
Item
No. r hitung r tabel Kesimpulan
1 0,705 0,423 Valid
2 0,801 0,423 Valid
3 0,454 0,423 Valid
4 0,492 0,423 Valid
5 0,757 0,423 Valid
6 0,675 0,423 Valid
7 0,899 0,423 Valid
8 0,760 0,423 Valid
9 0,684 0,423 Valid
10 0,711 0,423 Valid
HASIL UJI VALIDITAS
Variabel Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa (Y)
Item
No. r hitung r tabel Kesimpulan
1 0,825 0,423 Valid
2 0,536 0,423 Valid
3 0,703 0,423 Valid
4 0,774 0,423 Valid
5 0,883 0,423 Valid
6 0,717 0,423 Valid
7 0,701 0,423 Valid
8 0,487 0,423 Valid
9 0,517 0,423 Valid
10 0,740 0,423 Valid
11 0,768 0,423 Valid
12 0,784 0,423 Valid
13 0,741 0,423 Valid
14 0,637 0,423 Valid
15 0,810 0,423 Valid
16 0,486 0,423 Valid
17 0,637 0,423 Valid
18 0,659 0,423 Valid
19 0,491 0,423 Valid
20 0,707 0,423 Valid
21 0,490 0,423 Valid
22 0,552 0,423 Valid
23 0,815 0,423 Valid
Page 110
HASIL UJI RELIABILITAS
Variabel Cronbach’s Alpha N of Item
Mata Kuliah
Microteaching 0,864 10
Kepercayaan Diri 0,853 7
Keterampilan Dasar
Mengajar 0,940 23
Lampiran 4
DATA HASIL PENELITIAN
Tabel Jawaban Responden Variabel Mata Kuliah Microteaching (X)
No.
Resp
No. Butir Pernyataan Total
X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 44
2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49
3 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 47
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
5 5 4 3 5 5 5 4 4 5 4 44
6 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 35
7 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 45
8 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 40
9 3 4 3 3 4 5 3 2 4 4 35
10 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 46
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
13 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 34
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
15 4 5 4 5 5 5 4 3 4 4 43
16 3 4 4 3 1 4 3 4 5 4 35
17 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 37
18 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49
19 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 43
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
21 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 40
22 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 43
23 4 4 4 5 5 4 1 4 5 5 41
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
25 4 4 2 4 2 4 3 4 3 4 34
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
27 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
29 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38
30 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 37
31 4 5 3 4 5 4 3 2 4 5 39
Page 111
32 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 41
33 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 42
34 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 41
35 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 29
36 4 5 3 5 4 2 4 4 3 3 37
37 4 4 2 5 4 5 4 3 5 4 40
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
39 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 37
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
42 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 37
43 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 44
44 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 45
45 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 30
46 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41
47 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 38
48 2 4 2 4 4 4 4 3 2 4 33
49 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 41
50 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 41
51 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 37
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
53 4 4 2 3 3 2 2 3 4 2 29
54 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 39
55 4 4 4 3 3 5 4 3 3 4 37
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
58 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 48
59 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
61 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 45
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
63 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 45
64 5 5 3 5 5 5 4 4 4 4 44
65 4 5 5 4 5 4 5 4 4 3 43
66 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 47
67 5 5 4 5 5 5 4 2 4 5 44
68 5 5 5 3 3 4 4 5 5 5 44
69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
70 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41
71 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41
72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
73 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 36
74 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 38
75 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 37
Page 112
76 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 44
77 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 46
78 4 4 3 4 5 5 5 4 5 5 44
Page 113
DATA HASIL PENELITIAN
Tabel Jawaban Responden Variabel Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa (Y)
No.
Res
No. Butir Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Total
Y2
1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 92
2 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 108
3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 109
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 109
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 90
7 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 95
8 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 103
9 5 5 5 5 5 5 4 3 3 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 107
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 115
11 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 89
13 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 5 5 5 5 4 86
14 5 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 106
15 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 96
16 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 90
17 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 85
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 111
19 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 5 4 90
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
21 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 3 4 5 4 4 98
22 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 103
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 88
Page 114
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
25 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 90
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 86
27 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 94
28 5 3 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 5 4 4 4 5 4 90
29 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 84
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
31 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 86
32 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 107
33 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 100
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 89
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
36 4 2 4 3 4 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 80
37 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5 4 4 4 102
38 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 3 5 5 4 105
39 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 84
40 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110
41 1 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 88
42 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 89
43 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 97
44 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
45 4 4 3 3 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 4 4 5 4 5 5 97
46 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 85
47 4 4 4 5 5 3 4 5 4 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 4 5 4 103
48 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 85
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 98
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 98
51 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 96
52 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 95
53 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 82
Page 115
54 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 99
55 4 4 4 2 5 5 5 5 5 5 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
56 1 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 88
57 1 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 88
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 94
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
61 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 5 5 3 4 4 2 4 5 5 4 4 4 4 99
62 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 89
63 5 5 5 5 5 4 5 3 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 106
64 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 5 2 5 4 4 3 4 4 4 87
65 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 102
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 4 5 4 2 4 4 4 5 5 5 93
67 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 95
68 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 5 3 3 5 4 3 4 5 4 101
69 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 93
70 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 89
71 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 90
72 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 96
73 4 4 4 3 4 3 4 3 4 5 4 3 4 4 5 3 4 3 4 3 4 5 4 88
74 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 93
75 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 92
76 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 84
77 3 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 4 4 5 4 5 5 101
78 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 107
Page 116
Lampiran 5
TABEL DATA DAN ANALISIS DATA
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 56,249 7,148 7,869 ,000
Microteaching ,945 ,175 ,526 5,393 ,000
a. Dependent Variable: Keterampilan Dasar Mengajar
ANOVAa
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1321,536 1 1321,536 29,083 ,000b
Residual 3453,502 76 45,441
Total 4775,038 77
a. Dependent Variable: Keterampilan Dasar Mengajar ( Y2)
b. Predictors: (Constant), Mata Kuliah Microteaching (X)
Correlations
Microteaching Keterampilan
Dasar Mengajar
Microteaching
Pearson Correlation 1 ,526**
Sig. (2-tailed) ,000
N 78 78
Keterampilan Dasar
Mengajar
Pearson Correlation ,526**
1
Sig. (2-tailed) ,000
N 78 78
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,526a ,277 ,267 6,741
a. Predictors: (Constant), Mata Kuliah Microteaching (X)
b. Dependent Variable: Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa
Page 117
Lampiran 6
PEDOMAN WAWANCARA
Sumber : Mahasiswa PPKT
Nama Responden : ………………………..
Nama Sekolah PPKT : ………………………..
Hari/Tanggal Wawancara : ………………………..
1. Tujuan dari pembelajaran microteaching yang mencakup:
Memberi pengalaman mengajar yang nyata
Mengembangkan keterampilan mengajar sebelum terjun ke kelas yang
sebenarnya
Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan
bermacam-macam kondisi peserta didik
Bagaimana menurut anda, apakah ketiga tujuan di atas tersebut telah
tercapai dengan baik?
2. Manfaat dari pembelajaran microteaching yang mencakup:
Menguasai sejumlah keterampilan mengajar
Memperoleh kepercayaan diri dalam mengajar dengan mengembangkan
dan menguasai keterampilan mengajar
Mendapatkan pengetahuan yang lebih tentang cara mengajar
Balikan (feed-back) yang cepat dan tepat setelah mengikuti mata kuliah
microteaching.
Mempertinggi efektivitas penggunaan sekolah praktek dalam waktu
praktek mengajar yang relatif singkat
Keterampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan
saat mengikuti mata kuliah microteaching
Bagaimana menurut anda, apakah manfaat di atas telah anda dapatkan dari
pembelajaran microteaching?
3. Pelaksanaan microteaching yang mencakup:
Merencanakan (Planning)
Praktik Mengajar (Teaching Practice)
Feedback
Merencanakan ulang (Re-planning)
Page 118
Praktik mengajar ulang (Re-teaching)
Pemberian feedback kembali (Re-feedback)
Bagaimana menurut anda, pelaksanaan microteaching sudah efektif untuk
menjadi bekal mahasiswa sebelum melaksanakan PPKT?
4. Bagaimana menurut anda, apakah microteaching memberikan
pengetahuan dan pengajaran yang baik tentang keterampilan dasar
mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru?
5. Pada saat mengajar apakah anda sudah menerapkan 8 keterampilan dasar
mengajar yang mencakup:
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan menjelaskan
Keterampilan bertanya
Keterampilan memberikan penguatan
Keterampilan mengadakan variasi
Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
Page 119
PEDOMAN WAWANCARA
Sumber : Guru Pamong PPKT
Nama Responden : ………………………..
Nama Sekolah PPKT : ………………………..
Hari/Tanggal Wawancara : ………………………..
1. Bagaimana menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah mahasiswa cukup
percaya diri dan tidak canggung dengan siswa saat mengajar di kelas?
2. Bagaimana menurut pengamatan Bapak/Ibu, pada saat mengajar apakah
mahasiswa sudah menerapkan 8 keterampilan dasar mengajar yang
mencakup:
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan menjelaskan
Keterampilan bertanya
Keterampilan memberikan penguatan
Keterampilan mengadakan variasi
Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
Page 120
Lampiran 7
TRANSKRIP WAWANCARA
(Mahasiswa 1)
1. Bagaimana menurut anda, apakah tujuan dari mata kuliah microteaching telah
tercapai dengan baik?
”Menurut saya tujuan dari mata kuliah microteaching sudah lumayan saya
rasakan. Saya dapet pengalaman mengajar dari microteaching nah tinggal
diterapin aja di sekolah. Cuma bedanya pengalaman mengajar yang bener-
bener nyata engga terlalu karena pas microteaching itu kan temen sendiri jadi
masih enak diaturnya, pas di kelas realnya ternyata beda banget sama di kelas,
ternyata susah ngatur anak-anaknya”
2. Bagaimana menurut anda, apakah manfaat dari mata kuliah microteaching
telah anda dapatkan?
”Udah didapetin sih manfaat-manfaat itu kaya menguasai sejumlah
keterampilan mengajar, tadinya gatau terus pas udah dijelasin jadi tau dan jadi
bekal buat PPKT. Alhamdulillah sih dari microteaching udah banyak banget
ilmu yang didapet”
3. Bagaimana menurut anda, pelaksanaan microteaching sudah efektif untuk
menjadi bekal mahasiswa sebelum melaksanakan PPKT?
”Menurut microteaching itu mata kuliah yang penting banget sih, karena
kadang orang kurang paham dengan mata kuliah kependidikan yang teori gitu
terus pas belajar microteaching karena praktik jadinya paham gitu, bagus
banget sih diadain microteaching jadi biar nanti pada kenyataannya
microteaching 11 12 lah sama realnya.”
4. Bagaimana menurut anda, apakah microteaching memberikan pengetahuan dan
pengajaran yang baik tentang keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki
oleh seorang guru?
”Pasti sih kita dapet karena kalo kita ga dapet microteaching gimana kita bisa
ikut PPKT dengan baik.”
5. Pada saat mengajar apakah anda sudah menerapkan 8 keterampilan dasar
mengajar?
”Kalo untuk menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam satu pertemuan
itu ga langsung menerapkan delapan-delapannya karena faktor waktu, kadang
juga suka ada yang lupa juga. Kadang dalam satu pertemuan menerapkan
sebagian.”
Page 121
TRANSKRIP WAWANCARA
(Mahasiswa 2)
1. Bagaimana menurut anda, apakah tujuan dari mata kuliah microteaching telah
tercapai dengan baik?
”Kalau selama microteaching kemaren yang udah dijalanin sih udah tercapai
dengan baik. Karena memang microteaching bener-bener memberi pengalaman
mengajar yang nyata, terus dapat mengembangkan keterampilan kita yang
intinya kita bisa jadi tau kondisi macam-macam peserta didik tuh kaya gimana”
2. Bagaimana menurut anda, apakah manfaat dari mata kuliah microteaching
telah anda dapatkan?
”Iya, selama microteaching semua didapet sih dari manfaat-manfaat yang tadi
udah disebutin ya kaya keterampilannya, kepercayaan diri, awal-awal
microteaching kan emang ga bisa menguasai kelas tapi setelah microteaching
sekali dua kali jadi memperoleh kepercayaan diri, cara mengajar yang baik dan
benar juga. Terus juga tau cara membuat RPP gimana”
3. Bagaimana menurut anda, pelaksanaan microteaching sudah efektif untuk
menjadi bekal mahasiswa sebelum melaksanakan PPKT?
”Iya microteaching udah efektif, cuma kalau untuk bagian merencanakan
(pembagian materi) lebih baik dosen saja yang memilihkan materi apa yang
harus kita gunakan jadi kita punya persiapan lebih, dari pada rebutan sama
temen jadi kurang efektif”
4. Bagaimana menurut anda, apakah microteaching memberikan pengetahuan dan
pengajaran yang baik tentang keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki
oleh seorang guru?
”Iya memberikan pengetahuan dan pengajaran yang baik tentang keterampilan
dasar mengajar, karena dosennya ngasih tau cara-cara yang baiknya gimana
pas ngajar, bikin RPPnya gimana, langkah-langkahnya dikasih tau. Kalau saya
sendiri selama mengajar sih kaya gitu, dari awal nerapin sih kaya dari salam
apersepsi sampe evaluasi kaya gitu”
5. Pada saat mengajar apakah anda sudah menerapkan 8 keterampilan dasar
mengajar?
”Sudah sih tapi sebagian, engga sekaligus semuanya dalam satu pertemuan,
karena keterbatasan waktu”
Page 122
TRANSKRIP WAWANCARA
(Guru Pamong 1)
1. Bagaimana menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah mahasiswa cukup percaya
diri dan tidak canggung dengan siswa saat mengajar di kelas?
”Menurut saya mereka sudah bagus dan cukup percaya diri, namun mereka
belum mampu menguasai kelas sepenuhnya namanya juga masih baru namun
setelah kesini sudah tidak canggung juga dengan siswa bahkan akrab, sudah
bagus dan ga ada masalah.
2. Bagaimana menurut pengamatan Bapak/Ibu, pada saat mengajar apakah
mahasiswa sudah menerapkan 8 keterampilan dasar mengajar?
”Sudah semua mereka terapkan, cuma ya itu yang belum mereka kuasai
mengelola kelasnya, kurang. Kalau yang lain mereka sudah, mereka absen, ada
pretest, udah sesuailah, ya namanya baru sih ya. Mereka juga pake berbagai
media, kaya PPT. mereka sudah memanfaatkan fasilitas yang ada sih.”
Page 123
TRANSKRIP WAWANCARA
(Guru Pamong 2)
1. Bagaimana menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah mahasiswa cukup percaya
diri dan tidak canggung dengan siswa saat mengajar di kelas?
”Selama yang saya amati ya saya liat sih ada kepercayaan diri dan menguasai
kelas juga, anak-anak juga bisa dikuasai, walaupun belum 100%. Tapi tingkat
kepercayaan dirinya udah okelah udah bagus.”
2. Bagaimana menurut pengamatan Bapak/Ibu, pada saat mengajar apakah
mahasiswa sudah menerapkan 8 keterampilan dasar mengajar?
”Secara keseluruhan diterapin, tapi ada beberapa yang mungkin kadang-kadang
terlewat ya itu hal yang wajar karena mungkin tergantung situasinya juga,
waktu juga, tapi secara umum sudah menerapkan itu semua mulai dari
pembukaan sampe akhir walaupun tidak 100% . mereka juga pake media-
media sih kaya PPT, kadang diskusi dan games juga jadi secara keseluruhan
sudah bagus.”
Page 124
Lampiran 8
DOKUMENTASI
Page 125
BIODATA PENULIS
Hanipah, lahir di Jakarta 13 Januari 1996 dari pasangan Bapak
(Alm) H. Sadeli dan Ibu Hj. Umiyanah sebagai anak terakhir dari 7
bersaudara yang beralamat di Jalan FF RT 007/05 No. 17 Kelurahan
Sukabumi Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Penulis
memulai Pendidikan di SDI Al-Falah 1 Petang pada Tahun 2000 dan
selesai pada tahun 2007, kemudian penulis melanjutkan ke MTs. Al-Falah
Jakarta lulus pada tahun 2010, selanjutnya melanjutkan ke MA. Al-Falah
Jakarta dan lulus pada tahun 2013. Setelah tamat SMA penulis
mendaftarkan diri melalui Jalur SPMB atau Jalur Mandiri UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis lulus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Konsentrasi Ekonomi.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Microteaching
Terhadap Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Jurusan
Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2014” ini
dibawah bimbingan Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd dan Ibu Tri Harjawati,
M.Si.