PENGARUH MINAT BACA DAN KOLEKSI BUKU PERPUSTAKAAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS V SD SE-DABIN 1 KECAMATAN TEGAL BARAT KOTA TEGAL Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Dian Aprilianingtyas 1401412452 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
253
Embed
PENGARUH MINAT BACA DAN KOLEKSI BUKU PERPUSTAKAAN ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH
MINAT BACA DAN KOLEKSI BUKU PERPUSTAKAAN
TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NARASI
PADA SISWA KELAS V SD SE-DABIN 1
KECAMATAN TEGAL BARAT
KOTA TEGAL
Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Dian Aprilianingtyas
1401412452
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini
benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain baik
sebagian atau keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan ke Sidang
Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang.
Hari, tanggal : Jumat, 17 Juni 2016
Tempat : Tegal
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Pengaruh Minat Baca dan Koleksi Buku Perpus-
takaan terhadap Kemampuan Menulis Narasi pada Siswa Kelas V SD se-Dabin 1
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal” oleh Dian Aprilianingtyas 1401412452, telah
dipertahankan di hadapan panitia sidang ujian skripsi FIP UNNES pada tanggal
30 Juni 2016.
PANITIA UJIAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Orang yang berdoa tetapi tidak berusaha seperti orang yang menembakkan
panah tanpa tali busur. (Ali Bin Abi Thalib)
Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan
bagi orang itu karena ilmu tersebut jalan menuju surga. (HR. Muslim)
Belajar membaca bagaikan menyalakan api. Setiap suku kata yang dieja akan
menjadi percik yang menerangi. (Victor Hugo)
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk Ibu
Muflikhah dan Bapak Nurokhi, serta
adikku Nailul Arini.
vi
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh
Minat Baca dan Koleksi Buku Perpustakaan terhadap Kemampuan Menulis
Narasi pada Siswa Kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Penyusunan skripsi ini melibatkan bantuan dan bimbingan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberi kesempatan untuk melaksanakan studi di Universitas
Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah
mengijinkan penulis untuk melaksanakan penelitian.
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberi
kesempatan untuk menuangkan gagasan dalam bentuk skripsi.
4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang yang telah membantu kelancaran dalam proses
pengerjaan skripsi.
5. Drs. Suwandi, M.Pd. dan Tri Astuti, S.Pd.,M.Pd., Dosen Pembimbing 1 dan 2
yang telah mengarahkan, memotivasi, dan membimbing sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi.
vii
6. Kepala SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal yang telah
mengijinkan penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Guru dan siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal
yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
Semoga semua pihak tersebut mendapatkan ridho dari Allah SWT dan
keberkahan dalam hidupnya. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat untuk semua
pihak.
Tegal, Juni 2016
Penulis
viii
ABSTRAK
Aprilianingtyas, Dian. 2016. Pengaruh Minat Baca dan Koleksi Buku
Perpustakaan terhadap Kemampuan Menulis Narasi pada Siswa Kelas V
SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing 1: Drs. Suwandi, M.Pd. Pembimbing 2: Tri
Astuti, S.Pd.,M.Pd.
Kata Kunci: kemampuan menulis narasi, koleksi buku perpustakaan, minat baca
Kemampuan menulis tidak dapat dipisahkan dari kemampuan membaca
karena menulis membutuhkan pengetahuan kosakata yang diperoleh melalui
membaca. Kemampuan menulis dipengaruhi oleh faktor internal salah satunya
minat dan faktor eksternal salah satunya ketersediaan sarana penunjang. Minat
memengaruhi kemampuan menulis dan membaca. Tingginya minat mendorong
siswa aktif mengasah kemampuan dan menambah intensitas membaca untuk
memperoleh pengetahuan kosakata. Intensitas membaca yang tinggi harus
diimbangi kelengkapan sarana penunjang di lingkungan sekolah. Sekolah perlu
memperhatikan kelengkapan sarana perpustakaan sekolah khususnya ketersediaan
koleksi buku. Lengkapnya koleksi buku memudahkan siswa menemukan bahan
bacaan yang dibutuhkan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
minat baca dan koleksi buku perpustakaan terhadap kemampuan menulis narasi.
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD se-Dabin 1
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal yang berjumlah 232 siswa. Pengambilan
sampel menggunakan teknik Proporsionate Random Sampling. Penentuan jumlah
sampel menggunakan tabel Krecjie dengan taraf kesalahan 5%, sehingga
diperoleh sampel sebanyak 144 siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
expost facto. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara,
observasi, analisis dokumen dan angket. Instrumen penelitian yang digunakan
yaitu pedoman wawancara, observasi, pedoman penilaian, dan angket. Uji
prasyarat yang digunakan yaitu uji normalitas, linieritas, multikolinieritas, dan
heteroskedastisitas. Uji analisis akhir yang digunakan yaitu analisis korelasi
16. Hasil Uji Reliabilitas Angket Penelitian ................................................... 178
17. Tabulasi Data Angket Penelitian ............................................................... 180
18. Distribusi Frekuensi Skor Pilihan Jawaban Angket Penelitian ................. 195
19. Data Hasil Kemampuan Menulis Narasi ................................................... 201
20. Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 204
21. Hasil Uji Linieritas .................................................................................... 205
22. Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................................ 208
xvii
23. Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 209
24. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ........................................................... 210
25. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ............................................................ 212
26. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ............................................................ 213
27. Surat Ijin Penelitian dari PGSD UPP Tegal .............................................. 216
28. Surat Ijin Penelitian dari Bappeda ............................................................. 217
29. Surat Keterangan telah Melaksanakan Uji Coba Instrumen ..................... 218
30. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ..................................... 220
31. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ............................................................. 228
32. Hasi Karangan Narasi Siswa ..................................................................... 233
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab pertama yang menjelaskan kepada pembaca
mengenai topik penelitian, alasan, dan pentingnya suatu karya ilmiah. Bab
pendahuluan dapat membimbing pembaca melalui pemikiran logis mengenai apa
yang dibahas dalam suatu penelitian. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
dan manfaat penelitian. Berikut ini penjelasan untuk masing-masing sub bab:
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal mendasar bagi kehidupan manusia. Dewantara
(1947) dalam Munib (2012:30) menjelaskan, “Pendidikan merupakan daya upaya
untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran
(intelek), dan tubuh anak.” Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses
dalam mengembangkan diri untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan.
Manusia memperoleh pendidikan dalam rangka meningkatkan pengetahuan,
mengembangkan potensi, dan kepribadian yang dimiliki. Pendidikan yang
berkualitas akan memengaruhi terbentuknya manusia yang berkualitas pula.
Indonesia membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas
tinggi untuk menghadapi tantangan di era globalisasi. Kualitas SDM dibentuk
melalui peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan tersebut
diarahkan agar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Nomor
2
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 menyebutkan
tujuan pendidikan nasional negara Indonesia adalah sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk ber-
kembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
Sekolah Dasar (SD) sebagai salah satu bentuk pendidikan formal memiliki
peran strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui proses
pembelajaran. Majid (2014:5) menyatakan, “Pembelajaran adalah suatu konsep
dari belajar dan mengajar yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta
diarahkan pada pencapaian tujuan atau penguasaan kompetensi dan indikatornya
sebagai gambaran hasil belajar.” Siswa diarahkan untuk mengembangkan diri
sesuai bakat, minat, dan kemampuan dengan dibekali berbagai pengetahuan dan
keterampilan.
Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang
diberikan kepada siswa sebagai bekal dalam mengembangkan diri. Siswa dapat
menerapkan keterampilan berbahasa untuk berkomunikasi, baik secara langsung,
tidak langsung, tertulis, maupun lisan. Tarigan (2008:1) menyebutkan, terdapat
empat komponen keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis. Keempat keterampilan tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan sehingga disebut catur tunggal.
Salah satu keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai siswa
adalah keterampilan menulis. Tarigan (2008:3) menjelaskan, “Menulis merupakan
suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak
3
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.” Menulis adalah
keterampilan berbahasa yang memberikan berbagai manfaat bagi individu yang
mempelajarinya. Keterampilan menulis penting untuk dipelajari siswa karena
dapat meningkatkan daya ingat dan berpikir kritis. Susanto (2015:248)
menyebutkan, “Menulis juga dapat memperdalam daya tangkap, memecahkan
masalah, dan menyusun urutan suatu peristiwa.” Menurut Tarigan (2008:23),
tidak jarang seseorang menemukan apa yang sebenarnya dipikirkan dan dirasakan
mengenai orang lain, gagasan, masalah, dan kejadian hanya dalam proses menulis.
Keterampilan berbahasa memiliki keterkaitan satu sama lain, begitu halnya
dengan keterampilan menulis dan keterampilan membaca. Tarigan (2008:4)
menjelaskan, hubungan antara menulis dan membaca pada dasarnya adalah
hubungan antara penulis dan pembaca. Penulis harus mengetahui maksud dan
tujuan yang hendak dicapai sebelum menulis. Penulis yang dapat merumuskan
maksud dan tujuan dari sudut pembaca akan menghasilkan karya yang tepat.
Ketepatan yang dimaksud dalam hal ini yaitu sesuai dan serasi dengan yang
diharapkan oleh pembaca. Karya yang tepat akan diminati oleh lebih banyak
pembaca daripada suatu karya yang dihasilkan hanya dari sudut pandang penulis.
Berdasarkan pendapat para ahli, baik menulis maupun membaca
merupakan keterampilan yang penting untuk dikuasai siswa. Keterampilan
menulis dan membaca memberikan bekal kepada siswa untuk mengembangkan
potensi diri. Keterampilan tersebut dapat dikuasai oleh siswa melalui latihan dan
praktik yang berulang.
Keterampilan menulis dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor
tersebut memberikan pengaruh bagi perkembangan kemampuan menulis
4
seseorang. Menurut Syarif, dkk (2009:13), faktor-faktor yang memengaruhi
keterampilan menulis dapat dikategorikan menjadi dua yaitu faktor eksternal dan
internal. Faktor eksternal salah satunya yaitu keadaan lingkungan fisik, sedangkan
faktor internal mencakup faktor teknis dan psikologis.
Faktor psikologis yang memengaruhi kemampuan menulis salah satunya
yaitu minat. Nuryanti (2008:56) menjelaskan, minat merupakan perhatian khusus
terhadap suatu hal tertentu. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi
seseorang untuk melakukan sesuatu dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Secara sederhana, minat diartikan oleh Susanto (2015:16) sebagai kecenderungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar dari seseorang terhadap
sesuatu. Siswa yang memiliki minat besar terhadap keterampilan menulis akan
memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa yang lain. Pemusatan
perhatian yang tinggi mendorong siswa mempelajari keterampilan menulis secara
intensif dan memungkinkan capaian kemampuannya melebihi siswa lain.
Faktor minat selain memberikan pengaruh pada keterampilan menulis juga
memberikan pengaruh terhadap keterampilan berbahasa lain, yaitu membaca.
Menurut Rahim (2009:28), minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-
usaha seseorang untuk membaca. Siswa yang mempunyai minat membaca tinggi
diwujudkan dalam usahanya mendapatkan bahan bacaan dan kemudian membaca-
nya atas kesadaran sendiri. Kesadaran diri tersebut disertai dengan perasaan
senang dan ketertarikan yang tinggi terhadap kegiatan membaca sehingga
mengarahkan siswa untuk membaca dengan kemauannya sendiri.
Membaca dan menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis.
Membaca adalah kegiatan yang bersifat reseptif, sedangkan menulis adalah
5
kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Kedua keterampilan tersebut tidak
dapat dipisahkan, sehingga keterampilan membaca seorang siswa akan
memengaruhi keterampilan menulisnya. Minat baca sebagai pendorong
tercapainya keterampilan membaca juga secara tidak langsung akan memengaruhi
keterampilan menulis siswa.
Faktor lain yang memengaruhi keterampilan menulis adalah keadaan
lingkungan fisik. Keadaan lingkungan fisik yang dimaksud yaitu tersedianya
bahan pustaka atau bacaan yang menarik, bervariasi, dan mudah ditemukan.
Ketersediaan bahan bacaan akan memunculkan pengalaman membaca pada siswa.
Rahim (2009:8) menjelaskan, pengalaman membaca berbagai jenis bahan bacaan
memberikan siswa pengetahuan sejumlah struktur teks dan meningkatkan proses
memahami suatu teks. Struktur-struktur teks yang telah dipahami dapat membantu
siswa dalam melakukan kegiatan menulis.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan perlu mewujudkan keadaan
lingkungan fisik yang memadai bagi kebutuhan siswa. Keadaan tersebut dapat
diwujudkan melalui perpustakaan sekolah. “Perpustakaan adalah suatu ruangan
berisi buku-buku koleksi yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga
mudah dicari dan digunakan oleh pembaca” (Sutarno 2006:12). Perpustakaan
sekolah diupayakan dapat meningkatkan mutu pendidikan melalui ketersediaan
koleksi bahan pustaka. Koleksi bahan pustaka tersebut disimpan menurut tata
susunan tertentu untuk memudahkan pembaca dalam memanfaatkannya.
Tujuan diselenggarakannya perpustakaan sekolah adalah menunjang dan
mendukung kegiatan sekolah baik kurikuler, kokurikuler dan ekstra kurikuler.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab I Pasal 4
6
menyebutkan, penyelenggaraan perpustakaan bertujuan memberikan layanan
kepada pembaca, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan
dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan sekolah
menyediakan koleksi bahan bacaan yang memadai, berkualitas, dan beragam.
Tersedianya koleksi bahan bacaan dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam
memperoleh informasi yang mereka perlukan. Penyelenggaraan perpustakaan
sekolah diharapkan dapat membantu warga sekolah dalam proses pembelajaran.
Pengadaan koleksi bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang
diterapkan di sekolah dan kebutuhan pembaca khususnya siswa. Terpenuhinya
kebutuhan siswa akan memunculkan minat membaca dan kebiasaan membaca.
Penulis melakukan studi pendahuluan untuk mengumpulkan data-data
yang diperlukan dalam penyusunan skripsi. Studi pendahuluan dilakukan dalam
bentuk wawancara dengan wali kelas V dan pengelola perpustakaan sekolah.
Narasumber wawancara berasal dari 9 SD yang berada di wilayah Dabin 1
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Data-data pendukung juga dikumpulkan pada
kegiatan studi pendahuluan. Data-data tersebut seperti data jumlah dan nama
siswa kelas V serta beberapa data yang terkait dengan perpustakaan sekolah. Data
yang berkaitan dengan perpustakaan sekolah antara lain daftar kunjungan dan data
inventaris jumlah koleksi buku perpustakaan sekolah.
Berdasarkan studi pendahuluan, masih terdapat siswa kelas V yang belum
menguasai keterampilan membaca. Keterampilan membaca yang dimaksud yaitu
keterampilan membaca pemahaman. Siswa belum dapat memahami isi bacaan dan
informasi-informasi apa saja yang terdapat dalam suatu bacaan. Hal tersebut
berdampak pada pendapat siswa yang menganggap bahwa kegiatan membaca
7
tidak memberikan manfaat untuk dirinya. Dampak dari pendapat tersebut adalah
rendahnya minat membaca pada diri siswa. Menurut beberapa wali kelas V, tinggi
dan rendahnya minat membaca pada diri siswa mengakibatkan perbedaan
pengetahuan kosakata. Pengetahuan kosakata tersebut berpengaruh terhadap
kemampuan menulis siswa. Siswa yang pengetahuan kosakatanya rendah
cenderung mengalami kesulitan saat diberikan tugas menulis oleh guru.
Informasi lain yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan yaitu
terdapat beberapa sekolah yang belum memiliki tenaga perpustakaan khusus.
Pengelolaan perpustakaan sekolah diserahkan kepada wali kelas secara bergiliran,
sehingga administrasi perpustakaan belum tertata rapi. Wali kelas cenderung lebih
mengutamakan pengelolaan kelas yang diampunya dibandingkan mengelola
perpustakaan sekolah. Koleksi buku perpustakaan di sekolah tersebut juga tidak
sesuai dengan perkembangan informasi dan teknologi masa kini karena belum
adanya agenda pembaharuan koleksi oleh masing-masing SD. Pengorganisasian
koleksi bahan pustakapun belum dilaksanakan secara rutin sehingga informasi
yang diberikan oleh pengelola perpustakaan kurang akurat.
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.
Salah satu penelitian yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan Ratnasari tahun
2013 dengan judul Pengaruh Ketersediaan Koleksi Mobil Pintar Kantor
Perpustakaan dan Arsip Kota Semarang terhadap Minat Baca Siswa SDN
Sendangmulyo 01 Semarang. Simpulan penelitian tersebut adalah terdapat
pengaruh ketersediaan koleksi pada Mobil Pintar Arpusda Kota Semarang
terhadap minat baca siswa SDN Sendangmulyo 01 Semarang. Jika ketersediaan
koleksi di Mobil Pintar ditingkatkan, maka minat baca siswa akan meningkat.
8
Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Lusanti tahun 2013 yang berjudul Hubungan Minat Baca dengan
Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VA SDN 71 Kota Bengkulu.
Simpulan penelitian tersebut menyatakan bahwa tingkat minat baca berpengaruh
terhadap kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas VA SDN 71 Kota
Bengkulu. Jika tingkat minat baca tinggi, maka kemampuan menulis narasi juga
akan mengalami peningkatan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis melaksanakan
penelitian yang menghubungkan tiga variabel. Variabel tersebut yaitu minat baca,
koleksi buku perpustakaan, dan kemampuan menulis narasi. Penelitian yang
dilaksanakan berjudul “Pengaruh Minat Baca dan Koleksi Buku Perpustakaan
terhadap Kemampuan Menulis Narasi pada Siswa Kelas V SD se-Dabin 1
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal”.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah berarti mengenali masalah dengan membuat daftar
permasalahan yang muncul pada suatu penelitian. Identifikasi masalah dilakukan
untuk menemukan ruang lingkup masalah tertentu dalam sebuah penelitian.
Masalah penelitian secara umum dapat ditemukan baik melalui studi literatur
maupun studi lapangan, seperti observasi, survei, dan lain-lain. Berdasarkan hasil
studi pendahuluan, dapat diidentifikasi masalah yang muncul sebagai berikut:
(1) Terdapat siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal
yang belum menguasai keterampilan membaca khususnya membaca
pemahaman.
9
(2) Terdapat siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal
yang menganggap kegiatan membaca tidak memberikan manfaat untuk
dirinya.
(3) Terdapat perbedaan minat membaca pada siswa kelas V SD se-Dabin 1
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
(4) Terdapat perbedaan pengetahuan kosakata pada siswa kelas V SD se-Dabin 1
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
(5) Terdapat SD di Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal yang belum
memiliki tenaga perpustakaan khusus.
(6) Wali kelas yang ditugasi sebagai pengelola perpustakaan sekolah cenderung
mengutamakan pengelolaan kelas yang diampunya dibandingkan pengelolaan
perpustakaan sekolah.
(7) Terdapat koleksi buku perpustakaan sekolah di Dabin 1 Kecamatan Tegal
Barat Kota Tegal yang tidak sesuai dengan perkembangan informasi dan
teknologi masa kini.
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah berkaitan dengan pemilihan masalah dari berbagai
masalah yang telah diidentifikasikan. Pembatasan masalah dilakukan untuk
membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas sehingga penelitian lebih bisa
fokus untuk dilakukan. Ruang lingkup masalah yang telah dibatasi memudahkan
penulis dalam mengumpulkan data dan menentukan metode dan jenis penelitian
yang digunakan. Pembatasan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
10
(1) Minat baca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat baca siswa
dalam membaca buku bacaan yang tersedia di perpustakaan sekolah.
(2) Data kemampuan menulis narasi diperoleh dari analisis dokumen hasil
karangan narasi siswa.
(3) Objek penelitian adalah siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat
Kota Tegal.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan rumusan pertanyaan yang dicarikan jawaban
melalui pengumpulan data. Bagian ini berisi pertanyaan lengkap dan rinci
mengenai ruang lingkup masalah yang diteliti berdasarkan identifikasi dan
pembatasan masalah. Rumusan masalah berfungsi sebagai penentu arah atau
fokus dalam suatu penelitian. Penulis juga dapat menentukan jenis, sumber data,
teknik pengumpulan data, dan instrumen penelitian yang relevan dengan
penelitian melalui penentuan rumusan masalah. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Bagaimana pengaruh minat baca terhadap kemampuan menulis narasi pada
siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal?
(2) Bagaimana pengaruh koleksi buku perpustakaan terhadap kemampuan
menulis narasi pada siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat
Kota Tegal?
(3) Bagaimana pengaruh minat baca dan koleksi buku perpustakaan secara
bersama-sama terhadap kemampuan menulis narasi pada siswa kelas V SD
se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal?
11
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah uraian yang menyebutkan secara spesifik
mengenai maksud atau tujuan yang hendak dicapai dari sebuah penelitian. Tujuan
penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang telah dibuat. Rumusan
tujuan menjelaskan keinginan penulis untuk memperoleh jawaban dari
permasalahan yang diteliti. Tujuan pada penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu
tujuan umum dan khusus. Penjelasan tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum adalah tujuan yang melingkupi keseluruhan dari sebuah
penelitian. Tujuan umum mengandung uraian garis besar dan skala cakupannya
lebih luas. Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui pengaruh minat baca
dan koleksi buku perpustakaan terhadap kemampuan menulis narasi pada siswa
kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal tahun pelajaran
2015/2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan uraian yang sifatnya lebih operasional dan
spesifik dari tujuan umum. Tujuan umum sebuah penelitian dijabarkan pada
rumusan tujuan khusus. Apabila semua tujuan khusus tercapai, maka tujuan
umum penelitian juga terpenuhi. Tujuan khusus mengandung hal-hal lebih rinci
yang ingin dicapai. Tujuan khusus pada penelitian disesuaikan dengan rumusan
masalah yang diteliti. Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Mengetahui pengaruh minat baca terhadap kemampuan menulis narasi pada
siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
12
(2) Mengetahui pengaruh koleksi buku perpustakaan terhadap kemampuan
menulis narasi pada siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat
Kota Tegal.
(3) Mengetahui pengaruh minat baca dan koleksi buku perpustakaan secara
bersama-sama terhadap kemampuan menulis narasi pada siswa kelas V SD
se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang baik adalah penelitian yang mampu memberikan manfaat
bagi lingkungan di sekitarnya. Manfaat penelitian merupakan dampak dari
tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan masalah. Bagian ini menunjukkan
pada pentingnya penelitian dilakukan, baik untuk pengembangan ilmu maupun
referensi penelitian selanjutnya. Manfaat penelitian ini mencakup manfaat teoritis
dan praktis. Penjabaran masing-masing manfaat pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis adalah kegunaan penelitian dalam konstruksi keilmuan.
Konstruksi kelimuan yaitu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus
sampai dapat menjelaskan suatu fenomena atau bidang kajian ilmu tertentu.
Manfaat teoritis berkaitan dengan kontribusi tertentu dari penyelenggaraan
penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan. Secara teori,
penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berguna
bagi pendidikan. Ilmu pengetahuan yang dimaksud khususnya berkaitan dengan
pembelajaran bahasa Indonesia di jenjang sekolah dasar.
13
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis adalah manfaat penelitian yang terkait dengan kegunaan
secara langsung yang dapat dipakai dengan mudah oleh masyarakat. Manfaat
praktis berkaitan dengan kontribusi praktis dari penyelenggaraan penelitian
terhadap objek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi. Manfaat
praktis bersifat terapan dan dapat dirasakan secara langsung oleh objek
pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai
pihak yaitu:
1.4.2.1 Bagi Guru
Hasil penelitian dapat menambah informasi guru mengenai pengaruh
minat baca dan koleksi buku perpustakaan terhadap kemampuan menulis narasi.
Informasi tersebut dapat digunakan untuk menentukan langkah pembelajaran yang
membantu meningkatkan minat baca dan kemampuan menulis pada siswa.
Peningkatan minat baca dan kemampuan menulis juga dapat dikaitkan dengan
pembiasaan kegiatan membaca di perpustakaan sekolah.
1.4.2.2 Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini memberi informasi bagi pihak sekolah agar menghim-
bau para guru untuk melaksanakan pembelajaran yang mendorong terbentuknya
minat baca pada diri siswa. Pihak sekolah juga dapat melakukan usaha
pengelolaan layanan perpustakaan sekolah agar lebih maksimal. Hal tersebut
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan warga sekolah terhadap sumber bacaan.
Pengelolaan perpustakaan sekolah yang lebih maksimal juga dapat membantu
guru dalam upaya meningkatkan minat membaca pada diri siswa.
14
1.4.2.3 Bagi Peneliti Lanjutan
Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh minat
baca dan koleksi buku perpustakaan terhadap kemampuan menulis. Pengetahuan
tersebut dapat membantu untuk menentukan kebijakan yang akan diambil jika
menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan isi penelitian. Hasil penelitian
ini juga dapat menjadi referensi baik bagi peneliti maupun peneliti lain yang ingin
melaksanakan penelitian lanjutan mengenai pengaruh minat baca dan koleksi
buku perpustakaan terhadap kemampuan menulis.
15
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka terdiri dari landasan teori, kajian empiris, kerangka
berpikir, dan hipotesis. Landasan teori membahas konsep dan uraian sistematis
dari berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian. Konsep dan uraian tersebut
juga perlu diperkuat dengan kajian empiris. Kerangka berpikir dapat dibuat
sebagai pedoman pelaksanaan penelitian melalui pembahasan teoritis dan empiris
tersebut. Berikut ini uraian masing-masing sub bab:
2.1 Landasan Teori
Landasan teori adalah seperangkat definisi, konsep serta proposisi yang
telah disusun rapi serta sistematis tentang variabel-variabel dalam sebuah
penelitian. Bagian landasan teori membahas teori-teori tentang pembelajaran
bahasa Indonesia di sekolah dasar, karakteristik siswa sekolah dasar, membaca
dan minat baca, perpustakaan sekolah, menulis dan karangan narasi. Landasan
teoritis diuraikan sebagai berikut:
2.1.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Pembelajaran bahasa Indonesia tidak dapat terlepas dari empat
keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Keterampilan berbahasa lisan meliputi berbicara dan menyimak, sedangkan
keterampilan berbahasa tulis meliputi membaca dan menulis. Keempat
keterampilan berbahasa tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan.
16
Keterampilan berbahasa sangat diperlukan bagi kehidupan manusia.
Manusia sebagai makhluk sosial menggunakan bahasa sebagai media untuk
berinteraksi dan berkomunikasi, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Jika
seseorang ingin menggunakan bahasa dalam suatu interaksi, maka ia harus
menguasai keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut bukan
merupakan keterampilan yang dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui
latihan dan pembiasaan.
Pendidikan formal dalam lingkungan sekolah memiliki kurikulum tertulis
yang dilaksanakan secara terjadwal dan dalam suatu interaksi edukatif di bawah
arahan guru. Kurikulum merupakan alat yang penting dalam merealisasikan dan
mencapai tujuan sekolah. Sutomo (2012:40) mengartikan kurikulum sebagai
berikut:
Kurikulum adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh serta pembinaan
secara kontinyu terhadap situasi belajar secara efektif dan efisien
demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
Kurikulum merupakan suatu pedoman penyelenggaraan proses pendidikan
yang direncanakan sebagai usaha dalam merealisasikan tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum memuat tujuan, isi, bahan ajar, dan langkah-langkah
pembelajaran. Pelaksanaan kurikulum hendaknya disesuaikan pula dengan
perkembangan informasi dan teknologi serta kebutuhan lingkungan sekitar.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab
I Pasal 1 Ayat 19 menyatakan, “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
17
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”.
Kurikulum bahasa Indonesia merupakan suatu alat yang penting dalam
merealisasikan dan mencapai tujuan kebahasaan Indonesia. Tujuan kebahasaan
Indonesia yaitu meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan
bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Menurut Badan Standar
Nasional Pendidikan (2006) dalam Susanto (2015:245), standar isi Bahasa
Indonesia sebagai berikut:
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis,
serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar antara lain
bertujuan agar siswa mampu memiliki pengetahuan tentang karya sastra.
Pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan kepribadian,
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Pembelajaran bahasa
Indonesia juga dimaksudkan untuk melatih keterampilan mendengar, berbicara,
membaca, dan menulis. Tujuan khusus pembelajaran bahasa Indonesia agar siswa
memiliki kegemaran membaca, mempertajam kepekaan, dan memperluas
wawasannya (Susanto 2015:245).
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan tujuan utama pembelajaran
bahasa Indonesia adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam ber-
komunikasi melalui empat keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa
tersebut dapat dimanfaatkan siswa untuk mengembangkan kepribadian dan
18
wawasan kehidupannya. Selain itu, siswa juga dapat menggunakan kemampuan
berbahasa untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis.
2.1.2 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Pertumbuhan dan perkembangan siswa merupakan salah satu pengetahuan
yang harus dimiliki oleh guru. Sumantri (2005) dalam Susanto (2015:71)
menjelaskan, pentingnya seorang guru mempelajari teori perkembangan anak
adalah untuk memperoleh gambaran perbandingan yang nyata antara teori dan
fakta pada diri siswa. Pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak juga
membantu guru untuk merespon sebagaimana mestinya perilaku tertentu pada diri
siswa. Respon yang tepat dapat mengarahkan siswa untuk mengembangkan diri
ke arah yang lebih baik.
Susanto (2015:73) merumuskan perkembangan mental pada siswa sekolah
dasar meliputi perkembangan intelektual, bahasa, sosial, emosi, dan moral
keagamaan. Perkembangan intelektual pada usia sekolah dasar ditandai dengan
kemampuan melaksanakan kegiatan belajar yang menuntut kemampuan kognitif.
Kemampuan kognitif yang dimaksud adalah kemampuan menulis, membaca, dan
menghitung. Menurut Yusuf (2004) dalam Susanto (2015:73), anak usia sekolah
dasar sudah mampu mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan angka
serta memiliki kemampuan memecahkan masalah yang sederhana.
Kemampuan memecahkan masalah pada diri siswa tidak akan berkembang
tanpa diimbangi dengan kemampuan berbahasanya. Bahasa merupakan simbol-
simbol sebagai sarana untuk komunikasi dengan orang lain. Manusia dapat meng-
akses pengetahuan dan memperoleh informasi dari berbagai sumber melalui
kemampuan berbahasa. Yusuf (2007) dalam Susanto (2015:73) menjelaskan,
19
“Perkembangan bahasa mencakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana
pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak
dengan menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambang, gambar, atau lukisan”.
Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan
mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Pengalaman belajar memberikan
kontribusi besar dalam perkembangan bahasa siswa. Siswa SD minimal dapat
membuat kalimat majemuk dan menyusun serta mengajukan pertanyaan.
Kemampuan berbahasa pada diri siswa dapat memengaruhi perkembangan
sosialnya. Perkembangan sosial berkenaan dengan bagaimana seorang siswa ber-
interaksi dengan lingkungan sosialnya. Buhler (1928) dalam Susanto (2015:74)
menjelaskan, “Perkembangan sosial adalah bagian dari perubahan yang saling
berkaitan dalam perilaku individu untuk menjadi makhluk sosial.” Siswa SD
mengalami proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma
kelompok, tradisi, dan moral keagamaan. Hubungan sosial siswa juga semakin
luas seiring dengan berkembangnya interaksi sosial. Siswa mulai membentuk
ikatan baru dengan teman sebaya atau teman sekelas, sehingga ruang gerak
hubungan sosialnya bertambah luas. Siswa mulai dapat beradaptasi dari sifat
egosentris menjadi kooperatif dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Hal tersebut
berpengaruh terhadap perkembangan emosi siswa.
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau
sesuatu. Emosi berkaitan dengan perasaan seseorang yang terefleksi dalam bentuk
perbuatan atau tindakan nyata kepada orang lain atau pada diri sendiri. Emosi
dimiliki oleh setiap orang, mulai dari anak-anak sampai dewasa, namun kapasitas
dan intensitas emosi pada setiap orang berbeda. Seseorang menunjukkan emosi
20
untuk menyatakan suasana batin dan jiwa. Emosi seseorang akan terwujud dalam
perkataan dan perbuatan serta sikap yang ditunjukkannya.
Menurut Yusuf (2005) dalam Susanto (2015:76), pada usia SD, siswa
mulai belajar mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Karakteristik
emosi yang stabil pada diri siswa ditandai dengan menunjukkan wajah ceria,
bergaul dengan teman secara baik, dan menghargai diri sendiri serta orang lain.
Kestabilan emosi juga ditunjukkan pada konsentrasi belajarnya. Konsentrasi
belajar akan semakin baik seiring dengan stabilnya emosi pada diri siswa.
Perkembangan emosi siswa berperan terhadap perkembangan moralnya.
Perkembangan moral pada siswa SD ditandai dengan kemampuan siswa dalam
mengikuti peraturan dari orang tua atau lingkungan sosialnya. Selain itu, siswa
sudah dapat mengelompokkan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar atau
salah dan baik atau buruk. Konsep-konsep tersebut secara sederhana kemudian
diterapkan dalam kegiatan sehari-hari.
Pendapat lain mengenai karakteristik siswa SD dikemukakan oleh Piaget
(1950). Piaget (1950) dalam Susanto (2015:76) mengelompokkan tahap per-
kembangan kognitif anak menjadi empat tahap. Tahap-tahap tersebut yaitu tahap
sensori motor, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal.
Siswa SD termasuk dalam tahap operasional konkret. Tahap operasional
konkret biasanya dialami anak pada usia 7 sampai 11 tahun. Siswa SD sudah
mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi, seperti volume dan jumlah.
Siswa sudah mampu mengombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi
tingkatannya. Selain itu, siswa sudah mampu berpikir sistematis mengenai benda-
benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.
21
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa seorang
anak mengalami perkembangan pesat dalam berbagai aspek pada usia sekolah
dasar. Anak mulai berpikir konkret dan mampu mengerjakan tugas intelektual,
seperti membaca, menulis, dan menghitung. Interaksi sosial dan perkembangan
bahasanya juga berkembang pesat seiring dengan perkembangan emosinya.
2.1.3 Membaca dan Minat Baca
Kegiatan membaca sangat penting bagi perkembangan pengetahuan siswa.
Kemampuan membaca dan minat baca saling berhubungan satu sama lain. Siswa
dengan minat membaca tinggi akan memberikan perhatian lebih terhadap aktivitas
membaca. Tingginya aktivitas membaca membuat kemampuan membacanya lebih
baik karena siswa tersebut terbiasa berlatih membaca dibandingkan siswa lain.
Berikut dijelaskan beberapa hal terkait membaca dan minat baca:
2.1.3.1 Pengertian Membaca
Nurhadi (1987) dalam Somadayo (2011:5) menjelaskan, membaca
merupakan suatu proses yang kompleks. Kompleks berarti dalam proses membaca
dipengaruhi berbagai faktor internal dan faktor eksternal pada diri pembaca.
Faktor internal berupa faktor intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi, dan tujuan
membaca. Faktor eksternal dapat dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan,
faktor lingkungan atau faktor latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan, tradisi
membaca.
Gillet dan Temple (1994) dalam Somadayo (2011:5) menjelaskan,
“Membaca adalah kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam
mengikuti baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata,
melihat ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap
22
bacaan”. Harjasujana (1983) dalam Somadayo (2011:5) mendefinisikan membaca
sebagai suatu kegiatan komunikasi interaktif yang memberikan kesempatan
kepada pembaca dan penulis untuk membawa latar belakang masing-masing.
Bonomo (1973) dalam Somadayo (2011:5) menjelaskan “Membaca adalah suatu
proses memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa
tulis.” Crawley dan Mountain (1995) dalam Somadayo (2011:6) berpendapat
tentang pengertian membaca sebagai berikut:
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibat-
kan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga
melibatkan aktivitas visual, berpikir, dan metakognitif sebab proses
visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulisan
ke dalam kata-kata lisan.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan
membaca merupakan kegiatan berbahasa yang bertujuan untuk melafalkan
simbol-simbol tulisan. Membaca juga dapat diartikan sebagai kegiatan berbahasa
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pemahaman terhadap suatu bacaan.
Bacaan tersebut dapat mudah dipahami melalui penentuan strategi membaca yang
sesuai dengan teks dan tujuan membaca.
2.1.3.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kemampuan Membaca
Kemampuan membaca siswa tidak terlepas dari faktor-faktor yang
memengaruhinya. Lamb dan Arnold (1976) dalam Rahim (2009:16)
mengelompokkan faktor-faktor yang memberikan pengaruh terhadap kemampuan
membaca menjadi empat bagian. Faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor
fisiologis, intelegensi, lingkungan, dan psikologis.
Faktor fisiologis meliputi kesehatan fisik dan pertimbangan neurologis.
Siswa yang kesehatannya baik cenderung lebih mudah berkonsentrasi dibanding-
23
kan siwa lain, terutama dalam kegiatan membaca. Keterbatasan neurologis dan
kekurangan secara fisik juga dapat menghambat siswa dalam meningkatkan
kemampuan membacanya. Siswa yang indera penglihatannya normal tidak akan
mengalami kesulitan untuk membaca tulisan di papan tulis dibandingkan siswa
yang membutuhkan penggunaan kacamata.
Faktor fisiologis pada diri siswa memengaruhi perkembangan intelegensi-
nya. Istilah intelegensi didefinisikan oleh Heinz (1980) dalam Rahim (2009:17)
sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman tentang situasi yang
diberikan dan meresponnya secara tepat. Wechster (1980) dalam Rahim (2009:17)
mengartikan intelegensi sebagai kemampuan global individu untuk bertindak
sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap
lingkungan. Intelegensi dapat membantu memengaruhi kemampuan membaca
awal pada diri siswa. Siswa yang memiliki tingkat intelegensi tinggi cenderung
lebih mudah menguasai kemampuan membaca dibandingkan siswa dengan
intelegensi rendah.
Faktor lingkungan juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca
siswa. Faktor lingkungan mencakup latar belakang dan pengalaman siswa di
rumah, serta sosial ekonomi keluarga anak. Lingkungan dapat membentuk
pribadi, sikap, dan kemampuan berbahasa siswa. Kondisi di rumah memengaruhi
pribadi dan penyesuaian diri siswa dalam masyarakat. Orang tua yang gemar
membaca, memiliki koleksi buku, dan senang membacakan cerita kepada anak
umumnya menghasilkan anak yang gemar membaca.
Faktor sosial ekonomi orangtua dan lingkungan tetangga juga menjadi
faktor pembentuk lingkungan siswa. Status sosioekonomi memengaruhi
24
kemampuan verbal siswa. Semakin tinggi status sosioekonomi keluarga seorang
siswa, semakin tinggi pula kemampuan verbalnya. Siswa yang berasal dari
lingkungan rumah yang memberikan kesempatan membaca dan menyediakan
bahan bacaan yang beragam akan mempunyai kemampuan membaca yang tinggi.
Faktor lain yang juga memengaruhi kemampuan membaca siswa adalah
faktor psikologis. Faktor ini mencakup motivasi, minat, kematangan sosial, emosi,
dan penyesuaian diri. Faktor psikologis berfungsi sebagai penyeimbang ketiga
faktor lainnya.Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca. Motivasi
dalam diri siswa memengaruhi minat membacanya. Siswa yang mempunyai
motivasi tinggi terhadap membaca, akan mempunyai minat yang tinggi pula
terhadap kegiatan membaca.
Siswa juga harus mempunyai pengontrolan emosi pada tingkat tertentu.
Siswa yang bereaksi secara berlebihan ketika mendapatkan sesuatu atau menarik
diri ketika kehilangan sesuatu, akan mendapat kesulitan dalam kegiatan membaca.
Sebaliknya, siswa yang lebih mudah mengontrol emosinya, akan lebih mudah
memusatkan perhatiannya pada teks yang dibaca. Pemusatan perhatian pada
bahan bacaan memungkinkan kemajuan kemampuan siswa dalam membaca dan
memahami bacaan.
2.1.3.3 Pengertian Minat
Menurut Sukardi (1988) dalam Susanto (2015:57), minat dapat diartikan
sebagai suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu. Bernard (1996)
dalam Susanto (2015:57) menjelaskan “Minat timbul tidak secara tiba-tiba atau
spontan, melainkan timbul akibat partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu
belajar.” Susanto (2015:58) menyatakan pengertian minat sebagai berikut:
25
Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang meng-untungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatang-kan kepuasan dalam dirinya.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli,
dapat disimpulkan minat merupakan ketertarikan seseorang terhadap suatu objek
sebagai akibat dari pengalaman dan kebiasaan. Ketertarikan tersebut akan
menimbulkan rasa suka dan senang pada diri seseorang terhadap suatu objek.
Minat tidak terbatas pada objek yang berbentuk benda melainkan kegiatan-
kegiatan yang dianggap menguntungkan bagi masing-masing individu.
2.1.3.4 Jenis dan Ciri-ciri Minat
Menurut Gagne (1975) dalam Susanto (2015:60), sebab timbulnya minat
pada diri seseorang dibedakan menjadi dua macam, yaitu minat spontan dan minat
terpola. Minat spontan merupakan minat yang timbul secara spontan dari dalam
diri sesorang tanpa dipengaruhi oleh pihak luar. Minat terpola adalah minat yang
timbul sebagai akibat adanya pengaruh dari kegiatan-kegiatan yang terencana dan
terpola, misalnya dalam kegiatan belajar mengajar, baik di lembaga sekolah
maupun di luar sekolah.
Kuder (1996) dalam Susanto (2015:61) mengelompokkan jenis-jenis minat
menjadi beberapa macam. Perbedaan minat dipengaruhi oleh ketertarikan
seseorang terhadap suatu hal. Pengalaman, kebiasaan, dan keadaan lingkungan
juga dapat memengaruhi perbedaan minat. Jenis-jenis minat yang dimaksud oleh
Kuder (1996) yaitu minat terhadap alam sekitar, mekanis, hitung menghitung,
ilmu pengetahuan, minat persuasif, seni, leterer, musik, layanan sosial, dan minat
klerikal.
26
Minat baca yang menjadi salah satu variabel dalam penelitian ini termasuk
dalam jenis minat leterer. Minat leterer adalah minat yang berhubungan dengan
kegiatan membaca dan menulis berbagai karangan. Seseorang yang berminat pada
jenis minat leterer memiliki kemampuan membaca dan menulis yang baik.
Hurlock (1990) dalam Susanto (2015:62) menjelaskan, minat bersifat
egosentris. Jika seseorang senang terhadap sesuatu, maka akan muncul
ketertarikan pada hal tersebut. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan
fisik dan mental. Minat siswa terhadap sesuatu akan berubah sesuai
perkembangan fisik dan mentalnya.
Kesempatan belajar juga memengaruhi timbulnya minat pada seseorang.
Kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat berharga, sebab tidak semua
orang dapat merasakannya. Kesempatan belajar berkaitan dengan pengalaman
seseorang dalam mempelajari suatu hal. Ketertarikan terhadap sesuatu akan
semakin tinggi apabila individu tersebut tekun dalam mempelajarinya.
2.1.3.5 Konsep Minat Baca
Minat baca adalah keinginan kuat yang disertai usaha-usaha seseorang
untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan
diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan. Bahan bacaan
tersebut akan dibaca atas kesadarannya sendiri tanpa ada unsur paksaan.
Perkembangan minat baca seorang siswa berbeda dengan siswa yang lain.
Frymeir (1995) dalam Rahim (2009:28) mengidentifikasi beberapa faktor yang
memengaruhi perkembangan minat baca siswa. Faktor-faktor tersebut adalah
pengalaman belajar, jenis informasi yang diberikan, dan tingkat keterlibatan siswa
dalam kegiatan membaca.
27
Faktor-faktor yang telah dikemukakan oleh Frymeir (1995) dapat dijadikan
bahan pertimbangan guru dalam meningkatkan minat baca siswa. Guru dapat
menentukan langkah-langkah pembelajaran yang menyenangkan dan menarik
perhatian siswa. Guru juga perlu memperhatikan informasi yang akan
disampaikan kepada siswa. Siswa akan lebih tertarik pada informasi yang
berkaitan dengan kehidupannya sehari-hari dan mudah dipahami. Keaktifan dan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran perlu ditingkatkan agar semakin banyak
pengalaman yang diperoleh untuk mengembangkan minat membacanya.
2.1.4 Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan unit kerja dari suatu sekolah yang
menyelenggarakannya. Menurut Bafadal (2009:5), perpustakaan sekolah adalah
kumpulan bahan pustaka yang diorganisasi secara sistematis dalam suatu ruang.
Bahan pustaka tersebut dapat digunakan siswa dan guru dalam proses belajar
mengajar. Supriyadi (1982) dalam Bafadal (2009:4) menjelaskan, perpustakaan
sekolah merupakan perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna
menunjang program belajar mengajar di sekolah tersebut. Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan menyatakan pengertian perpustakaan
sekolah adalah sebagai berikut:
Perpustakaan Sekolah atau Madrasah adalah perpustakaan yang merupakan bagian integral dari kegiatan pembelajaran dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang berkedudukan di sekolah atau madrasah.
Berdasarkan definisi yang diberikan para ahli, dapat disimpulkan
pengertian perpustakaan sekolah hampir sama dengan pengertian perpustakaan
secara umum. Perbedaan yang mendasar dari keduanya adalah perpustakaan
28
sekolah lebih spesifik dalam hal institusi yang menaungi dan sasaran pemustaka
atau pengguna bahan pustakanya. Perpustakaan sekolah merupakan unit kerja
yang berada di lembaga sekolah tertentu dan pengguna perpustakaannya adalah
warga sekolah itu sendiri, seperti guru dan siswa.
2.1.4.1 Tujuan Perpustakaan Sekolah
Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan di-
selenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan. Tujuan tersebut adalah
memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengikuti pendidikan di
jenjang yang lebih tinggi. Perpustakaan sekolah sebagai bagian dari
penyelenggaraan pendidikan di sekolah dimanfaatkan sebagai alat penunjang
pencapaian tujuan pendidikan. Yusuf dan Suhendar (2013:3) menjelaskan, tujuan
perpustakaan sekolah antara lain menumbuhkembangkan kemampuan berbahasa
siswa. Kemampuan berbahasa tersebut khususnya minat dan kebiasaan membaca
siswa, serta membantu menulis kreatif bagi siswa dengan bimbingan guru dan
pustakawan.
Perpustakaan sekolah juga bertujuan untuk menghimpun informasi dalam
berbagai bentuk untuk pelestarian bahan pustaka. Perpustakaan menyediakan
sumber informasi yang sesuai dengan pelaksanaan kurikulum. Sumber informasi
yang ada di perpustakaan sekolah juga diharapkan mampu memberikan hiburan
sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca.
2.1.4.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah
Bafadal (2009:6) menyebutkan lima fungsi umum perpustakaan sekolah,
yaitu fungsi edukatif, informatif, tanggung jawab administratif, riset, dan
rekreatif. Perpustakaan sekolah menyediakan buku-buku baik yang bersifat fiksi
29
maupun nonfiksi. Koleksi buku tersebut dapat membantu siswa untuk belajar dan
memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer berbagai konsep pengetahuan.
Pengadaan buku-buku yang tersedia di dalam perpustakaan disesuaikan dengan
kurikulum sekolah. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, sehingga perpustakaan sekolah dikatakan memiliki fungsi
edukatif.
Perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan pustaka
berupa buku, tetapi juga menyediakan bahan pustaka bukan berupa buku seperti
majalah, surat kabar, artikel dan peta. Perpustakaan yang sudah maju juga di-
lengkapi dengan alat-alat seperti slide projector dan video tape recorder. Fasilitas
tersebut memberikan informasi yang diperlukan oleh siswa dan warga sekolah
lainnya, sehingga perpustakaan sekolah dikatakan memiliki fungsi informatif.
Pemanfaatan fasilitas perpustakaan sekolah perlu diberlakukan beberapa
aturan agar penggunaannya dapat tertib dan terorganisasi dengan baik. Aturan
atau tata tertib yang berlaku berkenaan dengan fungsi tanggung jawab
administratif perpustakaan sekolah. Setiap siswa yang akan masuk ke
perpustakaan sekolah harus menunjukkan kartu anggota perpustakaan dan tidak
diperbolehkan membawa tas. Denda akan diberlakukan bagi siswa yang terlambat
mengembalikan buku pinjaman. Aturan-aturan tersebut selain mendidik siswa ke
arah tanggung jawab, juga membiasakan siswa bersikap dan bertindak secara
lebih administratif.
Fasilitas perpustakaan sekolah khususnya koleksi bahan pustaka dapat
dijadikan informasi untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.
Semua warga sekolah dapat melakukan riset literatur (library research) dengan
30
cara membaca buku-buku yang telah tersedia di dalam perpustakaan sekolah.
Pelaksanaan penelitian sederhana dapat memupuk sikap teliti, berpikir kritis, dan
peka pada diri siswa. Penelitian sederhana yang dapat dilakukan siswa misalnya
penelitian mengenai jenis-jenis simbiosis di lingkungan kebun sekolah.
Koleksi bahan pustaka yang bersifat ringan seperti majalah, koran, dan
buku fiksi diharapkan dapat menghibur pembacanya. Siswa dapat mengisi waktu
luang mereka dengan membaca buku-buku cerita. Guru juga dapat membaca
koran saat tidak ada jam mengajar. Hal tersebut berkaitan dengan fungsi rekreatif
perpustakaan.
Fungsi rekreatif memang bukan merupakan tujuan utama diselenggarakan-
nya perpustakaan sekolah, namun sangat penting kedudukannya bagi upaya
peningkatan kesadaran intelektual warga sekolah. Seseorang tidak mungkin selalu
berhadapan dengan bahan bacaan yang serius dan berat. Mereka juga
membutuhkan bahan bacaan yang ringan dan bersifat menghibur seperti buku
cerita, surat kabar, dan majalah.
2.1.4.3 Pengertian Koleksi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah berisi berbagai koleksi pustaka yang dapat
digunakan oleh pemustaka sesuai kebutuhan. Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2007 tentang Perpustakaan Bab I Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan, koleksi
perpustakaan yaitu semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan
karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang
dihimpun, diolah, dan dilayankan. Sutarno (2006:85) menjelaskan, koleksi
perpustakaan adalah sejumlah bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan dan
cukup memadai jumlah koleksinya serta koleksi tersebut disediakan agar dapat
31
dimanfaatkan oleh pemustaka. Yusuf dan Suhendar (2013:8) menjelaskan
“Koleksi perpustakaan sekolah merupakan sejumlah bahan atau sumber informasi,
baik berupa buku atau bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses
belajar mengajar di sekolah.” Koleksi perpustakaan sekolah secara keseluruhan
mengandung bahan-bahan yang dapat menunjang program kegiatan sekolah, baik
yang bersifat kurikuler maupun ekstrakurikuler.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa koleksi
perpustakaan sekolah merupakan keseluruhan bahan pustaka yang dimanfaatkan
oleh warga sekolah sebagai pemustaka. Pemustaka memanfaatkan bahan pustaka
untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah. Koleksi perpustakaan sekolah
diatur sedemikian rupa dan disesuaikan dengan kurikulum serta program yang
dilaksanakan di sekolah.
2.1.4.4 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah
Koleksi bahan pustaka merupakan salah satu bagian penting dari perpus-
takaan. Perpustakaan yang baik memiliki koleksi yang cukup dan sesuai dengan
kebutuhan penggunanya. Standar Nasional Perpustakaan RI Tahun 2011
menyebutkan, koleksi perpustakaan yang dimiliki perpustakaan sekolah dasar atau
madrasah ibtidaiyah terdiri dari lima bagian. Koleksi-koleksi perpustakaan yang
dimaksud yaitu: (1) buku (buku teks, buku penunjang kurikulum, buku bacaan,
buku referensi dan buku biografi); (2) terbitan berkala (majalah, surat kabar); (3)
audio visual; (4) multimedia; dan (5) kamus bahasa Indonesia, kamus bahasa
Inggris-Indonesia, kamus bahasa Indonesia-Inggis, kamus bahasa daerah,
ensiklopedia, buku statistik daerah, peraturan perundang-undangan, atlas, peta,
biografi tokoh dan kitab suci.
32
Menurut Bafadal (2009:27), jenis bahan pustaka dapat ditinjau dari bentuk
fisik dan isinya. Berdasarkan bentuk fisiknya, bahan pustaka terdiri dari bahan
pustaka berbentuk buku dan bukan buku. Bahan pustaka apabila ditinjau berdasar-
kan isinya terdiri dari bahan pustaka fiksi dan nonfiksi. Standar Nasional Perpus-
takaan RI Tahun 2011 menjelaskan, perpustakaan perlu memperkaya koleksi dan
menyediakan bahan perpustakaan dalam berbagai bentuk media dan format.
Ketentuan jumlah minimal koleksi bahan pustaka yang harus dimiliki
perpustakaan sekolah disesuaikan dengan jumlah siswa. Rincian ketentuan jumlah
koleksi bahan pustaka dapat dibaca pada Lampiran 5.
Bahan pustaka yang ada di perpustakaan sekolah juga perlu diberikan
perawatan atau tindakan pemeliharaan. Standar Nasional Perpustakaan RI Tahun
2011 menyebutkan, terdapat dua langkah perawatan yang dapat dilakukan pada
perpustakaan sekolah jenjang sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. Langkah
perawatan tersebut adalah pengendalian kondisi ruangan berupa menjaga
kecukupan cahaya dan kelembaban udara dan melakukan perbaikan bahan pustaka
yang rusak minimal satu tahun sekali.
2.1.5 Menulis dan Karangan Narasi
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Seseorang dapat
menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberitahu, meyakinkan, atau
menghibur melalui media tulis. Suparno dan Yunus (2008:1.3) mendefinisikan
kegiatan menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Susanto (2015:243)
mengartikan “Menulis merupakan keterampilan individu mengkomunikasikan
pesan dalam sebuah tulisan.” Keterampilan ini berkaitan dengan kegiatan individu
33
dalam memilih dan menyusun pesan untuk diwujudkan melalui bahasa tulis.
Penulis harus mampu menyusun bahasa tulis dengan baik agar pesan di dalam
karya tulis dapat dipahami pembaca.
Menurut Tarigan (2008:22), menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang. Lambang grafik tersebut ditulis agar orang lain dapat membaca dan
memahami apa yang ingin disampaikan penulis. Rusyana (1984) dalam Susanto
(2015:247) menjelaskan “Menulis adalah kemampuan menggunakan pola-pola
bahasa dalam penyampaiannya secara tertulis untuk mengungkapkan suatu pesan
atau gagasan.” Dalman (2015:4) mendefinisikan, menulis merupakan proses
penyampaian pikiran dan perasaan. Perasaan dan pemikiran tersebut disampaikan
dalam bentuk lambang, tanda, dan tulisan yang bermakna. Dalman (2015:4)
menambahkan pendapatnya mengenai menulis sebagai berikut:
Pada kegiatan menulis terdapat suatu kegiatan merangkai,
menyusun, melukiskan suatu lambang, tanda, tulisan berupa
kumpulan huruf yang membentuk kata, kumpulan kata membentuk
kelompok kata atau kalimat, kumpulan kalimat membentuk
paragraf, dan kumpulan paragraf membentuk wacana atau karangan
yang utuh dan bermakna.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan menulis
adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan pola-pola bahasa untuk
menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain melalui media tulis.
Menulis juga dapat diartikan sebagai kegiatan merangkai kumpulan huruf agar
menjadi karangan yang utuh dan bermakna. Penulis dilatih berpikir kreatif dalam
menuliskan gagasannya agar informasi yang terdapat dalam tulisan penulis dapat
dipahami oleh pembaca.
34
2.1.5.1 Tujuan Menulis
Susanto (2015:253) berpendapat, terdapat beberapa tujuan dalam kegiatan
menulis. Menulis bertujuan untuk mengekspresikan perasaan dan emosi dalam
diri penulis. Menulis juga bertujuan untuk menghibur atau menghindarkan
kedukaan para pembaca melalui karyanya tersebut.
Hasil karya dari kegiatan menulis dapat memberikan informasi mengenai
segala sesuatu, baik fakta, data, maupun peristiwa. Penulis juga dapat
mengemukakan pendapatnya agar pembaca memperoleh pemahaman baru
terhadap suatu hal. Pembaca juga dapat diyakinkan untuk menentukan sikap atau
melakukan sesuatu yang diinginkan melalui sebuah tulisan yang dibuat.
2.1.5.2 Manfaat Menulis
Susanto (2015:254) menjelaskan, kegiatan menulis memberikan manfaat
bagi seseorang yang melakukannya. Menulis membantu seseorang menemukan
kembali apa yang pernah ia ketahui. Kegiatan menulis mengenai suatu topik akan
merangsang pemikiran seseorang mengenai topik tersebut. Hal tersebut membantu
seseorang mengingat pengetahuan dari pengalaman masa lalu. Menulis juga
membantu seseorang memecahkan masalah dengan memperjelas unsur-unsurnya
dan menuangkannya dalam konsep tertulis. Konsep-konsep yang sudah disusun
dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Konsep yang disusun
secara tertulis juga memudahkan seseorang dalam menganalisis kesalahan yang
mungkin terjadi dalam kegiatan pemecahan masalah.
Akhdiah (1992) dalam Susanto (2015:255) juga mengemukakan beberapa
manfaat menulis, antara lain menulis digunakan sebagai sarana untuk lebih
mengenali kemampuan dan potensi diri serta mengetahui sampai dimana
35
pengetahuan diri tentang suatu topik. Menulis juga dapat digunakan sebagai
sarana mengembangkan gagasan secara sistematis dan mengungkapkannya dalam
bentuk tulisan. Gagasan-gagasan tersebut dapat digunakan untuk memecahkan
suatu masalah dalam konteks yang konkret.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan menulis mem-
berikan manfaat bagi individu yang melakukannya. Aktivitas menulis dapat mem-
bantu seseorang mengenali potensi dan mengukur pengetahuannya terhadap suatu
permasalahan. Menulis juga dapat membiasakan seseorang berpikir kreatif dan
sistematis, sehingga dapat menghasilkan tulisan yang baik.
2.1.6 Karangan Narasi
Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan pada siswa SD adalah
menulis karangan narasi. Karangan yang disebut sebagai karangan narasi
menyajikan serangkaian peristiwa menurut urutan kejadiannya (Suparno dan
Yunus 2009:4.32). Karangan narasi mengandung unsur utama berupa unsur
pembuatan dan waktu kronologi.
Finoza (2008) dalam Dalman (2015:105) mendefinisikan karangan narasi
sebagai bentuk tulisan yang berusaha mengisahkan dan merangkaikan perbuatan
manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam suatu
kesatuan waktu. Menurut Widyamartaya (1992) dalam Dalman (2015:106), narasi
bertujuan menyampaikan gagasan dalam urutan waktu untuk menghadirkan
kepada pembaca serentetan peristiwa yang memuncak pada kejadian utama.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan karangan narasi
adalah bentuk karangan yang menjelaskan serangkaian peristiwa kepada pembaca.
Peristiwa-peristiwa tersebut disajikan dalam urutan waktu secara sistematis.
36
Karangan narasi juga digunakan sebagai media penyampai gagasan dan pesan.
Berikut ini dijelaskan mengenai ciri-ciri, prinsip, dan tujuan karangan narasi:
2.1.6.1 Ciri-ciri Karangan Narasi
Keraf (2007) dalam Dalman (2015:110) menyebutkan, terdapat empat ciri-
ciri karangan narasi. Ciri-ciri tersebut yaitu menonjolkan unsur tindakan,
dirangkai dalam urutan waktu, berusaha menjawab pertanyaan “apa yang
terjadi?”, dan memiliki konflik. Semi (2007) dalam Dalman (2015:111) juga
menjelaskan ciri-ciri karangan narasi antara lain berupa cerita tentang peristiwa
yang benar-benar terjadi, imajinasi, atau gabungan keduanya. Karangan narasi
dibuat berdasarkan konflik, memiliki nilai estetika, dan menekankan susunan
secara kronologis.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan ciri-ciri
karangan narasi yaitu berisi suatu cerita dan dirangkai dalam satu kesatuan waktu.
Karangan narasi juga memiliki konflik dan disajikan secara kronologis. Keempat
ciri-ciri tersebut disajikan dalam satu kesatuan membentuk karangan narasi yang
bermakna.
2.1.6.2 Tujuan Menulis Narasi
Dalman (2015:106) menyebutkan, tujuan menulis karangan narasi adalah
memberikan pengalaman estetik pada diri pembaca. Karangan narasi membentuk
imajinasi dan menggerakkan emosi pembaca agar seolah-olah sudah menyaksikan
atau mengalami kejadian yang diceritakan. Pengalaman estetik tersebut dapat
memberikan hiburan untuk memperbaiki suasana hati para pembaca.
Penulis juga dapat menggambarkan dengan detail mengenai peristiwa yang
telah terjadi dan menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca.
37
Penggambaran detail tersebut dapat memberikan informasi dan memperluas
pengetahuan para pembaca tentang suatu kejadian atau peristiwa. Pemberian
informasi tersebut disajikan dengan memenuhi unsur-unsur karangan narasi.
2.1.6.3 Prinsip-prinsip Narasi
Prinsip merupakan sebuah pedoman yang dijadikan sebagai acuan dalam
berpikir atau bertindak. Menurut Suparno dan Yunus (2009:4.39), menulis
karangan narasi perlu memperhatikan prinsip dasar sebagai tumpuan dalam
berpikir. Prinsip-prinsip tersebut yaitu sudut pandang, penokohan, alur, dan latar.
Prinsip pertama yang harus ditentukan terlebih dahulu sebelum membuat
karangan narasi adalah sudut pandang. Sudut pandang menjelaskan kedudukan
pencerita atau narator dalam sebuah karangan narasi. Macam-macam sudut
pandang yaitu sudut pandang narator serba tahu, narator bertindak objektif,
narator aktif, dan narator sebagai peninjau. Sudut pandang apapun yang dipilih
penulis akan menentukan corak dan gaya cerita sebuah karangan narasi.
Ciri khas karangan narasi adalah mengisahkan tokoh cerita yang terlibat
dalam suatu rangkaian peristiwa. Penentuan penokohan disesuaikan dengan
panjang atau pendeknya cerita yang dibuat. Tokoh adalah orang-orang yang
diceritakan dalam cerita dan banyak mengambil peran dalam cerita. Tokoh dibagi
menjadi 3, yaitu tokoh utama pada cerita, tokoh penentang atau lawan dari tokoh
utama, dan penengah antara tokoh utama dan tokoh lawan.
Tokoh-tokoh dalam karangan narasi digambarkan pada suatu peristiwa
dalam satu kesatuan waktu. Rangkaian peristiwa tersebut akan membentuk pola
sesuai dengan alur yang dibuat oleh penulis. Alur adalah rangkaian pola tindak-
tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi. Alur
38
mengatur bagaimana suatu peristiwa harus mempunyai hubungan dengan
peristiwa yang lain. Alur dikupas menjadi beberapa bagian, yaitu pengenalan,
timbul konflik, konflik memuncak, klimaks, dan pemecahan masalah.
Peristiwa dalam sebuah alur cerita tidak terlepas dari penggambaran
latarnya. Latar adalah tempat dan waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa
yang dialami tokoh. Latar tempat dalam karangan narasi, misalnya di tepi hutan,
di sebuah desa, dan di sebuah pulau. Latar waktu karangan narasi, antara lain pada
zaman dahulu, pada suatu malam, atau pada suatu hari.
2.2 Kajian Empiris
Kajian empiris adalah segala informasi yang diperoleh melalui kegiatan
eksperimen, penelitian, atau observasi. Kajian empiris diperoleh dari hasil
penelitian terdahulu yang relevan dengan bahasan yang diteliti. Penelitian yang
dilakukan ini merupakan penelitian baru, sehingga penelitian terdahulu hanya
digunakan sebagai referensi dalam pelaksanaan penelitian. Hasil penelitian
terdahulu yang digunakan sebagai referensi dalam melaksanakan penelitian
sebagai berikut:
Penelitian pertama yang relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh
Ahmadi tahun 2010 mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Judul penelitian
tersebut adalah Meningkatkan Minat Membaca Siswa Sekolah Dasar dengan
Metode Glenn Doman Berbasis Multimedia. Metode penelitian yang digunakan
pada penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut: (1) Daya serap siswa terhadap materi dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia semester 1 kelas I dapat ditingkatkan. Hal ini ditandai dengan
39
kemampuan siswa dalam menyerap materi pembelajaran baik konvensional
maupun berbasis multimedia pada siklus II mengalami peningkatan yang
signifikan; (2) Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
semester 1 kelas I dapat ditingkatkan. Hal tersebut dapat dilihat pada pokok
bahasan meningkatkan pemahaman dan minat membaca terhadap siswa yaitu
ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata siklus I dan Siklus II. Rata-rata hasil
belajar pada siklus II yaitu 65 dan termasuk kategori baik dan dipersentasekan
60% dari sejumlah siswa; (3) Minat belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia berbantuan CD pembelajaran Glenn Doman berbasis multimedia masuk
dalam kategori tinggi, yaitu skor rata-ratanya adalah 60%.
Penelitian relevan yang kedua yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Novriliam tahun 2012 mahasiswa Universitas Negeri Padang dengan judul
Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar di Sekolah
Dasar Negeri 23 Painan Utara. Metode penelitian ini adalah kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama,
keberadaan perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber belajar masih belum
dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat sekolah. Kedua, belum optimalnya
pemanfataan perpustakaan sekolah karena penyelenggaraan perpustakaan sekolah
yang kurang baik. Keadaan tersebut perlu mendapat perhatian dari pihak sekolah
demi terwujudnya pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber
belajar dengan menetapkan pengolah perpustakaan sehingga perpustakaan dapat
dibuka dengan waktu yang efektif. Selain itu, pihak sekolah diharapkan lebih
memperhatikan lagi keadaan koleksi agar perpustakaan dapat dimanfaatkan
sebagai pusat sumber belajar.
40
Penelitian relevan yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan Ariani,
dkk tahun 2013 mahasiswa Universitas Lampung dengan judul Hubungan Minat
Baca dan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Kelas X SMAN 4 Bandar Lampung
2012/2013. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Minat baca siswa kelas X SMA Negeri 4
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 termasuk dalam predikat cukup,
yaitu mencapai presentase nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 67,42.
Kemampuan menulis cerita pendek termasuk dalam predikat baik, yaitu mencapai
presentase nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 73,67. Besarnya nilai hubungan
minat baca dan kemampuan menulis cerita pendek sebesar 0,638. Hasil tersebut
menunjukkan adanya hubungan minat baca dan kemampuan menulis cerita
pendek yang termasuk dalam predikat tinggi.
Penelitian keempat dilakukan oleh Mulyadi dan Primasari tahun 2014
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. Judul penelitian tersebut
adalah Implementasi Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Metode Penelitian yang digunakan adalah
metode studi kasus. Berdasarkan hasil penelitian, perpustakaan di SD Tunggulsari
1 Laweyan belum digunakan sebagai sumber belajar. Hal tersebut disebabkan
oleh beberapa penyebab, yaitu (1) Pengelolaan perpustakaan yang kurang
mendapat perhatian pihak sekolah, sehingga memunculkan kurangnya minat
siswa untuk berkunjung; (2) Keberadaan perpustakaan yang kurang mendukung
kebutuhan siswa, sehingga pelaksanaan perpustakaan sekolah menjadi sepi
peminat; (3) Peran guru juga masih terbatas, guru hanya sekadar mengarahkan
kepada siswa, belum memberikan contoh tindakan secara nyata; (4) Keterbatasan
41
waktu di sekolah juga mengakibatkan siswa enggan memanfaatkan perpustakaan
sebagai sumber belajar; dan (5) Koleksi buku kurang mendukung proses
pembelajaran.
Penelitian relevan selanjutnya dilakukan oleh Yuliyati tahun 2014.
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya ini melakukan penelitian dengan judul
Model Budaya Baca-Tulis Berbasis Balance Literacy dan Gerakan Informasi
Literasi di SD. Metode penelitian ini adalah Research and Development (R&D).
Model mengonstruksi budaya baca-tulis berbasis balance literacy dan gerakan
informasi literasi efektif untuk mengembangkan kemampuan membaca dan
menulis, namun terdapat kendala-kendala yang harus diminimalkan. Kendala
tersebut antara lain (a) minimnya sarana prasarana; (b) pemahaman sekolah yang
belum memberikan prioritas dalam mengembangkan budaya baca-tulis; (c)
kurangnya pemahaman guru dalam menerjemahkan penekanan pengembangan
baca-tulis dalam prinsip dan program pendidikan nasional; (d) kurangnya
kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran membaca dan menulis untuk
pengembangan budaya baca-tulis SD; dan (e) minimnya petugas perpustakaan
berkualifikasi S1 Perpustakaan.
Penelitian relevan berikutnya dilakukan oleh Zulela tahun 2014 mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta. Judul penelitian tersebut adalah Pendekatan
Kontekstual dalam Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar. Metode penelitian
yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Tindakan kelas dilakukan
sebanyak dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 04 Karet
Setiabudi Jakarta Selatan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes
menulis narasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan
42
kontekstual dengan variasi metode dan alat bantu yang tepat dapat meningkatkan
kemampuan menulis narasi siswa kelas V SD.
Penelitian relevan selanjutnya dilakukan oleh Darminto tahun 2014
mahasiswa Universitas Negeri Surabaya dengan judul Hubungan antara
Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Keterampilan Menulis Narasi
Siswa Kelas V SDN Wonokusumo V Surabaya. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat
hubungan positif antara penguasaan kosakata dan keterampilan menulis narasi
dengan rhitung 0,671 dan taraf signifikansi 1%; (2) Terdapat hubungan positif
antara penguasaan kalimat efektif terhadap keterampilan menulis narasi dengan
rhitung 0,68 dan taraf signifikansi 1 %; (3) Terdapat korelasi positif antara
penguasaan kosakata dan kalimat efektif terhadap keterampilan menulis narasi
dengan rhitung sebesar 0.738 dan taraf signifikansi 1 % .
Penelitian relevan yang selanjutnya dilakukan oleh Putra tahun 2015. Judul
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Tadulako ini adalah
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis
Narasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN Moahino
Kabupaten Morowali. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian
tindakan kelas. Rancangan penelitian dilakukan dalam dua siklus dengan melalui
empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil
penelitian menunjukkan penggunaan media gambar seri menggunakan metode
latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat karangan narasi,
dilihat pada nilai ketuntasan belajar klasikal yaitu pada siklus I tuntas sebanyak 45
% dan ketuntasan belajar klasikal pada siklus II tuntas sebanyak 85 %.
43
Penelitian relevan yang lain dilakukan oleh Ashaver dan Mwuese tahun
2013 dari Benue State University dengan judul The Use of Libraries Among
Children in Primary Schools in Makurdi Metropolis, Benue State, Nigeria.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survey. Penelitian ini meneliti
pemanfaatan perpustakaan oleh anak usia sekolah dasar di sekolah negeri, swasta,
dan keagamaan di Kota Makurdi. Hasil penelitian menyimpulkan, bahwa
meskipun anak-anak memiliki minat dan kemampuan yang tinggi dalam
membaca, namun jumlah bahan bacaan yang mereka baca masih sedikit sehingga
menunjukkan bahwa pemanfaatan perpustakaan oleh anak usia sekolah dasar di
kota tersebut masih rendah.
Penelitian relevan yang selanjutnya dilakukan oleh Ahmed dan Rajab
tahun 2015 dari Cairo University dan King Abdulaziz University dengan judul
Enhancing Elementary Level EFL Students’ Reading Comprehension dan Writing
Skills through Extensive Reading Enrichment Program. Metode penelitian yang
digunakan yaitu kuantitatif jenis quasi eksperimental. Penelitian ini meneliti
pengaruh tingkat baca pada pemahaman membaca dan kemampuan menulis pada
siswa sekolah dasar yang mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa asing di dua
negara Arab, yaitu Mesir dan Arab Saudi. Hasil penelitian menyimpulkan, pokok
persoalan pembelajaran berhubungan dengan kurangnya penggunaan bahasa
Inggris pada siswa di kehidupannya sehari-hari. Hal tersebut berdampak pada
kemampuan mereka dalam menguasai bahasa kedua.
Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian
yang dilakukan penulis saat ini. Beberapa penelitian terdahulu pernah membahas
minat baca, koleksi buku perpustakaan, dan kemampuan menulis, namun belum
44
ada yang membahas ketiga variabel tersebut dalam satu penelitian. Berbeda
dengan penelitian terdahulu, penelitian ini menjelaskan tiga variabel dalam satu
bahasan. Jumlah populasi yang diteliti antara penelitian terdahulu dan penelitian
yang dilakukan penulis saat ini juga berbeda. Beberapa penelitian terdahulu hanya
menentukan populasi penelitian pada satu sekolah, sedangkan populasi yang akan
diteliti pada penelitian ini adalah satu dabin yang terdiri dari 9 sekolah.
2.3 Kerangka Berpikir
Sugiyono (2014:272) mendefinisikan “Kerangka berpikir adalah model
konseptual tentang bagaimana suatu teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.” Kerangka berpikir
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2 berikut:
Gambar 2 Bagan Kerangka Berpikir
Berdasarkan gambar 2, dapat dijelaskan pengaruh minat baca dan koleksi
buku perpustakaan terhadap kemampuan menulis narasi. Tinggi rendahnya
kemampuan menulis tidak terlepas dari faktor-faktor yang memengaruhinya.
Faktor yang memengaruhi kemampuan menulis antara lain minat dan ketersediaan
Kemampuan Menulis Narasi
a. Isi Gagasan
b. Organisasi Gagasan
c. Tata Bahasa
d. Gaya
e. Ejaan
Minat Baca
a. Kesenangan Membaca
b. Frekuensi Membaca
c. Pemusatan Perhatian
Koleksi
Buku Perpustakaan
a. Jenis Koleksi
b. Jumlah Koleksi
45
sarana penunjang. Minat terhadap kegiatan menulis mendorong siswa aktif dalam
mengasah kemampuannya. Kemampuan menulis juga harus dilengkapi dengan
pengetahuan kosakata. Tanpa pengetahuan terhadap kosakata, siswa akan
kesulitan untuk mengungkapkan gagasannya dalam sebuah tulisan. Pengetahuan
kosakata salah satunya dapat diperoleh siswa melalui kegiatan membaca. Hal
tersebut menjelaskan kegiatan menulis dan membaca memiliki keterkaitan satu
sama lain.
Kegiatan menulis dan membaca didorong oleh minat. Indikator minat baca
yang diteliti pada penelitian ini yaitu kesenangan membaca, frekuensi membaca,
dan pemusatan perhatian. Siswa yang memiliki minat baca akan dengan senang
hati melakukan kegiatan membaca tanpa paksaan. Kegiatan membaca tersebut di-
lakukan dengan frekuensi membaca dan pemusatan perhatian yang lebih tinggi
dibandingkan siswa lain. Pemusatan perhatian akan membantu siswa memahami
bahan bacaan yang dibaca. Pemahaman tersebut dapat meningkatkan penguasaan
berbagai unsur kebahasaan yang dibutuhkan pada kegiatan menulis.
Peningkatan kemampuan menulis melalui kegiatan membaca perlu
didukung oleh ketersediaan koleksi bahan bacaan. Kebutuhan membaca siswa
dapat terpenuhi salah satunya dengan kelengkapan koleksi buku di perpustakaan
sekolah. Pemilihan jenis koleksi buku harus disesuaikan dengan perkembangan
karakteristik siswa. Kurikulum dan program belajar di sekolah tersebut perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan jenis koleksi buku agar koleksi buku
perpustakaan dapat dimanfaatkan sebagai sarana penunjang terwujudnya tujuan
pembelajaran. Pengadaan koleksi buku juga harus memperhatikan perbandingan
jumlah siswa agar setiap siswa dapat memanfaatkan koleksi buku dengan leluasa.
46
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang belum diketahui kebenarannya,
tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Hipotesis
memberikan penjelasan sementara tentang suatu gejala. Hipotesis memudahkan
dalam menentukan metode penelitian, instrumen, sumber data, dan teknik analisis
data. Berdasarkan rumusan masalah dan uraian kajian pustaka, hipotesis dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H01 : Tidak terdapat pengaruh minat baca terhadap kemampuan menulis narasi
pada siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal
( = 0).
Ha1 : Terdapat pengaruh minat baca terhadap kemampuan menulis narasi pada
siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal ( ≠ 0).
H02 : Tidak terdapat pengaruh koleksi buku perpustakaan terhadap kemam-
puan menulis narasi pada siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal
Barat Kota Tegal ( = 0).
Ha2 : Terdapat pengaruh koleksi buku perpustakaan terhadap kemampuan
menulis narasi pada siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat
Kota Tegal ( ≠ 0).
H03 : Tidak terdapat pengaruh antara minat baca dan koleksi buku perpus-
takaan terhadap kemampuan menulis narasi pada siswa kelas V SD se-
Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal ( = 0).
Ha3 : Terdapat pengaruh antara minat baca dan koleksi buku perpustakaan
terhadap kemampuan menulis narasi pada siswa kelas V SD se-Dabin 1
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal ( ≠ 0).
47
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode penelitian berisi uraian rencana dan struktur penyelidikan yang
digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab permasalahan
pada penelitian. Metode penelitian terdiri dari desain penelitian, tempat dan waktu
penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, data penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Penjelasan
masing-masing bagian pada metode penelitian adalah sebagai berikut:
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen jenis expost facto.
Menurut Arikunto (2013:17), istilah expost facto terdiri dari tiga kata. Ex diartikan
dengan pengamatan, post artinya sesudah, dan facto artinya fakta atau kejadian,
sehingga expost facto diartikan sebagai pengamatan yang dilakukan setelah fakta
terjadi. Kerlinger (1973) dalam Thoifah (2015:225) menjelaskan pengertian
penelitian expost facto sebagai berikut:
Penelitian kausal komparatif yang disebut juga sebagai penelitian
expost facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis dimana
ilmuan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena
eksistensi dari variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel
tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi.
Expost facto meneliti suatu objek penelitian sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Thoifah (2015:160-1) menjelaskan, penelitian expost facto meneliti
hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau tidak diberi perlakuan
48
(dirancang dan dilaksanakan) oleh penulis. Penelitian jenis ini dilakukan terhadap
program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi. Adanya
hubungan sebab-akibat didasarkan atas kajian teoritis, bahwa suatu variabel
disebabkan dan dilatarbelakangi oleh variabel tertentu.
Desain penelitian expost facto dipilih karena variabel yang akan diteliti
dalam penelitian ini tidak dapat dimanipulasi dan eksistensinya telah terjadi.
Minat merupakan kecenderungan atau pandangan subjektif seseorang terhadap
sesuatu. Minat baca tidak muncul secara spontan melainkan muncul sebagai
akibat dari pengalaman dan kebiasaan. Kebiasaan adalah kegiatan yang dilakukan
secara terus-menerus. Kebiasaan siswa khususnya dalam kegiatan membaca tidak
dapat dimanipulasi, sehingga minat baca sebagai variabel bebas pertama juga
tidak dapat dimanipulasi.
Koleksi buku perpustakaan adalah seluruh bahan atau sumber informasi
yang dikelola untuk program pembelajaran di sekolah. Koleksi buku yang ada di
perpustakaan sekolah tidak dapat dimanipulasi karena masing-masing sekolah
memiliki program pembelajaran yang berbeda-beda. Kegiatan pengelolaan koleksi
buku perpustakaan telah dilakukan oleh masing-masing sekolah sebelum penulis
melakukan penelitian, sehingga eksistensi variabel ini telah terjadi.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota
Tegal. Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada hasil studi pendahuluan.
Berdasarkan studi pendahuluan, siswa kelas V SD pada Dabin 1 ini memiliki
masalah terkait dengan minat baca dan kemampuan menulis. Kondisi pengelolaan
49
perpustakaan sekolah, khususnya aspek koleksi buku perpustakaan sekolah di
Dabin ini juga bervariasi. Lokasi SD di Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat yang
saling berdekatan dan mudah dijangkau dipertimbangkan pula dalam menentukan
tempat penelitian.
Penelitian dilaksanakan pada kurun waktu tertentu. Waktu pelaksanaan
penelitian ini yaitu enam bulan. Penelitian diawali dengan kegiatan studi pen-
dahuluan dan penyusunan proposal penelitian pada bulan januari sampai februari.
Penelitian diakhiri dengan kegiatan pelaporan dan revisi hasil pada bulan juni
tahun 2016.
3.3 Variabel dan Definisi Operasional
Bagian ini menjelaskan tentang variabel penelitian dan definisi operasional
variabel. Variabel perlu diidentifikasi dan didefinisi secara operasional agar tidak
menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data. Identifikasi
dan definisi variabel dijelaskan pada bagian definisi operasional. Definisi
operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan
dan dapat diamati. Penjelasan masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Penelitian
Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2014:63) menjelaskan,
variabel adalah atribut objek yang mempunyai berbagai variasi. Suwarno (2005)
dalam Riduwan (2013:8) menjelaskan “Variabel adalah karakteristik yang dapat
diamati dari objek dan mampu memberikan bermacam-macam nilai kategori.”
Kidder (1981) dalam Sugiyono (2014:64) menjelaskan, “Variabel adalah suatu
kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.”
50
Berdasarkan definisi para ahli, dapat disimpulkan bahwa variabel
penelitian adalah karakteristik dari suatu objek atau sumber data yang telah
ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik simpulannya. Variabel dapat memberikan
bermacam-macam nilai atau kategori pada sekelompok sumber data. Terdapat dua
jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan
terikat. Penjelasan masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
3.3.1.1 Variabel Bebas
Widoyoko (2015:4-5) menjelaskan, variabel bebas adalah variabel yang
memengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel lain.
Variabel ini disebut variabel bebas atau independen karena keberadaannya tidak
tergantung pada ada atau tidaknya variabel yang lain dalam suatu penelitian.
Terdapat dua variabel bebas dalam penelitian ini yaitu minat baca dan koleksi
buku perpustakaan. Minat baca digunakan sebagai variabel bebas pertama atau
X1, sedangkan koleksi buku perpustakaan sebagai variabel bebas kedua atau X2.
3.3.1.2 Variabel Terikat
Sugiyono (2014:64) menjelaskan “Variabel terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.”
“Variabel ini disebut variabel terikat karena kondisi atau variasinya dipengaruhi
atau terikat oleh variabel lain, yaitu variabel bebas” (Widoyoko 2015:5). Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis narasi.
3.3.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas karakteristik
variabel yang diamati pada suatu penelitian. Bagian ini mencakup hal-hal penting
dalam penelitian yang memerlukan penjelasan. Definisi operasional dibuat untuk
51
memudahkan pengumpulan data dan menyamakan pendapat antara penulis dan
pembaca terhadap variabel penelitian. Pembatasan ruang lingkup baik variabel
bebas maupun terikat dijelaskan secara spesifik pada bagian definisi operasional
ini. Penjelasan masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
3.3.2.1 Variabel Minat Baca
Minat baca adalah keinginan kuat yang disertai usaha-usaha seseorang
untuk membaca. Indikator-indikator minat baca pada penelitian ini yaitu
kesenangan membaca, frekuensi membaca, dan pemusatan perhatian. Ketiga
indikator tersebut dijabarkan menjadi 9 sub indikator yang terdiri dari (1)
melaksanakan kegiatan membaca dengan rasa senang tanpa paksaan; (2)
melaksanakan kegiatan secara aktif di kelas; (3) membaca berbagai jenis buku
bacaan; (4) memanfaatkan waktu secara efektif; (5) mengutamakan kegiatan
membaca dari kegiatan lain; (6) peminjaman buku bacaan; (7) melakukan
kegiatan membaca secara fokus; (8) mengatasi hambatan dalam membaca; dan (9)
memahami isi buku bacaan.
3.3.2.2 Variabel Koleksi Buku Perpustakaan
Koleksi buku perpustakaan adalah keseluruhan bahan pustaka di
perpustakaan sekolah yang dimanfaatkan oleh warga sekolah sebagai pemustaka.
Penulis mengumpulkan data mengenai kelengkapan bahan pustaka yang ada pada
masing-masing SD. Terdapat dua indikator koleksi buku perpustakaan pada
penelitian ini yaitu jenis dan jumlah koleksi. Indikator jenis dan jumlah koleksi
tersebut dijabarkan peneliti menjadi empat sub indikator yang terdiri dari (1)
relevansi dengan kebutuhan siswa; (2) memberikan manfaat bagi siswa; (3)
variasi jenis buku; dan (4) jumlah buku bacaan sesuai dengan jumlah siswa.
52
3.3.2.3 Variabel Kemampuan Menulis Narasi
Karangan narasi adalah bentuk karangan yang menjelaskan serangkaian
peristiwa dalam urutan waktu secara sistematis. Kemampuan menulis narasi yang
dimaksud adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi dengan tema
bebas. Hasil karangan narasi siswa selanjutnya dianalisis menggunakan pedoman
penilaian yang terdapat pada Lampiran 7. Komponen yang dinilai pada karangan
narasi siswa yaitu isi gagasan yang dikemukakan, organisasi isi, tata bahasa, gaya
(pilihan struktur dan kosakata), dan ejaan.
3.4 Populasi dan Sampel
Salah satu bagian dalam penelitian adalah menentukan populasi dan
sampel. Populasi adalah keseluruhan bahan atau data yang diteliti. Populasi yang
terlalu luas akan diambil sebagian untuk dijadikan sampel. Sampel adalah
sebagian dari seluruh populasi yang menjadi objek penelitian. Populasi dan
sampel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
3.4.1 Populasi
Populasi diartikan Sugiyono (2014:119) sebagai wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kategori atau karakteristik tertentu
yang ditetapkan untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Thoifah
(2015:14) menjelaskan “Populasi adalah keseluruhan karakteristik yang menjadi
objek penelitian, dimana karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh
kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi
peneliti.” Penulis menetapkan karakteristik tertentu untuk menentukan populasi
yang digunakan.
53
Penelitian dilaksanakan di Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal
yang terdiri dari 10 SD. Populasi penelitian hanya menggunakan 9 SD karena satu
SD merupakan sekolah inklusi. Sekolah tersebut tidak dapat diikutsertakan dalam
penelitian karena memiliki beberapa perbedaan dengan 9 SD lainnya. Perbedaan
tersebut antara lain karakteristik, tingkat kemampuan kognitif dan afektif siswa,
serta program pembelajaran yang dilaksanakan.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V dari 9 SD di
Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal Tahun Pelajaran 2015/2016. Populasi
terdiri dari 10 kelas karena terdapat satu sekolah yang memiliki kelas paralel.
Populasi berjumlah 232 siswa. Rincian lengkap populasi penelitian dapat dibaca
pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Alamat Sekolah Jumlah Siswa
Kelas V
1 SDN Pekauman 1 Tegal Jl. Jalak Barat No. 20 Tegal 16
2 SDN Pekauman 3 Tegal Jl. Jalak Timur No. 20 Tegal 24
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh
variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Jika R2
sama
dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase pengaruh yang diberikan variabel
independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila R2
sama dengan 1,
maka persentase pengaruh yang diberikan variabel independed terhadap variabel
dependen adalah sempurna (Priyatno 2010:66). Hasil analisis determinasi dapat
dilihat pada output tabel Model Summary dari hasil penghitungan analisis regresi
linier berganda.
3.8.3.6 Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
Uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui
apakah variabel independen (X1, X2, . . . .Xn) secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen. Penghitungan uji F dalam penelitian
ini dibantu dengan SPSS versi 20 yang dilihat pada tabel ANOVA dari hasil
analisis regresi linear berganda. Kriteria pengujiannya yaitu H0 diterima apabila
Fhitung ≤ Ftabel, sedangkan Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel (Priyatno 2010:67).
79
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab 4 menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan-
nya. Penelitian ini membahas tentang pengaruh minat baca dan koleksi buku
perpustakaan terhadap kemampuan menulis narasi pada siswa kelas V SD se-
Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Data yang diperoleh kemudian
dihitung dan dianalisis menggunakan program aplikasi Statistical Product and
Service Solutions (SPSS) versi 20. Berikut penjelasan mengenai hasil penelitian
dan pembahasan:
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa kelas V di SD se-Dabin 1 Kecamatan
Tegal Barat Kota Tegal. Dabin 1 tersebut terdiri dari dua gugus, yaitu Gugus A.
Yani dan Gugus Yos Sudarso. Gugus A. Yani terdiri dari lima sekolah di mana
hanya empat sekolah yang digunakan sebagai bagian dari populasi penelitian. Hal
tersebut dikarenakan terdapat satu sekolah inklusi yang memiliki perbedaan
karakteristik siswa dengan sekolah lainnya, sehingga sekolah tersebut tidak
dimasukkan ke dalam populasi penelitian. Sekolah dasar yang termasuk wilayah
Gugus A. Yani adalah SDN Pekauman 1, SDN Pekauman 3, SDN Pekauman 7,
dan SD Ma‟mur Ni‟mah. Gugus Yos Sudarso terdiri dari lima sekolah dasar yaitu
SDN Pekauman 2, SDN Pekauman 5, SD Putra Wacana, SD Ihsaniyah
Gajahmada, dan SDN Debong Lor.
80
Jumlah populasi siswa kelas V SD di Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat
Kota Tegal adalah 232 siswa, sedangkan jumlah sampel yang digunakan adalah
144 siswa. Rincian jumlah sampel pada masing-masing SD yaitu 11 siswa dari
SDN Pekauman 1, 15 siswa dari SDN Pekauman 3, 19 siswa dari SDN Pekauman
7, 11 siswa dari SD Ma‟mur Ni‟mah, 18 siswa dari SDN Pekauman 2, 15 siswa
dari SDN Pekauman 5, 14 siswa dari SD Putra Wacana, 21 siswa dari SD
Ihsaniyah Gajahmada, dan 20 siswa dari SDN Debong Lor. Data nama siswa yang
dijadikan sampel pada masing-masing sekolah terdapat pada Lampiran 3.
Pengambilan data dilaksanakan selama dua minggu, yaitu mulai tanggal 29 April
sampai 13 Mei 2016.
4.2 Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data berisi rangkaian data yang berhasil dikumpulkan, baik data
utama maupun data pendukung yang diperlukan untuk pengujian hipotesis.
Penelitian ini membahas tiga variabel yang terdiri dari dua variabel bebas dan satu
variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari minat baca sebagai variabel bebas
pertama (X1) dan koleksi buku perpustakaan sebagai variabel bebas kedua (X2).
Variabel terikat pada penelitian ini yaitu kemampuan menulis narasi (Y).
Kegiatan observasi koleksi buku perpustakaan dilaksanakan di 9 SD yang
termasuk dalam populasi penelitian. Observasi ini bertujuan untuk mengamati
kegiatan pengelolaan dan mengetahui keadaan koleksi buku di perpustakaan
masing-masing sekolah. Kegiatan observasi menggunakan pedoman observasi
yang dapat dibaca pada Lampiran 5. Hasil tersebut kemudian ditulis pada lembar
observasi yang terdapat pada Lampiran 6.
81
Pedoman observasi menggunakan skor skala nilai 1 hingga 4. Hasil skor
tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Azwar (2015:149) menjelas-
kan kategori interval seperti pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Pedoman Konversi
Data Observasi Koleksi Buku Perpustakaan
No Rentangan Nilai Kategori
1 Rendah
2 Sedang
3 Tinggi
Ket: X = skor
= mean teoritis
= standar deviasi
Langkah pertama dalam menentukan kategori interval yaitu menghitung nilai data
maksimal, data minimal, luas jarak sebaran, standar deviasi ( ) dan mean teoritis
( ) sebagai berikut:
Data maksimal = jumlah item x skor maksimal = 5 x 4 = 20
Data minimal = jumlah item x skor minimal = 5 x 1 = 5
Luas jarak sebaran = jumlah data maksimal – jumlah data minimal
= 20 – 5 = 15
Standar deviasi = Luas jarak sebaran : enam satuan standar deviasi
= 15 : 6 = 2,5
Mean teoritis = Jumlah item x nilai tengah
= 5 x 2,5 = 12,5
Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan, penggolongan data hasil
observasi koleksi buku perpustakaan dapat dibaca pada Tabel 4.2 berikut ini:
82
Tabel 4.2 Kategori Interval
Data Observasi Koleksi Buku Perpustakaan
No Rentangan Nilai Kategori
1 Rendah
2 Sedang
3 Tinggi
Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui keadaan koleksi buku perpustakaan
pada 9 SD termasuk dalam rentang sedang dan tinggi. Terdapat 6 SD yang masuk
dalam kategori sedang dan 3 SD yang berkategori tinggi. Data persebaran kategori
untuk hasil observasi koleksi buku perpustakaan pada masing-masing sekolah
dapat dibaca pada Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Persebaran Kategori Keadaan Koleksi Buku Perpustakaan
SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal
NO NAMA SEKOLAH SKOR YANG
DIPEROLEH KATEGORI
1 SDN Pekauman 1 Tegal 13 Sedang
2 SDN Pekauman 3 Tegal 11 Sedang
3 SDN Pekauman 7 Tegal 16 Tinggi
4 SD Ma‟mur Ni‟mah Tegal 14 Sedang
5 SDN Pekauman 2 Tegal 13 Sedang 6 SDN Pekauman 5 Tegal 12 Sedang 7 SD Putra Wacana Tegal 12 Sedang 8 SD Ihsaniyah Gajahmada Tegal 18 Tinggi 9 SDN Debong Lor Tegal 17 Tinggi
Data primer dalam penelitian ini terdiri dari data minat baca, koleksi buku
perpustakaan, dan kemampuan menulis narasi siswa kelas V SD se-Dabin 1
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Data tentang minat baca dan koleksi buku
perpustakaan diperoleh melalui instrumen angket, sedangkan untuk kemampuan
menulis narasi diperoleh dari analisis dokumen karangan narasi siswa. Tabulasi
skor angket minat baca dan koleksi buku perpustakaan tersaji pada Lampiran 17.
83
Penghitungan analisis deskriptif data dilakukan dengan menggunakan
program SPSS versi 20. Menu yang dipilih yaitu Analyze → Descriptive Statistic
→ Frequencies. Masukkan data variabel kemampuan menulis narasi, minat baca,
dan koleksi buku perpustakaan. Klik Statistics, pilih Mean, Median, Modus, Sum,
Std. Deviation, Variance, Range, Minimum, dan Maximum. Klik Continue lalu
klik OK. Hasil penghitungan statistik data penelitian adalah sebagai berikut:
4.2.1 Deskripsi Data Minat Baca
Minat baca merupakan variabel bebas pertama (X1) dalam penelitian ini.
Data variabel minat baca diperoleh dari hasil pengisian angket yang dilakukan
oleh siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat. Angket yang
digunakan terdiri dari 30 pernyataan yang merupakan penjabaran dari 9 indikator
variabel. Hasil penghitungan deskripsi data minat baca dapat dibaca pada Tabel
4.4 berikut:
Tabel 4.4 Deskripsi Data Variabel Minat Baca
No Deskripsi Data Hasil Penghitungan
1 N 144
2 Mean 82,33
3 Median 82,50
4 Modus 88
5 Standar Deviasi 10,163
6 Varians 103,287
7 Rentang 53
8 Nilai Terendah 63
9 Nilai Tertinggi 116
10 Jumlah Skor Keseluruhan 11856
Data skor angket minat baca selanjutnya dianalisis menggunakan teknik
analisis indeks. Teknik ini digunakan untuk menggambarkan persepsi umum
84
responden mengenai sebuah variabel yang diteliti (Ferdinand 2006:291). Hasil
analisis indeks tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui pendapat umum responden mengenai variabel minat
baca.
Nilai indeks variabel diperoleh dari penghitungan nilai indeks tiap
indikator berdasarkan distribusi frekuensi skor jawaban responden pada tiap
indikator. Skor jawaban yang diberikan pada pernyataan positif yaitu mulai dari
skor 1 sampai 4. Responden yang memilih jawaban “tidak pernah” diberikan skor
1. Responden yang memilih jawaban “kadang-kadang” diberikan skor 2.
Responden yang memilih jawaban “sering” diberikan skor 3. Responden yang
memilih jawaban “selalu” diberikan skor 4. Skor jawaban untuk pernyataan
negatif berlaku sebaliknya.
Penghitungan distribusi frekuensi skor jawaban responden menggunakan
program SPSS versi 20 dengan menu Analyze → Descriptive Statistics →
Frequencies. Distribusi frekuensi skor pilihan jawaban secara lengkap dapat
dibaca pada Lampiran 18. Langkah selanjutnya yaitu menghitung nilai indeks
variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai indeks indikator = [(„% frekuensi responden yang memilih skor 1‟ x 1) +
(„% frekuensi responden yang memilih skor 2‟ x 2) +
(„% frekuensi responden yang memilih skor 3‟ x 3) +
(„% frekuensi responden yang memilih skor 4‟ x 4)] : 4
Hasil penghitungan nilai indeks masing-masing indikator pada variabel minat
baca dapat dibaca pada Tabel 4.5 berikut ini:
85
Tabel 4.5 Nilai Indeks Variabel Minat Baca
No Indikator No.
Item
Frekuensi Jawaban Indeks
No. Item
Indeks Indi-
kator 1 2 3 4
1
Melaksanakan kegiatan
membaca dengan rasa
senang tanpa paksaan
1 1 54 63 26 71,45
72,06
2 4 56 56 28 68,725
3 7 47 47 43 71,875
4 6 18 83 37 76,2
2 Melaksanakan kegiatan
secara aktif di kelas
5 23 53 51 17 60,75
66,89
6 8 14 80 42 77,15
7 12 26 77 29 71,35
8 25 66 33 20 58,325
9 7 23 65 49 77,05
3 Membaca berbagai jenis
buku bacaan
10 18 65 41 20 60,95 69,31
11 10 47 54 33 69,05
13 5 21 70 48 77,925
4 Memanfaatkan waktu
secara efektif
12 60 54 19 11 46,675
59,46 14 26 86 22 10 52,75
16 11 35 70 28 69,9
17 16 34 65 29 68,5
5 Mengutamakan kegiatan
membaca dari kegiatan lain
15 17 75 38 14 58,5
64,96 18 15 20 54 55 75,875
19 17 65 46 16 60,525
6 Melakukan peminjaman
koleksi buku perpustakaan
20 7 67 49 21 64,575 72,64
21 9 14 56 65 80,7
7 Melakukan kegiatan
membaca secara fokus
22 3 39 46 56 76,9
75,1 23 3 43 55 43 74,025
24 11 18 76 39 74,85
25 5 41 49 49 74,625
8 Mengatasi hambatan dalam
membaca
26 7 37 40 60 76,625 69,22
27 29 39 55 21 61,825
9 Memahami isi buku bacaan
28 19 80 32 13 56,75
65,98 29 5 30 73 36 74,3
30 7 43 60 34 71,05
Rata-rata Indeks Variabel 68,40
Berdasarkan data pada Tabel 4.5, dapat diketahui nilai indeks variabel
minat baca sebesar 68,40. Nilai kriteria indeks dimulai dari angka 10 hingga 100.
Penentuan kriteria menggunakan cara Three Box Method, sehingga menghasilkan
rentang sebesar 30. Kriteria nilai indeks variabel menurut Ferdinand (2006:292)
terdiri dari tiga kategori. Kategori-kategori tersebut yaitu: (1) nilai kriteria 10,00 –
40 termasuk kategori rendah; (2) nilai kriteria 40,01 – 70 termasuk kategori
sedang; dan (3) 70,01 – 100 termasuk kategori tinggi.
86
Nilai indeks minat baca berdasarkan kriteria Three Box Method termasuk
dalam kategori sedang. Hasil penghitungan termasuk dalam rentang 40,01 – 70.
Hasil tersebut menunjukkan nilai indeks indikator yang paling dominan terletak
pada indikator “Melakukan kegiatan membaca secara fokus”. Nilai indeks yang
diperoleh sebesar 75,1. Nilai indeks indikator yang paling rendah terletak pada
indikator “Memanfaatkan waktu secara efektif”. Nilai indeks indikator tersebut
sebesar 59,46.
4.2.2. Deskripsi Data Koleksi Buku Perpustakaan
Koleksi buku perpustakaan merupakan variabel bebas kedua (X2) dalam
penelitian ini. Data variabel koleksi buku perpustakaan diperoleh dari hasil
pengisian angket yang dilakukan oleh siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan
Tegal Barat Kota Tegal. Pengisian angket dilaksanakan dengan dipandu oleh
penulis. Angket terdiri dari 25 pernyataan yang merupakan penjabaran dari empat
indikator variabel. Deskripsi data koleksi buku perpustakaan dapat dibaca pada
Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Deskripsi Data Variabel Koleksi Buku Perpustakaan
No Deskripsi Data Hasil Penghitungan
1 N 144
2 Mean 78,15
3 Median 79,00
4 Modus 79
5 Standar Deviasi 7,551
6 Varians 57,011
7 Rentang 36
8 Nilai Terendah 59
9 Nilai Tertinggi 95
10 Jumlah Skor Keseluruhan 11254
87
Data skor angket koleksi buku perpustakaan selanjutnya dianalisis meng-
gunakan teknik analisis indeks. Langkah penghitungan nilai indeks koleksi buku
perpustakaan sama dengan langkah penghitungan nilai indeks minat baca. Hasil
nilai indeks variabel bertujuan untuk mengetahui pendapat umum responden
mengenai variabel koleksi buku perpustakaan.
Nilai kriteria indeks dimulai dari angka 10 hingga 100. Penentuan kriteria
menggunakan cara Three Box Method, sehingga menghasilkan rentang sebesar 30
tanpa angka 0. Kriteria nilai indeks variabel menurut Ferdinand (2006:292) terdiri
dari tiga kategori. Kategori-kategori tersebut yaitu: (1) nilai kriteria 10,00 – 40
termasuk kategori rendah; (2) nilai kriteria 40,01 – 70 termasuk kategori sedang;
dan (3) 70,01 – 100 termasuk kategori tinggi. Penulis juga dapat mengetahui
indikator paling dominan dan paling rendah yang dipilih oleh responden melalui
hasil penghitungan. Nilai indeks masing-masing indikator pada angket koleksi
buku perpustakaan dapat dibaca pada Tabel 4.7.
Data pada Tabel 4.7 menunjukkan nilai indeks variabel koleksi buku
perpustakaan sebesar 77,90. Berdasarkan kriteria Three Box Method, nilai indeks
koleksi buku perpustakaan termasuk dalam kategori tinggi. Hasil penghitungan
menunjukkan nilai indeks indikator yang paling dominan terletak pada indikator
“Relevansi dengan kebutuhan siswa”. Nilai indeks yang diperoleh sebesar 80,58.
Nilai indeks indikator yang paling rendah terletak pada indikator “Jumlah buku
bacaan sesuai dengan jumlah siswa”. Nilai indeks indikator tersebut sebesar
73,14. Rincian hasil penghitungan nilai indeks variabel koleksi buku perpustakaan
dapat dibaca pada Tabel 4.7 berikut ini:
88
Tabel 4.7 Nilai Indeks Variabel Koleksi Buku Perpustakaan
No Indikator No.
Item
Frekuensi Jawaban Indeks No.
Item
Indeks
Indikator 1 2 3 4
1 Relevansi dengan
kebutuhan siswa
1 5 19 76 44 71,45
80,58
2 0 9 70 65 68,725
3 4 13 47 80 71,875
4 3 16 90 35 76,2
5 5 9 72 58 60,75
10 7 21 71 45 76,8
2 Memberikan manfaat
bagi siswa
6 2 11 56 75 77,15
80,15
7 4 14 51 75 71,35
8 13 24 58 49 58,325
9 4 17 61 62 77,05
11 5 14 48 77 84,2
12 14 14 61 55 77,275
16 7 25 81 31 73,65
3 Variasi jenis buku
bacaan
13 9 31 77 27 71,25
77,71
14 7 21 51 65 80,175
15 3 13 86 42 79
17 7 13 49 75 83,325
19 4 13 74 53 80,55
20 4 29 73 38 75,175
22 8 26 71 39 74,525
4
Jumlah buku bacaan
sesuai dengan jumlah
siswa
18 2 22 76 44 78,2
73,14
21 14 32 73 25 68,95
23 7 25 72 40 75,225
24 14 33 69 28 69,2
25 13 27 56 48 74,125
Rata-rata Indeks Variabel 77,90
4.2.3 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Narasi
Data variabel kemampuan menulis narasi diperoleh dari hasil penilaian
karangan narasi siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
Hasil karangan siswa dianalisis menggunakan pedoman penilaian yang terdapat
pada Lampiran 7. Data hasil kemampuan menulis narasi siswa secara lengkap
dapat dibaca pada Lampiran 19. Analisis deskriptif data kemampuan menulis
narasi terdiri dari penghitungan nilai Mean, Median, Modus, Sum, Std. Deviation,
Variance, Range, Minimum, dan Maximum. Hasil penghitungan dapat dibaca pada
Tabel 4.8 berikut ini:
89
Tabel 4.8 Deskripsi Data Variabel Kemampuan Menulis Narasi
No Deskripsi Data Hasil Penghitungan
1 N 144
2 Mean 66,42
3 Median 66,00
4 Modus 70
5 Standar Deviasi 7,983
6 Varians 63,727
7 Rentang 40
8 Nilai Terendah 47
9 Nilai Tertinggi 87
10 Jumlah Skor Keseluruhan 9564
Nilai rata-rata kemampuan menulis narasi siswa kelas V dari penghitungan
data penelitian yaitu 66,42. Berdasarkan kriteria penggolongan menurut Gunawan
(2015:40) pada Tabel 3.5, nilai rata-rata penilaian menulis narasi secara umum
termasuk dalam kategori sedang. Terdapat tujuh siswa yang memperoleh nilai
berkategori tinggi. Jumlah siswa yang memperoleh nilai berkategori sedang yaitu
132, sedangkan lima siswa yang lain memperoleh nilai berkategori rendah. Hasil
penilaian menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang memperoleh nilai berkategori
sangat tinggi dan sangat rendah. Penggolongan data kemampuan menulis narasi
pada 144 siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal secara
rinci dapat dibaca pada Tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Penggolongan Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas V
No Klasifikasi Jumlah Persentase
1 Sangat tinggi - 0%
2 Tinggi 7 4,86%
3 Sedang 132 91,67%
4 Rendah 5 3,47%
5 Sangat rendah - 0%
Jumlah 144 100%
90
4.3 Hasil Penelitian
Hasil penelitian terdiri dari uji prasyarat statistik dan pengujian hipotesis.
Uji prasyarat analisis yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari uji
normalitas, uji linieritas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Syarat
yang harus dipenuhi untuk uji prasyarat yaitu data penelitian harus normal dan
memiliki hubungan linier. Data penelitian juga tidak boleh memiliki hubungan
multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Data yang telah memenuhi syarat
selanjutnya dianalisis lebih lanjut untuk membuktikan hipotesis. Uji hipotesis
yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji korelasi sederhana, regresi sederhana,
korelasi berganda, regresi berganda, uji koefisien determinasi, dan uji F. Berikut
ini penjelasan masing-masing bagian:
4.3.1 Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat terdiri dari uji normalitas, linieritas, multikolinieritas, dan
heteroskedastisitas. Data-data yang diuji dalam uji prasyarat analisis merupakan
hasil pengolahan data minat baca, koleksi buku perpustakaan, dan kemampuan
menulis narasi dari 144 sampel penelitian. Berikut hasil uji prasyarat yang
digunakan pada penelitian ini:
4.3.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test dengan membaca output signifikansi pada baris Asymp
sig (2-tailed). Residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05.
Setelah data diolah dengan menggunakan SPSS versi 20, diperoleh hasil uji
normalitas data yang disajikan pada Tabel 4.10 sebagai berikut:
91
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 144
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 7,28169328
Most Extreme Differences
Absolute ,048
Positive ,048
Negative -,035
Kolmogorov-Smirnov Z ,579
Asymp. Sig. (2-tailed) ,891
Berdasarkan hasil penghitungan uji normalitas, dapat diketahui nilai
signifikansi Asymp sig (2-tailed) sebesar 0,891. Hasil uji normalitas menunjukkan
nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
data tersebut berdistribusi normal. Data yang telah terbukti berdistribusi normal
selanjutnya dilakukan uji linieritas. Hasil uji normalitas secara lengkap dapat
dibaca pada Lampiran 20.
4.3.1.2 Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan menggunakan Test for Linearity pada taraf
signifikansi 0,05 dengan bantuan SPSS versi 20. Hasil pengujian dapat dilihat
pada output ANOVA Table kolom Sig. baris Linierity. Dua variabel dikatakan
linier apabila hasil perhitungan mempunyai nilai signifikansi kurang dari 0,05.
Hasil analisis uji linieritas dapat dibaca pada Tabel 4.11dan Tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji Linieritas Kemampuan Menulis Narasi dan Minat Baca
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kemampuan
_Menulis_Na
rasi *
Minat_Baca
Between
Groups
(Combined) 3195,977 41 77,951 1,344 ,118
Linierity 1130,912 1 1130,912 19,495 ,000
Deviation from Linierity
2065,066 40 51,627 ,890 ,655
Within Groups 5917,023 102 58,010
Total 9113,000 143
92
Berdasarkan Tabel 4.11, diketahui nilai signifikansi uji linieritas variabel
kemampuan menulis narasi dan minat baca sebesar 0,000. Nilai signifikansi
tersebut kurang dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel
memiliki hubungan yang linier. Hasil uji linieritas secara lengkap dapat dibaca
pada Lampiran 21.
Tabel 4.12 Hasil Uji Linieritas
Kemampuan Menulis Narasi dan Koleksi Buku Perpustakaan
ANOVA Table
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Kemampuan_
Menulis_Nar
asi *
Koleksi_Buk
u_Perpustaka
an
Between
Groups
(Combined) 2296,518 33 69,591 1,123 ,320
Linierity 910,045 1 910,045 14,686 ,000
Deviation from
Linierity 1386,473 32 43,327 ,699 ,877
Within Groups 6816,482 110 61,968
Total 9113,000 143
Berdasarkan Tabel 4.12, dapat diketahui nilai signifikansi uji linieritas
variabel kemampuan menulis narasi dan koleksi buku perpustakaan sebesar 0,000.
Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kedua variabel memiliki hubungan yang linier. Hasil uji linieritas secara lengkap
dapat dibaca pada Lampiran 21.
4.3.1.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
linier antarvariabel bebas dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi
dalam model regresi adalah tidak ada multikolinieritas. Uji multikolinieritas
dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 20. Hasil uji
multikolinieritas dilihat pada output Coefficients dari nilai Variance Inflation
Factor (VIF). Apabila nilai VIF < 5, maka dapat disimpulkan tidak ada
93
multikolinieritas antarvariabel independen dengan model regresi. Hasil uji
multikolinieritas dapat dibaca pada Tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig. Collinierity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 30,104 7,048 4,271 ,000
Minat_Baca ,218 ,064 ,277 3,397 ,001 ,886 1,128
Koleksi_Buku_
Perpustakaan ,235 ,086 ,222 2,727 ,007 ,886 1,128
a. Dependent Variable: Kemampuan_Menulis_Narasi
Berdasarkan Tabel 4.13, dapat diketahui nilai VIF untuk variabel minat
baca dan koleksi buku perpustakaan sebesar 1,128. Nilai VIF hasil uji ini lebih
kecil dari 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian tidak ditemukan
adanya multikolinieritas pada model regresi. Hasil uji multikolinieritas secara
lengkap terdapat pada Lampiran 22.
4.3.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya ketidak-
samaan varians dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi
dalam model regresi adalah tidak ada masalah heteroskedastisitas. Pada penelitian
ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji spearman’s rho yaitu mengorelasi-
kan nilai residual (Unstandardizedresidual) dengan masing-masing variabel in-
dependen. Jika signifikansi korelasi kurang dari 0,05, maka pada model regresi
terjadi masalah heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dilihat pada
output Unstandardized Residual. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dibaca pada
Tabel 4.14 berikut:
94
Tabel 4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Correlations
Unstandardized
Residual
Minat
_Baca
Koleksi_Bu
ku_Perpust
akaan
Spearman's
rho
Unstandardized
Residual
Correlation Coefficient 1,000 -,045 -,035
Sig. (2-tailed) . ,591 ,676
N 144 144 144
Minat_Baca
Correlation Coefficient -,045 1,000 ,312**
Sig. (2-tailed) ,591 . ,000
N 144 144 144
Koleksi_Buku_
Perpustakaan
Correlation Coefficient -,035 ,312**
1,000
Sig. (2-tailed) ,676 ,000 .
N 144 144 144
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output Correlations pada Tabel 4.14, nilai signifikansi yang
dihasilkan lebih besar dari 0,05. Nilai signifikansi variabel minat baca dengan
Unstandardized Residual yaitu 0,591, sedangkan variabel koleksi buku
perpustakaan dengan Unstandardized Residual nilai signifikansinya yaitu 0,676.
Nilai signifikansi korelasi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa tidak
ditemukannya masalah heteroskedastisitas pada model regresi. Hasil uji heteros-
kedastisitas secara lengkap dapat dibaca pada Lampiran 23.
4.3.2 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)
Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan
memutuskan apakah menerima atau menolak rancangan hipotesis. Uji hipotesis
dilakukan setelah semua uji prasyarat terpenuhi. Berdasarkan hasil uji prasyarat,
dapat diketahui bahwa data penelitian ini berdistribusi normal dan memiliki
hubungan yang linier. Data penelitian ini juga tidak memiliki hubungan
multikolinieritas dan heteroskedastisitas. Teknik analisis yang digunakan untuk
menguji hipotesis pertama dan kedua adalah teknik analisis regresi sederhana.
95
Hipotesis ketiga diuji menggunakan teknik analisis regresi berganda. Pada hasil
penghitungan analisis regresi, penulis juga dapat mengetahui hasil nilai korelasi,
koefisien determinasi, uji F. Penjelasan masing-masing pengujian hipotesis adalah
sebagai berikut:
4.3.2.1 Pengujian Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis pertama bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat
baca terhadap kemampuan menulis narasi. Minat baca sebagai variabel bebas
pertama (X1) dan kemampuan menulis narasi sebagai variabel terikat (Y).
Penghitungan regresi liniermenggunakan data skor angket minat baca dan data
nilai karangan narasi siswa. Penghitungan dilakukan dengan berbantuan program
SPSS versi 20. Hipotesis pertama yang diajukan pada penelitian ini yaitu:
H01 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan minat baca terhadap
kemampuan menulis narasi pada siswa kelas V SD se-Dabin 1
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal ( = 0).
Ha1 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan minat baca terhadap
kemampuan menulis narasi pada siswa kelas V SD se-Dabin 1
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal ( ≠ 0).
Hasil keluaran (output) yang pertama dihasilkan pada penghitungan
analisis regresi sederhana adalah hasil nilai korelasi sederhana (R). Nilai korelasi
sederhana menunjukkan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. Apabila
nilai R semakin mendekati 1, maka hubungan yang terjadi semakin kuat. Menurut
Sugiyono (2007) dalam Priyatno (2010:65), nilai korelasi dikategorikan menjadi
lima tingkat hubungan. Skala nilai 0,00 – 0,199 memiliki tingkat hubungan sangat
rendah. Skala nilai 0,20 – 0,399 memiliki tingkat hubungan rendah. Tingkat
96
hubungan sedang berada pada skala nilai 0,40 – 0,599. Skala nilai untuk
hubungan kuat yaitu 0,60 – 0,799. Skala nilai 0,80 – 1,000 memiliki tingkat
hubungan sangat kuat. Hasil nilai korelasi sederhana antara variabel minat baca
dan kemampuan menulis narasi dapat dibaca pada Tabel 4.15 berikut ini:
Tabel 4.15 Hasil Nilai Korelasi Sederhana
Variabel Minat Baca dan Kemampuan Menulis Narasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,352a ,124 ,118 7,497
Berdasarkan output Model Summary pada Tabel 4.15, nilai korelasi
sederhana minat baca dan kemampuan menulis narasi yaitu 0,352. Besar korelasi
bernilai positif sehingga menunjukkan terdapat korelasi positif antara dua
variabel. Nilai tersebut berada pada rentang 0,20 – 0,399 dan termasuk ke dalam
kategori rendah. Nilai korelasi yang terjadi antara dua variabel bernilai rendah.
Hasil keluaran (output) kedua pada analisis regresi sederhana yaitu nilai
signifikansi regresi sederhana antara minat baca dan kemampuan menulis narasi.
Apabila nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak, dan apabila nilai signifikansi >
0,05 maka H0 diterima. Hasil nilai signifikansi variabel minat baca dan
kemampuan menulis narasi dapat dibaca pada Tabel 4.16 berikut:
Tabel 4.16 Hasil Nilai Signifikansi Regresi Sederhana
Variabel Minat Baca dan Kemampuan Menulis Narasi
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 1130,912 1 1130,912 20,119 ,000b
Residual 7982,088 142 56,212
Total 9113,000 143
97
Berdasarkan Tabel 4.16 pada kolom sig. diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak karena nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Jadi, dapat disimpulkan terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara minat baca dan kemampuan menulis narasi siswa
kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
Langkah selanjutnya yaitu menentukan nilai prediksi variabel terikat.
Penentuan berdasarkan nilai konstanta dan nilai koefisien regresi yang dihasilkan
pada analisis regresi sederhana. Nilai-nilai tersebut selanjutnya dimasukkan ke
dalam rumus persamaan regresi linier sederhana. Rumus persamaan regresi linier
sederhana adalah di mana Y’ adalah nilai yang diprediksikan, a
yaitu konstanta, b adalah nilai koefisien regresi, dan X melambangkan variabel
bebas. Besarnya nilai-nilai yang akan dimasukkan pada rumus persamaan regresi
linier sederhana dapat dibaca pada Tabel 4.17 berikut ini:
Tabel 4.17 Hasil Nilai B pada Analisis Regresi Sederhana
Variabel Minat Baca dan Kemampuan Menulis Narasi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 43,634 5,118 8,526 ,000
Minat_Baca ,277 ,062 ,352 4,485 ,000
Berdasarkan output Coefficients kolomUnstandardized Coefficients B pada
Tabel 4.17, konstanta bernilai 43,634 dan koefisien regresi bernilai 0,277.
Persamaan regresi linier sederhana yang terbentuk sebagai berikut:
Y’ = a + bX1
Y’ = 43,634 + 0,277X1
98
Keterangan:
Y’ = Kemampuan Menulis Narasi
X1 = Minat Baca
a = konstanta
b = koefisien regresi
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 43,634. Hal tersebut dapat diartikan jika minat baca
bernilai 0, maka kemampuan menulis narasi bernilai 43,634.
2. Nilai koefisien regresi variabel minat baca sebesar 0,277. Hal tersebut dapat
diartikan jika minat baca mengalami kenaikan 1%, maka kemampuan menulis
narasi akan mengalami peningkatan sebesar 27,7%. Koefisien tersebut bernilai
positif yang berarti terdapat hubungan yang positif antara minat baca dan
kemampuan menulis narasi. Semakin tinggi minat baca, maka semakin tinggi
pula kemampuan menulis narasi.
Langkah selanjutnya yaitu menghitung nilai koefisien determinasi dari
hasil analisis regresi linier sederhana. Nilai koefisien determinasi menunjukkan
seberapa besar kontribusi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai
koefisien korelasi di kolom R Square pada output Model Summary dimasukkan ke
dalam rumus derajat koefisien determinasi. Rumus yang digunakan yaitu
, di mana KP adalah nilai koefisien determinasi dan r melambangkan
nilai koefisien korelasi. Nilai koefisien determinasi untuk variabel minat baca
terhadap variabel kemampuan menulis narasi dapat dibaca pada Tabel 4.18
berikut ini:
99
Tabel 4.18 Nilai Koefisien Determinasi
Variabel Minat Baca terhadap Kemampuan Menulis Narasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,352a ,124 ,118 7,497
Berdasarkan output Model Summary kolom R Square pada Tabel 4.18,
nilai koefisien korelasi yang dihasilkan adalah 0,124. Persamaan derajat koefisien
determinasi yang terbentu adalah sebagai berikut:
KP = r2 x 100% = 0,124 x 100% = 12,4%
Dengan demikian, dapat disimpulkan nilai koefisien determinasi variabel minat
baca dan kemampuan menulis narasi sebesar 12,4%.
4.3.2.2 Pengujian Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua bertujuan untuk mengetahui pengaruh koleksi
buku perpustakaan terhadap kemampuan menulis narasi. Koleksi buku perpus-
takaan sebagai variabel bebas kedua (X2) dan kemampuan menulis narasi sebagai
variabel terikat (Y). Penghitungan regresi liniermenggunakan data skor angket
koleksi buku perpustakaan dan data nilai karangan narasi siswa. Penghitungan
dilakukan dengan berbantuan program SPSS versi 20. Hipotesis kedua yang
diajukan pada penelitian ini yaitu:
H02 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan koleksi buku perpus-
takaan terhadap kemampuan menulis narasi pada siswa kelas V SD se-
Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal ( = 0).
Ha2 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan koleksi buku perpustakaan
terhadap kemampuan menulis narasi pada siswa kelas V SD se-Dabin 1
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal ( ≠ 0).
100
Hasil keluaran (output) yang pertama dihasilkan pada penghitungan
analisis regresi sederhana adalah hasil nilai korelasi sederhana (R). Nilai korelasi
sederhana menunjukkan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. Apabila
nilai R semakin mendekati 1, maka hubungan yang terjadi semakin kuat.Menurut
Sugiyono (2007) dalam Priyatno (2010:65), nilai korelasi dikategorikan menjadi
lima tingkat hubungan. Skala nilai 0,00 – 0,199 memiliki tingkat hubungan sangat
rendah. Skala nilai 0,20 – 0,399 menunjukkan tingkat hubungan rendah. Tingkat
hubungan sedang berada pada skala nilai 0,40 – 0,599. Skala nilai untuk
hubungan kuat yaitu 0,60 – 0,799. Skala nilai 0,80 – 1,000 menunjukkan tingkat
hubungan sangat kuat. Hasil nilai korelasi sederhana antara variabel koleksi buku
perpustakaan dan kemampuan menulis narasi dapat dibaca pada Tabel 4.19
berikut:
Tabel 4.19 Hasil Nilai Korelasi Sederhana
Variabel Koleksi Buku Perpustakaan dan Kemampuan Menulis Narasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,316a ,100 ,094 7,600
Berdasarkan output Model Summary kolom R pada Tabel 4.19, nilai
korelasi sederhana antara koleksi buku perpustakaan dan kemampuan menulis
narasi yaitu 0,316. Besar korelasi bernilai positif sehingga menunjukkan terdapat
korelasi positif antara dua variabel. Nilai tersebut berada pada rentang 0,20 –
0,399 sehingga termasuk ke dalam kategori rendah. Dengan demikian, korelasi
yang terjadi antara variabel koleksi buku perpustakaan dan kemampuan menulis
narasi bernilai rendah.
101
Hasil keluaran (output) kedua yang dihasilkan yaitu nilai signifikansi
regresi sederhana antara koleksi buku perpustakaan dan kemampuan menulis
narasi. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (<0,05), maka H0 ditolak,
dan apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (>0,05) maka H0 diterima.
Hasil nilai signifikansi variabel koleksi buku perpustakaan dan kemampuan
menulis narasi dapat dibaca pada Tabel 4.20 berikut:
Tabel 4.20 Hasil Nilai Signifikansi Regresi Sederhana
Variabel Koleksi Buku Perpustakaan dan Kemampuan Menulis Narasi
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 910,045 1 910,045 15,754 ,000b
Residual 8202,955 142 57,767
Total 9113,000 143
Berdasarkan output ANOVA kolom sig, diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak karena nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05 (0,000 < 0,05). Jadi, dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara koleksi buku perpustakaan dan kemampuan menulis narasi siswa
kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
Langkah selanjutnya yaitu menentukan nilai prediksi variabel terikat.
Penentuan berdasarkan nilai konstanta dan nilai koefisien regresi yang dihasilkan
pada analisis regresi sederhana. Nilai-nilai tersebut selanjutnya dimasukkan ke
dalam rumus persamaan regresi linier sederhana. Rumus persamaan regresi linier
sederhana adalah di mana Y’ adalah nilai yang diprediksikan, a
yaitu konstanta, b adalah nilai koefisien regresi, dan X melambangkan variabel
bebas. Besarnya nilai-nilai tersebut dapat dibaca pada Tabel 4.21 berikut ini:
102
Tabel 4.21 Hasil Nilai B pada Analisis Regresi Sederhana
Variabel Koleksi Buku Perpustakaan dan Kemampuan Menulis Narasi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 40,305 6,609 6,099 ,000
Koleksi_Buku
_Perpustakaan ,334 ,084 ,316 3,969 ,000
a. Dependent Variable: Kemampuan_Menulis_Narasi
Berdasarkan output Coefficients kolomUnstandardized Coefficients B pada
Tabel 4.21, konstanta bernilai 40,305 dan koefisien regresi bernilai 0,334.
Persamaan regresi linier sederhana yang terbentuk sebagai berikut:
Y’ = a + bX2
Y’ = 40,305 + 0,334X2
Keterangan:
Y’ = Kemampuan Menulis Narasi
X2 = Koleksi Buku Perpustakaan
a = konstanta
b = koefisien regresi
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 40,305. Hal tersebut dapat diartikan jika koleksi buku
perpustakaan bernilai 0, maka kemampuan menulis narasi bernilai 40,305.
2. Nilai koefisien regresi variabel koleksi buku perpustakan sebesar 0,334. Hal
tersebut dapat diartikan jika minat baca mengalami kenaikan 1%, maka
kemampuan menulis narasi akan mengalami peningkatan sebesar 33,4%.
Koefisien tersebut bernilai positif yang berarti terdapat hubungan yang positif
antara koleksi buku perpustakaan dan kemampuan menulis narasi. Semakin
103
tinggi koleksi buku perpustakaan, maka semakin tinggi pula kemampuan
menulis narasi.
Langkah selanjutnya yaitu menghitung nilai koefisien determinasi dari
hasil analisis regresi linier sederhana. Nilai koefisien determinasi menunjukkan
seberapa besar sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai koefisien korelasi dimasukkan ke dalam rumus derajat koefisien
determinasi. Rumus yang digunakan yaitu , di mana KP adalah
nilai koefisien determinasi dan r melambangkan nilai koefisien korelasi. Nilai
koefisien determinasi variabel koleksi buku perpustakaan terhadap variabel
kemampuan menulis narasi dapat dibaca pada Tabel 4.22 berikut ini:
Tabel 4.22 Nilai Koefisien Determinasi
Variabel Koleksi Buku Perpustakaan terhadap Kemampuan Menulis Narasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,316a ,100 ,094 7,600
Berdasarkan output Model Summary kolom R Square pada Tabel 4.22,
nilai koefisien korelasi yang dihasilkan adalah 0,100. Persamaan derajat koefisien
determinasi yang terbentuk adalah sebagai berikut:
KP = r2 x 100%
= 0,100 x 100%
= 10%
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi pengaruh
variabel koleksi buku perpustakaan terhadap kemampuan menulis narasi sebesar
10%.
104
4.3.2.3 Pengujian Hipotesis Ketiga
Pengujian hipotesis ketiga bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat
baca dan koleksi buku perpustakaan secara bersama-sama terhadap kemampuan
menulis narasi. Minat baca sebagai variabel bebas pertama (X1), koleksi buku
perpustakaan sebagai variabel bebas kedua (X2) dan kemampuan menulis narasi
sebagai variabel terikat (Y). Pengujian hipotesis ketiga menggunakan teknik
analisis regresi linier berganda. Penghitungan dilakukan dengan program SPSS
versi 20. Hipotesis ketiga yang diajukan pada penelitian ini yaitu:
H03 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara minat baca
dan koleksi buku perpustakaan terhadap kemampuan menulis narasi pada
siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal ( = 0).
Ha3 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara minat baca dan
koleksi buku perpustakaan terhadap kemampuan menulis narasi pada
siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal ( ≠ 0).
Hasil keluaran (output) yang pertama dihasilkan pada penghitungan
analisis regresi berganda adalah hasil nilai korelasi berganda (R). Nilai korelasi
berganda menunjukkan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel bebas
terhadap variabel terikat. Apabila nilai R semakin mendekati 1, maka hubungan
yang terjadi semakin kuat. Menurut Sugiyono (2007) dalam Priyatno (2010:65),
nilai korelasi dikategorikan menjadi lima tingkat hubungan. Skala nilai 0,00 –
0,199 memiliki tingkat hubungan sangat rendah. Skala nilai 0,20 – 0,399 memiliki
tingkat hubungan rendah. Tingkat hubungan sedang berada pada skala nilai 0,40 –
0,599. Skala nilai untuk hubungan kuat yaitu 0,60 – 0,799. Skala nilai 0,80 –
1,000 memiliki tingkat hubungan sangat kuat. Hasil nilai korelasi berganda antara
105
variabel minat baca dan koleksi buku perpustakaan terhadap kemampuan menulis
narasi dapat dibaca pada Tabel 4.23 berikut ini:
Tabel 4.23 Hasil Nilai Korelasi Berganda
Minat Baca, Koleksi Buku Perpustakaan, dan Kemampuan Menulis Narasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,410a ,168 ,156 7,333
a. Predictors: (Constant), Koleksi_Buku_Perpustakaan, Minat_Baca
Berdasarkan output Model Summary kolom R pada Tabel 4.23, nilai
korelasi berganda antara minat baca dan koleksi buku perpustakaan terhadap
kemampuan menulis narasi yaitu 0,410. Besar korelasi bernilai positif sehingga
menunjukkan terdapat korelasi positif antara ketiga variabel. Nilai tersebut berada
pada rentang 0,40 – 0,599 dan termasuk ke dalam kategori sedang. Artinya
korelasi yang terjadi antara ketiga variabel bernilai sedang.
Hasil keluaran (output) kedua yang dihasilkan yaitu nilai signifikansi
regresi berganda antara minat baca, koleksi buku perpustakaan dan kemampuan
menulis narasi. Apabila nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak, dan apabila
nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima. Hasil nilai signifikansi variabel minat
baca, koleksi buku perpustakaan, dan kemampuan menulis narasi dapat dibaca
pada Tabel 4.24 berikut:
Tabel 4.24 Hasil Nilai Signifikansi Regresi Berganda
Minat Baca, Koleksi Buku Perpustakaan, dan Kemampuan Menulis Narasi
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1530,703 2 765,351 14,232 ,000b
Residual 7582,297 141 53,775
Total 9113,000 143
106
Berdasarkan output ANOVA kolom sig. pada Tabel 4.24, diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak karena nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara minat baca, koleksi buku
perpustakaan, dan kemampuan menulis narasi siswa kelas V SD se-Dabin 1
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
Langkah selanjutnya yaitu menentukan nilai prediksi variabel terikat.
Penentuan berdasarkan nilai konstanta dan nilai koefisien regresi yang dihasilkan
pada analisis regresi berganda. Nilai-nilai tersebut selanjutnya dimasukkan ke
dalam rumus persamaan regresi linier berganda. Rumus persamaan regresi linier
berganda adalah Y‟ = a + b1X1 + b2X2 + ..... + bnXn di mana Y’ adalah nilai yang
diprediksikan, a yaitu konstanta, b adalah nilai koefisien regresi berganda, dan X
melambangkan variabel bebas. Besarnya nilai-nilai yang akan dimasukkan pada
rumus persamaan regresi linier berganda dapat dibaca pada Tabel 4.25 berikut:
Tabel 4.25 Hasil Nilai B pada Analisis Regresi Berganda
Minat Baca, Koleksi Buku Perpustakaan, dan Kemampuan Menulis Narasi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 30,104 7,048 4,271 ,000
Minat_Baca ,218 ,064 ,277 3,397 ,001
Koleksi_Buku
_Perpustakaan ,235 ,086 ,222 2,727 ,007
a. Dependent Variable: Kemampuan_Menulis_Narasi
Berdasarkan output Coefficients kolomUnstandardized Coefficients B pada
koefisien regresi (b2) bernilai 0,235. Nilai a merupakan besarnya nilai Y apabila
107
nilai X = 0, sedangkan nilai b1 adalah nilai koefisien regresi Y atas X1 dan nilai b2
adalah nilai koefisien regresi Y atas X2. Hasil penghitungan regresi berganda
menggambarkan hubungan variabel X1 dan X2 dengan Y. Hasil persamaannya
dapat dilihat sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1 + b2X2
Y’ = 30,104 + 0,218X1 + 0,235X2
Keterangan:
Y’ = Kemampuan Menulis Narasi
X1 = Minat Baca
X2 = Koleksi Buku Perpustakaan
a = konstanta
b = koefisien regresi
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat diartikan konstanta (a) sebesar
30,104, artinya jika minat baca dan koleksi buku perpustakaan nilainya 0, maka
kemampuan menulis narasi nilainya positif yaitu sebesar 30,104. Koefisien regresi
pertama (b1) sebesar 0,218. Artinya, jika minat baca mengalami peningkatan
sebesar 1%, maka kemampuan menulis narasi akan mengalami peningkatan
sebesar 0,218. Koefisien regresi kedua (b2) sebesar 0,235. Artinya, jika koleksi
buku perpustakaan mengalami peningkatan sebesar 1%, maka kemampuan
menulis narasi akan mengalami peningkatan sebesar 0,235. Koefisien bernilai
positif, artinya terjadi hubungan yang positif antara minat baca dan koleksi buku
perpustakaan secara bersama-sama terhadap kemampuan menulis narasi. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
minat baca dan koleksi buku perpustakaan secara bersama-sama terhadap
108
kemampuan menulis narasi pada siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal
Barat Kota Tegal (ρ ≠ 0).
Langkah selanjutnya yaitu menghitung nilai koefisien determinasi dari
hasil analisis regresi linier berganda. Nilai koefisien determinasi menunjukkan
seberapa besar kontribusi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai
koefisien korelasi dimasukkan ke dalam rumus derajat koefisien determinasi.
Rumus yang digunakan yaitu , di mana KP adalah nilai
koefisien determinasi dan r melambangkan nilai koefisien korelasi. Nilai koefisien
determinasi variabel minat baca dan koleksi buku perpustakaan terhadap variabel
kemampuan menulis narasi dapat dibaca pada Tabel 4.26 berikut ini:
Tabel 4.26 Nilai Koefisien Determinasi
Minat Baca, Koleksi Buku Perpustakaan, dan Kemampuan Menulis Narasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,410a ,168 ,156 7,333
a. Predictors: (Constant), Koleksi_Buku_Perpustakaan, Minat_Baca
Berdasarkan output Model Summary kolom R Square pada Tabel 4.26,
nilai koefisien korelasi yang dihasilkan adalah 0,168. Persamaan derajat koefisien
determinasi yang terbentuk yaitu KP = 0,168 x 100%= 16,8%. Hasil peng-
hitungan tersebut menunjukkan bahwa persentase kontribusi pengaruh variabel
bebas (minat baca dan koleksi buku perpustakaan) terhadap variabel terikat
(kemampuan menulis narasi) sebesar 16,8%. Persentase sisa yaitu 83,2% di-
pengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Penghitungan lain yang dilakukan pada hasil keluaran (output) analisis
regresi berganda adalah melakukan uji F. Priyatno (2012:137) menjelaskan, “Uji
109
F digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.” Kriteria pengujian uji F
yaitu dengan membandingkan nilai Ftabel dan Fhitung. Apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka
H0 diterima dan apabila Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak. Nilai Fhitung dapat dibaca
pada output ANOVA kolom F pada Tabel 4.27 berikut ini:
Tabel 4.27 Nilai F pada Regresi Linier Berganda
Minat Baca, Koleksi Buku Perpustakaan, dan Kemampuan Menulis Narasi
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 1530,703 2 765,351 14,232 ,000b
Residual 7582,297 141 53,775
Total 9113,000 143
Berdasarkan Tabel 4.27 diperoleh Fhitung sebesar 14,232 dengan sig 0,000.
Langkah selanjutnya yaitu menentukan Ftabel. F tabel ditentukan dengan cara
menghitung df 1 (jumlah variabel-1) dan df 2 (n-k-1) di mana n adalah jumlah
data dan k adalah jumlah variabel bebas. Format penghitungan yang terbentuk
yaitu:
df 1 = 3 – 1
= 2
df 2 = 144 – 2 – 1
= 141
Nilai Ftabel yang diperoleh dari hasil penghitungan yaitu 3,060292 dengan bantuan
program Ms. Excel 2007 menggunakan rumus =finv(0,05;2;141). Hasil peng-
hitungan menunjukkan nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel (14,232 > 3,060292),
maka H0 ditolak.
110
4.4 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat baca dan
koleksi buku perpustakaan terhadap kemampuan menulis narasi pada siswa kelas
V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal tahun pelajaran 2015/2016.
Terdapat enam hipotesis yang diajukan untuk mengetahui pengaruh tersebut.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non eksperimen
jenis expost facto.
Pengaruh minat baca dan koleksi buku perpustakaan terhadap kemampuan
menulis narasi dapat diketahui dengan melaksanakan uji pasyarat yaitu uji
normlitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Syarat
yang harus dipenuhi dalam penelitian ini yaitu data yang dikumpulkan harus
normal dan memiliki hubungan yang linier. Data juga tidak boleh memiliki
hubungan multikolinieritas dan heteroskedastisitas.
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Berdasarkan pengujian menggunakan program SPSS versi 20,
diperoleh nilai signifikansi pada kolom Asymp sig (2-tailed). Nilai signifikansi
variabel minat baca, koleksi buku perpustakaan, dan kemampuan menulis narasi
sebesar 0,891. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal
karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki
hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Berdasarkan penghitungan
menggunakan program SPSS 20, diperoleh nilai signifikansi pada tabel ANOVA
sebesar 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hasil
tersebut menunjukkan antara variabel minat baca dan kemampuan menulis narasi,
111
serta variabel koleksi buku perpustakaan dan kemampuan menulis narasi memiliki
hubungan yang linier.
Uji prasyarat selanjutnya yang dilakukan yaitu uji multikolinieritas. Uji
multikolinieritas berfungsi untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linier
antarvariabel bebas dalam model regresi. Uji prasyarat ini dilakukan dengan
melihat nilai VIF. Apabila VIF < 5, maka dapat disimpulkan tidak ada
multikolinieritas antarvariabel bebas dalam model regresi. Berdasarkan output
hasil uji multikolinieritas diketahui nilai VIF sebesar 1,128. Nilai VIF lebih kecil
dari 5 (1,128 < 5). Berdasarkan hasil tersebut, dapat dinyatakan bahwa variabel
minat baca dan koleksi buku perpustakaan tidak ditemukan hubungan multi-
kolinieritas.
Uji prasyarat terakhir yang dihitung yaitu uji hteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan
varian dari residual pada model regresi. Jika signifikansi korelasi kurang dari
0,05, maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas. Nilai
signifikansi variabel minat baca dengan Unstandardized Residual yaitu 0,591,
sedangkan variabel koleksi buku perpustakaan dengan Unstandardized Residual
nilai signifikansinya yaitu 0,676. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dinyatakan
bahwa tidak ditemukan hubungan multikolinieritas dalam penelitian ini.
4.4.1 Minat Baca
Minat baca merupakan variabel bebas pertama (X1) dalam penelitian ini.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Angket
tersebut merupakan penjabaran dari 9 indikator. Instrumen penelitian angket
minat baca berjumlah 30 item pernyataan yang terdiri dari 18 pernyataan positif
112
dan 12 pernyataan negatif.
Deskripsi data pada variabel minat baca (X1) dari 144 sampel
menunjukkan skor total sebesar 11856. Rata-rata data bernilai 82,33, titik tengah
sebesar 82,50, dan nilai yang sering muncul adalah 88. Standar deviasi yang
dihasilkan sebesar 10,163 dan nilai varians sebesar 103,287. Rentang nilai atau
jangkauan data variabel minat baca sebesar 53. Nilai terendah bernilai 63 dan nilai
tertinggi yaitu 116. Hasil penghitungan analisis deskripsi variabel minat baca
diperoleh 68,40. Berdasarkan kriteria Three Box Method, nilai indeks tersebut
termasuk dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan persepsi responden
terhadap item pernyataan yaitu sedang. Hasil penghitungan menunjukkan nilai
indeks indikator yang paling dominan terletak pada indikator “Melakukan
kegiatan membaca secara fokus”. Nilai indeks yang diperoleh sebesar 75,1. Nilai
indeks indikator yang paling rendah terletak pada indikator “Memanfaatkan waktu
secara efektif”. Nilai indeks indikator tersebut sebesar 59,46. Kondisi tersebut
memberikan indikasi bahwa sebagian besar siswa mempunyai minat baca yang
sedang.
4.4.2 Koleksi Buku Perpustakaan
Koleksi buku perpustakaan merupakan variabel bebas kedua (X2) dalam
penelitian ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket.
Angket tersebut merupakan penjabaran dari 4 indikator yang disusun oleh
peneliti. Instrumen penelitian angket minat baca berjumlah 25 item pernyataan
yang terdiri dari 15 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif.
Deskripsi data pada variabel koleksi buku perpustakaan (X2) dari 144
sampel menunjukkan skor total sebesar 11254. Rata-rata data bernilai 78,15, titik
113
tengah sebesar 79,00, dan nilai yang sering muncul yaitu 79. Nilai standar deviasi
data ini sebesar 7,551 dan varians sebesar 57,011. Rentang nilai yang terbentuk
sebesar 36. Nilai terendah yang muncul yaitu 59 dan nilai tertinggi yaitu 95. Hasil
penghitungan analisis deskripsi variabel koleksi buku perpustakaan diperoleh
77,90. Berdasarkan kriteria Three Box Method, nilai indeks tersebut termasuk
dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan persepsi responden terhadap item
pernyataan yaitu tinggi. Hasil penghitungan menunjukkan nilai indeks indikator
yang paling dominan terletak pada indikator “Relevansi dengan kebutuhan siswa”.
Nilai indeks yang diperoleh sebesar 80,58. Nilai indeks indikator yang paling
rendah terletak pada indikator “Jumlah buku bacaan sesuai dengan jumlah siswa”.
Nilai indeks indikator tersebut sebesar 73,14.
4.4.3 Kemampuan Menulis Narasi
Kemampuan menulis narasi merupakan variabel terikat (Y) dalam
penelitian ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menilai hasil karangan
narasi siswa. Karangan narasi dinilai menggunakan pedoman yang telah dibuat.
Unsur-unsur yang dinilai terkait isi gagasan yang dikemukakan, organisasi isi
karangan, tata bahasa, pilihan struktur dan kosakata, serta ejaan. Pedoman
penilaian karangan narasi siswa dapat dibaca pada Lampiran 7.
Deskripsi data pada variabel kemampuan menulis narasi (Y) dari 144
sampel menunjukkan skor total sebesar 9564; mean atau rata-rata data bernilai
66,42; median atau titik tengah sebesar 66,00; modus atau nilai yang sering
muncul bernilai 70; standar deviasi sebesar 7,983; varians sebesar 63,727; rentang
nilai atau jangkauan data sebesar 40; nilai terendah bernilai 47; dan nilai tertinggi
yaitu 87. Berdasarkan kriteria penggolongan, nilai rata-rata penilaian menulis
114
narasi secara umum termasuk dalam kategori sedang. Terdapat tujuh siswa yang
memperoleh nilai berkategori tinggi. Jumlah siswa yang memperoleh nilai
berkategori sedang yaitu 132, sedangkan lima siswa yang lain memperoleh nilai
berkategori rendah. Hasil penilaian menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang
memperoleh nilai berkategori sangat tinggi dan sangat rendah.
4.4.4 Pengaruh Minat Baca terhadap Kemampuan Menulis Narasi
Minat baca berpengaruh terhadap kemampuan menulis narasi. Hal ini
dibuktikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), sehingga
dinyatakan bahwa minat baca memengaruhi kemampuan menulis narasi.
Berdasarkan hasil analisis korelasi sederhana, diketahui koefisien korelasi antara
minat baca dan kemampuan menulis narasi sebesar 0,352. Nilai korelasi
sederhana berada di antara 0,20 – 0,399, sehingga hubungan antara kedua variabel
tergolong rendah. Arah hubungan kedua variabel tersebut adalah positif karena
nilai (R) positif. Hal tersebut menunjukkan apabila semakin tinggi minat baca,
maka semakin meningkat kemampuan menulis narasi. Selain itu, diperoleh angka
R2 (R Square) sebesar 0,124. Hasil R
2 menunjukkan kontribusi pengaruh variabel
minat baca terhadap kemampuan menulis narasi sebesar 12,4%, sedangkan
sisanya yaitu 87,6% dipengaruhi oleh faktor lain di luar bahasan penelitian.
Hasil analisis regresi linier sederhana menunjukkan hasil bahwa H0 ditolak
dan Ha diterima karena nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara minat baca
terhadap kemampuan menulis narasi siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan
Tegal Barat Kota Tegal. Persamaan regresi pada variabel minat baca terhadap
kemampuan menulis narasi, diketahui persamaan regresi Y‟ = 43,634 + 0,277X1.
115
Nilai konstanta sebesar 43,634. Hal tersebut dapat diartikan jika minat baca
bernilai 0, maka kemampuan menulis narasi bernilai 43,634.Nilai koefisien
regresi variabel minat baca sebesar 0,277. Hal tersebut dapat diartikan jika minat
baca mengalami kenaikan 1%, maka kemampuan menulis narasi akan mengalami
peningkatan sebesar 27,7%. Koefisien tersebut bernilai positif yang berarti
terdapat pengaruh yang positif antara minat baca dan kemampuan menulis narasi.
Semakin tinggi minat baca, maka semakin tinggi pula kemampuan menulis narasi.
Sutarno (2006:27) menjelaskan, “Minat baca seseorang dapat diartikan
sebagai kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu sumber
bacaan.” Menurut Pearson (dalam Somadayo 2011:30), faktor yang memengaruhi
minat baca dapat diklasifikasikan ke dalam dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan
ekstrinsik. Faktor intrinsik antara lain pembawaan, kebiasaan, dan ekspresi diri.
Faktor ekstrinsik yang memengaruhi minat baca berasal dari dalam teks bacaan
dan luar lingkungan baca. Faktor yang berasal dari teks bacaan misalnya
keterbacaan dan organisasi teks, sedangkan faktor yang berasal dari luar
lingkungan antara lain fasilitas, guru, dan model pembelajaran.
4.4.5 Pengaruh Koleksi Buku Perpustakaan terhadap Kemampuan Menulis
Narasi
Koleksi buku perpustakaan berpengaruh terhadap kemampuan menulis
narasi. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 <
0,05), sehingga dinyatakan bahwa koleksi buku perpustakaan memengaruhi
kemampuan menulis narasi. Berdasarkan hasil analisis korelasi sederhana,
diketahui koefisien korelasi antara koleksi buku perpustakaan dan kemampuan
menulis narasi sebesar 0,316. Nilai korelasi sederhana berada di antara 0,20 –
116
0,399, sehingga hubungan antara kedua variabel tergolong rendah. Arah hubungan
kedua variabel tersebut adalah positif karena nilai (R) positif. Hal tersebut
menunjukkan apabila semakin tinggi koleksi buku perpustakaan, maka semakin
meningkat kemampuan menulis narasi. Selain itu, diperoleh angka R2 (R Square)
sebesar 0,100. Hasil R2 menunjukkan besarnya kontribusi pengaruh variabel
koleksi buku perpustakaan terhadap kemampuan menulis narasi yaitu 10%,
sedangkan 90% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar bahasan penelitian.
Hasil analisis regresi linier sederhana menunjukkan hasil bahwa H0 ditolak
dan Ha diterima karena nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara koleksi buku
perpustakaan terhadap kemampuan menulis narasi siswa kelas V SD se-Dabin 1
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Persamaan regresi pada variabel minat baca
terhadap kemampuan menulis narasi, diketahui persamaan regresi sebagai berikut
Y‟ = 40,305 + 0,334X2. Nilai konstanta sebesar 40,305. Hal tersebut dapat
diartikan jika koleksi buku perpustakaan bernilai 0, maka kemampuan menulis
narasi bernilai 40,305. Nilai koefisien regresi variabel minat baca sebesar 0,334.
Hal tersebut dapat diartikan jika minat baca mengalami kenaikan 1%, maka
kemampuan menulis narasi akan mengalami peningkatan sebesar 33,4%.
Koefisien tersebut bernilai positif yang berarti terdapat pengaruh yang positif
antara koleksi buku perpustakaan dan kemampuan menulis narasi. Semakin tinggi
nilai koleksi buku perpustakaan, maka semakin tinggi pula nilai kemampuan
menulis narasi.
Koleksi buku perpustakaan memberikan pengaruh terhadap kemampuan
menulis siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Yusuf dan Suhendar (2013:3)
117
yang menjelaskan tujuan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Salah satu
tujuan yang dimaksud yaitu membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan
bimbingan guru dan pustakawan. Koleksi bahan pustaka dapat memperkaya ilmu
pengetahuan siswa melalui pengalaman membaca. Ilmu dan pengalaman tersebut
memunculkan kreativitas yang dapat digunakan ketika siswa membuat karya tulis.
4.4.6 Pengaruh Minat Baca dan Koleksi Buku Perpustakaan terhadap
Kemampuan Menulis Narasi
Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.
Berdasarkan hasil penghitungan, minat baca dan koleksi buku perpustakaan
memiliki hubungan terhadap kemampuan menulis narasi sebesar 0,410. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara ketiga variabel termasuk dalam
kategori sedang.
Selain memiliki hubungan yang positif, minat baca dan koleksi buku
perpustakaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kemampuan menulis
narasi. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji F yang telah dilakukan. Nilai Fhitung
lebih besar dari FTabel yaitu 14,232 > 3,06 maka H0 ditolak. Hasil uji F tersebut
menunjukkan bahwa minat baca dan koleksi buku perpustakaan berpengaruh
terhadap kemampuan menulis narasi.
Penghitungan regresi berganda antara minat baca dan koleksi buku perpus-
takaan terhadap kemampuan menulis narasi diperoleh hasil persamaan Y’ =
30,104 + 0,218X1 + 0,235X2. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa jika minat
baca mengalami kenaikan 1%, maka kemampuan menulis narasi akan mengalami
peningkatan sebesar 21,8%. Apabila koleksi buku perpustakaan mengalami
118
kenaikan sebesar 1%, maka kemampuan menulis narasi akan mengalami
peningkatan sebesar 23,5%.
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase kontribusi
pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Analisis
determinasi antara minat baca dan koleksi buku perpustakaan terhadap
kemampuan menulis narasi sebesar 16,8%. Persentase selebihnya yaitu sebesar
83,2% dipengaruhi faktor lain di luar bahasan penelitian.
Menurut Syarif, dkk (2009:13), faktor-faktor yang memengaruhi keteram-
pilan menulis dikategorikan menjadi dua yaitu faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal di antaranya belum tersedia fasilitas pendukung berupa
keterbatasan sarana penunjang keterampilan menulis. Faktor eksternal misalnya
keterbatasan fasilitas perpustakaan sekolah, seperti keterbatasan bahan pustaka
dan sarana pendukung yang lain.
Faktor internal mencakup faktor psikologis dan faktor teknis. Faktor
psikologis di antaranya minat, kebiasaan atau pengalaman yang dimiliki, dan
kebutuhan. Semakin terbiasa menulis maka kemampuan dan kualitas tulisan akan
semakin baik. Faktor kebutuhan kadang akan memaksa seseoranguntuk menulis.
Seseorang akan mencoba dan terus mencoba untuk menulis karena didorong oleh
kebutuhannya. Faktor teknis meliputi penguasaan konsep dan penerapan teknik-
teknik menulis. Konsep yang berkaitan dengan teori-teori menulis yang terbatas
yang dimiliki seseorang turut berpengaruh. Faktor kedua dari faktor teknis yakni
penerapan konsep. Kemampuan penerapan konsep dipengaruhi banyak sedikitnya
bahan yang akan ditulis dan pengetahuan cara menuliskan bahan yang
diperolehnya.
119
BAB 5
PENUTUP
Bagian penutup menguraikan tentang simpulan penelitian dan saran yang
berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan. Simpulan merupakan inti sari
dari berbagai ulasan yang sebelumnya telah dipaparkan. Simpulan juga dapat
diartikan sebagai hasil jawaban dari rumusan masalah yang sebelumnya telah
ditetapkan dalam sebuah penelitian. Saran dalam penutup ini berupa pesan penulis
terhadap pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian. Simpulan dan saran dalam
penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
5.1 Simpulan
Penelitian pengaruh minat baca dan koleksi buku perpustakaan terhadap
kemampuan menulis narasi telah dilaksanakan pada siswa kelas V di SD se-Dabin
1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Populasi penelitian berjumlah 232 siswa
dan sampel yang digunakan berjumlah 144 siswa. Simpulan berisi ringkasan hasil
penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah. Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan, dapat dikemukakan simpulan penelitian sebagai berikut:
(1) Terdapat pengaruh minat baca terhadap kemampuan menulis narasi pada
siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Hasil
analisis regresi linier sederhana menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.
Nilai signifikansi sebesar 0,352 dan termasuk dalam kategori rendah.
Besarnya nilai kontribusi pengaruh variabel minat baca terhadap
120
kemampuan menulis narasi adalah 12,4%. Jadi, nilai kemampuan menulis
narasi akan meningkat jika nilai minat baca meningkat.
(2) Terdapat pengaruh koleksi buku perpustakaan terhadap kemampuan menulis
narasi pada siswa kelas V SD se-Dabin 1 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
Hasil analisis regresi linier sederhana menunjukkan nilai signifikansi 0,000 <
0,05. Nilai signifikansi sebesar 0,316 dan termasuk dalam kategori rendah.
Hasil R2 menunjukkan kontribusi pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat sebesar 10%. Jadi, nilai kemampuan menulis narasi akan meningkat
jika nilai koleksi buku perpustakaan meningkat.
(3) Terdapat pengaruh minat baca dan koleksi buku perpustakaan secara bersama-
sama terhadap kemampuan menulis narasi. Hal ini dibuktikan dengan nilai
Fhitung yang lebih besar dari Ftabel yaitu 14,232 > 3,06. Hasil uji F tersebut
menunjukkan bahwa minat baca dan koleksi buku perpustakaan memberikan
pengaruh signifikan terhadap kemampuan menulis narasi. Kontribusi kedua
variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat sebesar 16,8%,
sedangkan sisanya (83,2%) dipengaruhi oleh faktor lain di luar kajian
penelitian. Faktor-faktor lain tersebut antara lain pengalaman, kebutuhan, dan
keterbatasan sarana pendukung lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian, kedua variabel bebas yaitu minat baca dan
koleksi buku perpustakaan memberikan pengaruh terhadap kemampuan menulis
narasi sebagai variabel terikat. Nilai kemampuan menulis narasi siswa kelas V SD
se-Dabin 1 akan rendah jika minat baca dan koleksi buku perpustakaan juga
rendah. Hasil uji hipotesis menunjukkan kedua variabel bebas memberikan
pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
121
5.2 Saran
Saran pada penelitian ini merupakan saran yang berkaitan dengan hasil
penelitian. Saran yang diberikan diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa
pemikiran kepada para pelaksana pendidikan guna kemajuan kualitas pendidikan.
Kualitas pendidikan yang dimaksud khususnya berkaitan dengan peningkatan
minat baca, koleksi perpustakaan sekolah, dan pembelajaran menulis narasi. Saran
tersebut ditujukan bagi guru, sekolah, dan peneliti lanjutan. Uraian masing-masing
saran adalah sebagai berikut:
5.2.1 Bagi Guru
Salah satu materi kemampuan berbahasa yang dibelajarkan pada siswa di
sekolah adalah pembelajaran kemampuan menulis narasi. Setiap siswa memiliki
kemampuan menulis narasi yang berbeda-beda. Perbedaan kemampuan menulis
tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri maupun dari luar
diri siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, salah satu cara yang disarankan yaitu dengan
meningkatkan minat siswa untuk membaca. Minat membaca siswa dapat tumbuh
diawali dengan memunculkan ketertarikan terhadap buku bacaan. Guru dapat
memberi tugas kepada siswa untuk membaca minimal satu macam buku bacaan
setiap hari. Buku bacaan yang dipilih adalah buku yang menarik dan mudah
dipahami siswa, seperti buku fiksi dan buku bergambar. Ketertarikan tersebut
akan memunculkan minat membaca pada diri siswa. Siswa yang memiliki minat
baca akan dengan senang hati melakukan kegiatan membaca dalam kurun waktu
yang intensif. Siswa juga memperoleh pengetahuan kosakata dari buku-buku yang
telah dibaca. Pengetahuan kosakata tersebut dapat memudahkan siswa dalam
122
membuat karangan narasi, sehingga kemampuan menulis narasinya pun akan
meningkat.
5.2.2 Bagi Sekolah
Sekolah berperan penting dalam mendukung usaha guru untuk meningkat-
kan kemampuan menulis narasi pada diri siswa. Pihak sekolah disarankan untuk
memperhatikan kelengkapan bahan pustaka di perpustakaan sekolah. Lengkapnya
bahan pustaka memudahkan siswa untuk menemukan sumber bacaan yang
diinginkan dan dibutuhkan. Hal tersebut dapat membantu guru untuk memuncul-
kan ketertarikan dan minat baca pada diri siswa. Ketertarikan terhadap membaca
membuat siswa dengan senang hati melakukan kegiatan membaca. Pengetahuan
yang diperoleh melalui membaca dapat membentuk kreativitas pada diri siswa
dalam membuat karya tulis.
5.2.3 Bagi Peneliti Lanjutan
Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang
akan melakukan penelitian dalam bidang pendidikan. Berkaitan dengan penelitian
ini, bidang pendidikan yang dimaksud khususnya pendidikan bahasa Indonesia
materi menulis narasi. Peneliti lanjutan disarankan dapat meneliti faktor-faktor
lain yang memengaruhi kemampuan menulis narasi pada diri siswa.
123
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Farid. 2010. Meningkatkan Minat Membaca Siswa Sekolah Dasar dengan Metode Glenn Doman Berbasis Multimedia. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 27, No. 1.
Ahmed, Rania A.I dan Hussam Rajab. 2015. Enhancing Elementary Level EFL Students’ Reading Comprehension and Writing Skills through Extensive Reading Enrichment Program. International Journal of English Language Education, Vol. 3, No. 2.
Anitah, Sri, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Ariani, Septi Ria, dkk. 2013. Hubungan Minat Baca dan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Kelas X SMAN 4 Bandar Lampung 2012/2013. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol. 3, No. 2 (2015).
Ashaver, Doosuur dan Igyuve Sandra Mwuese. 2013. The Use of Libraries among Children in Primary Schools in Makurdi Metropolis, Benue State, Nigeria. International Journal of Library and Information Science, Vol. 6(4), pp.65-74.
Bafadal, Ibrahim. 2009. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Besral. 2010. Pengolahan dan Analisa Data Menggunakan SPSS. Online. https://www.academia.edu/7877622/PENGOLAHAN_dan_ANALISA_DATA-1_Menggunakan_SPSS_Oleh_BESRAL_Departemen_Biostatistika_- Fakultas_Kesehatan_Masyarakat_Universitas_Indonesia (diakses 18/01/2016)
Darminto, Riyo. 2014. Hubungan antara Penguasaan Kosakata dan Kalimat Efektif dengan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas V SDN Wonokusumo V Surabaya. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Vol. 7.
Doyin, Mukh dan Wagiran. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Pusat Pengembangan MKU-MKDK Unnes.
124
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: AGF BOOKS.
Gunawan, Muhammad Ali. 2015. Statistika Penelitian Bidang Pendidikan, Psikologi dan Sosial. Yogyakarta: Parama Publishing
Lusanti, Rezki. 2013. Hubungan Minat Baca dengan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VA SDN 71 Kota Bengkulu. Skripsi. Universitas Bengkulu.
Mulyadi dan Febriana Primasari. 2014. Implementasi Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 1, Juli 2014: 17-30.
Munib, Achmad, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan MKU-MKDK Unnes.
Novriliam, Rio. 2012. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar di Sekolah Dasar Negeri 23 Painan Utara. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, Vol.1, No. 1, September 2012.
Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Online. http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/PP24-2014Perpustakaan.pdf (diakses 04/01/2016)
Perpustakaan Nasional RI. 2011. Standar Nasional Perpustakaan (SNP). Online. http://perpusbb.blogspot.co.id/2014/01/standar-nasional-perpustakaan-sekolah.html (diakses 24/01/2016)
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistika Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom.
_____ 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: ANDI.
Putra, Ngurah Andi. 2015. Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN Moahino Kabupaten Morowali. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No.4.
Rahim, Farida. 2009. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Ratnasari, Esti Putri. 2013. Pengaruh Ketersediaan Koleksi Mobil Pintar Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Semarang terhadap Minat Baca Siswa SDN Sendangmulyo 01 Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rifa‟i, Achmad & Catherina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan MKU-MKDK Unnes.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.
Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media.
Sutarno. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.
Sutomo. 2012. Manajemen Sekolah. Semarang: Pusat Pengembangan MKU-MKDK Unnes.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Thoifah, I‟anatut. 2015. Statistika Pendidikan & Metode Penelitian Kuantitatif. Malang: Madani.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Online. http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf (diakses 04/01/ 2016)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Online. http://www.perpustakaan.kemenkeu.go.id/FOLDERDOKUMEN/UU_43_2007_PERPUSTAKAAN.pdf (diakses 04/01/2016)
Yuliyati. 2014. Model Budaya Baca-Tulis Berbasis Balance Literacy dan Gerakan Informasi Literasi di SD. Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 20, No. 1, Juni 2014: 117-126.
Zulela MS. 2014. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar (Action Research di Kelas Tinggi Sekolah Dasar). Mimbar Sekolah Dasar, Vol. 1, No. 1.
LAMPIRAN
127
Lampiran 1
DAFTAR NAMA SISWA UJI COBA
128
129
Lampiran 2
DAFTAR NAMA SISWA PENELITIAN
130
131
132
133
134
135
136
137
138
Lampiran 3
DAFTAR NAMA SISWA SAMPEL PENELITIAN
No NAMA SISWA ASAL SEKOLAH
1 Tasya Tri Syafira SDN Pekauman 1 Tegal
2 Nabila Sawwa SDN Pekauman 1 Tegal 3 Sartika Febriyanti SDN Pekauman 1 Tegal 4 Adinda Septi Wulandari SDN Pekauman 1 Tegal 5 Adi Saputra SDN Pekauman 1 Tegal 6 Alea Kholifah Mukta S. SDN Pekauman 1 Tegal 7 Ranggis Hidayatullah SDN Pekauman 1 Tegal 8 Garnis Firdaus SDN Pekauman 1 Tegal 9 Yoslie Sarengga S. SDN Pekauman 1 Tegal 10 Rani Nur Maulida SDN Pekauman 1 Tegal 11 Rahmi Kayla R. SDN Pekauman 1 Tegal 12 Ahmad Rifai SDN Pekauman 3 Tegal