Page 1
1
Pemanfaatan Taman Kota Sebagai Ruang Publik bagi Masyarakat di Kijang Kota
Kabupaten Bintan
Andi Aldian¹, Sri Wahyuni², Marisa Elsera³
Email : [email protected]
Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Ruang publik memiliki arti penting untuk wilayah atau kawasan perkotaan, sebab
peran utama ruang publik adalah menyelaraskan pola kehidupan masyarakat suatu kota.
Taman kota merupakan salah satu jenis ruang terbuka hijau publik. Saat ini ruang terbuka
hijau di Kabupaten Bintan yang dikelolah oleh pemerintah daerah terdiri dari 1 taman umum
besar yang berada di Kijang Kota yaitu taman Kota Kijang. Taman seluas 7,4487 Ha ini
ramai dikunjungi oleh masyarakat sekitar Kijang Kota maupun dari luar Kijang Kota.
Pemanfaatan taman kota umumnya dilakukan pada siang hari untuk berekreasi,
olahraga, maupun sekedar mengunjungi kebun binatang namun pemanfaatan taman kota bagi
beberapa individu pada malam hari dengan aktivitas dan tujuan yang berbeda pula.
Berdasarkan permasalahan tersebut dapat disimpulkan perumusan masalah yaitu bagaimana
pemanfaatan taman Kota Kijang bagi masyarakat di Kijang Kota Kabupaten Bintan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan taman sebagai ruang
publik bagi masyarakat di Taman Kota Kijang. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif
pendekatan deskriptif untuk menjelaskan fenomena pemanfaatan taman kota bagi
masyarakat. Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling, informan dalam penelitian ini adalah pengunjung taman kota Kijang
yang memenuhi karakteristik dan kualifikasi dalam memberikan data. Teknik pengambilan
data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : a) Wawancara, b) Observasi, dan c)
Dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini adalah dalam memanfaatkan taman Kota Kijang pengunjung
memiliki tujuan dan aktivitas yang beragam sesuai dengan kebutuhannya, diantaranya yaitu
sebagai tempat mencari penghasilan, tempat rekreasi, wahana edukasi, tempat peralihan dan
menunggu. Namun ada juga pengunjung menggunakan taman Kota Kijang sebagai tempat
untuk melakukan perilaku-perilaku yang melanggar nilai dan norma di masyarakat.
Kata Kunci : Pemanfaatan, Ruang Publik
Page 2
2
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beberapa provinsi, saat ini
setidaknya terdapat 34 provinsi yang terdiri dari 416 kabupaten dan 98 kota. Setiap
daerah Kabupaten/Kota memiliki wewenang sendiri untuk mengelola daerahnya
masing-masing. Kota sebagai suatu perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami
perubahan dari waktu ke waktu. Berawal dari perkampungan hingga menjadi perkotaan,
kehadiran sebuah kota memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan penduduknya agar
dapat berkembang dan melanjutkan hidup.
Ruang publik sebagai bagian dari ruang kota tidak dapat dipisahkan
keberadaannya dari suatu kota. Menurut Sunaryo (2004), sistem kota merupakan
pemenuhan kebutuhan hidup bagi masyarakat yang meliputi tempat tinggal, bekerja dan
rekreasi. Ruang publik memiliki arti penting untuk wilayah atau kawasan perkotaan,
sebab peran utama ruang publik adalah menyelaraskan pola kehidupan masyarakat suatu
kota (Kustianingrum, 2013).
Ruang publik sebagai ruang terbuka terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan
ruang terbuka non hijau publik. Ruang terbuka hijau publik adalah area yang
penggunaanya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam yang dimiliki dan dikelola oleh
pemerintah daerah kota/kabupaten yang digunakan untuk kepentingan masyarakat.
Sedangkan ruang terbuka non hijau publik merupakan ruang terbuka yang tidak
termasuk kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras maupun yang berupa badan air
yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota/kabupaten yang digunakan
Page 3
3
untuk kepentingan masyarakat (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun
2008).
Ruang terbuka hijau disebut pula sebagai ruang terbuka publik karena dapat
diakses dan dipakai oleh siapa saja secara cuma-cuma sehingga menjadi pusat
pertemuan masyarakat. Salah satu ruang terbuka publik yang sering dimanfaatkan
masyarakat adalah taman kota. Taman kota merupakan sebuah tempat yang tertata agar
dapat membuat pengunjung merasa nyaman dengan fasilitas-fasilitas yang tersedia
didalamnya dan ditumbuhi berbagai macam pohon dan bunga. Sejak dari proses
pembentukannya oleh pemerintah, terdapat juga peran masyarakat dalam perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian taman kota. Menyadari keadaan atau suasana taman
tidak akan nyaman tanpa adanya peran masyarakat dalam pemeliharaan dan
pengendalian taman.
Taman kota merupakan salah satu jenis ruang terbuka hijau publik yang biasanya
dijadikan tempat untuk menghabiskan waktu libur atau sekedar waktu luang di tengah
rutinitas. Taman kota yang berfungsi sebagai ruang publik tentu akan menjadikan lokasi
ini ramai dikunjungi banyak orang. Mereka datang melakukan aktivitas yang berbeda-
beda, misal ada yang sekedar membaca buku sambil duduk di bawah pohon, jogging,
dan mungkin ada yang datang ke taman kota dalam misi untuk berdagang (Etiningsih,
2016:3).
Begitu juga yang terjadi di Taman Kota Kijang Kabupaten Bintan. Menurut data
dari Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Bintan tahun 2018,
setidaknya terdapat 30 taman yang tersebar disetiap Kecamatan di Kabupaten Bintan
Page 4
4
yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. Dari semua taman tersebut, taman Kota Kijang
adalah yang terbesar dan yang paling banyak dikunjungi masyarakat. Hal tersebut dapat
langsung dilihat dari fasilitas-fasilitas yang tersedia dan juga dari jumlah kunjungan
masyarakat setiap harinya. Selain karena beragamnya fasilitas yang tersedia
didalamnya, yang membuat taman Kota Kijang berbeda dengan taman-taman yang
lainnya adalah ragam aktivitas atau perilaku masyarakat di taman tersebut.
Taman Kota Kijang dikelilingi perpohonan terlihat indah kehijauan, nyaman dan
menyejukkan. Terdapat sebuah kolam (danau buatan) dipinggiran taman dan terdapat
kebun binatang mini atau mini zoo didalam taman. Taman dihiasi bunga-bunga, ada
tempat duduk dari coran semen, jembatan serta dilengkapi dengan berbagai fasilitas
seperti wifi hotspot. Taman Kota Kijang sangat dekat dengan pusat kota sehingga
mudah dijangkau. Setiap hari masyarakat memanfaatkan taman kota ini bersama
keluarga atau teman terutama pada hari libur atau akhir pekan. Seluruh lapisan
masyarakat dapat menggunakan taman kota secara gratis.
Belum diketahui secara pasti jumlah pengunjung taman Kota Kijang. Dari Dinas
terkait juga belum memiliki data tersebut. Menurut Pak Evan Kurniadi selaku Kepala
Seksi Pertamanan dan Ruang Terbuka Hijau yaitu “jumlah pengunjung taman Kota
Kijang memang susah kalau mau dihitung dengan jumlah yang akurat, sulit terdeteksi
karena tidak adanya pintu masuk“ (Wawancara Pada Tanggal 31 Juli 2018 Jam 14:05
WIB).
Kehadiran pengunjung bisa didapat informasinya salah satunya dari pedagang
yang ada di sana. Menurut Buk Yurlita yaitu salah satu pedagang di taman Kota Kijang
Page 5
5
“jumlah pengunjung taman Kota Kijang berkisar antara 60-80 orang perhari dan akan
meningkat hingga sekitar dua kali lipat pada hari libur atau hari-hari besar dikunjungi
oleh masyarakat Kijang Kota maupun masyarakat dari luar Kijang Kota” (Wawancara
Pada Tanggal 31 Juli 2018 Jam 17:10).
Mengingat taman ini merupakan salah satu icon Kijang Kota dan satu-satunya
tempat rekreasi di pusat kota, maka tidak heran taman kota ini antusias dimanfaatkan
oleh masyarakat. Namun terkadang taman kota dimanfaatkan dengan cara yang berbeda.
Taman kota biasanya dikunjungi pada siang hari untuk berekreasi, maupun sekedar
mengunjungi kebun binatang namun ternyata taman kota bagi beberapa individu atau
kelompok dikunjungi bahkan sampai larut malam dan dengan aktivitas dan tujuan yang
berbeda pula.
Sebenarnya tujuan pembangunan taman Kota Kijang adalah untuk menciptakan
lingkungan yang serasi dan berguna bagi kepentingan umum masyarakat baik itu ketika
siang maupun di malam hari. Sementara kenyataannya taman Kota Kijang tidak hanya
dikunjungi untuk aktivitas-aktivitas seperti rekreasi atau berolahraga, namun taman
Kota Kijang ini juga digunakan sebagai tempat untuk melakukan perilaku-perilaku yang
tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan nilai dan norma masyarakat Kijang Kota. Hal
tersebut dibenarkan oleh Pak Evan Kurniadi selaku Kepala Seksi Pertamanan dan ruang
terbuka hijau yaitu “di taman Kota Kijang terkadang memang terdapat aktivitas-
aktivitas yang tidak layak seperti orang mabuk-mabukan” (Wawancara Pada Tanggal
18 Januari 2018 Jam 13:20 WIB).
Page 6
6
Suasana taman yang terang ketika siang hari akan berbeda pada malam hari serta
tersedianya fasilitas-fasilitas didalamnya bisa mendukung terjadinya perbuatan ke arah
tidak diinginkan sebab taman kota merupakan ruang terbuka publik yang bebas diakses
tanpa adanya aturan kuat yang mengikat. Sehingga penelitian ini berupaya atau ingin
melihat bagaimana pemanfaatan taman Kota Kijang sebagai ruang publik bagi
masyarakat. Maka diambillah judul penelitian “Pemanfaatan Taman Kota Sebagai
Ruang Publik bagi Masyarakat di Kijang Kota Kabupaten Bintan”.
BAHAN DAN METODE
Taman kota merupakan salah satu jenis ruang terbuka hijau publik yang
biasanya dijadikan tempat untuk menghabiskan waktu libur atau sekedar waktu luang di
tengah rutinitas. Taman kota yang berfungsi sebagai ruang publik tentu akan
menjadikan lokasi ini ramai dikunjungi banyak orang. Mereka datang melakukan
aktivitas yang berbeda-beda, misal ada yang sekedar membaca buku sambil duduk di
bawah pohon, jogging, dan mungkin ada yang datang ke taman kota dalam misi untuk
berdagang (Etiningsih, 2016:3).
Begitu juga yang terjadi di Taman Kota Kijang Kabupaten Bintan. Dalam hal ini
peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Taman Kota Sebagai
Ruang Publik bagi Masyarakat di Kijang Kota Kabupaten Bintan” menggunakan
metode kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor (Silalahi, 2009:28), metode kualitatif
merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Tipe penelitian
deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu,
Page 7
7
keadaan, gejala, atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Pada pendekatan deskriptif
peneliti menjelaskan gambaran-gambaran yang terperinci mengenai pemanfaatan taman
kota bagi masyarakat.
Penelitian ini dilakukan di Taman Kota Kijang, Kelurahan Kijang Kota
Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan. Adapun alasan dipilihnya lokasi ini
karena taman kota ini merupakan satu-satunya taman kota yang berada dekat dengan
kawasan pusat perkotaan setempat dan taman ini menyediakan ruang terbuka yang
terluas khususnya di pulau Bintan. Antusias dimanfaatkan oleh masyarakat, disertai
dengan fasilitas yang mumpuni dan beraneka ragam yang berbeda dengan taman-taman
lainnya.
Jenis dan sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Adapun
indikator yang termasuk dalam data primer ialah keberagaman pengunjung taman,
intensitas pengunjung taman, durasi pemanfaatan taman, variasi pemanfaatan taman,
tujuan dan alasan mengunjungi taman. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini
dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan
mengumpulkan data dan mengambil informasi dari buku-buku referensi serta dokumen-
dokumen dari instansi yang terkait dengan topik penelitian.
Sesuai dengan jenis penelitian bahwa penelitian kualitatif tidak menggunakan
pendekatan populasi dan sampel tetapi yang di gunakan dengan pendekatan secara
intensif ke informan yang akan dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini informan merupakan subjek yang menjadi sumber peneliti dalam
Page 8
8
mendapatkan informasi sebagai data yang di perlukan sesuai dengan permasalahan dan
kebutuhan peneliti.
Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling yaitu pemilihan informan bertujuan dalam memberikan informasi
yang dibutuhkan. Pemilihan informan berdasarkan penilaian atau karakteristik yang
diperoleh data sesuai dengan maksud penelitian (Silalahi, 2010:272). Adapun informan
dalam penelitian ini adalah pengunjung taman kota Kijang dengan dikriteriakan sebagai
berikut :
1) Pengunjung yang mengujungi taman Kota Kijang minimal 4 kali dalam 1 bulan.
2) Pengunjung yang mengunjungi taman Kota Kijang dengan durasi minimal 2 jam
Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian yaitu observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan
verifikasi data.
1. Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, data-data yang dianggap tidak penting dibuang atau
disingkirkan.
2. Penyajian data yaitu proses penyajian data dengan teks yang bersifat deskriptif
yang menjelaskan penemuan penelitian. Selain menyajikan data dengan teks
yang bersifat deskriptif, dapat juga berupa tabel maupun gambar.
Page 9
9
3. Verifikasi data yakni upaya membuat kesimpulan dari keseluruhan data
terkumpul selama penelitian berlangsung dengan mencari data baru yang
mendukung agar menjamin validitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemanfaatan ruang publik adalah penggunaan ruang publik sebagai ruang yang
melayani kebutuhan fisik, mental, memberikan pengetahuan kepada pengunjungnya,
serta juga sebagai simpul dan sarana komunikasi pengikat sosial untuk menciptakan
interaksi antara kelompok masyarakat (Carr, 1992).
Budiharjo dan Sujarto (1999:34), ruang publik merupakan tempat dimana
masyarakat dapat melakukan aktivitas sehubungan dengan kegiatan rekreasi dan
hiburan, bahkan dapat pula mengarah pada jenis kegiatan hubungan sosial lainnya
seperti untuk jalan-jalan, melepas lelah, duduk bersantai, pertemuan akbar pada saat
tertentu atau juga digunakan untuk upacara-upacara resmi, dapat dipadukan dengan
tempat-tempat perdagangan.
Dapat kita simpulkan bahwa ruang publik adalah area umum dengan segala
elemen maupun fasilitas pendukung ruang untuk menampung aktivitas masyarakat
sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna ruang.
Dalam memanfaatkan taman Kota Kijang pengunjung memiliki tujuan dan
aktivitas yang beragam sesuai dengan kebutuhannya. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan sehingga mendapatkan hasil yaitu pemanfaatan taman Kota Kijang
diantaranya sebagai :
Page 10
10
1. Tempat Mencari Penghasilan
Fungsi ruang publik dijelaskan oleh Eddy Darmawan dalam Iswanto (2006),
sebagai tempat usaha bagi pedagang kaki lima. Pedagang kaki adalah pedagang yang
berjualan disuatu tempat umum seperti tepi jalan, taman-taman, emper-emper, toko dan
pasar-pasar tanpa adanya izin usaha dari pemerintah (Karafir dalam Yunus, 2011).
Seperti halnya pada taman Kota Kijang yang dimanfaatkan sebagain orang untuk
mencari penghasilan dengan menjual makanan dan minuman, jasa parkir dan
penyewaan mainan sepeda air.
2. Tempat Rekreasi
Serupa dengan pendapat Budiharjo dan Sujarto (1999:34), ruang publik
merupakan tempat dimana masyarakat dapat melakukan aktivitas sehubung dengan
kegiatan rekreasi dan hiburan, bahkan dapat pula mengarah pada jenis kegiatan
hubungan sosial lainnya seperti untuk jalan-jalan, melepas lelah, duduk bersantai,
pertemuan akbar pada saat tertentu atau juga digunakan untuk upacara-upacara resmi,
dapat pula dipadukan dengan tempat-tempat perdagangan.
3. Wahana Edukasi
Menurut Rustam Hakim (2003:52), taman kota sebagai ruang terbuka
mempunyai beberapa fungsi sosial, antara lain meliputi : tempat bermain dan olahraga,
tempat berkomunikasi sosial, tempat peralihan dan menunggu, tempat untuk
mendapatkan udara segar, sarana penelitian dan pendidikan, serta penyuluhan bagi
masyarakat untuk membentuk kesadaran lingkungan, sarana untuk menciptakan
kebersihan, kesehatan, keserasian dan leindahan lingkungan.
Page 11
11
4. Tempat Peralihan dan Menunggu
Pemanfaatan ruang publik sebagai tempat peralihan dan menunggu sejalan
dengan pendapat Eddy Darmawan dalam Iswanto (2006), yang mengemukakan salah
satu fungsi ruang publik yaitu sebagai ruang terbuka yang menampung koridor-koridor
jalan yang menuju kearah ruang publik tersebut dan sebagai ruang pengingat dilihat dari
struktur kota serta sebagai pembagi ruang-ruang fungsi bangunan disekitarnya dan
ruang untuk transit.
5. Tempat Melakukan Perilaku Menyimpang
Taman kota sebagai ruang publik memiliki berbagai keutamaan fungsi dan
kegunaan. Namun sebagai suatu ruang bersama yang bebas diakses oleh masyarakat
baik siang maupun malam tanpa aturan mengikat dan kontrol yang kuat maka tidak
menutup kemungkinan terjadinya perilaku-perilaku yang melanggar nilai dan norma di
masyarakat. Didukung oleh redup atau gelapnya dan minimnya penjagaan dan razia
taman pada malam hari membuat para pengguna taman bebas melakukan perilaku
tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta analisis yang dilakukan peneliti
tentang pemanfaatan taman Kota Kijang sebagai ruang publik bagi masyarakat, dalam
memanfaatkan taman Kota Kijang pengunjung memiliki tujuan dan aktivitas yang
beragam sesuai dengan kebutuhannya. Seperti halnya taman Kota Kijang yang
dimanfaatkan oleh sebagian pengunjung hanya untuk mencari penghasilan, namun ada
juga yang memanfaatkan taman Kota Kijang untuk berekreasi, memanfaatkan taman
Page 12
12
kota untuk edukasi, memanfaatkan taman kota untuk tempat peralihan atau menunggu,
serta memanfaatkan taman kota untuk melakukan perilaku menyimpang.
Alasan mengapa memilih mengunjungi taman Kota Kijang karena lokasi taman
yang dekat dengan rumah pegunjung, karena tersedianya fasilitas-fasilitas taman, karena
gratis atau tidak perlu mengeluarkan banyak modal untuk berekreasi, dan karena
menguntungkan bagi pengunjung atau pengguna taman.
UCAPAN TERIMAKASIH
Harapan dari penulis kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan andil
guna pengembangan lebih lanjut. Atas petunjuk-Nya skripsi ini dapat selesai oleh
karena itu dengan segala hormat penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Bismar Arianto, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.
2. Ibu Sri Wahyuni, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
tuntunan, arahan, serta bimbingan bagi penulis sehingga terselesainya skripsi ini.
3. Ibu Marisa Elsera, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing II serta Ketua Jurusan
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah bersedia mengarahkan
serta memberi bimbingan bagi penulis sehingga terselesainya skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Maritim Raja Ali Haji khususnya Dosen Prodi Sosiologi dan Para Staf
Administrasi.
Page 13
13
5. Bapak Anton Hatta Wijaya, S.Sos, M.Si selaku Lurah Kijang Kota yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
6. Bapak Evan Kurniadi selaku Kepala Seksi Pertamanan dan Ruang Terbuka Hijau
di Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Bintan yang telah
banyak memberikan informasi, masukan, dan saran serta memotivasi penulis
demi penyempurnaan skripsi ini.
7. Orang tua penulis yang tercinta Ayahanda Mustami dan Ibunda Salbiah.
Terimakasih buat kasih sayang, support, motivasi, dan atas do’a yang diberikan
secara moril, terlebih lagi dukungan materil, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
8. Rekan-rekan seperjuangan dan sahabat-sahabat yang telah memberikan
semangat, bantuan dan dukungan sehingga skripsi ini bisa penulis selesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Altman, &. Z. 1987. Public Places and Spaces. New York: Plenum Press.
Arifin, Hadi Susilo. 1991. Buku Kenangan Lomba Taman Tingkat Nasional II 1991.
Semarang: Biro Kependudukan dan Lingkungan Hidup Jawa Tengah.
Carmona, Matthew, Tim Heath, Taner Oc, Steve Tiesdell. 2003. Public Places-Urban
Spaces: The Dimensions of Urban Design. London: Architectural Press.
Carr, Stephen. 1992. Public Space. Cambridge : Cambridge University Press.
Ching, Francis D. K, 1991. Architecture, Form, Space, and Order. Jakarta: Erlangga.
Darmawan, Edy. 2003. Teori dan Kajian Ruang Publik Kota. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Page 14
14
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Bintan Tahun 2018.
Haryadi dan Setiawan, B. 1995. Arsitektur Lingkungan dan Prilaku. Jakarta: DIT JEN
DIKTI Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hermawan, S. R. 2006. Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi
dan Kode Etik Pustakawanan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.
Madanipour, Ali. 1996. Design of Urban Space: An Inquiry into a Socio-spatial
Process. New York: John Wiley & Sons.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Rapoport, A. 1977. Human Aspect Of Urban Form: Towards A Man Enviromental
Apporoach to Urban Form And Design. New York: Pergamon Press.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008.
RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2010-2015.
Pratt, Henry. 1994. Dictionary of Sociology, Philosophical Library, New York, P. 15.
Disadur Pariwisata, Rekreasi dan Entertainment
Rustam, Hakim. 2003. Komponen Perencanaan Arsitektur Lanskap. Jakarta.
Silalahi, Ulber, 2010,Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT Refika Aditama.
Smith, S. &. 1989. Tourism Analysis: A Handbook. New York: Logman Scientific &
Techincal.
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta.
Sujarto, B. d. 1999. Kota Berkelanjutan. Bandung: Ikapi.
Tibbalds, Francis. 2001. Making People Friendly Towns: Improving the Public
Environment in Towns and Cities. London: Spon Press.
Page 15
15
Whyte, William H. 1980. The Sosial Life Of Small Urban Space. Washington DC.
USA: The Conservation Foundation.
Jurnal & Skripsi
Etiningsih, Eva. 2016. Fungsi Taman Kota Sebagai Ruang Publik (Studi Di Taman
Merdeka Kota Metro). Skripsi Sosiologi Universitas Lampung. Bandar Lampung
Kusianingrum, D; Angga Kusumah Sukarya; Rifan Athariq; Nugraha; Franderdi
Rachadi Tyagarga. 2013. Fungsi dan Ktivitas Taman Ganesha sebagai Ruang
Publik di Kota Bandung. Jurnal Reka Karsa, Vol. 1. No. 2, Agustus
Samosir, Nopriani Diadari. 2016. Optimalisasi Peran dan Fungsi Ruang Publik Taman
Sungai Kayan Kota Tanjung Selor Kalimantan Utara. Universitas ATMA Jaya.
Yogyakarta
Sasongko, Purnomo Dwi. 2002. Kajian Perubahan Fungsi Taman Kota di Kota
Semarang. Universitas Diponegoro. Semarang
Sunaryo, Rony Gunawan. 2004. Penataan Ruang Publik yang Memadukan Pola
Aktivitas dengan Perubahan Fisik Kawasan (Kasus Kawasan Tambak Nayan-
Babarsari, Yogyakarta). Ikatan Arsitek Indonesia, Jakarta 21-22 Juli 2004
Yunus, Auliya Insani. 2011. Potret Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Kaki Lima di
Kota Makassar (Kasus Penjual Pisang Epe di Pantai Losari). Universitas
Hasanuddin: Makassar