Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Klasifikasi bayi baru lahir dengan berat lahir adalah bayi berat badan lahir rendah (BBLR, kurang dari 2.500 gram), bayi berat lahir yang normal (2.500 sampai 3.999 gram), dan bayi berat lahir besar (BBLB, lebih sama dengan 4.000 gram). Makrosomia berarti sama dengan BBLL. Morbiditas dan mortalitas dalam berat lahir bayi berisiko tinggi pada kelompok BBLR dan BBLB sehingga membutuhkan perawatan neonatal yang intensif (Stoll & Adams., 2007). Bayi dengan berat badan lahir besar terdiri atas bayi besar untuk masa kehamilan (large for gestational age) dan makrosomia. Bayi yang besar untuk masa kehamilannya menunjukkan berat badan > presentil 90 untuk umur kehamilan spesifik. Sedangkan makrosomia adalah pertumbuhan yang melebihi ukuran tertentu, biasanya 4000 sampai 4500 gram, tanpa memperhatikan umur kehamilan (Winn., 2000). Makrosomia digambarkan sebagai bayi yang baru lahir dengan berat lahir lebih. Janin makrosomia didefinisikan dalam beberapa cara berbeda, termasuk berat lahir 4000 sampai 4500 gram atau lebih besar dari 90% usia kehamilan (persentil 90). Diagnosis makrosomia didapatkan dengan mengukur berat lahir setelah melahirkan sehingga kondisi tersebut terkonfirmasi setelah melahirkan atau keadaan neonatus. Janin makrosomia ditemui sampai 10% dari kelahiran (Martin et al., 2006). Angka kejadian bayi makrosomia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dalam 2-3 dekade terakhir, di banyak populasi berbeda di seluruh dunia terjadi peningkatan 15-25% proporsi wanita melahirkan bayi makrosomia. Proporsi makrosomia bervariasi pada tiap populasi antara 5-20%. Prevalensi tertinggi ditemukan di negara-negara Eropa Utara dan Atlantika Utara, dimana bayi dengan berat lahir lebih dari 4000 gram berjumlah sekitar 20% dan 4-5% diantaranya
7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Klasifikasi bayi baru lahir ...

Jan 12, 2017

Download

Documents

dotruc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Klasifikasi bayi baru lahir ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Klasifikasi bayi baru lahir dengan berat lahir adalah bayi berat badan lahir

rendah (BBLR, kurang dari 2.500 gram), bayi berat lahir yang normal (2.500

sampai 3.999 gram), dan bayi berat lahir besar (BBLB, lebih sama dengan 4.000

gram). Makrosomia berarti sama dengan BBLL. Morbiditas dan mortalitas dalam

berat lahir bayi berisiko tinggi pada kelompok BBLR dan BBLB sehingga

membutuhkan perawatan neonatal yang intensif (Stoll & Adams., 2007).

Bayi dengan berat badan lahir besar terdiri atas bayi besar untuk masa

kehamilan (large for gestational age) dan makrosomia. Bayi yang besar untuk

masa kehamilannya menunjukkan berat badan > presentil 90 untuk umur

kehamilan spesifik. Sedangkan makrosomia adalah pertumbuhan yang melebihi

ukuran tertentu, biasanya 4000 sampai 4500 gram, tanpa memperhatikan umur

kehamilan (Winn., 2000).

Makrosomia digambarkan sebagai bayi yang baru lahir dengan berat lahir

lebih. Janin makrosomia didefinisikan dalam beberapa cara berbeda, termasuk

berat lahir 4000 sampai 4500 gram atau lebih besar dari 90% usia kehamilan

(persentil 90). Diagnosis makrosomia didapatkan dengan mengukur berat lahir

setelah melahirkan sehingga kondisi tersebut terkonfirmasi setelah melahirkan

atau keadaan neonatus. Janin makrosomia ditemui sampai 10% dari kelahiran

(Martin et al., 2006).

Angka kejadian bayi makrosomia semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Dalam 2-3 dekade terakhir, di banyak populasi berbeda di seluruh dunia terjadi

peningkatan 15-25% proporsi wanita melahirkan bayi makrosomia. Proporsi

makrosomia bervariasi pada tiap populasi antara 5-20%. Prevalensi tertinggi

ditemukan di negara-negara Eropa Utara dan Atlantika Utara, dimana bayi dengan

berat lahir lebih dari 4000 gram berjumlah sekitar 20% dan 4-5% diantaranya

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Klasifikasi bayi baru lahir ...

2

memiliki berat lebih dari 4500 gram. Prevalensi ini tampak meningkat di seluruh

Negara, kecuali Amerika Serikat (Henriksen., 2008).

Penelitian Ventura et al menunjukkan insidensi makrosomia (berat lahir ≥

4000 gram) terjadi 1 dari setiap 10 kelahiran hidup di Amerika Serikat pada tahun

1997 dan insidensi ini telah menurun sejak tahun 1991 setelah mencapai

puncaknya sekitar 11% pada tahun 1980-an (Cunningham et al., 2005). Adapun

analisis data yang dilakukan oleh Ananth dan Wen selama periode 1985-1998,

bayi besar sesuai masa kehamilannya (berat lahir > persentil 90) di Kanada

sebanyak 24%. Prevalensi bayi dengan berat lahir ≥ 4000 gram juga meningkat

secara signifikan dari 16,7% menjadi 20% di Swedia, dan dari 9,1% menjadi

10,1% di Jerman selama tahun 1900-an (Ross., 2006).

Dalam penelitian Lu et al. (2011) di China didapatkan bahwa tren

makrosomia meningkat dari 6% tahun 1994 menjadi 8,49% tahun 2000 kemudian

menurun menjadi 7,83 tahun 2005. Bayi besar untuk masa kehamilan (large for

gestational age/LGA) terus meningkat dari 13,72% pada tahun 1994 menjadi

18,08% pada tahun 2000, kemudian relatif stabil di tahun 2002-2005. Kejadian ini

berhubungan dengan berat badan ibu saat hamil, usia ibu, tinggi badan ibu, dan

pendidikan ibu tapi faktor-faktor tersebut tidak sepenuhnya menjelaskan tentang

peningkatan tren yang terjadi. Tren makrosomia di tahun 2002-2005 yang

berhubungan dengan LGA menurun setelah disesuaikan dengan karakterisktik ibu

dan bayi.

Pada penelitian Kang et al. (2012), data statistik Korea menunjukkan

persentase jumlah kelahiran hidup bayi makrosomia menurun : 6,7% (1993), 6,3%

(1995), 5,1% (2000), 4,5% (2005), dan 3,5% (2010). Sedangkan pada data rumah

sakit, insiden makrosomia menunjukkan 3% menjadi 7% di tahun 1960-an dan

1970-an kemudian 4% menjadi 7% di tahun 1980-an dan 1990-an. Berat lahir

dan persentase kejadian makrosomia adalah 4,0-4,4 kg (90,3%), 4,5-4,9 kg

(8,8%), 5,0-5,4 kg (0,8%), 5,5-5,9 kg (0,1%), dan >6,0 kg (0,0%) pada tahun

2000 tetapi persentase tersebut menjadi 92,2%, 7,2%, 0,6%, 0,0%, dan 0,0% pada

tahun 2009. Rasio jenis kelamin laki-laki yang dilahirkan adalah 1,89 tahun 1993

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Klasifikasi bayi baru lahir ...

3

menjadi 1,84 tahun 2010. Dari semua faktor yang diteliti, didapatkan bahwa

semakin tua usia ibu maka semakin tinggi risiko kejadian makrosomia.

Berat lahir neonatus antara lain tergantung dari lamanya kehamilan dan

tingkat pertumbuhan janin. Pertumbuhan janin merupakan rangkaian pola

pertumbuhan, diferensiasi dan maturasi jaringan serta organ yang dipengaruhi

oleh kondisi lingkungan, nutrisi, dan hormonal kehamilan yang secara potensial

diatur oleh gen (Cunningham et al., 2005).

Berat lahir merupakan indikator penting perkiraan maturitas dan

kemampuan neonates untuk bisa bertahan. Hubungan antara berat lahir dan risiko

meninggal dalam tahun-tahun pertama kehidupan telah lama diketahui dan berat

lahir sering digunakan peneliti sebagai alat ukur risiko mortalitas. Angka kejadian

bayi berat lahir rendah (BBLR) dalam suatu populasi biasanya dipertimbangkan

sebagai indikator kesehatan utama pada ibu hamil dan janinnya. Adapun implikasi

kesehatan atas bayi makrosomia (≥ 4000 gram) masih kurang mendapat perhatian

(Dyek et al., 1995).

Bayi makrosomia merupakan penyebab penting morbilitas dan mortalitas

perinatal yang timbul dari trauma lahir, asfiksia, dan peningkatan kejadian seksio

sesarea. Bayi makrosomia yang dilahirkan per vaginam meningkatkan mortalitas

dan morbiditas baik pada janin maupun ibunya. Laserasi jalan lahir dan

pendarahan bisa terjadi pada ibu sedangkan pada janin bisa terjadi kematian akibat

asfiksia ataupun trauma lahir yang bisa menimbulkan cacat fisik atau neurologis,

misalnya brachial palsy dan fraktur klavikula (Dyek et al., 1995).

Stettler et al., 2002; Dietz., 2004 (Forsum et al., 2006) menyatakan bayi

makrosomia berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas di kehidupan

selanjutnya yang secara potensial merupakan masalah yang sangat serius karena

penyakit-penyakit yang terkait obesitas adalah penyebab utama morbiditas dan

mortalitas di banyak populasi.

Hingga saat ini, estimasi akurat untuk ukuran janin yang besar belum

memungkinkan. Beberapa penelitian menunjukkan tingkat akurasi dari perkiraan

berat badan lahir bayi, baik yang normal maupun tinggi pada trimester tiga

kehamilan masih buruk, baik metode yang digunakan ultrasonografi maupun

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Klasifikasi bayi baru lahir ...

4

kelainan klinis (Orskou et al., 2003), sehingga diagnosis untuk makrosomia

biasanya tidak ditegakkan hingga bayi tersebut dilahirkan (Cunningham et al.,

2005).

Diabetes ibu, obesitas, atau keduanya adalah yang paling penting dari

faktor risiko yang diketahui untuk pengembangan janin makrosomia. Ada

beberapa faktor lain yang juga mendukung kemungkinan sebuah fetus menjadi

besar yaitu 1) ukuran besar dari orang tua, terutama ibu; 2) multiparitas; 3)

kehamilan berkepanjangan; 4) janin laki-laki; 5) riwayat melahirkan bayi dengan

berat lebih dari 4000 gram; 6) status merokok ibu, dan 7) ras dan etnis. Ketika

wanita hamil memiliki berat lebih dari 300 kilogram, janinnya berada pada risiko

yang lebih besar makrosomia (30 persen) atau, sebaliknya, retardasi pertumbuhan

(8 persen). Kalangan perempuan yang bersamaan menderita diabetes, obesitas,

dan postterm, kejadian makrosomia janin dapat berkisar dari 5 sampai 15 persen.

Diketahui dari faktor risiko ibu maka diidentifikasi hanya 40 persen wanita yang

melahirkan janin makrosomia. Regulasi pertumbuhan janin termasuk mekanisme

oleh janin makrosomia dapat berkembang (Cunningham et al., 2005).

Pada penelitian Darlis (2010), ditemukan bahwa prevalensi bayi

makrosomia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2007 dan 2008 adalah

1,08% dan 1,98%. Proporsi terbanyak ibu melahirkan bayi makrosomia adalah

pada usia 25-35 tahun, umur kehamilan aterm (37-42 minggu), pada paritas 1-2,

pada wanita yang belum pernah mengalami abortus (keguguran), pendidikan ibu,

pada ibu yang tidak bekerja, dan tidak menderita DM.

Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa diabetes mellitus gestasional

(GDM) merupakan faktor risiko kejadian makrosomia. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Dewi (2010), diketahui prevalensi GDM di Kabupaten Sukoharjo

adalah sebesar 23,5% dan didapatkan bahwa risiko untuk melahirkan bayi

makrosomia di Kabupaten Sukoharjo adalah 1,867 (95% CI 1,09 – 3,19).

Oleh karena itu, perlu diketahui faktor risiko bayi berat lahir besar

(makrosomia) sehingga dampak yang tidak diharapkan dapat dicegah.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Klasifikasi bayi baru lahir ...

5

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakan tersebut maka perumusan masalahnya adalah :

1. Apakah bayi berat lahir besar (makrosomia) berisiko lahir dari ibu yang

memiliki indeks massa tubuh ≥ 30 kg/m2 ?

2. Apakah bayi berat lahir besar (makrosomia) berisiko lahir dari ibu yang

memiliki usia kehamilan ≥ 41 minggu ?

3. Apakah bayi berjenis kelamin laki – laki berisiko lahir dengan berat lahir

besar (makrosomia) daripada bayi berjenis kelamin perempuan ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko bayi

berat lahir besar (makrosomia) di RSUD Sukoharjo tahun 2009-2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk membuktikan bayi berat lahir besar (makrosomia) berisiko lahir

dari ibu yang memiliki indeks massa tubuh ≥ 30 kg/m2.

b. Untuk membuktikan bayi berat lahir besar (makrosomia) berisiko lahir

dari ibu yang memiliki usia kehamilan ≥ 41 minggu.

c. Untuk membuktikan bayi berjenis kelamin laki – laki berisiko lahir dengan

berat lahir besar (makrosomia) daripada bayi berjenis kelamin perempuan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Menambah pengalaman, pengetahuan dan mengembangkan wawasan,

khususnya hal-hal yang berhubungan dengan bayi berat lahir besar

(makrosomia).

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Klasifikasi bayi baru lahir ...

6

2. Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan dan informasi tentang bayi berat lahir besar

(makrosomia) sehingga masyarakat mampu melakukan tindakan pencegahan

sedini mungkin.

3. Bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan

Memberikan gambaran dan bahan masukan dalam merencanakan, menyusun,

dan mengevaluasi efektifitas dan efisiensi program Kesehatan Ibu dan Anak.

4. Manfaat keilmuan

Dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan acuan untuk pengembangan penelitian

yang lebih spesifik dan mendalam, khususnya tentang bayi berat lahir besar

(makrosomia).

E. Keaslian Penelitian

Persamaan dan perbedaan dari beberapa penelitian sebelumnya dapat

dilihat di tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya

PenelitiPenelitian

Judul Persamaan Perbedaan HasilSuyana Darlis (2010)

Prevalensi bayi makrosomia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2007-2008

Variabel dependen : makrosomiaSubjek peneltian : seluruh ibu yang melahirkan bayi makrosomia.

Desain : deskriptifTempat penelitian : RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Prevalensi bayi makrosomia di RSUP Dr. Sardjito adalah 1,08% (2007) dan 1,98% (2008).

Yanyu Lu et al (2011)

Secular tren of macrosomia in southest China 1994-2005

Variabel dependen : makrosomiaDesain penelitian : case control studyVariabel independent : paritas, obesitas pada ibu, dan usia kehamilan.

Subjek : semua kelahiran dari tahun 1994-2005 dalam komunitas PHCSS (A Perinatal Health Care Surveilance System)Tempat penelitian : China Selatan

Tren makrosomia meningkat dari 6% tahun 1994 menjadi 8,49% tahun 2000 lalu kemudian menurun menjadi 7,83 tahun 2005. Bayi besar untuk masa kehamilan (large for gestational age/LGA) terus meningkat dari 13,72% pada tahun 1994 menjadi 18,08% pada tahun 2000, kemudian relatif stabil di tahun 2002-2005.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Klasifikasi bayi baru lahir ...

7

PenelitiPenelitian

Judul Persamaan Perbedaan HasilSpogmai Wassmimi, et al (2011)

Association of macrosomia with perinatal dan postneonatal mortality among First Nations people in Quebec

Variabel dependen : makrosomia.

Desain penelitian : prospective cohort study.Variabel independent : kematian perinatal dan postneonatal.Subjek : ibu dari suku First Nation dan wanita asli French.Tempat penelitian : Quebec Province, Canada

Prevalensi bayi makrosomia adalah 27,5% diantara kelahiran wanita di suku First Natioan, dimana berisiko 3,3 kali (CI 3,2-3,5) lebih tinggi dari prevalensi (8,3%) diantara kelahiran pada wanita asli French.

Mahin Najafian & Maria Cheraghi (2012)

Occurance of fetal macrosomia rate and its maternal and neonatal complications:a 5 year cohort study

Variabel dependen : makrosomiaVariabel independent : obesitas, paritas, usia kehamilan.

Desain penelitian : deskriptifSubjek : kelahiran hidup pada tahun 2007-2011.Tempat penelitian : Ahvaz, Iran.

Dari semua kelahiran, ada 9% bayi makrosomia. Diabetes gestasional, obesitas (BMI), usia kehamilan, dan riwayat melahirkan bayi makrosmia adalah faktor risiko dari kejadian makrosomia yang dibandingkan dengan kelahiran normal.

Byung-Ho Kang et al(2012)

Birth statistic of high birth weight infants (macrosomia) in Korea

Variabel dependen : makrosomia

Desain penelitian : deskriptifSubjek : bayi makrosomiaTempat penelitian : Seoul, Korea.

Insiden makrosomia menunjukkan 3% menjadi 7% di tahun 1960-an dan 1970-an kemudian 4% menjadi 7% di tahun 1980-an dan 1990-an. Berat lahir dan persentase kejadian makrosomia adalah 4,0-4,4 kg (90,3%), 4,5-4,9 kg (8,8%), 5,0-5,4 kg (0,8%), 5,5-5,9 kg (0,1%), dan >6,0 kg (0,0%) pada tahun 2000 tetapi persentase tersebut menjadi 92,2%, 7,2%, 0,6%, 0,0%, dan 0,0% pada tahun 2009.