BHJ 1(1) 2017 BALI HEALTH JOURNAL ISSN 2599-1280 (Online); ISSN 2599-2449 (Print) http://ejournal.iikmpbali.ac.id/index.php/BHJ PENDEKATAN DIAGNOSIS DAN TERAPI TERHADAP PENDERITA ANEMIA I Made Bakta Divisi Hematologi dan Onkologi Medik, Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana / RS Sanglah, Denpasar, Bali ABSTRAK Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di seluruh dunia, disamping sebagai masalah kesehatan masyarakat utama, terutama di negara berkembang. Kelainan ini merupakan penyebab debilitas kronik (chronic debility) yang mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta kesehatan fisik. Oleh karena frekuensinya yang demikian sering, anemia, terutama anemia ringan seringkali tidak mendapat perhatian dan dilewati oleh para dokter di praktek klinik. Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah masa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity). Anemia merupakan kelainan yang sangat sering dijumpai baik di klinik maupun di lapangan. Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia atau 5000 juta orang menderita anemia dengan sebagian besar tinggal di daerah tropic. Anemia hanyalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh bermacam penyebab. Pada dasarnya anemia disebabkan oleh karena gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang, kehilangan darah yang keluar tubuh (hemoragi), dan proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis). Pendekatan terapi yang perlu diperhatikan dalam pemberian terapi pada penderita anemia ialah (1) Pengobatan hendaknya diberikan berdasarkan diagnosis definitif yang telah ditegakkan terlebih dahulu; (2) Pemberian hematinik tanpa indikasi yang jelas tidak dianjurkan; (3) Pengobatan anemia; (4) Dalam keadaan dimana diagnosis definitif tidak dapat ditegakkan, kita terpaksa memberikan terapi percobaan (terapi ex juvantivus); (5) Transfusi diberikan pada anemia pasca perdarahan akut dengan tanda-tanda gangguan hemodinamik. Anemia merupakan kelainan yang sering dijumpai. Untuk penelitian lapangan umumnya dipakai kriteria anemia menurut WHO, sedangkan untuk keperluan klinis dipakai kriteria Hb < 10 g/dl atau hematokrit < 30%. Kata Kunci: chronic debility, red cell mass, oxygen carrying capacity, hemoragi, juvantivus ABSTRACT Anemia is the most common medical problem in clinics around the world, as well as a major public health problem, especially in developing countries. This disorder is the cause of chronic debility that has a major impact on social and economic well-being and physical health.1 Because of its frequent frequency, anemia, particularly mild anemia, is often missed and passed by clinicians. Anemia is functionally defined as the decreasing of the amount of red cell mass (erythrocytes) so it cannot fulfill its function to bring enough oxygen to peripheral tissues (decreased oxygen carrying capacity). Anemia is a very common disorder in both the clinic and the field. It is estimated that more than 30% of the world's population or 5000 million people suffer from anemia with most living in the tropical areas. Anemia is simply a collection of symptoms caused by various causes. Basically, anemia caused by disorders of erythrocyte formation by bone marrow, Loss of blood out the body (hemorrhage), the process of destruction of erythrocytes in the body prematurely (hemolysis). Therapeutic approaches that need to be considered in the treatment of anemic patients are (1) Medication should be given based on a definitive diagnosis that has been enforced first; (2) Provision of hematinics without clear indications is not recommended; (3) Treatment of anemia; (4) In circumstances where definitive diagnosis cannot be established, we are forced to provide experimental therapy (ex juvantivus therapy); (5) Transfusions are administered to acute post-haemorrhagic anemia with signs of haemodynamic disturbance. Anemia is often observed in the field. Field research generally used anemia criteria according to WHO, while for the purposes of clinical use, the criteria is Hb <10 g / dl or hematocrit <30%. Keywords: chronic debility, red cell mass, oxygen carrying capacity, hemorrhage, juvantivus Korespondensi: I Made Bakta Email: [email protected]Riwayat Artikel: Diterima 9 Oktober 2017 Disetujui 27 Oktober 2017 Dipublikasikan 18 November 2017
13
Embed
PENDEKATAN DIAGNOSIS DAN TERAPI TERHADAP PENDERITA ANEMIA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BHJ 1(1) 2017
BALI HEALTH JOURNAL ISSN 2599-1280 (Online); ISSN 2599-2449 (Print)
http://ejournal.iikmpbali.ac.id/index.php/BHJ
PENDEKATAN DIAGNOSIS DAN TERAPI
TERHADAP PENDERITA ANEMIA
I Made Bakta
Divisi Hematologi dan Onkologi Medik, Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran,
Universitas Udayana / RS Sanglah, Denpasar, Bali
ABSTRAK
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di seluruh dunia, disamping sebagai masalah
kesehatan masyarakat utama, terutama di negara berkembang. Kelainan ini merupakan penyebab debilitas kronik (chronic
debility) yang mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta kesehatan fisik. Oleh karena
frekuensinya yang demikian sering, anemia, terutama anemia ringan seringkali tidak mendapat perhatian dan dilewati oleh para dokter di praktek klinik. Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah masa eritrosit (red cell
mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer
(penurunan oxygen carrying capacity). Anemia merupakan kelainan yang sangat sering dijumpai baik di klinik maupun di
lapangan. Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia atau 5000 juta orang menderita anemia dengan sebagian besar tinggal di daerah tropic. Anemia hanyalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh bermacam penyebab. Pada dasarnya
anemia disebabkan oleh karena gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang, kehilangan darah yang keluar tubuh
(hemoragi), dan proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis). Pendekatan terapi yang perlu
diperhatikan dalam pemberian terapi pada penderita anemia ialah (1) Pengobatan hendaknya diberikan berdasarkan diagnosis definitif yang telah ditegakkan terlebih dahulu; (2) Pemberian hematinik tanpa indikasi yang jelas tidak
dianjurkan; (3) Pengobatan anemia; (4) Dalam keadaan dimana diagnosis definitif tidak dapat ditegakkan, kita terpaksa
memberikan terapi percobaan (terapi ex juvantivus); (5) Transfusi diberikan pada anemia pasca perdarahan akut dengan
tanda-tanda gangguan hemodinamik. Anemia merupakan kelainan yang sering dijumpai. Untuk penelitian lapangan umumnya dipakai kriteria anemia menurut WHO, sedangkan untuk keperluan klinis dipakai kriteria Hb < 10 g/dl atau
hematokrit < 30%.
Kata Kunci: chronic debility, red cell mass, oxygen carrying capacity, hemoragi, juvantivus
ABSTRACT
Anemia is the most common medical problem in clinics around the world, as well as a major public health problem, especially in developing countries. This disorder is the cause of chronic debility that has a major impact on social and
economic well-being and physical health.1 Because of its frequent frequency, anemia, particularly mild anemia, is often
missed and passed by clinicians. Anemia is functionally defined as the decreasing of the amount of red cell mass
(erythrocytes) so it cannot fulfill its function to bring enough oxygen to peripheral tissues (decreased oxygen carrying capacity). Anemia is a very common disorder in both the clinic and the field. It is estimated that more than 30% of the
world's population or 5000 million people suffer from anemia with most living in the tropical areas. Anemia is simply a
collection of symptoms caused by various causes. Basically, anemia caused by disorders of erythrocyte formation by bone
marrow, Loss of blood out the body (hemorrhage), the process of destruction of erythrocytes in the body prematurely (hemolysis). Therapeutic approaches that need to be considered in the treatment of anemic patients are (1) Medication
should be given based on a definitive diagnosis that has been enforced first; (2) Provision of hematinics without clear
indications is not recommended; (3) Treatment of anemia; (4) In circumstances where definitive diagnosis cannot be
established, we are forced to provide experimental therapy (ex juvantivus therapy); (5) Transfusions are administered to
acute post-haemorrhagic anemia with signs of haemodynamic disturbance. Anemia is often observed in the field. Field
research generally used anemia criteria according to WHO, while for the purposes of clinical use, the criteria is Hb <10 g / dl