Top Banner

of 13

PELAKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN PARIWISATA DI KUTA BALI.pptx

Mar 03, 2016

Download

Documents

Eca Wulan Sari
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PELAKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN PARIWISATA DI KUTA BALI

PELAKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN PARIWISATA DI KUTA BALI EKA WULAN SARI

Baliadalah objek pariwisata yang sudah dikenal luas. Para wisatawan banyak yang berkunjung keBalidengan berbagai tujuan.Adayang ingin berlibur, berbisnis, merawat kesehatan dan sebagainya. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Provinsi Bali pada tahun 2005 terdapat 1.383.231 wisman, tahun 2006 terdapat 1.258.178 wisman dan tahun 2007 terdapat 1.664.854 wisman.

Indonesiamemang banyak memiliki objek pariwisata yang dapat dikembangkan dan beberapa daerah telah menjadi daerah basis pariwisata. Untuk itu tidaklah sulit untuk menarik wisatawan untuk berkunjung keIndonesia.Kalau dipandang dari fasilitas pariwisata yang kita miliki seperti restaurant, hotel, tempat hiburan, akomodasi, mungkin terkesan telah memenuhi syarat namun kalau kita melihat kondisi kesehatan lingkungan, kebersihan makanan dan penjamahnya di beberapa tempat masih belum memenuhi syarat kesehatan.

Hubungan antara kesehatan dan pariwisata sendiri sudah lama diketahui terutama yang berhubungan dengan berbagai risiko kesehatan yang potensial muncul akibat kontak antara pengunjung dengan lingkungan dan masyarakat penjamuBerbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan perjalanan dan pariwisata juga telah berhasil menjembatani World Health Organization (WHO) dan WTO yang kemudian mengembangkan pedoman dalam pengendalian kualitas air untuk minum dan rekreasi, kesehatan transportasi udara dan sanitasi dalam pengembangan pariwisata.

Meskipun demikin aktivitas pariwisata tidak bebas dari risiko terhadap kesehatan. Pariwisata dapat mempengaruhi tidak hanya kesehatan pengunjung tetapi juga kesehatan masyarakat penjamu. Kondisi lingkungan tempat wisata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan wisatawan. Wisatawan umumnya rentan tehadap mikroorganisme karena mereka tidak pernah terpapar di daerah tempat mereka berasal. Kejadian yang muncul umumnya berhubungan dengan konsumsi makanan atau minuman yang tidak higienis yang mengakibatkan gangguan saluran pencernaan.

Masalah yang dihadapi Bali dalam bidang lingkungan hidup saat ini dan di masa yang akan datang sangat berat dan sulit dicarikan solusinya. Oleh karena itu, Pemprov Bali berupaya memprogramkan paling tidak dua puluh tujuh upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan tersebut. Ke-27 upaya yang diprogramkan melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bali tersebut diharapkan mampu mengatasi lima problema lingkungan serius yang kini mendera Bali yakni masalah sampah, lahan kritis, abrasi pantai, pencemaran air dan kerusakan terumbu karang.

Pertama, upaya penanganan permasalahan sampah yang dilaporkan volumenya kini mencapai 5.806 m kubik per hari. Upaya untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan Pengembangan Desa Sadar Lingkungan/DSL (untuk Tahun 2010 telah terbentuk 10 DSL), Gerakan bersih sampah plastik; Pengembangan dan penyaluran kompos; dan Gerakan 3 R (reuse/pemakaian kembali, reduce/pengurangan, dan recycle/daur ulang). Kedua, permasalahan lahan kritis. BLH Bali mencatat seluas 51.107,26 hektar lahan di Bali masuk katagori lahan kritis. Upaya yang ditempuh adalah reboisasi Gerakan Rehabilitasi Lahan (Gerhan) berupa penanaman 250.995 Btg pohon penghijauan; pengendalian kebakaran dan pencurian kayu hutan; dan gerakan penghijauan di atas lahan seluas 26.700 Ha.

Ketiga, permalasahan abrasi pantai. Dari 437,7 km keseluruhan pantai Bali, sebanyak 184 km terindikasi mengalami abrasi. Dari 184 km terindikasi abrasi itu, sepanjang 67,1 km (data tahun 2010) dipastikan masuk katagori abrasi serius. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah penataan pantai/penanganan abrasi sepanjang 40 km; pelestarian dan penanaman hutan mangrove; dan penertiban sempadan pantaiKeempat, indikasi pencemaran air (BOD, COD, Phosphat, Nitrat, Deterjen & Total Coliform) dan penurunan debit air. sepuluh sungai yang selama ini masih menjadi tempat untuk mandi dan kebutuhan lain di Bali telah positif tercemar berbagai jenis limbah sehingga telah mengalami penurunan kualitas. Kesepuluh sungai yang tercemar tersebut, yakni Tukad Badung, Tukad Mati, Tukad Ayung, Tukad Jinah, Tukad Pakerisan, Tukad Unda, Tukad Sangsang, Tukad Saba, Tukad Bubuh, dan Tukad Sungi.ke sepuluh sungai terindikasi mengandung Biologycal Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), lapisan minyak, posfat dan lainnyakelima, yakni kerusakan terumbu karang diupayakan melalui rehabilitasi terumbu karang (propagasi/transplantasi); pengembangan kelompok-kelompok pelestari terumbu karang; pengendalian pencurian terumbu karang; pengendalian illegal fishing; dan peningkatan peran aktif masyarakat pesisir (ICM). Penanganan terumbu karang ini mendapat priorita karena penelitian membuktikan, terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.

TERIMAKASIH