BIOETIK PBL Kelompok D6 : Florence Clarissa Benyamin (102014102) Glorya Natashia Ahab (102014185) Harisma Minarti Maakh (102014021) Nur Hidayah binti Zulkefli (102014231) Polikarpus Arifin (102014074) Ravanda Ferrocha
BIOETIKPBL Kelompok D6 :Florence Clarissa Benyamin (102014102) Glorya Natashia Ahab (102014185)Harisma Minarti Maakh (102014021)Nur Hidayah binti Zulkefli (102014231)Polikarpus Arifin (102014074)Ravanda Ferrocha (102014064)Timothy John (102014207)
Skenario DSeorang laki-laki berusia 10 tahun dirawat dirumah sakit. Pasien dirawat dengan keadaan penyakit kanker stadium lanjut. Setelah dilakukan pembedahan, pasien tersebut dirawat untuk pengobatan selanjutnya. Orangtuanya bukanlah orang kaya dan tak mampu membeli obat-obatan kemoterapeutik yang mahal. Kondisi orangtuanya tidak bisa diharapkan. Tetapi orangtuanya ingin terapi berlanjut. Dokter telah menjelaskan bahwa kondisi anaknya tidak bisa ditingkatkan dan sangat sulit bagi mereka untuk membeli obat-obatan mahal tersebut. Dokter tidak yakin apakah ia harus mengatakan pada mereka untuk tidak usah membeli obat itu. Karena berdasarkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya pada penyakit ini, beberapa pasien meninggal walaupun telah diterapi dengan kemoterapi. Tetapi pada kasus yang jarang, mereka dapat juga sembuh. Pada kasus ini, kondisi pasien semakin parah. Akhirnya dokter menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa kondisinya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil walau di terapi dengan obat- obatan, tetapi dokter tidak mengatakan kepada orang tua pasien untuk tidak membeli obat-obatan tersebut.
Identifikasi Istilah
Obat Kemoterapeutik.
“Obat ini dapat membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh inang. Obat ini hendaknya memiliki kegiatan farmakodinamik yang sekecil-kecilnya terhadap organisme inang dan berkhasiat untuk melawan sebanyak mungkin parasit (cacing protozoa) dan mikroorganisme (bakteri, virus). Obat-obat neoplasma (onkolitika, sitostika, atau obat kanker) juga dianggap termasuk golongan ini.”
Rumusan Masalah
Pasien dengan harapan hidup yang rendah, ingin ntuk tetap menjalankan terapi tetapi tidak mampu secara ekonomi.
Analisis Masalah
Pasien dengan harapan hidup kecil ingin tetap
diterapi tetapi tidak mampu secara ekonomi
KDB
KODEKISUMPAH DOKTER
PROFESIONALISME
HipotesisTindakan dokter tersebut sudah memenuhi KDB justice dan secara hukum dokter tersebut tidak melanggar sumpah dokter maupun kodeki, dokter juga telah melakukan pekerjaannya sesuai profesionalismenya.
Sasaran Pembelajaran
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan KDB.
2. Mengetahui apa saja yang termasuk dalam Lafal Sumpah Dokter dan pengamalannya.
3. Mengetahui Kode Etik Kedokteran di Indonesia.
4. Mengetahui Profesionalisme Seorang Dokter.
Pasien dalam kondisi Wajar•Untuk kepentingan pasien
Pasien dalam kondisi gawat darurat
Pasien yang dewasa dan kompeten
Keadilan perlakuan terhadap hak pasien dan hak orang lain.
KAIDAH DASAR BIOETIK
Kodeki
Pasal 17 :
Setiap Dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/ kesehatan.
“Karena berdasarkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya pada penyakit ini, beberapa pasien meninggal walaupun telah diterapi dengan kemoterapi.”
PROFESIONALISME:Terdidik dan TerlatihKomitmen untuk melayani
MENGUTAMAKAN/MENJUNJUNG TINGGI
Confidence, Confidentiality, Competence, Contract,
Community Care, Comitment
Sumpah Dokter
Lafal ke-6, “Saya akan menghormati
setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan,”
Kesimpulan
Kaidah dasar bioetik adalah suatu prinsip yang harus selalu dipegang oleh seorang dokter dalam mengambil sebuah keputusan klinik. Hipotesis diterima karena dokter telah mengambil tindakan yang sesuai dengan KDB, Sumpah Dokter, Kodeki dan profesionalismenya.
Diharapkan seorang dokter dapat menerapkan prinsip bioetik dalam mengambil keputusan atas suatu kasus, agar tercipta suasana yang baik antara dokter dan pasien, sehinggatidak ada kesalah pahaman antara dokter dan pasien.
Daftar Pustaka
Syamsuni H. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta:EGC;2006.H.50.