Top Banner
MOLA HIDATIDOSA
41

Mola Hidatidosa

Dec 01, 2015

Download

Documents

Eza Fahlevi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Mola Hidatidosa

MOLA HIDATIDOSAMOLA HIDATIDOSA

Page 2: Mola Hidatidosa

BAB IPENDAHULUAN

• Latar belakangSaat ini kematian ibu di Indonesia

masih tinggi yaitu 373 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan Negara di Asia lainnya seperti Filipina yaitu 210 per 100.000 kelahiran hidup dan Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup.

Page 3: Mola Hidatidosa

3 Faktor Penyebab1. Perdarahan2. Infeksi3. Toxemia gravidarum

Perdarahan dapat terjadi pada wanita yang mengalami Mol hidatidosa yanng sering terjad pada ibu multipara dengan kondisi status gizi kurang pada golongan sosio ekonomi rendah.

Page 4: Mola Hidatidosa

Angka kejadian Mola hidatidosa

• Indonesia sekitar 1 : 51 sampai 1 : 141 kehamilan.

• Negara barat angka kejadian ini lebih rendah di dari pada Negara-negara Asia dan amerika latin. Misalnya, Amerika Serikat 1 : 1.450 kehamilan (hertig dan Sheldon, 1978) dan

• Di Inggris 1 : 1500 kehamilan (Womack dan elston, 1985 ).

Page 5: Mola Hidatidosa

Mengingat semakin meningkatnya angka kejadian mola hidatidosa, maka perlu perawatan intensif dan tindakan pelayanan yang komprehensif melalui proses keperawatan serta melibatkan banyak sector.

Page 6: Mola Hidatidosa

B. Tujuan

1. Tujuan UmumMemberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada Ny. S yang mengalami kasus Mola hidatidosa.

Page 7: Mola Hidatidosa

2. Tujuan khusus a. Melakukan pengkajian kepada Ny.S terkait

dengan kasus yang dialaminyab. Menegakkan diagnosa yang tepat dari hasil

analisa data yang dilakukan saat pengkajian.c. Memberikan intervensi yang lengkap kepada

Ny.S untuk mengatasi masalah yang sedang dialaminya.

d. Memberikan pengetahuan berupa pendidikan kesehatan kepada Ny. S dalam mendeteksi gejala-gejala patologis saat sedang mengandung.

Page 8: Mola Hidatidosa

BAB IITinjauan Pustaka

1. Tinjauan Teori• Defenisi :Mola hidatidosa ialah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stroma vilus korialis langka vaskularisasi, dan edematus. Janin biasanya meninggal, akan tetapi vilus-vilus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus; gambaran yang diberikan ialah sebagai sebuah gugus anggur. (Prawirohardjo & Wikjosastro, 2005).

Page 9: Mola Hidatidosa

Defenisi

• Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh villi korialisnya mengalami perubahan hidrofik (Mansjoer, 2005).

• Mola hidatidosa merupakan salah satu dari tiga jenis neoplasma trofoblastik gestasional (Bobak dkk, 2005).

Page 10: Mola Hidatidosa

Mola hidatidosa Komplet

Page 11: Mola Hidatidosa

Etiologi

Menurut Prof. Rustam Moechtar dalam bukunya Sinopsis Obstetri, penyebab mola hidatidosa belum diketahui secara pasti. Faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab adalah:a. Faktor ovumb. Paritas tinggic. Keadaan sosial ekonomi yang rendahd. Kekurangan proteine. Infeksi virus

Page 12: Mola Hidatidosa

Patofisiologi

a. Perdarahanb. Ukuran uterusc. Aktivitas janind. Embolisasie. Disfungsi thyroidf. Ekspulsi spontan

Page 13: Mola Hidatidosa

Manifestasi klinis

• Amenore dan tanda-tanda kehamilan• pendarahan pervaginam• Perbesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.• Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak

terdengar DJJ • Pre-eklampsia atau eklampsia yang terjadi sebelum

kehamilan 24 minggu• Anemia akibat kehilangan darah, rasa mual dan

muntah yang berebihan (hiperemesis gravidarum), dan kram perut yang disebabkan dispensi rahim.

• Kadar β-hCG yang tinggi.

Page 14: Mola Hidatidosa

Tanda dan Gejala• Mual dan muntah yang parah• Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan

usia kehamilan• Gejala–gejala hipertitoidisme seperti

intoleransi panas, gugup, penurunan BB yang tidak dapat dijelaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab

• Gejala – gejala pre-eklampsi seperti pembengkakan pada kaki dan tungkai, peningkatan tekanan darah, proteinuria

Page 15: Mola Hidatidosa

Klasifikasi

a. Mola hidatidosa komplet atau klasikMola komplet atau klasik terjadi akibat fertilsasi sebuah telur yang intinya telah hilang atau tidak aktif. Mola menyerupai setangkai buah anggur putih. Vesikel-vesikel hidrofik (berisi cairan) tumbuh dengan cepat, menyebabkan rahim menjadi lebih besar dari uisa kehamilan seharusnya. Biasanya Mola tidak mengandung janin, plasenta, membran amniotik atau air ketuban

Page 16: Mola Hidatidosa

Klasifikasib. Mola hidatidosa inkomplet atau parsial

Mola inkomplet atau parsia terjadi jika disertai janin atau bagian janin (Bobak dkk, 2005).

Degenerasi hidropik dari vili bersifat setempat, dan yang mengalami hiperplasi hanya sinsitio trofoblas saja.Gambaran yang khas adalah crinkling atau scalloping dari vili dan stromal trophoblastic inclusions

Page 17: Mola Hidatidosa

Komplikasi

Menurut Mansjoer dkk (2005) :• Anemia • Syok• Infeksi• Eklampsia • Tirotoksikosis

Page 18: Mola Hidatidosa

Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Mansjoer dkk (2005) :• Anamnesis • Pemeriksaan fisik • Pemeriksaan penunjang

Page 19: Mola Hidatidosa

Penatalaksanaan Medis

• Diagnosis dini • Pemeriksaan USG • Lakukan pengosongan jaringan mola

dengan segera• Antisipasi komplikasi • Lakukan pengamatan lanjut hingga

minimal 1 tahun

Page 20: Mola Hidatidosa

PrognosisResiko kematian/kesakitan pada penderita mola hidatidosa meningkat karena perdarahan, perforasi uterus, pre-eklamsi berat, tirotoksikosis atau infeksi. Akan tetapi, sekarang kematian karena mola hidatidosa sudah jarang sekali. Segera setelah jaringan mola dikeluarkan, uterus akan mengecil, kadar hCG menurun dan akan mencapai kadar normal sekitar 10-12 minggu pasca evakuasi. Kista lutein juga akan mengecil lagi. Pada beberapa kasus pengecilan ini bisa mengambil waktu beberapa bulan.

Page 21: Mola Hidatidosa

Asuhan Keperawatan Mola Hidatidosa

a. Pengkajian• Biodata• Keluhan utama• Riwayat kesehatan

sekarang dan masa lalu.• pembedahan• Riwayat penyakit yang

pernah dialami• Riwayat kesehatan

keluarga

• Riwayat kesehatan reproduksi

• Riwayat kehamilan• Riwayat seksual• Riwayat pemakaian obat• Pola aktivitas sehari-hari

Page 22: Mola Hidatidosa

Pemeriksaan Fisik

• Inspeksi• Palpasi• Perkusi• Auskultasi

Page 23: Mola Hidatidosa

Diagnosa Keperawatan

• Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.

• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

• Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri.

• Gangguan rasa nyaman: hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.

• Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Page 24: Mola Hidatidosa

Intervensi

Diagnosa I: Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

Tujuan : Klien akanmeninjukkannyeriberkurang/hilang.

Kriteria hasil :• Klien mengatakan nyeri berkurang/hilang,• Ekspresi wajah tenang,• TTV dalam batas normal

Page 25: Mola Hidatidosa

Intervensi

Intervensi Dx I :• Kaji tingkat nyeri, lokasi dan skala nyeri yang dirasakan

klien.Rasional: mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan sehingga dapat membantu menentukan intervensi yang tepat.

• Observasi tanda-tanda vital tiap 8 jam.Rasional: perubahan tanda-tanda vital terutama suhu dan nadi merupakan salah satu indikasi peningkatan nyeri yang dialami oleh klien.

Page 26: Mola Hidatidosa

Lanjutan Intervensi Dx I

• Anjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi.Rasional: teknik relaksasi dapat membuat klien merasa sedikit nyaman dan distraksi dapat mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri sehingga dapat mambantu mengurangi nyeri yang dirasakan.

• Beri posisi yang nyaman.Rasional: posisi yang nyaman dapat menghindarkan penekanan pada area luka/nyeri.

• Kolaborasi pemberian analgetik.Rasional: obat-obatan analgetik akan memblok reseptor nyeri sehingga nyeri tidat dapat dipersepsikan.

Page 27: Mola Hidatidosa

Intervensi

Diagnosa II :Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan.Tujuan:Klien akan menunjukkan terpenuhinya kebutuhan rawat diri.Kriteria hasil:• Kebutuhan personal hygiene terpenuhi,• Klien nampak rapi dan bersih.

Page 28: Mola Hidatidosa

Intervensi

Intervensi Dx II :

• Kaji kemampuan klien dalam memenuhi rawat diri.Rasional: untuk mengetahui tingkat kemampuan/ ketergantungan klien dalam merawat diri sehingga dapat membantu klien dalam memenuhi kebutuhan hygienenya.

• Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.Rasional: kebutuhan hygiene klien terpenuhi tanpa membuat klien ketergantungan pada perawat.

Page 29: Mola Hidatidosa

Lanjutan Intervensi Dx II :

• Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuannya.Rasional: pelaksanaan aktivitas dapat membantu klien untuk mengembalikan kekuatan secara bertahap dan menambah kemandirian dalam memenuhi kebutuhannya.

• Anjurkan keluarga klien untuk selalu berada di dekat klien dan membantu memenuhi kebutuhan klien.Rasional: membantu memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi secara mandiri.

Page 30: Mola Hidatidosa

Intervensi

Diagnosa III: Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri.

Tujuan: Klien akan mengungkapkan pola tidurnya tidak terganggu.

Kriteria hasil:• Klien dapat tidur 7-8 jam per hari,• Konjungtiva tidak anemis.

Page 31: Mola Hidatidosa

Intervensi Dx III:• Kaji pola tidur.

Rasional: dengan mengetahui pola tidur klien, akan memudahkan dalam menentukan intervensi selanjutnya.

• Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.Rasional: memberikan kesempatan pada klien untuk beristirahat.

• Anjurkan klien minum susu hangat sebelum tidur.Rasional: susu mengandung protein yang tinggi sehingga dapat merangsang untuk tidur.

Page 32: Mola Hidatidosa

Lanjutan Intervensi Dx III :

• Batasi jumlah penjaga klien.Rasional: dengan jumlah penjaga klien yang dibatasi maka kebisingan di ruangan dapat dikurangi sehingga klien dapat beristirahat.

• Memberlakukan jam besuk.Rasional: memberikan kesempatan pada klien untuk beristirahat.

• Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat tidur Diazepam.Rasional: Diazepam berfungsi untuk merelaksasi otot sehingga klien dapat tenang dan mudah tidur.

Page 33: Mola Hidatidosa

Intervensi

Diagnosa IV: Gangguan rasa nyaman: hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.

Tujuan: Klien akan menunjukkan tidak terjadi panas.

Kriteria hasil:• Tanda-tanda vital dalam batas normal,• Klien tidak mengalami komplikasi.

Page 34: Mola Hidatidosa

Intervensi

Intervensi Dx IV:• Pantau suhu klien, perhatikan

menggigil/diaphoresis.Rasional: suhu diatas normal menunjukkan terjadinya proses infeksi, pola demam dapat membantu diagnosa.

• Pantau suhu lingkungan.Rasional: suhu ruangan harus diubah atau dipertahankan, suhu harus mendekati normal.

Page 35: Mola Hidatidosa

Lanjutan Intervensi Dx IV :

• Anjurkan untuk minum air hangat dalam jumlah yang banyak.Rasional: minum banyak dapat membantu menurunkan demam.

• Berikan kompres hangat.Rasional: kompres hangat dapat membantu penyerapan panas sehingga dapat menurunkan suhu tubuh.

• Kolaborasi pemberian obat antipiretik.Rasional: digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi pada hipothalamus.

Page 36: Mola Hidatidosa

Intervensi

Diagnosa V: Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Tujuan: Klien akan menunjukkan kecemasan berkurang/hilang.

Kriteria hasil:• Ekspresi wajah tenang,• Klien tidak sering bertanya tentang penyakitnya.

Page 37: Mola Hidatidosa

Intervensi Dx V :• Kaji tingkat kecemasan klien.

Rasional: mengetahui sejauh mana kecemasan tersebut mengganggu klien.

• Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya.Rasional: ungkapan perasaan dapat memberikan rasa lega sehingga mengurangi kecemasan.

• Mendengarkan keluhan klien dengan empati.Rasional: dengan mendengarkan keluahan klien secara empati maka klien akan merasa diperhatikan.

• Jelaskan pada klien tentang proses penyakit dan terapi yang diberikan.Rasional: menambah pengetahuan klien sehingga klien tahu dan mengerti tentang penyakitnya.

• Beri dorongan spiritual/support.Rasional: menciptakan ketenangan batin sehingga kecemasan dapat berkurang.

Page 38: Mola Hidatidosa

BAB IIITINJAUAN KASUS

Kasus :

Ny. S 38 tahun, seorang ibu rumah tangga, G9P0A8, masuk rumah sakit tanggal 19 September 2011 dengan keluhan merasa hamil disertai mual muntah dan perdarahan pervaginam. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan hasil: uterus sebesar 16 minggu, porsio tertutup, fluxus (+). Dengan hasil pemeriksaan laboratorium: hemopoetik: normal, SGOT 444,3 U/L. T3 1,58ng/ml, T4 > 24,86 ug/dl, TSH 0,005 mLU/L, beta hCG 772,093 IU/ml, fungsi ginjal baik

Page 39: Mola Hidatidosa

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

• Pada wanita yang mengalami Mola hidatidosa sering mengalami mual muntah akibat produksi Hcg yang tinggi.

• Perdarahan yang abnormal saat usia kehamilan masih muda, dapat menyebabkan resiko tinggi infeksi.

• Perlu pengetahuan ibu tentang beberapa gejala penyakit yang dapat menyerang ibu hamil saat berada pada usia kehamilannya yang masih baru tau berada pada Trimester 1.

Page 40: Mola Hidatidosa

B. Saran

• Ibu yang sedang hamil agar intensif dalam melakukan pemeriksaan kandungannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya gejala patologis yang sering terjadi saat sedang mengandung. Apabila terjadi gejala patologis, ibu harus cepat melaporkan kepada pelaku medis agar tidak terjadi komplikasi lain pada kandungannya.

• Pelaku medis khususnya perawat harus memiliki sikap profesionalisme dalam bekerja dan mampu melakukan asuhan keperawatan secara tepat kepada ibu yang terdeteksi adanya kelainan seperti penderita Mola hidatidosa.

Page 41: Mola Hidatidosa

TERIMA KASIH