Tinjauan pustaka
Syok HipovolemikB5 Fakultas Kedokteran Universitas Krida
WacanaJln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021)
5694-2061, fax : (021) 563-1731
AbstrakSyok hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah
dimana terjadi kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir pada
kegagalan beberapa organ, disebabkan oleh volume sirkulasi yang
tidak adekuat dan berakibat pada perfusi yang tidak adekuat. Paling
sering, syok hipovolemik merupakan akibat kehilangan darah yang
cepat. Kehilangan darah dari luar yang akut akibat trauma tembus
dan perdarahan gastrointestinal yang berat merupakan dua penyebab
yang paling sering pada syok hipovolemik. Syok hipovolemik juga
dapat merupakan akibat dari kehilangan darah yang akut secara
signifikan dalam rongga dada dan rongga abdomen.Kata kunci: syok,
syok hipovolemik
AbstractShock hipovolemik is a medical condition or surgical
loss occurs where a liquid quickly that ended in some organ failure
, caused by the volume of circulating that is not adekuat and led
to adekuat perfusi that is not .Most often , shock hipovolemik is
the result of rapid lose blood .Lose blood from the outside
resulting from trauma translucent and acute gastrointestinal
bleeding cause heavy are two most often in shock hipovolemik .Shock
hipovolemik also can be a result of an acute lose blood
significantly in the chest cavity and a cavity of the
abdomen.Keywords: shock, shock hipovolemik
PendahuluanSyok merupakan keadaan darurat yang disebabkan oleh
kegagalan perfusi darah ke jaringan, sehingga mengakibatkan
gangguan metabolisme sel.1 Kematian karena syok terjadi bila
keadaan ini menyebabkan gangguan nutrisi dan metabolisme sel.
Terapi syok bertujuan memperbaiki gangguan fisiologik dan
menghilangkan faktor penyebab.Syok sirkulasi dianggap sebagai
rangsang paling hebat dari hipofisis adrenalis sehingga menimbulkan
akibat fisiologi dan metabolisme yang besar. Syok didefinisikan
juga sebagai volume darah sirkulasi tidak adekuat yang mengurangi
perfusi, pertama pada jaringan non vital (kulit, jaringan ikat,
tulang, otot) dan kemudian ke organ vital (otak, jantung,
paru-paru, dan ginjal). Syok atau renjatan merupakan suatu keadaan
patofisiologis dinamik yang mengakibatkan hipoksia jaringan dan
sel. Syok dibagi menjadi beberapa klasifikasi salah satunya adalah
syok hipovolemik. Syok hipovolemik adalah terganggunya sistem
sirkulasi akibat dari volume darah dalam pembuluh darah yang
berkurang.2 Hal ini bisa terjadi akibat dari volume darah yang
berkurang. Hal ini bisa terjadi akibat pendarahan yang masif atau
kehilangan plasma darah. Penyebabnya bisa karena pendarahan maupun
kehilangan plasma darah. IsiIdentifikasi istilah yang tidak
diketahuiSyok Hipovolemik : kondisi medis atau bedah dimana terjadi
kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan
beberapa organ, disebabkan oleh volume sirkulasi yang tidak adekuat
dan berakibat pada perfusi yang tidak adekuat.Rumusan
MasalahSeorang pria 43 tahun menderita syok
hipovolemikHipotesisPria 43 tahun menderita syok hipovolemik karena
diare akut
PembahasanSistem peredaran darah adalah salah satu system yang
penting di dalam tubuh. System ini mengedarkan darah bermula dari
jantung ke seluruh tubuh dan masuk ke jantung semula. Sistem
peredaran darah manusia juga dikenali sebagai system peredaran
tertutup karena darah mengalir didalam saluran darah yang
tertutup.2Fungsi peredaran darah ialah membawa zat-zat makanan dan
oksigen kepada sel-sel didallam tubuh dan mengeluarkan kabon
dioksida dan bahan yang tidak diperlukan tubuh dari sel.Sistem
peredaran darah manusia mempunyi dua jenis yaitu:31. Sirkulasi paru
(pulmonalis) terdiri dari lengkung tertutup pembuluh-pembuluh yang
mengangkut darah antara jantung dan paru. Peredaran darah ini
membawa darah tidak beroksigen dari jantung melalui arteri
pulmonary ke paru-paru dan balik ke jantung melalui vena pulmonary.
2. Sirkulasi sistemik adalah sirkuit pembuluh yang mengangkut darah
antara jantung dan system tubuh lain. peredaran ini membawa darah
beroksigen dari jantung melalui aorta ke semua bagian tubuh dan
balik ke jantung.Komponen system sirkulasi :31. System
kardiovaskular adalah bagian dari system sirkulasi. System ini
terdiri dari jantung, pembuluh darah (arteri, kapiler, dan vena),
dan darah yang mengalir di dalamnya. a. Jantung adalah pompa ganda
yang terdiri atas empat ruang,yang bekerja memompa darah ke
pembuluh-pembuluh darah.Lapisan jantung terdiri dari 3 lapisan :
pericardium (luar), myocardium (tengah), endocardium (dalam).
Jantung mempunyai 4 ruang yaitu 2 ruangan atas, atrium dan 2 rungan
bawah, ventrikel. Antara atrium dan ventrikel terdapat katup yang
mengawali pengaliran darah di dalam jantung.b. Pembuluh darah
adalah serangkaian tuba tempat darah mengalir. Arteri yang membawa
darah dari jantung ke jaringan. Vena yang mengembalikan darah dari
jaringan ke jantung.kapiler adalah pembuluh darah yang sangat halus
yang ada pada seluruh jaringan tubuh kita. Kapiler menghubungkan
arteri kecil ke vena kecil. Pertukaran gas-gas pernapasan dan zat
nutrisi di jaringan terjadi melewati dinding kapiler. c. Darah
adalah cairan yang mengalir dalam pembuluh. Jarak semua sel tubuh
dari sumber nutrisi ini tidak pernah melebihi satu millimeter.Darah
terus-menerus mengaliri sisten sirkulasi ke dan dari jantung
melalui dua lengkung vascular (pembuluh darah) terpisah, dengan
keduanya berasal dan berakhir di jantung. System limfatik juga
bagian dari system sirkulasi. System ini terdiri dari pembuluh
limfe dan nodus limfe yang terletak di dalam pembuluh limfe
besar.2. Organ pembentuk dan penyimpan darah seperti limfe, hati,
sumsum tulang, kelenjar timus, dan jaringan limfe juga berhubungan
dengan system sirkulasi.1A. Sirkulasi Darah Jantung ketika bekerja
secara berselang-seling berkontraksi untuk mengosongkan isi jantung
dan juga berelaksasi dalam rangka mengisi darah kembali.Siklus
jantungterdiri atas periode sistol ( kontraksi dan pengosongan isi
) dan juga periode diastol ( relaksasi dan pengisian jantung ).
Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan diastol terpisah.
Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi ( mekanisme listrik
jantung ) ke seluruh jantung. Sedangkan relaksasi timbul setelah
repolarisasi atau tahapan relaksasi dari otot jantung.
Jantungberfungsi sebagai pompa ganda. Darah yang kembali dari
sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan
melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah yang masuk
ke atrium kanan berasal dari jaringan tubuh, telah diambil O2-nya
dan ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut
mengalir dari atrium kanan melalui katup ke ventrikel kanan, yang
memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan
demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang miskin oksigen ke
sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-nya dan
menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena
pulmonalis.4
Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian
mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau
mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru. Jadi, sisi kiri
jantung memompa darah yang kaya akan O2 ke dalam sirkulasi
sistemik. Arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri
adalah aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi
berbagai jaringan tubuh.
Sirkulasi sistemikkerja jantungmemompa darah ke berbagai organ,
yaitu ginjal, otot, otak, dan semuanya. Jadi darah yang keluar dari
ventrikel kiri tersebar sehingga masing-masing bagian tubuh
menerima darah segar. Darah arteri yang sama tidak mengalir dari
jaringan ke jaringan. Jaringan akan mengambil O2 dari darah dan
menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam prosesnya, sel-sel
jaringan akan membentuk CO2 sebagai produk buangan atau produk sisa
yang ditambahkan ke dalam darah. Darah yang sekarang kekurangan O2
dan mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung.
Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus yang sama
setiap saat.2B. Pembuluh darah41. Arteri Arteri membawa darah dari
jantung menuju ke seluruh tubuh. Arteri terbesar disebut aorta.
Aorta berasal dari ventrikel kiri jantung, pangkal aorta : aorta
asenden ke arcus aorta lalu ke aorta desendens (aorta torakalis di
rongga dada dan aorta abdominalis di rongga perut) lalu berakhir
sebagai a. iliaca komunis sinistra dan dextra di rongga
panggul.Arkus aorta mempunyai 3 cabang utama: Anonima ( bercabang:
a. karotis komunis dextra dan a. subclavia dextra) Carotis Comunis
sinistra Subclavia sinistraSetiap a. carotis komunis bercabang
menjadi a. carotis eksterna (menuju ke leher, wajah, mulut dan
rahang) dan a. carotis interna (ke otak).Mikroskopik :5Setiap
arteri memperlihatkan pola tata bentuk yang umum. Dinding arteri
pada umumnya terdiri atas tiga lapis atau tunika:a. Tunika intima
yang terdiri atas selapis sel endotel di sebelah dalam, di luarnya
diliputi oleh lapisan subendotel yang merupakan jaringan ikat
fibroelastis yang halus; dan yang paling luar (merupakan batas
antara tunika intima dengan tunika berikutnya) berupa sabuk serat
elastis yang disebut membran/tunika elastika interna yang mungkin
tidak terdapat pada pembuluh lain.b. Tunika media, terutama terdiri
dari sel otot polos yang tersusun melingkar. Serat-serat elastin
dan kolagen dalam jumlah yang beragam terselip di antara sel-sel
otot polos. c. Tunika adventisia, terutama terdiri atas jaringan
ikat yang kebanyakan unsurnya tersusun sejajar sumbu panjang
pembuluh (memanjang). Berbatasan dengan tunika media mungkin
terdapat tunika elastika eksterna yang terlihat jelas.
Gambar 1. Dari kiri-kanan. Arteri besar , arteri sedang, arteri
kecil8Pembuluh arteri dapat digolongkan menjadi tiga golongan:a.
Arteriol, pembuluh darah arteri yang paling kecilb. Arteri kecil
sampai sedang, memunyai banyak unsur ototc. Arteri besar yang
terutama terdiri atas serat elastin
2. Vena Fungsi vena : mengembalikan darah ke jantung yang
dilengkapi dengan katup.Darah di dalam vena bertekanan sepersepuluh
dari tekanan arteri dan karena itu harus menampung volume darah
lebih besar daripada sistem arteri. Diameter lumen vena umumnya
lebih besar daripada arteri, tetapi dindingnya jauh lebih tipis
yang terutama disebabkan oleh berkurangnya unsur otot dan
elastinnya. Pembuluh vena digolongkan atas tiga golongan:
Gambar 2. Dari kiri-kanan. Venula, vena kecil, vena besar.9a.
Venula b. Vena kecil dan sedangc. Vena besar
Banyak vena kecil dan vena sedang terutama pada ekstremitas
bawah dilengkapi dengan katup yang mencegah aliran balik ke
perifer. Katup ini berupa lipatan berbentuk bulan sabit atau
kantung akibat lipatan tunika intima setempat. Mereka biasanya
terdapat berpasangan menonjol ke dalam lumen dengan tepi bebasnya
menghadap ke arah jantung. Kedua permukaannya dilapisi endotel dan
pada sisi yang menghadap aliran darah jaringan ikat subendotel
mengandung jalinan serat elastin. 3
C. Darah5
Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki
volume rata-rata 5 liter pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah
manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk
mengangkutoksigenyang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh.
Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut
zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan
penyusunsistem imunyang bertujuan mempertahankan tubuh dari
berbagai penyakit. Hormon-hormon darisistem endokrinjuga diedarkan
melalui darah.Darah manusia berwarna merah, antara merah terang
apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen.
Warna merah pada darah disebabkan olehhemoglobin,protein
pernapasan(respiratory protein) yang mengandungbesidalam
bentukheme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul
oksigen.Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang
berarti darah mengalir dalampembuluh darahdan disirkulasikan
olehjantung. Darah dipompa oleh jantung menujuparu-paruuntuk
melepaskan sisa metabolisme berupakarbon dioksidadan menyerap
oksigen melalui pembuluharteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke
jantung melaluivena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke
seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darahaorta. Darah
membawaoksigenke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang
disebut pembuluhkapiler. Darah kemudian kembali kejantungmelalui
pembuluh darahvena cava superiordanvena cava inferior. Darah juga
mengangkut bahan bahan sisa metabolisme,obat-obatan dan bahan kimia
asing kehatiuntuk diuraikan dan dibawa keginjaluntuk dibuang
sebagaiair seni. 6
Pada tubuh manusia, darah juga memiliki peranan yang sangat
penting. Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia :61. Alat pengangkut air
dan menyebarkannya ke seluruh tubuh.2. Alat pengangkut oksigen dan
menyebarkannya ke seluruh tubuh.3. Alat pengangkut sari makanan dan
menyebarkannya ke seluruh tubuh.4. Alat pengangkut hasil oksidasi
untuk dibuang melalui alat ekskresi. 5. Alat pengangkut getah
hormon dari kelenjar buntu.6. Menjaga suhu temperatur tubuh.7.
Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah
beku.8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dll.
Sedangkan pada tubuh manusia, selain memiliki fungsi, darah juga
terdiri atas beberapa unsur dalam tubuh kita, yaitu yang disebut
dengan Komposisi Darah. Manusia rata-rata mempunyai 5-6 liter
darah, atau sekitar 8% dari total berat badannya. Apabila darah
diendapkan dengan proses sentrifugasi, darah terbagi menjadi dua
bagian, yaitu plasma darah dan sel-sel darah. 3 Plasma darah
(50%-60% volume darah) yang terdiri atas : air 91,0%, , protein
8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen), dan Mineral:
0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium,
fosfor, kalium dan zat besi,nitrogen, dll) serta Garam. Plasma
darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung : albumin,
bahan pembeku darah, immunoglobin (antibodi), hormon, berbagai
jenis protein, dan berbagai jenis garam.Sedangkan untuk Sel darah
(40%-50% volume darah) yang terbagi atas 3 jenis darah, yaitu
Eritrosit : 4,5 juta 6 juta /mm3 atau yang biasa disebut dengan sel
darah merah, untuk yang kedua yaitu Leukosit : 5.000 10.000 /mm3,
dan yang terakhir ialah Trombosit : 200.000 400.000 /mm3.
Mekanisme Aliran Darah5Sebagian besar sel tubuh tidak berkontak
langsung dengan lingkungan eksternal, namun sel-sel ini harus
melakukan pertukaran dengan lingkungan, misalnya menyerap O2 dan
nutrient dan membuang zat-zat sisa. Selain itu zat zat perantara
kimiawi harus diangkut antara sel-sel agar aktivitas terintegrasi
dapat berlangsung. Untuk melakukan pertukaran jarak jauh ini,
sel-sel dihubungkan satu sama lain dan dengan lingkungan eksternal
oleh pembuluh darah. Darah diangkut kesemua bagian tubuh melalui
suatu sistem pembuluh yang membawa pasokan segar ke sel sekaligus
mengeluarkan zat-zat sisa sel-sel tersebut. Semua darah yang
dipompa oleh sisi kanan jantung mengalir ke paru untuk menyerap O2
dan mengeluarkan CO2. Darah yang dipompa oleh sisi kiri jantung
dibagi-bagi dalam berbagai perbandingan ke organ-organ sistemik
melalui pembuluh-pembuluh yang tersusun parallel dan bercabang dari
aorta. Susunan ini memastikan bahwa semua organ menerima darah
dengan komposisi yang sama; yaitu, sebuah organ tidak menerima
darah sisa yang telah melintasi organ lain. Karena susunan parallel
ini aliran darah melalui setiap organ sistemik dapat disesuaikan
secara independen tanpa secara langsung mempengaruhi aliran darah
yang melewati orang lain.4,5 Aliran darah keorgan-organ lain,
jantung, otot rangka, dan seterusnya hanya untuk memenuhi kebutuhan
metabolic jaringan dan dapat disesuaikan dengan tingkat aktivitas
organ-orang tersebut. Sebagai contoh, sewaktu berolahraga tambahan
darah diberikan ke otot-otot yang aktif untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan metaboliknya. Karena menerima darah yang melebihi
kebutuhan, organ-organ yang diperbaharui dapat menghadapi
kekurangan sementara aliran dibandingkan dengan organ lain yang
tidak mendapat tambahan pasokan darah tersebut. Otak akan mengalami
kerusakan permanen apabila kekurangan darah walaupun hanya sesaat.
Kerusakan otak permanen terjadi hanya setelah empat menit
kekurangan O2. Dengan demikian prioritas utama dalam fungsi
keseluruhan sistem sirkulasi adalah penyaluran konstan darah ke
otak, yaitu organ yang paling tidak toleran terhadap gangguan
aliran darah. Sebaliknya, organ-organ pencernaan, ginjal dan kulit
dapat mentoleransi penurunan aliran darah untuk jangka waktu yang
relative lama. Sebenarnya organ-organ ini sering mengalami hal ini.
Sebagai contoh, selama berolahraga, sebagian darah yang secara
normal mengalir ke organ-organ pencernaan dan ginjal dialihkan ke
otot-otot rangka. Demikian juga darah yang mengair kekulit sangat
berkurang selama tubuh terpajan ke lingkungan yang dingin untuk
menhan panass tubuh. Kita akan melihat bagaimana distribusi curah
jantung disesuakan untuk memenuhikebutuhan sesaat tubuh sewaktu
kita membahas peran berbagai pembuluh yang menyusun sistem
vaskuler.7 Aliran darah melalui pembuluh bergantung pada gradient
tekanan dan resistensi vaskuler.Sirkulasi sistemik dan paru
masing-masing terdiri dari sistem pembuluh yang tertutup. Arteri
yang mengangkut darah dari jantung ke jaringan, bercabang- cabang
menjadi satu pohon pembuluh-pembuluh darah yang semakin kecil,
dengan berbagai cabang menyalurkan darah ke berbagai bagian tubuh.
Sewaktu suatu arteri kecil mencapai organ yang diperdarahinya
arteri tersebut bercabang-cabang menjadi banyak arteriol. Volume
darah yang mengalir melalui suatu organ dapat disesuaikan dengan
mengatur caliber (garis tengah internal) arteriol organ. Di dalam
organ, arteriol bercabang-cabang lagi menjadi kapiler, pembuluh
terkecil tempat semua pertukaran antara darah dan sel-sel
disekitarnya terjadi. Pertukaran di kapiler merupakan tujuan akhir
dari sistem sirkulasi; semua aktivitas lain dari sistem ini
diarahkan untuk memastikan distribusi adekuat darah segar ke
kapiler untuk pertukaran dengan semua sel. Kapiler-kapiler kembali
menyatu utntuk membentuk semua venula kecil yang terus bergabung
membentuk vena kecil yang keluar dari organ. Vena-vena kecil inilah
yang secara progresif bersatu yang sampai akhirnya membentuk vena
besar yang akhirnya mengalirkan darah ke jantung.8Laju aliran darah
melintasi suatu pembuluh berbanding lurus dengan gradient tekanan
dan berbanding terbalik dengan resistensi vaskuler. Gradient
tekanan, perbedaan antara tekanan permulaan dan akhir suatu
pembuluh merupakan gaya pendorong utama aliran dalam pembuluh;
yaitu darah mengalir dari suautu daerah dengan tekanan tinggi ke
daerah dengan tekanan yang lebih rendah sesuai dengan penurunan
gradient tekanan. Kontraksi jantung menyebabkan tekanan terhadap
darah, tetapi karena adanya resistensi , tekanna berkurang sewaktu
darah mengalir melaluisuatu pembuluh. Karena tekanan semakin turun
sepanjang pembuluh, tekanan akan lebih tinggi di permulaan daripada
diakhir pembuluh. Hal ini membentuk suatu gradient tekanan utnuk
mengalirkan darah melalui pembuluh tersebut. Semakin bedar gradient
tekanan yang mendorong darah melintasi suatu pembuluh, semakin
besar laju aliran darah melalui pembuluh tersebut. Perbedaan
tekanan antara kedua ujung pembuluh, bukan tekanan absolute di
dalam pembuluh yang menentukan laju aliran. Factor lain yang
mempengaruhi laju aliran melalui suatu pembuluh adalah resistensi,
yaitu ukuran hambatan terhadapa aliran darah melalui suatu pembuluh
yang ditimbulkan oleh friksi(gesekan) antara cairan yang mengalir
dan dinding pembuluh darah. Seirin dengan peningkatan resistensi
terhadap aliran, darah akan semakin sulit melintasi pembuluh,
sehingga aliran berkurang (selama gradient tekanan tidak berubah).
Apabila resistensi meningkat setara agar laju aliran tidak berubah.
Dengan demikian, apabila pembuluh memberikan resistensi yang lebih
besar terhadap aliran darah, jantung harus bekerja lebih keras
untuk mempertahankan sirkulasi agar adekuat.6,9Resistensi terhadap
aliran darah bergantung pada 3 faktor; factor yang pertama adalah
viskositas (kekentalan darah), kedua panjang pembuluh dan ketiga
bergantung pada jari-jari pembuluh yaitu factor terpenting.
viskositas mengacu kepada friksi yang timbul antara molekul suatu
cairan sewaktu mereka bergesekan satu sama lain selama cairan
mengalir. Semakin besar viskositas, semakin besar resistensi
terhadap aliran. Secara umum, semakin kental suatu cairan, semakin
tinggi viskositasnya. Viskositas darah ditentukan oleh dua factor;
konsentrasi protein plasma dan yang lebih penting jumlah sel darah
merah yang beredar. Dalam keadaan normal kedua factor ini relative
konstan dan tidak penting untuk mengontrol resistensi. Namun,
kadang-kadang viskositas darah dengan resistensi terhadap aliran
berubah karena jumlah sel darah merah abnormal. Sebagai contoh,
darah mengalir lebih lambat dari normal apabila jumlah sel darah
merah berlebihan.6 Karena darah menggesek lapisan dalam pembuluh
sewaktu mengalir, semakin besar luas permukaan yang berkontak
dengan darah, semakin besar resistensi terhadap aliran. Luas
permukaan ditentukan oleh panajang dan jari-jari pembuluh. Pada
jari-jari konstan, semakin panjang pembuluh semakin besar luas
permukaan dan semakin besar resistensi terhadap aliran karena
panjang pembuluh di dalam tubuh konstan, panjang tersebut bukan
merupakan factor variable untuk mengontrol resistensi vaskuler.
Dengan demikian penentu utama resistensi terhadap aliran adalah
jari-jari pembuluh. Cariran mengalir lebih deras melalui pembuluh
berukuran besar daripada melalui oembuluh yang lebih kecil, karena
dipembuluh berukuran kecil darah dengan volume tertentu, berkontak
dengan lebih banyak permukaan daripada dipembuluh besar, sehingga
resistensi meningkat. Selain itu, perubahan kecil pada jari-jari
pembuluh menyebabkan perubahan bermakna pada aliran, karena
resistensi berbanding tebalik dengan jari-jari.5 Arteri
mengkhususkan diri berfungsi sebagai jalur cepat untuk
menmyampaikan darah dari jantung ke jaringan dan berfungsi sebagai
reservoir tekanan untuk menghasilkan daya pendorong bagi darah
sewktu jantung mengalami relaksasi. Jantung secar abergantian
berkontraksi untuk memompa darah ke dalam arteri dan berelaksasi
untuk menerima pemaasukan darah dari vena. Tidak ada darah yang
dipompa keluar pada saat jantung melemas dan sedang terisi darah.
Gaya pendorong agar darah terus mengalir ke jaringan selama jantung
melemas dihasilkan oleh sifat elastic dinding arteri. Semua
pembuluh dilapisi oleh satu lapisan sel gepenghalus yang
bersambungan dengan lapisan endokardium jantung. Lapisan endotel
arteri dikelilingi oleh suatu dinding tebal yang mengandung otot
polos dan dua jenis jaringan ikat dalam jumlah besar, serat kolagen
yang menghasilkan daya rentang hterhadap tekanan tinggi darah yang
disemprotkan dari jantung dan serat elastin yang member dinding
arteri elastisitas sehingga arteri dapat berprilaku seperti
balon.5Sifat elastic menyebabkan arteri dapat membesar atau
mengembang untuk secara sementara menampung kelebihan volume
kelebihan darah ini dan menyimpan sebagian energy tekanan yang
ditimbulkan oleh kontraksi jantung di dinding mereka yang
terenggang, ketika jantung melemas dan berhenti memompa darah ke
dalam arteri, dinding arteri yang terenggang secara pasif kembali
kebentuk semula (recoil). Recoil ini mendorong kelebihan darah yang
terkandung di dalam arteri-arteri kedalam pembuluh hilir yang
memastikan bahwa darah tetap mengalir ke jaringan sewaktu jantung
beristirahat dan tidak sedang memompa darah ke dalam sistem.6 Vena
berfungsi sebagai reservoir darah sekaligus jalan untuk kembali ke
jantungSistem vena melengkapi sirkuit sirkulasi. Darah meninggalkan
jaringan kapiler memasuki sistem vena untuk dibawa kembali ke
jantung. Vena memiliki jari-jari besar, sehingga resistensi mereka
terhadap aliran rendah. Selain itu, karena luas potongan melintang
total pada sistem vena secara bertahap berkurang, karena vena-vena
yang lebih kecil berkonvergensi menjadi vena yang lebih besar
tetapi lebih sedikit, kecepatan aliran darah meningkat pada saat
darah mendekati jantun. Selain berfungsi sebagai saluran
beresistensi rendah untuk mengembalikan darah ke jantung, vena-vena
sistemik juga berfungsi sebagai reservoir darah. Karena kapasitas
penyimpanan mereka, vena-vena sering disebut sebagai kapasitas
pembuluh. Vena memiliki dinding yang jauh lebih tipis dengan otot
polos yang lebih sedikit daripada arteri. Karena dijaringan ikat
vena serat-serat kolagen jauh lebih banyak daripada serat elastin
maka vena kurang memiliki elastisitas dibandingkan dengan arteri.
Juga tidak seperti otot polos ateriol, otot polos vena kurang
memiliki tonus miogenik inheren. Karena sifat-sifat ini vena sangat
mudah direnggamgkan dan kurangmemiliki kemampuan recoil elastic.
Vena mudah melebar untuk mengakomodasi tambahan volume darah hnya
denga menimbulkan sedikit peningkatan tekanan vena. Arteri yang
terenggang akibat kelebihan darah akan kembali menciut karena
adanya serat-serat elastic didindingnya, sehingga darah terdorong
kedepan. Vena-vena yang mendapat kelebihn pasokan darah akan
terengang untuk mengakomodasikan tambahan darah tersebut tanpa
kecenderunn untuk menciut.7 Peningkatan aliran balik vena
menginduksi peningkatan volume sekuncup jantung sesuai hokum
Frank-Starling untuk jantung. Apabila darah yang tersimpan disistem
vena terlalu banyak dibandingkan dengan yang dikembalikan ke
jantung, curh jantung akan berkurang secara abnormal. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kapasitas vena memberi kontribusi terhadap aliran
balik vena.Kapasitas vena (volume darh yang dapat ditampung oleh
vena-vena) pada volume darah yang konstan seiring dengan
peningkatan kapasitas vena, semakin banyak darah yang menetap di
vena dan tidak dikembalikan ke jantung. Simpanan vena ini yang
nantinya akan menurunkan volume efektif darah yang bersirkulasi.
Sebaliknya jika kapasitas vena menurun, lebih banyak darah yang
dikembalikan ke jantung dan dapat bersirkulasi keseluruh tubuh.
Dengan demikian kapasitas vena secara langsung mempengaruhi
besarnya aliran balik vena.8 Efek aktivitas otot rangka pada aliran
balik vena. Banyak vena besar di ekstremitas terletak diantara
otot-otot rangka sehingga pada saat otot-otot ini berkontraksi,
vena-vena tersebut tertekan. Penekanan vena eksternal ini
menurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga
cairan yang terdapat di dalam vena terperas kea rah jantung. Efek
pemompaan ini yang dikenal sebai pompa otot rangka, adalah salah
satu cara untuk mengalirkan simpanan darah di vena ke jantung
sewaktu berolahraga. Peningkatan aktivitas otot mendorong lebih
banyak darah keluar keluar dari vena dan masuk ke jantung.
Peningkatan aktivitas simpatis dan vasokontriksi vena yang
menyertai olahraga juga meningkatkan aliran balik vena. Pompa otot
rangka juga melawan efek grafitasi pada sistem vena. 8
Gambar 4 1Efek katup vena pada aliran balik vena. Vasokonstriksi
vena dan kompresi vena eksternal keduanya mendorong darah kearah
jantung. Darah hanya dapat terdorong kea rah depan karena vena-vena
besar diperlengkapi dengan katup-katup satu arah yang terdapat pada
jarak 2 sampai 4 cm. katup-katup ini yang memungkinkan darah
bergerak ke depan ke jaringan. Katup-katup vena ini juga berperan
melawan efek gravitasi yang ditimbulkan oleh posisi berdiri dengan
membantu memperkecil aliran balik darah yang cenderung terjadi
sewaktu seseorang berdiri dan untuk sementara waktu menunjang
bagian-bagian kolom darah pada saat otot rangka berelaksasi. 7
Gambar 5 1
Sifat Pembuluh DarahPembuluh darah dapat kita ibaratkan sebagai
selang yang bersifat elastic, yaitu diameternya dapat membesar atau
mengecil. Sifat elastisitas ini sangat bermanfaat dalam
mempertahankan tekanan darah yang stabil. Pada keadaan normal,
apabila tekanan di dalam pembuluh darah meningkat maka diameter
pembuluh darah akan melebar sebagai bentuk adaptasi untuk
menurunkan tekanan yang berlebihan agar menjadi normal. Sebaliknya
diameter pembuluh darah akan mengecil bila tekanan darah turun.
Bila pembuluh darah mengalami kekakuan maka ia menjadi kurang
fleksibel sehingga tidak dapat melakukan antisipasi terhadap
kenaikan atau penurunan tekanan darah.Elastisitas pembuluh darah
tidak tetap, pembuluh darah akan menjadi kaku seiring bertambahnya
usia (missal oleh karena terjadi pengapuran pada dindingnya) oleh
karena itu tekanan darah pada orang lanjut usia cenderung sedikit
lebih tinggi dari pada orang muda. Penyebab lain daari kekakuan
pembuluh darah adalah karena adanya tumpukan kolesterol pada
dinding sebelah dalam pembuluh darah. Kolesterol juga menyebabkan
penyempitan pembuluh darah.6Tekanan Darah9Pengaturan tekanan darah
arteri rata-rata dilakukan dengan mengontrol curah jantung,
resistensi perifer total dan volume darah. Tekanan darah arteri
rata-rata adalah gaya utama yang mendorong darah ke jaringan.
Tekanan ini harus diatur secara ketat karena dua alasan, yaitu
tekanan tersebut harus cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong
yang cukup karena tanpa tekanan ini, otak dan jaringan lain tidak
akan menerima aliran yang adekuat seberapapun penyesuaian lokal
mengenai resistensi arteriol ke organ-organ tersebut yang
dilakukan. Kedua, tekanan tidak boleh terlalu tinggi sehingga
menimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung dan meningkatkan
resiko kerusakan pembuluh serta kemungkinan rupturnya
pembuluh-pembuluh halus. Mekanisme-mekanisme yang melibatkan
integrasi berbagai komponen sistem sirkulasi dan sistem tubuh lain
penting untuk mengatur tekanan darah arteri rata-rata.10 Penentu
utama tekanan darah arteri rata-rata adalah curah jantung dan
resistensi perifer total, yang dapat dirumuskan dengan :10Tekanan
darah arteri rata-rata = curah jantung x resistensi perifer
totalPada gilirannya, sejumlah faktor menentukan curah jantung dan
resistensi perifer total. Perubahan setiap faktor tersebut akan
mengubah tekanan darah kecuali apabila terjadi perubahan
kompensatorik pada variable lain sehingga tekanan darah konstan.
Aliran darah ke suatu jaringan bergantung pada gaya pendorong
berupa tekanan darah arteri rata-rata dan derajat vasokonstriksi
arteriol-arteriol jaringan tersebut. Karena tekanan arteri
rata-rata bergantung pada curah jantung dan derajat vasokonstriksi
arteriol, jika arteriol di salah satu jaringan berdilatasi,
arteriol di jaringan lain akan mengalami konstriksi untuk
mempertahankan tekanan darah arteri yang adekuat, sehingga darah
mengalir tidak saja ke jaringan yang mengalami vasodilatasi tetapi
juga ke otak, yang harus mendapat pasokan darah yang
konstan.9,10Tekanan arteri rata-rata secara konstan dipantau oleh
baroreseptor (sensor tekanan) di dalam sistem sirkulasi. Apabila
reseptor mendeteksi adanya penyimpangan dari normal, akan dimulai
serangkaian respons refleks untuk memulihkan tekanan arteri ke
nilai normalnya. Penyesuaian jangka pendek (dalam beberapa detik)
dilakukan dengan mengubah curah jantung dan resistensi perifer
total yang diperantarai oleh pengaruh sistem saraf otonom pada
jantung, vena dan arteriol. Penyesuaian jangka panjang (memerlukan
waktu beberapa menit sampai hari) melibatkan penyesuaian volume
darah total dengan memulihkan keseimbangan garam dan air melalui
mekanisme yang mengatur pengeluaran urin dan rasa haus.9Refleks
baroreseptor merupakan mekanisme terpenting dalam pengaturan
tekanan darah jangka pendek. Setiap perubahan pada tekanan darah
rata-rata akan mencetuskan refleks baroreseptor yang diperantarai
secara otonom dan mempengaruhi jantung serta pembuluh darah untuk
menyesuaikan curah jantung dan resistensi perifer total sebagai
usaha untuk memulihkan tekanan darah ke normal. Seperti refleks
lainnya, refleks baroreseptor mencakup reseptor, jalur aferen,
pusat integrasi, jalur eferen dan organ efektor.9Reseptor
terpenting yang berperan dalam pengaturan terus menerus tekanan
darah yaitu sinus karotikus dan baroreseptor lengkung aorta, adalah
mekanoreseptor yang peka terhadap perubahan tekanan arteri
rata-rata dan tekanan nadi. Baroreseptor tersebut terletak di
tempat strategis untuk menyediakan informasi penting mengenai
tekanan darah arteri di pembuluh-pembuluh yang mengalir ke otak
(baroreseptor sinus karotikus) dan di arteri utama sebelum
bercabang-cabang untuk memperdarahi bagian tubuh lain (baroreseptor
lengkung aorta).9Baroreseptor secara terus menerus memberikan
informasi mengenai tekanan darah; dengan kata lain, secara kontinu
menghasilkan potensial aksi sebagai respons terhadap tekanan di
dalam arteri. Jika tekanan arteri (tekanan rata-rata atau nadi)
meningkat, potensial reseptor di kedua baroreseptor itu meningkat,
sehingga kecepatan pembentukan potensial aksi di neuron aferen yang
bersangkutan juga meningkat. Sebaliknya, apabila tekanan darah
menurun kecepatan pembentukan potensial aksi di neuron aferen oleh
baroreseptor berkurang.9 Pusat integrasi yang menerima impuls
aferen mengenai status tekanan arteri adalah pusat kontrol
kardiovaskuler yang terletak di medula di dalam batang otak.
Sebagai jalur aferen adalah sistem saraf otonom. Pusat kontrol
kardiovaskuler mengubah rasio antara aktivitas simpatis dan
parasimpatis ke organ-organ efektor (jantung dan pembuluh darah).
Untuk melihat bagaimana perubahan otonom mengubah tekanan darah,
dapat ditinjau singkat dari efek-efek utama stimulasi simpatis dan
parasimpatis pada jantung dan pembuluh darah. Refleks baroreseptor
bersama-sama dengan aktivitas refleks yang terjadi untuk
mengkompensasi peningkatan atau penurunan tekanan darah. Jika
karena suatu hal tekanan arteri meningkat di atas normal,
baroreseptor sinus karotikus dan lengkung aorta meningkatkan
kecepatan pemebentukan potensial aksi di neuron aferen
masing-masing. Setelah mendapat infomasi bahwa tekanan arteri
terlalu tinggi oleh peningkatan pembentukan potensial aksi
tersebut, pusat kontrol kardiovaskuler berespons dengan mengurangi
aktivitas simpatis dan meningkatkan aktivitas parasimpatis ke
sistem kardiovaskuler. Sinyal-sinyal eferen ini menurunkan
kecepatan denyut jantung, menurunkan volume sekuncup dan
menimbulkan vasodilatasi arteriol dan vena yang pada gilirannya
menurunkan curah jantung dan resistensi perifer total, sehingga
tekanan darah kembali ke tingkat normal. Sebaliknya, jika tekanan
darah turun di bawah normal, aktivitas baroreseptor menurun
menginduksi pusat kardiovaskuler untuk meningkatkan aktivitas
jantung dan vasokonstriksi simpatis sementara menurunkan keluaran
parasimpatis. Pola aktivitas eferen ini menyebabkan peningkatan
kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup disertai oleh
vasokonstriksi arteriol dan vena. Perubahan-perubahan ini
menyebabkan peningkatan curah jantung dan resistensi perifer total,
sehingga tekanan darah naik kembali ke normal.9
Refleks dan respons lain mempengaruhi tekanan darahSelain
refleks baroreseptor yang fungsinya semata-mata untuk mengatur
tekanan darah terdapat beberapa refleks dan respons lain yang
mempengaruhi sistem kardiovaskuler walaupun bertugas mengatur
fungsi tubuh lain. Sebagian dari pengaruh tersebut secara sengaja
menggeser tekanan arteri menjauhi nilai normalnya untuk sementara,
mengalahkan refleks baroreseptor mencapai tujuan tertentu.
Faktor-faktor tersebut mencakup hal-hal berikut:10 Reseptor volume
atrium kiri dan osmoreseptor hipotalamus terutama penting dalam
mengatur keseimbangan garam dan air; dengan demikian, keduanya
mempengaruhi regulasi jangka panjang tekanan darah dengan
mengontrol volume plasma. Kemoreseptor yang terletak di arteri
karotis dan aorta yang berkaitan erat tetapi berbeda dengan
baroreseptor, peka terhadap kadar O2 rendah atau asam tinggi di
dalam darah. Fungsi utama kemoreseptor ini adalah untuk secara
refleks meningkatkan aktivitas pernapasan sehingga lebih banyak O2
pembentukan yang masuk atau lebih banyak CO2 pembentukan asam yang
keluar. Reseptor tersebut juga secara refleks meningkatkan tekanan
darah dengan mengirim impuls eksitatorik ke pusat kardiovaskuler.
Respons-respons kardiovaskuler yang berkaitan dengan emosi dan
perilaku tertentu diperantarai oleh jalur korteks
serebrum-hipotalamus dan tampaknya telah diprogram sebelumnya.
Respons-respons tersebut mencakup perubahan luas aktivitas
kardiovaskuler yang menyertai respons fight-or-flight simpatis
umum, peningkatan kecepatan denyut jantung dan tekanan darah yang
khas pada orgasme seksual dan vasodilatasi kulit lokal yang khas
pada blushing (kulit wajah memerah karena malu). Perubahan mencolok
sistem kardiovaskuler pada saat berolahraga, termasuk peningkatan
besar aliran darah otot rangka; peningkatan bermakna curah jantung
penurunan reisitensi perifer total (karena vasodilatasi luas di
otot-otot rangka walaupun terjadi vasokonstriksi umum di sebagian
besar organ lain); dan peningkatan sedang tekanan arteri rata-rata.
Bukti-bukti mengisyaratkan bahwa pusat-pusat olahraga yang masih
perlu diidentifikasi lebih lanjut menginduksi perubahan jantung dan
pembuluh darah pada permulaan olahraga atau bahkan dalam antisipasi
olahraga. Efek-efek ini kemudian diperkuat oleh masukan aferen ke
pusat kardiovaskuler medula dari kemoreseptor di otot serta oleh
mekanisme lokal yang mempertahankan vasodilatasi di otot-otot yang
aktif. Refleks baroreseptor kemudian juga memodulasi
respons-respons kardiovaskuler ini. Kontrol hipotalamus terhadap
arteriol kulit untuk mengatur suhu harus didahulukan daripada
kontrol pusat kardiovaskuler terhadap pembuluh itu untuk mengatur
tekanan darah. Akibatnya, tekanan darah dapat turun pada saat
pembuluh kulit mengalami dilatasi menyeluruh untuk mengeluarkan
kelebihan panas dari tubuh, walaupun respons baroreseptor
memerintahkan vasokonstriksi kulit untuk membantu mempertahankan
resistensi perifer total yang adekuat ini. Zat-zat vasoaktif yang
dikeluarkan dari sel endotel mungkin berperan dalam mengatur
tekanan darah. Inhibisi eksperimental enzim yang mengkatalisis
sintesis EDRF/NO menyebabkan peningkatan cepat tekanan darah,
mengisyaratkan bahwa zat kimia ini dalam keadaan normal mungkin
menimbulkan efek vasodilatasi. Penelitian terkini mengindikasikan
bahwa banyak neurotransmiter dari berbagai bagian otak mungkin ikut
berperan dalam mengontrol tekanan darah. Viskositas darah
Resistensi terhadap aliran darah bergantung pada tiga faktor :
viskositas (kekentalan) darah, panjang pembuluh dan jari-jari
pembuluh. Viskositas mengacu kepada friksi yang timbul antara
molekul suatu cairan sewaktu mereka bergesekan satu sama lain
selama cairan mengalir. Semakin besar viskositas, semakin besar
resistensi terhadap aliran. Secara umum, semakin kental suatu
cairan, semakin tinggi viskositasnya. Viskositas darah ditentukan
oleh dua faktor: konsentrasi protein plasma dan yang lebih penting,
jumlah sel darah merah yang beredar. Kadang-kadang viskositas darah
dan resistensi terhadap aliran berubah karena jumlah sel darah
merah abnormal. Darah mengalir lebih lambat dari normal apabila
jumlah sel darah merah berlebihan. Gaya beratTekanan darah, gaya
yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh, bergantung
pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh dan compliance
atau daya regang (distensibility), dinding pembuluh yang
bersangkutan (seberapa mudah mereka dapat diregangkan). Apabila
volume darah yang masuk arteri sama dengan volume darah yang
meninggalkan arteri selama periode yang sama, tekanan darah arteri
akan konstan. Selama sistol ventrikel, volume sekuncup darah masuk
arteri-arteri dari ventrikel, sementara hanya sekitar sepertiga
darah dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri untuk masuk ke
arteriol-arteriol.. Selama diastole, tidak ada darah yang masuk ke
dalam arteri-arteri, sementara darah terus meninggalkan mereka,
terdorong oleh recoil elastic. Tekanan maksimum yang ditimbulkan di
arteri sewaktu darah disemprotkan masuk ke dalam arteri selama
sistol, atau tekanan sistolik, rata-rata adalah 120 mmHg. Tekanan
minimum di dalam arteri sewaktu darah mengalir ke luar ke pembuluh
di hilir selama diastole, yakni tekanan diastolic, rata-rata 80
mmHg. Tekanan arteri tidak turun menjadi 0 mmHg karena timbul
kontraksi jantung berikutnya dan mengisi kembali arteri sebelum
semua darah keluar.2
Daftar Pustaka1. Ronny, Setiawan, Fatimah S. Fisiologi
kardiovaskular berbasis masalah keperawatan. Jakarta:
EGC;2009.h.32. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem.
Edisi ke-2. Jakarta: EGC;2001.h.256-943. Faweet, DW. Buku ajar
histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC;2002.h.330-604. Gray HH,
Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IA. Kardiologi. Edisi ke-4. Jakarta:
Erlangga;2005.h.1385. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk
paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2009.h.152-36.
Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta:
EGC;2008.h.591-6257. Junqueira LC, Carneiro J, Kelley RO. Histologi
dasar. Edisi ke-8. Jakarta: EGC;1998.h.210-41.8. Manuaba IBG.
Manuaba C. Manuaba F. Pengantar kuliah obstetric. Jakarta: EGC;
20079. Sacher. Ronald A. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan
laboratorium. Edisi ke-11. Jakarta: EGC; 2004 10. Guyton, AC. Buku
ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.2008.h.114-8