1 Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Ditulis oleh: Tri Purwaningsih A54B090070 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
17
Embed
Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA …eprints.ums.ac.id/21548/14/Jurnal_Publikasi.pdf80% siswa telah berhasil melampui kriteria ketuntasan minimal (KKM). Pada siklus I,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Naskah Publikasi
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI
PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Ditulis oleh:
Tri Purwaningsih A54B090070
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
2
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI
PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA
SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO
Ditulis oleh:
Tri Purwaningsih A54B090070
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan Eksploratory Discovery.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini mengambil tempat di SD Negeri Demakijo dan subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV. Pada setiap siklus yang dilakukan, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rencana untuk diterapkan dalam penelitian ini. Dalam tahap pelaksanaan, peneliti menerapkan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Tahap observasi yang dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan, peneliti melakukan pengamatan dan pengumpulan data yang diperlukan. Dan pada tahap refleksi, peneliti melakukan refleksi terhadap hasil evaluasi proses dan hasil belajar siswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan Eksploratory Discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA karena 80% siswa telah berhasil melampui kriteria ketuntasan minimal (KKM). Pada siklus I, nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran IPA adalah 58, 21 dan nilai tersebut meningkat pada siklus II. nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 76,42. Hal ini menunjukkan bahwa pada akhir siklus jumlah siswa yang mendapatkan nilai kurang dari KKM sebanyak 7 siswa dari 28 siswa. Ini berati 21 siswa atau 80% sudah mendapatkan nilai tuntas atau mencapai KKM. Dengan menerapkan pendekatan Eksploratory Discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Demakijo pada mata pelajaran IPA. Kata kunci : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), pendekatan Eksploratory Discovery, hasil belajar siswa
3
4
5
A. Pendahuluan
Dewasa ini pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas, guru
lebih sering menggunakan metode ceramah, di mana siswa hanya duduk,
mendengar, mencatat, dan menghapal teori dan rumus tanpa melakukan aktivitas
pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan, jenuh dan kurang bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini berakibat pada kurangnya kemauan siswa
untuk mengetahui, menemukan, memecahkan masalahnya sendiri dan siswa
kurang mempunyai kesempatan untuk lebih memahami konsep yang diberikan
dan menjelaskan hasil yang diperolehnya. Padahal sistem pembelajaran yang
efektif adalah pembelajaran yang mengaktifan siswa untuk belajar dalam proses
pembelajaran.
Pendekatan eksploratory discovery dapat meningkatkan daya keaktifan siswa
dalam belajar. Di samping itu pada hakikatnya siswa adalah makhluk individu.
Dengan melihat faktor tersebut, maka dengan penerapan pendekatan
eksploratory discovery maka siswa akan dapat mengembangkan pengetahuan,
sikap dan ketrampilan sehingga dapat berkembang secara mandiri. Penerapan
pendekatan eksploratory discovery ini pada hakekatnya adalah untuk melatih
siswa agar senantiasa mempersiapkan diri dalam mengikuti kegiatan belajar.
Kemauan dan kreativitas siswa dalam menyesuaikan dan menyelesaikan
kegiatan belajarnya tidak muncul dengan sendirinya. Semua itu muncul karena
direncanakan oleh guru yang memiliki kemampuan untuk memahami serta
memperlakukan siswa secara manusiawi. Atas dasar pertimbangan tersebut di
atas, dalam penelitian ini akan diuji cobakan pendekatan eksploratory discovery
yang dilakukan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hal ini
dilakukan untuk mencari jawaban dan jalan keluar dalam mengatasi masalah
tersebut. Di dalam penelitian ini akan dibuktikan apakah pendekatan
eksploratory discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya di
bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
6
B. Pendekatan Eksploratory Discovery dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1. Pendekatan Eksploratory Discovery
Eksploratory berasal dari kata eksplore yang berarti penjelajahan. Sehingga
eksploratory dapat diartikan sebagai metode jelajah alam sekitar (JAS).
Eksploratory adalah pendekatan pembelajaran sains yang memanfaatkan objek
langsung melalui kegiatan pengamatan, diskusi dan pelaporan hasil.
Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sebenarnya sesuatu
itu telah ada sebelumnya, tetapi belum diketahui. Secara harfiah to discover
berarti membuka tutup. Artinya sebelum dibuka tutupnya, sesuatu yang ada di
dalamnya belum diketahui orang.
Penggabungan dua buah metode pendekatan dalam suatu pembelajaran,
yakni discovery dan eksploratory melahirkan pendekatan eksploratory discovery
yang di Indonesia dijalankan dengan sistem pembelajaran berbasis CTL
(contextual teaching and learning) atau yang di sebut pembelajaran kontekstual
Pendekatan eksploratory menitikberatkan pada konsep pembelajaran yang
membantu guru mengaitkan materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat (Depdiknas, 2003: 5).
Tahap-tahap dalam ekploratory adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan masalah
b. Mengamati
c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan,
tabel dan karya.
d. Mengkomonikasikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru.
Proses discovery adalah kegiatan bertanya merupakan setrategi penting
bagi siswa dalam proses penemuan. Bertanya di pandang sebagai kegiatan guru
untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi
siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian terpenting dalam melaksanakan
7
pembelajaran berbasis inkuiry yaitu menggali imformasi dan mengarahkannya
pada aspek yang menjadi tujuan pembelajaran. Pendekatan ekploratory
discovery (penemuan) adalah cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan
siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya (Sudirman dkk,
1989:168).
a. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Eksploratory Discovery
Kelebihan Pendekatan Eksploratory Discovery Sudirman (1989:168) adalah
sebagai berikut:
1. Strategi pengajaran menjadi berubah dari teacher centered menjadi
student centered.
2. Proses belajar meliputi semua aspek yang menunjang siswa menuju
kepada pembentukan manusia seutuhnya
3. Menambah tingkat penghargaan siswa.
4. Penggunaan discovery memungkinkan siswa belajar dengan
memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar yang tidak hanya
menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
5. Dapat mengembangkan bakat/kecakapan individu
6. Dapat menghindarkan cara belajar tradisional (menghafal) dan
memberikan waktu yang memadai bagi siswa untuk mengumpulkan dan
mengelola informasi.
7. Dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari sehingga
retensinya (tahan lama dalam ingatan) menjadi lebih baik.
8
Kelemahan Pendekatan Ekploratory Discovery Sudirman (1989:171) adalah
sebagai berikut:
1. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima
informasi dari guru secara apa adanya.
2. Guru juga dituntut mengubah kebiasaan mengajarnya yang umumnya
sebagai pemberi informasi menjadi sebagai fasilitator, motivator, dan
pembimbing siswa dalam belajar.
3. Banyak memberikan kebebasan pada siswa dalam belajar, tetapi
kebebasan itu tidak menjamin siswa belajar dengan baik dalam arti
mengerjakannya dengan tekun, dan terarah.
4. Dalam pelaksanaanya memerlukan penyediaan berbagai sumber
belajar dan fasilitas yang memadai yang tidak selalu mudah disediakan.
5. Cara belajar siswa dengan metode eksploratory discovery menuntut
bimbingan guru yang lebih baik.
b. Langkah-Langkah dalam Pengaplikasian Pendekatan Eksploratory
Discovery
Tahap yang harus ditempuh dalam Pendekatan Eksploratory Discovery
menurut Sagala (2009:197) yaitu:
a. Perumusan masalah
b. Penetapan jawaban sementara
c. Peserta didik mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk
menjawab atau memecahkan masalah.
d. Menarik kesimpulan dari jawaban
2. Pelajaran Sains (IPA)
a. Pengertian Pelajaran Sains (IPA)
IPA (Sains) merupakan salah satu kumpulan ilmu pengetahuan yang
mempelajari alam semesta, baik ilmu pengetahuan yang mempelajari alam
semesta yang bernyawa ataupun yang tak bernyawa dengan jalan mengamati
9
berbagai jenis dan perangkat lingkungan alam serta lingkungan alam buatan.
Pendidikan Sains di SD bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitar. Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman
langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa
mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan
Sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat
membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar (Depdiknas 2004:33).
b. Tujuan Pelajaran Sains (IPA)
Tujuan pemberian pelajaran IPA atau sains adalah agar siswa mampu
memahami dan menguasai konsep-konsep IPA serta keterkaitan dengan
kehidupan nyata.
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program
Pengajaran (GBPP) Sekolah Dasar dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah sebagai berikut:
1. Menanamkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif
terhadap teknologi dan masyarakat.
2. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat
keputusan.
3. Menanamkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya
sains kehidupan sehari-hari.
5. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam.
6. Menghargai ciptaan Tuhan akan lingkungan alam.
10
c. Fungsi Pelajaran Sains (IPA)
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud 1993/1994:97-98). Mata
Pelajaran IPA berfungsi untuk:
1 Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis lingkungan alam dan
lingkungan buatan yang berkaiatan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan
sehari-hari.
2 Mengembangkan keterampilan proses.
3 Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk
meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
4 Mengembangkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan
sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan
yang lebih tinggi.
d. Kondisi Pembelajaran Sains di SD
Menyadari bahwa pada berbagai masalah dalam pendidikan pada umumya,
pendidikan sains pada khususnya sangat kompleks, karena itu pemikiran-
pemikiran masih terus di sumbangkan untuk mencoba memecahkan permasalahan
itu. Pendidikan sains disekolah dasar dihadapkan pada berbagai masalah seperti
fasilitas buku, media dan dana sehingga dalam penerapannya tampak adanya
kurang pengertian.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini mengambil tempat di SD Negeri Demakijo, dan yang menjadi
subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
digunakan dalam proses penelitian ini. Penelitian ini dilakukan karena rendahnya
nilai siswa di mata pelajaran IPA yang seringkali di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Sehingga dengan menggunakan pendekatan Ekploratory
Discovery, diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar mereka terhadap
mata pelajaran IPA.
11
Bagan 1. Kerangka Berpikir
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sehingga dalam prosesnya
penelitian ini mempunyai beberapa siklus yang digambarkan dalam bagan