Top Banner
PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M INFLUENCE OF PLIOMETRIK EXERCISE AND LEGS LENGTH TO THE 50 M BREAST STROKE SWIMMING SPEED Yulingga Nanda Hanief Penjaskesrek UNP Kediri [email protected] Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) Pengaruh latihan knee-tuck jump dan double leg box bound terhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter; (2) Pengaruh panjang tungkai terhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter antara yang memiliki tungkai panjang dengan yang memiliki tungkai pendek; (3) Interaksi antara latihan pliometrik dan panjang tungkai terhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pembinaan Prestasi Renang JPOK FKIP UNS tahun 2012 berjumlah 28 orang. Dari jumlah populasi 28 orang dilakukan tes dan pengukuran panjang tungkai dimana hasil tes dan pengukuran panjang tungkai diklasifikasikan menjadi dua yaitu tungkai panjang dan tungkai pendek. Teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran panjang tungkai dan tes renang gaya dada 50 meter. Teknik analisis data yang digunakan adalah ANAVA 2 X 2 dan uji Newman Keuls. Hasil penelitian ini adalah (1) Ada pengaruh antara latihan knee-tuck jump dan latihan double leg box bound terhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter. (2) Ada pengaruh panjang tungkai terhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter antara yang memiliki tungkai panjang dengan yang memiliki tungkai pendek. (3) Ada interaksi antara latihan pliometrik dan panjang tungkai tehadap kecepatan renang gaya dada 50 meter.
19

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

Apr 20, 2023

Download

Documents

Ferry Wan Fandy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAITERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

INFLUENCE OF PLIOMETRIK EXERCISE AND LEGS LENGTH TO THE 50 MBREAST STROKE SWIMMING SPEED

Yulingga Nanda HaniefPenjaskesrek UNP Kediri

[email protected]

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1)Pengaruh latihan knee-tuck jump dan double leg box boundterhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter; (2)Pengaruh panjang tungkai terhadap kecepatan renang gayadada 50 meter antara yang memiliki tungkai panjangdengan yang memiliki tungkai pendek; (3) Interaksiantara latihan pliometrik dan panjang tungkai terhadapkecepatan renang gaya dada 50 meter. Penelitian inimenggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitianini adalah mahasiswa Pembinaan Prestasi Renang JPOKFKIP UNS tahun 2012 berjumlah 28 orang. Dari jumlahpopulasi 28 orang dilakukan tes dan pengukuran panjangtungkai dimana hasil tes dan pengukuran panjang tungkaidiklasifikasikan menjadi dua yaitu tungkai panjang dantungkai pendek. Teknik pengumpulan data dengan tes danpengukuran panjang tungkai dan tes renang gaya dada 50meter. Teknik analisis data yang digunakan adalah ANAVA2 X 2 dan uji Newman Keuls. Hasil penelitian ini adalah(1) Ada pengaruh antara latihan knee-tuck jump danlatihan double leg box bound terhadap kecepatan renanggaya dada 50 meter. (2) Ada pengaruh panjang tungkaiterhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter antarayang memiliki tungkai panjang dengan yang memilikitungkai pendek. (3) Ada interaksi antara latihanpliometrik dan panjang tungkai tehadap kecepatan renanggaya dada 50 meter.

Page 2: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

Kata kunci : latihan pliometrik, panjang tungkai,renang gaya dada 50 meter.

Pendahuluan

Renang Gaya Dada

Menurut PRSI/ FINAmengenai batasan-batasanrenang gaya dada yangdikutip oleh Dumadi danKasiyo Dwijowinoto(1980 : 104)

Suatu gaya renang yangsejak dimulainyadayungan lengan yangpertama sesudah startdan sesudah pembalikanbadan harus telungkupdan kedua bahusegaris dengan air.Semua gerakan lenganselamanya harusserempak dan dalambidang horizontal yangsama, tanpa gerakan

bergantian. Kedualengan harus didorongke depan bersama-samadari dada, laluditarik ke belakangdibawah permukaan air.Gerakan kedua tungkaiharus serempak dalambidang horizontal yangsama. Pada waktumendorong tungkai,kedua tungkai harusdiarahkan keluar padasaat ke belakang.Dalam satu gerakankeseluruhan, sebagiankepala harus memecahpermukaan air padasaat kedua lenganditarik ke belakang.

Page 3: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

Teknik Dasar Renang Gaya

Dada

Dalam pelaksanaan renang

gaya dada ada beberapa

unsur atau bagian yang

harus diperhatikan.

Bagian-bagian tersebut

antara lain :

1) Posisi badan

2) Gerakan kaki

3) Gerakan lengan

4) Pernapasan

5) Koordinasi gerakan

keseluruhan

Sistem Metabolisme Otot

Selama Latihan

Sistem metabolisme dasar

merupakan proses kimia

yang memungkinkan sel

melangsungkan kehidupan.

Menurut Guyton (1994:376)

sistem metabolisme dibagi

menjadi 3, yaitu 1) Sistem

Fosfagen, 2) Sistem Glikogen-

asam laktat, 3)

Sistem Aerob.

Peranan Power Otot

Tungkai dalam Renang Gaya

Dada

Power otot tungkai dalam

renang gaya dada berperan

sebagai daya dorong yang

utama dibandingkan dengan

dayungan lengan. Untuk

memperoleh kecepatan

dalam renang gaya dada

diperlukan dorongan kaki

yang cepat dan kuat.

Semakin besar power otot

tungkai, maka akan

semakin cepat pula

dorongan yang akan

diraih.

Pada manusia terdapat

tungkai atas dan tungkai

bawah. Otot-otot yang

terdapat pada tungkai

tersebut menurut Luttgens

dan Hamilton, Nancy

(1997:212-234) adalah :

1) Tungkai atasa) Anterior

Page 4: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

(1) Quadriceps femoris group(a) Rectus femoris(b) Vastus

intermedius(c) Vastus lateralis(d) Vastus

medialisb) Posterior

(2) Hamstring group(a) Biceps femoris(b) Semimembran

osus(c) Semitendinosu

s(3) Sartorius(4) Gracilis(5) Popliteus(6) Gastrocnemius

2) Tungkai bawaha) Anterior aspect of leg

(1) Tibialis anterior(2) Extensor digitorum

longus(3) Extensor hallucis

longus(4) Peroneus tertius

b) Lateral aspect of leg(1) Peroneus longus(2) Peroneus brevis

c) Posterior aspect of leg

(1) Gastrocnemius(2) Soleus(3) Tibialis posterior(4) Flexor digitorum

longus

(5) Flexor hallucis longus

Gambar 1 Quadriceps FemorisGroup

Gambar 2 Hamstring group

Page 5: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

Gambar 3 Lateral Aspect of Leg

Gambar 4 Posterior Aspect of

Leg

Gambar 5 Flexor Digitorum

Longus dan Flexor Hallucis

Longus

Latihan Pliometrik

Plyometrics berasal dari

bahasa latin “plyo” +

“”metrics” yang berarti

“measurable increases” atau

peningkatan yang terukur

(Chu, 1992:1). Pengertian

pliometrik menurut Chu D.

A. (1992:1) bahwa

pliometrik adalah latihan

yang dilakukan dengan

Page 6: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

sengaja untuk

meningkatkan kemampuan

atlet, yang merupakan

perpaduan latihan

kecepatan dan kekuatan”.

Pliometrik adalah salah

satu cara terbaik untuk

mengembangkan power

eksplosif untuk berbagai

cabang olahraga.

Prinsip Latihan

Pliometrik

Pedoman 1 : Pemanasan dan

Pendinginan (warm Up dan

Warm Down).

Pliometrik membutuhkan

kelenturan dan

kelincahan, maka semua

latihan harus diikuti

dengan periode pemanasan

dan pendinginan yang

tepat dan memadai.

Jogging, lari, peregangan

dan kalistenik sederhana

merupakan aktifitas yang

sangat dianjurkan sebelum

dan sesudah latihan untuk

memperoleh efek latihan

yang optimal.

Pedoman 2 : Intensitas

Tinggi

Intensitas merupakan

faktor penting dalam

latihan pliometrik.

Kecepatan pelaksanaan

dengan kerja maksimal

sangat penting untuk

memperoleh efek latihan

yang optimal. Kecepatan

peregangan otot lebih

penting dari pada

besarnya peregangan.

Respons reflex yang

dicapai makin besar jika

otot diberi beban yang

cepat. Karena latihan-

latihan harus delakukan

dengan sungguh-sungguh

(intensif), maka penting

untuk diberikan

kesempatan beristirahat

Page 7: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

yang cukup di antara

serangkaian latihan yang

terus menerus.

Pedoman 3 : Beban Lebih

yang Progresif.

Program latihan

pliometrik harus

diberikan beban lebih

yang resistif, temporal

dan spatial. Beban lebih

memaksa otot-otot bekerja

pada intensitas yang

tinggi. Beban lebih yang

tepat ditentukan dengan

mengontrol ketinggian

turun atau jatuhnya

atlet, beban yang

digunakan dan jarak

tempuh. Beban leboh yang

tidak tepat dapat

mengganggu keefektifan

latihan atau bahkan

menyebabkan cedera. Jadi,

dengan menggunakan beban

yang melampaui tuntutan

lebih yang resistif dari

gerakan-gerakan

pliometrik tertentu dapat

meningkatkan kekuatan

tetapi tidak meningkatkan

power eksplosive. Beban

yang dapat digunakan

seperti bola medicine,

dumbbell, atau sekedar

berat tubuh.

Pedoman 4 : Memaksimalkan

Gaya dan Meminimalkan

Waktu.

Gaya maupun kecepatan

gerak sangat penting

dalam pliometrik dalam

berbagai hal, titik

beratnya adalah kecepatan

dimana suatu aksi

tertentu dapat dilakukan.

Misalnya dalam nomor

tolak peluru, sasaran

utama adalah menggunakan

gaya maksimum selama

gerak menolak. Makin

Page 8: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

cepat rangkaian aksi yang

dilakukan, maka makin

besar gaya yang

dihasilkan dan makin jauh

jarak yang dicapai.

Pedoman 5 : Lakukan

sejumlah Ulangan

Banyaknya ulangan atau

repetisi berkisar antara

8 sampai 10 kali dengan

semakin sedikit ulangan

untuk rangkaian yang

lebih berat dan lebih

banyak ulangan untuk

latihan-latihan yang

lebih ringan. Banyaknya

ulangan tidak hanya

ditentukan oleh

intensitas latihan,

tetapi juga oleh kondisi

atlet, pelaksanaan tiap

ulangan dan nilai hasil.

Mengingat latihan

tersebut untuk

meningkatkan reaksi

syaraf, otot,

keekplosifan, kecepatan

dan kemampuan untuk

membangkitkan gaya

(tenaga) kea rah

tertentu.

Pedoman 6 : Istirahat

yang Cukup

Periode istirahat 1 – 2

menit disela-sela set

biasanya sudah memadai

untuk sistem

neuromuskuler yang

mendapat tekanan karena

latihan pliometrik untuk

pulih kembali. Periode

istirahat yang cukup juga

penting untuk pulih

kembali. Periode yang

cukup juga penting untuk

pemulihan yang semestinya

untuk otot, ligamen dan

tendon. Latihan

pliometrik 2 – 3 hari

perminggu tampaknya dapat

Page 9: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

memberikan hasil yang

optimal.

Pedoman 7 : Bangun

Landasan yang Kuat

Terlebih Dahulu.

Karena landasan kekuatan

penting dan bermanfaat

dalam pliometrik, maka

suatu program latihan

beban harus dirancang

untuk mendukung dan

bukannya menghambat

pengembangan power

eksplosive.

Pedoman 8 : Program

Latihan Individualisasi.

Untuk menghasilkan hasil

yang terbaik, program

latihan pliometrik dapat

diindividualisasikan,

sehingga kita harus tahu

apa yang dapat dilakukan

oleh tiap-tiap atlet dan

seberapa banyak latihan

yang dapat membawa

manfaat. Banyak pemuka

dibidang olahraga

manyarankan adanya tes-

tes yang sederhana guna

dijadikan landasan untuk

mengindividualisasikan

latihan tersebut,

sekalipun misalnya tes

tersebut tidak

berdasarkan temuan

penelitian yang memadai.

Latihan Knee-Tuck Jump

Latihan knee-tuck jump ini

merupakan bentuk latihan

meloncat ke atas ke depan

dengan kedua kaki

diangkat tinggi di depan

dada. Latihan ini dapat

dilakukan di lapangan

berumput, matras atau

keset. Latihan ini

dilakukan dalam satu

bentuk rangkaian loncatan

eksplosif yang cepat.

Page 10: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

Tujuan dari latihan ini

adalah untuk

mengembangkan dan

meningkatkan power otot-

otot tungkai. Pelaksanaan

dari latihan ini adalah

sebagai berikut :

a) Posisi Awal

Ambil posisi tegak lurus

dan kaki selebar bahu.

Tempatkan kedua telapak

tangan menghadap ke bawah

setinggi dada.

b) Pelaksanaan

Mulai dengan quarter-squat,

kemudian loncatlah ke

atas dengan cepat.

Gerakan lutut ke atas ke

arah dada dan usahakan

menyentuh telapak tangan.

Setelah mendarat,

segeralah mengulangi

gerakan ini. Gerakan ini

dilakukan mulai dari 2

set dengan jumlah ulangan

10 kali dan waktu

istirahat antar set 1

menit.

Gambar 6 Latihan Knee-Tuch

Jump

(M. Furqon H., Muchsin

Doewes, 2002:41)

c) Kelebihan dan

kekurangan latihan

knee-tuck jump

Pelaksanaan latihan knee-

tuck jump ini merupakan

bentuk latihan meloncat

ke atas depan dengan

kedua kaki diangkat

tinggi di depan dada,

secara bersama-sama dan

berulang-ulang. Latihan

dilakukan dengan kedua

Page 11: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

kaki juga sehingga beban

tubuh diangkat oleh kedua

kaki pula. Latihan knee-

tuck jump memiliki

kecenderungan

pengembangan unsur teknik

untuk membuat posisi kaki

siap mendorong ke arah

belakang pada teknik

berenang gaya dada.

Kecenderungan

pengembangan unsur teknik

mengakibatkan kurang

terkontrolnya peningkatan

hasil kemampuan melompat

mahasiswa, karena

penekanannya lebih kepada

penguasaan teknik kurang

memperhatikan hasil

dorongan dari gerakan

tungkai.

Latihan Double Leg Box

Bound

Latihan double leg box bound

merupakan bentuk latihan

meloncat ke atas ke depan

dengan mendarat di atas

kotak yang berukuran

tinggi kira-kira 12-22

inci. Penggunaan kotak

ini memberikan beban

lebih (overload) untuk

kelompok otot gluteals,

hamstrings, quadriceps dan

gastrocnemicus. Otot-otot

lengan dan bahu secara

tidak langsung juga

terlibat. Latihan ini

memiliki aplikasi yang

luas untuk berbagai

cabang olahraga yang

melibatkan lompat/loncat,

lari, angkat besi dan

renang. Pelaksanaan dari

latihan ini adalah

sebagai berikut

a) Posisi Awal

Kotak dengan jarak antara

3-6 kaki, berdirilah

kira-kira 2-3 langkah di

depan kotak pertama. Kaki

Page 12: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

berada sedikit di

belakang bahu, tubuh

dalam posisi semi-squat,

punggung lurus, pandangan

ke depan dan lengan di

samping badan.

b) Pelaksanaan

Mulailah dengan loncatan

ke atas kotak pertama.

Sesegera mungkin mendarat

ke atas kotak pertama,

kemudian loncat ke atas

tinggi dan sejauh

mungkin, mendarat ke

tanah. Gerakan ini

dilakukan mulai dari 4

set dengan jumlah ulangan

8 kali dan waktu

istirahat antar set 2

menit.

Gambar 7 Latihan Double

Leg Box Bound

(M. Furqon H., Muchsin

Doewes, 2002:30)

c) Kelebihan dan

kekurangan latihan

double leg box bound

Ditinjau dari

pelaksanaannya, latihan

double leg box bound

memiliki kelebihan

cenderung mengembangkan

unsur teknik yang lebih

baik untuk menguatkan

kekuatan otot tungkai

yang akan digunakan untuk

mendorong ke arah

belakang saat berenang

gaya dada. Sehingga

apabila tendangan ke arah

belakang memiliki power

yang kuat, akan

mempengaruhi kecepatan

atau laju perenang.

Terlebih latihan double leg

box bound menggunakan

Page 13: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

kotak sebagai pemberian

beban lebih. Kelemahannya

terletak pada unsur

teknik sebelum mendorong,

posisi kaki kurang

efisien bentuknya.

Panjang Tungkai

Berkaitan dengan panjang

tungkai, Ismaryati

(2008:100) menyatakan,

”Pengukuran panjang

tungkai dari tulang

belakang bawah atau dapat

juga dari trochanter sampai

ke lantai”. Sedangkan

Depdiknas (2000:49)

menjelaskan, “Panjang

tungkai adalah jarak

antara SIAS (Spina Illioca

Anterior Superior) dan (mata

kaki) moleolus”.

Berdasarkan

pengertian panjang

tungkai yang dikemukaan

tersebut dapat

disimpulkan, panjang

tungkai merupakan

proporsi tungkai yang

diukur dari trochanter

sampai lantai (tidak

memakai alas

kaki/sepatu).

Peranan Panjang Tungkai

terhadap Kecepatan Renang

Gaya Dada 50 Meter

Ditinjau dari biomekanika

gerak, tungkai yang

panjang memiliki

jangkauan yang panjang

untuk memulai gerak

mendorong ke belakang

agar laju renang lebih

cepat. Sehingga tungkai

yang panjang dapat

membantu kualitas

kecepatan renang seorang

atlet.

Metode Penelitian

Penelitian ini

menggunakan metode

eksperimen. Dasar

Page 14: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

penggunaan metode ini

adalah kegiatan percobaan

yang diawali dengan tes

awal selanjutnya

diberikan perlakuan

kepada subyek dan

diakhiri dengan suatu

bentuk tes guna

mengetahui pengaruh

perlakuan yang telah

diberikan. Sugiyanto

(1995: 21) menjelaskan

bahwa :

“Tujuan penelitian

eksperimental adalah

untuk meneliti ada

tidaknya hubungan

sebab akibat serta

besarnya hubungan

sebab akibat tersebut

dengan cara memberikan

perlakuan (treatment)

terhadap kelompok

eksperimen yang

hasilnya dibandingkan

dengan hasil kelompok

kontrol yang tidak

diberikan perlakuan

atau diberikan

perlakuan yang

berbeda”.

Penelitian ini

menggunakan rancangan

faktorial 2 x 2 :

Variabel

Penelitian

Latihan

Pliometrik (A)

Knee

tuck

Jump

(a1)

Double

Leg Box

Bound

(a2)

Panja

ng

Tungk

ai

(B)

Panja

ng

(b1)

a1b1 a2b1

Pende

k

(b2)

a1b2 a2b2

Keterangan :

A: Variasi latihan

pliometrik.

B: Panjang Tungkai

a1b1: Kelompok latihan

knee-tuch jump yang

Page 15: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

memiliki tungkai

panjang.

a1b2: Kelompok latihan

knee-tuch jump yang

memiliki tungkai

pendek.

a2b1: Kelompok latihan

double leg box bound

yang memiliki

tungkai panjang.

a2b2: Kelompok latihan

double leg box bound

yang memiliki

tungkai pendek.

Penelitian ini

dilaksanakan di Lapangan

Tenis Kampus Ngoresan UNS

Surakarta. Populasi dan

sampel dalam penelitian

ini adalah mahasiswa

Pembinaan Prestasi Renang

JPOK FKIP UNS Surakarta

tahun ajaran 2011/2012

yang berjumlah 28

mahasiswa. Teknik

pengambilan sampel yang

digunakan adalah total

sampling. Yaitu

keseluruhan populasi

dijadikan sampel

penelitian, sehingga

disebut sebagai sampel

populasi.

Teknik Analisis Data

1.Uji Normalitas (Metode

Lilliefors)

2.Uji Homogenitas (Metode

Bartlett)

3.ANAVA Rancangan

Faktorial 2x2

Hasil Penelitian dan

Pembahasan

Pengaruh Latihan Knee-

Tuch Jump dan Double Leg Box

Bound terhadap Kecepatan

Renang Gaya Dada 50 Meter

Untuk tes kecepatan

renang gaya dada 50

meter, hasil penelitian

menunjukkan adanya

perbedaan yang signifikan

Page 16: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

antara peningkatan

kecepatan renang gaya

dada 50 meter mahasiswa

yang diberi perlakuan

dengan latihan knee-tuck

jump dan latihan double leg

box bound. Dari hasil

perhitungan diperoleh Fhit

= 5.9841 lebih besar dari

Ftabel = 4.11 (F0 > Ft) pada

taraf signifikasi 5%. Ini

berarti bahwa hipotesis

nol (Ho) ditolak sehingga

ada perbedaan yang

signifikan antara kedua

kelompok perlakuan. Dari

analisis lanjutan

diketahui ternyata

latihan double leg box bound

memiliki peningkatan yang

lebih baik terhadap

kecepatan renang gaya

dada 50 meter.

Pengaruh Kecepatan Renang

Gaya Dada 50 Meter antara

Mahasiswa yang Memiliki

Tungkai Panjang dengan

Mahasiswa yang Memiliki

Tungkai Pendek

Dari hasil perhitungan

diperoleh Fhit =4.7261

lebih besar dari Ftabel =

4.11 (F0 > Ft) pada taraf

signifikasi 5%. Ini

berarti hipotesis nol

(H0) ditolak sehingga ada

pengaruh yang signifikan

antara mahasiswa yang

memiliki ukuran tungkai

panjang dan ukuran

tungkai pendek. Dari

analisis lanjutan

diketahui ternyata

mahasiswa yang memiliki

ukuran tungkai panjang

mempunyai peningkatan

yang lebih baik terhadap

kecepatan renang gaya

dada 50 meter.

Interaksi Pengaruh antara

Latihan Pliometrik dan

Panjang Tungkai terhadap

Page 17: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

Kecepatan renang Gaya

Dada 50 Meter

Dari hasil analisis data

yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa ada

interaksi antara latihan

pliometrik dan panjang

tungkai, yang ditunjukkan

oleh F0 = 7.1676 lebih

besar dari Ft = 4.110

pada taraf signifikasi 5%

sehingga H0 ditolak, jadi

dapat disimpulkan bahwa

antara latihan pliometrik

dan panjang tungkai, ada

interaksi dalam

peningkatan kecepatan

renang gaya dada 50

meter.

DAFTAR PUSTAKA

Andi Suhendro. (2004).Dasar-dasar Kepelatihan.Jakarta: UniversitasTerbuka.

Bompa, Tudor O. (1994).Theory and Metodology ofTraining. Dubuque,

lowa: Kendall HuntPublishing Company.

Dumadi & KasiyoDwijowinoto._____.Renang (materi, metode,penilaian). Depdikbud.Dirjendikti.

Dwijowinoto, Kasiyo.(1980). RenangPerkembanganPengajaran Teknik danTaktik. Semarang:IKIP.

FINA hand book, 2009-2013. PeraturanPerlombaan Renang.

Guyton, Arthur C. (1994).Buku Ajar FisiologiKedokteran. Ed. 7.Jakarta: EGC.

Harsono. (1998). Coachingdan Aspek-aspekPsikologis dalamCoaching. Jakarta:DepartemenPendidikan danmKebudayaan. DirjenDikti.

Ismaryati (2008). Tes &Pengukuran Olahraga.Surakarta: UNSPress.

Page 18: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M

Luttgens, K., & Hamilton,N. (1997). KinesiologyScientific Basic of HumanMotion. Dubuque,lowa: A Times MirrorCompany.

M. Furqon, H. & Doewes,Muchsin. (2002).Plaiometrik : UntukMeningkatkan Power.Surakarta: UNSPress.

M. Sajoto. (1995).Peningkatan danPembinaan KekuatanKondisi Fisik DalamOlahraga.Semarang : IKIPSemarang Press.

Moh.Nazir, Ph.D. (1985).

Metode Penelitian.

Jakarta: Ghalia

Indah.

Mulyono B. (1993). Tes danPengukuran dalamPendidikanJasmani/Olahraga.Surakarta: UNSPress.

Nosseck, Josef. (1982).General Theory ofTraining. Lagos:

National Institutefor Sport.

Sudjana. (1992).Metodologi Penelitian.Jakarta: Grafindo.

Sugiyanto. (1994).

Penelitian pendidikan.

Surakarta: UNS

Suharno HP. (1993).Metodologi Kepelatihan.Yogyakarta: YayasanSTO.

Suharsimi A. (1996).

Prosedur Penelitian.

Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Suryatna, Ermat & AdangSuherman. (2004).Renang Kompetitif.Jakarta: Depdiknas

Thomas D. G, (1996).Renang Tingkat Pemula,Alih Bahasa AlfonsP. Jakarta: PT.RajagrafindoPersada.

Yusuf Hadisasmita dan AipSyarifuddin .(1996). IlmuKepelatihan Dasar.Jakarta : Depdikbud.Dirjendikti.

Page 19: PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 M