PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2016 (SKRIPSI) Oleh : Niken Angraini FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2016
(SKRIPSI)
Oleh :
Niken Angraini
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012 – 2016
Oleh:
Niken Angraini
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh modal
intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah modal intelektual yang diukur dengan
menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC). Variabel dependen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah market value yang diukur dengan
menggunakan market to book value (M/B), profitabilitas yang diukur dengan
return on asset (ROA), sedangkan produktivitas diukur dengan menggunakan
asset turnover (ATO). Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode purposive sampling dan diperoleh sampel penelitian
sebanyak 36 perusahaan manufaktur sebagai item observasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2016. Teknik analisis data
menggunakan regresi linier.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel
market value dan profitabilitas berpengaruh terhadap. VAIC Sedangkan variabel
produktivitas tidak berpengaruh terhadap modal intelektual.
Kata Kunci: Modal Intelektual, Market Value, Profitabilitas, Produktivitas
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF INTELLECTUAL CAPITAL TOWARDS FINANCIAL
PERFORMANCE OF MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN
INDONESIAN STOCK EXCHANGE PERIODE 2012 - 2016
By:
Niken Angraini
This study aims to find empirical evidence about the influence of intellectual
capital on the company's financial performance. The independent variable used in
this study is intellectual capital measured using Value Added Intellectual
Coefficient (VAIC). The dependent variables used in this study are market value
measured using market to book value (M / B), profitability measured by return on
assets (ROA), while productivity is measured using asset turnover (ATO). The
sampling method used in this study is purposive sampling method and obtained a
sample of 36 manufacturing companies as observation items listed on the
Indonesia Stock Exchange during the 2012-2016 period. Data analysis techniques
used is linear regression. The results of this study indicate that market value and
profitability have positive effect on intellectual capital. While the productivity has
no effect on intellectual capital.
Keywords: Intellectual Capital, Market Value, Profitability, and Productivity
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2016
Oleh
Niken Angraini
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandarlampung, Lampung, pada tanggal
5 Maret 1997 dan merupakan anak pertama dari pasangan
Bapak Drs. Zahrudin dan Ibu Yuningsih, S.E., M.M. Pada
tahun 2003, penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-
Kanak (TK) di TK Handayani Bandarlampung. Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
diselesaikan oleh penulis pada tahun 2009 di SD Kartika II-5 Bandarlampung.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuh oleh penulis di SMP Negeri 2
Bandarlampung dan diselesaikan pada tahun 2012. Kemudian, penulis
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 2
Bandarlampung hingga tahun 2014.
Selanjutnya, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada tahun 2014. Selama duduk di bangku
perkuliahan, penulis pernah aktif sebagai brigadir muda BEM (Badan Eksekutif
Mahasiswa) FEB Unila dan anggota aktif KSPM (Kelompok Studi Pasar Modal)
pada awal perkuliahan di tahun 2014. Pada tahun 2015, penulis terdaftar sebagai
board EEC (Economic’s English Club). Pada tahun 2016, penulis menjabat
sebagai Kepala Bidang Pengembangan Wawasan dan Keilmuan Mahasiswa
HIMAKTA (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) FEB Unila.
i
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang telah
diberikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Karya ini kupersembahkan kepada:
Ayahanda Drs. Zahrudin dan Ibunda Yuningsih, S.E., M.M.
Yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasihat dan fasilitas
untukku meraih pendidikan hingga saat ini. Terimakasih atas segala pengorbanan
yang telah diberikan kepadaku. Semoga Ibu dan Ayah selalu diberi kesehatan dan
kebahagiaan.
Adikku M. Derra Prasetya dan M. Derry Prasetya
yang selalu mendukung dan menyemangatiku serta selalu memberikan keceriaan
dan inspirasi kepadaku.
Seluruh keluarga besar dan sahabat-sahabatku
yang selama ini memberikan doa, nasehat dan motivasi yang tiada henti.
Almamaterku, Universitas Lampung.
ii
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain.
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
(Q.S. Al-Insyirah: 6-8)
م ك ر ل ي و خ ا وه ئ ي وا ش ره ك ن ت ى أ س وع م ك هر ل ر و ك ه ال و ت م ال ق ي ك ل ب ع ت كون م ل ع م ل ت ت ن م وأ ل ع والل ي م ك ر ل و ش ا وه ئ ي بوا ش ن ت ى أ س وع
But perhaps you hate a thing and it is good for you; and perhaps you love a thing
and it is bad for you. And Allah Knows, while you know not.
(Q.S Al-Baqarah: 216)
Kita hidup di hari ini, bukan di hari kemarin. Jalani sepenuhnya, ubah yang bisa
diubah, relakan yang tidak bisa diubah.
(Fiersa Besari)
Tak perlu menyeragamkan diri dengan kebanyakan orang. Tak perlu kekinian
(karena yang kekinian akan alay pada waktunya). Tak perlu repot-repot
menyamakan diri dengan orang lain. Kau diciptakan untuk menjadi unik. Sudah
terlalu banyak orang yang sama seperti kebanyakan orang.
(Fiersa Besari)
Work until you no longer have to introduce yourself.
(Harvey Specter)
iii
SANWACANA
Salam sejahtera untuk kita semua,
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini dengan judul “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja
Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Tahun 2012-2016”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan guna melengkapi dan memenuhi sebagian
persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa
pengarahan, bimbingan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
iv
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas;
4. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt. selaku Pembimbing Utama, atas
kesediannya memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga
dalam proses penyelesaian skripsi ini, dan untuk bantuan, nasihat, serta waktu
yang telah Ibu berikan;
5. Ibu Chara Pratami Tidespania Tubarad, S.E., M.Acc., Ak., CIBP. selaku
Pembimbing Pendamping, atas bimbingannya yang telah diberikan selama ini
dalam proses penulisan penelitian ini;
6. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si, Akt. selaku Penguji Utama yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun terhadap skripsi ini, serta
untuk segala bantuan dan kemudahan yang telah Ibu berikan;
7. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Acc. selaku Pembimbing Akademik, untuk nasihat
dan bimbingannya selama proses perkuliahan ini;
8. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si., Akt., Ibu Ninuk Dewi Kusumaningrum,
S.E., M.Si., Akt., Ibu Yunia Amelia, S.E., M.Si., Akt. yang telah memberikan
banyak bantuan, pengarahan dan nasihat dalam proses yang dilalui penulis
dalam ujian pendadaran;
9. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya
selama proses perkuliahan berlangsung;
10. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staff
keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan
v
skripsi, terimakasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan;
11. Untuk kedua orang tuaku, Drs. Zahrudin dan Yuningsih, S.E., M.M.,
terimakasih telah menjadi orangtua terbaik, yang selalu memberikan doa dan
dukungan serta selalu bekerja keras mendidik penulis hingga meraih gelar
sarjana. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan kenikmatan
untuk ayah dan ibuku. Ku persembahkan karya ini untuk kalian.
12. Untuk adik kembarku, M. Derra Prasetya dan M. Derry Prasetya, terimakasih
atas segala doa, dukungan, tawa, canda yang telah diberikan. Terimakasih
telah menjadi adik ter-seru dan ter-nyebelin. Ayuk sayang kalian.
13. Untuk Mamah Lis dan Bunda Iyu, terimakasih karena telah membantu
merawatku sejak kecil.
14. Untuk kucingku, kucing pertamaku, Cila Poi, terimakasih telah menjadi
penghibur saat aku merasa lelah dan pusing dengan skripsi ku.
15. Untuk sahabat perkuliahanku, Ber-8 Bahagia, Ajeng Eka Yandini, Deonesia
Liberty Gildamurti, Intan Crusita Putri, Rebheca Paramitha Karundeng,
Regita Dewi Puterina, Riska Juliana dan Rosa Rahmadhani. Terimakasih atas
dukungan, nasihat, dan telah menjadi pendengar dan penasihat yang baik
setiap saat. Terimakasih atas canda, tawa, suka, duka yang telah kita lewati
bersama 4 tahun ini. See you on top!
16. Untuk sahabat sejak SMP ku, Upayerz, Salsabila Atalia Sadil, Hanny Putri
Kyawardani, Zulfa Nazwa, Fadlun Nissa, Mitsaliah Gufroni, Rona Ikram
Putri, dan Chantika Raudya. Terimakasih atas doa, dukungan, dan keceriaan
yang telah diberikan. Kalian yang terbaik.
17. Untuk sahabat senasib seperjuangan, Rezika Farah Sabila dan Chatia Dzata
vi
Amani. Terimakasih atas bantuan dan semangat nya, telah menemani penulis
untuk menyelesaikan perkuliahan yang penuh dengan drama ini. We have to
experience sadness to know happiness, guys.
18. Untuk Bu Ami, terimakasih telah mengajarkan dan memotivasi ku selama
perkuliahan.
19. Untuk teman-teman belajar di Bu Ami, Beka, Ika, Ocha, Chatia, Dhana,
Zelda, Anisa, Elsa, Yandi, Chaki, dan Naadhiya. Terimakasih karena telah
berjuang bersama memahami materi akuntansi.
20. Untuk presidium HIMAKTA FEB UNILA periode 2016-2017, Ketum Ely,
Sekum Lala, Bendum Fera, Ujo, Alvin, Amoy, Mauldan, Adrima, Zahrah,
Khalid, Akbar, dan Enon. Terimakasih atas satu tahun kepengurusan yang
sangat berkesan.
21. Untuk teman-teman SMA ku, SCI-Fi (Siswa Cerdas Istimewa IPS Family).
Terimakasih karena telah berjuang bersama-sama menggapai cita-cita yang
kita inginkan.
22. Untuk Tim Ubrek KKN Kotagajah, Kordes Bagus Aprian, RA Dinda
Gristaria, Niken Puspita Putri (Dudung), Yuni Ardiani, Wisnu Bayu
Wardana, dan Riko Yosua. Terimakasih atas 40 hari yang tak terlupakan.
23. Seluruh teman seperjuangan Akuntansi 2014, yang ikut juga membantu
penulis dengan memberikan masukan ide untuk memperlancar penulisan
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
vii
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam proses penulisan skripsi ini,
maka penulis mengharapkan adanya kritik ataupun saran yang dapat membantu
penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat berguna untuk para pembaca
semuanya dan berhadap semoga Tuhan membalas kebaikan mereka yang telah
membantu penulisan skripsi ini.
Bandarlampung, Agustus 2018
Penulis,
Niken Angraini
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .......................................................................................................... i
DAFTAR TABEL................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 8
1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................. 8
1.4.2 Manfaat Praktisi ................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ............................................................................... 9
2.1.1 Stakeholder Theory ............................................................ 9
2.1.2 Knowledge Based Theory ................................................. 10
2.1.3 Modal Intelektual ............................................................ 11
2.1.4 Komponen Modal Intelektual .......................................... 13
2.1.5 Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) ................. 15
2.1.6 Kinerja Keuangan ............................................................ 19
2.1.6.1 Rasio Nilai Pasar atas Nilai Buku (market to
book value ........................................................ 20
2.1.6.2 Return On Asset ............................................... 21
2.1.6.3 Asset Turnover ................................................. 22
2.1.7 Variabel Kontrol ................................................................. 22
2.1.7.1 Ukuran Perusahaan .......................................................... 22
ii
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 24
2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................... 25
2.4 Pengembangan Hipotesis ............................................................. 26
2.4.1 Modal Intelektual dan Market Value ................................ 26
2.4.2 Modal Intelektual dan Profitabilitas ................................. 27
2.4.3 Modal Intelektual dan Produktivitas ................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .............................. 29
3.1.1 Variabel Independen ......................................................... 29
3.1.2 Variabel Dependen ........................................................... 33
3.1.3 Variabel Kontrol .............................................................. 34
3.2 Populasi dan Penentuan Sampel .................................................. 34
3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................. 35
3.4 Metode Analisis .......................................................................... 35
3.4.1 Statistik Deskriptif ........................................................... 35
3.4.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................ 36
3.4.2.1 Uji Normalitas ...................................................... 36
3.4.2.2 Uji Multikolinearitas ........................................... 36
3.4.2.3 Uji Autokorelasi .................................................. 37
3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas ......................................... 37
3.5 Pengujian Hipotesis .................................................................. 38
3.5.1 Analisis Regresi ............................................................. 38
3.5.1.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................ 39
3.5.1.2 Uji Signifikansi Simultan (F) ............................... 39
3.5.1.3 Ui Signifikan Parameter Individual ...................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 41
4.2 Statistik Deskriptif ....................................................................... 42
4.2.1 Value Added Intellectual Capital (VAIC)........................ 42
4.2.2 Ukuran Perusahaan........................................................... 43
4.2.3 Market Value (Market to Book Value) ............................. 43
iii
4.2.4 Profitabilitas .................................................................... 43
4.2.5 Produktivitas ................................................................... 44
4.3 Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 44
4.3.1 Uji Normalitas .................................................................. 44
4.3.2 Uji Multikolonieritas ........................................................ 47
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 50
4.3.4 Uji Autokorelasi ............................................................... 53
4.4 Pengujian Hipotestis..................................................................... 55
4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................ 56
4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ....................... 58
4.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ..... 60
4.5 Pembahasan dan Hasil Analisis..................................................... 64
4.5.1 Modal Intelektual dan Market Value ................................ 64
4.5.2 Modal Intelektual dan Profitabilitas ................................. 65
4.5.3 Modal Intelektual dan Produktivitas ................................ 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 69
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 70
5.3 Saran ............................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... viii
LAMPIRAN ......................................................................................................... xii
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Komponen Modal Intelektual .............................................. 15
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 24
Tabel 4.1 Pengambilan Sampel Penelitian ............................................................. 41
Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ........................................................................ 42
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas Model Regresi Modal Intelektual dan
Market Value ......................................................................................... 48
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas Model Regresi Modal Intelektual dan
Profitabilitas........................................................................................... 49
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas Model Regresi Modal Intelektual dan
Produktivitas .......................................................................................... 50
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Regresi Modal Intelektual dan Market
Value ...... ............................................................................................... 54
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Model Regresi Modal Intelektual dan
Profitabilitas........................................................................................... 54
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Model Regresi Modal Intelektual dan
Produktivitas .......................................................................................... 55
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Regresi Modal Intelektual
dan Market Value................................................................................... 57
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Regresi Modal Intelektual
dan Profitabilitas .................................................................................... 57
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Regresi Modal Intelektual
dan Produktivitas ................................................................................... 58
Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Model Regresi Modal
Intelektual dan Market Value ................................................................ 58
Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Model Regresi Modal
Intelektual dan Profitabilitas .................................................................. 59
v
Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Model Regresi Modal
Intelektual dan Produktivitas ................................................................. 60
Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik t Model Regresi Modal Intelektual dan Market
Value ...... ............................................................................................... 61
Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik t Model Regresi Modal Intelektual dan Profitabilitas 62
Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik t Model Regresi Modal Intelektual dan Produktivitas
............... ............................................................................................... 63
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ........................................................................... 26
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Model Regresi Modal Intelektual dan Market .....
Value .. ............................................................................................... 45
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Model Regresi Modal Intelektual dan
Profitabilitas ...................................................................................... 46
Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Model Regresi Modal Intelektual dan
Produktivitas ..................................................................................... 47
Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastitas Model Regresi Modal Intelektual dan
Market Value ..................................................................................... 51
Gambar 4.5 Hasil Uji Heteroskedastitas Model Regresi Modal Intelektual dan
Profitabilitas ...................................................................................... 52
Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskedastitas Model Regresi Modal Intelektual dan
Produktivitas .................................................................................... 53
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi memberikan dampak perubahan terhadap seluruh aspek kehidupan.
Salah satu perubahan tersebut meliputi bidang ekonomi yang memberikan dampak
perkembangan signifikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) yang telah diberlakukan mulai tahun 2015. MEA memungkinkan
terjadinya persaingan antar perusahaan-perusahaan dan organisasi di kawasan
ASEAN yang akan menjadi semakin kompetitif. MEA diluncurkan dengan tujuan
untuk menjadikan kawasan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi dan
agar pekerja Indonesia dapat bersaing dengan pekerja dari kawasan ASEAN
lainnya.
Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara
yang memiliki jumlah populasi terbesar dan daratan terluas. Dengan lebih dari
250 juta penduduk, Indonesia menyumbang hampir 42 persen dari total populasi
di pasar ASEAN. Hal ini menyiratkan bahwa Indonesia memiliki pasar yang
sangat besar. Namun, dengan kurangnya kualitas dan kuantitas infrastruktur yang
memadai serta kualitas sumber daya manusia yang relatif rendah, terjadi
kekhawatiran bahwa Indonesia hanya menjadi konsumen yang mengimpor dan
2
mengonsumsi produk dan layanan dari negara ASEAN lainnya (www.indonesia-
investments.com)
Dalam hal daya saing, Indonesia berada di posisi ke-41 dalam World Economic
Forum's Global Competitiveness Index tahun 2016-2017. Berdasarkan Tabel 1.1,
peringkat Indonesia masih berada di bawah negara-negara ASEAN lainnya. Hal
ini membuktikan bahwa persaingan global Indonesia masih rendah. Indonesia
seharusnya siap untuk bersaing memperebutkan peluang di berbagai bidang, salah
satunya, misalnya kebutuhan sumber daya manusia (SDM). Menghadapi MEA,
pemerintah diminta untuk memperkuat infrastruktur dan SDM, karena dua
komponen ini dinilai paling penting untuk siap bersaing dengan negara lain.
Tabel 1.1 Global Competitiveness Index 2016-2017
Country Ranking
Switzerland 1
Singapore 2
United States 3
Finland 4
Germany 5
Taiwan 14
Malaysia 25
Thailand 34
Indonesia 41
Philippines 57
Vietnam 60
Cambodia 89
Sumber: Global Competitiveness Report 2016-2017
Pergerakan dunia bisnis saat ini mengarah kepada perkembangan era ekonomi
baru yang lebih fokus terhadap pengetahuan sebagai aset tidak berwujud.
Berdasarkan PSAK No. 19, aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang
3
dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk
digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan
kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif. Hal ini menyebabkan
perusahaan-perusahaan lebih memperhatikan aset tidak berwujud sebagai strategi
bisnis untuk mencapai keunggulan kompetitif dan menerapkan knowledge asset
mereka agar dapat mempertahankan eksistensi perusahaannya. Hal ini antara lain
ditunjukkan dengan munculnya istilah, knowledge based industries (perusahaan
berbasis pengetahuan). Istilah tersebut ditunjukkan terhadap perusahaan yang
lebih mengandalkan pengelolaan modal intelektual sebagai suatu sumber
keunggulan dan pertumbuhan jangka panjangnya.
Pertumbuhan perusahaan berbasis pengetahuan telah konsisten sepanjang satu
dekade ini. Semua perusahaan sampai batas tertentu bergantung pada suatu input
yaitu pengetahuan. Namun, beberapa perusahaan lebih mengandalkan
pengetahuan dibandingkan dengan yang lainnya. Istilah perusahaan berbasis
pengetahuan biasanya mengacu pada perusahaan yang relatif intensif dalam input
berupa teknologi dan human capital. (www.oecd.org). Penerapan perusahaan
berbasis pengetahuan ditandai dengan adanya Indonesian Most Admired
Knowledge Enterprise (MAKE) Study pada tahun 2005 yang merupakan bentuk
pengakuan yang diberikan kepada organisasi atau perusahaan yang mengelola
pengetahuannya (company knowledge) menjadi produk, jasa atau kinerja yang
unggul sehingga menghasilkan nilai lebih kepada para stakeholders (pemangku
kepentingan). Selama penyelenggaraan MAKE Study, berbagai organisasi atau
perusahaan dari berbagai sektor industri berhasil terpilih sebagai pemenang
4
MAKE Study Award tahun 2014. Para peraih penghargaan tersebut merupakan
perusahaan yang membuktikan diri sebagai perusahaan berbasis pengetahuan dan
telah berhasil mengembangkan dan mengoptimalkan pengetahuan yang mereka
miliki sehingga mampu meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan
(www.dunamis.co.id). Artikel yang dimuat dalam website inilah yang
menunjukkan bahwa modal intelektual sudah berkembang di Indonesia.
Modal intelektual merupakan suatu konsep yang dapat memberikan sumber daya
berbasis pengetahuan baru dan mendeskripsikan aset tak berwujud yang jika
digunakan secara optimal memungkinkan perusahaan untuk merencanakan dan
menjalankan strateginya. Modal intelektual menjadi topik yang hangat dalam
bahasan di area manajemen dan akuntansi di Asia, seperti Jepang, China,
Malaysia, dan Indonesia (Andriessen dan Boom, 2007). Modal intelektual adalah
kombinasi dari kekayaan intelektual yang dimiliki oleh perusahaan dan orang-
orang dalam perusahaan yang dapat digunakan secara maksimal. Berdasarkan
konteks tersebut, perusahaan perlu mengembangkan strategi untuk dapat bersaing
di pasar. Pada prinsipnya keberlanjutan dan kemampuan suatu perusahaan
didasarkan pada modal intelektual, sehingga sumber daya perusahaan dapat
menciptakan value added bagi pemangku kepentingan.
Dengan adanya pengelolaan dari kinerja modal intelektual sebagai nilai
tambah di dalam perusahaan, dapat diketahui pula pengaruhnya terhadap kinerja
keuangan. Apabila pengelolaan modal intelektual semakin baik maka kinerja
bisnis akan dinilai semakin baik. Ukuran kinerja keuangan dalam penelitian ini
5
dilihat dari market value (market to book value), rasio profitabilitas (ROA), dan
rasio produktivitas (ATO). Market to book value (M/B) adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat ketertarikan para investor terhadap harga
saham perusahaan tertentu. Sedangkan ROA adalah rasio yang digunakan untuk
melihat efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
menggunakan aktiva yang dimilikinya. ATO digunakan untuk mengukur sejauh
mana kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan penjualan dengan
menggunakan aktiva yang dimiliki.
Dalam penelitian Gan dan Saleh (2008), disarankan untuk menambahkan variabel
kontrol pada penelitian selanjutnya yang sejenis. Tujuan disertakannya variabel
ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol adalah untuk mengendalikan agar
hubungan yang terjadi pada variabel dependen tersebut murni dipengaruhi oleh
variabel independen bukan oleh faktor-faktor lain. Ukuran perusahaan dalam
penelitian ini dilihat dari total asetnya yang disajikan di laporan neraca tahun
berjalan. Perpanjangan periode pengamatan dilakukan dalam penelitian ini. Hal
tersebut dilakukan agar hasil yang di dapat lebih menunjukkan data yang akurat
karena lima tahun merupakan jangka waktu yang cukup untuk menunjukkannya.
Pemilihan model VAICTM
sebagai proksi atas modal intelektual mengacu pada
penelitian Firer and Williams (2003), Chen et al. (2005), Ulum dkk (2008),
Kuryanto dan Syafruddin (2008), serta Gan dan Saleh (2008). Penelitian Gan dan
Saleh (2008) melakukan penelitian pada perusahaan Technology - Intensive di
6
Malaysia, sedangkan penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Alasan penulis memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian adalah
disebabkan karena perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
terdiri dari berbagai sub-sektor industri sehingga dapat mencerminkan sektor
perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan manufaktur juga membutuhkan
pengetahuan baik intelektual maupun fisik. Dari sisi fisik, perusahaan
manufaktur memerlukan modal finansial yang besar dalam proses produksinya,
kemampuan untuk memilih dan mengelola bahan baku, mengembangkan asset
fisik dan membangunnya menjadi suatu produk yang memiliki daya jual yang
menarik bagi konsumen. Jika ditinjau dari peran setiap komponen modal
intelektual, yaitu human capital (HC), customer capital (CC), dan structural
capital (SC), perusahaan manufaktur membutuhkan kemampuan intelektual
sumber dayanya untuk menciptakan suatu konsep, inovasi dan membuat
keputusan lainnya. Perusahaan manufaktur juga membutuhkan kemampuan
untuk menciptakan hubungan yang baik dengan pihak eksternal agar dapat
meningkatkan laba dan mendorong peningkatan nilai perusahaan
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini mengambil judul “PENGARUH
MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2016”.
7
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian dan hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan masih adanya
masalah penelitian mengenai hubungan antara modal intelektual dengan kinerja
keuangan. Permasalahan penelitian tersebut muncul dari isu kontekstual mengenai
modal intelektual dan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Firer dan Williams
(2003), Chen et al. (2005), Ulum dkk (2008), Kuryanto dan Syafruddin (2008),
serta Gan dan Saleh (2008) masih menunjukkan hasil yang kontradiktif.
Berdasarkan uraian tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah modal intelektual mempunyai pengaruh positif terhadap
market value?
2. Apakah modal intelektual mempunyai pengaruh positif terhadap
profitabilitas perusahaan?
3. Apakah modal intelektual mempunyai pengaruh positif terhadap
produktivitas perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh modal intelektual terhadap market value.
2. Untuk menganalisis pengaruh modal intelektual terhadap profitabilitas
perusahaan.
8
3. Untuk menganalisis pengaruh modal intelektual terhadap produktivitas
perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini, yaitu:
1. Manfaat teoritis:
Diharapkan dapat menguji konsep mengenai modal intelektual dalam
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh dari
kepemilikan asset modal intelektual terhadap kinerja perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Indonesia.
2. Manfaat praktis:
Dapat memberikan masukan bagi manajemen perusahaan dalam
meningkatkan kinerja perusahaannya, terkait dengan mengelola modal
intelektual yang dimiliki agar dapat bersaing secara global.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Stakeholder Theory
Teori ini menyatakan bahwa manajemen perusahaan melakukan aktivitas-aktivitas
yang diharapkan para pemangku kepentingan dan melaporkannya kepada mereka.
Kelompok pemangku kepentingan inilah yang menjadi pertimbangan bagi
perusahan untuk mengungkapkan dan/atau tidak mengungkapkan suatu informasi
di dalam laporan keuangan (Ulum dkk, 2008). Tujuan utama dari teori pemangku
kepentingan adalah untuk membantu manajemen perusahaan dalam meningkatkan
penciptaan nilai sebagai dampak dari aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan dan
meminimalkan kerugian yang mungkin muncul bagi pemangku kepentingan
mereka. Sebenarnya, teori ini menjelaskan hubungan antara manajemen
perusahaan dengan para pemangku kepentingannya. Para pemangku kepentingan
memiliki hak untuk diperlakukan secara adil oleh organisasi, dan manajemen
harus mengelola organisasi untuk keuntungan seluruh pemangku kepentingan
(Ulum, 2009).
10
Selain itu, teori ini menganggap bahwa akuntabilitas organisasional seharusnya
tidak hanya melaporkan informasi mengenai keuangan saja tetapi juga informasi
mengenai non-keuangan. Jenis informasi yang disediakan oleh perusahaan dalam
laporan tahunan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu informasi yang bersifat
wajib (mandatory) dan informasi yang bersifat sukarela (voluntary). Salah satu
informasi yang bersifat sukarela adalah informasi mengenai modal intelektual.
Informasi tersebut mengungkapkan adanya suatu value added yang dimiliki oleh
perusahaan akibat adanya pengelolaan dari modal intelektual itu sendiri. Sehingga
dengan adanya pengungkapan mengenai informasi modal intelektual tersebut,
diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan dan dapat
mengurangi tingkat risiko dan ketidakpastian yang dihadapi oleh investor.
2.1.2 Knowledge-Based Theory
Knowledge-Based Theory atau Resource-based theory menjelaskan adanya dua
pandangan mengenai perangkat penyusunan strategi perusahaan. Yang pertama
yaitu pandangan yang berorientasi pada pasar (market-based) dan yang kedua
adalah pandangan yang berorientasi pada sumber daya (resource-based).
Pengembangan dari kedua perangkat tersebut menghasilkan suatu pandangan
baru, yaitu pandangan yang berorientasi pada pengetahuan.
Knowledge-based theory menganggap pengetahuan sebagai sumber daya yang
sangat penting bagi perusahaan, karena pengetahuan merupakan aset yang apabila
dikelola dengan baik akan meningkatkan kinerja perusahaan. Apabila kinerja
perusahan meningkat otomatis nilai perusahan akan ikut meningkat. Perubahan
11
ekonomi yang berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dengan
penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management) maka kemakmuran
suatu perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan
kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri (Ulum dkk, 2008). Semakin baik
perusahaan dapat mengelola dan memanfaatkan modal intelektual yang dimiliki,
diharapkan akan menciptakan kompetensi yang khas bagi perusahaan yang
diharapkan mampu mendukung kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan.
2.1.3 Modal Intelektual
Terdapat pengertian yang beragam atas modal intelektual yang dikemukakan
oleh beberapa peneliti sebelumnya. Umumnya, istilah modal intelektual
digunakan untuk merujuk pada aset tidak berwujud atau faktor bisnis tidak
berwujud dari perusahaan, yang memiliki dampak signifikan terhadap kinerja dan
kesuksesan bisnis secara keseluruhan, walaupun tidak terdaftar secara eksplisit di
neraca (Mondal dan Ghosh, 2012).
Salah satu definisi modal intelektual yang juga banyak digunakan adalah yang
ditawarkan oleh Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD) yang menjelaskan modal intelektual sebagai nilai ekonomi dari dua
kategori aset tak berwujud: (1) organizational (structural) capital; dan (2) human
capital.
12
Menurut I Gede Cahyadi (2012), modal intelektual mencakup semua pengetahuan
karyawan, organisasi dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah
dan menyebabkan keunggulan kompetitif. Modal intelektual telah diidentifikasi
sebagai aset tak berwujud (sumber daya, kemampuan dan kompetensi) yang akan
meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai pasar perusahaan.
Dalam PSAK Nomor 19 (Revisi 2000) tahun 2009 tentang aset tidak berwujud,
telah disebutkan bahwa komponen modal intelektual merupakan bagian dari
kategori aset tak berwujud. Oleh karena itu, pengungkapan informasi mengenai
modal intelektual bersifat sukarela, mengingat PSAK Nomor 19 belum mengatur
tentang modal intelektual baik dari cara pengidentifikasiannya maupun dari segi
pengukurannya. Sedangkan kriteria untuk memenuhi definisi asset tak berwujud
antara lain adanya keteridentifikasinya, pengendalian sumber daya, dan manfaat
ekonomis masa depan.
Meskipun definisi modal intelektual sedikit berbeda, semuanya menekankan
pertumbuhan pentingnya modal berbasis pengetahuan dan potensi hubungannya
dengan penciptaan nilai. Para peneliti secara konsisten menggambarkan modal
intelektual sebagai konstruksi multidimensi yang menekankan gagasan bahwa
pengetahuan ada pada tingkat yang berbeda dalam organisasi (Scafarto dan Ricci,
2016)
13
2.1.4 Komponen Modal Intelektual
Secara umum komponen dalam modal intelektual adalah sebagai
berikut:
1. Human Capital
Human capital merupakan keterampilan dan pengetahuan karyawan yang
dapat lebih ditingkatkan dengan bantuan pelatihan. Dimensi lain dari
human capital adalah pengalaman yang bisa dikembangkan dengan
program pelatihan. Human capital terbatas pada mikro (individu),
misalnya atribut pribadi, kompetensi teknis dan kreativitas) atau tingkat
makro (organisasi), misalnya kerja tim, lingkungan kerja yang sehat
(Joshi, et. al, 2013).
Menurut Solihin (2012), human capital mencakup berbagai pengetahuan,
keahlian, kemampuan, pengalaman, kecerdasan, kreativitas, dan motivasi
yang dimiliki individu-individu di dalam sebuah perusahaan. Perusahaan
dapat memanfaatkan modal manusia (human capital) dengan segala
pengetahuan dan kemampuannya dalam menjalankan kegiatan operasi
perusahaan. Bahkan produk-produk baru yang inovatif lahir dari modal
manusia berkualitas yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Structural Capital
Menurut Solihin (2012), structural capital mencakup proses yang
dimiliki perusahaan, perangkat keras, prosedur, database, nilai-nilai
perusahaan, budaya perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan.
14
Structural capital dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yang
diciptakan oleh suatu organisasi dan tidak dapat dipisahkan dari entitas. Ini
dapat terdiri dari struktur organisasi, prosedur, rutinitas, sistem, perangkat
keras, database dan budaya organisasi. Contoh modal struktural dapat
berupa penemuan, proses, hak cipta, hak paten, teknologi, strategi, sistem,
dan sebagainya. Kemampuan inilah yang meningkatkan kemampuan
karyawan namun tidak terkait dengan karyawan pada tingkat individu
(Joshi et al, 2013). Dalam hal ini organisasi harus memiliki sistem dan
prosedur yang baik sehingga dapat menggunakan modal intelektual secara
optimal dalam rangka menciptakan keunggulan kompetitif.
3. Customer Capital
Customer capital menjelaskan bagaimana perusahaan menjalin hubungan
baik kepada mitra kerjanya, pemerintah dan semua yang terlibat
dalam proses bisnis perusahaan agar dapat menghasilkan dan
meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan. Customer capital juga dapat
diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi
kebutuhan dan keinginan pasar sehingga menghasilkan hubungan baik
dengan pihak luar (Cahyadi, 2012).
Customer capital terkait dengan organisasi dan hubungannya dengan
elemen eksternal seperti pelanggan, penyedia sumber daya, bank dan
pemegang saham. Dengan kata lain, customer capital adalah kemampuan
sebuah organisasi untuk menciptakan nilai relasional dengan pemangku
kepentingan eksternal. Organisasi mendapatkan manifold saat membangun
15
customer capital, misalnya loyalitas pelanggan dan merek, kepuasan
pelanggan, citra pasar dan niat baik, kekuatan untuk bernegosiasi, aliansi
strategis dan koalisi. Namun, tidak hanya penting untuk menciptakan
customer capital, organisasi yang sukses harus dapat mempertahankannya
juga (Joshi et al, 2013)
Tabel 2.1 Klasifikasi Komponen Modal Intelektual
Human Capital Structural Capital Customer Capital
Intellectual Property:
Patens
Copyrights
Design Rights
Trademarks
Trade Secret
Service Marks
Infrastructure Assets:
Management Philosophy
Corporate Culture
Management Processes
Information Systems
Networking Systems
Financial Relations
Brands
Customers
Customers Royalty
Backlog Orders
Company Names
Distribution Channels
Business Collaboration
Licensing Agreements
Favorable Contracts
Franchising Agreements
Education
Vocational Qualification
Work-related Knowledge
Work-related
Competencies
Entrepreneurial Spirit,
innovativeness, proactive
and reactive abilities,
changeability
Psychometric Valuation
Sumber : IFAC (1998)
2.1.5 Value Added Intellectual Coefficient (VAIC)
Metode VAIC dikembangkan oleh Pulic (1998), didesain untuk menyajikan
informasi mengenai value creation efficiency dari aset berwujud dan aset tidak
berwujud yang dimiliki perusahaan. Faktor yang membedakan metode VAIC dari
metode lain adalah bahwa metode ini secara langsung menerapkan konsep modal
intelektual yang mapan di ranah ekonomi perusahaan. Model ini memberikan nilai
ekonomi eksplisit, value added, capital employed (CA), human capital (HC) dan
16
structural capital (SC) dan atas dasar ini menghasilkan indeks VAIC yang tidak
ambigu. VAIC telah digunakan dalam berbagai analisis regional dan nasional
untuk mempelajari kinerja masing-masing perusahaan. Metode VAIC
dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana perusahaan menghasilkan value added
berdasarkan efisiensi modal intelektual atau sumber daya intelektual (Aho et al.,
2011).
Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value
added (VA). VA adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan
bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value
creation) (Pulic, 1998). VA dihitung sebagai selisih antara output dan input
(Pulic, 1999).
Output (OUT) mempresentasikan pendapatan dan mencangkup seluruh produk
dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input (IN) mencangkup seluruh beban
yang digunakan dalam memperoleh pendapatan (Pulic, 1999). Komponen utama
dari VAICTM
yang dikembangkan Pulic (1998) tersebut dapat dilihat dari sumber
daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA – Value Added Capital Employed),
human capital (VAHU – Value Added Human Capital), dan structural capital
(STVA – Structural Capital Value Added).
VAIC juga dikenal sebagai Value Creation Efficiency Analysis, dimana
merupakan sebuah indikator yang dapat digunakan dalam menghitung efisiensi
17
nilai yang dihasilkan dari perusahaan yang didapat dengan menggabungkan
VACA (Value Added Capital Employed), VAHU (Value Added Human Capital),
dan STVA (Structural Value Added) (Pulic, 1998).
1. Value Added Capital Employed (VACA)
Value Added Capital Employed (VACA) adalah perbandingan antara value
added (VA) dengan modal fisik yang bekerja (capital employed). Rasio ini
adalah sebuah indikator untuk VA yang dibuat oleh satu unit modal fisik.
Pulic mengasumsikan, jika satu unit capital employed (CA) dapat
menghasilkan return yang lebih besar pada suatu perusahaan, maka
perusahaan tersebut mampu memanfaatkan CA dengan lebih baik.
Pemanfaatan CA dengan lebih baik merupakan bagian dari modal
intelektual perusahaan. Ketika membandingkan lebih dari sebuah
kelompok perusahaan, VACA menjadi sebuah indikator kemampuan
intelektual perusahaan untuk memanfaatkan physical capital dengan lebih
baik (Kuryanto dan Syafruddin, 2008).
2. Value Added Human Capital (VAHU)
Value Added Human Capital (VAHU) adalah salah satu komponen VAIC
yang mencerminkan total value added terhadap total gaji dan biaya upah
perusahaan. VAHU dihitung dengan membagi nilai tambah perusahaan
dengan human capital untuk menunjukkan dalam produktivitas
sebenarnya dari perusahaan itu secara personil, yaitu berapa besar nilai
yang diciptakan perusahaan melalui satu unit moneter yang diinvestasikan
dalam sumber daya manusia (Aho et al., 2011).
18
VAHU dapat diperoleh dengan memperlakukan total pengeluaran pada
karyawan sebagai investasi yang menangkap total usaha manusia dalam
sebuah perusahaan dalam penciptaan nilai. Inilah asumsi utama
metodologi VAIC. Oleh karena itu, VAHU dapat dinyatakan sebagai
jumlah nilai tambah yang dihasilkan per unit uang yang diinvestasikan
pada karyawan (Komnenic dan Pokrajčić, 2012).
3. Structural Capital Value Added (STVA)
Structural Capital Value Added (STVA) menunjukkan berapa banyak
penciptaan nilai perusahaan dihasilkan oleh structure capital. Model ini
mengasumsikan bahwa baik fisik maupun modal intelektual digunakan
dalam produksi. Modal intelektual dan physical capital adalah barang
investasi dan diperlakukan sebagai fungsi dari penciptaan nilai (Joshi et al,
2013). Salah satu bagian dari structural capital adalah membangun sistem
seperti data base yang memungkinkan orang-orang dihubungkan dan
belajar satu sama lain, sehingga menumbuhkan sinergi karena adanya
kemudahan berbagi pengetahuan dan bekerja sama antar individu dalam
organisasi. Penciptaan dari structural capital ini berhubungan dengan
pengetahuan atau nilai dari seseorang yang tidak akan begitu saja hilang
kalau yang bersangkutan meninggalkan perusahaan karena
pengetahuannya telah dirangkum dalam data base, sehingga perusahaan
tidak akan kehilangan nilainya (Al-Musali dan Ismail, 2016).
Dalam model Pulic, SC diperoleh dari VA dikurangi dengan human
capital (HC). SC bukan merupakan ukuran independen seperti HC. SC
19
bergantung pada proses penciptaan value added perusahaan dan
mempunyai proporsi nilai yang berkebalikan dengan HC. Hal ini berarti
bahwa semakin besar proporsi nilai HC dalam proses penciptaan nilai
maka semakin kecil proporsi nilai SC.
2.1.6 Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan dapat dilihat dari segi keuangan maupun non-keuangan.
Kinerja keuangan perusahaan lebih berorientasi jangka pendek, yaitu untuk
mencari keuntungan. Ukuran dari jangka pendek adalah sekitar satu tahun siklus
hidup perusahaan. Sedangkan kinerja non-keuangan perusahaan lebih bersifat
jangka panjang, misalnya untuk menciptakan value serta menjaga agar perusahaan
tetap dapat bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang. Orientasi jangka panjang
umumnya adalah lebih dari satu tahun siklus hidup perusahaan.
Ukuran kinerja keuangan di dalam penelitian ini menggunakan market value, rasio
profitabilitas, dan rasio produktivitas. Indikator yang digunakan pada market
value adalah market to book value ratio (M/B), yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat ketertarikan para investor terhadap harga saham tertentu.
Sedangkan rasio profitabilitas menggunakan return on assets (ROA) sebagai
indikatornya. ROA adalah rasio yang digunakan untuk melihat efektivitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan aktiva yang
dimilikinya. Asset turnover (ATO) adalah ukuran yang dipakai dalam rasio
produktivitas. ATO digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan
20
perusahaan di dalam menghasilkan penjualan dengan menggunakan aktiva yang
dimiliki.
Mengacu pada penelitian Chen (2005), terhadap hubungan positif antara modal
intelektual dengan kinerja perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa jika
pegelolaan modal intelektual semakin baik maka kinerja perusahaan akan semakin
baik pula. Contohnya adalah dengan pengelolaan sumber daya manusia yang baik
dalam perusahaan, produktivitas karyawan akan semakin meningkat. Dengan
meningkatnya produktivitas karyawan, maka diharapkan akan meningkatkan
profit perusahaan, yang kemudian nilai pasar saham perusahaan akan meningkat
pula.
2.1.6.1 Rasio Nilai Pasar atas Nilai Buku (market to book value atau M/B)
Market to Book Value merupakan perbandingan atau rasio antara perusahaan
dengan nilai buku perusahaan. Dalam dunia investasi banyak indikator yang
digunakan untuk menilai harga saham di pasar. Salah satu indikator yang
digunakan adalah market to book value (M/B). Semakin tinggi M/B, maka
semakin mahal nilai saham. Namun mahal atau murahnya saham bersifat
relatif. Ukuran yang dinilai represntatif adalah dengan menggunakan
perbandingan ukuran perusahaan di industri yang sama.
Market Value merupakan nilai dari keseluruhan saham yang dimiliki oleh
perusahaan. Penilaian investor terhadap baik buruknya perusahaan dapat
dilakukan dengan melihat market value perusahaan. Naik turunnya market
value dapat dipengaruhi oleh tingkat laba, nilai buku, spekulasi dan
21
kepercayaan investor terhadap perusahaan. Sementara Book Value merupakan
nilai kekayaan bersih dan selisih antara total aktiva dengan total liabilitas suatu
perusahaan. Book value akan bergerak mengikuti kinerja perusahaan yang
dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Jika kinerja perusahaan
tumbuh dengan laba bersih yang semakin besar semestinya book value akan
tumbuh positif.
Variabel M/B digunakan untuk mengukur seberapa jauh kesenjangan atau selisih
yang terjadi diantara keduanya. Jika ternyata kesenjangan atau selisih nilai
keduanya cukup signifikan, maka hal ini menandakan bahwa terdapat “aset
tersembunyi” yang tidak tercantum di dalam neraca laporan keuangan. Apabila
nilai perusahan yang dilaporkan di dalam laporan keuangan ini digunakan untuk
pengambilan keputusan, maka akan menyesatkan investor. Oleh karena itu,
diperlukan suatu metode untuk dapat mengidentifikasikan “aset tersembunyi”
tersebut, yaitu modal intelektual.
2.1.6.2 Return on Asset (ROA)
Return on assets adalah rasio profitabilitas yang mengukur jumlah keuntungan
yang diperoleh setiap jumlah uang dari aset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan efisiensi penggunaan
total aset untuk operasi perusahaan. ROA memberi investor gagasan tentang
bagaimana mengkonversikan uang perusahaan yang telah diinvestasikan dalam
laba bersih. Dengan demikian, ROA merupakan indikator profitabilitas
perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. ROA
22
dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset perusahaan. Semakin
tinggi ROA, semakin efisien perusahaan menggunakan asetnya. Artinya
perusahaan bisa menghasilkan uang (earning) lebih dengan sedikit investasi
(Fitriyeni dan Yurniwati, 2014).
2.1.6.3 Asset Turnover (ATO)
Asset Turnover (ATO) merupakan rasio dari total pendapatan terhadap total asset.
ATO digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan karena memiliki
kemampuan untuk menghubungkan pendapatan yang diperoleh dari penjualan
dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan tersebut.
Rasio ini mengukur efisiensi penggunaan total aset dalam menghasilkan
pendapatan. Nilai ATO diatas 1 kali menandakan perusahaan telah mampu
menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada penggunaan aktiva yang
dimiliki. Hal tersebut juga menandakan bahwa perusahaan telah mampu untuk
menggunakan aktiva yang ada secara efisien sehingga penambahan investasi pada
aktiva akan lebih meningkatkan pendapatan perusahaan di masa depan (Harahap,
2015).
2.1.7 Variabel Kontrol
Penelitian ini turut menyertakan variabel kontrol. Variabel kontrol yang
digunakan adalah ukuran perusahaan.
2.1.7.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah ukuran besar kecilnya suatu perusahaan. Berdasarkan
ukuran perusahaannya, perusahaan dibedakan menjadi perusahaan big (besar) dan
23
small (kecil). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ukuran
perusahaan terhadap market value, profitabilitas, dan produktivitas perusahaan.
Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur berdasarkan besarnya total aset
yang dimiliki oleh perusahaan. Aset menunjukkan aktiva yang digunakan untuk
aktivitas operasional perusahaan.
Sunarto dan Budi (2014) menunjukkan secara signifikan terdapat pengaruh
positif antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan, artinya peningkatan
ukuran perusahaan akan mempermudah perusahaan memperoleh pendanaan, yang
kemudian dapat dimanfaatkan oleh pihak menajemen untuk tujuan meningkatkan
nilai perusahaan.
Faktor ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan
merupakan faktor penting dalam pembentukan laba (Sembiring, 2008).
Perusahaan yang stabil biasanya dapat memprediksi jumlah keuntungan di tahun-
tahun mendatang karena tingkat kepastian laba sangat tinggi, sebaliknya bagi
perusahaan kecil, besar kemungkinan laba yang diperoleh juga belum stabil
karena kepastian laba lebih rendah (Sembiring, 2008). Dengan demikian,
diperkirakan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan.
Besar kecilnya ukuran perusahan berpengaruh terhadap produktivitas yang dapat
dihasilkan. Perusahaan besar cenderung memiliki jumlah aktiva yang besar dan
lebih unggul sehingga dapat mendukung proses produksi yang lebih baik. Mereka
24
dapat lebih mengembangkan aktiva yang mereka miliki untuk dapat menghasilkan
produk yang kompetitif. Dengan demikian, diperkirakan ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh terhadap produktivitas perusahaan. Semakin besar
perusahaan maka produktivitas yang dihasilkan pun semakin tinggi pula.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
(Tahun)
Judul Variabel Alat
Analisis
Hasil
Firer dan
Williams
(2003)
Intellectual Capital
and Traditional
Measures Of
Corporate
Performance
ROA, ATO,
dan M/B VAIC
Linear
Multiple
VAIC berhubungan
dengan kinerja
perusahaan (ROA, ATO,
MB)
Chen et al.
(2005)
An Empirical
Investigation of The
Relationship Between
Intellectual Capital
And Firms’ Market
Value And Financial
Performance
M/B, ROE,
ROA, dan
GR,
EP
VAIC
Korelasi
Regresi
Modal intelektual
berpengaruh terhadap
nilai pasar dan kinerja
perusahaan; R&D
berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan.
Ihyaul Ulum,
Imam Ghozali,
dan Anis
Chariri
(2008)
Intellectual
Capital dan
Kinerja Keuangan
Perusahaan;
Suatu Analisis
dengan Pendekatan
Partial Least Squares
ROA, ATO,
dan GR
PLS Modal intelektual
berpengaruh terhadap
kinerja keuangan
perusahaan masa kini
maupun kinerja
keuangan perusahaan di
masa datang, namun
ROGIG tidak
berpengaruh terhadap
kinerja keuangan
perusahaan di masa
datang
Benny
Kuryanto
dan
Muchamad
Syafruddin
(2008
Pengaruh Modal
Intelektual terhadap
Kinerja Perusahaan
ROE, EPS,
dan
ASR
PLS a. Modal intelektual dan
kinerja perusahaan
tidak berhubungan
positif
b. Modal intelektual
tidak berhubungan
dengan kinerja
perusahaan masa
25
depan
c. Kontribusi modal
intelektual terhadap
kinerja perusahaan
berbeda tiap industri
Kin Gan
dan Zakiah
Saleh
(2008
Intellectual Capital
and Corporate
Performance
of Technology
Intensive Companies:
Malaysia Evidence
M/B, ROA,
dan
ATO
VAIC
Model
Regresi
a. Modal intelektual
tidak berpengaruh
terhadap M/B
b. Modal intelektual
mempunyai pengaruh
yang signifikan
terhadap ROA dan
ATO
c. CEE dan HCE
merupakan variabel
yang signifikan
terhadap ROA
d. HCE adalah faktor
yang signifikan
terhadap ATO.
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan peneliti terdahulu, kajian teoritis, dan permasalahan yang
telah dikembangkan, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, berikut ini
digambarkan suatu model kerangka pemikiran untuk menggambarkan pengaruh
modal intelektual terhadap kinerja perusahaan
26
H1
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Modal Intelektual Kinerja Keuangan
Variabel Kontrol
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Modal Intelektual dan Market Value
Hasil penelitian Chen et al (2005) menunjukkan bahwa investor cenderung akan
membayar lebih tinggi atas saham perusahaan yang memiliki sumber daya
intelektual yang lebih dibandingkan terhadap perusahaan dengan sumber daya
intelektual yang rendah. Harga yang dibayar oleh investor tersebut mencerminkan
nilai perusahaan. Dimitrios et. al (2011) berpendapat bahwa metode untuk
menentukan modal intelektual dari suatu perusahaan adalah membandingkan nilai
pasar dengan nilai buku. Meningkatnya nilai perusahaan menyebabkan
meningkatnya market to book value ratio. Oleh karena itu, perbedaan antara nilai
pasar dan nilai buku yang signifikan mengindikasikan adanya aset tersembunyi
yaitu modal intelektual (Gan dan Saleh, 2008).
Value Added Intellectual
Capital (VAIC) TM
Value Added Capital
Employed (VACA)
Value Added Human
Capital (VAHU)
Structural Capital
Value Added (STVA)
Market Value (H1)
Profitabilitas (H2)
Produktivitas (H3)
Ukuran Perusahaan
27
Dengan pengelolaan dan pemanfaatan modal intelektual akan meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan, sehingga menghasilkan keuntungan kompetitif
maupun nilai lebih bagi perusahaan. Dengan menggunakan metode VAIC™
sebagai ukuran kemampuan intelektual perusahaan diajukan hipotesis sebagai
berikut:
H1: Terdapat pengaruh positif antara modal intelektual dengan market to
book value (M/B)
2.4.2 Modal Intelektual dan Profitabilitas Perusahaan
Keterkaitan antara modal intelektual terhadap rasio profitabilitas diwakili oleh
return on assets (ROA). Hal ini sesuai knowledge-based theory dimana
perusahaan yang mampu mengelola sumber daya dengan baik maka perusahaan
tersebut akan memiliki keunggulan kompetitif serta diyakini mampu menciptakan
value added yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja keuangan
perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2005), Ulum dkk (2008), Faza dan
Hidayah (2014), Zainal dan Wahidahwati (2016) menunjukkan bahwa modal
intelektual berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu,
dengan pengelolaan modal intelektual yang baik perusahaan dapat menciptakan
value added yang berguna dalam peningkatan ROA perusahaan.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu maka diajukan hipotesis sebagai
berikut :
H2: Terdapat pengaruh positif antara modal intelektual dengan Return on
Asset (ROA)
28
2.4.3 Modal Intelektual dan Produktivitas Perusahaan
Hubungan antara modal intelektual terhadap rasio produktivitas diwakili oleh
rasio asset turnover (ATO). ATO adalah suatu rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan penjualan
dengan menggunakan aktiva yang dimiliki. Dengan adanya pengukuran ATO
akan diketahui keefektivan suatu perusahaan di dalam penggunaan aktivanya.
Berdasarkan resource-based theory, pengelolaan modal intelektual secara baik
dan benar dapat meningkatkan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan. Hal tersebut
dikarenakan perusahaan memperoleh cara bagaimana penggunaan aktiva yang
dimiliki secara efisien dan ekonomis. Perusahaan tersebut lebih dapat
mengoptimalkan aktiva yang dimilikinya, sehingga dapat menghasilkan suatu
produk yang unggul dalam persaingan dan diharapkan dapat meningkatkan
penjualan. Semakin tinggi modal intelektual (VAICTM
) maka nilai ATO akan
meningkat, yang berarti bahwa perusahaan telah secara efektif di dalam
penggunaan aktivanya. Hasil penelitian Firer dan Williams (2003), Gan dan Saleh
(2008), Ameneh et al (2014) membuktikan bahwa modal intelektual berpengaruh
positif terhadap ATO. Untuk menguji kembali hasil penelitian tersebut, maka
diajukan hipotesis ketiga sebagai berikut:
H3 : Terdapat pengaruh positif antara modal intelektual dengan Asset
Turnover (ATO)
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Berdasarkan kerangka pemikiran, variabel yang menghubungkan variabel satu
dengan variabel lain dalam penelitian ini dapat dibedakan sebagai berikut:
3.1.1 Variabel Independen
Variabel independen, yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel yang lainnya (variabel dependen)
(Sugiyono, 2012) Variabel independen dalam penelitian ini adalah modal
intelektual. Modal intelektual diukur dengan menggunakan metode Value Added
Intellectual Coefficient (VAIC) yang dikembangkan oleh Pulic (1998, 2000).
VAIC diperoleh dengan menjumlahkan tiga komponen perhitungan modal
intelektual, yaitu VACA, VAHU dan STVA, sehingga rumus untuk menghitung
VAIC adalah sebagai berikut:
VAIC = VACAi + VAHUi + STVAi
30
Proksi perhitungan modal intelektual yang digunakan untuk menghitung VAIC
adalah sebagai berikut:
1. Value Added Capital Employed (VACA)
Value added capital employed (VACA) adalah perbandingan antara value
added (VA) dengan modal fisik yang bekerja (capital employed). Value
added (VA) adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan
bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan di dalam penciptaan nilai
(Ulum, 2009). Adapun rumus dari value added adalah sebagai berikut:
VAi = OUTPUT – INPUT
(Pulic, 1998)
Keterangan:
VA : Value Added
OUTPUT : Total penjualan dan pendapatan lain
INPUT : Beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan)
Dalam model ini, upah tidak dianggap sebagai biaya karena jenis biaya ini
memainkan peran utama dan penting dalam penciptaan nilai dan mereka
dianggap sebagai modal (Alipour, 2012). Dengan demikian kita dapat
menghitung value added dengan menggunakan rumus berikut:
VA = OP + EC + D + A
(Pulic, 2004)
Keterangan:
VA : Value Added
OP : Operating Profit
31
EC : Employee Cost
D : Depresiasi
A : Amortisasi
Capital employed (CA) merupakan suatu proksi yang digunakan untuk
menghitung sumber daya fisik yang digunakan oleh perusahaan.
Perhitungan CA diperoleh dari:
CAi = total assets − intangible assets
Secara sistematis VACA dapat diformulasikan sebagai berikut:
VACAi =
(Pulic, 2004)
2. Value Added Human Capital (VAHU)
Value added human capital (VAHU) adalah perbandingan antara value
added (VA) dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
dapat meningkatkan kinerja dan pengetahuan dari karyawannya (human
capital). Human Capital (HC) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan yang dapat meningkatkan kinerja, pengetahuan dan
ketrampilan karyawan di dalam pekerjaannya.
VAHU menunjukkan kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan nilai
bagi perusahaan dari dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut.
Semakin nilai tambah yang dihasilkan dari setiap rupiah yang dikeluarkan
32
oleh perusahaan semakin optimal perusahaan tersebut telah mengelola
sumber daya manusia yang menghasilkan tenaga kerja berkualitas yang
pada akhirnya akan memperbaiki kinerja keuangan perusahaan (Fitriyeni
dan Yurniwati, 2014).
Perhitungan HC diperoleh dari:
HCi = Staff Cost (biaya gaji dan upah + biaya tunjangan dan bonus + biaya
pelatihan dan seminar + biaya perjalanan dinas) perusahaan tahun i
Secara sistematis VAHU dapat diformulasikan sebagai berikut:
VAHUi =
(Pulic, 2004)
3. Structural Capital Value Added (STVA)
Structural capital value added (STVA) menunjukkan kontribusi structural
capital (SC) dalam proses penciptaan value added (VA). STVA mengukur
jumlah SC yang dibutuhkan untuk dapat menghasilkan VA dan merupakan
suatu indikasi seberapa sukses SC di dalam proses penciptaan nilai.
Nilai SC, menurut model Pulic, diperoleh dari:
SCi = (VAi – HCi) perusahaan tahun i
Secara sistematis STVA dapat diformulasikan sebagai berikut:
STVAi =
(Pulic, 2004)
33
3.1.2 Variabel Dependen
Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah market value (M/B), profitabilitas (ROA), dan produktivitas (ATO).
1. Market to book value ratio (M/B) merupakan rasio antara nilai pasar
saham (market value) dengan nilai buku ekuitas (book value).
Secara sistematis M/B dapat diformulasikan sebagai berikut:
M/B =
(Ross et al, 2015)
2. Return on assets (ROA) merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak
(net income after tax = NIAT) terhadap total aktiva (total assets).
Secara sistematis ROA dapat diformulasikan sebagai berikut:
ROA =
(Ross et al, 2015)
3. Asset turnover (ATO) merupakan rasio antara total penjualan (total
revenue) terhadap total aktiva (total assets).
Secara sistematis ATO dapat diformulasikan sebagai berikut:
ATO =
(Ross et al, 2015)
34
3.1.3 Variabel Kontrol
1. Ukuran Perusahaan
Variabel ukuran perusahaan merupakan variabel kontrol yang sering diteliti dan
hasilnya cukup konsisten berpengaruh terhadap luas pengungkapan, misalnya:
Sembiring (2008) dan Sunarto dan Budi( 2014). Dalam penelitian ini, ukuran
perusahaan dihitung berdasarkan nilai natural log (ln) total aktiva.
3.2 Populasi dan Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan publik yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah
tahun 2012-2016. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari semua
subkelompok dalam industri manufaktur. Metode penentuan sampel dalam
penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
menerbitkan annual report dan laporan keuangan yang telah diaudit untuk
periode yang berakhir pada 31 Desember selama periode yang digunakan
sebagai objek penelitian, yaitu rentang waktu 2012-2016.
2. Perusahaan menyajikan data yang lengkap mengenai variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini selama rentang waktu periode 2012-
2016.
3. Perusahaan-perusahaan tersebut mencantumkan intangible assets di dalam
laporan keuangan mereka.
4. Perusahaan tidak delisting selama rentang tahun penelitian 2012-2016.
35
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang dihasilkan melalui studi yang dilaksanakan pihak
lain untuk sasaran mereka sendiri. Data sekunder berasal dari berbagai sumber
yang terdiri dari database yang terkomputerisasi (database online), buku-buku
literatur, majalah, dan data lain yang dipublikasikan.
Sumber data penelitian ini terdiri dari laporan keuangan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berakhir pada 31 Desember
2012 – 31 Desember 2016. Laporan keuangan tersebut berisi data mengenai
jumlah saham beredar, net assets, net income after tax, total assets, net sales,
interest expenses, total salaries and wages, taxes, serta intangible asset.
3.4 Metode Analisis
3.4.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016). Analisis
statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menghitung nilai
minimum, maksimum, mean, standar deviasi pada variabel independen (VAICTM
),
variabel dependen (M/B, ROA, dan ATO), serta variabel kontrol (LN aset) pada
sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2012-2016.
36
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
3.4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas data yang
digunakan dalam penelitian adalah analisis statistik, yaitu menggunakan uji
statistik non –parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji Kolmogorov-Smornov
(K-S) dapat digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi dari nilai residual
apakah berdistribusi normal atau tidak.
Dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji Kolmogorov Smornov
(K-S) adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai probabilitas nilai signifikansi > 0,05 berarti data residual
berdistribusi normal
b. Jika nilai probabilitas nilai signifikansi < 0,05 berarti data residual
tidak berdistribusi normal
3.4.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variable bebas (indepnden). Multikolinearitas dalam
penelitian ini terlihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflaction Factor
(VIF). Dalam penelitian ini uji multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan
Variance Inflaction Factor (VIF) yang apabila memiliki nilai tolerance ≥ 0,05
atau sama dengan VIF ≤ 5 berarti model tersebut bebas dari multikolinearitas.
37
3.4.2.3 Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi yaitu dengan menggunakan uji
Durbin Watson. Uji Durbin Watson ini hanya digunakan untuk autokorelasi
tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intersep dalam
model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel penjelas.
Hipotesis yang diuji adalah:
Ho: tidak ada gejala autokorelasi positif pada model (r = 0)
Ha: ada gejala autokorelasi positif pada model (r ≠ 0)
Sumber : Ghozali (2016)
3.4.2.4 Uji Heteroskedastitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Uji
heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji Glejser. Jika variabel
independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada auto korelasi, positif atau negatif
Tolak
No Decision
Tolak
No Decision
Tidak Tolak
0 < d < dl
dl ≤ d ≤ du
4-dl < d < 4
4-du ≤ d ≤ 4-dl
du < d < 4-du
38
indikasi terjadi heterokedastisitas. Apabila probabilitas sigifikansinya di atas
kepercayaan 5%, dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
heterokedastisitas (Ghozali, 2016).
3.5 Pengujian Hipotesis
3.5.1 Analisis Regresi
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel
dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel
penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-
rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui (Gujarati, 2003). Untuk menguji hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier.
Model regresi yang digunakan dapat dirumuskan dengan persamaan
sebagai berikut:
a. Model Regresi 1: Pengaruh intellectual capital (VAICTM
) terhadap market
to book value (M/B)
M/B = β0 + β1 VAICTM
+ β2 LNasset + ε
b. Model Regresi 2: Pengaruh intellectual capital (VAICTM
) terhadap return
on assets (ROA)
ROA = β0 + β1 VAICTM + β2 LNasset + ε
c. Model Regresi 3: Pengaruh intellectual capital (VAICTM
) terhadap asset
turnover (ATO)
ATO = β0 + β1 VAICTM + β2 LNasset + ε
39
Hipotesis dalam penelitian ini adalah menguji apakah kinerja intellectual capital
berpengaruh signifikan terhadap market valuation, profitabilitas, dan produktivitas
perusahaan. Analisis regresi digunakan untuk menguji hipotesis ini. Pengujian
yang digunakan dalam analisis ini adalah uji koefisien determinasi (R2), uji
signifikansi simultan (uji statistik F), dan uji signifikansi parameter individual (uji
statistik t).
3.5.1.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel independen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan
nilai adjusted R2 pada saat mengeveluasi mana model regresi terbaik. Tidak
seperti R2, nilai adjusted R
2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2016).
3.5.1.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016). Cara untuk mengetahuinya yaitu
dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila F hitung
40
lebih besar daripada nilai F tabel, maka hipotesis alternative diterima artinya
semua variabel independen secara bersama-sama dan signifikan mempengaruhi
variabel dependen. Selain itu juga dapat dilihat berdasarkan probabilitas. Jika
probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (α) maka variabel independen
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.5.1.3 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t dalam penelitian ini adalah untuk menentukan signifikansi koefisien
variabel independen dalam memprediksi variabel dependen. Tingkat signifikansi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05. Penolakan atau penerimaan
hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi (sig) lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak.
2. Jika nilai signifikansi (sig) lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis tidak dapat
ditolak.
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal intelektual terhadap
kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2012-2016. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Variabel modal intelektual (VAIC) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap market value (M/B) Hal ini menunjukkan bahwa ssemakin baik
pengelolaan dan pemanfaatan modal intelektual maka akan meningkatkan
value added yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai pasar
perusahaan.
2. Variabel modal intelektual (VAIC) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas (ROA). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi nilai
modal intelektual sebuah perusahaan maka profitabilitas perusahaan
tersebut semakin meningkat.
3. Variabel modal intelektual (VAIC) berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap produktivitas (ATO). Hal ini berarti bahwa semakin
70
tinggi nilai modal intelektual sebuah perusahaan maka produktivitas
perusahaan tersebut semakin rendah.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:
1. Sampel penelitian yang digunakan oleh penelitian ini hanya perusahaan -
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan
menerbitkan laporan tahunannya secara berturut-turut dari tahun 2012-
2016, akibatnya hasil dari penelitian ini tidak berlaku untuk perusahaan-
perusahaan dari sektor lain dan kurang mempresentasikan kondisi terkini
perekonomian global.
2. Penelitian ini menggunakan penilaian modal intelektual hanya pada satu
metode saja, yaitu metode VAIC. Metode VAIC hanya menilai
berdasarkan pengaruh hubungan antara human capital, capital employed,
dan structural capital dalam menciptakan nilai.
5.3 Saran
Peneliti memiliki beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi
penelitian-penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Penelitian selanjutnya disarankan menambah sampel penelitian lebih
dengan menjadikan semua jenis sektor perusahaan agar hasil dapat
mempresentasikan kondisi terkini perekonomian global.
71
2. Pengaruh modal intelektual dapat menggunakan metode selain VAIC agar
hasilnya dapat diperbandingkan dan mempertimbangkan proksi indicator-
indikator lainnya dalam menentukan nilai perusahaan seperti Tobin’s dan
Market to Book Value sehingga memungkinkan hasil yang lebih luas.
72
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Sawarjuwono dan Kadir. 2003. Intellectual Capital Disclosure
Commitment: Myth or Reality. Journal of Intellectual Capital, Vol.13,
No. 1, pp.39-56
Amitava Mondal, Santanu Kumar Ghosh, (2012) "Intellectual capital and
financial performance of Indian banks", Journal of Intellectual Capital,
Vol. 13 Issue: 4, pp.515-530
Biserka Komnenic, Dragana Pokrajčić. 2012. "Intellectual capital and corporate
performance of MNCs in Serbia", Journal of Intellectual Capital, Vol. 13
Issue: 1, pp.106-119
Cahyadi Putra, I Gede. 2012. Pengaruh Modal Intelektual pada Nilai Perusahaan
Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Humanika. Vol. 2. No. 1.
Chen, M.C.,S.J Cheng dan Y. Hwang. 2005. An Empirical Investigation of the
Relationship Between Intellectual Capital and Firm Market Value and
Financial Performance. Journal of Intellectual Capital, Vol. 6 No. 2 pp
159-176.
Daniel Andriessen, Marien van den Boom. 2007. East is East, and West is West,
and (n)ever its intellectual capital shall meet. Journal of Intellectual
Capital, Vol. 8 Issue: 4, pp.641-652
Darmawan, Mulyo dan Toro, Juan Suam. 2012. The Impact Of Intellectual
Capital On Banks Go Public’s Market Value And Financial Performance
Listed In Indonesia Stock Exchange (IDX). Jurnal Fokus Manajerial, Vol.
11, No. 2, 2012: 164 – 182
Dimitrios Maditinos, Dimitrios Chatzoudes, Charalampos Tsairidis, Georgios
Theriou, (2011) "The impact of intellectual capital on firms' market value
and financial performance", Journal of Intellectual Capital, Vol. 12 Issue:
1, pp.132-151
Dunamis Organization Services, www.dunamis.co.id, diakses pada tanggal 24
Oktober 2017
Fadri, Zainal dan Wahidahwati. 2016. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
73
Profitabilitas Dan Produktivitas Pada Perbankan Syariah Di Indonesia.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 11, November 2016
Faza, Fardin Muhammad dan Hidayah, Erna. 2014. Pengaruh Intellectual Capital
Terhadap Profitabilitas, Produktivitas, Dan Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).
EKBISI, Vol. VIII, No. 2, Juni 2014, hal. 186 – 199
Firer, S. and S.M William. 2003. Intellectual Capital and Traditional Measures
of corporate performance. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4
No.3 pp 348-360.
Fitriyeni, Radhiyatul and Yurniwati. 2014. The Analysis of Intellectual Capital
Performance of Islamic Bank in Indonesia. Global Journal of Business
and Social Science Review 2 (4) 53 – 60.
Gan, K dan Z. Saleh. 2008. Intellectual Capital and Corporate Performance
of Technology-Intensive Companies: Malaysian Evidence. .Asian
Journal of Business and Accounting. Vol 1. No. 1. Pp. 113-130
Ghozali, Imam. 2016. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 23”. BP: UNDIP
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain,
Jakarta: Erlangga
Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi 1
Cetakan ke-12. Jakarta: Rajawali Pers
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Pernyataan Standar akuntansi No. 19. Jakarta:
Salemba Empat.
Indonesia-Investments, https://www.indonesia-investments.com/news/todays-
headlines/indonesia-aseaneconomic-communityaecintroduction/item6386?
diakses pada tanggal 1 Oktober 2017
International Federation of Accountants. 1998. The Measurement and
management of Intellectual Capital. Diakses online di: www.ifac.org,
diakses pada 24 Oktober 2017)
Kuryanto, B. dan Syafruddin, M. 2008. Pengaruh Modal Intelektual Terhadap
Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 11 (SNA 11), 23-24
Juli 2008
Mahesh Joshi, Daryll Cahill, Jasvinder Sidhu, Monika Kansal. 2013. "Intellectual
74
capital and financial performance: an evaluation of the Australian financial
sector", Journal of Intellectual Capital, Vol. 14 Issue: 2, pp.264-285
Mahfoudh Abdulkarem Al-Musali, Ku Nor Izah Ku Ismail. 2016. "Cross-country
comparison of intellectual capital performance and its impact on financial
performance of commercial banks in GCC countries", International
Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management, Vol. 9
Issue: 4, pp.512-531
Mohammad Alipour, (2012) "The effect of intellectual capital on firm
performance: an investigation of Iran insurance companies", Measuring
Business Excellence, Vol. 16 Issue: 1, pp.53-6
Organization of Economic Co-operation Development, www.oecd.org, diakses
pada tanggal 2 Oktober 2017
Pirjo Ståhle, Sten Ståhle, Samuli Aho. 2011. "Value added intellectual
coefficient (VAIC): a critical analysis", Journal of Intellectual Capital,
Vol. 12 Issue: 4, pp.531-551
Pulic, Ante. 1998. Measuring The Performance of Intellectual Potential in
Knowledge Economy. 2nd McMaster Word Congress on Measuring and
Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for Intellectual
Potential
Pulic, Ante. (2004) "Intellectual capital – does it create or destroy value?",
Measuring Business Excellence, Vol. 8 Issue: 1, pp.62-68,
Purnomosidhi, Bambang. 2006. Praktik Pengungkapan Modal Intelektual pada
Perusahaan Publik di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 9, No.1,
1-20.
Ross, Stephen A., Westerfield Randolph W., Hordan Bradford D., Lim Joseph,
Tan Ruth. 2015. Pengantar Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat
Sangkala. 2006. Intellectual Capital Management: Strategi Baru Membangun
Daya Saing Perusahaan. Jakarta: YAPENSI
Sembiring, Seniwati. 2008. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kebijakan
Pendanaan terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Bisnis Properti di
Bursa Efek Indonesia. Tesis Universitas Sumatera Utara Medan
Santosa, T. Elisabeth Cintya dan Setiawan, Rony. 2007. Modal Intelektual dan
Dampaknya bagi Keberhasilan Organisasi. Jurnal Manajemen Vol 7, No 1
(2007) page. pp. 1-15
Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Bandung: PT Gelora Aksara
Pratama.
75
Solikhah, B., H. A. Rohman dan W. Meiranto. 2010. Implikasi Intellectual capital
Terhadap Financial Performance, Growth, dan Market Value; Studi
Empiris Dengan Pendekatan Simplistic Specification. Simposium Nasional
Akuntansi XII. Purwokerto: 13-14 Oktober.
Stewart, T.A. (2002). Intellectual Capital (Modal Intelektual): Kekayaan Baru
Organisasi. Jakarta: PT Elex Media Komputind
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suhendra, Euphrasia Susy. 2015. The Influence of Intellectual Capital on Firm
Value towards Manufacturing Performance in Indonesia. International
Conference On Eurasian Economies 2015.
Sunarto dan Budi, Agus Prasetyo. 2009. Pengaruh Leverage, Ukuran Dan
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas. TEMA Vol 6 Edisi 1,
Maret 2009 hal 86 – 103.
Ulum, I., I. Ghozali dan A Chariri. 2008. Intellectual Capital dan Kinerja
Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least
Squares. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XI.
Pontianak: 23-24 Juli
Ulum, I. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta:
Graha Ilmu
World Economic Forum, https://www.weforum.org/reports/the-global-
competitiveness-report-2016-2017-1 , diakses pada tanggal 1 Oktober
2017
Vincenzo Scafarto, Federica Ricci, Francesco Scafarto, (2016) "Intellectual
capital and firm performance in the global agribusiness industry: The
moderating role of human capital", Journal of Intellectual Capital, Vol. 17
Issue: 3, pp.530-552
Yudianti, N. 2000. Pengungkapan Modal Intelektual Untuk Meningkatkan
Kualitas Keterbukaan Pelaporan Keuangan. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi.Vol.2 No.3.
Zarei, Ameneh., Shamszadeh, Bagher., and Zarei, Zhale. 2014. Journal of Money
and Economy Vol. 9, No.4 Fall 2014
Zeghal, Daniel dan A. Maloul. 2010. “Analysing value added as an indicator of
intellectual capital and its consequences on company performance”.
Journal of Intellectual Capital, Vol. 11, No. 1, pp. 39-60.