1 MELAKUKAN PENYERAHAN PRODUK STANDAR KOMPETENSI : Melakukan penyerahan/pengiriman produk KOMPETENSI DASAR : 1. Menyiapkan barang yang akan dikirim 2. Melakukan proses penyerahan produk kepada pelanggan 3. Melakukan proses pengiriman produk yang dibeli pelanggan 4. Melakukan konfirmasi kepada pelanggan mengenai produk yang dikirim A. MENYIAPKAN BARANG YANG AKAN DIKIRIM 1. Cara dan Syarat Pengiriman Produk Pengiriman produk merupakan upaya pemindahan produk dari seorang penjual kepada pelanggan/pembeli. Adapun pengiriman produk akan sangat tergantung pada sifat produk yang akan diserahkan/dikirim kepada pelanggan. Sifat produk yang dimaksud ialah (Tedjasutisna, 2008): a. Produk/barang nyata Produk/barang nyata yang bergerak (movable goods), penyerahannya/pengirimannya secara yuridis dilakukan dengan pemindahan produk kepada pelanggan/pembeli. Sebagai contoh: Komputer, meja, kursi, almari, dan lain sebagainya. b. Produk/barang tidak bergerak Produk/barang nyata tidak bergerak (unmovable goods), penyerahan/pengirimannya secara yuridis dilakukan dengan membuat akta resmi pemindahan hak milik atas produk tersebut. Misalnya: gedung, tanah, dan sebagainya. Adapun cara-cara pengiriman produk yang dimaksud antara lain dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 1 Cara-cara Pengiriman Produk/Barang dagangan Cara Penyerahan Keterangan Loko Gudang/pabrik Barang diserahkan di tempat penjual sehingga biaya penimbangan, angkutan dan lain-lain menjadi tanggungan pembeli. Lepas Gudang/Eks Gudang Barang diserahkan di tempat penjual dan biaya pembungkusan, penimbangan, pemberian tanda (merek dan nama) ditanggung penjual. Biaya lain seperti angkutan dan retribusi menjadi tanggungan pembeli. Frangko (fanco) Barang diserahkan disuatu tempat sesuai perjanjian. Semua biaya untuk sampai ketempat penyerahan menjadi tanggungan penjual. Biaya selanjutnya adalah tanggungan pembeli. FOB (Free on Board)/FOR (Free on Barang diserahkan diatas kapal/kereta api dan biaya untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
MELAKUKAN PENYERAHAN PRODUK
STANDAR KOMPETENSI : Melakukan penyerahan/pengiriman produk
KOMPETENSI DASAR :
1. Menyiapkan barang yang akan dikirim
2. Melakukan proses penyerahan produk kepada pelanggan
3. Melakukan proses pengiriman produk yang dibeli pelanggan
4. Melakukan konfirmasi kepada pelanggan mengenai produk yang dikirim
A. MENYIAPKAN BARANG YANG AKAN DIKIRIM
1. Cara dan Syarat Pengiriman Produk
Pengiriman produk merupakan upaya pemindahan produk dari seorang penjual kepada
pelanggan/pembeli. Adapun pengiriman produk akan sangat tergantung pada sifat produk yang akan
diserahkan/dikirim kepada pelanggan. Sifat produk yang dimaksud ialah (Tedjasutisna, 2008):
a. Produk/barang nyata
Produk/barang nyata yang bergerak (movable goods), penyerahannya/pengirimannya secara
yuridis dilakukan dengan pemindahan produk kepada pelanggan/pembeli. Sebagai contoh:
Komputer, meja, kursi, almari, dan lain sebagainya.
b. Produk/barang tidak bergerak
Produk/barang nyata tidak bergerak (unmovable goods), penyerahan/pengirimannya secara
yuridis dilakukan dengan membuat akta resmi pemindahan hak milik atas produk tersebut.
Misalnya: gedung, tanah, dan sebagainya.
Adapun cara-cara pengiriman produk yang dimaksud antara lain dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1
Cara-cara Pengiriman Produk/Barang dagangan
Cara Penyerahan Keterangan
Loko Gudang/pabrik Barang diserahkan di tempat penjual sehingga biaya
penimbangan, angkutan dan lain-lain menjadi tanggungan
pembeli.
Lepas Gudang/Eks Gudang Barang diserahkan di tempat penjual dan biaya
pembungkusan, penimbangan, pemberian tanda (merek
dan nama) ditanggung penjual. Biaya lain seperti
angkutan dan retribusi menjadi tanggungan pembeli.
Frangko (fanco) Barang diserahkan disuatu tempat sesuai perjanjian.
Semua biaya untuk sampai ketempat penyerahan menjadi
tanggungan penjual. Biaya selanjutnya adalah tanggungan pembeli.
FOB (Free on Board)/FOR (Free on Barang diserahkan diatas kapal/kereta api dan biaya untuk
2
Rail) sampai ke atas kapal/kereta api menjadi tanggungan
penjual.
Cost and Freight (C & F) Barang diserahkan di pelabuhan tujuan dan penjual menanggung semua biaya pengiriman termasuk sewa
kapal dan pembongkaran barang dari kapal.
FAS (Free Along Side Ship) Seperti FOB, tetapi hanya sampai ke samping kapal saja dan biaya pemuatan di atas kapal bukan tanggungan
penjual.
CIF (Cost, Insurance, and Freight) Seperti C & F, namun penjual mendapat tambahan
menanggung biaya asuransi.
Sumber: Tedjasutisna, 2008
2. Pengelompokan Produk
Perusahaan/toko mempersiapkan produk yang akan diserahkan atau dikirim kepada pelanggan dalam
pengelompokan tertentu. Pengelompokan tersebut ialah: (Tedjasutisna: 2008)
a) Produk harus disimpan dalam gudang
b) Produk dipajang/ di-display di toko/perusahaan
c) Produk dapat diambil dari gudang
3. Identifikasi produk yang akan diserahkan kepada pelanggan
Sebagai produsen/penjual kita perlu memeriksa kebenaran produk yang akan diserahkan. Usaha ini
disebut sebagai proses identifikasi. Proses identifikasi produk yang akan dikirim kepada pelanggan
dilakukan dengan memeriksa hal-hal berikut:
a) Nama barang yang dipesan
b) Memeriksa spesifikasi barang yang dipesan
c) Memeriksa jumlah barang yang dipesan
d) Memeriksa kembali harga satuan barang yang akan dikirim
e) Memeriksa kembali jumlah keseluruhan harga yang harus dibayar pelanggan
f) Memberikan cap dan tandatangan sebagai bukti legalisasi pada faktur penjualan
g) Memberikan slip faktur penjualan (dapat dibuat rangkap dua atau tiga)
Barang yang akan diserahkan/dikirim kepada pelanggan akan disusun secara teratur, berdasarkan:
a) Merk produk
b) Jenis produk
c) Spesifikasi teknis produk
d) Kualitas produk
e) Warna produk
Selain mengidentifikasi dan menyusun barang yang akan diserahkan/dikirim kepada pelanggan, penjual
perlu mengidentifikasi pelayanan yang diberikan kepada pelanggan, antara lain:
a) Mengidentifikasi sistem pembayaran yang selama ini diberikan kepada pelanggan
3
b) Mengidentifikasi sistem penyerahan barang yang selama ini dilaksanakan
c) Mengidentifikasi pemberian garansi
d) Mengidentifikasi kerusakan produk yang dipesan
e) Mengidentifikasi jumlah uang yang harus dibayar pelanggan bila terjadi kesalahan perhitungan
4. Mencermati kemasan yang akan digunakan untuk mengemas produk yang dibeli pelanggan
Kemasan yang digunakan untuk membungkus produk bukan hanya berfungsi sebagai pengaman saja,
tetapi juga harus memiliki nilai informasi, menarik sekaligus dapat digunakan untuk promosi.
1) Arti penting kemasan
Banyak perusahaan yang mengabaikan masalah pembungkus (packaging) sebab mereka
menganggap pembungkus hanyalah kemasan/bungkus saja. Namun fungsi pembungkus tidak
hanya sebagai bungkus, tetapi lebih dari itu. Suatu produk bisa menarik konsumen jika
pembungkusnya juga menarik. Supaya konsumen/pembeli tertarik, maka pembungkusnya juga
harus dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menarik pembeli.
2) Syarat-syarat kemasan yang baik (Sutrisno & Ruswandi: 2006)
a. Sebagai tempat
b. Dapat melindungi
c. Praktis
d. Dapat menimbulkan kesan
e. Ketepatan Ukuran
f. Pengangkutan
g. Menimbulkan harga diri
h. Mengandung informasi dan promosi
5. Mengetahui Tata Cara Pengemasan Produk
Mengemas/membungkus (wrapping) dapat diartikan sebagai upaya mengemas produk tertentu yang
ditunjukkan untuk menjaga barang dari kerusakan, memelihara higienitas atau keutuhan dan kemudahan
membawanya. Pengemasan juga berfungsi sebagai pelindung produk dan memudahkan pelanggan untuk
membawa barang. Sesuai maksud dan tujuan pembungkusan, maka setiap kemasan harus memenuhi
persyaratan tertentu, antara lain (Sutrisno & Ruswandi: 2006):
a. Jenis pembungkus yang dipilih harus sesuai dengan jenis produk
b. Besar pembungkus harus cukup untuk melindungi produk
c. Pembungkus harus cukup berkualitas sebagai pengaman
d. Pembungkus harus dapat menonjolkan atau mewakili kejelasan informasi produk
Adapun prosedur pengemasan produk adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan jenis kemasan sesuai ukuran produk yang akan dikemas
4
b. Tempatkan barang dalam kemasan sesuai ukuran atau bobot yang diharapkan
c. Menutup kemasan dengan menggunakan plastic film, kemudian panaskan untuk merapatkan
kemasan
d. Pelabelan produk sesuai dengan kemasan dan spesifikasi produk
6. Menyiapkan dan Mengemas Produk yang Dibeli Pelanggan
Pada perusahaan retail, tidak diperkenankan mencampur jenis barang. Dalam satu bungkus tidak boleh
terdiri dari berbagai macam produk yang tidak sesuai dengan kelompok barang. Sehingga penjual harus
memperhatikan kaidah-kaidah pengemasan sebagai berikut:
a. Produk dikelompokkan sesuai dengan kategorinya
b. Menyiapkan bahan untuk membungkus berdasarkan departemen produk
c. Apabila masing-masing produk sudah dikemas berdasarkan kelompok produk, masukkan ke dalam
alat bungkus yang lebih besar sehingga lebih praktis untuk dibawa dan menghemat tempat yang
tersedia.
d. Menutup kemasan dengan menggunakan perekat agar produk yang dikemas terlindungi dari segala
risiko kerusakan
B. MELAKUKAN PROSES PENYERAHAN PRODUK KEPADA PELANGGAN
Setelah mempersiapkan produk yang akan dikirim kepada pelanggan, tugas penjual selanjutnya adalah
melakukan penyerahan produk yang dibeli pelanggan tersebut. Namun sebelum penyerahan, penjual terlebih
dahulu harus melakukan penghitungan harga, baik dengan menggunakan alat hitung maupun tidak. Total
perhitungan akan diberitahukan kepada pelanggan dan penjual juga harus mengetahui cara-cara penerimaan
uang dan pengembaliannya, serta memahami cara-cara pengisian struk bon/kuitansi serta penyerahannya
kepada pelanggan.
1. Peralatan yang Digunakan untuk Menghitung Harga
Peralatan yang sering digunakan untuk menghitung harga ada yang tradisional dan ada pula yang
modern. Peralatan yang tradisional cara pengerjaannya msih dilakukan secara manual, misalnya
perhitungan dengan alat tulis. Sedangkan peralatan modern misalnya dengan kalkulator atau cash
register. Adapun tujuan dari penggunaan alat penghitungan tersebut ialah untuk mengefektifkan dan
mengefisienkan kinerja.
a) Kalkulator
Kalkulator hampir sama dengan cash register, namun lebih praktis dan bisa dibawa kemana-mana.
Kalkulator memiliki banyak fungsi seperti fungsi penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian, perhitungan dalam persentase, dan sebagainya.
b) Cash register
5
Cash register adalah mesin yang digunakan untuk menghitung kuantitas dan harga barang. Cash
register memiliki keunggulan tersendiri dibandingan dengan kalkulator. Keunggulan-keunggulan
tersebut antara lain untuk mengetahui total penjualan, alat kontrol pemilik toko, untuk mengetahui
jenis dan nama barang yang dijual/dibeli, mempercepat proses transaksi pembayaran, dan untuk
mengetahui persediaan barang yang ada untuk tiap jenis barang.
2. Kalkulasi Total Harga
a) Definisi Harga dan Pengertian Harga Pokok
1) Definisi Harga
Harga adalah nilai sesuatu barang atau jasa yang dinyatakan dalam sejumlah uang.
Berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang yang
dimiliki oleh pihak lain. Meskipun demikian kalau kita teliti, sebenarnya harga yang
ditetapkan oleh perusahaan mungkin bervariasi, misalnya seorang produsen dapat menetapkan
harga untuk agen, grosir, pengecer dan pengecer tergantung pada saluran tingkat distribusi
yang dipakai. Jadi suatu perusahaan yang menjual langsung produknya dapat menetapkan dua
macam harga, yaitu harga pengecer dan harga konsumen terakhir (end user)
2) Pengertian Harga Pokok
Keseluruhan sumber daya yang dikorbankan untuk memperoleh suatu produk disebut harga
pokok. Untuk perusahaan dagang pengorbanan tersebut berupa barang-barang pembelian,
biaya transportasi, dan biaya administrasi. Sedangkan untuk perusahaan manufaktur,
pengorbanan merupakan biaya produksi dan biaya lain-lain yang menyertainya. Barang-barang
yang dikeluarkan inilah yang menjadi komponen penyusunan harga pokok. Untuk itu maka
perusahaan dalam menetapkan harga jual harus selalu berpedoman pada harga pokok, sebab
bila perusahaan menetapkan harga dibawah harga pokok maka perusahaan dapat mengalami
kerugian. Pada perusahaan/usaha yang baru dibuka penetapan harga dapat dibawah harga
pokok, tujuannya ialah agar perusahaan dapat menembus pasar. Kemudian kebijakan harga
selanjutnya dapat dinaikkan secara perlahan-lahan sesuai perhitungan harga pokok.
Perusahaan menetapkan harga berdasarkan harga pokok biasanya dengan menjumlahkan harga
pokok ditambah persentase keuntungan yang diharapkan (mark up). Mark up yang
ditambahkan ini didasarkan pada keuntungan yang sudah dianggap cukup oleh perusahaan.
Sebagai contoh, harga pokok sebuah produk adalah Rp200.000,00,- sedangkan keuntungan
yang diinginkan sebesar 25% dari harga pokok, maka harga jual produknya ialah sebesar
Rp200.000,00 + (25% x Rp200.000,00) = Rp250.000,00,-
b) Hal-hal yang Mungkin Terjadi dalam Penetapan Harga
Ada tiga hal yang mungkin terjadi dalam penetapan harga, yaitu:
6
1) Over price
Pada penetapan harga ini mengakibatkan turunnya penjualan (omzet) yang mungkin akan
memberikan keuntungan di tingkat yang lebih rendah.
2) Under price
Menetapkan harga dibawah pesaing akan mengakibatkan penjualan mengalami kerugian.
Kebijakan yang demikian akan mengakibatkan perang harga dan akhirnya berakibat
persaingan yang kurang sehat.
3) Penetapan harga tepat
Penetapan harga yang tepat akan menghasilkan penjualan yang menguntungkan. Sulit memang
dalam menetapkan harga yang tepat yang bisa diterima pasar. Oleh karena itu perusahaan
harus sering melakukan pengamatan harga yang sekiranya terjangkau konsumen dan kebijakan
harga oleh pesaing.
c) Macam-macam Penetapan Harga
Kebijakan penetapan harga yang ditempuh perusahaan ada 3 macam (Tim Marknesis: 2009), yaitu:
1) Penetapan Harga Penetrasi (penetration pricing)
Dalam program ini perusahaan menggunakan harga murah sebagai dasar utama menstimulasi
permintaan. Perusahaan berusaha menaikkan tingkat penetrasi produknya di pasar, dengan
cara menstimulasi permintaan primer dan meningkatkan pangsa pasar (mendapatkan
pelanggan baru) berdasarkan faktor harga.
2) Penetapan Harga Paritas (parity pricing)
Dalam program ini perusahaan menetapkan harga dengan tingkat yang sama atau mendekati
tingkat harga pesaing. Implikasinya, program ini berusaha mengurangi peranan harga sehingga
program pemasaran lainnya (produk, distribusi dan promosi) yang dijadikan fokus utama
dalam menerapkan strategi pemasaran.
3) Penetapan Harga Premium (premium pricing)
Program ini menetapkan harga diatas tingkat harga pesaing.
d) Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga
Faktor yang mempengaruhi penetapan harga disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal
(Sutrisno & Riswandi: 2006)
1) Faktor Internal
Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga internal (dari dalam perusahaan) yaitu:
i. Tujuan Perusahaan
o Survival
7
Suatu kebijakan perusahaan dengan menetapkan harga rendah yang mempunyai
tujuan perusahaan bisa bertahan, memasuki pasar baru, dapat menghadapi persaingan
tinggi dan dapat merubah/mempengaruhi perilaku keinginan konsumen.
o Memaksimalkan profit
Perusahaan menetapkan harga tinggi. Kebijakan harga ini ditetapkan dengan tujuan
untuk memaksimalkan profit penjualan
o Menjadi market share leader
Agar bisa menguasai pasar, maka perusahaan menetapkan harga lebih rendah dari
pesaing dengan maksud untuk memperoleh pasar yang dominan.
o Menjadi quality product leader
Agar perusahaan mendapatkan kesan yang baik dari konsumen, maka perusahaan
harus menyediakan produk yang berkualitas. Produk yang disediakan sesuai dengan
selera konsumen, dengan demikian perusahaan akan menetapkan kebijakan harga
yang tinggi.
o Status quo
Peretail telah puas dengan pangsa pasar dan profit yang diperoleh, harga pasar akan
stabil karena menyesuaikan persaingan
o Tujuan lain
Disamping tujuan tersebut diatas, perusahaan mempunyai tujuan lainnya antara lain,
mencegah pesaing memasuki pasar, menghindari intervensi pemerintah dan menarik
lebih banyak konsumen.
ii. Strategi elemen-elemen retail
Strategi yang diambil elemen-elemen retail, diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Karakteristik target pasar
Karakteristik pasar ditujukan pada segmen pasar yang kategorinya sebagai berikut:
1. Kelompok berpendapatan tinggi/menengah
2. Berusia lebih muda/lebih tua
3. Retail positioning
b) Lokasi Toko
Lokasi toko yang strategis dan infrastruktur toko yang memadai dapat
mempengaruhi penetapan harga
c) Koleksi merchandise
8
Apabila toko memiliki persediaan barang-barang dagangan yang lengkap, konsumen
akan merasa puas dalam memilih dan menentukan produk yang diinginkan, sehingga
akan menarik banyak pembeli untuk datang ke toko tersebut.
d) Atribut fasilitas fisik
Tersedianya fasilitas yang memadai seperti ruang tunggu pengunjung, toilet/rest
room, ruang informasi, fitting room, penitipan barang, AC, dan sebagainya. Fasilitas-
fasilitas tersebut membuat konsumen merasa nyaman sehingga betah untuk
berbelanja/membeli produk di toko tersebut.
e) Customer service
Konsumen adalah orang yang mempunyai perasaan yang harus dihargai dan tentunya
menginginkan pelayanan yang layak, sehingga dengan adanya customer service akan
mempermudah konsumen dalam mendapatkan informasi.
f) Community service (delivery service)
Strategi elemen retail ini dilakukan setelah terjadi transaksi penjualan, yaitu
mengirimkan barang dari toko ke tempat tujuan pelanggan/konsumen sebagai bentuk
service toko/perusahaan kepada pelanggan.
g) Iklan dan publikasi
Adanya iklan adalah suatu usaha untuk meningkatkan omzet penjualan peretail. Iklan
dilakukan secara nasional melalui media televisi maupun internet. Sedangkan iklan
untuk tingkat daerah dapat dilakukan dengan kerjasama supplier, memberikan
discount, dsb.
h) Promosi penjualan
Yaitu dengan memberikan hadiah-hadiah, discount, maupun undian berhadiah. Hal
ini bertujuan untuk menarik pelanggan/konsumen dalam melakukan pembelian.
iii. Faktor Biaya
Biaya adalah faktor yang paling dominan dalam penetapan harga. Biaya-biaya yang
dikeluarkan perusahaan diantaranya ialah biaya pokok produk (price list supplier),
inventory cost, biaya promosi, dll.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi penetapan kebijakan harga yang
disebabkan oleh faktor luar, antara lain:
a) Persepsi konsumen terhadap harga dan nilai
b) Persaingan
c) Faktor eksternal lainnya seperti kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah
9
e) Strategi Penetapan Harga
Strategi perusahaan yang dilakukan dalam penetapan harga terdiri dari beberapa orientasi, yaitu:
i. Berorientasi pada permintaan
Penetapan harga yang bersifat psikologi merupakan persepsi konsumen akan harga retail
dengan aspek-aspek tertentu, seperti “asosiasi harga”, yaitu konsep yang mengatakan bahwa
banyak konsumen percaya bahwa harga tinggi berkonotasi dengan kualitas yang tinggi dan
harga rendah berkonotasi dengan kualitas rendah.
ii. Berorientasi pada perceived value pricing
Perceived value pricing adalah apa yang diterima konsumen dari nilai-nilai tersebut. Kegiatan
yang dilakukan ialah:
a) Peritel menggunakan persepsi pembeli akan nilai, bukan biaya sebagai penetapan harga
b) Kunci penetapan harga perceived value adalah menentukan persepsi pasar terhadap nilai
yang diharapkan secara akurat, peritel dengan pandangan yang tinggi, akan nilai yang
mereka tawarkan, maka produk akan diberikan dengan harga yang lebih, demikian pula
sebaliknya.
iii. Berorientasi pada biaya-biaya markup pricing
Penjual menetukan harga jualnya dengan cara menambah harga beli produk dengan sejumlah
markup. Artinya peritel menetukan harga dengan menambahkan harga beli per unit, biaya
operasional dan profit yang diinginkan. Persentase perbedaan antara harga beli dengan harga
jual ini yang disebut persentase markup.
iv. Berorientasi pada persaingan
Peretail menggunakan harga pesaing sebagai pertimbangan, bukan faktor permintaan atau
biaya. Peretail tidak akan merubah harganya jika terjadi perubahan pada permintaan atau
biaya, kecuali pesaing merubah harganya.
f) Implementasi penetapan harga
i. Harga customary
Merupakan harga variabel, peretail mengubah harganya berdasarkan fluktuasi biaya atau
permintaan konsumen. Penetapan harga ini selalu berubah-ubah disebabkan oleh:
1) Fluktuasi biaya (musiman)
Misalnya penetapan harga terhadap barang-barang fresh, seperti sayur mayur, buah-
buahan, dan sebagainya.
2) Fluktuasi permintaan
Permintaan terhadap suatu barang biasanya pada event-event tertentu, misalnya kue
lebaran/natal, atau coklat valentine.
10
ii. Kebijakan satu harga
Penetapan kebijakan satu harga ini terdiri dari:
1) Harga sesuai dengan label
Harga ini merupakan harga pas, tidak bisa berubah. Harga label biasanya sudah dipasang
pada rak-rak gondola atau pada produk yang dijual.
2) Kebijakan harga fleksibel
Harga label yang masih bisa ditawar, tergantung pada situasi dan kondisi yang ada.
iii. Harga psikologis
1) Harga ganjil
Misalnya Rp99.900,00 konsumen akan merasa harga barang yang dibeli Rp90.000,00 dan
bukan Rp100.000,00
2) Harga citra
Harga yang ditetapkan untuk barang-barang bermerk, seperti parfum original, branded
fashion, kopi di café, dll.
3) Harga referensi
Harga lama atau harga barang lain yang hampir sama merupakan harga referensi
konsumen.
iv. Harga promosional
1) Harga leader
Peritel memasang harga yang sangat rendah pada beberapa barang yang mempunyai nilai
promosi
2) Harga special event
Peretail memberikan harga khusus untuk jangka waktu tertentu/peristiwa tertentu,
misalnya ketika lebaran, natal, tahun baru, dll.
3) Discount psikologis
Peretail mencantumkan harga tinggi tiruan pada suatu harga produk dan menawarkannya
dengan penghematan yang besar. Misalnya Rp34.900,00 menjadi Rp29.900,00.
4) Harga multiple unit
Peretail menawarkan discount pada konsumen yang membeli barang dalam jumlah
tertentu (banded)
3. Proses Penyerahan Produk
Proses penyerahan produk dari pihak penjual kepada pelanggan dapat dilakukan sebelum atau sesudah
pelaksanaan pembayaran. Penyerahan/pengiriman produk kepada pelanggan tergantung pada situasi
yang dihadapi tenaga penjual, situasi yang dimaksud ialah sbb:
11
1) Saat penyerahan produk
Saat penyerahan/pengiriman produk dari pihak penjual kepada pelanggan dapat dilakukan
dengan cara:
a. Setelah pembayaran secara tunai/kontan
b. Setelah pembayaran dengan kredit dan penandatanganan perjanjian
c. Dalam jangka waktu tertentu setelah pemesanan produk dilakukan
2) Tempat penyerahan produk
Tempat penyerahan produk diatur berdasarkan kebiasaan permintaan/perjanjian, antara lain:
a. Diserahkan/dikirim kepada pelanggan/konsumen di toko/perusahaan
b. Diserahkan/dikirim kepada pelanggan/konsumen di gudang penjual
c. Diserahkan/dikirim kepada pelanggan/konsumen ke tempat tujuan pelanggan/konsumen
3) Cara penyerahan produk
Berikut ini adalah cara penyerahan atau pengiriman produk dari toko kepada
pelanggan/pembeli:
a. Penyerahan produk oleh perusahaan besar kepada pelanggan/konsumen dapat dilakukan
dengan cara sekaligus atau bertahap sesuai dengan perjanjian
b. Penyerahan produk oleh perusahaan eceran kepada pelanggan/konsumen dapat
dilakukan secara sekaligus setelah pembayaran dan produk akan dikirim ke rumah
pelanggan.
4. Teknik dan Strategi Proses Penyerahan Produk
Teknik dan strategi proses penyerahan/pengiriman produk/barang/jasa kepada pelanggan/konsumen
meliputi:
a. Kebijaksanaan khusus penyerahan/pengiriman produk/barang/jasa
b. Tata cara dan prosedur penyerahan/pengiriman produk/barang/jasa
c. Kebijaksanaan dalam penyerahan/pengiriman produk/barang/jasa
d. Persiapan penyerahan/pengiriman produk/barang/jasa
Berdasarkan waktunya, penyerahan/pengiriman produk/barang/jasa kepada pembeli/konsumen ialah:
a. Penyerahan/pengiriman sekarang
b. Penyerahan/pengiriman kemudian hari
c. Penyerahan/pengiriman berdasarkan pesanan sampai dengan pembayaran selesai
5. Realisasi Proses Penyerahan Produk
Realisasi penyerahan/pengiriman produk/barang/jasa kepada pelanggan/konsumen ialah sebagai berikut:
a. Membuat perjanjian jual beli terlebih dahulu
b. Pelaksanaan transaksi jual beli
12
c. Pembungkusan dan pengepakan produk/barang
d. Pembuatan surat jalan bagi penjual bila produk yang akan diserahkan/dikirim berjumlah banyak
e. Pembuatan nota/faktur
f. Jika pembelian produk/barang dilakukan secara kredit dan melalui internet, maka:
1. Kebenaran pesanan dan alamat pelanggan yang memesan produk harus diperiksa
2. Pembayaran produk/barang sesuai deklarasi pembelian
3. Pengiriman produk/barang ke tempat tujuan pelanggan dilakukan setelah mencairkan
pembayarannya.
C. MELAKUKAN PROSES PENGIRIMAN PRODUK YANG DIBELI PELANGGAN
1. Proses Pengiriman Produk yang Dibeli Pelanggan
Keuntungan dari proses pengiriman produk yang memuaskan semua pihak adalah sebagai berikut:
a) Dapat mendorong minat pelanggan dalam menggunakan produk
b) Dapat memberi perhatian dan pelayanan penuh terhadap keinginan para pelanggan
c) Dapat memotivasi pelanggan agar mau membeli produk/barang/jasa
Pengiriman produk/barang/jasa oleh perusahaan/toko harus berjalan dengan baik agar dapat
memuaskan pelanggan. Dibawah ini beberapa alasan mengapa pelanggan diberikan pelayanan yang
memuaskan oleh perusahaan, yaitu:
a) Pelanggan menjadi loyal kepada perusahaan/toko
b) Pelanggan mau terus membeli produk/barang/jasa
c) Pelanggan menjadi mitra utama dalam mengembangkan bisnis
d) Perusahaan/toko mampu memenangkan persaingan dalam pasar
e) Perusahaan/toko dapat dijadikan benteng dalam menghadapi persaingan bisnis
2. Klasifikasi Proses Penyerahan Produk
Klasifikasi adalah pengelompokan penyerahan/pengiriman produk berdasarkan jenis, macam, bagian,
dan sebagainya. Adapun klasifikasi proses penyerahan produk dari toko/perusahaan kepada pelanggan
sebagai berikut:
a) Penyerahan/pengiriman produk melalui laut
Penyerahan/pengiriman produk melalui laut kepada pelanggan pada umumnya menggunakan:
kapal ferry, kapal laut, maupun kapal layar.
b) Penyerahan/pengiriman produk melalui udara
Penyerahan/pengiriman produk melalui udara pada umumnya melalui: Pesawat Twin Otter,
Galatik, Cessna, Hercules, Foker, Air Bus, Concorde, Helicopter, dll.
c) Penyerahan/pengiriman produk melalui darat
13
Penyerahan/pengiriman produk melalui darat dapat dilakukan melalui jalan raya (bus,