Page 1
PEMBERDAYAAN MUSTAHIK ZAKAT MELALUI PROGRAM
PEKAN PADA YAYASAN GRIYA YATIM DAN DHUAFA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh:
ACHMAD ROMDHONI
1111046300003
KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1437 H
Page 5
v
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program
PEKAN Pada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Adalah karya ilmiah Achmad
Romdhoni, NIM 1111046300003, Mahasiswa Program Studi Muamalat (Ekonomi
Islam), Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF), Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015, di bawah
bimbingan Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A.
Penelitian berlokasi di Komplek Delations Virgin Island NA-7 De Lations,
Rawa Buntu Kec. Serpong Tangsel. Penelitian ini menelusuri akan mempertanyakan
pemberdayaan mustahik zakat di yayasan Griya Yatim dan Dhuafa sejak 2012-2014
(3 tahun terakhir). Penelitian bertujuan sebagai berikut, (1) Mekanisme
pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN pada yayasan GriyaYatim
dan Dhuafa. (2) Dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan
keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian pendekatan deskriptif
kualitatif. Tehnik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara pada lembaga
terkait data primer. Sementara data sekunder diperoleh dari kepustakaan,
dokumentasi, dan brosur lembaga serta official website yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa.
Kesimpulan penelitian ini adalah, (1) Mekanisme dalam program
pemberdayaan PEKAN yang dilakukan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa baik dalam
prosedur dan tujuan pelaksanaanya kepada mustahik sesuai dengan prosedur yang
sudah terencana sehingga program dapat terlaksana dengan baik. (2) Sementara
dampak dengan adanya program pemberdayaan PEKAN mustahik zakat dalam
peningkatan keterampilan telah banyak dirasakan oleh penerima manfaat yakni
khusunya para lulusan asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mereka mendapatkan
pelatihan keterampilan dan guna bekal untuk mereka memasuki dunia kerja.
Kata Kunci :Pemberdayaan, mekanisme, Mustahik Zakat, Yayasan
Griya Yatim dan Dhuafa
Pembimbing I :Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A
Daftar Pustaka : Tahun 1989 sampai 2015
Page 6
vi
KATA PENGANTAR
Rasa syukur serta rangkaian puji senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan
pemelihara dan pengatur semesta alam, Allah yang maha kuasa , berkat kehendak dan
kuasanya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam
selalu tercurahkan kepada kepada baginda Nabi Muhammad SAW, suri tauladan kita
dalam setiap aktivitas kehidupan.
Alhamdulillah atas ridho dan kuasa Allah SWT seta doa dan bantuan dari
berbagai pihak secara langsung maupun tidak langung hingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Izinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. dan Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A. selaku Ketua
dan Sekertaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A. Dosen pembimbing yang tidak kenal lelah
meluangkan waktu dan memberikan sumbangan fikiran, serta arahan kepada
penulisan skripsi ini.
Page 7
vii
4. Kepada pimpinan perpustakaan beserta staff, baik perpustakaan Fakultas Syariah
dan Hukum, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
memberikan fasilitas kepada penulis untuk mengadakan studi kepustakaan.
5. Ibunda tercinta Royani dan Ayahanda Bahruddin yang telah mencurahkan do’a
dan kasih sayang, kesabaran dan dorongan spirit maupun materi serta
pengorbanan yang selalu diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
mempersembahkan sesuatu yang mudah-mudahan dapat dijadikan kebanggaan.
Serta kepada adik penulis Ahmad Dicky Darmawan dan Achmad Zulfikri Rhodin
yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Silvia Arafah yang selalu sama-sama saling menyemangati dan memotivasi
selama berjalanya skripsi ini. Sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Roni Anto selaku Manajer HumasYayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang
telah membantu atas terselesaikannya skripsi ini.
8. Saudara Catur Faturachman selaku Staff IT Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
yang telah membantu dan mengorbankan waktu dan pekerjaanya atas
terselesaikannya skripsi ini.
9. Kepada pihak Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang telah mengijinkan penulis
dalam melakukan penelitian dan wawancara.
10. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan yang berharga selama penulis menyelesaikan
masa studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Page 8
viii
11. Kepada sahabatku keluarga konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF)
Angkatan 2011 yang selama ini memberikan makna dan arti dalam sebuah
persahabatan. Kemudian Ainul Yakin yang suka mendengar curhatan dan keluh
kesah dan saling memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah
memberikan bantuan dan kontribusi yang cukup besar sehinga penulis dapat
lulus menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak,
semoga Allah SWT memberikan kemudahan atas semuanya. Amin Ya Robbal
’Alamin.
Jakarta,06 Muharom 1437 H
19 Oktober 2015 M
PENULIS
Page 9
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Permasalahan............................................................................... 10
1. Identifikasi Masalah .............................................................. 10
2. Pembatasan Masalah ............................................................. 10
3. Perumusan Masalah .............................................................. 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 11
D. Kajian Pustaka ............................................................................. 13
E. Kerangka Teori............................................................................ 19
F. Metode Penelitian........................................................................ 21
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 24
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Zakat, Infaq dan Shadaqah .......................................................... 27
1. Pengertian Zakat.................................................................... 27
2. Pengertian Infaq .................................................................... 29
3. Pengertian Shadaqah ............................................................. 30
B. Landasan Hukum Zakat, Infaq dan Shadaqah............................. 32
Page 10
x
1. Landasan Hukum Zakat ........................................................ 32
2. Landasan Hukum Infaq ......................................................... 33
3. Landasan Hukum Shadaqah .................................................. 34
C. Tujuandan Hikmah ZIS Bagi Masyarakat................................... 35
D. Pemberdayaan Masyarakat.......................................................... 37
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ................................. 37
2. Tahap-Tahap Pemberdayaan Masyarakat ............................. 40
3. Proses Pemberdayaan Masyarakat ........................................ 42
4. Indikator Pemberdayaan Masyarakat .................................... 43
5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ....................................... 44
E. Keterampilan ............................................................................... 46
1. Pengertian Keterampilan ....................................................... 46
2. Jenis-Jenis Keterampilan ....................................................... 47
F. Mustahik Zakat............................................................................ 48
1. Pengertian Mustahik Zakat ................................................... 48
2. Standar Mustahik Zakat ........................................................ 49
BAB III PENGELOLAAN ZAKAT PADA YAYASAN GRIYA YATIM DAN
DHUAFA
A. Sejarah Perkembangan dan Dasar Hukum Yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa........................................................................ 54
B. Penghimpunan, Pengelolaan dan Penyaluran Dana ZIS ............. 58
1. Penghimpunan Dana ZIS ....................................................... 58
2. Pengelolaan dan Penyaluran Dana ZIS ................................. 60
C. Program Pemberdayaan PEKAN Yayasan GriyaYatim
dan Dhuafa.................................................................................. 60
1. Target Dari Program Pemberdayaan PEKAN ....................... 61
2. Indikator Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Dalam
Pemberdayaan Program PEKAN ......................................... 62
BAB IV PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN
MUSTAHIK ZAKAT
A. Mekanisme Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui
Program PEKAN padaYayasan Griya Yatim dan Dhuafa .......... 63
Page 11
xi
B. Dampak Pemberdayaan Mustahik Zakat Terhadap Peningkatan
Keterampilan Mustahik Pada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
..................................................................................................... 70
BAB V PENUTUP
A. kesimpulan ................................................................................... 78
B. saran ............................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80
LAMPIRAN
Page 12
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Study Terdahulu .................................................................................. 13
Tabel 1.2 Jumlah Penerimaan Zakat tahun 2010 – 2013 ................................... 59
Tabel 1.3 Jumlah Penyaluran Dana Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Pada
Program Pemberdayaan Tahun 2009-2015 ....................................... 73
Tabel 1.4 Jumlah Pencapaian Kelulusan Anak asrama Yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa Tahun 2012-2014 ............................................................ 74
Page 13
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Foto-Foto Kegiatan Program Pemberdayaan PEKAN ................... 68
Page 14
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Dosen Pembimbing
Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian Di Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Di Yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa
Lampiran 4 Hasil Wawancara dengan Maneger Humas Yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa
Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Lulusan dan Anak mukim Yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa
Lampiran 6 Laporan Penyaluran Program
Lampiran 7 Legalitas Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Lampiran 8 Brosur Program-Program Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Page 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat adalah tumbuh atau menumbuhkan, yaitu menumbuhkan dan
mengembangkan martabat manusia.Batasan ini, menegaskan keharusan zakat
sebagai pemberdaya kaum lemah.Zakat harus menjadi kekuatan pendorong,
perbaikan dan peningkatan keadaan penerimanya (mustahik).1 Kadar zakat
disebut dengan sedekah, semua zakat adalah sedekah, akan tetapi tidak semua
sedekah adalah zakat, tetapi zakat adalah sedekah wajib.2 Dengan pengelolaan
yang baik zakat merupakan sumber dana potensial yang dimanfaatkan untuk
memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat.3
Dalil diwajibkanya pemungutan zakat, Allah SWT dalam Firmanya
sebagaimana dijelaskan dalam surat At- Taubah: 103:
1 Noor Aflah.Ed., Strategi Pengelolaan zakat di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Forum
Zakat,cet.Pertama Januari 2011), h.3 2Dr. Husein Syahatah, Cara Praktis Menghitung Zakat, (Ciputat : Penerbit Kalam Pustaka,
cet. Pertama Oktober 2005), h.16 3 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h.1
Page 16
2
Artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkandan mensucikanmereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.s At-Taubah: 103).
Pembayaran zakat bukan hanya menunjukkan kesalehan individual tetapi
juga mencerminkan kesalehan sosial. Zakat dibayarkan oleh aghniya, orang yang
dipandang kaya menurut aturan syara wajib membayar zakat (muzakki) kepada
orang-orang miskin sesuai pedoman Syar’i (fuqoro) yang dikategorisasikan
dalam 8 (delapan) golongan penerima (mustahik). Zakat merupakan sumber dana
potensial dalam program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi
masyarakat level bawah.4 Dasar pendayagunaan zakat umumnya didasarkan pada
surat At-Taubah ayat 60:
Artinya:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah
dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
4Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha,(Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005, cet. 1), h. 1
Page 17
3
diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q.s At-
Taubah: 60).
Secara umum terdapat dua tujuan dari ajaran zakat, yaitu untuk kehidupan
individu muzakki, meliputi pencucian jiwa dari sifat kikir, mendidik berinfak dan
suka memberi, berakhlak dengan akhlak Allah, merupakan menifestasi syukur
atas nikmat Allah SWT, mengobati hati dari cinta dunia, mengembangkan
kekayaan batin, dan menarik rasa simpati/cinta. bagi penerima, zakat
membebaskan penerima dari kebutuhan, dan menghilangkan sifat dengki dan
benci. Bagi harta yang di zakati, zakat mensucikan harta dan mengembangkan
harta.Tujuan kedua memiliki dampak kehidupan kemasyarakatan secara luas
yaitu secara perlindungan (asuransi) dan jaminan sosial.5
Pengumpulan zakat tidak dapat melalui pemaksaan terhadap muzakki,
melainkan muzakki melakukan dengan kesadaran sendiri, menghitung sendiri
jumlah hartanya dan kewajiban zakatnya, muzakki dapat meminta bantuan
kepada BAZ/LAZ Lembaga Pengelolaan Zakat (LPZ). Idealnya UPZ
menyediakan panduan dalam penghimpunan dana, jenis dana, dan cara dana itu
diterima. Organisasi pengelola menetapkan jenis dana yang diterima sebagai
sumber dana. Setiap jenis dana memiliki jenis karakteristik sumber konsekuensi
pembatasan perbedaan yang harus dipenuhi oleh pengelola zakat.6
5 Yusuf Al-Qaardhawi, Hukum Zakat, (Jakarta: Litera Antar Nusa,1993), cet. Ke-3, h. 847-
885 6 Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), Cet. 1, h.20
Page 18
4
Pemberdayaan masyarakat berbasis zakat adalah salah satu metode
pendayagunaan dana zakat yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas
hidup fakir miskin melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada
mereka serta menekankan prinsip partisipasi.7
Dalam pendayagunaan, ada beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan
oleh Lembaga Amil Zakat ataupun Badan Amil Zakat.Kegiatan tersebut
diantaranya yaitu pengembangan ekonomi, pembinaan sumber daya manusia
(SDM), dan bantuan yang sifatnya sosial semata.8
Pendayagunaan zakat adalah inti dari seluruh kegiatan pengumpulan dana
zakat. Di dalam mengoptimalkan fungsi zakat sebagai amal ibadah sosial yang
mengharuskan pendayagunaan zakat diarahkan pada model produktif dari pada
model komsumtif seperti ketentuan yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun
2011 tentang pengelolaan zakat.9
Kemudian upaya pemberdayaan masyarakat telah mendapatkan perhatian
besar yang meliputi aspek pemberdayaan ekonomi, sosial, dan politik.
pemberdayaan masyarakat dalam hal ini adalah dengan memberikan akses
kepada masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dengan memperoleh
7Zakat dan Pemberdayaan, di akses pada tanggal 03 Februari 2015 dari
http://fatkhurrochman.blogspot.com/2012/01/zakat-pemberdayaan.html 8 Sudewo, Eri. Manajemen Zakat (Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar) Institut
Manajemen Zakat. Jakarta: 2004, h.226 9 UU No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolahan Zakat, Bab III ( Pendayagunaan Zakat)
Pasal 27.
Page 19
5
atau memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kualitas kehidupannya,
karena penyebab ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh keterbatasan
akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, serta adanya kondisi
kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat.10
Hal utama yang masih melandasi pendayagunaan zakat pada umumnya,
baru sebatas transparansi dan kepatutan mustahik yang menjadi sasaran
penyaluran zakat. Audit pendayagunaan, masih melandaskan diri pada
pandangan bahwa amil berperan dengan baik jika tidak keliru menetapkan
mustahik dan bisa mempertangungjawabkan dana yang diamanahkan melalui
lembaga zakat yang dikelolanya.11
Selain itu pendayagunaan zakat oleh beberapa lembaga pengumpul zakat
masih banyak yang bersifat konvensial, berjangka pendek, dan didasari motivasi
untuk menyelesaikan masalah sesaat. Zakat yang diberikan secara cuma-cuma
dalam bentuk karitas (kebaikan hati), padahal mustahik mampu berusaha,
selamanya tidak akan pernah mengubah mustahik menjadi muzakki. Bukan
mengentaskan kemiskinan tetapi melestarikan kemiskinan.12
10
Rr.Suhartini dan A. Halim.Model-model Pemberdayaan Masyarakat (yogyakarta): pustaka
pesatren, 2005), h. 211. 11
Hadi Wahyudi, Optimalisai Pendayagunaan ZIS Bidang Kesehatan Pada LAZ PKPU
(Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional PKPU),”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013) 12
Abdul Alim,”Pemberdayaan Ekonomi Mustahik Zakat Perusahaan Pada Baitulmaal
Muamalat,”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2010)
Page 20
6
Dari pada itu harta pengumpulan zakat dari masyarakat (umat Islam) itu
kemudian didayagunakan untuk kepentingan masyarakat yang tidak mampu dan
berhak mendapatkan bagian dari harta zakat (mustahik).Pendayagunaan tersebut
harus didasarkan pada skala prioritas kebutuhan mustahik.Selain itu, khusus bagi
zakat harta (mal), pendayagunaan zakat harus pula diorientasikan pada usaha-
usaha yang bersifat produktif. Hal ini terlebih-lebih dari hasil pengumpulan infaq
dan shadaqah harus lebih diorientasikan pada usaha-usaha yang bersifat
produktif.13
Dengan adanya program-program lembaga zakat yang mendukung untuk
mengembangan potensi mustahik, salah satunya dari aspek sosial untuk
menunjang masa depan. Maka mustahik tidak perlu mengkhawatirkan berapa
banyak pengeluaran yang harus dikeluarkan sedangkan pendapatan belum tentu
memenuhi kebutuhan hidupnya.Kemudahan adanya program-program yang
mendukung mustahik ini, dapat mengurangi beban mustahik.
Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran.kemiskinan di
Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah,
kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Kemiskinan alamiah
terjadi antara lain karena sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi
yang rendah, dan bencana alam. Sedangkan kemiskinan buatan terjadi karena
13
H.A. Djazuli, Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2002) h. 48
Page 21
7
lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian dari anggota
masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain
yang tersedia, hingga mereka tetap hidup dalam kemiskinan. Persoalan
pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi
angkatan kerja di pedesaan.Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan
pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan.Pemberdayaan yang
tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan
pendayagunaan.14
Salah satu lembaga pengelolaan zakat yang mempunyai program dan
konsen terhadap pemberdayaan masyarakat atau mustahik adalah yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa (GYD). GYD sebagai sebuah organisasi sosial yang fokus
pada aspek sosial, GYD melakukan kegiatan pengumpulan, pengadministrasian
dan pendistribusian atau pendayagunaan zakat, infak shadaqah. Dari hasil
pengumpulan yang dilakukan oleh GYD, maka GYD melakukan pembuatan
program- program salah satunya dalam pemberdayaan masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik.
Oleh karena itu, yayasan Griya Yatim dan Dhuafa membangun sebuah
program pemberdayaan yang dilakukan baik secara reguler setiap bulan maupun
yang bersifat insidentil, program diantaranya berbentuk pelatihan keterampilan,
14
kemiskinan dan pengangguran di Indonesia, di akses pada tanggal 01 Maret 2015 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21219/5/Chapter%20I.pdf
Page 22
8
pemberian modal usaha kepada pengusaha kecil, ataupun pengembangan sumber
daya manusia. Tujuanya untuk membantu masyarakat miskin khusunya para
yatim dan dhuafa agar mandiri. Ada 3 pemberdayaan yaitu PEKAN (Pelatihan
Keterampilan untuk Anak Yatim dan Dhuafa), SIMANTAP (Santunan Peduli
anak Yatim dan Dhuafa non Panti), SMART Leadership Center (pelatihan dan
pengembangan SDM remaja-remaja dhuafa dari umur 13 tahun).
Program PEKAN yaitu Pelatihan Keterampilan untuk Anak Yatim dan
Dhuafa merupakan program pemberdayaan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
Program ini dibentuk sejak tahun 2010, dikarenakan melihat kondisi masyarakat
khususnya anak-anak banyak yang putus sekolah kemudian banyak tidak
mempunyai keahlian apapun.Program PEKAN berbentuk pembinaan dalam
bentuk pelatihan life skill.Biasanya program PEKAN diadakan di asrama-asrama
GYD yang terletak disetiap wilayah seperti di Jakarta timur. Program PEKAN
berupa Teknisi komputer, Handphone , sepeda motor, kursus menjahit,
merangkai bunga, dan lain-lain. Program ini diperuntukkan bagi anak-anak yatim
maupun dhuafa yang sudah remaja baik yang tinggal di asrama maupun yang
tidak (non mukim).Kemudian Program ini dilakukan baik secara reguler setiap
bulan maupun yang bersifat insidentil, program ini berbentuk pelatihan
keterampilan dan keahlian.Program ini merupakan pemberdayaan yang
dilakukan oleh yayasan Griya Yatim dan Dhuafa untuk meningkatkan
kesejahteraan mustahik dalam menjalankan kehidupanya setelah memasuki dunia
Page 23
9
kerjanya nanti. Dengan adanya pelatihan keterampilan dari GYD, dapat
memberdayakan mustahik zakat sehingga mereka menjadi terampil dan
mempunyai peluang selain bekerja mereka bisa membuka usaha jasa atas
pelatihan yang mereka telah miliki dari pelatihan-pelatihan program PEKAN.
Berawal dari rasa galau beberapa founding father yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa melihat kondisi anak-anak yang terpaksa putus sekolah atau tidak
sekolah sama sekali karena harus bekerja untuk menyambung hidupnya di daerah
Kampung Dadap, pemukiman kumuh persis ditengah-tengah megahnya
perumahan Bumi Serpong Damai. Setelah beberapa kali mengadakan
pertemuan, dibentuklah lembaga sosial yang konsen pada masalah sosial
khususnya anak-anak.Dengan menempati sebuah rumah di Jl. Magnolia 1 Sektor
1.2 BSD yang digunakan juga sebagaiasrama yatim dan dhuafa terbentuklah
organisasi sosial yang bernama Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa pada tahun
2009.15
Hampir setiap tahunnya penghimpunan dana Zakat di yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa mengalami peningkatan. Jumlah dana yang terhimpun pada
tahun 2013 meningkat (Rp.4.51 miliyar) di bandingkan 2012 (Rp 3,11 milyar)
dan tahun 2011 (Rp 1,6 miliyar) kemudian 2010 (Rp 695 juta) sehingga total
15
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “ Sejarah Terbentuknya Griya Yatim & Dhuafa” di akses
pada tanggal 02 Desember 2014 dari http://id.griyayatim.com/profil/sejarah-gyd.html
Page 24
10
penghimpunan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 sejumlah Rp. 9,91
milyar.16
Dari sinilah maka penulis tertarik membuat karya tulis dalam bentuk
skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program
PEKAN Pada Yayasan Griya Yatim Dan Dhuafa” .
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Terkait dengan latar belakng tersebut, maka penulis mengidentifikasi
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program
PEKAN pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa?
b. Bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat dalam peningkatan
keterampilan oleh yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
c. Bagaimana hasil program PEKAN Tersebut apakah anak yatim dan
dhuafa mandiri atau tidak?
2. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas dan fokus pada
penulisan skripsi, maka penulis menganggap perlu untuk menyajikan
penulisan skripsi ini hanya sebatas pada penekanan sebagai berikut :
16
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “ Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan
Tahun 2010-2012” (Tanggerang: Griya Yatim & Dhuafa,2012) h. 2
Page 25
11
a. Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam pemberdayaan mustahik zakat
melalui program PEKAN.
b. Mustahik zakat mandiri atau tidak setelah mendapatkan program PEKAN.
c. Tempat penelitian di Yayasan Griya Yatim & Dhuafa dan di asrama
yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
d. Penelitian dilakukan pada tahun 2015.
e. Penelitian ini menelusuri akan mempertanyakan pemberdayaan mustahik
zakat di Yayasan Griya Yatim & Dhuafa sejak 2012-2014 (3 tahun
terakhir).
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat penulis rumuskan
sebagai berikut:
a. Bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program
PEKAN pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa?
b. Bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan
keterampilan mustahik pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah :
a. Untuk mengetahui mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui
program PEKAN yang dilakukan Griya Yatim & Dhuafa.
Page 26
12
b. Untuk mengetahui dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap
keterampilansetelah mendapatkan program PEKAN pada Yayasan Griya
Yatim & Dhuafa.
2. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, dapat membuat pencerahan bagi pihak-
pihak terkait :
a. Bagi Akademisi
Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan pengetahuan tentang
zakat dan ekonomi syariah di tempat penulis menuntut ilmu.Sehingga
penulis bisa memberikan manfaat bagi para pencari ilmu.
b. Bagi Praktisi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi GYD atau pihak
terkait yang di dalamnya untuk meningkatkan mutu yang lebih baik, demi
kesejahteraan masyarakat sehingga tidak ada lagi kemiskinan dan bisa
meningkatkan perekonomian negara.
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan tambahan nilai kesejahteraan agar selalu
menyadari kewajiban untuk berzakat dari harta yang kita dapatkan untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan aktivitas
perekonomian serta pendidikan.
Page 27
13
D. Tinjauan (Review) Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah untuk mendapatkan gambaran hubungan topik yang
akan diteliti dengan peneliti sejenis yang pernah dilakukan oleh penelitian
sebelumnya sehingga tidak ada pengulangan yang tidak perlu. Uraian berikut
akan memaparkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, sehingga menjadi
jelas bagaimana penelitian ini penting dilakukan.
Table 1.1 Study Terdahulu
No Nama Peneliti,
Judul
Penelitian
Keterangan dan Isi
Penelitian
Perbedaan dengan
Penulis
1. Amelia
“Pemberdayan
n Masyarakat
Melalui
Pelatihan
Keterampilan
Teknisi
HandphoneDi
Institut
Skripsi ini membahas
tentang bagaimana
pemberdayaan masyarakat
melalui pelatihan teknisi
handphone di Institute
Kemandirian Dompet
Dhuafa dilaksanakan.
Kemudian bagaimana
pelatihan keterampilan
Sedangkan penelitian
skripsi ini membahas
mengenai “Pemberdayaan
Mustahik Zakat Melalui
Program PEKAN Pada
Yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa”. Penelitian ini
untuk mengetahui
bagaimana mekanisme
pemberdayaan mustahik
Page 28
14
Kemandirian
Dompet
Dhuafa”.Konse
ntrasi
Pengembangan
Masyarakat
Islam, Fakultas
Dakwah dan
Komunikasi,
UIN Jakarta,
Tahun 2009.
teknisi handphone di
Institut Kemandirian
Dompet Dhuafa dan
apakah memberikan
kontribusi kepada
semangat kemandirian
pada pelakunya.
zakat melalui program
PEKAN pada Yayasan
Griya Yatim & Dhuafa dan
bagaimana dampak
pemberdayaan mustahik
zakat terhadap peningkatan
keterampilan mustahik
pada Yayasan Griya Yatim
& Dhuafa. Metode yang
digunakan adalah dengan
menggunakan pendekatan
kualitatif. Dengan
pengumpulan data berupa
kepustakaan dan penelitian
lapangan.
2. Aceng
Taryana“Peran
an Zakat
Dalam
Pemberdayaan
Masyarakat
Melalui
Skripsi ini membahas
tentang membahas
mengenai pemberdayaan
masyarakat melalui
program ketahanan
pangan ubi. Tujuan
penelitian ini untuk
Sedangkan penelitian
skripsi ini membahas
mengenai “Pemberdayaan
Mustahik Zakat Melalui
Program PEKAN Pada
Yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa”. Penelitian ini
untuk mengetahui
Page 29
15
Program
Ketahanan
Pangan Ubi”.
(studi kasus
masyarakat
mandiri Dompet
Dhuafa di
Kabupaten
Kuningan Jawa
Barat).
Konsentrasi
Perbankan
Syariah,
Fakultas Syariah
dan Hukum,
UIN Jakarta,
Tahun 2011.
mengetahui mekanisme,
aplikasi dan sejauh mana
efektifitas penyaluran
dana zakat yang
dilakukan Masyarakat
Mandiri Dompet Dhuafa
dalam mengembangkan
program ketahan pangan
ubi. Metode yang
digunakan adalah
penelitian kualitatif
dengan mendapatkan data
atau informasi melalui
observasi, wawancara,
kamera dan dokumentasi.
bagaimana mekanisme
pemberdayaan mustahik
zakat melalui program
PEKAN pada Yayasan
Griya Yatim & Dhuafa dan
bagaimana dampak
pemberdayaan mustahik
zakat terhadap peningkatan
keterampilan mustahik
pada Yayasan Griya Yatim
& Dhuafa. Metode yang
digunakan adalah dengan
menggunakan pendekatan
kualitatif. Dengan
pengumpulan data berupa
kepustakaan dan penelitian
lapangan.
Page 30
16
3. Aditya
Ramadhan
“Analisa
Pemberdayaan
Zakat Dalam
Mensejahterak
an
Perekonomian
Mustahik”.(stu
di kasus pada
lembaga amil
zakat Sejahtera
Ummat Pondok
Aren-
Tanggerang).
Konsentrasi
Perbankan
Syariah,
Fakultas Syariah
dan Hukum,
UIN Jakarta,
Penelitian membahas
penyaluran dana zakat
melalui pemberdayaan
masyarakat . Tujuan
penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh dari
zakat dalam
mengingkatkan
kesejahteraan mustahik
dan seberapa besar tingkat
keberhasilan dari program
yang telah dilakukan oleh
Lembaga Amil Zakat
Sejahtera Ummat. Metode
yang digunakan adalah
penelitian kualitatif
dengan mendapatkan data
atau informasih melalui
observasi, wawancara dan
studi documenter.
Sedangkan penelitian
skripsi ini membahas
mengenai “Pemberdayaan
Mustahik Zakat Melalui
Program PEKAN Pada
Yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa”. Penelitian ini
untuk mengetahui
bagaimana mekanisme
pemberdayaan mustahik
zakat melalui program
PEKAN pada Yayasan
Griya Yatim & Dhuafa dan
bagaimana dampak
pemberdayaan mustahik
zakat terhadap peningkatan
keterampilan mustahik
pada Yayasan Griya Yatim
& Dhuafa. Metode yang
digunakan adalah dengan
menggunakan pendekatan
kualitatif. Dengan
pengumpulan data berupa
Page 31
17
Tahun 2013
kepustakaan dan penelitian
lapangan.
4.
Abdul Alim
“Pemberdayaa
n Ekonomi
Mustahik
Zakat
Perusahaan
Pada
Baitulmall
Muamalat”
Konsentrasi
Perbankan
Syariah,
Fakultas Syariah
dan Hukum,
Penelitian membahas
pemberdayaan ekonomi
mustahik dengan zakat
perusahaan.Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui
pendistribusian dan
pencapaian memberdayakan
ekonomi mustahik melalui
zakat perusahaa secara
produktif oleh Baitull
Muamalat selaku lembaga
zakat. Metode yang
digunakan adalah penelitian
kualitatif dengan
mendapatkan data atau
informasih melalui
Sedangkan penelitian
skripsi ini membahas
mengenai “Pemberdayaan
Mustahik Zakat Melalui
Program PEKAN Pada
Yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa”. Penelitian ini
untuk mengetahui
bagaimana mekanisme
pemberdayaan mustahik
zakat melalui program
PEKAN pada Yayasan
Griya Yatim & Dhuafa dan
bagaimana dampak
pemberdayaan mustahik
zakat terhadap peningkatan
Page 32
18
UIN Jakarta,
Tahun 2010.
.
wawancara dan studi
documenter.
keterampilan mustahik
pada Yayasan Griya Yatim
& Dhuafa. Metode yang
digunakan adalah dengan
menggunakan pendekatan
kualitatif. Dengan
pengumpulan data berupa
kepustakaan dan penelitian
lapangan.
Sementara itu, penelitian yang ingin penulis bahas yaitu tentang
“Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program PEKAN Pada Yayasan
Griya Yatim dan Dhuafa”. Dalam penelitian ini difokuskan mengenai Bagai
mana mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN pada
Yayasan Griya Yatim & Dhuafa dan Bagaimana dampak pemberdayaan
mustahik zakat terhadap peningkatan keterampilan mustahik pada Yayasan Griya
Yatim & Dhuafa dengan menggunakan metode Kualitatif dan pendekatan
Deskriptif.
Page 33
19
E. Kerangka Teori
Untuk memudahkan penulis dalam penyusunan skripsi, maka penulis perlu
menjelaskan beberapa istilah yang terkait dengan judul skripsi ini, diantaranya,
Yayasan Griya Yatim & Dhuafa, pendayagunaan dan pemberdayaan.
Yayasan Griya Yatim & Dhuafa sebagai sebuah organisasi sosial yang
fokus pada aspek sosial, GYD melakukan kegiatan pengumpulan,
pengadministrasian dan pendistribusian atau pendayagunaan zakat, infak
shadaqah.Dari hasil pengumpulan yang dilakukan oleh GYD, maka GYD
melakukan pembuatan program- program pemberdayaan dalam meningkatkan
kesejahteraan mustahik.
Pendayagunaanzakat, menurut Pedoman Pelaksanaan Zakat di DKI Jaya itu
ditentukan sebagai berikut :
1. Bersifat edukatif, produktif, agar penerima zakat pada suatu masa tidak
memerlukan zakat lagi dan diharapkan menjadi orang yang membayar
zakat.
2. Untuk fakir miskin, muallaf, dan ibnussabil, pembagian zakat itu
dititikberatkan pada pribadinya bukan pada lembaga hukum yang
mengurusnya. Kebijaksanaa ini dilakukan agar unsure pendidikan yang
dikandung dalam pembagian zakat itu lebih kentara dan terasa
Page 34
20
3. Bagi kelompok amil, gharimin, dan sabilillah, pembagian dititikberatkan
pada badan hukumny atau kepada lembaga yang mengurus atau melakukan
aktivitas-aktivitas keislaman. 17
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata Pemberdayaan diterjemahkan
sebagai upaya pendayagunaan, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil
yang memuaskan.
Kemudian istilah Pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas
horison pilihan bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan
potensial,pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini
berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah
yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pilihan-
pilihan.18
Sedangkan tujuannya pemberdayaan Masyarakat adalah terwujudnya
kemandirian masyarakat dalam berusaha dengan kelembagaan yang tangguh
sehingga masyarakat sejahtera.19
Dalam kegiatan program pemberdayaan PEKAN, Yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa melakukan pelatihan life skill seperti, yaitu Teknisi computer, HP,
sepeda motor, kursus menjahit, merangkai bunga dan lain-lain.
17
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, (Jakarta: Universitas
Indonesia (UI Press), 1988, cet.1), h,68-69 18
Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha,(Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005, cet. 1),h, 53-54 19
Tujuan Pemberdayaan Masyarkat, di akses pada tanggal 08 Desember 2014 dari
http://munabarakati.blogspot.com/2014/02/makalah-pemberdayaan-masyarakat-pesisir.htm
Page 35
21
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa pemberdayaan kepada Yatim dan
Dhuafa yang dikhususkan kepada remaja yang dilakukan Yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa sangat membantu bagi anak-anak Yatim dan Dhuafa setelah mereka
dewasa dalam menghadapi tantangan didunia pekerjaan nantinya.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
analisis deskriptif, yaitu pengumpulan data yang berupa kata-kata, gambaran
dan bukan angka-angka.20
Adapun data yang bersifat angka hanya dijadikan
sebagai data pelengkap penelitian.Data yang sudah dikumpulkan, diolah dan
dijelaskan sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Dengan demikian penelitian ini dapat memberikan gambaran sistematis
dan akurat mengenai fenomena yang diteliti. Penelitian analisis merupakan
penelitian yang ditujukan untuk meneliti secara terperinci suatu aktifitas atau
kejadian, dan hasil dari penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-
rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.
20
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2009), cet.kedua, h. 11
Page 36
22
2. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini digunakan dua metode pengambilan data, yaitu :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik
dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil
pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.21
Data yang
dipeoleh adalah data penerima pemberdayaan program PEKAN, data
penyaluran zakat dan data yang berhubungan dengan GRIYA YATIM &
DHUAFA.
b.Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain
misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. 22
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang
akan membantu pengetahuan dengan bantuan berupa buku- buku, majalah,
catatan, dokumen- dokumen atau website yang memang perlu diketahui si
peneliti.
21
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 42. 22
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 42.
Page 37
23
b. Penelitian Lapangan
Penelitian ini dilakukan langsung ke lapangan dengan mendatangi
kantor pusat Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yang terletak di Jl. Virgin
Island NA-7 De Latinos, BSD Rawa Buntu Kec. Serpong Tanggerang
Selatan. Serta langsung bertemu dengan sebagian penerima pemberdayaan
untuk melakukan wawancara dan observasi langsung. Dari hasil penelitian,
penulis mendapatkan data dengan cara berikut:
1) Dokumenter
Untuk melakukan penelitian ini dibutuhkan dokumen-dokumen GYD yang
berhubungan dengan program PEKAN, dan data penerimapemberdayaan
untuk dipelajari agar memudahkan penelitian.
2) Wawancara
Wawancara adalah Tanya jawab secara tatap muka yang dilakukan oleh
pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini peneliti melakukan tanya jawab
langsung kepada pihak pertama pelaksana program PEKAN GYD di kantor
pusat GYD. Sedangkan Pihak kedua penerima pemberdayaan.
3) Observasi
Observasi yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati langsung dan mencatat secara sistematis terhadap gejala-gejala
Page 38
24
yang diselidiki.23
Dalam hal ini penulis melakukan penelitian dengan cara
mengamati langsung di Griya Yatim & Dhuafa.
4. Pedoman Penulisan
Pedoman skripsi ini menggunakan buku “Pedoman Penulisan Skripsi
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, UIN Press, 2012”.
G. Sistematika Penulisan
Untuk keserasian dan ketertiban pembahasan serta untuk mempermudah
analisa materi dan penulisan skripsi ini, maka penulis menjelaskan dalam
sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang
dibagi dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai pembatasan masing-masing
yang akan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu sebagai
berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, tinjauan (review) kajian terdahulu, kerangka teori,
metode penelitian, sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan teori mengenai
pengertian Zakat, Infaq,Shadaqah beserta landasan hukumnya, fungsi
23
Cholid dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003, cet. 5), h. 70
Page 39
25
dan peran ZIS bagi masyarakat, pengertian pemberdayaan masyarakat,
tahap-tahap pemberdayaan masyarakat, proses pemberdayaan
masyarakat, indikator pemberdayaan masyarakat, tujuan
pemberdayaan masyarakat,pengertian keterampilan, jenis-jenis
keterampilan, pengertian mustahik zakat, standar mustahik zakat
BAB III: PENGELOLAAN ZAKAT PADA YAYASAN GRIYA YATIM &
DHUAFA
Dalam bab ini, penulis memuat tentang, sejarah dan perkembangan
Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa, Dasar Hukum Yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa, Penghimpunan Zakat, Pengelolaan Zakat,
Penyaluran Dana Zakat dan Program Pemberdayaan PEKAN Yayasan
Griya Yatim dan Dhuafa.
BABIV: PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN
MUSTAHIK ZAKAT
Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai ,
program PEKAN, Bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik
zakat melalui program PEKAN pada yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa, Bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap
peningkatan keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa. Dari data-data yang diperoleh dari penelitian hingga diketahui
hasilnya, yang kemudian dilakukan analisis terhadap hasil guna dan
mendapatkan kesimpulan.
Page 40
26
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab penutup ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang
dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini.
Page 41
27
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Zakat, Infaq dan Shadaqah
1. Pengertian Zakat
Zakat adalah isim masdar dari kata zaka-yazku-zakah.Oleh karena kata
dasar zakat adalah zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik, dan
bertambah. Dengan makna tersebut, orang yang telah mengelurkan zakat
diharapkan hati dan jiwanya akan menjadi besih,1 sebagaimana firman Allah
swt dalam surt al-ataubah: 103,
Artinya:
”ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.(Q.S At-Taubah:103)
Disamping itu, selain hati dan jiwanya bersih, kekayaannya akan bersih
pula. Dari ayat di atas tergambar bahwa zakat yang dikeluarkan para Muzakki
1 Fakhruddin,M.HI., Fiqih & Manajemen zakat di Indonesia, (Malang: UIN-Malang Press,
2008, cet.1), h.13-14
Page 42
28
dapat membersihkan dan mensucikan hati manusia, tidak lagi mempunyai
sifat yang tercela terhadap harta, seperti rakus dan kikir.
Wahbah Al-Zuhayly mengungkapkan beberapa pendapat ulama mazhab
tentang definisi Zakat:2
a. Menurut Mazhab Maliki, zakat adalah mengeluarkan sebagian yang
khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nisab (batas
kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak
menerimanya (mustahiq)-nya jika harta kepemilikan itu penuh dan
mencapai haul (setahun), bukan barang tambang dan bukan pertanian.
b. Menurut Mazhab Hanafi, zakat adalah menjadikan sebagian harta yang
khusus dari harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus, yang
ditentukan oleh syari‟at karena Allah swt. Dikeluarkan hanya untuk
mengharapkan ridha Allah SWT semata.
c. Menurut Mazhab Syafi‟i, zakat adalah sebuah ungkapan untuk keluarnya
harta atau tubuh sesuai cara khusus.
d. Sedangkan Menurut Mazhab Hanbali, zakat adalah hak yang wajib
(dikeluarkan) dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.
2 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat: Kajian Berbagai Mazhab, Penerjemah Agus Efendi, dkk
(Bandung: Remaja Rosada,2008) h.83
Page 43
29
Dari keempat pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa zakat
suatu kewajiban yang ditentukan terhadap harta tertentu dalam waktu tertentu
dan batasan tertentu yang diberikan kepada orang-orang tertentu.
Didin Hafidhuddin mengutip Majma’ al-Lughah al-Arabiyyah, al-
Mu’jam al-Wasith bahwa ditunjukan dari segi bahasa, kata zakat mempunyai
beberapa arti, yaitu al-barakah (keberkahan), al-nama (petumbuhan dan
perkembangan), al-thaharah (kesucian), dan al-shalah (keberesan).3
2. Pengertian Infaq
Dijelaskan dalam surat Ali-Imran ayat 134:
Artinya:
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan”.(Q.S Ali Imran:134)
3Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,
2004), h.7
Page 44
30
Jika zakat diberikan kepada mustahik tertentu maka infak boleh
diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orang tua, kerabat,
tetangga dan lain sebagainya.4 Hal ini dijelaskan dalam firman Allah surat
Al-Baqarah ayat 215:
Artinya:
“mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa
saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak,
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang
sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka
Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya”.(Q.S Al-Baqarah:215)
3. Pengertian Shadaqah
Sedekah secara semantik lafal “shadaqah” berasal dari “shadaqa” yang
bermakna benar, atau lawan berdusta. Kemudian lafal tersebut digunakan
sebagai sebua tern dalam syari‟ah islam, yang mengungkapkan “harta yang
dikeluarkan setiap manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah”. Dan
digunakan lafal tersebut untuk kepentingan ungkapan makna di atas, karena
mengeluarkan harta untuk kepentingan taqarrub kepada Allah merupakan
4Didin Hafiduddin, Panduan Praktis Tentang Zakat Infak Sedekah, (Jakarta: PT.Gema
Insani press, 1998), h. 14-15
Page 45
31
suatu sikap dan perbuatan benar untuk dilakukan setiap muslim, dalam upaya
membangun citra keislaman dan ketaqwaannya.5
Kemudian sedekah adalah pemberian sukarela yang dilkukan oleh
seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin, setiap
kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun
waktunya. Lembaga sedekah sangat digalakan oleh ajaran islam untuk
menanamkan jiwa sosial dan mengurangi penderitaan orang lain. Sedekah
tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja, tetapi juga dapat
berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyuman yang
dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain, terutama dalam
kategori sedekah.6Banyak ayat al-Qur‟an yang berhubungan dengan sedekah
di antaranya salah satunya:
Artinya:
“Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah dan Allah tidak
menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
dosa”.(Q.S Al-Baqarah:276)
5 Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan
Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 5-6 6 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI-Press,
cet.pertama 1988), h.23
Page 46
32
B. Landasan Hukum Zakat, Infak dan Shadaqah
1. Landasan Hukum Zakat
Zakat diwajibkan di Madinah pada bulan Syawal tahun kedua
Hijriyah.Pewajibnya terjadi setelah pewajiban puasa bulan Ramadhan dan
zakat fitrah.Tetapi, zakat tidak diwajibkan atas para Nabi.Pendapat yang
terakhir ini disepakati para ulama karena zakat dimaksudkan sebagai
penyucian untuk orang-orang yang berdosa, sedangkan para Nabi terbebas
dari hal demikian.Lagi pula, mereka mengemban titipan-titipan Allah swt dan
disamping itu pula mereka tidak memiliki harta dan tidak diwarisi.
Dalam Al-Qur‟an, zakat digandengkan dengan kata “Shalat” dalam
delapan puluh dua tempat. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya memiliki
keterkaitan yang sangat erat. Zakat diwajibkan dalam Al-Qur‟an, sunnah dan
ijma‟ulama.7
a) Adapun dasar hukum kewajiban zakat diantaranya dalam surat Al-
Baqarah:43:
Artinya:
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang rukuk”.(Qs. Al-Baqarah: 43)
7 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat: Kajian Berbagai Mazhab, Penerjemah Agus Efendi, dkk
(Bandung: Remaja Rosada,2008) h.89
Page 47
33
b) Dalil Sunnah
Dalam hadits Rasulullah SAW disebutkan antara lain: yaitu dalam
hadits riwayat Ibnu Umar ra. Rasulullah SAW bersabda:
عل يو وسلن: بني االسالم عور رضي هللا عنهوا قال رسىل هللا صل هللا عل عي ابي
لصالة وايتاء الزكاة هللا, وأقام اذا رسىل خوس: شهادة اى ال الو اال هللا وأى هحو
والحج وصىم رهضاى )روه البخاري(8
“Dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda: Islam dibangun di atas lima
perkara. Mengakui bahwasanya tiada Tuhan selain Allah dan mengakui
bahwasanya Muhammad Rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
melaksanakan haji, dan puasa di bulan Ramadhan. (Riwayat Imam Al-
Bukhori 2:2)
c) Ijma‟ Ulama‟
Para ulama baik salaf (klasik) maupun khalaf (kontemporer) telah
sepakat tentang adanya kewajiban zakat dan merupakan salah satu rukun
Islam serta menghukumi kafir bagi yang mengingkari kewajibannya.9
2. Landasan Hukum Infaq
Bahwa Allah mengemukakan anjurannya kepada umat islam agar
membangun citra keislaman dan ketaqwaannya melalui amal harta, yakni
menginfakkan sebagian dari yang dimiliki dan disukainya dalam jalur-jalur
8 Al-Imam al Hafidz ibnu Hajra al-Asqalani, Fathul Al- Bahari, Penerjemah: Team Azzam.
Amiruddin, Lc (Jakarta : Pustaka „Azzam, 2004), h 57 9 Fakhruddin, Fiqh & Manajemen Zakat di Indonesia.( Malang: UIN Malang Press, 2008)
h.23
Page 48
34
yang diperintahkan, yakni sabilillah, fakir dan miskin sera jalur-jalur lainya.10
Kemudian Infak hukumnya sunat dan dianjurkan Allah melalui firmanya
dalam surat Ali-Imran ayat 92:
Artinya:
”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja
yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (Q.S Al-
Imran:92)
3. Landasan Hukum Shadaqah
Hukum dan ketentuan shadaqah dalam hal ini sama dengan ketentuan
infak. Hanya saja kalau infak berkaitan dengan materi, sedangkan shadaqah
memiliki arti yang lebih luas, termasuk pemberian yang sifatnya non materi,
seperti memberikan jasa, mengajarkan ilmu pengetahuan, mendo‟akan orang
lain dan sebagainya juga masuk dalam kategori shadaqah.11
Dijelaskan dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 261:
10
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan
Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 10 11
Hadi Wahyudi, Optimalisai Pendayagunaan ZIS Bidang Kesehatan Pada LAZ PKPU
(Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional PKPU),”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013)
Page 49
35
Artinya:
“perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allahmelipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.danAllah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha mengetahui”. (Q.S Al-Baqarah:261)
C. Tujuan dan Hikmah ZIS bagi Masyarakat
Tujuan disyariatkanya ibadah zakat yaitu, membangun kemaslahatan hidup
orang yang membayar zakat itu sendiri, serta membangun kemaslahatan orang
yang menerima zakat. Orang yang membayara zakat akan semakin kuat
akumulasi pahalanya, dan akan semakin mempunyai rasa aman dalam
lingkungan sosialnya. Sedangkan orang yang menerima zakat, akan terbantu
dalam menyelesaikan berbagai problema kehidupannya yang terus dililit
berbagai kesulitan ekonomi. Dengan zakat, di samping terbantu untuk memenuhi
kebutuhan konsumtifnya, juga akan terbantu dalam meningkatkan taraf hidup
mereka, dengan menjadikan harta zakat sebagai modal usaha produktif.
Demikian pula dengan tujuan infak/sedekah.12
12
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan
Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 13
Page 50
36
Inilah tujuan syar‟I dari penetapan zakat sebagai salah satu kewajiban
dalam syari‟ah islam, serta penetapan infak/sedekah sebagai salah satu perbuatan
baik yang sangat dianjurkan dalam syaria‟ah islam. Sedangkan hikmah-
hikmahnya:
1. Dengan zakat dan infak/sedekah seseorang akan terpelihara dirinya dari
berbagai perbuatan dosa, karena harta adalah cobaan. Berbagai perbuatan
maksiat justru lahir dari harta. Orang yang memiliki kelebihan harta, akan
muncul sikap hedinisme yang merupakan kecendrungan natural dari
susunan biologisnya sebagai manusia. Sikap hedonis inilah yang
merupakan pangkal berbagai perbuatan maksiat.
2. Denagn zakat dan infak/sedekah orang-orang fakir miskin, khusunya fakir
miskin potensial, bisa terangkat derajat kehidupanya, dan bias terbebas dari
jerat-jerat kemiskinan, dengan memberikan zakat sebagai modal usaha
mereka.
3. Dengan zakat dan infak/sedekah seseorang juga bias membina sikap
kepribadian hidupnya untuk menjadi orang-orang humanis yang memiliki
kepedulian terhadap kesulitan kehidupan orang lain. Dia akan menjadi
orang-orang pemurah dan pengasih, dan terjauh dari sikap kikir yang tidak
disukai oleh masyarakat lemah. Jika mereka menjadi orang baik, maka
akan dicintai oleh masyarakat kecil, dan kian kecil ancaman-ancaman
kekerasan sosialnya yang timbul akibat kesenjangan kaya-miskin.
Page 51
37
4. Dengan zakat dan infak/sedekah juga, seseorang dapat memperlihatkan
sikap syukur terhadap nikmat-nikmat dan karunia Allah yang telah
diterimanya. Dan Allah menjamin orang yang pandai mensyukuri nikmat
yang telah diterimanya serta akan memperoleh nikmat yang jauh lebih
besar dari pada yang dikeluarkan. 13
Jadi zakat, infaq dan shadaqah mempunyai landasan hukumnya. Zakat
yang di wajibkan menurut dalil Al-Quransunah dan ijma ulama. Kemudian
infaq dan shadaqah juga begitu dalam Al Qur‟an banyak di sebutkan dalil
yang memerintahkanya.
D. Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu konsep dalam upaya
menjadikan adanya kekuatan atau kekuasaan (power) pada seseorang/individu
atau kelompok.Pemberdayaan berhubungan dengan upaya untuk merubah
kemampuan seseorang, keluarga, atau kelompok dari keadaan tidak memiliki
kemampuan/kekuatan/keberdayaan menuju keadaan yang lebih baik.14
Menurut Habiyullah Jabbar pemberdayaan merupakan proses kerja sama
antara pihak yang memberdayakan dan pihak yang diberdayakan. Keduanya
13
Ibid, h. 13-14 14
Dr.N.Oneng Nurul Bariyah, M.Ag, Total Quality Managemen Zakat Prinsip dan Praktek
Pemberdayaan Ekonomi, (Ciputat: Wahana Kardofa FAI UMJ, cet. Pertama Maret 2012), h.223
Page 52
38
merupakan suatu-kesatuan yang integral untuk mewujudkan kesejahteraan dan
kemandirian. Kerja sama ini lazim dalam bentuk program yang dikelola
bersama oleh semua pihak yang terjadi dari: pihak pemerintah, swasta, dan
Masyarakat.15
Menurut Gunawan Sumadiningrat pemberdayaan diarah guna
meningkatkan ekonomi masyarakat secara produktif sehingga mampu
menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih
besar.Upaya peningkatan kemampuan untuk menghasilkan niai tambah paling
tidak harus ada perbaikan akses terhadap empat hal.Yaitu akses terhadap
sumberdaya, akses terhadap teknologi, akses terhadap permintaan.16
Pemberdayaan juga adalah suatu proses dan tujuan. Sebagai proses
pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau
keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu
yang mengalami masalah kemiskinan. Pemberdayaan sebagai suatu proses
merupakan suatu yang berkesinambungan dimana komunitas atau kelompok
masih ingin melakukan perubahan serta perbaikan dan tidak hanya terpaku
pada suatu program saja. Sedangkan sebagai tujuan, maka pemberdayaan
menunjukan pada keberadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah
perubahan sosial yaitu masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan
15
Habiullah Jabbar, (ed). Keadilan, Pemberdayaan, dan Penanggulangan Kemiskinan,
(Jakarta: Balntika, Cet. Pertama, 2004), h.99 16
Erna erawati cholitim dan Juni Tamrin, Pemberdayaan dan Refleksi Finansial Usaha
Kecil di Indonesia, (Bandung: Yayasan Akita, 1997), h.238
Page 53
39
atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi hidupnya
baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan
diri, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan
tigas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan sering kali
digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah
proses.17
Adapun pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat mempunyai cirri-
ciri atau unsur-unsur pokok sebagai berikut:
a. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai
b. Mempunyai wadah yang terorganisir
c. Aktivitas yang dilakukan terencana, berlanjut, serta harus sesuai dengan
kebutuhan dan sumber daya setempat.
d. Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari berbagai aspek yang terkait
e. Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap-tahap
pemberdayaan18
Kemudian upaya untuk memberdayakan masyarakat dapat dilakukan
dengan cara, yaitu:
17
Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005), h.59-60 18
Lili Bariadi, Muhamad Zen, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005), h.47
Page 54
40
a. Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk berwiraswasta, bergelut
dalam aspek ekonomi, bertindak dengan merancang munculnya diskusi
tentang apa yang menjadi masalah dalam masyarakat.
b. Memberikan informasi tentang pengalaman kelompok lain yang telah
sukses dan sejahtera.
c. Membantu masyarakat utuk membuat analisis situasi usaha yang
prospektif secara sistematik tentang hakekat dan penyebab dari masalah
berbisnis.
d. Menghubungkan masyarakat dengan sumber yang dapat dimanfaatkan19
2. Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat
Dalam pemberdayaan tidak langsung tebentuk atau terjadi secara
langsung maupun tiba-tiba, tetapi melalui beberapa proses tahapan yakni:
a. Tahapan persiapan
Tahapan ini meliputi penyiapan petugas (community development),
dimana tujuan utama ini adalah untuk menyamakan persepsi antar
anggota agen perubah mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam
melakukan pengembangan masyarakat. Sedangkan pada tahap penyiapan
lapangan, petugas melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan
dijadikan sasaran. Pada tahap inilah terjadi kontak dan kontrak awal
dengan kelompok sasaran.
19
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial
(Jakarta: UI-Press, 2003), h.237 -238
Page 55
41
b. Tahap Assessment
Proses assessment yang dilakukan disini adalah dengan mengidentifikasi
masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga sumber daya manusia yang
dimiliki klien. Dalam proses penilaian ini dapat pula digunakan teknik
SWOT, dengan melihat kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman.
c. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan
Pada tahap ini agen perubah (agen of change) secara partisifatif mencoba
melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan
bagaimana cara mengatasinya.
d. Tahapan Pemformulasikan Rencana Aksi
Pada tahap ini agen membantu masing-masing kelompok untuk
merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang akan
mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
e. Tahap Pelaksanaan (Implementasi) Program
Tahap pelaksaan ini merupakan salah satu tahap yang paling krusial
(penting) dalam proses pengembangan masyarakat, karena sesuatau yang
sudah direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksaan
dilapangan bila tidak ada kerja sama antar warga.
f. Tahap Evaluasi
Tahap ini sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap
program yag sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaiknya
dilakuan dengan melibatkan warga.
Page 56
42
g. Tahap Terminasi
Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan
komunitas sasaran.Terminasi dilakukan seringkali bukan karena
masyarakat sudah dapat dianggap mandiri. Tetapi tidak jarang terjadi
karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melibihi jangka waktu
yang ditetapkan sebelumnya, atau karena sudah melibihi jangka waktu
yang ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai dan tidak
ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan.20
3. Proses Pemberdyaan Masyarakat
Pemberdayaan sebagai suatu proses merupakan sesuatau yang
berkesinambungan dimana komunitas atau kelompok masih ingin melakukan
perubahan serta perbikan dan tidak hanya terpaku pada satu program
saja.21Proses pemberdayaan masyarakat terdiri dari lima tahap:
1. Menghadirkan kembali pengalaman yang dapat memberdaya guna dan
tidak memberdayakan.
2. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan tidak
pemberdayaan.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Mengidentifikasi basis daya yang bermakna.
20
Amelia, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
Di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa”(Skripsi SI Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009) 21
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran Dalam Kesejahteraan Sosial (Jakarta:
Penerbit Fakultas Ekonomi UI, seri II 2002), h.173
Page 57
43
5. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikan.22
4. Indikatr Pemberdayaan Masyarakat
Indikator keberhasilan pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah proses
sering kali diambil dari tujuan sebuah pemberdayaan yang menunjukan
kepada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial,
yaitu: masyarakat miskin yang berdaya memiliki kekuasaan atau memiliki
pengetahuan dan kemampuan memenuhi kebutuhan baik yang bersifat fisik,
ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, maupun
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencarian, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan.23
sedangkan indikator keberhasilan program yang dipakai untuk mengukur
pelaksanaan program-program dari sebuah pemberdayaan masyarakat adalah
sebagai berikut:24
a. Berkurangya penduduk miskin
b. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh
penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
c. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan
kesejahteraan keluarga miskin dilingkunganya.
22
Nanich Machendra dan Agus Ahmad Syafe‟I, pengembangan Masyarakat Islam
(Bandung: Rosdakarya, cet.pertama 2001), h.25 23
Achmad Subianto, Ringkasan dan Bagaimana Membayar Zakat, (Yayasan Bermula Dari
Kanan: Jakarta, 2004), h.40. 24
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengamat Sosial,
(Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 1999), h.29.
Page 58
44
d. Meningkatkan kemandirian kelompok yang ditandai dengan semakin
berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, semakin kuatnya
permodalan kelompok, semakin rapih sistem administrasi kelompok, serta
semakin luasnya interaksi kelompok dengan kelompok lain didalam
masyarakat.
e. Meningkatkan kepastian masyarakat dan pemerataan pendapatan yang oleh
peningkatan pendapatan keluarga miskin yang mampu memenuhi
kebutuhan pokok dan kebutuhan sosial dasarnya.
5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan Pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat,
khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena
kondisi internal (misalnya persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi
eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil).25
Kemudian Tujuan pemberdayaan juga adalah mendirikan manusia atau
membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah yang lebih baik secara
berkesinambungan.Oleh karenanya, pemberdayaan atau pengembangan
masyarakat adalah upaya untuk memperluas pilihan bagi masyarakat.Ini
berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya.Untuk itu setiap pemberdayaan diarahkan untuk
25
Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005), h.60
Page 59
45
peningkatan martabat manusia sehingga menjadikan masyarakat maju dalam
berbagai aspek.26
Namun, pemberdayaan duafa yang berbasiskan zakat infaq shadaqah
memiliki tujuan lebih luas bukan sekedar aspek materi melainkan ada tujuan
lain, sebagai berikut:
1. Memperteguh Keimanan
Memperkuat keimanan merupakan landasan utama dari pendayagunaan
zakat bukan hanya pembangunan apek ekonomi.Pembangunan sumber
daya manusia (human resource) memiliki pengaruh yang sangat penting
terhadap pembangunan berbagai aspek. Karena, kekuatan sumber daya
manusia akan memberikan motivasi kuat bagi seseorang untuk berusaha
atau meningkatkan kehidapan dalam segala aspek. Nilai keimanan berupa
sifat sabar, tawakal dan keinginan kuat untuk berusaha merupakan energy
yang mampu membangkitkan semangat kaum dhuafa.
2. Meningkatkan Kualitas Hidup yang terdiri dari aspek ekonomi sehingga
keluar dari perangkap kemiskinan (pover trap). Begitu pula aspek
kesehatan agar menjadi manusia yang sehat dan kuat terhindar dari
berbagai penyakit. Tak kalah penting dari aspek ekonomi dan kesehatan
yaitu bidang pendidikan. Dengan keunggulan dalam pendidikan dapat
26
Deden Fajar Badruzzaman, Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri Di Pondok
Pesantren (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung, Bogor),”(Skripsi SI
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009)
Page 60
46
melahirkan manusia yang unggul keluar dari ketertinggalan dan
kebodohan.
3. Menumbuhkan jiwa enterprenuership agar dapat mandiri
Kemandirian merupakan sesuatu yang sangat penting, bahkan lebih bernilai
dari materi. Menumbuhkan kemandirian berwirausaha dalam jiwa
seseorang untuk akan lebih mendorong keberhsilan sehingga tercapai
tujuan yang dicita-citakan. Hal demikian menjadi prinsip dalam
pemberdayaan ekonomi masyarakat.
E. Keterampilan
1. Pengertian Keterampilan
Menurut Kamus Besar Indonesia, Keterampilan berasal dari kata
terampil yang berarti kecakapan dalam menyelesaikan tugas.27
Menurut W.
Gulo keterampilan tidak mungkin berkembang kalau tidak didukung oleh
sikap, kemauan dan pengetahuan.Manusia merupakan pribadi yang unik,
dimana aspek rohaniah, mental intelektual dan fisik merupakan satuan
kesatuan yang utuh.28
Keterampilan sangat erat kaitanya dengan sumber daya manusia. The
Liang Gie mengemukakan pengertian keterampilan sebagai berikut:
27
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2007), Cet Ke-4 Ed. Ke-3, h. 1180. 28
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grafindo, 2002), h. 51.
Page 61
47
keterampilan adalah kegiatan menguasai sesuatu keterampilan dengan
tambahan bahwa mempelajari keterampilan harus dibarengi dengan kegiatan
praktik, berlatih, dan mengulang-ulang suatu kerja. Seseorang yang
memahami semua asas, metode pengetahuan dan teori dan mampu
melaksanakan praktis adalah orang yang memiliki keterampilan.29
Menurut Littre didalam buku Maurice Duvenger, bahwa pengertian
keterampilan adalah sebagai proses kolektif dari suatu kemahiran atau
manufaktur khusus.30
Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa pendidikan ketarmpilan
merupakan upaya atau usaha untuk meningkatkan pengetahuan dalam hal
keterampilan kemudian sikap dan kemampuan dengan tujuan peserta dapat
belajar hidup mandiri dalam melaksanakan
1. Jenis-Jenis Keterampilan
Mengenai keterampilan menurut Sardiman A.M dalam Ari Kurniawan
ada dua jenis keterampilan umumnya meliputi:
a. Keterampilan Jasmani, yaitu keterampilan yang dapat dilihat dan
diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampian gerak atau
penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar.
29
Drs. Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektifitas Organisasi:
Kajian Penyelenggaraan Pemerintah Desa (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008), h. 70. 30
Maurice Duvenger, Sosiologi Politik, Penerjemah Daniel Dhakide (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007), h. 79.
Page 62
48
b. Keterampilan Rohani, yaitu keterampilan yang menyangkut persoalan-
persoalan penghayatan, keterampilan berfikir serta kreatifitas untuk
menyelesaikan dan merumuskan masalah atau konsep.31
F. Mustahik zakat
1. Pengertian Mustahik Zakat
Mustahik zakat ialah orang-orang yang berhak menrima zakat. Pada
ayat 60 surat Al-Taubah, dijelaskan kelompok-kelompok yang berhak
menerima zakat, yaitu Allah SWT berfirman:
Artinya:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk
31
Ari Kurniawan, Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui
Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan Koja Jakarta Utara, (Skripsi
SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KOmunikasi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2010), h. 53.
Page 63
49
jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana”.(Q.S At-Taubah:60)
Seperti yang tertera dalam Al-qur‟an surat at-taubah ayat 60 mustahik
zakat terbagi menjadi delapan golongan, yang berhak atas hasil zakat terbagi
menjadi dua bagian, diantaranya:
a. Golongan yang mengambil hak zakat untuk memenuhi kebutuhan
mereka, seperti: fakir, miskin, hamba sahaya dan ibnu sabil.
b. Golongan yang mengambilhak zakat untuk memanfaatkan harta
tersebut, seperti pegawai zakat (amil), muallaf, orangyang mempunyai
banyak hutang untuk kepentingan yang berpiutang dan orang yang
berperang di jalan allah.32
2. Standar Mustahik Zakat
Orang-orang yang berhak menerima zakat ditentukan dalam Al-Qur‟an
surat At-Taubah ayat 60, dari ayat tersebut sudah ditetapkan bahwa mustahik
zakat dibagi menjadi delapan ashnaf, kedelapan golongan tersebut adalah:
1. Fakir
Orang fakir adalah orang yang sangat miskin dan hidupnya menderita,
tidak memiliki apa-apa untuk hidup atau orang-orang yang sehat dan
32
Dr. Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba‟ly,ekonomi zakat, (Jakarta:Pt Raja Grafindo Persada
2006), h.68
Page 64
50
jujur tetapi tidak mempunyai pekerjaan sehingga tidak mempunyai
penghasilan.
2. Miskin
Orang miskin adalah orang yang mempunyai mata pencarian atau
berpengasilan tetap, tetapi penghasilanya belum mencukupi standar
hidup bagi diri dan keluarganya.Orang miskin disebut juga orang yang
memiliki pekerjaan, tetapi penghasilnya tidak dapat dipakai untuk
memenuhi hajat hidupnya.Orang fakir, menurut mazhab Syafi‟I dan
Hambali, lebih sengsara dibandingkan orang miskin.Orang fakir ialah
orang yang tidak memiliki harta benda dan tidak memiliki pekerjaan
atau dia memiliki sesuatu dan juga bekerja, tetapi pengahasilanya tidak
melebihi dari pada setengah keperluanya sendiri dan orang-orang yang
berada dibawah tanggung jawabnya.33
3. Amil
Amil (pengelola) zakat adalah, orang-orang yang mengurus pelaksanaan
zakat, memilih-milih, meneliti orang-orang yang membutuhkan,
kemudian membagi-bagikannya kepada orang yang berhak
menerimanya..Menurut pendapat Abu Hanifah dan Imam Malik, mereka
diberikan haknya sesuai dengan pekerjaan dan dicukupi kebutuhan-
kebutuhnya secara makruf, seperti halnya hakim, jaksa dan
pejabat.Sedangkan Menurut Imam Syafi‟I, mereka mendapat
33
Rahman Al-Zahrul, Dokrin Ekonomi Islam, (Jakarta: Dana Bakti Wakaf, 1995), h. 295
Page 65
51
seperdelapan. Oleh karenya kerja pengurus zakat mendapat imbalan
yang sudah maklum atas pekerjaan yang dilakukan amil da;am
kedudukanya sebagai pekerja, maka ia berhak mengambil imbalan
meskipun dia orang kaya, memiliki harta satu nisab.34
4. Mu‟allaf
Yang temasuk dalam kelompok ini antra lain orang-orang yang lemah
niatnya untuk masuk islam, mereka diberikan bagian dari zakat agar niat
mereka masuk islam menjadi kuat dan kelompok ini diharapkan
kecendrungan hati dan keyakinany untuk beriman kepada Allah SWT.
Mencegah agar mereka tidak berbuat jahat bahkan diharapkan mereka
akan mereka akan membela atau menolong kaum muslimin sehingga
orang-orang yang baru memeluk islam yang mungkin kehilangan
hartanya sangat terbantu untuk keperluan peningkatan keimanan dan
kehidupannya.
5. Riqab
Riqab artinya mengeluarkan zakat untuk memerdekakan budak sehingga
terbebas dari dunia perbudakan.35Tetapi perbudakan dalamdalam bentuk
34
Prof. Muhammad Abu Zahrah, Zakat Dalam Perspektif Sosial, (Jakarta: PT. Pustaka
Fir,daus, 1995) h.151-152 35
Wahbah Al-Zahayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, terjemah oleh Agus Efendi dan
Bahruddin Fannany, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), h. 285
Page 66
52
lain masih banyak. Misalnya, masyarakat Islam yang tertindas baik oleh
penjajahan atau dominasi golongan lain.36
6. Gharim
Gharimin adalah orang-orang yang berhutang dalam kebaikan dan
mengalami kesukaran pengembalian hutangnya itu, sehingga perlu
dibantu untuk meringankan beban pembayaran hutangnya itu, baik
berhutang karena dirinya sendiri, maupun karena perbuatan orang lain.
Jika seseorang berhutang karena perbuatan dirinya sendiri, harus diberi
bagian dari zakat jika fakir. Tapi jika hutang karena perbuatan orang
lain, dia berhak menerima zakat, walaupun dia dalam keadaan kaya.
Demikian pandangan ulama Syafi‟iyah.Sedangkan para ulam Hanafiyah
berpendapat, bahwa seseorang yang punya hutang dan tidak memiliki
cukup uang untuk membayarnya.Termasuk gharim yang wajib dibantu
dengan zakat.Demikian pula menurut ulama Malikiyah dengan
pembatasan bahwa hutangnya itu bukan sebagai akibat dari perbuatan
maksiat.
7. Sabilillah
Sabilillah pada awalnya bermakna biaya perang dijalan Allah, karena
dakwah ke Islaman pada zaman permulaan lahirnya Islam itu senantiasa
diikuti dengan peperangan.Akan tetapi, kini dakwah tersebut sudah
berkembang modus dan pendekatanya, sehingga makna sabilillah
36
A. Nawawi Rambe, Fiqh Islam, (Jakarta: PT. AKA, 1994), h.221
Page 67
53
berkembang terus.Namun yang paling pokok dari makna sabilillah adalah
perjuangan menegakkan agama Allah.37
8. Ibnu Sabil
Orang-orang yang sedang melakukan perjalanan adalah orang-orang yang
berpegian (musafir) untuk melaksanakan suatu hal yang baik tidak
termasuk maksiat.38Syarat-syarat Ibnu Sabil yang berhak menerima zakat
adalah:
a. Dalam keadaan membutuhkan
b. Perjalanya bukan perjalanan maksiat
c. Pada saat membutuhkan tidak ada orang yang memberi pinjaman.
37
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan
Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 60 38
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, terjemah oleh Agus Efendi dan
Bahruddin Fannany, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), h. 289
Page 68
54
BAB III
PENGELOLAAN ZAKAT PADA YAYASAN
GRIYA YATIM DAN DHUAFA
A. Sejarah Perkembangan dan Dasar Hukum Yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa
Berawal dari rasa galau pada saat tahun 2009 beberapa founding father
yayasan GYD melihat kondisi anak-anak yang terpaksa putus sekolah atau tidak
sekolah sama sekali karena harus bekerja untuk menyambung hidupnya di daerah
kampung Dadap, pemukiman kumuh persis ditengah-tengah megahnya
perumahan Bumi Serpong Damai. Setelah beberapa kali mengadakan
pertemuan, dibentuklah lembaga sosial yang concern pada masalah sosial
khususnya anak-anak.Dengan menempati sebuah rumah di Jl. Magnolia 1 Sektor
1.2 BSD yang digunakan juga sebagai asrama yatim dan dhuafa terbentuklah
organisasi sosial yang bernama Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
Pada saat awal berdirinya, GYD dengan 6 orang karyawan menampung 9
orang anak yang tinggal diasrama dan membina sekitar 15-an anak yang
semuanya berasal dari kampung Dadap. Karena dukungan masyarakat yang terus
meluas mendorong dilakukannya pengelolaan organisasi ini lebih baik dirintislah
program beasiswa pendidikan yatim dan dhuafa, santunan kesehatan, layanan
donasi barang layak pakai dan lain-lain.
Page 69
55
Animo masyarakat pada perlunya organisasi kemanusiaan ternyata cukup
besar.Masyarakat memandang penting misi sosial ini diteruskan bahkan untuk
kiprah yang lebih luas.Hanya berselang beberapa bulan, tepatnya bulan Agustus
2009 asrama kedua di Jl. Elang Raya – Bintaro Jaya dibuka.Pada akhir tahun
2009 GYD telah membina lebih dari 100 anak asuh.
kemudian di tahun 2010 Pertumbuhan asrama meningkat. Kantor
pelayanan dibuka didaerah Bintaro.Ekspansi mulai melebar ke Jakarta
dan Bekasi dengan dibukanya asrama ketiga di Cibubur – Jakarta Timur dan
asrama keempat di Kranggan – Bekasi.Dimulainya pembangunan sistem
Teknologi Informasi untuk peningkatan mutu pelayanan. Hampir seluruh kantor
cabang telah tersambung secara online. Website www.griyayatim.com dirilis dan
disempurnakan, menggantikan alamat situs sebelumnya di www.griyayatim.org.
Menjelang akhir tahun 2010, regenerasi puncak pimpinan diestafetkan dari
Adi Prabowo beralih ke Haryono.Babak sejarah baru dimulai.GYD melakukan
serangkaian adaptasi dan perubahan terkait visi, misi dan value yang menjadi
budaya di GYD.Pembelajaran untuk menjadi organisasi yang amanah dan
profesional terus dilakukan, salah satunya dengan penguatan program-program
peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan, training, seminar
dan lain-lain.
Page 70
56
Pada akhir tahun 2010 GYD membina lebih dari 800 binaan yang terdiri
dari anak yatim dan dhuafa, janda dan lansia serta mengasuh 50an anak yang
tinggal diseluruh asrama yatim dan dhuafanya.
masuk di tahun 2011 Implementasi program GYD mulai difokuskan hingga
mengerucut pada enam induk yaitu Pendidikan, Sosial, Pemberdayaan,
Kemanusiaan, Lingkungan dan Wakaf. Daerah yang ada disekitar asrama GYD
difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi dibidang pendidikan, sosial,
kesehatan, pelatihan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi secara
terpadu.Dengan bantuan koordinator mustahik sebagai pendamping, KBA
(Komunitas berbasis asrama) menjadi pusat penyaluran program sehingga lebih
terukur dan terkontrol.
Pada peringatan Milad kedua tanggal 9 Juni 2011, Griya Yatim dan
Dhuafa melaunching logo dan identitas barunya menggantikan logo
sebelumnya.“Dengan keyakinan kuat untuk bisa memberikan manfaat yang
semakin besar, GYD berdaya upaya untuk menjadi organisasi terdepan di
indonesia yang dapat menghantarkan anak yatim dan dhuafa meraih masa
depannya yang lebih baik.”
Pada tahun 2012 Atas inovasi yang dilakukan dalam pola mengasuh dan
memberdayakan anak yatim dan dhuafa, GYD mendapat pengakuan dari
Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai lembaga sosial pertama di dunia yang
Page 71
57
menggunakan kartu ATM dalam menyalurkan bantuan kepada penerima
manfaat-nya.
Sebagai lembaga yang mengusung misi amanah dan profesional, atas
inisiatif sendiri GYD juga telah diaudit oleh institusi akuntan publik dan pada
audit perdananya ini GYD berhasil memperoleh predikat “Wajar Tanpa
Pengecualian”.
Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa bertekad agar ditahun ini keberadaan
GYD dapat dirasakan oleh semakin banyak orang Indonesia termasuk dengan
pembukaan jaringan atau asrama dan kantor pelayanan di 10 propinsi. “Dengan
keyakinan kuat untuk bisa memberikan manfaat yang semakin besar, GYD
berdaya upaya untuk menjadi organisasi terdepan di indonesia yang dapat
menghantarkan anak yatim dan dhuafa meraih masa depannya yang lebih baik.” 1
1. Dasar HukumYayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Atas inovasi yang dilakukan dalam pola mengasuh dan memberdayakan
anak yatim dan dhuafa, GYD mendapat pengakuan dari Museum Rekor
Indonesia (MURI) sebagai lembaga sosial pertama di dunia yang
menggunakan kartu ATM dalam menyalurkan bantuan kepada penerima
manfaat-nya.
1 Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “ Sejarah Terbentuknya Griya Yatim & Dhuafa” di akses
pada tanggal 15 April 2015 dari http://id.griyayatim.com/profil/sejarah-gyd.html
Page 72
58
Sebagai lembaga yang mengusung misi amanah dan profesional, atas
inisiatif sendiri GYD juga telah diaudit oleh institusi akuntan publik dan pada
audit perdananya ini GYD berhasil memperoleh predikat “Wajar Tanpa
Pengecualian”.
Kemudian GYD mendapatkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesua Nomor AHU-2494.AH.01.04.Th tentang Pengesahan
Akta Pendirian Yayasan Griya Yatim & Dhuafa.kemudian surat keterangan
terdaftar pajak Republik Indonesia. Dan Akte Notaris SK. Mentri Kehakiman
RI No. 230.HT.03.01. TH.1998, Tgl 1 Oktober 1998.
B. Penghimpunan, Pengelolaan, Penyaluran Dana Zakat
1. Penghimpunan Dana Zakat
Menghimpun dana adalah merupakan tujuan fundraising yang paling
mendasar. Termasuk dalam pengertian dana adalah barang atau jasa yang
memiliki nilai material. Tujuan inilah yang paling pertama dan utama dalam
pengelolaan zakat dan ini pula yang menyebabkan mengapa dalam
pengelolaan zakat fundraising harus dilakukan.2
Dalam rangka fundraising maka organisasi pengelola zakat harus terus
melakukan edukasi, sosialisasi, promosi dan transfer informasi
2 Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
Departemen Agama RI Manajemen Pengelolaan Zakat, h.66
Page 73
59
sehinggamenciptakan kesadaran dan kebutuhan pada masyarakat donatur
(Muzakki) untuk melakukan donasi harta sesuai tuntutan ajaran Islam.3
Dari metode fundraising yang dilakukan oleh Yayasan Griya Yatim &
Dhuafa untuk menghimpun dana Zakat, Infak dan Shadaqah dari para
Donatur (Muzakki) trus meningkat setiap tahunnya. Berikut jumlah
penerimaan dana yang didapat :
Tabel 1.2 Jumlah Penerimaan Zakat tahun 2010 – 2013
Tahun Jumlah Penghimpunan Zakat
2010 Rp. 695.000.000,-
2011 Rp. 1.598.385.679,-
2012 Rp. 3.113.409.105,-
2013 Rp. 4.511.343.391,-
Sumber: Laporan keuangan Yayasan Griya Yatim & Dhuafa
Dari data penghimpunan diatas bahwa dana ZIS yang
dihimpunYayasan Griya Yatim & Dhuafa pada tahun 2009-2013 mengalami
peningkatan karena banyak program yang berjalan dengan baik sehingga
banyak donatur tertarik dengan program-program yang dijalankan. Terlebih di
tahun 2013 mengalami peningkatan yang signifikan.
3 Ibid, h.66-67
Page 74
60
2. Pengelolaan dan Penyaluran Dana ZIS
Pengelolaan ialah suatu bentuk tindakan menjalankan aktivitas yang
meliputi unsur perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
dalam suatu bentuk kegiatan yang akan maupun yang sedang dilakukan.4
Mengenai hal pendayagunaan dana ZIS, Yayasan Griya Yatim & Dhuafa
memiliki konsep pengelolaan dana ZIS dalam bentuk pemberdayaan jangka
panjang pada masyarakat dan pemenuhan hak-hak masyarakat kecil. GYD
membagi 4 program utama diantaranya yaitu:
1. Pendidikan
2. Sosial
3. pemberdayaan
4. kemanusiaan
C. Program Pemberdayaan PEKAN Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Program PEKAN (Pelatihan Keterampilan untuk Anak Yatim dan Dhuafa)
merupakan program pemberdayaan Yayasan Griya Yatim & Dhuafa. Program
ini dibentuk sejak tahun 2009, dikarenakan melihat kondisi masyarakat
khususnya anak-anak banyak yang putus sekolah kemudian banyak tidak
mempunyai keahlian apapun.Program PEKAN berbentuk pembinaan dalam
4 Departemen pendidikan dan kebudayan, kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka,1989),h.411
Page 75
61
bentuk pelatihan life skill.Biasanya program PEKAN diadakan di asrama-asrama
GYD yang terletetak disetiap wilayah seperti di Jakarta timur. Program PEKAN
berupa Teknisi komputer, Handphone, sepeda motor, kursus menjahit, merangkai
bunga, dan lain-lain. Program ini diperuntuhkan bagi anak-anak yatim maupun
dhuafa yang sudah remaja baik yang tinggal di asrama maupun yang tidak (non
mukim).Kemudian Program ini dilakukan baik secara reguler setiap bulan
maupun yang bersifat insidentil, program ini berbentuk pelatihan ketererampilan
dan keahlian.Program ini merupakan pemberdayaan yang dilakukan oleh
Yayasan Griya Yatim & Dhuafa untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik
dalam menjalankan kehidupanya setelah memasuki dunia kerjanya nanti. Dengan
adanya pelatihan keterampilan dari GYD, dapat memberdayakan mustahik
zakat sehingga mereka menjadi terampil dan mempunyai peluang selain bekerja
mereka bisa membuka usaha jasa atas pelatihan yang mereka telah miliki dari
pelatihan-pelatihan program PEKAN. 5
1. Target dari pemberdayaan program PEKAN
Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa menargetkan untuk mengikuti
pelatihan keterampilan program PEKAN sebanyak 20-50 orang pertahunya
dari seluruh cabang asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Nasional.
5 Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “ Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan
Tahun 2010-2012” (Tanggerang: Griya Yatim & Dhuafa,2012) h. 6-7
Page 76
62
2. Indikator Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam pemberdayaan
program PEKAN
Indikator yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam memberdayakan
binaanya yaitu anak yatim dan dhuafa adalah, ketika dia telah sukses
kemudian dia yang tadinya mustahik beralih pungsi menjadi muzakki. Kalo
mustahik itu orang yang menerima bantuan kalo muzakki adalah orang yang
menyalurkan bantuanya.6
6 Wawancara pribadi dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
Page 77
63
BAB IV
PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN
MUSTAHIK ZAKAT
Yayasan Griya Yatim dan dhuafa merupakan lembaga sosial ataupun
lembaga nirlaba yang ingin menjadi organisasi terbaik dan fokus terhadap
pengasuhan dan pemberdayaan anak yatim dan dhuafa. Yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa menjembatani kepedulian dari para donatur yang ikut andil dalam
kepedulian terhadap anak yatim dan dhuafa. Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
mempunyai ciri khas dari lembaga-lembaga zakat lainya dalam mendidik dan
melatih perkembagan life skillnya, dalam Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
menempatkan anak binaanya yaitu anak yatim dan dhuafanya dalam runag
lingkup asrama-asrama. Kemudian dengan tujuan guna meningkatkan
kemampuan dan memunculkan bakat terhadap diri anak asuh binaanya yayasan
Griya Yatim dan Dhuafa meluncurkan program pemberdayaan salah satunya
adalah program PEKAN. Kemudian program tersebut akan di analisis dari hasil
observasi oleh penulis sebagai berikut.
A. Mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN pada
Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkan tentang mekanisme yang
digunakan oleh yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam pemberdayaan mustahik
Page 78
64
zakat melalui program PEKAN. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya
bahwa dana zakat, infak dan shadaqah tidak hanya bersifat konsumtif tetapi juga
harus bersifat produktif.
1. Pengertian dan landasan berdirinya program PEKAN.
PEKAN adalah pelatihan keterampilan untuk anak yatim dan
dhuafa.program ini berdsarkan kesepakatan dari manegemen Yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa dan diluncurkan melalui program Humas pada tahun 2010.
Program pemberdayaan PEKAN diberikan kepada anak asuh asrama Yayasan
Griya Yatim dan Dhuafa yang di fokuskan terhadap anak-anak asuh yang
sebentar lagi lulus SMA, yang mereka sendiri tidak ada kemampuan untuk
kuliah secara prestasi mereka di bawah rata-rata, sehingga mereka sebelum
lulus itu harus dibekali dengan keterampilan salah satunya munculah program
PEKAN.1
2. Syarat untuk mendapatkan program pemberdayaan PEKAN
Untuk mendapatkan program PEKAN pada anak binaan yatim dan
dhuafa, asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa tidak ada mekanisme
didalamnya, tetapi disyaratkan untuk mendaptkan Program PEKAN anak-
anak yatim dan dhuafa sebelum masuk keasrama yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa Adapun mekanisme yang digunakan oleh Yayasan Griya Yatim dan
1 Hasil wawancara dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
Page 79
65
Dhuafa sebelum memasuki asrama perlu melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. yaitu dengan mengisi formulir dilengkapi dengan foto copy KTP
orang tua, Akte Kelahiran, KK dan surat keterangan tidak mampu.
b. kemudian dari pihak Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa memasukan
dalam data best yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
c. lalu ada tim yang menyurpai ke rumah tersebut apakah layak nantinya
tinggal di asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
3. Mitra dari program pemberdayaan PEKAN
Hasil yang didapat dari penelitian di Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa,
bahwa yayasan Griya Yatim dan Dhuafa tidak bisa bekerja sendiri tanpa
adanya bantuan dari pihak-pihak dan mitra. Biasanya mitra yang biasa
membantu ada kebanyakn dari para donator, kemudian dari sekitar asrama
contohnya memasak dari ibu-ibu dan juga pernah saat itu bekerja sama
dengan AHAS Honda solo.
4. Tingkatan Umur pelatihan dari program pemberdayaan PEKAN
Untuk mengikuti program PEKAN tidak hanya untuk anak-anak SMA
saja. Lebih spesifik seperti bengkel motor dan service HP dan komputer di
usahakan yang mau lulus SMA. Tetapi untuk keterampilan seperti komputer,
menjahit menyulam (memanfaatkan barang-barang bekas menjadi barang-
Page 80
66
barang beharga) dan tambal sulam itu usia SD,SMP harus sudah dibekali
seperti itu.
5. Konsep pemberdayaan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Dalam konsep pemberdayaan mustahik yang dilakukan yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa adalah kuminitas diasrama. Artinya, jadi diutamakan
adalah warga sekitar asrama yang diberdayakan atau singkatanya Komunitas
Berbasis Asrama (KBA).
6. Tahapan-tahapan dalam memberdayakan anak yatim dan dhuafa
Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam memberdayakan binaanya
yaitu anak yatim dan dhuafa mempunyai tahapan-tahapan di dalamnya yaitu:
a. Mengkordinir anak asuh mukim yang sudah mau lulus dan masih SMA
ataupun kelas 1-3 tingkat SMA.
b. Yang laki-laki biasanya pelatihan merakit komputer, service
Handphone Jadi Handphone yang telah rusak dikumpulkan, kemudian
anal-anak tersebut dikumpulkan pihak yayasan Griya Yatim dan
Dhufa. Tidak hanya itu anak-anak itu juga di dampingi oleh tutor yang
mengajarinya. Kemudian juga pernah keterampilan seperti bengkel
sepeda motor yang waktu itu kerja sama dengan AHAS Honda di Solo.
c. Para putrinya biasanya pelatihan menjahit, memasak dan merangkai
bunga ataupun menyulam.
Page 81
67
d. Sedangkan anak-anak SD,SMP yang selama ini pernah dijalankan
seperti pelatihan komputer, menjahit, menyulam, memanfaatkan
barang-barang bekas menjadi beharga seperti tambal sulam itu dari
usia SD,SMP harus sudah dibekali seperti itu.2
7. Diadakanya program pemberdayaan PEKAN
Hasil penelitian yang didapatkan penulis bahwa dalam setahun biasanya
program PEKAN di adakan idealnya setahun dua kali diadakan setiap liburan
sekolah dan setelah kenaikan kelas.Paling sering liburan semester.Biasanya
diadakan selama satu hari tetapi ada foloupnya biasanya tidak hanya hari itu
saja. Yang paling sering mengikuti pelatihan adalah asrama Jabodetabek.
Dipusatkan biasanya sering di Cibubur Bumi Perkemahanya.
2 Hasil wawancara dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
Page 82
68
Gambar 2.1 foto-foto kegiatan program pembedayaan PEKAN
Sumber: Majalah yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
8. Tujuan program pemberdayaan PEKAN
Tujuan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam pemberdayaan
mustahik seperti program PEKAN dalam pemberdayaan anak-anak yatim dan
Page 83
69
dhuafa ini mengarahuh terhadap kemandirian, sebab pemberdayaan kalau
tidak sampai kepada tingkat kemandirian, maka tidak berhasil disebut sebagai
pemberdayaan seperti yang dipaparkan oleh Manger Humas yayasan GYD,
Bapak Roni Anto yaitu, “Pemberdayaan masyarakat adalah, mengentaskan
masyarakat khusunya bagi warga kaum yatim dan dhuafa kita bekali sebuah
ilmu sehingga kedepanya mereka itu sudah siap. artinya idealnya GYD tidak
memberikan dalam bentuk uang, kalo bentu uang akan habis dimakan pada
saat itu, tetapi yang kita berikan adalah ilmu. Ibarat seperti ini kalo ingin
memberikan masyarakat itu agar kelangsungan pemberdayaan masyarakat
terus berjalan antara ikan sama pancing yang kita berikan adalah pancingnya.
Kalo GYD berikan ikan habis hari itu, tetapi kalo GYD berikan pancing bisa
setiap saat dia bisa memancing sampai tidak terbatas seperti itu”.3
Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa mekanisme
pemberdayaan yang dilakukan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa baik dalam
prosedur dan tujuanya pelaksanaan kepada mustahik sesuai dengan prosedur
yang sudah terencana sehingga program dapat terlaksana dengan baik.
3 Hasil wawancara dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
Page 84
70
B. Dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan
keterampilan mustahik pada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Setiap kegiatan akan mempunyai hasil yang selalu ingin dicapainya, hasil
tersebut bisa berdampak positif maupun negatif. Tetapi pada umumnya dampak
yang diinginkan dari setiap kegiatan mempunyai dampak yang positif karena
tujuan yang direncanakan berhasil atau berjalan sesuai dengan rencana. Seperti
halnya program PEKAN, dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap
peningkatan keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang
dilaksanakan oleh yayasan tersebut mempunyai dampak yang baik terhadap
binaan anak yatim dan dhuafanya.
Dalam hal ini penulis menguraikan hasil wawancara dengan maneger
humas mengenai dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan
keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.Selain itu data
dampak program ini didapatkan dari anak binaan lulusan asrama yayasan griya
Yatim dan Dhuafa terkait program pemberdayaan yang dijalankan, serta dari
anak asrama penerima manfaat program tersebut.
Oleh karena itu, yayasan Griya Yatim dan Dhuafa bersama supporter
membangun sebuah program pemberdayaan PEKAN yang selama ini pernah
dijalankan seperti pelatihan komputer, service Handphone, pelatihan memasak
yang bekerja sama dengan ibu-ibu sekitar asrama, pelatiha menyulam
memanfaatkan barang-barang bekas menjadi barang-barang beharga yang
Page 85
71
nantinya akan diberikan sebagai bingkisan untuk para donatur, serta pelatihan
menjahit. Dari setiap program pemberdayaan PEKAN tersebut mempunyai
dampak terhadap lembaga dan terutama pada diri anak binaan yatim dan dhufa
asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
1. Realisasi dari pemberdayaan program PEKAN dari target yang di harapkan
Hasil dari penelitian yang didapat penulis,bahwa di Yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa realisasinya yang dicapai mencapai 75% dari 100% yang
ditargetkan seluruh cabang asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
a. Hasil wawancara dengan lulusan asrama Catur Faturachman di yayasan
Griya Yatim dan Dhuafa. Pelatihanya yang pernah di ikutinya adalah
merakit komputer dan service Handphone. Merakit komputer dari merakit
hardwer masang, kipas prosesor, seperti itu. Service Handphone seperti
menganalisa kerusakan dari Handphone tersebut. Kemudian biasanya
program itu di adakan selama sehari dari pagi hingga sore hari. Kemudian
awalnya mendengarkan arahan pembimbing lalu setelah itu langsung
peraktek.4
b. Kemudian hasil wawancara dengan Azizah Nasution.Pelatihan yang
pernah di ikutinya yaitu menjahit, memasak, merangkai bunga, kemudian
diwajiban kepada anak asrama darikelas 1-3 tingkat SMA dan biasanya
4 Hasil wawancara dengan lulusan Asrama Catur Faturachman, Staff IT yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa. Selasa, 25 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
Page 86
72
pada saat itu diadakan sebulan sekali. Ada hambatan setiap kegiatan
berlangsug seperti waktu yang kurang pas kadang bentrok sama kegiatan
sekolah.5
2. Dampak dari program pemberdayaan PEKAN
Data hasil wawancara yang didapat penulis dari maneger humas yayasan
Griya Yatim dan Dhuafa.
a. Dampak terhadap yayasan Griya Yatim dan Dhuafa merasa legah dan
bersyukur dengan adanya program PEKAN itu membantu anak-anak
asuh membekali dirinya ketika nanti sudah dewasa dengan
keterampilan yang telah di berikan.
b. Kemudian anak-anak yang telah lulus dari asrama yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa dan telah mendaptkan pelatihan keterampilan
Alhamdulillah rata-rata terpakai semua tenaganya untuk mereka
bekerja di instansi-instansi dan lainya kemudian ada juga yang kuliah.6
Kemudian Dari seluruh program pemberdayaan yang ada di yayasan
Griya Yatim dan Dhuafa membutuhkan dana yang besar. Berikut jumlah dana
yang dikeluarkan untuk program pemberdayaan:
5 Hasil wawancara dengan lulusan Asrama Azizah Nasution, Customer Service asrama
yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 11 September 2015 di asrama Depok yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa 6 Ibid,
Page 87
73
Tabel 1.3 Jumlah Penyaluran Dana Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Pada Program PemberdayaanTahun 2009-2015
TAHUN
JUMLAH PENYALURAN PROGRAM
PEMBERDAYAAN
2009 Rp. 2.500.000,-
2010 Rp. 31.100.000,-
2011 Rp. 24.135.300,-
2012 Rp. 118.308.949,-
2013 Rp. 181.384.324,-
2014 Rp. 220.864.800,-
2015 Rp. 26.538.000,-
Sumber: Laporan Keuangan Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Dengan demikian jumlah penyaluran dalam program pemberdayaan
setiap tahunya mengalami kenaikan khusunya di tahun 2012 Rp.
118.308.949,- dan pada tahun 2013 Rp. 181.384.324,- kemudian di tahun
2014 Rp. 220.864.800,-. Dari hasil penyaluran menyeluruh setiap tahunya
yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mengalami kenaikan yang tinggi ini
berakibat progres untuk setiap program-program di dalamnya dari setiap
tahunya.
Page 88
74
Tabel 1.4 Jumlah Pencapaian Kelulusan Anak Asrama Yayasan
Griya Yatim dan Dhuafa Tahun 2012-2014
Sumber: lulusan asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa7
Saat ini, yayasan Griya Yatim dan Dhuafa terhitung tahun 2012-2014
yang telah lulus tingkat SMA anak binaanya di tahun 2012 belum ada yang
lulus sedangkan ditahun 2013 terhitung hanya 1 yang lulus yaitu laki-laki dia
sekarang bekerja di kantor pusat yayasan Griya Yatim dan Dhuafa sebagai
staff IT. bedasrkan data yang didapat sebenarnya ada 3 orang yang seharusnya
lulus ditahun 2013 tetapi sebelum kelas 3 SMA, 2 orang anak binaan yayasan
Griya Yatim dan Dhuafa sudah mengundurkan diri dan keluar dari asrama.
Kemudian ditahun 2014 terhitung ada 3 orang yang lulus yaitu semuanya
7Wawancara pribadi dengan lulusan Asrama Catur Faturachman, Staff IT yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa. Selasa, 25 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
2012 2013 2014
2012
2013
2014
Page 89
75
perempuan dan salah satunya bekerja diasrama cabang Depok sebagai
Customer service dan kuliah di UMJ.
Hasil wawancara dengan lulusan asrama Griya Yatim dan
Dhuafa.”Awal-awal lulus diasrama tahun 2013 saya bekerja di bagian humas
griya yatim dan dhuafa selama 3 bulan karena saya mempunyai keahlian lebih
di bidang komputer akhirnya saya di pindahkan di bagian IT hingga sekang.
Kemudian saya kuliah di UMPAM jurusan Tehnik Informatika. Kemudian
saya sekarang membuka service computer bekerja sama bersama teman kelas
di kampus bertiga membuat usaha sendiri”.8
3. Faktor pengahmbat dalam program pemberdayaan PEKAN
Maneger humas yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mengatakan yang
menjadi faktor penghambat yaitu:
a. dari kemauan anak yang masih kurang memahami maksut dan tujuan dari
memberikan pelatihan kepada anak-anak,
b. Kemudian faktor dari pengajar program PEKAN ini ada yang gratis
mereka menyumbangkan pikiran apa yang di punya. Berbagai faktor
banyak, pelajaran geratis terkadang juga susah walaupun ada juga tetapi
tidak semuanya kadang diasrama itu ada yang satunya belum ada
8 Wawancara pribadi dengan lulusan Asrama Catur Faturachman, Staff IT yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa. Selasa, 25 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
Page 90
76
peralatan keterampilanya dan tentu ada di asrama yang satunya ada, dan
tidak semuanya merata.
c. Dari barang-barangnya seperti komputer hanya memakai computer asrama
kadang-kadang tidak semua anak satu komputer tetapi satu komputer
untuk bersama-sama.9
4. Faktor pendukungnya dalam program pemberdayaan program PEKAN
a. adanya donatur GYD yang sanggup menyumbangkan apa yang di punya
walaupun hanya memebrikan pola pikiranya dan tenaganya mereka juga
tidak meminta dibayar.
b. ada juga masih adanya perusahaan-perusahaan besar yang sanggup untuk
membantu program PEKAN contohnya Honda AHAS Solo. dan juga
pelatihan-pelatihan keterampian yang lainya seperti donator-donatur yang
menyumbangkan seperti mengajarkan anak-anak dari menyulam pakaian
barang-barang bekas menjadi barang-barang yang ada nilainya. Biasanya
setelah itu barang-barangya menjadi bingkisan ke donator. 10
Dengan demikian dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap
peningkatan keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
telah banyak dirasakan oleh penerima manfaat yakni khusunya para lulusan
9 Hasil wawancara dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. 10
Ibid,
Page 91
77
asrama Griya Yatim dan Dhuafa mereka mendapatkan pelatihan keterampian.
Dampaknya setelah anak binaan setelah lulus rata-rata langsung bekerja di
antaranya bekerja di kantor Griya Yatim dan Dhuafa dan di instansi lainya
kemudian rata-rata ada yang kuliah.
Page 92
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mekanisme pemberdayaan program PEKAN untuk mendapatknya di
dalamnya tidak ada mekanisme untuk anak asrama yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa, tetapi untuk memasuki atau tinggal di asrama yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa harus melengkapi dengan persyaratan-pesyaratan seperti mengisi
formulir dilengkapi dengan foto copy KTP orang tua, Akte Kelahiran, KK dan
surat keterangan tidak mampu dan untuk anak yatim di tambah surat
keterangan kematian orang tua.
2. Pemberdayaan pada program PEKAN yayasan Griya Yatim dan Dhuafa telah
berdampak signifikan pada jumlah penerima manfaat program pemberdayaan
bagi mustahik zakat. Faktanya semenjak dibuatnya program PEKAN
semenjak lulus di tahun 2013 tingkat SMA ada 1 orang kemudian di tahun
2014 yang lulus tingkat SMA ada 3 orang. Walaupun sedikit yang lulus di
tahun tersebut di sebabkan karena yayasan Griya Yatim dan Dhuafa baru
berdiri pada tahun 2009 sementara itu anak-anak asuhnya masih rata-rata
sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA. Kemudian anak asuh dari lulusan asrama
Griya Yatim dan Dhuafa rata-rata bekerja dan di antaranya ada juga yang
kuliah. Sementara itu lulusan asrama ada salah satunya yang membuka usaha
di temapat kuliahnya yaitu service komputer.
Page 93
79
B. Saran-saran
Saran untuk pemberdayan program PEKAN yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
1. Seharusnya Melakukan monitoring dan evaluasi harus lebih rutin kembali
karena dengan monitoring dan evaluasi program yang dilaksanakan semakin
baik dan efektif pemberdayaan program PEKAN kedepannya.
2. Harus lebih sering lagi di adakanyap emberdayaan program PEKAN tidak
hanya setahun dua kali di adakanya dan tidak hanya sehari saja dalam di
adakanya program tersebut.
3. Sebaiknya yayasan GriyaYatim dan Dhuafa dalam menjalankan program
PEKAN harus di tingktkan lagi seharusnya pelatihan dalam satu bidang lebih
di tekanakan dan tidak hanya anak-anak mukimnya saja tetapi non mukimnya
juga harus di ikutkan dalam program PEKAN.
4. Sebaiknya anak-anak yang setelah lulus yang ingin membuka usaha
seharusnya bisa diberi bantuan ataupun modal untuk mengembangka
nketerampilan yang telah dibekali keterampilan dari program PEKAN.
5. Agar yayasan Griya Yatim dan Dhuafa lebih mengoptimalkan dana ZIS,
sehingga lebih banyak lagi penerima manfaatnya dan lebih meningkatkan
fasilitas alat keperluan untuk mendukung pemberdayaan program PEKAN dan
lainya yang ada sehingga kegiatan berjalan lancar dan optimal untuk penerima
manfaat.
Page 94
80
DAFTAR PUSTAKA
Al- Qur’an
Adi, Rukminto, Isbandi. Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan
Sosial, UI-Press, Jakarta: 2003.
Aflah.Ed, Noor. Strategei Pengelolaan Zakat Di Indonesia, Penerbit Forum Zakat,
Jakarta: 2011.
Al- Asqalani, Ibnu Hajar, Al- Imam, Al. Fathul Bahari, Penerjemmah Team Azzam
Amiruddin, Lc. Jakarta: 2004
Al-Ba’ly, Mahmud, Al-Hamid, Abdul, Dr, Ekonomi Zakat,PT.Raja Grafindo Persada,
Jakarta: 2006.
A.Halim, Rr.Suhartini. Model-model Pemberdayaan Masyarakat, Pustaka Pesatren,
Yogyakarta: 2005.
Alim, Abdul. ”Pemberdayaan Ekonomi Mustahik Zakat Perusahaan Pada Baitulmall
Muamalat”. Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Amelia.”Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi
Handphone Di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa”. Skripsi SI Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
2009.
Badruzzaman, Fajar, Deden,” Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri Di
Pondok Pesantren(Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ashariyyah Nurul Iman
Parung, Bogor)”, Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
Bariadi, Lili, dkk. Zakat dan Wirausaha, CV. Pustaka Amri, Jakarta: 2005.
Page 95
81
Fakhruddin, M.Hi. Fiqih & Manajemen Zakat di Indonesia, UIN-Malang Press,
Yogyakarta: 2008.
Bariyah, Nurul, Dr.N. Oneng. Total Quality Managemen Zakat Prinsip dan Praktek
Pemberdayaan Ekonomi, Wahana Kardofa FAI UMJ, Ciputat: 2012.
Cholid, dkk. Metodologi Penelitian, PT. Bumi Aksara, Jakarta: 2003.
Daud Ali, Mohammad, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, Universitas
Indonesia (UI Press), Jakarta: 1988.
Duvenger, Maurice, Sosiologi Politik, Penerjemah Daniel Dhakide, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta: 2007.
Gulo, W, Strategi Belajar Mengajar, Grafindo, Jakarta: 2002.
H.A. Djazuli, Janwari, Yadi. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, PT.Raja
Grafindo Persada, Jakarta: 2002.
Hafidhuddin, Didin. Zakat dalam Perekonomian Modrn, Gema Insani Press, Jakarta:
2004.
Hafidhuddin, Didin. Panduan Praktis Tentang Zakat Infak Sedekah, Gema Insani
Press, Jakarta: 1998.
Jabaar, Habiullah. Keadilan, Pemberdayaan, dan Penanggulangan Kemiskinan,
Balantika, Jakarta: 2004.
Kartika Sari, Elsi. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, PT. Grasindo, Jakarta: 2007.
Kurniawan, Ari, ”Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan
Melalui Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan
Koja Jakarta Utara”, Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Page 96
82
Makmur, Syarif, Drs, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektifitas
Organisasi: Kajian Penyelengaraan Pemerintah Desa, PT. Raja Grafindo,
Jakarta: 2008.
M.HI., Fakhruddin. Fiqih & Manajemen zakat di Indonesia, UIN-Malang Press,
Malang : 2008.
Moleong ,Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung : 2009.
Nata, Dr.H. Abudin. Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah, BAZIS Jakarta,
Jakarta: 1999.
Ph.D, Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, PT. Refika
Aditama, Bandung: 2005.
Qardawi,Al. Yusuf, Hukum Zakat, Litera Antar Nusa, Jakarta: 1993.
Ramadhan, Aditya.”Analisis Pemberdayaan Zakat Dalam Mensejahterakan
Perekonomian Mustahik”. Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Syafe’I, Ahmad, Agus, Machendra, Nanich. Pengembangan Masyarakat Islam,
Rosdakarya, Bandung: 2001.
Syahata, Dr. Husein. Cara Praktis Menghitung Zakat, Ciputat: 2005.
Subianto, Achmad. Ringkasan dan Bagaimana Membayar Zakat, Yayasan Bermula
Dari Kanan, Jakarta: 2004.
Sudewo, Eri, Manajemen Zakat (Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar)
Institut Manajemen Zakat, Ciputat: 2004.
Sumodiningrat, Gunawan, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengamat
Sosial, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: 1999.
Page 97
83
Tamrin, juni, Cholitim erawati, erna. Pemberdayaan dan Refleksi Finansial Usaha
Kecil diIndonesia, Yayasan Akita, Bandung: 1997.
Taryana, Aceng.”Peran Zakat Dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program
Ketahan Pangan Ubi”. Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta: 2004.
Wahyudi, Hadi. “Optimalisai Pendayagunaan ZIS Bidang Kesehatan Pada LAZ
PKPU”. Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Zahrah, Abu, prof. Muhammad, Zakat Dalam Prospektif Islam, PT.Pustaka Firdaus,
Jakarta: 1995.
Zahrul,Al. Rahman, Dokrin Ekonomi Islam, Dana Bakti Wakaf, Jakarta: 1995.
Zuhayly,Al. Wahbah, zakat: Kajian Berbagai Mazhab, Penerjemah Agus Efendi,
dkk, Remaja Rosada, Bandung: 2008.
MAJALAH
Yayasan Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Laporan Auditor Independen dan Laporan
Keuangan Tahun 2010-2012. Tanggerang: GYD, 2012.
INTERNET
http://fatkhurrochman.blogspot.com/2012/01/zakat-pemberdayaan.html Diakses pada
tanggal 03 Februari 2015.
http://id.griyayatim.com/profil/sejarah-gyd.html Diakses pada tanggal 02 Desember
2014.
Page 98
84
http://munabarakati.blogspot.com/2014/02/makalah-pemberdayaan-masyarakat-
pesisir.html Diakses pada tanggal 08 Desember 2014.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21219/5/Chapter%20I.pdf Diakses
pada tanggal 01 Maret 2015 dari.
SUMBER LAIN
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta:1989.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta: 2007.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
Page 103
Instrument Wawancara Dengan Maneger Humas Yayasan Griya Yatim &
Dhuafa
Nama : Bpk. Roni Anto
Jabatan : Maneger Humas Griya Yatim dan Dhuafa
Tgl/hari/tempat wawancara : 04 Agustus 2015/ Kantor Griya Yatim dan Dhuafa
1. Apa yang menjadi landasan berdirinya program PEKAN?
PEKAN adalah singkatan pelatihan keterampilan. Ini kita berikan kepada
anak asuh kita biasanya yang sudah lulus SMA, yang meraka sendiri tidak
ada kemampuan untuk kuliah secara prestasinya mereka di bawah rata-rata,
sehingga mereka sebelum lulus itu harus kita bekali dengan keterampilan-
keterampilan, salah satunya munculah program PEKAN.
2. Siapa yang mencetuskan terbentunya program PEKAN?
Itu memang berdasarkan kesepakatan dari manegemen yayasan griya yatim
dan dhuafa dan diluncurkan melalui program humas. Dasarnya dari
manegemen yayasan griya yatim dan dhuafa.
3. Bagaimana mekanisme yang dilakukan griya yatim dan dhuafa untuk
mengikuti program PEKAN?
Syarat-syaratnya awal untuk masuk asrama griya yatim dan dhuafa adalah,
mengisi formulir terus melengkapi dengan foto copy KTP, Akte kelahiran, KK
dan surat keterangan tidak mampu, lalu kemudian kita masukan dalam data
best terus kita survai. Nanti apakah dia layak mendapatkan program PEKAN
atau tidak. Setelah nanti mendapatan program PEKAN, baru nanti kita
sampaikan kepada yang bersangkutan nanti kita panggil untuk mengikuti
program PEKAN yang telah kita tentukan.
Page 104
4. Kapan dan dimana saja griya yatim dan dhuafa biasanya melaksanakan
program PEKAN?
Biasanya program PEKAN ini kita laksanakan yang selama ini sedang
berjalan itu di wilayah jabodetabek dan tempat keterampilanya juga pernah
di jawah tengah saat itu pernah kerja sama dengan AHS Honda Solo baru
berjalan sekali. Tetapi yang rutin adalah biasanya computer sering berbagai
macam donator itu mengajarkan dan menyumbangkan ilmunya sering sekali.
5. Berapa kali biasanya dalam setahun di adakanya program PEKAN?
Idealnya setahun 2 kali di adakanya setiap liburan sekolah dan setelah
kenaikan kelas. Paling sering liburan semester. Biasanya selama satu hari
tetapi ada foloupnya biasanya tidak hanya hari itu saja. Yang paling sering
mengikuti pelatihan adalah arama jabodetabek. Di pusatkan pernah di
Cibubur kadang pernah di tanah tinggal tetapi yang sering diadakan
berlokasi di Cibubur bumi perkemahanya.
6. Adakah tingkatan umur atau sekolah untuk mendapatkan program PEKAN?
Kalo program PEKAN tidak harus SMA, artinya kalo memang lebih sepesifik
seperti bengkel motor sama service HP ini di usahakan yang sudah lulus.
Tapi kalo untuk keterampilan seperti computer, menjahit, menyulam
(memanfaatkan barang-barang bekas menjadi barang-barang beharga)
seperti tambal sulam, itu dari usia SD, SMP harus sudah di bekali seperti itu.
7. Dari mana saja asal mustahik kebanyakan yang mendapatkan program
PEKAN?
Mustahik paling banyak dari wilayah jabodetabek karena domisili kita paling
banyak Jabodetabek. Kemudian Biasanya anak-anak yang mau masuk
asrama adalah anak-anak yang sekitar lingkungan asrama kita misalkan,
cabang BSD berarti anak-anak sekitar cabang BSD kalo semenjak tahun
Page 105
2009 kita berdiri rata-rata masyarakat sekitar sudah tau kalo anak-anak yang
tidak mampu itu yayasan griya yatim dan dhuafa suka menampung mereka
suka datang sendiri. Sehingga kita tinggal mengajukkan formulir mereka
melengkapi formulirnya setelah kita survai susuai dengan poin yang telah
disepakati dia sanggup tinggal di asrama ya bersama orang tuanya harus
mengantar keasrama.
8. Apa yang dimaksut dengan pemberdayaan masyarakat menurut bapak?
Pemberdayaan masyarakat adalah, mengentaskan masyarakat khususnya
bagi warga kaum yatim dan dhuafa kita bekali sebuah ilmu sehingga
kedepanya mereka itu sudah siap. Artinya idealnya kita tidak memberikan
dalam bentuk uang, kalo bentuk uang akan habis di makan pada saat itu, tapi
yang kita berikan adalah ilmu. Ibarat seperti ini kalo kita ingin memeberikan
masyarakat itu agar kelangsungan pemberdayaan masyarakat terus berjalan
antara ikan sama pancing yang kita berikan adalah pancingnya. Kalo kita
berikan ikan habis hari itu, tapi kalo kita berikan pancing bisa setiap saat dia
bisa memancing sampai tidak terbatas seperti itu.
9. Bagaimana konsep pemberdayaan mustahik yang dilakukan griya yatim dan
dhuafa?
Konsepnya adalah komunitas di asrama. Jadi kita utamakan adalah warga
sekitar asrama, komunitas berbasis asrama atau singkatanya (KBA)
10. Apa saja tahapan-tahapan griya yatim dan dhuafa dalam memberdayakan
mustahik?
Jadi kita kordinir anak asuh mukim yang sudah lulus SMA, itu yang laki-laki
biasanya pelatihan keterampilan seperti bengkel sepeda motor yang waktu itu
kerja sama dengan Ahas di Solo dan juga kalo yang putri itu pelatihan
menjahit atau mungkin juga pelatihan memasak dan kita juga pernah untuk
Page 106
yang putra itu pelatihan service HP. Jadi Hp-Hp yang sudah rusak itu kita
kumpulkan lalu kita panggil anak-anak kemudian kita panggilkan seorang
tutornya sehingga mereka sampai bisa memperbaiki Hp tersebut seperti itu.
11. Selain ketrampilan program PEKAN selama di asrama keterampilan/kegiatan
apa saja yang diterapkan?
Keterampilan di asrama tidak hanya keterampilan, tetapi banyk kegiatan di
asrama menunjang keterampilan seperti baca tulis aqur’an sebagai tujuan
utama ada jga tilawahnya dan juga nanti juga darihafalan hadits dan ayat
suci aqur’an kemudian nilai-nilai rukiah dan juga ada kemampuan membaca
puisi ada kemapuan memain robana. Jadi masing-masing asrama mempunyai
ciri khasnya masing-maing. Kemudian tutornya dari donator-donatur dari
sekitar asram biasanya.
12. Apa tujuan dengan adanya pemberdayaaan mustahik khusunya program
PEKAN?
Tujuanya adalah untuk membantu masyarakat yatim dan dhuafa dengan
harapan ini muda-mudahan kedepanya ini bisa menjadi mustahik yang
tadinya dia mendapatkan bantuan tetapi setelah suskes dia memberikan
bantuan ke yayasan griya yatim dan dhuafa.
13. Apa indikator griya yatim dan dhuafa untuk mengukur keberhasilan dari
pemberdayaan mustahik khusnya program PEKAN?
Indikatornya adalah ketika dia telah sukses dan dia yang tadinya mustahik
beralih pungsih menjadi muzakki. Kalo mustahik itu orang yang menerima
bantuan kalo muzakki adalah orang yang menyalurkan bantuanya.
Page 107
14. Berapa target Griya Yatim dan Dhuafa setiap tahunya dari program PEKAN?
Target orangya di angka kisaran 20-50 orang pertahunya dari seluruh
cabang Nasional.
Target keberhasilan yang sudah selama ini kalo untuk berhasil sukses dia
sampai punya usaha sendiri kita belum ada laporan masuk, tapi yang jelas
kalo laporan terakhir anak-anak yang telah kita kursuskan bengkel sepeda
motor itu mereka tidak ada yang menganggur. Alhamdulillah meraka terpakai
semua tenaganya untuk mereka bekerja di instansi ada juga beberapa kali
yang coba membuka usaha namun juga belum suskes nah ini masih perlu
proses tapi yang jelas info terakhir belum ada sampai yang benar-benar dia
sudah sukses seperti itu.
15. Ada berapakah mustahik yang sudah diberdayakan dari program PEKAN ?
Yang sedang mukim di asrama ada 342 dari usia SD,SMP,SMA itu kita bekali
dengan ketarampilan semuanya.
16. Apa saja yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan program
pemberdayaan mustahik melalui program PEKAN?
Ada juga dari kemauan anak yang kurang ada juga yang masih kurang
memahami maksut dan tujuan kita memberikan pelatihan kepada anak-anak
juga ada juga factor dari pengajar PEKAN ini ada yang free grati dia
menyumbngkan pikiran menyumbangkan apa yang dia punya berbagai
macam factor banyak, pelajarnya gratis terkadang juga susah walaupun ada
juga tetapi tidak semuanya kadang di asrama itu ada yang satunya belum
tentu ada di asrama yang satunya ada dan di tadak semuanya merata.
Dari barang-barangya seperti computer kita hanya memakai computer
asrama kadang-kadang tidak semua anak satu computer, kita masih satu
kompuetr satu anak satu computer untuk sama-sama. Kecuali service HP
memang kita fasilitasi semua, jadi perangkat pendukung untuk service HP itu
Page 108
kita belikan semua sampai nanti juara satu, dua dan tiga itu kita berikan
fasilitas alat lengkap sampai dia itu bisa usaha seperti itu.
17. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung pelaksanaan program
pemberdayaan kaum dhuafa khusunya program PEKAN?
Factor pendukung artinya masih adanya donator kita yng sanggup
menyumbangkan apa yang dia punya walaupun dia hanya memberikan pola
pikrnya walaupun hanya tenaganya mereka juga tidak minta di bayar dan
juga masih ada perusahaan-perusahaan besar yang sanggup untuk membantu
program PEKAN contohnya Honda Astra yang di Solo dan juga pelatihan-
pelatihan keterampian yang lainya seperti donator-donatur yang
menyumbangkan seperti mengajarkan anak-anak dari menyulam pakaian
barang-barang bekas menjadi barang-barang yang ada nilainya. Biasanya
setelah itu barang-barangya menjadi bingkisan ke donator.
18. Apa yang dilakukan Griya Yatim dan Dhuafa dalam mengembangkan
program PEKAN?
Setelah kita sudah berani mengasuh anak yatim dan dhuafa kita mukimkan di
arama kita punya ke wajiban selain menyekolahkna mereka juga harus di
bekali dengan pendidikan keterampilan. Biasanya semuanya mengikuti
program PEKAN.
19. Adakah Mitra dalam pelaksanaan program PEKAN?
Pernah kita pelatihan menjait dari donator tahun awal-awal griya yatim dan
dhuafa berdiri tahun 2010. Ada juga pelatihan memasak dari ibu-ibu sekitar
asrama di adakan untuk anak-anak asrama. juga pernah di jawah tengah saat
itu pernah kerja sama dengan AHS Honda Solo baru berjalan sekali.
Page 109
20. Apa dampak untuk griya yatim dan dhuafa setelah adanya program PEKAN?
Kita merasa legah dan merasa bersyukur dengan adanya program PEKAN itu
membantu anak-anak asuh kita membekali dirinya ketika nanti sudah dewasa
dengan keterampilan yang telah kita berikan.
Muda-mudahan anak-anak asuh kita menjadi orang yang suskses yang
tadinya mustahik menjadi muzakki target impia kita seperti itu.
21. Berapa jumlah mustahik yg telah mengikuti program PEKAN dari 3 tahun
terakhir ini?
300 orang dari tingkat SD,SMP,SMA.
22. Berapa persentase keberhasilan program PEKAN dari target yang di
harapkan dan hasil yang di capai Griya Yatim dan Dhuafa?
Target pencapaiaan 100% dan target keberhasilan 75%
23. Apa alasan/ penyebab belum berjalanya kembali pemberdayaan mustahik
pada program PEKAN?
Untuk tahun 2015 sebentar lgi karena ini sudah masa kelulusan sekolah
mungkin antara bulan September atau oktober nanti kita akan coba. Biasanya
PEKAN itu untuk pelatihan-pelatihan itu yang sudah lulus SMA ini berjalan
biasanya setelah kenaikan kululusan sejkolah. Terakhir tahun 2014 pelatihan
robotik, pelatihan menyablon 2013, pelatihn merangkai bunga pelastik 2013,
setiap tahun ada selalu.
Setiap tahun berbeda pelatihan berbeda, berdasarkan rapat divisi humas
dengan direksi yang akan kita berikan untuk program pecan ini apa kepada
anak asuh kita.
2014 pelatihan computer dan robotic banyak yang sudah lulus langsung kerja
ada lisensi dari kita kalo anak-anak sudah mengikuti pelatian computer
seperti itu.
Page 110
Instrument Wawancara Dengan Anak Binaan program pemberdayaan PEKAN
Nama : Sofian
Jabatan : Anak Asuh Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Tgl/hari/tempat wawancara : 26 Agustus 2015/ Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
1. Sudah berapa lama kamu tinggal disini?
Kurang lebih tinggal di asrama 5 tahun
2. sebelumnya tau yayasan dari siapa?
Tau yayasan dari teman almarhum ayah
3. Kamu asalnya dari mana?
Asal dari Jakarta di tanah abang tetapi besarnya di tanggerang
4. Orang tuamu masih ada? Dan tinggal dimana?
Ibu Alhamdulillah masih ada dan tinggal di tanggerang
5. Kamu sebelum tinggal di yayasan tinggalnya dimana?
Tinggalnya di tanggerang sama ibu
6. Apa kegiatan kamu sebelum di yayasan?
Biasanya sekolah kemudian pulangya langsung main setiap hari, dan mengaji
7. Pada tahun berapa kamu masuk asrama griya yatim dan dhuafa?
Tahun 2010 mulai masuk asrama kelas 1 SMP
Page 111
8. Bagaimana mekanisme untuk masuk asrama griya yatim dan dhuafa dan
mendapatkan program pemberdayaan PEKAN?
Ada seperti menyerahkan surat tanda kematian ayah, SKTM, kemudian ada
tim survai. Kemudian persaratan mengikuti program PEKAN hanya selama
terdaftar sebagai anak asuh griya yatim
9. Apa alasan kamu tinggal di Griya Yatim dan Dhuafa?
Untuk melanjutkan sekolah karena kesian sama ibu yang menanggung
semuanya. Kemudian biasanya kalo di rumah keseringan main.
10. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program pemberdayaan PEKAN?
Membantu bangat khusunya untuk anak-anak yang punya keinginan untuk
terampil Cuma tidak ada fasilitas
11. Menurut pendapat kamu, bagaimana adanya program pemberdayaan
PEKAN?
12. Berapa kali dalam sebulan kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
Pertiga bulan sekali di adakanya program PEKAN. Kemudian pertama kali
mengikuti pelatihan service HP seminggu sekali selama 3 bulan di adakanya
13. Kemudian berapa kali dalam setahun kamu mengikuti program pemberdayaan
PEKAN?
Setahun di adakanya sekali setiap minggu, selama 3 bulan.
14. Kapan terakhir kali kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
Terakhir kali mengikuti program PEKAN tahun 2014 seminar tentang
keterampilan jadi penulis. Pertengahan tahun pada saat libur semester
Page 112
selama satu hari di pusatkan seasrama sejabodetabek. Selama di asrama saya
mengikuti pelatihan service HP dan seminar menulis
15. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengikuti kegiatan?
Kalo tidak mengerti seperti materi yang di kasih di atas level kita. Jadi kita
harus focus memperhatiinya.
16. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam mengikuti kegiatan?
Saranaya lengkap, materi yang di sampaikan mudah di mengerti
17. Selama kamu tinggal diyayasan ada kemajuan/perubahan tidak terhadap diri
kamu?
jadi tau tentang sofwer-sofwer HP, perangkat-perangkat HP jadi lebih minat
untuk memperdalam itu.
18. Apa hasil yang kamu dapatkan setelah kamu mengikuti program tersebut?
19. Apa rencana kamu setelah keluar dari sisni?
Rencanya ingin kuliah sembari bekerja dan kuliah ingin mengambil jurusan
computer.
20. Apa saran kamu untuk program pemberdayaan PEKAN?
Saranya lebih sering-sering lagi di adakanya. Inginya setahun 3 kali
Page 113
Instrument Wawancara Dengan Anak Binaan program pemberdayaan PEKAN
Nama : Aan
Jabatan : Anak Asuh Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Tgl/hari/tempat wawancara : 27 Agustus 2015/ Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
1. Sudah berapa lama kamu tinggal disini?
Sudah 4 tahun
2. sebelumnya tau yayasan dari siapa?
Awalnya tahu yayasan dari kemauan orang tua
3. Kamu asalnya dari mana?
Asal dari tanggerang selatan
4. Orang tuamu masih ada? Dan tinggal dimana?
Orang tua masih ada dan tinggal di tanggerang selatan
5. Kamu sebelum tinggal di yayasan tinggalnya dimana?
Tinggal di tanggerang selatan bersama orang tua
6. Apa kegiatan kamu sebelum di yayasan?
Kebanyakn kegiatan sekolah seperti eskul pramuka
7. Pada tahun berapa kamu masuk asrama griya yatim dan dhuafa?
Masuk asrama griya yatim dan dhuafa tahun 2012
8. Bagaimana mekanisme untuk masuk asrama griya yatim dan dhuafa dan
mendapatkan program pemberdayaan PEKAN?
SKTM kemudian di survai ke rumah
9. Apa alasan kamu tinggal di Griya Yatim dan Dhuafa?
Pertama ingin mewujudkan cita-cita, kemudian ingin belajar sungguh-
sungguh soalnya kalo di rumah belum bisa serius belajarnya.
10. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program pemberdayaan PEKAN?
Untuk membantu kita lebih terampil dan mendalami
Page 114
11. Menurut pendapat kamu, bagaimana adanya program pemberdayaan
PEKAN?
Agar kita bisa buat usaha seperti yang saya pernah ikuti kain fanel kalo kita
sudah ada keahlian kita bisa membuat sendiri.
12. Berapa kali dalam sebulan kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
13. Kemudian berapa kali dalam setahun kamu mengikuti program pemberdayaan
PEKAN?
Tergantung dari pusatnya biasanya setahun sekali
14. Kapan terakhir kali kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
tahun 2014 mengikuti pelatihan dan motivasi
15. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengikuti kegiatan?
Tahap-tahapanya seperti merangkai bunga kemudian yang lebih sulit lagi
merangkainya.
16. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam mengikuti kegiatan?
saranya lengkap, barang-brangya lengkap
17. Selama kamu tinggal diyayasan ada kemajuan/perubahan tidak terhadap diri
kamu?
Dulu tidak bisa apa-apa sekarang jadi bisa, jadi lebih mudah untuk membuat
sesuatu.
18. Apa hasil yang kamu dapatkan setelah kamu mengikuti program tersebut?
19. Apa rencana kamu setelah keluar dari sisni?
Kerja sekalian kuliah dan mengabdi di asrama
20. Apa saran kamu untuk program pemberdayaan PEKAN?
Saranya lebih di tingkatkan dan di lanjutkan lagi agar bisa rutin dan kalo
bisa setiap sebulan sekali.
Page 115
Instrument Wawancara Dengan Lulusan Program Pemberdayaan PEKAN
Nama : Catur Faturachman
Jabatan : Staff IT
Tgl/hari/tempat wawancara : 25 Agustus 2015/ Kantor Griya Yatim dan Dhuafa
1. Saat itu berapa lama kamu tinggal di yayasan griya yatim dan dhuafa?
Saya baru masuk tu masih SMA kelas 1, sampai sekarng lulus semester 4
2. sebelumnya tau yayasan dari siapa?
Dari saudra punya teman kerja di yayasan
3. Kamu asalnya dari mana?
Asal saya kelahiran bekasi, tinggal di rawamangun kemudian kampong di
kuningan jawa barat.
4. Pada saat di yayasan orang tuamu masih ada? Dan tinggal dimana?
Ibu uda tidak ada, bpk sudah pergi dan dari dulu tinggal sama nene
5. Kamu sebelum tinggal di yayasan tinggalnya dimana?
6. Apa kegiatan kamu sebelum di yayasan?
Biasa kegiatan saya sebelum di yayasan kaya anak-anak lainya
7. Bagaimana mekanisme untuk mendapatkan program pemberdayaan PEKAN?
Saya cuma mengajukan SKTM kemudian surat keterangan meningalnya
orang tua terus di survai.
8. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program pemberdayaan PEKAN?
Banyak si yang dapatkan ilmu dari program ini mendapatkan ilmu secara
Cuma-Cuma dan menghasilkan juga
9. Sejak umur berapa kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
Page 116
Sekitar umur 16 tahun saya masuk yayasan
10. Berapa kali sekali saat itu kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
PEKAN itu biasanya diadakan semenjak saya kelas 3 SMA tahun 2011
11. Kelas berapa biasanya di haruskan mengikuti program pemberdayaan
PEKAN?
Saya baru mulai ikut semenjak kelas 3 SMK.
12. Pelatihan apa saja yang kamu dapat dari program pemerdayaan PEKAN?
Pelatihanya adalah merakit computer sama service HP. Merakit computer
dari merakit hardwer masang main boat kipas prosesor seperti itu, service
HP kita menganalisa kerusakan. Kemudian biasanya program itu di adakan
selama sehari dari pagi hingga sore hari. Pertama kita mendengarkan
arahan pembimbing lalu setelah itu langsung peraktek.
13. kapan terakhir kali kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
Terakhir mengikuti program PEKAN kelas 3 SMK, sebelum lulus di
tempatkan di jombag
14. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengikuti kegiatan?
Hambatanya paling mengumpulkan anaknya yang ingin di latih.
15. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam mengikuti kegiatan?
Peraktek langsung kemudian kita di tes satu persatu sampai bisa.
16. Apa hasil yang didapatkan setelah kamu mengikuti program pemberdayaan
PEKAN?
Pasti ada jadi banyak taulah yang tadinya todak bisa jadi bisa
17. Apakah bermanfaat dari pelatihan-pelatihan yang di dapat setelah kamu lulus
dari asrama GYD?
Alhamdulillah itu sangat bermanfaat bangat buat saya
18. Awal kamu keluar dari yayasan apakah kamu langsung bekerja atau kegiatan
apa yang kamu lakukan setelahnya?
Page 117
Awal-awal lulus diasrama saya kerja di bagian humas griya yatim dan
dhuafa selama 3 bulan karena saya rumayan bisa di computer akhirnya saya
di pindahkan di bagian IT.
19. Adakah perubahan yang kamu rasakan setelah lulus dari Griya Yatim dan
Dhuafa?
Lebih nambah ilmu pastinya, lebih tau bagaimna dunia pekerjaan. Semnjak
lulus tahun 2013 saya kuliah di UMPAM jurusan Tehnik Informatika.
Kemudian saya sekarang membuka service computer kerja sama bersama
teman kampus ber3 bikin usaha sendiri.
20. Apa saran anda untuk program pemberdayaan PEKAN?
Agar lebih di perbanyak dan di perluas untuk pelaksanaan pemberdayaan
PEKAN ini agar sekang ini sudah tercangkup sama teknologi jadi agar
orang-orang yang belum tau teknologi jadi bisa tau.
Page 118
Instrument Wawancara Dengan Lulusan Program Pemberdayaan PEKAN
Nama : Azizah Nasution
Jabatan : Customer Service
Tgl/hari/tempat wawancara : 27 Agustus 2015/ Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
1. Saat itu berapa lama kamu tinggal di yayasan griya yatim dan dhuafa?
5 Tahun dari 2009-2014
2. sebelumnya tau yayasan dari siapa?
Dari teman almarhum Abi
3. Kamu asalnya dari mana?
Asal dari Depok
4. Pada saat di yayasan orang tuamu masih ada? Dan tinggal dimana?
Tinggal di Depok
5. Kamu sebelum tinggal di yayasan tinggalnya dimana?
Tinggal di Depok
6. Apa kegiatan kamu sebelum di yayasan?
sekolah
7. Bagaimana mekanisme untuk mendapatkan program pemberdayaan PEKAN?
Mengisi formulir untuk menjadi anak asuh mukim, melampirkan akte
kelahiran, KK dan surat kematian orang tua.
8. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program pemberdayaan PEKAN?
Bagus, mengajarkan kita menjadi manusia produktif, mandiri dan
berwawasan.
9. Sejak umur berapa kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
16 tahun kelas 1 SMK
10. Berapa kali sekali saat itu kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
Page 119
Satu bulan sekali
11. Kelas berapa biasanya di haruskan mengikuti program pemberdayaan
PEKAN?
Kelas 1-3 SMA
12. Pelatihan apa saja yang kamu dapat dari program pemerdayaan PEKAN?
Menjahit, memasak, merangkai bunga
13. kapan terakhir kali kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
Kelas 3 SMK
14. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengikuti kegiatan?
Waktu yang kurang pas
15. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam mengikuti kegiatan?
Pelatihan, tempat dan akomondasi
16. Apa hasil yang didapatkan setelah kamu mengikuti program pemberdayaan
PEKAN?
Bisa lebih mandiri
17. Apakah bermanfaat dari pelatihan-pelatihan yang di dapat setelah kamu lulus
dari asrama GYD?
Sangat bermanfaat
18. Awal kamu keluar dari yayasan apakah kamu langsung bekerja atau kegiatan
apa yang kamu lakukan setelahnya?
Bekerja di yayasan Griya Yatim dan Dhuafa sebagai Customer Servive
19. Adakah perubahan yang kamu rasakan setelah lulus dari Griya Yatim dan
Dhuafa?
ada
20. Apa saran anda untuk program pemberdayaan PEKAN?
Untuk program PEKAN agar lebih sering diadakan dan pesertanya kalau
bisa bukan hanya anak SMP ataupun SMA tapi mahasiswa yang belum
bekerja agar selain memiliki kemampuan akademis tapi mereka juga
mempunyai skill.