MAKROSKOPIS JANTUNGJantung Terletak di Rongga Dada. Jantung
adalah organ berotot berongga dengan ukuran sekepalana. Jantung
terletak di toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum atau
tulang dada di sebelah anterior dan vertebra (tulang punggung) di
sebelah posterior. Letak jantung di garis tegah menimbulkan
perkiraan letak yang dapat membingungkan. Taruhlah tangan anda di
atas jantung seolah-olah anda mengikrarkan janji kesetiaan. Orang
biasanya meletakan tangan di sisi kiri dada, walaupun jantung
sebenarnya terletak di tengah dada. Jantung memiliki pangkal yang
lebar di sebelah atas dan meruncing membentuk ujung yang di sebut
apeks di dasar. Jantung membentuk sudut terhadap sternum, sehingga
pangkalnya berada di kanan dan apeks di kiri sternum. Sewaktu
jantung berdenyut, terutama saat berkontraksi secara kuat, apeks
sebenarnya membentur bagian dalam dinding dada di sisi kiri
Kenyataan bahwa jantung terletah antara dua struktur tulang,
sternum dan vertebra, memungkinkan kita secara manual mendorong
darah keluar dari jantung apabila jantung tidak memompa secara
efektif dengan menekan sternum secara berirama. Manuver ini menekan
jantung antara sternum dan vertebra sehingga darah diperas keluar
seolah-olah jantung sedang berdenyut. Kompresi jantung eksternal
ini, yang merupakan resusitasi jantung paru (RJP), sering berfungsi
sebagai tindakan darurat penyelamatan nyawa sampai terapi yang
sesuai dapat di berikan untuk memulihkan fungsi normal
jantung.Letak dan Posisi Jantung Posisi jantung terletak diantar
kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragm
thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus.
Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars
cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada
tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis
costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial
jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra
di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang
intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea
medioclavicularis.Ruang JantungAtrium kanan yang berdinding tipis
ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah dan sebagai penyalur
darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke ventrikel
kanan. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam
atrium kanan melalui vena kava superior, vena kava inverior dan
sinus koronarius. Dalam muara vena kava tidak terdapat katup -
katup sejati. Yang memisahkan vena kava dari atrium jantung ini
hanyalah lipatan katup atau pita otot yang rudimenter. Oleh karena
itu, peningkatan tekanan atrium kanan akibat bendungan darah disisi
kanan jantung akan dibalikan kembali ke dalam vena sikulasi
sistemik. Sekitar 75% aliran balik vena kedalam atrium kanan akan
mengalir secara pasif kedalam ventrikel kanan melalui katup
trikuspidalis. 25% sisanya akan mengisi ventrikel selama kontraksi
atrium. Pengisian ventrikel secara aktif ini disebut atrialkick.
Hilangnya atrialkick pada disritmia jantung dapat menurunkan
pengisian ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel.1.
Ventrikel Kanan ( Bilik Kanan)Pada kontraksi ventrikel, setiap
ventrikel harus menghasilkan kekuatan yang cukup besar untuk dapat
memompa darah yang diterimanya dari atrium ke sirkulasi pulmonar
maupun sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit
yang unik, guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup
untuk mengalirkan darah kedalam arteria pulmonalis. Sirkulasi paruh
merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi
yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah ventrikel kanan,
dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran
darah dari ventrikel kiri. Oleh karena itu, beban kerja ventrikel
kanan jauh lebih ringan dari pada ventrikel kiri. Akibatnaya, tebal
dinding ventrikel kanan hanya 1/3 dari dinding ventrikel kiri.
Untuk menghadapi tekanan paru yang meningkat secara perlahan,
seperti pada kasus hipertensi pulmonar progresif maka sel otot
ventrikel kanan mengalami hipertrofi untuk memperbesar daya pompa
agar dapat mengatasi peningkatn resistensi pulmonar, dan dapat
mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus resistensi paru yang
meningkat secara akut (seperti pada emboli paru masif) maka
kemampuan pemompaan venrikel kanan tidak cukup kuat sehingga dapat
tejadi kematian.2. Atrium Kiri (Serambi Kiri)Atrium kiri menerima
darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempat vena pulmonalis.
Antara vena pumonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup sejati.
Oleh karena itu, perubahan tekanan atrium kiri mudah membalik
secara retrograd ke dalam pembuluh paru-paru. Peningkatan akut
tekanan atrium kiri akan menyebabkan bendungan paru. Atrium kiri
memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir
dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitralis.3.
Ventrikel Kiri (Bilik Kiri)Ventrikel kiri menghasilkan tekanan yang
cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulsi sistemik, dan
mempertahankan aliran darah kejaringan perifer. Ventrikel kiri
mempunyai otot-otot yang tebal dengan bentuk yang menyerupai
lingkaran sehingga mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama
ventrikel berkontraksi. Bahkan sekat pembatas kedua ventrikel
(septum interventrikularis) juga membantu memperkuat tekanan ynang
ditimbulkan oleh seluruh ruang ventrikel selama kontraksi. Pada
saat kontraksi, tekanan ventrikel kiri meningkat sekitar lima kali
lebih tinggi dari pada ventrikel kanan ; bila ada hubungan abnormal
antara kedua ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum
interventrikularis pasca infark miokardium), maka darah akan
mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnaya
terjadi penurunan jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui
katup aorta ke dalam aorta.4. Ventrikel Kiri (Bilik Kiri)Ventrikel
kiri menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan
sirkulsi sistemik, dan mempertahankan aliran darah kejaringan
perifer. Ventrikel kiri mempunyai otot-otot yang tebal dengan
bentuk yang menyerupai lingkaran sehingga mempermudah pembentukan
tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Bahkan sekat pembatas
kedua ventrikel (septum interventrikularis) juga membantu
memperkuat tekanan ynang ditimbulkan oleh seluruh ruang ventrikel
selama kontraksi. Pada saat kontraksi, tekanan ventrikel kiri
meningkat sekitar lima kali lebih tinggi dari pada ventrikel kanan
; bila ada hubungan abnormal antara kedua ventrikel (seperti pada
kasus robeknya septum interventrikularis pasca infark miokardium),
maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan
tersebut. Akibatnaya terjadi penurunan jumlah aliran darah dari
ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta.Mikroskopis
JantungDarah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap dari
vena ke atria ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung
satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup-katup terletak
sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif
karena perbedaan tekanan, serupa dengan tekanan pintu satu arah.
Gradient tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka, seperti
anda membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya, sementara
gradient tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup, seperti
anda mendorong ke pintu sisi lain yang berlawanan untuk menutupnya.
Perhatikan bahwa gradient ke arah belakang dapat mendorong katup
menutup, tetapi tidak dapat membukanya : yaitu, katup jantung bukan
seperti pintu ayun ditempat minuman.Keempat katup jantung berfungsi
untuk mempertahankan aliran darah searah melalui bilik - bilik
jantung. Ada 2 jenis katup : katup antrioventrikularis (AV), yang
memisahkan atrium dengan ventrikel dan katup semilunaris, yang
memisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang
bersangkutan. Katup - katup ini membuka dan menutup secara pasif,
menanggapi tekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh darah
jantung.Katup atrioventrikularis Katup atrioventrikularis terdiri
dari katup trikuspidalis dan katub mitralis. Daun-daun katup
atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalis
yang terletak antara atrium dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah
daun katup. Katup mitralis yang memisahkan atrium dan ventrikel
kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun
katup dari kedua katup ini tertambat melalui berkas-berkas tipis
jaringan fibrosa yang disebut korda tendinae. Kordatendinae akan
meluas menjadi otot papilaris, yaitu tonjolan otot pada dinding
ventrikel. Kordatendinae menyokong katup pada waktu kontraksi
ventrikel untuk mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium.
Apabila kordatendinae atau otot papilaris mengalami gangguan
(rupture, iskemia), darah akan mengalir kembali ke dalam atrium
jantung sewaktu ventrikel berkontraksi.Katup SemilunarisKedua katup
semilunaris sama bentuknya ; katup ini terdiri dari 3 daun katup
simetris yang menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus
fibrosus. Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta,
sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan
arteria pulmonalis. Katup semilunaris mencegah aliran kembali darah
dari aorta atau arteria pulmonalis ke dalam ventrikel, sewaktu
ventrikel dalam keadaan istirahat. Tepat di atas daun aorta,
terdapat kantung menonjol dari dinding aorta dan arteria
pulmonalis, yang disebut sinus valsalva. Muara arteria koronaria
terletak di dalam kantung-kantung tersebut. Sinus-sinus ini
melindungi muara koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun
katup, pada waktu katup aorta terbuka.Katup SemulunarisKedua katup
semilunaris sama bentuknya ; katup ini terdiri dari 3 daun katup
simetris yang menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus
fibrosus. Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta,
sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan
arteria pulmonalis. Katup semilunaris mencegah aliran kembali darah
dari aorta atau arteria pulmonalis ke dalam ventrikel, sewaktu
ventrikel dalam keadaan istirahat. Tepat di atas daun aorta,
terdapat kantung menonjol dari dinding aorta dan arteria
pulmonalis, yang disebut sinus valsalva. Muara arteria koronaria
terletak di dalam kantung-kantung tersebut. Sinus-sinus ini
melindungi muara koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun
katup, pada waktu katup aorta terbuka.
PEMBULUH DARAH Sistem sirkulasi berperan dalam homeostasis
dengan berfungsi sebagai system transportasi tubuh. Pembuluh darah
menggangkut dan mendistribusikan darah yang di pompa oleh jantung
untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan O2 dan nutrient, menyingkirkan
zat-zat sisa, dan penyampaian sinyal hormone. Arteri yang elastic
menggangkut darah dari jantung ke jaringan dan berfungsi sebagai
reserfoir tekanan untuk terus mendorong darah ke depan sewaktu
jantung mengalami relaksasi dan pengisian. Tekanan darah ateri
rata-rata di atur secara ketat agar penyampaian darah ke jaringan
adekuat. Jumlah darah yang mengalir melalui suatu jaringan
bergantung pada arteriol (pembuluh yang mengandung otot) yang
memperdarahi jaringan tersebut. Kaliber arteriol dapatt di
ubah-ubah sehinggah distribusi curah jantung dapat terus menerus di
sesuaikan untuk secara maksimum memenuhi kebutuhan tubuh setiap
saat. Kapiler yaitu pembuluh berdinding tipis dan berpori-pori,
merupakan tempat sesungguhnya untuk pertukaran antara darah dan
jaringan di sekitarnya. Vena yang sangat lentur mengembalikan darah
dari jaringan ke jantung dan juga berfungsi sebagai reservoir
darah. arteri Arteri berfungsi sebagai jalur cepat ke jaringan dan
sebagai reservoir tekananSegmen-segmen pohon faskuler yang
berurutan arteri, arteriol, kapiler, dan vena di bentuk agar
masing-masing dapat melakukan tugas-tugas spesifik. Arteri
mengkhususkan diri berfungsi sebagai jalur cepat untuk menyampaikan
darah dari jantung ke jaringan (karena radiusnya yang besar,
resistensi arteri terhadap aliran darah rendah) dan berfungsi
sebagai reserfoir tekanan untu menghasilkan gaya pendorong bagi
darah sewaktu jantung mengalami relaksasi .Jantung secara
bergantian berkontraksi untuk memompa darah kedalam arteri dan
berelaksasi untuk menerima pemasukkan darah dari vena. Tidak ada
darah yang di pompa keluar pada saat jantung melemas dan sedang
terisi darah. Namun, aliran kapiler tidak berfluktuasi antara
sistol dan diastol jantung. Darah terus mengalir melalui kapiler
untuk mencapai jaringan. Gaya pendorong agar terus mengalir ke
jaringan selama jantung melemas dihasilkan oleh sifat elastic
dinding arteri. Semua pembuluh dilapisi oleh sel endotel gepeng
halus yang bersambung dengan lapisan endokardium jantung. Lapisan
endotel arteri dilapisi oleh suatu dinding tebal yang mengandung
otot polos dan dua jenis jaringan ikat dalam jumlah besar. Serat
kolagen, yang menghasilkan daya rentang (tensile strength) terhadap
tekanan tinggi darah yang di semprotkan dari janung dan serat
elastin, yang memberi dinding arteri elastisitas sehingga arteri
dapat berperilaku seperti balon.Pada saat darah dipompa ke dalam
arteri-arteri saat sistol ventrikel, volume darah yang memasuk
arteri daeri jantung lebih besar daripada volume darah yang
meninggalkan arteri untuk mengaliri ke pembuluh-pembuluh yang lebih
kecil di hilir, karena pembuluh-pembuluh kecil tersebut memiliki
resistensi terhadap aliran yang lebih besar. Sifat elastic
menyebabkan areteri dapat membesar atau mengembang untuk secara
sementara menampung kelebihan volume darah ini dan menyimpan
sebagai energy tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi jantung
didinding mereka yang teregang. Seperti sebuah balon yang
mengembang untuk mengakomodasikan tambahan udara yang anda tiupkan
kedalamnya. Arteriol Arteriol adalah pembuluh resistensi utama
Pada saat mencapai organ yang diperdarahinya, arteri akan
bercabang-cabang menjadi banyak arteriol, yang jari-jarinya cukup
kecil untuk menimbulkan resistensi terhadap aliran. Pada
kenyataannya, arteriol adalah pembuluh resistensi utama pada pohon
vaskuler. Berbeda dengan resistensi arteri yang rendah, resistensi
arteriol yang tinggi menyebabkan penurunan mencolok tekanan
rata-rata ketika darah mengalir melalui pembuluh pembuluh ini.
Secara rata-rata tekanan turun dari 93mmHg, yaitu tekanan arteri
rata-rata menjadi 37mmHg tekanan ini diawal kapiler. Penurunan
tekanan ini membantu membentuk perbedaan tekanan yang mendorong
aliran darah dari jantung ke berbagai organ dihilir. Resistensi
arteriol juga berperan mengubah pergeseran tekanan sistolik ke
diastolic yang fluktuaktif menjadi tekanan nonfluktuaktif
dikapiler.Tidak seperti arteri, dinding arteriol hanya sedikit
mengandung jaringan ikat elatik. Namun, pembuluh ini memiliki
lapisan otot polos yang tebal yang banyak di persyarafi oleh serat
syaraf simpatis. Otot polosnya juga peka terhadap banyak perubahan
kimiawi local dan terhadap beberapa hormone dalam sirkulasi.
Lapisan otot polos berjalan sirkuler mengelilingi arteriol,
sehingga apabila kontraksi, lingkaran pembuluh menjadi lebih kecil,
dsengan demikian resistensi meningkat dan aliran melalui pebuluh
berkurang. Vasokontriksi adalah istilah yang di gunakan untuk
menjelaskan penyempitan pembuluh seperti itu. Vasodilatasi mengacu
pada pembesaran lingkaran dann jari-jari pembuluh akibat melemasnya
otot polos. Vasodilatasi mengakibatkan penurunan resistensi dan
peningkatan aliran melalui pembuluh yang bersangkutan. Otot polos
arteriol dalam keadaan normal memperlihatkan keadaan terkonsitriksi
parsial yang dikenal sebagai tonus vaskuler, yang membentuk
resistensi arteriol basal.
KapilerKapiler adalah pemnbuluh yang ideal untuk tempat
pertukaran. Kapiler tempat pertukaran bahan-bahan antara darah dan
jaringan, memiliki percabangan yang luas sehingga terjangkau oleh
semua sel. Dikapiler tidak terdapat system transportasi yang
diperantarai oleh pembawa, kecuali kapiler di otak yang memiliki
system tersebut dan berperan dalam sawar darah otak. Pertukaran
bahan melintasi dinding kapiler terutama berlangsung melalui proses
difusi kapiler merupakan pembuluh ideal untuk difusi sesuai hukum
difusi fick. Kapiler meminimalkan jarak difusi, sementara
memaksimalkan luas permukaan dan waktu yang tersedia untuk
pertukaran. Proses Mekanis Siklus JantungJantung secara
berselang-seling berkontraksi untuk mengosongkan isi dan
berelaksasi untuk mengisi. Siklus jantung terdiri dari periode
sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastol (relaksasi dan
pengisisan jantung) bergantian. Atrium dan ventrikel mengalami
siklus sistol dan diastol yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat
penyebaran eksistasi ke seluruh jantung, sedangkan relaksasi timbul
setelah repolarisasi otot jantung. Selama diastol ventrikel dini,
atrium juga masih berada dalam keadaan diastole. Tahap ini sesuai
dengan interval TP pada EKG, interval setelah repolarisasi
ventrikel dan sebelum depolarisasi atrium berikutnya. Karena aliran
masuk darah kontinu dari system vena kedalam atrium, tekanan atrium
sedikit melebihi tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut
melemas. Karena perbedaan tekanan ini, katup AV terbuka, dan darah
mengalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel selama diastol
ventrikel. Akibatnya, volume ventrikel perlahan-lahan meningkat
bahkan sebelum atrium berkontraksi. Pada akhir daistol ventrikel,
nodus SA mencapai ambang dan membentuk potensial aksi. Impuls
menyebar ke seluruh atrium, yang terekam di EKG sebagai gelombang
P. Depolarisasi atrium menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras
lebih banyak darah ke dalam ventrikel sehingga terjadi peningkatan
kurva tekanan atrium . proses penggabungan eksitasi-kontraksi
terjadi selama jeda singkat antara gelombang P dan peningkatan
tekanan atrium peningkatan tekanan ventrikel yang menyertai yang
berlangsung bersamaan dengan peningkatan tekanan tekanan atrium
disebabkan oleh penambahan volume darah ke ventrikel oleh kontraksi
atrium, selama kontraksi atrium, tekanan atrium tetap sedikit lebih
tinggi daripada tekanan ventrikel, sehingga katup AV tetap
terbuka.Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel.
Pada saat ini, kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah
selesai. Volume darah di ventrikel pada akhir diastol dikenal
sebgai volume diastolic akhir (end diastolic volume EDV), yang
besarnya sekitar 135 ml. selama siklus ini tidak ada lagi darah
yang ditambahkan ke ventrikel. Dengan demikian, volume diastolic
akhir adalah jumlah darah maksimum yang akan dikandung ventrikel
selama siklus ini. Setelah eksitasi atrium, impuls berjalan melalui
nodus AV dan system penghantar khusus untuk merangsang ventrikel.
Secara simultan, terjadi kontraksi atrium pada saat pengaktifan
ventrikel terjadi, kontraksi atrium telah selesai. Sebenarnya
sistol ventrikel adalah waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya
proses pengganbungan eksitasi-kontraksi. Ketika kontraksi ventrikel
dimulai, tekanan ventrikel segera melebihi tekanan atrium.
Perbedaan tekanan yang terbalik ini medorong katup AV
menutup.Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup
AV telah tertutup, tekanan ventrikel harus terus meningkat sebelum
tekanan tersebut dapat melebihi tekanan aorta untuk membuka katup
aorta. Dengan demikian, terdapat periode waktu singkat antara
penutupan katup AV dan pembukaan katup aorta pada saat ventrikel
menjadi suatu bilik tertutup. Karena semua katup tertutup, tidak
ada darah masuk atau keluar ventrikel selama waktu ini. Intervensi
ini disebut sebgai periode kontraksi ventrikel isovolumetrik.
Karena tidak ada darah yang masuk atau keluar ventrikel, volume
bilik ventrikel tetap dan panjang serat-serat otot juga tetap.
Keadaan isovolumetrik ini serupa dengan kontraksi isometric pada
otot rangka. Selama periode kontraksi ventrikel isovolumetrik,
tekanan ventrikel terus meningkat karena volume tetap.Pada saat
tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta, katup aorta dipaksa
membuka dan darah mulai menyemprot. Tekanan aorta meningkat ketika
darah dipaksa berpindah dari ventrikel ke dalam aorta lebih cepat
daripada darah mengalir ke pembuluh-pembuluh yang lebih kecil di
ujung yang lain. Volume ventrikel berkurang secra drastis sewaktu
darah dengan cepat dipompa keluar. Sistol ventrikel mencakup
periode kontraksi isovolumetrik dan fase ejeksi(penyemprotan)
ventrikel. Ventrikel tidak mengosongkan diri secara sempurna selama
penyemprotan. Dalam keadaan normal, hanya sekitar separuh dari
jumlah darah yang terkandung di dalam ventrikel pada akhir diastol
dipompa keluar selama sistol. Jumlah darah yang tersisa di
ventrikel pada akhir sistol ketika fase ejeksi usai disebut sebagai
volume diastolic akhir(end systolic volume, ESV), yang besarnya
sekitar 65 ml. ini adalah jumlah darah paling sedikit yang terdapat
didalam ventrikel selama siklus ini.Jumlah darah yang dipompa
keluar dari setiap ventrikel pada setiap kontraksi dikenal sebagai
volume atau isi sekuncup (stroke volume, SV), SV setara dengan
volume diastolic akhir dengan kat lain, perbadaan antara volume
darah di ventrikel sebelum kontraksi dan volume setelah kontraksi
adalah jumlah darah yang disemprotkan selama kontraksi. Ketika
ventrikel mulai berelaksasi karena repolarisasi, tekanan ventrikel
turun di bawah tekanan aorta dan katup aorta menutup, penutupan
katup aorta menimbulkan gangguan pada takik pada kurva tekanan
aorta yang dikenal sebagai takik dikrotik (dicrotic notch). Tidak
ada lagi darah yang keluar dari ventrikel selama siklus ini karena
katup aorta telah tertutup. Namun katup AV belum terbuka karena
tekanan ventrikel masih lebih tinggi daripada tekanan atrium.
Dengan demikian, semua katup sekali lagi tertutup dalam waktu
singkat yang dikenal sebagai relaksasi ventrikel
isovolumetrik.Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel
terjadi secra bersamaan, sehingga atrium berada dalam diastole
sepanjang sisitol ventrikel. Darah terus mengalir dari vena
pulmonalis ke dalam atrium kiri. Karena darah yang masuk ini
terkumpul di atrium, tekanan atrium terus meningkat. Sewaktu katup
AV terbuka pada akhir sistol ventrikel, darah yang terkumpul di
atrium selama sistol ventrikel dengan cepat mengalir ke ventrikel.
Dengan demikian, mula-mula pengisian ventrikel berlangsung cepat
karena peningkatan tekanan atrium akibat penimbunan darah darah di
atrium. Kemudian pengisian ventrikel melambat karena darah yang
tertimbun tersebut telah disalurkan ke ventrikel, dan tekanan
atrium mulai turun. Selama periode penurunan pengisian ini, darah
terus mengalir dari vena-vena pulmonalis kedalam atrium kiri dan
melalui katu AV yang terbuka kedalam ventrikel kiri. Selama
diastole ventrikel tahap akhir, sewaktu pengisian ventrikel
berlangsung lambat, nodus SA kembali mengeluarkan potensial aksi
dan siklus jantung dimulai kembali.Dua Bunyi Jantung yang berkaitan
dengan Penutupan Katup dapat didengar Selama Siklus JantungDua
bunyi jantung utama dalam keadaan normal dapat didengar dengan
stetoskop selama siklus jantung. Bunyi jantung pertama bernada
rendah, lunak, dan relatif lama sering dikatan terdengar seperti
bunyi lub.Bunyi jantung kedua memiliki nada yang lebih tinggi,
lebih singkat, dan tajam sering dikatan seperti bunyi dup. Dengan
demikian dalam keadaan normal terdengar lub,dup,lub,dup,lub,dup,
bunyi jantung pertama berkaitan dengan penutupan katup AV sedangkan
bunyi kedua berkiatan dengan penutupan katup semilunaris. Penutupan
katup tidak menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul karena getaran
yang terjadi di dinding ventrikel dan arteri-arteri besar ketika
katup menutup, bukan oleh karena derik penutupan katup. Karena
penutupan katup AV terjadi pada awal kontraksi ventrikel ketika
tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium, bunyi
jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel. Penutupan katup
semilunaris terjadi pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan
dan arteri pulmonalis. Dengan demikian, bunyi jantung kedua
menandakan permulaan diastol ventrikel.Aktivitas Listrik
JantungNodus sinoatrium adalah pemacu jantung normal Kontraksi sel
otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi
yang membayar melalui membran sel-sel otot. Jantung berkontraksi
atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang
ditimbulkannya sendiri, suatu sifat yang dikenal sebagai
otoritmisitas.Terdapat dua jenis khusus sel jantung :1. Sembilan
puluh Sembilan persen sel otot jantung adalah sel kontraktil, yang
melakukan kerja mekanis yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam
keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi.2.
Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya, sel otoritmik, tidak
berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan
menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi
sel-sel pekerja.Berbeda dengan sel sel saraf dan sel otot rangka,
yang membrannya tetap berada pada potensial istirahat yang konstan,
kecuali apabila sel dirangsang, sel-sel otoritmik jantung tidak
memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebut memperlihatkan
aktivitas pemacu (pace maker activity), yaitu membrane mereka
secara perlahan mengalami depolarisasi, atau bergeser, antara
potensial mengalami potensial aksi sampai ambang tercapai, pada
saat membrane mengalami potensial aksi . melalui siklus peregeseran
dan pembentukan potensial aksi yang berulang-ulang tersebut,
sel-sel otoritmis ini secara siklis mencetuskan potensial aksi,
yang ritmis ini secara klinis mencetuskan potensial aksi, yang
kemudian menyebar ke seluruh jantung untuk mencetuskan denyut
secara berirama tanpa perangsangan saraf apapun. Penyebab
pergeseran potensial membrane ke ambang masih belum diketahui.
Secara umum diperkirakan bahwa hal tersebut terjadi karena
penurunan siklis fluks pasif K+ ke luar yang berlangsung bersamaan
dengan kebocoran lamban Na+ ke dalam. Di sel-sel otoritmik jantung,
antara potensial-potensial aksi permeabilitas K+ ke luar yang
berlangsung bersamaan dengan kebocoran lamban Na+ ke dalam. Di
sel-sel otoritmik jantung, antara potensial-potensial aksi
permeabilitas K+ tidak menetap seperti di sel saraf dan sel otot
rangka. Permeabilitas membrane terhadap K+ menurun antara
potensial-potensial aksi, karena saluran K+ diinaktifkan, yang
mengurangi aliran ke luar ion K+ mengikuti penurunan gradien
konsentrasi mereka. Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil
tidak berubah bagian dalam secara bertahap menjadi kurang negatif
yaitu, membrane secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser
ke arah ambang. Setelah ambang dicapai, terhadap pengaktifan
saluran Ca++ dan influx Ca++ kemudian. fase ini berbeda dari otot
rangka, dengan influx Na+ (bukan influk Ca++) yang mengubah
potensial aksi kearah positif. Fase turun disebabkan oleh efluks K+
yang terjadi karena peningkatan permeabilitas K+ akibat pengaktifan
saluran K+. Setelah potensial aksi usai, inaktivasi saluran-saluran
K+ ini mengawali depolarisasi berikutnya.Sel-sel jantung mampu
mengalami otoritmis ditemukan di lokasi-lokasi berikut ini:1. Nodus
sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat
lubang(muara), vena cava superior.2. Nodus atrioventrikel (AV),
sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar atrium
kanan dekat septum, tepat diatas pertautan atrium dan ventrikel.3.
Berkas His (berkas atrioventrikel), suatu jarassel-sel khusus yang
berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat
berkas tersebut bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang
berjalan kebawah melalui septum, melingkari ujung bilik ventrikel,
dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.4. Serat purkinye,
serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan
menyebar ke saluran miokardium ventrikel seperti ranting-ranting
pohon.Curah Jantung dan KontrolnyaCurah jantung bergantung pada
kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup.Curah jantung (cardiac
output, CO) adalah volume darah yang dipompa oleh tiap-tiap
ventrikel per menit (bukan jumlah total darah yang dipompa oleh
jantung). selama setiap periode waktu tertentu, volume darah yang
mengalir melalui sirkulasi sistemik. Dengan demikian, curah jantung
dari kedua ventrikel dalam keadaan normal identik, walaupun apabila
diperbandingkan denyut demi denyut, dapat terjadi variasi minor.
Dua faktor penetu curah jantung adalah kecepatan denyut jantung
(denyut per menit) dan volume sekuncup (volume darah yang dipompa
per denyut).Kecepatan denyut jantung dan sekuncup secara total
dalam tubuh adalah 70 ml per denyut, sedangkan volume darah total
tubuh adalah sekitar 5 liter hal ini menunjukan setiap menit
memompa 5 liter ventrikel kanan memopa 5 liter darah ke paru, dan
ventrikel kiri 5 liter ke darah ke sirkulasi sistemik dengan
kecepatan ini jantung akan memompa sekitar 2 juta liter darah hanya
dalam setahun dalam keadaan istirahat, jika berolah raga curah
jantung meningkat menjadi 20-25 liter per menit. Perbedaan antara
saat istirahat dan volume maksimum darah yang dapat dipompa oleh
jantung per menit dikenal sebagai cadangan jantung (cardiac
reserve)
Elektrokardiogram (EKG)Elektrokardiogram(EKG) adalah rekaman
keseluruhan penyebaran aktivitas listrik di jantung. Arus listrik
yang dihasilkan oleh otot selama depolarisasi dan repolarisasi
menyebar ke jaringan di sekitar jantung dan dihantarkan melalui
cairan-cairan tubuh. Sebagian kecil aktivitas listrik ini mencapai
permukaan tubuh dan dapat di deteksi menggunakan elektroda
pencatat. Rekaman (catatan) yang dihasilkan adalah
elektrokardiogram atau EKG. Sebenarnya istilah yang digunakan
adalah EKG, karena teknik ini dikembangkan oleh seorang ilmuwan
berbahasa Jerman Wiliam Einthoven, dan kardia adalah kata untuk
jantung dalam bahasa Jerman. Terdapat tiga pokok penting yang perlu
diingat ketika mempertimbangkan apa yang sebenarnya diwakili oleh
EKG1. EKG adalah suatu rekaman mengenai sebagian aktivitas listrik
di cairan-cairan tubuh yang diinduksi oleh impuls jantung yang
mencapai permukaan tubuh, bukan reman langsung aktivitas listrik
jantung yang sebenarnya.2. EKG adalah rekaman kompleks yang
menggambarkan keseluruh aktivitas di jantung selama repolarisasi
dan depolarisasi. EKG bukan merupakan catatan mengenai sebuah
potensial aksi di sebuah sel pada suatu saat. Pada setiap rekaman
mewakili jumlah aktivitas listrik di semua sel otot jantung, yang
sebagian mungkin sedang mengalami potensial aksi, sementara yang
lain belum diaktifkan.3. Rekaman mencerminkan perbandingan voltase
yang terdeteksi oleh elektroda di dua titik yang berbeda di tubuh.
Sebagai contoh, EKG sama sekali tidak mencatat potensial ketika
otot ventrikel mengalami depolarisasi atau repolarisasi sempurna,
kedua elektroda mengamati potensial yang sama, sehingga tidak
terdapat perbedaan potensial antara kedua elektroda yang
direkam.Pola pasti aktivitas listrik yang direkam dari permukaan
tubuh bergantung pada orientasi elektroda pencatat. Untuk
menghasilkan perbandingan standar, rekaman EKG rutin terdiri dari
dau belas system elektroda konvensional atau lead. Sewaktu sebuah
mesin elektroda kardiogram dihubungkan dengan elektroda pencatat di
dua titik pada tubuh, susunan spesifik dari tiap-tiap pasangan
disebut lead. Kedua belas lead tersebut masing-masing merekam
aktivitas listrik di jantung dari lokasi yang berbeda, enam susunan
listrik dari ektremitas dan enam lead dada di berbagai tempat di
sekitar jantung. Darah Darah adalah kendaraan atau mediun untuk
transportasi massal jarak jauh berbagi bahan antara sel dan
lingkungan eksternal atau sel-sel itu sendiri. Transportasi semacam
itu penting untuk memelihara homeostasis. Darah terdiri dari cairan
kompleks, yaitu plasma tempat unsure-unsur sel, eritrosit,
leukosit, dan trombosit terbenam di dalamnya.Eritrosit (sel darah
merah) atau SDM pada dasarnya adalah suatu kantung hemoglobin yang
terbungkus membrane plasma yang mengangkut O2 dan CO2 (dalam
tingkat yang lebih rendah) di dalam darah. Leukosit (sel darah
putih) atau SDP, unit-unit pertahanan system imun yang mobil, di
angkut dalam darah ketempat-tempat cedera atau inevasi
mikroorganisme penyebab penyakit.Karena darah sangat penting, harus
terdapat mekanisme yang dapat memperkecil kehilangan darah apabila
terjadi kerusakan pembuluh darah. Trombosit (keeping darah) penting
dalam hemostasis, penghentian perdarahan dari suatu pembuluh yang
cidera.Plasma Banyak fungsi plasma di lakukan oleh protein plasma
Volume darah yang 5 hingga 5,5 liter pada orang dewasa terdiri dari
42-45% eritrosit, kurang dari 1% leukosit dan trombosit, dan 55-58%
plasma. Persentase volume darah total yang di tempati oleh
erittrosit di kenal sebagai hematokrit. Plasma adalah suatu cairan
kompleks yang berfungsi sebagai medium transportasi untuk zat-zat
yang di angkut dalam darah. Semua konstituen plasma dapat berdifusi
bebas menembus dinding kapiler kecuali protein plasma, yang tetap
berada di dalam plasma dan melakukan berbagai fungsi.Plasma, karena
berupa cairan 90% terdiri dari air, yang berfungsi sebagai mediun
untuk mengangkut berbagai bahan dalam darah. Selain itu, karena air
memiliki kemampuan menahan panas dengan kapasitas tinggi, plasma
mampu menyerap dan mendistribusikan banyakpanas yang di hasilkan
oleh metabolism di dalam jaringan sementara suhu darah itu sendiri
hanya mengalami sedikit perubahan. Energy panas yang tidak di
perlukan untuk mempertahankan suhu tubuh di keluarkan ke lingkungan
ketika darah mengalir ke permukaan kulit.Sejumlah besar zat organic
dan anorganik larut dalam plasma. Konstituen organic yang paling
banyak berdasarkan beratnya adalah protein plasma, yang membentuk
6% sampai 8% dari berat total plasma. Konstituen anorganik
membentuk sekitar 1% dari berat plasma. Elektrolit (ion) yang
paling banyak dalam plasma adalah Na+ dan Cl- (garam dapur). Jumlah
HCO3-, K+, Ca++, dan ion lain lebih sedikit. Fungsi paling menonjol
dari ion-ion cairan ekstrasel (CES) ini adalah peran mereka dalam
eksitabilitas membrane, distribusi osmotic cairan antara CES dan
sel, dan menyangga perubahan pH. Persentase plasma sisanya di
tempati oleh nutrient (misalnya glukosa, asam amino, lemak, dan
vitamin). Produk sisa (kreatinin, biliburin, dan zat-zat
bernitrogen seperti urea) gas-gas larut (O2 dan CO2) dan hormone.
Sebagian dari zat-zat tersebut hanyalah di angkut dalam plasma.
Sebagai contoh, kelenjar endokrin mengeluarkan hormone ke dalam
plasma, yang menganggkut zat perantara kimiawi ini ke tempat
kerjanya.Protein plasma adalah sekelompok konstituen plasma yang
tidak sekedar di angkut. Komponen-komponen penting ini dalam
keadaan normal tetap berada dalam plasma, tempat mereka melakukan
banyak fungsi bermanfaat. Karena merupakan konstituen plasma
berukuran terbesar, protein-protein plasma biasanya tidak keluar
dari pori-pori di dinding kapiler. Juga, tidak seperti konstituen
plasma lainya yang larut dalam air plasma, protein plasma berada
dalam bentuk disperse koloid.Terdapat tiga kelompok protein plasma,
albumin, globulin, dan fibrinogen yang di klasifikasikan
berdasarkan berbagai sifat fisik dan kimia mereka. 1. Albumin,
protein plasma yang paling banyak mengikat banyak zat (sebagai
contoh biliburin, garam empedu,dan penisilin) untuk transportasi
melalui plasma dan sangat berperan dalam menentukan tekanan osmotic
koloid karena jumlahnya.2. Terdapat tiga subkelas globulin: alfa
(), beta (), dan gama ():a. Globulin alfa dan beta spesifik
mengikat dan mengangkut sejumlah zat dalam plasma, misalnya hormone
tiroid, kolestrol dan besi.b. Banyak faktor yang berperan dalam
proses pembekuan darah terdiri dari globulin alfa atau beta.c.
Molekul-molekul protein precursor inaktif, yang di aktifkan sesuai
keperluan oleh masukan regulatorik tertentu, termasuk dalam
golongan globulin alfa (misalnya angiotensinogen di aktifkan
menjadi angiotensin, yang berperan penting dalam pengaturan
keseimbangan garam di tubuh).d. Globulin gama adalah immunoglobulin
(antibody), yang penting bagi mekanisme pertahanan tubuh.3.
Fibrinogen adalah faktor kunci dalam proses pembekuan
darah.Protein-protein plasma biasanya di sintesis oleh hati,
kecuali globulin gama, yang di hasilkan oleh limfosit, salah satu
jenis sel darah putih.Trombosit dan HemostasisKomposisi Darah
EritrositEritrosit (sel darah merah) memiliki fungsi khusus
mengangkut O2 dalam darah. Eritrosit tidak memiliki nucleus,
organel, atau ribosom, tetapi di penuhi oleh hemoglobin, yaitu
molekul mengandung besi yang dapat berikatan dengan O2 secara
longgar da reversible. Karena O2 sukar larut dalam darah,
hemoglobin merupakan pengangkut satu-satunya O2 dalam darah.
Hemoglobin juga berperan dalam transportasi CO2 dan sebagai
penyangga darah dan berikatan secara reversible dengan CO2 dan
H+.Karena tidak mampu mengganti komponen-komponennya, eritrosit
memiliki usia yang terbatas , yaitu sekitar 120 hari. Sel-sel bakal
yang belum berdiferensi di sumsum tulang membentuk semua unsure sel
darah. Produksi eritrosit (eritropoiesis) oleh sumsum tulang dalam
keadaan normal seimbang dengan kecepatan lenyapnya eritrosit,
sehingga hirung sel darah merah konstan. Eritropoiesis di rangsang
oleh eritropoietin, hormone yang di keluarkan ginjal sebagai respon
terhadap penurunan penyaluran O2.
LeukositLeukositLeukosit (sel darah putih) adalah unit
pertahanan tubuh. Sel ini menyerang benda asing yang masuk,
menghancurkan sel abnormal yang muncul di tubuh, dan membersihkan
debris sel. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masing
memiliki tugas yang berbeda:1. Neutrovil, spesialis fagositik yang
penting memakan bakteri dan debris.2. Eosinofil, yang mengkhususkan
diri menyerang cacing parasitic dan berperan penting dalam reaksi
alergi.3. Basofil, yang mengeluarkan dua zat kimia: histamine, yang
juga penting dalam respon alergi, dan heparin, yang membantu
membersihkan partikel lemak dalam darah.4. Monosit, yang setelah
keluar dari pembuluh kemudian berdiam di jaringan dan membesar
untuk menjadi fagosit jaringan yang di kenal sebagai makrofag.5.
Limfosit yang membentuk pertahanan tubuh terhadap infasi bakteri,
virus, dan sasaran lain yang telah di programkan untuknya.
Perangkat pertahanan yang di miliki limfosit antara lain adalah
antibody dan respons imun seluler.Leukosit terdapat di dalam darah
hanya sewaktu transit dari tempat produksi dan penyimpanan di
sumsum tulang (dan juga organ-organ limfoid untuk limfosit) dan
tempat kerjanya di jaringan. Setiap saat, sebagian besar leukosit
berada di luar darah di jaringan untuk tugas patrol atau bertempur.
Semua leukosit memiliki rentang usia yang terbatas dan harus
diganti melalui diferensiasi dan proliferasi sel-sel precursor.
Jumlah total dan persentase setiap jenis leukosit yang di produksi
bergantung pada kebutuhan pertahanan sesaat tubuh. Trombosit (
Keping keeping darah )Trombosit adalah fragmen sel yang berasal
dari megakariosit besar di sumsum tulang. Trombosit berperan
penting dalam hemostasis, penghentian perdarahan dari pembuluh yang
cedera. Tiga langkah utama pada hemostasis adalah:1. Spasme
vaskuler2. Pembentukan sumbat trombosit3. Pembentukan bekuanSpasme
vascular mengurangi aliran darah melalui pembuluh yanag cidera,
sementara agregasi trombosit di tempat cedera pembuluh dengan cepat
menambal defek yang terjadi. Trombosit mulai berkumpul apabila
berkontak dengan kolagen di dinding pembuluh yang rusak.Pembentukan
bekuan (koagulasi darah) memperkuat sumbat trombosit dan mengubah
darah di sekitar tempat cedera menjadi suatu gel yang tidak
mengalir. Sebagian besar faktor yang di perlukan untuk pembekuan
darah selalu terdapat di dalam plasma dalam bentuk perkusor
inaktif. Sewaktu pembuluh mengalami cedera, kolagen yang terpapar
mengalami reaksi berjenjang yang melibatkan pengaktifan suksesif
faktor-faktor pembekuan tersebut, yang akhirnya mengubah fibrinogen
menjadi fibrin. Fibrin, suatu molekul berbentuk benang yang tidak
larut, di tebarkan untuk membentuk jaring bekuan. Jaring ini
kemudian menangkap sel-sel darah dan menyempurnakan pembentukan
bekuan. Darah yang telah keluar ke dalam jaringan juga mengalami
koagulasi setelah bertemu dengan tromboplastin jaringan, yang juga
memungkinkan terjadinya proses pembekuan. Jika tidak lagi di
perlukan, bekuan darah di larutkan oleh plasmin, suatu faktor
fibrinolitik yang juga di aktifkan apabila berkontak dengan
kolagen.. Enzim jantungAnalisis enzim jantung dalam plasma
merupakan bagian dari profil diagnostic yang meliputi riwayat,
gejala, dan elektrokardiogram. Analisis enzim bertujuan untuk
mendiagnosis infark miokardium. Enzim di lepaskan dari sel bila sel
mengalami cedera dan membrannya pecah. Kebanyakan enzim tidak
spesifik dalam hubunganya dengan organ tertentu yang rusak.Laktat
DehidrogenaseLaktat dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya. Ada 5
macam LD isoenzim (LD1-LD5). Masing-masing enzim tersebut mempunyai
berat molekul sekitar 134.000 kDa. Mereka mengandung kombinasi
subunit H dan M. Jantung lebih banyak mengandung LD1, sedangkan
hati dan otot mengandung LD5. Pemeriksaan LD isoenzim di lakukan
dengan cara elektroforensis. Pada infark miokardium akut kadar LD1
melebihi kadar LD2, sedangkan pada keadaan normal kadar LD1 lebih
rendah daripada LD2
Kreatinin kinaseKarena enzim yang berbeda di lepaskan ke dalam
darah pada priode yang berbeda setelah infark miokardium, maka
sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang dihubungkan dengan
waktu awitan (onset) nyeri dada atau gejala lainya. Kreatinin
kinase (creatinine kinase-CK) dan isoenzimnya (CKMB) adalah enzim
yang di analisis untuk mendiagnosis infark miokardium akut, dan
merupakan enzim pertama yang meningkat saat terjadi infark
miokardium. Gangguan pada jantung selain infark miokardium akut
juga di hubungkan dengan nilai kadar CK dan CKMB total yang
abnormal. Gangguan tersebut termasuk perikarditis, miokarditis, dan
trauma.Troponin T (cTnT)Protein kontraktil mulai menarfik perhatian
sebagai karakteristik terjadi gangguan pada system kardiovaskular
yang sangat potensial pada akhir tahun 1970-an, saat ditemukan
isoform unik pada berbagai tipe otot striated (cepat, lambat, dan
jantung). Karakteristik yang spesifik untuk jantung seperti cTnT
menpunyai keunggulan dibandingkan dengan karakteristik yang
terdapat di semua otot seperti CK dan mioglobin.C-Reaktive
ProteinC-Reaktive Protein (CRP) merupakan anggota dari protein
pentraxin. Istilah CRP di kenalkan oleh Tillet dan Francis pada
tahun 1930, senyawa ini dapat bereaksi dengan polisakarida C
somatic pada steptococcus pneumonia. Kadarnya akan meningkat 100
kali dalam 24-48 jam setelah terjadi luka di jaringan. Sebelas
tahun kemudian Mac Leod dan Avery mengenalkan istilah fase akut
pada serum penderita infeksi akut, untuk menunjukkan sifat CRP. CRP
secara normal berada dalam manusia jumlah yang kecil. Khusner dan
Feldman menemukan dalam hepatosit, 24-38 jam setelah sel di
rangsang oleh senyawa inflamasi. CRP di sintesis dan disekresi oleh
hati sebagai respon terhadap sitokin, terutama IL6. Sitokin
terutama di hasilkan oleh monosit atau makrofag, juga oleh leukosit
lain atau sel endotel.Peningkatan kadar CRP bias-nya non spesifik
tetapi merupakan petanda respons fase akut yang sensitive terhadap
senyawa infeksius, stimulus imunologik, kerusakan jaringan, dan
inflamasi akut lainya. Peningkatan kadar CRP yang menetap terjadi
pada inflamasi kronis meliputi penyakit autoimun dan maglinansi.
Inflamasi kronis merupakan komponen yang penting dalam perkembangan
dan progresi arteriosklerosis. Kadar CRP juga berhubungan dengan
disfungsi endotel.Muttaqin A. asuhan keperawatan klien dengan
gangguan system kardiovaskular. Jakarta: Penerbit Media Salemba;
2009.h.59,60.KesimpulanNyeri dada pada pasien berusia 50 tahun
tersebut disebabkan karena adanya gangguan pada mekanisme kerja
jantung hal ini