i PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS X DI MA USWATUN HASANAH MANGKANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Kimia Oleh: FITRI RAHMAWATI NIM: 3104228 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
122
Embed
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/89/jtptiain-gdl... · TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK
SISTEM PERIODIK UNSUR
KELAS X DI MA USWATUN HASANAH MANGKANG
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Kimia
Oleh:
FITRI RAHMAWATI NIM: 3104228
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal Tanda Tangan
Atik Rahmawati, S.Pd. M.Si Pembimbing I Syamsul Ma’arif, M.Ag Pembimbing II
iii
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal Tanda Tangan
H. Mursid, M.Ag Ketua Atik Rahmawati, S.Pd. M.Si Sekretaris Drs. Sugeng Ristiyanto, M.Ag Anggota Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd. M.Kom Anggota
iv
ABSTRAK Fitri Rahmawati (NIM. 3104228). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Kelas X MA Uswatun Hasanah Mangkang. Skripsi. Semarang: Program Strata I Jurusan Tadris Kimia IAIN Walisongo Semarang, 2009.
Penelitian ini bertujuan; 1) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di MA Uswatun Hasanah mangkang, 2) Untuk mengetahui hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang, 3) Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi dengan teknik analisis regresi. Sedangkan teknik analisis regresi yang digunakan adalah teknik analisis regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi antara variabel (ubahan) kriterium dan prediktor. Kategori variabel pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (X) pada kelas X MA Uswatun Hasanah berada dalam kategori “Cukup” yang terletak pada pada interval 72.67 – 78.83. Kategori variabel hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur (Y) kelas X MA Uswatun Hasanah berada dalam kategori “Cukup” yang terletak pada interval 68.98 – 73.12. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki korelasi positif dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah, yaitu sebesar 0.545. Hubungan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur adalah 0.545 dalam kategori “sedang”, terletak pada interval 0.40 – 0.599. Sementara itu berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana dapat diketahui bahwa persamaan regresi
307.43366,0 += XY . Ada pengaruh signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur. Hal ini ditunjukkan dari nilai Freg sebesar 16.06. Berdasarkan hasil hitungan diperoleh bahwa Fhitung = 16.06, sedangkan pada Ftabel untuk taraf signifikansi 5% dan 1% sebesar 4.17 dan 7.35. Karena Fhitung > Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tersebut signifikan. Berdasarkan perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi: “tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” ditolak. Dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi: “Ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” diterima. Sedangkan pengaruh positif pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur yaitu sebesar 0.545. kemudian dikonsultasikan pada r tabel taraf signifikansi 5% dan 1% sebesar 0,312 dan 0.403. Karena rxy > rt (baik taraf 5% maupun 1%), maka hasilnya signifikan.
v
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan
bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
5 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai Pustaka, 1993), hlm. 275 6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 114 7 Michael Purba, Kimia Untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 3
6
Berdasarkan penegasan istilah di atas maka, secara keseluruhan maksud
dari judul skripsi ini adalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun
Hasanah Mangkang.
C. Pembatasan Masalah
Dunia pendidikan tidak terlepas dari peran seorang guru dalam proses
belajar mengajar didalam kelas, selain guru metode pembelajaran tidak kalah
penting demi tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru
harus mempunyai kreativitas untuk mengembangkan metode pembelajaran,
karena jika metode yang digunakan tidak sesuai akan berdampak pada hasil
belajar peserta didik.
Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis membatasi permasalahn
pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar.
Pembelajaran dibatasi pada strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
mata pelajaran kimia materi pokok sistem periodik unsur. Demikian juga hasil
belajar yang akan diteliti dibatasi pada hasil belajar dalam aspek kognitif mata
pelajaran kimia materi pokok sistem periodik unsur. Sedangkan peserta didik
yang diteliti adalah peserta didik kelas X semester ganjil MA Uswatun
Hasanah Mangkang
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di
MA Uswatun Hasanah Mangkang?
2. Bagaimanakah hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di MA
Uswatun Hasanah Mangkang?
3. Apakah ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun
Hasanah Mangkang?
7
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian
ini bertujuan :
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas
X di MA Uswatun Hasanah Mangkang.
b. Untuk mengetahui hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di MA
Uswatun Hasanah Mangkang.
c. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap
hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA
Uswatun Hasanah Mangkang
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :
a) Bagi Peserta Didik
1). Menumbuhkan kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi
antar peserta didik.
2). Mampu memberikan sikap positif terhadap mata pelajaran kimia.
b) Bagi Guru
1). Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi
pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.
2). Sebagai informasi bagi guru, khususnya guru kimia SMA/MA
mengenai pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
c) Untuk Lembaga
1). Diharapkan dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah.
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning adalah sebuah
group kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan
masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a task), atau
untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal). Ada
beberapa tehnik pembelajaran kooperatif yang berbeda, tetapi,
kesemuanya memiliki ciri-ciri dasar yang sama. Salah satu ciri dasar yang
dimaksud adalah bahwa peserta didik melakukan pekerjaan dalam
groupnya, mereka melakukan dengan saling bekerja sama (they work
cooperatively)1.
Menurut Roger T. Johnson dan David W. Johnson sebagaimana
dikutip oleh Eko, bahwa:
“Cooperative learning is a relationship in a group of students that requires positive interdependence ( a sense of sink or swim together), individual accountability (each of us has to contribute and learn), interpersonal skill (communication, leadership, decision making, and conflict resolution, face to face promotive interaction and processing (reflection on how well the team is functioning and how to function even better).”2 Pemahaman dari definisi di atas bahwa dalam pembelajaran
kooperatif tercipta kerjasama yang baik antar anggota tim, ada
ketergantungan saling memerlukan yang positif (menanamkan rasa
kebersamaan), tanggung jawab masing-masing anggota (setiap anggota
memiliki sumbangan dan belajar), keterampilan hubungan antar person
(komunikasi, kepemimpinan, membuat keputusan, dan penyelesaian
1Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat Tenaga
Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007), hlm. 35 2Eko, Inovasi Pembelajaran MIPA di Sekolah dan Alternatif Implementasinya,
"….dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.". (al-Maidah : 2)5
Ayat ini menjadi prinsip dasar dalam menjalin kerjasama dan saling
membantu kepada siapapun, selama tujuannya adalah kebajikan.6
2. Dasar Teori Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif menekankan pada kerjasama kelompok
serta interaksi anggota dalam kelompok. Adapun teori yang mendasari
pembelajaran kooperatif ini adalah teori motivasi dan teori kognitif.7
5Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002),
hlm. 12 6M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Volume 3, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 12 7Robert E. Slavin, Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media,
2008), hlm, 4
11
a) Teori Motivasi
Teori ini beranggapan bahwa motivasi peserta didik dalam
pembelajaran kooperatif terletak pada penghargaan atau struktur
pencapaian, dimana peserta didik bekerja mengidentifikasi tiga unsur
yaitu, kooperatif, kompetitif, dan individualistik.8
Struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi dimana
satu-satunya cara anggota kelompok dapat meraih tujuan pribadi
mereka jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh karena itu, untuk
meraih tujuan personal mereka, anggota kelompok harus membantu
teman satu timnya untuk melakukan apapun guna membuat kelompok
mereka berhasil, dan mungkin yang lebih penting, mendorong anggota
satu kelompoknya untuk melakukan usaha yang maksimal.
b) Teori Kognitif
Teori ini menekankan pada pengaruh dari kerja sama itu sendiri
yang terkait dengan pencapaian suatu tujuan kelompok. Teori-teori
kognitif ini dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu teori
pembangunan dan teori elaborasi kognitif.9
1) Teori Pembangunan
Asumsi dasar dari teori pembangunan ini adalah interaksi
antar peserta didik berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai untuk
meningkatkan penguasaan mereka. Vygotsky mendefinisikan
wilayah pembangunan aktual seperti yang telah ditentukan oleh
penyelesaian masalah secara independen dan level pembangunan
potensial seperti yang ditentukan melalui penyelesaian masalah
dengan bantuan dari orang dewasa atau dalam kolaborasi dengan
teman yang lebih mampu.
2) Teori Elaborasi Kognitif
8Ibid. 9Ibid, hlm. 36-39
12
Elaborasi adalah suatu proses dimana informasi yang baru
diterima dikaitkan sedemikian rupa dengan pengetahuan atau
informasi lama yang telah tersimpan didalam long-term memori.10
Pandangan teori elaborasi kognitif ini amat berbeda dengan
pandangan teori pembangunan. Penelitian dalam psikologi kognitif
telah menemukan bahwa apabila informasi yang sudah ada didalam
memori dan berhubungan dengan informasi yang sudah ada
didalam memori peserta didik harus terlibat dalam semacam
pengaturan kembali kognitif atas elaborasi dari materi. Sebagai
contoh menulis rangkuman atau ringkasan dari pelajaran yang
disampaikan.
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Untuk dapat melakukan pembelajaran kooperatif ini, terdapat
beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan diantaranya : 11
Selain itu, Bobbi dePorter menjelaskan bahwa keberhasilan belajar
ditentukan juga dengan suasana menyenangkan dan menggembirakan.23
Pastinya akan sulit menikmati belajar jika seorang peserta didik merasa
tidak nyaman dan tertekan dalam proses belajar mengajarnya.
Dalam hadisnya Rosulullah SAW menjelaskan beberapa hal yang
sangat mempengaruhi perkembangan seorang anak. Dalam hal ini
Rosulullah SAW mejelaskan faktor lingkungan keluarga yang sangat
menentukan bagaimana arah pendididikan seorang anak, sebagaimana
sabda beliau :
ما من ٫ قال رسول اهللا صلىاهللا عليه وسلم׃حديث أبى هريرة رضيا هللا عنه قال
آما تنتج البهيمة ٫طرة فأبواه يهودانه وينصرا نه ويمجسا نهالفمولد إآل يولد على
24﴾ه مسلم ارو ﴿ ٠ هل تحسون فيها من جدعاء٫بهيمة جمعاء
“Diriwayatkan dari Abu hurairah Radliyallahu anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda : “setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci, bersih), kedua orangtualah yang membuatnya menjadi yahudi, nasrani dan majusi. Sebagaimana seekor ternak yang melahirkan anaknya (dengan sempurna kejadian dan anggotanya) adakah kamu menganggap hidung, telinga dan anggota lainya terpotong ?.” (HR. Muslim)
Selain faktor keluarga yang dijelaskan dalam hadist Rosulullah
SAW, Wasti Soemanto mengungkapkan bahwa hasil belajar yang dicapai
oleh peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, diantaranya :
1. Faktor dari dalam diri peserta didik yang meliputi: kemampuan,
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
2. Faktor lingkungan, dalam faktor lingkungan ini yang paling dominan
adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran ini
23Ibid, hlm. 76 24Abu Husain, Shohih Muslim Juz 15, (Beirut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, tt), hlm. 169-
170
20
ialah tinggi rendahnya atau efektif tidakntya proses belajar mengajar
dalam mencapai tujuan pengajaran.25
Dengan demikian, kedua faktor di atas (kemampuan peserta didik
dan kualitas pengajar) mempunyai hubungan berbanding lurus dengan
hasil belajar peserta didik. Artinya, makin tinggi kemampuan peserta didik
dan kualitas pengajaran, makin tinggi pula hasil belajar peserta didik. Dan
juga faktor-faktor jika dapat dilakukan dengan pola kehidupan positif,
maka didalamnya ada hal-hal yang dianggap sebagai sesuatu yang baik,
memberi kemudahan anak didik dalam belajarnya. Apabila faktor-faktor
tersebut mengarah pada pola kehidupan yang negatif, maka akan menjadi
suatu hal yang menghambat proses belajar anak didik.
Hamman Nasiruddin menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar dalam Ta’lim Muta’alim, ada 6 yaitu:26
مجموعها ببيانن سأ نبك ع ال بستة ااالال تنا ل ا لعلم
“Ingatlah, kamu tidak akan berhasil dalam memperoleh ilmu kecuali ada 6 perkara yang akan dijelaskan kepdamu secara ringkas. Yaitu kecerdasan, cinta pada ilmu, kesabaran, biaya yang cukup, petunjuk guru dan masa yang lama.”
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal dan eksternal peserta
didik. Disisi lain Haditono mengungkapkan bahwa banyak peserta didik di
Indonesia yang mengalami underachiever27 yang disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya :
1) Kurangnya fasilitas belajar, baik di sekolah terutama di pelosok-
pelosok maupun di rumah
25Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru
Algensindo, 2000), cet V, hlm. 39-40 26Hammam Nasiruddin, Ta’lim Muta’alim, (Kudus: Menara Kudus, 1963), hlm. 55 27Underachiever adalah yang memperoleh prestasi dibawah kemampuannya yang ia miliki.
Lihat keterangannya pada buku F.J. Monks, et. All, Psikologi Perkembangan dalam Berbagai Bagiannya, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), cet II. Hlm. 234.
21
2) Kurangnya stimulasi mental orang tua di rumah, terutama bagi orang
tua yang tidak berpendidikan, ssehingga mereka tidak mengetahui
bagaimana membantu anak supaya berhasil
3) Keadaan gizi yang bilamana dapat dicapai tingkat yang lebih tinggi,
maka secara fisik, anak akan lebih mampu menggunakan kapasitas
otaknya lebih baik.28
Untuk mengetahui lebih jelasnya peneliti akan menguraikan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, diantarnya :
1. Faktor-faktor Internal
Faktor ini berasal dari dalam diri peserta didik, yakni faktor
psikologis yang berhubungan dengan jiwa peserta didik dan keinginan
yang meliputi intelegensi, minat dan perhatian, bakatmotif serta
kematangan peserta didik.
a. Intelegensi
Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. Intelegensi merupakan
dasar potensial bagi pencapaian hasil belajar, artinya hasil belajar
yang dicapai akan bergantung pada tingkat intelegensi, dan hasil
belajar yang dicapai tidak akan melebihi tingkat intelegensinya.29
Sehingga, semakin tinggi tinggi tingkat intelegensi, makin tinggi
pula tingkat hasil belajar yang dapat dicapai.
b. Minat dan perhatian
Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu.
Sedangkan perhatian adalah melihat dan mendengarkan dengan
baik dan teliti terhadap sesuatu.30 Perhatian bisa dipupuk dengan
memberikan stimulus yang baru, beraneka ragam atau berorientasi
dalam masyarakat, media massa, teman bergaul seerta bentuk
kehidupan masyarakat.
1. Faktor Keluarga
a) Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya
terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang
memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya acuh tak acuh
terhadap belajar anaknya, dapat menyebabkan anak kurang
berhasil dalam belajarnya. Mungkin anak sendiri sebetulnya
pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur, akhirnya
kesukaran-kesukaran terjadi dalam belajarnya, sehingga hasil
yang didapatkan atau prestasinya tidak memuaskan, bahkan
mungkin gagal dalam studinya. Disinilah bimbingan orang tua
sangat memegang peranan penting yang sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan anak.
b) Pengertian Orang Tua
Terkadang anak mengalami lemah semangat, maka orang
tua wajib memberi pengertian dan dorongan. Sehingga
membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di
sekolah. Jikalau perlu, orang tua menghubungi gurunya untuk
mengetahui perkembangan anak di sekolah.
c) Relasi antar Anggota Keluarga
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak perlu
diusahakan relasi yang baik didalam keluarga anak tersebut.
Hubungan baik adalah yang penuh pengertian dan kasih sayang
disertai dengan binbingan dan bila perlu hukuman-hukuman
untuk mensukseskan belajar anak sendiri.
2. Faktor Sekolah
a) Kurikulum
25
Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan
unsur substansial dalam pendidikan.38 Tanpa kurikulum
kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab
materi yang harus guru sampaikan harus sesuai dengan
kurikulum yang ada. Muatan kurikulum akan memperngaruhi
intensitas dan frekuensi belajar peserta didik.
b) Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus
dilalui di dalam mengajar. Metode guru yang kurang baik akan
mempengaruhi tingkat pemahaman peserta didik dan juga
belajar peserta didik. Sehingga dalam proses belajar mengajar
seorang guru harus kreatif dalam memilih metode-metode
mengajar selama proses belajar mengajar di dalam kelas.
c) Guru
Peranan guru dalam proses belajar mengajar sangat
mempengaruhi hasil belajar atau prestasi peserta didik, karena
hampir seluruh aktifitas yang dilakukan oleh peserta didik
sangat bergantung pada guru, dalam hal ini efektifitas
pengelolaan faktor bahan, lingkungan, dan instrumen sebagai
faktor-faktor utama yang mempengaruhi proses dan prestasi
belajar.
Proses pembelajaran tidak berlangsung secara satu arah
(one way system) melainkan terjadi secara timbal balik
(interactive, two ways trafic system). Kedua pihak berperan
secara aktif dalam kerangka kerja (frame work), serta dengan
menggunakan cara dan kerangka berpikir (frame of
reference).39
Adapun peranan guru dalam proses pembelajaran,
diantaranya :
38Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet I, hlm. 146. 39Mulyasa, op.cit., hlm 191.
26
1). Guru sebagai demonstrator, sehingga guru hendaknya
senantiasa menguasai materi pembelajaran dan senantiasa
mengembangkan kemampuannya dalam bidang ilmu yang
dimilikinya
2). Guru sebagai pengelola kelas, sehingga guru bertanggung
jawab memelihara lingkungan fisik kelasnya, agar
senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan
serta membimbing prosese-proses intelektual, sosial,
emosional, moral, dan spiritual didalam kelas, serta
mengembangkan kompetensi dan kebiasaan bekerja dan
belajar secara efektif di kalangan peserta didik.
3). Guru sebagai fasilitator, peran guru erat kaitanya dengan
perannya sebagai pengelola kelas
4). Guru sebagai mediator, guru tidak hanya sebagai
penyampai informasi dalam pembelajaran, tetapi sebagai
perantara dalam hubungan antar manusia dengan peserta
didik
5). Guru sebagai evaluator, sehingga guru harus mampu
menilai proses dan hasil belajar yang telah dicapai, serta
memberikan umpan balik terhadap keefektifan
pembelajaran yang telah dilakukan.40
Lebih lanjut lagi, Harvey menunjukkan bahwa pola
perilaku guru yang bersifat membantu berkorelasi positif
signifikan dengan kecenderungan peserta didik untuk bekerja
sama, berpartisipasi dalam kegiatan kelas atau sekolah dan
hasil belajar.41
3. Faktor Lingkungan Masyarakat
a) Kegiatan peserta didik Dalam Masyarakat
40Ibid, hlm. 192. 41Ibid, hlm. 193
27
Kegiatan peserta didik dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi
jika terlalu banyak berkecimpung dalam kegiatan masyarakat
yang terlalu banyak akan mengganggu belajarnya, lebih-lebih
tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.
b) Media Massa
Media massa yang baik memberi pengaruh yang baik
terhadap peserta didik, dan juga berpengaruh terhadap
belajarnya. Sebaliknya, media massa yang buruk juga
berpengaruh buruk terhadap peserta didik jika tidak ada kontrol
dan pembinaan dari orang tua. Maka diharapkan peserta didik
mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari
pihak orang tua dan pendidik, baik keluarga, sekolah dan
masyarakat.
c) Teman Bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul peserta didik lebih
cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman
bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri peserta
didik, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti
mempengaruhi yang bersifat buruk juga.
d) Bentuk Kehidupan Masyarakat
Lingkungan kehidupan masyarakat sangat mempengaruhi
pola belajar dan juga kepribadian anak.
3. Penilaian Hasil Belajar
Belajar mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang
dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (intruksional), pengalaman
(proses) belajar mengajar, dan hasil belajar. Salah satu upaya untuk
mengetahui hasil belajar dapat melalui sistem penilaian. Penilaian adalah
upaya untuk mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan itu tercapi atau
28
tidak. Dengan kata lain, penelitian berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui keberhasilan proses atau hasil belajar peserta didik.42
Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses
menentukan nilai suatu objek. Sehingga penilaian adalah proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan
suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam
bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgement.
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-
hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan kriteria tertentu. Sehingga
objek yang dimaksud dalam hal ini adalah hasil belajar peserta didik. Hasil
belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian luas yang mencangkup bidang
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar peranan tujuan
intruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang
diinginkan peserta didik yang menjadi unsur yang paling penting sebagai
acuan dasar penilaian. Adapun fungsi dari penilaian itu sendiri yaitu,
sebagai:
a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional
b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar
c. Dasar dalam menyususn laporan kemajuan belajar peserta didik
kepada orang tua.
C. Sistem Periodik Unsur
1. Sistem Periodik Modern
Perkembangan sistem periodik pada mulanya diklasifikasikan atas
perbedaan tingkat wujud benda yaitu, padat gas, dan cair. Ada juga
pengklasifikasian didasarkan atas unsur-unsur logam dan non logam.
42Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999), cet VI, hlm.
29
Klasifikasi ini dianggap terlalu sederhana sehingga tidak dapat digunakan
untuk mempelajari unsur-unsur dan senyawa-senyawa.
Pada tahun 1869 ahli kimia dari Rusia yaitu Mendeleef dan ahli
kimia dari Jerman Lothar Meyer secara terpisah menemukan hubungan
yang lebih terperinci antara massa atom relatif dan sifat unsur. Jika unsur-
unsur tersebut disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya maka
ditemukan sifat periodik.
Sistem periodik adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan
aturan tertentu, artinya jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan
nomor atomnya, maka sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik.
Itulah sebabnya tabel periodik unsur dimulai dengan hidrogen, sebab
hidrogen mempunyai nomor atom 1. selanjutnya diikuti oleh unsur nomor
2, yaitu helium. Unsur-unsur dalam sistem periodik panjang dapat
dikelompokkan dalam lajur vertikal yang disebut golongan dan lajur
horizontal yang disebut periode.
a). Lajur Horizontal (periode)
Lajur horizontal berisi unsur-unsur yang disusun berdasarkan
kenaikan nomor atomnya. Jumlah kulit elektron (n) menunjukkan
suatu periode.
Tabel 2.1. Lajur Horizontal
n Kulit Periode Jumlah Unsur 1 K 1 2 2 L 2 8 3 M 3 8 4 N 4 18 5 O 5 18 6 P 6 32 7 Q 7 28 (tak lengkap)
b). Lajur Vertikal (golongan)
Lajur vertikal berisi unsure-unsur yang disusun menurut kemiripan
sifat. Golongan suatu unsur disusun berdasarkan jumlah elektron
valensi yang dinyatakan dalam huruf romawi. IUPAC (international
30
Union of Pure and Applied Chemistry) menjadikan satu antara
golongan A dan B dengan memberi nomor golongan 1 sampai 18.
1) Golongan Unsur Utama (A) terdiri dari 8 golongan
Tabel 2.2. Golongan Unsur Utama
Golongan Nama Khusus Jumlah Unsur IA Alkali 7 IIA Alkali Tanah 6 IIIA Boron Aluminium 5 IVA Karbon 5 VA Nitrogen 5 VIA Kalogen 5 VIIA Halogen 5 VIIIA Gas Mulia 6
2) Golongan Unsur Transisi (B) terdiri dari 8 golongan
Tabel 2.3. Golongan Unsur Transisi
Golongan Jumlah Unsur IIB 4 + 28 (termasuk deret lantanida dan aktinida) = 32 IVB 4 VB 4 VIB 4 VIIB 4 VIIIB 4 + 8 (terdiri dari tiga kolom) = 12
IB 4 IIB 4
Sifat unsur golongan ini mengalami peralihan dari sifat golongan
IIA hingga ditemukan kemiripan sifat pada golongan IIIA.
3) Golongan Transisi Dalam
Golongan transisi dalam adalah unsur-unsur yang pengisian
elektronnya berakhir pada orbital-orbital f atau unsure blok f yang
mempunyai dua sifat :
a. Unsur Lantanida (seperti lantan) yaitu unsur yang pengisian
elektronnya berakhir pada orbital 4f berada pada period ke 6
b. Unsur Aktinida (seperti aktinum) yaitu unsur yang pengisian
elektron terakhir pada orbital 5f dan berada pada periode ke 7.
2. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik
31
Sistem periodik disusun berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat
unsur, misalnya saja kemiripan sifat diantara unsur-unsur segolongan
terjadi karena unsur-unsur tersebut mempunyai elektron valensi yang
sama. Unsur-unsur golongan IA mempunyai kemiripan konfigurasi
elektronnya. Hal ini menyebabkan unsur dalam satu golongan mempunyai
sifat yang sama, jadi untuk mengetahui ciri-ciri sifat unsur dapat
ditunjukkan oleh elektron valensinya.
Tabel 2.4. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik
Unsur Nomor Atom K L M N O P Q H Li Na K Rb Cs Fr
1 3 11 19 37 55 87
1 2 2 2 2 2 2
1 8 8 8 8 8
1 8 18 18 18
1 8 18 32
1 8 18
1 8
1
Hubungan antara letak unsur dalam sistem periodik unsur dapat
ditentukan berdasarkan konfigurasi elektronnya. Golongan ditunjukkan
dengan jumlah elektron valensi, sedangkan periode ditunjukkan oleh
jumlah kulit.
3. Sifat-Sifat Periodik Unsur
Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat yang berubah secara beraturan
sesuai dengan kenaikan nomor atom yaitu dari kiri ke kanan dalam satu
periode, atau dari atas ke bawah dalam satu golongan. Sifat periodik unsur
yang akan dibahas meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron,
keelektronegatifan, titik cair, serta titik didih.
a. Jari-jari Atom
Jari-jari atom (atomic radius) suatu logam adalah setengah jarak
antara dua inti pada atom-atom yang berdekatan. Untuk unsur-unsur
yang berupa molekul diatomik, jari-jari atomnya adalah setengah
32
antara inti dua atom dalam molekul tertentu.43 Besarnya jari-jari atom
logam sama dengan setengah jarak terpendek antara dua inti atom
dalam padatan. Jari-jari atom non logam sama dengan setengah
panjang ikatan antara dua inti atom yang identik.
Dalam sistem periodik unsur memperlihatkan keperiodikan jari-
jari atom baik dalam satu golongan maupun satu periode.
- Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin kecil
- Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin
besar.
r = << (dalam satu periode)
r = >> (dalam satu golongan)
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya jari-jari atom
diantaranya :
1. Untuk unsur-unsur segolongan, naiknya nomor atom berarti
bertambahnya kulit elektron akibatnya semakin besar jari-jari
atomnya
2. Untuk unsur-unsur seperiode, semakin besar mutan inti, maka
semakin kuat gaya tarik inti terhadap elektron sehingga semakin
kecil jari-jari atomya.44
b. Jari-jari Ion
Jari-jari ion (ionic radius) adalah jari-jari kation atau anion. Ion
(tunggal) dapat terbentuk dari atom netralnya karena pelepasan atau
penyerapan elektron. Ion positif (kation) terbebtuk karena pelepasan
elektron, sedangkan ion negatif (anion) terbentuk karena penyerapan
elektron. Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata
43Chang, Raymond, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, (Jakarta: Erlangga, 2004), edisi
ketiga, Jilid I. hlm. 235 44Kristian H Sugiyarto, Kimia Organik I (Common Textbook), ( Universitas Negeri
Yogyakarta: Jurusan Kimia Fakultas Pendidikan matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2004), edisi revisi. hlm. 51-52
33
dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. Ion positif mempunyai
jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion negatif mempunyai jari-jari
yang lebih besar.
c. Energi Ionisasi
Energi Ionisasi (ionization energy) adalah banyaknya energi
minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari atom
berwujud gas pada keadaan dasrnya.45 Energi ionisasi dipengaruhi oleh
besarnya muatan inti dan ukuran jari-jari atom, semakin besar muatan
inti maka makin besar pula energi ionisasinya. Karena semakin besar
jari-jari atom semakin kecil daya tarik terhadap elektron terluarnya,
sehingga makin kecil dan makin reaktif unsur tersebut.
Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom dalam periodik
unsur, dalam satu golongan, dari atas ke bawah energi ionisasi semakin
kecil. Sedangkan dalam satu periode, dari kiri ke kanan, energi ionisasi
cenderung bertambah.
Ei = >> (dalam satu periodik)
Ei = << (dalam satu golongan)
d. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah kemampuan untuk menerima satu atau
lebih elektron negatif dari perubahan energi yang terjadi ketika satu
elektron diterima oleh atom suatu unsur dalam keadaan gas.46
Afinitas elektron secara periodik dalam satu golongan dari atas
ke bawah semakin kecil, hal ini terjadi karena semakin ke bawah jari-
jari atom semakin besar sehingga daya tarik inti pada lintsan terjauh
semakin lemah. Akibatnya, tumbukan awan elektron dari luar semakin
lemahsehingga semakin sedikit juga energi yang dibebaskan. Dengan
Afinitas elektron dari kiri ke kanan cenderung semakin besar
dalam satu periode. Hal ini disebabkan jari-jari atom yang semakin
kecil sehingga daya tarik elektron terjauh ke inti semakin kuat yang
mengakibatkan tumbukan awana elektron dari luar semakin kuat. Ini
berarti bahwa semakin besar energi yang dibebaskan, afinitas
elektronnya semakin besar.
Unsur-unsur yang mempunyai afinitas elektron paling besar
adalah unsur yang paling mudah menerima elektron (paling negatif).
Sebaliknya, unsur-unsur yang mempunyai afinitas elektron paling kecil
adalah unsur-unsur yang paling sukar menerima elektron.
e. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah suatu bilangan yang menggambarkan
kecenderungan relatif suatu unsur menarik elektron kepihaknya dalam
suatu ikatan kimia. Misalnya hidrogen dengan fluorin mempunyai
pasangan elektron ikatan yang ditarik bersama
H : F
Elektron ditarik bersama
Dari data keelektronegatifan pada tabel periodik unsur, diketahui
bahwa keelektronegatifan hidrogen adalah 2,1, sedangkan fluorin 4,0.
hal ini berarti fluorin menarik elektron lebih kuat daripada hidrogen
dengan perbandingan 4 : 2,1.
Hubungan kecenderungan keelektonegatifan unsur dalam sistem
periodik unsur :
- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah keelektronegatifan
semakin berkurang.
- Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, keelektronegatifan
bertambah.
Keelektronegatifan = >> (dalam satu periode)
35
Keelektronegatifan = << (dalam satu golongan)
f. Titik Leleh dan Titik Didih
Atom-atom unsur alkali terikat dalam struktur terjal oleh ikatan
logam yang lemah, karena setiap atom hanya mempunyai satu elektron
ikatan dan bertambah lemah jika jari-jari bertambah besar. Oleh karena
itu titik leleh berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan. Titik
leleh bergantung pada kekuatan relatif dari ikatan. Kekuatan ikatan
logam bergantung pada jumlah elektron valensi. Oleh karena itu
kekuatan ikatan ini bertambah dari kiri ke kanan dalam satu periode,
misalnya Na Mg Al.47
Titik leleh = >> (dalam satu periode)
Titik Leleh = << (dalam satu golongan)
Sedangkan keperiodikan titik didih mirip dengan keperiodikan titik
leleh.
D. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw Terhadap Hasil Belajar
Kimia
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu model
pembelajaran dimana peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil
yang heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda.
Dalam menyelesaikan tugas, anggota kelompok harus saling bekerja sama dan
membantu untuk memahami bahan pembelajarannya. Model pembelajaran ini
merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dilakukan guru guna
memberikan pemahaman terhadap peserta didik dan juga kenyamanan selama
proses belajar mengajar berlangsung.
Sedangkan hasil belajar kimia adalah bukti keberhasilan usaha yang
dapat dicapai atau aktifitas yang dilakukan secara sadar sehingga akan terjadi
47I Made sukarna, Common Textbook Kimia Dasar I, (Yogyakarta: Jurusan Kimia fakultas Pendidikan Matemetika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta, 2003), hlm. 122
36
proses perubahan pada diri seseorang (peserta didik) sebagai hasil penyesuaian
diri yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu.
Melihat fakta dilapangan bahwa tercapainya tujuan pembelajaran dapat
dilihat dari hasil belajar itu sendiri. Dengan kata lain, pencapaian hasil belajar
tidak terlepas dari strategi pembelajaran yang digunakan, meskipun strategi
pembelajaran bukan satu-satunya faktor yang menentukan hasil belajar. Jadi
semakin baik atau tepat strategi pembelajaran maka akan semakin baik pula
hasil belajarnya. Dapat diasumsikan bahwa strategi pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw berhubungan dengan hasil belajar terutama dalam mata pelajaran
kimia. Dan seorang peserta didik tidak dapat memperoleh hasil yang
memuaskan tanpa adanya strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru
dalam proses belajar mengajar.
E. Kajian Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul tentang pengaruh
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia pada materi
pokok sistem periodik unsur di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah
Mangkang.
Dalam penelitian ini, peneliti mendapati beberapa karya ilmiah yang
berupa penelitian tentang pembelajaran kooperatif di sekolah-sekolah yang
peneliti anggap mempunyai relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan.
Diantaranya adalah :
1. Skripsi yang disusun oleh Nur Izzah (NIM : 4195114) pada tahun 2000,
mahasiswi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan judul,
“Belajar Kelompok Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar (Studi
Eksperimen Bidang Studi PAI) di SMP Negeri 2 Ketanggungan Brebes”
memberikan kesimpulan bahwa peningkatan hasil belajar PAI pada peserta
didik SMP 2 Ketanggungan Brebes dapat dicapai dengan menerapkan
metode belajar kelompok karena adanya dorongan emosional dan
intelektual dalam interaksi kelompok tersebut memungkinkan peserta
37
didik melampaui tingkat pengetahuan dan keterampilan peserta didik
ketika mereka belajar sendiri.48
2. Skripsi yang disusun oleh Yayuk Afiana (Nim : 3199248) pada tahun
2004, mahasisiwi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan
judul “Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran PAI di SMU
Jumantono Karanganyar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan metode diskusi mampu membangun kreatifitas dan daya kritis
peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMU Jumantono. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan peserta didik
untuk berargumen dalam kelompok maupun dalam bidang diskusi kelas.49
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, dalam penelitian skripsi ini
peneliti lebih menitik beratkan pada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas
X di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah Mangkang.
F. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.50
Sesuai dengan judul yang diangkat, Hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah:
Ho : Tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA
Uswatun Hasanah Mangkang.
Ha : Ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar
kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun
Hasanah Mangkang
48Nur Izzah, “Belajar Kelompok Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar (Studi
Eksperimen Bidang Studi PAI) di SMP N Ketanggungan Brebes”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000), t. d
49Yayuk Afiana, “Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran PAI di SMU N Jumantono Karanganyar”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004), t. d.
50Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2006), Cet 13, hlm.71
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab metodologi penelitian ini membahas tentang waktu dan tempat
penelitian, variabel penelitian, metode penelitian, populasi, sampel dan teknik
pengambilan sampel, teknik pengambilan data dan teknis analisis data. Untuk
lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut :
A. Waktu dan tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 16 Oktober 2008 sampai
30 November 2008.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah
Mangkang Tahun Pelajaran 2008-2009.
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian.1 Berdasarkan pada masalah dalam penelitian ini ada dua variabel
yaitu variabel bebas atau independent yaitu variabel yang mempengaruhi (X)
dan variabel terikat atau dependent yaitu variabel yang dipengaruhi (Y).
1. Variabel bebas
Variabel bebas (Independent) adalah variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel terikat.2 Dalam penelitian ini variabel
bebasnya yaitu pembelajaran kooperatif tipe sebagai variabel X dengan
indikator sebagai berikut :
1. Bekerjasama dalam kelompok
2. Tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
3. Berkomunikasi Aktif di dalam kelompok
1Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003), hlm. 25 2Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 2003), hlm.59
39
4. Mengajarkan materi kepada anggota kelompok
5. Minat peserta didik terhadap strategi pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat adanya variabel bebas.3 Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik
unsur kelas X semester 1 di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah di
Mangkang sebagai variabel Y, dengan indikator hasil ulangan peserta
didik pada materi pokok sistem periodik unsur .
C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode korelasi dengan teknik analisis regresi.
Sedangkan teknik analisis regresi yang digunakan adalah teknik analisis
regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Teknik ini digunakan untuk
memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi antara variabel
(ubahan) kriterium dan prediktor.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.4 Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X MA Uswatun Hasanah
Mangkang Tahun Pelajaran 2008-2009 yang berjumlah 40.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang di teliti.5 Pada penelitian
ini mengambil pendapat dari Suharsimi Arikunto yang memberi acuan
apabila subyeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua,
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika
3Ibid, hlm. 3 4Ibid, hlm.130 5Ibid, hlm. 131
40
jumlah subyeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%
atau lebih.6
Karena dalam penelitian ini populasinya tidak ada 100 orang, maka
sampel yang digunakan adalah seluruh populasi. Sehingga penelitiannya
disebut sebagai penelitian populasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan beberapa metode
yang digunakan, diantaranya :
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku-buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.7 Metode ini digunakan
untuk mendapatkan data tentang tinjauan dan historis keadaan MA
Uswatun Hasanah Mangkang serta data nama peserta didik, nilai hasil
belajar kimia pada materi pokok sistem periodik unsur.
2. Metode Kuesioner
Metode Kuesioner (angket) adalah sebagai daftar pertanyaan untuk
memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden.8 Metode ini
digunakan unttuk memperoleh data mengenai pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dan bagaimana pengaruhnya terhadap hasil belajar kimia pada
materi pokok sistem periodik unsur.
Sasaran dari angket atau responden dalam penelitian ini adalah
peserta didik kelas X MA Uswatun Hasanah Mangkang.
3. Metode Tes
Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta
didik pada materi pokok sistem periodik unsur. Metode ini digunakan
6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet III, hlm. 107 7Moch. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), hlm. 234 8Koenjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia, 1994), cet
XIII, hlm 173
41
untuk menjawab permasalahan dalam penelitian yaitu adakah pengaruh
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi
pokok sistem periodik unsur.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Pendahuluan
Dalam menganalisis data yang telah terkumpul dari peneliti yang
bersifat kuantitatif, peneliti menggunakan analisis data statistik. Tujuan
analisis ini adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasi.9
Pada analisis pendahuluan ini terdapat 2 data yaitu :
a. Data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket pada responden.
Data tersebut akan dimasukkan dalam tabel persiapan yang diberi skor
atau bobot nilai pada tiap alternatif jawaban yang menjadi acuan dalam
penelitian.
Untuk mempermudah penggolongan data statistiknya, angka
setiap item soal diberi skor sebagai berikut10 :
1) Untuk alternatif jawaban A diberi skor 4
2) Untuk alternatif Jawaban B diberi skor 3
3) Untuk alternatif jawaban C diberi skor 2
4) Untuk alternatif jawaban D diberi skor 1
Penskoran di atas digunakan untuk pertanyaan yang positif,
sedangkan pertanyaan yang negatif maka digunakan penskoran
sebaliknya.
b. Data yang diperoleh dari tes atau ulangan yang dilakukan oleh peneliti
pada responden.
Pada tahap ini data yang telah diskor kemudian dicari skor
minimal, skor maksimal, mean, dan standar deviasi sehingga dapat
diketahui keadaan pembelajaran koopertaif tipe jigsaw dan hasil belajar
9Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1985), hlm. 213 10Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet III, hlm. 242
42
kimia materi pokok sistem periodik unsur yang sesungguhnya. Adapun
rumus mean dan standar deviasinya adalah:
NX
M ∑=
1)( 2
−
−= ∑
NXM
SD
Keterangan:
M : Mean (rata-rata)
∑X : Jumlah nilai
SD : Standar deviasi
N : Jumlah subyek
2. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang
diajukan, adapun jalan analisisnya adalah melalui pengolahan data yang
akan mencari pengaruh antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (X)
dengan hasil belajar kimia (Y).
Setelah data terkumpul dari proses pengumpulan data, selanjunya
dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif inferensial
untuk mengetahui pengaruh antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur dengan
menggunakan rumus regresi satu prediktor dengan beberapa tahapan
sebagai berikut:11
a. Mencari korelasi antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (X)
dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur (Y)
melalui metode Product Moment dari Karl Pearson
( )( )∑∑∑=
221
1
YX
YXrxy
Namun sebelum mencari rxy harus mencari nilai X2, Y2 dan XY
Setelah diadakan uji hipotesis, baik melalui analisis regresi dan
korelasi, maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada F tabel dan r
tabel pada taraf signifikansi 5% dan 1%. Dan hasil konsultasi
diperoleh, bahwa pada F tabel taraf signifikansi 5% dan 1% nilainya
sebesar 4.17 dan 7.35. Sementara itu, nilai r tabel pada taraf
signifikansi 5% dan 1% nilainya sebesar 0.312, dan 0.403.
Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Uji Freg dan rxy
Tabel Uji
Hipotesis Nilai
5 % 1 % Keterangan Hipotesis
Freg 16.06 4.17 7.35
rxy 0.545 0.312 0.403
Signifikan Diterima
Dari uji analisis di atas, dapat diketahui bahwa ada pengaruh
positif antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
64
belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur baik pada taraf
signifikansi 5% maupun 1%. Artinya, semakin tepat kualitas
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka semakin tinggi
hasil belajar peserta didik pada pembelajaran kimia materi pokok sitem
periodik unsur. Sebaliknya, semakin tidak tepat pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka semakin rendah pula hasil
belajar peserta didik pada pembelajaran kimia materi pokok sistem
periodik unsur.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa ada pengaruh yeng signifikan antara pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem
periodik unsur. Hal ini dapat dilihat dari rxy sebesar 0.545 sehingga rxy > rtabel
(0,545 > 0.312). Dengan demikian, semakin tepat metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru maka semakin tinggi hasil belajarnya, dan sebaliknya,
semakin tidak tepat metode yang digunakan oleh guru maka hasil belajarnya
semakin rendah. Selanjutnya, setiap penambahan 1 satuan metode
pembelajaran (pembelajaran kooperatif tipe jigsaw) akan menaikkan hasil
belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur sebesar 0.366 satuan. Hal ini
dapat dilihat dari persamaan regresi yaitu 307.43366,0ˆ += XY .
Berdasarkan hasil hitungan diperoleh bahwa Fhitung = 16.05 > Ftabel
(taraf signifikan 5% : 4.17, dan 1% : 7.35). Karena Fhitung > Ftabel, maka dapat
disimpulan bahwa persamaan regresi tersebut signifikan. Berdasarkan
perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi: “Tidak ada
pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia
materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” ditolak.
Dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi: “Ada pengaruh pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem
periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” diterima. Sedangkan pengaruh
positif pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi
65
pokok sistem periodik unsur yaitu sebesar 0,545, kemudian dikonsultasikan
pada r tabel (taraf signifikan 5% dan 1%, sebesar 0.312 dan0.403). Karena
rxy > rt, maka hasilnya signifikan.
Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung dari
keberhasilan kegiatan pembelajaran sebagai sinergi dari komponen-komponen
pendidikan baik instrumen output maupun input yang berupa kurikulum,
tenaga kependidikan, sarana prasarana, sistem pengolahan maupun lingkungan
sosial dengan peserta didik sebagai subyeknya. Dari komponen-komponen
tersebut, kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang
sangat penting guna menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran. Kualitas
sumberdaya manusia mencangkup metode pembelajaran yang digunakan
sebagai metode pembelajaran.
Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata variabel hasil belajar kimia
materi pokok sistem periodik unsur sebesar 71.05. Hal ini menunjukkan hasil
belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun
Hasanah termasuk dalam kategori cukup. Namun demikian, dari hasil
pengamatan menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum
optimal dalam hasil belajarnya. Ini disebabkan karena pemahaman peserta
didik mengenai materi sistem periodik unsur belum begitu optimal. Namun
secara keseluruhan, hasil belajar kimia yang ditunjukkan oleh peserta didik
telah cukup baik.
Tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh
metode pembelajaran yang digunakan guru selama proses belajar mengajar
berlansung, dalam hal ini pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya hasil belajar kimia materi pokok sistem
periodik unsur ditentukan oleh faktor metode pembelajaran (pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw) sebesar 29.7%, sedangkan sisanya 70.3% ditentukan
oleh faktor lain yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain
tersebut mencakup faktor cara belajar, faktor minat, faktor keluarga, serta
faktor lingkungan.
66
Hasil belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya faktor eksternal, salah satunya adalah metode mengajar yang
dilakukan oleh guru, semakin tepat metode yang dilakukan, maka semakin
mudah peserta didik memahami materi yang diajarkan, dengan demikian
semakin baik hasil belajarnya.
Pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang
digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mengaktifkan peserta didik.
Jigsaw merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif, pembelajaran
ini menekankan pada peserta didik untuk belajar bersama (diskusi) untuk
memahami materi tertentu. Dalam pelaksanaannya peserta didik dituntut untuk
membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi.
Pengelompokan tipe jigsaw ini dibagi dalam 2 kelompok yakni kelompok asal
dan kelompok ahli. Masing-masing kelompok asal terdiri dari beberapa
anggota kelompok yang memperhatikan keheterogenan, baik dalam
kecerdasan maupun latar belakang anggota kelompok. Sedangkan kelompok
ahli dibentuk dari beberapa anggota kelompok asal yang mempelajari topik
yang sama.
Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat membantu peserta
didik dalam memahami materi, khususnya materi sistem periodik unsur. Ini
dibuktikan dengan keaktifan peserta didik pada saat proses belajar mengajar
berlangsung serta kemampuan mereka dalam mengajarkan materi kepada
teman dalam satu kelompoknya. Slavin (1995) mengungkapkan dalam Wina
Sanjaya, bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
prestasi belajar sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat
merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar berfikir, memecahkan
masalah, dan mengintergrasikan pengetahuan dan keterampilan.1
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penggunaan metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dibuktikan dengan data yang
1Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet 3, hlm. 242
67
diperoleh dari angket peserta didik terhadap pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw sebesar 75.75. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw termasuk dalam kategori cukup. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berpengaruh
pada hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA
Uswatun Hasanah Mangkang.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti terjadi banyak
kendala dan hambatan. Hal tersebut bukan karena faktor kesengajaan,
melainkan terjadi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian.
Adapun keterbatasan yang dialami peneliti dalam penelitian ini adalah
pengukuran penelitian yang hanya sebatas pengaruh pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur,
tidak mengukur pada peningkatan hasil belajar. Dan juga pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hanya pada materi sistem periodik unsur.
Selain itu, tempat penelitian terbatas hanya di MA Uswatun Hasanah
Mangkang, sehingga apabila dilakukan di sekolah lain, hasil penelitian ini
dimungkinkan berbeda. Namun demikian penelitian ini dapat mewakili peserta
didik kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang.
Demikianlah beberapa keterbatasan penelitian ini. Untuk selanjutnya
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini tidak sebatas stimulus
pada hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik saja, melainkan dapat
diterapkan pada materi kimia lain yang dianggap sesuai dengan metode
tersebut. Hal ini dimaksudkan adanya tindak lanjut dari pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw menggiring pengetahuan guru dalam memudahkan
pemahaman peserta didik dalam menuntut ilmu.
Untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut yang membahas tentang
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai sarana atau perantara
penyampaian materi dalam proses belajar mengajar. Karena pada dasarnya
68
pemilihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini diprioritaskan untuk
kemudahan peserta didik selama mengikuti pelajaran.
Meskipun banyak hambatan dan halangan yang dihadapi dalam
penelitian ini, bukanlah batu sandungan, akan tetapi menjadi tantangan
tersendiri untuk penelitian kemudian.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian teoritis dan penelitian yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa:
a. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan strategi pembelajaran
yang digunakan sebagai metode atau usaha guru dalam mencapai
keberhasilan pembelajaran. Kategori variabel pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw (X) pada kelas X MA Uswatun Hasanah berada dalam
kategori “Cukup” yang terletak pada interval 72.67 – 78.83.
b. Kategori variabel hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (Y) kelas X
MA Uswatun Hasanah berada dalam kategori “Cukup” yang terletak
pada interval 68.98 – 73.12 .
c. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki korelasi positif dengan
hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA
Uswatun Hasanah, yaitu sebesar 0,545. Hubungan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem
periodik unsur adalah 0,545 dalam kategori “sedang”, terletak pada
interval 0,40 – 0,599. Sementara itu berdasarkan hasil uji hipotesis
dengan menggunakan analisis regresi sederhana dapat diketahui bahwa
persamaan regresi 307.43366,0 += XY . Ada pengaruh signifikan
antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia
materi pokok sistem periodik unsur. Hal ini ditunjukkan dari nilai Freg
sebesar 16.06. Berdasarkan hasil hitungan diperoleh bahwa Fhitung =
16.06, dan Ftabel (5% sebesar 4,17 dan 1% sebesar 7.35). Karena Fhitung >
Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tersebut
signifikan. Berdasarkan perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang
berbunyi: “tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X
70
MA Uswatun Hasanah” ditolak. Dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi:
“Ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun
Hasanah” diterima. Sedangkan pengaruh positif pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik
unsur yaitu sebesar 0.545, kemudian dikonsultasikan pada r tabel pada
taraf signifikansi 5% maupun 1% sebesar 0.312 dan 0.403. Sehingga
rxy > rt (baik taraf 5% maupun 1%), maka hasilnya signifikan.
B. Saran-saran
Dari kesimpulan penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran yang
ditujukan untuk pihak-pihak yang mempunyai kepentingan antar lain:
a. Disarankan bagi para guru Kimia untuk selalu melakukan perbaikan
perbaikan dan peningkatan kualitas strategi atau metode pembelajaran.
Hal ini dikarenakan metode pembelajaran merupakan salah satu
komponen penting yang menunjang hasil belajar peserta didik. Hal
tersebut dapat dilakukan bagi para guru kimia selama proses
pembelajaran dengan cara memilih inovasi-inovasi metode pembelajaran
yang tepat dengan memperhatikan materi pembelajaran, sehingga peserta
didik selama proses pembelajaran tidak akan jenuh dan mudah untuk
memahami materi yang diajarkan serta terlibat aktif dalam pembelajaran.
b. Bagi para peneliti mendatang, disarankan untuk memeperhatikan apa
yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini sehingga penelitian yang
akan datang dapat terlaksana secara baik dan dapat menghasilkan sesuatu
yang mampu dipertanggungjawabkan.
C. Penutup
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmatr, hidayah dan inayah-Nya sehingga peulis mampu
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tidak lupa, sholawat serta salam
71
senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarganya
yang senantiasa penulis nantikan syafaatnya di hari akhir kelak. Amin.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan
penelitian dan penulisan skripsi ini sehingga dapat terlaksana secra baik.
Semoga apa yang telah dilakukan dapat menjadikan sebagai amal sholeh dan
semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yang berlimpah. Amin.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran bagi
para pembaca untuk perbaikan selanjutnya. Dan penulis berharap apa yang
menjadi kelemahan dalam penulisan skripsi ini dapat dijadikan pertimbangan
dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi mendatang.
Akhirnya, penulis berharap agar pelaksanaan penelitian dan penulisan
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan serta bagi
para pembaca sekalian. Amin Ya Rabbal Alamin. Semoga Allah SWT
meridhoi-Nya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Jakarta: Rineka cipta, 1999
Afiana, Yayuk, “Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran PAI di SMU N Jumantono Karanganyar”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004, t. d.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet 3
AM, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV. Rajawali, 1990, cet. 3
Chang, Raymond, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, Jakarta: Erlangga, 2004, edisi ketiga, Jilid I.
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: Lentera Hati, 2002
Depdikbud, Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998
, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993
Eko, Inovasi Pembelajaran MIPA di Sekolah dan Alternatif Implementasinya, http://eko13.wordpress.com/2008/05/31/inovasi-pembelajaran-mipa-di-sekolah-dan-alternatif-implementasinya-cooperative-learning-pembelajaran-kooperatif//
Husain, Abu, Shohih Muslim Juz 15, Beirut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, tt
Izzah, Nur, “Belajar Kelompok Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar (Studi Eksperimen Bidang Studi PAI) di SMP N Ketanggungan Brebes”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000, t. d
Koenjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia, 1994, cet 13
Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007
Mu’thi, Abdul, “Proses Belajar: Pendekatan kognitif”, dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
Monks, F.J., et. All, Psikologi Perkembangan dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998, cet 2
Morgan T, Clifford., “Introduction to Psichology” University of Texas, Austin, 1971
Nasir, Moch, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998
Nasiruddin, Hammam, Ta’lim Muta’alim, Magelang: Menara Kudus, 1963
Nasution, S, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000
Nur, Muhamad, Pembelajaran Kooperatif, DEPDIKNAS, Jenderal Pendidikan dasar & Menengah, LPMP Jawa Timur: 2005
Purba, Michael, Kimia Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006
Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1985
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, cet 3
Slavin, Robert E., Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2008
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999, cet 6
, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2000, cet 5
Sugiyarto, Kristian H, Kimia Organik I (Common Textbook), Universitas Negeri Yogyakarta: Jurusan Kimia Fakultas Pendidikan matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2004, edisi revisi
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta, 2003
Sukarna, I Made, Common Textbook Kimia Dasar I, Yogyakarta: Jurusan Kimia fakultas Pendidikan Matemetika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta, 2003.
Suryabrata, Sumadi, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003
Suyitno, Amin, Makalah Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah, Semarang: UNNES, 2006
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosadakarya, 2006, cet 12
Wahib, Abdul, “Menumbuhkan Bakat Dan Minat Anak”, dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1998
Yasa, Doantara, Metode Pembelajaran Kooperatif, http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Fitri Rahmawati
Tempat/ tanggal lahir : Kendal, 14 Juni 1986
Alamat asal : Desa Bulugede Rt. 04 Rw. 03 Patebon Kendal
Alamat sekarang : Jl. Honggowongso No. 42 Ringinwok Ngaliyan
Riwayat pendidikan :
1. SDN 02 Bulugede lulus tahun 1998
2. SLTP N 01 Gemuh lulus tahun 2001
3. SMU Futuhiyyah lulus tahun 2004
4. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo angkatan 2004
Pengalamam Organisasi :
1. KAMMI tahun 2005-2007
2. Qolbun Salim tahun 2007-2008
Semarang, 10 Januari 2009
Penulis,
Fitri Rahmawati 3104228
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X
MA USWATUN HASANAH MANGKANG
NO NAMA SISWA P/L
1. Abdul Hakim L
2. A. Amin L
3. A. Bisron L
4. A. Khoiruddin L
5. Agus Setyowati P
6. Ali Ghofar L
7. Ali Rizal L
8. Himatul Ulya P
9. Iduwin Saleh L
10. Iis Uluwiyah P
11. Juanita Ikhtiarini P
12. Khoirudin L
13. Laelul Muna P
14. Latif Sukron L
15. Moh. Zaim L
16. Mustofiyah P
17. Muzazanah P
18. Nafisatun Najwa P
19. Nanang Arif Hidayat L
20. Nilna SM P
21. Novia Rahmawati P
22. Nur Anita P
23. Nur Azizah P
24. Nur Kharisatunnisa’ P
25. Nur Ihza P
26. Nurul Fandilah P
27. Nurul Wafa P
28. Rifki Azizah P
29. Ristiyanto L
30. Romdhonah P
31. Siti Asriyah P
32. Solikudin L
33. Srisuyanti P
34. Sulistyo Irhan L
35. Suprapto L
36. Suradi L
37. Thurmudzi L
38. Ulul Amriyah P
39. Tri Indah Nur Hija P
40. Retno Yuliarti P
Kisi-kisi Instrumen
Penelitian Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pada Siswa Kelas X MA Uswatun Hasanah Mangkang
Variabel Penelitian Indikator No. Item Instrumen
Model Pembelajaran
Kooperatif Dengan
Pendekatan Jigsaw
1. Adanya saling
ketergantungan positif
2. Adanya tanggung
jawab perorangan
3. Tatap muka setiap
anggota kelompok
4. Adanya komunukasi
antar anggota
5. Adanya evaluasi proses
kelompok
6. Minat siswa terhadap
strategi pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw
1, 2, 3, 4
5, 6, 7, 8
9, 10, 11, 12
13, 14, 15, 16
17, 18, 19, 20
21, 22, 23, 24
Hasil Evaluasi
Belajar Kimia Pokok
Bahasan Sistem
Periodik Unsur
Nilai Ulangan Harian Pada
Pokok Bahasan Sistem
Periodik Unsur
Angket Penelitian
Identitas Responden
Nama Lengkap :
Kelas :
No. Absen :
I. Angket Untuk Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Jigsaw
A. Adanya Ketergantungan Positif
1. Apabila kelompok belajar anda mendapatkan tugas, apakah tugas tersebut
dibagi secara merata?
a. Sangat Sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Apakah setiap anggota kelompok memberikan sumbangan pemikiran
sesuai kemampuan nya untuk menyelesaikan tugas bersama?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Apakah didalam kelompok anggota yang lebih pandai memberikan solusi
permasalahan kepada anggota yang kurang pandai?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Apakah dalam belajar kelompok setiap anggota saling membantu
memecahkan permasalahan?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
B. Adanya Tanggung Jawab Perorangan
5. Apakah setiap anggota kelompok menyelesaikan tugasnya dengan baik?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
6. Apabila ada anggota yang tidak melaksanakan tugas, apakah anggota
kelompok lainya menuntut melaksanakan tugasnya agar tidak
menghambat anggota yang lain?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
7. Apabila anda ditunjuk sebagai pemimpin kelompok, apakah anda
melaksanakan dengan baik?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
8. Apakah anda melaksanakan setiap tugas yang diberikan oleh guru dengan
baik?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
C. Tatap Muka Setiap Anggota Kelompok
9. Apakah sebelum mengerjakan tugas, diberikan kesempatan untuk
memperkenalkan diri kepada teman-teman sekelompok?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
10. Apakah anggota kelompok diberikan kesempatan untuk bertemu dan
berdiskusi?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
11. Apakah setiap anggota kelompok saling berinteraksi dan mengenal satu
sama lain?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
12. Apakah dalam mengerjakan tugas-tugas dilaksankan pada saat belajar
dalam satu kelompok?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
D. Adanya Komunikasi Antar Anggota
13. Apakah guru mengerjakan cara-cara berkomunikasi sebelum siswa belajar
kelompok di kelasnya?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
14. Apakah setiap anggota kelompok bersedia untuk saling mendengarkan
pendapat dari anggota yang lainnya?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
15. Apakah dalam belajar kelompok masing-masing anggota kelompok
bersedia mengutarakan pendapat atau pemikirannya?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
16. Apabila ada perbedaan pendapat dalam tugas kelompok, apakah
diselesaikan secara musyawarah oleh masing-masing anggota kelompok?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
E. Adanya Evaluasi Proses Kelompok
17. Apakah guru memberikan evaluasi proses kerja kelompok dan hasil
kerjasamanya?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
18. Apakah evaluasi yang diberikan oleh guru dapat memberikan motivasi
bagi siswa untuk belajar lebih baik lagi?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
19. Apakah evaluasi hasil kerja siswa diberikan oleh guru dilakukan secara
rutin?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
20. Apakah evaluasi hasil kerja siswa diberikan oleh guru dapat dipahami
oleh anda?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
F. Minat Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran Kooperatif Dengan
Pendekatan Jigsaw
21. Apakah anda senang selama proses pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran jigsaw ?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
22. Apakah dengan menggunakan strategi pembelajaran jigsaw anda
mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran ?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
23. Apakah strategi pembelajaran jigsaw memberi keuntungan bagi anda ?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
24. Apakah dengan menggunakan strategi pembelajaran jigsaw materi yang
anda terima mudah dipahami ?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN
(Instrumen Tes)
Jenis Sekolah : MA Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Mata Pelajaran : Kimia Jumlah Soal : 30
Kelas/Semester : X /I Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Tahun Pelajaran : 2008/2009
Materi Kompetensi
yang diuji Indikator No. Soal
Dapat menjelaskan
perkembangan sistem periodik 1, 2, 3
Dapat menentukan periode dan
golongan suatu unsur 4, 5, 6, 7, 8
Dapat menjelaskan jari-jari
atom dan jari-jari ion suatu
unsur
9, 10, 11, 27
Dapat menjelaskan energi
ionisasi suatu unsur 12, 13, 14,
15, 29, 23
Dapat menjelaskan afinitas
elektron dalam suatu unsur 16, 17, 18
Dapat menjelaskan
keelektronegatifan suatu unsur 19, 20, 21,
22, 24, 30
Sistem
periodik
unsur
Memahami struktur atom
berdasarkan teori atom sifat-
sifat periodik unsur dalam
tabel periodik serta menyadari
keteraturannya melalui
pemahaman konfigurasi
elektron
Dapat menjelaskan titik leleh
dan titik didih dalam suatu
unsur 25, 26, 28
NAMA :
NO. ABSEN :
KELAS :
SOAL-SOAL SISTEM PERIODIK UNSUR
I. Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) pada unsur a, b, c, d, dan e jawaban yang paling
tepat !
1. Berikut ini adalah susunan unsur berdasarkan kenaikan masa atomnya : H, Li,
Be, B, C, N, O, F, Mg, Al, Si, P, S, C, K, C menurut Newland, pasangan unsur
yang sifatnya mirip adalah . . .
a. C dengan Al c. Cl dengan Si e. Li dengan K
b. H dengan O d. B dengan Si
2. Pernyataan berikut ini yang benar tentang tabel periodik unsur Mendeleyev
adalah…
a. Disusun berdasarkan sifat fisik unsur
b. Disusun berdasarkan urutan bertambah pesatnya nomor atom
c. Lajur horizontal berisi unsur-unsur yang sifatnya mirip
d. Massa atom unsur dari atas ke bawah makin besar
e. Belum menunjukkan keteraturan sifat-sifat unsur
3. Sistem periodik modern disusun berdasarkan …
Lajur Horizontal Lajur Vertikal a Kenaikan masa atom Kemiripan sifat b Kemiripan sifat Kenaikan sifat c Kenaikan nomor atom Kenaikan massa atom d Kenaikan nomor atom Kemiripan sifat e Kemiripan sifat Kenaikan nomor atom
4. Suatu unsur terdapat dalam periode ketiga dan dalam golongan IIA. Nomor atom
unsur tersebut adalah . . .
a. 3 c. 7 e. 31
b. 5 d. 12
5. Suatu atom X memiliki 18 proton an 22 Neutron, maka atom X terletak pada
golongan/periode . . .
a. I A / 3 c. IV A / 4 e. VIII A / 3
b. II A / 4 d. VIIA/4
6. Suatu unsur terdapat dalam periode ketiga dan mempunyai 6 elektron valensi.
Nomor atom unsur tersebut adalah . . .
a. 9 c. 16 e. 25
b. 13 d. 22
7. Unsur-unsur yang terletak pada periode yang sama mempunyai . . .
a. Elektron valensi yang sama c. Sifat kimia yang sama
b. Jumlah kulit yang sama d. Jumlah elektron yang sama
c. Sifat fisis yang sama
8. Dalam sistem periodik, golongan menyatakan banyaknya . . .
a. Elektron pada kulit terluar d. Proton dalam inti atom
b. Kulit elektron e. Elektron dalam atom unsur
c. Neutron dalam inti atom
9. Diantara unsur berikut yang mempunyai jari-jari paling kecil adalah . . .
a. O2- c. Ne e. Mg2+
b. F- d. Na
10. Jika jari-jari atom (Angstrom) unsur-unsur Li, Na, K, Be, dan B, secara acak
adalah 2,03; 1,23; 1,57; 0,80; dan 0,89, maka jari-jari atom Li adalah ….
a. 2,03 c. 1,23 e. 0,80
b. 1,57 d. 0,89
11. Diantara unsur-unsur di bawah ini yang memiliki jari-jari atom terbesar adalah
…
a. 20Ca c. 37Rb e. 11Na
b. 19K d. 12Mg
12. Diantara faktor-faktor berikut ini . . .
1) Jari-jari atom 3). Jumlah elektron antara inti dan kulit
valensi
2) Muatan ini efektif
Faktor yang mempunyai nilai energi ionisasi adalah
a. Ketiganya c. (1) dan (3) e. (3) saja
b. (1) dan (2) d. (2) dan (3)
13. Diantara kelompok unsur berikut ini, yang mempunyai harga energi ionisasi
makin besar adalah . . .
a. Li, Na, K, Rb c. Na, Al, Mg, Si e. F, Cl, Br, I
b. S, N, C, B d. Li, Be, B, C
14. Kecenderungan unsur melepas elektronnya membentuk ion positif dicerminkan
oleh. . .
a. Jari-jari atom c. Afinitas elektron e. Titik leleh
b. Energi ionisasi d. Titik didih
15. Berikut ini adalah data energi ionisasi pertama (dalam kkal/mol) dari unsur-unsur
dalam satu periode.
K = 96,3 M = 2 41 P = 133 R = 131 L = 200 N = 280 Q = 119 S =
169
Urutan unsur-unsur dalam periode tersebut dari kiri ke kanan adalah . . .
a. K – R P – S –Q – l – M – N
b. K – Q – R – P – S – L – M – N
c. K – l – M – N – P – Q –R – S
d. K – P – l – Q – M – R – S – N
e. M – R – Q – P – L – K – S – N
16. Diketahui beberapa unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut ;
P = 2 8 8 1 R = 2 8 2 T = 2 7
Q = 2 8 S = 2 8 4
Unsur yang mempunyai afinitas elektron terbesar adalah . . .
a. P c. R e. T
b. Q d. S
17. Unsur A dan B mempunyai afinitas elektron berturut-turut 240 kJmol-1 dan -328
kJmol-1 berarti ….
a. Unsur A lebih mudah menyerap elektron daripada unsur B
b. Ion B- lebih stabil daripada atom B
c. Ion A- lebih stabil daripada atom A
d. Unsur A lebih bersifat non logam daripada B
e. Unsur A lebih sukar melepas elektron daripada unsur B
18. Perhatikan data afinitas elektron (kJmol-1) beberapa unsur berikut :
V W X Y Z 230 -27 -122 -141 -328
Pernyataan yang benar untuk unsur-unsur tersebut adalah ….
a. V merupakan unsur yang paling mudah membentuk ion negatif
b. Z merupakan unsur yang paling elektronegatif
c. W merupakan unsur yang paling elektropositif
d. Y merupakan unsur yang paling sulit menerima elektron
e. X membentuk ion X- dengan memerlukan elektron sebesar 122 kJmol-1
19. Pernyataan berikut yang paling benar tentang keelektronegatifan adalah . . .
a. Energi yang dibebaskan ketika suatu atom dalam wujud gas menyerap
elektron membentuk ion negatif
b. Energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron dari suatu atom dalam
wujud gas membentuk ion positif
c. Energi yang dibebaskan pada pembentukan suatu ikatan kimia
d. Bilangan yang menyatakan kecenderungan relatif unsur penarik elektron
e. Bilangan yang menyatakan energi ionisasi dari suatu unsur dengan unsur
lainnya.
20. Diantara unsur berikut yang mempunyai keelektronegatifan terbesar adalah…
a. Helium c. Flourin e. Oksigen
b. Hidrogen d. Klorin
21. Konfigurasi elektron dari unsur manakah yang memiliki keelektronegatifan
terbesar …
a. 2 5 c. 2 8 e. 2 8 8
b. 2 7 d. 2 8 1
22. Diketahui nomor atom unsur X = 12 dan nomor atom unsur Y = 15. manakah
dari pernyataan berikut yang benar mengenai kedua unsur tersebut adalah …
a. Jari-jari atom unsur Y lebih besar daripada jari-jari atom unsur X
b. Energi ionisasi unsur X lebih besar daripada energi ionisasi unsur Y
c. Elektron valensi X sama dengan elektron valensi unsur Y
d. Keelektronegatifan unsur X lebih kecil daripada keelektronegatifan unsur Y
e. Daya tarik elektron unsur X lebih besar daripada daya tarik elektron unsur
23. Jika nomor atom dalam satu golongan makin kecil maka yang bertambah besar
adalah . .
a. Jari-jari atom c. Jumlah elektron valensi e. Sifat logam
b. Masa atom d. energi ionisasi
24. Perhatikan data berikut ini
Unsur dalam 1
periode
Q p R S
Keelektronegatifan 2,45 1,45 2,83 1,00
Berdasarkan data diatas, letak unsur tersebut secara berurutan dari kiri ke kanan
adalah . .
a. O, P, Q, R, S c. S, R, O, Q, P
b. R, O, Q, P, S d. S, P, Q, O, R
25. Dalam sistem periodik dari atas ke bawah, titik leleh dan titik didih adalah . . .
a. Logam dan bukan logam bertambah
b. Logam dan bukan logam berkurang
c. Logam bertambah dan bukan logam berkurang
d. Logam berkurang dan bukan logam bertambah
e. Logam dan bukan logam tidak teratur perubahannya.
26. Titik cair dan titik didih unsur-unsur periode kedua adalah …
a. Naik secara beraturan sepanjang periode
b. Naik bertahap sampai golongan IIIA kemudian turun drastis
c. Naik bertahap sampai golongan IVA kemudian turun teratur
d. Naik bertahap sampai golongan IVA kemudian turun drastis
e. Turun secara beraturan sepanjang periode
Soal nomor 27 sampai dengan nomor 30 berkaitan dengan unsur-unsur berikut: 2P, 4Q, 6R, 9S, 10T, 17U, 19V, dan 20W
27. Unsur yang mempunyai jari-jari atom terbesar adalah ….
a. 2P c. 17U e. 20W
b. 10T d. 19V
28. Unsur yang mempunyai titik didih tertinggi adalah ….
a. 2P c. 10T e. 20W
b. 6R d. 19V
29. Unsur yang mempunyai energi ionisasi tertinggi adalah ….
a. 2P c. 9S e. 19V
b. 4Q d. 10T
30. Unsur yang mempunyai keelektronegatifan terbesar adalah ….
a. 2P c. 9S e. 20W
b. 4Q d. 19V
………………Selamat Mengerjakan………………
KUNCI JAWABAN
1. E 11. C 21. C
2. C 12. C 22. D
3. D 13. D 23. D
4. D 14. B 24. D
5. E 15. B 25. C
6. C 16. E 26. D
7. B 17. B 27. D
8. A 18. B 28. D
9. C 19. D 29. D
10. C 20. C 30. C
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) Nama Sekolah : MA Uswatun Hasanah
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/1
Alokasi waktu : 4 X 45 menit
I. Standar Kompetensi
Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
II. Kompetensi Dasar
Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur,
massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta
menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron.
III. Indikator
Siswa dapat menjelaskan dan menganalisis tabel, grafik sistem periodik unsur
untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi,
afinitas elektron, keelektronegatifan serta titik leleh dan titik didih.
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa diharapkan mampu menjelaskan dan menganalisis tabel, grafik sistem
periodik unsur untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion,
energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan serta titik leleh dan titik
didih.
V. Materi Pembelajaran
Sistem Periodik Unsur
VI. Model Pembelajaran
Metode : Ceramah, Tanya jawab, diskusi informasi, pemberian tugas.
Model pembelajaran : kooperatif (jigsaw)
VII. Strategi Pembelajaran
Pengorganisasian No Kegiatan Pembelajaran siswa waktu
1.
Pendahuluan
Apersepsi : Tanya jawab tentang Sistem
Klasikal
5 menit
2.
periodik unsur
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Klasikal
5 menit
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kegiatan inti
Guru menyampaikan materi ajar tentang sistem
periodik unsur
Siswa diminta membentuk kelompok 5-6 siswa
setiap kelompok (sebagai tim asal)
Tiap kelompok diberikan tugas yang berupa
soal-soal untuk didiskusikan
Masing-masing kelompok diminta
mengirimkan 1 atau 2 orang anggota kelompok
ke kelompok lain untuk menjelaskan atau
menerangkan tugas yang telah diberikan
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap
anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu kelompoknya
(materi /tugas dari kelompok lain) dan tiap
anggota kelompok lainya mendengarkan
dengan sungguh-sungguh
Selama diskusi berlangsung guru memantau
tiap kelompok (baik kelompok asal maupun
kelompok ahli)
Tiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya masing-masing untuk menyamakan
persepsi.
Klasikal
Group
Group
Group
Group
Klasikal
Group
30 menit
5 menit
25 menit
30 menit
30 menit
-
30 menit
10.
Penutup
Guru menyimpulkan materi ajar mengenai
sistem periodik unsur.
Klasikal
20 menit
VIII. Alat dan Sumber Belajar
Buku paket kimia kelas X semester 1, LKS kimia kelas X semester 1 dan
buku-buku lain yang relevan.
IX. Penilaian
Jenis tagihan : Tugas kelompok, keaktifan dan ketepatan siswa dalam
menjawab.
Bentuk Instrumen : Tes uraian
Instrumen :
No Soal Diskusi
Jari-jari Ion
Apa yang dimaksud dengan jari-jari ion?
Manakah yang mempunyai jari-jari lebih besar
a. Ion Na+ atau ion Mg2+
b. Ion Cl- atau atom Cl
c. Ion F- atau ion O2-
Berikan penjelasanmu berdasarkan konfigurasi elektronnya.
1.
2.
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
Jari-jari Atom
Apa yang dimaksud dengan jari-jari atom?
Urutkan unsur-unsur berikut menurut kenaikan jari-jari atomnya,
dimulai dari yang terkecil: Li, Na, K, Be, dan B
Energi Ionisasi
Apa yang dimaksud dengan energi ionisasi?
Diantara Na dan Cl, mana yang mempunyai energi ionisasi lebih
besar?(jelaskan jawabanmu)
Urutkan unsur-unsur periode ke 2 menurut kenaikan energi
ionisasinya dimulai dari yang terkecil
Afinitas Elektron
Apa yang dimaksud dengan afinitas elektron?
Diketahui afinitas elektron Magnesium : 230 Kj mol-1, dan
fluorin : -328 kJmol-1
a. Manakah yang mudah menyerap elektron atom magnesium
atau fluorin?
b. Manakah yang lebih stabil, ion Mg- atau atom Mg?
1.
2.
1.
2.
c. Manakah yang lebih stabil, atom F atau ion F?
Keelektronegatifan
Apa yang dimaksud dengan keelektronegatifan suatu unsur?
Tanpa melihat daftar keelektronegatifan, tentukan unsur mana
yang mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar
a. Boron (Z = 5) atau Oksigen (Z = 8)?
b. Fluorin (Z = 9) atau Bromin (Z = 35)?
Jelaskan jawabanmu.
Titik Didih dan Titik Leleh
Bagaimana kecenderungan ikatan logam terhadap titik leleh
dalam periodik unsur?
Urutkan unsur-unsur berikut berdasarkan titik leleh, dari yang
terbesar; Sr, Rb, In .
Jelaskan jawabanmu berdasarkan elektron valensinya!.
Kunci Jawaban Soal Diskusi
No Jawaban
1.
2.
1.
Jari-jari Ion
Jari-jari ion adalah jari-jari kation dan anion
Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata jika
dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. Ion positif
mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion negatif
mempunyai jari-jari yang lebih besar. Sehingga;
a. Na+ > Mg2+
b. Cl- > Cl
c. O2+ < F-
Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah setengah jarak antara dua inti pada atom-
atom yang berdekatan
2.
1.
2.
1.
2.
1.
3Li = 2 1 golongan IA/periode 2
11Na = 2 8 1 golongan IA/periode 3
19K = 2 8 8 1 golongan IA/periode 4
4Be = 2 2 golongan IIA/periode 2
5B = 2 3 golongan IIIA/periode 2
Jadi B > Be > Li > Na > K
Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepas satu
elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas
11Na = 2 8 1 golongan IA/periode 3
17Cl = 2 8 7 golongan VIIA/periode 3
Karena Na dan Cl termasuk dalam satu periode, sehingga dari
kiri ke kanan energi ionisasi semakin bertambah, berarti Cl > Na
Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah kemampuan untuk menerima satu atau
lebih elektron negatif dar perubahan elektron yang terjadi ketika
satu elektron diterima oleh atom unsur dalam keadaan gas
a. Fluorin lebih mudah menyerap elektron karena mempunyai
afinitas elektron negatif
b. Atom Mg lebih stabil daripada ion Mg-,karena afinitas Mg
bertanda positif, sehingga ion negatif yang dibentuknya
kurang stabil daripada atom netralnya.
c. ion F- lebih stabil daripada atom F, karena afinitas fluorin
bertanda negatif, sehingga ion negatif yang dibentuknya
lebih stabil daripada atom netralnya.
Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah suatu bilangan yang menggambarkan
kecenderungan relatif suatu unsur menarik elektron kepihaknya
dalam suatu ikatan kimia
2.
1.
2.
a. 5B = 2 3 golongan IIIA/periode 2
8O = 2 6 golongan VIA/periode 2
Karena B dan O berada dalam satu periode maka, 8O > 5B
b. 9F = 2 7 golongan VIIA/periode 2
35Br = 2 8 18 7 golongan VIIA/periode 4
Karena F dan Cl berada dalam satu golongan, maka 17Cl > 9F
Titik Didih dan Titik Leleh
Kecenderungan ikatan logam terhadap terhadap titik leleh dalam
periodik dalam satu golongan berkurang dari atas ke bawah,
kekuatan ikatan logam bergantung pada jumlah elektron valensi,
sehingga dari kiri ke kanan dalam satu peride kekuatan ikatan
bertambah.
38Sr = 2 8 18 8 2 golongan IIA/periode 5
37Rb = 2 8 18 8 1 golongan IA/periode 5
49In = 2 8 18 18 3 golongan IIA/periode 5
Karena Sr, Rb, dan In berada dalam satu periode, sehingga
38Sr < 37Rb < 49In
Semarang, Oktober 2008
Guru Mata Pelajaran
Fitri Rahmawati
DAFTAR KELOMPOK DISKUSI JIGSAW
Kelompok I
1. A. Khoiruddin
2. Nilna S. M
3. Himatul Ulya
4. Iis Uluwiyah
5. Sri Suyanti
6. A. Bisron
Kelompok 2
1. Ali Rizal
2. Laelul Muna
3. Sulistyo Irhan
4. Nurul Fandilah
5. Suprapto
6. Khoiruddin
Kelompok 3
1. Novia R
2. A. Amin
3. Agus Setyowati
4. Retno Yuliarti
5. Mustofiyah
6. Latif Sukron
7. Nur Azizah
Kelompok 4
1. Nurul Wafa
2. Abdul Hakim
3. Romdhonah
4. Juanita I
5. Nafisatun Najwa
6. Solikhudin
7. Suprapto
Kelompok 5
1. Muzazanah
2. Tri Indah
3. Iduwin Saleh
4. Ali Ghofar
5. Nur Ihza
6. Thurmudzi
7. Nur Anita
Kelompok 6
1. Nur Charisatunnisa’
2. Rifki Azizah
3. Ristiyanto
4. ulul Amriyah
5. Nanang
6. Siti Asriyah
7. M. Zaim
Mencari Normalitas Data Angket Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Data Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Dengan Uji Bartlett.
Uji Normalitas Data Angket Pembelajaran Kooperatif
Dengan 05.0∝= , dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = (k-1) adalah
4, maka didapatkan Xtabel sebesar 9.49 dan Xhitung sebesar -24.24. Sampel dikatakan
homogen jika Xhitung < Xtabel. Karena Xhitung(-24.24) < Xtabel (9.49), maka sampel dari
data hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur bersifat homogen.
SILABUS
Nama Sekolah : MA Uswatun Hasanah Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/1 Standar Kompetensi : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia Alokasi Waktu : 16 jam pelajaran (untuk UH 2 jam)
Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/bahan/
Alat Perkembangan
tabel periodik unsur
Mengkaji literatur tentang perkembangan tabel periodik unsur dalam kerja kelompok.
Presentasi hasil kajian untuk menyimpulkan dasar pengelompokan unsure-unsur
Membandingkan perkembangan tabel periodik unsure untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.
Menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur
2 jam
Struktur atom Mengkaji tabel periodik unsur untuk menentukn partikel dasar, konfigurasi elektron, massa atom relatif.
Mengidentifikasikan unsure kedalam isotop, isobar dan isoton melalui kelompok kerja.
Menentukan partikel dsar (proton, elektron, dan neutron)
Menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi
Menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik
Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar dan isoton
2 jam
1.1 Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron
Sifat fisik dan
sifat kimia unsur
Sifat keperiodikan unsur
Mengamati beberapa unsur untuk membedakan sifat logam, non logam dan metaloid.
Mengkaji keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan serta titik leleh dan titik didih unsur-unsur seperiode dan segolongan berdasrkan data atau grafik dan nomor atom melalui diskusi kelompok.
Mengklasifikasikan dan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid.
Menganalisis dan menjelaskan tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, serta titik leleh an titik didih.
Jenis tagihan : Tugas kelompok, ulangan, Bentuk instrumen : Laporan tertulis, penilaian sikap
2 jam
Sumber Buku kimia, Tabel Periodik
Bahan Lembar kerja
Menghubungkan keteraturan sifat jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, serta titik leleh dan titik didih.
Perkembangan teori atom mulai dari Dalton samapai dengan teori Atom Modern
Mengkaji literatur tentang perkembangan teori atom (di rumah setelah ditugaskan pada pertemuan sebelumnya)
Mempresentasikan dan diskusi hasil kajian
Menyimpulkan hasil pembelajaran.
Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan masing-masing teori atom berdasarkan fakta eksperimen .
2 jam
TABULASI SKOR MENTAH DATA VARIABEL HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK SISTEM PERIODIK UNSUR DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW