Glass Ionomer Cement (GIC) sebagai Material Restorasi Gigi
Anak
Dosen Pembimbing : Dr. Elly Munadziroh, drg.,MS
Kelompok A3:
Sergio Santoso 021211131033 Annete Juwita Y.
021211131041Anggreta Galuh A. 021211131034 Ledy Ana Z.
021211131042Sheila Filia S. 02121113103 Firsta Maulidya Y.
021211131043Elva Puspita R. 021211131036 Nisrina Hasna N.
021211131044Fara Maulida R. 021211131037 Amelia Kristanti R.
021211131045Agustina Restu N. 021211131038 Dita Rana
021211131046Dania Anggana D. 021211131039 Wilda Safira
021211131047Willy Wijaya 021211131040 Masha Andina 021211131048
Departemen Material Kedokteran GigiFAKULTAS KEDOKTERAN
GIGIUNIVERSITAS AIRLANGGA2013KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul Glass Ionomer Cement
(GIC) sebagai Material Restorasi Gigi Anak ini kami buat untuk
mengetahui jenis restorasi gigi yang tepat untuk anak serta apa
saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan restorasi untuk
anak. Atas bantuan dosen pembimbing kami, Dr. Elly Munadziroh,
drg., MS, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu, tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.Kami menyadari bahwa
makalah ini masih tidak sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap
mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.....................................................................................
iDAFTAR ISI
...................................................................................................
iiBAB IPENDAHULUAN
.................................................................
1BAB IITINJAUAN PUSTAKA
........................................................ 32.1.
Syarat Tumpatan yang Baik
............................................ 32.2. Jenis Tumpatan
................................................................
32.3 Kadar Komposisi Glass Ionomer Cement........................
42.4 Sifat Fisik dan Mekanik GIC
.......................................... 52.5 Jenis-jenis GIC
................................................................
72.6 Manipulasi
.......................................................................
92.7 Reaksi Pengerasan
.......................................................... 112.8
Kelebihan dan Kekurangan
............................................. 13BAB IIIKERANGKA
KONSEP .......................................................
15BAB IVPEMBAHASAN
...................................................................
16BAB VKESIMPULAN
.....................................................................
20DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................
21
BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKaries merupakan suatu proses
demineralisasi struktur gigi yang bisa terjadi pada semua permukaan
gigi. Karies gigi berawal dari plak pada permukaan gigi yang
dibiarkan dalam waktu yang cukup lama dan tidak didukung dengan
kebersihan rongga mulut yang bagus. Plak merupakan sekumpulan
bakteri yang melekat pada permukaan gigi, sebenarnya plak merupakan
hal yang wajar, tetapi jika plak dibiarkan terus menerus maka akan
menyebabkan karies. Karies merupakan proses demineralisasi struktur
gigi, dari enamel dan dentin. Beberapa kasus karies yang parah
dapat menyebabkan peradangan pada pulpa dan akar. Demineralisasi
enamel merupakan tahap awal terjadinya karies, pada saat terjadi
demineralisasi pada enamel, kita tidak merasakan adanya kerusakan
pada gigi kita. Tetapi jika karies sudah mencapai dentin, maka gigi
yang karies ini menjadi lebih sensitif terhadap stimulus panas,
dingin serta manis. Stimulus ini menyebabkan rasa nyeri pada gigi
yang terkena karies dentin.Pada anak-anak yang mengalami karies,
dibutuhkan bahan restorasi yang mudah diaplikasikan serta cukup
kuat. Bahan restorasi tersebut juga sebaiknya dapat memperkuat gigi
anak dengan mencegah terbentuknya karies baru. GIC atau glass
ionomer cement merupakan suatu bahan restorasi yang mengandung
fluor, dimana fluor ini dapat berguna untuk mencegah terjadinya
karies baru, serta memperkuat struktur gigi. GIC mempuyai masih
banyak lagi kelebihan, seperti kekuatannya menahan beban
pengunyahan, estetik yang baik, dan tahan terhadap kelarutan
saliva. GIC banyak digunakan untuk restorasi gigi sulung,
dikarenakan kelebihan-kelebihan yang dimiliki GIC serta aplikasi
yang mudah untuk restorasi gigi anak.
1.2 Masalah Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:1.
Bahan restorasi apakah yang cocok untuk restorasi gigi sulung 2.
Mengapa dipilih GIC sebagai bahan restorasi pada gigi sulung1.3
Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu:1. Untuk mengetahui
proses terjadinya karies2. Untuk mengetahui bahan restorasi untuk
gigi sulung3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan GIC untuk
restorasi gigi sulung
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Syarat Tumpatan yang BaikSyarat bahan tumpatan sementara
yang baik antara lain harus secara hermetic (kedap terhadap air,
udara, mikroba) menutup kavitas pada bagian periferal, yaitu tidak
dapat ditembus oleh bakteri dan cairan mulut, harus menjadi keras
dalam beberapa menit setelah dimasukkan ke dalam kavitas. Selain
itu tumpatan setelah mengeras harus dapat menahan tekanan
pengunyahan. Tumpatan harus dapat digunakan dengan mudah, dapat
dikeluarkan dengan mudah, serta harus serasi dengan warna struktur
gigi. (Grossman, 1995)
2.2 Jenis TumpatanMenurut ADA, jenis restorasi dibagi menjadi
dua yaitu direct restoration dan indirect restoration. Direct
restoration terdiri dari:a. AmalgamDental amalgam adalah kombinasi
merkuri dengan logam lain dan telah digunakan selama lebih dari 150
tahun untuk perawatan gigi berlubang karena sangat kuat dan tahan
lama. Amalgam juga cukup lunak untuk beradaptasi dengan ukuran dan
bentuk rongga pada gigi namun dapat mengeras cukup cepat. Amalgam
masih dianggap sebagai material pilihan untuk beberapa tambalan
pada gigi posterior. Dalam beberapa tahun terakhir ini penggunaan
amalgam menurun karena tidak berwarna seperti gigi dan tidak
beradesi dengan permukaan gigi.b. Resin kompositKomposit adalah
campuran acrylyc resin dan powder glass seperti partikel yang
menghasilkan tumpatan dengan warna yang sama seperti gigi. Material
jenis ini dapat mengalami self-hardening atau mungkin mengeras
dengan menggunakan paparan cahaya biru (blue light). Komposit
digunakan untuk tumpatan, inlay dan veener. Kadang-kadang juga
digunakan untuk menggantikan bagian dari patahan atau gigi yang
terkelupas. c. Resin ionomerResin ionomer terdiri dari glass filler
dengan asam akrilik dan resin akrilik. Resin ionomer mengeras
dengan paparan sinar biru (blue light). Resin ionomer sering
digunakan untuk tumpatan pada permukaan gigi yang tidak digunakan
untuk mengunyah dan tumpatan pada gigi sulung.d. Glass ionomerGlass
ionomer adalah bahan material kedokteran gigi yang terdiri dari
campuran acryliyc acid dengan glass powder yang digunakan untuk
mengisi kavitas, khususnya pada permukaan akar gigi. Glass ionomer
digunakan untuk tambalan kecil di area yang tidak perlu menahan
pengunyahan makanan yang berat. Glass ionomer juga digunakan untuk
semen mahkota gigi. Indirect restoration terdiri dari:a. Porcelain
(ceramic)Ceramic, porcelain dan crown termasuk dalam material
porcelain (ceramic). Mereka digunakan untuk inlay, onlay, crown,
dan veener.b. Gold AlloyGold alloy berisi emas, tembaga, dan logam
lainnya yang digunakan untuk inlay, onlay, crown dan fixed
bridges.
2.3 Komposisi Glass Ionomer CementBubuk glass ionomer adalah
calcium fluoroaliminosilicate glass yang larut dalam asam. Bahan
baku akan menyatu menjadi kaca yang seragam dengan memanaskannya
pada suhu 1100o C sampai 1500o C. Penambahan Lanthanum, Strontium,
Barium, atau Zinc Oxide akan memberikan radiopacity. Awalnya,
cairan untuk GIC adalah larutan asam poliakrilat dalam konsentrasi
sekitar 40% sampai 50%. Cairan itu cukup kental dan cenderung
berubah menjadi gel dari waktu ke waktu. Dalam sebagian besar semen
saat ini, komposisi asam dalam bentuk kopolimer dengan itaconic,
maleat atau asam trikarboksilat. Asam-asam ini cenderung
meningkatkan reaktivitas cairan, menurunkan viskositas, dan
mengurangi kecenderungan untuk gelasi. Tartaric acid juga terdapat
dalam cairan untuk meningkatkan working time, tetapi mempersingkat
setting time. (Anusavice, 2003)
2.4 Sifat Fisik dan Mekanik Glass Ionomer Cement2.4.1 Sifat
FisikSifat fisik GICyaitu adhesif kepermukaan enamel dan dentin,
melepaskan fluorida ke jaringan gigi. Biokompatibel pada jaringan
pulpa dan termal ekspansi sama dengan gigi sehingga bahan ini
banyak digunakan. Selain itu, menurut Sidharta (2001) GIC
melepaskan ion fluorida dalam jangka waktu yang cukuplama sehingga
dapat menghilangkan sensitivitas dan mencegah terjadinya
karies.Kekuatan tekan GIC sebanding dengan seng fosfat, dan
kekuatan diametralnya sedikit lebih tinggi. Modulus elastisitasnya
hanya sekitar satu setengah dari semen seng fosfat. Dengan demikian
GIC kurang kaku dan lebih rentan terhadap deformasi elastis. Dalam
hal ini, GIC tidak digunakan seperti semen seng fosfat untuk
membuat mahkota, hal ini dikarenakan adanya perbedaan tegangan
tarik. Sebagai contoh, dalam sebuah studi, beban kegagalan
rata-rata untuk feldspathic porselen mahkota meningkat dari 963 N
menjadi 2800 N (Anusavice, 2003: 475).
2.4.2 SIFAT MEKANIK2.4.2.1 Compressive StrengthKekuatan kompresi
GIC berkisar antara 90-230 Mpa. Nilai kekuatan tariknya hampir sama
dengan semen seng fosfat yaitu sebesar 4,2-5,3 MPa. GIC bersifat
lebih brittle. Modulus elastisitasnya sebesar 3,5-6,4 GPa sehingga
GIC tidak terlalu kaku dan lebihpeka terhadap perubahan bentuk,
lebih elastis dibandingkan seng fosfat. Kekuatan kompresi dari GIC
naik secara cepat apabila semen diisolasi dari kelembaban saat awal
pembentukan. Pengisolasian dari lingkungan yang lembab bertujuan
untuk memberikan perlindungan pada permukaan restorasi dari saliva
dengan menggunakan larutan varnish atau light-curing bonding agent.
(William A, 2001:121) 2.4.2.2 Bond StrengthKekuatan GIC untuk
berikatan adalah sebesar 1-3 Mpa. GIC dapat berikatan dengan baik
dengan enamel, stainless steel, tin oxide-platedplatinum, dan gold
alloy. Bond strength dapat dinaikkan dengan pemberian conditioner
berupa asam dan larutan FeCl3 pada dentin. 2.4.2.3 KekerasanSemen
memiliki sifat kekerasan yang baik, namun jauh inferior dibanding
kekerasanbahan resin. Kemampuan adhesi melibatkan proses gelasi
dari gugus karboksil dari poliasam dengan kalsium di kristal apatit
enamel dan dentin. Semen ini memiliki sifat anti karies karena
kemampuannya melepaskan fluorida. Dalam proses pengerasan harus
dihindarkan dari saliva karena mudah larut dalam cairan dan
menurunkan kemampuan adhesi. Ikatan fisikokimiawi antara bahan dan
permukaan gigi sangat baik sehingga mengurangi kebocoran tepi
tumpatan (Anusavice, 2003: 425).
2.4.3 Sifat BiologiGlass ionomer menghasilkan fluorida dalam
jumlah yang sebanding dengan fluorida yang dihasilkan semen silikat
dan proses ini terus berlanjut selama periode yang panjang. Jumlah
minimal pelepasan fluorida dan serapan oleh enamel bisa digunakan
untuk menghambat karies. Beberapa studi klinis terkontrol tentang
glass ionomer digunakan untuk restorasi atau fissure sealant,
menunjukkan bahwa jumlah lesi karies sekunder yang dikembangkan
berkisar dari nol sampai nomor yang tinggi, hal ini terkait dengan
restorasi komposit. Pada survei penelitian yang sama oleh dokter
gigi menunjukkan bahwa frekuensi karies sekunder di gigi dengan
restorasi glass ionomer dibandingkan dengan gigi dengan komposit
posterior itu lebih rendah untuk satu kelompok dokter gigi tetapi
lebih tinggi untuk kelompok lain dokter gigi. Namun, banyak
penelitian telah menunjukkan bahwa ion fluorida yang dilepaskan
dari GIC menghambat perkembangan karies sekunder (Anusavice, 2003,
pp : 475).Kebanyakan studi histological mengindikasikan bahwa glass
ionomer cukup biokompatibel. Glass ionomer menghasilkan reaksi
pulpa yang lebih besar dari ZOE dan umumnya kurang dari semen
fosfat seng. Glass ionomer digunakan sebagai luting agent yang
memiliki rasio bubuk dan cairan yang rendah dapat menimbulkan
bahaya yang lebih besar dari restorasi glass ionomer karena semen
dengan rasio bubuk dan cairan yang rendah dapat menyebabkan keadaan
pH rendah dalam waktu yang lama. Bagaimanapun, GIC membutuhkan
lapisan tipis sebagai pelindung, seperti Ca(OH)2, dengan kedalaman
0,5 mm dari ruang pulpa pada preparasi. (Anusavice, 2003)
2.5 Jenis-jenis Glass Ionomer CementAda tiga jenis semen ionomer
kaca berdasarkan aplikasi klinisnya, formulanya dan potensi
penggunaannya. Tipe I untuk bahan perekat, Tipe II untuk bahan
restorasi, dan tipe III untuk basis. Juga ada semen ionomer kaca
yang pengerasannya dilakukan oleh sinar. Jenis ini juga disebut
sebagai semen ionomer kaca modifikasi resin sebab melibatkan resin
yang dikeraskan sinar dalam formulanya. (Anusavice, 2003)TipeI :
luting cements, berguna untuk merekatkan gigi mahkota atau
jembatan, tumpatan tuang, dan alat-alat ortodonsi cekat. Semen
perekat ini mencegah kebocoran tepi restorasi dan lapisan semen
harus dibuat setipis mungkin agar tidak terlarutkan oleh cairan
mulut.TipeII : restorative cement, sebagaitumpatan estetik yang
sewarna dengan gigi.Tipe III : lining dan base cement (Mount,
2005)Sedangkan menurutsifat fisikdan kimianya, glass ionomer cement
diklasifikasikan menjadi empat tipe, yaitu: (Quiec, 2011)1. Glass
ionomer cement konvensionalGlass ionomer konvensional terdiri dari
fluoroaluminosilicate glass, biasanya dalam garam stronsium atau
kalsium dan cairan asam polialkenoat, sebagai contoh poliakrilik,
maleat, itakonik dan asam trikarbalilik. Bahan konvensional dibuat
dengan reaksi unsur asam antara cairan asam dan bubuk dasar.
Baru-baru ini, untuk memperbaiki sifat fisik dan mengurangi
sensitivitas air dan bahan konvensional, dikembangkanlah
resin-modified glass ionomer cements. Bahan ini mengandung resin
yang dapat berpolimerisasi, biasanya hydroxyethylmethacrylate
(HEMA), dan memiliki reaksi pengerasan tambahan dari polimerisasi
resin yang dapat berupa self-cure atau light-cure.2. Resin-modified
glass ionomer cementModified glass ionomer merupakan bahanhybrid
yang terdiri dari 80% semen ionomer kaca konvensional dan 20% resin
komposit fotopolimerisasi. Ciri utama resin-modified glass ionomer
cement adalah ketika bubuk dan cairan dicampur akanterjadi reaksi
pengerasan denganbantuan sinar (light cure) Tahap-tahap
reaksinya:1. Reaksi pengerasan2. Reaksi polimerisasi3. Reaksi
antara garam logam poliakrilat dengan resin4. Reaksi asam-basa dan
polimerisasi penyinaran pada resin-modified glass ionomer cement3.
Hybrid ionomersKekuatan tarik dari ionomer kaca hibrid lebih tinggi
dari ionomer kaca konvensional. Peningkatan ini di akibatkan oleh
modulus elastisitasnya yang lebih rendah dan deformasi plastis yang
lebih banyak yang dapat di tahan sebelum terjadinya fraktur.4.
Tri-cure glass ionomer cement5. Metal-reinforced glass ionomer
cementsMetal-reinforcedglassionomercements pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1977. Penambahan bubuk campuran
perak-amalgam pada bahan konvensional meningkatkan kekuatan fisik
semen dan memberikan
radiopasitas.Selanjutnya,partikelperakdilelehkanmenjadiserpihan-serpihan
seperti kaca, dan sejumlah produk kemudian muncul kandungan
kandungancampuranamalgamtelahditetapkan untuk memperbaiki keluhan
sampai sampai tingkat yang dikatakan menghasilkan sifat mekanis
optimum untukmetal-reinforced glass ionomer cements. Digunakan
untuk area yang memiliki stress tinggi, ketebalannya lebih dari 45
m. (Nagaraja, 2005)
2.6 Manipulasi Glass Ionomer CementGlass ionomer yang dikemas
dalam botol dan kapsul dilakukan pencampuran secara mekanik dengan
amalgamator. Dalam dispenser, bubuk dan cair ditakar dalam jumlah
yang tepat pada paper pad, dan setengah bubuk yang tercampur
digunakan untuk menghasilkan konsistensi milky yang homogen. Sisa
bubuk ditambahkan, dan total pencampuran diperlukan waktu 30 sampai
40 detik (Craig, 2002). Seperti semua semen lain, sifat semen glass
ionomer tipe I sangat dipengaruhi oleh faktormanipulasi. Rasio
bubuk yang dianjurkan tergantung merknya, tetapi umumnya
berkisarantara 1,25-1,5 gram bubuk per 1 ml cairan.Penyemenan harus
dilakukan sebelum semen kehilangan kilapnya. Seperti seng fosfat,
ionomer kaca menjadi rapuh (mudah patah) begitu mengeras. Setelah
mengeras, kelebihan semen dapat dibuang dengan cara mencungkil atau
mematahkan semen menjauh dari tepi restorasi. Kelebihan semen perlu
dijaga agar tidakmelekat ke permukaan gigi atau protesa. Semen ini
sangat peka terhadap kontaminasi airselama pengerasan. Oleh karena
itu, tepi restorasi harus dilapisi untuk melindungi semen dari
kontak yang terlalu dini dengan cairan.Dalam manipulasi GIC, hal
lain yang perlu diperhatikan (Anusavice, 2003) adalahperbandingan
powder/liquid,biasanya berkisar 1,3-1,35 : 1, pencampuran harus
cepat, gigi sebaiknya diisolasi dahulu agar tidak lembab, untuk
proteksi pulpa sebaiknya menggunakan calcium hydroxide bila
ketebalan dentin