Top Banner
modul 3 pratikum proses produksi ( mesin bubut ) MODUL III MESIN BUBUT 1.1. Tujuan Mempelajari proses pengerjaan logam melalui pemotongan dengan menggunakan mesin perkakas yaitu mesin bubut. 3.2. Dasar Teori Pada dasarnya yang disebut mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda yang berbentuk silindris, tetapi dapat juga untuk mengerjakan bentuk- bentuk lain misalnya untuk membuat segi enam, bujursangkar, dengan pengerjaan khusus. Contoh bentuk benda kerja hasil proses pembubutan antara lain : baut , as, spindle, ring. Semua benda kerja hasil bubutan di atas merupakan bagian-bagian mesin, jig dan fixture , dan cekam. Benda-benda tersebut dibuat dari bahan yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhannya, dan dapat memiliki kualitas yang tidak sama satu sama lain.
27

Modul 3 Pratikum Proses Produksi

Dec 29, 2015

Download

Documents

Sholhan Aziz

Modul Praktikum Proses Produksi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

modul 3 pratikum proses produksi ( mesin bubut )

MODUL III

MESIN BUBUT

1.1. Tujuan

Mempelajari proses pengerjaan logam melalui pemotongan dengan

menggunakan mesin perkakas yaitu mesin bubut.

3.2. Dasar Teori

Pada dasarnya yang disebut mesin bubut adalah suatu mesin

perkakas yang dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda yang

berbentuk silindris, tetapi dapat juga untuk mengerjakan bentuk-

bentuk lain misalnya untuk membuat segi enam, bujursangkar,

dengan pengerjaan khusus. Contoh bentuk benda kerja hasil proses

pembubutan antara lain : baut, as, spindle, ring.

Semua benda kerja hasil bubutan di atas merupakan bagian-bagian

mesin, jig dan fixture, dan cekam. Benda-benda tersebut dibuat

dari bahan yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhannya, dan

dapat memiliki kualitas yang tidak sama satu sama lain.

contoh benda kerja

Page 2: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

Pembagian mesin bubut berdasarkan kemampuan pengerjaan

dikelompokkan menjadi lima kelompok besar antara lain :

a.Mesin bubut ringan

Mesin ini bentuknya kecil dan sederhana, digunakan untuk

mengerjakan benda-benda yang kecil pula. Biasanya diletakkan

di atas meja kerja.

Contoh : mesin bubut Simonet.

b.Mesin bubut revolver

Mesin ini khusus untuk memproduksi benda kerja yang ukurannya

sama dan dalam jumlah yang banyak atau untuk pengerjaan awal.

Contoh : mesin bubut kapstan.

c.Mesin bubut sedang

Konstruksi mesin bubut ini lebih cermat dan dilengkapi dengan

penggabungan perlengkapan yang khusus. Mesin ini digunakan

untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi.

d.Mesin bubut standart

Mesin ini mempunyai power yang lebih besar dan digunakan untuk

pengerjaan pembubutan yang memerlukan ketelitian tinggi dengan

benda yang cukup besar.

Contoh : Cholcester Master dan Kerry

e.Mesin bubut beralas panjang

Mesin bubut ini termasuk mesin bubut industri berat yang banyak digunakan pada benda kerja yang besar dan panjang.

Page 3: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

Contoh : poros-poros kapal dan poros transmisi

3.2.1. Gerakan-gerakan dalam membubut

Dalam pengerjaan mesin bubut dikenal beberapa prinsip

gerakan yaitu :

a.Gerakan berputar benda kerja pada sumbunya disebut “cutting

motion, main motion”, artinya putaran utama. Dan cutting

speed atau kecepatan potong merupakan gerakan untuk

mengurangi benda kerja dengan pahat.

b.Pahat yang bergerak maju secara teratur, akan menghasilkan

“chip” (bram, serpih, tatal). Gerakan tadi disebut “feed

motion”.

c.Bila pahat dipasang dengan dalamnya pemotongan (“depth of

cutting”), pahat dimajukan ke arah melintang sampai kedalaman

pemotongan yang dikehendaki. Gerakan ini disebut “adjusting

motion”.

3.2.2. Pengerjaan pada mesin bubut

Page 4: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

Bermacam-macam benda yang dibubut dapat dibedakan menurut proses

pengerjaannya.

Pengerjaan pada bagian luar

benda kerja disebut “outside turning”, sedang pengerjaan pada

bagian dalam disebut “inside turning”.

Membubut memanjang(“Longitudinal Turning”)

Membubut sisi muka

(“Transversal Turning,

Facing”)

Membubut konus

(“Angular Turning”,

Taper Turning”)

Page 5: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

Membubut profil

(“Profil Turning”)

Membubut ulir

(“Thread

Cutting”)

“Outside Turning” “Inside Turning”

3.2.3. Peralatan dan mesin yang digunakan

A.Mesin bubut

Bagian-bagian mesin bubut :

a.Kepala tetap (Head stock)

Digunakan untuk kedudukan cekam, bisa juga untuk

perlengkapan-perlengkapan lain misalnya centre tetap (dead

centre), face plate, colet, dan lain-lain.

b.Kepala lepas (Tail stock)

Digunakan untuk menempatkan centre jalan (live centre), untuk

menyangga benda kerja yang panjang, untuk kedudukan chuck bor

(drill chuck), untuk kedudukan reamer, bisa juga untuk proses

pembuatan tirus.

Page 6: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

c.Eretan atas

Digunakan untuk kedudukan “tool holder”, bisa juga untuk

proses pembuatan tirus.

d.Eretan lintang (Cross slide)

Berfungsi untuk proses pemotongan melintang, baik untuk

pemotongan benda kerja maupun proses facing (transversal

turning).

e.Eretan memanjang

Berfungsi untuk penyayatan memanjang atau longitudinal

turning.

f.Bed mesin

Berfungsi untuk tempat kedudukan pembawa atau carried.

g.Sumbu pengatur jarak kisar (lead screw)

Berfungsi untuk proses pembuatan ulir (threading turning).

h.Sumbu pengatur gerak maju pemotongan

Berfungsi untuk menggeakkan pahat secara otomatis baik memanjang maupun

melintang.

B. Pahat bubut

Pahat bubut digunakan untuk mengurangi benda kerja. Pahat ini terbuat dari

unalloyed tool steel, alloy tool steel, cemented carbide, diamond tips,

ceramic cutting material. Umurnya tergantung dari jenis bahan dasar pahat,

bentuk sisi potong, dan pengasahannya.

1. Sifat-sifat dasar pahat bubut :

Page 7: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

a. Keras

b. Ulet

c. Tahan panas

d. Tahan lama

2. Macam-macam pahat bubut

Untuk setiap jenis pengerjaan diperlukan pahat yang tepat. Oleh

sebab itu harus dipilih pahat roughing, boring, thread

cutting, dan sebagainya. Kebanyakan pahat bubut sudah

distandardisasikan.

a. Pahat roughing (roughing tool)

Selama pengerjaan kasar, pahat harus memotong benda dalam waktu sesingkat mungkin. Oleh sebab itu pahat ini harus dibuat kuat. Bentuknya dapat lurus atau bengkok.

b. Pahat finishing (finishing tool)

permukaan yang halus dari benda kerja akan diperoleh jika

menggunakan pahat finishing. Untuk keperluan ini

dipergunakan pahat finishing titik dengan sisi potong bulat

dan pahat finishing datar dengan sisi potong rata. Setelah

digerinda, sisi potong pahat finishing harus di”honing”

(digosok) dengan oil stone secara hati-hati, kalau tidak

permukaan benda kerja tidak akan halus.

3. Perawatan pahat bubut

Pahat bubut harus disimpan sedemikian rupa sehingga sisi potongnya tidak mudah rusak. Sisi potong yang tumpul menyebabkan getaran yang besar, sehingga menyebabkan panas dan permukaan yang kasar. Oleh karena itu janganlah menunggu sampai sisi potong tumpul.

4. Cara memasang pahat bubut

Page 8: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

Selama pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting

force). Besarnya tenaga ini tergantung dari besarnya benda kerja

dan ukuran penampang chip. Dengan memasang pahat pada baut

pengunci (clamping bolt), terjadilah getaran yang kuat di antara

permukaan penyangga pahat dengan penjepit pahat. Getaran tersebut

menyebabkan pahat bergerak. Untuk menghindari bergesernya pahat

selama pengerjaan, pahat harus dipegang dengan kuat dan aman.

Untuk pemasangan pahat dapat digunakan pelat-pelat tipis sebagai

“ganjel” (penahan).

5. Alat ukur

Digunakan untuk mengukur benda kerja yang akan dikerjakan. Alat

ukur yang tersedia yaitu :

1. Vernier caliper

2. Micrometer

3. Rollmeter

6. Kecepatan potong

Untuk menentukan kecepatan potong, hal-hal berikut ini harus

diperhatikan :

Page 9: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

a. Bahan dasar dari benda kerja

b. Bahan dari pahat

c. Penampang dari chip

d. Pendingin

e. Macam mesin bubut

Benda kerja yang besar biasanya sukar dipegang, maka harus digunakan

kecepatan potong yang sesuai, jenis pengerjaannyapun harus dipertimbangkan.

Contoh :

Finishing boring harus selesai dalam waktu 300 menit. Selama proses pengerjaan

tidak boleh mengganti pahat, maka kecepatan potong harus dipilih yang lebih

kecil supaya pahat tidak cepat tumpul selama waktu pengerjaan. Bermacam-macam

kecepatan potong berhasil ditetapkan dengan pengujian. Daya tahan sisi potong

pahat kira-kira sudah dipakai dua kali penggerindaan, dapat dipakai untuk

mengukur umur sisi potong pahat tersebut. Umur pakai rujukan sedemikian rupa

sehingga High Speed Steel berumur dan Cementit Carbide 240 menit bila

kecepatan potong lebih besar daripada yang di tabel, pahat akan berumur

pendek, jika lebih kecil dari apa yang di tabel pahat akan berumur panjang.

7. Perhitungan Rpm

Kecepatan potong yang diizinkan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Contoh : Seperti pada tabel kecepatan potong 22 m/menit, cocok digunakan untuk

pengerjaan kasar pada diameter dengan material St 50. Sebelum membubut Rpm

benda kerja harus sudah diketahui, tujuannya supaya dapat menentukan kecepatan

potong.

Contoh :

Hitunglah Rpm jika diketahui d = 125mm;

V = 20 m/menit

Jawab :

Page 10: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

n = (1000 x V) / (3.14 x 125 mm)

= (1000 x 20 m/menit) / (3.14 x 125 mm)

= 51 Rpm

Tabel 3.1. Machine tool Calculation

Diagram Symbol Quantity Unit Formula

Th

vc

f

n

d

d1

If

I

Controlled

machine time

Cutting speed

Feed per

revolution

Rotational speed

External diameter

Internal diameter

Feed

Number of cutting

edges

Min

m/

min

mm

min-1

mm

mm

mm

th =.d.If.i

1000.vc.f

th = If.i

n.f

vc = .d.n

1000

Feed when

facing

Full face:If = d

2

Annular area:

If = d – d1

2

Page 11: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

8. Keselamatan kerja

Selama pengerjaan menggunakan mesin bubut hendaknya menggutamakan

keselamatan kerja pengguna dan orang yang berada disekitarnya.

Hal-hal yang harus dimengerti dan dijalankan oleh pengguna mesin

bubut adalah

oSaklar on/off dan emergency switch

oSistem breake/rem

oAlat pelindung diri (kacamata, sepatu tertutup/ bengkel,

baju bengkel)

3.3. Alat dan bahan

a. Sebuah mesin bubut dengan bagian-bagian utama :

(1)Headstock (kepala tetap)

(2)Tailstock (ekor tetap)

Page 12: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

(3)Bed (alas mesin)

(4)Carriage (kereta luncur)

Nama alat :

Life Center

Pahat ISO 6

Center Drill

Arbor

Kaca Mata

Kuastener untuk Chuck

3.4. Cara Kerja

a.Menyiapkan lembar kerja.

b.Memperhatikan dan mempelajari cara kerja mesin bubut.

c.Memeriksa ukuran benda kerja, kemudian dipasang pada chuck.

d.Memasang pahat pada rumah pahat dan mengatur tinggi ujung

pahat terhadap sumbu benda kerja.

e.Pahat potong ditempelkan pada benda kerja dan posisi skala

diatur pada posisi nol.

f.Mengatur kedalaman potong.

g.Mengatur kecepatan putaran mesin dan kecepatan pemotongan.

h.Jika pemasangan benda kerja pahat sudah betul, menghidupkan

mesin dengan menurunkan tongkat hijau dan pembubutan mulai

berlangsung.

i.Memulai pembubutan dengan facing.

j.Membubut benda kerja sesuai dengan dimensi yang telah

ditentukan.

k.Mengukur dimensi benda kerja setelah pembubutan.

l.Jika telah selesai mematikan mesin dan membersihkan mesin dari

chips.

3.5. Data dan Perhitungan

Page 13: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

3.5.1. Data

N

o

Gambar Ket Alat L S N Waktu

1 0,8 mm ISO6 78 0.33 650 3;59

2 0,8 mm ISO6 78 0.33 650 1;29

3 0,8 mm ISO6 78 0.33 650 1;44

Nama alat :

Life Center

Pahat ISO 6

Center Drill

Arbor

Kaca Mata

Kuastener untuk Chuck

3.5.2. Analisis Data

Variabel yang diketahui :

Ongkos tenaga kerja = Rp 35.000,-/8 jam

Biaya penggunaan mesin bubut CO630A

= Rp 2.500,-/jam

Biaya penggunaan mesin bubut Morton FCH-2167

= Rp 13.000,-/jam

Cutting speed (CS) –St 37 = 32,5 m/menit

Waktu set up = 10 menit

Waktu delay = 15 menit

Page 14: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

Feeding untuk Ms. Bubut CO630A = 0,047 mm/put

Feeding untuk Ms. Bubut FCH-2167 = 0,11 mm/put

Feeding untuk pembuatan ulir = 5,08 mm/put

Nmesin Ms. Bubut CO630A (rpm) =

60 185 220 325 430 670 990 1525 2245

Nmesin Ms. Bubut FCH-2167(rpm) =

35 52 75 110 160 230 330 490 650 950 1350 2000

3.5.3 Perhitungan

1.Menghitung putaran mesin(n) :

n teori = (1000 x Cs) / ( x d)

= (1000 x 32,5 m/menit) / (3,14 x 0,8 mm)

= 12.937,898

Untuk proses bubut facing :

Df = ½ d = ½ x 0,8 = 0,4 mm

d = Diameter benda kerja awal (mm)

CS = Kecepatan potong (m/menit)

2.Menghitung Machining time yang digunakan (Tm)

Tm = (L x i) / (s x n)

i = Jumlah pemakanan

Page 15: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

L = Panjang benda yang dibubut (mm)

S = Feeding

a. Tm1(teori) = (L x i) / ( s x n)

= 78 x 1) / ( 0,33 x 470,47)

= 0,502 menit

b. Tm2(teori) = (L x i) / ( s x n)

= 78 x 1) / ( 0,33 x 470,47)

= 0,502 menit

c. Tm3(teori) = (L x i) / ( s x n)

= 78 x 1) / ( 0,33 x 470,47)

= 0,502 menit

Tm1 praktek = 3 menit 59 detik

Tm2 praktek = 1 menit 29 detik

Tm3 praktek = 1 menit 44 detik

3.Menghitung Machining Time (Tmachining)

Tmachining = Tm1 + ..... + Tmn (menit)

Tm(teori) = (0,502 + 0,502 + 0,502) menit

= 1,506 menit

Page 16: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

Tm(praktek) = (3 menit 59 detik + 1 menit 29 detik + 1 menit 44

detik)

= 7 menit 12 detik

4.Menghitung Auxilliary time (Atime)

Atime = 1/3 x Tmachining(teori)

Atime(teori) = 1/3 x 1,506 menit menit

= 0,502 menit

Atime(praktek) = 1/3 x 7,12 menit

= 2,371 menit

5.Menghitung waktu total pengerjaan (Tm total)

Tm total = Tmachining + Tset-up + Aauxiliary + Tdelay

Tm total(teori) = (1,506 + 10 + 0,502 + 15) menit

= 27,008 menit

Tm total(praktek) = (7,12+ 10 + 2,371 + 15) menit

= 34,491 menit

6.Biaya permesinan (Bmesin)

Bmesin = Tm total x Harga penggunaan mesin

Bmesin(teori) = 27,008/60 jam x (Rp 2500 /jam)

= Rp 1.125 jam

Page 17: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

Bmesin(praktek) = 34,491/60 jam x (Rp.2500jam)

= Rp 8.3443,8

= Rp 1.437,5 jam

7.Biaya Tenaga Kerja (Btenaker)

Btenaker = Tm total x Harga tenaga kerja

Btenaker(teori) = 1.125 jam x [Rp 35.000/(8 jam]

= Rp 4.921.875 jam

Btenaker(praktek) = 1.437,5 jam x [Rp 35.000/(8jam]

= 6.289.062,5 jam

8.Biaya material (Bmat)

B mat = volume benda kerja x harga material

= ¼.π.d2.L X Rp 35000/m3

= 1/4 . 22/7 . 0,82 . .78 x 35000

= 39,237 x 35 000

= 1.373.295

9.Biaya total pengerjaan (Btotal)

Btotal = Bmesin + Btenaker + Bmaterial

Btotal(teori) = Rp 1.125 + Rp Rp 4.921.875 + Rp 1.373.295

= Rp 6.296.295

Page 18: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

Btotal(praktek) = Rp 1.437,5 + Rp 4.921.875 + Rp 1.373.295

= Rp 6.296.607,5

3.6. Pembahasan

Pada percobaan modul ini mesin yang digunakan adalah mesin bubut dengan

gerak utama berputar. Pengerjaan benda kerja dengan menggunakan mesin bubut

akan menghasilkan benda yang berdimensi bulat (berbentuk silinder), karena

proses pengerjaan mesin bubut adalah memutar benda kerja dan menyentuhkannya

pada mata pahat. Pahat sebagai alat pemotong benda kerja adalah HSS(High Speed

Steel) yang memiliki sifat tahan panas sampai pada suhu 900ºC, getas,dan kuat.

Disini terjadi 3 macam gerakan, yaitu gerakan berputar oleh benda kerja,

gerakan maju mundur dan adjusting motion oleh pahat. Arah putaran benda kerja

ditentukan oleh jenis pahat yang digunakan.

Pada praktikum ini praktikan mencoba membuat produk baut dari benda kerja awal

berbentuk besi silinder dengan diameter 15.7mm. Langkah pertama yang harus

dilakukan adalah melakukan pengukuran dimensi. Setelah diukur, benda kerja

dipasang pada mesin bubut dan memasang mata pahat untuk selanjutnya dikenai

pekerjaan facing permukaan. Langkah selanjutnya adalah melakukan longitudinal

turning pada benda kerja sepanjang 170 mm.

Sebelum bekerja dengan mesin bubut, terlebih dahulu harus menentukan

kecepatan putaran mesin. Pada percobaan ini kecepatan putaran mesin yang

digunakan (rpm)nya berbeda-beda tergantung jenis proses yang dilakukan. Dari

hasil perhitungan untuk menentukan rpm tentu saja tidak memperlihatkan hasil

yang langsung tepat sesuai angka rpm yang tertera di mesin bubut, tetapi untuk

menentukan rpm-nya digunakan angka rpm yang terdekat dari hasil perhitungan.

Pahat dipasang pada rumah pahat dengan menggunakan kunci pas dan memperhatikan tinggi pahat terhadap tinggi benda kerja yang akan dikerjakan. Tinggi pemasangan pahat yang tepat adalah setinggi ujung center, jika terlalu tinggi akan menyebabkan pahat mudah patah dan jika terlalu rendah akan menyebabkan chip susah dipisahkan.

Pada saat menggunakan mesin bubut kita harus menyeting dua alat pengatur

pemakanan arah tegak lurus benda dan arah sejajar benda pada angka 0 setelah

kita menyentuhkan pahat pada permukaan benda kerja. Pada saat pengesetan

menjadi nol mesin bubut harus dalam keadaan hidup agar kita mendapatkan

permukaan diameter yang sebenarnya. Setelah itu kita dapat mulai melakukan

Page 19: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

pemakanan. Pemakanan dilakukan sedikit demi sedikit sekitar 1 mm. Proses

pemakanan yang pertama kali dilakukan adalah proses longitudinal turning

sepanjang 170mm dengan pemakanan sebanyak 1 kali. Setelah proses ini selesai,

tahap kedua yang dilakukan adalah proses longitudinal turning yang kedua yaitu

sepanjang 0.9mm dengan diameter awal 15.7mm dan diameter akhirnya 14.8mm.

Pemakanan dilakukan sebanyak 1 kali. Proses selanjutnya adalah proses undercut

dengan depth atau kedalaman 1mm. Setelah itu dilakukan proses champer. Proses

ini berguna untuk menghaluskan permukaan tepi benda kerja.

Proses terakhir yang dilakukan adalah memotong benda kerja sepanjang

170mm dan melakukan pembubutan muka(facing) untuk memperpendek benda kerja.

Proses facing ini bertujuan untuk meratakan permukaan benda kerja.

Kualitas pembubutan bergantung pada dua faktor, yaitu cutting speed dan

feeding. Jika cutting speed-nya kecil dan feeding-nya besar, maka akan

dihasilkan permukaan yang kasar. Tetapi jika cutting speed yang dipergunakan

besar dan feeding-nya kecil, maka akan dihasilkan permukaan yang halus.

Pengaturan feeding atau pemakanan dilakukan dengan menyetel handle kecepatan

pemakanan. Dalam setiap kali memproduksi dengan mesin bubut, selalu dilakukan

dua jenis pemakanan, yaitu pemakanan kasar (roughing) dan pemakanan halus

(finishing).

Selama melakukan pembubutan, pahat harus sering diberi pendingin. Ini berfungsi untuk mengurangi panas pada pahat. Jika pahat terlalu panas maka pahat akan cepat tumpul dan patah. Tetapi pada saat praktikum ini tidak diberikan pendingin atau cooling pada pahat dikarenakan persediaan cooling habis. Pada pembubutan ini juga menghasilkan chip. Untuk itu dalam melakukan pembubutan disarankan memakai kacamata untuk mencegah agar chip tidak mengenai mata apabila chip tersebut terlontar jauh, tetapi pada saat praktikum ini praktikan tidak memakai kaca mata. Pembubutan yang baik akan menghasilkan chip yang berbentuk seperti pita dengan panjang ± 1 cm. Pada saat membubut, praktikan tidak boleh menghentikan mesin pada saat pemakanan karena dapat merusak pahat dan juga benda kerja.

Dari praktikum yang telah dilaksanakan dan dari hasil

perhitungan terdapat perbedaan antara time machining secara

teoritis dan praktek. Secara teoritis waktu permesinannya adalah

sebesar 29.311 menit dan secara praktek sebesar 21.0802 menit.

Hal tersebut disebabkan kurang tepatnya praktikan dalam menekan

stopwatch pada waktu pelaksanaan dan kurangnya ketelitian dalam

membaca stopwatch serta karena kurangnya keahlian praktikan dalam

menggunakan mesin bubut.

Page 20: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

Dalam proses pemakanan juga sering terjadi perbedaan antara pengukuran

pemakanan dengan hasil akhir, ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya

operator kurang cermat dalam memutar putaran eretan untuk menentukan pemakanan

pahat terhadap benda kerja atau karena kondisi dari mesin.

Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam kecepatan potong pembubutan

antara lain :

a.Kekuatan bahan yang dikerjakan

b.Tingkat kehalusan yang dikehendaki

c.Bahan pahat yang dipakai

d.Bentuk pahat

e.Penjepit benda kerja

f.Macam dan keadaan mesin bubut

Faktor yang menentukan kehalusan permukaan benda kerja yang dihasilkan :

a. Feeding (mm/menit)

dimana apabila feedingnya semakin cepat, maka permukaan benda

kerja yang dihasilkan tidak akan halus.

b. Depth of cut (mm)

Kedalaman pemotongan menentukan kehalusan permukaan yaitu

semakin dalam pemotongan yang terjadi maka permukaannya akan

semakin tidak halus, dan hal ini juga dapat menyebabkan mata

pahat cepat pahat.

c. Mata pahat yang tajam.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses

Page 21: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

pembubutan :

Ketepatan dimensi dari benda kerja yang dikehendaki. Ini dapat

diperoleh dengan mengatur handle dan tombol-tombol yang ada

pada mesin bubut.

Penempatan benda kerja pada pencekam mesin bubut

Penempatan ini dapat mempengaruhi benda kerja. Hal ini disebabkan oleh putaran

dari benda kerja yang dapat menyebabkan benda kerja menjadi bengkok karena

adanya torsi dari benda kerja yang berputar.

Proses pemakanan

Harus dilakukan secara perlahan. Pemakanan secara cepat dapat menyebabkan

pahat menjadi cepat tumpul/malah dapat menyebabkan patah.

Dari hasil praktikum dengan menggunakan mesin bubut yang

telah dilaksanakan, kerapian dari benda kerja hasil pemesinan

cukup baik. Dalam pengerjaan dengan menggunakan mesin bubut ,

hal yang dapat menentukan baik tidaknya permukaan benda kerja

hasil pemesinan adalah ketajaman dari pahat yang digunakan,

serta pelumas atau pendingin yang digunakan. Semakin tajam pahat

yang digunakan maka akan diperoleh permukaan benda kerja yang

baik. Selain itu, kecepatan putaran mesin bubut dan pemakanan

yang dilakukan pada benda kerja akan sangat mempengaruhi hasil

akhir dari proses pemesinan. Dan salah satu hal yang cukup

menentukan hasil kerja dengan menggunakan mesin bubut adalah

tingkat keahlian operator.

Dalam melakukan pengerjaan dengan menggunakan mesin bubut,

perlu juga diperhatikan tentang kesehatan dan keselamatan dalam

bekerja. Untuk itu perlu digunakan alat – alat pelindung. Hal

ini terjadi karena praktikan masih awam dalam pengoperasian

mesin bubut sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk

Page 22: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

menyelesaikan produk tersebut. Dan seringkali terjadi kesalahan

dalam mengoperasikan mesin bubut karena praktikan belum terbiasa

dengan tombol-tombol dan pengendali-pengendali yang ada. Oleh

karena itu disarankan selama melakukan pengerjaan dengan

menggunakan mesin, praktikan harus berada dekat dengan emergency

stop, agar sewaktu-waktu dapat menghentikan mesin tersebut.

Selain itu praktikan sering kurang cermat dalam memutar putaran

eretan untuk menentukan pemakanan pahat terhadap benda kerja dan

karena kondisi dari mesin yang sudah cukup tua sehingga ada

beberapa bagian yang telah mengalami keausan sehingga akan

mempengaruhi pengukuran yang dilakukan. Dan juga mungkin adanya

kesalahan dalam pengukuran waktu yang dilakukan oleh praktikan

lain yang tidak mengoperasikan mesin bubut, dengan jarak pandang

dan halangan yang ada dapat mempengaruhi pengukuran waktu yang

dilakukan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu permesinan (Tm) adalah

:

Panjang pemotongan (L), jika L besar maka waktu permesinan

makin lama.

Feed (s), makin besar makin cepat waktu permesinan.

Putaran mesin (n), makin besar makin makin cepat waktu

permesinan.

Cutting speed (cs), makin besar makin berkurang waktu

permesinannya.

Kemampuan operator dalam mengoperasikan mesin.

Ketajaman mata pahat.

3.7. Kesimpulan

1.Proses membubut adalah proses meraut benda kerja dengan

membuang sebagian bahan dengan cara memutar.

Page 23: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

2.Kehalusan permukaan benda kerja ditentukan oleh feeding dan

depth of cut dan ketajaman mata pahat.

3.Dalam membubut, perlu memperhatikan faktor-faktor seperti ketepatan dimensi

dari benda kerja yang dikehendaki, penempatan benda kerja pada pencekam

mesin bubut, proses pemakanan.

4.Hasil perhitungan :

Putaran mesin teoritis (n) : 650 rpm

Putaran mesin praktek (n) : 650 rpm

Machining time teoritis (Tm(teori))

Tm1 = 0,502 menit

Tm2 = 0,502 menit

Tm3 = 0,502 menit

Machining time praktek (Tm(praktek))

Tm1 praktek = 3 menit 59 detik

Tm2 praktek = 1 menit 29 detik

Tm3 praktek = 1 menit 44 detik

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu permesinan (Tm) adalah :

Panjang pemotongan (L), jika L besar maka waktu permesinan

makin lama.

Feed (s), makin besar makin cepat waktu permesinan.

Putaran mesin (n), makin besar makin makin cepat waktu

permesinan.

Cutting speed (cs), makin besar makin berkurang waktu

permesinannya.

Page 24: Modul 3 Pratikum Proses Produksi

Kemampuan operator dalam mengoperasikan mesin.

Ketajaman mata pahat.

6. Faktor yang menentukan kehalusan permukaan benda kerja yang dihasilkan :

a. Feeding (mm/menit)

b. Depth of cut (mm)

c. Mata pahat yang tajam.