BAB I ADMINISTRASI A. Pengertian Administrasi a)Administrasi dalam Arti Sempit Administrasi dalam arti sempit merupakan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan maksud untuk meyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam hubungan satu sama lain. Administrasi dalam arti sempit lebih tepat didefinisikan sebagai suatu pekerjaan yang berhubungan dengan ketatausahaan. Hal ini diungkapkan oleh J. Wayong (1962) bahwa kegiatan administrasi meliputi pekerjaan tatausaha yang bersifat mencatat segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi untuk menjadi bahan keterangan bagi pimpinan. Tatausaha sendiri menurut Prajudi Atmosudirjo (1980) merupakan pekerjaan pengendalian (the handling) informasi. Rangkaian kegiatan ketatausahaan dapat dirangkum kedalam tiga kelompok, yaitu: 1. Korespondensi (correspondence) atau surat menyurat, yaitu rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pengiriman informasi secara tertulis mulai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
ADMINISTRASI
A. Pengertian Administrasi
a) Administrasi dalam Arti Sempit
Administrasi dalam arti sempit merupakan penyusunan dan pencatatan
data dan informasi secara sistematis dengan maksud untuk meyediakan
keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali secara
keseluruhan dan dalam hubungan satu sama lain. Administrasi dalam arti
sempit lebih tepat didefinisikan sebagai suatu pekerjaan yang berhubungan
dengan ketatausahaan. Hal ini diungkapkan oleh J. Wayong (1962) bahwa
kegiatan administrasi meliputi pekerjaan tatausaha yang bersifat mencatat
segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi untuk menjadi bahan
keterangan bagi pimpinan. Tatausaha sendiri menurut Prajudi Atmosudirjo
(1980) merupakan pekerjaan pengendalian (the handling) informasi.
Rangkaian kegiatan ketatausahaan dapat dirangkum kedalam tiga
kelompok, yaitu:
1. Korespondensi (correspondence) atau surat menyurat, yaitu rangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan pengiriman informasi secara tertulis
mulai dari penyusunan, penulisan, sampai dengan pengiriman informasi
kepada pihak yang dituju.
2. Ekspedisi (expedition), yaitu aktivitas mencatat setiap informasi yang
dikirim atau diterima, baik untuk kepentingan intern maupun ekstern.
3. Pengarsipan (filling), yaitu proses pengaturan dan penyimpanan
informasi secara sistematis sehingga dapat dengan mudah dan cepat
ditemukan setiap diperlukan. Informasi yang dimaksud dapat berupa
warkat (records) yaitu catatan-catatan tertulis atau bergambar yang
memuat keterangan tentang suatu hal atau peristiwa yang dibuat untuk
membantu ingatan.
b) Administrasi dalam Arti Luas
Sesungguhnya istilah administrasi berhubungan dengan kegiatan
kerjasama yang dilakukan manusia atau sekelompok orang sehingga
tercapai tujuan yang diinginkan. Herbert A. Simon mengatakan bahwa
apabila ada dua orang yang bekerjasama untuk menggulingkan atau
memindahkan sebuah batu yang tidak dapat digulingkan oleh hanya satu
orang diantara mereka, maka dalam kegiatan tersebut terdapat proses
administrasi. Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang
dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu disebut administrasi
(The Liang Gie, 1980). Bahwa pada dasarnya administrasi adalah
aktivitas-aktivitas golongan yang bersifat kooperatif (Dimock & Dimock,
1968). Yang dapat dikatakan sebagai kegiatan administrasi adalah
kerjasama yang doirganisasi atau kerjasama keorganisasian
(organizational cooperation).
B. Ruang Lingkup Kajian Ilmu Administrasi
Ordway Tead menggolongkan ruang lingkup administrasi ke dalam 7
kelompok, yaitu:
a) Ilmu Administrasi
b) Organisasi
c) Manajemen (how to drive)
d) Kepemimpinan (leadership)
e) Pembuatan Keputusan (decision making)
f) Komunikasi (communication)
g) Hubungan Manusia (Human Relations)
C. Sifat-sifat Ilmu Administrasi
a) Teleologis
Ilmu administrasi memiliki kemampuan untuk memprediksi dan
mengantisipasi perubahan di masa mendatang.
b) Dinamis
Ilmu administrasi bisa mengikuti perubahan zaman yang terjadi.
c) Normatif
Dalam ilmu adminstrasi terdapat pekerjaan yang bersifat mengikat dan
mengatur.
d) Working Concept
Ilmu administrasi memiliki konsep kerja yang efesien dan efektif.
e) Science and Art
Ilmu administrasi selain sebagai ilmu pengetahuan, juga dapat dikatakan
sebagai sebuah seni.
D. Pentingnya Ilmu Administrasi
Di era perkembangan ilmu dan teknologi yang cepat ini, tuntutan akan
efisiensi dan efektivitas kerja, keterbatasan sumberdaya, mendorong manusia
dan organisasi untuk melakukan kerjasama dalam berbagai sektor kegiatan.
Masalah yang timbul dari fenomena kerjasama dapat dianalisis dan
dipecahkan melalui studi administrasi. Prajudi Atmosudirdjo (1980)
mengemukakan pendapat bahwa dunia modern adalah dunianya administrasi.
Hal ini berkaitan dengan apa yang diungkapkan oleh Charles A. Beard bahwa
administrasi merupakan kunci bagi masyarakat modern (administration as the
key to modern society).
Albert Lepawsky (1966), menunjukkan enam peranan administrasi dalam
kehidupan dan perkembangan masyarakat, yaitu:
a) The universal importance of administration
b) The stabilizing role of administration in society
c) The role administration in social change
d) The threat of a managerial revolution
e) The prospect of a managerial evolution
f) Administration as the key to modern society
Pentingnya studi dan peranan administrasi juga disebabkan:
1. Dalam kehidupan masyarakat modern, terjadi perubahan pola kehidupan di
segala bidang menjadi pola kehidupan berdasarkan kerja sama
keorganisasian.
2. Pola kehidupan keorganisasian berkaitan dengan pola kehidupan modern
dan cara berpikir serta bekerja secara rasional.
3. Cara berpikir dan bekerja secara rasional ini berkaitan dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern.
4. Cara berpikir modern dan bekerja secara rasional dimaksudkan untuk
menghasilkan keefektifan (effectiveness) dan keefisienan (efficiently)
pencapaian tujuan.
5. Berpikir dan bekerja rasional denagn teknologi modern dan dengan pola
kehidupan berorganisasi modern ke arah efisiensi dan efektivitas
memerlukan administrasi (adaptasi dari Prajudi Atmosudirdjo, 1980)
Ilmu administrasi tidak lain adalah studi tentang efektivitas dan efisiensi kerja
dalam kerjasama keorganisasian (organizational cooperation) atau insures
the continuance of the existing order with a minimum of effort and risk
(Lepawsky, 1966), dalam pencapaian tujuan. Jika efektif berarti tujuan atau
sasaran yang ditetapkan tercapai tepat pada waktunya, maka efesiensi
merupakan hasil yang dicapai lebih besar (maksimal) dari sumber-sumber dan
biaya atau input yang digunakan.
BAB II
EVOLUSI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
A. Sejarah Ilmu Administrasi
Ilmu administrasi lahir sejak Woodrow Wilson (1887), yang kemudian
menjadi presiden Amerika Serikat pada 1913-1921, menulis sebuah artikel
yang berjudul “The Study of Administration” yang dimuat di jurnal Political
Science Quarterly. Studi ilmu politik yang berkembang pada saat itu ternyata
tidak mampu memecahkan persoalan praktik spoil system (sistem
perkoncoan) karena memang fokus kajian ilmu Ilmu Politik bukan pada
bagaimana mengelola pemerintahan dengan efektif dan efisien, melainkan
lebih pada urusan tentang sebuah konstitusi dan bagaimana keputusan-
keputusan politik dirumuskan. Oleh karena itu, Wilson menganggap perlu
adanya pemisahan urusan politik dari urusan pelayanan publik.
Penjelasan ilmiah terhadap gagasan Wilson tersebut kemudian dilakukan oleh
Frank J. Goodnow yang menulis buku berjudul “Politics and Administration”
pada tahun 1900. Buku tersebut sering dijadikan rujukan oleh para ilmuwan
administrasi negara sebagai “proklamasi” secara resmi terhadap lahirnya Ilmu
Administrasi Negara yang memisahkan diri dari induknya, yaitu Ilmu Politik.
Ilmu administrasi negara mencoba mendefinisikan eksistensinya yang
berbeda dengan Ilmu Politik dengan ontopologi, epistimologi, dan aksiologi
yang berbeda.
B. Hubungan Antar Ilmu dengan Ilmu Administrasi Negara
1. Administrasi negara, sebagai salah satu cabang dari ilmu sosial,
kehidupannya berlangsung dalam suatu lingkungan sosial tertentu,
sehingga perwujudan aktivitasnya senantiasa berhubungan erat dengan
berbagai cabang ilmu sosial. Khususnya dengan ilmu sejarah, antropologi
budaya, ilmu ekonomi, administrasi niaga, ilmu jiwa, sosiologi dan ilmu
politik.
2. Perspektif administrasi negara akan lebih gampang diungkapkan dengan
mempergunakan analisis sejarah dan antropologi budaya. Penggunaan
analisis antropologi budaya akan melengkapi analisis sejarah.
3. Ilmu ekonomi menyumbangkan analisis biaya dan manfaat, sedang
administrasi niaga menyumbangkan konsep PPBS dan makna Gerakan
Manajemen Ilmiah kepada administrasi negara. Sementara itu ilmu jiwa
membantu untuk memahami individu dalam situasi administrasi.
4. Sosiologi telah memberikan pembahasan yang mendalam mengenai
birokrasi dan kooptasi, yang merupakan hal-hal yang amat menonjol
dalam studi administrasi negara.
BAB III
ORGANISASI
A. Pengertian Organisasi
Disiplin administrasi akan terpusat pada penelaahan tentang organisasi, sebab
fenomena kerjasama sebagai telaahan ilmu administrasi hanyalah fenomena
kerjasama yang berhubungan dengan atau berlangsung secara organisasional.
(Ulbert, 1989:122).
Menurut Sondang P. Siagian, hakikat organisasi dapat ditinjau dari dua sudut
pandangan.
Pertama: Organisasi dapat dipandang sebagai wadah, yaitu tempat kegiatan-
kegiatan administrasi dan manajemen dijalankan dan sifatnya “relatif statis”.
Kedua: Organisasi dapat dipandang sebagai proses, yaitu interaksi antara
orang-orang yang menjadi anggota organisasi dan sifatnya “dinamis”.
Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antar dua orang atau lebih yang
bekerjasama untuk mencapai sesuatu tujuan bersama dan terikat secara formal
dalam suatu ikatan hirarkhi dimana selalu terdapat hubungan antara seorang
atau sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok
orang yang disebut bawahan (Sondang P. Siagian, 1980). Sedangkan menurut
Dwight Waldo (1971), organisasi adalah struktur hubungan-hubungan
diantara orang berdasarkan wewenang dan bersifat tetap dalam suatu sistem
administrasi. Sehingga dapat disederhanakan bahwa organisasi adalah suatu
kelompok orang yang terikat bersama dalam hubungan formal untuk
mencapai tujuan organisasi.
B. Ciri-ciri Organisasi
Menurut Amitai Etzioni (1985), organisasi merupakan pengelompokkan
orang-orang yang sengaja disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Pada
dasarnya organisasi ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut:
a) Adanya pembagian dalam pekerjaan, kekuasaan, dan tanggungjawab.
b) Ada pengendalian usaha-usaha organisasi serta mengarahkan organisasi
mencapai tujuannya.
c) Adanya penggantian tenaga kerja.
C. Tujuan Organisasi
Pada hakikatnya tujuan organisasi merupakan integrasi dari perbagai tujuan
baik yang sifatnya komplementer yaitu tujuan individu atau anggota
organisasi, maupun tujuannya yang bersifat substantif, yaitu tujuan organisasi
secara keseluruhan. Tujuan substantif merupakan tujuan utama organisasi
yang menjadi sebab utama dibentuknya organisasi. Oleh sebab itu kegiatan-
kegiatan organisasi diarahkan kepada dua dimensi tujuan, yaitu:
1) Tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efesien. Keefektifan
(effectiviness) berhubungan dengan tujuan organisasi secara eksplitis maupun
implisit. Sedangkan efisiensi (efficiency) berhubungan dengan rasio output
dengan input atau keuntungan dengan biaya.
2) Tercapainya kepuasan dari anggota organisasi. Dalam proses pencapaian
tujuan organisasi, setiap orang atau anggota yang bekerja atau terlibat dalam
aktivitas organisasi harus diberikan kepuasan, sehingga mereka merasa
sebagai anggota organisasi dan hal tersebut akan mendoromg orang tersebut
untuk bekerja dalam kondisi dan motivasi yang produktif.
Antara tujuan yang bersifat komplementer (tujuan individu) dan tujuan
substantif (tujuan organisasi) tidak selalu searah. Menurut Herbert G. Hicks
(1977) hubungan tujuan manusia dan tujuan organisasi (relationship of
individual and organizational objectives) dibedakan menjadi:
a) Totally Opposing (keseluruhan bertolak belakang)
b) Partially Opposing (sebagian bertolak belakang)