Top Banner
139 Al-Hasany Vol. 1, No. 1, JuliDesember 2016 Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013 Oleh: Sridayani NPM: 12020006/Program Studi Pendidikan Agama Islam Mahasiswa “STAITA” Padangsidimpuan ABSTRAKSI: The curriculum is a set of plans and arrangements regarding the objectives, content and learning materials as well as the means used to guide the implementation of learning activities to achieve specific educational objectives. In the history of education in Indonesia has undergone many curriculum renewal. Ranging from the traditional to the modern curriculum curriculum. Then the modern curriculum to the Competency Based Curriculum (CBC), Education Unit Level Curriculum (SBC), and the latter is Curriculum 2013. In a competency-based curriculum (KBK), students are required to have a competence resulting from the learning process in schools, and teachers in this curriculum only run a curriculum that has been designed by the center. At the curriculum level education unit (SBC), students are required to be active in the learning and the curriculum used is the result of the design of each educational unit respectively with the view of some aspects. Curriculum 2013 is the complement of the existing curricula previous. Key Words: Competency-Based Curriculum, Education Unit Level Curriculum, Curriculum 2013. A. Pendahuluan Dalam era globalisasi bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama dengan adanya perdagangan bebas, baik tingkat ASEAN, Asia pasifik (APEC), maupun dunia. Era globalisasi dan pasar bebas telah menimbulkan berbagai kesemrawutan sehingga manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan yang sangat kompleks dan tidak menentu. Kita juga dihadapkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan mendasar yang mengakibatkan bebasnya akses terhadap media massa terutama media elektronik, seperti jejaring sosial internet.
22

PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Nov 07, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

139

Al-Hasany Vol. 1, No. 1, Juli–Desember 2016

Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan

PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013 Oleh: Sridayani

NPM: 12020006/Program Studi Pendidikan Agama Islam Mahasiswa “STAITA” Padangsidimpuan

ABSTRAKSI:

The curriculum is a set of plans and arrangements regarding the objectives, content and learning materials as well as the means used to guide the implementation of learning activities to achieve specific educational objectives. In the history of education in Indonesia has undergone many curriculum renewal. Ranging from the traditional to the modern curriculum curriculum. Then the modern curriculum to the Competency Based Curriculum (CBC), Education Unit Level Curriculum (SBC), and the latter is Curriculum 2013. In a competency-based curriculum (KBK), students are required to have a competence resulting from the learning process in schools, and teachers in this curriculum only run a curriculum that has been designed by the center. At the curriculum level education unit (SBC), students are required to be active in the learning and the curriculum used is the result of the design of each educational unit respectively with the view of some aspects. Curriculum 2013 is the complement of the existing curricula previous. Key Words: Competency-Based Curriculum, Education Unit Level

Curriculum, Curriculum 2013.

A. Pendahuluan

Dalam era globalisasi bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai

tantangan, terutama dengan adanya perdagangan bebas, baik tingkat ASEAN,

Asia pasifik (APEC), maupun dunia. Era globalisasi dan pasar bebas telah

menimbulkan berbagai kesemrawutan sehingga manusia dihadapkan pada

perubahan-perubahan yang sangat kompleks dan tidak menentu. Kita juga

dihadapkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu

cepat dan mendasar yang mengakibatkan bebasnya akses terhadap media

massa terutama media elektronik, seperti jejaring sosial internet.

Page 2: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Al-Hasany Vol. 1, No. 1, Juli–Desember 2016

140

Akibat pengaruh iptek dan globalisasi telah terjadi pergeseran yang ada

dalam kehidupan masyarakat. Hampir setiap hari, kita disuguhi contoh-contoh

menyedihkan melalui film dan televisi yang secara bebas mempertontonkan

perilaku sadisme, mutilasi, kekerasan, premanisme, kejahatan, dan korupsi. Tidak

sedikit dari para pemuda, pelajar, mahasiswa yang diharapkan menjadi tulang

punggung bangsa telah terlibat dengan perkelahian antar pelajar, narkoba,

perjudian, dan lain-lain. Nilai-nilai tradisional yang dianggap sangat menjunjung

tinggi moralitas kini sudah bergeser seiiring dengan pengaruh iptek dan

globalisasi.

Dalam rangka mengantisipasi perubahan-perubahan global dan persaingan

pasar bebas, serta tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya

teknologi informasi, diperlukan perubahan yang cukup mendasar dalam sistem

pendidikan nasional, yang dipandang oleh berbagai pihak sudah tidak efektif,

bahkan dari segi mata pelajaran yang diberikan dianggap kelebihan muatan tetapi

tidak mampu memberikan bekal dan mempersiapkan peserta didik untuk bersaing

dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Perubahan mendasar tersebut berkaitan

dengan kurikulum, yang dengan sendirinya menuntut dan mempersyaratkan

berbagai perubahan pada komponen-komponen pendidikan yang lain.

Berkaitan dengan perubahan kurikulum, dalam perjalanan dunia pendidikan

Indonesia telah menerapkan tujuh kurikulum yaitu kurikulum 1968, kurikulum

1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 atau kurikulum berbasis

kompetensi (KBK), kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006 dan terakhir

kurikulum 2013 yang lebih menekankan pada pendidikan karakter. Berbagai pihak

menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi

sekaligus berkarakter (competency and character based curriculum), yang dapat

membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai

dengan tuntutan zaman dan tuntutan teknologi yang akan menjawab tantangan

arus globalisasi.

B. Kebijakan Pembaharuan Kurikulum

Istilah “Kurikulum berasal dari bahasa latin “curiculum”, sedang menurut

bahasa Perancis “cuurier” artinya “to run” berlari. Istilah kurikulum pada

Page 3: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Peluang dan Tantangan Kurikulum…SRIDAYANI

141

awalnya dipakai dalam dunia olahraga dengan istilah “curriculae” yaitu suatu

jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari awal

sampai akhir. Dari dunia olahraga istilah kurikulum masuk ke dunia

pendidikan yang berarti jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh

siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.”1

Beberapa tafsiran dalam Oemar Hamalik mengemukakan “Kurikulum

antara lain adalah:

1. Kurikulum memuat isi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan.

2. Kurikulum sebagai rencana Pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar.

3. Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Pengertian ini menunjukkan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan di luar kelas. Tak ada pemisahan yang tegas antara intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum.”2

Menurut Crow and Crow dalam Ramayulis, “Kurikulum adalah

rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara

sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.”3

Sedangkan menurut M. Arifin memandang “Kurikulum sebagai seluruh bahan

pelajaran yang harus disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem

institusional pendidikan.”4

Selanjutnya Zakiah Daradjat memandang “Kurikulum sebagai suatu

program yang direncanakan dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan untuk

mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.”5

1Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses

dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 122. 2Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 16. 3Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), hlm. 150. 4Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, hlm. 150. 5Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, hlm. 150.

Page 4: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Al-Hasany Vol. 1, No. 1, Juli–Desember 2016

142

Selain itu, Addarmasyi Sarhan dan Dr. Munir Kamil yang ditulis kembali oleh Al-Syaibani, menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-muridnya di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolong untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.”6

Sementara itu menurut PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan

pendidikan tertentu.”7

Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum

merupakan program pendidikan yang disediakan oleh sekolah yang tidak hanya

sebatas bidang studi dan dan kegiatan belajarnya saja, akan tetapi, meliputi segala

sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi

siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan sehingga dapat

meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaannya tidak hanya di sekolah

tetapi juga di luar sekolah.

Salah satu variabel yang mempengaruhi sistem pendidikan nasional adalah

kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum harus dapat mengikuti dinamika yang ada

dalam masyarakat. Kurikulum harus bisa menjawab kebutuhan masyarakat luas

dalam menghadapi persoalan kehidupan yang dihadapi.

Dalam pembaharuan kurikulum, Indra Djati Sidi berpendapat bahwa: “Salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan adalah dengan pembenahan kurikulum yang dapat memberikan kemampuan dan keterampilan dasar minimal (minimum basic skill), menerapkan konsep belajar tuntas (mastery learning), dan membangkitkan sikap kreatif, inovatif, demokratis dan mandiri bagi peserta didik.”8

Menurut Sudjana, “Ada sepuluh langkah yang harus ditempuh dalam

melakukan pembaharuan kurikulum, yakni:

1. Mengenal atau mengidentifikasi kebutuhan perubahan kurikulum, artinya menilai ada tidaknya masalah-masalah pokok yang harus dilakukan

6Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, hlm. 150. 7Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…, hlm. 124. 8Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…, hlm. 114.

Page 5: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Peluang dan Tantangan Kurikulum…SRIDAYANI

143

perubahan. Oleh karena itu perlu dilakukan penilaian dan pengukuran pendahuluan terhadap kurikulum yang sedang berjalan.

2. Mobilisasi suatu perubahan kurikulum, artinya setelah ditemukan pokok yang menjadi garapan perubahan kurikulum, barulah dipikirkan wadah yang akan mengorganisasi perubahan tersebut. Wadah tersebut bisa berupa badan atau komite yang bisa bekerja secara rutin.

3. Studi tentang masalah dan kebutuhan masyarakat, artinya dalam mengembangkan suatu kurikulum dilakukan analisis terhadap sektor-sektor masyarakat, baik masalahnya maupun kebutuhannya.

4. Studi tentang karakteristik dan kebuttuhan peserta didik, artinya memperhatikan perkembangan, pertumbuhan, bakat, minat, kesanggupan, dan kebutuhan peserta didik.

5. Formulasi tujuan pendidikan, artinya dalam mengembangkan kurikulum harus menjabarkan tujuan pendidikan secara umum yang bersifat filosofis, sosiologis, dan psikologis ke dalam tujuan institusional yang bersifat tingkah laku operasional sehingga mudah dipahami oleh para guru di lapangan.

6. Menetapkan aktivitas belajar dan mata pelajaran,artinya memilih dan menerapkan aktivitas belajar (sebagai isi kurikulum) yang memadai dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan tersebut.

7. Mengorganisasi pengalaman belajar dan perencanaan unit-unit pelajaran. 8. Pengujian kurikulum yang diperbaharui, artinya kurikulum yang

diperbaharui sebelum dilaksanakan di lapangan harus diujicobakan terlebih dahulu (tryout) terlebih dahulu agar mencapai hasil yang optimal.

9. Pelaksanaan kurikulum baru, artinya kurikulum baru yang telah disusun, direvisi dan telah diujicobakan hendaknya diterapkan dengan mengerahkan seluruh opini masyarakat agar meneima ide-ide pembaharuan dalam kurikulum tersebut.

10. Evaluasi dan revisi berikutnya, artinya kurikulum baru yang sudah diberlakukan dievaluasi dan dimonitoring untuk melihat kualitas dan efektivitas kurikulum tersebut untuk selanjutnya dilakukan revisi kalau diperlukan.”9

Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum bersifat dinamis serta harus

selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti

perkembangan dan tantangan zaman. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan

bahwa pembaharuan kurikulum adalah suatu keharusan dalam kerangka menuju

mutu pendidikan yang berkualitas dan mampu merespon terhadap tuntutan

terhadap kehidupan berdemokrasi, globalisasi.

C. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Kurikulum Berbasis Kompetensi digagas ketika menteri Pendidikan dijabat

oleh Abdul Malik Fadjar. Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa

kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan

9Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…, hlm. 119.

Page 6: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Al-Hasany Vol. 1, No. 1, Juli–Desember 2016

144

tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian,

kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan. KBK lebih

ditekankan pada kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap

siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. McAshan

menyatakan bahwa: “Kompetensi adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan

kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi

bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan

psikomoriknya.”10

Sebagaimana Gordon dalam Ramayulis menjelaskan bahwa: “Aspek yang

terkandung dalam kompetensi sebagai berikut:

1. Pengetahuan (knowledge), yaitu pengetahuan seseorang untuk melakukan sesuatau, misalnya akan dapat melakukan proses berpikir ilmiah untuk memecahkan suatu persoalan manakala ia memiliki pengetahuan yang memadai tentang langkah-langkah berpikir ilmiah.

2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya siswa hanya mungkin dapat memecahkan masalah ekonomi manakala ia memahami konsep-konsep ekonomi.

3. Keterampilan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas yang dibebankan.

4. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga akan mewarnai dalam segala tindakannya.

5. Sikap (attitude), yaitu perasaan atau reaksi terhadap sesuatu yang datang dari luar, misalnya perasaan senang atau tidak senang terhadap munculnya aturan baru.

6. Minat (interest), yaitu kecendrungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan.”11

Selanjutnya Masnur Muslich menyatakan bahwa: “Proses pengembangan

Kurikulum Berbasis Kompetensi didasarkan pada beberapa prinsip yaitu:

1. Keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur

2. Penguatan integritas nasional 3. Keseimbangan antara etika, logika, estetika, dan kinestika 4. Kesamaan dalam memperoleh kesempatan 5. Abad pengetahuan dan teknologi informasi 6. Pengembangan kecakapan hidup (lifeskill) 7. Belajar sepanjang hayat

10Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana,

2008), hlm. 2. 11Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi…, hlm. 6.

Page 7: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Peluang dan Tantangan Kurikulum…SRIDAYANI

145

8. Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan dan komprehensif

9. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan”12

Berdasarkan pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa Kurikulum

Berbasis Kompetensi memiliki empat komponen, yaitu:

1. Kurikulum dan hasil belajar (KHB). KHB memuat perencanaan

pengembangan kompetensi siswa yang perlu dicapai secara keseluruhan,

yaitu sejak TK sampai dengan kelas 12. Dan ini merupakan rangkaian

kompetensi siswa untuk maju secara bertahap seiring dengan perkembangan

dan kematangan psikologisnya. KHB ini juga memberikan kesempatan guru

untuk mengembangkan program pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan

kehidupan, keadaan sekolah atau lingkungan, dan kebutuhan serta

kemampuan siswa

2. Penilaian berbasis kelas (PBK). PBK memuat prinsip, sasaran, dan

pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai

akuntabilitas public melalui identifikasi kompetensi atau hasil belajar yang

telah dicapai, pernyataan standar yang harus dicapai, peta kemajuan belajar

siswa, dan pelaporan. Penilaian ini disebut berbasis kelas karena penilaian

dilaksanakan secara terpadu dalam pembelajaran di kelas.

3. Kegiatan belajar mengajar (KBM), memuat gagasan-gagasan pokok

pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan. Komponen ini

menyebutkan bahwa belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam

membangun makna dan pemahaman. Dengan demikian, dalam praktiknya,

guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan

otoritasnya dalam membangun gagasan

4. Pengembangan kurikulum berbasis sekolah (PKBS). PKBS memuat berbagai

pola pemberdayaaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk

meningkatkan mutu hasil belajar yang dilengakapi dengan gagasan

pembentukan jaringan kurikulum, pengembangan perangkat kurikulum

12Masnur muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi Aksara,

2009), hlm. 18.

Page 8: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Al-Hasany Vol. 1, No. 1, Juli–Desember 2016

146

pembinaan profesional tenaga kependidikandan pengembangan sistem

informasi kurikulum.

Keempat komponen KBK ini merupakan satu kesatuan yang utuh karena

praktiknya komponen-komponen ini saling menunjang. Dalam Kurikulum

Berbasis Kompetensi siswa dituntut untuk bisa mengembangkan potensinya sesuai

dengan kemampuan siswa masing-masing. Kurikulum Berbasis kompetensi juga

memberikan kesempatan kepada orangtua untuk peduli dan terlibat dalam

kegiatan persekolahan sejak jenjang TK hingga pendidikan menengah. Selain itu,

para pemangku kepentingan (stakeholders) diharapkan untuk berperan aktif di

setiap tingkat satuan pendidikan.

D. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam Masnur Muslich

adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

satuan pendidikan. Menurut Masnur Muslich,

“Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah.”13

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

2. Beragam dan terpadu 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan 5. Menyeluruh dan berkesinambungan 6. Belajar sepanjang hayat 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah14

13Masnur Muslich, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan Pengembangan,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 10. 14Masnur Muslich, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)…, hlm. 11.

Page 9: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Peluang dan Tantangan Kurikulum…SRIDAYANI

147

KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan individual maupun klasik

2. KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman 3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang

bervariasi 4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang

memenuhi unsur edukatif 5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan

atau pencapaian suatu kompetensi15

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki empat komponen,

yaitu tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan KTSP,

kalender pendidikan dan silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pengajaran).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menekankan pada kemampuan yang harus

dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kemampuan yang harus dicapai

dinyatakan dengan standar kompetensi, yaitu kemampuan minimal yang harus

dicapai lulusan. Standar kompetensi lulusan merupakan modal utama untuk

bersaing di tingkat regional maupun global, karena persaingan yang terjadi dalam

era globalisasi adalah persaingan sumber daya manusia.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 ditemukan

beberapa kelemahan:

1. Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, yang ditunjukkan dengan

banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya

melampaui tingkat perkembangan usia anak.

2. Kurikulum belum mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai dengan visi,

misi, dan tujuan pendidikan nasional.

3. Kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan,

belum sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik (pengetahuan,

keterampilan, dan sikap).

4. Berbagai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan

masyarakat seperti pendidikan karakter, kesadaran lingkungan, pendekatan

dan metode pembelajaran konstruktifistik serta jiwa kewirausahaan, belum

terakomodasi dalam kurikulum.

15Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…, hlm. 138.

Page 10: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Al-Hasany Vol. 1, No. 1, Juli–Desember 2016

148

5. Kurikulum belum peeka dan tanggap terhadap berbagai persoalan sosial yang

terjadi pada tingkat lokal, nasional maupun global.

6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang

rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan

berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.

7. Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta

belum tegas memberikan layanan remediasi dan pengayaan secara berkala.

Implementasi KTSP bermuara pada pelaksanaan pembelajaran yakni

bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum (SK-KD) dapat dicerna oleh

peserta didik secara tepat dan optimal. Guru harus berupaya agar peserta didik

dapat membentuk kompetensi dirinya sesuai dengan apa yang digariskan dalam

kurikulum (SK-KD), sebagaimana dijabarkan dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP).

Dalam hal ini akan terjadi interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Dalam hal ini tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan

agar menunjang terjadinya perubahan perilaku tersebut. Pada umumnya

pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yakni pembukaan,

pembentukan kompetensi dan penutup.

E. Kurikulum 2013

Menurut Mulyasa, “Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi

lahir sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan terhadap Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, serta sesuai dengan perkembangan kebutuhan

dan dunia kerja. Mengacu pada penjelasan UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, bagian umum dikatakan bahwa:

“Strategi Pembangunan pendidikan nasional dalam undang-undang ini meliputi..., 2. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi...” dan penjelasan pasal 35 bahwa “Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati” maka diadakan perubahan kurikulum dengan tujuan untuk “melanjutkan pengembangan kurikulum berbasis

Page 11: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Peluang dan Tantangan Kurikulum…SRIDAYANI

149

kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu.”16

Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis

kompetensi (KBK) yang pernah diuji cobakan pada tahun 2004. KBK atau

(Competency Based Curriculum) dijadikan sebagai acuan dan pedoman bagi

pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan ranah pendidikan (pengetahuan,

keterampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan khususnya

pada jalur pendidikan luar sekolah. Pada hakikatnya kompetensi merupakan

perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan

dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Kurikulum 2013 memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi

tertentu oleh peserta didik. Kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan

seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga

pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta

didik sebagai suatu kriteria keberhasilan.

Selain itu, kurikulum 2013 menekankan pada pendidikan berbasis karakter.

Menurut Simon Philips, “Karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada

suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan”17.

Sementara itu, Koesema A menyatakan bahwa “Karakter sama dengan

kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau

sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang

diterima dari lingkungan, misalnya keluarga.”18

Sedangkan Imam Ghozali berpendapat bahwa: “Karakter lebih dekat dengan

akhlak yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau perbuatan yang telah

menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan

lagi.”19

Dalam Masnur Muslich, “Istilah karakter yang diambil dari bahasa Yunani

berarti “to mark” (menandai) lebih fokus pada tindakan atau tingkah laku. Ada dua

pengertian tentang karakter. Pertama ia menunjukkan bagaimana seseorang

16Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosda Karya), hlm.

153. 17Manur Muslich, Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 70. 18Manur Muslich, Pendidikan Karakter…, hlm. 70. 19Manur Muslich, Pendidikan Karakter…, hlm. 70.

Page 12: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Al-Hasany Vol. 1, No. 1, Juli–Desember 2016

150

berperilaku tidak jujur, kejam, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku

buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong tentulah

seseorang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, karakter erat ikatannya

dengan personality. Seseorang baru disebut orang yang berkarakter apabila tingkah

lakunya sesuai dengan kaidah moral.”20

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter

berkaitan dengan kekuatan moral. Orang yang berkarakter adalah orang yang

mempunyai kualitas moral yang positif. Dengan demikian, melalui kurikulum

2013 yang berfokus pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik

diharapkan akan memberi peluang dalam menghasilkan insan Indonesia yang

produktif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap (afektif), keterampilan

(psikomotorik), dan pengetahuan (kognitif) yang terintegrasi.

F. Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum 2013 adalah proses perencanaan kurikulum

agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini

berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen situasi

belajar mengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum

dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan

alat pengembangan kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber-sumber unit,

rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk

memudahkan proses belajar mengajar.

Oemar Hamalik menyatakan bahwa: “Ada beberapa karakteristik dalam

pengembangan kurikulum 2013 sebagai berikut:

1. Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan yang jelas. 2. Suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah merupakan

bagian dari kerikulum yang dirancang selaras dengan prosedur pengembangan kurikulum.

3. Rencana kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses belajar yang baik, karena berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.

4. Rencana kurikulum harus mengenalkan dan mendorong diversitas di antar pelajar.

20Manur Muslich, Pendidikan Karakter…, hlm. 71.

Page 13: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Peluang dan Tantangan Kurikulum…SRIDAYANI

151

5. Rencana kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar mengajar, seperti tujuan, konten, aktivitas, sumber, alat pengukuran, penjadwalan, dan fasilitas yang menunjang.

6. Rencana kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa pengguna.

7. The subject arm approach adalah pendekatan kurikulum yang banyak digunakan di sekolah.

8. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas untuk memungkinkan terjadinya perencanaan guru-siswa.

9. Rencana kurikulum sebaiknya merefleksikan keseimbangan antara kognitif, afektif, dan psikomotorik.”21

Pengembangan kurikulum 2013 seperti pengembangan kurikulum pada

umumnya terdiri dari beberapa tingkat, yaitu pengembangan kurikulum

tingkat nasional, pengembangan kurikulum tingkat wilayah, pengembangan

kurikulum tingkat satuan pendidikan, pengembangan silabus, dan

pengembangan program pembelajaran.

1. Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional

Dalam tingkat nasional dilakukan penataan terhadap Standar nasional

Pendidikan (SNP), terutama pada Standar kompetensi Lulusan (SKL),

standar isi, standar proses, dan standar penilaian yang dituangkan dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013. Di samping itu, juga dilakukan

penataan terhadap empat mata pelajaran, yakni: agama, PPKN, Matematika

dan bahasa Indonesia. Pada tingkat nasional, pengembangan kurikulum

meliputi jalur pendidikan sekolah, luar sekolah, baik secara vertikal maupun

horizontal dalam rangka merealisasikan tujuan pendidikan nasional.

2. Pengembangan kurikulum tingkat wilayah

Pengembangan kurikulum tingkat wilayah bermuara pada wilayah

tingkat I (Provinsi). Pengembangan kurikulum tingkat wilayah berkaitan

dengan pengembangan kompetensi dan silabus untuk berbagai mata

pelajaran di luar matapelajaran kurikulum nasional. Pengembangan

kurikulum untuk kelompok wilayah ini dilakukan oleh tim pengembang

kurikulum tingkat wilayah di bawah koordinasi dinas pendidikan provinsi.

21Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007),

hlm. 184.

Page 14: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Al-Hasany Vol. 1, No. 1, Juli–Desember 2016

152

Termasuk dalam kurikulum tingkat wilayah ini adalah muatan lokal dan

bahasa daerah.

3. Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan

Pada tingkat dibahas pengembangan kurikulum untuk setiap jenis

lembaga pendidikan pada berbagai satuan dan jenjang ppendidikan.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:

a. Mengembangkan kompetensi lulusan, dan merumuskan tujuan-tujuan

pendidikan pada berbagai jenis lembaga pendidikan

b. Berdasarkan kompetensi dan tujuan di atas selanjutnya dikembangkan

bidang studi-bidang studi yang akan diberikan untuk merealisasikan

tujuan tersebut

c. Mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga kependidikan (guru

dan nonguru) sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan

d. Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk memberi

kemudahan belajar

4. Pengembangan Silabus

Dalam kurikulum 2013, pengembangan silabus tidak lagi oleh guru,

tetapi sudah disiapkan oleh tim pengembang kurikulum, baik di tingkat

pusat maupun wilayah. Dengan demikian guru tinggal mengembangkan

RPP berdasarkan buku panduan guru, buku panduan siswa dan buku

sumber yang semuanya telah disiapkan.

5. Pengembangan program pembelajaran

Berdasarkan silabus, kompetensi inti, dan kompetensi lulusan yang

telah diidentifikasi dan diurutkan sesuai dengan tingkat pencapaiannya,

selanjutnya dikembangkan program-program pembelajaran. Dalam

kurikulum 2013 program pembelajaran dikembangkan adalah tematik, dan

terpadu, sehingga kegiatan pengembangan kurikulum pada tingkat ini

adalah menyusun dan mengembangkan rencana pembelajaran terpadu.

Page 15: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Peluang dan Tantangan Kurikulum…SRIDAYANI

153

G. Inovasi Kurikulum 2013

Implementasi kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang

produktif, kreatif, dan inovatif. Secara konseptual, kurikulum 2013 memiliki

beberapa keunggulan, antara lain:

1. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah

(kontekstual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat

peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan

potensinya masing-masing.

2. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi

mendasari kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan,

dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan

masalah dalam kehidupan sehari-hari serta aspek-aspek kepribadian dapat

dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.

3. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam

pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi,

terutama berkaitan dengan keterampilan.

Hal-hal yang mendasari lahirnya kurikulum 2013 setidaknya ada tujuh

asumsi antara lain:

1. Banyak sekolah yang memiliki sedikit guru profesional dan tidak mampu

melakukan proses pembelajaran secara optimal.

2. Banyak sekolah yang mengoleksi sejumlah mata pelajaran dan pengalaman,

sehingga mengajar diartikan hanya sebagai kegiatan menyajikan materi yang

terdapat dalam setiap mata pelajaran.

3. Peserta didik bukanlah tabung kosong yang dapat diisi atau ditulis

sekehendak guru melainkan individu yang memiliki sejumlah potensi yang

harus dikembangkan.

4. Peserta didik memiliki potensi yang berbeda dan bervariasi.

5. Pendidikan berfungsi mengkondisikan lingkungan untuk membantu peserta

didik mengembangkan berbagai potensi yang dimilkinya secara optimal.

6. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran harus berisi kompetensi-

kompetensi potensial yang tersusun secara sistematis sebagai jabaran dari

Page 16: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Al-Hasany Vol. 1, No. 1, Juli–Desember 2016

154

seluruh aspek kepribadian peserta didik, yang mencerminkan keterampilan

yang dapat diterapkan dalam kehidupan.

7. kurikulum sebagai proses pembelajaran harus menyediakan berbagai

kemungkinan kepada seluruh peserta didik untuk mengembangkan

berbagai potensinya secara optimal.

Berdasarkan asumsi di atas, “menurut Mulyasa dalam penerapan

kurikulum 2013 dilakukan penambahan beban belajar pada semua jenjang

pendidikan, sebagai berikut:

Beban belajar di SD/MI Kelas I, II, III, masing masing 30, 32, 34 sedangkan

untuk kelas IV, V, VI masingmasing 36 jam setiap minggu, dengan lama

belajarnya yaitu 35 menit. Beban belajar di SMP/MTs dari semula 32 menjadi

38 jam untuk masing-masing kelas VII, VIII dan IX, dengan lama belajar untuk

setiam jam belajarnya yaitu 40 menit. Beban belajar di SMA/MA Kelas X

bertambah dari 38 jam menjadi 42 jam belajar, dan untuk kelas XI dan XII

bertambah dari 38 jam menjadi 44 jam belajar, dengan lama belajar untuk setiap

jam belajarnya yaitu 45 menit.”22

Kebijakan penambahan jam ini dimaksudkan agar guru memiliki waktu

yang lebih leluasa mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi

paada peserta didik atau mengembangkan pembelajaran aktif, kreatif, dan

menyenangkan. Selain itu, guru dituntut untuk secara kreatif menciptakan

lingkungan yang kondusif, dengan manajemen kelas yang efektif, untuk

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik dapat

belajar dengan menyenangkan (joyfull teaching and learning).

1. Kompetensi inti

Kompetensi inti merupakan kompetensi operasionalisasi standar

kompetensi lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta

didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan

tertentu, yang menggambarkann kompetensi utama yang dikelompokkan ke

dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari

peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

22Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013…, hlm. 166.

Page 17: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Peluang dan Tantangan Kurikulum…SRIDAYANI

155

Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi kompetensi

dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, kompetensi inti merupakan pengikat

untuk organisas vertikal dan organisasi horizontal kompetensi dasar.

Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan antar konten

kompetensi dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di

atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi

yang berkesinambungan antar konten yang dipelajari peserta didik.

Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten kompetensi

dasar satu mata pelajaran dengan isi isi kompetensi dasar dari mata

pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang

sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

2. Silabus dan rencana pembelajaran

Istilah silabus dapat didefenisikan sebagai garis besar, ringkasan,

ikhtisar atau pokok-pokok isi materi pelajaran. Menurut Abdul Majid,

“Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan

pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat

kompnen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan

kompetensi dasar.”23

Sedangkan menurut Masnur Muslich, “RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang

akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas.”24

Dalam kurikulum 2013, silabus sudah disiapkan oleh pemerintah

sehingga guru tinggal mengembangkan rencana pembelajaran. Di samping

silabus, pemerintah juga sudah menyiapkan buku panduan untuk guru dan

peserta didik. Dengan demikian guru tidak perlu lagi mengembangkan

perencanaan tertulis, yang penting bagi guru adalah memahami pedoman

guru dan pedoman peserta didik, kemudian memahami dan menguasai

materi yang akan diajarkan. Setelah itu, mengembangkan rencana

pembelajaran tertulis secara singkat tentang apa yang akan dilakukan dalam

23Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 39. 24Masnur Muslich, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)…, hlm. 45.

Page 18: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Al-Hasany Vol. 1, No. 1, Juli–Desember 2016

156

pembukaan, pembentukan karakter, dan kompetensi peserta didik serta

penutup pelajaran.

Dalam kurikulum 2013, kemampuan dan kreativitas guru sangat di

nanti, dalam rangka menumbuhkembangkan kemampuan siswa dalam

berkomunikasi secara efektif, berpikir jernih dan kritis, mempertimbangkan

segi moral suatu permasalahan, menjadi warga negara yang bertanggung

jawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap

pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang

mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untu

bekerja memiliki kecerdasan sesuai bakat/minatnya serta memiliki tanggung

jawab terhadap lingkungan.

H. Peluang Kurikulum 2013 dalam Pembaharuan Kurikulum

Mutu pendidikan merupakan konsekuensi langsung dari suatu

perubahan dan perkembangan berbagai aspek kehidupan. Tuntutan terhadap

mutu pendidikan tersebut menjadi syarat terpenting untuk dapat menjawab

tantangan perubahan dan perkembangan itu. Hal itu diperlukan untuk

mendukung terwujudnya manusia Indonesia yang cerdas dan berkehidupan

yang damai,terbuka, dan berdemokrasi, serta mampu bersaing secara terbuka

di era global. Untuk itu, pembenahan dan penyempurnaan kinerja pendidikan

menjadi hal pokok, terutama terhadap aspek substantif yang mendukungnya

yaitu kurikulum.

Perubahan dan penyempurnaan kurikulum merupakan hal biasa terjadi

di negara manapun didunia, sebagai wujud dari reponsifnya sebuah kurikulum

dengan adanya perubahan dan perkembangan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa,bernegara. Perubahan tersebut menjadi alasan utama

yang digunakan oleh “perancang kurikulum” untuk melakukan perubahan

kurikulum tersebut . Tantangan bagi para perancang kurikulum yang sesuai

dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan terkini sesungguhnya adalah

bagaimana merancang kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan.

Page 19: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Peluang dan Tantangan Kurikulum…SRIDAYANI

157

Adanya perubahan kurikulum dari kurikulum 2006 yang dikenal dengan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013 adalah

merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan

cerdas dalam membangun identitas budaya bangsa, karena titik tekan

pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan

tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses

pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian

antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.

Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan

kontinuitas kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta

perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di

masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan

internal dan eksternal yang di bidang pendidikan pendidikan.

Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip

utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan.

Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui

kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus

berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan

peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin

dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam,

keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan

penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat

esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.

Keberhasilan implementasi kurikulum 2013 diharapkan memberi peluang

dalam menghasilkan insan Indonesia yang mamp bersaing di era globalisasi.

I. Tantangan Kurikulum 2013 dalam Pembaharuan Kurikulum

Pelaksanaan Kurikulum 2013 merupakan Tantangan dan bagian dari

upaya perbaikan kondisi pendidikan di Indonesia, dan kurikulum 2013 ini di

harapkan akan mampu menjadi pedoman pendidikan di tanah air. Disadari

bahwa guru merupakan kunci utama keberhasilan proses pembelajaran di

Page 20: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Al-Hasany Vol. 1, No. 1, Juli–Desember 2016

158

sekolah. Oleh karena itu, harapan keberhasilan pendidikan sering dibebankan

pada guru. Salah satu hal mendasar yang penting disikapi oleh guru adalah

kesiapan mental terhadap perubahan perubahan kurikulum.

Substansi suatu kurikulum adalah program pendidikan yang bertujuan

membentuk siswa berkarakter, bertanggung jawab, pantang menyerah, dan

tertanam jiwa nasionalisme. Penerapan kurikulum 2013 menjadi tantangan

sekaligus peluang bagi guru untuk mewujudkan cita-cita pendidikan. Tenaga

pendidikan dan kependidikan ditantang untuk menjembatani kondisi ideal dan

kondisi nyata dunia pendidikan.

J. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam pengembangan kurikulum lebih

menekankan pada kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki siswa

setelah melakukan pembelajaran.

2. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dalam pengembangan kurikulum

lebih menekankan pada kemampuuan yang harus dimiliki oleh lulusan

suatu jenjang pendidikan

3. Adanya perubahan kurikulum dari kurikulum tingkat satuan pendidikan

menjadi kurikulum 2013 diharapkan memberi peluang dalam menghasilkan

tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun budaya bangsa.

Kurikulum 2013 yang berusaha memadukan pesan-pesan dari kurikulum

berbasis kompetensi dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan

diharapkan memberi wawasan baru terhadap sistem pendidikan.

Implementasi kurikulum 2013 menjadi tantangan sekaligus peluang untuk

mewujudkan cita-cita pendidikan yaitu menghasilkan insan Indonesia yang

produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan dan

pengetahuan yang terintegrasi bisa terwujud dan mampu bersaing di era

globalisasi.

Page 21: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Peluang dan Tantangan Kurikulum…SRIDAYANI

159

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar, Dasar-dasar Pengembangan Kuriikulum, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011

-------- , Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2011 Kementerian Agama Republik Indonesia, Buku guru Al’qur-an dan Hadis

Madrasah Tsanawiyah kelas VII, Jakarta: Kementerian Agama, 2014 Kunandar, Guru Profesional, Jakarta: Rajawali Pers, 2010 Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011 Mulyasa. H. E, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT

Remaja Rosda Karya, 2013 Muslich, Masnur, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman

dan Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008 ------- , KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: Bumi

Aksara, 2009 ------- , Pendidikan karakter, Jakarta: Bumi Aksara, 2011 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2011 Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

Jakarta: Kencana, 2008.

Page 22: PELUANG DAN TANTANGAN KURIKULUM 2013

Al-Hasany Vol. 1, No. 1, Juli–Desember 2016

160