Top Banner
Studi Kasus Kawasan Hutan Lindung (HL) Pulau Belitung Pembimbing: DR. Albertus Deliar, MT DR. Agung Budi Harto, M.Eng Ujian Tesis GD 6091 Fahrudin 25111002
48

Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Jul 22, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Studi Kasus Kawasan Hutan Lindung (HL) Pulau Belitung

Pembimbing:DR. Albertus Deliar, MT

DR. Agung Budi Harto, M.Eng

Ujian Tesis GD 6091

Fahrudin25111002

Page 2: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Nilai Strategis Hutan

1. Mega Biodiversity

2. Sistem Pendukung Kehidupan:

Ekologi

Ekonomi

Sosial

3. Mengatur Perubahan Iklim

LATAR BELAKANG

Page 3: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Kriteria Fisik yang diskoring :

1. Kelerengan

2. Kepekan Tanah (erodibilitas)

3. Intensitas Hujan

SK Mentan No. 837/Kpts/Um/11/1980

Kriteria Hutan Lindung (HL)Model Skoring

Hutan Lindung (HL) = (*Lereng + * 20) + (*Tanah+ * 15) + (*Hujan + * 10) ≥ 175

Page 4: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

PENELITIAN SEBELUMNYA

GUNGGUNG SENOAJI

Page 5: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

JENIS MODEL

1. Model Kesesuaian Biner

2. Model Pembobotan

Page 6: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Model Kesesuaian Biner

• Dipakai untuk masalah yang sederhana – seperti query

• Klasifikasi layer ke dalam kelas baik ( 1 ) dan buruk ( 0 )- Kombinasi dengan AND,

penambahan dan perkalian:

Ski = [Snow] & [Slope] & [Sun]

• Keuntungannya adalah mudah digunakan

• Kerugiannya:1. Tidak ada situs terbaik berikutnya2. Semua layer dan kelas yang baik memiliki

kepentingan yang sama

Page 7: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Model Pembobotan

Digunakan untuk masalah yang kompleks

Layer diklasifikasi ke skala kesesuaian 1–9 (1= worst ; 9 = best)

1 9 5

1 5

9

Keuntungan : o Semua nilai dan layer mempunyai

kepentingan relatif

o Mengembalikan kesesuaian pada skala 1 – 9

1 9

5

5.0 6.6

1.8 4.2 9 7.0

Hutan Lindung = ([Slope]*0.2)+([DEM]*0.2)+([Non_Hutan]*0.2)+([Tubuh Air]*0.2)+([Tanah]*0.2)

Dibobotkan dan ditambah bersamaan

• Kerugian:Penilaian kepentingannya lebih sulit

Page 8: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

1.RATING

2.RANKING

3.PAIRWISE COMPARISON

Model Pembobotan

Page 9: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Model PembobotanPairwise Comparison

THOMAS L. SAATY

Dalam Konteks Analytic

Hierarchy Process, AHP

Page 10: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Adanya pertimbanganprioritas relatif faktor-faktornya

Adanya Struktur Hierarki

Adanya skala baku

KEL

EBIH

AN

Pengelompokan kedalamlevel yang berbeda, denganisi berupa elemen-elemenyang sama

M e m a k a i s k a l a 1 - 9 u n t u kkeseragaman denganmempertimbangkan konsistensilogis (CR)

Dapat memi l ih a l ternat i fterbaik berdasarkan tujuanyang diinginkan

Input utama berupa persepsi seorang ahl i , tergantung pada subyektifitas sang ahli.

Alasan Memilih Metode Pairwise Comparison

sangat bergantungpada input utamanyaKEKURANGAN

Page 11: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

PENELITIAN SEBELUMNYA

Analisis Risiko Aliran Piroklastik Gunung Merapi Semeru Jawa Timur, Menggunakan Metode Ranking dan

Perbandingan Berpasangan (Novie Noor Afatia)

A GIS-based multi-criteria decision making approach to forest conservation planning at a landscape

scale: a case study in the Kinabalu Area, Sabah, Malaysia

(Mui-How Phuaa, Mitsuhiro Minowab)

Page 12: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

PERMASALAHAN

Bagaimana cara menentukan HL PulauBelitung metode pairwise comparison denganpembobotan yang konsisten (CR , 0,1).

Bagaimana cara menentukan model yangpaling potensi dari semua skenario yangdibuat.

Page 13: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

“Pemodelan penentuan hutan lindung (HL) denganmetode pembobotan pairwise comparison”

TUJUAN PENELITIAN

Page 14: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

WILAYAH STUDI

http://webgis.dephut.go.id/ditplanjs/index.html

Page 15: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

RUANG LINGKUP PENELITIAN

1. Diasumsikan bahwa peta-peta yang digunakan dalampenelitian memiliki ketelitian geospasial yang sama,yaitu Peta Digital SK Menhut No. 357/Menhut -II/2004, peta RBI, peta kelerangan, peta ketinggian,peta vegetasi dan peta jenis tanah;

2. Layer yang dibuffer diberi batas jarak. Batas bufferpeta non hutan 100 m, batas buffer peta tubuh air500 m;

3. peta model direclass equal interval sebelumdicrosstab dengan peta hutan dan

4. Metode pembobotan untuk pemodelan adalahperbandingan berpasangan.

Page 16: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

METODOLOGI PENELITIAN

Tanjung Kelayang Belitung

Page 17: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Diagram Alir MetodologiPENDEFINISIAN

MODEL

PEMILIHAN LAYER MODEL

PEMBOBOTAN PAIRWISE

COMPARISON

15 SKENARIO

LAYER

TERPILIH

HUTAN

PERBANDINGAN

NILAI KAPPA & AKURASI TINGGI

YA

PETA MODEL HL

MCE

15 PETA HASIL MCE

REKLASIFIKASI

REKLASIFIKASI

LAYER REKLASIFIKASI

HUTAN RC

PETA VEGETASI BELITUNG

KLASIFIKASI

BOBOT KRITERIA

Page 18: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan
Page 19: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

MENDEFINISIKAN MODEL

Definisi Hutan Lindung

UU Kehutanan No. 41/1999 Pasal 1 Nomor 8

Page 20: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Hutan Lindung adalah:“Kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai

perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk:”

2. mencegahbanjir

3. mengendalikanerosi

4. mencegahintrusi air laut

5. memeliharakesuburan tanah

1. mengatur tata air

Page 21: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

MEMILIH LAYER MODEL

1. Layer Kelerengan (Slope)2. Layer Ketinggian (DEM)3. Layer Non Hutan4. Layer Tubuh Air5. Layer Kepekaan Tanah

Page 22: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

RE-KLASIFIKASI

Page 23: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Tipe-tipe Satuan

Page 24: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Tipe-tipe SatuanCont.

Bertingkat

Page 25: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Menyamakan skala layer

1. Pertama semua nilai ditarik ke skala kesesuaian 1- 9,1= jelek; 9= terbaik

2. Kedua semua nilai ditarik ke daerah byte0 – 255 yang diassignment berdasarkan skala kesesuaian

Kesesuaian ketinggian1- Tidak potensi2- Potensi buruk3- Agak potensi4- Kurang potensi5- Potensi rata-rata6- Potensi sedang7- Potensi baik8- potensi sangat baik9- Potensi ekstrim

1. Skala KesesuaianKesesuaian ketinggian28 - Tidak potensi57 - Potensi buruk85 - Agak potensi113 - Kurang potensi142 -Potensi rata-rata170 -Potensi sedang198 -Potensi baik227 -potensi sangat baik255- Potensi ekstrim

2. Skala Byte

Page 26: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Re-klasifikasi Layer DEM

1. DemAwal

2. DemKesesuaian

3. DemByte

Page 27: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

PEMBOBOTAN

Pulau Lengkuas Belitung

Page 28: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Struktur Hierarki Keputusan HL

LEVEL 1 : GOAL

LEVEL 3 : SKENARIO

HUTAN

LINDUNG (HL)

SLOPE DEM NON HUTAN TUBUH AIR TANAH

MODEL HL

SKENARIO 1

MODEL HL

SKENARIO 2

MODEL HL

SKENARIO 3

MODEL HL

SKENARIO 4

MODEL HL

SKENARIO 5-15

LEVEL 2 : KRITERIA

Page 29: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan
Page 30: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Eigen Vektor Skenario 1 Konsisten

Page 31: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan
Page 32: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Eigen Vektor Skenario

Tidak Konsisten

Page 33: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

NILAI RASIO KONSISTENSI (CR) SETIAP SKENARIO

0.00

0.02

0.04

0.06

0.08

0.10

0.12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

NILAI CONSISTENCY RATIO (CR) SETIAP SKENARIO

CR

Page 34: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

No KriteriaBobot Kriteria Skenario ke-

9 10 11 12 13 14 15

1 Slope 0.3103 0.2432 0,1998 0.2642 0.3736 0.1039 0.5290

2 Dem 0.3103 0.2432 0,3142 0.4359 0.1026 0.3177 0.0755

3 Non HL 0.0345 0.2432 0,0996 0.1551 0.183 0.1466 0.1107

4 Tubuh Air 0.3103 0.2432 0,3337 0.0985 0.224 0.1511 0.2043

5 Tanah 0.0345 0.027 0,0527 0.0464 0.1169 0.2808 0.0805

No KriteriaBobot Kriteria Skenario ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Slope 0.2000 0.6923 0.0769 0.0769 0.0769 0.0769 0.0906 0.3103

2 Dem 0.2000 0.0769 0.6923 0.0769 0.0769 0.0769 0.0906 0.0345

3 Non HL 0.2000 0.0769 0.0769 0.6923 0.0769 0.0769 0.184 0.3103

4 Tubuh Air 0.2000 0.0769 0.0769 0.0769 0.6923 0.0769 0.3174 0.3103

5 Tanah 0.2000 0.0769 0.0769 0.0769 0.0769 0.6923 0.3174 0.0345

BOBOT KRITERIA

Page 35: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

KETERANGAN BOBOT KRITERIA

1. Skenario 1 semua layer memiliki

kepentingan yang sama untuk melihat

tingkat kesesuaiannya pada uji

perbandingan.

2. Skenario 2 sampai 6 tingkat

kepentingannya diurut untuk melihat

kriteria manakah yang paling penting.

3. Skenario 7 sampai 15 dibuat

berdasarkan tingkat kepentingan

skenario 2 sampai 6.

Page 36: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

MULTI-CRITERIAEVALUATION (MCE)

Page 37: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Hutan Lindung = ([Slope]*0.2)+([DEM]*0.2)+([Non_Hutan]*0.2)+([Tubuh Air]*0.2)+([Tanah]*0.2).

PERSAMAAN MCE

Page 38: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

UJI PERBANDINGAN

Tanjung Kelayang Belitung

Page 39: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

BA

GA

N A

LIR

U

JI P

ER

BA

ND

ING

AN

OVERALL

KAPPA

OVERALL

ACCURACY

MODEL PALING

POTENSI

PETA HASIL

BOBOT

NILAI KAPPA &

AKURASI

TERTINGGI

PETA VEGETASI

BELITUNG

1 : 100.000

ANALISIS

SPASIAL

TRAINING SAMPLE

HUTAN

(0)= NON_HL; (1)= HL

NILAI

CROSSTAB

YA

RECLASSRECLASS EQUAL

INTERVAL

PETA RCLS EQUAL

(0)= NON_HL; (1)=HL

HUTAN UTM

48S

Page 40: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

Cross-tabulation of hutan_48s_rc_2 tes

(columns) against skenario1_rc (rows)

0 1 Total

------------------------------

0 | 1550820 19589 | 1570409

1 | 17425 110010 | 127435

------------------------------

Total | 1568245 129599 | 1697844

Chi Square = 1210119.50000

df = 1

P-Level = 0.0000

Cramer's V = 0.8442

Proportional Crosstabulation

0 1 Total

------------------------------

0 | 0.9134 0.0115 | 0.9249

1 | 0.0103 0.0648 | 0.0751

------------------------------

Total | 0.9237 0.0763 | 1.0000

Overall Kappa = 0.8442

Overall Accuracy = 97.82%

Page 41: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

NILAI VALIDASIHASIL PEMODELAN

SkenarioOverall

Kappa

Overall

Accuracy

Luas Hutan

(Ha)

1 0.8442 97.82% 109602.28

2 0.3400 93.57% 36397.92

3 0.4314 94.41% 37774.88

4 0.8967 98.59% 102976.35

5 0.0321 91.64% 17332.87

6 0.3738 82.97% 337214.84

7 0.7087 96.44% 79138.81

8 0.6588 96.16% 62419.16

9 0.2737 93.07% 32902.62

10 0.7782 97.28% 79364.15

11 0.3554 93.51% 41840.4

12 0.4684 94.65% 41943.61

13 0.7066 96.32% 84343.92

14 0.7918 96.95% 120920.73

15 0.4458 94.17% 49618.82

Page 42: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

GRAFIK UJI VALIDASIHASIL PEMODELAN

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Uji Validasi

Overall Kappa Overall Accuracy

Page 43: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

PETA HASIL PEMODELAN

Page 44: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

PETA HASIL PEMODELAN

Page 45: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

REKOMENDASI

I. SKENARIO 4II. SKENARIO 1

III. SKENARIO 14

Page 46: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

KESIMPULAN

1. Pemodelan penentuan hutan lindung (HL) dapatdilakukan dengan menggunakan metode pembobotanperbandingan berpasangan.

2. Peta model HL diperoleh setelah bobot kriteriaperbandingan berpasangan dievaluasi dengan MCE danpemilihan model yang paling baik dengan ujiperbandingan.

3. Nilai KIA uji perbandingan berturut-turut adalah rendahpada model 5, rata-rata pada model 2, 6, 9, 11, sedangpada model 3, 12, 15, tinggi pada model 7, 8, 10, 13, 14dan hampir sempurna pada model 1, 4 dengan rata-ratanilai overall accuracy-nya 94,50%.

Page 47: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

SARAN

1. Pemilihan input kriteria untuk pemodelan HL tidakhanya memperhatikan aspek umum tetapi juga harusmemperhatikan aspek lokal dari wilayah yang akanditunjuk menjadi HL.

2. Peta hasil pemodelan perlu dibandingkan dengan petaHL yang lebih valid agar didapatkan nilai perbandinganyang lebih baik.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjut agar didapat metodebaru dengan kombinasi kriteria dan skenario yangberbeda.

Page 48: Pemodelan Penentuan Hutan Lindung (HL) dengan Metode Pembobotan Perbandingan Berpasangan

TERIMA KASIH