BAB IPENDAHULUAN
Dewasa ini, banyak sekali timbul keluhan dan gangguan penyakit
di lingkungan masyarakat terutama yang disebabkan oleh adanya pola
makan yang tidak sehat dan tidak teratur sehingga menyebabkan
gangguan pada saluran pencernaaan.Salah satunya adalah obstipasi
yang umumnya disebut juga dengan sembelit.Obstipasi merupakan
kelainan pada sistem pencernaan dimana seorang manusia mengalami
pengerasan feses atau tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk
dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat
pada penderitanya. Sebagian besar orang pasti pernah mengalami
obstipasi.1Obstipasi ada yang ringan dan ada yang berat.Konstipasi
yang berat atau cukup hebat disebut juga dengan obstipasi.Apabila
seseorang menganggap remeh obstipasi ini dapat menyebabkan kanker
usus yang berakibat fatal bagi penderitanya. Jika tidak segera
ditanggulangi, akan menyebabkan terjadinya infeksi pada saluran
pencernaan. Dan jika sudah akut, kemungkinan besar sulit
diobati.1Obstipasi adalah gejala dengan banyak penyebab.Penyebab
ini terdiri dari dua jenis: terhambat buang air besa rdan transit
lamba tkolon(hypomobility). Sekitar 50% dari pasien di evaluasi di
rumah sakit rujukan tersier telah terjadi hambatan dalam buang air
besar. Jenisobstipasi memiliki penyebab mekanis dan fungsional.
Penyebab pergerakan kolon yang lambat meliputi diet, gangguan
hormonal seperti hypothyroidism, efek samping obat, dan keracunan
logam berat tapi jarang. Karena obstipasi adalah gejala, bukan
penyakit, pengobatan yang efektif mungkin terlebih dahulu dapat
menentukan penyebabnya. Perawatan termasuk perubahan dalam
kebiasaan diet, obat pencahar, enema, dandalam operasi situasi
tertentu mungkin diperlukan. Obstipasi secara umum dalam kejadian
di populasi dari 2%sampai 30%.1-2
BAB IITINJAUAN TEORITIS
2.1 DEFINISIObstipasi berasal dari bahasa Latin Ob berarti in
the way (perjalanan) dan Stipare berarti to compress
(menekan).Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah
dimana biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam
usus (adanya obstruksi usus).Gejala antara obstipasi dan konstipasi
sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan feses
(defekasi).Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan
penyebabnya ialah dimana konstipasi disebabkan selain dari
obstruksi intestinal sedangkan obstipasi karena adanya obstruksi
intestinal. Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras
dalam jangka waktu tiap 3-5 hari, kadang disertai adanya perasaan
perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut.2
2.2 EPIDEMIOLOGIObstipasi merupakan keluhan pencernaan yang
paling umumdi Amerika Serikat sesuai data survei.Tergantung pada
definisi yang digunakan,terjadi pada2% sampai 20% dari populasi.Hal
ini lebih sering terjadi pada wanita, orang tua dan anak-anak.
Obstipasi ini terjadi lebih sering dirasakan pada orang tua karena
peningkatan jumlah masalah kesehatan sebagai manusia usia lanjut
dan penurunan aktivitas fisik.Dari populasi di seluruh dunia
melaporkan mengalami sembelit.Sembelit kronis menyumbang3% dari
semua masalah kesehatan yang ada setiap tahun.Biaya kesehatan untuk
sembelit terkait total 6,9 milyar dollar pada AS setiap tahunnya.
Lebih dari empat juta orang Amerika sering sembelit, kalkulasi
sebanyak 2,5 juta kunjungan ke dokter setahun terhadap masalah ini.
Sekitar 725.000.000 dollar AS dihabiskan untuk produk pencahar
setiap tahun di Amerika.3
2.3 ANATOMISistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
(mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia
yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat
gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan
sisa proses tersebut dari tubuh.4Saluran pencernaan terdiri dari
mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus,
usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi
organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu
pankreas, hati dan kandung empedu.4
Gambar 1. Sistem pencernaan
Mulut Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan
air pada manusia.Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir
di anus.Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan.Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.Pengecapan dirasakan
oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan
relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.4Saliva
(air liur), sekresi yang berkaitan dengan mulut yang diproduksi
oleh tiga kelenjar saliva utama yaitu parotis, submandibula,
sublingual yang terletak di rongga mulut yang dikeluarkan melalui
duktus didalam mulut.Saliva terdiri atas 99,5% air serta 0,5%
protein dan elektrolit. Protein saliva yang terpenting adalah
amilase, mukus, dan lisozim.4
Gambar 2. Mulut
Kerongkongan (Esofagus)Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot
pada manusia yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian
mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan
dengan menggunakan proses peristaltik. Di sebelah depan
kerongkongan terdapat saluran pernapasan yang disebut trakea.
Trakea menghubungkan rongga hidung dengan paru-paru. Pada saat kita
menelan makanan, ada tulang rawan yang menutup lubang ke
tenggorokan. Bagian tersebut dinamakan epiglotis. Epiglotis
mencegah makanan masuk ke paru-paru.4
Gambar 3. EsofagusLambungLambung adalah ruang berbentuk kantung
yang berbentuk huruf j yang terletak antara esofagus dan korpus
(badan). Motilitas lambung bersifat kompleks dan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:Pengisian lambung jika kosong lambung
memiliki volume 50 ml tetapi organ ini dapat mengembang sampai
dengan 1000 ml ketika makan. Ada dua faktor yang menjaga motilitas
lambung yaitu plastisitas yang mengacu pada kemampuan otot polos
dalam mempertahankan ketegangannya yang konstan dalam rentang waktu
yang lebar. Selanjutnya adalah relaksasi reseptif yakni proses
relaksasi otot polos untuk meningkatkan kemampuan lambung dalam
mengakomodasi volume makanan.4Di dalam lambung, makanan dicerna
secara kimiawi. Dinding lambung berkontraksi, menyebabkan gerak
peristaltik. Gerak peristaltik dinding lambung mengakibatkan
makanan di dalam lambung teraduk-aduk. Di bagian dinding lambung
sebelah dalam terdepat kelenjar yang menghasilkan getah lambung,
getah lambung mengandung asam lambung, serta enzim-enzim lain. Asam
lambung berfungsi sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengantifkan
enzim pepsinogen menjadi pepsin.pepsin merupakan enzim yang dapat
mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil.4Makanan masuk ke
dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal,
sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan.4
Gambar 4. LambungUsus HalusUsus halus atau usus kecil adalah
bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan
usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut
zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan
lemak. Di usus halus terdapat susunan yang sangat rapat dari
kelenjar mucus campuran, yang disebut kelenjar brunner. Kelenjar
ini mensekresi mucus yang alkalis dalam jumlah besar.Fungsi dari
mucus yang disekresikan oleh kelenjar brunner adalah untuk
melindungi dinding duodenum dari pencernaan oleh getah lambung yang
sangat asam, yang keluar dari lambung.4
Gambar 5. Usus Halus
DuodenumDuodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan terhubung dengan jejunum. Bagian duodenum
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.4Duodenum merupakan
organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh
selaput peritoneum.pH duodenum yang normal berkisar pada derajat
sembilan. Pada duodenum terdapat dua muara saluran yaitu dari
pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa
Latin yaitu duodenum digitorum, yang berarti dua belas
jari.4Lambung melepaskan makanan ke dalam duodenum, yang merupakan
bagian pertama dari usus halus.Makanan masuk ke dalam duodenum
melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus
halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung
untuk berhenti mengalirkan makanan.4
JejenumJejunum(yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di
antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum).Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8
meter, 1-2 meter adalah bagian jejunum.jejunum dan ileum
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.4Permukaan dalam
jejunum berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang
memperluas permukaan dari usus.Secara histologis dapat dibedakan
dengan usus duodenum, yakni berkurangnya kelenjar Brunner.Secara
hitologis pula dapat dibedakan dengan usus ileum, yakni sedikitnya
sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan jejunum
dan ileum secara makroskopis.Jejunum diturunkan dari kata sifat
jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa Inggris modern. Arti
aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti
kosong.4
IleumIleum atau usus penyerapan adalah bagian terakhir dari usus
halus. Pada sistem pencernaan manusia, ileum ini memiliki panjang
sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan
dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8
(netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan
garam-garam empedu.4
Usus Besar Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian
usus antara usus buntu dan rektum.Fungsi utama organ ini adalah
menyerap air dari feses.Usus besar terdiri dari:4 Kolon asendens
(kanan) Kolon transversum Kolon desendens (kiri) Kolon sigmoid
(berhubungan dengan rektum) Banyaknya bakteri yang terdapat di
dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu
penyerapan zat-zat gizi.4Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi
membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting
untuk fungsi normal dari usus.Beberapa penyakit serta antibiotik
bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.
Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya
lendir dan air, dan terjadilah diare.4
Gambar 6. Usus Besar
Sekum (usus Buntu)sekum adalah struktur berbentuk kantong kecil
yang membentuk bagian pertama dari usus besar. Hal ini terhubung ke
bagian terakhir dari usus kecil (ileum) pada ujung anterior dan
usus ascending pada akhir posterior.Pada sekum terdapat katup
ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum.Sekum menepati
dua atau tiga inci pertama dari usus besar. Katup ileosekal
mengendalikan aliran kimus dari ileum ke dalam sekum dan mencegah
terjadinya aliran balik bahan fekal ke dalam usus halus.4
RektumRektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur")
adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus.Organ ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara feses.Biasanya rektum ini kosong
karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam
rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali
material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air
akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode
yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.4Anus
merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah
keluar dari tubuh.Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lainnya dari usus.Pembukaan dan penutupan anus
diatur oleh otot sphicter.Feses dibuang dari tubuh melalui proses
defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama
anus.4
2.4 FISIOLOGI PENCERNAANA. Organ-Organ PencernaanProses
pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ
pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan
organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan.
Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan- bahan makanan menjadi
sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh. 4Berdasarkan
prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam
seperti berikut :1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi
dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.2.
Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh
enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul
besar menjadi molekul yang berukuran kecil.Makanan mengalami proses
pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses
pengeluaran sisa-sisa makanan hasilpencernaan. Adapun proses
pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut : 41. Ingesti:
pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.2. Mastikasi: proses
mengunyah makanan oleh gigi.3. Deglutisi: proses menelan makanan di
kerongkongan.4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang
lebih sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.5.
Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.6. Defekasi:
pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh
melalui anus.
Saat melakukan proses-proses pencernaan tersebut diperlukan
serangkaian alat-alat pencernaan sebagai berikut : 41. MulutMakanan
pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Makanan ini mulai
dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut, terdapat
beberapa alat yang berperandalam proses pencernaan yaitu gigi,
lidah, dan kelenjar ludah (glandula salivales).a. GigiPada manusia,
gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi
membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih
kecil. Hal ini akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat
mencerna makanan lebih efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan
per-kembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari gigi
susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi dimulai saat
usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu(dens lakteus).
Pada anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan
sebagai berikut.1) Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah,
berfungsi memotong makanan.2) Gigi taring (dens caninus), berjumlah
4 buah, berfungsi merobek makanan.3) Gigi geraham kecil (dens
premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi mengunyah makanan.Struktur
luar gigi terdiri atas bagian-bagian berikut : 41) Mahkota gigi
(corona) merupakan bagian yang tampak dari luar.2) Akar gigi
(radix) merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.3)
Leher gigi (colum) merupakan bagian yang terlindung oleh
gusi.Adapun penampang gigi dapat diperlihatkan bagian- bagiannya
sebagai berikut : 41) Email (glazur atau enamel) merupakan bagian
terluar gigi. Email merupakan struktur terkeras dari tubuh,
mengandung 97% kalsium dan 3% bahan organik.2) Tulang gigi
(dentin), berada di sebelah dalam email, tersusun atas zat
dentin.3) Sumsum gigi (pulpa), merupakan bagian yang paling dalam.
Di pulpa terdapat kapiler, arteri, vena, dan saraf.4) Semen
merupakan pelapis bagian dentin yang masuk ke rahang.b. LidahLidah
dalam sistem pencernaan berfungsi untuk mem- bantu mencampur dan
menelan makanan, mempertahankan makanan agar berada di antara
gigi-gigi atas dan bawah saat makanan dikunyah serta sebagai alat
perasa makanan. Lidah dapat berfungsi sebagai alat perasa makanan
karena mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa. Lidah
tersusun atas otot lurik dan permukaannya dilapisi dengan lapisan
epitelium yang banyak mengandung kelenjar lender (mukosa).c.
Kelenjar ludahTerdapat tiga pasang kelenjar ludah di dalam rongga
mulut, yaitu glandula parotis, glandula submaksilaris, dan glandula
sublingualis atau glandula sub mandibularis.Air ludah berperan
penting dalam proses perubahan zat makanan secara kimiawi yang
terjadi di dalam mulut. Setelah makanan dilumatkan secara mekanis
oleh gigi, air ludah berperan secara kimiawi dalam proses membasahi
dan mem-buat makanan menjadi lembek agar mudah ditelan.
Ludahterdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini
menguraikan pati dalam makanan menjadi gula sederhana (glukosa dan
maltosa). Makanan yang telah dilumatkan dengan dikunyah dan
dilunakkan di dalam mulut oleh air liur disebut bolus. Bolus ini
diteruskan ke sistem pencernaanselanjutnya.2. Kerongkongan
(Esofagus) 4Kerongkongan merupakan saluran panjang ( 25 cm) yang
tipis sebagai jalan bolus dari mulut menuju ke lambung. Fungsi
kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut menuju
lambung.Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding
kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan
licin.Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui
kerongkongan menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut ke
lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik
pada otot dinding kerongkongan. Gerak peristaltik dapat terjadi
karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot
yang tersusun secara memanjang dan melingkar. Proses gerak bolus di
dalam kerongkongan menuju lambung.Sebelum seseorang mulai makan,
bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai jalannya udara dari
hidung. Di kerongkongan, epiglotis yang seperti gelambir mengendur
sehingga udara masukke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah
dan ditelan masuk ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak
menuju kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip
gelambir di bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan
menutup saluran hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke
arah tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak
masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke
kerongkongan.3. Lambung4 Lambung merupakan saluran pencernaan yang
berbentuk seperti kantung, terletak di bawah sekat rongga badan.
Lambung terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.a. Bagian atas
disebut kardiak, merupakan bagian yang ber- batasan dengan
esofagus.b. Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan
atau tengah lambung.c. Bagian bawah disebut pilorus, yang
berbatasan dengan usus halus.Daerah perbatasan antara lambung dan
kerongkongan terdapat otot sfinkter kardiak yang secara refleks
akan terbuka bila ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus
terdapat otot yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini
dapat berkontraksi seperti halnya otot-otot kerongkongan. Apabila
otot-otot ini berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas,
danmencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme).Sementara
itu, pencernaan secara kimiawi dibantu oleh getah lambung. Getah
ini dihasilkan oleh kelenjar yang terletak pada dinding lambung di
bawah fundus, sedangkan bagian dalam dinding lambung menghasilkan
lendir yang berfungsi melindungi dinding lambung dari abrasi asam
lambung, dan dapat beregenerasi bila cidera. Getah lambung ini
dapat dihasilkan akibat rangsangan bolus saat masuk ke lambung.
Getah lambung mengandung bermacam-macam zat kimia, yang sebagian
besar terdiri atas air. Getah lambung juga mengandung HCl/asam
lambung dan enzim-enzim pencernaan seperti renin, pepsinogen, dan
lipase. 4Asam lambung memiliki beberapa fungsi berikut.a.
Mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam getah lambung,
misalnya pepsinogen diubah menjadi pepsin. Enzim ini aktif memecah
protein dalam bolus menjadi proteosa danpepton yang mempunyai
ukuran molekul lebih kecil.b. Menetralkan sifat alkali bolus yang
datang dari rongga mulut.c. Mengubah kelarutan garam mineral.d.
Mengasamkan lambung (pH turun 13), sehingga dapat membunuh kuman
yang ikut masuk ke lambung bersama bolus.e. Mengatur membuka dan
menutupnya katup antara lambung dan usus dua belas jari.f.
Merangsang sekresi getah usus.Enzim renin dalam getah lambung
berfungsi mengendapkan kasein atau protein susu dari air susu.
Lambung dalam suasana asam dapat merangsang pepsinogen menjadi
pepsin. Pepsin ini berfungsi memecah molekul-molekul protein
menjadi molekul-molekul peptida. Sementara itu, lipase berfungsi
mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.Selanjutnya, kimus
akan masuk ke usus halus melalui suatu sfinkter pilorus yang
berukuran kecil. Apabila otot-otot ini berkontraksi, maka kimus
didorong masuk ke usus halus sedikit demi sedikit. 4
4. Usus halus Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang
panjangnya sekitar 68 meter, lebar 25 mm dengan banyak lipatan yang
disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas
permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan
makanan. Lakukan eksperimen berikut untuk mengetahui pengaruh
lipatan terhadap proses penyerapan. 4Usus halus terbagi menjadi
tiga bagian seperti berikut:a. duodenum (usus 12 jari), panjangnya
25 cm,b. jejunum (usus kosong), panjangnya 7 m,c. ileum (usus
penyerapan), panjangnya 1 m.Kimus yang berasal dari lambung
mengandung molekul- molekul pati yang telah dicernakan di mulut dan
lambung, molekul-molekul protein yang telah dicernakan di lambung,
molekul-molekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lain.
Selama di usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih sempurna
menjadi molekul-molekul glukosa. Sementara itu molekul-molekul
protein dicerna menjadi molekul-molekul asam amino, dan semua
molekul lemak dicerna menjadi molekul gliserol dan asam lemak.
4Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak
bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu
proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan
kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu
menghasilkan getah pencernaan.Getah ini bercampur dengan kimus di
dalam usus halus. Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini
berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus. 4a. Cairan
Empedu Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan
tidak mengandung enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan garam
empedu yang berperan dalam pencernaan makanan. Cairan empedu
tersusun atas bahan-bahan berikut.1) Air, berguna sebagai pelarut
utama.2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum
agar tidak terjadi iritasi pada dinding usus.3) Garam empedu,
mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat
alkali. Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan
lemak dan air (mengemulsikan lemak). 4Cairan ini dihasilkan oleh
hati.Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam tubuh yang
beratnya 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai
pembentuk empedu, tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan
penyerapan unsur besi dari darah yang telah rusak. Selain itu, hati
juga berfungsi membentuk darah pada janin atau pada keadaan
darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke
peredaran darah serta pengaturan suhu tubuh. 4Empedu mengalir dari
hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam proses
pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak,
yaitu sebelum lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu
terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi menetralkan
asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada
protein, dan merangsang gerak peristaltik usus. 4b. Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini
berperan sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas
ke dalam saluran pencernaandan sebagai kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormone insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel
berbentuk pulau- pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin
ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan mencegah
diabetes melitus. 4Getah pankreas ini dari pankreas mengalir
melalui saluran pankreas masuk ke usus halus. Dalam pankreas
terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam
pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan pro- tein, dan
amilase membantu dalam pemecahan pati. 4c. Getah UsusPada dinding
usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah
usus. Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut : 41)
Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pe- mecahan sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa.2) Maltase, berfungsi membantu
mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua molekul glukosa.3)
Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa
menjadi glukosa dan galaktosa.4) Enzim peptidase, berfungsi
membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi asam
amino.Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil
pencernaan terakhir di usus halus mulai diabsorpsi atau diserap
melalui dinding usus halus terutama di bagian jejunum dan ileum.
Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang
larut dalam lemak, penyerapannya bersama dengan pelarutnya,
sedangkan vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh
jonjot usus.Penyerapan mineral sangat beragam berkaitan dengan
sifat kimia tiap-tiap mineral dan perbedaan struktur bagian-bagian
usus. Sepanjang usus halus sangat efisien dalam penyerapan Na+,
tetapi tidak untuk Cl, HCO3, dan ion-ionbivalen. Ion
K+penyerapannya terbatas di jejunum.Penyerapan Fe++ terjadi di
duodenum dan jejunum.Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan
oleh villi(jonjot-jonjot usus). Di dalam villi ini terdapat
pembuluh darah,pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam
amino dan glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati
melalui sistem vena porta hepatikus, sedangkan asam lemak bereaksi
terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk emulsi lemak. Emulsi
lemak bersama gliserol diserap kedalam villi. Selanjutnya di dalam
villi, asam lemak dilepaskan,kemudian asam lemak mengikat gliserin
dan membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah
villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa). 4Melalui pembuluh kil,
emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk ke dalam
darah menuju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan
yang tidak dapat diserap di usus halus akan didorong menuju usus
besar(kolon).5. Usus besar Usus besar atau kolon memiliki panjang 1
meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon transversum, dan
kolon descendens.Di antara intestinum tenue (usus halus) dan
intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu).Pada
ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai
cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam
imunitas. 4Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong ke bagian
belakang dengan gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini masih
mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh.
Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding
kolon, yaitu kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar
selama 1 sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan
terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli, yang
mampu membentuk vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan gerakan
peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke
saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan akhirnya keluar
dengan proses defekasi melewati anus. 4Defekasi diawali dengan
terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang
disebut refleks gastrokolik.Kemudian akibat adanya aktivitas
kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan
terjadinya defekasi.Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan
telah selesai dengan sempurna. 4
2.5 ETIOLOGISebab dari obstipasi ada 2 yaitu: obstipasi akibat
obstruksi dari intralumen usus meliputi akibat adanya kanker dalam
dinding usus dan obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus,
biasanya akibat penekanan usus oleh massa intraabdomen misalnya
adanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum.2Obstipasi ada dua
macam yaitu :a. obstipasi obstruksi total dimana memiliki ciri
tidak keluarnya feses atau flatus dan pada pemeriksaan colok dubur
didapatkan rektum yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat pada
rectum.3b. obstipasi obstruksi parsial dimana memiliki ciri pasien
tidak dapat buang air besar selama beberapa hari tetapi kemudian
dapat mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial
kurang darurat daripada obstruksi total.3
Adapun penyebab yang lainnya seperti:11. Kebiasaan
makanObstipasi dapat timbul bila tinja terlalu kecil untuk
membangkitkan buang air besar.Keadaan ini terjadi akibat dari
kelaparan, dehidrasi, makanan kurang mengandung selulosa.2.
HypothyroidismeObstipasi merupakan gejala dari dua keadaan yaitu
kretinisme dan myodem. Dimana tidak terdapat cukup ekskresi hormon
tiroid sehingga proses metabolisme berkurang.3. Keadaan
mentalFaktor kejiwaan memegang peranan penting terhadap terjadinya
obstipasi terutama depresi berat sehingga tidak mempedulikan
keinginannya untuk buang air besar.Biasanya terjadi pada anak 1-2
tahun. Jika pada usia 1-2 tahun pernah buang air besar keras dan
terasa nyeri, mereka cenderung tidak mau buang air besar selama
beberapa hari, bahkan beberapa minggu atau sampai beberapa bulan
karena takut mengalami rasa sakit. Dengan tertahannya feses dalam
beberapa hari/minggu/bulan akan mengakibatkan kotoran menumpuk dan
menjadi keras, sehingga anak menjadi semakin malas buang air besar.
Anak dengan keterbelakangan mental sulit dilatih untuk buang air
besar.4. Penyakit organisObstipasi bisa terjadi berganti ganti
dengan diare pada kasus carcinoma colon dan divericulitis.Obstipasi
ini terjadi bila buang air besar sakit dan sengaja dihindari
seperti pada fistula ani dan wasir yang mengalami trombosis.5.
Kelainan kongenital6. Adanya penyakit seperti atresia, stenosis.
Megakolon aganglionik congenital (penyakit hirscprung). Obstruksi
usus ileus mekonium atau sumbatan mekonium.Hal ini dicurigai
terjadi pada neonatus yang tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam
pertama.7. Ileus obstruktifObstruksi ileus merupakan penyumbatan
intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang
bekerja atau mempengaruhi dinding usus yang nantiya menyebabkan
penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase
lumen usus terganggu. Akibatnya tersumbat, akan terjadi pengumpulan
isi lumen usus berupa gas dan cairan, khususnya di daerah proximal.
hal itu akan menyebabkan rangsangan terjadinya hipersekresi
kelenjar pencernaan, yang membuat cairan dan gas tersebut akan
meningkat dan menyebabkan pelebaran dinding usus
(distensi).2Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan
terjadinya hipersekresi kelenjar pencernaan. Dengan demikian
akumulasi cairan dan gas makin bertambah yang menyebabkan distensi
usus tidak hanya pada tempat sumbatan tetapi juga dapat mengenai
seluruh panjang usus sebelah proximal sumbatan. Sumbatan ini
menyebabkan gerakan usus yang meningkat (hiperperistaltik) sebagai
usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi gerakan anti peristaltik.
Hal ini menyebabkan terjadi serangan kolik abdomen dan
muntah-muntah.2Gejala utama dari illeus obstruksi ialah mual
muntah, umumnya pada obstruksi letak tinggi. obstruksi pada usus
halus menimbulkan gejala seperti nyeri perut sekitar umbilikus /
bagian epigastrium. Sedangkan Obstruksi pada kolon biasanya
mempunyai gejala klinis yang lebih ringan dibanding obstruksi pada
usus halus. Umumnya gejala berupa konstipasi yang berakhir pada
obstipasi dan distensi abdomen. Muntah jarang terjadi. Pada tahap
awal, tanda vital normal. Seiring dengan kehilangan cairan dan
elektrolit, maka akan terjadi dehidrasi. Pada tahap lanjut dimana
obstruksi terus berlanjut, peristaltic akan melemah dan hilang.
Adanya feces bercampur darah pada pemeriksaan rectal toucher dapat
dicurigai adanya keganasan dan intusepsi.28. LainnyaMisalnya karena
diet yang salah tidak adanya serat selulosa untuk mendorong
terjadinya peristaltik.Atau pada anak setelah sakit atau sedang
sakit dimana anak masih kekurangan cairan.
2.6 MANIFESTASI KLINISTanda dan Gejala obstipasi seperti
gejalaperut, sembelit, distensi abdomen, kembung-pembesaran
atauperasaan penuh, kramdan nyeripersisten, Borborygmi-peningkatan
bising usus. Gejala fisik yang dapat terjadi sepertibaunapas, nadi
cepat(tachychardia), mualdan muntah, demam
dandehidrasi.2Gejala-gejala inidapat menyebabkankondisi yang lebih
buruk yang timbul dari obstipasi, seperti usus strangulasi, yang
menyebabkankerusakanususyang dapat menyebabkandehidrasi, mual,
muntah, tekanan darah rendahdandetak jantung yang cepat.
Jugaperitonitis, yangmerupakaninfeksi padalapisan usus.2
2.7 KRITERIA Kriteria Rome II untuk sembelit membutuhkan
setidaknya duadarigejala beriku tselama 12 minggu atau lebih selama
periode satu tahun:11. Mengejandengan lebih dariseperempatdaribuang
air besar.2. Feses keras dengan lebih dariseperempatdaribuang air
besar.3. Merasamengedan lengkapdengan lebih dariseperempatdaribuang
air besar.4. Sensasiobstruksianorectaldengan lebih
dariseperempatdaribuang air besar.5. ManuverManual
untukmemfasilitasilebih dariseperempatdaribuang air besar.6. Kurang
dari tigagerakan ususper minggu.7. Kriteriacukup untuksindrom
iritasi usus.2.8 PATOFISIOLOGIPada keadaan normal sebagian besar
rectum dalam keadaan kosong kecuali bila adanya refleks masa dari
kolon yang mendorong feses kedalam rectum yang terjadi sekali atau
duakali sehari, hal tersebut memberikan stimulus pada arkus aferen
dari refleks defekasi.Dengan dirasakan arkus aferen menyebabkan
kontraksi otot dinding abdomen sehingga terjadilah defekasi.
Mekanisme usus yang normal terdiri dari 3 faktor: Asupan cairan
yang adekuat, kegiatan fisik dan mental, jumlah asupan makanan
berserat.4,5Dalam keadaan normal, ketika bahan makanan yang akan
dicerna memasuki kolon, air dan elektrolit di absorbsi melewati
membrane penyerapan. Penyerapan tersebut menyebabkan perubahan
feses dari bentuk cair menjadi lunak dan berbentuk.Ketika feses
melewati rectum, feses menekan dinding rectum dan merangsang untuk
defekasi. Apabila tidak mengkonsumsi cairan secara adekuat, produk
dari pencernaan lebih kering dan padat, serta tidak dapat dengan
segera digerakkan oleh gerakan peristaltik menuju rectum, sehingga
penyerapan terjadi terus menerus dan feses menjadi semakin kering,
padat dan susah dikeluarkan serta menimbulkan rasa sakit. Rasa
sakit ini menyebabkan seseorang malas atau tidak mau buang air
besar yang dapat menyebabkan kemungkinan berkembangnya luka. Proses
dapat terjadi bila kurangnya aktivitas, menurunnya peristaltik usus
dan lain-lain. Hal tersebut menyebabkan sisa metabolisme berjalan
lambat, yang kemungkinanpenyerapan air yang berlebihan.4,5Bahan
makanan sangat dibutuhkan untuk merangsang peristaltik usus dan
pergerakan normal dari metabolisme dalam saluran pencernaan menuju
ke saluran yang lebih besar. Sumbatan dari usus dapat juga
menyebabkan obstipasi.5
Gambar 7. Keadaan Saat Obstipasi
2.9 DIAGNOSISObstipasi didiagnosa melalui cara:1.
AnamnesisRiwayat penyakit difokuskan pada gagal dalam mengeluarkan
feses maupun gas.Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi
total atau partial.Anamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam
riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi
terjadinya obstipasi.Dicari juga apakah ada kelainan usus
sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah sistemik lain yang
penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang
kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi
neoplasma. Anamnesis juga digunakan untuk riwayat penyakit
difokuskan pada gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun
gas.Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total atau
partial.Anamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam akan riwayat
penyakit terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi terjadinya
obstipasi.1,3
2. Pemeriksaan FisikPemeriksaan abdomen standar seperti
inspeksi, auskultasi, perkusi,dan palpasi untuk melihat apakah ada
massa abdomen, nyeri abdomen, dan adanya distensi kolon.Obstruksi
usus pada fase lanjut tidak terdengar bising usus Pemeriksaan
region femoral dan inguinal untuk melihat apakah ada hernia atau
tidak.Obstruksi kolon bisa terjadi akibat hernia inguinal kolon
sigmoid.Pemeriksaan rectal tussae (colok dubur) untuk
mengidentifikasi kelainan rectum yang mungkin menyebabkan obstruksi
dan memberikan gambaran tentang isi rectum.3
3. Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan penunjang yang perlu
dilakukan pada penderita obstipasi adalah:Pemeriksaan Hb,
pemeriksaan urin, pemeriksaan penunjang lain yang dianggap
perlu.2b. Pencitraan dengan CT scan, USG, X-rays dengan atau tanpa
bahan kontras.Pencitraan untuk melihat apakah ada dilatasi kolon.
Dilatasi kolon tanpa udara menandakan obstruksi total dan dilatasi
kolon dengan terdapat udara menandakan obstruksi parsial.
Pencitraan ini dapat digunakan untuk menentukan letak obstruksi dan
penyebab obstruksi.1c. Pemeriksaan laboratorium. Laboratorium
seperti pemeriksaan elektrolit darah (mengetahui dehidrasi dan
ketidakseimbangan elektrolit), hematokrit (apakah ada anemia yang
dihubungkan dengan perdarahan usus missal akibat neoplasma), hitung
leukosit (mengetahui infeksi usus). Endoskopi untuk melihat bagian
dalam kolon dan menentukan sebab obstipasi.2
2.9 PENATALAKSANAANTatalaksana yang dapat dilakukan antara lain:
1. Medika mentosaJenis-jenis pencahar dan mekanisme kerja1.
Pencahar rangsang Merangsang mukosa, saraf intra mural / otot polos
usus sehingga menyebabkan prningkatan peistaltik dan sekresi usus
Menghambat natrium, kalium dan alkali pospatase Meningkatkan
sekresi prostaglandin dan siklik AMP sehingga meningkatkan sekresi
air dan elektrolit.a. Minyak jarak/ Castor Oil/ Oleum ricini Efek
:akan terlihat setelah 3 jam dari pemberian Efek samping : bingung,
aritmia, kram otot, skin rash, fatique.b. Difenilmetan /
Fenoftalein, di absorbsi sedikit diusus halus dan mengalami siklus
enterohepatik sehingga efeknya dapat bertahan lama. Efek akan
telihat setelah 6-8 jam penggunaan Efek samping : loss electrolyte,
tinja berwarna merah, alergi.c. Bisakodil. Dimetabolisme difenol
lalu di ekresi melalui empedu sehingga menyebabkan rehirolisis dan
merangsang motilitas usus halus. Efek : setelah 6-12 jam jika
penggunaan oral, setelah15menit-1jam penggunaan rectal Efek samping
: kolik usus, rasa terbakar pada anus.d. Oksifenitasin. Jarang
digunakan karena efek samping yg ditimbulkan oleh obat Efek setalah
6-12 jam Efek samping berupa ikterus, hepatitis dan reaksi
hipersensitifitase. AntrakinonTerdiri dari : Kaskara segrada Dapat
ditemukan dalam ASI Efek setelah 6-12 jam Efek samping berupa
pigmentasi mukosa kolon Sena Efek setelah 6 jam Efek samping
kerusakan neuron mesentrik Dantron Efek setelah 6-8jam
2. Pencahar garam & Pencahar Osmotika. Garam magnesium Mg
sulfat (garam inggris) Susu magnesium Efek terlihat setelah 3-6jam
Efek samping berupa mual, dehidrasi, dekompensasi ginjal,
hipotensi, paralisis pernafasanb. MgO2 Efek telihat setelah 6jamc.
Garam natrium Na fosfat, efek samping berupa dieresis dan dehidrasi
Na sulfat Na fosfat Daya osmotic secara tidak lamgsung meningkatkan
peristaltic usus Daya osmotic melembekkam tinja3. Pencahar
pembentuk masa Mengikat air dan ion dalam lumen kolon yang
menyebabkan tinja menjadi banyak dan lunak.a. Metilselusosa
Indikasi : pasien tidak boleh mengejan Efek setelah 12-24 jam Efek
samping berupa obstruksi usus dan esofagusb. Na
karboksimetilselulosa Tidak larut dalam cairan lambung Efek samping
berupa obstruksi usus dan esophagus Ada efek sebagai antasidac.
Polikarbofil dan kalsium polikarbofil Lebih banyaik mengikat cairan
dari pencahar pembentuk massa jenis lain Kontra indikasi :
pasienyang sedang direstriksi terhadap kalsiumd. Psilium (plantago)
Membentuk gelatin jika bertemu denngan air Mengganggu absorpsi
kolesterole. Agar-agar Suatu koloid hidrofil, banyak mengandung
hemiselulosa, sukar diabsorpsi4. Pencahar emolien Melunakkan tinja
tanpa meningkatkan peristaltic ususa. Dioktil na-sulfat dan dikotil
kalsium sulfosuksinat Menurunkan tegangan permukaan sehingga
mempermudah penetrasi air dan lemak kedalam masa tinja Efek setelah
24-28jam Efek samping berupa muntah, diare, kolik, usus,
hepototoksik.b. Paraffin cair Mengurangi resopsi air dari tinja.
Jika sedikit diabsorpsi dapat ditemukan pada limfonodulus
mesentrik, hati dan limpa Mengganggu absorpsi vitamin-vitamin larut
lemak Kontra indikasi berupa gangguan absorpsi zat-zat larut lemak,
lipid pneumonia, hipoprotrombninemia, pruritus ani, prolog luka
pasca bedah daerah anusc. Minyak zaitun Menurunkan sekresi dan
motilitas lambung Sumber energi2. Perawatan MedisMeliputi
resusitasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh,
nasogastrik decompression pada obstruksi parah untuk mencegah
muntah dan aspirasi, dan pengobatan lain untuk mencegah semakin
parahnya sakit.23. OperasiUntuk mengatasi obstipasi sesuai dengan
penyebab obstruksi, dan untuk mencegah perforasi usus akibat
tekanan tinggi. Obstipasi obstruksi total bersifat sangat urgent
untuk dilakukan tindakan segera dimana jika terlambat dilakukan
dapat mengakibatkan perforasi usus karena peningkatan tekanan feses
yang besar.24. DietPada obstruksi total dianjuran tidak makan
apa-apa, pada obstruksi parsial dapat diberikan makanan cair dan
obat-obatan.22.10 KOMPLIKASIKomplikasi yang dapat terjadi seperti
dehidrasi, perforasi, peritonitis, sepsis, dan penyakit iskemik
pada usus.3
2.11 PENCEGAHANPencegahannya antara lain dengan: 61. Hindari
makanan yang kandungan lemak dan gulanya tinggi.2. Minum air putih
minimal 1,5 sampai 2 liter air (kira-kira 8 gelas) sehari dan
cairan lainnya setiap hari.3. Olahraga, seperti jalan kaki
(jogging) bisa dilakukan. Minimal 10-15 menit untuk olahraga
ringan, dan minimal 2 jam untuk olahraga yang lebih berat.4.
Biasakan buang air besar secara teratur dan jangan suka menahan
buang air besar. Tidak perlu memaksa untuk buang air besar setiap
hari bila tidak ada rangsangan karena siklus pencernaan tiap orang
berbeda-beda.5. Konsumsi makanan yang mengandung serat secukupnya,
seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.6. Tidur minimal 4 jam
sehari.7. Diet tidak berlebihan.
BAB IIIKESIMPULAN
obstipasi adalah bentuk konstipasi parah dimana biasanya
disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya
obstruksi usus).Gejala antara obstipasi dan konstipasi sangat mirip
dimana terdapat kesukaran mengeluarkan feses (defekasi).Namun
obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya ialah
dimana konstipasi disebabkan selain dari obstruksi intestinal
sedangkan obstipasi karena adanya obstruksi intestinal. Gejala
obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam jangka waktu
tiap 3-5 hari, kadang disertai adanya perasaan perut penuh akibat
adanya feses atau gas dalam perut.2Tanda danGejalaobstipasi seperti
gejalaperut, sembelit, distensi abdomen, kembung-pembesaran
atauperasaan penuh, kramdan nyeripersisten, Borborygmi-peningkatan
bising usus. Gejala fisik yang dapat terjadi seperti bau napas,
nadi cepat(tachychardia), mualdan muntah, demam dandehidrasi.2
DAFTAR PUSTAKA
1. Andromanakos N, Skandalakis P, Troupis T, Filippou D.
Constipation of anorectal outlet obstruction: Pathophysiology,
evaluation and management. Journal of Gastroenterology and
Hepatology. 2006.21 (4): p. 638646.2. Arce DA, Ermocilla CA, Costa
H. Evaluation of constipation.Am Fam Physician. 2002. 65 (11):
228390.3. Journal of Gastroenterology and Hepatology 21 (4):
638646. [7] Walia, R.; Mahajan, L.; Steffen, R. (October 2009).
Recent advances in chronic constipation. Curr Opin Pediatr 21 (5):
6616.4. Guyton, Arthur C, Hall,John E.Fisiologi kedokteran. Edisi
11. 2007. Jakarta: EGC.5. Murray, Robert K, Granner, Daryl K,
Mayes, Peter A, Rodwell, Victor W. Biokimia Harper. Edisi 25. 2010.
Jakarta: EGC6. Sembelit. Diunduh dari URL: (05 Juni
2014)http://id.wikipedia.org/wiki/Sembelit#Pencegahan
7