Page 1
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN STRUKTUR
MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PADA INDEKS LQ 45 PERIODE 2009-2016
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Dicky Hermawan
NIM: 1113081000010
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2017 M
Page 2
i
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN STRUKTUR MODAL
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA INDEKS LQ 45
PERIODE 2009 – 2016
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
DICKY HERMAWAN
NIM : 1113081000010
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM
NIDN. 03110658 04
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2017 M
Page 3
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 11 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Dicky Hermawan
2. NIM : 1113081000010
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Modal Intelektual dan Struktur Modal Terhadap
Nilai Perusahaan Pada Indeks LQ 45 Periode 2009-2016
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 April 2017
1. Amalia, SE., MSM. (_________________________)
NIP. 19740821 200901 2 005 Penguji I
2. Supriyono, SE., MM (_________________________)
NIP. 197201112014111001 Penguji II
Page 4
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 28 September 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Dicky Hermawan
2. NIM : 1113081000010
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Modal Intelektual dan Struktur Modal Terhadap
Nilai Perusahaan Pada Indeks LQ 45 Periode 2009-2016
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 September 2017
1. Ela Patriana, MM. (…………………………)
NIP. 19690528 200801 2 010 Ketua
2. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM (…………………………)
NIDN. 03110658 04 Sekretaris
3. Dr. Taridi Kasbi Ridho, MBA (...………………………)
NIDN. 2004 1070 02 Penguji Ahli
4. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM (………………………..)
NIDN. 03110658 04 Pembimbing I
Page 5
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : Dicky Hermawan
2. NIM : 1113081000010
3. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
4. Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu
mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan
sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab
atas karya ini.
Apabila di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya
dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan,
ternyata memang ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan
diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang
berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 19 Agustus 2017
Dicky Hermawan
Page 6
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Dicky Hermawan
2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/09 Juli 1995
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Wibawa mukti II rt
03 rw 05 Jatisari asih
Jatiasih, Bekasi
6. No Handphone : 081310459145
7. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. 2001 – 2007 : SD Negeri 03 Pagi
2. 2006 – 2009 : SMP Negeri 228 Jakarta
3. 2009 – 2012 : SMA Taman Madya 1 Jakarta
4. 2012 – 2017 : UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota HMJ Manajemen Divisi Olahraga (2013-
2014)
2. Anggota Divisi Analisis Saham Laboratorium Pasar
Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis periode (2014-
2015)
3. Anggota Divisi Control Internal DEMA Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2015-2016)
Page 7
vi
ABSTRACT
This research was aimed to find out the influence of intellectual capital and
capital structure to firm value. This study examined the relationship of intellectual
capital variables is Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human
Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (STVA), variable of capital
structure measured by Debt to Equity Ratio (DER), and variable of firm value is
Price to Book Value (PBV). Population in this research is company that included
in index LQ 45 period 2009-2016. Data analysis using multiple regression method
and sample selection in this study using purposive sampling method with the
number of samples of 18 companies.
The result of the research shows that Value Added Capital Employed (VACA),
Value Added Human Capital (VAHU), and Debt to Equity Ratio (DER) influence
significantly to Price to Book Value (PBV), while Structural Capital Value Added
(STVA) significantly influence Price to Book Value (PBV). The results showed that
simultaneously Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human
Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (STVA) and Debt to Equity Ratio
(DER) had significant effect on Price to Book Value (PBV).
Keywords: Intellectual Capital, Capital Structure, Firm Value
Page 8
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal intelektual dan
struktur modal terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menguji hubungan variabel
intellectual capital yaitu Value Added Capital Employed (VACA), Value Added
Human Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (STVA), variabel
struktur modal diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) dan variabel nilai
perusahaan diukur dengan Price to Book Value (PBV). Populasi dalam penelitian
ini adalah perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45 periode 2009-2016.
Analisis data menggunakan metode regresi berganda dan pemilihan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 18 perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Value Added Capital Employed
(VACA), Value Added Human Capital (VAHU), dan Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh secara signifikan terhadap Price to Book Value (PBV), sedangkan
variabel Structural Capital Value Added (STVA) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Price to Book Value (PBV). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara simultan Value Added Capital Employed (VACA), Value Added
Human Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (STVA) dan Debt to
Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value (PBV).
Kata Kunci : Intellectual Capital, Struktur Modal, Nilai Perusahaan
Page 9
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Segalapujibagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Modal Intelektual dan Struktur Modal Terhadap NIlai Perusahaan Pada
Indeks LQ 45 Periode 2009 - 2016”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah
kepada junjungan Nabi Muhammaad SAW, Sang Teladan yang telah membawa
kita kezaman kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna
meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis
haturkan atas anugerah berupa kelancaran dan kemudahan dari Allah SWT yang
diberikan kepada penulis. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Sugiono dan Sugiyanti yang telah memberikan
motivasi dan dukungan baik moril maupun materil dan do’a terbaiknya yang
tiada henti untuk kesuksesan penulis.
2. Kakak-Kakak ku Feri dan Rudi yang telah menyemangati dan memberikan
motivasi serta do’a terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syari fHidayatullah Jakarta.
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si Selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Ibu Ela Patriana, Ir., MM selaku Wakil Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Bapak Taridi Kasbi Ridho, MBA selaku dosen penasihat akademik yang telah
banyak memberikan banyak arahan selama perkuliahan
7. Ibu Dr. Pudji Astuty, SE., M.M selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan
Page 10
ix
mengarahkan penulis. Selain itu juga, selalu memberikan motivasi dan ilmu
yang bermanfaat bagi penulis.
8. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
banyak memberikan ilmu-ilmu kepada penulis.
9. Seluruh staf Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
10. Sahabat terkasih Citra Aulia Widyanti yang selalu ada untuk membantu dan
memberikan support dari awal sampai akhir dalam penulisan skripsi ini.
11. Sahabat Management Touring Community, terimakasih sudah menjadi sahabat
seperjuangan yang sangat baik dalam mendengarkan keluh-kesah penulis di
masa kuliah.
12. Sahabat seperjuangan skripsi IP 4 Irfan Fachrezy, Rio, Deni, Burhan, Sandi dan
Faiz terimaksih telah memberikan support untuk selama ini.
13. Teman-teman jurusan Manajemen Angkatan 2013.
14. Teman-teman KKN BERSATU, terimakasih atas kenangan indahnya selama
KKN dan telah mengajarkan penulis bagaimana arti berjuang.
15. Pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 19 Agustus 2017
Dicky Hermawan
Page 11
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI........................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………………….....v
ABSTRACT…………………………………………….………………….............vi
ABSTRAK………………………………………………………………….........vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....x
DAFTAR TABEL……………………………………………………………......xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………........xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xiv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………11
A. Landasan Teori ....................................................................................... 11
1. Stakeholder Theory .......................................................................... 11
2. Resource Based Theory .................................................................... 13
B . Tinjauan Literatur................................................................................... 13
1 . Intellectual Capital........................................................................... 13
2. Struktur Modal ................................................................................. 24
3. Nilai Perusahaan............................................................................... 27
C. Keterikatan Antara Variabel Penelitian ................................................. 32
D. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 35
E. Kerangka pemikiran ............................................................................... 43
F. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 44
BAB III METODELOGI PENELITIAN………………………………………... 45
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 45
Page 12
xi
B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 45
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 47
D. Metode Analisis Data ............................................................................. 47
1. Analisis statistik Deskriptif .............................................................. 48
2. Pemilihan Model Data Panel ............................................................ 49
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 50
4. Analisis Regresi Data Panel ............................................................. 53
5. Uji Hipotesis .................................................................................... 54
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 56
1. Variabel Independen ........................................................................ 56
2. Variabel Dependen ........................................................................... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………... 61
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 61
B. Analisis Deskriptif ................................................................................. 67
C. Pemilihan Model Data Panel .................................................................. 69
D. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 71
1. Uji Normalitas .................................................................................. 71
2. Uji Multikolinearitas ........................................................................ 72
3. Uji Autokorelasi ............................................................................... 73
4. Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 74
E. Analisis Regresi Data Panel ................................................................... 75
F. Uji Hipotesis .......................................................................................... 77
1. Uji Signifikansi Simultan (Ujit F) .................................................... 77
2. Uji Signifikan Parsial (Uji T) ........................................................... 78
3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)............................................... 82
G. Interprestasi Hasil Penelitian.................................................................. 82
BAB V PENUTUP……………………………………………………………….88
A. Kesimpulan ............................................................................................ 88
B. Saran ....................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 91
LAMPIRAN .......................................................................................................... 94
Page 13
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kerangka Kerja Pengklasifikasian Intellectual Capital………………..17
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu…………………………………………………...35
Tabel 3.1 Penentuan Sampel Penelitian…………………………………………..45
Tabel 4.1 Perkembangan pasar Modal....................................................................62
Tabel 4.2 Sampel Data Penelitian...........................................................................66
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Peneltian...................................................67
Tabel 4.4 Hasil Uji Chow…………………………………………………………69
Tabel 4.5 Uji Hausman...........................................................................................70
Tabel 4.6 Uji Multikoliearitas…………………………………………………….72
Tabel 4.7 Uji Autokorelasi……………………………………………………….73
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi dengan Conchrane-orcutt............................................74
Tabel 4.9 Uji Heteroskedastisitas...........................................................................75
Tabel 4.10 Analisis Regresi Linear Berganda........................................................76
Tabel 4.11 Uji F (Simultan)....................................................................................78
Tabel 4.12 Parsial (Uji T).......................................................................................79
Tabel 4.13 Koefisien Determinasi………………………………………………..82
Page 14
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pergerakan harga LQ 45……………………………………………...7
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran…………………………………………………42
Gambar 3.1 Proses Penentuan Sampel...................................................................44
Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera.............................................71
Page 15
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan…………………………………………94
Lampiran 2 : Data Rincian Data Perusahaan 2009-2016...………………………95
Lampiran 3 : Hasil Data yang telah diolah menggunakan Eviews 9…………...113
Page 16
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berkembang pesatnya ekonomi indonesia membuat persaingan pelaku
pebisnis pun semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk mengubah cara mereka
dalam menjalankan strategi bisnisnya. Tujuan utama berdirinya sebuah
perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimalkan nilai
perusahaan (value of the firm) (Salvatore, 2005 dalam mandalika 2016). Nilai
perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi
akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham and
Gapensi, 2006 dalam mandalika 2016). Semakin tinggi harga saham semakin
tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para
pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran
pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan
dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari
keputusan investasi, pendanaan (financing), keuntungan, penjualan, serta
manajemen aset.
Indikator dalam mencerminkan nilai perusahaan dalam penelitian ini
adalah Price Book Value (PBV) yang merupakan perbandingan dari harga
suatu saham dengan nilai buku. PBV yang tinggi akan membuat pasar percaya
atas prospek perusahaan ke depan. PBV juga dapat menunjukan seberapa jauh
sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan dengan jumlah
modal yang diinvestasikan oleh perusahaan. Perusahaan yang baik memiliki
Page 17
2
PBV diatas 1, semakin tinggi PBV mencerminkan harga saham yang tinggi
dibandingkan nilai buku per lembar saham. Semakin tinggi harga saham,
semakin berhasil perusahaan dalam menciptakan nilai bagi para pemegang
sahamnya (Simanungkalit, 2015).
Hal ini tidak lepas dari pendanaan suatu modal perusahaan yang ingin
mengembangkan perusahaan nya menjadi lebih besar. Perusahaan memiliki
berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar perusahaan. Penadanaan perusahaan dari luar dapat berasal dari
kreditur (hutang), penerbitan surat hutang, maupun pendanaan yang bersifat
penyertaan dalam bentuk saham.
Struktur modal berkaitan dengan jumlah hutang dan modal sendiri yang
digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Struktur modal yang efektif
mampu menciptakan perusahaan dengan keuangan yang kuat dan stabil.
Bersamaan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat di bidang pasar
modal dan tersedianya dana dari para calon investor yang berminat
menginvestasikan modalnya, struktur modal telah menjadi salah satu faktor
pertimbangan yang cukup penting. Hal ini terkait dengan resiko dan
pendapatan yang akan diterima. Dalam melihat struktur modal perusahaan,
investor tidak dapat dipisahkan dari informasi perusahaan berupa laporan
keuangan yang dikeluarkan setiap tahunnya. Para investor akan melakukan
berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk menanamkan modalnya
pada perusahaan melalui informasi yang salah satunya berasal dari laporan
keuangan perusahaan.
Page 18
3
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan
struktur modal terhadap nilai perusahaan. Teori ini menjelaskan bahwa
kebijakan pendanaan perusahaan dalam menentukan bauran antara hutang dan
ekuitas yang bertujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Setiap
keputusan pendanaan mengharuskan manajer keuangan untuk dapat
mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber – sumber dana yang akan
dipilih.
Dalam penelitian ini rasio keuangan yang digunakan untuk
menganalisis struktur modal adalah rasio solvabilitas. Rasio solvabilitas atau
leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Fahmi, 2013). Solvabilitas
menelaah mengenai struktur modal perusahaan termasuk sumber dana jangka
panjang dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban investasi
dan utang jangka panjangnya. Untuk mengukurnya digunakan Debt to Equity
Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan faktor risiko yang dihadapi investor.
Semakin tinggi rasio DER mengakibatkan risiko finansial perusahaan
semakin tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi harga saham dan volume saham
suatu perusahaan.
Namun, pendanaan modal perusahaan tidak hanya berfokus pada
kepemilikan aktiva berwujud, tetapi juga berfokus pada inovasi, sistem
informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya manusia yang dimilikinya
(aset tak berwujud). Aset tidak berwujud ini berfokus pada ilmu pengetahuan
yang diakui sebagai komponen esensial bisnis dan sumber daya strategis yang
Page 19
4
lebih sustainable (berkelanjutan) untuk memperoleh dan mempertahankan
keunggulan kompetitif yang dimiliki para pelaku bisnis. Bahkan pengetahuan
telah menjadi bagian dalam pengembangan suatu bisnis. Salah satu
pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran knowledge asset
(aset pengetahuan) tersebut adalah intellectual capital yang telah menjadi
fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi,
sosiologi maupun akuntansi.
Di Indonesia penjelasan mengenai aset yang tak berwujud dapat
ditemukan di dalam Penyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.19
(revisi 2000). Menurut PSAK No.19, aset tidak terwujud adalah aset non
meter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta
dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang dan
jasa, disewakan kepada lainya, atau untuk tujuan administratif.
Perhatian pelaku bisnis terhadap pengelolaan intellectual capital
beberapa tahun terakhir ini semakin besar. Hal ini disebabkan adanya
kesadaran bahwa intellectual capital merupakan landasan bagi perusahaan
untuk unggul dan bertumbuh. Kesadaran ini antara lain ditandai dengan
semakin seringnya istilah knowledge based company muncul dalam wacana
bisnis. Istilah tersebut ditujukan terhadap perusahaan yang lebih
mengandalkan pengelolaan intellectual capital sebagai sumber keunggulan
dan pertumbuhan jangka panjangnya.
Page 20
5
Knowledge based company adalah perusahaan yang diisi oleh
komunitas yang memiliki pengetahuan, keahlian, dan keterampilan.
Komunitas ini memiliki kemampuan belajar, daya inovasi, dan kemampuan
problem solving yang tinggi. Ciri lainnya adalah perusahaan ini lebih
mengandalkan knowledge dalam mempertajam daya saingnya, hal ini
digambarkan dengan semakin mengecilnya investasi yang dialokasikannya
untuk physical goods, sementara untuk soft factor mendapat alokasi investasi
yang semakin besar.
Dalam sistem manajemen yang berbasis pengetahuan ini, maka modal
yang konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan
aktiva fisik lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang
berbasis pada pengetahuan dan teknologi. Dengan menggunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi maka akan dapat diperoleh bagaimana cara
menggunakan sumber daya lainnya secara efisien dan ekonomis, yang
nantinya akan memberikan keunggulan bersaing (Sawurjuwono dan Kadir,
2003).
Purnomoshidi (2006) menemukan bahwa rata-rata jumlah atribut IC
yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia
sebesar 56%. Persentase ini menggambarkan bahwa perusahaan publik telah
memiliki kesadaran terhadap arti penting IC bagi peningkatan keunggulan
kompetitif, meskipun cara pengungkapan IC belum sistematis sesuai dengan
kerangka kerja yang ada serta praktik pengungkapan IC diantara perusahaan
masih bervariasi.
Page 21
6
Menurut Pulic (1998) tujuan utama dalam ekonomi yang berbasis
pengetahuan adalah untuk menciptakan value added, sedangkan untuk
mendapatkan value added dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical
capital (yaitu dana-dana keuangan) dan intelectual potential (dipresentasikan
oleh karyawan dengan segala potensi dan kemampuan yang melekat pada
mereka) dan menyatakan bahwa Value Added Inteleectual Capital (VAIC)
menunjukan bagaimana kedua sumber daya tersebut (physical capital dan
intelectual potential) telah secara efisien dimanfaatkan oleh perusahaan.
Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 tahun 2009-2014. Peneliti
memilih indeks LQ 45 karena indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham pilihan
yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan serta memiliki likuiditas
tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar. Indeks LQ 45 berisi 45 saham yang
disesuaikan setiap enam bulan (awal bulan Februari dan Agustus). Indeks LQ
45 diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama likuiditas transaksi
adalah transaksi di pasar reguler. Indeks LQ 45 bertujuan untuk menyediakan
sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer
investasi, investor dan pemerhati pasar modal dalam memonitor pergerakan
harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan.
Page 22
7
Gambar 1.1
Pergerakan harga LQ 45
Sumber: data diolah dari IDX
Dapat dilihat pada gambar 1.1 pergerakan harga saham pada indeks LQ
45 dari tahun 2009 hingga tahun 2016 mengalami peningkatan yang cukup
signifikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan berfokus pada
pengaruh modal intelektual dan struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Modal intelektual yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pulic Value
Added Inteleectual Capital (VAIC) berupa Value Added Capital Employed
(VACA), Value Added Human Capital (VAHU), dan Structural Capital Value
Added (STVA). Maka dari itu, peneliti tertarik untuk menjawab uraian di atas
dalam bentuk karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “PENGARUH
MODAL INTELEKTUAL DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA INDEKS LQ 45 PERIODE 2009 – 2016”
498.29
661.38 673.51735.04 711.13
898.58
792.03
884.62
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
Des '09 Des '10 Des '11 Des '12 Des '13 Des '14 Des '15 Des '16
LQ 45
Page 23
8
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dan sistematis, dengan mengacu pada
latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Value Added Capital Employed (VACA) terhadap
nilai perusahaan pada ideks LQ 45 periode 2009 – 2016 ?
2. Bagaimana pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap
nilai perusahaan pada ideks LQ 45 periode 2009 – 2016 ?
3. Bagaimana pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap
nilai perusahaan pada ideks LQ 45 periode 2009 – 2016 ?
4. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada ideks
LQ 45 periode 2009 – 2016 ?
5. Bagaimana Value Added Capital Employed (VACA), Value Added
Human Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (STVA), dan
Struktur Modal berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan
pada ideks LQ 45 periode 2009 – 2016 ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengukur pengaruh Value Added Capital Employed (VACA)
terhadap nilai perusahaan pada indeks LQ 45 periode 2009 – 2016
2. Untuk mengukur pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap
nilai perusahaan pada indeks LQ 45 periode 2009 – 2016
Page 24
9
3. Untuk mengukur pengaruh Structural Capital Value Added (STVA)
terhadap nilai perusahaan pada indeks LQ 45 periode 2009 – 2016
4. Untuk mengukur pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada
indeks LQ 45 periode 2009 – 2016
5. Untuk mengukur pengaruh Value Added Capital Employed (VACA), Value
Added Human Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (STVA),
dan Struktur Modal secara simultan terhadap nilai perusahaan pada ideks
LQ 45 periode 2009 – 2016
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi peneliti untuk
menambah pengetahuan, khususnya pengetahuan yang sifatnya empiris
mengenai faktor-faktor penentu nilai perusahaan di LQ 45.
2. Manfaat Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penilitian diharapkan dapat menjadi referensi untuk para peneliti
selanjutnya, yang berminat untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh
intellectual capital terhadap nilai perusahaan di LQ 45.
3. Manfaat Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber tambahan referensi
informasi kepada manajemen perusahaan sebagai bahan pertimbangan
dalam melakukan keputusan penerapan intellectual capital di perusahaan
untuk dapat menciptakan nilai perusahaan.
Page 25
10
4. Manfaat Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan dasar pertimbangan
dalam pengambilan keputusan sebelum melakukan investasi dengan
mengukur kinerja intellectual capital yang selanjutnya dapat digunakan
untuk menilai perusahaan.
Page 26
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Stakeholder Theory
Berdasarkan theory stakeholder, manajemen organisasi
diharapkan untuk melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh
stakeholder mereka dan melaporkan kembali aktivitas-aktivitas
tersebut kepada para stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa
seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi tentang
bagaimana aktivitas organisasi mempengaruhi mereka (sebagai
contoh melalui sponsorship, inisiatif pengamanan dan lain-lain),
bahkan ketika mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi
tersebut dan bahkan ketika mereka tidak dapat secara langsung
memainkan peran yang konstruktif dalam kelangsungan hidup
organisasi (Deegan, 2004)
Lebih lanjut Deegan (2004) menyatakan bahwa teori
stakeholder menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihi
kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan
bahwa organisasi akan memilih secara sukarela mengungkapkan
informasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan intelektual mereka,
melebihi dan di atas permintaan wajibnya, untuk memenuhi ekspektasi
sesungguhnya atau diakui oleh stakeholder.
Tujuan utama dari theory stakeholder adalah untuk membantu
Page 27
12
manajer korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan
melakukan pengelolaan dengan lebih efektif di antara keberadaan
hubungan-hubungan di lingkungan perusahaaan mereka. Namun
demikian, tujuan yang lebih luas dari theory stakeholder adalah untuk
menolong manajer korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak
aktifitas-aktifitas mereka, dan meninimalkan kerugian- kerugian bagi
stakeholder
2. Resource Based Theory
Resources Based Theory (RBT) adalah suatu teori yang
membahas mengenai sumber daya yang dimiliki perusahaan dan
bagaimana perusahaan tersebut dapat mengolah dan memanfaatkan
sumber daya yang dimilikinya dengan baik (Bontis, 2000). Teori ini
menjelaskan bahwa kinerja perusahaan yang baik menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam penggunaan yang efektif dan efisien
dari aset berwujud maupun tak berwujud yang dimiliki oleh
perusahaan atau intellectual ability. RBT dapat menjelaskan bahwa
perusahaan dengan kemampuan mengelola intellectual capital
dengan maksimal dalam hal ini seluruh sumber daya yang dimiliki
perusahaan, baik karyawan (human capital), aset fisik (physical
capital) maupun structural capital dapat menciptakan nilai bagi
perusahaan tersebut. Asumsi dari teori ini adalah bagaimana
perusahaan mendapatkan nilai tambah (value added) dengan
mengelola sumber daya yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan
Page 28
13
perusahaan. Penciptaan nilai tambah bagi perusahaan akan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
B . Tinjauan Literatur
1 . Intellectual Capital
a . Definisi Intellectual Capital
Definisi mengenai intellectual capital di Indonesia, secara
tidak langsung telah di singgung pada PSAK No. 19 revisi 2000
mengenai intangible assets sebagai berikut :
“Intangible asset atau aktiva tidak berwujud adalah aktiva
non moneter yang dapat di identifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik.”
Menurut Nurhayati (2017) Intellectual capital adalah asset
tak berwujud yang memegang peran penting dalam meningkatkan
daya saing perusahaan dan juga dimanfaatkan secara efektif untuk
meningkatka n keuntungan perusahaan.
Menurut Sangkala (2006) mendefinisikan Intellectual
Capital sebagai hasil dari proses transformasi pengetahuan atau
pengetahuan itu sendiri yang di transformasikan dalam aset yang
bernilai bagi perusahaan. Setiap organisasi menempatkan materi
intelektual dalam bentuk aset dan sumber daya, perspektif dan
kemampuan eksplisit dan tersembunyi, data, informasi,
pengetahuan, dan kebijakan.
Menurut Gozali dan Saarce (2014) intellectual capital
Page 29
14
sebagai keseluruhan dimensi dari perusahaan, yaitu relasi dengan
pelanggan, tenaga kerja perusahaan dan prosedur pendukung yang
diciptakan dengan adanya inovasi, modifikasi pengetahuan saat
ini, transfer ilmu pengetahuan dan pembelajaran yang
berkelanjutan yang akhirnya dapat meningkatkan kinerja dan nilai
perusahaan.
b. Komponen Intellectual Capital
Menurut Sawarjuwono dan Kadir (2003) intellectual capital
dibentuk dalm tiga komponen bentuk yaitu:
1) Human Capital (modal manusia)
Human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual. Di
sinilah sumber inovasi dan improvement, namun merupakan
komponen yang sulit untuk diukur. Human capital juga
merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat
berguna, ketrampilan, dan kompetensi dalam suatu organisasi
atau perusahaan. Human capital mencerminkan kemampuan
kolekif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang
ada dalam perusahaan tersebut. Human capital akan meningkat,
jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang
dimiliki oleh karyawannya. Human capital antara lain terdiri
dari: pendidikan, pengetahuan, know-how dan kompetensi yang
berhubungan dengan pekerjaan, kualifikasi kejuruan, semangat
Page 30
15
kewirausahaan, kemampuan reaktif, inovatif, proaktif, dan
kemampuan merubah.
2) Structural Capital atau Organizational Capital (modal
organisasi)
Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau
perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan
strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk
menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja
bisnis secara keseluruhan, misalnya; sistem operasional
perusahaan, proses manufakturing, budaya organisasi, filosofi
manajemen, dan semua bentuk intellectual property yang
dimiliki perusahaan. Seorang individu dapat memiliki tingkat
intelektualitas yang tinggi, tetapi jika organisasi memiliki
sistem dan prosedur yang buruk maka intellectual capital tidak
dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi yang ada
tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
3) Relational Capital atau Customer Capital (modal pelanggan)
Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang
memberikan nilai secara nyata. Relational capital merupakan
hubungan yang harmonis/association network yang dimiliki
oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari
pemasok yang handal dan berkualitas, berasal dari pelanggan
yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang
Page 31
16
bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan
pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Relational
capital dapat muncul dari berbagai bagian di luar lingkungan
perusahaan yang dapat menambah nilai bagi perusahaan
tersebut. Relational capital antara lain terdiri dari: merk,
pelanggan, loyalitas pelanggan, nama perusahaan, jaringan
distribusi, kolaborasi bisnis, perjanjian lisensi, kontrak yang
menguntungkan dan perjanjian franchise.
c. Pengukuran Intellectual Capital
Metode pengukuran intellectual capital menurut Tan et.,al
(2009) dalam Ulum (2009) dapat dikelompokkan ke dalam dua
kategori, yaitu pengukuran non moneter dan pengukuran moneter.
Hartono (2001) dalam Ulum (2009) menguraikan beberapa
keunggulan menggunakan pengukuran non moneter dalam
mengukur intangible assets perusahaan. Keunggulan tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Pengukuran secara non moneter akan mudah menunjukan unsur-
unsur yang membangun intellectual capital dalam perusahaan,
sedangkan secara moneter hal itu akan sulit dilakukan.
2) Pengaruh internal development dalam pembentukan intellectual
capital tidak dapat diukur dengan pengukuran atribut moneter.
3) Pengkapitalisasian biaya menjadi aset akan mengakibatkan
adanya manipulasi terhadap laba.
Page 32
17
Tabel 2.1 di bawah ini memberikan ilustrasi kerangka kerja
pengklasifikasian IC yang diringkas oleh Brennan dan Connell
(2000), Petty dan Guthrie (2000), dan Pulic (1998) dalam Ulum
(2009). Model prinsip dalam frameworks ini adalah Balanced
Scorecard (Kaplan dan Norton, 1992), the value platform (Petrash,
1996), the intangible asseets monitor (Sveiby, 1997), dan VAIC™
(Pulic, 1998). Model terakhir (VAIC™) yang dijadikan acuan dalam
penelitian ini dan dijabarkan secara lebih detail setelah tabel
dibawah ini.
Tabel 2.1
Kerangka Kerja Pengklasifikasian Intellectual Capital
Dikembangkan
Oleh
Kerangka
Kerja
Klasifikasi
Kaplan dan
Norton (1992)
Balanced
Scorecard
Internal process
perspectives
Customer perspectives
Learning and growth
perspectives
Financial perspectives
Haanes dan
Lowendahl
(1997)
Classification
of Resources
Competence Relational
Page 33
18
Lowendahl
(1997)
Classification
of Resources
Competence Relational
Sveiby (1997) Intangible
Asset Monitor
Internal structure
External structure
Competence of personnel
Edvinsson dan
Malone (1997)
Skandia Value
Scheme
Human capital
Structural capital
Customer Capital
Petrash (1996) Value Platform Human capital
Customer capital
Organisational capital
Danish
Confederation
of Trade Unions
(1999)
Three
categories of
“Knowledge”
People
System
Market
Pulic (1998)
VAIC™
Efficiency of human capital Structural capital efficiency Capital employed efficiency
Sumber: Brennan dan Connell (2000), Petty dan Guthrie (2000),
dan Pulic (1998) dalam Ulum (2009)
Metode VAICTM yang dikembangkan oleh Pulic (1998),
didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation
efficiency dari aset berwujud (tangible assets) dan aset tidak
berwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan. VAICᵀᴹ
Page 34
19
merupakan instrumen untuk mengukur kinerja intellectual capital
perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk
dilakukan, karena dikontruksi dari akun-akun dalam laporan
keuangan perusahaan (neraca, laba rugi).
Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk
menciptakan value added. Value Added (VA) adalah indikator
paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation).
VA dihitung sebagai selisih antara output dan input. Output
merupakan seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan
input merupakan seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh
pendapatan kecuali beban karyawan.
Hal penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan
(labour expenses) tidak termasuk di dalam input. Karena peran
aktifnya dalam proses value creation, intellectual potential (yang
direpresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai
biaya (cost) dan tidak masuk dalam komponen input. Karena itu,
aspek kunci dalam model Pulic adalah memperlakukan tenaga kerja
sebagai entitas penciptaan nilai (value creating entity).
Value added (VA) intellectual capital dipengaruhi oleh tiga
komponen, yaitu Human Capital (HC), Capital Employed (CE), dan
Structural Capital (SC). Value Added Human Capital (VAHU)
mengindikasikan kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan nilai
Page 35
20
bagi perusahaan dari dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja
tersebut. Value Added of Capital Employed (VACA) adalah
indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical
capital. Pulic (1998) mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE
menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan yang
lain, berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CE
(dana yang tersedia).
Sedangkan Structural Capital Value Added (STVA)
menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan
nilai. STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 rupiah dari VA, dan merupakan indikasi bagaimana
kontribusi SC dalam penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang
independen sebagaimana HC, ia dependen terhadap value creation
(Pulic, 1998). Artinya semakin besar kontribusi HC dalam value
creation, maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut.
SC adalah VA dikurangi HC. Selanjutnya dalam menentukan
besarnya nilai Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)
adalah dengan menambahkan semua hasil Value Added Human
Capital (VAHU), Value Added Capital Employed (VACA), dan
Structural Capital Value Added (STVA) yang telah diperoleh.
Secara lebih ringkas, formulasi dan tahapan perhitungan
VAICᵀᴹ yang dikembangkan oleh Pulic (1998) dalam Ulum (2009)
adalah sebagai berikut:
Page 36
21
Tahap Pertama: Menghitung Value Added (VA) :
VA dihitung sebagai selisih antara output dan input.
Dimana:
Output : total penjualan dan pendapatan
Input : beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain beban
karyawan).
Tahap Kedua: Menghitung Value Added Capital Empoyed
(VACA)
VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu
unit dari physical capital. Rasio ini menunjukan kontribusi yang
dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.
Di mana:
VACA = Value Added Capital Employed : rasio dari VA terhadap
CE.
VA = Value Added
VA = Output - Input
VACA = VA / CE
Page 37
22
CE = Capital Employed : dana yang tersedia (ekuitas, laba
bersih)
Tahap Ketiga: Menghitung Value Added Human Capital
(VAHU)
VAHU menujukan berapa banyak VA yang dapat dihasilkan
dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini
menunjukan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi.
Di mana:
VAHU = Value Added Human Capital : rasio dari VA terhadap
HC.
VA = Value Added
HC = Human Capital : beban karyawan.
Tahap Keempat: Menghitung Structural Capital Value Added
(STVA)
Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana
keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
VAHU = VA / HC
Page 38
23
Di mana:
STVA = Structural Capital Value Added : rasio dari SC terhadap
VA.
SC = Structural Capital : VA - HC
VA = Value Added
Tahap Kelima: Menghitung Value Added Intelectual
Coefficient (VAICTM)
VAICTM mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi
yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance
Indicator). VAICTM merupakan penjumlahan dari 3 komponen
sebelumnya yaitu: VACA, VAHU, dan STVA.
Keunggulan metode VAICTM adalah karena data yang
dibutuhkan relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis
perusahaan. Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio
tersebut adalah angka-angka keuangan yang standar yang umumnya
tersedia dari laporan keuangan perusahaan. Alternatif pengukuran
IC lainnya terbatas hanya menghasilkan indikator keuangan dan
non-keuangan yang unik yang hanya untuk melengkapi profil suatu
STVA = SC / VA
VAICᵀᴹ = VACA + VAHU + STVA
Page 39
24
perusahaan secara individu. Indikator-indikator tersebut, khususnya
indikator non-keuangan, tidak tersedia atau tidak tercatat oleh
perusahaan yang lain (Tan et al., 2007 dalam Ulum, 2009).
Konsekuensinya, kemampuan untuk menerapkan pengukuran IC
alternatif tersebut secara konsisten terhadap sampel yang besar dan
terdivesifikasi menjadi terbatas.
2. Struktur Modal
a. Definisi Strukur Modal
Menurut Sjahrial (2008:179) mendefinisikan struktur modal
merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman
(hutang jangka pendek yang bersifat permanen, dan hutang jangka
panjang) dengan modal sendiri (saham preferen dan saham biasa).
Definisi lain Menurut Fahmi (2013) Struktur modal
merupakan gambaran dari bentuk proporsi financial perusahaan
yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka
panjang (long term liabilities) dan modal sendiri (shareholders’
equity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan.
Menurut Keown, et al (2005:85) dalam Ta’dir, et al (2014),
struktur modal (capital structure) adalah perpaduan sumber dana
jangka panjang long-term sources of funds yang digunakan
perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
memaksimilisasi kekayaan pemehang saham, manajer keuangan
Page 40
25
harus dapat menilai struktur modal dan memahami hubunganya
dengan risiko, hasil atau pengembalian nilai.
Dari beberapa pandangan tersebut dapat dikatakan bahwa
struktur modal merupakan merupakan bagian dari struktur keuangan
perusahaan yang mengulas tentang cara perusahaan mendanai
aktivanya dengan sumber internal maupun eksternal yang tercermin
pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri dalam
menciptakan suatu komposisi dari hutang dan modal usaha yang
paling tepat dan paling menguntungkan dari segi hutang dan modal
usaha yang paling tepat dan paling menguntungkan dari segi
keuangan. Manajer keuangan harus mencari bauran pendanaan
(Financing Mix) yang tepat agar tercapai struktur modal yang
optimal yang secara langsung akan mempengaruhi nilai perusahaan.
b. Komponen Struktur Modal
Menurut Kasmir (2009) struktur modal perusahaan secara
umum terdiri atas beberapa komponen, antara lain :
1) Modal sendiri
Modal sendiri pada dasarnya merupakan modal yang berasal dari
pemilik perusahaan yang tertanam di dalam perusahaan untuk
waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu, modal
sendiri ditinjau dari sudut likuiditas yang merupakan dana
jangka panjang yang tidak tertentu waktunya. Modal sendiri
dapat berasal dari keuntungan kegiatan operasioanal perusahaan,
Page 41
26
juga dapat berasal dari pemilik perusahaan itu diluar kegiatan
operasional perusahaan yang kerap kali modal seperti ini adalah
merupakan bentuk penyertaan modal sebagai bukti kepemilikan
seseorang di dalam suatu perusahaan.
2) Modal asing atau hutang jangka panjang
Modal asing atau hutang jangka panjang merupakan hutang yang
jangka waktunya panjang dan umumnya lebih dari 10 tahun.
Modal asing merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan
yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi
perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang
yang pada saatnya harus dibayar kembali.
c. Pengukuran Struktur Modal
Menurut George Foster (1996) dalam Fahmi (2013) ada
beberapa rasio yang representatif untuk dipergunakan dalam
struktur modal (capital structure) salah satunya adalah debt to
equit ratio (DER). Menurut Kasmir (2009) debt to equity ratio
adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan
ekuitas. Rasio ini dihitung dengam cara membandingkan antara
seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.
Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan.
Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Bagi
Page 42
27
bank (kreditor), semakin besar rasio ini akan semakin tidak
menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang
ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan.
Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan
semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin
tinggi tingkat pendanaan yang diesdiakan pemilik dan semakin
besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian
atau penyusutan terhadap nilai aktiva (Kasmir, 2009). Analisis
debt to equity ratio penting karena digunakan untuk mengukur
tingkat penggunaan utang sebagai sumber pembiayaan
perusahaan yang mencakup kewajiban lancar maupun utang
jangka panjang, dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.
Maka dari itu, rasio debt to equity ratio dipilih untuk digunakan
sebagai indikator dalam mengukur struktur modal. Berikut
adalah formula dari debt to equity ratio:
3. Nilai Perusahaan
a. Definisi Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah nilai pasar dari utang dan ekuitas
perusahaan (Arthur J.Keown et.al, 2010) nilai perusahaan
merupakan pandangan investor atau pasar terhadap sebuah
perusahaan yang kerap tercermin dari harga sahamnya, atau dengan
DER = Total Debt / Total Equity
Page 43
28
kata lain sebuah perusahaan dengan harga saham yang tinggi
merupakan sebuah perusahaan yang memiliki nilai baik bagi
investor.
Masalahnya adalah bahwa indikator tradisional tentang
keberhasilan bisnis, seperti peningkatan pendapatan, arus kas, laba,
penguasaan pasar, dan kempemimpinan teknologi sesungguhnya
tidak mampu menyediakan informasi apakah perusahaan benar-
benar menciptakan nilai bagi pemilik dan pemegang saham atau
belum. Hanya ketika suatu perusahaan mampu menghasilkan
sesuatu yang lebih dari sumber daya yang diinvestasi, maka kita
dapat berbicara tentang penciptaan nilai.
Dalam konteks ini, kepentingan utama semua stakeholders
adalah bahwa strategi bisnis diarahkan pada pencapaian tujuan
tersebut (value creation) dan bahwa sistem pengukuran
mencerminkan kemampuan manajemen untuk mencapai tujuan
tersebut. Bagaimanapun, meningkatnya tekanan dan tanggung
jawab terhadap pemegang saham dan karyawan menyiratkan
perhatian kepada penciptaan nilai (value creation) sebagai suatu
ukuran baru tentang keberhasilan bisnis (riset yang dilakukan di
pasar modal membuktikan bahwa terdapat hubungan antara efisiensi
penciptaan nilai dan nilai pasar perusahaan).
Tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan kemampuan
perusahaan dalam jangka panjang, yang hanya akan dapat dicapai
Page 44
29
dengan investasi pada sumber daya intelektual (terutama pada
human capital, yang merupakan faktor kunci penciptaan nilai pada
bisnis modern) dan peningkatan mobilisasi dari potensi internal
perusahaan, terutama adalah intangible (Ulum, 2009).
Premis kunci untuk penciptaan nilai perusahaan adalah bahwa
semua kontribusi terhadap penciptaan nilai (value creation) namun
juga pembinasaan nilai (value destruction) dapat diukur tampa
kerancuan, yang sering kali memerlukan skema organisasi dan
indeks-indeks baru. Sebagai tambahan, proses perencanaan dan
pengambilan keputusan harus difokuskan pada upaya penciptaan
nilai. Untuk efektifitas pengendalian biaya, maka manajemen
eksekutif perlu bersama-sama dengan manajemen puncak
mengidentifikasi berbagai kemungkinan untuk terus meningkatkan
efisiensi penciptaan nilai. Melalui proses ini, semua potensial
inteketual yang berada di dalam perusahaan dapat dimoblisasi untuk
tujuan pencapaian nilai maksimum (baik untuk pemegang saham
maupun karyawan).
Teori modern mendefinisikan aktiva bisnis sebagai nilai
tambah (value added) dan kekayaan, yang jauh lebih kompleks
daripada sebelumnya. Untuk tujuan penciptaan laba, adalah penting
membangun hubungan dengan pelanggan ke tingkatan paling tinggi.
Lebih dari itu, adalah penting untuk menyadari bahwa format yang
terukur/berwujud (tangible form) dari penciptaan nilai (seperti:
Page 45
30
pendapatan, nilai tambah) adalah tergantung pada format yang tidak
terwujud (intangible form) dari penciptaan nilai (seperti:
peningkatan waktu dan efektivitas komunikasi, hubungan yang lebih
baik dengan pelanggan, membangun dan mempertahankan
reputasi).
Dalam penciptaan sebab akibat hubungan antara dua format
penciptaan nilai (tangible dan intangible form) harus dikatakan
bahwa salah satu tantangan utama bagi manajemen adalah
menciptakan kondisi yang akan membuka peluang generasi sukses
nilai intangible (seperti: pengetahuan layanan, pengalaman,
keuntungan, kecepatan, kualitas, kesan) dan transformasinya kepada
format tangible (seperti: pendapatan, laba, nilai tambah, pangsa
pasar, nilai pasar). Manajemen penciptaan nilai yang sistematik
didasarkan pada premis bahwa konsep ini melekat di dalam
perusahaan sebagai tujuan akhir bisnis. Penting untuk dipastikan
bahwa konsep “hidup” di semua tingkatan bisnis, pada aktifitas hari
ke hari, dirangsang, dihargai, diukur dan dikomunikasikan (Ulum,
2009).
b. Pengukuran Nilai Perusahaan
Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
nilai perusahaan antara lain:
Page 46
31
1) Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio menunjukkan berapa banyak jumlah uang
yang rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap
dolar laba yang dilaporkan (Brigham dan Houston, 2006:110).
Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana
pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh
earning per share nya. Price earning ratio menunjukkan hubungan
antara pasar saham biasa dengan earning per share.
2) Tobin’s Q
Tobin’s Q ditemukan oleh seorang pemenang hadiah nobel dari
Amerika Serikat yaitu James Tobin. Tobin’s Q adalah nilai pasar
dari aset perusahaan dengan biaya penggantinya: Menurut
konsepnya, rasio Q lebih unggul daripada rasio nilai pasar
terhadap nilai buku karena rasio ini fokus pada berapa nilai
perusahaan saat ini secara relatif terhadap berapa biaya yang
dibutuhkan untuk menggantinya saat ini. Dalam praktiknya, rasio
Q sulit untuk dihitung dengan akurat karena memperkirakan
biaya penggantian atas aset sebuah perusahaan bukanlah suatu
pekerjaan yang mudah (Margaretha, 2014:20).
3) Price to Book Value (PBV)
Komponen penting lain yang harus diperhatikan dalam analisis
kondisi perusahaan adalah Price to Book Value (PBV) yang
merupakan salah satu variabel yang dipertimbangkan seorang
Page 47
32
investor dalam menentukan saham mana yang akan dibeli. Untuk
perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya
rasio ini mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai
pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio
PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif
dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan.
Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas
prospek perusahaan kedepan. Hal itu juga yang menjadi
keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan yang
tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga
tinggi. Menurut (Brigham dan Houston, 2006:112), nilai
perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
C. Keterikatan Antara Variabel Penelitian
1. Pengaruh Value Added Capital Employeed (VACA) terhadap Nilai
Perusahaan
Berdasarkan Resources Based Theory (RBT), sebuah perusahaan
dipersepsikan sebagai kumpulan aset maupun kemampuan berwujud
dan tak berwujud (Firer and Williams, 2003). Teori ini menjelaskan
bahwa nilai perusahaan yang baik menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam penggunaan aset berwujud maupun tak berwujud
yang dimiliki oleh perusahaan atau intellectual ability secara efektif dan
PBV = Harga pasar Saham / Nilai buku per
lembar saham
Page 48
33
efisien. Dalam teori stakeholder, pasar akan memberikan nilai yang
lebih tinggi terhadap perusahaan dengan penggunaan asset maksimal.
Menurut Pramelasari, (2010) perusahaan yang mampu mengelola
asset perusahaan secara maksimal akan mampu menciptakan value
added dan berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan.
Penelitian Diwaf dkk, (2012) menunjukkan adanya pengaruh yang
positif dan siginifikan antara VACA dan nilai perusahaan. Hal tersebut
didukung oeh penelitian Firer dan Williams, (2003) yang menunjukkan
bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara VACA dengan
nilai perusahaan.
2. Pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap Nilai
Perusahaan
Menurut Tan et.,al (2007) VAHU menunjukkan berapa banyak
value added yang dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk
tenaga kerja. Berdasarkan konsep RBT, agar dapat menciptakan nilai,
maka perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Perusahaan juga harus dapat mengelola sumber daya manusia dengan
maksimal sehingga menciptakan value added bagi perusahaan. Dalam
teori stakeholder, value added akan berpengaruh terhadap peningkatan
nilai perusahaan.
Penelitian Pramelasari, (2010) menunjukkan adanya pengaruh
yang positif antara VAHU dan nilai perusahaan. Perusahaan dengan
nilai VAHU yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal
Page 49
34
tersebut didukung oleh penelitian Chan et.,al (2005) yang menunjukkan
bahwa VAHU berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
3. Pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap Nilai
Perusahaan
Menurut Ulum, (2009) Structural Capital meliputi semua non-
human storehouse of knowledge perusahaan, seperti: database,
organizational charts, process manuals, strategies, routines, dan segala
hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari nilai materialnya.
Dalam teori RBT, perusahaan yang mampu memenuhi kebutuhan proses
rutinitas dan struktur yang mendukung usaha karyawan untuk
menghasilkan kinerja bisnis dan kinerja intelektual yang optimal akan
menciptakan value added bagi perusahaan. Hal ini sejalan dengan teori
stakeholder, dimana value added akan berpengaruh terhadap
peningkatan nilai perusahaan. Penelitian Pramelasari, (2010)
menunjukkan bahwa STVA berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Hal tersebut didukung oleh penelitian Chan et.,al (2005)
yang menunjukkan bahwa STVA berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Namun penelitian tersebut bertolak belakang dengan
penelitian Diwaf dkk., (2012) dimana STVA tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
4. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Hermuningsih (2013) Struktur modal yang menunjukkan
perbandingan antara modal eksternal jangka panjang dengan modal
Page 50
35
sendiri, merupakan aspek yang penting bagi setiap perusahaan karena
mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan.
Perusahaan yang memiliki aktiva berwujud cukup besar, cenderung
menggunakan hutang dalam proporsi yang lebih besar dibandingkan
dengan perusahaan dengan aktiva tak berwujud besar meskipun yang
terakhir ini memiliki kesempatan tumbuh lebih baik. Ini mudah
dipahami karena perusahaan yang hanya memiliki good will namun
tidak didukung oleh aktiva berwujud yang cukup, sulit diprediksi
prospek kinerjanya.
Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007), kebijakan hutang
(diukur dengan debt to equity ratio) dan ukuran perusahaan (diukur
dengan total aset) berpengaruh positif dan signifikan terhadap price
book value.
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak dilakukan untuk
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan. Berikut
adalah rincian dari penelitian tersebut:
Tabel 2.2
Pnelitian Terdahulu
No
Peneliti dan
Judul
Variabel
Perbedaan
Hasil
Penelitian
1
I Gede Cahyadi
Putra (2012)
Variabel
independen
VAICTM
Variabel
independen
DER
Hasil
penelitian
menunjukkan.
Page 51
36
NO Peneliti dan
Judul
Variabel Perbedaan
Hasil
Penelitian
meneliti
tentang
pengaruh
modal
intelektual pada
nilai
perusahaan
perbankan.
(VACE,
VAHC,
VASC).
Variabel
dependen
price to book
value (PBV).
Uji Hipotesis
Analisis
multiple
regression.
Variabel
dependen
Tidak ada
Uji Hipotesis
Tidak ada
bahwa modal
intelektual
berpengaruh
positif pada
nilai
perusahaan
2 Nuryaman
(2015) meneliti
tentang The
Influence of
Intellectual
Capital on The
Firm’s Value
with The
Financial
Performance as
Intervening
Variable.
Variabel
independen
Value added
Capital
Employed
(VACA),
Value added
Human
Capital
(VAHU),
Structural
Capital Value
added
(STVA).
Variabel
dependen
nilai
perusahaan
yang diwakili
PBV.
Variabel
Intervening
kinerja
keuangan
yang diukur
dengan ROE,
ROA, NPM.
Variabel
independen
DER
Variabel
dependen
PBV
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa: (a)
modal
intelektual
memiliki efek
positif
terhadap nilai
perusahaan;
(b) modal
intelektual
memiliki
dampak
positif pada
profitabilitas;
dan (c)
penelitian
telah
menunjukkan
bahwa
profitabilitas
berfungsi
sebagai
variabel
intervening
dalam
hubungan
kausal antara
modal
Page 52
37
intelektual
dan nilai
perusahaan.
3 Ta’dir Eko
Prasetia,
Parengkuan
Tommy, Ivone
S. Saerang
(2014) meneliti
tentang
Struktur Modal,
Ukuran
Perusahaan,
dan Risiko
Perusahaan
Terhadap Nilai
Perusahaan.
Variabel
independen
DER, Total
Aset, Beta.
Variabel
dependen
nilai
perusahaan
yang diwakili
PBV.
Variabel
independen
VAICTM
(VACE,
VAHC,
VASC).
Variabel
dependen
Tidak ada
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa secara
simultan
seluruh
variabel
independen
dalam
penelitian ini
berpengaruh
signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
Stuktur modal
mempunyai
pengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
ukuran
perusahaan
mempunyai
pengaruh
positif
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
risiko
perusahaan
mempunyai
pengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
4 Sherly Octavia
S, Edi
Sukamanto,
Variabel
independen
Intellectual
capital dan
Variabel
independen
Hasil yang
diperoleh
dalam
Page 53
38
dan Sri Fadilah.
(2015).
“Pengaruh
Intellectual
Capital dan
Struktur Modal
terhadap
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
(Studi Empiris
pada
Perusahaan
Perbankan
Sektor
Perbankan
yang terdaftar
di BEI tahun
2010-2014)”
Struktur
modal
Variabel
dependen
Kinerja
Keuangan.
Variabel
dependen
PBV
penelitian ini
adalah bahwa
terdapat
pengaruh
yang
signifikan
positif antara
Intellectual
Capital
dengan
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
dan Struktur
Modal juga
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
positif
terhadap
Kinerja
Keuangan
Perusahaan.
5
Irina
Berzkalne,
Elvira Zelgalve
(2015) meneliti
tentang
Intellectual
capital and
company value.
Variabel
independen
VAICTM
(HCE, SCE,
CEE).
Variabel
dependen
nilai
perusahaan
yang diwakili
Tobin’s Q.
Variabel
independen
DER
Variabel
dependen
PBV
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
peningkatan
modal
intelektual
harus
meningkatkan
nilai
perusahaan.
namun
empiris hasil
oleh penulis
lain tidak
konsisten, dan
penelitian ini
diperoleh
hasil yang
beragam juga.
Page 54
39
NO Peneliti dan
Judul
Variabel
Perbedaan Hasil
Penelitian
Ada statistik
hubungan
yang
signifikan dan
positif antara
modal
intelektual
dan nilai
perusahaan
bagi
perusahaan di
Latvia dan
Lithuania,
sedangkan
korelasi
tersebut tidak
diamati untuk
perusahaan di
Estonia.
6
Harahap
(2014),
Pengaruh
Intellectual
Capital
terhadap
Nilai
Perusahaan
Dengan Kinerja
Keuangan
sebagai
Variabel
Intervening
Pada
Perusahaan
Real Estate
yang terdaftar
di
BEI tahun
2010-2012
Variabel
independen
Intellectual
Capital
(VAIC):
Value
Added Capital
Employed
(VACA),
Value
Added Human
Capital
(VAHU),
Structural
Capital
Value Added
(STVA)
Variabel
dependen
Nilai pasar
perusahaan
(PBV
dan PER)
Variabel
independen
DER
Variabel
dependen
Intellectual
Capital
berpengaruh
terhadap nilai
pasar
perusahaan
Intellectual
Capital
berpengaruh
terhadap
kinerja
keuangan
Kinerja
keuangan
mampu
memediasi
hubungan
antara
Intellectual
Capital
terhadap
nilai pasar
perusahaan.
Page 55
40
NO Peneliti dan
Judul
Variabel
Perbedaan Hasil
Peneltian
Variabel
Intervening
Kinerja
keuangan
(ROA dan
EPS)
7. Firer dan
Williams,
(2003)
Intellectual
Capital and
Traditional
Measures of
Corporate
performance
Independen: Intellectual Capital (VAIC): Capital Employed (CEE), Human Capital (HCE), Structural
Capital (SCE)
Dependen:
profitability
(ROA),
productivity
(ATO), dan
market
valuation
(M/B)
Kontrol:
Size,
Leverage,
ROE, dan
Industry
Type
Independen:
DER
Dependen:
PBV
CEE dan HCE
berpengaruh
negatif
terhadap
productivity
(ATO).
CEE
berpengaruh
positif
terhadap
market
valuation
(M/B)
HCE tidak
Berpengaruh
terhadap
market
valuation
(M/B)
dan
profitability
(ROA).
SCE tidak
berpengaruh
terhadap
profitability
(ROA),
productivity
(ATO),
maupun
market
valuation
(M/B).
Ketiga
komponen
Intellectual
Page 56
41
Capital (CEE,
HCE, dan
SCE)
tidak
berpengaruh
terhadap
kinerja
keuangan
(ROA).
8. Pramelasari,
(2010)
Pengaruh
Intellectual
Capital
terhadap
Nilai Pasar
Perusahaan
dan Kinerja
Keuangan
Perusahaan
Independen:
Intellectual
Capital
(VAIC):
Value
Added Capital
Employed
(VACA),
Value
Added Human
Capital
(VAHU),
Structural
Capital
Value Added
(STVA), RD,
dan
AD.
Dependen:
Market-to-
Book
Value
(MtBV),
Return on
Equity
(ROE), Return
on
Assets (ROA),
dan
Employeed
Productivity
(EP)
Independen:
DER
Dependen:
PBV
VACA
berpengaruh
negatif
terhadap
nilai
perusahaan.
Sedangkan
VAHU dan
STVA
Berpengaruh
positif
terhadap
nilai
perusahaan
VACA
berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
keuangan.
Sedangkan
VAHU dan
STVA
berpengaruh
negatif
terhadap
kinerja
keuangan
9. Chan et.,al.,
(2005)
Intelectual
capital and
Independen:
Intellectual
Capital
Independen:
DER
Dependen:
Intellectual
Capital
berpengaruh
terhadap nilai
Page 57
42
Performanc
e in Causal
Models
(VAIC):
Value
Added Capital
Employed
(VACA),
Value
Added Human
Capital
(VAHU),
Structural
Capital
Value Added
(STVA), RD,
dan
AD.
Dependen:
Kinerja
keuangan
(ROA dan
ROE).
PBV pasar dan
kinerja
keuangan
R&D
berpengaruh
terhadap
kinerja
perusahaan
10. Tan et.,al
(2007)
Intellectual
Capital and
Financial
Returns of
Comapanies
Independen:
Intellectual
Capital
(VAIC):
Value
Added Capital
Employed
(VACA),
Value
Added Human
Capital
(VAHU),
Structural
Capital
Value Added
(STVA).
Dependen:
Kinerja
keuangan
(ROE, EPS,
dan
ASR).
Independen:
DER
Dependen:
PBV
Intellectual
Capital
berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
perusahaan,
baik
masa kini
maupun
masa
mendatang.
Kontribusi
Intellectual
Capital
terhadap
kinerja
perusahaan
berbeda
berdasarkan
jenis
industrinya
Page 58
43
E. Kerangka pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Page 59
44
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran di atas,
maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Ho : βx1 = 0 tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara VACA
terhadap nilai perusahaan
Ha : βx1 ≠ 0 terdapat pengaruh secara signifikan antara VACA terhadap
nilai perusahaan
2. Ho : βx2 = 0 tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara VAHU
terhadap nilai perusahaan
Ha : βx2 ≠ 0 terdapat pengaruh secara signifikan antara VAHU terhadap
nilai perusahaan
3. Ho : βx3 = 0 tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara STVA
terhadap nilai perusahaan
Ha : βx3 ≠ 0 terdapat pengaruh secara signifikan antara STVA terhadap
nilai perusahaan
4. Ho : βx4 = 0 tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara DER
terhadap nilai perusahaan
Ha : βx4 ≠ 0 terdapat pengaruh secara signifikan antara DER terhadap
nilai perushaan
Page 60
45
Sumber : Olahan Penulis, 2017
Gambar 3.1
Proses Penentuan Sampel
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun
tidak langsung antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh dari variabel independen yaitu intellectual capital dan
struktur modal terhadap variabel dependen yang dalam penelitian ini adalah
nilai perusahaan,
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mepunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61).
Sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan dan bukan populasi itu
sendiri. Sehingga, sampel tersebut sudah bisa mewakili adanya populasi
dalam penelitian tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
yang termasuk dalam indeks LQ 45 periode 2009 sampai 2016.
Populasi Emiten yang
terdaftar di BEI
Laporan Keuangan Emiten
Selama Periode 2009-2016
Emiten Indeks LQ 45
Page 61
46
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling. Tujuan dilakukannya metode purposive sampling adalah
untuk menghindari adanya ambiguitas yang disampaikan oleh informasi-
informasi tersebut. Artinya pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu, yaitu antara lain:
1. Merupakan perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 pada 2009
sampai tahun 2016
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan berturut-turut
selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2016
3. Mempublikasikan laporan keuangan yang tercantum dalam Indonesia
Stock Exchange (IDX) dan The Indonesia Capital Market Institute
(TICMI) secara rutin dalam mata uang Negara Republik Indonesia
(rupiah) selama periode 2009-2016.
4. Memiliki ketersediaan informasi atau ketersediaan data yang
digunakan oleh peneliti.
Tabel 3.1
Penentuan Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah Perusahaan
1 Perusahaan yang secara konsisten
terdaftar di indeks LQ 45 pada 2009-
2016
24
2 Perusahaan yang memenuhi kriteria 18
5 Total sampel penelitian dari tahun 2009-
2016 (selama 8 tahun)
18 x 8 = 144
Sumber: Data diolah, 2017
Page 62
47
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumenter, karena data yang dikumpulkan berupa data sekunder.
Data tersebut berupa laporan keuangan perusahaan periode 2009-2016. Data
tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia di
http://www.idx.co.id. Selain itu juga dilakukan penelusuran berbagai jurnal,
karya ilmiah, artikel dan berbagai buku referensi sebagai sumber data dan
acuan dalam penelitian ini. Data penunjang lainya diperoleh dari Indonesia
Capital Market Directory (ICMD).
D. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknis
analisis kuantitatif, yaitu analisis kuantitatif dilakukan dengan cara
mengkuantifikasikan data- data penelitian sehingga menghasilkan informasi
yang dibutuhkan dalam analisis.
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi yang perhitungannya menggunakan eviews 9. Regresi
digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Analisis regresi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi data panel karena variabel independen
yang digunakan lebih dari satu variabel. Metode analisis regresi data panel
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji asumsi
klasik, uji estimasi model regresi, dan uji hipotesis.
Page 63
48
1. Analisis statistik Deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis yang dilakukan
dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian data-data
tersebut diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif
diperoleh gambaran yang jelas mengenai topik ataupun masalah yang
diteliti. Selain itu, dalam (Sugiyono, 2010: 29) menyatakan bahwa
statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan mebuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Analisis statistik deskriptif yang digunakan terdiri atas:
a. Mean (nilai rata-rata)
Digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata data yang diamati.
Meskipun mean sering digunakan untuk mengetahui nilai
kecenderungan dari suatu pengamatan, tetapi mean memiliki
kelemahan yaitu rentan terhadap gangguan dari data outliers.
b. Maximum (nilai tertinggi)
Digunakan untuk mengetahui nilai tertinggi dari data yang
diamati.
c. Minimum (nilai terendah)
Digunakan untuk mengetahui nilai terendah dari data yang
diamati.
Page 64
49
d. Standar Deviasi
Digunakan untuk mengetahui variabilitas dan penyimpangan
teradap nilai rata-rata.
2. Pemilihan Model Data Panel
Untuk mengestimasi parameter model data panel, terdapat beberapa
model yaitu:
a. Model Efek Tetap (Fixed Effect Model)
Model ini mengasumsikan bahwa ada variabel-variabel yang
tidak semuanya masuk dalam persamaan model sehingga
memungkinkan adanya intersep yang tidak konstan, dimana intersep
ini memiliki kemungkinan untuk berubah pada setiap individu dan
waktu.
b. Model Efek Random (Random Effect Model)
Berbeda dengan model efek tetap, pada model efek random,
perbedaan antara individu atau waktu dicerminkan lewat error.
Model ini juga memperhitungkan bahwa gangguan memiliki
kemungkinan berkorelasi sepanjang urut waktu dan cross section.
c. Model Common-Constant (The Pooled OLS method)
The Pooled OLS merupakan model yang paling sederhana
untuk mengestimasi parameter model data panel. Model ini
mengkombinasikan data cross section dan time series (unit waktu)
sebagai satu kesatuan. Untuk mengestimasi model data panel,
metode ini biasanya menggunakan Ordinary Least Sqaure.
Page 65
50
Langkah-langkah untuk penelitian model data panel dapat
dilakukan dengan:
1) Estimasi dengan Model Efek Tetap (Fixed Effect Model)
Uji Chow (Pooled OLS atau Fixed Effecr Model)
Hipotesis = H0 = The Pooled OLS Method lebih baik
H1 = Fixed Effect Model lebih baik
Tolak H0 jika p-value < 0,05, maka H1 diterima dsn sebaliknya
2) Estimmasi dengan Common-Constant (The Pooled OLS Method)
Uji Lagrange Multiplier (Pooled OLS atau Random Effect Model)
Hipotesis = H0 = The Pooled OLS Method lebih baik
H1 = Random Effect Model lebih baik
Tolak H0 jika p-value < 0,05, maka H1 diterima dan sebaliknya
3) Estimasi dengan Model Efek Random (Random Effect Model)
Uji Hausman (Random Effect Model atau Fixed Effect Model)
Hipotesis : H0 = Random Effect Model
H1 = Fixed Effect Model
Tolak H0 jika p-value < 0,05, maka H1 diterima
3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji
kelayakan atas model untuk regresi yang digunakan dalam penelitian ini,
serta untuk menguji apakah persamaan regresi yang telah ditentukan
merupakan persamaan yang dapat menghasilkan estimasi yang tidak bias.
Page 66
51
Uji asumsi klasik terdiri atas:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi yang digunakan dalam penelitian memiliki variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Salah satu pengujian normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji jarque-Bera (J-B). Uji
normalitas Jarque-Bera adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui
apakah data dalam variabel yang dianalisis berdistribusi normal. Data
yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang
memiliki distribusi normal. Data yang berdistribusi normal artinya
data mempunyai sebaran yang merata sehingga benar-benar mewakili
populasi. Penerapan pada uji Jarque-Bera adalah bahwa jika
probabilitas lebih besar dari signifikansi, yaitu 0,05 atau probabilitas
> 0,05 yang berarti data yang akan diuji berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali,
2016). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara
variabel independen. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinearitas dalam model regresi Yaitu dapat dilihat dari
toleransi value dan variance inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini
mengukur variabilitas variabel independen menjadi variabel dependen
terikat dan di regresi terhadap variabel independen lainnya terikat dan
Page 67
52
di regresi terhadap variabel independen lainnya. Jadi, nilai toleran yang
rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 5 tolerance.
Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah nilai toleransi >0.10 atau sama dengan nilai
VIF < 5 (Ghozali, 2016)
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan kepengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah
yang terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisias.
Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
uji homogenitas varians-bartlett. Dalam (Gujarati, 2007: 95)
menyebutkan bahwa beberapa tes lain untuk uji
heteroskedastisitas,salah satunya adalah uji homogenitas varians
Bartlett. Pengambilan keputusan adanya heteroskedastisitas adalah:
1) Jika probabilitas varians Bartlett ≥ 0,05, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas
2) Jika probabilitas varians Bartlett < 0,05, maka terjadi
heteroskedastisitas
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode dengan
kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya. Untuk mendeteksi adanya gejala autokorelasi
Page 68
53
dapat menggunakan uji Durbin-Watson (D-W). Ada atau tidaknya
autokorelasi dapat dilihat dari ketentuan berikut:
1) Bila nilai D-W terletak diantara batas atas (Du) dan (4-Du), maka
koefisien korelasi adalah nol, berarti tidak ada autokorelasi
2) Bila nilai D-W lebih rendah daripada batas bawah atau
lowerbound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari
pada nol, berarti ada autokorelasi positif.
3) Bilai nilai D-W lebihbesar daripada (4-dl), maka koefisien
autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi
negatif.
4) Bilai nilai D-W terletak diantara batas atad (du) dan batas bawah
(dl) atau D-W terletak diantara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya
tidak dapat disimpulkan (Ghozali, 2016).
Jika terdapat Autokorelasi maka dapat diatasi dengan metode
Cohcrane-Orcutt untuk untuk kasus autokorelasi berbentuk ar(1) dan
nilai p diketahui. Teknik koreksi ini cukup sederhana dengan
menambahkan ar(1) pada baris paling belakang persamaan Regresi
(Fathurahman, 2012).
4. Analisis Regresi Data Panel
Penelitian ini diuji untuk dengan menggunakan model regresi
berganda (multiple regression). Model regresi berganda umumnya
digunakan untuk menguji dua atau lebih variabel independen terhadap
variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam
suatu persamaan linear, Regresi linear berganda merupakan teknik
pengujian hiptesis dengan menggunakan model persamaan yang dilakukan
Page 69
54
untuk melihat ada atau tidaknya hubungan dan pengaruh antara variabel-
variabel bebas atau variabel yang dinotasikan dengan X terhadap variabel
terikat atau variabel yang dinotasikan dengan Y.
Adapun model yang akan diuji dalam penelitian ini yang
dikembangkan berdasarkan variabel-variabel yang dipilih termasuk tanda
koefisien yang diharapkan sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε
Dimana:
Y = Price to Book Value (PBV)
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1 = Value Added Capital Employed (VACA)
X2 = Value Added Human Capital (VAHU)
X3 = Structural Capital Value Added (STVA)
X4 = Debt to Equity Ratio (DER)
ε = Standar Error
5. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi
variabel dependen (Ghozali, 2016). Uji F dikenal dengan ujji serentak
atau uji mode/uji anova, yaitu uji untuk melihat bagaimanakah
pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap
variabel terikatnya atau untuk menguji apakah model regresi yang kita
Page 70
55
buat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji distribusi F
dengan membandingkan antar nila F-tabel dan nilai F-hitung.
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan antara
nilai F-tabel dan nilai F-hitung sesuai dengan tingkat signifikansi α ≤
0,05 yang digunakan.
1) Jika F hitung > F tabel atau jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0
diterima
2) Jika F hitung < F tabel atau jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0
ditolak
b. Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji Statistik t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh 1 variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel independen (Ghozali, 2016). Pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan nilai t-tabel dan t-hitung sesuai dengan tingkat
signifikansi α ≤ 0,05 yang digunakan.
1) Jika t hitung > t tabel atau jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0
diterima
2) Jika t hitung < t tabel atau jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0
ditolak.
c. Koefisien Determinasi (R2
)
Menurut Ghozali, (2016) koefisien determinasi (Adjusted R²)
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi (R2)
Page 71
56
atau dibaca R square pada regresi linear sering diartikan sebagai
seberapa besar kemampuan semua variabel bebas dalam menjelaskan
carians variabelnya. Nilai koefisien determinasi adalah anatar 0
sampai dengan 1. Jika nilai R2
mendekati 1 maka dapat dikatakan
semakin kuat kemampuan variabel bebas dalam model regresi
tersebut dalam menerangkan variabel bebasnya, sebaliknya jika R2
mendekati 0 maka semakin lemah variabel bebas menerangkan
variabel-variabel terikat.
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2
akan
meningkat dimana tidak melihat variabel independen tersebut
berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Oleh
karena itu, penelitian ini menggunakan adjusted R2. Dengan
menggunakan nilai adjusted R2
dapat dievaluasi model regresi yang
terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai adjusted R
2 dapat naik turun
apabila satu variabel indepnden ditambahkan ke dalam model. Nilai
adjusted R2
dapat bernilai negatif walaupun yang dikehendaki adalah
bernilai positif. Dalam uji empiris nilai adjusted R2
yang negatif maka
nilai adjusted R2
dianggap bernilai 0.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Variabel Independen
Variabel independen, yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya
atau terpengaruhnya variabel terikat. Dalam penelitian ini, variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah intellectual capital
Page 72
57
VA = Output – Input
VACA = VA / CE
VAHU = VA / HC
STVA = (VA – HC) / VA
VAICᵀᴹ = VACA + VAHU + STVA
yang diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh Capital
Employed (VACA), Human Capital (VAHU), dan Structural Capital
(STVA).
a. Intellectual capital
Menurut Bontis (1998) modal intelektual adalah seperangkat tak
berwujud (sumber daya, kemampuan dan kompetensi) yang
menggerakkan kinerja organisasi dan penciptaan nilai.
Pengukuran intellectual capital dalam penelitian ini
menggunakan konsep value added yang dicetuskan oleh Pulic. Pulic
percaya bahwa metode pengukuran kinerja tradisional tidak cocok
untuk mengukur kinerja dalam konteks knowledge economy. Oleh
karena itu ia mengusulkan untuk menggunakan value added sebagai
indikator untuk mengukur kinerja dalam konteks knowledge economy.
Value added dihitung sebagai selisih antara output dan input (Pulic,
1999).
Berikut formulasi perhitungan VAICᵀᴹ berdasarkan pendapat Pulic:
Keterangan:
1) VAIC = Value Added Capital Coefficient
Page 73
58
2) VA = Value Added
3) VACA = Value Added Capital Employed
4) VAHU = Value Added Human Capital
5) STVA = Structural Capital Value Added
6) Output = Total Penjualan dan pendapatan
7) Input = Beban dan biaya-biaya, selain beban
karyawan.
8) CE = Capital Employed (ekuitas dan laba bersih)
9) HC = Human Capital (beban karyawan)
Dengan demikian, variabel independen dalam
penelitian ini adalah masing-masing komponen dari
intellectual capital dalam model VAIC yaitu, VACA, VAHU,
STVA.
b. Struktur Modal
Struktur modal merupakan merupakan bagian dari struktur
keuangan perusahaan yang mengulas tentang cara perusahaan
mendanai aktivanya dengan sumber internal maupun eksternal yang
tercermin pada hutang jangka panjang, dan unsur-unsur modal sendiri
dalam menciptakan suatu komposisi dari hutang dan modal usaha
yang paling tepat dan paling menguntungkan dari segi hutang dan
modal usaha yang paling tepat dan paling menguntungkan dari segi
keuangan. Manajer keuangan harus mencari bauran pendanaan
(Financing Mix) yang tepat agar tercapai struktur modal yang optimal
yang secara langsung akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Menurut George Foster (1996) dalam Fahmi (2013) ada
Page 74
59
beberapa rasio yang representatif untuk dipergunakan dalam struktur
modal (capital structure) salah satunya adalah debt to equit ratio
(DER). Menurut Kasmir (2009) debt to equity ratio adalah rasio yang
digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dihitung
dengam cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang
lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui
jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik
perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui
setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Berikut adalah formula dari debt to equity ratio:
2. Variabel Dependen
Variabel dependen, yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang
digunakan adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan menggambarkan
kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai bentuk
kepercayaan dari masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui proses
kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut
didirikan sampai pada saat ini. Nilai perusahaan merupakan persepsi
investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga
saham. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika
kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga
sahamnya, jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaannya
juga baik. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi.
DER = Total Debt / Total Equity
Page 75
60
Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin tinggi pula kemakmuran
pemegang saham. Nilai perusahaan dapat dilihat dari harga yang dibayar
investor atas sahamnya di pasar.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan Price
Book Value (PBV). PBV merupakan perbandingan dari harga suatu saham
dengan nilai buku. PBV yang tinggi akan membuat pasar percaya atas
prospek perusahaan ke depan. PBV juga dapat menunjukan seberapa jauh
sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan dengan jumlah
modal yang diinvestasikan oleh perusahaan. Perusahaan yang baik memiliki
PBV diatas 1, semakin tinggi PBV mencerminkan harga saham yang tinggi
dibandingkan nilai buku per lembar saham. Semakin tinggi harga saham,
semakin berhasil perusahaan dalam menciptakan nilai bagi para pemegang
sahamnya (Simanungkalit, 2015). Berikut adalah formula dari Price to Book
Value :
PBV = Harga pasar Saham / Nilai buku per
lembar saham
Page 76
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan
dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan,
bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami
kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang
dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada
pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan
operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal
pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia
dapat dilihat sebagai berikut:
Page 77
62
Tabel 4.1
Perkembangan pasar Modal
[Desember 1912]
Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia
oleh Pemerintah Hindia Belanda
[1914 – 1918] Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
[1925 – 1942]
Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan
Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
[Awal Tahun 1939]
Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup
[1942 – 1952]
Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang
Dunia II
[1956]
Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek
semakin tidak aktif
[1956 – 1977] Perdagangan di Bursa Efek vakum
[10 Agustus 1977]
Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.
BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana
Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga
ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai
emiten pertama
[1977 – 1987]
Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten
hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih
memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen
Pasar Modal
Page 78
63
[1987]
Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987
(PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi
perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan
investor asing menanamkan modal di Indonesia
[1988 – 1990]
Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas
bursa terlihat meningkat
[2 Juni 1988]
Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek
(PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan
dealer
[Desember 1988]
Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan
perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain
yang positif bagi pertumbuhan pasar modal
[16 Juni 1989]
Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT
Bursa Efek Surabaya
[13 Juli 1992]
Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai
HUT BEJ
[22 Mei 1995]
Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan
dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated
Trading Systems)
Page 79
64
[10 November 1995]
Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini
mulai diberlakukan mulai Januari 1996
[1995]
Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek
Surabaya
[2000]
Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading)
mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia
[2002]
BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak
jauh (remote trading)
[2007]
Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa
Efek Indonesia (BEI)
[02 Maret 2009]
Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa
Efek Indonesia: JATS-NextG
Sumber: IDX
Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, dalam Bahasa Inggris
Indonesia Stock Exchange (IDX) adalah sebuah pasar saham yang
merupakan hasil penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa
Efek Surabaya (BES), di mana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam
Bursa Efek Jakarta.
Perusahaan hasil penggabungan usaha ini memulai operasinya pada
1 Desember 2007. Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama
Erry Firmansyah, mantan direktur utama BEJ. Mantan Direktur Utama
Page 80
65
BES Guntur pasaribu menjabat sebagai Direktur Perdagangan Fixed
Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan.
Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang
perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data pergerakan
harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indicator
pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini,
BEI mempunyai tujuh macam indeks saham:
a. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen
kalkulasi Indeks.
b. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam
setiap sektor.
c. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui
beberapa tahapan seleksi.
d. Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-masing
saham didasarikan harga dasar.
e. Jakarta Islamic index, merupakan indeks perdagangan saham syariah.
f. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembanggan, indeks yang
didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu
kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.
2. Deskripsi Objek Pnelitian
Penelitian ini dilakukan pada indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2016. Sampel pada penelitian ini dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling. Penelitian yang dilakukan
pada periode 2009-2016 terdapat 45 perusahaan.
Page 81
66
Namun berdasarkan kriteria-kriteria penelitian sampel yang
diisyaratkan, hanya 18 perusahaan yang memenuhi persyaratan sampel
dalam penelitian ini.
Dari proses seleksi sampel tersebut diperoleh perusahaan yang
menjadi sampel dalam penelitian ini. Di bawah ini peneliti menyajikan
tabel daftar nama perusahaan dasar dan bahan kimia yang digunakan
dalam penelitian ini yang dijelaskan dalam tabel 4.2 dengan nama
perusahaan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Sampel Data Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan
1 AALI PT. Astra Agro Lestari
2 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk
3 ASII PT. Astra International Tbk
4 BBCA PT. Bank Central Asia Tbk
5 BBNI PT. Bank Negara Indonesia Tbk
6 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk
7 BMRI PT. Bank Mandiri , Tbk.
8 ELSA PT Elnusa Tbk
9 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
10 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.
11 JSMR PT. Jasa Marga , Tbk.
12 LPKR PT. Lippo Karawaci, Tbk
13 LSIP PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk.
14 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk.
15 SMGR PT. Semen Indonesia , Tbk.
16 TLKM PT. Telkom Indonesia , Tbk.
17 UNTR PT. United Tractors
18 WIKA PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk Sumber: Data Diolah, 2017
Page 82
67
B. Analisis Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata
(mean), dan nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang
digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif adalah VACA, VAHU,
STVA, dan DER.
Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Variabel Peneltian
PBV VACA VAHU STVA LNDER
Mean 2.775727 0.243388 3.67197 0.634621 0.187668
Maximum 8.058408 0.439649 15.90133 0.937112 2.387098
Minimum 0.597576 0.097054 0.924344 -0.08185 -2.04022
Std. Dev. 1.334223 0.076033 2.797832 0.166785 1.185256
Observations 144 144 144 144 144
Sumber: Data diolah, 2017
Dari tabel 4.3 menunjukan bahwa jumlah data yan digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 144 sampel data yang didapat dari laporan
keuangan publikasi tahunan perusahaan pada LQ 45 periode 2009-2016.
1. Variabel Price to Book Value (PBV) memiliki nilai rata- rata (mean)
sebersar 2.775727 dan standar deviasinya sebesar 1.334223. PBV
memiliki nilai maksimum sebesar 8.058408 yang diperoleh oleh PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk pada tahun 2009, sedangkan nilai
Page 83
68
minimum sebesar 0.597576 PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra
Indonesia Tbk pada tahun 2009.
2. Variabel Value Added Capital Coefficient (VACA) memiliki nilai rata-
rata (mean) sebersar 0.243388 dan standar deviasinya sebesar 0.076033.
VACA memiliki nilai maksimum sebesar 0.439649 yang diperoleh oleh
PT Bank Central Asia Tbk pada tahun 2009, sedangkan nilai minimum
sebesar 0.097054 PT Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2015.
3. Variabel Value Added Human Capital (VAHU) memiliki nilai rata- rata
(mean) sebersar 3.67197 dan standar deviasinya sebesar 2.797832.
VAHU memiliki nilai maksimum sebesar 15.90133 yang diperoleh oleh
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk pada tahun 2012, sedangkan
nilai minimum sebesar 0.924344 PT Elnusa Tbk pada tahun 2011.
4. Variabel Structual Capital Value Added (STVA) memiliki nilai rata- rata
(mean) sebersar 0.634621 dan standar deviasinya sebesar 0.166785.
STVA memiliki nilai maksimum sebesar 0.937112 yang diperoleh oleh
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk pada tahun 2012, sedangkan
nilai minimum sebesar -0.08185 PT Elnusa Tbk pada tahun 2011.
5. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai rata- rata (mean)
sebersar 0.187668 dan standar deviasinya sebesar 1.185256. DER
memiliki nilai maksimum sebesar 2.387098 yang diperoleh oleh PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2009, sedangkan nilai
minimum sebesar -2.04022 PT.Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk pada
tahun 2016.
Page 84
69
C. Pemilihan Model Data Panel
A. Penentuan Model Estimasi antara Common Effect Model (CEM) dan
Fixed Effect Model (FEM) dengan Uji Chow
Untuk menentukan apakah model estimasi CEM atau FEM dalam
membentuk model regresi, maka digunakan uji Chow. Hipotesis yang
diuji sebagai berikut:
H0: Model CEM lebih baik dibandingkan model FEM
H1: Model FEM lebih baik dibandingkan model CEM
Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut:
a. Jika nilai probabilitas cross section F < 0,05, maka H0 ditolak dan H1
diterima.
b. Jika nilai probabilitas cross section F ≥ 0,05, maka H0 diterima dan
H1 ditolak.
Tabel 4.4
Hasil uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 1.911759 -17,103
0.024
8
Cross-section Chi-
square 34.55448 17
0.007
1
Sumber: Data diolah, 2017
Page 85
70
Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.4 diketahui nilai
probabilitas adalah 0,0071. Karena nilai probabilitas < 0,05, maka model
estimasi yang digunakan adalah model FEM.
B. Penentuan Model Estimasi antara Fixed Effect Model (FEM) dan
Random Effect Model (REM) dengan Uji Hausman
Untuk menentukan apakah model estimasi FEM atau REM dalam
membentuk model regresi, maka digunakan uji Hausman. Hipotesis yang
diuji sebagai berikut:
H0: Model REM lebih baik dibandingkan model FEM
H1: Model FEM lebih baik dibandingkan model REM
Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut:
a. Jika nilai probabilitas cross section random < 0,05, maka H0 ditolak
dan H1 diterima.
b. Jika nilai probabilitas cross section random ≥ 0,05, maka H0 diterima
dan H1 ditolak.
Tabel 4.5
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 13.467964 4 0.0092
Sumber: Data diolah, 2017
Berdasarkan hasil dari Uji Hausman pada Tabel 4.5 diketahui nilai
probabilitas adalah 0,0092. Karena nilai probabilitas < 0,05, maka model
estimasi yang digunakan adalah model FEM.
Page 86
71
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekat
normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan
menggunakan uji Jarque-Bera (J-B). Dalam penelitian ini, tingkat
signifikansi yang digunakan α = 0,05. Dasar pengambilan keputusan
adalah melihat angka probabilitas dari statistik J-B, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Jika nilai probabilitas p ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.
b. Jika nilai probabilitas p < 0,05, maka asumsi normalitas tidak
terpenuhi.
Gambar 4.1
Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera
Sumber: Data diolah, 2017
Page 87
72
Berdasarkan gambar 4.1 diketahui nilai probabilitas dari statisktik
J-B adalah 0.115315. Karena nilai p = 0.115315 lebih besar dibandingkan
dengan tingkat signifikansi yaitu 0.05 maka dapat diasumsikan bahwa
normalitas terpenuhi pada penelitian ini.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Multikolinieritas
dapat dilihat dengan Variance Inflation Factor (VIF), bila nilai VIF < 10
dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terdapat gejala multikolinieritas.
Nilai VIF dan tolerance masing-masing variabel independen dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Uji Multikolinearitas
model
Variable
Coefficient
Variance
Uncentered
VIF
Centered
VIF
C 0.364479 54.94174 NA
VACA 4.788179 39.89459 1.754132
VAHU 0.005355 12.09909 1.805038
STVA 1.271096 78.4578 1.845763
LNDER 0.136077 1.799691 1.398532
Sumber: Data diolah, 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua variabel
independen memiliki nilai VIF < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas dalam penelitian ini,
sehingga model regresi layak untuk dipakai.
Page 88
73
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi yang digunakan terdapat korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode
t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah model regresi yang
tidak terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu
cara untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini
maka digunakan uji Durbin-Watson (DW Test).
Tabel 4.7
Uji Autokorelasi
Cross-section fixed
(dummy variables)
R-squared 0.784062 Mean dependent var 2.775727
Adjusted R-squared 0.746892 S.D. dependent var 1.334223
S.E. of regression 0.671246 Akaike info criterion 2.1804
Sum squared resid 54.96964 Schwarz criterion 2.634122
Log likelihood -134.989 Hannan-Quinn criter. 2.364767
F-statistic 21.09409 Durbin-Watson stat 1.425079
Prob(F-statistic) 0
Sumber: Data diolah, 2017
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 4.7 maka diperoleh nilai hitung
dari Durbin-Watson sebesar 1,425079, sedangkan besarnya DW tabel
dengan n = 144 dan k = 4: dl (batas luar) = 1,6710; du (batas dalam) =
Page 89
74
1,7851 ; 4 – du = 2,2149 ; dan 4 – dl = 2,329, maka dari perhitungan
disimpulkan bahwa DW-test terletak pada autokorelasi positif.
Untuk mengatasi masalah ini maka dapat dilakukan dengan
beberapa metode, salah satunya yaitu metode Cochrane-orcutt.
Tabel 4.8
Uji Autokorelasi dengan Conchrane-orcutt
Sumber: Data diolah, 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai Durbin-Watson
sebesar 2,154145. Sedangkan pada tabel Durbin-Watson dengan k = 4, n
= 126, α = 5%, maka diperoleh nilai dl = 1,6443; du = 1,7751; maka nilai
4-du = 2,225. Oleh karena nilai DW=2,154145 lebih besar dari
du=1,7751 dan kurang dari nilai 4-du=2,225, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat autokorelasi.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi yang digunakan terdapat ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamantan ke pengamatan yang lain. Apabila
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain terdapat
kesamaan, maka disebut homoskedastisitas dan apabila terdapat
ketidaksamaan disebut heteroskedastisitas. Data yang baik adalah data
R-squared 0.795089 Mean dependent var 2.731582
Adjusted R-squared 0.751322 S.D. dependent var 1.231927
S.E. of regression 0.614333 Akaike info criterion 2.026968
Sum squared resid 38.87273 Schwarz criterion 2.544702
Log likelihood -104.6990 Hannan-Quinn criter. 2.237307
F-statistic 18.16625 Durbin-Watson stat 2.154145
Prob(F-statistic) 0.000000
Page 90
75
yang homoskedastisitas. Dalam penelitian ini cara mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dapat digunakan Uji Bartlett.
Tabel 4.9
Uji Heteroskedastisitas
Method df Value Probability
Bartlett 6 11.76089 0.0675
Levene (6, 119) 1.560124 0.1648
Brown-Forsythe (6, 119) 1.547743 0.1686
Sumber: Data diolah, 2017
Berdasarkan pada tabel 4.8 dapat dilihat nilai probability Bartlett
sebesar 0,0675 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat
dikatakan data homoskedastisitas dan tidak terdapat masalah dalam uji
heteroskedastisitas.
E. Analisis Regresi Data Panel
Analisis regresi data panel dapat digunakan untuk mengetahui
pengaruh masing – masing variabel yang digunakan dalalm peneliitian, yaitu
modal intelektual yang diukur dengan Value Added Capital Coefficient
(VACA), Value Added Human Capital (VAHU), Structual Capital Value
Added (STVA), dan struktur modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio
(DER) terhadap NIlai Perusahaan yang diukur dengan Price to Book Value
(PBV). Untuk melihat pengaruh dari masing -masing variabel penelitian
maka dilakukan analisis regresi data panel, analisis ini dilakukan karena data
penelitian yang digunakan adalah data panel.
Page 91
76
Berdasarkan uji estimasi model data panel, yaitu uji chow dan uji
hausman. Maka model data panel yang digunakan Fixed effect model (FEM).
Maka output yang dapat dihasilkan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10
Analisis Regresi Linear Berganda
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.118952 0.603721 -0.19703 0.8442
VACA 4.658216 2.188191 2.128798 0.0357
VAHU 0.252634 0.073178 3.452312 0.0008
STVA 1.078196 1.127429 0.956332 0.3411
LNDER 0.848476 0.368886 2.300103 0.0235
Sumber: Data diolah, 2017
model regresi yang didapatkan dari hasil output uji regresi data
panel di atas adalah:
PBV = -0,118952 + 4,658216 VACA + 0,252634 VAHU + 0,848476
LNDER + e
Berdasarkan persamaan model regresi di atas, dapat dijabarkan
bahwa:
1. Nilai konstanta adalah -0,118952, artinya nilai PBV akan
memiliki nilah sebesar konstanta walaupun variabel
independen (VACA, VAHU, STVA dan DER) bernilai 0.
2. Nilai koefisien VACA (X1) adalah 4.658216, artinya nilai PBV
akan bertambah sebesar 4.658216 setiap VACA mengalami
penambahan 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel lain
konstan.
Page 92
77
3. Nilai koefisien VAHU (X2) adalah 0.252634, artinya nilai
PBV akan bertambah sebesar 0.252634 setiap VAHU
mengalami penambahan 1 satuan dengan asumsi bahwa
variabel lain konstan.
4. Nilai koefisien DER (X4) adalah 0.848476, artinya nilai PBV
akan bertambah sebesar 0.848476 setiap DER mengalami
penambahan 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel lain
konstan.
F. Uji Hipotesis
1. Uji Signifikansi Simultan (Ujit F)
Pengujian model secara simultan dengan Uji F digunakan untuk
menguji pengaruh secara simultan variabel independen terhadap
variabel dependennya atau untuk menguji ketepatan model. Jika
variable independen memiliki pengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria
cocok atau fit.
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen.
Penelitian ini untuk melihat pengaruh variabel independen Value Added
Capital Coefficient (VACA), Value Added Human Capital (VAHU),
Structual Capital Value Added (STVA) dan Debt to Equity Ratio (DER)
terhadap Price to Book Value (PBV) sebagai variabel dependen.
Untuk mengetahui nilai F-tabel dapat dilakukan perhitungaan
sebagai berikut:
Page 93
78
f tabel = α; df = (n-k),(k-1)
= 5%; df = (144-4),(4-1)
= 0,05; df(140,3) = 2,67
Tabel 4.11
Simultan (Uji F)
Sumber: Data diolah, 2017
Dari hasil output model regresi di atas, dapat disimpulkan bahwa
nilai F-statistic dan probabilitas (F section) masing-masing adalah
18,16625 dan 0,00000 sehingga nilai F-statistic lebih besar dari F-
tabel atau F-statistic (18,16625) > F tabel (2,67) dan nilai probabilitas
(F section) lebih kecil dari 0,05 atau probabilitas (F section) < 0,05.
Maka dari itu, H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dari itu, dapat
disimpulkan bahwa variabel independen dapat mempengaruhi
variabel dependen secara bersama-sama.
2. Uji Signifikan Parsial (Uji T)
Uji T dapat menunjukkan seberapa jauh variabel independen
secara individual dapat menerangkan variasi variabel dependen. Cara
yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah masing- masing
variabel yang digunakan dalam penelitian mampu menerangkan
variabel dependen adalah dengan melihat t-statistic dan probabilitas
R-squared 0.795089 Mean dependent var 2.731582
Adjusted R-squared 0.751322 S.D. dependent var 1.231927
S.E. of regression 0.614333 Akaike info criterion 2.026968
Sum squared resid 38.87273 Schwarz criterion 2.544702
Log likelihood -104.6990 Hannan-Quinn criter. 2.237307
F-statistic 18.16625 Durbin-Watson stat 2.154145
Prob(F-statistic) 0.000000
Page 94
79
masing-masing variabel independen.
Untuk mengetahui nilai t-tabel dapat dilakukan perhitungaan sebagai
berikut:
t tabel = ; df = (n-k)
= 2,5%; df = (144-4)
= 0,025’ df(140) = 1,97705
Variabel independen mampu menerangkan variasi variabel
dependen jika t-statistic lebih besar dari t tabel atau t-statistic > t tabel
dan probablitias lebih kecil dari nilai signifikansi (0,05) atau
probabilitas < 0,05.
Tabel 4.12
Parsial (Uji T)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.118952 0.603721 -0.19703 0.8442
VACA 4.658216 2.188191 2.128798 0.0357
VAHU 0.252634 0.073178 3.452312 0.0008
STVA 1.078196 1.127429 0.956332 0.3411
LNDER 0.848476 0.368886 2.300103 0.0235
Sumber: Data diolah, 2017
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
Value Added Capital Coefficient (VACA), Value Added Human Capital
(VAHU), Structual Capital Value Added (STVA), dan Debt to Equity
Page 95
80
Ratio (DER) memiliki pengaruh secara parsial terhadap variabel
dependen Price to Book Value (PBV).
Berdasarkan hasil output di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Variabel Value Added Capital Coefficient (VACA)
Nilai t-statistic pada variabel Value Added Capital Coefficient
(VACA) sebesar 2,128798 yang berarti nilai t-statistic (2,128798)
lebih besar dari nilai t tabel (1,97705) atau t-statistic (2,128798) > t
tabel (1,97705). Selain itu, variabel Value Added Capital Coefficient
(VACA) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0357 lebih kecil dari
tingkat probabilitas yang ditentukan sebesar 0,05 atau nilai
probabilitas 0,0357 < 0,05; maka Ho ; β1 = 0 ditolak dan menerima
Ha : β1 ≠ 0, artinya Value Added Capital Coefficient (VACA) secara
parsial berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap Price to
Book Value (PBV).
b. Variabel Value Added Human Capital (VAHU)
Nilai t-statistic pada variabel Value Added Human Capital
(VAHU) sebesar 3,452312 yang berarti nilai t-statistic (3,452312)
lebih besar dari nilai t tabel (1,97705) atau t-statistic (3,452312) > t
tabel (1,97705). Selain itu, variabel Value Added Human Capital
(VAHU) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0008 lebih kecil dari
tingkat probabilitas yang ditentukan sebesar 0,05 atau nilai
probabilitas 0,0008 < 0,05; maka Ho ; β2 = 0 ditolak dan menerima
Ha : β2 ≠ 0, artinya Value Added Human Capital (VAHU) secara
Page 96
81
parsial berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap Price to
Book Value (PBV).
c. Variabel Structual Capital Value Added (STVA)
Nilai t-statistic pada variabel Structual Capital Value Added
(STVA) sebesar 0,956332 yang berarti nilai t-statistic (0,956332)
lebih kecil dari nilai t tabel (1,97705) atau t-statistic (0,956332) < t
tabel (1,97705). Selain itu, variabel Structual Capital Value Added
(STVA) memiliki nilai tidak signifikansi sebesar 0,3411 lebih besar
dari tingkat probabilitas yang ditentukan sebesar 0,05 atau nilai
probabilitas 0,3411 > 0,05 maka Ho ; β3 = 0 diterima dan menolak
Ha : β3 ≠ 0, artinya Structual Capital Value Added (STVA) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value (PBV).
d. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price to Book Value
(PBV)
Nilai t-statistic pada variabel Debt to Equity Ratio (DER)
sebesar 2,300103 yang berarti nilai t-statistic (2,300103) lebih besar
dari nilai t tabel (1,97705) atau t-statistic (2,300103) > t tabel
(1,97705). Selain itu, variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,0235 lebih kecil dari tingkat probabilitas
yang ditentukan sebesar 0,05 atau nilai probabilitas 0,0235 < 0,05;
maka Ho ; β4 = 0 ditolak dan menerima Ha : β4 ≠ 0, artinya Debt to
Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh signifikan dengan
arah positif terhadap Price to Book Value (PBV).
Page 97
82
3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (Adjusted R2) untuk menjelaskan seberapa
besar pengaruh variabel dependen yaitu Price to Book Value (PBV)
dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Value Added Capital
Coefficient (VACA), Value Added Human Capital (VAHU), Structual
Capital Value Added (STVA) dan Debt to Equity Ratio (DER).
Tabel 4.13
Koefisien Determinasi
Sumber:Data diolah, 2017
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai adjusted
R2 adalah 0.751322 yang berarti variabel dependen yaitu Price to Book
Value (PBV) dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Value
Added Capital Coefficient (VACA), Value Added Human Capital
(VAHU), Structual Capital Value Added (STVA) dan Debt to Equity
Ratio (DER) sebesar 75,1322% sedangkan sisanya 24,8678%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak menjadi objek penelitian ini.
G. Interprestasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat menjelaskan
pengaruh hubungan antara variabel independen dan variabel dependen,
R-squared 0.795089 Mean dependent var 2.731582
Adjusted R-squared 0.751322 S.D. dependent var 1.231927
S.E. of regression 0.614333 Akaike info criterion 2.026968
Sum squared resid 38.87273 Schwarz criterion 2.544702
Log likelihood -104.6990 Hannan-Quinn criter. 2.237307
F-statistic 18.16625 Durbin-Watson stat 2.154145
Prob(F-statistic) 0.000000
Page 98
83
antara lain:
1. Pengaruh Value Added Capital Coefficient (VACA) terhadap Price to
Book Value (PBV)
Hasil uji yang telah dilakukan pada variabel Value Added Capital
Coefficient (VACA) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0357 lebih
kecil dari tingkat probabilitas 0,05; ; maka Ho ; β1 = 0 ditolak dan
menerima Ha : β1 ≠ 0. Selain itu koefisien variabel VACA pada model
regresi bernilai 4,658216 yang artinya Value Added Capital Coefficient
(VACA) secara parsial berpengaruh signifikan dengan arah positif
terhadap Price to Book Value (PBV).
Berdasarkan Resources Based Theory (RBT), sebuah perusahaan
dipersepsikan sebagai kumpulan aset maupun kemampuan berwujud
dan tak berwujud (Firer and Williams, 2003). Dalam teori ini terdapat
asumsi dimana perusahaan akan dapat menciptakan nilai perusahaan
dengan mengelola dan menggunakan secara maksimal capital asset atau
sumber daya fisik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh
perusahaan. Ketika capital asset mampu dikelola dengan efektif dan
efisien maka akan mendorong peningkatan kinerja perusahaan. Kinerja
perusahaan yang baik nantinya akan direspon positif oleh para
stakeholder salah satunya investor.
Hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa sumber daya
perusahaan yaitu physical capital dapat dikelola secara efisien dan dapat
menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan untuk meningkatkan nilai
Page 99
84
perusahaan, sebagaimana penelitian Diwaf dkk, (2012) menunjukkan
adanya pengaruh yang positif dan siginifikan antara VACA dan nilai
perusahaan. Hal tersebut didukung oeh penelitian Firer dan Williams,
(2003) yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif dan
signifikan antara VACA dengan nilai perusahaan.
2. Pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap Price to Book
Value (PBV)
Hasil uji yang telah dilakukan pada variabel Value Added Human
Capital (VAHU) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0008 lebih kecil
dari tingkat probabilitas yang ditentukan sebesar 0,05 atau nilai
probabilitas 0,0008 < 0,05; maka Ho ; β2 = 0 ditolak dan menerima Ha
: β2 ≠ 0. Selain itu koefisien variabel VAHU pada model regresi bernilai
0,252634 yang artinya Value Added Human Capital (VAHU) secara
parsial berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap Price to
Book Value (PBV).
Berdasarkan Resources Based Theory (RBT) agar dapat
menciptakan nilai, maka perusahaan membutuhkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Perusahaan juga harus dapat mengelola
sumber daya manusia dengan maksimal sehingga menciptakan value
added dan keunggulan kompetitif perusahaan yang pada akhirnya dapat
menigkatkan nilai bagi perusahaan.
Menurut Tan et al (2007) VAHU menunjukkan berapa banyak
value added yang dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk
Page 100
85
tenaga kerja. Hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa dari setiap
dana yang dikeluarkan untuk human capital dapat dikelola secara
efisien dan dapat menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan untuk
meningkatkan nilai perusahaan, sebgaimana menurut penelitian
Pramelasari, (2010) menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara
VAHU dan nilai perusahaan. Perusahaan dengan nilai VAHU yang
tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal tersebut didukung oleh
penelitian Chan et al (2005) yang menunjukkan bahwa VAHU
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
3. Pengaruh Structual Capital Value Added (STVA) terhadap Price to
Book Value (PBV)
Hasil uji yang telah dilakukan pada variabel Structual Capital
Value Added (STVA) memiliki nilai tidak signifikansi sebesar 0,3411
lebih besar dari tingkat probabilitas yang ditentukan sebesar 0,05 atau
nilai probabilitas 0,3411 > 0,05; maka Ho ; β3 = 0 diterima dan menolak
Ha : β3 ≠ 0. Selain itu koefisien variabel STVA pada model regresi
bernilai 1,078196 yang artinya Structual Capital Value Added (STVA)
secara parsial tidak berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap
Price to Book Value (PBV).
Menurut Ulum, (2009) Structural Capital meliputi semua non
human storehouse of knowledge perusahaan, seperti: database,
organizational charts, process manuals, strategies, routines, dan segala
hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari nilai materialnya.
Page 101
86
Dalam teori RBT, perusahaan yang mampu memenuhi kebutuhan proses
rutinitas dan struktur yang mendukung usaha karyawan untuk
menghasilkan kinerja bisnis dan kinerja intelektual yang optimal akan
menciptakan value added bagi perusahaan. Namun di dalam penelitian
ini dari hasil yang didapat bahwa structural capital di perusahaan LQ
45 belum mampu sepenuhnya menciptakan value added bagi nilai
perusahaan. Hal ini juga dapat diindikasikan bahwa structural capital
tidak mampu memenuhi kebutuhan proses rutinitas dan struktur yang
mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja bisnis dan
kinerja intelektual yang optimal akan menciptakan value added bagi
perusahaan
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan
oleh penelitian Pramelasari, (2010) dan penelitian Chan et al (2005)
yang menunjukkan bahwa STVA berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Akan tetapi, penelitian ini mendukung hasil penelitian
Diwaf dkk., (2012) dimana STVA tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak
mampu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki sebagai nilai tambah
bagi perusahaan.
4. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price to Book Value
(PBV)
Hasil uji yang telah dilakukan pada variable Debt to Equity Ratio
(DER) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0235 lebih kecil dari tingkat
Page 102
87
probabilitas yang ditentukan sebesar 0,05 atau nilai probabilitas 0,0235
< 0,05; maka Ho ; β4 = 0 ditolak dan menerima Ha : β4 ≠ 0. Selain itu
koefisien variabel DER pada model regresi bernilai 0,848476 yang
artinya Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh
signifikan dengan arah positif terhadap Price to Book Value (PBV).
Menurut teori Kasmir (2009), semakin besar rasio DER akan
semakin baik, sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi
tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas
pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan
terhadap nilai aktiva.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rasio DER mempunyai
pengaruh posifif yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
setiap kenaikkan rasio DER maka nilai perusahaan akan meningkat
dengan signifikan dan sebaliknya jika rasio DER menurun yang berarti
jika perusahaan mengurangi penggunaan hutang maka nilai perusahaan
akan menurun. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dijelaskan
dalam (kasmir 2009) dan memperkuat dari hasil penelitian Sujoko dan
Soebiantoro (2007) dan Irayanti dan Altje (2014), kebijakan hutang
(diukur dengan debt to equity ratio) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap price book value.
Page 103
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti pengaruh modal intelektual dan struktur modal
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan
pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel Value Added
Capital Coefficient (VACA) berpengaruh signifikan ke arah positif
terhadap Price to Book Value (PBV).
2. Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel Value Added
Human Capital (VAHU) berpengaruh signifikan ke arah positif
terhadap Price to Book Value (PBV).
3. Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel Structual
Capital Value Added (STVA) tidak berpengaruh signifikan ke arah
positif terhadap Price to Book Value (PBV).
4. Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel Debt to
Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan ke arah positif terhadap
Price to Book Value (PBV).
5. Berdasarkan hasil uji f (simultan) menunjukkan bahwa Value Added
Capital Coefficient (VACA), Value Added Human Capital (VAHU),
Structual Capital Value Added (STVA) dan Debt to Equity Ratio (DER)
memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap Price to Book Value
(PBV).
Page 104
89
6. Berdasarkan koefisien determinasi (adjusted R2) menunjukkan bahwa
nilai yang dihasilkan adalah 0.795089 yang berarti variabel dependen
yaitu Price to Book Value (PBV) dapat dijelaskan oleh keempat variabel
independen yaitu Value Added Capital Coefficient (VACA), Value
Added Human Capital (VAHU), Structual Capital Value Added
(STVA) dan Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 79,50% sedangkan
sisanya 20,50% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak menjadi objek
penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan oleh peneliti, penelitian
ini masih banyak kekurangan, sehingga banyak yang perlu diperbaiki dan
diperhatikan lagi untuk penelitan berikutnya. Adapun saran dari penulis
untuk penelitan berikutnya adalah :
1. Bagi Perusahaan
Perusahaan sebaiknya terus meningkatkan perhatianya terhadap
intangible asset, karena hal tersebut akan menjadi faktor kunci
penting bagi perusahaan di masa depan untuk memiliki keunggulan
kompetitif dibanding perusahaan lain, hal tersebut akan yang akan
menjadi suatu kelebihan bagi perusahaan yang akan menjadi modal
guna memenangkan persaingan antar perusahaan dan meningkatkan
nilai perusahaan.
Page 105
90
2. Bagi Peneliti Selanjtnya
a. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan jenis perusahaan yang
berbeda sebagai pembanding, seperti perusahaan yang bergerak
diberbagai sector dan penelitian selanjutnya diharapkan dapat
meningkatkan sampel penelitian dengan asumsi bahwa objek
penelitian mengalami peningkatan
b. Untuk penelitian selanjutnya, interval periode penelitian agar
ditambah sehingga memberikan sampel yang lebih banyak serta
hasil yang lebih akurat.
c. Memperluas penelitian dengan menambah variabel lain yang dapat
mempengaruhi Price to Book Value agar hasil bisa lebih akurat
seperti Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan
Earning Per Share (EPS).
Page 106
91
DAFTAR PUSTAKA
Bontis, N. “Intellectual Capital: An Exploratory Study that Develops
Measures and Models Management Decision”, Vol. 36 No. 2, pp. 63-
76, 1998
Berzkalne, Irina and Elvira Zelgalve. Intellectual Capital and company value.
Latvia. 2013
Chen, M.C., S.J. Cheng, Y. Hwang. “An Empirical Investigation of the
Relationship Between Intellectual Capital and firms’ Market Value and
Financial Performances”, Journal of Intellectual Capital Vol. 6 No. 2.pp.
159-176, 2005
Diwaf Doni, et.all. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Market Value
pada Perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI Tahun 2006-
2011”. 2012
Deegan, C. “Financial Accounting Theory”, McGraw-Hill Book Company.
Sdyney, 2004
Fahmi, Irham. “Pengantar Manajemen Keuangan: Teori dan Soal Jawab.”
Alfabeta, Bandung, 2013.
Fathurahman, M. Metode Cochrane-Orcutt untuk Mengatasi Autokorelasi
pada Regresi Ordinary Least Squares. FMIPA Universitas
Mulawarman. 2012
Firer, S dan Williams, M. “Intellectual Capital and Traditional Measures of
Corporate Performance”, Journal of Intellectual Capital.Vol. 4 No. 3,
pp. 348-360, 2003
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM
SPSS 23”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2016
Gujarati, Damodar N. Dasar-dasar Ekonometrika, ISBN: 0-07-297092-
8. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2007
Harahap, Sofyan Syafri. “Analisis Kritis Atas Laporan Leuangan”, Rajawali
Pers, Jakarta, 2010
Irayanti, Desi dan Altje L. Tumbel. Analisis Kinerja Keuangan Pengaruhnya
terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Makanan dan Minuman di BEI.
Manado. 2014
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian, ISBN: 978-979-8433-10-8.
Alfabeta.Bandung. 2010
Page 107
92
Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan.” Edisi Pertama, Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2009.
Keown, Arthur J. et.al. “Manajemen Keuangan : Prinsip dan Penerapan”, Jilid
2, Edisi 10, Indeks, Jakarta, 2010
Murhadi, Werner R. Analisis Saham Pendekatan Fundamental, ISBN: 979-
062-123. Macanan jaya Cemerlang. Jakarta. 2009
Nuryaman. The Influence of Intellectual Capital on The Firm’s Value with
the Financial Performance as Intervening Variable. Bali. 2015
Octavia, Sherly., Edi Sukarmanto dan Sri Fadilah. “Pengaruh Intellectual
Capital dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Sektor Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2014).”
Prosiding Akuntansi, Volume 2, No. 1, Tahun 2016, ISSN: 2460-6561
Pramelasari, Y.M. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar Dan
Kinerja Keuangan Perusahaan”, Universitas Diponegoro. Semarang,
2010.
Pulic, Ante. “Measuring The Performance of Intellectual Potential in
Knowledge Economy.” The 2nd McMaster World Congress on
Measuring and Managing Intellectual Capital by The Austrian team for
Intellectual Potential, Presented in 1998.
Purnomoshidi, Bambang. ”Pengungkapan Modal Intelektual pada Perusahaan
Publik di BEJ”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.9, 2006.
Putra, I Gede Cahyadi. 2012. Pengaruh Modal Intelektual Pada Nilai
Perusahaan Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia.
Singaraja
Sangkala. “Intellectual Capital Management: Strategi Baru Membangun Daya
Saing Perusahaan”, YAPENSI, Jakarta, 2006
Sawarjuwono, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. “Intellectual
Capital:Perlakuan, Pengukuran, dan Pelaporan”, Jurnal Akuntansi
Keuangan Vol.5, Surabaya, 2003.
Simanungkalit, Paskah. “Pengaruh Intellectual capital terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening”,
Universitas Diponegoro. Semarang, 2015
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian, ISBN: 978-979-8433-10-8.
Alfabeta.Bandung. 2010
Page 108
93
Sujoko dan Ugy Soebianyoro. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,
Leverage, Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi empirik pada perusahaan manufaktur dan non
manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Surabaya.2007
Ulum, Ihyaul. “Intellectual capital, Konsep dan Kajian Empiris”, Graha Ilmu.
Yogyakarta, 2009
www.idx.co.id diakses pada tanggal 09 Juli 2017 pukul 09.00 WIB
www.yahoofinance.co.id diakses pada tanggal 15 Juli 2017 pukul 20.00 WIB
Page 109
94
LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Sampel Perusahaan
DAFTAR PERUSAHAAN YANG MENJADI SAMPEL
2009 – 2016
No. Kode Nama Perusahaan
1 AALI PT. Astra Agro Lestari
2 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk
3 ASII PT. Astra International Tbk
4 BBCA PT. Bank Central Asia Tbk
5 BBNI PT. Bank Negara Indonesia Tbk
6 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk
7 BMRI PT. Bank Mandiri , Tbk.
8 ELSA PT Elnusa Tbk
9 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
10 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.
11 JSMR PT. Jasa Marga , Tbk.
12 LPKR PT. Lippo Karawaci, Tbk
13 LSIP PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk.
14 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk.
15 SMGR PT. Semen Indonesia , Tbk.
16 TLKM PT. Telkom Indonesia , Tbk.
17 UNTR PT. United Tractors
18 WIKA PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
Page 110
95
Lampiran 2 : Data Rincian Data Perusahaan 2009 - 2016
Data perolehan Value Added 2009 -2016
*IDR dalam Jutaan Rupiah
No Kode Tahun Input Output Value Added
1
AALI 2009 IDR 5,589,849 IDR 7,424,283 IDR 1,834,434
AALI 2010 IDR 6,591,196 IDR 8,843,721 IDR 2,252,525
AALI 2011 IDR 7,996,570 IDR 10,772,582 IDR 2,776,012
AALI 2012 IDR 8,685,910 IDR 11,564,319 IDR 2,878,409
AALI 2013 IDR 10,410,180 IDR 12,674,999 IDR 2,264,819
AALI 2014 IDR 13,298,362 IDR 16,305,831 IDR 3,007,469
AALI 2015 IDR 11,856,890 IDR 13,059,216 IDR 1,202,326
AALI 2016 IDR 11,424,702 IDR 14,121,374 IDR 2,696,672
2
AKRA 2009 IDR 8,545,565 IDR 8,959,842 IDR 414,277
AKRA 2010 IDR 11,713,313 IDR 12,194,997 IDR 481,685
AKRA 2011 IDR 18,038,401 IDR 18,805,900 IDR 767,499
AKRA 2012 IDR 20,877,541 IDR 21,674,000 IDR 796,459
AKRA 2013 IDR 21,470,954 IDR 22,337,928 IDR 866,975
AKRA 2014 IDR 21,355,916 IDR 22,468,328 IDR 1,112,411
AKRA 2015 IDR 18,347,600 IDR 19,764,821 IDR 1,417,221
AKRA 2016 IDR 13,816,029 IDR 15,212,591 IDR 1,396,562
3
ASII 2009 IDR 82,831,000 IDR 98,526,000 IDR 15,695,000
ASII 2010 IDR 108,513,000 IDR 129,991,000 IDR 21,478,000
ASII 2011 IDR 136,143,000 IDR 162,564,000 IDR 26,421,000
ASII 2012 IDR 158,230,000 IDR 188,053,000 IDR 29,823,000
ASII 2013 IDR 159,042,000 IDR 193,880,000 IDR 34,838,000
ASII 2014 IDR 165,727,000 IDR 201,701,000 IDR 35,974,000
ASII 2015 IDR 153,504,000 IDR 184,196,000 IDR 30,692,000
ASII 2016 IDR 147,500,000 IDR 181,084,000 IDR 33,584,000
4
BBCA 2009 IDR 4,106,000 IDR 19,346,000 IDR 15,240,000
BBCA 2010 IDR 2,245,000 IDR 20,282,000 IDR 18,037,000
BBCA 2011 IDR 8,024,000 IDR 24,049,000 IDR 16,025,000
BBCA 2012 IDR 9,738,000 IDR 27,614,000 IDR 17,876,000
BBCA 2013 IDR 13,253,386 IDR 34,372,000 IDR 21,118,614
BBCA 2014 IDR 15,894,094 IDR 41,051,000 IDR 25,156,906
BBCA 2015 IDR 20,456,158 IDR 47,876,172 IDR 27,420,014
BBCA 2016 IDR 15,744,791 IDR 53,779,420 IDR 38,034,629
5
BBNI 2009 IDR 9,484,000 IDR 15,428,000 IDR 5,944,000
BBNI 2010 IDR 10,553,000 IDR 18,782,000 IDR 8,229,000
BBNI 2011 IDR 9,947,000 IDR 20,797,000 IDR 10,850,000
Page 111
96
BBNI 2012 IDR 11,279,000 IDR 23,905,000 IDR 12,626,000
BBNI 2013 IDR 13,358,000 IDR 28,500,000 IDR 15,142,000
BBNI 2014 IDR 15,481,000 IDR 33,091,000 IDR 17,610,000
BBNI 2015 IDR 20,388,715 IDR 36,895,081 IDR 16,506,366
BBNI 2016 IDR 23,524,289 IDR 43,768,439 IDR 20,244,150
6
BBRI 2009 IDR 12,335,000 IDR 26,319,000 IDR 13,984,000
BBRI 2010 IDR 18,286,000 IDR 38,434,000 IDR 20,148,000
BBRI 2011 IDR 16,414,000 IDR 40,203,000 IDR 23,789,000
BBRI 2012 IDR 16,581,000 IDR 44,874,000 IDR 28,293,000
BBRI 2013 IDR 25,875,090 IDR 59,461,084 IDR 33,585,994
BBRI 2014 IDR 36,756,752 IDR 75,122,213 IDR 38,365,461
BBRI 2015 IDR 43,424,091 IDR 85,434,037 IDR 42,009,946
BBRI 2016 IDR 50,074,984 IDR 94,787,989 IDR 44,713,005
7
BMRI 2009 IDR 10,960,000 IDR 22,440,000 IDR 11,480,000
BMRI 2010 IDR 14,082,000 IDR 28,768,000 IDR 14,686,000
BMRI 2011 IDR 16,534,000 IDR 35,546,000 IDR 19,012,000
BMRI 2012 IDR 18,381,000 IDR 41,931,000 IDR 23,550,000
BMRI 2013 IDR 21,632,716 IDR 48,496,055 IDR 26,863,339
BMRI 2014 IDR 23,696,426 IDR 53,820,239 IDR 30,123,813
BMRI 2015 IDR 38,041,074 IDR 71,570,127 IDR 33,529,053
BMRI 2016 IDR 48,440,980 IDR 76,709,888 IDR 28,268,908
8
ELSA 2009 IDR 2,677,315 IDR 3,662,331 IDR 985,016
ELSA 2010 IDR 3,682,874 IDR 4,210,786 IDR 527,912
ELSA 2011 IDR 4,348,832 IDR 4,716,771 IDR 367,939
ELSA 2012 IDR 4,121,091 IDR 4,777,083 IDR 655,992
ELSA 2013 IDR 3,217,990 IDR 4,111,973 IDR 893,983
ELSA 2014 IDR 3,055,931 IDR 4,221,172 IDR 1,165,241
ELSA 2015 IDR 2,465,439 IDR 3,775,323 IDR 1,309,884
ELSA 2016 IDR 2,498,465 IDR 3,620,570 IDR 1,122,105
9
INDF 2009 IDR 34,074,896 IDR 37,397,300 IDR 3,322,404
INDF 2010 IDR 34,111,685 IDR 38,403,400 IDR 4,291,715
INDF 2011 IDR 40,951,117 IDR 45,332,300 IDR 4,381,183
INDF 2012 IDR 45,374,896 IDR 50,201,500 IDR 4,826,604
INDF 2013 IDR 51,318,895 IDR 55,623,700 IDR 4,304,805
INDF 2014 IDR 57,529,581 IDR 63,594,500 IDR 6,064,919
INDF 2015 IDR 57,235,673 IDR 64,061,947 IDR 6,826,274
INDF 2016 IDR 59,400,967 IDR 66,750,317 IDR 7,349,350
10
INTP 2009 IDR 7,399,846 IDR 10,576,000 IDR 3,176,154
INTP 2010 IDR 7,454,422 IDR 11,138,000 IDR 3,683,578
INTP 2011 IDR 9,698,037 IDR 13,888,000 IDR 4,189,963
INTP 2012 IDR 11,774,378 IDR 17,290,000 IDR 5,515,622
Page 112
97
INTP 2013 IDR 12,559,181 IDR 18,691,000 IDR 6,131,819
INTP 2014 IDR 13,865,525 IDR 19,996,000 IDR 6,130,475
INTP 2015 IDR 12,498,308 IDR 17,798,055 IDR 5,299,747
INTP 2016 IDR 10,570,755 IDR 15,361,894 IDR 4,791,139
11
JSMR 2009 IDR 1,916,206 IDR 3,692,000 IDR 1,775,794
JSMR 2010 IDR 2,268,238 IDR 4,378,584 IDR 2,110,346
JSMR 2011 IDR 4,332,570 IDR 6,485,771 IDR 2,153,201
JSMR 2012 IDR 6,381,972 IDR 9,070,219 IDR 2,688,247
JSMR 2013 IDR 8,048,801 IDR 10,271,000 IDR 2,222,199
JSMR 2014 IDR 6,482,295 IDR 9,175,000 IDR 2,692,705
JSMR 2015 IDR 6,960,105 IDR 9,848,242 IDR 2,888,137
JSMR 2016 IDR 13,048,294 IDR 16,661,403 IDR 3,613,109
12
LPKR 2009 IDR 1,853,541 IDR 2,565,000 IDR 711,459
LPKR 2010 IDR 2,236,217 IDR 3,125,000 IDR 888,783
LPKR 2011 IDR 3,073,917 IDR 4,190,000 IDR 1,116,083
LPKR 2012 IDR 4,415,148 IDR 6,160,000 IDR 1,744,852
LPKR 2013 IDR 4,511,439 IDR 6,666,000 IDR 2,154,561
LPKR 2014 IDR 7,819,920 IDR 11,655,000 IDR 3,835,080
LPKR 2015 IDR 6,521,969 IDR 8,910,178 IDR 2,388,209
LPKR 2016 IDR 7,674,848 IDR 10,537,827 IDR 2,862,979
13
LSIP 2009 IDR 1,942,501 IDR 3,199,687 IDR 1,257,186
LSIP 2010 IDR 1,987,295 IDR 3,592,658 IDR 1,605,363
LSIP 2011 IDR 2,351,304 IDR 4,686,457 IDR 2,335,153
LSIP 2012 IDR 2,052,740 IDR 4,211,578 IDR 2,158,838
LSIP 2013 IDR 2,104,603 IDR 4,133,679 IDR 2,029,076
LSIP 2014 IDR 2,247,203 IDR 4,726,539 IDR 2,479,336
LSIP 2015 IDR 2,043,139 IDR 4,189,615 IDR 2,146,476
LSIP 2016 IDR 1,881,416 IDR 3,847,869 IDR 1,966,453
14
PGAS 2009 IDR 11,363,408 IDR 18,024,279 IDR 6,660,871
PGAS 2010 IDR 13,045,309 IDR 19,765,716 IDR 6,720,407
PGAS 2011 IDR 13,639,954 IDR 20,417,055 IDR 6,777,101
PGAS 2012 IDR 16,214,322 IDR 25,695,365 IDR 9,481,043
PGAS 2013 IDR 23,240,257 IDR 32,464,404 IDR 9,224,147
PGAS 2014 IDR 26,642,998 IDR 34,644,909 IDR 8,001,911
PGAS 2015 IDR 25,629,672 IDR 30,687,908 IDR 5,058,237
PGAS 2016 IDR 25,424,675 IDR 29,347,787 IDR 3,923,112
15
SMGR 2009 IDR 9,634,640 IDR 14,387,850 IDR 4,753,210
SMGR 2010 IDR 9,254,193 IDR 14,344,189 IDR 5,089,996
SMGR 2011 IDR 10,874,093 IDR 16,378,794 IDR 5,504,701
SMGR 2012 IDR 12,922,451 IDR 19,598,248 IDR 6,675,797
SMGR 2013 IDR 16,632,655 IDR 24,501,241 IDR 7,868,586
Page 113
98
SMGR 2014 IDR 19,031,871 IDR 26,987,035 IDR 7,955,164
SMGR 2015 IDR 19,844,767 IDR 26,948,004 IDR 7,103,237
SMGR 2016 IDR 19,151,600 IDR 26,134,306 IDR 6,982,706
16
TLKM 2009 IDR 44,858,788 IDR 67,678,000 IDR 22,819,212
TLKM 2010 IDR 48,356,993 IDR 68,629,000 IDR 20,272,007
TLKM 2011 IDR 47,263,000 IDR 71,253,000 IDR 23,990,000
TLKM 2012 IDR 50,593,000 IDR 77,143,000 IDR 26,550,000
TLKM 2013 IDR 52,794,000 IDR 82,967,000 IDR 30,173,000
TLKM 2014 IDR 58,631,000 IDR 89,696,000 IDR 31,065,000
TLKM 2015 IDR 68,393,000 IDR 102,470,000 IDR 34,077,000
TLKM 2016 IDR 78,053,000 IDR 116,333,000 IDR 38,280,000
17
UNTR 2009 IDR 23,781,344 IDR 29,241,883 IDR 5,460,539
UNTR 2010 IDR 31,436,621 IDR 37,323,872 IDR 5,887,251
UNTR 2011 IDR 46,174,265 IDR 55,052,562 IDR 8,878,297
UNTR 2012 IDR 46,848,839 IDR 55,953,915 IDR 9,105,076
UNTR 2013 IDR 42,000,804 IDR 51,012,385 IDR 9,011,581
UNTR 2014 IDR 43,431,161 IDR 53,141,768 IDR 9,710,607
UNTR 2015 IDR 40,248,849 IDR 49,347,479 IDR 9,098,630
UNTR 2016 IDR 34,785,515 IDR 45,539,238 IDR 10,753,723
18
WIKA 2009 IDR 6,281,846 IDR 6,590,857 IDR 309,011
WIKA 2010 IDR 5,611,077 IDR 6,022,922 IDR 411,845
WIKA 2011 IDR 7,193,579 IDR 7,741,827 IDR 548,248
WIKA 2012 IDR 9,144,346 IDR 9,816,086 IDR 671,740
WIKA 2013 IDR 11,026,905 IDR 11,884,668 IDR 857,763
WIKA 2014 IDR 11,433,008 IDR 12,463,216 IDR 1,030,209
WIKA 2015 IDR 12,623,959 IDR 13,620,101 IDR 996,142
WIKA 2016 IDR 14,192,681 IDR 15,668,833 IDR 1,476,151
Page 114
99
Data perolehan Value Added Capital Employed (VACA)
*IDR dalam Jutaan Rupiah
No. Kode Tahun Value Added Capital Employed VACA
1
AALI 2009 IDR 1,834,434 IDR 7,887,014 0.233
AALI 2010 IDR 2,252,525 IDR 9,228,467 0.244
AALI 2011 IDR 2,776,012 IDR 10,924,723 0.254
AALI 2012 IDR 2,878,409 IDR 11,819,065 0.244
AALI 2013 IDR 2,264,819 IDR 12,204,109 0.186
AALI 2014 IDR 3,007,469 IDR 14,422,131 0.209
AALI 2015 IDR 1,202,326 IDR 12,388,190 0.097
AALI 2016 IDR 2,696,672 IDR 19,773,269 0.136
2
AKRA 2009 IDR 414,277 IDR 2,015,779 0.206
AKRA 2010 IDR 481,685 IDR 2,697,323 0.179
AKRA 2011 IDR 767,499 IDR 4,168,837 0.184
AKRA 2012 IDR 796,459 IDR 4,828,500 0.165
AKRA 2013 IDR 866,975 IDR 5,978,788 0.145
AKRA 2014 IDR 1,112,411 IDR 6,751,746 0.165
AKRA 2015 IDR 1,417,221 IDR 8,344,916 0.170
AKRA 2016 IDR 1,396,562 IDR 9,121,172 0.153
3
ASII 2009 IDR 15,695,000 IDR 49,934,000 0.314
ASII 2010 IDR 21,478,000 IDR 63,676,000 0.337
ASII 2011 IDR 26,421,000 IDR 93,623,000 0.282
ASII 2012 IDR 29,823,000 IDR 109,235,000 0.273
ASII 2013 IDR 34,838,000 IDR 128,485,000 0.271
ASII 2014 IDR 35,974,000 IDR 142,449,000 0.253
ASII 2015 IDR 30,692,000 IDR 142,146,000 0.216
ASII 2016 IDR 33,584,000 IDR 158,208,000 0.212
4
BBCA 2009 IDR 15,240,000 IDR 34,664,000 0.440
BBCA 2010 IDR 18,037,000 IDR 42,587,000 0.424
BBCA 2011 IDR 16,025,000 IDR 52,847,000 0.303
BBCA 2012 IDR 17,876,000 IDR 63,619,000 0.281
BBCA 2013 IDR 21,118,614 IDR 78,221,000 0.270
BBCA 2014 IDR 25,156,906 IDR 94,407,000 0.266
BBCA 2015 IDR 27,420,014 IDR 107,316,445 0.256
BBCA 2016 IDR 38,034,629 IDR 140,119,804 0.271
5
BBNI 2009 IDR 5,944,000 IDR 21,628,000 0.275
BBNI 2010 IDR 8,229,000 IDR 37,222,000 0.221
BBNI 2011 IDR 10,850,000 IDR 43,651,000 0.249
BBNI 2012 IDR 12,626,000 IDR 50,573,000 0.250
BBNI 2013 IDR 15,142,000 IDR 56,741,000 0.267
Page 115
100
BBNI 2014 IDR 17,610,000 IDR 71,850,000 0.245
BBNI 2015 IDR 16,506,366 IDR 87,578,754 0.188
BBNI 2016 IDR 20,244,150 IDR 100,664,196 0.201
6
BBRI 2009 IDR 13,984,000 IDR 34,565,000 0.405
BBRI 2010 IDR 20,148,000 IDR 48,145,000 0.418
BBRI 2011 IDR 23,789,000 IDR 64,908,000 0.367
BBRI 2012 IDR 28,293,000 IDR 83,569,000 0.339
BBRI 2013 IDR 33,585,994 IDR 100,681,000 0.334
BBRI 2014 IDR 38,365,461 IDR 121,991,000 0.314
BBRI 2015 IDR 42,009,946 IDR 138,537,967 0.303
BBRI 2016 IDR 44,713,005 IDR 173,040,581 0.258
7
BMRI 2009 IDR 11,480,000 IDR 42,264,000 0.272
BMRI 2010 IDR 14,686,000 IDR 50,761,000 0.289
BMRI 2011 IDR 19,012,000 IDR 74,900,000 0.254
BMRI 2012 IDR 23,550,000 IDR 92,037,000 0.256
BMRI 2013 IDR 26,863,339 IDR 106,994,349 0.251
BMRI 2014 IDR 30,123,813 IDR 124,716,435 0.242
BMRI 2015 IDR 33,529,053 IDR 140,644,239 0.238
BMRI 2016 IDR 28,268,908 IDR 168,019,886 0.168
8
ELSA 2009 IDR 985,016 IDR 2,375,911 0.415
ELSA 2010 IDR 527,912 IDR 2,001,195 0.264
ELSA 2011 IDR 367,939 IDR 1,874,710 0.196
ELSA 2012 IDR 655,992 IDR 2,177,842 0.301
ELSA 2013 IDR 893,983 IDR 2,527,719 0.354
ELSA 2014 IDR 1,165,241 IDR 3,001,088 0.388
ELSA 2015 IDR 1,309,884 IDR 3,011,017 0.435
ELSA 2016 IDR 1,122,105 IDR 3,196,541 0.351
9
INDF 2009 IDR 3,322,404 IDR 17,572,100 0.189
INDF 2010 IDR 4,291,715 IDR 27,805,700 0.154
INDF 2011 IDR 4,381,183 IDR 34,687,400 0.126
INDF 2012 IDR 4,826,604 IDR 37,401,400 0.129
INDF 2013 IDR 4,304,805 IDR 40,876,900 0.105
INDF 2014 IDR 6,064,919 IDR 45,113,800 0.134
INDF 2015 IDR 6,826,274 IDR 47,988,940 0.142
INDF 2016 IDR 7,349,350 IDR 48,925,728 0.150
10
INTP 2009 IDR 3,176,154 IDR 13,428,000 0.237
INTP 2010 IDR 3,683,578 IDR 16,326,000 0.226
INTP 2011 IDR 4,189,963 IDR 17,490,000 0.240
INTP 2012 IDR 5,515,622 IDR 24,182,000 0.228
INTP 2013 IDR 6,131,819 IDR 28,196,000 0.217
INTP 2014 IDR 6,130,475 IDR 29,939,000 0.205
Page 116
101
INTP 2015 IDR 5,299,747 IDR 28,222,611 0.188
INTP 2016 IDR 4,791,139 IDR 30,009,022 0.160
11
JSMR 2009 IDR 1,775,794 IDR 8,176,073 0.217
JSMR 2010 IDR 2,110,346 IDR 8,933,500 0.236
JSMR 2011 IDR 2,153,201 IDR 9,558,035 0.225
JSMR 2012 IDR 2,688,247 IDR 11,390,409 0.236
JSMR 2013 IDR 2,222,199 IDR 11,584,000 0.192
JSMR 2014 IDR 2,692,705 IDR 12,829,000 0.210
JSMR 2015 IDR 2,888,137 IDR 13,671,043 0.211
JSMR 2016 IDR 3,613,109 IDR 18,023,065 0.200
12
LPKR 2009 IDR 711,459 IDR 5,275,000 0.135
LPKR 2010 IDR 888,783 IDR 8,750,000 0.102
LPKR 2011 IDR 1,116,083 IDR 10,117,000 0.110
LPKR 2012 IDR 1,744,852 IDR 12,530,000 0.139
LPKR 2013 IDR 2,154,561 IDR 15,406,000 0.140
LPKR 2014 IDR 3,835,080 IDR 20,193,000 0.190
LPKR 2015 IDR 2,388,209 IDR 19,940,885 0.120
LPKR 2016 IDR 2,862,979 IDR 23,302,513 0.123
13
LSIP 2009 IDR 1,257,186 IDR 4,520,952 0.278
LSIP 2010 IDR 1,605,363 IDR 5,587,434 0.287
LSIP 2011 IDR 2,335,153 IDR 7,541,004 0.310
LSIP 2012 IDR 2,158,838 IDR 7,395,899 0.292
LSIP 2013 IDR 2,029,076 IDR 7,383,480 0.275
LSIP 2014 IDR 2,479,336 IDR 8,135,538 0.305
LSIP 2015 IDR 2,146,476 IDR 8,027,682 0.267
LSIP 2016 IDR 1,966,453 IDR 8,206,308 0.240
14
PGAS 2009 IDR 6,660,871 IDR 17,961,123 0.371
PGAS 2010 IDR 6,720,407 IDR 20,107,934 0.334
PGAS 2011 IDR 6,777,101 IDR 23,435,723 0.289
PGAS 2012 IDR 9,481,043 IDR 32,432,720 0.292
PGAS 2013 IDR 9,224,147 IDR 35,344,383 0.261
PGAS 2014 IDR 8,001,911 IDR 36,987,648 0.216
PGAS 2015 IDR 5,058,237 IDR 34,414,155 0.147
PGAS 2016 IDR 3,923,112 IDR 34,854,421 0.113
15
SMGR 2009 IDR 4,753,210 IDR 13,524,167 0.351
SMGR 2010 IDR 5,089,996 IDR 15,770,480 0.323
SMGR 2011 IDR 5,504,701 IDR 18,545,870 0.297
SMGR 2012 IDR 6,675,797 IDR 23,010,258 0.290
SMGR 2013 IDR 7,868,586 IDR 27,520,470 0.286
SMGR 2014 IDR 7,955,164 IDR 30,578,558 0.260
SMGR 2015 IDR 7,103,237 IDR 32,102,963 0.221
Page 117
102
SMGR 2016 IDR 6,982,706 IDR 34,942,735 0.200
16
TLKM 2009 IDR 22,819,212 IDR 52,938,212 0.431
TLKM 2010 IDR 20,272,007 IDR 69,355,007 0.292
TLKM 2011 IDR 23,990,000 IDR 76,462,000 0.314
TLKM 2012 IDR 26,550,000 IDR 85,366,000 0.311
TLKM 2013 IDR 30,173,000 IDR 97,714,000 0.309
TLKM 2014 IDR 31,065,000 IDR 107,596,000 0.289
TLKM 2015 IDR 34,077,000 IDR 116,565,000 0.292
TLKM 2016 IDR 38,280,000 IDR 132,617,000 0.289
17
UNTR 2009 IDR 5,460,539 IDR 17,661,251 0.309
UNTR 2010 IDR 5,887,251 IDR 20,009,269 0.294
UNTR 2011 IDR 8,878,297 IDR 33,404,856 0.266
UNTR 2012 IDR 9,105,076 IDR 38,080,232 0.239
UNTR 2013 IDR 9,011,581 IDR 40,447,676 0.223
UNTR 2014 IDR 9,710,607 IDR 43,416,704 0.224
UNTR 2015 IDR 9,098,630 IDR 42,562,139 0.214
UNTR 2016 IDR 10,753,723 IDR 47,817,223 0.225
18
WIKA 2009 IDR 309,011 IDR 1,722,163 0.179
WIKA 2010 IDR 411,845 IDR 2,086,546 0.197
WIKA 2011 IDR 548,248 IDR 2,621,204 0.209
WIKA 2012 IDR 671,740 IDR 3,322,769 0.202
WIKA 2013 IDR 857,763 IDR 3,851,331 0.223
WIKA 2014 IDR 1,030,209 IDR 5,729,554 0.180
WIKA 2015 IDR 996,142 IDR 6,147,413 0.162
WIKA 2016 IDR 1,476,151 IDR 13,627,585 0.108
Page 118
103
Data Perolehan Value Added Human Capital (VAHU)
*IDR dalam Jutaan Rupiah
No. Kode Tahun Value Added Human Capital VAHU
1
AALI 2009 IDR 1,834,434 IDR 173,785 10.556
AALI 2010 IDR 2,252,525 IDR 235,745 9.555
AALI 2011 IDR 2,776,012 IDR 277,447 10.006
AALI 2012 IDR 2,878,409 IDR 424,755 6.777
AALI 2013 IDR 2,264,819 IDR 328,569 6.893
AALI 2014 IDR 3,007,469 IDR 422,824 7.113
AALI 2015 IDR 1,202,326 IDR 512,923 2.344
AALI 2016 IDR 2,696,672 IDR 516,885 5.217
2
AKRA 2009 IDR 414,277 IDR 139,558 2.968
AKRA 2010 IDR 481,685 IDR 170,769 2.821
AKRA 2011 IDR 767,499 IDR 173,366 4.427
AKRA 2012 IDR 796,459 IDR 177,659 4.483
AKRA 2013 IDR 866,975 IDR 251,348 3.449
AKRA 2014 IDR 1,112,411 IDR 321,848 3.456
AKRA 2015 IDR 1,417,221 IDR 358,480 3.953
AKRA 2016 IDR 1,396,562 IDR 349,710 3.993
3
ASII 2009 IDR 15,695,000 IDR 5,655,000 2.775
ASII 2010 IDR 21,478,000 IDR 7,112,000 3.020
ASII 2011 IDR 26,421,000 IDR 8,636,000 3.059
ASII 2012 IDR 29,823,000 IDR 10,402,000 2.867
ASII 2013 IDR 34,838,000 IDR 12,541,000 2.778
ASII 2014 IDR 35,974,000 IDR 13,849,000 2.598
ASII 2015 IDR 30,692,000 IDR 15,079,000 2.035
ASII 2016 IDR 33,584,000 IDR 15,282,000 2.198
4
BBCA 2009 IDR 15,240,000 IDR 8,433,000 1.807
BBCA 2010 IDR 18,037,000 IDR 9,558,000 1.887
BBCA 2011 IDR 16,025,000 IDR 5,205,000 3.079
BBCA 2012 IDR 17,876,000 IDR 6,155,000 2.904
BBCA 2013 IDR 21,118,614 IDR 6,864,614 3.076
BBCA 2014 IDR 25,156,906 IDR 8,670,906 2.901
BBCA 2015 IDR 27,420,014 IDR 9,728,509 2.819
BBCA 2016 IDR 38,034,629 IDR 10,629,884 3.578
5
BBNI 2009 IDR 5,944,000 IDR 3,460,000 1.718
BBNI 2010 IDR 8,229,000 IDR 4,127,000 1.994
BBNI 2011 IDR 10,850,000 IDR 5,042,000 2.152
BBNI 2012 IDR 12,626,000 IDR 5,578,000 2.264
BBNI 2013 IDR 15,142,000 IDR 6,084,000 2.489
Page 119
104
BBNI 2014 IDR 17,610,000 IDR 6,781,000 2.597
BBNI 2015 IDR 16,506,366 IDR 7,365,834 2.241
BBNI 2016 IDR 20,244,150 IDR 8,833,954 2.292
6
BBRI 2009 IDR 13,984,000 IDR 6,676,000 2.095
BBRI 2010 IDR 20,148,000 IDR 8,676,000 2.322
BBRI 2011 IDR 23,789,000 IDR 8,701,000 2.734
BBRI 2012 IDR 28,293,000 IDR 9,606,000 2.945
BBRI 2013 IDR 33,585,994 IDR 12,231,994 2.746
BBRI 2014 IDR 38,365,461 IDR 14,111,461 2.719
BBRI 2015 IDR 42,009,946 IDR 16,599,158 2.531
BBRI 2016 IDR 44,713,005 IDR 18,485,014 2.419
7
BMRI 2009 IDR 11,480,000 IDR 4,325,000 2.654
BMRI 2010 IDR 14,686,000 IDR 5,468,000 2.686
BMRI 2011 IDR 19,012,000 IDR 6,766,000 2.810
BMRI 2012 IDR 23,550,000 IDR 8,046,000 2.927
BMRI 2013 IDR 26,863,339 IDR 8,659,586 3.102
BMRI 2014 IDR 30,123,813 IDR 10,251,940 2.938
BMRI 2015 IDR 33,529,053 IDR 12,376,655 2.709
BMRI 2016 IDR 28,268,908 IDR 13,618,745 2.076
8
ELSA 2009 IDR 985,016 IDR 518,783 1.899
ELSA 2010 IDR 527,912 IDR 464,006 1.138
ELSA 2011 IDR 367,939 IDR 398,054 0.924
ELSA 2012 IDR 655,992 IDR 520,395 1.261
ELSA 2013 IDR 893,983 IDR 651,378 1.372
ELSA 2014 IDR 1,165,241 IDR 747,149 1.560
ELSA 2015 IDR 1,309,884 IDR 934,053 1.402
ELSA 2016 IDR 1,122,105 IDR 803,307 1.397
9
INDF 2009 IDR 3,322,404 IDR 1,246,504 2.665
INDF 2010 IDR 4,291,715 IDR 1,338,815 3.206
INDF 2011 IDR 4,381,183 IDR 1,303,983 3.360
INDF 2012 IDR 4,826,604 IDR 1,565,404 3.083
INDF 2013 IDR 4,304,805 IDR 1,801,005 2.390
INDF 2014 IDR 6,064,919 IDR 2,179,519 2.783
INDF 2015 IDR 6,826,274 IDR 1,958,927 3.485
INDF 2016 IDR 7,349,350 IDR 2,365,045 3.107
10
INTP 2009 IDR 3,176,154 IDR 429,154 7.401
INTP 2010 IDR 3,683,578 IDR 458,578 8.033
INTP 2011 IDR 4,189,963 IDR 587,963 7.126
INTP 2012 IDR 5,515,622 IDR 752,622 7.329
INTP 2013 IDR 6,131,819 IDR 913,819 6.710
INTP 2014 IDR 6,130,475 IDR 976,475 6.278
Page 120
105
INTP 2015 IDR 5,299,747 IDR 943,086 5.620
INTP 2016 IDR 4,791,139 IDR 920,820 5.203
11
JSMR 2009 IDR 1,775,794 IDR 783,100 2.268
JSMR 2010 IDR 2,110,346 IDR 916,860 2.302
JSMR 2011 IDR 2,153,201 IDR 955,675 2.253
JSMR 2012 IDR 2,688,247 IDR 1,085,623 2.476
JSMR 2013 IDR 2,222,199 IDR 1,196,199 1.858
JSMR 2014 IDR 2,692,705 IDR 1,288,705 2.089
JSMR 2015 IDR 2,888,137 IDR 1,585,759 1.821
JSMR 2016 IDR 3,613,109 IDR 1,928,884 1.873
12
LPKR 2009 IDR 711,459 IDR 323,459 2.200
LPKR 2010 IDR 888,783 IDR 363,783 2.443
LPKR 2011 IDR 1,116,083 IDR 408,083 2.735
LPKR 2012 IDR 1,744,852 IDR 684,852 2.548
LPKR 2013 IDR 2,154,561 IDR 926,561 2.325
LPKR 2014 IDR 3,835,080 IDR 1,288,080 2.977
LPKR 2015 IDR 2,388,209 IDR 1,364,088 1.751
LPKR 2016 IDR 2,862,979 IDR 1,635,605 1.750
13
LSIP 2009 IDR 1,257,186 IDR 549,699 2.287
LSIP 2010 IDR 1,605,363 IDR 572,034 2.806
LSIP 2011 IDR 2,335,153 IDR 633,573 3.686
LSIP 2012 IDR 2,158,838 IDR 1,042,652 2.071
LSIP 2013 IDR 2,029,076 IDR 1,259,583 1.611
LSIP 2014 IDR 2,479,336 IDR 1,562,632 1.587
LSIP 2015 IDR 2,146,476 IDR 1,456,772 1.473
LSIP 2016 IDR 1,966,453 IDR 1,406,129 1.398
14
PGAS 2009 IDR 6,660,871 IDR 431,828 15.425
PGAS 2010 IDR 6,720,407 IDR 481,046 13.970
PGAS 2011 IDR 6,777,101 IDR 545,014 12.435
PGAS 2012 IDR 9,481,043 IDR 596,242 15.901
PGAS 2013 IDR 9,224,147 IDR 591,202 15.602
PGAS 2014 IDR 8,001,911 IDR 644,961 12.407
PGAS 2015 IDR 5,058,237 IDR 872,123 5.800
PGAS 2016 IDR 3,923,112 IDR 770,624 5.091
15
SMGR 2009 IDR 4,753,210 IDR 1,426,722 3.332
SMGR 2010 IDR 5,089,996 IDR 1,459,269 3.488
SMGR 2011 IDR 5,504,701 IDR 1,573,928 3.497
SMGR 2012 IDR 6,675,797 IDR 1,830,394 3.647
SMGR 2013 IDR 7,868,586 IDR 2,152,092 3.656
SMGR 2014 IDR 7,955,164 IDR 2,379,058 3.344
SMGR 2015 IDR 7,103,237 IDR 2,441,073 2.910
Page 121
106
SMGR 2016 IDR 6,982,706 IDR 2,614,363 2.671
16
TLKM 2009 IDR 22,819,212 IDR 8,533,000 2.674
TLKM 2010 IDR 20,272,007 IDR 7,332,000 2.765
TLKM 2011 IDR 23,990,000 IDR 8,509,000 2.819
TLKM 2012 IDR 26,550,000 IDR 8,162,000 3.253
TLKM 2013 IDR 30,173,000 IDR 9,883,000 3.053
TLKM 2014 IDR 31,065,000 IDR 9,594,000 3.238
TLKM 2015 IDR 34,077,000 IDR 10,940,000 3.115
TLKM 2016 IDR 38,280,000 IDR 11,207,000 3.416
17
UNTR 2009 IDR 5,460,539 IDR 1,642,998 3.324
UNTR 2010 IDR 5,887,251 IDR 2,014,320 2.923
UNTR 2011 IDR 8,878,297 IDR 2,977,389 2.982
UNTR 2012 IDR 9,105,076 IDR 3,325,401 2.738
UNTR 2013 IDR 9,011,581 IDR 4,212,803 2.139
UNTR 2014 IDR 9,710,607 IDR 4,870,637 1.994
UNTR 2015 IDR 9,098,630 IDR 5,786,816 1.572
UNTR 2016 IDR 10,753,723 IDR 5,558,443 1.935
18
WIKA 2009 IDR 309,011 IDR 119,789 2.580
WIKA 2010 IDR 411,845 IDR 126,923 3.245
WIKA 2011 IDR 548,248 IDR 146,420 3.744
WIKA 2012 IDR 671,740 IDR 162,976 4.122
WIKA 2013 IDR 857,763 IDR 233,391 3.675
WIKA 2014 IDR 1,030,209 IDR 279,413 3.687
WIKA 2015 IDR 996,142 IDR 286,831 3.473
WIKA 2016 IDR 1,476,151 IDR 347,282 4.251
Page 122
107
Data Perolehan Structural Capital Value Added (STVA)
*IDR dalam Jutaan Rupiah
No. Kode Tahun Structural capital Value Added STVA
1
AALI 2009 IDR 1,660,649 IDR 1,834,434 0.905
AALI 2010 IDR 2,016,780 IDR 2,252,525 0.895
AALI 2011 IDR 2,498,565 IDR 2,776,012 0.900
AALI 2012 IDR 2,453,654 IDR 2,878,409 0.852
AALI 2013 IDR 1,936,250 IDR 2,264,819 0.855
AALI 2014 IDR 2,584,645 IDR 3,007,469 0.859
AALI 2015 IDR 689,403 IDR 1,202,326 0.573
AALI 2016 IDR 2,179,787 IDR 2,696,672 0.808
2
AKRA 2009 IDR 274,719 IDR 414,277 0.663
AKRA 2010 IDR 310,916 IDR 481,685 0.645
AKRA 2011 IDR 594,133 IDR 767,499 0.774
AKRA 2012 IDR 618,800 IDR 796,459 0.777
AKRA 2013 IDR 615,627 IDR 866,975 0.710
AKRA 2014 IDR 790,563 IDR 1,112,411 0.711
AKRA 2015 IDR 1,058,741 IDR 1,417,221 0.747
AKRA 2016 IDR 1,046,852 IDR 1,396,562 0.750
3
ASII 2009 IDR 10,040,000 IDR 15,695,000 0.640
ASII 2010 IDR 14,366,000 IDR 21,478,000 0.669
ASII 2011 IDR 17,785,000 IDR 26,421,000 0.673
ASII 2012 IDR 19,421,000 IDR 29,823,000 0.651
ASII 2013 IDR 22,297,000 IDR 34,838,000 0.640
ASII 2014 IDR 22,125,000 IDR 35,974,000 0.615
ASII 2015 IDR 15,613,000 IDR 30,692,000 0.509
ASII 2016 IDR 18,302,000 IDR 33,584,000 0.545
4
BBCA 2009 IDR 6,807,000 IDR 15,240,000 0.447
BBCA 2010 IDR 8,479,000 IDR 18,037,000 0.470
BBCA 2011 IDR 10,820,000 IDR 16,025,000 0.675
BBCA 2012 IDR 11,721,000 IDR 17,876,000 0.656
BBCA 2013 IDR 14,254,000 IDR 21,118,614 0.675
BBCA 2014 IDR 16,486,000 IDR 25,156,906 0.655
BBCA 2015 IDR 17,691,505 IDR 27,420,014 0.645
BBCA 2016 IDR 27,404,745 IDR 38,034,629 0.721
5
BBNI 2009 IDR 2,484,000 IDR 5,944,000 0.418
BBNI 2010 IDR 4,102,000 IDR 8,229,000 0.498
BBNI 2011 IDR 5,808,000 IDR 10,850,000 0.535
BBNI 2012 IDR 7,048,000 IDR 12,626,000 0.558
BBNI 2013 IDR 9,058,000 IDR 15,142,000 0.598
Page 123
108
BBNI 2014 IDR 10,829,000 IDR 17,610,000 0.615
BBNI 2015 IDR 9,140,532 IDR 16,506,366 0.554
BBNI 2016 IDR 11,410,196 IDR 20,244,150 0.564
6
BBRI 2009 IDR 7,308,000 IDR 13,984,000 0.523
BBRI 2010 IDR 11,472,000 IDR 20,148,000 0.569
BBRI 2011 IDR 15,088,000 IDR 23,789,000 0.634
BBRI 2012 IDR 18,687,000 IDR 28,293,000 0.660
BBRI 2013 IDR 21,354,000 IDR 33,585,994 0.636
BBRI 2014 IDR 24,254,000 IDR 38,365,461 0.632
BBRI 2015 IDR 25,410,788 IDR 42,009,946 0.605
BBRI 2016 IDR 26,227,991 IDR 44,713,005 0.587
7
BMRI 2009 IDR 7,155,000 IDR 11,480,000 0.623
BMRI 2010 IDR 9,218,000 IDR 14,686,000 0.628
BMRI 2011 IDR 12,246,000 IDR 19,012,000 0.644
BMRI 2012 IDR 15,504,000 IDR 23,550,000 0.658
BMRI 2013 IDR 18,203,753 IDR 26,863,339 0.678
BMRI 2014 IDR 19,871,873 IDR 30,123,813 0.660
BMRI 2015 IDR 21,152,398 IDR 33,529,053 0.631
BMRI 2016 IDR 14,650,163 IDR 28,268,908 0.518
8
ELSA 2009 IDR 466,233 IDR 985,016 0.473
ELSA 2010 IDR 63,906 IDR 527,912 0.121
ELSA 2011 IDR (30,115) IDR 367,939 -0.082
ELSA 2012 IDR 135,597 IDR 655,992 0.207
ELSA 2013 IDR 242,605 IDR 893,983 0.271
ELSA 2014 IDR 418,092 IDR 1,165,241 0.359
ELSA 2015 IDR 375,831 IDR 1,309,884 0.287
ELSA 2016 IDR 318,798 IDR 1,122,105 0.284
9
INDF 2009 IDR 2,075,900 IDR 3,322,404 0.625
INDF 2010 IDR 2,952,900 IDR 4,291,715 0.688
INDF 2011 IDR 3,077,200 IDR 4,381,183 0.702
INDF 2012 IDR 3,261,200 IDR 4,826,604 0.676
INDF 2013 IDR 2,503,800 IDR 4,304,805 0.582
INDF 2014 IDR 3,885,400 IDR 6,064,919 0.641
INDF 2015 IDR 4,867,347 IDR 6,826,274 0.713
INDF 2016 IDR 4,984,305 IDR 7,349,350 0.678
10
INTP 2009 IDR 2,747,000 IDR 3,176,154 0.865
INTP 2010 IDR 3,225,000 IDR 3,683,578 0.876
INTP 2011 IDR 3,602,000 IDR 4,189,963 0.860
INTP 2012 IDR 4,763,000 IDR 5,515,622 0.864
INTP 2013 IDR 5,218,000 IDR 6,131,819 0.851
INTP 2014 IDR 5,154,000 IDR 6,130,475 0.841
Page 124
109
INTP 2015 IDR 4,356,661 IDR 5,299,747 0.822
INTP 2016 IDR 3,870,319 IDR 4,791,139 0.808
11
JSMR 2009 IDR 992,694 IDR 1,775,794 0.559
JSMR 2010 IDR 1,193,486 IDR 2,110,346 0.566
JSMR 2011 IDR 1,197,526 IDR 2,153,201 0.556
JSMR 2012 IDR 1,602,624 IDR 2,688,247 0.596
JSMR 2013 IDR 1,026,000 IDR 2,222,199 0.462
JSMR 2014 IDR 1,404,000 IDR 2,692,705 0.521
JSMR 2015 IDR 1,302,378 IDR 2,888,137 0.451
JSMR 2016 IDR 1,684,225 IDR 3,613,109 0.466
12
LPKR 2009 IDR 388,000 IDR 711,459 0.545
LPKR 2010 IDR 525,000 IDR 888,783 0.591
LPKR 2011 IDR 708,000 IDR 1,116,083 0.634
LPKR 2012 IDR 1,060,000 IDR 1,744,852 0.608
LPKR 2013 IDR 1,228,000 IDR 2,154,561 0.570
LPKR 2014 IDR 2,547,000 IDR 3,835,080 0.664
LPKR 2015 IDR 1,024,121 IDR 2,388,209 0.429
LPKR 2016 IDR 1,227,374 IDR 2,862,979 0.429
13
LSIP 2009 IDR 707,487 IDR 1,257,186 0.563
LSIP 2010 IDR 1,033,329 IDR 1,605,363 0.644
LSIP 2011 IDR 1,701,580 IDR 2,335,153 0.729
LSIP 2012 IDR 1,116,186 IDR 2,158,838 0.517
LSIP 2013 IDR 769,493 IDR 2,029,076 0.379
LSIP 2014 IDR 916,704 IDR 2,479,336 0.370
LSIP 2015 IDR 689,704 IDR 2,146,476 0.321
LSIP 2016 IDR 560,324 IDR 1,966,453 0.285
14
PGAS 2009 IDR 6,229,043 IDR 6,660,871 0.935
PGAS 2010 IDR 6,239,361 IDR 6,720,407 0.928
PGAS 2011 IDR 6,232,087 IDR 6,777,101 0.920
PGAS 2012 IDR 8,884,801 IDR 9,481,043 0.937
PGAS 2013 IDR 8,632,944 IDR 9,224,147 0.936
PGAS 2014 IDR 7,356,951 IDR 8,001,911 0.919
PGAS 2015 IDR 4,186,114 IDR 5,058,237 0.828
PGAS 2016 IDR 3,152,487 IDR 3,923,112 0.804
15
SMGR 2009 IDR 3,326,488 IDR 4,753,210 0.700
SMGR 2010 IDR 3,630,727 IDR 5,089,996 0.713
SMGR 2011 IDR 3,930,773 IDR 5,504,701 0.714
SMGR 2012 IDR 4,845,403 IDR 6,675,797 0.726
SMGR 2013 IDR 5,716,494 IDR 7,868,586 0.726
SMGR 2014 IDR 5,576,106 IDR 7,955,164 0.701
SMGR 2015 IDR 4,662,164 IDR 7,103,237 0.656
Page 125
110
SMGR 2016 IDR 4,368,344 IDR 6,982,706 0.626
16
TLKM 2009 IDR 14,286,212 IDR 22,819,212 0.626
TLKM 2010 IDR 12,940,007 IDR 20,272,007 0.638
TLKM 2011 IDR 15,481,000 IDR 23,990,000 0.645
TLKM 2012 IDR 18,388,000 IDR 26,550,000 0.693
TLKM 2013 IDR 20,290,000 IDR 30,173,000 0.672
TLKM 2014 IDR 21,471,000 IDR 31,065,000 0.691
TLKM 2015 IDR 23,137,000 IDR 34,077,000 0.679
TLKM 2016 IDR 27,073,000 IDR 38,280,000 0.707
17
UNTR 2009 IDR 3,817,541 IDR 5,460,539 0.699
UNTR 2010 IDR 3,872,931 IDR 5,887,251 0.658
UNTR 2011 IDR 5,900,908 IDR 8,878,297 0.665
UNTR 2012 IDR 5,779,675 IDR 9,105,076 0.635
UNTR 2013 IDR 4,798,778 IDR 9,011,581 0.533
UNTR 2014 IDR 4,839,970 IDR 9,710,607 0.498
UNTR 2015 IDR 3,311,814 IDR 9,098,630 0.364
UNTR 2016 IDR 5,195,280 IDR 10,753,723 0.483
18
WIKA 2009 IDR 189,222 IDR 309,011 0.612
WIKA 2010 IDR 284,922 IDR 411,845 0.692
WIKA 2011 IDR 401,828 IDR 548,248 0.733
WIKA 2012 IDR 508,764 IDR 671,740 0.757
WIKA 2013 IDR 624,372 IDR 857,763 0.728
WIKA 2014 IDR 750,796 IDR 1,030,209 0.729
WIKA 2015 IDR 709,311 IDR 996,142 0.712
WIKA 2016 IDR 1,128,869 IDR 1,476,151 0.765
Page 126
111
Data Perolehan Debt to Equity Ratio (DER)
No. Kode 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 AALI 0.184 0.185 0.210 0.330 0.460 0.570 0.840 0.380
2 AKRA 2.201 2.014 1.320 1.800 1.730 1.480 1.090 0.960
3 ASII 1.003 1.099 1.030 1.020 1.020 0.960 0.940 0.930
4 BBCA 9.137 8.498 8.070 7.516 6.736 6.064 5.601 4.973
5 BBNI 10.882 6.505 6.903 6.658 6.909 5.591 5.262 5.520
6 BBRI 10.628 10.024 8.432 7.498 6.894 7.205 6.765 5.836
7 BMRI 10.234 9.814 7.204 6.778 6.721 6.648 6.161 5.376
8 ELSA 1.196 0.892 1.305 1.103 0.913 0.644 0.673 0.456
9 INDF 1.606 0.902 0.700 0.740 1.040 1.080 1.130 1.060
10 INTP 0.241 0.171 0.150 0.170 0.160 0.170 0.160 0.130
11 JSMR 1.173 1.369 1.320 1.530 1.610 1.790 1.970 2.270
12 LPKR 1.399 0.970 0.940 1.170 1.210 1.140 1.180 1.070
13 LSIP 0.271 0.221 0.160 0.200 0.210 0.200 0.210 0.240
14 PGAS 1.355 1.225 0.800 0.660 0.600 1.100 1.150 1.160
15 SMGR 0.258 0.282 0.350 0.460 0.410 0.370 0.390 0.450
16 TLKM 1.248 0.768 0.690 0.660 0.650 0.640 0.780 0.700
17 UNTR 0.755 0.839 0.690 0.560 0.610 0.560 0.570 0.500
18 WIKA 2.652 2.425 2.750 2.890 2.900 2.200 2.600 1.490
Page 127
112
Data Perolehan Price to Book Value (PBV)
No. Kode 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 AALI 5.483 5.452 3.865 3.157 3.669 3.074 2.033 1.835
2 AKRA 2.109 2.750 3.234 3.797 3.166 2.705 3.880 2.966
3 ASII 3.521 4.479 3.950 3.426 2.592 2.498 1.920 2.394
4 BBCA 4.293 4.626 4.693 4.323 3.700 4.153 3.659 3.357
5 BBNI 1.498 2.182 1.873 1.585 1.545 1.864 1.186 1.143
6 BBRI 1.730 1.766 3.342 2.642 2.255 2.941 2.466 1.942
7 BMRI 2.764 3.230 2.492 2.470 2.063 2.398 1.788 1.743
8 ELSA 1.357 1.224 0.881 0.618 1.054 1.936 0.684 1.065
9 INDF 2.011 1.722 1.278 1.505 1.510 1.438 1.054 1.584
10 INTP 4.722 4.482 4.519 4.256 3.204 3.713 3.444 2.169
11 JSMR 1.707 2.998 3.404 3.786 3.043 4.196 2.873 1.919
12 LPKR 1.717 1.788 1.619 2.012 1.481 1.334 1.263 0.753
13 LSIP 0.598 0.770 2.629 2.499 1.990 1.786 1.227 1.553
14 PGAS 8.058 7.735 4.474 4.748 3.755 4.830 2.201 2.065
15 SMGR 4.391 4.617 4.647 5.176 3.849 3.843 2.464 1.780
16 TLKM 4.809 3.520 2.877 3.362 3.448 3.353 3.350 3.801
17 UNTR 3.581 4.718 3.574 2.275 1.988 1.678 1.611 1.860
18 WIKA 1.176 2.094 1.534 2.971 2.784 4.209 2.765 1.694
Page 128
113
Lampiran 3 : Hasil Data yang telah diolah menggunakan Eviews 9
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 6.793433 (17,122) 0.0000
Cross-section Chi-square 95.918055 17 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
Date: 09/13/17 Time: 16:43
Sample: 2009 2016
Periods included: 8
Cross-sections included: 18
Total panel (balanced) observations: 144 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.705746 0.460075 -3.707539 0.0003
VACA 6.875620 1.005730 6.836446 0.0000
VAHU 0.136948 0.040822 3.354784 0.0010
STVA 3.633640 0.673155 5.397923 0.0000
LNDER -0.004679 0.065470 -0.071475 0.9431 R-squared 0.579797 Mean dependent var 2.775743
Adjusted R-squared 0.567705 S.D. dependent var 1.334203
S.E. of regression 0.877227 Akaike info criterion 2.610004
Sum squared resid 106.9644 Schwarz criterion 2.713122
Log likelihood -182.9203 Hannan-Quinn criter. 2.651905
F-statistic 47.94807 Durbin-Watson stat 0.857901
Prob(F-statistic) 0.000000
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 13.469780 4 0.0092
Page 129
114
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. VACA 6.186140 6.557032 1.041162 0.7162
VAHU 0.337650 0.257115 0.001643 0.0469
STVA 0.590765 1.422578 0.224320 0.0790
LNDER 0.602052 0.111597 0.063153 0.0510
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
Date: 09/13/17 Time: 16:46
Sample: 2009 2016
Periods included: 8
Cross-sections included: 18
Total panel (balanced) observations: 144 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.457656 0.526642 -0.869007 0.3865
VACA 6.186140 1.552171 3.985476 0.0001
VAHU 0.337650 0.063505 5.316943 0.0000
STVA 0.590765 0.879791 0.671484 0.5032
LNDER 0.602052 0.276449 2.177805 0.0313 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.784138 Mean dependent var 2.775743
Adjusted R-squared 0.746981 S.D. dependent var 1.334203
S.E. of regression 0.671117 Akaike info criterion 2.180017
Sum squared resid 54.94859 Schwarz criterion 2.633739
Log likelihood -134.9613 Hannan-Quinn criter. 2.364384
F-statistic 21.10357 Durbin-Watson stat 1.425688
Prob(F-statistic) 0.000000
Page 130
115
Hasil Estimasi Model Fixed Effect
Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
Date: 08/11/17 Time: 23:51
Sample: 2009 2016
Periods included: 8
Cross-sections included: 18
Total panel (balanced) observations: 144 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.457656 0.526642 -0.869007 0.3865
VACA 6.186140 1.552171 3.985476 0.0001
VAHU 0.337650 0.063505 5.316943 0.0000
STVA 0.590765 0.879791 0.671484 0.5032
LNDER 0.602052 0.276449 2.177805 0.0313 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.784138 Mean dependent var 2.775743
Adjusted R-squared 0.746981 S.D. dependent var 1.334203
S.E. of regression 0.671117 Akaike info criterion 2.180017
Sum squared resid 54.94859 Schwarz criterion 2.633739
Log likelihood -134.9613 Hannan-Quinn criter. 2.364384
F-statistic 21.10357 Durbin-Watson stat 1.425688
Prob(F-statistic) 0.000000