Top Banner
PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah 1 Abstract: Family is primary socialization media. It means through family environment, children know the around world and the patterns of social life prevailing daily. The formation of character and personality of the child is influenced strongly by how are the manner and shades of parents to provide education and guidance for their children. The family will give colour a child’s, good behavior, manners and customs in everyday. It is a place also where a child get forging for the first time that determine his life good or bad after gath- ering in the community. So that the family is one of the important element to specify good or bad a community. Keyword: education, children, family Pendahuluan Pendidikan merupakan masalah penting dalam kehidupan, bahkan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan itu sendiri. Baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu dengan tujuan mengusahakan agar tiap-tiap orang sempurna pertumbuhan tubuhnya, sehat otaknya, baik budi pekertinya dan sebagainya. Sehingga orang mampu mencapai kesempurnaan dan berbahagia hidup secara lahir dan batin. Oleh karena itu, setiap anak harus dididik secara memadai, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat. 2 1 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darussalam Krempyang Nganjuk. 2 Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama (Solo: Ramadani, 1993), 11.
23

PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

Apr 20, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

122

Pendidikan Anak dalam Keluarga

PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA

Niken Ristianah1

Abstract: Family is primary socialization media. It meansthrough family environment, children know the around worldand the patterns of social life prevailing daily. The formationof character and personality of the child is influenced stronglyby how are the manner and shades of parents to provideeducation and guidance for their children. The family willgive colour a child’s, good behavior, manners and customsin everyday. It is a place also where a child get forging forthe first time that determine his life good or bad after gath-ering in the community. So that the family is one of theimportant element to specify good or bad a community.

Keyword: education, children, family

PendahuluanPendidikan merupakan masalah penting dalam kehidupan,

bahkan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan itu sendiri. Baik dalamkehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa danbernegara, yaitu dengan tujuan mengusahakan agar tiap-tiaporang sempurna pertumbuhan tubuhnya, sehat otaknya, baikbudi pekertinya dan sebagainya. Sehingga orang mampu mencapaikesempurnaan dan berbahagia hidup secara lahir dan batin. Olehkarena itu, setiap anak harus dididik secara memadai, baik dirumah, di sekolah maupun di masyarakat.2

1 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darussalam Krempyang Nganjuk.2 Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama (Solo: Ramadani, 1993), 11.

Page 2: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

123

Niken Ristianah

Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, keluarga memilikifungsi pendidikan. Fungsi ini berhubungan erat dengan masalahperanan dan tanggung jawab orang tua selaku pendidik pertamadan utama bagi anak. Dengan kata lain keluarga bertanggungjawab penuh untuk mengembangkan anak-anak yang dilahirkandalam keluarga ini hingga berkembang menjadi orang yangdiharapkan oleh bangsa, negara dan agamanya. Dalam arti merekamenjadi manusia matang yang dapat bertanggung jawab dandapat dipertanggungjawabkan oleh masyarakatnya.

Keluarga merupakan media sosialisasi primer, yaitu melaluilingkungan keluarga, anak mengenal dunia sekitarnya dan pola-pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari. Pembentukan watakdan kepribadian anak sangat dipengaruhi oleh cara dan corak orangtua memberikan pendidikan dan bimbingan bagi anak-anaknya.Menurut Zakiyah Daradjat, yang dimaksud dengan keluarga adalahmasyarakat alamiah yang pergaulan di antara anggotanya bersifatkhas. Keluarga juga merupakan unit sosial terkecil yang utamadan pertama bagi seorang anak. Sebelum berkenalan dengan duniasekitar, anak akan berkenalan dulu dengan situasi keluarga.Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruhsangat besar bagi perkembangan anak untuk masa yang akandatang. Pengalaman pergaulan tersebut melalui rasa kasih sayangdan penuh kecintaan, kebutuhan terhadapkewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan.3

Keluarga akan memberikan warna kehidupan seorang anak,baik perilaku, budi pekerti maupun adat kebiasaan sehari-hari.Keluarga juga menjadi tempat seorang anak memperoleh tempaanpertama kali yang kemudian menentukan baik buruk kehidupansetelahnya di masyarakat. Sehingga tidak salah bahwa keluargaadalah elemen penting dalam menentukan baik buruknya masya-rakat.4 Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan,maka anak akan tumbuh dengan baik pula. Jika tidak, tentu per-tumbuhan anak tersebut akan terhambat.

Peran orang tua dalam keluarga sangat penting, terutama ibu.Seorang ibu bertugas mengatur dan membuat rumah tangganya

3 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), 66.4 Norman M. Goble, Perubahan Perubahan Guru (Jakarta: Gunung Agung, 1983), 26.

Page 3: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

124

Pendidikan Anak dalam Keluarga

menjadi surga bagi anggota keluarga, menjadi mitra sejajar yangsaling menyayangi dengan suaminya. Orang tua merupakan pen-didik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena darimereka anak mulai menerima pendidikan.

Pendidikan dalam keluarga merupakan proses sosialisasipertama anak untuk menerima segala sesuatu yang diperlukananak sebelum memasuki lingkungan masyarakat. Baik pendidikanmengenai nilai maupun norma yang berlaku dalam masyarakatluar. Sehingga anak akan siap dan mudah diterima dalam sosialisasidi masyarakat. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikanterdapat dalam pendidikan keluarga. Dalam hal ini faktor pentingyang memegang peranan dalam menentukan kehidupan anakselain pendidikan, yang selanjutnya digabungkan menjadi pen-didikan agama.5

Tanggung jawab terhadap pembinaan dan pendidikan anakterutama karena didorong oleh rasa cinta kasih yang menjiwaihubungan orang tua dengan anak. Rasa cinta kasih ini akan men-dorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab dan meng-abdikan hidupnya untuk anak.6 Dengan demikian, hubunganorang tua dengan anak dan kedekatan antara mereka menjadihal yang sangat penting dalam proses pembinaan dan pendidikan.Situasi keluarga yang senantiasa dihiasi oleh cinta kasih dankemesraan anggota keluarga akan membawa pengaruh positifterhadap pembinaan dan pendidikan anak, karena kondisi psikologianak tetap terpelihara dengan baik.

PembahasanA. Pengertian Keluarga

Istilah keluarga menurut Kun Maryati dan Juju Suryawatidiartikan sebagai unit sosial terkecil yang terdiri atas ayah, ibu dananak. Keluarga memiliki fungsi majemuk bagi terciptanya kehidupansosial dalam masyarakat. Dalam keluarga diatur hubungan antaraanggota-anggotanya, sehingga setiap anggota keluarga memilikiperan dan fungsi masing-masing.7 Sedangkan menurut Zakiyah

5 Hasan Langgulung, Beberapa Tinjauan Dalam Pendidikan Islam (Jakarta: PustakaAntara, 1980), 55.

6 Tim Dosen FIP IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan (Surabaya:Usaha Nasional, 1996), 17.

7 Kun Maryati dan Juju Suryawati, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Erlangga, 2007), 66.

Page 4: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

125

Niken Ristianah

Daradjat, keluarga adalah masyarakat alamiah yang pergaulan diantara anggotanya bersifat khas. Di sini pendidikan berlangsungdengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlakudi dalamnya, tanpa harus diumumkan atau dituliskan terlebihdahulu agar diketahui dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga.8

Menurut M. Quraish Shihab, keluarga adalah jiwa masyarakatdan tulang punggungnya. Kesejahteraan lahir dan batin yang di-nikmati oleh suatu bangsa, atau sebaliknya, kebodohan dan ke-terbelakangannya, adalah cerminan dari keadaan keluarga-keluargayang hidup pada masyarakat bangsa tersebut.9 Dengan demikiankeluarga adalah sekelompok kecil dalam masyarakat yang terdiridari ibu, bapak dan anaknya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keluargamerupakan unit sosial terkecil di masyarakat yang menjadi ling-kungan pertama bagi anak dalam urusan pendidikan. Hal ini sangatberpengaruh terhadap kelanjutan mutu anak dalam berprosesdalam pendidikan pada jenjang selanjutnya.

B. Peran KeluargaKeluarga memiliki peran besar sekali bagi pertumbuhan dan

perkembangan seorang anak, baik terkait dengan pertumbuhanintelektual, moral dan agama. Menurut M. Quraish Shihab, peranorang tua bagi anak mencakup tiga hal. Pertama adalah menjaminkehidupan emosional anak. Melalui pendidikan keluarga, kehidupanemosional anak atau kebutuhan terhadap rasa kasih sayang anakakan terpenuhi dan dapat tumbuh dengan baik. Hal ini dikarena-kan adanya hubungan jalinan darah antara orang tua dan anak, disamping fokus dan konsentrasi orang tua lebih ditekankan kepadaanak. Kehidupan emosional merupakan faktor yang signifikandalam membina kepribadian anak. Oleh karena itu, pihak orangtua harus mampu menciptakan suasana kondusif bagi anak melaluicerminan kasih sayang.

Kedua adalah menanamkan dasar pendidikan moral. Pena-naman dasar-dasar moral bagi anak dalam keluarga biasanya ter-cermin dalam sikap dan perilaku orang tua sendiri. Anak akan

8 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, 66.9 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Quran (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007), 253.

Page 5: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

126

Pendidikan Anak dalam Keluarga

cenderung mengikuti segala pola dan tingkah laku orang tua.Misalnya cara berbuat dan berbicara. Dengan demikian perilakuyang baik dari orang tua akan melahirkan gejala identifikasi yangpositif bagi anak, yaitu penyamaan diri dengan orang yang ditiru.

Ketiga adalah peletak dasar keagamaan. Pada dasarnya agamaseseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihanyang dilaluinya pada masa kecil. Seseorang yang waktu kecilnyatidak memperoleh pendidikan agama, maka pada masa dewasa,dia tidak merasa penting akan adanya agama dalam hidup. Berbedadengan orang yang waktu kecilnya sudah dikenalkan denganpengalaman agama, misalnya kedua orang tuanya taat beragama,ditambah lagi dengan pendidikan sekolah, maka orang tersebutakan dengan sendirinya memiliki kecenderungan terhadap hidupyang taat mengikuti peraturan agama. Di samping itu juga terbiasamelaksanakan ibadah, takut terhadap larangan dan merasakanbetapa nikmatnya hidup beragama.10

C. Fungsi KeluargaDengan melaksanakan fungsi-fungsi keluarga secara baik,

maka hal ini akan membentuk kehidupan keluarga harmonis dansemua anggota keluarganya dapat hidup bahagia dan tenteram.Keluarga bahagia dan tenteram menjadi harapan setiap orang yangmembangun rumah tangga. Jika dari keluarga itu membuahkanketurunan anak yang saleh, maka akan menjadi penerus orangtuanya kelak.

Djuju Sudjana menegaskan bahwa sekurang-kurangnya setiapkeluarga memiliki tujuh fungsi, yaitu fungsi edukatif, biologis,ekonomis, protektif, religius, sosialisasi dan rekreatif.11 Dalam tulisanini, fungsi edukatif dijadikan sebagai pembahasan utama. Namunjuga membahas fungsi yang lain, karena akan membantu dalamproses penelitian pendidikan agama Islam dalam keluarga ini.

1. Fungsi EdukatifAbdurrahman an-Nawawi menjelaskan bahwa keluarga

muslim adalah pelindung pertama, tempat anak dibesarkan dalam

10 Ibid, 254-255.11 Jalaludin Rahmad dan Muhtar Gandaatmaja, Muslim dalam Masyarakat Modern

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), 20.

Page 6: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

127

Niken Ristianah

suasana pendidikan Islami. Untuk itu, keluarga termasuk keluargamuslim pada masa pembangunan seperti sekarang ini masih seringdiharapkan dapat menjadi lembaga sosial yang paling dasar untukmewujudkan pembangunan kualitas manusia Indonesia,12 yaitusuatu pembangunan yang harus dimulai sejak dini, ketika manusiapertama kali berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu,keluarga harus dikondisikan dalam situasi pendidikan sehinggaterdapat proses saling belajar di antara anggotanya. Dalam melak-sanakan fungsi pendidikan ini, orang tua memegang peran utama,terutama ketika anak belum dewasa. Hal ini sebagaimana dijelas-kan di dalam QS. al-Taghabun: 14.13

Orang tua harus berhati-hati dalam mendidik anak, karenakesalahan dalam mendidik anak dapat mengakibatkan anakmenjadi musuh orang tua, sebagaimana dijelaskan dalam ayat diatas. Usaha untuk mengembangkan anak-anak agar menjadi orangyang diharapkan oleh bangsa, negara dan agama, yaitu dapatmelalui asuhan, bimbingan dan contoh atau teladan, dengantujuan membantu perkembangan kepribadian anak.

2. Fungsi BiologisKeluarga sebagai organisme memiliki fungsi biologis, yaitu

suatu fungsi yang mewajibkan setiap makhluk hidup untuk mem-pertahankan hidupnya dengan cara mengembangkan keturunan,yaitu dengan hubungan seksual. Dalam keluarga, anak merupa-kan wujud dari cinta kasih dan tanggung jawab suami istri dalammeneruskan keturunannya.

Islam mengharapkan lahirnya generasi muslim yang baik,sehingga dapat disebut sebagai qurratul a’yun, sebagaimana dijelas-kan dalam QS. al-Furqan: 74.14 Untuk memenuhi fungsi atau ke-butuhan dasar ini, kehidupan keluarga perlu diikat dengan suatuikatan perkawinan yang memungkinkan suami isteri memenuhikebutuhan dasar tersebut dengan bebas dan bertanggung jawab.Kehidupan keluarga harus memegang norma yang ideal, agar hidupmanusia dapat berguna dan bermakna, sebagai manusia yang

12 Ibid, 25.13 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Surabaya: Jaya Sakti,

1989), 25.14 Ibid, 569.

Page 7: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

128

Pendidikan Anak dalam Keluarga

selalu berusaha mengisi hidupnya dengan akhlaqul karimah sampaiakhir hidupnya.

3. Fungsi EkonomisFungsi ekonomi adalah segala kegiatan keluarga yang ber-

kaitan dengan pencarian nafkah, pembinaan usaha dan peren-canaan anggaran biaya, baik pemasukan maupun pengeluaranbiaya keluarga. Keluarga, termasuk orang tua, memiliki kewajibanmemenuhi kebutuhan ekonomi anak-anaknya.

Pelaksanaan ekonomi keluarga adalah dalam rangka mening-katkan pengertian dan tanggung jawab di bidang ekonomi, se-hingga masa depan anak dapat sesuai dengan harapan orang tuadan juga harapan anak itu sendiri. Banyak kasus yang terdapatdalam kehidupan keluarga seperti judi, kriminalitas, pencuriandan tindak kejahatan lainnya yang merupakan gambaran dariakibat kemiskinan, sehingga kehidupan rumah tangga goyah dantidak kokoh. Jika dampak kemiskinan sudah demikian, maka masya-rakat menjadi tempat yang subur bagi tumbuhnya kemungkaran-kemungkaran.

Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal-hal di atasyaitu dengan cara memupuk jiwa optimisme, tidak mudah putusasa dan kerja keras, sehingga menimbulkan rangsangan terhadapmental manusia untuk merubah sikap hidup yang positif, termasukdi dalamnya untuk merubah nasibnya. Kehidupan keluarga harusdapat mengatur diri dengan menggunakan sumber-sumberkeluarga dalam memenuhi kebutuhan tanpa harus meninggalkannorma-norma dan nilai-nilai ajaran agama, yaitu apabila dalamkeluarga terdapat kerja sama antar anggotanya dengan baik danadanya ikatan kasih sayang.

4. Fungsi ProtektifFungsi ini memiliki hubungan erat dengan fungsi pendidikan.

Pendidikan yang diberikan keluarga kepada anak berarti mem-berikan perlindungan secara mental dan moral, termasuk me-nangkal pengaruh kehidupan yang negatif pada masa sekarangdan yang akan datang. Selain itu fungsi ini juga meliputi per-lindungan yang bersifat fisik bagi kelangsungan hidup anak-anak.Perlindungan yang bersifat fisik ini, misalnya faktor kesehatan

Page 8: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

129

Niken Ristianah

anak, karena faktor ini dapat menjadi prioritas pendukung demilancarnya proses pendidikan.

Fungsi perlindungan juga dapat diartikan sebagai usaha untukmenjaga dan memelihara anak serta anggota keluarga lainnya daritindakan negatif yang mungkin timbul, baik dari dalam maupundari luar kehidupan keluarga. Fungsi perlindungan ini sangatdibutuhkan anggota keluarga, terutama anak, sehingga anak akanmerasa aman hidup di tengah keluarganya. Anak akan merasaterlindungi dari berbagai ancaman fisik maupun mental yang datangdari dalam keluarga maupun dari luar.15

Untuk itu, dalam suatu keluarga seharusnya terdapat interaksiatau ikatan batin yang kuat antara anggotanya sesuai denganstatus dan perannya masing-masing.

5. Fungsi ReligiusFungsi ini erat kaitannya dengan kewajiban orang tua untuk

menyarankan, membimbing, memberi teladan dan melibatkan anakserta anggota keluarga lainnya mengenal kaidah-kaidah agamadan perilaku keagamaan. Untuk itu, orang tua sebagai tokoh intidan panutan dalam keluarga harus mampu menciptakan iklimkeagamaan dalam kehidupan keluarga.

Orang tua sebagai pendidik utama dan pertama dalam keluargadiharapkan mampu mempraktekkan pendidikan agama dengancara penanaman iman. Hal ini merupakan hal utama, karenapengaruh orang tua sangat mendasar dalam perkembangan ke-pribadian anaknya. Orang tua adalah orang pertama dan palingbanyak melakukan kontak dengan anaknya. Selain itu, metodeketeladanan juga harus diberikan kepada anak, sebagaimana yangdicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw.

6. Fungsi SosialisasiSetiap keluarga memiliki kewajiban untuk mengantarkan anak

ke dalam kehidupan sosial (masyarakat) yang lebih luas. Anakyang nantinya menjadi manusia dewasa adalah makhluk Tuhanyang dianugerahi huriyyah, yaitu suatu kebebasan dan keharusanmemilih berbagai alternatif yang ada.Untuk itu manusia sejak kecilperlu dididik agar bisa bergaul dengan luas di dalam masyarakatnya.

15 Kun Maryati dan Juju Suryawati, Sosiologi Pendidikan, 70.

Page 9: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

130

Pendidikan Anak dalam Keluarga

Dalam fungsi sosialisasi ini, orang tua sebagai media primerharus lebih berhati-hati karena anak bisa terbawa pengaruh negatifyang muncul dari proses sosialisasinya, baik dari teman di rumahmaupun di sekolah, dari buku yang dibacanya, informasi yangdilihatnya setiap hari dan lain-lain sebagainya. Anak perlu di-biasakan dalam pola pergaulan yang baik, dengan siapa saja diabergaul atau bagaimana memilih teman yang baik, dan di manamereka bisa bergaul dan belajar. Anak harus mampu melatih diridalam lingkup peraturan kehidupan sosial dan berusaha untukmenyesuaikan diri.

Untuk mengantisipasi dampak kurang baik dari proses sosiali-sasi anak, orang tua harus memperkenalkan dan menanamkannilai-nilai agama sejak anak masih kecil, membimbing anak untukmencari teman yang baik, menunjukkan tempat atau lembaga yangbisa digunakan untuk bermain dan belajar yang Islami. Dengandemikian, anak akan mampu mempertahankan diri dan menyaringberbagai informasi dan pengaruh negatif yang ditemui setiap hari.

7. Fungsi RekreatifFungsi rekreatif berperan sangat penting, yaitu untuk meng-

hilangkan kejenuhan dari aktifitas yang biasa dilakukan setiaphari, sehingga mampu menimbulkan rasa senang berada di tempatitu dengan aktifitas yang dikerjakan. Dengan fungsi ini, makakeluarga dituntut harus menjadi lingkungan yang nyaman, cerahceria, hangat dan penuh semangat. Keadaan ini dapat dibangunmelalui kerja sama dengan anggota keluarga yang diwarnai denganhubungan insan yang didasari oleh adanya saling mempercayai,saling menghormati dan mengagumi, saling mengerti serta adanyatake and give.16

D. Tanggung Jawab Keluarga Terhadap AnakSetiap orang tua tentu menginginkan anaknya menjadi orang

yang berkembang secara sempurna. Mereka menginginkan anakyang dilahirkan itu kelak menjadi orang yang sehat, kuat, ber-ketrampilan, cerdas, pandai dan beriman.

Untuk mencapai tujuan itu, orang tua menjadi pendidik per-tama dan utama, orang tua harus menempati posisi tersebut dalam

16 Jalaludin Rahmad dan Muhtar Gandaatmaja. Muslim dalam Masyarakat Modern, 12.

Page 10: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

131

Niken Ristianah

keadaan bagaimanapun juga. Oleh karena itu, orang tua harusmenjadi penanggung jawab terhadap perkembangan anak-anaknya.17 Sehubungan dengan tugas serta tanggung jawab itu,maka ada baiknya orang tua mengetahui sedikit mengenai apadan bagaimana pendidikan dalam keluarga.

Orang tua seringkali kurang memperhatikan dan kadangmenyepelekan pendidikan akhlak atau moral anak. Padahal moralatau akhlak anak dalam kehidupan sehari-hari menentukan se-berapa jauh pendidikan agama yang diberikan orang tua terhadapanaknya. Sebagian orang tua di masyarakat banyak yang ber-anggapan bahwa dengan hanya memberi kebutuhan materi anak,maka tanggung jawab orang tua sudah terpenuhi, atau denganmenyekolahkan anaknya pada lembaga pendidikan yang berlabelIslam, maka orang tua menganggap bahwa mereka sudah terlepasdari kewajiban membina akhlak anak.

Anggapan seperti di atas sangat tidak tepat, terutama jikadidasarkan pada hadits berikut:

17 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Rosdakarya,1995), 155.

Artinya: Setiap anak yang dilahirkan adalah dalam keadaan suci, makakedua orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai seorang Yahudi,Nasrani atau Majusi. (HR. Muslim)

Berdasarkan hadits di atas jelas bahwa orang tua memilikitanggung jawab yang sangat besar terhadap pertumbuhan danperkembangan anak. Bahkan hadits di atas lebih menekankanbahwa bentuk kepribadian anak sangat ditentukan oleh peran orangtua dalam mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari. MenurutZakiyah Daradjat, tanggung jawab pendidikan Islam yang men-jadi beban orang tua sekurang-kurangnya harus dilaksanakanuntuk (1) memelihara dan membesarkan anak, (2) melindungi danmenjamin kesamaan, baik jasmani maupun rohani, dari berbagaigangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuanhidup yang sesuai dengan falsafat hidup dan agama yang dianut-

Page 11: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

132

Pendidikan Anak dalam Keluarga

nya, (3) memberikan pengajaran dalam arti yang luas sehinggaanak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan ke-cakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya, (4)membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai denganpandangan dan tujuan hidup muslim.18

Sedangkan menurut Syahminan Zaini dalam membahastanggung jawab keluarga terhadap anak, mengemukakan secaralebih global, tanggung jawab keluarga adalah segala hal yangmeliputi (1) memelihara dan mengembangkan pengetahuan anak,(2) memenuhi keinginan Islam terhadap anak, (3) mengarahkananak agar mempunyai arti bagi orang tuanya.19

Berbagai tanggung jawab orang tua di atas dapat terlaksanadengan baik jika orang tua menyadari betapa pentingnya anakdalam keluarga. Dalam Islam diajarkan bahwa anak seharusnyadu anggap sebagai anugerah Allah Swt, bukti kebesaran dan kasihsayang-Nya, serta pelanjut atau penerus dan pewaris orang tuanya.20

Oleh karena itu, Islam mewajibkan bagi setiap orang tua untukmemberikan pendidikan kepada anak-anaknya, baik pendidikanyang bersifat lahir maupun batin. Dalam mendidik, anak-anak dapatdiarahkan dan dibentuk menjadi generasi muslim yang tangguhmelalui pendidikan yang baik, yaitu generasi yang memiliki se-mangat tinggi terhadap perjuangan menegakkan Islam. AgamaIslam tidak menghendaki lahirnya generasi yang lemah iman danrendah nilai takwanya kepada Allah Swt. Sikap di atas menunjuk-kan bahwa yang disebut sebagai tanggung jawab keluarga adalahsuatu kewajiban yang harus dikerjakan oleh anggota keluargaterhadap anak-anaknya, terutama orang tuanya.

Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut, terdapatlangkah-langkah praktis bagi orang tua, yaitu:1. Memberikan nama yang baik.2. Menyusui bayi sampai berumur dua tahun. Sebagaimana

dijelaskan dalam Al-Quran berikut ini:

18 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, 38.19 Syahminan Zaini, Arti Anak Bagi Seorang Muslim (Surabaya: Al-Ikhlas, 1982), 188.20 Miftah Faridl, Pokok-pokok Ajaran Islam (Bandung: Pustaka, 1991), 131.

Page 12: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

133

Niken Ristianah

Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya salamadua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.21

3. Selalu mendoakan anak sejak pergaulan pertama sampai anakdewasa.

4. Memberikan makan dan minum yang halal dan baik. Sebagai-mana disebutkan dalam al-Quran:

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dariapa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yangnyata bagimu. (QS. al-Baqarah: 168)22

5. Mengajarkan dan membiasakan anak untuk mengerjakanshalat sejak dini.

6. Memisahkan tempat tidur anak pada usia menjelang baligh.7. Memberikan teladan yang baik tentang tingkah laku dalam

hubungannya dengan Tuhan, masyarakat, keluarga maupundiri sendiri.

8. Memperbaiki adab dan pelajaran anak dengan jalan memberi-kan pembinaan dan bimbingan tentang akidah. Menerangkankepada mereka tentang prinsip-prinsip dan hukum-hukumagama dan lain-lain.

9. Menyiapkan peluang dan suasana praktis untuk mengamalkannilai-nilai agama dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari, se-hingga anak sejak kecil dapat bergaul dengan teman dantempat yang baik.

E. Pembinaan Akhlak Dalam KeluargaAkhlak menjadi masalah penting dalam perjalanan hidup

manusia, mengingat akhlak memberikan norma-norma baik danburuk yang menentukan kualitas pribadi manusia. Dalam keluarga,pembinaan akhlak memegang peranan sangat penting bagi umat

21 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, 57.22 Ibid, 91.

Page 13: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

134

Pendidikan Anak dalam Keluarga

Islam sebagaimana yang diajarkan dalam agama Islam, di sampingajaran tentang tauhid. Sehingga akhlak atau budi pekerti ini me-rupakan ajaran dasar dalam agama Islam.

Pembinaan akhlak yang dilakukan orang tua terhadap anak-nya bukan tugas ringan mengingat kepribadian dan tingkah lakuorang tua yang akan dijadikan patokan dasar bagi anak. MenurutHarun Nasution, yang dimaksud dengan pendidikan agama dalamarti pendidikan dasar dan konsep Islam adalah pendidikan moral.Pendidikan budi pekerti luhur yang berdasarkan agama yang harusdimulai oleh ibu-bapak di lingkungan rumah tangga dan harusdimulai pembinaan kebiasaan baik dalam diri anak. Lingkunganrumah tanggalah yang dapat membina pendidikan ini, karenaanak yang berusia muda dan kecil itu lebih banyak di lingkunganrumah tangga dari pada di luar.23

Metode mendidik anak mengenai sikap baik dan buruk, yaitudengan cara orang tua memberikan contoh perbuatan dan tingkahlaku yang bernilai baik atau buruk menurut norma-norma agama.Karena kesusilaan atau tingkah laku sangat kuat hubungannyadengan ajaran atau norma-norma agama, maka hal itu sangattidak mudah untuk diajarkan kepada anak dengan metode klasikalatau yang bersifat intelektualis dan sebagainya, melainkan tingkahlaku atau norma-norma akhlak tersebut harus benar-benar di-ekspresikan oleh orang tua dalam tingkah laku sehari-hari.24

Contoh pembinaan akhlak yaitu tentang praktek ibadah. Orangtua harus mengaitkannya dengan akhlak. Ibadah yang perludiajarkan kepada anak tidak boleh dilepaskan dari aspek pem-binaan moral yang terkandung di dalamnya. Pendidikan itu semata-mata mempunyai bentuk formalitas saja, tetapi juga praktek ibadahitu dapat mengilhami tingkah laku (akhlak) anak dalam kehidupansehari-hari. Usaha pembinaan dan pengembangan akhlak anakmelalui jalur lingkungan keluarga sebagai lingkungan pertamadan utama dalam pendidikan ini dapat dilaksanakan secara ber-kelanjutan dengan memperhatikan:1. Kemampuan menyerap bahan pendidikan akhlak sesuai

dengan tingkat perkembangan fisik dan psikologi anak.

23 Harun Nasution, Islam Rasional (Bandung: Mizan, 1994), 445.24 H.M Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama (Jakarta: Bulan Bintang,

1977), 74.

Page 14: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

135

Niken Ristianah

2. Pada tingkat perkembangan anak yang tepat, pendidikan anaklebih ditekankan kepada isi atau dari ajaran serta kemampuankreatif anak untuk memahami situasi yang dihadapi dan ke-putusan yang harus dilakukan dan bahkan mampu memper-tanggungjawabkannya sesuai keimanannya.

3. Para pendidik dan pembina anak seperti para orang tua, guru,para penanggung jawab dan media massa, memiliki kemam-puan untuk mentransformasikan ajaran akhlak melalui metodeyang tepat dan keteladanan yang efektif dalam penyampaianpesan ajaran akhlak pada tingkat pemahaman, penghayatandan pengamalan.

Dalam pemahaman pandangan hidup bersama, fase kanak-kanak merupakan fase yang paling baik untuk menerapkan dasar-dasar hidup bersama. Dalam hal ini, teknik yang paling tepat adalahdengan teknik imitasi, proses pembinaan anak secara tidak lang-sung, yaitu ayah dan ibu membiasakan hidup rukun, istiqamah me-lakukan ibadah, baik di rumah, masjid atau tempat ibadah lainnyadengan mengajak anak-anak, sehingga sekaligus membina anak-anak untuk mengikuti dan meniru hal-hal yang dilakukan or-ang tuanya.

Melalui cara tersebut, anak akan memperoleh ilmu penge-tahuan, pendidikan moral dan sikap mental melalui khutbah atauceramah agama serta keterampilan-keterampilan tertentu dalamshalat berjamaah.25 Hal ini berarti bahwa tugas utama dari keluargabagi anak adalah peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pan-dangan hidup keagamaan. Dasar-dasar pendidikan yang diberikankepada anak didik dari orang tuanya meliputi (1) dasar pendidikanbudi pekerti, yang memberikan norma pandangan hidup tertentu,meski masih dalam bentuk yang sederhana bagi anak didik, (2)dasar pendidikan social, yang melatih anak didik dalam tata carabergaul yang baik terhadap lingkungan sekitar, (3) dasar pen-didikan intelek, yang mengajarkan anak didik tentang kaidah pokokdalam percakapan, bertutur bahasa yang baik, (4) dasar pem-bentukan kebiasaan, yaitu pemberian kepribadian yang baik danwajar, yaitu membiasakan kepada anak untuk hidup lebih teratur,

25 Muhaimin dan Abdul Mudjib, Pemikiran Pendidikan Islam (Bandung: TrigendaKarya, 1995), 291.

Page 15: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

136

Pendidikan Anak dalam Keluarga

bersih, tertib, disiplin dan dilakukan secara berangsur-angsurtanpa ada unsur paksaan, (5) dasar pendidikan kewarganegaraan,yaitu memberikan norma nasionalisme dan patriotisme, cintatanah air dan berperikemanusiaan yang tinggi.

Menurut Humaidi Tatapangarsa, terdapat tiga cara yang bijak-sana dalam mengajarkan akhlak kepada anak yaitu (1) menjadikaniman sebagai pondasi dan moral. Landasan pokok dari akhlakIslam adalah iman, yaitu iman kepada Allah Swt. Dengan landasanini akhlak Islam memiliki kekuatan moral yang sangat kuat ataudengan kata lain iman merupakan fondasi bagi berdirinya akhlakIslam, (2) cara langsung, yaitu dalam menyampaikan materi-materiajaran di bidang akhlak di tempuh secara langsung dengan caramenggunakan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits yang menerangkantentang akhlak, (3) cara tidak langsung, yaitu dengan cara me-nyampaikan kisah-kisah yang mengandung nilai moral ataudengan kebiasaan dan latihan-latihan kepribadian Islam lainnya.Jika latihan-latihan ibadah ini betul-betul dikerjakan dan ditaatisebagaimana mestinya, maka akan lahir akhlak Islam pada diriorang yang mengerjakan, sehingga orang tersebut menjadi orangIslam yang berbudi luhur.26

Menurut Mahjuddin, cara melaksanakan pembinaan akhlakdalam keluarga dibedakan menjadi dua macam, yaitu bagaimanamenanamkan nilai-nilai akhlak pada anak dan bagaimana meng-adakan tindakan preventif, represif dan kuratif terhadap akhlakburuk anak.27 Hal tersebut terlihat bahwa untuk membantu aktivitasdan partisipasi anak, keluarga dan sekolah memiliki peran sangatpenting. Namun, dalam menanamkan nilai-nilai akhlak ini, se-harusnya orang tua dapat mengetahui dan menyesuaikan dengantahap-tahap pertumbuhan fisik dan mental anak.

Tahap-tahap perkembangan anak yang harus diperhatikantersebut adalah:

1. Masa anak sebelum lahir (prenatal)Dengan memperhatikan masa anak sebelum lahir ini meng-

ingatkan orang tua bahwa faktor keturunan memiliki pengaruh

26 Humaidi Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak (Surabaya: Bina Ilmu, 1998), 119.27 Mahjuddin, Membina Akhlak Anak (Surabaya: Al-Ikhlas, 1998), 65.

Page 16: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

137

Niken Ristianah

besar terhadap pembentukan akhlak, sebagaimana pendapat paraahli ilmu jiwa yang juga menambahkan bahwa harus mengakuiadanya pengaruh lingkungan. Mengenai faktor lingkungan inijuga dijelaskan dalam QS. al-Isra’: 84 berikut ini:

Artinya: “Katakanlah: Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannyamasing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benarjalan-Nya.28

Berdasarkan makna dari ayat di atas dapat diketahui bahwasetiap tingkah laku manusia pasti diwarnai oleh faktor keturunandan pembawaan. Meskipun demikian, kadang-kadang pengaruh-nya tidak tampak karena ditutupi oleh pengaruh lingkungan, ter-masuk pendidikan. Sehingga saat anak lepas dari lingkungan pen-didikan, maka pengaruh pembawaan itu akan tampak kembali.Sebaliknya faktor keturunan tidak bisa dihilangkan oleh faktorpendidikan, namun hanya ditutupi sehingga tidak dapat berkem-bang. Oleh karena itu, hal yang paling baik dilakukan oleh orangtua ketika anaknya masih dalam kandungan adalah selalu berbuatbaik karena nilai kebaikan itu selalu mengalir ke dalam tubuh janin.

2. Masa bayi dan kanak-kanakMasa bayi menurut urutan waktu, berlangsung sejak seorang

individu manusia dilahirkan dari rahim ibunya sampai berusiasekitar satu tahun. Seorang bayi yang baru dilahirkan merupakanmakhluk yang belum bermoral. Sedangkan masa kanak-kanakadalah masa perkembangan selanjutnya, yaitu usia 1 tahun sampaiusia antara 5 atau 6 tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis masih sangat terikatdengan lingkungan keluarga. Pada masa ini anak belum menge-tahui norma-norma benar atau salah. Tingkah lakunya semata-mata dikuasai oleh dorongan yang tidak disadari (impuls) dengankecenderungan bahwa segala hal yang menyenangkan akan diulang.

Pada saat anak berumur 3 tahun, jika disiplin sudah ditanam-kan orang tua secara teratur, maka anak akan mengetahui perbuatan

28 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, 437.

Page 17: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

138

Pendidikan Anak dalam Keluarga

yang benar dan perbuatan yang salah. Oleh karena itu fungsilingkungan keluarga pada fase ini penting sekali untuk memper-siapkan anak terjun ke lingkungan yang lebih luas terutamalingkungan sekolah.29

3. Masa anak-anakMasa anak-anak berlangsung antara usia 6 sampai 12 tahun.

Pada masa ini dasar-dasar moralitas terhadap kelompok sosialharus sudah terbentuk. Anak tidak lagi terus menerus diterangkanalasan perbuatan ini benar atau salah, tetapi ditunjukkan tentangkeharusan bertingkah laku. Jika hal ini tidak dilakukan oleh anak,maka anak akan mendapatkan hukuman. Pada masa ini, anaksudah harus patuh terhadap tuntutan orang tua dan lingkungansosialnya. Penanaman konsep-konsep moralitas pada anak-anakini mungkin mengalami kesulitan karena sifat-sifat pembang-kangan terhadap perintah dan sifat egoisme.30

4. Masa remajaAhli ilmu jiwa anak berpendapat bahwa anak yang tergolong

remaja ini adalah anak yang berusia 13 sampai dengan 21 tahun.Masa ini sering disebut dengan periode sekolah menengah, karenakebanyakan dari anak itu masih berada pada jenjang sekolah me-nengah. Pada masa remaja ini didominasi oleh kematangan ke-hidupan seksual sebagai salah satu aspeknya. Masa remaja iniditandai dengan fase negatif yang ditandai adanya kesadaranterhadap kesepian yang tidak pernah dialaminya pada masa-masasebelumnya. Reaksi pada perasaan ini adalah adanya gangguanakan kesenangan dan keamanan jiwanya, sehingga anak protesterhadap alam sekitarnya, yang dirasakan seolah-olah bersikapmemusuhi dan menelantarkannya.31

Pada masa remaja ini sering terjadi kenakalan-kenakalanremaja yang membuat keresahan masyarakat, sebagaimana yangsering terjadi pada remaja, yang ternyata banyak atau bahkan biasamenggunakan obat-obat terlarang baik itu di sekolah, jalan-jalandan di rumah. Mereka melakukannya karena memiliki beberapa

29 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Gunung Mulia, 1990), 46.30 Ibid, 47.31 Sumadi Suryabrata, Ilmu Jiwa Perkembangan (Yogyakarta: Rakesarasin, 1990), 132.

Page 18: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

139

Niken Ristianah

sebab atau alasan, seperti orang tua selalu sibuk, sehingga peng-awasan dan perhatian terhadap anak kurang. Sebenarnya mereka(anak) sadar terhadap bahaya dari kebiasaannya, tetapi tidak bisamenghentikannya karena sudah kecanduan.

5. Masa sudah dewasaAhli psikologi perkembangan berpendapat bahwa anak yang

termasuk dalam kategori dewasa, yaitu antara usia 20 tahun sampai40 tahun sesuai dengan anak yang sudah terdidik di perguruantinggi. Sebenarnya membimbing anak yang sudah dewasa tidakterlalu sulit jika sejak kecil sudah memperoleh pembinaan nilai-nilai agama dan akhlak. Karena anak pada masa usia ini beradadalam masa-masa kritis, maka orang tua harus mampu bersikapargumentatif dalam memberikan keterangan-keterangan, selalumengontrol tingkah laku anak dan memberikan nasehat jika ternyataperbuatan anak itu ada yang menyimpang dari nilai-nilai agama.

F. Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Islam dalam KeluargaPembentukan kepribadian muslim seperti yang diharapkan

tujuan pendidikan Islam mengharuskan keluarga mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Ber-dasarkan uraian beberapa aliran di atas, terdapat dua faktor yangsangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian anak, yaitufaktor pembawaan dan faktor lingkungan.

1. Faktor PembawaanPembawaan atau bakat yang dibawa anak sejak lahir adalah

berupa kecenderungan untuk mampu melakukan perbuatan baikdan buruk. Agama Islam mengajarkan agar faktor ini dapat dijadi-kan sebagai dorongan dan peringatan bagi orang tua untuk ber-hati-hati dalam mempersiapkan diri sebelum berusaha memperolehketurunan dan melakukan pernikahan, mengingat sifat baik danburuk yang dimiliki orang tua memungkinkan besar juga akandimiliki oleh anaknya. Menyadari hal ini, orang tua harus meng-upayakan perkembangan anak agar menjadi orang baik dan ber-kepribadian muslim.

Dalam aliran pendidikan ada aliran nativisme. Aliran yang di-pelopori oleh Schopenhauer (1788-1860) ini berpendapat bahwa

Page 19: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

140

Pendidikan Anak dalam Keluarga

seorang anak tumbuh dan berkembang menurut kemampuannyayang bersifat kodrati (dari dalam diri anak), sehingga faktor ling-kungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh ter-hadap perkembangan anak.32 Hasil perkembangan tersebut di-tentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir. Ling-kungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkem-bangan anak. Hasil pendidikan tergantung pada pembawaan.Penganut pandangan ini menyatakan bahwa jika anak memilikipembawaan jahat, maka akan menjadi jahat. Sebaliknya jika anakmemiliki pembawaan baik, maka akan menjadi orang baik. Pem-bawaan buruk dan baik tidak dapat diubah dari kekuatan luar.

2. Faktor LingkunganDalam ilmu pendidikan, lingkungan sering disebut dengan

environment atau faktor alam sekitar, yaitu segala sesuatu yang adadi sekitar anak didik, baik berupa benda-benda, peristiwa yangterjadi maupun kondisi masyarakat, terutama yang dapat mem-berikan pengaruh kuat kepada anak dan lingkungan tempat anakbergaul sehari-hari.33 Lingkungan dapat mempengaruhi kepri-badian dan ketaatan seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut aliran empirisme yang dipelopori Jonh Locke (1704-1932), aliran ini lebih mementingkan stimulasi eksternal dalamperkembangan manusia dan menyatakan bahwa perkembangananak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidakdipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupansehari-hari diperoleh dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakanoleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan. Teori inidikenal dengan Tabula Rasa, yaitu anak lahir di dunia seperti kertasputih yang bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari ling-kungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkem-bangan anak.

Aliran empirisme cenderung lebih bersifat optimis dalammemandang perkembangan anak, karena lingkungan sebagai faktoryang akan mempengaruhi perkembangan anak itu dapat diukur

32 Imam Ahmad Ibnu Nizar, Membentuk dan Meningkatkan Disiplin Anak SejakDini (Yogyakarta: Diva Press, 2009), 9.

33 Sutari Imam Barnadip, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis (Yogyakarta: IKIP,1994), 117.

Page 20: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

141

Niken Ristianah

dan dikuasai manusia. Pribadi anak dapat diarahkan oleh pendidikmenurut kehendaknya.34

Dalam aliran pendidikan, ada yang dikenal juga dengan alirankonvergensi. Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939)yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia disertaipembawaan baik maupun pembawaan buruk. Dalam proses per-kembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor ling-kungan sama-sama memiliki peran sangat penting. Bakat yangdibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpaada dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakatitu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkanperkembangan anak yang optimal jika memang pada diri anaktidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu.35

Dalam kaitan dengan dunia pendidikan, lingkungan dapatdibedakan menjadi tiga, yaitu lingkungan keluarga, sekolah danmasyarakat. Ketiga lingkungan itu sering disebut dengan tripusatpendidikan.

a. Lingkungan KeluargaKeluarga merupakan salah satu faktor lingkungan yang me-

miliki posisi peran utama dan pertama dalam memberikan pengaruhpribadi anak. Orang tua adalah pembina dan pendidik pribadi yangpertama dalam hidup anak. Lingkungan keluarga menurut UmarTirtarahardja merupakan tempat yang sebaik-baiknya untukmelakukan pendidikan individual maupun pendidikan sosial.36 Halini menunjukkan bahwa keluarga tempat pendidikan yang sem-purna sifat dan wujudnya untuk melangsungkan pendidikan kearah pembentukan pribadi yang utuh, tidak saja bagi anak-anak,tetapi juga bagi para remaja. Pendidikan dalam lingkungan keluargasulit dibatasi ujung dan pangkalnya, mengingat karena panjang-nya waktu pendidikan dan memiliki bermacam-macam situasi yangdinamis dan banyaknya kegiatan yang terlibat di dalamnya. Kondisiini yang akan memberikan corak pada diri anak. Pengaruh keluargayang paling menonjol adalah faktor kasih sayang orang tua dalammembimbing dan menanamkan kepercayaan diri terhadap anak.

34 Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: RinekaCipta, 2005), 194.

35 Ibid, 198.36 Ibid, 169.

Page 21: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

142

Pendidikan Anak dalam Keluarga

b. Lingkungan SekolahSekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki

peran penting dalam memberikan pendidikan umum maupunagama sesudah keluarga. Sekolah adalah sarana yang sengaja di-rancang untuk melaksanakan pendidikan. Dengan adanya ke-majuan jaman yang begitu pesat, keluarga tidak mungkin lagimemenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadapiptek. Lembaga ini diharapkan mampu membantu keluarga dalampembentukan kepribadian, budi pekerti dan keagamaan pada anak.Proses pendidikan yang dilaksanakan lembaga sekolah berfungsisebagai wahana untuk membimbing siswa agar menjadi orangdewasa yang memiliki kedudukan dan tugas tertentu dalam masya-rakat. Untuk itu, di sekolah perlu dikembangkan faktor keluarga,keagamaan, politik, ekonomi, sosial dan budaya.

c. Lingkungan MasyarakatPengalaman hidup anak-anak tidak bisa lepas dari pengaruh

orang-orang di sekitarnya, seperti orang tua, sekolah dan masya-rakat. Pengenalan anak terhadap keluarga merupakan dasar darisemua pergaulan dalam hidupnya, dalam arti sebagai pembentukpribadi anak yang paling dasar. Selanjutnya anak-anak mulai me-ngenal lingkungan di luar keluarga, bisa lingkungan sekolah,teman sebaya dan masyarakat.

Masyarakat juga ikut membentuk kepribadian anak melaluipergaulan mereka dengan lingkungan dengan interaksi dankomunikasi. Untuk itu seharusnya orang tua harus lebih waspadadalam hal mendidik dan memberikan perhatian kepada anak. Anakharus terus mendapatkan pengawasan ataupun pantauan dariorang tua dengan siapa saja anak bergaul sehari-hari.

PenutupPenanggung jawab penyelenggara pendidikan Islam yang

diselenggarakan di lingkungan keluarga pada umunya adalahorang tua. Di dalam keluarga ini keyakinan agama, nilai budaya,nilai moral dan keterampilan diberikan kepada anak sedinimungkin. Fungsi orang tua dalam keluarga yaitu menanamkankebiasaan di lingkungan keluarga, sekaligus pemaparan al-Qur’anyang membuktikan bahwa orang tua dituntut untuk lebih me-

Page 22: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

143

Niken Ristianah

mahami, menghayati fungsinya selaku penanggung jawab dalamlingkungan keluarga, begitu sebaliknya, anak harus mengetahuiakan fungsi orang tua tersebut.*

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, HM. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama. Jakarta: BulanBintang, 1977.

Barnadip, Sutari Imam. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis.Yogyakarta: IKIP, 1994.

Daradjat, Zakiyah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara,1991.

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya. Surabaya: JayaSakti, 1989.

Faridl, Miftah. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Pustaka, 1991.Goble, Norman M. Perubahan Perubahan Guru. Jakarta: Gunung

Agung, 1983.Gunarsa, Singgih D. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Gunung

Mulia, 1990.Ibnu Nizar, Imam Ahmad. Membentuk dan Meningkatkan Disiplin

Anak Sejak Dini. Yogyakarta: Diva Press, 2009.Langgulung, Hasan. Beberapa Tinjauan Dalam Pendidikan Islam.

Jakarta: Pustaka Antara, 1980.Mahjuddin. Membina Akhlak Anak. Surabaya: Al-Ikhlas, 1998.Maryati, Kun dan Juju Suryawati. Sosiologi Pendidikan. Jakarta:

Erlangga, 2007.Muhaimin dan Abdul Mudjib. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung:

Trigenda Karya, 1995.Nasution, Harun. Islam Rasional. Bandung: Mizan, 1994.Rahmad, Jalaludin dan Muhtar Gandaatmaja. Muslim dalam

Masyarakat Modern. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993.Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Quran. Bandung: PT. Mizan

Pustaka, 2007.Suryabrata, Sumadi. Ilmu Jiwa Perkembangan. Yogyakarta:

Rakesarasin, 1990.

Page 23: PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA Niken Ristianah Abstract ...

144

Pendidikan Anak dalam Keluarga

Tatapangarsa, Humaidi. Pengantar Kuliah Akhlak. Surabaya: BinaIlmu, 1998.

Tim Dosen FIP IKIP Malang. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan.Surabaya: Usaha Nasional, 1996.

Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo. Pengantar Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Zaini, Syahminan. Arti Anak Bagi Seorang Muslim. Surabaya: Al-Ikhlas, 1982.

Zuhairini dkk. Metodologi Pendidikan Agama. Solo: Ramadani, 1993.