Top Banner
PENGARUH POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP TERHADAP STROKE Disusun Oleh: REDHA FITRI EKAWATI PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 1
30

Patofisiologi Stroke

Jul 19, 2016

Download

Documents

Patofisiologi Stroke
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Patofisiologi Stroke

PENGARUH POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP

TERHADAP STROKE

Disusun Oleh:

REDHA FITRI EKAWATI

PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2013/2014

1

Page 2: Patofisiologi Stroke

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i

ABSTRAK .........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................

A. Latar Belakang ..............................................................................................

B. Rumusan Masalah .........................................................................................

C. Tujuan ............................................................................................................

D. Manfaat ..........................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................................

A. Stroke .............................................................................................................

a. Definisi Stroke

b. Penyebab Stroke.......................................................................................

c. Gejala-gejala Stroke.................................................................................

d. Pencegahan Stroke...................................................................................

e. Pengobatan Stroke....................................................................................

B. Pola Makan ....................................................................................................

a. Makanan yang dihindari...........................................................................

b. Makanan yang dianjurkan........................................................................

C. Gaya Hidup ....................................................................................................

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................

A. Simpulan .......................................................................................................

B. Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

2

Page 3: Patofisiologi Stroke

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke merupakan penyakit mematikan ketiga di Amerika Serikat

dan banyak negara industri di Eropa. Penyakit ini banyak menyerang

orang lanjut usia karena gaya hidup yang tidak sehat pada usia mudanya.

Gaya hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan cepat saji yang

mengandung banyak kolesterol, sedikit olahraga, kurang istirahat, dan

lainnya. Bila penderita dapat diselamatkan, biasanya penderita mengalami

kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau

kemampuan bicara. Hal ini terjadi karena ada penyumbatan dan

kerusakkan di pembuluh darah yang menuju ke otak.

Penderita penyakit stroke setiap tahunnya bertambah, karena

kebiasaan hidup yang tidak sehat, kebiasaan ini menyebabkan rusakkan

sistem di tubuh. Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat

oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara. Emoli berupa

kolesterol disebabkan pola makan sehari-hari yan tidak sehat, sedangkan

emboli udara disebabkan kurang aktivitas olahraga. Jika tidak ada upaya

pencegahan resiko stroke, maka resiko penderita stroke di dunia akan

meningkat.

B. Rumusan Masalah

3

Page 4: Patofisiologi Stroke

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Stroke

Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh

gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan

menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak yang

terganggu. Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius

karena ditandai dengan tingginya morbiditas dan mortalitasnya. Selain itu,

tampak adanya kecendrungan peningkatan insidennya (Bustan, 2007).

Batasan yang dikemukakan oleh WHO Task Force in Stroke and Other

Cerebrovascular Disease tahun 1998, stroke secara klinis adalah disfungsi

nerologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah dan timbul

secara mendadak (dalam beberapa detik) atau cepat (dalam beberapa jam)

dengan gejala-gejala dan tanda-tanda yang sesuai dengan fokal otak yang

terganggu.

B. Klasifikasi Stroke

Stroke dibedakan menjadi dua yaitu, stroke iskemik dan stroke hemoragik.

a. Stroke Iskemik

Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak

oleh thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi akibat aliran

darah ke otak terhenti oleh artheriosklerosis( penumpukan kolesterol

4

Page 5: Patofisiologi Stroke

pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang menyumbat suatu

pembuluh darah ke otak. Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur

pembuluh darah arteri yang menuju ke otak.

Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri

serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri tersebut

menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi

gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat ddisebabkan oleh

pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli. Darah ke otak disuplai

oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini

merupakan cabang dari lengkung aorta jantung. Stroke Iskemik terbagi

lagi menjadi 3 yaitu:

1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat

penggumpalan.

2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.

3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh

bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.

b. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik disebabkan oleh pembuluh darah otak yang

pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan

subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang

seharusnya. Sehingga proses transmisi sinyal listrik dari otak ke bagian

tubuh lainnya tidak berjalan. Darah yang mengalir ke substansi otak atau

ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah

5

Page 6: Patofisiologi Stroke

otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah

berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.

C. Patogenesis Stroke Hemoragic

Disebut stroke hemorrhagic stroke karena ditemukan adanya darah di dalam

otak yang dalam keadaan normalnya tidak ada. Yang menjadi masalah pada

pasien dengan penyakit ini adalah ditemukannya darah di dalam otak yang

berasal dari pembuluh darah otak yang pecah.

TAHAP AWAL

Pada tahap ini, pembuluh darah baru saja pecah, dan darah baru saja

mengucur deras keluar dari dalam pembuluh darah. Penyebab pecahnya

pembuluh darah :

1. Karena tekanan darah yang terlalu tinggi sehingga dinding pembuluh

darah tidak bisa menahannya atau

2. Karena aktifitas yang terlalu berat sehingga tekanan darah di otak menjadi

meningkat dan akhirnya dinding pembuluh darah yang telah rapuh tidak

bisa menahannya dan

3. Kombinasi dari keduanya.

Gejala yang dirasakan oleh penderitanya hanyalah rasa pusing biasa dan

merasa kepalanya sangat berat saja dan kadang tidak menimbulkan gejala

sama sekali.

TAHAP SELANJUTNYA

Lama-kelamaan akhirnya darah yang mengisi otak ini semakin banyak.

Sebagai akibat dengan adanya cairan baru di dalam kepala, maka volume

6

Page 7: Patofisiologi Stroke

cairan di dalam darah secara langsung akan meningkat begitu pula tekanan di

dalam otak. Bagaimana gejala pada pasien? Pada tahap ini, pasien bisa saja

merasakan sakit kepala hebat, disertai muntah terus menerus dan kepala

serasa berputar. Pada tahap ini biasanya pasien dan keluarga akan segera

mencari pertolongan.

TAHAP SELANJUTNYA

Akhirnya darah yang masih saja mengalir itu mulai menekan bagian-bagian

otak, dan gejala yang ditimbulkan tergantung dari tempat perdarahan tersebut.

Jika yang tertekan oleh otak adalah area motorik otak kanan, maka pasien

akan menderita kelumpuhan tangan dan kaki sebelah kiri, begitu pula

sebaliknya, jika bagian otak yang tertekan adalah area motorik otak kiri, maka

pasien akan menderita kelumpuhan tangan dan kaki sebelah kanan. Jika

perdarahan tersebut terjadi di dekat pusat kesadaran maka pasien tersebut

dapat mengalami penurunan kesadaran.

TAHAP SELANJUTNYA

Tahap yang paling akhir jika perdarahan tidak atau gagal ditangani, maka

darah akan semakin banyak dan akibatnya bisa menekan pusat kesadaran dan

pusat pernafasan sehingga pasien mengalami henti nafas, dan jika ini terjadi,

maka kemungkinan terburuk adalah kematian bagi pasien tersebut.

7

Page 8: Patofisiologi Stroke

D. Gejala-gejala Stroke

Gejala stroke yang muncul tergantung bagian otak mana yang

terganggu. Otak manusia terdiri atas otak besar (cerebrum), otak kecil

(cerebellum) dan batang otak. Otak besar terdiri atas bagian besar yang

disebut hemisfer, yaitu hemisfer kanan dan hemisfer kiri. Fungsi bagian

tubuh sebelah kanan di kendalikan oleh hemisfer kiri dan fungsi bagian tubuh

sebelah kiri dikendalikan oleh hemisfer kanan. Otak memiliki lobus-lobus

yang memiliki fungsi masing-masing, diantaranya:

1. Otak Lobus frontal

Mengendalikan gerakan, pengambilan, keputusan, dan pembauan.

2. Lobus temporal

Mengendalikan pendengaran, memori, dan emosi

3. Lobus pariental

Mengendalikan rasa kulit dan bahasa

4. Lobus occipital

Mengendalikan pengelihatan

5. Lobus cerebellum

Mengendalikan keseimbangan dan koordinasi

6. Batang Otak

Mengendalikan menelan, bernafas dan fungsi vital

Stroke yang menyerang otak bagian kanan akan mengakibatkan

gangguan pada proses membaca, berhitung, berbicara dan berpikir logis.

Sedangkan stroke yang menyerang otak bagian kiri akan mengakibatkan

8

Page 9: Patofisiologi Stroke

gangguan pada proses bermusik, berimajinasi, berkesenian, orientasi, dan

ilmu ruang. Stroke yang menyerang otak dapat mengganggu fungsi sistem

saraf, sehingga anggota tubuh tidak merespon sinyal listrik dari saraf

pusat. Hal ini menyebabkan berbagai gejala-gejala diantaranya:

1. Kelumpuhan anggota gerak

Kelemahan anggota gerak merupakan gejala umum yang dijumpai

pada srtoke. Bila seseorang tiba-tiba merasakan kehilangan

kekuatan pada salah satu lengan atau tungkai berpikirlah ini sebagai

gejala stroke. Kelemahan biasanya sesisi, kanan atau kiri. Gangguan

peredaran darah otak di sebelah kanan akan menyebabkan

kelemahan anggota gerak bagian kiri. Sebaliknya, gangguan

peredaran darah di sebelah kiri menyebabkan kelemahan anggota

gerak bagian kanan.

2. Wajah perot

Wajah perot juga gejala umum yang sering timbul pada penderita

stroke. Wajah perot pada penderita stroke terjadi akibat gangguan

pada saraf nomor tujuh di sentral. Cara mudah untuk melihat wajah

perot adalah meminta pasien untuk tersenyum atau menunjukkan

giginya. Curigailah wajah perot mendadak sampai tebukti bukan

gejala stroke.

3. Gangguan bicara

Gangguan stroke dapat pula menunjukkan bicara tidak jelas (pelo)

atau tidak dapat bicara (afasia). Hal ini terjadi akibat kelumpuhan

9

Page 10: Patofisiologi Stroke

saraf nomor duabelas atau lobus fronto-temporal di otak. Untuk

memeriksanya mintalah pasien menjulurkan lidah, dalam keadaan

normal lidah menjulur lurus.

4. Gangguan keseimbangan / Vertigo

Pusing berputar dapat disertai gejala mual/muntah maupun tidak.

Gangguan pada sistem keseimbangan di otak kecil (cerebellum) akan

menimbulkan gejala pusing berputar. Gejala pusing berputar dapat

juga disertai gejala lain misalnya pelo dan gangguan koordinasi.

5. Nyeri kepala

Nyeri kepala yang diakibatakan stroke biasanya terjadi bersifat

mendadak, intensitas yang berat, dan disertai gangguan saraf

lainnya.

6. Penurunan kesadaran

Kesadaran di otak dipengaruhi oleh ARAS (Assending Reticular

Activating System). Sistem ini membuat seseorang terjaga. Pada

kasus stroke yang langsung menyerang sistem kesadaran atau

mendesak pusat sistem kesadaran dapat dijumpai penurunan

kesadaran.

7. Mendadak seluruh badan lemas dan terkulai tanpa hilang kesadaran

(drop attack) atau disertai hilang kesadaran sejenak (sinkop)

8. Gangguan pengelihatan (mata kabur) pada satu atau dua mata

9. Gangguan daya ingat atau memori baru (amnesia)

10. Gangguan orientasi tempat, waktu, dan orang

10

Page 11: Patofisiologi Stroke

11. Gangguan menelan cairan atau makanan padat (disfagia)

Berdasarkan lokasinya ditubuh gejala stroke dibagi menjadi tiga,

diantaranya:

1. Bagian sistem saraf pusat, yaitu kelemahan otot (hemiplegia), kaku

dan menurunnya fungsi sensori

2. Batang otak, terdapat 12 saraf kranial. Gejalanya yaitu, lidah

melemah; kemampuan membau, mengecap, mendengar, melihat

secara keseluruhan menjadi menurun; serta kemampuan refleks,

ekspresi wajah, pernapasan, dan detak jantung menjadi terganggu

3. Cerebral cortex yaitu tidak bisa berbicara (afasia), kehilangan

kemampuan untuk melakukan gerakkan-gerakan yang bertujuan

(apraksia), daya ingat menurun, kegagalan melaksanakan sebuah

fungsi sebagian badan (hemiparese), dan kebingungan

E. Pencegahan Stroke

Upaya untuk menghindari stroke dimulai dengan memperbaiki

gaya hidup dan mengendalikan faktor resiko sehingga dapat mengurangi

peluang terkena penyakit stroke. Berikut upaya yang dapat dilakukan

untuk mencegah terjadinya stroke.

1. Mengontrol berat badan dan kolesterol

Makanan yang banyak mengandung kolesterol dapat menyebabkan

kolesterol menumpuk di dinding pembuluh darah yang disebut

artheriosklerosis.

11

Page 12: Patofisiologi Stroke

2. Mengendalikan faktor resiko penyakit

Pengendalian resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes dan

kolesterol. Hipertensi dan jantung koroner merupakan resiko utama

stroke. Penyakit diabetes juga meningkatkan 1,5-4 kali resiko stroke.

3. Diet rendah lemak dan garam

Faktor resiko utama stroke adalah hipertensi dan hiperkolesterol.

Oleh karena itu diet rendah lemak dan garam dapat mengurangi

resiko kolesterol.

4. Berolahraga dan aktivitas fisik

Olahraga dapat membantu mengurangi berat badan, mengendalikan

kolesterol dan menurunkan tekanan darah yang menjadi faktor

stroke.

5. Tidak merokok

Nikotin dalam rokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah

berkurang sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri

dan pembekuan darah yang memicu penyakit jantung dan stroke.

6. Tidak minum alkohol

Alkohol dapat menaikkan tekanan darah dan memperlemah jantung,

mengentalkan darah, dan menyebabkan kejang arteri.

7. Berhenti memakai obat-obatan terlarang (NARKOBA)

Pemakai obat-obat terlarang seperti heroin, kokain dan amfetamin

meningkatkan resiko stroke tujuh kali dibandingkan narkoba lainnya.

12

Page 13: Patofisiologi Stroke

F. Pengobatan Stroke

Saat mengalami serangan stroke, segera melakukan pemeriksaan

untuk mengetahui penyebab pembekuan darah atau darah yang tidak bisa

diatasi dengan obat penghancur bekuan darah. Penelitian terakhir

menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau

dipulihkan jika RTPA (Recombinat Tissue Plasminogen Activaror) atau

steptokinase yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan tiga

jam setelah muncul serangan stroke.

Antikoagulan (seperti heparin) diberikan pada penderita stroke in

evolution. Namun, antokoagulan tidak diberikan pada penderita

pendarahan di otak karena akan menambah resiko terjadinya pendarahan

di otak. Berikut ini beberapa jenis terapi medis yang dapat diberikan

pada penderita stroke.

1. Fisioterapi

Fisioterapi dapat membantu memulihkan kekuatan otot-otot serta

mengajarkan bagaimana bergerak yang aman dan nyaman dengan

keterbatasan akibat kelemahan gerak otot.

2. Terapi Okupasi

Terapi okupasi membantu penderita untuk dapat melakukan makan

minum dan mengganti baju sendiri.

3. Terapi bicara

Terapi ini bertujuan membantu pasien dapat mengunyah, berbicara

dan mengerti kata.

13

Page 14: Patofisiologi Stroke

A. Pola Makan

Pola makanan sehat berarti menjaga kualitas dan kuantitas makanan.

Masuk dalam katagori makanan sehat yakni buah dan sayuran, whole

grain (bulir utuh), minyak sayur, ikan, unggas, dan kacang-kacangan.

“sebaiknya, kurangi daging merah, minuman yang mengandung gula,

dan makanan olahan yang biasanya berkadar gula dan karbohidrat

tinggi” kata Kepada Departemen Nutrisi dan Sekolah Kesehatan

Masyarakat Universitas Harverd Walter Willett (Laksmi, 2013).

Salah satu penyebab stroke adalah pola makan yang tidak sehat.

Makanan cepat saji yang mengandung banyak kolesterol dan bahan kimia

merupakan salah satu penyebab stroke. Bagi penderita stroke banyak

makanan yang dilarang untuk dikonsumsi. Makanan yang biasa dikonsumsi

mengandung kadar kolesterol jahat dapat menyebabkan kerusakan pada

pembuluh darah lebih cepat dibandingkan seseorang yang mengontrol

makanan yang mengandung kolesterol jahat. Jika kolesterol jahat mengendap

di dalam pembuluh darah maka aliran darah akan terhambat hingga

menyebabkan pembuluh darah pecah. Adapun makan yang harus dihindari

dan dapat dikonsumsi antara lain :

a. Makanan yang dihindari

1. Jenis makanan dan minuman yang mengandung garam yang tinggi

2. Jenis makanan dan minuman yang mengandung kadar gula yang

tinggi seperti minuman bersoda

14

Page 15: Patofisiologi Stroke

3. Makanan yang digoreng dan dipanggang seperti muffin, donat,

kerupuk dll

4. Daging merah dan daging olahan seperti hotdogs, sandwich, daging

asap, sosis dll

5. Makanan cepat saji seperti, mie instan, ikan kaleng dll

6. Alkohol

b. Makanan yang dianjurkan

1. Buah-buahan seperti jeruk, jambu biji, apel, kesemek, pepaya dan

alpokat .

2. Sayur-sayuran seperti tomat, wortel, kacang hijau, dan kacang

kedelai.

Untuk memudahkan memilih produk makanan sehat, bisa dilihat

daftar kandungan yang ada pada setiap kemasan. Patokannya adalah

tubuh lebih kurang membutuhkan 25 gram serat setiap hari untuk

melancarkan metabolisme. Serat juga membantu menurunkan kadar

kolesterol, resiko stroke, resiko diabetes dan penyerapan karbohidrat.

Sumber serat yang baik adalah buah dan sayuran selain segar tidak ada

efek sampingnya.

B. Gaya Hidup

15

Page 16: Patofisiologi Stroke

Profesor Graeme Hankey, kepala unit stroke di Royal Perth Hospital

menuturkan stres kronis yang dialami seseorang bisa menjadi faktor risiko

untuk stroke, meskipun hubungan ini tidak terlalu kuat.

Dalam studi yang dilakukan Profesor Craig Anderson dari The George

Institute for Global Health mengungkapkan stres tidak berhubungan langsung

dengan stroke. Tapi ada kemungkinan memperburuk gejala yang ada serta

menjadi faktor risiko untuk stroke. Pada penelitian interstroke yang

melibatkan 6.000 orang dari 22 negara diketahui stres diidentifikasi sebagai

salah satu dari 10 faktor risiko terhadap stroke yang dapat dimodifikasi.

"Interstroke dan studi lainnya menemukan stres kronis merupakan

faktor risiko, tapi tampaknya tidak menjadi salah satu faktor yang

kuat," ujar Profesor Hankey Profesor Hankey menuturkan ada

penjelasan biologis mengenai hubungan stres dan stroke. Stres kronis

membuat tubuh mengalami tekanan darah tinggi yang dapat memicu

kerusakan dinding pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko

penyakit salah satunya stroke iskemik. Sedangkan pada stres akut

diketahui mempengaruhi trombosit dalam darah yang meningkatkan

proses pembekuan dan menyebabkan penyumbatan arteri di atau

dekat otak. Hal ini karena trombosit diaktifkan oleh hormon

adrenalin.Hal lain yang bisa mempengaruhi adalah bagaimana cara

orang mengatasi stresnya. Jika ia menggunakan rokok dan alkohol

untuk mengelola stres maka kondisi ini berkontribusi besar terhadap

tekanan darah tinggi yang dapat memicu stroke. "Saat stres orang

16

Page 17: Patofisiologi Stroke

bisa merokok dan minum lebih banyak, serta tidak tidur dengan baik.

Semua hal ini mempengaruhi fisiologis dan menempatkan diri pada

risiko masalah jantung serta stroke," ungkapnya ( Pogson, 2012).

Namun beberapa perubahan gaya hidup yang bisa mengurangi risiko

stroke juga dapat menurunkan stres, seperti tidak merokok, rutin periksa

darah dan kolesterol, mengonsumsi diet seimbang dan berolahraga secara

teratur. Berikut kebiasaan hidup yang dapat menyebabkan terkana stroke:

1. Gaya hidup tidak sehat

Gaya hidup tidak sehat seperti mengonsumsi makanan tinggi lemak dan

tinggi kolesterol, kurang aktivitas fisik, dan kurang olahraga,

meningkatkan resiko terkena penyakit stroke. Hal ini menyebabkan

resiko penyakit obesitas, kolesterol, hipertensi. Penyakit tersebut salah

satu pemicu terjadinya stroke

2. Merokok

Merokok meningkatkan risiko terkena stroke empat kali lipat. Hal ini

berlaku bagi semua jenis rokok dan untuk semua tipe stroke, terutama

perdarahan subaraknoid dan stroke iskemik. Merokok menyebabkan

penyempitan dan pengerasan arteri di seluruh tubuh (termasuk yang ada

di otak, jantung dan tungkai), sehingga merokok mendorong terjadinya

aterosklerosis, mengurangi aliran darah dan menyebabkan darah mudah

menggumpal. Merokok juga meningkatkan pembentukan dan

pertumbuhan aneurisma intrakranium.

3. Stres

17

Page 18: Patofisiologi Stroke

Stres dapat menyebabkan hati memproduksi radikal bebas lebih banyak

dan memengaruhi sistem imunitas tubuh secara umum hingga

mengganggu fungsi hormonal. Stres yang berujung pada depresi dapat

menjadi salah satu faktor terjadinya stroke.

4. Konsumsi alkohol dan obat-obat terlarang

Obat-obatan misalnya kokain dan amfetamin juga bisa memperempit

pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.

5. Mendengkur

Menurut penelitian, kebiasaan mendengkur dapat meningkatkan tekanan

darah dan memicu terjadinya stroke. Banyak mendengkur menjadi salah

satu faktor stroke karena suplai oksigen ke otak menurun.

Salah satu cara pencegahan penyakit stroke dengan perbaikan gaya hidup

yaitu dengan melakukan aktivitas fisik. Manfaat yang diperoleh dari latihan

fisik teratur antara lain pengendalian kadar kolesterol total, LDL (kolesterol

buruk) dan trigliserida dalam darah menurun, sedangkan HDL (kolesterol

baik) meningkat.

Kenneth H. Cooper, M.D., M. P. H, pendiri dan Chairman Cooper

Aerobics Center. Cooper adalah orang yang pertama kali mencetuskan

istilah aerobics. Kata aerobics berarti dengan udara atau oksigen.

Dalam kaitan olahraga, aerobik dalam bahasa Indonesia adalah segala

jenis olahraga yang menggunakan udara dalam jangka waktu tertentu,

mengoptimalkan kemampuan jantung dalam memasok darah berisi

18

Page 19: Patofisiologi Stroke

oksigen ke seluruh jaringan dan sel-sel di seluruh tubuh. Cooper

memberi banyak ragam latihan aerobik. Mulai dari berjalan kaki,

berlari, bersepeda, berenang, lompat tali, bermain ski, treadmill,

bermain tenis, bulutangkis, bola voli, sepakbola, dsb (Intisari, 2011).

Dengan meningkatkan aktivitas fisik dapat mengurangi resiko berbagai

penyakit termasuk stroke dan menjaga kebugaran tubuh.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://cherychabylanday.blogspot.com/2013/06/makalah-patofisiologi-stroke_2.html

http://rstroke.blogspot.com/2011/07/patofisiologi-stroke.html

http://strokemuda.blogspot.com/2013/02/patofisiologi-stroke-perdarahan.html

19