PENENTUAN KONDUKTIVITAS LARUTAN DAN TITIK EKIVALEN KONDUKTIVITAS TITRASI ASAM-BASA I. Tujuan Percobaan Menentukan daya hantar listrik suatu larutan Menentukan ekivalen titrasi II. Alat dan Bahan yang Digunakan a. Alat yang digunakan : 1. Konduktometer 660 1 set 2. Elektroda emmension cell dengan konstanta cell 1,04 3. Magnetic stirrer 1 buah 4. Gelas kimia 100 ml, 250 ml 1,1 buah 5. Pipet ukur 25 ml 1 buah 6. Labu ukur 50 ml 2 buah 7. Pipet tetes 1 buah 8. Kaca arloji 1 buah
37
Embed
Penentuan Konduktivitas Larutan Dan Titik Ekivalen Konduktivitas Titrasi Asam
Laporan Tetap Instrumentasi dan Teknik Pengukuran Kelompok 2 3EGA
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENENTUAN KONDUKTIVITAS LARUTAN DAN TITIK EKIVALEN
KONDUKTIVITAS TITRASI ASAM-BASA
I. Tujuan Percobaan
Menentukan daya hantar listrik suatu larutan
Menentukan ekivalen titrasi
II. Alat dan Bahan yang Digunakan
a. Alat yang digunakan :
1. Konduktometer 660 1 set
2. Elektroda emmension cell dengan konstanta cell 1,04
3. Magnetic stirrer 1 buah
4. Gelas kimia 100 ml, 250 ml 1,1 buah
5. Pipet ukur 25 ml 1 buah
6. Labu ukur 50 ml 2 buah
7. Pipet tetes 1 buah
8. Kaca arloji 1 buah
9. Corong gelas 1 buah
10. Spatula 1 buah
11. Hotplate 1 buah
b. Bahan yang digunakan :
1. NaOH 0,1 N
2. HCl 0,1 N
3. KCl 1 M
III. Dasar Teori
Pengukuran konduktivitas dapat juga digunakan untuk menentukan titik akhir
titrasi. Titrasi konduktometri dapat dilakukan dengan dua cara dan tergantung
pada frekuensi arus yang digunakan, jika arus frekuensi bertambah besar, maka
kapasitas dan induktif akan semakin besar.
Konduktometri merupakan salah satu metode analisis yang berdasarkan daya
hantar larutan. Daya hantar ini bergantung pada jenis dan konsentrasi ion didalam
larutan. Menurut hukum Ohm, arus (I) berbanding lurus dengan potensial listrik
(E) yang digunakan, tetapi berbanding terbalik dengan tahan listrik (R).
I= ER
G= IR
Daya hantar (G) merupakan kebalikan dari tahanan yang mempunyai satuan ohm
atau siemens (S), bila arus listrik dialirkan ke suatu larutan melalui luas bidang
elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (L), maka :
G= IR
=K xAL
Dimana :
AL
: tetapan sel
K : daya hantar arus (konduktivitas) dengan satuan SI ohm cm-1 atau S-1cm-1
Titrasi yang dapat dilakukan adalah :
1. Titrasi konduktometri yang dilakukan dengan frekuensi arus rendah
(maksimum 300 Hz)
2. Titrasi konduktometri yang dilakukan dengan frekuensi arus tinggi
Titrasi Konduktometri Frekuensi Arus Rendah
Penambahan suatu elektrolit lain pada keadaan yang tidak ada perubahan
volume yang begitu besar akan mempengaruhi konduktivitas larutan karena akan
terjadi reaksi ionik atau tidak. Jika terjadi reaksi ionik akan terjadi akan terjadi
perubahan konduktivitas yang cukup besar sehingga dapat diamati reaksi yang
terjadi, seperti pada titrasi asam kuat dan basa kuat. Pada titrasi ini terjadi
penurunan konduktivitas karena terjadinya penggantian ion yang mempunyai
konduktivitas rendah.
Pada penambahan titrasi penetralan, pengendapan, penentuan titik akhir titrasi
ditentukan berdasarkan konduktivitas dari reaksi kimia yang terjadi. Hantaran
diukur pada setiap penambahan sejumlah pereaksi dan pengukuran titik akhir
titrasi berdasarkan 2 alur garis yang saling berpotongan, titik potong ini disebut
titik ekivalen.
Secara praktek, konsentrasi penitran 20-100 kali lebih pekat dari larutan yang
dititrasi, kelebihan dari titrasi ini, baik untuk asam yang sangat lemah yang secara
potensiometri tidak dapat dilakukan dengan cara konduktometri dapat dilakukan,
selain itu secara konduktometri kontrol suhu tidak perlu dilakukan.
Titrasi Konduktometri Freakuensi Arus Tinggi
Titrasi ini sesuai dengan sel yang terdiri atas sistem reaksi yang dibuat bagian
atau dipasang sirkuit osilator berionisasi pada frekuensi beberapa MHz, dan tidak
spesifik.
Keuntungan cara ini antara lain elektroda ditempatkan diluar sel dan tidak
langsung kontak dengan zat lain, sedangkan kerugiannya respon tidak spesifik
karena tidak tergantung pada hantaran dan tetapan dielektrik dari sistem, selain
itu tidak dipengaruhi oleh sifat kimia dari komponen-komponen sistem.
IV. Prosedur Percobaan
a. Pembuatan larutan dari padatan
1. Menghitung jumlah zat yang diperlukan
2. Menimbang zat tersebut dengan menggunakan kaca arloji
3. Memasukkan zat ke dalam gelas kimia, zat yang tertinggal disemprot dan
dibilas dengan air demineral
4. Mengaduk hingga semua zat terlarut dalam air
5. Memindahkan larutan ke dalam labu ukur yang telah dipasang corong
6. Zat yang tertinggal dibilas dengan air demineral
7. Menambahkan air hingga tanda batas
8. Menutup labu ukur dan menghomogenkan larutan
b. Pembuatan larutan dari cairan (pengenceran)
1. Menghitung molaritas zat
2. Menghitung volume zat yang dibutuhkan
3. Mengisi air demineral 1/3 bagian ke dalam labu ukur
4. Mengambil zat menggunakan pipet ukur
5. Memasukkan ke dalam labu ukur melalui dindingnya
6. Menutup labu dan menghomogenkan larutan
c. Titrasi konduktometri
1. Mempipet 10 ml larutan NaOH, memasukkan ke dalam gelas kimia 250 ml dan
menambahkan aquadest hingga volume mencapai 200 ml (elektroda tenggelam)